3-Dasar-Dasar Sistem Angkutan Umum

Post on 08-Feb-2016

68 views 6 download

Transcript of 3-Dasar-Dasar Sistem Angkutan Umum

Sistem Angkutan Umum di

Indonesia

Dr. Renni Anggraini, ST, M.Eng

Matrikulasi Angkatan XIII Magister Teknik Sipil

28-08-2013

Sistem Transit baru ada di 14 Kota besar• Jakarta

• Palembang

• Yogyakarta

• Bogor

• Solo

• Batam

• Pekanbaru

• Semarang

• Manado

• Gorontalo

• Bandung

• Tangerang

• Sarbagita (Bali)

• Ambon

Sistem BRT

(Busway)

Sistem mini BRT

Evolusi Moda Angkutan Umum di Indonesia

• Kota Kecil: Angkutan umum terdiri dari Angkutan Kota (Angkot) dan Bus Sedang, Angkutan Individu: becak danojek.

• Kota Menengah: Angkutan umum, terdiri dari Bus Besar, Bus Sedang, Angkutan kota (Angkot) dan bus sedang, AngkutanIndividu: becak dan ojek

• Kota Besar: Angkutan Massal, terdiri dari Sistem Transit, Bus Besar, Bus Sedang, Angkutan kota (Angkot) dan Bus Sedang, Angkutan Individu: becak dan ojek

• Kota Metropolitan: Angkutan Massal, terdiri dari Mass Rapid Transit (MRT), Bus Besar, Bus Sedang, Angkutan Kota (Angkot) dan Bus Sedang, Angkutan Individu: becak danojek.

Tipologi Angkutan Umum di Indonesia

Angkutan umum berdasarkan sifat operasinya dapat

dibagi dua jenis :

• Demand fix ; Angkutan umum yang harus beroperasi pada

waktu yang telah ditentukan, ada atau tidaknya penumpang.

• Demand Responsif ; angktan umum yang beroperasi sesuai

dengan demand yang ada.

• Para transit : angkutan umum yang tidak punya jadwal dan

rute yang pasti

– Misalnya Taxi, Ojek, Angkot.

Penduduk kota sebagai pengguna transportasi

massal

• Penduduk kota dibagi dua kelompok

– Kelompok Choice

Kelompok masyarakat yang mempunyai pilihan untuk

melakukan pergerakan dalam memenuhi kebutuhannya

dan umumnya punya kendaraan pribadi

– Kelompok captive

Kelompok masyarakat yang hanya punya satu pilihan

dalam mobilisasi

Sistim Jaringan Angkutan Umum

• Jaringan terdiri dari ;

– Rute/trayek

– Terminal/Interchange

– Stop/halte

• Proses terbentuknya jaringan adalah evaluative dan/atau simultan

• Jaringan dipengaruhi oleh jenis kendaraan danrencana operasi

• Untuk menentukan jaringan yang memungkinkanperlu trial and error atau simulasi

Prosedur Perencanaan

• Lihat pola pergerakan dan prasarana yang ada

• Rancang alternatif jaringan dan rencana

operasi

• Lakukan evaluasi dan iterasi sampai

equilibrium

Aspek Perencanaan Sarana angkutan Umum

• Aspek fisik

� perencanaan Prasarana :Terminal , halte dll

• Aspek Manajerial/operasional

� Kapasitas, jadwal, dll

Faktor yang berpengaruh perencanaan rute

• Persentase daerah yang dapat dilayani oleh

sistim angkutan umum

• Jumlah pergantian lintasan (transfer) yang

diperlukan dalam pergerakan penumpang dari

asal ke tujuan

• Pengaturan frekwensi

• Jarak halte/stop

KarakteristikSosial Ekonomi

Penduduk

Pola Aktivitas /Tata Ruang Kota

Kebutuhan

Perjalanan

Jumlah dan PolaPerjalanan

dengan AngkutanUmum

Jumlah dan PolaPerjalanan

dengan AngkutanPribadi

Pole & Konfigurasi

Struktur Jaringan

Interaksi antar

rute & ModaAngkutan

Kapasitas RuteBesar dan Sistim

Tarif

Jumlah dan operasiAngkutan Umum di

Jaringan Jalan

Junlah dan pola

operasional kendaraanPribadi di Jaringan Jalan

Kebutuhan sisitm

jaringan terminal danfasilitas Penunjang

Lainnya

Pemindahan Penumpang

Load Factor

Variasi Frekuensi

Jumlah Armada Yang Beroperasi

No. Kriteria Ukuran

1. Waktu Menunggu :

-Rata-rata

-Maksimum

5 – 10 menit

10 – 20 menit

2. Jarak jalan kaki ke shelter :

-Wilayah padat

-Wilayah kurang padat

300 – 500 m

500 – 1000 m

3. Jumlah penggantian moda :

-Rata-rata

-Maksimum

0 – 1 kali

2 kali

4. Waktu perjalanan :

-Rata – rata

-Maksimum

1 – 1,50 jam

2 – 3 jam

5. Kecepatan perjalanan :

-Daerah padat dan mix traffic

-Dengan lajur khusus bus

-Daerah kurang padat

10 – 12 km/jam

15 – 18 km/jam

25 km/jam

6. Biaya perjalanan :

-Dari pendapatan ruah tangga 10 %

Tabel Indikator Kualitas Pelayanan Angkutan Umum

.

Sumber : Iskandar Abubakar Dkk, Dirjen Hubdar, 1996

SISTEM ANGKUTAN BARANG

Jangka pendek

• Angkutan barang dengan ukuran

tertentu tidak boleh masuk ke jalan

perkotaan dan ditetapkannya rute

angkutan barang

• Pembatasan loading dan unloading di

perkotaan, baik tempat maupun waktu

JangkaMenengah

• Dibangun terminal angkutan

barang/dry port/inland port

• Tersedia pergudangan yang melengkapi

sistem angkutan barang.

Jangka Panjang

• Lebih terintegrasinya sistem angkutan

barang antar moda (jalan raya, kereta

api dan laut)

Desire line Pergerakan Asal Tujuan Barang Menuju Provinsi DI Yogyakarta

ARUS ANGKUTAN BARANG