Presentasi Bokong - Karlina Isabella

74
BAB I TINJAUAN PUSTAKA A. Kista Ovarium Kista ovarium adalah sebuah kantong yang berisi cairan atau semi cairan yang timbul dalam ovarium. Setiap bulannya, secara normal ovarium yang berfungsi menghasilkan kista kecil yang disebut dengan folikel de graff, pada pertengahan siklus, suatu folikel dominan muncul dengan diameter mencapai 2.8mm yang akan melepaskan oosit yang matang. Folikel yang pecah ini kemudian menjadi korpus luteum, yang jika matang berukuran 1.5-2cm dengan bangunan kistik di tengahnya. Tanpa terjadinya fertilisasi pada oosit, oosit akan menjadi fibrotik dan menciut. Jika fertilisasi terjadi maka korpus luteum akan membesar pada awalnya dan selanjutnya menurun ukurannya saat kehamilan. 1 Kista ovarium yang timbul dari proses normal dari ovarium disebut dengan kista fungsional dan selalu bersifat jinak. Kista ini mungkin merupakan kista folikuler atau kista luteal dan kadang-kadang disebut dengan kista teka-lutein. Kista ini dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan hCG. 1 1

description

d

Transcript of Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Page 1: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kista Ovarium

Kista ovarium adalah sebuah kantong yang berisi cairan atau semi cairan yang timbul

dalam ovarium.

Setiap bulannya, secara normal ovarium yang berfungsi menghasilkan kista kecil

yang disebut dengan folikel de graff, pada pertengahan siklus, suatu folikel dominan muncul

dengan diameter mencapai 2.8mm yang akan melepaskan oosit yang matang. Folikel yang

pecah ini kemudian menjadi korpus luteum, yang jika matang berukuran 1.5-2cm dengan

bangunan kistik di tengahnya. Tanpa terjadinya fertilisasi pada oosit, oosit akan menjadi

fibrotik dan menciut. Jika fertilisasi terjadi maka korpus luteum akan membesar pada

awalnya dan selanjutnya menurun ukurannya saat kehamilan.1

Kista ovarium yang timbul dari proses normal dari ovarium disebut dengan kista

fungsional dan selalu bersifat jinak. Kista ini mungkin merupakan kista folikuler atau kista

luteal dan kadang-kadang disebut dengan kista teka-lutein. Kista ini dapat distimulasi oleh

gonadotropin, termasuk FSH dan hCG.1

Kista neoplastik timbul sebagai akibat dari pertumbuhan berlebihan dari sel dalam

ovarium dan dapat bersifat jinak atau ganas. Neoplasma ganas dapat timbul dari semua tipe

sel dari ovarium ataupun jaringan dari ovarium. Yang paling sering terjadi adalah yang

berasal dari epitel permukaan (mesotelium), dan kebanyakan dari tumor ini sebagian adalah

lesi kistik.1

Gejala klinis kista ovarium umumnya asimptomatik, pasien mungkin mengeluh nyeri

atau rasa tidak nyaman di abdomen bagian bawah. Nyeri yang hebat dapat terjadi pada torsi

kista atau ruptur kista. Pasien mungkin mengalami rasa tidak nyaman saat berhubungan

1

Page 2: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

badan, gangguan BAB dan BAK akibat tekanan dari kista. Mungkin juga dapat terjadi

gangguan siklus menstruasi dan perdarahan pervaginam yang abnormal. Pada anak-anak

dapat menimbulkan pubertas prekox dan menarke yang timbul awal.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan gejala penyakit yang sudah dalam taraf

lanjut yaitu kakesia dan kehilangan berat badan, limfadenopati di leher, sesak nafas dan tanda

dari efusi pleura. Suatu kista yang besar mungkin dapat dipalpasi pada pemeriksaan

abdomen.

Pemeriksaan USG berguna untuk mengetahui asal dari tumor, USG juga dapat

memperlihatkan ukuran dari massa dan konsistensinya.1

Untuk membedakan kista ovarium dari keganasan ovarium memerlukan

pemeriksaan klinis, USG dan pemeriksaan konsentrasi serum Ca125.

Tatalaksana dari suatu kista ovarium tergantung dari ukuran dan gejala klinis

yang ditimbulkannya. Pada ibu hamil yang ditemukan kista maka jika ditemukan

berukuran 10cm atau lebih pada trimester I maka tindakan kita adalah mengobservasi

perkembangan dan komplikasinya, jika ditemukan berukuran 10cm atau lebih pada

trimester II maka dilakukan laparatomi dan pengangkatan. Jika tumor besarnya 5-

10cm, dilakukan observasi, dan mungkin diperlukan laparatomi jika kista membesar

atau menetap, jika kista ditemukan kurang dari 5cm, maka biasanya tumor akan

mengecil dan tidak memerlukan terapi.4

Komplikasi kista yang paling serius pada seorang ibu hamil adalah torsio,

torsio paling sering terjadi pada trimester pertama, dan dapat menyebabkan ruptur

kista ke dalam rongga peritoneum. Ruptur kista juga dapat terjadi saat persalinan atau

pada saat pelahiran secara bedah.3

2

Page 3: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

I. Kistoma Ovarii Simpleks2

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,

seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan dalam

kista jernih, serous, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel

kubik. Dapat terjadi putaran tangkai dengan gejala-gejala akut abdomen yang

mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan

epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista.

Kistadenoma Ovarii Musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer berasal dari

suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-

elemen yang lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari epitel

germinativum, sedang penuis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama

dengan tumor Brenner. 2

Tumor ini mungkin muncul sebagai tumor unilateral kista teratoma benigna

atau sebagai metaplasia musinosum dari mesothelium.

Angka kejadian

Kista ini sering ditemukan pada usia antara 20-50 tahun, jarang pada masa

prapubertas. Tumor merupakan kista yang terbanyak ditemukan bersama-sama

dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor ini merupakan 60% dari seluruh

tumor ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh

kelompok neoplasma ovarium. 2

3

Page 4: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Gejala klinis.

Tumor musinosum adalah yang tumor yang paling besar terjadi dalam tubuh

manusia. Semakin besar / masif suatu tumor maka makin besar kemungkinan ia

adalah suatu tumor musinosum. Umumnya tumor ini asimptomatis, biasanya pasien

datang dengan keluhan ditemukan karena massa abdomen atau keluhan abdominal

yang nonspesifik.

Pemeriksaan makroskopis

Tumor ini lazimnya berbentuk multilokuler, oleh karena itu permukaan

berbagala (lobulated), kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-

lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi

dapat lagi ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan

tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral ( 8-10 %).(2,3,4,5)

Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai, kadang-kadang dapat terjadi

torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan

perdarahan ke dalam kista dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya

perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama apabila terjadi

perdarahan atau perubahan degenatif di dalam kista. Pada pembukaan kista terdapat

cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat, dan berwarna kuning sampai

coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.

4

Page 5: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Pemeriksaan mikroskopik

Tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti pada dasar

sel, terdapat diantaranya sel-sel yang membundar karena terisi lendir (Goblet cells).

Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan bersifat edematus dan

mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar, kelenjar-kelenjar menjadi

kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi suatu

sobekan pada dinding kista (spontan ataupun pada saat operasi) , maka sel-sel epitel

dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan sekresinya

menyebabkan pseudomiksoma peritonei.

Akibat pseudomiksoma peritonei, timbul penyakit menahun dengan musin

terus bertambah dan menyebabkan banyak perlengketan. Akhirnya penderita

meninggal karena ileus.

Pada kista kadang-kadang ditemukan daerah padat dan pertumbuhan papiler.

Tempat-tempat tersebut harus diteliti karena kemungkinan adanya tanda-tanda ganas

(kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinoum). (2,3,4)

Penanganan

Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah

cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya

dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). 2

Histerektomi total dengan salpingo-oophorektomi bilateral serta dengan hati-

hati memeriksa omentum, hemidiafragma kanan, usus lateral, pelvis dan nodus

periaortik untuk kemungkinan keganasan. 2

5

Page 6: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Pada waktu mengangkat kista, diusahakan in toto tanpa mengadakan pungsi

dahulu untuk mencegah pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi kista. Jika

berhubung dengan besarnya kista, dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor dan

lubang pungsi ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. 2

Setelah kista diangkat, harus dillakukan pemeriksaan histologik di tempat-

tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan. Waktu operasi,

ovarium yang lain perlu diperiksa pula. 2

Kemoterapi disarankan pada tumor yang telah meluas jauh dari pelvis.

Prognosis :

5-10% dari kista ini bersifat ganas.1 Prognosis tergantung dari aktivitas

biologi tumor dan resistensi penderita. Jika tumor unilateral atau bilateral,

berdiferensiasi baik dengan kurang dari 4 mitosis per high power field , maka

prognosis adalah baik. Apabila terdapat lebih dari 4 mitosis di daerah yang paling

malignant, survival rate menurun walaupun penyakit pada stadium pertama.2

III. Kistadenoma Ovarii Serosum

Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kista ini berasal dari epitel

permukaan ovarium (germinal epithelium)

Angka kejadian

6

Page 7: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan kistadenoma

musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Kista ini lebih sering

ditemukan bilateral.2

Gejala klnis

Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa proliferatif. Kebanyakan

ditemukan pada pemeriksaan rutin dari pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa

tidak nyaman di daerah pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen

ataupun ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada “ keganasaan

ovarium” kecuali pada stadium terminal.

Pemeriksaan Makroskopis

Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar

dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin,

akan tetapi dapat pula berbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk

multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. 2

Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang abdomen, tetapi

lebih kecil dibanding dengan ukuran kistadenoma musinosum.

Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga

kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning,

dan kadang-kadang coklat karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya sendiri

kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma). 2

7

Page 8: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

D. Pemeriksaan Mikroskopis

Didapatkan dinding kista yang dilapisi epitel kubik atau torak yang rendah,

dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena

tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelium), maka bentuk

epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi sebagian besar terdiri atas epitel bulu

getar seperti epitel tuba 2.

Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya

yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma menunjukkan bahwa kista adalah

kistadenoma ovarii serossum papiliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu ganas. (2,4)

Penatalaksanaan

Pengangkatan tumor. Karena berhubungan dengan besarnya kemungkinan

keganasan, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan.

Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada

saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.

Prognosis

Perubahan ganas. Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliferasi dan

stratifikasi epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum

secara mikroskopik digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas.2

Kistadenoma serosum umumnya adalah bersifat jinak, 5-10%nya mempunyai

potensi keganasan yang sedang dan 20-25% mempunyai potensi keganasan yang

tinggi.1

8

Page 9: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Progosis kurang baik jika terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan

ascites. Meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan tumor tersebut mungkin

jinak (histopathologically benign), tetapi secara klinis harus dianggap sebagai

neoplasma ovarium ganas (clinically malignant). 2

IV. Kista Endometriosis

Endometriosis adalah satu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih

berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri atas kelenjar-kelenjar dan

stroma, terdapat di dalam miometrium ataupun di luar uterus. Bila jaringan endometrium

terdapat di dalam miometrium disebut adenomiosis atau endometriosis interna, dan bila di

luar uterus disebut endometriosis sejati atau endometriosis eksterna

Gejala yang sering dijumpai adalah nyeri haid siklik (dismenorea), yang terjadi 1-3

hari sebelum haid yang keluar keluhan dismenorea pun akan mereda.

Endometriosis pada ovarium akan menyebabkan terjadinya kista endometriosis dan

apabila kista tersebut sudah lebih besar dari 5 cm, sering menimbulkan gejala-gejala

penekanan.

Adapun gejala-gejala lain yang dapat mengarah kepada adanya endometriosis

adalah : infertilitas, nyeri pelvis, nyeri senggama, nyeri perut merata atau nyeri pinggang,

nyeri suprapubik, disuria, hematuria, benjolan pada perut bagian bawah, gangguan miksi dan

defekasi.

Gejala-gejala yang timbul sudah dapat diduga adanya endometriosis. Pada

pemeriksaan dalam kadang didapatkan benjolan-benjolan didalam kavum Douglas, daerah

ligamentum sakrouterina yang sangat nyeri pada penekanan. Uterus biasanya sulit

digerakkan.

9

Page 10: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Secara pemeriksaan, USG tidak membantu menentukan adanya endometriosis,

kecuali bila ditemukan massa kistik di daerah parametrium, maka pada pemeriksaan USG,

didapatkan gambaran sonolusen dengan echo dasar kuat tanpa gambaran yang spesifik untuk

endometriosis.

Terapi : Konservatif dan operasi.

V. Kista Dermoid

Kista ini merupakan teratoma kistik yang jinak di mana struktur-struktur

ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan

produk glandula sebasea berwarna kuning menyerupai lemak, tampak lebih menonjol

daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm.

Angka kejadian

Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan

paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari semua kista

dermoid bilateral.2

Kista dermoid 80% dijumpai pada masa reproduksi1,2. Tumor ini dapat mencapai

ukuran sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.

Makroskopis:

Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan putih

keabuan, dan agak tipis. Konsitensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain

10

Page 11: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

padat. Dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang

rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis,

epitel saluran nafas, dan jaringan tiroid (entodermal). Di dalam rongga kista terdapat

produk kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan

rambut.

Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri mendadak

di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan dinding kista dengan

akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan dari

kista sangat jarang, hanya 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita

lewat menopause. Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari

elemen ektodermal. Ada kemungkinan salah satu elemen tumbuh lebih cepat dan

menjadi tumor yang khas. Termasuk disini, struma ovarium, kistadenoma ovarii

musinosum, kistadenoma serosum dan koriokarsinoma (jarang).

Kista dermoid adalah satu teratoma yang kistik. Umumnya teratoma solid

ialah suatu tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang, dapat ditemukan teratoma

solidum yang jinak.

Terapi

Terdiri dari pengangkatan, biasanya dengan seluruh ovarium.

11

Page 12: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

B. Pertumbuhan Janin Terhambat

Definisi yang paling umum digunakan untuk PJT adalah janin yang

diperkirakan beratnya dibawah persentil ke-10 untuk usia kehamilan dan memiliki

ukuran sirkumferensial abdomen dibawah persentil ke-2,5. Pada aterm, batas berat

lahir untuk PJT adalah 2500 gram. 1 Persentil ke-10 maksudnya adalah ada 90% janin

yang pada masa kehamilan yang sama memiliki berat yang lebih. Itu artinya 10%

yang memiliki berat kurang.3

12

Page 13: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Dari semua janin yang berada atau dibawah persentil ke-10, hanya 40% yang

memiliki resiko tinggi mengalami kematian perinatal. Empat puluh persen lainnya

adalah janin yang memang memiliki proporsi tubuh yang kecil (kecil masa

kehamilan). Karena diagnosis ini dapat dibuat secara pasti hanya pada neonatus,

maka janin yang sehat tapi kecil untuk masa kehamilan akan diperlakukan dengan

protokol resiko tinggi dan memiliki potensi untuk prematuritas iatrogenik.

Sisa 20% adalah janin kecil yang disebabkan faktor intrinsik (kelainan

kromosom) dan faktor lingkungan. Misalnya trisomi 18, infeksi cytomegalo virus,

atau sindrom alkohol fetus. Pada janin-janin ini mereka tidak mendapatkan

keuntungan dari intervensi prenatal dan prognosis mereka ditentukan oleh faktor yang

mendasari.

Tantangan para klinisi adalah untuk mengidentifikasi janin PJT yang memiliki

bahaya in utero karena lingkungan intrauterine yang kurang bersahabat dan untuk

memonitor dan mengintervensi secara tepat. Tantangan ini juga termasuk

mengidentifikasi janin yang kecil tapi sehat dan menghindari tindakan iatrogenik

yang merugikan janin atau ibu mereka. 4

Gambar Pertumbuhan janin terhambat.Distribusi janin kecil.

13

Page 14: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

INSIDEN

Di negara berkembang angka PJT kejadian berkisar antara 2%-8% pada bayi

dismature, pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%. Sedangkan angka kejadian untuk

SGA adalah 7% dan 10%-15% adalah janin dengan PJT.(5,6)

Pada 1977, Campbell dan Thoms memperkenalkan ide pertumbuhan simetrik dan

pertumbuhan asimetrik. Janin yang kecil secara simetrik diperkirakan mempunyai beberapa

sebab awal yang global (seperti infeksi virus, fetal alcohol syndrome). Janin yang kecil

secara asimetrik diperkirakan lebih kearah kecil yang sekunder karena pengaruh restriksi gizi

dan pertukaran gas. Dashe dkk mempelajari hal tersebut diantara 1364 bayi PJT (20%

pertumbuhan asimetris, 80% pertumbuhan simetris) dan 3873 bayi dalam presentil 25-75

( cukup untuk usia kehamilan). Tabel memperlihatkan daftar statistik yang signifikan pada

kejadian dan hasil perinatal diantara kelompok tersebut.(4)

Kejadian dan hasil perinatal

Kejadian PJT PJT Sesuai usia

14

Page 15: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Asimetris Simetrisgestasi

Anomalies 14% 4% 3%

Morbiditas tidak serius 86% 95% 95%

Induksi persalinan (<36 wk) 12% 8% 5%

Tekanan darah tinggi dalam

kehamilan (<32 wk)7% 2% 1%

Intubasi dalam VK 6% 4% 3%

Neonatal ICU 18% 9% 7%

Respiratory distress syndrome 9% 4% 3%

Perdarahan intraventrikular

(grade III atau IV)

2% <1% <1%

Kematian Neonatal 2% 1% 1%

Usia gestasi saat persalinan36.6 mgg ±

3.5 mgg

37.8 mgg ±

2.9 mgg

37.1 mgg ± 3.3

mgg

15

Page 16: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Kelahiran preterm <32 mgg 14% 6% 11%

FISIOLOGI PERTUMBUHAN JANIN

Proses patofisiologi yang menyebabkan adanya pertumbuhan janin terhambat merupakan

suatu proses yang kompleks. Janin dengan pertumbuhan yang terhambat memiliki risiko

terjadinya hipoksia. Pertumbuhan janin tergantung dari genetik, plasenta dan faktor maternal.

Hubungan antara janin-plasenta-ibu adalah suatu keadaan harmonis yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan janin yang disokong oleh perubahan fisiologis dari ibu. Terbatasnya

pertumbuhan dari janin sama artinya dengan gagalnya pertumbuhan janin yang sempurna.

Penyebabnya dapat bersifat intrinsik atau lingkungan.1

Berdasarkan pembagian waktu kehamilan telah diketahui adanya beberapa tahapan dalam

tumbuh kembang janin. Fase pertumbuhan janin terbagi tiga yaitu

1. Hiperplasia seluler., berlangsung dari konsepsi sampai 16 minggu kehamilan, yaitu

terdapat peningkatan jumlah sel yang cepat.

2. Hiperplasia dan hipertrofi, yaitu terjadi antara 16 minggu-32 minggu,terjadi

peningkatan dalam jumlah dan ukuran sel.

3. Hipertrofi seluler, dari 32 minggu sampai aterm, yaitu terjadi peningkatan ukuran sel

yang cepat

ETIOLOGI 1,2,4,7,8

16

Page 17: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Penyebab yang berasal dari ibu (diadaptasi dari Severi et al, 2000):

Hipertensi kronis

Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan

Penyakit Jantung Sianotik

Hemoglobinopati

Penyakit Autoimun

Malnutrisi Kalori Protein

Penyalahgunaan Zat (merokok, alkohol, narkotika)

Malformasi Uterus

Trombofilia

Penyebab yang berasal dari plasenta:

Abruptio plasenta

Plasenta previa

Plasentasi abnormal (insersio marginal, insersio velamentosa)

Penyebab yang berasal dari janin:

Infeksi (TORCH) 5

Sindrom transfusi fetus

17

Page 18: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Kehamilan Ganda

PJT muncul saat pertukaran gas dan penyaluran nutrisi kepada janin tidak mencukupi

untuk janin tersebut tumbuh in utero. Proses ini dapat muncul karena penyakit ibu yang

menyebabkan kapasitas penyaluran oksigen menurun (misalnya pada penyakit jantung

sianotik, merokok, hemoglobinopati), disfungsi penyaluran oksigen akibat penyakit vaskular

ibu (misalnya hipertensi) atau kerusakan plasenta akibat penyakit ibu (misalnya merokok,

trombofilia, berbagai penyakit autoimun).2, 4

Penyebab dari PJT menurut kategori retardasi pertumbuhan simetris dan asimetris

dibedakan menjadi:

1. Simetris

a. Pertambahan berat maternal yang jelek

b. Infeksi janin

c. Malformasi kongenital

d. Kelainan kromosom

e. Sindrom Dwarf

2. Kombinasi Simetris dan Asimetris

a. Obat-obat teratogenik: Narkotika, tembakau, alkohol, beberapa preparat

antikonvulsan.

b. Malnutrisi berat

3. Asimetris

a. Penyakit vaskuler

18

Page 19: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

b. Penyakit ginjal kronis

c. Hipoksia kronis

d. Anemia maternal

e. Abnormalitas plasenta dan tali pusat

f. Janin multipel

g. Kehamilan postterm

h. Kehamilan ekstrauteri

MORBIDITAS DAN MORTALITAS

Pada kasus PJT bayi lahir dengan asphyxia, meconium aspiration, hipoglikemi,

hipotermi, polisitemi yang semua hal ini menyebabkan kelainan neurologi baik pada bayi

cukup bulan atau kurang bulan.(5,6)

Resiko kematian pada kehamilan kurang bulan akibat PJT lebih tinggi daripada

kehamilan cukup bulan. Kematian terutama diakibatkan oleh infeksi virus, kelainan

kromosom, penyakit ibu, insufisiensi plasenta, atau akibat faktor lingkungan dan sosial

ekonomi.(9)

DIAGNOSIS

Antenatal

1. Riwayat ibu.

19

Page 20: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Adanya faktor risiko, termasuk riwayat PJT sebelumnya meningkatkan kemungkinan

terjadinya PJT berulang.4 Hipertensi dalam kehamilan (HDK) meningkatkan

terjadinya PJT hingga 15-20 kali lipat. Faktor risiko lain meliputi penyakit ginjal,

penyakit jantung paru dan kehamilan kembar.10 Pada wanita dengan faktor risiko

disarankan untuk menjalani USG serial untuk melihat perkembangan bayi. Walaupun

demikian diagnosis pasti biasanya tidak dapat ditegakkan sampai bayi lahir.10

2. Tinggi fundus.

Merupakan cara penyaring yang baik untuk mendeteksi adanya PJT. Sensitivitas

mencapai 95% jika diketahui usia kehamilan dengan tepat. Antara usia kehamilan

20–34 minggu,4 tinggi fundus dalam sentimeter secara kasar sesuai dengan usia

kehamilan dalam minggu. Jika pada pengukuran terdapat selisih 4 cm lebih kecil dari

ukuran yang seharusnya, harus dicurigai adanya ketidaksesuaian pertumbuhan.10

3. USG.

DBP. Memiliki variasi fisiologi yang sangat tinggi dengan semakin bertambahnya usia

kehamilan,sehingga bukan merupakan penentu yang ideal. Hal ini disebabkan oleh

lambatnya penurunan pertumbuhan tulang tengkorak karena malnutrisi dan adanya

berubah bentuk tengkorak oleh kekuatan luar (oligohidramnion, presentasi bokong).

Lingkar kepala (HC). Tidak dipengaruhi oleh variabilitas eksternal seperti pada DBP.

Lingkar perut (AC). Diukur melewati hati. Merupakan parameter yang paling baik dan

berguna secara klinik untuk menggambarkan status nutrisi janin. Dari semua parameter,

lingkar perut merupakan yang paling sensitif dan spesifik dan NPV terbesar untuk

diagnosis defisiensi pertumbuhan , baik dinyatakan dengan persentil maupun dengan

indeks ponderal. Menggambarkan berkurangnya massa viseral (khususnya hepar) dan

lebih sensitif daripada DBP dalam mendiagnosis PJT.4 Lingkar kepala dianggap paling

akurat dalam mengukur besar bayi. Perkiraan berat janin menggunakan AC hampir selalu

berkisar 10% dari berat sebenarnya.

20

Page 21: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Perbandingan antara HC dan AC penting untuk mendiagnosis PJT asimetris.

Hingga kehamilan 32 minggu AC lebih kecil dari HC, kemudian AC melampaui HC

dan perbandingan menjadi sama pada kehamilan 36 minggu. Dari penelitian,

dikatakan janin dengan rasio AC/HC lebih besar dari 2 SD di atas rata-rata

merupakan janin dengan PJT.3

4. Doppler

Pemeriksaan doppler menunjukkan gambaran yang luas mengenai aspek maternal,

janin dan plasenta pada PJT. Pada trimester ke-2, saat gangguan pertumbuhan janin

muncul, doppler digunakan sebagi alat diagnosis untuk membedakan PJT yang

didasari kelainan plasenta dari kasus lain seperti aneuploidi, kelainan kongenital dan

janin yang secara konstitusi kecil. Jika PJT telah terbukti, evaluasi dengan doppler

memegang peranan utama dalam penanganan kehamilan.5

Penggunaan doppler harus disertai penilaian janin secara keseluruhan. Hal

ini meliputi anatomi janin, biometri serial, penilaian biofisik (termasuk pengukuran

cairan amnion serial) dan tes invasif pada janin (misalnya kariotipe, infeksi virus, dan

gas darah janin).1

Penilaian profil biofisik meliputi variabel dinamik (tonus, pergerakan,

pernafasan), volume cairan ketuban dan non-stress test (NST) kedalam sistem

skoring.1

Tabel 2. Profil biofisik menurut Manning

Variebel biofisik* Skor normal (skor =2) Skor abnormal (skor = 0)

Gerakan nafas Paling sedikit 1 gerakan nafas

dalam 30 detik

Tidak terdapat gerakan

nafas lebih dari 30 detik

21

Page 22: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Gerakan badan janin Paling tidak 3 gerakan badan

janin yang jelas

2 atau ebih sedikit geraka

Tonus Paling tidak 1 episode ekstensi

aktif yang diikuti fleksi pada

badan atau tungkai janin,

termasuk membuka tutup

tangan

Ekstensi perlahan diikuti

fleksi sebagian atau gerakan

tungkai tanpa fleksi atau

tidak terdapat gerakan janin

Denyut jantung janin < 26 minggu, paling tidak 2

akselerasi pada 10 denyut

selama 10 detik

26-36 minggu, paling tidak 2

akselerasi pada 10 denyut

selama 15 detik

> 36 minggu, paling tidak 2

akselerasi pada 20 denyut

selama 20 detik

Kurang dari 2 episode

akselerasi dan selama waktu

yang telah ditentukan

Volume cairan amnion Paling tidak 1 kantung cairan

amnion dengan ukuran 2x2 cm

Tidak terdapat kantung

cairan amnion berukuran

2x2 cm

* semua parameter dinilai dalam 30 menit

Pada janin dengan PJT, diduga perubahan pada aliran arteri dan vena terjadi sebelum

terjadi penurunan pada parameter biofisik,5 sehingga saat terjadi gangguan pada

22

Page 23: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

pemeriksaan doppler, maka telah terjadi gangguan variabel biofisik juga.15

Oligohidramnion dan gambaran denyut jantung abnormal (tidak reaktif, terjadi

deselerasi) merupakan tanda awal yang terlihat. Bila hal ini terjadi, tidak perlu lagi

untuk melihat gerakan nafas janin, gerakan badan, dan tonus janin. Keadaan variabel

biofisik yang tidak normal merupakan indikasi untuk persalinan.5

5. Volume cairan amnion

Oligohidramnion sering berhubungan dengan PJT, khususnya yang asimetris, dan

dapat menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan produksi urin. Terjadi pada

kira-kira 16% PJT.

6.Produksi urin janin.

Oligohidramnion karena adanya PJT diduga disebabkan oleh berkurangnya curah

jantung janin dan akhirnya menurunkan aliran darah ginjal. Jumlah urin meningkat

secara bertahap, pada usia kehamilan 22 minggu 2,2 ml/jam, menjadi 26,3 ml/jam

pada usia kehamilan 40 minggu. Pengeluaran urin dihitung melalui pemeriksaan

USG serial (dengan interval 30 menit) pada kandung kemih.8

7.Derajat plasenta.

Plasenta derajat III berhubungan dengan hampir 60% janin dengan PJT. Derajat

plasenta ditentukan berdasarkan lempeng korion. Derajat I memiliki lempeng korion

yang halus, biasanya terdapat pada kehamilan 30-32 minggu dan dapat bertahan

hingga aterm. Derajat II memiliki densitas berbentuk koma dan derajat III memiliki

indentasi lempeng korion. Derajat I, II dan II memiliki rasio L/S yang matang

sebanyak 68%, 88% dan 100%.8

8. Pengukuran aliran darah.

Pada penelitian Doppler, aliran darah uterus dan janin dapat diukur, dengan demikian

disfungsi sirkulasi utero-plasenta dapat dinilai. Aliran darah normal vena umbilikalis

23

Page 24: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

pada trimester ketiga sekitar 122 ml/menit/kg dan aliran darah aorta janin 246

ml/menit/kg. Pada PJT aliran dapat lebih rendah dari normal.8

Gambaran postpartum

Janin PJT dengan gangguan yang baru terjadi akan kehilangan jaringan

lunak, berkurangnya ketebalan lipatan kulit, jaringan payudara, lingkar

paha,1 lemak subkutan,2 Pelebaran sutura tengkorak dengan fontanela yang

besar, pemendekan panjang kepala-tumit dan terlambatnya perkembangan

epifisis menunjukkan kegagalan pertumbuhan yang lebih lama. Pada janin

dengan PJT, otak dan jantung lebih besar dan sebaliknya hati, limpa, adrenal,

plasenta dan timus lebih kecil dibandingkan pada janin prematur.

Sering ditemukan peningkatan volume sel darah merah, polisitemia, dan

peningkatan viskositas darah oleh karena meningkatnya kadar eritropoetin.4

PJT memiliki insiden yang lebih tinggi terjadinya hipoglikemi. Beberapa memiliki

gangguan pada glukoneogenesis, glikogenolisis dan peningkatkan laju metabolik basal,

kemungkinan merupakan konsekuensi ketidakseimbangan antara organ dengan pemakaian

oksigen yang tinggi (otak merupakan organ yang diutamakan dan organ lain dengan

konsumsi oksigen yang lebih rendah (timus, limpa dan hati, yang beratnya berkurang

bermakna).

Hal lain adalah hipotermi yang disebabkan berkurangnya lemak subkutan dan

meningkatnya rasio permukaan dan isi. Hipoksemi diduga akibat tingginya kadar serum

glukagon (asfiksia menyebabkan stres dan meningkatkan kadar serum glukagon yang

merangsang ekskresi kalsitonin sehingga terjadi penurunan kalsium dalam serum). 1

24

Page 25: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

PENATALAKSANAAN

Jika dicurigai adanya PJT, harus ditentukan apakah ada anomali pada janin atau janin

memiliki kondisi fisiologi yang buruk. Penentuan waktu persalinan sangat penting, sering

kali harus dipertimbangkn antara risiko kematian janin atau terjadinya persalinan prematur.4

Beberapa terapi yang dapat dilakukan sebelum persalinan:

1. Istirahat

Mungkin merupakan satu-satunya terapi yang paling sering direkomendasikan. Secara

teori istirahat akan menurunkan aliran darah ke perifer dan meningkatkan

aliran darah ke sirkulasi uteroplasenta, yang diduga dapat memperbaiki

pertumbuhan janin. Pada penelitian yang dilakukan oleh Laurin Dkk,

menunjukkan bahwa rawat inap di rumah sakit tidak bermanfaat, tidak

terdapat perbedaan berat badan lahir antara pasien yang dirawat inap dengan

rawat jalan.8

2. Suplementasi Nutrisi Ibu

Pada suatu penelitian ditemukan bahwa kurangnya nutrisi ibu memilki sedikit efek

pada berat lahir. Kekurangan kalori yang berat hingga lebih kecil 1500 kalori

per hari dihubungkan dengan penurunan berat bayi lahir rata-rata hampir 300

gram. Terdapat data yang menunjukkan bahwa suplementasi nutrisi dalam

bentuk asupan kalori oral dan atau suplemen protein memilki sedikit efek

dalam meningkatkan berat badan lahir.

Defisiensi beberapa logam pada asupan makanan ibu juga dihubungkan dengan PJT.

Walles Dkk. membuktikan bahwa kadar seng pada leukosit perifer, yang

25

Page 26: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

merupakan indikator sensitif keadaan seng jaringan, menurun pada ibu dengan

janin dengan PJT.8

Asam eikosapentanoid yang terdapat pada minyak ikan, diduga dapat meningkatkan

berat lahir dan dapat digunakan dalam pencegahan dan terapi PJT. Asam ini

bekerja secara kompetisi dengan asam arakhidonat yang merupakan substrat

dari enzim siklooksigenase. Zat vasoaktif, tromboksan A2 (TxA2) dan

prostasiklin I2 (PGI2) telah diteliti sebagai mediator yang dapat menurunkan

aliran uteroplasenta pada PJT idiopatik. Prostasiklin merupakan vasodilator,

dan tromboksan merupakan vasokonstriktor yang kuat. Keseimbangan antara

dua zat ini menghasilkan tonus vaskuler pada uteroplasenta. Konsumsi

minyak ikan diduga menghasilkan penurunan sintesis tromboksan dan

meningkatkan konsentrasi prostasiklin. Perubahan rasio ini akan

menghasilkan vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan aliran darah

utreroplasenta dan meningkatkan berat lahir, sehingga berguna dalam

pencegahan dan terapi PJT.

3. Terapi Oksigen

Perfusi uteroplasenta, pasokan asam amino, lemak dan karbohidrat yang adekuat

penting untuk pertumbuhan janin normal. Kondisi medis seperti penyakit

jantung sianotik dan asma yang mengganggu pasokan oksigen dari ibu

berhubungan dengan PJT.

4. Terapi Farmakologi

Aspirin dan Dipiridamol

26

Page 27: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Aspirin atau asam asetilsalisilat, menghambat enzim siklooksigenase secara

ireversibel. Pemberian aspirin dosis rendah 1-2 mg/kg/hari menghambat

aktifitas siklooksigenase dan menghasilkan penurunan sintesis tromboksan.

Pemberian aspirin dosis rendah berkaitan dengan peningkatan berat lahir rata-

rata sebesar 516 gram. Juga ditemukan peningkatan yang bermakna pada berat

plasenta.

Dipiridamol, merupakan inhibitor enzim fosfodiesterase, dapat menghambat

penghancuran cyclic adenosine monophosphate (cAMP). Ini akan

meningkatkan konsentrasi cAMP yang dapat menyebabkan trombosit lebih

sensitif terhadap efek prostasiklin dan juga merangsang sintesis prostasiklin

yang menghasilkan vasodilatasi.

Beta mimetik

Obat ini memilki berbagai efek pada aliran daerah uteroplasenta. Salah satunya adalah

merangsang adenilat siklase miometrium yang menyebabkan relaksasi uterus.

Relaksasi ini akan menurunkan resistensi aliran darah uterus dan

meningkatkan perfusi. Efek vasodilatasi langsung pada arteri uterina juga

meningkatkan perfusi uterus. Secara teori hal ini bermanfaat pada pengobatan

PJT.

PJT pada janin mendekati aterm

Persalinan secepatnya merupakan cara untuk mendapatkan hasil terbaik bagi

janin yang dicurigai PJT pada atau mendekati aterm.4 Persalinan juga harus dilakukan

pada keadaan janin dengan PJT dengan kromosom yang normal dengan usia

kehamilan lebih dari 36 minggu, terdapat oligohidramnion pada usia kehamilan

telah mencapai 34 minggu atau lebih, 4 gambaran deselerasi lambat berulang denyut

27

Page 28: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

jantung janin pada usia kehamilan berapapun, kehamilan di atas 36 minggu dengan

dugaan adanya gangguan tali pusat, atau bila tidak terdapat pertumbuhan janin pada

pemeriksaan USG dalam jarak 3 minggu.2 Bila gambaran denyut jantung janin baik,

dapat dilakukan persalinan pervaginam.4 Seringkali janin dengan PJT memiliki

toleransi yang lebih buruk dibandingkan dengan janin yang tumbuh normal, sehingga

persalinan perabdominam dibutuhkan bila terjadi gangguan pada saat persalinan.

PJT pada janin jauh dari aterm

Bila PJT didiagnosis sebelum usia kehamilan mencapai 34 minggu, cairan amnion

dan pengawasan antenatal menunjukkan hasil normal, maka dianjurkan untuk dilakukan

observasi. Pemeriksaan USG dilakukan setiap 2-3 minggu.4,7 Selama terdapat pertumbuhan

janin dan evaluasi terhadap janin normal, kehamilan dapat dilanjutkan hingga paru janin

matang. Amniosentesis untuk menilai kematangan paru janin sering menolong untuk

membuat keputusan.

Oligohidramnion merupakan petunjuk penting adanya PJT, walaupun volume

air ketuban yang normal tidak menyingkirkan kemungkinan adanya PJT. Pada PJT

jauh dari aterm, tidak ada pengobatan khusus yang dapat memperbaiki kondisi. Tidak

terdapat bukti yang cukup yang menunjukkan bahwa istirahat dapat mempercepat

pertumbuhan janin atau memperbaiki keadaan janin dengan PJT. Walaupun

demikian, para ahli menyarankan istirahat pada posisi miring, dimana curah jantung

dan mungkin juga perfusi plasenta menjadi maksimal.

Waktu dan cara persalinan

Beberapa keadaan dimana janin dengan PJT harus dilahirkan, adalah :2

Janin dengan kromosom normal dengan usia kehamilan lebih dari 36 minggu

lengkap

28

Page 29: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Oligohidramnion pada kehamilan 36 minggu atau lebih

Deselerasi lambat berulang pada usia kehamilan berapapun

Tidak terdapat pertumbuhan pada pemeriksaan USG dalam jangka waktu 3

minggu

Sedangkan pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu, persalinan harus dipikirkan

pada keadaan berikut ini :

Tidak terdapatnya pertumbuhan janin dalam jangka waktu 3 minggu dan

memiliki paru yang matang

Anhidramnion pada kehamilan 30 minggu atau lebih

Terdapat AEDF (absent umbilical artery end diastolic flow) dan REDF

(reversed umbilical artery end distolic flow)

Pola denyut jantung janin yang abnormal menetap

Profil biofisik < 6

29

Page 30: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Cara persalinan tergantung dari etiologi yang mendasari, adanya asidosis dan

usia kehamilan. Janin normal yang kecil dapat dilahirkan bila tanpa adanya

komplikasi. Begitu juga pada janin dengan PJT tanpa adanya hipoksemia.2 Janin

dengan anomali yang tidak dapat hidup juga harus dilahirkan pervaginam. Janin

dengan kelainan yang tidak mematikan harus ditangani sesuai dengan jenis

kelainannya. Secara umum, kelainan yang dapat dikoreksi dengan pembedahan harus

ditunda kelahirannya selama mungkin, secara tehnik makin besar dan tua janin makin

mudah dilakukan koreksi bedah.2

30

Page 31: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

BAB II

ILUSTRASI KASUS

A. IDENTITAS

Nama : Ny. J

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 36 tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku/bangsa : Sunda/Indonesia

Alamat : Jl. Mangga RT 06/11 Jati Makmur

B. ANEMNESA : Tanggal 22 Februari 2013

1. Keluhan Utama

Nyeri saat berkemih

Keluhan Tambahan

(-)

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan nyeri saat berkemih yang dirasakan pasien sejak 2

minggu SMRS. Pasien menyangkal adanya mules, keluar cairan, maupun darah.

31

Page 32: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Pasien mengaku rutin memeriksakan kandungannya ke bidan di puskesmas,

sekitar 1 kali perbulan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit Diabetes Mellitus, hipertensi,

asthma, penyakit jantung, penyakit paru, tumor, maupun keganasan.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan seperti pasien.

5. Riwayat Menstruasi

HPHT: 17 Juni 2012

TP: 24 Maret 2013

Haid pertama umur 14 tahun

Sirkulasi haid :

i. Siklus : Teratur, 30 hari

ii. Lamanya : 5 hari/bulan

iii. Banyaknya : 2-3 ganti pembalut/ 150 cc

iv. Sakit saat haid : ( + )

6. Riwayat Pernikahan

32

Page 33: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Ini adalah pernikahan pertama pasien, pada waktu nikah pasien berumur 35

tahun dan telah berlangsung kurang lebih 1 tahun

7. Riwayat Obstetri

(-)

8. Riwayat Keluarga Berencana

Pasien tidak menggunakan KB

9. Riwayat Operasi

Disangkal pasien

10. Riwayat Kebiasaan Psikososial

Pasien tidak merokok dan minum alkohol

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 180/110 mmHg

Frekuensi nadi : 88 x/menit

Suhu : 36,8 º C

33

Page 34: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Frekuensi napas : 18 x/menit

Mata : Conjungtiva anemis -/-, sklera tidak ikterik

Thoraks :

o Cor : S1-S2 normal reguler, murmur (-), gallop (-)

o Pulmo : Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

o Mammae : Simetris kanan dan kiri, areola berwarna gelap dan retraksi

puting -/-. Nyeri tekan -/-, tidak teraba massa.

Abdomen :

o Inspeksi : buncit

o Palpasi :

o TFU : 30 cm

o Leopold I :bokong

o Leopold II :puka

o Leopold III : kepala

o Leopold IV : konvergen

o Auskultasi : DJJ: 148x/menit

Ekstremitas : pada keempat ekstremitas didapatkan akral hangat dan tidak ada oedema

D. LABORATORIUM

34

Page 35: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Hb : 10.6 gr/dl

Leukosit : 20.5 ribu/µl

Ht : 32.6 %

Trombosit :383 ribu/ µl

LED : 93

PT

PT :12.3

PT control :15.6

APTT :33.1

PTT control :35.6

HbsAg : non reaktif

Protein total :6.98

Albumin :2.78

Globulin :4.20

SGOT :23

SGPT :21

Ureum :15

Kreatinin :0.94

35

Page 36: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

GDS :82

Urine lengkap: dalam batas normal

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG :

Janin tunggal hidup, presentasi kepala

DJJ (+) puka

36

Page 37: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

BPD: 8.0 sesuai 32 minggu

AC: 20.1 sesuai 31 minggu

TBJ: 1488 gram

Tampak massa kistik bilateral pada kedua ovarium

Kesan : G1P0A0 + kista ovarium + pertumbuhan janin terhambat

USG:

TBJ: 1800 gram

Air ketuban: cukup

Plasenta: fundus

Di anterior uterus tampak massa kistik ukuran 17.5x 16.7x 16.4 cm, kemungkinan

Kesan: pertumbuhan janin terhambat pada kehamilan 36 minggu dengan NOK

F. RESUME

Pasien, perempuan, 36 tahun datang untuk kontrolo kehamilan, mengeluhkan adanya

nyeri berkemih sejak 2 minggu SMRS, pasien mengaku sebelumnya rutin kontrol

kehamilan di bidan setiap bulannya. Pada pemeriksan fisik didapat tekanan darah

37

Page 38: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

180/110 mmHg, pada pemeriksaan status obstetri didapatkan Leopold I: bokong,

Leopold II: puka, Leopold III: kepala, Leopold IV: konvergen, DJJ: 148x/menit

Pada pemeriksaan USG didapatkan kesan adanya kehamilan dengan pertumbuhan

janin terhambat dan juga kista ovarium

Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium tidak didapatkan kelainan bermakna

G.DIAGNOSIS

G1P0A0 H 31 minggu dengan pertumbuhan janin terhambat, NOK, denagn

hipertensi dalam kehamilan

H.PENATALAKSANAAN

1) Rawat inap

2) Periksa laboratorium lengkap

3) IVFD RL

R/ laparotomi

Puasa 6 jam preoperatif

1jam preoperatif diberi Anbacim 750 mg (i.v)

I.PROGNOSIS

Ad Vitam : Bonam

38

Page 39: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Ad Functionum : Dubia ad bonam

Ad Sanationum : Dubia ad malam

J,LAPORAN OPERASI

Uraian Tindakan Operasi :

1. Prosedur operasi rutin

2. Toilet medan operasi dalam stadium narkose

3. Insisi pfanenstiel diperdalam lapis demi lapis sampai dengan peritoneum

parietale

4. Setelah peritoneum parietale dibuka tampak:

Ovarium kanan berubah menjadi massa tumor kistik, ukuran 10x 12 cm, yang

mengadakan perlengketan dengan tuba kanan dan uterus

5. Ditegakkan diagnosis NOK dextra

6. Diputuskan untuk dilakukan saphingooovorokistektomi dextra

7. Kemudian dilanjutkan irisan pada SBR

8. Lahir bayi perempuan, pukul 10.42, BBL 2000 gram, PBL 40 cm, A/S 8/9,

anus (+), ketuban jernih.

9. Plasenta dilahirkan secara perabdominal

10. SBR (+) bloody single dijahit

39

Page 40: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

11. Setelah yakin tidak ada perdarahan, dinding abdomen ditutup lapis demi lapis

12. Operasi selesai

13. KU pasien sebelum, selama, dan sesudah operasi baik

K.FOLLOW UP

Tanggal 27 Februari 2013, pukul 06.00 WIB

S/ lemas

O/ Status Generalis

Kesadaran umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 150/90 mmHg

Nadi : 84 x/menit

RR : 18 x/menit

Suhu : 36,6 oC

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thoraks : Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2’

40

Page 41: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Status puerpuralis

Mamae

ASI :-/-

Nyeri :-/-

Massa :-/-

Retraksi :-/-

Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar

Palpasi : Supel, nyeri tekan (+),

Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)

Auskultasi : Bising usus 4x/menit

Genitalia : lokia rubra (+)

A/ P1A0 post salphingooovorokistektomi dextra + SCTPP

P/ Diet : TKTP

IVFD : RL

Terapi injeksi:

41

Page 42: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Anbacim 2x750mg

Kalnex 3x1

Kaltrofen supp 3x1

Alinamin F 3x1

Syntocinon drip 2 amp/kolf/8 jam

Cernevit 2x1

Sanmol infussion

Mobilisasi bertahap: miring kanan dan kiri, serta duduk

Tanggal 28 Februari 2010, pukul 07.00 WIB

S/ Diare

O/ Status Generalis

Kesadaran umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 140/80 mmHg

Nadi : 78 x/menit

RR : 16 x/menit

42

Page 43: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Suhu : 36,3 oC

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thoraks : Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2’

Status puerpuralis

Mamae

ASI :-/-

Nyeri :-/-

Massa :-/-

Retraksi :-/-

Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar

Palpasi : Supel, nyeri tekan (+),

Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)

Auskultasi : Bising usus 4x/menit

Genitalia : Fluksus ±10 cc, flour (-)

43

Page 44: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

A/ P1A0 post salphingooovorokistektomi dextra + SCTPP

P/ Diet : TKTP

IVFD : RL

Terapi injeksi:

Anbacim 2x750mg

Kalnex 3x1

Kaltrofen supp 3x1

Alinamin F 3x1

Syntocinon drip 2 amp/kolf/8 jam

Cernevit 2x1

Sanmol infussion

Mobilisasi bertahap: duduk dan jalan

Tanggal 1 Maret 2013, pukul 06.00 WIB

S/ (-)

O/ Status Generalis

44

Page 45: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Kesadaran umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 130/70 mmHg

Nadi : 78 x/menit

RR : 18 x/menit

Suhu : 36,4 oC

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thoraks : Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2’

Status puerpuralis

Mamae

ASI :+/+

Nyeri :-/-

Massa :-/-

Retraksi :-/-

Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar

45

Page 46: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Palpasi : Supel, nyeri tekan (+),

Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)

Auskultasi : Bising usus 4x/menit

Genitalia : Fluksus ±10 cc, flour (-)

A/ P1A0 post salphingooovorokistektomi dextra + SCTPP

P/ Diet : TKTP

Terapi oral:

Anbacim 2x 500mg

Asam megfenamat 3x1

Sulfas Ferrosus 2x1

Metronidazole 3x1

Ganti verban

Tanggal 2 Maret 2013, pukul 06.30 WIB

S/ (-)

46

Page 47: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

O/ Status Generalis

Kesadaran umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 64 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,3 oC

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thoraks : Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2’

Status puerpuralis

Mamae

ASI :+/+

Nyeri :-/-

Massa :-/-

Retraksi :-/-

Abdomen

47

Page 48: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Inspeksi : Perut tampak datar

Palpasi : Supel, nyeri tekan (+),

Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)

Auskultasi : Bising usus 4x/menit

Genitalia : Fluksus ±10 cc, flour (-)

A/ P1A0 post salphingooovorokistektomi dextra + SCTPP

P/ Diet : TKTP

IVFD : RL

Terapi oral:

Anbacim 2x 500mg

Asam megfenamat 3x1

Sulfas Ferrosus 2x1

Metronidazole 3x1

Bladder training

48

Page 49: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Tanggal 3 Maret 2013, pukul 06.30 WIB

S/ (-)

O/ Status Generalis

Kesadaran umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 64 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,3 oC

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thoraks : Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2’

Status puerpuralis

Mamae

ASI :-/-

Nyeri :-/-

Massa :-/-

49

Page 50: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Retraksi :-/-

Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar

Palpasi : Supel, nyeri tekan (+),

Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)

Auskultasi : Bising usus 4x/menit

Genitalia : Fluksus ±10 cc, flour (-)

A/ P1A0 post salphingooovorokistektomi dextra + SCTPP

P/ Diet : TKTP

IVFD : RL

Terapi oral:

Anbacim 2x 500mg

Asam megfenamat 3x1

Sulfas Ferrosus 2x1

Metronidazole 3x1

50

Page 51: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Tanggal 2 Maret 2013, pukul 06.30 WIB

S/ (-)

O/ Status Generalis

Kesadaran umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 64 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,3 oC

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thoraks : Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2’

Status puerpuralis

Mamae

ASI :-/-

Nyeri :-/-

Massa :-/-

51

Page 52: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Retraksi :-/-

Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar

Palpasi : Supel, nyeri tekan (+),

Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)

Auskultasi : Bising usus 4x/menit

Genitalia : Fluksus ±10 cc, flour (-)

A/ P1A0 post salphingooovorokistektomi dextra + SCTPP

P/ Diet : TKTP

IVFD : RL

Terapi oral:

Anbacim 2x 500mg

Asam megfenamat 3x1

Sulfas Ferrosus 2x1

Metronidazole 3x1

52

Page 53: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Aff kateter urine

53

Page 54: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

BAB III

DISKUSI

Pada kasus ini hasil diagnosa yaitu G1P0A0 H 31 minggu dengan

pertumbuhan janin terhambat, NOK, dan hipertensi dalam kehamilan

Dari hasil anamnesis yang bermakna hanya keluhan pasien yang mengeluhkan

adanya nyeri berkemih sejak 2 minggu yang lalu, dan kontrol kehamilan biasa,

sebelum ke RS pasien biasanya kontrol kehamilan di bidan setiap bulan.

Pada pemeriksaan fisik yang bermakna adalah tekanan darah pasien 180/110

mmHg. Sedangkan pada pemeriksaan obstetri didapatkan Leopold I: bokong,

Leopold II:puka, Leopold III: kepala, Leopold Iv: konvergen, sedangkan DJJ:

142x/menit.

Sedangkan pada pemeriksaan status generalis tidak didapatkan kelainan.

Pada pemeriksaan penunjang berupa USG didapatkan kesan kehamilan yang

terhambat yang kemungkinan disebabkan adanya massa kistik yang berada di depan

uterus yang diduga berasal dari kista ovarium.

Pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan adanya kelainan.

Pada pasien ini dincanakan untuk dilakukan terminasi dan sekaligus dilakukan

tindakan operatif pada kista ovarium. Dilakukan saphingooovorokistektomi dextra,

kemudin dilahirkan bayi perempuan, pukul 10.42, BBL 2000 gram, PBL 40 cm, A/S

8/9, anus (+), ketuban jernih.

54

Page 55: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

Setelah operasi, kondisi ibu dan bayi dalam keadaan baik, diberikan obat-

obatan post operatif seperti Anbacim 2x750mg, Kalnex 3x1, Kaltrofen supp 3x1,

Alinamin F 3x1, Syntocinon drip 2 amp/kolf/8 jam. Terapi injeksi diberikan selama 2

hari, jemudian dilanjutkan dengan terapi oral berupa Anbacim 2x 500mgm Asam

megfenamat 3x1, Sulfas Ferrosus 2x1, Metronidazole 3x1, untuk terapi non medika

mentosa pasien diminta untuk melakukan mobilisasi bertahap, dan juga bladder

training pada hari ke-4, kemudian pada hari ke-5 pasien sudah di aff kateter urine,

dan setelah itu pasien dipulangkan.

55

Page 56: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

DAFTAR PUSTAKA

1. Berek J.S, Benign Diseases of the Female Reproduktive Track, in Novak’s

Gynecology, 12th Edition, Williams and Wilkins 1996, page :

2. Joedosepoeto M.S Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dan Mardjikoen P Tumor

Ganas Alat Genital, dalam Prof. Sarwono P. Ilmu Kandungan, Edisi 2, Bagian

Obstetri & Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal :

346 –361 dan 400 – 403.

3. Cunningham, dalam Obstetri Williams edisi 21, Penerbit buku kedokteran EGC,

Jakarta, hal 1035-1057

4. Abdul Bari Dalam Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan

Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,Hal M97-

M101.

5. A. Antoine Kazzi, Ovarian cyst, www.emedicine .com.

6. J Salat-Baroux, Ph Merviel, F Kuttenn, management of ovarian cyst.

www.BMJ.com.

7. David Peleg, M.D., Collen M. Kennedy, M.D.,

and Stephen K. Hunter, M.D., Ph.D. Intrauterine Growth Restriction

Identification and Management, American Academy of Family

Physicians. www.afp.com. 1998.

8. Cunningham F.G, Gant N.F, Leveno K.J, Gilstrap L.C, Hauth J.C, Wenstrom

K.D. Williams Obstetrics. Ed 21st . United States of America: McGrow-Hill Co,

Inc, 2001: 745-57

9. Laurie A. Rich. High-Risk Obstetrics Intrauterine Growth

Restriction. www.DHMC.com.

56

Page 57: Presentasi Bokong - Karlina Isabella

10. Terry Harper, MD. Fetal Growth Restriction. www.emedicine.com.

2005.

11. Konar H. In : D. C Dutta Text Book of Obstetrics Including

Perinatology and Contraception. Edisi ke-4. 1998:496-501

12. Alkalay A. In :St. IUGR. http://www.google.com. Diakses 23 Oktober

2004

13. Hacker, Neville F and J. George Moore, MD. Essentials of Obstetrics

and Gynecology. Ed 2nd. Philadelphia: W.B. Saunders Company,

1992: 310-14

57