Post on 26-Oct-2015
PENDAHULUAN
Periode setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan bagi
bayi,hal tersebutdisebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intrauterus) dengan
lingkungan kehidupan sekarang(ekstrauterus) yang sangatnberbeda. Di dalam uterus, janin
hidup dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dari hari ke hari tanpa upaya
dari dirinya sendiri. Hal ini berati janin tumbuh dan hidup tergantung penuh ada ibunya.
Diluar uterus diawali dengan proses persalinan yang merupakan suatu keadaan tidak
nyaman (stresor) bagi bayi. Ia harus mampu hidup dengan upayanya sendiri. Jadi, hidupnya
tidak bergantung lagi pada ibunya. Proses enyesuaiankehidupan dari dalam uterus keluar
uterus ini merupakan masa yang sulit bagi bayi. Masa transisi ini adalah fase kritis bagi
kehidupan bayi. Bagaimanapun beratnya proses adaptasi lingkungan yang dihadapi
bayi,umumnya bayi yang di lahirkan dalam kondisi normal dapat dapat melewati maa
tersebut dengan baik.
Sebaliknya, bagi bayi yang dilahirkan dalam keadaan yang belum siap (prematur)
ataupun bayi yang lahir disertai penyulit atau komplikasi, tentunya proses adaptasi kehidupan
tersebut menjadi lebih sulit untuk dilaluinya. Bahkan sering kali menjadi pemicutimbulnya
komplikasi lain yang menyeabkan bayi trsebut tidak mampu melanjutkan kehidupan kefase
lanjut (meninggal). Bayi seperti ini kita sebut dengan istilah bayi resiko tinggi
Seiiring dengan perkembangan ilmu pengeteahuan dan teknologi, bayi resiko tinggi
dapat hidup dengan baik tanpa mengalami cacat. Hal ini terjadi jika ia dirawat diruang
perawatan intensif neonatus,dengan tenaga peawat yang memiliki spesialisasi keahlian
dibidang tersebut.
Bayi resiko tiggi ini hrus mendapat perhatian yang tinggi dan ditangani secara baik.
Oleh karena data yang ada menunjukkan bahwa IMR “Infant Mortality Rate” di Indonesia
masih tinggi. Penting diketahui bahwa penyumbang terbesar dari IMR tersebut berasal dari
kelompok bayi resiko tinggi. Dengan demikian, pengetahuan tentang perawatan bayi resiko
tinggi sangat penting untuk menurunkan IMR. Oleh karena itu, resume ini menjelaskan hal-
hal yang berkaitan dengan perawatan bayi-bayi resiko tinggi.
PENATALAKSANAAN UMUM BAYI RESIKO TINGGI
Bayi resiko tinggi adlah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
menderita sakit atau kematian daripada bayi normal. Istilah bayi resiko tinggi digunakan
iuntuk menyatakan bahwa bayi memerlukan perawatan dan pengawasan yang ketat. Pada
umumnya resiko tinggi terjadi pada bayi sejak lahir sampai usia 28 hari yang disebut
neonatus. Hal ini disebabkan kondisi atau keadaan bayi yang berhubungan dengan kondisi
kehamilan,persalinan, dan penyesuaiandengan kehidupan diluar rahim.
Penilaian dan tindakn yang tepa pada bayi resiko tinggi sangat penting karena dapat
mencgah terjadinya gangguan kesehatan pada bayi yang dapt menimbulkan cacat atau
kematian
KLASIFIKAI BAYI RESIKO TINGGI
Bayi resiko tinggi sering diklasifikasikan berdasarkanberat badan lahir,umur
kehamilan, dan adanya masalah patofisiologis yang menyertai bayyi tersebut. Secara umum,
masalah fisiologis berkaitan erat dengan status kematangan bayi dan gangguan kima
( hipoglikemia,hipokalsemia) dan konsekuensi dari ketidakmatangan organ dan sistem
( hiperbilirubinemia, sindrom gawatnapas, hipotermia). Dibawah ini akan diuraikan
penggolongan bayi resiko tinggi berdasarkan klasifikasi diatas
Klasifikasi Berdasarkan Berat Badan
Semua bayi yang lahir dengan berat badan sama atau kurang dari 2500 gram disebut bayi
berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR dikelompokkan atas
a. Bayi berat badan lahir sangat rendah, yaitu bayi yang alhir dengan berat badan kurang
dari 1000 gram
b. Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badn kurang dari
1500 gram
c. Bayi berat badan lahir cukup rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1501-
2500 gram
Klasifikasi Berdasarkan Umur Kehamilan
a. Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum mencapai 37
minggu.
b. Bayi cukup bualn adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 38-42 minggu
c. Bayi lebh bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari 42 minggu
Klasifikasi Berdasarkan Umur Kehmilan Dan BeratBadan
Dahulu berat badan lahir dianggap dapat memberikan taksiran usia kehamilan dengan
tepat, sehingga bayi yang lahir dengan berat 2500 gram atau lebih dianggap cukup matang.
Pertumbuhan bayi di dalam rahim di pengaruhi oleh berbagai faktor (keturunan, penyakitibu,
nutrisi, dsb). Leh karena itu, dilakukan penggolongan dengan menggabungkan berat badan
lahir dan usia kehamilan sebagai berikut
a. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) dalam bahasa inggris disebut small-for-
gestasional-age (AGA) , atau small-for-date yaitu bayi yang lahir dengan
keterlambatan pertumbuhan intrauteri dengan berat badan terletak dibawah persentil
ke-10 dalam grafik pertumbuhan intrauteri
b. Bayi sesuai untuk masa kehamilan (SMK) atau dalam bahasa inggris disebut
appropriate-for-gestasional-agE ( AGA) yaitu bayi yang lahir dengan berat badan
terletak antara persentil ke-10 dan ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra uteri
c. Bayi besar untuk masa kehamilan atau disebut large-for-gestasional-age (LGA), yaitu
bayi yang lahir dengan berat badan lebih besar untuk usia kehamilan dengan berat
badan terletakdiatas persentil ke-90 dalam grafik pertumbuhan intrauteri
Klasifikasi Berdasarkan masalah patofisiologis
Klasifikasi berdaskan masalah patofisiolois, yaiyu semua neonatus yang lahir disertai
masalah patofisiologis atau mengalami gangguan fisiologis. Secara umum, masalah
fisiologis beraitan erat dengan status kematangan bayi dan berkaitan erat dengan gangguan
kimia dan konsekuensi dari ketidak matangan organ dan sistem
ANTISIPASI MASALAH BAYI RESIKO TINGGI
Banyak masalah periode perinatal ( masa 28 mingg kehamilan---tujuh hari setelah
lahir) yang dapat diantisipasi sebelum bayi lahir. Antisipasi itu dapat dilakukan dengan cara
analisi riwayat kehamilan dan persalinan baik sekarang maupun yang lalu, pemeriksaan USG,
amino-sintesis, memantau selama proses kelahiran, denagan demikian, dapat diduga tentang
kemungkinan adanya masalah sebelum kelahiran. Misalnya, bila dari pemeriksaan antenatal
diketahui ibu menderita DM dan kemungkinan berat badan bayi sangat besar, ibu dianjurkan
untuk melahirkan dirumah sakit yang memiliki fasilitas yang diperlukan untuk menangani
bayi resiko tinggi tersebut. Keadaan bayi selama periode neonatal dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor secara bersamaan, misalnya bayi yang lahir prematur mungkin menderita
asfiksia dan mengalami sindrom gawat napas. Selain it, bayi yang lahir sngat besar dari ibu
yang menderita DM mengalami asfiksia dan hipoglikemia.
FASILITAS PERAWATAN INTENSIF
Baik ibu resiko tiggi maupun bayi rsiko tinggi, idealnya melahirkan dan dilahirkan
dirumah sakit yang mempunyai tempat pelayanan khuus untuk peraatan intensif neonatus.
Bayi resiko tinggi yang lahir ditempatlain sebaiknya segera dirujuk kerumah sakit yang
mempunyai unit perawatan intensif untuk neonatus.
Bayi resiko tinggi memerlukan perawatan dan pengawasan ketat. Hal ini perlu
dilakukan untuk mencegah terjadinya keadaan yang lebih buruk, selain itu perawtan intensif
dapat membantu bayi mengatasi hambatan dalam upaya penyesuaian diri dengan kehidupan
ekstrauteri. Kecepatan dan ketepatan tindakan sangat diperlukan agar kondisi resiko tinggi
pada bayi tidak menimblkan keadaan yang lebih buruk. Dengan demikian, diharapkan bayi
dapat diselamatkan, dan dalam kondisi kesehatan yang optimal dapat dicegah timbulnya
gejala sisa yang lebih buruk.
Perawatan dan pengawasan yang intensif memerlukan fasilitas yang memadai dan
petugas yang terampil. Fasilitas yang diperlukan antara lain adalah ruang khusus dengan
ventilasi udara yang baik dan bebas kuman. Dalam ruangan tersebut terdapat peralatan antara
lain ventilator, respirator, oksigen, inkubator, alat penghisap lendir, alat fototerapi, pmpa
infus yang dapat menghitung tetesan infus mikro secara akurat,selang makanan (feeding
tube), penampung urine dan alat monitor tanda vital. Perawat yang bertugas harus terampil
dan telah mendpat pelatihan khusus agar dapat mengoperasikan peralatandan memberi
perawatan dengan benar dan tepat. Oleh karena itu, selain ketrampilan diperlukan juga
kemampuan analisis yang baik.
TRANSPORTASI BAYI RESIKO TINGGI
Kelahiran bayi resiko tinggi yang sudah teridentifikasi harus diantisipasi dengan
melakukan persiapan untuk perawatan intensif. Bayi yang dipindahkan dari satu ruangan
keruangan lain, misalnya dari ruang operasi atau kamar bersalin ke unit perawatan atau
neonatal intenif care unit ( NICU) diangkut dalam inkubator atau alat penghangat disertai
petugas dan peralatan yang diperlukan.
Rumah sakit tempat bayi dilahirkan harus menyediakan dan mengupayakan kondisi bayi
stabil segera setelah lahir dan mengatur transportasi ke fasilitas kesehatan lain yang
diperlukan. Transpor neonatus resiko tinggi mencakup konsultasi tentang masalah dan
perawatan bayi sebelum dipindahkan. Persiapan lain sebelum dipindahkan meliputi :
a. Menyaipkan dan menetapkan tim transportasi yaitu terdiri dari satu orang atau lebih
petugas yang terlatih dari NICU seperti neonatologis, ahli terapi pernapasan, dan stu
orang atau lebih perawat yang terlatih.
b. Mengupayakan kondisi bayi stabil dengan jalan memberi linfkungan yang hangat,
membebakan jalan nafas. Bila ada indikasi, berikan oksigen,bantuan
ventilasi,pemasangan infus,pemantauan kejenuhan oksigen, dan pemantauan tanda
vital.
c. Memberitahu orang tua bayi tentang kondisi bayi dan memberi kesempatan pada
orang tua melihat bayi yang sudah distabilkan dan bila memungkinkan orang tua
mengikuti kendaraan transportasi ke unit perawatan yang dituju atau ke tempat
rujukan, harus disertakan pula catatan tentang bayi dan ibu bila ada catatan
laboratorium.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI RESIKO TINGGI
Pengkajian
Segera setelah bayi lahir dilakukan pengkajian secara umum dan menyeluruh untuk
mencari masalah dan mengidentifikasi maslah yang membutuhkan penanganan segera.
Pengkajian yang dilakukan yaitu penilaian Apgar score dan evaluasi adannya kelainan
kongenital atau akibat kesukaran dalam proses kelahiran.
a. Pengkajian umum bayi baru lahir
Timbang berat badan setiap hari
Ukur panjang badan dan lingkar kepala secara periodik
Deskripsikan bentuk badan secara umum, postur saat istirahat,kelancaran
pernapasan,edema dan lokasinya
Deskripsikan setiap kelaian yang tampak
Deskripsikan tanda adanaya penyulit, warna pucat, mulut
terbuka,menyeringai,
b. Pengkajian sistem pernafasan
Deskrisikan bentuk dada, simetris atau tidak, adanya luka dan penyimpangan
lain
Deskripsikan apaah saat bernapas bayi menggunakan otot-otot bantu
pernafasan ;
Pernafasan cuping hidung atau substernal,retraksi interkostal atau
subklavikular
Hitung frekuensi pernapasan dan perhatikan apakah teratur atau tidak
Auskultasi suara napas, perhatikan adanya stridor crackles, mengi, dan ronki
basah, penapasan mendengkur,dan keseimbanagn suara pernapasan
Deskripsikan suara tangis bayi ; keras, merintih
Deskripsikan pemakain oksigen pada saat kelahiran meiputi dosis, metode,
tipe ventilator, dan ukuran tabung yang digunakan
Tentukan saturasi oksigen dengan menggunakan oksimetri nadi dan sebagian
tekanan oksigen dan karbondioksida melalui oksigen transkutan ( tcPo2)
c. Pengkajian siste kardiovaskular
Tentukan frekuensi dan irama denyut jantung
Dengarkan suara jantung mur-mur
Tentukan titik letak jantung tempat denyut jantug dapat didengarkan, pada
palpasi akan kita ketahui perubahan intensitas suara jantung
Deskripsikan warna kulit bayi, apakah sianosis, pucat pletora, atau ikterus
Kaji warna kuku, mukosa, dan bibir
Ukur tekanan darah, deskripsikan masa pengisian kapiler perifer (2-3 detik)
dan perfusi jaringan
d. Pengkajian sistem gastrointestinal
Deskripsikan adanya distensi abdomen; pembesaran lingkaran, kulit
mengkilap, eritema
Deskripsikan tanda regurtasi, dan waktu yang berhubungan dengan pemberian
makan, karakter dan jumlah sisa cairan lambung
Kalau mengguanakn selang NGT, deskripsikan tipe slang pengisap da cairan
yang keluar ( jumlah, warna, dan PH)
Dskripsikan warna, kepekatan, dan jumlah muntahan
Palpasi batas hati
Deskripsikan warna dan kepekatan feses, dan periksa adanya darah
Deskripsikan suara gerakan (peristaltik)
Usus bayi yang sudah mendapat makanan
e. Pengkajian sistem genetourinaria
Deskripsikan setiap kelainan pada genetalia
Deskripsikan jumlah, warna, Ph, berat jenis urine dan hasil lab yang
ditemukan
f. Pengkajian sistem neurolois-muskuluskeletal
Deskripsikan perubahan lingkaran kepala (kalau ada indikasi) ukuran tegangan
fontanel dan garis satura
Periksa reflek moro,m menghisap, rooting, nbabinski, plantar
Tentukan respon pupil bayi yang lahir pada usia kehamilan lebih dari 32
minggu
g. Pengkajian temperatur
Ukur suhu kulit dan aksila
Tentukan suhunruangan
h. Pengkajian kulit
Tentukan setian penyimpangan warna kulit, area kemerahan, iritasi, abrasi
Tentukan tekstur dan turgor kulit, apakah kering, halus atau bernoda
Deskripsikan setaip kelainan bawaan pada kulit, seperti tanda lahir, ruam
DIAGNOSA KEPERAWTAN
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru dan saraf, penurunan
energi, dan kelemahan
b. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pengatur suhu,
kurangnya lemak subkutan
c. Reiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan atau kekebalan
tubuh
d. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhuungan dengan kurangnya
kemampuan mencerna kerena imaturitas atau penyakit
e. Resiko tinggi kurang cairan berhubungan dengan kehilangan air dan penggantian
nutrisi tidak adekuat
f. Resiko tinggi keruakan integritas kulit berhubungan dengan struktur kulit yang
imatur, status nutrisi yang kurang, prosedur invasif
g. Kurang pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kurang
pertumbuhan selama dalam kehamilan, lingkungan NICU yang tidak natural,
pemisahan dari orang tua atau ibu
Setelah melakukan pemeriksaan fisik dan pengkajian kita dapat mengkelompokkan
masalah atau data yang terjadi pad bayi reiko tinggi ,. Dari data atau analisa data tersebut
selanjutnya akan masuk pada tahap perencanaan ( nursing care plan). NCP ini tentu sesuia
dengan masalah yang terjadi pada bayi resiko tinggi, tahap selanjutnya yaitu tahap
pelaksanan tindakan yang dibutuhkan bayi resiko tinggi, disini dibutuhkan ketelitian,
ketrampilan, dan keramahan dalam menjalankan prosedur tindakan. Tahapan terakir yaitu
evaluasi program yang telah kita lakukan, apakah maslah sudah teratasi atau masih perlu
intervensi lagi tau bahkan mengganti prosedure intervensi.
Dari tahap pengkajiaan sampai pada tahapan evaluasi penting bagi kita untuk
mendokumentasikannya karena sebagai catatan perkembangan dan juga sebagai aspek legal
tindakan