FIRST AID By dr.Aminullah 2014

19
1 Dr.Amin 2013 081288113308 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan modul

Transcript of FIRST AID By dr.Aminullah 2014

1

Dr.Amin 2013

081288113308

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

modul

2

PRINSIP PPPK adalah pertolongan Pertama yang dilakukan oleh seseorang yang telah menda patkan latihan PPPK yang ber sifat sementara yang diberikan pada seseorang yang tiba tiba sakit akibat kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari seorang ahli Tindakan PPPK ini tidak Boleh mengganti pertolonganyg diberikan oleh seorang ahli

MAKSUD DAN TUJUANBeri rasa aman pada korban, mencegah dan mengurangi rasa takut dan gelisah dari korban, mengurangi kemungkinan bahaya yg lebih besar

SYARAT PEMBERI PERTOLONGAN Telah mendapat latihan PPPK , cerdik , cermat , tegas , sopan , percaya diri dan bertanggung jawab

KEWAJIBAN PENOLONG

Melaksanakan tindakan PPPK bila dalam keadaan memaksa atau keadaan gawat darurat , tindakan harus berdasarkan pedoman yang telah dipelajarinya, tidak melewati kemampuan dan pengetahuannya tentang PPPK, mencatat dan melaporkan identitas korban, penyebab kecelakaan , keadaan korban dan pertolongan yg diberikan

SARANA

Kotak PPPK Tandu / ambulance Tabung oxigen Pembalut cepat , segitiga , gulung dan elastik Bidai tangan , kaki, leher, tulang belakang Turniket Selimut Tenaga

PELAKSANAAN

Menemukan korban ?1-Amankan tempat kejadian2-Amankan Korban3-Hubungi Petugas4-Nilai kondisi korban5-Laksanakan tindakan PPPK6-Mengevakuasi korban7-Mencatat dan melaporkan identitas , harta korban, kondidsi korban , pertolongan yg diberikan, serah terima RS

BAB PEMBAHASAN

1-Syok 2-Sesak nafas 3-Resusitasi 4-Koma 5-Luka 6-Patah tulang 7-Luka bakar 8-Balut bidai 9-Transportasi

3

SYOK

Gejala yang terjadi akibat kegagalan sirkulasi darah perifir dgn perfusi jaringan yg tidak kuat

Tanda : kesadaran menurun, hipotensi (sistole < 90 mmHg), anggota tubuh dingin, nafas cepat dan cetek, denyut nadi > 100x / menit, pupil melebar

Penyebab syok

kurang nya volume darah ( perdarahan ), gangguan fungsi jantung, infeksi sepsis, nyeri sangat berat, lain lain : Anafilaktik syok, hipoglikemik, over dosis, emboli paru

Tindakan :

baringkan mendatar kaki lebih tinggi, kepala tengadah tanpa bantal, bebaskan jalan nafas, beri oxygen, hentikan perdarahan ( bila ada ), selimuti

Posisi syok

4

SESAK NAFAS

Sukar bernafas secara subyektif / keluhan penderita Penyebab : Sumbatan jalan nafas, ruda paksa, benda asing Kelemahan otot pernafasan Darah ber oxigen tidak terdistribusikan dalam tubuh Gangguan syaraf pernafasan, obat obatan , keracunan, kekurangan oxigen, tenggelam , dll

Pemeriksaan : 1-Terlihat gerakan nafas di dada dan perut tapi tidak terdengar atau tak terasa adanya aliran udara lewat mulut atau hidung, tersumbat sebagian ( ngorok ) 2-Tak terasa adanya nafas tak ada gerak dada perut ( apnoe )

Tindakan : bebaskan jalan nafas dgn membersihkannya, kepala ekstensikan, rahang bawah tarik ke arah dagu, beri oxygen 2 liter /menit

Bila gawat Berikan nafas buatan : Memperbesar / kecil rongga dada ( tekan punggung angkat lengan ) Nafas buatan mulut-mulut atau mulut ke hidung Nafas dengan masker Nafas buatan dgn ambu bag

Nafas dengan masker : letakkan masker menutup mulut & hidung

Jalan nafas tetap terbuka tekan masker & tiupkan udara lepas kan mulut dari masker, ulangi lagi

5

CARDIAC ARREST

Definisi secara tradisional : adalah berhentinya aktifitas jantung

Secara modern / Fisiologik : berhentinya secara tiba tiba dan tak terduga dari sirkulasi darah yang cukup untuk menjaga kelangsungan kebutuhan biologik dari jaringan tubuh yang paling sensitif ( otak )

Tiga bentuk dasar cardiak arrest : 1. Cardiovascular collaps

disini tidak ada pulsasi perifir , meskipun EKG masih menunjukan adanya aktifitas yang ritmik

2. Fibrilasi ventrikeldenyut jantung tidak terkoordinirdan tidak efektif : tidak ada cardiak output , tekanan darahmaupun nadi

3. Asystoletidak ada aktifitas mekanikmaupun listrik dari myokardium

TANDA TANDA FISIK CARDIAC ARREST

- Tidak ada gerakan dada / perut- Tidak ada bunyi nafas/ aliran udara- Tidak terabanya pulsasi arteri carotis/ arteri femoralis- dilatasi pupil- tekanan darah tidak dapat diukur

- kadang kadang kejang- warna kulit seperti lilin

PRINSIP DASAR CPR

- CPR harus segera dilaksanakan- Bila CPR hanya dilakukan oleh 1 orang saja , maka cardiak kompresion dilakukan lebih cepat- Kerjasama dalam team, tiap anggota team tahu apa program CPR tersebut- Efektif tidaknya tindakan CPR dapat dilihat antara lain dari pupil. Pupil yang tetap delatasi menunjukan perfusi darah di jaringan otak tidak baik

6

RESUSITASI CARDIOPULMONER

( Cardiopulmoner resuscitation ) = CPR

Suatu tindakan pernafasan buatan dan sirkulasi buatan bersama sama, yang harus segera dikerjakan oleh tenaga tenaga terlatih pada penderita

penderita yang mengalami cardiac arrest dengan tiba tiba dan tidak terduga.

Maksud dari CPR adalah mengembalikan fungsi penafasan dan

sirkulasi yang mengalami kegagalan pada penderita dengan cardiac arrest

sehingga dapat berfungsi kembali.

CPR tidak dianjurkan untuk dilakukan pada penderita penderita penyakit

kronik dengan stadium terminal

ETIOLOGI CARDIAC ARREST

Penurunan fungsi myocardium : infark myokard,

hypoxia, acidosis, obat obatan ( anesthesi ) ,

inbalance elektrolit, myocarditis

Penurunan perfusi koroner : atherosklerosis koronair,

emboli dan spasme koronairPenurunan cardiac output : perdarahan,

tamponade pericardial, emboli paru , penyakit katub jantung

Cardiac arrytmia : IHD, acidosis,

hypoxia, alergi, heart block, electric shock, penyakit katup jantung, rangsangan vagus,

7

LANGKAH LANGKAH

A – AirwayB – Breathing C – CirculationD – Definitive therapy

DiagnosisDrugsDifibrillationDisposition

Airway

Pembebasan jalan nafas, agar pernafasan dapat bebas dan lancar.

Kadang kadang dengan dibebaskan jalan nafas penderita dapat bernafas dengan spontan. Bila hal ini tidak terjadi maka harus dilakukan pernafasan buatan ( Breathing )Bersihkan mulut dan hidung dari benda benda asing, termasuk gigi palsu

angkat leher dengan tangan sebelah dan tegakkan kepala kebelakang dengan tangan lainnya. Dapat juga dilakukan dengan mendorong rahang bawah kedepan.Singkirkan bantal.Penolong ada disebelah atas penderita.Bila ada alat gunakan mouth tube atau endotrakheal tube.

Extensi kepala Dorong rahang Bersihkan

Endotrakheal tube ETTMouth tube Terpasang ETT

8

Breathing

Pernafasan buatan dari mulut ke mulut Posisi kepala extensi kebelakang, hidung penderita ditutup.

Hembuskan nafas setelah kita menarik nafas sedalam mungkin. Biarkan penderita mengeluarkan nafas secara pasif.

Pernafasan mulut kehidung, nafas dihembuskan melalui hidung penderita setelah menutup mulut penderita. Frekwensi nafas 12-15 x / menit. Beri oxigen 100%

Ambil nafas dalam

hembuskan Tunggu keluar

9

Circulation

Cirkulasi buatan dilakukan dengan penekanan teratur pada sternum bagian bawah. Letakkan telapak tangan kiri diatas sternum bagian bawah, letakkan telapak tangan kanan diatas tangan kiri. Tekan kebawah lurus sejauh 2,5 -5 cm dengan kekuatan 30 – 45 kg Tindakan tersebut dilakukan dengan penderita berbaring diatas tempat tidur dengan dasar keras Frekwensi penekanan 80 x / menit Tiap 4-5 cardiak kompresi diselingi dengan 1 pernafasan buatan, atau tiap 15 penekanan jantung diselingi dengan 2-3 pernafasan buatan bila dilakukan hanya oleh 1 orang saja Bila langkah A-B-C tidak menghasilkan denyut jantung teratur, maka dilakukan tindakan => D

Kompresi dada diatas alas yang keras

Letak jantung Tekanan 30-45 kg

10

Bebaskan jalan nafas : extensi kepala + tarik rahang lalu bersihkan

Letak kompresi dada : 2 jari diatas prosesus xyphoid ,

tekan tegak lurus, sejauh 2-5 cm tekan seberat 30-45 kg

Pernafasan buatan : Mulut mulut / Mulut hidung

Nafas buatan dan compresi dada

2 penolong : 5 x kompresi 1 x nafas buatan

1 Penolong : 15 x kompresi 2 x nafas buatan

Ringkasan Resusitasi A , B , C

11

KOMA

Penurunan kesadaran yang dalam ( skala glasgow kurang dari 10 )

Penyebab koma : I. Kelainan atau gangguan sistem saraf pusat II. Penyakit sistemik : gangguan alat alat dalam, keracunan

Anamnesa : Trauma kepala , pemakaian obat , alkohol , riwayat kejang, diabetes melitus,hipertensi, sirosis hepatis

Fisik : Periksa nadi, tensi, suhu rektal, jenis pernafasan, tanda tanda trauma

Tindakan : Pastikan keadaan koma dan nilai reaksi thd rangsang : coba bangunkan penderita dgn menggo - yangkan atau berteriak untuk membedakan keadaan tidur lelap dan keadaan kesadaran menurun

MEMBUKA MATA SKALA

-spontan 4-dgn diajak bicara 3-dgn rangsang nyeri 2-tidak membuka mata 1

RESPON VERBAL

-sadar & orientasi ada 5-berbicara tanpa kacau 4-berkata tanpa arti 3-hanya mengerang 2-tidak ada suara 1

RESPON MOTORIK

-sesuai perintah 6-thd rangsang nyeri : -timbul gerakan normal 5 -fleksi cepat & adduksi bahu 4 -fleksi lengan dgn adduksi bahu 3 -extensi lengan, adduksi, endo- rotasi bahu, pronasi lengan bawah 2 -tidak ada gerakan 1

GLASGOW COMA SCALE

12

PATAH TULANG

Tulang tidak utuh / sambung, pisah dua atau lebih

Jenis patah tulang : Terbuka : ujung ujung tulang yg patah tampak dari luar Tertutup : ujung ujung patahan tulang tidak keluar kulit, tdk berdarah

Gejala : lokasi patahan sakit, sakit tekan dan gerak anggota yg patah tidak dapat digerakan, memendek, bengkak

Tindakan : Tutup luka dengan kasa steril, perban Pasang spalk / bidai Bawa ke Rumah Sakit

Hati hati : jangan mencuci luka pada patah tulang terbuka jangan menekan luka jangan lakukan reposisi

13

LUKA BAKAR

Luka di kulit akibat terbakar api, air panas, bahan kimia, listrik , radiasi

Kerusakan jaringan Derajat I : Kulit kering, merah, sakit perih, ujung saraf normal

Derajat II : Kulit bergelembung isi cairan, kulit terkelupas tampak pucat,

sakit, ujung saraf terganggu

Derajat III : Kulit hancur sampai jaringan lebih dalam, tidak bergelembung

kulit terkelupas tampak pucat, ujung saraf terganggu

Luas luka bakar : 9 % : Kepala leher atau lengan sampai telapak kanan atau kiri 36 % : Badan depan dan belakang 18 % : Pangkal paha sampai telapak kaki kanan atau kiri 1 % : Genitalia

Bagian depan

14

Tingkatan keparahan

Luka bakar ringan : derajat II luas kurang dari 15 % derajat III luas kurang dari 2%

Luka bakar sedang : derajat II luas antara 15-25% derajat III luas kurang 10% kecuali muka dan kaki

Luka bakar berat : derajat II luas lebih 25%, derajat III muka tangan kaki derajat III luas 10% ditempat lain, akibat aliran listrik, derajat II & III trauma jalan nafas, patah tulang pada daerah luka bakarTindakan : Cegah rasa sakit, cegah infeksi, cegah kehilangan cairan

Bagian belakang

15

BALUT DAN BIDAI

Pembalut digunakan untuk : Menutup luka, mencegah kontaminasi kuman, tekanan, ikat bidai/spalk

Perhatikan saat membalut : awasi muka korban, balutan jangan longgar jangan kelewat erat, saat membalut posisi korban berbaring, duduk jangan pegang luka dgn tangan, jangan keluarkan sesuatu dari luka kecuali benda kecil mudah dikeluarkan

Jenis pembalut : Pembalut cepat Pembalut Mitella segi tiga 90 cm x 128 cm Pembalut gulung kain kasa, kain katun

Bidai dipakai untuk : fiksasi tulang yang patah , mencegah gerak tulang yg patah

Syarat : harus dapat memfiksasi 2 sendi tulang yang patah, tidak boleh kekencangan atau keketatan

Alat bidai : anggota badan sendiri, papan, karton, selimut, matras

16

Bidai leher : telentang pada alas keras,kepala diantara bantal pasir / gulungan sprei

Patah tulang belakang :

telentang padaalas keras

Patah tulang lengan bawah dan tangan :

balut dengan alas lunak ditaruh dalam

gendongan

Patah tulang paha dan sendi panggul

pasang papan dari ketiak sampai telapakkaki dan fiksasi dengan tungkai yang normal

Patah tulang tungkai bawah dan lutut

memakai papan dan bantalan kapasdari pangkal paha sampai telapak kaki

17

LUKA diskontinu jaringan

Tanda : darah mengalir gelisah , takut , haus , lemas , muka pucat , nadi cepat , kesadaran turun ( tergantung keparahan luka ) luka dengan perdarahan didalam tidak tampak darah mengalir

Tindakan cegah perdarahan dan infeksi

Tindakan pada luka kecil :Balut tekan

Tindakan pada luka ringan / kecil :Tekan dengan kain / kssa steril

Tindakan untuk luka dengan arteri putus :Ikat dengan turniket

18

TRANSPORTASI Memindahkan ketempat lain Satu penolong lewat lorong

Penderita tidak patah tulang Belakang : angkat perlahan ( 1 ) ( 2 )

Penderita posisi telungkup Tarik badan dari kedua lengan ( 1 )

Angkat perlahan ( 2 ) ( 3 )

Gendong Jalan ( 4 ) ( 5 )

Syarat transportasi :

keadaan korban stabil jalan nafas dijamin terbuka pengawasan ketat : jantung , nadi , pernafasan.

Transportasi dapat dilakukan dengan tandu , kendaraan

19

Dua penolong :Sambil jalan sambil duduk

( 1 ) ( 2 )

Tiga penolong pada satu sisi korban : angkat bersamaan

( 1 ) ( 2 )

Tiga penolong berhadapan :

tangan penolong dibawah korban

Empat penolong saling berhadapan : angkat bersama ( 1 ) ( 2 )

Tandu : papan , bambu , matras

Tandu darurat dari : sprei jaket

Empat penolong bawa tandu