Post on 22-Dec-2015
Persiapan Sebelum Tindakana. Pasien
11 Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
12 Mengosongkan kandung kemih serta membersihkan daerah
1
PENUNTUN BELAJAR PRAKTEK KETERAMPILAN KLINIK
MELAHIRKAN BAYI PRESENTASI BOKONG SECARA MANUAL AID
Kasus
Ny. 34 tahun, G3P2A0 Hamil 38 minggu, janin tunggal hidup presentasi bokong murni. Datang dengan keluhan mules yang semakin sering dan keluarnya lendir bercampur darah dari kemaluan dari hasil pemeriksaan didapatkan denyut jantung janin 140 dpm, his 4-5x/10’/90 “relaksasi baik, taksiran berat janin 3000 g. Periksa dalam pembukaan lengkap dengan teraba bokong di HIII-IV.
Lakukan langkah pertolongan asuhan persalinan normal
Standar kompetensi : 4 (empat)
Dipersiapkan oleh :dr.Panggayuh,SpOG
LANGKAH KEGIATANNilai Persentase
1 2 3Persetujuan tindakan medis
1 Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda petugas yang akan melakukan tindakan medic
2 Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanan pada presentasi bokong
3 Informasikan kepada pasien bahwa setiap tindakan medis mengandung risiko baik yang telah diduga sebelumnya, maupun tidak
4 Menenangkan pasien jika pasien ketakutan atau gelisah
5 Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang penjelasan tersebut di atas
6 Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk mendapat penjelasan ulang apabila ragu atau belum mengerti
7 Setelah pasien dan keluarganya mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan ini, mintakan persetujuan secara tertulis dengan mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan
8 Meninjau kembali riwayat pasien dan hasil pemeriksaannya
9 Masukkan lembar persetujuan tindakan medic yang telah diisi dan ditndatangani ke dalam catatan medik pasien
10 Serahkan kembali catatan medik pasien setelah penolong memeriksa kelengkapannya, catatan kondisi pasien dan pelaksanaan instruksi
Departemen Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Jambi
perineum dengan antiseptikb. Instrumen (bahan dan alat)
1. Perangkat untuk persalinan2. Perangkat untuk resutasi persalianan3. Uterotonika (Ergomentrin maleat, oksitosin)4. Anastesi lokal (Lidokain 2 %)5. Cunam Piper6. Semprit dan jarum no. 23 (sekali pakai)7. Alat-alat infus 8. Povidon Iodine 10%9. Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomic. Penolong
13
14
15
16
17
18
Pakai baju dan alas kaki kamar tindakan, masker dan kacamata pelindung
Cuci tangan hingga siku dengan sabun di bawah air mengalir
Keringkan tangan dengan handuk steril
Pakai sarung tangan steril
Memasang kain penutup steril
Di perlukan kehadiran dokter ahli anak dan kesiapan dokter anestesiaTindakan Pertolongan Persalinan Partus Sungsang
19 Melakukan pemeriksaan dalam untuk menilai posisi, pembukaan dan turunnya bokong adalah hal-hal lain
20 Mengintruksikan pasien agar meneran dengan benar selama ada his ( meneran dengan benar : di mulai dengan menarik dalam. Menutup mulut dan mengarahkan tenaga keabdomen dan anus. Kedua tangan merangkul pangkal paha, kepala di tundukan dan melihat ke pusar.
21 Melakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dab perineum sudah tipis.
22 Injeksi oksitosin 2-5 IU im sebgai profilaksis
23 a) Cara Klasiko Prinsip : melahirkan bahu belakang lebih dahuluo Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik di lakukan
jika dengan cara Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
o Segera setelah bokong lahir, bokong di cekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.
o Tali pusat di kendorkano Bila punggung janin kiri, dengan tangan kiri
2
o Memegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan menariknya keatas (dengan tangan kiri dan menariknya kearah kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang. Atau dengan tangan kanan bila punggung janin kanan dan menariknya kearah kiri atas ibu, untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada belakang).
o Memasukkan dua jari tangan kanan/kiri sesuai letak bahu belakang sejajar dengan lengan bayi untuk melahirkan lengan belakang bayi. Tangan kiri anak di keluarkan dengan tangan kiri penolong dan sebaliknya.
o Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki di tarik ke arah bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.
b) Cara Mullero Prinsip : Melahirkan bahu depan lebih dahuluo Pengeluaran bahu dan lengan secara Muller di
lakukan jika dengan cara Bracht, bahu dan lengan tidak bisa lahir.
o Melahirkan bahu depan terlabih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, curam ke arah bawah kontralateral dari letak bahu depan.
o Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.
c) Cara Lovset ( dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala /nuchal arm)
o Setelah bokong dan kaki bayi lahir, badan bayi di pegang dengan kedua tangan.
o Memutar bayi 180 derajat dengan lengan bayi yang terjungkit kearah penunjuk jari tangan yang menjungkit.
o Memutar kembali 180 derajat kearah yang berlawanan kekiri/kekanan, beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan bayi lahir tidak menjungkit, selanjutnya bahu dan lengan dan bahu dilahirkan secara klasik/Muller
d) Ekstrakrsi kaki o Dilakukan bila kala II tak maju atau tampak keadaan
janin/ibu yang mengharuskan bayi segera di lahirkan o Tangan kanan masuk secara obstetrik menelusiri
bokong, pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin
3
sehingga kaki bawah menjadi fleksi, tangan yang lain mendorong fundus ke bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki di pegang dengan dua jari dan di tuntun ke luar dari vagina dari batas lutut.
o Kedua tangan penolang memegang betis janin, yaitu , kedua ibu jari di letakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki di tarik curam kebawah sampai pangkal paha lahir.
o Pegangan di pindah ke pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha.
o Pangkal paha di tarik curam kebawah sampai trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dielevasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua trokhanter telah lahir berarti bokong lahir.
o Sebaliknya bila kaki belakang yang di lahirkan lebih dahulu, maka yang akan lebih lahir dahulu ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha di tarik terus curam ke bawah.
o Setelah bokong lahir maka di lanjutkan cara “b” atau “c” atau “d”.
e) Tehnik ekstraksi bokong o Dikerjakan jika presentasi bokong murni dan bokong
sudah turun di dasar panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin /ibu yang mengharuskan bayi segera lahir
o Jari penunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin , dimasukkan kedalam jalan lahir dan di letakkan di lipatan bagian depan. Dengan jari ini lpat paha/krista iliaka di kait dan di tarik curam ke bawah.
o Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah simpisis maka jari telunjuk penolong yang yang lain mengait lipatan paha di tarik curam ke bawah sampai bokong lahir.
o Setelah bokong lahir bayi di lahirkan secara “b” atau “c” atau “d”
o Ektraksi bokong lebih berat /sukar dari pada ekstraksi kaki, oleh karena itu perlu di lakukan perasat Pinnard pada presentasi bokong murni.
Cara melahirkan kepala bayi
Cara Mauriceau (dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual atau bila dengan Bracht kepala belum lahir)
4
o Pada punggung anak di sebelah kiri, badan anak di tunggangkan pada lengan kiri bagian volait, dan sebaliknya
o Jari tengah dimasukan di mulut dan jari telunjuk dan jari ke empat menekan fosa kanina di maksila
o Tangan yang lain memegang/mencengkam bahu dan tengkuk bayi
o Menugaskan seorang asisten menekan fundus uteri secara Kristeler
o Bersamaan dengan his asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan melakukan tarikan kebawah sesuai arah sumbu jalan lahir didinding jari yang di masukkan untuk menekan dagu/mulut. Bila suboksiput tampak di bawah simpisis kepala janin dielevasi keatas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehongga lahir dagu mulut dan kepala keseluruhan.
o Pengeluaran kepala bayi dengan forsep Pipper di kerjakan kalau pengeluaran kepala bayi dengan Bracht/Mauriceau gagal. Caranya tangan dan badan bayi di bungkus kain steril, diangkat keatas, Forsep Pipper di pasang melintang terhadap pangggul san kepala kemudian di tarik
24 Lahirkan plasenta secara spontan atau manual apabila ada indikasi
25 Luka episiotomi/robekan perineum di jahit
26 Pemberian obat-obatan sesuai keperluan
PASCA TINDAKAN
27 Awasi kala IV
28 Lakukan pemeriksaan dan pengawasan nifas
DEKONTAMINASI
29 Sementara masih menggunakan sarung tangan, masukkan bahan dan instrument yang akan dipergunakan lagi, kedalam wadah yang mengandung larutan klorin 0,5%
30 Buang bahan habis pakai ke dalam tempat sampah yang tersedia mengandung larutan klorin 0,5%
31 Bersihkan bagian-bagian yang tercemar darah atau cairan tubuh dengan larutan klorin 0,5%
32 Bersihkan sarung tangan dengan larutan klorin 0,5% keudian lepaskan secara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut
5
CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
33 Setelah melepas sarung tangan, cuci tangan kembali dengan sabun di bawah air mengalir
34 Keringkan tangan dengan handuk atau tissue yang bersih
PERAWATAN PASCA TINDAKAN
35 Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan instruksi bila di perlukan
36 Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan di dalam kolom yang tersedia pada catatan medik penderita.
37 Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting yang memerlukan pengawasan ketat
38 Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai di laksanakan dan masih memerlukan perawatan
39 Bersama petugas yang akan melakukan perawatan, jelaskan perawatan apa yang msih di perlukan, lama perawatan, serta laporkan kepada petugas jika ada keluahan gangguan pasca tindakan.
40 Tegaskan pada petugas yang merawat untuk menjalankan instruksi perawatan dan pengobatan serta laporkan segera bila pada pemantauan lanjut ditemukan perubahan-perubahan yang di tulis dalam catatan pasca tindakan.
6
Jambi,………………………………………………….2010
Pemberi Materi
MTE