Post on 02-Jul-2015
1
A. Identitas Mahasiswa
Nama Lengkap : ELVIANI
NIM : 07 20717 038
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Alamat : Taman Sudian Indah Blok J2 No. 1, Makassar
B. Judul Penelitian
Analisis Unsur Religius yang Terkandung dalam Novel “Nafsul Muthmainnah” karya Anfika Noer.
C. Latar Belakang
Sastra adalah bahasa, kata-kata gaya bahasa yang dipakai dalam kitab-
kitab, bukan bahasa sehari-hari kesusastraan karya kesenian yang
diwujudkan dengan bahasa seperti prosa dan puisi yang indah-indah di
dalamnya termuat berbagai peristiwa yang telah melewati tahap seleksi
yang ketat oleh penulis, isinya memang melewati tahap seleksi yang ketat
oleh penulis. Isinya memang hayalan tetapi dia memberikan makna yang
dalam bagi kehidupan. Lewat karya sastra dapat diperoleh pendidikan dari
berbagai sektor kehidupan. Oleh sebab itu, karya sastra selalu menarik
perhatian seseorang untuk dibaca karena merupakan hasil perasaan dan
pikiran yang diekspresikan secara teratur, baik dalam dirinya maupun dari
lingkungan.
2
Bila pembaca telah bersentuhan dengan karya sastra, seperti novel,
maka secara tidak langsung berusaha menemukan gambaran dunia yang
diangkat pengarang dalam kreasinya. Pengalaman kehidupan sehari-hari
juga ikut menentukan kelancaran dan kekayaan pemahamannya,
pemahaman yang relevan dengan uraian tersebut adalah modal religius
termasuk di dalamnya pesan keagamaan.
Dari uraian tersebut di atas, maka penulis mengalisis novel nafsul
mutmainnah menggunakan pendekatan religius yang pada hakikatnya
apakah novel tersebut merupakan peneladanan yang mengandung ajaran-
ajaran agama masyarakat Indonesia yaitu agama islam.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah tersebut di
atas, maka untuk memperjalas arah penelitian ini penulis merumuskan
masalah yan dikaji dan dibahas. Adapun masalahnya adalah apakah nilai
religius tang terdapat dalam novel “Nafsul Muthmainnah” Karya Anfika
Noer.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut di atas, maka untukk mengarahkan
penelitian ini, pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh jawaban akan
3
masalah dan mendeskripsikan nilai-nilai relilgius yang terdapat dalam novel
“Nafsul Mutmainnah” karya Anfika Noer.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yang dapat diperoleh yakni:
1. Mengamalkan nilai-nilai religius yang terdapat dalam novel
“Nafsul Mutmainnah” dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sebagai bahan perenungan dalam kehidupan di dunia yang harus di
landasari ajaran-ajaran agama sebagai pedomana dalam kehidupan.
F. Tinjauan Pustaka, Kerangka Pikir dan Hipotesis
1. Tinjauan pustaka
a. Pengertian novel
Dari sekian banyak bentuk sastra seperti esei, puisi, novel, cerita
pendek, drama, bentuk novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca
oleh para pembaca. Karya– karya modern klasik dalam kesusasteraan,
kebanyakan juga berisi karya– karya novel.
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia.
Bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang
luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi
dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan. Pendapat demikian
memang benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang
mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius.
4
Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang
indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita.
Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu. Novel adalah novel syarat utamanya
adalah bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas
setelah orang habis membacanya.
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik
adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya.
Sebaliknya novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka.
Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk
menyelesaikannya. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola – pola.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social,
sedang novel hiburan Cuma berfungsi personal. Novel berfungsi social
lantaran novel yang baik ikut membina orang tua masyarakat menjadi
manusia. Sedang novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang
dihidangkan tidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa
novel memikat dan orang mau cepat–cepat membacanya.
Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau
definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda
karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda. Definisi
– definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
1. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk
sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran
5
daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Sumardjo(dalam
Arianto, 2008)).
2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-
nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan (Nurhadi, Dawud,
Pratiwi, Roni (dalam Arianto, 2008)).
3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsure, yaitu :
undur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan
karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra
(Rostamaji dan Priantoro(dalam Arianto, 2008)).
4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai
unsur-unsur intrinsik (Arianto, 2008)
b. Jenis-jenis novel
Menurut hasil penelitian Hamsidar (2003: 7; dalam Arianto 2008)
novel terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu:
1. Novel percintaan, yaitu novel yang melibatkan peranan tokoh
wanita dan pria secara lansung.
2. Novel petualangan, yaitu bacaan kamu pria karena di dalamnya
melibatkan masalah laki-laki.
3. Novel fantasi, yaitu novel yang berisi tentnag hal-hal yang serta
tidak mungkin dilihat dari segi pengalaman sehari-hari.
c. Unsur-unsur novel
6
Novel mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalam unsur-unsur
tersebut adalah :
1) Unsur Intrinsik
Unsur Intrinsik ini terdiri dari :
a) Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari
jalan cerita novel (Rustamaji dan Priantoro (dalam Arianto, 2008))
b) Setting
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan
cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Rustamaji,
Priantoro (dalam Arianto, 2008)).
c) Sudut Pandang
Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of
Fiction (dalam Arianto, 2008).
Menurut Show (dalam Arianto, 2008) sudut pandang dibagi menjadi 3
yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang
pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan
mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
7
2. Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih
banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita
pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali
berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu.
Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu
mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
d) Alur / Plot
Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila
peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju
alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada
kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Tukan (dalam
Arianto, 2008)).
e) Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa
diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat
tinggal. (Rustamaji dan Priantoro(dalam Arianto, 2008))
f) Gaya Bahasa
Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel (Rustamaji dan
Priantoro (dalam Arianto, 2008)).
8
2) Unsur Ekstinsik
Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi
pengarang, dan lain – lain, di luar unsure intrinsic. Unsur – unsur yang ada
di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini akan
membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra (Rustamaji dan
Priantoro (dalam Arianto, 2008)).
d. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel
1) Nilai Sosial
Nilai sosial ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami
kehidupan manusia lain.
2) Nilai Ethik
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri yaitu novel yang
isinya dapat memausiakan para pembacanya, Novel-novel demikian yang
dicari dan dihargai oleh para pembaca yang selalu ingin belajar sesuatu dari
seorang pengarang untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia.
3) Nilai Hedorik
9
Nilai hedonik ini yang bisa memberikan kesenangan kepada
pembacanya sehingga pembaca ikut terbawa ke dalam cerita novel yang
diberikan.
4) Nilai Spirit
Nialai sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang
sikap hidup dan kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca mendapatkan
kepribadian yang tangguh percaya akan dirinya sendiri.
5) Nilai Koleksi
Novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang harus
membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan.
6) Nilai Kultural
Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban
masyarakat, sehingga pembaca dapat mengetahui kebudayaan masyarakat
lain daerah.
e. Jenis novel sastra
Novel sastra serius dan novel sastra hiburan mempunyai beberapa
unsur yang membedakan keduanya. Unsur-unsur novel sastra serius adalah
sebagai berikut :
1. Dalam teman : Karya sastra tidak hanya berputar – putra dalam
masalah cinta asmara muda – mudi belaka, ia membuka diri
10
terhadap semua masalah yang penting untuk menyempurnakan
hidup manusia. Masalah cinta dalam sastra kadangan hanya
penting untuk sekedar menyusun plot cerita belaka, sedang
masalah yang sebenarnya berkembang diluar itu.
2. Karya sastra : Tidak berhenti pada gejala permukaan saja, tetapi
selalu mencoba memahami secara mendalam dan mendasar suatu
masalah, hal ini dengan sendirinya berhubungan dengan
kematangan pribadi si sastrawan sebagai seorang intelektual.
3. Kejadian atau pengalaman yang diceritakan dalam karya sastra
bisa dialami atau sudah dialami oleh manusia mana saja dan kapan
saja karya sastra membicarakan hal – hal yang universal dan nyata.
Tidak membicarakan kejadian yang artificial (yang dibikin – bikin)
dan bersifat kebetulan.
4. Sastra selalu bergerak, selalu segar dan baru. Ia tidak mau berhenti
pada konvensialisme. Penuh inovasi.
5. Bahasa yang dipakai adalah bahasa standard an bukan silang atau
mode sesaat.
Sedangkan novel sastra hiburan juga mempunya unsure – unsure
sebagai berikut :
1. Tema yang selalu hanya menceritakan kisah asmara belaka,
hanya itu tanpa masalah lain yang lebih serius.
11
2. Novel terlalu menekankan pada plot cerita, dengan mengabaikan
karakterisasi, problem kehidupan dan unsur-unsur novel lain.
3. Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional cerita
disusun dengan tujuan meruntuhkan air mata pembaca, akibatnya
novel demikian hanya mengungkapkan permukaan kehidupan,
dangkal, tanpa pendalaman.
4. Masalah yang dibahas kadang-kadang juga artificial, tidak hanya
dalam kehidupan ini. Isi cerita hanya mungkin terjadi dalam
cerita itu sendiri, tidak dalam kehidupan nyata.
5. Karena cerita ditulis untuk konsumsi massa, maka pengarang
rata-ratatunduk pada hokum cerita konvensional, jarang kita
jumpai usaha pembaharuan dalam jenis bacaan ini, sebab
demikian itu akan meninggalkan masa pembacanya.
6. Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang actual, yang hidup
dikalangan pergaulan muda-mudi kontenpores di Indonesia
pengaruh gaya berbicara serta bahasa sehari-hariamat
berpengaruh dalam novel jenis ini.
f. Makna religius
12
Kata religius berasal dari kata relgio atau relego (bahasa latin) yang
berarti memeriksa lagi, menimbang, menurunkan keberatan hati nurani.
Menurut Gunawan (1999: 446), religi berarti kepercayaan akan adanya
kekuasaan adi kudrati.
Adapun makna dari relgius adalah sebagai berikut:
1. Memberi isyarat kepada kita bahwa religius bukan memperkeruh
sebuah cara pandang tentang sebuah kehidupan.
2. Religius juga bermakna spirit, yatu semangat/motivasi perjuangan
dalam makna yang sangat luas yang berhubungan dengan syariat
dan pelaksanaan ibadah dalam rangka menanggapi keridhon Allah
swt.
3. Makna relius, relevansinya lebih kepada bentuk penyikapan
terhadap sebuah kehidupan untuk menemukan kesejatian disi
sebagai cahaya pencerahan.
4. Makna relgius lebih melihat aspek yang ada di dalam lubuk hati
manusia, riak getaran hati nurani manusia. Sikap personal yang
sedikit banyak misteri bagi orang lain, merupakan emitasi jiwa.
Aqidah, berasal dari kata aqada “ya qidu, aqdatun wa aqidatun” berarti
ikatan, yang artinya segala dasar keyakinan yang bersumber dari ajaran
islam yang wajib dipegang oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan
yang mengikat. Akhlak, secara etimologi akhlak (bahasa arab) adalah
bentuk jamak yang berarti budi pekerti, tingkah laku atau taubat.
Novel“Nafsul Mutmainnah”
Pembaca
Perilaku Pembaca
Menilai Unsur religius
13
2. Kerangka pikir
Dalam kehidupan sehari-hari saat ini, tidak lepas dari membaca
sebuah hasil karya, salah satu karya yang saat ini populer di baca adalah
buku berjudul “Nafsul Mutmainnah” karya Anfika Noer.
Dalam buku tersebut diberikan sebuah amanat cerita yang
beralatarkan ajaran-ajaran islam utamanya ketajaman hati seorang insan
manusia dalam mengarungi kisah hidup dan kisah cintanya.
Buku ini memberikan kita sebuah asas bagaimana menjalani hidup itu
dengan sebaik-baiknya, kandungan buku ini mengambarkan unsur religius
di dalamnya, sehingga wajar jika peneliti meneliti unsur religiusnya.
Peneliti juga berusaha untuk mengehui apakah dengan membaca buku
ini maka pembaca akan merasa belajar akan tingkah laku dan pola hidup
yang sesuai dengan amanat cerita ataukah sebaliknya.
Gambar 1 Kerangka pikir
G. Metode Penelitian
1. Lokasi penelitian
14
Karena penelitian ini merupakan penelitian pustaka maka, tidak
memiliki lokasi khusus dalam melakukan penelitian, yang pastinya peneliti
melakukan penelitian ini ditempat yang sesuai dengan kondisi peneliti.
2. Desain Penelitian
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial
dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu
gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan
responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell,
1998:15; dalam Afriani, 2009). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3)
mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan
dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci.
Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas
jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti
menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat
nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk
mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial,
15
untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan
meneliti sejarah perkembangan.
3. Populasi dan sampel penelitian
Karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka populasi
dalam sampel penelitian ini adalah keseluruhan pembaca dalam buku
“Nafsul Mutmainnah” karya Anfika Noer.
Adapun sampel penelitian ini adalah 2 Dosen ahli, 20 pembaca buku
tersebut. Adapun dasar pengambilan sampel ini, didasarkan pada kurangnya
pemilik dan pembaca buku tersebut, 20 orang ini diambil dari pembaca
buku tersebut dengan menanyakan kepada masyarakat siapa yang telah
membaca buku tersebut, utamanya dikalangan mahasiswa dan pelajar, 2
dosen ahli sebagai ahli yang akan menanggapi tentang buku tersebut yang
berasal dari dosen sastra.
4. Instrumen penelitian
Adapun instrumen penelitian ini adalah berupa lembar wawancara,
lembar observasi dan dokumen/buku “Nafsul Mautmainnah” karya Anfika
Noer.
5. Teknik pengumpulan data
16
Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
a. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara
yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.
Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif
lama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat
mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara,
sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam
mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu
autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden)
dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden). Beberapa tips
saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah,
mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan
menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali
jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.
b. Observasi
17
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang
(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu,
dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk
menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab
pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk
evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan
umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang
dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi,
observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur.
1. Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer
atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
2. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan
tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti
atau pengamat harus mampu mengembangkan daya
pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
3. Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara
berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
18
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah
topografi, jumlah dan durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus
kontrol (kondisi dimana perilaku muncul), dan kualitas perilaku.
c. Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-
surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya.
Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi
peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di
waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam,
yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial,
klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk,
data tersimpan di website, dan lain-lain.
6. Teknik analisis data
Langkah-langkah analisis data pada studi biografi, yaitu:
1. Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden
seperti tahap perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut
berupa tahap kanak-kanak, remaja, dewasa dan lansia yang ditulis
secara kronologis atau seperti pengalaman pendidikan, pernikahan,
dan pekerjaan.
19
2. Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode.
3. Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis.
4. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah
yang dipaparkan, serta mencari epipani dari kisah tersebut.
5. Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, seperti
interaksi sosial didalam sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan
konteks sejarah, kemudian memberi interpretasi pada pengalaman
hidup individu.
6. Kemudian, riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk
narasi yang berfokus pada proses dalam hidup individu, teori yang
berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup
individu tersebut
7. Keabsahan data
Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena
beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan
dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah
wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan
secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang
kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena
itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu:
20
a. Kredibilitas
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya.
Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang
detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan
dengan hasil penelitian lain, dan member check.
Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:
1. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan
derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari
kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan
untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti
dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
2. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan
atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal
tersebut secara rinci.
3. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data tersebut.
4. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu
mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam
bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.
21
5. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan
dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-
pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya
pada data, serta denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang data.
b. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada
situasi yang lain.
c. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada
kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan
menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk
menarik kesimpulan.
d. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan
kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang
dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini
dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang
tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar
hasil dapat lebih objektif.
8. Reliabilitas
Reliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi konsep yaitu
suatu konsep dan definisi yang dirumuskan berbeda-beda menurut
pengetahuan peneliti, metode pengumpulan dan analisis data, situasi dan
22
kondisi sosial, status dan kedudukan peneliti dihadapan responden, serta
hubungan peneliti dengan responden.(IAHS)
9. Sistematika penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
Tinjauan Pustaka terdiri atas: Pengertian Novel, Jenis-jenis Novel,
Unsur novel, Makna religius; dan kerangka pikir
BAB III METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis
data, keabsahan data, dan realiabel data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian, dan pembahasan
BAB V PENUTUP
Kesimpulan dan saran
23
10. Jadwal penelitian
No Jenis KegiatanMaret April Mei Juni Juli Agustus1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapana. Pengajuan Judulb. Penyusunan Proposalc. Konsultasi Dosend. Perbaikan Proposal
2 Pelaksanaana. Pengumpulan datab. Analisis data
3 Penyelesaiana. Seminar ujian skripsib. Perbaikan hasil
seminarc. Pemasukan skripsi
24
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, Iyan. H.S. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.html. didapat tanggal 14 April 2011.
Arianto, 2008. Pengertian Novel. http://sobatbaru.blogspot.com/2008/04 /pengertian-novel.html. didapat pada tanggal 14 April 2011
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.
Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta
Gunwan. 1999. Makna Kehidupan. Jakarta : PT. Rineka Cipta