3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI...

81
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 35 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama Tahun 2017 3.3. Analisis dan Evaluasi Capaian Kinerja Utama 3.4. Akuntabilitas Anggaran AKUNTABILITAS KINERJA Komitmen pemerintah pusat terhadap kinerja dirumuskan dalam bentuk penerapan anggaran dan sekaligus manajemen berbasis kinerja. Hal ini mengandung makna bahwa capaian kinerja pemerintahan daerah diukur dengan indikator dan target yang sudah ditetapkan sebelumnya dan disetujui bersama antara Pemerintah Daerah dan DPRD, yaitu target kinerja yang ada di dalam RPJMD. Dalam konteks perencanaan pembangunan dan penganggaran tahunan, maka manajemen kinerja yang dimaksud adalah membandingkan antara capaian kinerja dengan perencanaan kinerja yang sudah dilaksanakan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka secara tegas dinyatakan bahwa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) adalah membandingkan antara indikator dan target strategis yang sudah dituangkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) dengan realisasi kinerja yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Pengukuran Kinerja merupakan proses penting dalam menentukan keberhasilan antara perencanaan yang diukur dari setiap sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Sedangkan teknis pengukuran kinerja menggunakan format dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tersebut. Selanjutnya dalam regulasi ini, juga diatur tentang bagaimana kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah. Metode BAB 3

Transcript of 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI...

Page 1: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 35

3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017

Bab 3 Berisi :

3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama Tahun

2017 3.3. Analisis dan Evaluasi Capaian

Kinerja Utama 3.4. Akuntabilitas Anggaran

AKUNTABILITAS KINERJA

Komitmen pemerintah pusat terhadap

kinerja dirumuskan dalam bentuk penerapan

anggaran dan sekaligus manajemen berbasis

kinerja. Hal ini mengandung makna bahwa

capaian kinerja pemerintahan daerah diukur

dengan indikator dan target yang sudah

ditetapkan sebelumnya dan disetujui bersama antara Pemerintah Daerah dan

DPRD, yaitu target kinerja yang ada di dalam RPJMD. Dalam konteks

perencanaan pembangunan dan penganggaran tahunan, maka manajemen

kinerja yang dimaksud adalah membandingkan antara capaian kinerja dengan

perencanaan kinerja yang sudah dilaksanakan dalam Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD). Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor

29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah, maka secara tegas dinyatakan bahwa Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP) adalah membandingkan antara indikator dan target

strategis yang sudah dituangkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) dengan realisasi

kinerja yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.

Pengukuran Kinerja merupakan proses penting dalam menentukan

keberhasilan antara perencanaan yang diukur dari setiap sasaran strategis

sebagaimana telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Sedangkan teknis

pengukuran kinerja menggunakan format dengan berpedoman pada Peraturan

Menteri Pendayagunaan dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tersebut. Selanjutnya dalam regulasi ini, juga diatur tentang bagaimana kriteria

yang dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah. Metode

BAB 3

Page 2: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 36

pengukuran kinerja setiap sasaran menggunakan metode sebagaimana

diuraikan dalam Bab 2, dengan menggunakan tahapan:

1. Menghitung prosentase (%) capaian kinerja dengan cara membandingkan

antara target kinerja dan realisasi setiap sasaran strategis Tahun 2017;

2. Membandingkan kenaikan atau penurunan realisasi kinerja setiap sasaran

dan indikator Tahun 2017 dengan realisasi tahun sebelumnya (Tahun 2016);

3. Membandingkan prosentase capaian kinerja setiap sasaran strategis tahun

2017 dengan target akhir kinerja tahun RPJMD;

4. Menghitung prosentase (%) penyerapan anggaran dengan membandingkan

antara realisasi anggaran dan alokasi anggaran Tahun 2017;

5. Menghitung tingkat efisiensi kinerja setiap sasaran strategis dengan cara

membandingkan antara prosentase (%) capaian kinerja sebagaimana

dimaksud pada nomor 1, dan dikurangi dengan prosentase (%) penyerapan

anggaran sebagaimana dimaksud pada nomor 4 pada Tahun 2017.

Berdasarkan teknik Pengukuran Kinerja tersebut di atas, maka analisis

dan evaluasi kinerja dilakukan dengan 2 (dua) pengukuran, pertama yaitu

pengukuran capaian kinerja dengan tingkat keberhasilan dan kedua adalah

capaian tingkat efisiensi terhadap sasaran strategis Pemerintah Kota Batu yang

tertuang dalam IKU. Pengukuran dilakukan terhadap 4 (Empat) Sasaran

Strategis dan 17 (tujuh belas) Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan

pedoman Peraturan Walikota Batu Nomor 78 Tahun 2013 tentang Penetapan

Indikator Kinerja Utama Per-Urusan Wajib dan Urusan Pilihan serta pedoman

penggunaannya untuk Perencanaan Daerah.

Kerangka Penentuan Keberhasilan Kinerja Pemerintah Kota Batu

menggunakan peraturan perundang-undangan, pertama, untuk melakukan

evaluasi capaian kinerja menggunakan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan

secara teknis mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah, dengan cara membandingkan antara target

Page 3: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 37

kinerja indikator sasaran strategis, di dalamnya memuat Indikator Kinerja

Utama (IKU), yang sudah dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017.

Adapun penghitungannya dengan ketentuan sebagai berikut :

Rumus 1

Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang

semakin baik, maka digunakan rumus sebagai berikut :

Persentase Capaian =

Realisasi X 100%

Target

Rumus 2 Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah

pencapaian kinerja, maka digunakan rumus sebagai berikut :

Persentase Capaian =

Target – (Realisasi – Target) x 100%

Target

Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran disimpulkan

berdasarkan “Metode Rata-rata Data Kelompok”. Penyimpulan capaian

kinerja sasaran strategis nilai mean setiap kategori ditetapkan dengan

menggunakan metode berikut.

Maka, disimpulkan nilai capaian kinerja pada kelompok indikator di

setiap sasaran strategis sebagai berikut:

Jumlah Nilai Kinerja semua Indikator Capaian Kinerja Per Sasaran = ---------------------------------------------------------- x 100%

Jumlah Indikator Kinerja Sasaran

Hasil dari perhitungan di atas, maka ditarik kesimpulan atas tingkat

efisinsi kinerja setiap sasaran strategis dengan skala interval :

No Nilai Capaian Kinerja

Kategori % Keterangan Prosentase

1. 85% s/d 100% Delapan puluh lima persen

s/d seratus persen atau lebih Sangat Berhasil

2. 70% s/d < 85%

Tujuh puluh persen

sampai kurang dari

delapan puluh lima persen

Berhasil

3. 55% s.d < 70%

Lima puluh lima persen

sampai kurang dari

tujuh puluh persen

Cukup Berhasil

4. < 55% Di bawah

lima puluh lima persen Tidak Berhasil

Page 4: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 38

3.2. CAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS

Kedua, sedangkan pengukuran terhadap penyerapan anggaran

(ekonomisasi) dilakukan dengan formula :

Realisasi Anggaran Penyerapan Anggaran = --------------------------------------------- x 100%

Alokasi Anggaran

Perbandingan terhadap capaian kinerja dan penyerapan anggaran akan

dapat dihitung besarnya alokasi tingkat efisiensi kinerja setiap sasaran

strategis dengan formula:

Tingkat Efisiensi = % Capaian Kinerja – % Serapan Anggaran

Tabel 3.1:

Capaian Kinerja Sasaran Strategis dan

Indikator Kinerja Tahun 2017

Sasaran Strategis Indikator Target Realisasi Capaian Satuan

1. Terwujudnya Kehidupan Beragama yang Harmonis.

1. Konflik Keagamaan yang Terjadi

0

0

0 kali

2. Meningkatnya

investasi daerah

2. Hasil Produksi Pertanian Organik

26,04% 66,67% 256,02

% %

3. Kontribusi sektor Pertanian terhadap PDRB (%)

18,39%

16,20%

88,09% %

4. Jumlah kunjungan wisatawan (orang)

3.409.605 orang

4.790.269 orang

140,49%

orang

5. Realisasi Nilai Investasi 300 Milyar 1.755 Milyar

585% Milyar

6. Pertumbuhan ekonomi 8,04%

6,61%

82,21% %

7. PDRB Perkapita (juta) 49,50 juta 63,8 juta 128,8% juta

8. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

152 Milyar 149 Milyar 98% Milyar

3. Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat

9. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

4 4,29 107,25

% %

10. Indeks pendidikan 100 point 66 point 66 point point

Page 5: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 39

3.3. ANALISIS DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA UTAMA

Sasaran Strategis Indikator Target Realisasi Capaian Satuan

11. Indeks pembangunan manusia (IPM)

76,23 point

73,57 point 96,5% point

12. Angka Rata-rata Lama Sekolah

9 Tahun 9,19 Tahun 100% tahun

13. Angka Harapan Hidup (AHH)

72,16 Tahun

72,20 Tahun

100% tahun

14. Kemiskinan 4,71% 4,71% 100% %

4. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan

15. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat

85 point

77,73 point

91,4% point

16. Nilai SAKIP B C 75% tingkat

17. Opini BPK WTP WTP 100% tingkat

Setiap kenaikan atau penurunan laju pertumbuhan ekonomi dan inflasi

daerah akan berpengaruh terhadap besaran pendapatan daerah, dan selanjutnya

akan mempengaruhi besaran belanja daerah serta besaran pembiayaan daerah.

Oleh sebab itu, penyusunan rancangan kerangka ekonomi daerah yang cermat dan

akurat menjadi syarat bagi perumusan kebijakan keuangan daerah yang tepat.

Dalam perekonomian terbuka, kondisi perekonomian daerah tidak hanya

dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian di wilayah tersebut namun juga

dipengaruhi oleh perekonomian global. Demikian halnya dengan perekonomian di

Kota Batu, tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi penduduk Kota Batu

namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti kondisi perekonomian

regional Jawa Timur, perekonomian Nasional dan bahkan ekonomi global.

3.3.1 GAMBARAN EKONOMI MAKRO

3.3.1.1 Kondisi Perekonomian Nasional

Pertumbuhan ekonomi global diestimasi sebesar 3,1 persen pada tahun

2016 dan diproyeksikan sebesar 3,5 persen pada tahun 2017 serta diproyeksikan

sebesar 3,6 persen pada tahun 2018. Perbaikan pertumbuhan ekonomi global akan

diiringi oleh kenaikan pertumbuhan volume perdagangan, masing-masing pada

Page 6: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 40

tingkat 3,8 persen dan 3,9 persen di 2017 dan 2018. Sumber pemulihan

ekonomiglobal akan berasal baik dari negara maju dan negara berkembang.

Meskipun demikian, dalam jangka menengah prospek perekonomian global

diperkirakan masih belum dapat kembali kepada tingkat pertumbuhan sebelum

krisis keuangan global, bahkan relative stagnan. Perekonomian global juga masih

diperkirakan mengalami ketidakpastian yang dapat ditimbulkan dari berbagai faktor

baik kebijakan di negara maju, perubahan struktur ekonomi Tiongkok maupun

kondisi geopolitik. Faktor risiko ketidakpastian kebijakan di negara maju terutama

berasal dari normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) serta kebijakan

ekonomi negara tersebut di bawah pemerintahan baru. Kenaikan suku bunga

Federal Reserve (The FED) yang diikuti oleh penguatan dolar AS berpotensi

mendorong terjadinya arus balik modal dari negara berkembang serta menciptakan

biaya pinjaman yang lebih tinggi. terhadap perdagangan global, yang dapat

mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, perekonomian dunia juga terus membawa risiko pada

perekonomian global mengingat posisinya sebagai perekonomian terbesar di dunia

serta mitra dagang bagi banyak negara berkembang, seperti Indonesia. Pelemahan

ekonomi Cina yang merupakan salah satu pusat manufaktur terbesar di dunia

dapat mendorong pada berkurangnya permintaan bahan produksi dari negara

tersebut yang berimbas pada kinerja perdagangan internasional.

Dengan latar belakang pekonomian global yang masih belum stabil serta

penuh dengan risiko dan ketidakpastian, perekonomian Indonesia masih harus

mengandalkan potensi domestik sebagai mesin pendorong pertumbuhan dan

peningkatan kesejahteraan. Selain itu, kebijakan ekonomi akan terus diarahkan

untuk mengantisipasi serta merespon dinamika global tersebut.

Pada tahun 2016. pertumbuhan ekonomi Indonesia naik menjadi 5,02

persen, dari sebelumnya sebesar 4,88 persen di tahun 2015. Kenaikan

pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh stabil

dan perbaikan kinerja ekspor. Berikut adalah perkembangan pertumbuhan ekonomi

Indonesia pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 terlihat pada Gambar 3.1.

Memasuki tahun 2017, perekonomian Indonesia triwulan I-2017 terhadap triwulan I-

Page 7: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 41

2016 tumbuh 5,01 persen meningkat dibanding capaian triwulan I-2016 sebesar

4,92 persen.

Gambar 3.1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Tahun 2012-2016

Sumber : BPS Kota Batu Tahun 2017

Selain pertumbuhan ekonomi, inflasi juga merupakan indikator ekonomi

makro yang penting. Fluktuasi inflasi pada suatu daerah dapat mempengaruhi

tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi

pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang dapat memberikan manfaat

bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Inflasi yang tidak stabil dapat

menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.

Inflasi yang tidak stabil juga akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam

melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan

menyebabkan perlambatan ekonomi.

Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2017 diperkirakan

sebesar 5,1 - 5,3 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama akan didukung

atas kuatnya permintaan domestik dan investasi ditengah dorongan belanja

infrastruktur pemerintah dan dampak tranmisi tax amnesty terhadap perekonomian.

Laju inflasi diperkirakan berada pada kisaran 3,5±1 persen. Nilai tukar rupiah

diperkirakan akan bergerak pada kisaran Rp.13.400 – 13.600 per dolar AS.

Page 8: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 42

Sedangkan pada Tahun 2018, ekonomi makro Indonesia diharapkan dapat

tumbuh lebih tinggi dibandingkan Tahun 2017 dengan tetap menjaga stabilitas

ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Tahun 2018 diperkirakan antara

5,4 – 6,1 persen dengan laju inflasi antara 3,5±1 persen. Nilai tukar rupiah

diperkirakan akan bergerak pada kisaran Rp. 13.600 – 13.900 per dolar AS.

Gambar 3.2

Grafik Perkembangan Nilai Inflasi Tingkat Nasional sepanjang

Tahun 2012-2016

Sumber : BPS Kota Batu Tahun 2017

3.3.1.2 Kondisi Perekonomian Provinsi Jawa Timur

Kinerja Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2016 ditandai

dengan nilai tambah bruto mencapai Rp. 1.855,04 triliun (ADHB) setelah di tahun

2015 kinerja yang sama tercatat Rp 1.689,88 triliun (ADHB). Dengan demikian

pada tahun 2016 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,55 persen. Kinerja

pertumbuhan yang sama pada tahun 2015 tumbuh sebesar 5,44 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 2016 dimaksud lebih cepat dibandingkan

pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02 %.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur 2016 ini masih mengindikasikan

terjadinya fase kontraksi yang ditandai dengan melambatnya kinerja ekonomi sejak

tahun 2012 yang tumbuh 6,64%, Tahun 2013 tumbuh 6,08% dan Tahun 2014

tumbuh 5,86%. Dalam perekonomian terbuka (perekonomian empat sektor) faktor

eksternal akan mempengaruhi kinerja ekonomi, salah satunya adalah dinamika

Page 9: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 43

global di berbagai belahan dunia, antara lain Eropa, Amerika Serikat, Tiongkok dan

Jepang, yang berdampak pada kinerja ekspor Nasional dan Jawa Timur. Disamping

itu melemahnya kurs rupiah terhadap US Dollar maupun Suku Bunga acuan Bank

Indonesia (SBI) yang masih relatif tinggi di tahun 2015 sampai pada 7,50%, sangat

mempengaruhi kinerja sektor riil. Faktor-faktor tersebut yang pada akhirnya

berdampak pada melambannya kinerja pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.

Meski pertumbuhan ekonominya melamban, namun kinerja daya saing

Jawa Timur dibanding Provinsi-provinsi lain di Indonesia berdasarkan publikasi Asia

Competitiveness Institute – Singapore tahun 2013 dan 2015 berturut-turut masih

tetap menempati peringkat ke-2 di bawah Ibukota Negara DKI Jakarta. Kinerja daya

saing tersebut diukur dengan 103 Indikator yang dikelompokkan dalam 4 aspek

yaitu (1) stabilitas ekonomi makro, (2) perencanaan pemerintah dan institusi, (3)

kondisi finansial, bisnis & tenaga kerja, dan (4) kualitas hidup & pembangunan

infrastruktur.

Berdasarkan penciptaan sumber pertumbuhannya, perekonomian Jawa

Timur Tahun 2016 tumbuh sebesar 5,55 persen. Dari sisi produksi, semua kategori

mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pertambangan

dan Penggalian sebesar 14,18 persen; diikuti Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum sebesar 8,49 persen; Infromasi dan Komunikasi sebesar 7,57 persen; Jasa

Keuangan dan Asuransi sebesar 6,99 persen; dan Jasa Pendidikan sebesar 5,97

persen Struktur perekonomian Jawa Timur menurut lapangan usaha tahun 2016

yang turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 5,55%

didominasi oleh 3 (tiga) lapangan usaha utama yaitu Industri Pengolahan dengan

kontribusi sebesar 28,92 persen; Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-

Sepeda Motor sebesar 18,00 persen, dan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

sebesar 13,31 persen.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada 2017

diperkirakan tetap tumbuh tinggi. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan

ekonomi Jawa Timur Indonesia pada tahun 2017 pada kisaran 5,4%–5,8%. Hal ini

sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan

mengalami peningkatan di Tahun 2017. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada

Page 10: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 44

Tahun 2017 yang masih diatas pertumbuhan ekonomi Nasional tersebut ditopang

oleh masih kuatnya konsumsi dan investasi yang tumbuh meningkat.

Sementara ekspor diperkirakan membaik yang juga disertai dengan

penurunan impor. Dari sisi sektoral, perbaikan perekonomian Tahun 2017 terutama

didukung oleh membaiknya kinerja ekspor industri, sementara sektor pertanian juga

diharapkan terus membaik sejalan dengan kondisi cuaca yang relatif lebih baik

dibandingkan tahun lalu serta peningkatan target produksi pertanian yang

ditetapkan oleh pemerintah. Secara absolut berdasarkan PDRB ADHB nilai ekspor

luar negeri Jawa Timur mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 189.705,94

milyar rupiah pada tahun 2014 menjadi 244.763,47 milyar rupiah pada tahun 2015

atau mengalami kenaikan sebesar 55.057,53 milyar rupiah. Nilai impor juga

mengalami kenaikan sebesar 20.318,61 milyar rupiah dari 296.717,51 milyar rupiah

menjadi 317.036,12 milyar rupiah pada tahun 2015. Berdasarkan PDRB ADHK

selama tahun 2015 total ekspor dan impor Jawa Timur dari dan ke luar negeri

dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 mengalami penurunan yang

cukup signifikan. Impor turun sebesar 9,49 %, terutama untuk impor jasa yang

mengalami penurunan sebesar 27,83 %, sedangkan impor barang turun sebesar

7,66 %. Sementara ekspor juga mengalami penurunan sebesar 3,18 %, dengan

komposisi ekspor barang turun sebesar turun 3,05 %, dan ekspor jasa

turun 6,27 %.

Ekspor non-migas Jawa Timur 2015 mencapai US$ 16.495,99 juta, turun

8,27 % dibanding ekspor non migas tahun 2014. Penurunan ekspor non migas

terbesar terjadi pada bahan kimia organik, yang turun sebesar 37,95 % diikuti oleh

tembaga dan kayu dan barang dari kayu masing-masing sebesar 27,93 % dan

27,62 %. Impor non-migas Jawa Timur selama tahun 2015 mencapai US$

15.649,53 juta, turun sebesar 12,62 % dibanding impor non migas tahun 2014.

Tercatat seluruh komoditi utama barang impor mengalami penurunan, demikain

juga barang-barang lainnya juga mengalami penurunan sebesar 8,67 %. Impor

Jawa Timur Menurut Golongan Penggunaan Barang masih didominasi oleh bahan

baku/penolong sebesar 80,52 %, namun dibandingkan dengan Tahun 2014

proporsinya mengalami penurunan yang sebelumnya sebesar 82,87 %.

Page 11: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 45

Perdagangan dalam negeri antar provinsi masih menjadi andalan dalam

pembentukan PDRB menurut pengeluaran. Selama tahun 2015 baik ekspor

maupun impor antar provinsi mengalami kenaikan yang cukup signifikan terutama

ekspor dan impor barang-barang konsumsi dan bahan baku industri, sehingga total

net ekspor selama tahun 2015 tercatat tumbuh 13,36 %. Secara absolut

berdasarkan PDRB ADHB perdagangan antar daerah mengalami surplus sebesar

99.831,59 milyar rupiah.

3.3.1.3 Kondisi Perekonomian Kota Batu

Dalam perekonomian terbuka, pertumbuhan ekonomi tidak hanya

dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian di wilayah tersebut namun juga

dipengaruhi oleh perekonomian global. Demikian halnya dengan perekonomian di

Kota Batu, tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi penduduk Kota Batu

namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti kondisi ekonomi nasional

dan bahkan ekonomi global.

Salah satu indikator utama dalam mengukur perekonomian daerah adalah

penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Tujuan pembangunan

daerah harus mampu memicu peningkatan PDRB dari tahun ke tahun agar bisa

membuka lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Analisis

ekonomi daerah harus mampu menggambarkan dengan jelas kinerja PDRB

tersebut dari berbagai aspek, termasuk perhitungannya ke sektor-sektor usaha.

Indikator-indikator lain yang tak kalah penting antara lain inflasi, kemiskinan,

investasi, nilai tukar, dan lain-lain. Analisis ekonomi daerah dilakukan untuk

mengumpulkan fakta dan permasalahan yang dihadapi daerah saat ini untuk

digunakan sebagai data dalam analisis keuangan daerah dan perumusan kerangka

ekonomi daerah.

PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh

seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu atau merupakan jumlah nilai

barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Salah satu

pendekatan dalam menghitung PDRB adalah menggunakan pendekatan produksi

yang merupakan jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh

berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.

Page 12: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 46

Tabel 3.2 Perkembangan PDRB Tahun Dasar 2010 Kota Batu Periode

Tahun 2012 – 2016

Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB ADHK (milyar)

7.473,6 8.018,0 8.573,4 9.148,718 9.768,568

PDRB ADHB (milyar)

8.079,6 9.078,4 10.250,3 11.536,386 12.640,204

PDRB/kapita ADHK (ribu)

38.385 40.866 43.169 45.675 45.675

PDRB/kapita ADHB (ribu)

41.497 46.271 51.612 57.538 57.769

Sumber : BPS Kota Batu Tahun 2017

Ditinjau dari pendekatan produksi, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

(ADHB) Kota Batu pada Tahun 2016 mencapai 12.640,204 milyar. Apabila

dibandingkan Tahun 2015 maka ada kenaikan sebesar 8,7 persen. Pendukung

utama PDRB ADHB Kota Batu Tahun 2016 adalah sektor perdagangan, pertanian

dan jasa akomodasi dan makan minum masing-masing mencapai 18 persen, 16

persen dan 11 persen. Perkembangan ekonomi Kota Batu atas dasar harga

konstan tidak berbeda jika dibandingkan dengan harga berlaku. PDRB ADHK pada

Tahun 2016 mencapai 9.768,568 milyar naik sekitar 6,3 persen dibandingkan tahun

sebelumnya.

Kategori-kategori ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan

basis perekonomian suatu wilayah. Penentuan sektor unggulan di Kota Batu

didasarkan pada kontribusi sektor terhadap perekonomian Kota Batu. Ukuran yang

digunakan adalah besarnya kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB Kota

Batu. Dikatakan sektor unggulan apabila kontribusinya terhadap nilai PDRB Kota

Batu dari waktu ke waktu secara konsisten relatif besar. Kemajuan ekonomi Kota

Batu, tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah Kota Batu yang selalu mendorong

investor dan pelaku ekonomi yang bersifat UMKM untuk tetap berpartisipasi dalam

membangun Kota Batu sebagai Kota Wisata.

Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator

untuk mengevaluasi perkembangan/kemajuan kinerja pembangunan ekonomi di

suatu daerah pada periode tertentu. Agar diperoleh gambaran tentang

Page 13: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 47

pertumbuhan ekonomi secara riil, maka digunakan angka PDRB atas dasar harga

konstan. Angka pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dari perubahan nilai PDRB

pada harga konstan dari tahun sekarang dengan tahun sebelumnya. Namun

demikian kinerja perekonomian Kota Batu masih dalam kondisi yang sangat positif,

hal bila diperbandingkan dengan kondisi perekonomian ditingkat regional Provinsi

Jawa Timur maupun pada Tingkat Nasional sepanjang tahun 2012-2015.

Pertumbuhan ekonomi Kota Batu masih dominan tinggi dibanding kondisi regional

maupun Nasional.

Hingga Triwulan I Tahun 2017 perekonomian Batu kembali membaik

(recovery) yang ditandai dengan adanya pertumbuhan positif. Pada Triwulan I

Tahun 2017 laju pertumbuhan ekonomi Batu sebesar 17,76%, capaian ini signifikan

dibanding Kuartal I Tahun 2015. Sedangkan realisasi laju pertumbuhan ekonomi

Batu sebesar 2,35% pada Triwulan I Tahun 2017 dibandingkan pada Triwulan IV

Tahun 2016, capaian ini juga signifikan dibanding Triwulan I Tahun 2016 yang

mengalami kontraksi sebesar 4,57%.

Faktor-faktor eksternal dan domestik yang lebih kondusif akan menjadi

pendorong kinerja pertumbuhan ekonomi. Dari sisi eksternal, semakin membaiknya

pertumbuhan ekonomi global yang oleh IMF diperkirakan tumbuh 3,5 % pada tahun

2017 berdampak pada membaiknya perekonomian Jawa Timur yang berimbas

pada meningkatnya perekonomian Kota Batu. Dari sisi domestik, berbagai

pelaksanaan program pembangunan infrastruktur yang antara lain terfokus pada

perbaikan dan pembangunan infrastruktur pertanian, pelabuhan dan prasarana

transportasi, dan infrastruktur ekonomi lainnya akan mendorong peningkatan

kegiatan investasi. Langkah-langkah tersebut juga akan mendorong perbaikan iklim

usaha dan aktivitas investasi oleh pihak swasta dan pada gilirannya kapasitas

produksi nasional. Dari sisi konsumsi, struktur demografi masih menjadi modal

dasar kuatnya konsumsi domestik. Pada saat yang sama, semakin terjaga dan

menurunnya laju inflasi juga turut memberikan dampak positif bagi peningkatan

permintaan agregat.

Pada Triwulan II 2017, berbagai indikator mengindikasikan bahwa kinerja

perekonomian di seluruh wilayah berpotensi membaik. Perbaikan ekonomi

terutama didorong oleh membaiknya permintaan, baik domestik maupun eksternal,

Page 14: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 48

terutama terkait dengan komoditas makanan dan minuman, tekstil dan produk

tekstil, kimia, serta baja. Dorongan pertumbuhan ekonomi berasal dari peningkatan

konsumsi swasta dan peningkatan realisasi belanja pemerintah, baik untuk belanja

barang dan jasa, maupun belanja barang modal. Meningkatnya permintaan swasta

tersebut, kemudian direspons oleh sektor industri melalui peningkatan produksi

barang dan jasa. Sementara itu, semakin meningkatnya penyerapan anggaran

pemerintah berpotensi mendorong kegiatan di sektor infrastruktur, yang

mencerminkan meningkatnya kegiatan investasi, terutama investasi infrastruktur.

3.3.2 AKUNTABILITAS KINERJA

Pemerintah Kota Batu telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU)

sebagai dasar Perjanjian Kinerja Instansi Pemerintah Daerah dan SKPD

berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja

Utama (IKU) di lingkungan Instansi Pemerintah. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Pemerintah Kota Batu ditetapkan melalui Peraturan Walikota Nomor 78 Tahun

2013 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama. Pada Tahun 2017 Pemerintah

Kota Batu telah menetapkan 4 (empat) prioritas Sasaran Kinerja Utama dan 17

(tujuh belas) Indikator Kinerja Utama (IKU). Disamping itu IKU dipilih berdasarkan

prioritas target kinerja utama pembangunan daerah Pemerintah Kota Batu

sebagaimana termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Batu 2012-2017. Dengan demikian IKU menjadi indikator kinerja

prioritas pembangunan daerah yang termaktub di dalam Renstra Pemerintah

Daerah dan sekaligus menjadi prioritas Indikator Kinerja pembangunan dalam

Rencana Pembangunan Tahun 2017.

Adapun capaian kinerja masing-masing sasaran strategis dan Indikator

Kinerja Utama (IKU) Kota Batu sebagai berikut :

Page 15: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 49

Misi 1 : Meningkatkan Stabilitas Sosial, Politik dan Kehidupan

Masyarakat yang rukun, harmonis dan demokratis

berdasarkan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa dan Pelestarian Nilai-Nilai dan Kearifan Budaya

Lokal.

Tujuan 1 : Terwujudnya Stabilitas Sosial Politik Wilayah dan

Kerukunan Hidup antar Umat Beragama yang harmonis

dan demokratis serta Berkembangnya Kearifan Budaya

Lokal

Sasaran Ke-1 : Terwujudnya Kehidupan Beragama yang Harmonis.

Indikator Kinerja Utama (IKU) RPJMD

Realisasi 2016

Capaian 2017 Kenaikan/ Penurunan Realisasi

Target Akhir

RPJMD 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

IKU - 1

Konflik Keagamaan yang terjadi

0 0 0 100% 0 0

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 100%

Konflik Keagamaan yang Terjadi

Tabel di atas menunjukkan capaian kinerja atas sasaran strategis ke-1 yaitu

Terwujudnya Kehidupan Beragama yang Harmonis adalah sebesar 100% atau

capaian kinerjanya dengan katagori Sangat Berhasil, dengan kata lain agar

Capaian kinerja dapat dipertahankan di tahun mendatang dan seterusnya.

Pengendalian konflik keagamanan ini penting sebagai salah satu prasyarat

keamanan dan kenyamanan bagi para wisatawan. Capaian kinerja sasaran

dilakukan melalui peningkatan capaian urusan Ketentraman, Ketertiban umum dan

perlindungan masyarakat yang diselenggarakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja

Kota Batu, Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Sosial Setda Kota Batu

dan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Batu. Capaian ini didukung oleh

Indikator Kinerja Utama (IKU) SKPD antara lain:

Page 16: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 50

a. Satuan Polisi Pamong Praja Kota Batu

Capaian kinerja sasaran strategis Satuan Polisi Pamong Praja Kota Batu yang

mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa terwujudnya

kehidupan beragama yang harmonis, adalah sebagai berikut:

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

(IKU) SKPD

Capaian 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

Pengendalian Keamanan

Lingkungan dengan

dukungan anggota LINMAS

dalam penanganan

keamanan dan

kenyamanan lingkungan

Penanganan keamanan dan kenyamanan lingkungan

100% 100% 100%

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 100%

Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program

dan alokasi anggaran sebagai berikut:

Program

Anggaran 2017

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

1. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

122.860.000 121.982.500 99,28%

2. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

504.275.000 478.265.000 94,84%

3. Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal

905.040.000 901.340.000 99,59%

4. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan

476.460.000 474.460.000 99,58%

Jumlah 2.008.635.000 1.976.074.500 98,37%

b. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Sosial Setda Kota Batu

Capaian kinerja Sasaran Strategis Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat

dan Sosial Sekretariat Daerah Kota Batu yang mendukung pencapaian sasaran

strategis RPJMD berupa terwujudnya kehidupan beragama yang harmonis,

adalah sebagai berikut :

Page 17: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 51

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

(IKU) SKPD

Capaian 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

Terpenuhinya pembinaan

pemberdayaan

masyarakat

Prosentase Fasilitasi Kegiatan Bidang Keagamaan dan Bina Mental di Kota Batu

100% 100% 100%

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 100%

Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program

dan alokasi anggaran sebagai berikut:

Program

Anggaran 2017

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

1. Program pembinaan kemasyarakatan 4.356.745.000 3.664.180.125 84,10

Jumlah 4.356.745.000 3.664.180.125 84,10%

c. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Batu

Capaian kinerja sasaran strategis Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota

Batu yang mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa

terwujudnya kehidupan beragama yang harmonis, adalah sebagai berikut:

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

(IKU) SKPD

Capaian 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

Meningkatnya kualitas kerukunan kehidupan antar umat beragama, suku dan Ras

Presentase penanganan

kasus SARA 100 % 100 % 100 %

Menurunnya gangguan ketentraman dan ketertiban masyarakat

Presentase penanganan

gangguan keamanan dan

tindak kriminal 100 % 100 % 100 %

Meningkatnya kesadaran

politik masyarakat

Presentase partisipasi

masyarakat dalam

PEMILU 80 % 82 % 102,5 %

Meningkatnya kesadaraan

berbangsa dan bernegara

di masyarakat

Presentase

meningkatnya partisipasi

masyarakat dan pelajar

terhadap kegiatan-

kegiatan berwawasan

kebangsaan

100 % 101 % 101 %

Capaian Kinerja SasaranStrategis 100,87 %

Page 18: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 52

Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program

dan alokasi anggaran sebagai berikut :

Program

Anggaran 2017

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

1. Program Peningkatan Keamanan

dan Kenyamanan Lingkungan 119.340.000 99.875.000 83,69%

2. Program Pemeliharaan

Kantramtibmas dan Pencegahan

Tindak Kriminal

411.550.000 344.060.000 83,60%

3. Program Pengembangan

Wawasan Kebangsaan 2.939.349.200 2.565.973.140 87,30%

4. Program Kemitraan

Pengembangan Wawasan

Kebangsaan

429.155.000 220.837.000 51,46%

5. Program Pendidikan Politik

Masyarakat 256.475.000 246.701.050 96,19%

Jumlah 4.155.869.200 3.477.446.190 83,67%

Dalam upaya mewujudkan stabilitas sosial dan politik daerah, maka kegiatan

pengembangan wawasan kebangsaan dan dialog antar umat beragama dalam

rangka meningkatkan kerukunan masyarakat dan menjalin komunikasi antar

elemen masyarakat di Kota Batu sangat penting dilakukan. Beberapa kegiatan

strategis yang telah dilaksanakan, diantaranya Fasilitasi Forum Kerukunan Umat

Beragama (FKUB), Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Dialog Antar Umat

Beragama/Forum Umat Beragama, serta Dialog Peningkatan Kesadaran

Berbangsa dan Bernegara.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dan

untuk mewujudkan capaian kinerja ke depan agar lebih baik adalah dengan

memelihara dan memeratakan kegiatan keagamaan dan berbagai seni budaya

lokal sebagai perekat masyarakat melalui pusat belajar tradisi dan budaya

masyarakat setempat pada masing-masing desa di Kota Batu.

Page 19: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 53

Kendala/hambatan dalam pencapaian sasaran adalah :

1. Tumbuhnya paham dan aliran terentu yang berbasis keagamaan dan

menyimpang bahkan cenderung mengarah pada kekerasan atau radikalisme,

sehingga akan berpengaruh buruk terhadap masyarakat khususnya generasi

muda yang pada akhirnya berdampak terhadap stabilitas tramtibmas wilayah,

2. Penyuluhan pencegahan daerah rawan konflik, penyuluhan pencegahan

praktek Perjudian, Penyuluhan pencegahan dan penertiban aksi premanisme

dan penyuluhan tentang pencegahan peredaran atau penggunaan minuman

keras dihapus pada waktu penyusunan anggaran guna efisiensi anggaran,

3. Masih belum terpenuhinya cakupan tenaga satlinmas dengan jumlah

penduduk,

4. Semakin beragamnya modus operandi yang dilakukan para pelaku kejahatan

yang sulit dideteksi sebelumnya.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dan untuk

mewujudkan capaian kinerja ke depan agar lebih baik adalah:

1. Mengaktifkan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dan Komunitas

Intelelijen Daerah (Kominda), juga peran aparat Kecamatan maupun

Perangkat Desa/ kelurahan,

2. Meningkatkan peran Babinkamtibmas dan Babinsa di Desa dan Kelurahan

termasuk RT/RW agar berperan aktif dalam menjaga wilayahnya dari

pengaruh paham atau aliran yang menyimpang dan tidak sesuai dengan

ajaran agama dan ketentuan yang berlaku,

3. Meningkatkan peran keberadaan petugas Trantib di Kecamatan, guna

mempercepat penyelesaian tentang ketentraman di tingkat kecamatan

sekaligus penciptaan suasana tentram dan tertib di Kota Batu,

4. Meningkatkan dan menghidupkan kembali sistem pengamanan lingkungan

(siskamling) supaya ketentraman dan ketertiban lingkungan tetap terjaga dan

mencegah tindak kriminal.

5. Meningkatkan jumlah dan kapasitas petugas Satpol PP dan Satlinmas agar

memilki kemampuan sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas,

6. Meningkatkan penanaman wawasan kebangsaan kepada masyarakat guna

menumbuhkan kesadaran akan arti pentingnya keamanan dan ketertiban.

Page 20: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 54

Misi 2 : Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat agar lebih Maju,

Mandiri dan Dinamis dengan Mengoptimalkan Potensi

Unggulan Daerah, Pembangunan Wilayah, Infrastruktur

dan Kemitraan serta Pemeliharaan Stabilitas

Pengembangan Dunia Usaha

Tujuan Pertama : Meningkatnya Perekonomian Daerah Berdasarkan

Optimalisasi Potensi Unggulan Daerah dan

Pemberdayaan Masyarakat

Sasaran Ke-2 : Meningkatnya Investasi Daerah

Indikator Kinerja Utama (IKU)

RPJMD

Realisasi 2016

Capaian 2017 Kenaikan/ Penurunan Realisasi

Target Akhir

RPJMD 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

IKU - 2 Hasil Produksi Pertanian Organik

23,96% 26,04% 66,67% 256,02% 42,71% 85%

IKU - 3 Kontribusi sektor Pertanian terhadap PDRB (%)

16,30% 18,39% 16,20% 88,09% -0,1 18,39%

IKU – 4 Jumlah kunjungan wisatawan (orang)

3.138.875 orang

3.409.605 orang

4.790.269 orang

140,49% 1.651.394

orang 18.245.000

orang

IKU – 5 Realisasi Nilai Investasi

1.915 Milyar

300 Milyar

1.755 Milyar

585% -160 3.300 Milyar

IKU – 6 Pertumbuhan Ekonomi

6,69% 8,04% 6,61% 82,21% -1,19 8,04%

IKU – 7 PDRB Perkapita (juta)

45,16 juta 49,50 juta 63,8 juta 128,8% 18,64 49,50 juta

IKU – 8 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

109,34 Milyar

152 Milyar 149 Milyar 98% 39,66 Milyar

152 Milyar

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 196,94%

Page 21: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 55

Hasil Produksi Pertanian Organik

Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian kinerja hasil produksi pertanian

organik sebesar 66,67% dari target sebesar 26,04% dengan tingkat capaian

sebesar 256,02% atau dengan kenaikan sebesar 42,71% dari capaian Tahun 2016.

Nilai ini melebihi dari target yang telah ditetapkan pada Tahun 2017 yaitu 26,04%,

begitu juga kalau dibandingkan dengan tahun lalu juga mengalami peningkatan

42,71%. Pencapaian target ini tidak lepas dari gencarnya dari Dinas Pertanian Kota

Batu dalam mengawal pengembangan pertanian organik Kota Batu melalui

keberlanjutan bantuan Saprodi organik dimana didalamnya juga dialokasikan

bantuan benih dan bibit tanaman yang menjadi kebutuhan petani kawasan organik.

Pertanian di Kota Batu didominasi pertanian Hortikultura sedangkan

pertanian tanaman pangan kurang dominan. Pada Tahun 2016 luas panen dan

produksi padi di Kota Batu mengalami sedikit penurunan dibandingkan Tahun

2015. Produksi Padi pada Tahun 2016 hanya 4.505 ton dengan luas panen

sebesar 679 ha sedikit mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2015 yang

mencapai 4.603 ton dengan luas panen 734 ha.

Pertanian tanaman pangan sebagian besar berada di Kecamatan Junrejo,

seiring dengan pesatnya kegiatan Pariwisata maka terjadi peralihan fungsi lahan

dari lahan pertanian menjadi perumahan sehingga berakibat berkurangnya luas

panen tanaman padi. Tanaman pangan yang mengalami kenaikan produksi hanya

ubi kayu yaitu mencapai 1.054 ton sedangkan komoditi yang lain mengalami

penurunan produksi dan luas panen. Produksi jagung pada Tahun 2016 hanya

1.104 ton dengan luas panen 224 ha.

Potensi lain dari Kota Batu sebagai Kota Agropolitan adalah beragamnya

tanaman hortikultura baik itu buah-buahan (apel dan jeruk), sayuran dan tanaman

hias. Diantaranya beberapa macam tanaman sayuran yang dibudidayakan di Kota

Batu yang paling dominan adalah kentang, wortel, kubis dan bawang daun.

Produktivitas keempat tanaman sayuran tersebut semua mengalami peningkatan

kecuali kubis yang menurun sebesar 10% sedangkan kenaikan tanaman sayuran

hamper sama untuk tiap jenis yaitu berkisar 1,4-2,1%.

Jumlah total produk yang dikelola secara organik yang dihasilkan adalah

sejumlah 23 (dua puluh tiga) jenis, sedangkan total produk pertanian yang terukur

Page 22: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 56

di statistik pertanian sejumlah 96 (sembilan puluh enam) jenis produk. Adapun jenis

produk yang dikelola secara organik tersebut adalah sawi manis, sawi pahit, sawi

bungkuk, sawi pakchoy, bawang putih lumbu hijau, jamur tiram putih, lombok besar,

lombok kecil, andewi, brongkol, brokoli, tomat, kobis, jeruk keprok batu 55, padi,

lettuce, seledri, jambu kristal, bawang prey, bawang merah, sawi putih, kentang,

dan wortel.

Gambar 3.3 Prosentase Produk Pertanian Organik

Terhadap Total Produk Pertanian

Tanaman buah yang banyak diusahakan di Kota Batu adalah apel dan jeruk.

Produksi apel di Kota Batu merupakan terbesar di Jawa Timur sehingga apel

dijadikan icon di Kota Batu. Pada Tahun 2016 populasi tanaman apel di Kota Batu

sebanyak 2,1 juta pohon mampu menghasilkan buah apel sebanyak 542,1 ton

dibandingkan Tahun 2015 produksi tanaman apel turun sebesar 19,2%. Tanaman

jeruk meskipun tidak sebanyak tanaman apel, namun mampu berproduksi

sebanyak 141,5 ton pada Tahun 2016.

Peternakan sebagai bagian dari sektor pertanian juga mempunyai andil

dalam kegiatan perekonomian di Kota Batu. Sebagai daerah penghasil susu,

populasi ternak terutama sapi perah cukup besar. Ternak pada umumnya

dibedakan menjadi ternak besar, ternak kecil dan unggas. Populasi ternak besar

Page 23: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 57

mengalami kenaikan sebesar 1,5 % sedangkan ternak kecil yaitu kelinci mengalami

penurunan yaitu 27,8 % sedang populasi ternak domba/kambing mencapai 8 %.

Populasi unggas semua mengalami penurunan kecuali ayam pedaging dan

itik. Kenaikan populasi unggas pada jenis ayam pedaging dan itik mencapai

1,4 % dan 11,1 %.

Produksi daging pada Tahun 2013 mengalami penurunan produksi sebesar

27%, hal ini tidak seiring dengan bertambahnya populasi ternak besar. Kenaikan

produksi daging tidak sejalan dengan produksi susu. Produksi susu pada Tahun

2016 mengalami kenaikan. Selain itu produksi telur juga mengalami kenaikan

sebesar 18 % lebih.

Tabel 3.3 Produksi Hasil Ternak dan Unggas

Tahun 2014 - 2016

U r a i a n 2014 2015 2016

Daging (Ton) 1.885 2.330 1.700

Susu (1000 liter) 10.591 10.578 10.914

Telur (Ton) 2.881 1.322 1.561

Sumber : BPS Kota Batu Tahun 2017

Kontribusi sektor Pertanian terhadap PDRB

PDRB dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu

wilayah. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut sector menunjukkan

struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu daerah.

Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peranan besar menunjukkan basis

perekonomian suatu daerah. Sementara PDRB Atas Dasar Harga Konstan berguna

untuk menunjukkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) secara keseluruhan maupun

sektoral dari tahun ke tahun. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan

sumber daya ekonomi yang besar pula.

Page 24: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 58

Sektor Pertanian tetap memberikan kontribusi yang besar, karena sebagian

besar wilayah Kota Batu khususnya di Bumiaji, dan Kecamatan Junrejo masih

merupakan lahan pertanian dengan karakteristik yang berbeda. Jumlah tenaga

kerja yang terserap dalam lapangan usaha pertanianpun cukup besar. Sesuai visi

RPJMD 2012-2017, selain sektor pariwisata, sektor pertanian mempunyai peranan

penting dalam perekonomian Kota Batu. Pertanian di Kota Batu didominasi oleh

pertanian hortikultura, sedangkan pertanian tanaman pangan kurang dominan.

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota Batu ditinjau dari pendekatan

produksi pada Tahun 2016 mencapai 12.901,9 milyar. Apabila dibandingkan

dengan Tahun 2015 maka ada kenaikan sebesar 12,1%. Pendukung utama PDRB

ADHB Kota Batu Tahun 2016 adalah sektor perdagangan, pertanian dan sektor

jasa-jasa lainnya yang masing-masing mencapai 18%, 16% dan 15%.

Perkembangan ekonomi Kota Batu atas dasar harga konstan tidak berbeda jika

dibandingkan dengan harga berlaku. PDRB ADHK pada Tahun 2016 mencapai

9.750,9 milyar atau naik sekitar 6,6% dibandingkan Tahun sebelumnya.

Pertumbuhan PDRB pada Tahun 2016 sedikit melambat dibandingkan

Tahun 2015 yaitu sebesar 6,61%. Laju pertumbuhan sektor PDRB tertinggi masih

pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minumya, dimana pada Tahun

2016 sebesar 8,98% dan sektor konstruksi tumbuh sebesar 8,90%. Sektor-sektor

lainnya tumbuh antara 3 – 7%. Laju inflasi Kota Batu selama Tahun 2016 yang

diukur dengan indeks implisit PDRB mencapai 5,14% sementara Tahun 2015

sebesar 5,15%. Pada Tahun 2014 angka PDRB perkapita Kota Batu sebesar 51,7

juta dan kemudian meningkat menjadi 57,4 juta pada Tahun 2015 dan terus

meningkat di Tahun 2016 sebesar 63,8 juta.

Jumlah kunjungan wisatawan

Kegiatan ekonomi di Kota Batu yang menunjang kepariwisataan salah

satunya adalah jasa akomodasi. Jumlah hotel dan jasa akomodasi lainnya di Kota

Batu pada Tahun 2014 adalah 489 perusahaan, naik menjadi 538 pada tahun

2016. Dari 538 jasa akomodasi yang ada di Kota Batu, 11 hotel merupakan hotel

berbintang. Kota Batu merupakan Daerah Tingkat II yang jumlah hotel

berbintangnya cukup banyak setelah Kota Surabaya dan Kota Malang.

Page 25: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 59

Seiring meningkatnya jumlah hotel dan jasa akomodasi, jumlah kamar dan

tempat tidur yang tersedia juga mengalami peningkatan. Pada Tahun 2014 tersedia

5.484 kamar dengan 10.188 tempat tidur, maka pada Tahun 2016 meningkat

menjadi 6.066 kamar dengan 11.292 tempat tidur. Rata-rata lamanya tamu

menginap dapat menggambarkan lamanya tamu menginap di hotel dalam kurun

waktu tertentu, rata-rata lamanya tamu menginap cenderung stabil dari Tahun ke

Tahun yaitu sebesar 1,89 hari.

Jumlah kunjungan wisatawan di Kota Batu selama 3 (tiga) tahun (2013,

2014, dan 2015) terus mengalami kenaikan dengan rata-rata tumbuh sebesar

11,20%, namun di Tahun 2016 justru mengalami penurunan. Angka kunjungan

wisatawan ke Kota Batu pada Tahun 2016 sebanyak 3.138.875 orang, pada Tahun

2017 meningkat menjadi sejumlah 4.790.269 orang dengan tingkat kenaikan

wisatawan sebesar 140, 49%.

Gambar 3.4 Perkembangan Kunjungan Wisata

Kota Batu

Sumber : BPS Kota Batu 2017

Tabel di atas menunjukkan capaian rata-rata atas sasaran terwujudnya Batu

sebagai Kota Pariwisata Internasional sebesar 140,49% atau capaian dengan

katagori Sangat Berhasil. Indikator ini diajukan sebagai Indikator Kinerja Utama

Pemerintah Kota Batu dalam mengukur kinerja terwujudnya Kota Batu sebagai

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

Tahun2013

Tahun2014

Tahun2015

Tahun2016

Tahun2017

Angka Kunjungan Wisatawan

Angka KunjunganWisatawan

Page 26: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 60

pariwisata internasional yang sudah mewakili unsur input yaitu obyek wisata

bertaraf internasional dan output adalah kunjungan wisatawan.

Dari beberapa tempat wisata di Kota Batu semua mengalami kenaikan

jumlah pengunjung. Jatim Park dan Selecta merupakan tempat wisata yang paling

tinggi kenaikannya yaitu sebesar 50,1 dan 36,65%, sedangkan tempat wisata

lainnya kenaikannya kurang dari 30%. Pada bulan Desember wisatawan yang

mengunjungi tempat-tempat wisata di Kota Batu berada pada puncaknya. Momen

liburan akhir Tahun mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk

berkunjung ke Kota Batu.

Adanya tempat wisata baru membuat banyak alternatif bagi para wisatawan

yang bekunjung ke Batu seperti Omah Kayu (paralayang), wisata The Onsen, Gua

Pinus, Taman Langit Gunung Banyak dan wahana baru Wisata Jatim Park 4.

Realisasi Nilai Investasi

Realisasi nilai investasi menunjukkan capaian rata-rata kinerja sasaran

strategis yang signifikan dengan meningkatnya sektor penanaman modal yaitu

sebesar 585% atau capaian kinerjanya dengan katagori Sangat Berhasil. Secara

umum seluruh IKU mampu dicapai dengan kategori Sangat Berhasil dengan

capaian tertingginya adalah realisasi investasi yang mampu mencapai 1.755 milyar

dari target investasi 300 milyar. Nilai realisasi investasi adalah variabel yang secara

langsung berdampak pada sektor riil yang diharapkan akan memberikan efek

pengganda (multiplier effect) pada pertumbuhan perekonomian daerah, antara lain

peningkatan lapangan kerja, peningkatan produk regional bruto, dan tumbuh-

kembangnya industri mikro dan kecil yang menyertai perkembangannya.

Kredit Usaha Kecil yang disalurkan oleh perbankan di Kota Batu pada Tahun

2016 mencapai 13,6 triliyun. Dari Sembilan sektor ekonomi nilai terbanyak kredit

usaha kecil digunakan pada sektor perdagangan hotel dan restoran yaitu sebesar

35% lebih. Kenaikan jumlah tabungan tersebut diikuti dengan kenaikan jumlah

dana bank yang berasal dari deposito sedangkan yang berupa giro mengalami

penurunan. Selama Tahun 2016 dana Perbankan naik 100% lebih. Tahun 2014

dana perbankan sebesar 5,32 Trilyun turun menjadi 5,08 Trilyun di Tahun 2015,

sedangkan Tahun 2016 naik menjadi 12,03 Trilyun. Selama Tahun 2016 tabungan

memiliki kontribusi paling besar dari total dana bank yang tersimpan. Simpanan

Page 27: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 61

berjangka berkontribusi sekitar 30% atau sebanyak 3,59 Trilyun. Tabungan

mencapai 7,15 Trilyun atau 59% lebih, sedangkan Giro hanya sebesar 1,29 Trilyun

atau 11%. Hal ini mencerminkan kesadaran masyarakat untuk menabung semakin

tinggi.

Pertumbuhan Ekonomi

Kemajuan ekonomi di Kota Batu tidak terlepas dari Kebijakan Pemerintah

Kota Batu yang selalu mendorong investor dan pelaku ekonomi khususnya UMKM

yang menyokong pertumbuhan ekonomi Kota Batu. Kategori-kategori ekonomi

yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah.

Penentuan sektor unggulan di Kota Batu didasarkan pada kontribusi sektor

terhadap perekonomian Kota Batu. Ukuran yang digunakan adalah besarnya

kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB Kota Batu. Dikatakan sektor

unggulan apabila kontribusinya terhadap nilai PDRB Kota Batu dari waktu ke waktu

secara konsisten relatif besar.

Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator

untuk mengevaluasi perkembangan/kemajuan kinerja pembangunan ekonomi di

suatu daerah pada periode tertentu. Agar diperoleh gambaran tentang

pertumbuhan ekonomi secara riil, maka digunakan angka PDRB atas dasar harga

konstan. Angka pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dari perubahan nilai PDRB

pada harga konstan dari tahun sekarang dengan tahun sebelumnya.

Pada Triwulan I Tahun 2017 perekonomian Batu kembali membaik

(recovery) yang ditandai dengan adanya pertumbuhan positif. Pada Triwulan I

Tahun 2017 laju pertumbuhan ekonomi Batu sebesar 17,76%, capaian ini signifikan

dibanding Kuartal I Tahun 2015. Sedangkan realisasi laju pertumbuhan ekonomi

Batu sebesar 2,35% pada Triwulan I Tahun 2017 dibandingkan pada Triwulan IV

Tahun 2016, capaian ini juga signifikan dibanding Triwulan I Tahun 2016 yang

mengalami kontraksi sebesar 4,57%.

Faktor-faktor eksternal dan domestik yang lebih kondusif akan menjadi

pendorong kinerja pertumbuhan ekonomi. Dari sisi eksternal, semakin membaiknya

pertumbuhan ekonomi global yang oleh IMF diperkirakan tumbuh 3,5 % pada tahun

2017 berdampak pada membaiknya perekonomian Jawa Timur yang berimbas

pada meningkatnya perekonomian Kota Batu. Dari sisi domestik, berbagai

Page 28: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 62

pelaksanaan program pembangunan infrastruktur yang antara lain terfokus pada

perbaikan dan pembangunan infrastruktur pertanian, pelabuhan dan prasarana

transportasi, dan infrastruktur ekonomi lainnya akan mendorong peningkatan

kegiatan investasi. Langkah-langkah tersebut juga akan mendorong perbaikan iklim

usaha dan aktivitas investasi oleh pihak swasta dan pada gilirannya kapasitas

produksi nasional. Dari sisi konsumsi, struktur demografi masih menjadi modal

dasar kuatnya konsumsi domestik. Pada saat yang sama, semakin terjaga dan

menurunnya laju inflasi juga turut memberikan dampak positif bagi peningkatan

permintaan agregat.

Sedangkan pada Triwulan II 2017, berbagai indikator mengindikasikan

bahwa kinerja perekonomian di seluruh wilayah berpotensi membaik. Perbaikan

ekonomi terutama didorong oleh membaiknya permintaan, baik domestik maupun

eksternal, terutama terkait dengan komoditas makanan dan minuman, tekstil dan

produk tekstil, kimia, serta baja. Dorongan pertumbuhan ekonomi berasal dari

peningkatan konsumsi swasta dan peningkatan realisasi belanja pemerintah, baik

untuk belanja barang dan jasa, maupun belanja barang modal. Meningkatnya

permintaan swasta tersebut, kemudian direspons oleh sektor industri melalui

peningkatan produksi barang dan jasa. Sementara itu, semakin meningkatnya

penyerapan anggaran pemerintah berpotensi mendorong kegiatan di sektor

infrastruktur, yang mencerminkan meningkatnya kegiatan investasi, terutama

investasi infrastruktur.

Ditinjau dari pendekatan produksi, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB)

Kota Batu pada Tahun 2016 mencapai 12.901,9 milyar. Apabila dibandingkan

dengan Tahun 2015 maka ada kenaikan sebesar 12,1%. Pendukung utama PDRB

ADHB Kota Batu Tahun 2016 adalah sektor perdagangan, pertanian dan sector

jasa-jasa lainnya masing-masing mencapai 18%, 16% dan 15%. Perkembangan

Ekonomi Kota Batu Atas Dasar Harga Konstan tidak berbeda jika dibandingkan

dengan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku. Pada Tahun 2016 mencapai 9.750,9

milyar naik sekitar 6,6 persen dibandingkan Tahun 2015.

Pertumbuhan PDRB pada tahun 2016 sedikit melambat dibandingkan

dengan Tahun 2015 yaitu sebesar 6,61%. Laju pertumbuhan sektor PDRB tertinggi

masih pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minum dimana Tahun 2016

Page 29: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 63

sebesar 8,98% dan sektor konstruksi tumbuh sebesar 8,905. Sektor-sektor lainnya

tumbuh antara 3-7%. Sektor pertambangan merupakan sector yang laju

pertumbuhannya rendah yaitu sebesar 2,8%. Laju inflasi Kota Batu selama Tahun

2016 yang diukur dengan indeks implisit PDRB mencapai 5,14% sementara Tahun

2015 mencapai 5,15%.

Tabel 3.4 Perkembangan PDRB Tahun Dasar 2010 Kota Batu

Periode Tahun 2014 – 2016

Uraian Tahun

2014 2015 2016

PDRB ADHK (milyar)

8.573,4 9.148,718 9.768,568

PDRB ADHB (milyar)

10.250,3 11.536,386 12.640,204

PDRB/kapita ADHK (ribu)

43.169 45.675 45.675

PDRB/kapita ADHB (ribu)

51.612 57.538 57.769

Pertumbuhan Ekonomi

6,90 6,69 6,61

Sumber : BPS Kota Batu Tahun 2017

PDRB Perkapita

Tingkat kesejahteraan masyarakat dari sisi ekonomi dapat diukur dari

pendapatan yang diterima masyarakat. Pengeluaran penduduk untuk kebutuhan

konsumsi dapat mencerminkan tingkat kemampuan ekonomi penduduk. Secara

umum kemampuan ekonomi (daya beli) penduduk akan memberikan gambaran

tentang tingkat kesejahteraan masyarakat. Pengeluaran penduduk sebulan pada

Tahun 2016 terbesar pada golongan pengeluaran Rp. 1.000.000,- - Rp. 1.499.999,-

dengan persentase 26,82 %. Golongan pengeluaran terbanyak kedua yaitu 22,35%

termasuk dalam golongan pengeluaran Rp. 1.500.000,-

Pergeseran persentase pengeluaran penduduk dari kelas pengeluaran yang

lebih rendah ke kelompok pengeluaran yang lebih tinggi dapat mencerminkan dua

hal yaitu sebagai gambaran terjadinya peningkatan harga berbagai kebutuhan

rumah tangga atau adanya peningkatan kesejahteraan. Meningkatnya

kesejahteraan rumah tangga biasanya juga ditandai dengan semakin berkurangnya

Page 30: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 64

proporsi pengeluaran untuk keperluan makanan dan bergeser pada keperluan

rumah tangga yang lainnya.

Persentase pengeluaran rata-rata perkapita sebulan untuk makanan dari

tahun ke tahun mengalami penurunan, pada Tahun 2016 pengeluaran konsumsi

untuk makanan mencapai 45,03% sebaliknya persentase pengeluaran rata-rata

perkapita sebulan untuk non makanan yang selalu mengalami kenaikan hingga

mencapai 54,97% di Tahun 2016. Hal ini menggambarkan pola konsumsi

masyarakat perkotaan yang rata-rata pola kebutuhan konsumsi non makanan lebih

besar daripada pola konsumsi makanan. Perbandingan angka PDRB perkapitan

dari Tahun 2014 – 2016 yaitu, pada Tahun 2014 PDRB perkapita penduduk

sebesar 51,7 juta kemudian meningkat menjadi 57,4 juta pada Tahun 2015 serta

terjadi peningkatan lagi pada tahun 2016 menjadi 63,8 juta. Apabila pengaruh

perubahan harga dikeluarkan maka PDRB perkapita atas dasar harga konstan

pada Tahun 2016 mencapai 48,2 juta.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu terdiri dari Pajak Daerah,

Retribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah. Dari beberapa sumber

Pendapatan Asli Daerah yang nilainya paling besar adalah penerimaan pajak

daerah sebesar 88,76 milyar, pendapatan lain-lain sebesar 12,77 milyar, Retribusi

daerah sebesar 5,86 milyar dan yang paling kecil yaitu kontribusi dari hasil

pengelolaan kekayaan daerah sebesar 2,15 milyar.

Target pencapaian sasaran realisasi pendapatan asli daerah dari sektor

pajak pada tahun 2017 dari target realisasi 100% tercapai 107,29%. Pada tahun

2017 target Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak adalah sebesar

Rp. 106.116.664.136,-, sedangkan realisasi Pendapatan Asli Daerah dari sektor

Pajak adalah sebesar Rp. 113.854.972.961,- sehingga realisasi pendapatan PAD

sektor Pajak jauh melampaui target. Pendapatan asli daerah dari sektor pajak di

Pemerintah Kota Batu terus mengalami peningkatan dan tren melampaui target

terus-menerus sejak tahun 2010. Melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pajak serta

penggalian potensi daerah, Badan Keuangan Daerah mampu mengoptimalkan

pendapatan daerah untuk meningkatkan rasio kemandirian daerah.

Page 31: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 65

Dari Total APBD Tahun 2017, Pendapatan Asli Daerah (PAD) berkontribusi

sebesar Rp. 145.865.571.206,69, sedangkan Dana Perimbangan berkontribusi

sebesar Rp. 623.287.894.000,- serta Pendapatan Lain-lain yang Sah sebesar

Rp. 90.838.042.871,-. Adapun Dana Perimbangan meliputi Dana Alokasi Umum

(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) serta Dana Bagi Hasil (DBH).

Gambar 3.5 Target dan Realisasi Pajak Daerah

2010 - 2017

Sumber : Data BKD Kota Batu 2017

Penerimaan pajak daerah di Kota Batu berasal dari 9 sektor pajak yaitu :

1. Pajak Hotel

2. Pajak restoran

3. Pajak Reklame

4. Pajak Penerangan Jalan

5. Pajak Parkir

6. Pajak Air Bawah Tanah

7. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

8. Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

-

20,000,000,000

40,000,000,000

60,000,000,000

80,000,000,000

100,000,000,000

120,000,000,000

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

TARGET 13,750, 18,785, 20,625, 38,524, 50,000, 75,000, 94,100, 106,116

REALISASI 9,529,2 19,404, 28,187, 44,853, 62,807, 83,692, 88,757, 113,854,

TARGET DAN REALISASI PAJAK2010 - 2017

TARGET REALISASI

Page 32: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 66

Dari 9 sektor pajak tersebut, pada tahun 2017 secara keseluruhan tercapai

lebih dari 100%. Kontribusi pajak terbesar berasal dari Pajak Bea Perolehan Hak

Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Hotel,

Pajak Hiburan, dan Pajak Restoran. Hal ini menandakan bahwa perkembangan

investasi di Kota Batu terutama di sektor yang mendukung pariwisata berkembang

dengan pesat. Sejalan dengan visi dan misi Kota Batu yang mengandalkan sektor

pertanian dan pariwisata maka pencapaian atas visi dan misi Kota Batu terbukti

dengan adanya peningkatan pendapatan asli daerah dari sektor pajak.

Adapun rincian target dan realisasi per jenis pajak pada tahun 2017 adalah

sebagai berikut :

JENIS PAJAK TARGET REALISASI LEBIH /

(KURANG) %

Pajak Hotel 18.300.000.000,00 19.772.086.136,00 1.472.086.136,00 108,04

Pajak Restoran 10.343.339.136,00 11.282.835.265,00 939.496.129,00 109,08

Pajak Hiburan 13.650.000.000,00 14.826.307.547,00 1.176.307.547,00 108,62

Pajak Reklame 1.370.000.000,00 1.409.264.374,00 39.264.374,00 102,87

Pajak Penerangan Jalan

12.300.000.000,00 12.530.082.315,00 230.082.315,00 101,87

Pajak Parkir 1.390.000.000,00 1.583.919.671,00 193.919.671,00 113,95

Pajak Air Bawah Tanah 1.673.325.000,00 1.976.051.667,00 302.726.667,00 118,09

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

18.500.000.000,00 19.084.322.101,00 584.322.101,00 103,16

Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

28.590.000.000,00 31.390.103.885,00 2.800.103.885,00 109,79

JUMLAH 106.116.664.136,00 113.854.972.961,00 7.738.308.825,00

Beberapa SKPD yang terkait dalam pencapaian kinerja Misi kedua dengan

sasaran strategis Meningkatnya Investasi Daerah tersebut adalah: Dinas Pertanian

Kota Batu, Dinas Pariwisata Kota Batu, Dinas Penanaman Modal, Pelayanan

Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Batu, Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan

Perdagangan Kota Batu, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan Daerah Kota Batu dan Badan Keuangan Daerah Kota Batu,

dengan sasaran antara lain :

Page 33: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 67

a. Dinas Pertanian Kota Batu

Capaian kinerja sasaran strategis Dinas Pertanian Kota Batu yang mendukung

pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa terwujudnya pengembangan

pertanian organik, adalah sebagai berikut :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

(IKU) SKPD

Capaian 2016

Target Realisasi Capaian

(%)

Berkembangnya luasan kawasan Pertanian Organik

Prosentase luas kawasan pertanian organik

100% 95,95% 95,95%

Meningkatnya produksi

komoditas pertanian

Prosentase peningkatan produksi komoditas padi palawija

3,50% -27,23% -778%

Prosentase peningkatan produksi komoditas hortikultura

3,50% 10,75% 307,14%

Prosentase peningkatan produksi daging

3,50% 24,15% 689,98%

Prosentase peningkatan produksi susu

3,50% 108,64% 3104%

Prosentase peningkatan produksi telur

3,50% -0,77% -22%

Prosentase peningkatan produksi perikanan

3,50% 2,64% 75,49%

Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program

dan alokasi anggaran sebagai berikut:

Program

Anggaran 2017

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

1. Program Pengembangan Pertanian Organik

6.201.516.900 5.856.649.250 94,44%

2. Program peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan

1.232.330.000 1.181.743.700 95,90%

3. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

4.769.300.000 5.152.386.650 108,03%

4. Program Peningkatan Produksi Peternakan

532.700.000 493.084.300 92,56%

5. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

2.555.041.250 1.535.299.400 60,09%

6. Program Pengembangan Budidaya Perikanan

998.086.960 637.791.000 63,90%

Jumlah 16.288.975.110 14.856.954.300 91,21%

Page 34: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 68

Beberapa kendala terjadi secara umum dibagi menjadi 2 (dua), yaitu kendala

akibat perubahan mindset atau mental masyarakat terhadap pertanian organik

yang masih sulit dan kedua, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang

pertanian organik yang masih sangat minim.

Adapun kecenderungan yang terjadi di lapangan dalam upaya pencapaian

sasaran tersebut antara lain:

- Hasil produksi pada tahap awal pengembangan cenderung rendah dan

biaya yang tinggi, ditambah lagi tidak ada jaminan pasar khususnya bagi

petani yang telah mengurangi penggunaan unsur kimia (belum murni

organik) sehingga mengurangi minat petani untuk menerapkan pertanian

organik.

- Ekosistem tidak mendukung terciptanya budidaya organik secara murni

terutama pada kawasan hamparan karena lingkungan pertanian di kawasan

organik masih banyak yang berbudidaya secara non organik.

- Penyediaan sarana dan prasarana pertanian organik, seperti pupuk organik

dan pestisida hayati, belum tersedia secara luas di pasar baik kualitas

maupun kuantitas, sehingga menyulitkan para petani untuk mendukung

pengembangan pertanian organik.

- Kemampuan dan kompetensi terhadap penguasaan teknologi berbudi daya

tanaman organik masih rendah, misalnya sistem pemilihan rotasi tanaman

dan pemutusan siklus hidup hama, pengetahuan tentang tanaman yang

dapat menyumbangkan hara tanaman serta teknologi pencegahan hama

dan penyakit.

- Adanya penurunan kualitas lahan terutama karena penurunan kandungan

hara. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengujian laboratorium yang

menunjukkan bahwa kandungan hara kurang dari 2 % sedang standar

minimal sebesar 3-5%.

- Belum tersedianya benih unggul berlabel dan bersertifikasi pada beberapa

jenis tanaman sayuran utama di Kota Batu. Hal ini diperlukan karena perlu

adanya standar kualitas mutu benih yang dapat meningkatkan produksi dan

produktivitas.

Page 35: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 69

Selain itu terdapat beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi dalam

tekhnis di lapangan antara lain :

1. Luasan lahan pertanian terutama di kawasan bentukan terbaru yang lolos

sertifikasi pertanian organik standard nasional Indonesia oleh LeSOS

(Lembaga Sertifikasi Seloliman) tidak sesuai target dikarenakan

konsistensi perubahan mind set petani untuk berbudidaya pertanian

organik susah dicapai. Di Desa Pandanrejo timbul kepemimpinan

Gapoktan yang kurang bisa mengarahkan dan memberi motivasi anggota-

anggotanya untuk mendukung pertanian organik.

2. Adaptasi adopsi teknologi baru untuk mempermudah budidaya pertanian

yang ramah lingkungan khususnya organik dengan dukungan sarana dan

prasarana yang sulit diterapkan ke petani lokal khususnya di luar kawasan

pertanian organik.

3. Adanya alih fungsi profesi, komoditas dan lahan yang masih tinggi

4. Kestabilan harga jual bahan pertanian segar terutama pertanian organik

yang masih rendah.

Untuk mengatasi kendala/hambatan tersebut, beberapa alternatif solusi yang

sudah dilakukan Dinas Pertanian antara lain :

1. Melakukan review ulang terkait penetapan desa kawasan pertanian

organik yang sanggup dan konsisten melakukan perubahan jenis

budidayanya. Hal ini dikarenakan timbul pula areal dampak yaitu areal

pertambangan luas areal organik secara mandiri oleh petani dimana

lokasinya berada di luar kawasan organik yang telah ditetapkan oleh

Pemerintah akibat besarnya gaung pertanian go organik di Kota Batu

dengan efek tumbuhnya kesadaran petani untuk bertani secara organik.

2. Melaksanakan pendampingan intensif dari petugas pertanian melalui

pengendalian monitoring dan evaluasi (monev) di lapangan terkait adopsi

teknologi baru baik teknik berbudidaya, penggunaan sarana dan

prasarana yang sudah diserahkan ke masyarakat maupun inovasi

pembiayaan terbaru untuk mendapatkan tambahan modal usaha

pertanian.

Page 36: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 70

3. Memperketat ijin pembangunan sarana wisata, home stay/villa di Kota

Batu dan perlunya merevisi Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Kota Batu

untuk lebih mengalokasikan areal fokus pertanian bukan tanaman pangan

saja tapi juga Hortikultura yang merupakan kekuatan utama pertanian

Kota Batu.

4. Perlunya menambah keterampilan petani Budidaya Pertanian untuk

menjadi penjual olahan pertanian pula.

5. Melakukan pembinaan dan pendampingan secara intensif terhadap

manfaat pertanian organik, memberikan akses peluang pasar ke hotel dan

restoran, serta insentif harga terhadap sarana produksi pertanian dan

produk organik kepada para petani yang mau beralih ke organik.

6. Mengembangkan pilot-pilot project agar menyiapkan demplot atau

kawasan khusus untuk pengembangan budidaya pertanian organik yang

di kelola bersama masyarakat.

7. Menyiapkan kantong-kantong pengolahan pupuk organik melalui

pengolahan sampah atau limbah peternakan dan pertanian di sekitar

kawasan pertanian organik.

8. Menyiapkan saprodi untuk mendukung budidaya pertanian organik,

khusus untuk benih perlu ada penangkaran benih melalui kerjasama

dengan BPSB Bedali Lawang, tertutama komoditas prioritaskan yang

dikembangkan di Kota batu yaitu kentang, kobis, brokoli, dan sawi.

9. Menyiapkan saprodi untuk mendukung budidaya pertanian organik,

khusus untuk benih perlu ada penangkaran benih melalui kerjasama

dengan BPSB Bedali Lawang, tertutama komoditas yang

memprioritaskan yang dikembangkan di Kota batu yaitu kentang, kobis,

brokoli, dan sawi.

10. Meningkatkan peran dan fungsi petugas penyuluh agar memberikan

pemahaman dan pengetahuan kepada para petani melalui sekolah lapang

atau penyuluhan, tentang teknologi berbudidaya pertanian organik.

11. Membuat pasar organik melalui “fresh market” dan desa wisata organik

untuk promosi produk pertanian organik sebagai produk unggulan daerah

guna mendukung sektor pariwisata.

Page 37: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 71

b. Dinas Pariwisata Kota Batu

Tabel di atas menunjukkan capaian rata-rata kinerja sasaran strategis

terwujudnya Kota Batu sebagai kota pariwisata internasional sebesar 140,49%

atau capaian dengan katagori Sangat Berhasil. Namun kedua IKU tersebut

mengalami penurunan realisasi apabila dibandingkan dengan realisasi tahun

sebelumnya, hal ini dikarenakan akses jalan ke Kota Batu yang terkenal

crowded kalau sudah liburan panjang, sehingga banyak pengunjung yang

memilih dan lebih selektif mengunjungi tempat wisata. Terhadap capaian

kinerja atas obyek wisata yang berstandar internasional, meski demikian

terjadinya masa transisi pemerintahan dan memasuki proses pemilukada

menjadi pertimbangan obyektifitas penilaian lembaga internasional melakukan

penilaian standar dan assesment.

Pembangunan menuju kondisi masa depan disesuaikan dengan

keunggulan yang dimiliki oleh Kota Batu, yaitu keunggulan pariwisata.

Peningkatan status menjadi kepariwisataan internasional diharapkan mampu

menggerakkan roda perekonomian masyarakat, meningkatkan pendapatan asli

daerah, meningkatkan investasi, dan membuka kesempatan kerja bagi

masyarakat. Di sisi lain, pengelolaaan pariwisata yang lebih menarik

diharapkan mampu mendukung pembangunan sektor pertanian organik

dengan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung, karena wisatawan

yang berkunjung dapat menjadi segmen pasar dari hasil produk pertanian

organik. Serta dapat mengatasi (isu) kerusakan lingkungan, karena keunggulan

(wisata) alam akan mendorong upaya pemeliharaan secara optimal.

Letak Kota Batu yang berada di lereng Gunung Panderman dan Arjuna

membuat Daerah Tk.II ini menjadi daerah kunjungan wisata. Hal ini ditunjang

dengan beberapa tempat wisata yang memang sudah ada sejak jaman dahulu

sepeti Selecta. Seiring dengan berjalannya waktu, tempat wisata di Kota Batu

semakin bertambah jumlahnya baik wisata alam maupun wisata buatan apalagi

sejak dicanangkannya Kota Batu sebagai Kota Wisata pada Tahun 2010, maka

pembangunan di bidang pariwisata semakin digalakkan.

Page 38: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 72

Adapun capaian kinerja sasaran strategis Dinas Pariwisata yang

mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa terwujudnya Batu

sebagai kota pariwisata internasional, adalah sebagai berikut :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Utama (IKU) SKPD

Capaian 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

Meningkatnya Jumlah kunjungan wisatawan

Jumlah kunjungan wisatawan (orang)

3.409.605 4.790.269 100%

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 100%

Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program

dan alokasi anggaran sebagai berikut:

Program

Anggaran 2017

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

Program pengembangan Pemasaran Pariwisata

6.288.616.000 3.966.847.717 63%

Program Pengembangan Destinasi Paiwisata

1.153.100.000 883.866.915 76,6%

Pogram Pengembangan Kemitraan 756.000.000 662.564.080 87,6%

Jumlah 8.197.716.000 5.513.278.712 67,25%

Kendala/hambatan dalam pencapaian sasaran pada Bidang Pariwisata antara

lain :

1. Belum optimalnya citra industri pariwisata berbasis budaya lokal dan

agrowisata;

2. Belum optimalnya pemantapan city branding Batu sebagai Kota Wisata di

tingkat internasional;

3. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas SDM pariwisata yang kompeten dan

profesional;

4. Masih terbatasnya infrastruktur pendukung pariwisata, seperti rest area,

pasar rakyat/produk lokal, dll,

5. Masih rendahnya variasi aneka ragam produk lokal baik produk olahan

makanan maupun souvenir tentang Kota Batu,

6. Perlunya dukungan kerjasama bidang pariwisata yang sinergis antar daerah

dalam provinsi dan luar provinsi untuk peningkatan perekonomian daerah

Page 39: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 73

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi adalah :

1. Penguatan citra industri pariwisata berbasis budaya lokal dan agrowisata;

2. Promosi pariwisata daerah dan pemantapan city branding Batu sebagai Kota

Wisata di tingkat nasional dan internasional;

3. Peningkatan SDM pariwisata yang kompeten dan professional;

4. Memperkuat kerjasama bidang pariwisata antar daerah dalam provinsi dan

luar provinsi untuk peningkatan perekonomian daerah;

5. Peningkatan kapasitas jalan terkait dengan upaya memperlancar arus lalu

lintas;

6. Peningkatan upaya pembinaan dan pengendalian dalam mempersiapkan

masyarakat pariwisata;

7. Peningkatan kemampuan SDM aparatur pelaksana pembinaan terhadap

masyarakat dalam menyongsong perkembangan pariwisata.

c. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja

Berdasarkan Peraturan Walikota Batu Nomor 75 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja

Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja

(DPM PTSP dan Naker) Kota Batu maka pelayanan publik kepada masyarakat

dalam bentuk Pelayanan Perizinan dan Tenaga Kerja dilaksanakan secara

terpadu satu pintu di Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu

dan Tenaga Kerja Kota Batu.

Adapun pelayanan yang diberikan yaitu Pelayanan Perijinan dan

Pelayanan Tenaga Kerja :

1. Pelayanan Perijinan

Jenis layanan perizinan dan non perizinan di Dinas Penanaman Modal

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja Kota Batu sebagaimana

tertuang Peraturan Walikota Batu Nomor 29 tahun 2016 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu yaitu sebanyak 12 sektor

yang terdiri dari 91 jenis pelayanan perizinan dan 2 jenis layanan non

perizinan.

Page 40: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 74

2. Pelayanan Ketenagakerjaan

Sebagaimana diamanatkan Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2016

tentang Penempatan Tenaga Kerja adapun pelayanan yang diberikan yaitu

pengurusan AK I, AK II, AK, III, AK IV, AK V dan Rekom Paspor meliputi

Rekom Paspor TKI, Rekom Penampungan serta rekom Kantor Cabang

PPTKIS.

Jenis Pelayanan Perizinan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu

Satu Pintu dan Tenaga Kerja

Sesuai dengan Peraturan Walikota Batu Nomor 29 Tahun 2017

Tentang Penyelenggaraan Perijinan Terpadu pada Dinas Penanaman Modal

Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Batu, maka terdapat

pelimpahan wewenang 91 jenis perizinan dan 2 jenis pelayanan non-perizinan

sebagai berikut :

Tabel 3.5 Jenis Perizinan pada Dinas Penanaman Modal,

Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja

NO SEKTOR JENIS PERIZINAN

A Penanaman Modal 1. Izin Prinsip Penanaman Modal.

2. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal.

3. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal.

4. Izin prinsip Penggabungan Perusahaan

Penanaman Modal

B Penataan Ruang 5. Keterangan Rencana Kota (KRK).

6. Izin Reklame

C Pekerjaan Umum, Cipta

Karya, Pengairan dan Bina

Marga

7. Izin Mendirikan Bangunan.

8. Sertifikat laik fungsi (SLF) Bangunan Gedung

9. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK).

10. Izin pemakaian kekayaan daerah.

11. Izin penyelenggaraan rumah susun.

12. Izin pertelaan, pembuatan akta pemisahan

rumah susun.

D Pendidikan 13. Ijin Pendirian Lembaga Pendidikan Non-

Formal.

14. Izin Pendirian Sekolah Dasar dan Menengah

Pertama Swasta

15. Izin Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD)

E Kesehatan 16. Izin Penyelenggaraan Praktek Bidan

Page 41: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 75

17. Izin Penyelenggaraan Praktek Perawat

18. Izin Penyelenggaraan Pekerjaan Perawatan

Gigi

19. Izin Penyelenggaraan Pekerjaan Tehnisi Gigi

20. Izin Praktek Tenaga Kefarmasian

21. Izin Penyelenggaraan Praktek Tenaga Gizi

22. Izin Kerja Refraksionis Optisien (Sikro) Dan

Optometris (SIKO)

23. Izin Penyelenggaraan Pekerjaan Dan Tenaga

Okupasi Terapis

24. Izin Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktek

Ortotis Protetis

25. Izin Kerja Radiografer

26. Izin Praktik Terapis Wicara

27. Izin Praktik Elektromedis (SIP-E)

28. Izin Praktek Fisioterapis

29. Izin Mendirikan Rumah Sakit Kelas C Dan D

30. Izin Operasional Rumah Sakit Kelas C dan D

31. Izin Pukesmas

32. Izin Penyelenggaraan Optikal

33. Izin Pendirian Klinik

34. Izin Penyelenggaraan Sarana Pelayanan

Rehabilitasi Penyalahgunaan Dan

Ketergantungan Narkotika, Psikotropika Dan

Zat Aditif Lainnya (NAPZA)

35. Izin Pengobatan Tradisional

36. Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah

Tangga (SPP-IRT)

37. Izin Kerja Tenaga Santarian (SIKTS)

38. Izin Praktek Ahli Teknologi Laboratorium

Medik (SIP-ATLM)

39. Izin Kerja Perekam Medis (Sik Perekam

Medis )

F Perhubungan dan

telekomunikasi

40. Izin Mendirikan Bangunan Menara

Telekomunikasi.

41. Izin Trayek.

42. Izin Operasi

43. Izin Usaha Angkutan

44. Analisa Dampak Lalu Lintas

G Ketenagakerjaan 45. Izin Lembaga Pelatihan Kerja

46. Izin Penampungan Calon TKI

47. Izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja

Swasta (LPTKS)

48. Tanda Daftar Bursa Kerja Khusus

49. Tanda Bukti Pendaftaran Pencari Kerja (AK/I)

50. Surat Pengesahan Peraturan Perusahaan

Page 42: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 76

51. Surat Perjanjian Kerja Bersama

52. Surat Bukti Pelaporan Perusahaan Pengerah

Jasa Pekerja

53. Lembaga Kerja Sama Bipartit

54. Pendaftaran Serikat Pekerja/Serikat Buruh

55. Pencatatan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

H Pariwisata dan kebudayaan 56. Tanda Daftar Usaha Pariwisata

I Koperasi, Perindustrian,

Perdagangan dan UKM

57. Izin Usaha Toko Swalayan (IUTS)

58. Izin Usaha Pengelolaan Pasar Rakyat

(IUPPR)

59. Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP)

60. Izin Usaha Perdagangan (IUP)

61. Izin Usaha Industri (IUI)

62. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

63. Tanda Daftar Gudang (TDG)

64. Izin Usaha Simpan Pinjam

J Pertanian

65. Izin Usaha Tanaman Pangan

66. Izin Usaha Hortikultura

67. Izin Usaha Perkebunan

68. Izin Usaha Peternakan

69. Izin Usaha Obat Hewan Untuk Produsen

K Lingkungan hidup 70. Izin Gangguan

L Pelayanan Non-Perizinan

71. Insentif Daerah

72. Pelayanan Informasi dan Pengaduan

73. Penerbitan Rekomendasi Paspor Calon

Tenaga Kerja Indonesia (CTKI)

74. Penerbitan Rekomendasi Pameran

Kesempatan Kerja

Adapun realisasi pelayanan perizinan pada Tahun 2017 yang dilaksanakan

Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga

Kerja adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6 Realisasi Pelayanan Perizinan Tahun 2017

NO SEKTOR JENIS IZIN JUMLAH

1 PENANAMAN MODAL Izin Prinsip Penanaman Modal 52

Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal 3

2 PENATAAN RUANG Keterangan Rencana Kota (KRK) 326

a. Izin Reklame Insidentil 17

b. Izin Reklame Permanen 87

Izin Lokasi 9

Page 43: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 77

3 PEKERJAAN UMUM,

CIPTA

KARYA,PENGAIRAN DAN

BINA MARGA

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 466

a. Baru 19

4 PENDIDIKAN Izin Pendirian Sekolah Dasar dan

Menengah Pertama Swasta

1

Izin Pendirian Sekolah Dasar dan

Menengah Pertama Swasta

7

Izin Pendirian Satuan Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD)

115

5

KESEHATAN

Izin Kerja Bidan 36

Izin Praktik Bidan 3

Izin Kerja Perawat 77

Izin Praktik Perawat 88

Izin Penyelenggaraan Pekerjaan

Perawatan Gigi

6

a. Izin Praktik Apoteker (SIPA) 22

b. Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian

(SIPTTK)

57

Izin Penyelenggaraan Praktek Tenaga Gizi 15

Izin Kerja Refraksionis Optisien (SIKRO)

Dan Optometris (SIKO)

1

Izin Kerja Radiografer 14

Izin Praktik Elektromedis (SIP-E) 1

Izin Praktek Fisioterapis 3

Izin Penyelenggaraan Optikal 1

Izin Pendirian Klinik 2

Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah

Tangga (SPP-IRT)

435

Izin Kerja Tenaga Sanitarian (SIKTS) 2

Izin Praktek Ahli Tehnologi Laboratorium

Medik (SIP-ATLM)

6

Izin Kerja Perekam Medis (SIK Perekam

Medis)

6

Izin Praktek Dokter Umum 22

Izin Praktek Dokter Spesialis 17

Izin Praktek Dokter Gigi 8

Izin Pendirian Apotek 3

Izin Laik Hygiene Sanitasi 3

6

PERHUBUNGAN DAN

TELEKOMUNIKASI

Izin Usaha Angkutan 32

Kartu Pengawasan

a. Kartu Pengawasan Mobil Penumpang

Umum

522

b. Kartu Pengawasan Izin Usaha

Angkutan

276

Page 44: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 78

Orang

c. Kartu Pengawasan Angkutan Barang 32

7

KETENAGAKERJAAN

Tanda Daftar Bursa Kerja Khusus 3

Tanda Bukti Pendaftaran Pendaftaran

Pencari Kerja (AK/I)

674

Surat Pengesahan Peraturan Perusahaan 8

8 PARIWISATA DAN

KEBUDAYAAN

Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) 41

9 KOPERASI,

PERINDUSTRIAN,

PERDAGANGAN DAN

UKM

Izin Toko Usaha Modern (IUTM) 1

Izin Usaha Perdagangan (IUP) 334

Izin Usaha Industri (IUI) 125

Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 336

Tanda Daftar Gudang (TDG) 5

IUSP 9

10 LINGKUNGAN HIDUP Izin Gangguan (HO) 35

11 PELAYANAN NON-

PERIZINAN

Pelayanan Informasi dan Pengaduan 14

Penerbitan Rekomedasi Paspor Calon

TKI

41

12 LAIN-LAIN Legalisir Klaim BPJS 808

Penutupan Usaha 14

Penghapusan Usaha 14

Pencabutan Berkas 3

TOTAL 5523

Peningkatan realisasi investasi diikuti dengan peningkatan pertumbuhan

ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu dari tahun sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa besarannya nilai realisasi investasi memberikan

dampak nyata terhadap ekonomi daerah berupa PRDB dan PAD. Namun

demikian, terjadi pendapatan perkapita penduduk mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan prosentase pertumbuhan PDRB lebih

kecil dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk Kota Batu. Berbagai

kebijakan harus diambil Pemerintah Kota Batu agar terjadi pemerataan

pendapatan masyarakat.

Pemberian kemudahan dalam pelayanan investasi daerah dengan

menerapkan paket kebijakan pelayanan investasi secara terpadu satu pintu,

telah memberikan dampak yang positif bagi peningkatan nilai realisasi investasi

daerah di Kota Batu. Realisasi investasi daerah dalam kurun waktu lima tahun

terakhir (2010-2015) dalam bentuk penanaman modal dalam negeri (PMDN)

Page 45: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 79

maupun non PMDN menunjukkan mampu dicapai dengan Sangat Berhasil dan

terus meningkat, sehingga sampai dengan periode 31 Desember Tahun 2017

adalah sebesar Rp. 1.755 milyar (seribu tujuh ratus lima puluh lima milyar) atau

jauh melebihi target yang ditetapkan yaitu 300 (tiga ratus) milyar. Beberapa

indikator kinerja Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan

Tenaga Kerja Kota Batu secara umum tercapai semua, antara lain: jumlah

investor berskala nasional, pertumbuhan realisasi nilai investasi dan jumlah

investasi berskala nasional.

Capaian kinerja sasaran strategis Dinas Penanaman Modal, Pelayanan

Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Batu yang mendukung pencapaian

sasaran strategis RPJMD meningkatnya investasi daerah adalah :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

(IKU) SKPD

Capaian 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

Meningkatkan pelayanan perijinan yang efektif dan efisien

Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

75

76.11 101%

Meningkatnya Realisasi Nilai Investasi

Jumlah investasi yang terealisasi

300 M 1.755 M 585%

Meningkatkan kesempatan dan penempatan tenaga kerja

Persentase pencari kerja yang ditempatkan

40 %

35 %

87.5%

Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program

dan alokasi anggaran sebagai berikut:

Program

Anggaran 2017

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

1. Program Peningkatan Pelayanan Publik

433.320.000 362.564.300 83,67%

2. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

474.769.000 415.022.616 87,41%

3. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

76.581.000 76.581.000 100%

4. Program Pembinaan Lingkungan Sosial

916.255.000 292.717.400 31,95%

5. Program Peningkatan Kesempatan Kerja

139.000.000 29.555.000 21,26%

Page 46: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 80

6. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

296.200.000 220.992.500 74,61%

Jumlah 2.336.125.000 1.397.432.816 59,82%

d. Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Batu.

Pada tahun 2016 tidak terjadi pengurangan jumlah perusahaan lembaga

keuangan bukan bank, jumlah koperasi di Kota Batu terdapat 188 yaitu dari

1 KUD dan 187 non KUD, sedangkan pegadaian 1 perusahaan dan asuransi 2

perusahaan. Dari 188 Koperasi di Kota Batu hanya 1 unit yang merupakan

Koperasi Unit Desa. Koperasi Non KUD di Kota Batu sebagian besar usahanya

jenis serba usaha, jenis kedua terbanyak yaitu koperasi konsumsi. Pada tahun

2016 anggota koperasi di Kota Batu sebanyak 25.254 orang. Jumlah koperasi

di Kota Batu tersebar di 3 Kecamatan. Di Kecamatan Batu ada 110 buah

koperasi, Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Bumiaji masing-masing 39 buah.

SHU yang diperoleh koperasi se-Kecamatan Batu mencapai 2,4 milyar atau

sekitar 72% dari seluruh SHU.

Capaian kinerja sasaran strategis Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan

Perdagangan Kota Batu yang mendukung pencapaian sasaran strategis

RPJMD berupa berupa terwujudnya pengembangan pertanian organik, adalah

sebagai berikut :

Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja Utama

(IKU) SKPD

Capaian 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

Meningkatnya

kinerja koperasi

Prosentase KSP/USP Koperasi

dengan predikat minimal cukup

sehat

73 % 44,87 % 159,80 %

Pertumbuhan volume usaha

koperasi

40 % 114,80 %

Pertumbuhan SHU Koperasi 27,50 % 36,01 %

Meningkatnya

kualitas iklim

kewirausahaan

Pertumbuhan wirausaha baru 55 % 31,22 % 56,76 %

Meningkatnya Jumlah usaha mikro yang 15 usaha 15 usaha 100 %

Page 47: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 81

Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja Utama

(IKU) SKPD

Capaian 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

daya saing

usaha mikro

meningkat skala usahanya

menjadi usaha kecil

mikro mikro

Meningkatnya

produktivitas

industri kecil dan

menengah

Pertumbuhan nilai produksi

industri kecil dan menengah

4,25 % 2,87 % 67,53 %

Meningkatnya

daya saing

produk industri

kecil dan

menengah

Prosentase industri kecil dan

menengah yang produknya

memenuhi standar mutu

25 % 24 % 96 %

Meningkatnya

aksesibilitas

perdagangan

Pertumbuhan sarana distribusi

perdagangan

7,50 % 1,54 % 20,53 %

Meningkatnya

volume ekspor

produk

ungggulan

daerah

Pertumbuhan nilai realisasi

ekspor produk unggulan

daerah

25 % -1,92 % -7,68 %

Meningkatnya

kualitas

perlindungan

konsumen

Prosentase pengaduan

konsumen yang diselesaikan

sesuai kewenangan atau tidak

adanya pengaduan konsumen

yang masuk

100 % 100 % 100 %

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 74,12 %

Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program

dan alokasi anggaran sebagai berikut :

Program

Tahun 2017

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

Capaian

(%)

1. Program pengembangan

kewirausahaan dan keunggulan

kompetitif usaha kecil menengah

38.194.000,00 20.473.750,00 53,60

Page 48: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 82

2. Program pengembangan sistem

pendukung usaha bagi usaha mikro

kecil menengah

605.726.900,00 516.657.364,00 85,30

3. Program peningkatan kualitas

kelembagaan koperasi

732.151.600,00 573.120.650,00 78,28

4. Program perlindungan konsumen dan

pengamanan perdagangan

67.950.000,00 67.567.500,00 99,44

5. Program peningkatan efisiensi

perdagangan dalam negeri

3.352.700.000,00 1.901.731.915,00 56,72

6. Program pembinaan pedagang

kakilima dan asongan

200.000.000,00 129.433.000,00 64,72

7. Program pembinaan lingkungan sosial 1.819.625.000,00 547.161.890,00 30,07

8. Program sosialisasi ketentuan di

bidang cukai

180.375.000,00 165.250.000,00 91,61

9. Program pengembangan industri kecil

dan menengah

175.000.000,00 94.432.876,00 53,96

10.Program peningkatan kemampuan

teknologi industri

153.777.500,00 139.901.900,00 90,98

JUMLAH

7.325.500.000,00

4.155.730.845,00

56,73%

Pencapaian kinerja sasaran strategis oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan

Perdagangan Kota Batu mampu mendorong perkembangan koperasi di Kota Batu.

Tabel 3.7 Perkembangan Jumlah Koperasi

di Kota Batu tahun 2013-2015

No Uraian Tahun

2013 2014 2015

1 Jumlah koperasi 175 178 188

2 Jumlah Koperasi yang memperoleh predikat cukup sehat

46 48 48*

3 Jumlah Koperasi yg memperoleh predikat sehat

10 12 12*

Dari jumlah koperasi tersebut di atas, sudah dilakukan kegiatan peningkatan

kapasitas SDM pengelola pada tahun 2016 sebanyak 44 (empatpuluh) koperasi

dari target 50 (limapuluh) koperasi yang meningkat kapasitas SDM-nya melalui

Page 49: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 83

Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian, sehingga capaian kinerja indikator

tersebut adalah 88 %. Empat puluh empat koperasi tersebut adalah:

Tabel 3.8 Koperasi yang SDM Ditingkatkan Kapasitasnya

di Kota Batu

NO NAMA KOPERASI NO NAMA KOPERASI

1 KSU Brosem 23 Kopwan Puspa Mandiri

2 BMT KJKS Al-Hikmah 24 Kopwan Mulyorejo

3 Kopkar Wanatirta PDAM 25 Kopwan An-Nisa

4 Kopwan Sejahtera Kartini 26 Kopwan Anggrek Bulan

5 Kopwan Anggrek Bulan 27 Kopwan Kartini Sejati

6 Kopwan Putri Mandiri 28 Kopwan Tunas Harapan

7 Kopwan Sejahtera 29 Kopwan Kartini

8 Kopwan Sakinah 30 Kopwan Karya Mandiri

9 Kopwan Rejeki Emak 31 Kopwan Sejahtera Mandiri

10 Kopwan Kenanga 32 Kopwan Srikandi

11 Kopwan Bumi Rahayu 33 Kopwan Rejeki Mulyo

12 Kopwan Fajar Lestari 34 KSP Batu Sukses Mandiri

13 Kopkar Kartika Vyati 35 Koperasi Syariah Bin Auf

14 Kopwan Wahana Karya 36 Koperasi Margo Makmur Mandiri

15 Kopwan IBU 37 Kopkar Bhakti Rinjani

16 Kopwan Wanita Mandiri 38 Koperasi Semburgeni

17 KSU Rejo Makmur 39 Koperasi Jati

18 Kopwan Sitabela 40 Koperasi Wana Tirta

19 Kopwan Sumber Harapan 41 Koperasi Lembaga Pendidikan Maarif

20 Kopwan Bhakti Usaha 42 Koperasi Sinar Surya

21 Kopwan Sejahtera Mandiri 43 KSP Mitra Dika

22 KSU Mitra Mega Mandiri 44 Koperasi MDH

Pencapaian kinerja sasaran strategis ini bukanlah tanpa hambatan dan kendala.

Beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian sasaran

strategis tersebut adalah :

- Rendahnya capaian IKU Pertumbuhan wirausaha baru, Pertumbuhan nilai

produksi industri kecil dan menengah, dan Pertumbuhan nilai realisasi ekspor

produk unggulan daerah teridentifikasi karena semakin sulitnya para pelaku

usaha mikro maupun IKM dalam mendapatkan bahan-baku lokal.

Sementara itu beberapa kendala dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada

Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan antara lain:

Page 50: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 84

1) Sering kali pada saat RAT pengurus yang telah kompeten pasca diklat

diganti dengan pengurus baru yang belum kompeten sehingga menghambat

keberlanjutan perbaikan kinerja koperasi;

2) Minimnya koperasi yang memiliki aset sebagai jaminan untuk memperoleh

dana bergulir;

3) Terbatasnya sumber daya manusia untuk menjangkau kelompok-kelompok

usaha potensial di tingkat desa/kelurahan secara optimal;

4) Proses lelang yang gagal menyebabkan tidak terlaksananya pembangunan

pasar wisata Oro-oro Ombo;

5) Permintaan produk tertentu yang tinggi tidak mampu dipenuhi karena

terbatasnya bahan baku;

6) Minimnya pengetahuan pelaku usaha terhadap ketentuan ekspor impor;

7) Belum tersedianya sumber daya manusia dan sarana-prasarana metrologi

legal.

Beberapa solusi yang diambil oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan

Perdagangan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain :

1. Bekerjasama dengan Dinas terkait di tingkat Pemerintah Provinsi

sehingga dapat mengatasi persoalan kebutuhan anggaran;

2. Melakukan pembangunan pasar rakyat pada Kementerian Perdagangan.

Dalam rangka membangun sinergi antar pemangku kepentingan

dilakukan pembentukan forum UMKM yang terdiri atas unsur Dinas,

PLUT-KUMKM dan Asosiasi/paguyuban.

Pada Tahun 2017, Pemerintah Kota Batu, dalam hal ini diwakili oleh Dinas

Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Batu memperoleh penghargaan

sebagai “Pemerintah Kabupaten/Kota Pengembang UMKM Terbaik” Tingkat

Nasional dalam “6th UNS SME’s Summit and Awards 2017 dan Penganugerahan

Dharma Krida Baraya Adikarya Anugraha” bagi Pelopor Pengembangan UMKM

yang diselenggarakan pada tanggal 14 Juli 2017 oleh Universitas Sebelas Maret

Surakarta bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia.

Page 51: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 85

Misi 3 : Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat melalui

Aksesbilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan,

Kesehatan, Sosial dan Pembinaan Pemuda,

Pemberdayaan Perempuan

Tujuan Pertama : Meningkatnya Kualitas Hidup serta Kesejahteraan dan

Perlindungan Sosial Masyarakat

Sasaran Ke-3 : Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat

Indikator Kinerja Utama (IKU) RPJMD

Realisasi 2016

Capaian 2017 Kenaikan/

Penurunan Realisasi

Target Akhir

RPJMD 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

IKU - 9 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

2,18% 4% 4,29% 107,25% 2,11 4%

IKU - 10 Indeks Pendidikan

85,83 point

100 point

66 point 66% -19,83 100 point

IKU - 11 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

72,62 point

76,23 point

73,57 point

96,5% 0,95 76,23 point

IKU - 12 Angka Rata-rata Lama Sekolah

9,19 Tahun

9 Tahun 9,19

Tahun 100% - 9 Tahun

IKU - 13 Angka Harapan Hidup (AHH)

70,64 Tahun

72,16 Tahun

72,20 Tahun

100% 1,56 72,16 Tahun

IKU - 14 Kemiskinan

4,71% 4,71% 4,71% 100% - 4,71%

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 95%

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Tabel di atas menunjukkan rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis

meningkatnya kualitas pendidikan adalah sebesar 66% atau pencapaiannya

dengan katagori Sangat Berhasil. Sasaran strategis dicapai dengan 4 (empat) IKU,

dimana pencapaian kinerja seluruh IKU dapat dicapai dengan katagori Sangat

Berhasil dan realisasinya meningkat jika dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.

Capaian ini menunjukkan bahwa seluruh sumber daya Pemerintah Kota Batu

Page 52: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 86

sudah fokus diarahkan secara sinergis dalam mencapai sasaran strategis yang

ditetapkan.

Indikator makro yang digunakan untuk melihat perkembangan

pengangguran adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Penduduk usia 15

tahun ke atas yang mencari pekerjaan pada Tahun 2016 tercatat 4,29%.

Berdasarkan perbandingan menurut tiga sektor utama, sektor pertanian pada

Tahun 2016 mencapai 32,36% sedangkan sektor industri sebesar 17,04% dan

50,59% bekerja pada sektor jasa. Sektor perdagangan dan pertanian mendominasi

jenis lapangan usaha yang banyak dikerjakan oleh tenaga kerja di Kota Batu.

Dari total penduduk usia kerja (15 tahun keatas) sekitar 76% lebih penduduk

Kota Batu termasuk angkatan kerja. Beberapa indikator yang bisa digunakan untuk

memantau perkembangan kondisi ketenagakerjaan di Kota Batu antara lain Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja (TKK), Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) dan prosentase penduduk yang bekerja menurut

lapangan pekerjaan.

TPAK Kota Batu Tahun 2015 sebesar 70,38% sedangkan Tahun 2016

hanya 68,60%. Tingkat kesempatan kerja Kota Batu Tahun 2016 sebesar 95,71%

serta bahwa jumlah angkatan kerja penduduk Kota Batu yang terserap dalam

kegiatan ekonomi (bekerja) sebanyak 100.970 atau sebesar 95,71% terhadap

jumlah angkatan kerja.

Tabel 3.9 Statistik Ketenagakerjaan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016

Angkatan Kerja 103.743 106.777 105.496

Bekerja 101.339 104.177 100.970

TPAK (%) 70,57 70,38 68,60

TKK (%) 97,68 97,56 95,71

Tingkat Pengangguran (%)

2,32 2,43 4,29

Sumber : BPS Kota Batu 2017

Page 53: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 87

Sektor perdagangan dan pertanian mendominasi jenis lapangan usaha yang

banyak dikerjakan oleh tenaga kerja di Kota Batu. Penduduk yang bekerja di sector

perdagangan dan pertanian Tahun 2015 sebesar 61,5%. Sektor perdagangan dan

pertanian masih mendominasi lapangan usaha yang dikerjakan tenaga kerja di

Kota Batu. Hal ini seiring dengan dicanangkannya Kota Batu sebagai Kota Wisata

yang berbasis agropolitan sehingga memberikan kesempatan kerja bagi penduduk

Kota Batu di sektor perdagangan dan pertanian.

Indeks Pendidikan

Nilai poin indeks pendidikan Tahun 2017 point turun menjadi 66 point dari

target Indeks Pendidikan 100 poin sehingga terdapat penurunan point sebesar

19,83 point dibandingkan Tahun 2016 yang sebesar 85,63 poin. Capaian kinerja

terhadap kualitas pendidikan yang diukur dengan indeks pendidikan menunjukkan

adanya sedikit penurunan. Formula indeks pendidikan merupakan hasil

perhitungan rata-rata nilai tertimbang atas variabel angka melek huruf dan rata-rata

lama sekolah. Semakin tinggi nilai angka melek huruf suatu daerah dan semakin

tepat waktu lama rata-rata sekolah siswa, maka Indeks Pendidikan akan

meningkat. Indeks pendidikan adalah indikator yang memasukan antara akses

pendidikan formal dan non formal dengan tingkat kecerdasan siswa yang diukur

dari ketepatan lulus. Titik berat pendidikan formal adalah peningkatan mutu

pendidikan dan perluasan pendidikan dasar. Selain itu, ditingkatkan pula

kesempatan belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mencapai

sasaran tersebut, berbagai upaya dilakukan pemerintah, misalnya dengan

meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, perbaikan kurikulum, bahkan

sudah beberapa tahun ini pemerintah telah melaksanakan program wajib belajar 9

tahun.

Pada Bidang Pendidikan, sekolah adalah sarana pendidikan yang

diharapkan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal dalam

menyukseskan pembangunan. Sekolah TK, SD hingga SMU sudah tersedia secara

memadai di Kota Batu baik negeri, madrasah maupun swasta. Sekolah Dasar dan

SLTP tersebar di masing-masing kecamatan secara merata. Sehingga, akses

pendidikan akan lebih baik, luas dan merata di seluruh wilayah sehingga Lama

Usia Sekolah semakin baik. Wujud pemerataan dan perluasan akses pendidikan di

Page 54: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 88

Kota Batu pada khususnya dan di Jawa Timur pada umumnya dilakukan dengan

cara memperluas daya tampung satuan pendidikan, memberikan kesempatan yang

sama bagi semua peserta didik dari berbagai golongan masyarakat yang berbeda

secara sosial, ekonomi, gender, geografis wilayah, dan tingkat kemampuan fisik

serta intelektual. Bertambahnya Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi

Murni (APM) angka Tingkat Pendidikan Rata-rata dan Angka Melek Huruf

merupakan suatu indikator kunci keberhasilan pendidikan yang berlangsung saat

ini.

Pencapaian pembangunan di Bidang Pendidikan terkait erat dengan

ketersediaan fasilitas pendidikan. Rasio murid terhadap sekolah untuk tingkat SD

pada Tahun 2016 sebesar 214,52, ini mengandung arti bahwa setiap sekolah SD di

Kota Batu menampung murid sebanyak 214 orang. Untuk tingkat SLTP dan SLTA

rasio murid terhadap sekolah masing-masing sebesar 332,27 dan 368,00.

Salah satu ukuran dalam tingkat pendidikan adalah kemampuan baca tulis.

Prosentase penduduk yang melek huruf untuk Kota Batu Tahun 2016 mencapai

96,95 atau sebanyak 3,05% penduduk berumur 15 Tahun ke atas di Kota Batu

masih buta huruf.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Capaian IKU Indeks Pembangunan Manusia Kota Batu berhasil di atas rata-

rata capaian Provinsi Jawa Timur selama 5 tahun berturut-turut. Capaian Angka

IPM Kota Batu tahun 2017 sebesar 73,57 poin jauh di atas rata-rata Provinsi Jawa

Timur yaitu 68,98 poin. Sedangkan dibandingkan dengan Tahun 2016 yang

sebesar 72,62 point maka terdapat kenaikan angka Indeks Pembangunan Manusia

sebesar 0,95 point. Prestasi yang harus dipertahankan oleh Pemerintah Kota Batu

ke depannya.

Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan

melihat perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencerminkan

pencapaian kemajuan di bidang Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi. Angka IPM

Kota Batu pada Tahun 2015 sebesar 71,89% meningkat menjadi 72,62% pada

Tahun 2016 dan terus meningkat menjadi 73,57% di Tahun 2017. Kenaikan angka

IPM disebabkan karena adanya perbaikan atau peningkatan program di bidang

Page 55: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 89

pendidikan kesehatan, juga naiknya daya beli masyarakat yang berpengaruh

terhadap kenaikan angka IPM Kota Batu.

Angka IPM sebesar 73,57 point menunjukkan kondisi status pembangunan

manusia Kota Batu termasuk kategori menengah ke atas. Besarnya angka IPM

menunjukkan bahwa pencapaian status pembangunan manusia secara umum

selama 3 tahun periode terakhir mengalami perubahan yang cukup berarti

walaupun masih pada tingkatan menengah ke atas. Pembangunan yang dilakukan

selama 3 Tahun terakhir telah dapat menunjukkan kinerja yang baik dalam hal

pembangunan manusia untuk lebih berkualitas dan berdaya saing tinggi.

Angka Rata-rata Lama Sekolah

Angka Rata-rata lama sekolah juga merupakan indikator untuk mengetahui

tingkat pendidikan yang telah dicapai. Rata-rata lama sekolah untuk Kota Batu

selalu mengalami kenaikan dari Tahun 2015-2017. Penduduk Kota Batu yang

tamat SLTA atau yang sederajat pada Tahun 2017 sebesar 24,79% sedangkan

yang menamatkan sekolah sampai jenjang perguruan tinggi mencapai 7,96%.

Selain itu penduduk Kota Batu yang tidak pernah sekolah/tidak tamat SD sebesar

11,14% pada Tahun 2017. Prosentase penduduk Kota Batu yang terbesar hanya

menamatkan sekolah sampai tingkat Sekolah Dasar yaitu sebesar 45,30% pada

Tahun 2017.

Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kota Batu untuk kelompok umur 7-12

Tahun pada Tahun 2017 sebesar 100% yang berarti untuk semua anak usia

sekolah dasar sudah mengenyam pendidikan. Selanjutnya APS untuk usia SMP

(13-15 Tahun) sebesar 98%. Dan APS untuk usia SMA (16-18 Tahun) sebesar

87,01%. Hanya APS untuk usia SMA (16-18 Tahun) yang mengalami kenaikan

dibandingkan Tahun 2016 yaitu mencapai 87,01%. Meningkatnya nilai APS di Kota

Batu merupakan salah satu pengaruh digulirkannya program BOS (Bantuan

Operasional Sekolah).

Page 56: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 90

Angka Harapan Hidup (AHH)

Pembangunan Bidang Kesehatan antara lain bertujuan untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia melalui meningkatnya derajat kesehatan penduduk.

Angka Harapan Hidup Kota Batu pada Tahun 2015 menunjukkan nilai 72,06, pada

Tahun 2016 mencapai 72,16 dan Tahun 2017 mencapai 72,20. Ini memberikan arti

bahwa setiap bayi yang lahir di Tahun 2017 mempunyai harapan untuk tetap hidup

sampai umur 72,20 Tahun. Angka Harapan Hidup sangat dipengaruhi oleh kualitas

kesehatan diantaranya pola hidup sehat, pola konsumsi makanan, dan kualitas

lingkungan perumahan. Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

harus diimbangi dengan penyediaan sarana kesehatan sebagai tempat rujukan

bilamana masyarakat mengalami gangguan kesehatan.

Fasilitas dan tenaga kesehatan di Kota Batu selama 3 Tahun terakhir

cenderung tetap yaitu rumah sakit umum, puskesmas pembantu dan posyandu.

Pada Tahun 2016 jumlah rumah sakit umum ada 5 buah, puskesmas 5 buah,

puskesmas pembantu ada 6 buah dan posyandu ada 189 buah. Selain itu ada 10

rumah Bersalin yang tersebar di 3 Kecamatan. Tenaga kesehatan yang ada di

Kota Batu antara lain dokter 114 orang, perawat 241 orang, bidan 48 orang, tenaga

farmasi 41 orang, tenaga gizi 13 orang dan tenaga sanitarian 6 orang.

Masalah kesehatan balita harus menjadi perhatian sejak dalam kandungan,

saat kelahiran maupun saat balita. Aspek yang dicakup dalam kesehatan balita

adalah penolong kelahiran, pemberian ASI dan Imunisasi. Dari 15.804 balita yang

ada di Kota Batu semua kelahirannya ditolong tenaga medis seperti bidan, dokter

dan tenaga paramedis lainnya Salah satu factor penting untuk perkembangan anak

adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) karena ASI merupakan makanan terbaik

untuk bayi. Dari seluruh balita di Kota Batu, terdapat 90% bayi pernah diberi ASI.

Rata-Rata lamanya balita diberi ASI juga cenderung meningkat. Prosentase balita

yang diberi ASI selama kurang lebih 12 bulan sebesar 62,33%, 12 – 15 bulan

sebesar 10,76% dan prosentase paling tinggi 20 - 23 bulan yaitu sebesar 10%.

Secara umum hampir semua balita yang ada di Kota Batu sudah mendapat

imunisasi dengan jenis imunisasi yang bervariasi. Jenis Imunisasi yang diberikan

kepada balita di Kota Batu yaitu BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis. Sekitar

Page 57: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 91

62,45% balita sudah mendapatkan Imunisasi lengkap antara lain Polio, BCG, DPT,

Campak dan Hepatitis.

Kemiskinan

Penduduk miskin di Kota Batu selama kurun waktu empat tahun terakhir ini

terus menerus mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan capaian positif para

pelaku pembangunan di bidang kesejahteraan rakyat. Kondisi ini harus tetap

dipertahankan atau ditingkatkan kineja para pelaku pembangunan di bidang

kesejahteraan rakyat sehingga kondisi sosial ekonomi di Kota Batu semakin

mantap. Pada tahun 2015 penduduk miskin di Kota Batu tercatat 7.880 jiwa.

Jumlah penduduk miskin di Kota Batu selama 2012–2015 cenderung

mengalami penurunan. Prosentase penduduk miskin pada tahun 2015 sebesar

3,67 persen turun dari tahun 2013 sebesar 4,44 persen Hal ini lebih baik

dibandingkan Provinsi Jawa Timur yang mencapai 12,34 persen maupun tingkat

nasional yang mencapai 11,22 persen pada tahun 2015. Dengan demikian hal

tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah Kota Batu dalam upaya untuk selalu

mengurangi dan menanggulangi kemiskinan menuju target Millenium Development

Goal’s (MDG’s) tahun 2015.

Angka Kemiskinan Kota Batu pada Tahun 2017 masih tetap di angka 4,71%

belum menunjukkan indikasi penurunan dari Tahun 2016 yang juga di angka yang

sama yaitu 4,71%. Kemiskinan merupakan masalah yang komplek dimana

didalamnya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain :

Pendapatan yang rendah, rendahnya akses atau kegagalan memenuhi kebutuhan

dasar. Terkait masih adanya daerah-daerah kemiskinan yang perlu mendapat

sentuhan langsung dan warga masyarakat yang berada diwilayah ini rata-rata

berpenghasilan rendah dengan mata pencaharian/pekerjaan sebagian besar

adalah disektor pertanian, dan pekerja di sektor informal seperti pedagang kaki

lima, pedagang sayur, pedagang bunga, pedagang makanan kecil, tukang

bangunan, pengrajin dan lain-lain.

Secara umum didesa pada daerah-daerah miskin mempunyai jalan setapak

dengan sistem drainase yang kurang memenuhi syarat dan jalan menuju

persawahan masih berupa tanah atau belum di makadam, sehingga pada saat

musim hujan petani yang akan mengangkut hasil pertanian mengalami kesulitan,

Page 58: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 92

karena mobil tidak bisa masuk ke areal persawahan dan harus mengeluarkan biaya

yang lebih besar untuk mengangkut hasil panen dengan tenaga manusia dan

tinginya biaya operasional harga pupuk dan obat-obatan pertanian yang

membumbung tinggi tanpa diimbangi harga hasil pertanian, dimana dengan

melambungnya harga kebutuhan pokok semakin besar pula pengeluaran yang

harus dikeluarkan oleh masyarakat, sedangkan penghasilan sangat minim.

Tabel 3.10 Prosentase Penduduk Miskin Terhadap Jumlah Penduduk

di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur dan Nasional Tahun 2012 – 2015

Uraian Tahun (dalam%)

2012 2013 2014 2015

Kota Batu 5,10 4,42 4,44 3,67

Jawa Timur 13,08 12,73 12,28 12,34

Nasional 11,66 11,46 10,966 11,22

Sumber : Dinas Sosial Kota Batu, 2016

Namun demikian, upaya pengentasan kemiskinan masih perlu terus

ditingkatkan, terutama dalam rangka mengurangi tingkat kesenjangan antar

wilayah. Oleh karena itu, program-program untuk masyarakat miskin perlu

diupayakan agar dapat dirasakan di seluruh masyarakat Kota Batu hingga ke desa-

desa di daerah pegunungan. Perbaikan distribusi pendapatan, program

pemberdayaan masyarakat, perluasan kesempatan ekonomi pada masyarakat

berpenghasilan rendah serta memperluas akses perlindungan sosial perlu terus

diupayakan.

Beberapa SKPD terkait antara lain Dinas Pendidikan Kota Batu, Dinas

Kesehatan Kota Batu dan Dinas Sosial Kota Batu. Pencapaian sasaran strategis ini

didukung oleh SKPD sebagai berikut :

a. Dinas Pendidikan Kota Batu

Capaian kinerja sasaran strategis Dinas Pendidikan Kota Batu yang

mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa meningkatnya

kualitas pendidikan, adalah sebagai berikut:

Page 59: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 93

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

(IKU) SKPD

Capaian 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

Meningkatnya kualitas pendidikan

Angka Melek Huruf 100.00 100 100,00%

Lama Rata-rata Sekolah 8.81 8,9 101,02%

rata-rata APK SD 108.77 109,2 100,40%

rata-rata APK SMP 118.22 118,7 100,41%

rata-rata APK SMA/SMK 79.16 79,6 100,56%

rata-rata APM SD 96.30 96,3 100,00%

rata-rata APM SMP 83,50 83,5 100,00%

rata-rata APM SMA/SMK 63.60 63,6 100,00%

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 100,3%

Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program

dan alokasi anggaran sebagai berikut :

Program

Anggaran

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun 15.504.235.284 15.232.535.553 98,25%

2. Program Pendidikan Menengah 4.648.029.158 4.290.983.859 92,32%

3. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1.352.330.000 1.166.217.500 86,24%

4. Manajemen pelayanan pendidikan 767.839.350 618.023.800 80,49%

5. Belanja Hibah Dana Bantuan Operasional Sekolah/Bos

40.014.752.400 39.906.979.600 99,73%

6. Belanja Bantuan Sosial 1.186.240.600 758.620.000 63,95%

Jumlah 63.473.426.792 61.973.360.312 97,64%

Tabel 3.11 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Kota Batu Tahun 2013 – 2015

No Usia Sekolah (tahun) Tahun

2013 2014 2015

1 7 - 12 97,62 99,74 98,72

2 13 - 15 89,98 97,63 99,02

3 16 - 18 83,55 66,95 73,34

Page 60: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 94

Dengan adanya program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang

sasarannya sampai pada jenjang pendidikan tingkat SLTP. Keberadaan program

BOS cukup membantu dalam mendongkrak persentase APS pada kelompok Usia

SMP (13-15 th), mengingat program tersebut bukan bersifat menghapuskan biaya

pendidikan, namun hanya mengurangi. Jika pada jenjang pendidikan SD di

beberapa sumber menyebutkan bahwa sebagian besar murid tidak lagi terbebani

biaya SPP/BP3, namun pada jenjang pendidikan SLTP/sederajat, sebagian murid

masih membayar selisih SPP/BP3 setelah dikurangi BOS.

Gambar 3.12 Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Batu dibanding

Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2015

Pada tahun 2015 persentase penduduk Kota Batu yang melek huruf atau

bisa baca tulis mengalami kenaikan drastis yaitu dari 100 persen dibanding

tahun 2014 yaitu sebesar 94,79 persen. Dengan demikian maka pada tahun

2015 ini, Kota Batu sudah benar-benar bebas buta huruf. Dibandingkan angka

melek huruf Propinsi Jawa Timur, Kota Batu masih lebih baik, dimana AMH

Jawa Timur tahun 2014 sekitar 92,28 persen dan naik dari tahun sebelumnya

yang hanya 90,49 persen.

Page 61: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 95

b. Dinas Kesehatan Kota Batu

Capaian kinerja sasaran strategis Dinas Kesehatan Kota Batu yang

mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa meningkatnya

kualitas kesehatan masyarakat, adalah sebagai berikut :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Utama (IKU) SKPD

Capaian 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

Meningkatnya status

kesehatan ibu

Angka Kematian Ibu 32/100.000

KH

95/100.000

KH

-

Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan tidak menular

Usia Harapan Hidup

72,17

72,17

100%

Meningkatnya peran serta masyarakat di bidang kesehatan

Kebijakan pemerintah

yang mendukung

peningkatan peran

serta masyarakat di

bidang kesehatan

3 perwali 3 perwali

100%

Capaian Kinerja Sasaran Strategis

100%

Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program

dan alokasi anggaran sebagai berikut :

Program

Anggaran 2017

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

1.710.154.808 1.323.189.931 77,37%

2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 4.324.001.900 2.334.472.037 53,99%

3. Program Pengawasan Obat dan Makanan

28.975.000 24.948.300 86,1%

4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

5.246.669.000 756.086.000 14,41%

5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 1.880.693.700 1.628.444.100 86,59%

6. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

439.450.700 170.053.460 38,79%

7. Program Pencegahan dan Penganggulangan Penyakit Menular

1.585.797.400 516.609.950 32,58%

Page 62: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 96

Penyelenggaraan urusan kesehatan Pemerintah Daerah di Bidang

Kesehatan ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara

optimal. Sehat selain sebagai salah satu hak dasar manusia, juga merupakan

salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pengembangan Sumber Daya

Manusia (SDM), yang bersama faktor pendidikan dan ekonomi menjadi ukuran

untuk menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Di pihak lain, sehat

mulai dari janin dalam kandungan, anak balita, remaja, dewasa dan usia lanjut

juga perlu diupayakan dan diperjuangkan. Upaya pencapaian tujuan tersebut

ditempuh melalui berbagai kebijakan diantaranya dengan peningkatan upaya

Promosi Kesehatan, Budaya hidup bersih dan sehat, penyehatan lingkungan,

penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang merata dan

terjangkau, penyediaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan

penyandang masalah sosial lainnya serta peningkatan SDM bidang kesehatan

yang trampil dan profesional dibidangnya.

Diantara beberapa ukuran kesehatan yang ada, indikator yang digunakan

untuk melihat taraf kesehatan penduduk adalah Angka Harapan Hidup (AHH),

Angka Kematian Bayi (AKB) dan penolong persalinan. Ketiga indikator tersebut

sangat peka terhadap setiap perubahan sosial ekonomi masyarakat. Sehingga

selain sebagai ukuran kesehatan, ketiganya bisa juga memberikan indikasi

kondisi kesejahteraan masyarakat.

8. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

27.029.100 23.799.000 88,05%

9. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya

8.595.046.335 1.305.766.064 15,19%

10. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

59.744.000 57.694.000 96,57%

11. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

110.000.800 0 0

12. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan

57.810.000 39.875.917 68,98%

13. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

2.967.250.000 945.685.802 31,87%

14. Program Pembinaan Lingkungan Sosial 2.100.000.000 1.636.602.000 77,93%

Jumlah 29.132.622.743 10.763.226.561 36,95%

Page 63: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 97

c. Dinas Sosial Kota Batu

Capaian kinerja sasaran strategis Dinas Sosial Kota Batu yang mendukung

pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa meningkatnya pelayanan

penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), adalah sebagai berikut :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Utama (IKU) SKPD

Capaian 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

Meningkatnya penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang tertangani

Prosentase penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang tertangani

16% 16% 100%

Meningkatnya pelayanan sosial oleh potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS)

Prosentase potensi sumber kesejahteraan sosial(PSKS) dalam mengurangi PMKS

16% 16% 100%

Meningkatnya keluarga miskin GAKIN yang menerima pemberdayaan kesejahteraan sosial

Prosentase keluarga miskin GKIN yang menerima jaminan sosial

16% 16% 100%

Meningkatnya kepedulian sosial masyarakat

Prosentase perangkat desa yang terlibat dalam usaha kesejahteraan sosial

20% 20% 100%

Capaian Kinerja Sasaran Strategis

100%

Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program

dan alokasi anggaran sebagai berikut :

Program

Anggaran 2017

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin , Komunitas Adat terpencil ( KAT ) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS ) lainnya

157.850.000 117.669.100 74,54%

2. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial

449.037.000 212.381.850 47,30%

3. Program pembinaan penyandang cacat dan trauma

263.000.000 149.380.600 56,80%

4. Program Pembinaan Panti Asuhan/jompo

148.700.000 92.153.700 61,97%

5. Program Pemberdayaan kelembagaan 291.820.000 283.030.000 96,99%

Page 64: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 98

Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU

no. 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dapat

disimpulkan bahwa proses Pembangunan Bidang Sosial di Kota Batu yang

telah berjalan selama ini masih belum terkoordinasi secara optimal dan masih

menyisakan berbagai permasalahan. Diantaranya masih adanya kegagalan di

salah satu program dikarenakan kurangnya kesinkronan dan skill dan

kompetensi SDM aparat pemerintahan daerah khususnya dalam pengelolaan

kegiatan di bidang Sosial serta keterbatasan Sarana dan Prasarana yang telah

tersedia .

Tabel Realisasi Penyerapan Anggaran

Dinas Sosial Tahun 2017

Sumber : Dinas Sosial Kota Batu 2017

kesejahteraan sosial

6. Program Pembinaan Lingkungan Sosial 166.220.000 0 0

7. Program Pembinaan Eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya)

103.850.000 92.393.300 88,97%

8. Program pelestraian nilai kepahlawan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial

165.270.000 136.348.700 82,50%

J u m l a h 1.745.747.000 1.083.357.250 62,06%

0

1,000,000,000

2,000,000,000

3,000,000,000

4,000,000,000

5,000,000,000

6,000,000,000

7,000,000,000

20172016

20152014

2013

5,0

68

,92

1,9

80

6,1

10

,16

0,1

77

6,0

10

,05

0,7

83

2,8

22

,86

0,5

00

2,0

60

,30

4,5

00

3,9

41

,25

0,2

10

5,7

02

,14

3,7

33

5,4

46

,84

2,2

31

2,4

18

,42

5,6

64

1,8

67

,36

2,3

98

Anggaran

Realisasi

Page 65: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 99

Apabila dilihat dari frafik IKU tahun 2013 sampai dengan 2017 bisa

dikatakan bahwa hampir seluruh program kegiatan dapat dikatakan berhasil

dapat dibuktikan besaran capaian kegiatan rata-rata tercapai sebesar 85 %

atau termasuk kategori “SANGAT BERHASIL”.

Berdasarkan hasil pendataan PMKS tahun 2017, jumlah PMKS yang

telah terdata sebanyak 5.648 jiwa, sedangkan dari jumlah PMKS tersebut yang

telah diberikan pelayanan dan bantuan sebanyak 1.137 jiwa sehingga dari

target kinerja yang telah ditetapkan sebesar 16 % per tahun Dinas Sosial Kota

Batu telah melaksanakan pencapaian target kinerja sebesar 20.13%. Dapat

dideskripsikan bahwa fenomena PMKS ibarat Gunung Es, yang nampak sedikit

di permukaan namun realitasnya sangat banyak. Penanganan PMKS yang

merupakan bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan rakyat yang telah

menjadi prioritas dalam pembangunan nasional periode 2010-2017.

Sejalan dengan itu, pembangunan kesejahteraan sosial dilakukan

dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarapkat yang

kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang rawan

sosial ekonomi maupun masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.

Program bantuan sosial juga memperhatikan kelompok masyarakat

penyandang disabilitas, anak dengan disabilitas, dan lansia terutama yang

berasal dari keluarga miskin, anak balita terlantar, anak terlantar, perempuan

rawan sosial ekonomi serta masyarakat yang terpinggirkan, agar mereka

mendapatkan akses terhadap kebutuhan dan layanan dasar serta sumber daya

produktif untuk meningkatkan kesejahteraan.

Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang ada di kota

Batu berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada pendataan tahun 2017

sebanyak 5.648 jiwa Penyandang masalah kesejahteraan sosial. Kondisi ini

mengakibatkan ketidakstabilan kehidupan perekonomian masyarakat, sehingga

diperlukan lebih banyak anggaran untuk percepatan program pengentasan

kemiskinan dengan berbagai kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat.

Untuk PMKS jalanan berdasarkan pendataan tahun 2017 se-Kota Batu

berjumlah 325 PMKS, jumlah yang ditangani sebanyak 189 PMKS maka yang

tertangani sebesar 58%. Jumlah Penyandang cacat berdasarkan hasil

Page 66: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 100

pendataan tahun 2017 sebanyak 535 orang, untuk penanganan di tahun ini

sebanyak 535 penyandang atau 100% jadi diperlukan penanganan lebih lanjut

di tahun-tahun berikutnya. Lanjut Usia Terlantar se-Kota Batu yang perlu

mendapatkan bantuan sebanyak 1.600 orang, sedangkan jumlah yang

ditangani di tahun ini sebanyak 893 orang atau 55.81%, hal ini juga

memerlukan penanganan lebih lanjut.

Sedangkan untuk penanganan gelandangan dan pengemis berupa

pemulangan atau pengembalian kedaerah asal, mengingat mereka pendatang

dan bukan warga asli Kota Batu yang mana hal ini dibuktikan 67 (enam) orang

gelandangan dan pengemis ditahun 2017 melalui pendataan langsung

dilapangan. Hal ini dilakukan mengingat icon Kota Batu sebagai Kota Wisata

sehingga keberadaan mereka sangat mengganggu baik keindahan, ketertiban

kota maupun kenyamanan bagi wisatawan. Untuk tahun 2017 dianggarkan

pemulangan untuk 120 orang dan terealisasi sebanyak 120 orang atau

100,00%. Khususnya Wanita Rawan Sosial Ekonomi di Kota Batu

berdasasarkan hasil pendataan berjumlah 55 orang, keseluruhan 55 orang

tersebut belum mendapatkan penanganan sehingga diharapkan tahun

berikutnya mendapatkan perhatian.

Sementara itu beberapa kendala dalam pelaksanaan program dan kegiatan

pada Dinas Sosial antara lain :

1. Terbatasnya skill dan kompetensi SDM aparat pemerintahan daerah

khususnya dalam pengelolaan kegiatan di bidang Sosial (belum terdapat

Pejabat Fungsional yang secara khusus menangani);

2. Belum terbangunnya sistem pola pembinaan Sosial yang terpadu (lemahnya

koordinasi antar Stakeholder);

3. Sulitnya pengendalian, pengawasan serta pengevaluasian perkembangan

dalam Bidang Sosial ;

4. Terbatasnya fasilitas kebutuhan publik terkait dengan kegiatan Bidang

Sosial;

5. Tingginya angka Kemiskinan dan Pengangguran ;

6. Keterbatasan Sarana dan Prasarana (Kendaraan operasional yang

memadai).

Page 67: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 101

7. Kurangnya pemahaman perangkat desa maupun masyarakat yang ada di

Desa untuk penanganan PMKS;

8. Lemahnya sistem informasi manajemen Sosial;

9. Belum optimalnya kompetensi teknis yang dimiliki pembina/penyelenggara

kegiatan Bidang Sosial.

Beberapa solusi yang diambil oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan

Perdagangan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain :

1. Peningkatan kualitas SDM dan sistem kelembagaan untuk menunjang

kualitas pengembangan pembangunan Bidang Sosial ;

2. Peningkatan akses informasi secara maksimal kepada masyarakat

menyangkut kebijakan pembangunan bidang Sosial ;

3. Pengembangan dan Peningkatan skill Aparatur pada Dinas Sosial melalui

Diklat-diklat Khusus, Kunjungan kerja keluar daerah, serta rapat-rapat

koordinasi dan Konsultasi;

4. Optimalisasi keterlibatan pekerja sosial masyarakat yang tergabung dalam

PSM,TKSK,Karang Taruna pada pengembangan kegiatan Bidang Swadaya

Sosial;

5. Optimalisasi keterlibatan masyarakat dalam aktifitas pengembangan

kegiatan Bidang Sosial;

6. Pengembangan sarana-prasarana penunjang kegiatan Bidang Sosial;

7. Sosialisasi terhadap perangkat desa maupun tokoh masyarakat dalam

penanganan PMKS yang ada di desa-desa;

Misi 4 : Mewujudkan Pemerintahan yang Demokratis, Berkeadilan

dan Profesional yang Didukung oleh Mantapnya Sistem

Kelembagaan dan Aparatur yang Berkualitas dan

Kompeten Berdasarkan Pengembangan Ilmu

Pengetahuan dan Tekhnologi

Tujuan Pertama : Terselenggaranya Pemerintahan dan Fungsi Pelayanan

Publik yang Prima secara Profesional, Transparan dan

Akuntabel

Sasaran Ke-4 : Meningkatnya Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

Page 68: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 102

Indikator Kinerja Utama (IKU) RPJMD

Realisasi 2016

Capaian 2017 Kenaikan/ Penurunan Realisasi

Target Akhir

RPJMD 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

IKU - 15 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

74,21 point

85 point

77,73 point

91,4% 3,52 point

85 point

IKU – 16 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

C B C 75% -1 level B

IKU – 17 Opini BPK

WTP WTP WTP 100% - WTP

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 89%

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Tabel di atas menunjukkan capaian rata-rata kinerja sasaran strategis

meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah sebesar 88,8% atau

kinerjanya dengan katagori Sangat Berhasil. Sasaran strategis ini diukur dengan

3 (tiga) indikator kinerja utama (IKU), yaitu Nilai Indeks Kepuasan (IKM), nilai

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan capaian Opini BPK.

Ketiga indikator ini diajukan sebagai Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Batu

dalam mengukur kinerja pemerintahan dengan pertimbangan sudah mewakili

3 (tiga) kinerja sasaran strategis, yaitu kinerja pelayanan publik (IKM), kinerja

program (SAKIP) dan kinerja keuangan (Opini BPK).

Tahapan dalam pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat ini terdiri dari

perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengolahan dan penyajian hasil survei.

Adapun teknik survey sebagaimana tertuang dalam Permenpan RB No.16 tahun

2014, penyelenggara diperbolehkan memilih teknik survei yang dikuasai.

Adapun teknik survei yang dilakukan adalah :

(1) Kuesioner dengan wawancara tatap muka;

(2) Kuesioner melalui pengisian sendiri termasuk yang dikirimkan melalui surat;

(3) Kuesioner elektronik;

(4) Diskusi kelompok terfokus;

(5) Wawancara tidak terstruktur melalui wawancara yang intensif.

Page 69: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 103

Bagian Organisasi melakukan fasilitasi pembinaan penyusunan Indeks

Kepuasan Masyarakat kepada SKPD/unit pelayanan publik serta mengkoordinir

data IKM dari SKPD. Data Indeks Kepuasan Masyarakat diharapkan dapat menjadi

evaluasi bagi penyelenggara pelayanan publik agar lebih meningkatkan kualitas

pelayanannya kepada masyarakat yang sesuai dengan dinamika kebutuhan

masyarakat. Capaian kinerja Indikator IKM pada Tahun 2017 adalah 91,4%,

dengan nilai realisasi IKM sebesar 77,73 poin terjadi peningkatan sebesar 3,52

point dengan tahun sebelumnya.

Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kota Batu merupakan hasil dan

upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Batu melalui pelaksanaan Program dan

Kegiatan. Berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2013 tentang RPJMD Kota Batu

Tahun 2012-2017 dan Perwali IKU Nomor 78 Tahun 2013 tentang Penetapan

Indikator Kinerja Utama, telah ditetapkan 12 Indikator Kinerja utama dalam kurun

waktu Tahun 2013-2017.

Pada Tahun 2017 telah ditetapkan 4 Sasaran termasuk 15 Bidang SPM

dengan 4 Misi, 4 Tujuan dan 17 Indikator Kinerja Utama Sasaran. Pemerintah Kota

Batu menargetkan pada Tahun 2017, nilai SAKIP Kota Batu memperoleh nilai “B”

atau dengan predikat “Baik”, namun hasil penilaian Menpan atas pelaksanaan

sistem akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah di lingkungan Pemerintah Kota

Batu mendapat nilai “C” atau dengan predikat “Agak kurang”. Untuk meningkatkan

nilai LAKIP Kota serta penataan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

(SAKIP), maka dilaksanakan asistensi/pembinaan penyusunan LAKIP SKPD serta

monev SAKIP secara berkala kepada 37 SKPD di lingkungan Pemerintah Kota

Batu. Selain itu Bagian Organisasi mengikuti bimbingan teknis/monev SAKIP yang

diselenggarakan oleh Menpan/Biro Organisasi Propinsi Jawa Timur.

Pada Tahun 2017 ditargetkan 30 SKPD (80%) yang menyusun LAKIP SKPD

diprioritaskan telah mampu menyusun Perjanjian Kinerja SKPD Tahun 2018 sesuai

dengan pedoman. Perjanjian Kinerja adalah kesepakatan antara penerima dan

pemberi amanah atas kinerja yang terukur berdasarkan sumber daya yang

tersedia. Perjanjian kinerja menyajikan indikator kinerja utama dan indikator kinerja

SKPD. Perjanjian kinerja merupakan target capaian prioritas yang harus

Page 70: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 104

dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh Pimpinan SKPD dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya. Setiap SKPD harus menyusun Perjanjian

Kinerja setelah ditetapkannya DPA dan pada Tahun 2017, 30 SKPD telah

menyusun Dokumen Perjanjian Kinerja yang sesuai pedoman yang ditandatangani

oleh Walikota Batu dan Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Batu.

Sedangkan yang mampu menyusun Perjanjian Kinerja yang tepat sesuai pedoman

adalah 80% sehingga tingkat capaiannya 100%. Adapun hal yang menjadi

penyebab masih kurang tepatnya penyusunan Perjanjian Kinerja SKPD adalah

penyusunan indikator kinerja SKPD masih ada yang berorientasi output dan perlu

penyempurnaan agar berorientasi outcome.

Pada awal Tahun 2017 ditargetkan sebesar 80% SKPD mampu menyusun

Laporan Kinerja sesuai pedoman. Bagian Organisasi melaksanakan pendampingan

SAKIP SKPD mulai bimbingan teknis, pendampingan IKU maupun desk

penyusunan IKU SKPD dan Laporan Kinerja SKPD. Materi yang disampaikan

adalah korelasi antara dokumen perencanaan Daerah dengan dokumen

perencanaan SKPD, penyusunan IKU SKPD maupun sistematika penyusunan

Laporan Kinerja SKPD. Melalui beberapa asistensi penerapan SAKIP Pemerintah

Daerah yang dilaksanakan oleh Menpan, Biro Organisasi Propinsi dan Inspektorat

Propinsi Jatim, maka Bagian Organisasi melaksanakan beberapa langkah evaluasi

yaitu Revisi matriks tujuan dan sasaran RPJMD serta revisi Perwali IKU

Pemerintah Kota, penyederhanaan IKU Pemerintah Kota serta sinkronisasi IKU

Kota dengan IKU SKPD. Hasil asistensi tersebut disampaikan kepada SKPD untuk

dilaksanakan penyesuaian di tingkat SKPD. Beberapa SKPD telah menunjukkan

perkembangan dengan melaksanakan revisi dokumen Renstra dan Laporan Kinerja

SKPD. Dan diakhir Tahun 2017, SKPD yang mampu menyusun Laporan Kinerja

sesuai pedoman adalah sebesar 80% atau capaian 100% dari yang ditargetkan.

Adapun hasil penilaian tingkat akuntabilitas kinerja atau

pertanggungjawaban atas hasil (outcome) terhadap penggunaan anggaran dalam

rangka mewujudkan pemerintahan yang berorientasi pada Hasil (result oriented

government) yang dicapai Pemerintah Kota Batu masih memperoleh predikat “C”

dengan nilai 42,03. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi

penggunaan anggarannya masih rendah jika dihubungkan dengan capaian

Page 71: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 105

kinerjanya dimana hal ini disebabkan oleh pembangunan budaya kinerja birokrasi

dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Pemerintah

Kota Batu masih belum berjalan dengan optimal dan masih memerlukan perbaikan

secara mendasar.

Opini BPK

Pada tahun 2017 ditargetkan seluruh SKPD menyusun laporan keuangan

tepat waktu dan target ini tercapai 100%. Hal ini tidak lepas dari usaha dan

kebijakan yang diambil Badan keuangan Daerah dalam rangka tertib

penatausahaan laporan keuangan yang dimulai dari penyusunan anggaran,

pelaksanaan penatausahaan sampai pada pelaporan keuangan dan aset. Sejalan

dengan tercapainya target tersebut, juga diiringi dengan penilaian opini BPK atas

Laporan Keuangan Pemerintah Kota Batu Tahun Anggaran 2016 yang mendapat

nilai WTP. Pencapaian tersebut berkat dukungan seluruh SKPD dalam

penyelenggaraan pengelolaan keuangan yang terus-menerus mengalami

perbaikan dan keberhasilan dalam pelaksanaan program kegiatan di SKPD.

Adapun SKPD yang terkait dalam pencapaian kinerja tersebut adalah :

Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Batu, Inspektorat, dan Badan

Keuangan Daerah (BKD). Capaian ini didukung oleh IKU SKPD antara lain:

a. Bagian Organisasi Setda Batu.

Capaian kinerja sasaran strategis Bagian Organisasi Setda Batu yang

mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa meningkatnya

kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, adalah sebagai berikut:

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

(IKU) SKPD

Capaian 2017

Target Realisasi Capaian

(%)

Meningkatnya kinerja dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

Nilai SAKIP Pemerintah B C 50%

Menyelenggarakan pelayanan publik yang

profesional dan

terstandarisasi

Nilai hasil survey kepuasan masyarakat

85 point

77,73 point

91,4%

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 70,7%

Page 72: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 106

Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program

dan alokasi anggaran sebagai berikut :

Program

Anggaran 2017

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

1. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

215.625.000 156.842.100 72,74%

2. Program peningkatan pelayanan publik 393.250.000 386.653.000 98,32%

Jumlah 608.875.000 543.495.100 89,26%

b. Inspektorat Kota Batu

Capaian kinerja sasaran strategis Inspektorat Kota Batu yang mendukung

pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa meningkatnya kinerja

penyelenggaraan pemerintahan daerah, adalah sebagai berikut:

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

(IKU) SKPD

Capaian 2016

Target Realisasi Capaian

(%)

Meningkatnya pelaksanaan fungsi pengawasan secara optimal

Intensitas pelaksanaan monitoring, evalusi reviu, asistensi, bimbingan teknis, sosialisasi dan pemeriksaan

85% 83,50% 98,24%

Terlaksananya evaluasi

akuntabilitas kinerja

Jumlah SKPD yang mendapat evaluasi akuntabilitas kinerja

85% 2,43% 2,86%

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 50,55%

Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program

dan alokasi anggaran sebagai berikut:

Program

Anggaran

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

1. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

249.340.000 240.167.600 96,32%

2. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan

4.700.000 4.210.500 89,59%

Jumlah 254.040.000 244.378.100 96,20%

Page 73: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 107

c. Badan Keuangan Daerah Kota Batu.

Capaian kinerja sasaran strategis Badan Keuangan Daerah Kota Batu yang

mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa berupa

meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah sebagai

berikut:

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

(IKU) SKPD

Capaian 2016

Target Realisasi Capaian

(%)

Meningkatnya sistem

pengelola keuangan

daerah dan aset daerah

yang lebih profesional

dengan berorientasi

pada sumberdaya

manusia dengan

memanfaatkan teknologi

informasi

Cakupan peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah

100% 100% 100%

Meningkatnya efisiensi

dan efektivitas

penggunaan anggaran

yang seimbang dan

terkelolanya keuangan

daerah dan aset daerah

yang berorientasi pada

kepentingan publik

Jumlah sistem informasi keuangan daerah, aset dan publik

100% 100% 100%

Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah

WTP - -

Prosentase Aset Daerah yang di Inventaris

95% 95% 100%

Terwujudnya sistem

pelaporan keuangan dan

aset sesuai dengan

standar pelayanan untuk

mendorong organisasi

birokrasi yang baik dan

bersih (good and clean

governance)

Capaian peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

100% 100% 100%

Capaian Kinerja Sasaran Strategis 100% 100% 100%

Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program

dan alokasi anggaran sebagai berikut:

Program Anggaran 2017

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

1. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

436.001.000 369.910.750 84,84

Page 74: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 108

2. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

4.748.221.400 3.596.345.302 75,74

3. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kota

322.549.000 270.259.093 83,79

4. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

215.000.000 72.850.000 33,88

Jumlah 5.721.771.400 4.309.365.145 75,32

Kendala/hambatan dalam pencapaian sasaran strategis meningkatnya

kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah dari hasil survei

kepuasan masyarakat masih terdapat unsur-unsur yang belum memenuhi

standar pelayanan yang ditetapkan, yang disebabkan manajemen pelayanan

publik yang masih kurang optimal terutama masih terdapat unsur-unsur yang

belum memenuhi standar pelayanan yang ditetapkan antara lain ketepatan dan

kecepatan dalam pelayanan, kenyamanan lingkungan, kesiapan SDM petugas

pelayanan dan keterbatasan sarana prasarana pendukung pelayanan.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dan

untuk mewujudkan capaian kinerja ke depan agar lebih baik antara lain:

- Setiap unit pelayanan agar membuat standar operasional pelayanan sesuai

dengan jenis layanan yang diberikan, sehingga ada kepastian bagi

masyarakat.

- Semua pegawai pada unit pelayanan agar memiliki komitmen dan membuat

janji layanan kepada pelanggan.

- Setiap unit pelayanan agar menyiapkan ruang bagi pelanggan untuk

memberikan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan serta melakukan

survey indeks kepuasan masyarakat secara berkala kepada para

pelanggan atau pengguna layanan, sebagai bahan untuk perbaikan

layanan.

- Meningkatkan kegiatan pameran pelayanan publik antar unit pelayanan

publik serta lomba inovasi pelayanan publik antar unit layanan sehingga

akan menumbuhkan persaingan yang sehat antar unit pelayanan sekaligus

sebagai evaluasi memperbaiki kinerja pelayanan publik;

Page 75: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 109

3.4. AKUNTABILITAS KEUANGAN

- Perlu ada kebijakan daerah dalam setiap tahun anggaran agar SKPD

membuat program dan kegiatan yang keatif dan inovatif khususnya unit

pelayanan.

Terhadap capaian kinerja Indikator SAKIP yang masih belum tercapai,

hal ini disebabkan oleh belum maksimalnya penerapan Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada SKPD, akibatnya sasaran strategis

di RPJMD masih perlu disinergikan lagi dengan sasaran strategis SKPD pada

Renstra. Ada beberapa Program/Kegiatan pada SKPD yang belum sejalan

dengan RPJMD. Penerapan SAKIP berbasis sistem (G-SAKIP) yang masih

belum optimal karena perlunya pengembangan/penyempurnaan Sistem G-

SAKIP serta penyinergian dengan sistem perencanaan daerah yang mulai

dibangun di Tahun 2017. Solusi yang diambil adalah melaksanakan

perencanaan pengembangan sistem G-SAKIP serta melakukan study banding

dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah lainnya.

Hal lainnya yang perlu dilakukan agar nilai SAKIP Pemerintah Kota Batu

dapat meningkat adalah Pemkot Batu melengkapi perencanaannya dengan

indikator kinerja utama yang terstruktur per Eselon serta sistematis.

Penyusunan Indikator Kinerja Utama yang lebih spesifik untuk SKPD. Prosedur

penganggarannya agar mempersyaratkan adanya kinerja SKPD. Beberapa

langkah yang telah dilaksanakan Pemkot Batu adalah telah mengadakan kerja

sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk melaksanakan evaluasi

dan monitoring SAKIP Pemerintah Kota Batu secara berkala, serta melakukan

evaluasi program pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran.

Akuntabilitas keuangan merupakan analisis dan evaluasi terhadap serapan

anggaran terhadap realisasi program dan kegiatan yang dilakukan oleh setiap

SKPD terkait untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan. Hasil analisis

serapan anggaran ini berupa prosentase atau tingkat serapan anggaran setiap

program/kegiatan dan setiap SKPD. Hasil perhitungan ini berupa prosentase (%)

serapan anggaran yang akan menjadi pengurang prosentase (%) kinerja.

Page 76: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 110

SEBELUM PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN (Rp) %

1 3 4 5 6

1 822,180,107,664.00 859,991,508,077.69 37,811,400,413.69 4.60

1.1 124,057,978,289.00 145,865,571,206.69 21,807,592,917.69 17.58

1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 101,325,000,000.00 106,116,664,136.00 4,791,664,136.00 4.73

1.1.2 Hasil Ristribusi Daerah 7,639,973,391.00 7,639,973,391.00 - -

1.1.3 Hasil Pengelolaan Keakyaan Daerah yang dipisahkan 2,152,462,133.00 2,360,797,996.69 208,335,863.69 9.68

1.1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 12,940,542,765.00 29,748,135,683.00 16,807,592,918.00 129.88

1.2 627,807,267,000.00 623,287,894,000.00 (4,519,373,000.00) (0.72)

1.2.1 Bagi Hasil Pajak /Bagi Hasil Bukan Pajak 59,603,619,000.00 60,766,002,000.00 1,162,383,000.00 1.95

1.2.2 Dana Alokasi Umum 480,460,016,000.00 474,779,517,000.00 (5,680,499,000.00) (1.18)

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 87,743,632,000.00 87,742,375,000.00 (1,257,000.00) (0.00)

1.3 70,314,862,375.00 90,838,042,871.00 20,523,180,496.00 29.19

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya 49,851,231,375.00 63,472,031,871.00 13,620,800,496.00 27.32

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 18,852,611,000.00 26,352,611,000.00 7,500,000,000.00 39.78

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 1,611,020,000.00 1,013,400,000.00 (597,620,000.00) (37.10)

NOMOR

URUT

JUMLAH (Rp) BERTAMBAH/(BERKURANG)URAIAN

2

PEMERINTAH KOTA BATULAPORAN REALISASI ANGGARAN KEUANGAN

TAHUN ANGGARAN 2017

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH

DANA PERIMBANGAN

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

Page 77: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 111

2 844,813,121,972.00 928,207,231,067.49 83,394,109,095.49 9.87

2.1 429,014,767,575.00 432,488,127,325.49 3,473,359,750.49 0.81

2.1.1 Belanja Pegawai 296,052,036,575.00 292,445,006,725.49 (3,607,029,849.51) (1.22)

2.1.4 Belanja Hibah 73,281,077,400.00 74,658,177,000.00 1,377,099,600.00 1.88

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 7,660,360,000.00 11,973,650,000.00 4,313,290,000.00 56.31

2.1.6 Belanja Bagi Hasil kepada Propinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa 8,656,890,400.00 8,656,890,400.00 - -

2.1.7 Belanja Bagi Hasil kepada Propinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa dan Partai 42,364,403,200.00 42,754,403,200.00 390,000,000.00 0.92

Politik

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1,000,000,000.00 2,000,000,000.00 1,000,000,000.00 100.00

2.2 415,798,354,397.00 495,719,103,742.00 79,920,749,345.00 19.22

2.2.1 Belanja Pegawai 50,656,573,381.00 53,276,460,419.00 2,619,887,038.00 5.17

2.2.2 Belanja barang dan Jasa 197,287,494,617.00 250,840,917,802.00 53,553,423,185.00 27.14

2.2.3 Belanja Modal 167,854,286,399.00 191,601,725,521.00 23,747,439,122.00 14.15

SURPLUS/(DEFISIT) (22,633,014,308.00) (68,215,722,989.80) (45,582,708,681.80) 201.40

3

3.1 25,633,014,308.00 72,255,722,989.80 46,622,708,681.80 181.89

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 25,633,014,308.00 72,255,722,989.80 46,622,708,681.80 181.89

3.2 3,000,000,000.00 4,040,000,000.00 1,040,000,000.00 34.67

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 3,000,000,000.00 4,040,000,000.00 1,040,000,000.00 34.67

PEMBIAYAAN NETTO 22,633,014,308.00 68,215,722,989.80 45,582,708,681.80 201.40

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN 0.00 0.00 0.00 0.00

BELANJA LANGSUNG

PEMBIAYAAN DAERAH

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH

PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH

BELANJA

BELANJA TIDAK LANGSUNG

Kota Batu, 10 Nopember 2017Plt. WALIKOTA BATU

PUNJUL SANTOSO

Page 78: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 112

Misi 1 : Meningkatkan Stabilitas Sosial, Politik dan Kehidupan Masyarakat yang rukun, harmonis dan

demokratis berdasarkan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Pelestarian

Nilai-Nilai dan Kearifan Budaya Lokal

Tujuan Pertama : Terwujudnya Stabilitas Sosial Politik Wilayah dan Kerukunan Hidup antar Umat Beragama yang

Harmonis dan Demokratis serta Berkembangnya Kearifan Budaya Lokal

Sasaran Ke-1 : Terwujudnya Kehidupan Beragama yang Harmonis.

No Indikator Kinerja Utama (IKU) Capaian

(%)

Program Pendukung

SKPD Terkait Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

1

IKU - 1

Konflik Keagamaan yang terjadi di Kota Batu

100%

1. Satuan Polisi Pamong Praja 2.008.635.000 1.976.047.500 98,37%

2. Bagian Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan.

4.356.745.000 3.664.180.125 84,10%

3. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

4.155.869.200 3.477.446.190 83,67%

Jumlah 100% 10.521.249.200 9.117.673.815 86,66%

Page 79: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 113

Misi 2 : Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Potensi Unggulan Daerah (Pertanian Organik,

Pariwisata, Investasi dan UMK), Pembangunan Kewilayahan dan Kemitraan

Tujuan Pertama : Meningkatnya Perekonomian Daerah Berdasarkan Optimalisasi Potensi Unggulan Daerah dan

Pemberdayaan Masyarakat

Sasaran Ke-2 : Meningkatnya Investasi Daerah

No Sasaran/Kinerja Utama Capaian

(%)

Program Pendukung

SKPD Terkait Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

2 IKU - 2 Hasil Produksi Pertanian Organik IKU - 3 Kontribusi sektor Pertanian terhadap PDRB (%) IKU – 4 Jumlah kunjungan wisatawan (orang) IKU – 5 Realisasi Nilai Investasi IKU – 6 Pertumbuhan Ekonomi IKU – 7 PDRB Perkapita (juta) IKU – 8 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

256,02%

88,09%

140,49%

585%

82,21%

128,8%

98%

1. Dinas Pertanian

16.288.975.110 14.856.954.300 91,21%

2. Dinas Pariwisata

8.197.716.000 5.513.278.712 67,25%

3. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja

2.336.125.000 1.397.432.816 59,82%

4. Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan

7.325.500.000

4.155.730.845

56,73%

Jumlah 196,94% 34.148.316.110 25.923.396.673 75,91%

Page 80: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 114

Misi 3 : Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat melalui Aksesbilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan,

Kesehatan, Sosial dan Pembinaan Pemuda, Pemberdayaan Perempuan

Tujuan Pertama : Meningkatnya Kualitas Hidup serta Kesejahteraan dan Perlindungan Sosial Masyarakat

Sasaran Ke-3 : Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat

No Sasaran/Kinerja Utama Capaian

(%)

Program Pendukung

SKPD Terkait Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

3 IKU - 9 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) IKU - 10 Indeks Pendidikan IKU - 11 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) IKU - 12 Angka Rata-rata Lama Sekolah IKU - 13 Angka Harapan Hidup (AHH) IKU - 14 Kemiskinan

107,25%

66 point

96,5%

100%

100%

100%

1. Dinas Pendidikan

63.473.426.792 61.973.360.312 97,64%

2. Dinas Kesehatan

29.132.622.743 10.763.226.561 36,95%

3. Dinas Sosial 1.745.747.000 1.083.357.250 62,06%

Jumlah 95% 94.351.796.535 73.819.944.123 78,24%

Page 81: 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 3 AktKinerja-LKj... · 3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017 Bab 3 Berisi : 3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 115

Misi 4 : Mewujudkan Pemerintahan yang Demokratis, Berkeadilan dan Profesional yang Didukung oleh

Mantapnya Sistem Kelembagaan dan Aparatur yang Berkualitas dan Kompeten Berdasarkan

Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi

Tujuan Pertama : Terselenggaranya Pemerintahan dan Fungsi Pelayanan Publik yang Prima secara Profesional,

Transparan dan Akuntabel

Sasaran Ke-4 : Meningkatnya Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

No Sasaran/Kinerja Utama Capaian

(%)

Program Pendukung

SKPD Terkait Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(%)

4 IKU - 15 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) IKU – 16 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) IKU – 17 Opini BPK

91,4%

75%

100%

1. Bagian Organisasi 608.875.000 543.495.100 89,26%

2. Inspektorat 254.040.000 244.378.100 96,20%

3. Badan Keuangan Daerah 5.721.771.400 4.309.365.145 75,32%

Jumlah 89% 6.584.686.400 5.097.238.345 77,41%