Post on 29-Nov-2014
description
Project 11SENGKETA PAJAK
1. Hasana Dina Wahidah / F03110582. Andhika Henny Nusantari / F0312009
3. Rosita Putri Diani / F0312109
PENGERTIAN SENGKETA PAJAK
Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (5) UU No 14 Th 2002 tentang
Pengadilan Pajak, sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam
bidang perpajakan antara WP atau Penanggung Pajak dengan pejabat
yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat
diajukan banding atau gugatan kepada pengadilan pajak berdasarkan
peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk gugatan atas
pelaksanaan penagihan berdasarkan UU penagihan pajak dengan surat
paksa
SEBAB TIMBULNYA SENGKETA PAJAK
1. Adanya ketidaksamaan persepsi atau perbedaan pendapat antara WP
dengan petugas pajak mengenai penetapan pajak terutang yang
diterbitkan atau adanya tindakan penagihan yang dilakukan oleh
Dirjend Pajak.
2. Adanya pemotongan atau pemungutan yang dilakukan oleh pihak
ketiga berdasar ketentuan UU
TANDA-TANDA TIMBULNYA SENGKETA PAJAK
• Diterbitkannya surat ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPLB, dan
SKPN) atau diterbitkannya surat tindakan penagihan pajak
UPAYA HUKUM WP DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA PAJAK
1. KEBERATAN
Syarat-syarat pengajuan keberatan :
• Diajukan secara tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia.
• Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal surat, tanggal
pemotongan atau pemungutan, kecuali WP dapat menunjukkan
bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar
kekuasaaannya.
• Mengemukakan jumlah pajak terutang atau jumlah pajak yang
dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan WP
disertai alasan yang jelas.
• Untuk satu surat keberatan diajukan terhadap satu ketetapan pajak
atau pemotongan/pemungutan pajak.
UPAYA HUKUM WP DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA PAJAK
2. BANDING
Adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh WP atau
Penanggung Pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan
banding berdasar peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku.
Banding diajukan apabila WP tetap merasa tidak puas atas
keputusan keberatan yang telah dikeluarkan oleh fiskus atau Dirjend
Pajak. Artinya, terhadap surat keputusan keberatan yang diterbitkan
akan menjadi dasar untuk diajukannya upaya hukum banding ke
pengadilan pajak.
Pengajuan permohonan banding tidak menunda kewajiban
membayar pajak dan pelaksanaan penaginan pajak.
Ketentuan Formal Banding :
• Diajukan secara tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia
• Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterima keputusan
Dirjend Pajak mengenai keberatan perpajakan yang diajukan banding
• Terhadap 1 keputusan diajukan 1 surat banding
• Mencantumkan alasan yang jelas dan tanggal diterima surat keputusan
yang dibanding
• Melampirkan salinan keputusan yang dibanding dan bukti pendukung
lain, temasuk melampirkan Surat Setoran Pajak (SSP)
• Melunasi 50% dari jumlah yang terutang atas keputusan yang
dibanding
UPAYA HUKUM WP DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA PAJAK
3. GUGATAN
Adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh WP atau
Penanggung Pajak terhadap pelaksanaan penagihan pajak atau
terhadap keputusan yang dapat diajukan gugatan berdasarkan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Syarat Gugatan
•Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia
• Jangka waktu untuk gugatan terhadap pelaksanaan penagihan pajak
adalah 14 hari sejak pelaksanaan penagihan, dan gugatan terhadap
Keputusan adalah 30 hari sejak diterima Keputusan yang digugat
• Terhadap 1 pelaksanaan penagihan atau 1 keputusan diajukan 1
Surat Gugatan
3. GUGATAN (lanjutan...)
Syarat Lain
Diajukan oleh penggugat, ahli waris, seorang pengurus, atau kuasa
hukumnya disertai alasan-alasan yang jelas, mencantumkan tanggal
diterima, pelaksanaan penagihan, atau keputusan yang digugat dan
dilampiri salinan dokumen yang digugat.
Penagihan Pajak atas Gugatan
Meskipun WP sedang mengajukan gugatan, misalnya atas gugatan
pelaksanaan Surat Paksa, maka WP tetap berkewajiban melunasi utang
pajak yang ada dalam ketetapan pajak.
UPAYA HUKUM WP DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA PAJAK
4. PENINJAUAN KEMBALI
Upaya hukum peninjauan kembali ke Mahkamah Agung (MA)
merupakan upaya hukum luar biasa setelah adanya putusan yang
berkekuatan hukum tetap atau ada hal lain yang ditentukan UU.
Permohonan peninjauan kembali hanya dapat diajukan sekali ke MA
melalui pengadilan pajak.
Sebab Diajukannya Peninjauan Kembali
• Jika putusan pengadilan pajak didasarkan pada suatu kebohongan
pihak lawan atau didasarkan pada bukti-bukti yang dinyatakan palsu
oleh hakim pidana
• Terdapat bukti tertulis baru yang penting dan bersifat menentukan
yang akan menghasilkan putusan yang berbeda
• Telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntuk atau lebih daripada
yang dituntut
• Apabila mengenai suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa
dipertimbangkan sebab-sebabnya
• Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Kerancuan Hukum Peninjauan Kembali
Dalam UU KUP maupun UU tentang pengadilan pajak, tidak pernah
disebutkan adanya terminologi hukum dengan nama Peninjauan
Kembali. Pengertian peninjauan kembali sering digunakan walaupun
lembaga yang menyelesaikan adalah Dirjend Pajak
PROSES PEMERIKSAAN DI PENGADILAN PAJAK
Yaitu proses pemeriksaan dengan acara biasa dan proses pemeriksaan
dengan acara cepat.
1.Pemeriksaan dengan Acara Biasa
Pemeriksaan dengan acara biasa dilakukan apabila :
• Surat permohonan banding telah memenuhi ketentuan formal
(diajukan dalam bahasa Indonesia, diajukan masih dalam tenggang
waktu 3 bulan sejak keputusan yang dibanding diterima, dll)
• Gugatan telah memenuhi ketentuan formal (diajukan dalam bahasa
Indonesia, diajukan dalam jangka waktu 14 hari sejak tangggal
pelaksanaan penagihan, dll)
PROSES PEMERIKSAAN DI PENGADILAN PAJAK (lanjutan...)
2.Pemeriksaan dengan Acara Cepat
Dilakukan dalam hal :
• Sengketa pajak tertentu
• Gugatan yang tidak diputus dalam waktu 6 bulan sejak surat gugatan
diterima
• Tidak dipenuhinya salah satu ketentuan dalam putusan pengadilan
pajak yang seharusnya dimuat atau salah tulis dan atau salah hitung
dalam putusan pengadilan pajak
• Sengketa yang berdasarkan pertimbangan hukum bukan merupakan
wewenang pengadilan pajak
Pembuktian dan Saksi
Dalam persidangan alat bukti yang dapat dipergunakan terdiri atas
surat atau tulisan, keterangan ahli, keterangan saksi, pengakuan para
pihak dan pengetahuan hakim
Untuk saksi, saksi yang diperintahkan oleh hakim ketua untuk datang ke
persidangan wajib datang ke persidangan dan tidak boleh diwakilkan
kepada pihak/orang lain. Ada 4 pihak yang tidak boleh menjadi saksi,
yaitu:
1. Keluarga sedarah atau semenda menurut garis keturunan sampai
derajat ketiga
2. Istri atau suami dari pemohon banding atau penggugat meskipun
sudah bercerai
Pembuktian dan Saksi (lanjutan...)
3. Anak yang belum berusia 17 tahun
4. Orang sakit ingatan
Putusan, Jangka Waktu, dan Pelaksanaan Putusan
Putusan pengadilan pajak terdapat 6 macam, yaitu :
5. Menolak
6. Mengabulkan sebagian atau seluruhnya
7. Menambah pajak yang harus dibayar
8. Tidak dapat diterima
9. Membetulkan kesalahan tulis dan atau kesalahan hitung
10. membatalkan
Putusan, Jangka Waktu, dan Pelaksanaan Putusan
Putusan pengadilan pajak terdapat 6 macam, yaitu :
1. Menolak
2. Mengabulkan sebagian atau seluruhnya
3. Menambah pajak yang harus dibayar
4. Tidak dapat diterima
5. Membetulkan kesalahan tulis dan atau kesalahan hitung
6. Membatalkan
Jangka Waktu, untuk pemeriksaan dengan acara biasa khususnya untuk
banding diambil dalam jangka waktu 12 bulan sejak surat banding
diterima, sedangkan untuk gugatan diambil dalam jangka waktu 6
bulan sejak surat banding diterima.
Jangka Waktu (lanjutan..)
Khusus untuk putusan dengan acara cepat terhadap sengketa pajak
tertentu, yaitu sengketa pajak berupa banding atau gugatan yang tidak
memenuhi persyaratan formal, maka putusan diambil dalam jangka
waktu berikut :
• 30 hari sejak batas waktu pengajuan banding atau gugatan dilampaui
• 30 hari sejak banding atau gugatan diterima dalam hal diajukan
setelah batas waktu pengajuan dilampaui
Untuk putusan dengan acara cepat terhadap kekeliruan dalam
putusan untuk membetulkan kesalahan tulis dan atau kesalahan hitung,
diambil dalam jangka waktu 30 hari sejak kekeliruan dimaksud diketahui
atau sejak permohonan salah satu pihak diterima.
Pelaksanaan Putusan
Setelah putusan pengadilan pajak ditandatangani oleh majelis hakim
atau hakim tunggal, maka putusan pengadilan pajak langsung dapat
dilaksanakan dan tidak lagi memerlukan keputusan pejabat yang
berwenang kecuali peraturan perundang-undangan mengatur lain.