Post on 13-May-2019
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Umum
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi
Sementara menurut Stair dan Reynold (2010, p10) mendefinisikan SI sebagai
seperangkat element yang saling terkait untuk di-input, diproses, disimpan, serta
disebarkan guna mendapatkan feedback dalam memnuhi tujuan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa SI adalah suatu gabungan antara komponen-
komponen penting yang saling bekerjasama untuk mengumpulkan, mengolah,
menyimpan, dan menyebarkan informasi ke seluruh organisasi untuk mendukung
pengambilan keputusan serta membantu organisasi dalam mencapai tujuannya.
2.2 Teori-teori Khusus
2.2.1 Pengertian Knowledge Management (KM)
Tobing menjelaskan bahwa (2007, p8) KM adalah pendekatan sistematik
yangmembantu mengalirnya informasi dan knowledge kepada orang yang tepat pada
saat yang tepat untuk menciptakan nilai.
Sedangkan menurut Nonaka dan Ichijo (2007, p288) KM adalah strategi
manajemen mengenai pengelolaan knowledge asset dan cenderung fokus kepada
penciptaan serta sharing knowledge.
Berdasarkan definisi dari Turban dan Volonino (2010, p392) dijelaskan bahwa
KM sebagai sebuah proses dalam mengidentifikasi, memilih, mengatur, menyebarkan
informasi penting dan keahlian yang merupakan bagian dari knowlegde organisasi dan
biasanya berada dalam organisasi secara tidah terstruktur. KM dapat mendorong
pembelajaran dalam organisasi yang dapat mengarah ke penciptaan pengetahuan lebih
lanjut.
Dalkir (2005, p4-6) menjelaskan KM adalah bidang studi yang mencakup
berbagai ilmu, disimpulkan menjadi tiga prespektif yaitu:
Prespektif Bisnis
KM adalah aktivitas bisnis yang mencakup dua aspek; penggunaan
pengetahuan dari komponen aktivitas bisnis sebagai perhatian bisnis yang
terlihat melalui strategi, kebijakan dan praktik pada setiap tingkat dalam
6
7
organisasi dan membuat sebuah hubungan langsung antara asset intelektual
organisasi dan hasil bisnis.
Sebagai pendekatan kolaboratif dan terintegrasi untuk pencipataan, peng-
capture-an, organisasi, akses dan penggunaan asset intelektual perusahaan.
Prespektif Sains
Dalam KM, pemahaman serta praktik untuk mengetahui bagaimana suatu
proses adalah rumber mendasar yang memberikan fungsi secara intelligent
dalam berbagai jenis organisasi dan sosial secara umum. Hasil penggunaan
pengerahuan secara tepat meningkatkan efektivitas.
Prespektif Proses
KM sebagai konsep di mana informasi dirubah menjadi pengetahuan yang
dapat ditindak dan membuat kemungkinan tidak adanya usaha dalam
penggunaan bentuk KM oleh perorangan yang dapat menggunakan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa KM sebagai sebuah tools, tehnik, proses,
strategi yang mendukung perusahaan dalam mengumpulkan, mengidentifikasi, memilih,
mengolah, serta menyebarkan knowledge yang ada, baik individual knowledge maupun
knowledge perusahaan sehingga dapat mendorong pembelajaran dalam organisasi dan
mengarahkan penciptaan pengetahuan lebih lanjut guna menciptakan keunggulan
kompetitif perusahaan.
2.2.2 Knowledge Management System (KMS)
Menurut Dalkir (2011: 207) mengutip dari Ganesan, Edmonds, and Spector,
2001; Greif, 1988; Kling, 1991.KMS adalah alat yang ditujukan untuk mendukung dan
mengelola seluruh pengetahuan dalam suatu organisasi sebagai aset intelektual
perusahaan. Karakteristik kunci dari KMS adalah untuk:
Komunikasi antara berbagai pengguna.
Koordinasi pada aktivitas pengguna.
Kolaborasi berbagai kelompok pengguna dalam proses pembuatan,
modifikasi, dan menyebarkan produk-produk.
Mengkontrol pemrosesan untuk memastikan suatu integritas dan berguna
dalam melacak kemajuan proyek.
8
Menurut Edmonds dan Pusch yang dikutip oleh Dalkir (2011: 207) KMS
menyediakan dukungan dalam banyak fungsi informasi, yaitu:
Memperoleh, mengindeks, menangkap, mengarsip informasi.
Menemukan dan mengakses.
Menggabungkan, menyusun dan memodifikasi.
Penelusuran.
2.2.3 Manfaat KM
Menurut Dalkir (2011: 25), KM memberikan manfaat bagi karyawan secara
individu, communities of practices, dan untuk organisasi.
KM bagi Individu:
o Membantu orang melakukan pekerjaannya dan menghemat waktu
melalui pengambilan keputusan yang lebih baik dan dalam pemecahan
masalah.
o Membangun suatu perasaan keterkaitan sebagai komunitas pada
organisasi.
o Membantu orang agar tetap up to date.
o Memberikan tantangan dan kesempatan untuk berkontribusi.
KM bagi communities of practice:
o Mengembangkan kemampuan profesional.
o Mempromosikan peer-to-peer mentoring.
o Memfasilitasi jaringan dan kolaborasi yang lebih efektif.
o Mengembangkan suatu kode etik professional yang harus diikuti oleh
anggotanya.
o Mengembangkan suatu bahasa yang umum.
KM bagi organisasi:
o Membantu mengarahkan strategi.
o Memecahkan permasalahan dengan lebih cepat.
o Menyerap best practices.
o Meningkatkan penyertaan knowledge pada produk dan layanan.
o Meningkatkan kesempatan untuk berinovasi.
o Memungkinkan organisasi untuk berkompetisi dengan lebih baik.
9
o Membangun memory organisasi.
2.2.4 Tujuan KM
Menurut Dalkir (2011: 4), beberapa tujuan dari KM yaitu:
Memfasilitasi kelancaran perpindahan dari yang akan pensiun ke penerus
yang di rekrut perusahaan untuk menempati posisi yang bersangkutan.
Meminimalisasi kehilangan memori perusahaan karena adanya penyusutan
dan pensiun karyawan.
Mengidentifikasi sumber daya dan area knowledge kritis sehingga
perusahaan “mengetahui apa saja yang perlu diketahui dengan baik hal
tersebut – dan mengapa”.
Membangun sebuah toolkit dari metode-metode yang dapat digunakan secara
individu dalam kelompok, dan dalam organisasi untuk membendung
kehilangan potensial modal intelektual.
2.2.5 Tipe Knowledge
Berikut ini adalah definisi dari KM menurut beberapa ahli, yaitu:
Menurut Tobing (2007: 9) ada dua jenis knowledge,yaitu:
o Tacit knowledge adalah knowledge yang terletak pada otak atau melekat
di dalam diri seseorang dan diperoleh melalui pengalaman namun sangat
sulit pencatatan dan pendataan.
o Explicit knowledge adalah segala bentuk knowledge yang sudah direkam,
dan didokumentasikan dalam repository KM sehingga lebih mudah
didistribusikan dan dikelola.
Menurut Ichijo dan Nonaka (2007: 283) ada dua jenis knowledge, yaitu:
o Explicit knowledge dapat diekspresikan dalam kata dan angka, serta
mudah dikomunikasikan dan disebarkan dalam bentuk dokumen,
formulasi ilmiah, atau prosedur pengkodean.
o Tacit knowledge merupakan personal knowledge, sulit diungkapkan
dengan bahasa formal untuk dikomunikasikan.
10
Menurut Polanyi yang dikutip oleh Dalkir (2011: 9) ada dua jenis
knowledge,yaitu:
o Tacit knowledge yaitu suatu bentuk pengetahuan yang sulit untuk
diartikan dalam bentuk kata, teks maupun gambar.
o Explicit Knowledge yaitu konten representasi yang telah ditangkap dalam
beberapa sumber.
2.2.6 Proses Penciptaan Knowledge
Menurut Nonaka, dan Ichijo (2007, p297) suatu organisasi tidak dapat
menciptakan knowledge sendiri, karena harus mengerahkan tacit knowledge dan
mengakumulasikan mulai dari level individu.Pengerahan tacit knowledge ini diperkuat
dengan namanya knowledge spiral, di mana hal ini merupakan interaksi antara tacit
knowledge dengan explicit knowledge.
Menurut Setiarso, Triyono dan Subagyo (2009, p35) menyatakan bahwa
prosespenciptaan knowledge perusahaan terjadi karena adanya interaksi antara tacit
knowledgedengan explicit knowledge, melalui proses sosialisasi, eksternalisasi,
kombinasi, daninternalisasi milik Nonaka. Knowledge baru sebagai hasil proses SECI
akan mengalamimultiplikasi nilai secara berkelanjutan, dan proses ini dinamakan
knowledge spiral atauknowledge conversion dengan menggunakan perangkat teknologi
pada perusahaan.
Berikut ini Gambar 2.1 adalah gambar model knowledge conversion/knowledge spiral.
11
Gambar 2.1 Pemetaan Infrastruktur TI ke dalam Proses SECI
Sumber : Dalkir (2011, p66)
Menurut Setiarso (2009, p35) untuk mendukung proses aktivitas dan
pengembangan SDM disuatu perusahaan merupakan perwujudan dari model
SECI(Socialization, Externalization, Combination, Internalization) milik Nonaka,
digunakan perangkat teknologi yang ada di perusahaan.Berikut adalah penjelasan dari
SECI:
Sosialisasi
Proses sosialisasi antar SDM di perusahaan salah satunya dilakukan melalui
pertemuan tatap muka (rapat, diskusi, dan pertemuan bulanan). Dengan
demikian SDM dapat saling berbagi knowledge dan pengalaman yang
dimilikinya sehingga tercipta knowledgebaru.Rapat dan diskusi yang
dilakukan secara berkala harus memiliki notulen rapat. Notulen rapat ini
kemudian menjadi bentuk explicit (dokumentasi) dari knowledge. Di dalam
sistem KM yang akan dikembangkan, fitur-fitur Collaboration, seperti e-mail,
diskusi elektronik, communities of practicememungkinkan pertukaran tacit
12
knowledgeyang dimiliki seseorang sehingga perusahaan semakin mampu
belajar serta melahirkan ide-ide baru, kreatif, dan inovatif. Perusahaan telah
mendorong penggunaan intranet dan e-mail kepada seluruh karyawannya. Hal
ini baik untuk dilakukan karena bermanfaat untuk meningkatkan koordinasi,
mempercepat proses aktivitas, dan menumbuhkan budaya belajar.
Eksternalisasi
Sistem KM akan sangat membantu proses eksternalisasi ini, yaitu proses
untuk mengartikulasikan tacit knowledge akan menjadi suatu konsep yang
jelas. Dukungan terhadap proses eksternalisasi ini, dapat diberikan dengan
mendokumentasikan notulen rapat (bentuk eksplisit dari knowledge yang
tercipta saat diadakannya pertemuan) ke dalam bentuk elektronik untuk
kemudian dapat dipublikasikan kepada yang berkepentingan. Perusahaan
telah mendatangkan expert untuk melakukan serangkaian kegiatan sesuai
dengan bidang keahliannya, yang tidak dimiliki oleh perusahaan. Dengan
mendatangkan expert, akan terdapat knowledge baru dalam perusahaan yang
dapat dipelajari, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk meningkatkan
kompetensi sumber daya.
Kombinasi
Proses konversi knowledge melalui kombinasi adalah mengkombinasikan
berbagai explicitknowledge yang berbeda untuk disusun ke dalam sistem KM.
Media untuk proses ini dapat melalui intranet (forum diskusi), database
perusahaan dan internet untuk memperoleh sumber eksternal. Fitur-fitur
enterprise portal seperti knowledgeorganizationsystem yang memiliki fungsi
untuk pengkategorian informasi (taksonomi), pencarian, dan sebagainya
sangat membantu dalam proses ini. Data yang telah tersimpan dalam sistem
dianalisis terutama untuk analisis data kondisi daerah, keuangan, operasional,
serta yang bersifat strategis, seperti pembuatan indikator-indikator kinerja.
Demikian pula content management memiliki fungsi untuk mengolah
informasi perusahaan baik terstruktur (database) maupun tidak terstruktur
(dokumen, laporan, notulen) dapat mendukung proses kombinasi ini.
13
Internalisasi
Semua dokumen data, informasi dan knowledge yang sudah
didokumentasikan dapat disebarkan, dan terjadilah peningkatanknowledge
SDM. Sumber-sumber explicit knowledge dapat diperoleh melalui media
intranet (database perusahaan), surat edaran atau surat keputusan, papan
pengumuman dan internet serta media massa sebagai sumber external untuk
dapat mendukung proses ini sistem perlu memiliki alat bantu pencarian dan
pengambilan dokumen. ContentManagement, selain mendukung proses
kombinasi, juga dapat memfasilitasi proses internalisasi pemicu untuk proses
ini adalah penerapan “learningbydoing”. Fitur-fitur terdapat pada fungsi
learningakan sangat membantu terlaksananya proses ini. Selain itu
pendidikan dan pelatihan (training) dapat mengubah pelajaran tertulis
(explicitknowledge) menjadi tacitknowledge pada karyawan.
Menurut Setiarso (2009, p35), faktor budaya memegang peran yang sangat
penting dalam mendukung proses penciptaan knowledge perusahaan dan keberhasilan
knowledge manajemen di perusahaan. Berbagi knowledge berarti setiap anggota
perusahaan menyadari pentingnya knowledge bagi perusahaan, bersama-sama ingin
membangun knowledge perusahaan, serta rela membangun budaya knowledgesharing di
dalam diri SDM suatu perusahaan.
2.2.2 Tahapan identifikasi Knowledge
Menurut Probst et al, identifikasi knowledge dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
Structural knowledge
Merupakakan explicit knowldege dan sudah terdokumentasi dalam bentuk kertas
(hardcopy) maupun secara digital (softcopy).Structural knowledge yang ada
dalam perusahaan ini yaitu hal-hal yang terkait dalam struktur organisasi seperti
job description dan proses bisnis.
Functional knowledge
Bertujuan untuk mengidentifikasi knowledge yang ada di diri seseorang
karyawan, yaitu melalui fungsi-fungsi pekerjaan tiap karyawannya.Functional
knowledge yang bersifat tacit harus didokumentasikan, sedangkan knowledge
yang bersifat explicit harus berada pada satu aplikasi yang sama, sehingga
14
memudahkan karyawannya dalam mengakses dan menggunakan knowledge
tersebut untuk diimplementasikan dalam proses kerja.
Behavioral knowledge
Ditujukan untuk mengidentifikasi tata cara dalam membagi atau
mendistribusikan knowledge dari individu ke karyawan lain, yang biasanya
diperoleh melalui diskusi antar karyawannya. Knowledge yang bersifat
behavioural, biasanya telah menjadi kebiasaan dan membudaya di perusahaan.
2.2.3 Knowledge Management System Cycle
Menurut Turban dan Volonino (2010, p394) KM memiliki suatu siklus yang
terdiri dari enam langkah fungsi (lihat Gambar 2.2). Alasan sistem tersebut berada
dalam siklus karena knowledge secara dinamik disempurnakan dari waktu ke waktu.
Knowledge dalam suatu sistem KM yang baik tidak akan pernah sempurna, karena
seiring berjalannnya waktu keadaan lingkungan terus berubah dan knowledge harus
selalu update untuk merepresentasikan perubahan tersebut.
Fungsi siklus KM menurut Turban dan Volonino (2010, p394) meliputi :
a) Create Knowledge : knowledge tercipta sebagai suatu cara baru dalam
melakukan sesuatu atau mengembangkan know-how, terkadang external
knowledge termasuk di dalamnya.
b) Capture Knowledge: knowledge baru harus diidentifikasi sebagai sesuatu yang
bernilai dan dapat direpresentasikan dengan beralasan.
c) Refine Knowledge: knowledge baru harus ditempatkan dalam suatu makna
sehingga dapat ditindaklanjuti.
d) Store Knowledge: knowledge yangberguna harus disimpan dalam knowledge
repository dengan format sistematis, sehingga semua bagian dalam organisasi
dapat mengaksesnya.
e) Manage Knowledge: knowledge harus tetap update dan dapat di review untuk
memastikan knowledge tersebut relevan dan akurat.
f) Disseminate Knowledge:knowledge harus tersedia dalam format yang berguna
bagi organisasi kapan dan di mana saat dibutuhkannya.
CreateCapture
Disseminate
Manage
Store
RefineKnowledge
15
Gambar 2.2 Siklus Knowledge Managemen tmenurut Turban dan Volonino (2010).
2.2.4 Manfaat Implementasi KM
Menurut Tobing (2007, p38) keuntungan dan manfaat KM sangat beragam dan
cukup banyak, antara lain:
Meningkatkan kolaborasi dalam perusahaan.
Meningkatkan keterampilan karyawan.
Meningkatkan mutu produk dan layanan.
Meningkatkan mutu pengambilan keputusan.
Menurut Andriarto, et al (2008, p3) KM memiliki manfaat serta fungsi penting
yang terbagi dalam empat hal yaitu: mengidentifikasi aset kunci dari knowledge ada di
dalam perusahaan, merefleksikan apa yang organisasi diketahui,saling berbagi segala
knowledge kepada siapapun yang membutuhkannya, menerapkan penggunaan
knowledge untuk meningkatkan kinerja organisasi.
2.2.10 Strategi Framework KM
Menurut Brizga dan Geraghty pada jurnal Strategic Framework for Integrated
Natural Resource Knowledge Management (2011: 9) yaitu dengan tujuan dari strategi
framework, KM didefinisikan dalam hubungan pada ”Knowledge Hierarchy”. Strategi
framework berfokus dalam pengaturan knowledge yang sesuai dengan informasi dan
data yang ada.
16
Gambar2.3Hierarchy Knowledge
Sumber: Brizga dan Geraghty (2011: 10)
2.2.11 Kesempatan dan Risiko KM
Menurut Brizga dan Geraghty pada jurnal Strategic Framework for Integrated
Natural Resource Knowledge Management (2011: 15)menyatakan, KMadalah pusat
dari pengaturan bahan baku. Terdapat ksesmpatan pada KMyang baik, namun terdapat
pula berbagai risiko pada KM yang kurang baik.
Kesempatan dalam KM
o Peningkatan jumlah dan informasi kompleks berdasarkan kondisi
lingkungan yang sedang berjalan.
o Pengembangan dari KMS membuat perusahaan dan karyawannya
mampu untuk tetap kuat.
o Pengembangan struktur organisasi untuk menjaga dan menghasilkan
yang terbaik.
o KM yang bagus akan menghasilkan langkah dalam mengembangkan
”wisdom”.
17
Risiko dalam KM
o Kehilangan data / rekaman / informasi.
o Kehilangan tacit knowledge dari karyawan.
o Kurangnya koordinasi bersama, terjadi duplikasi.
o Data Overload yang mengakibatkan peningkatan jumlah dan informasi
kompleks berdasar pada lingkungan.
o Adanya sekumpulan dari data yang tidak berguna.
o Rancangan yang kurang bagus, termasuk kurangnya konsistensi waktu
atau pembentukan aplikasi dalam pencatatan data, membuat menjadi
rumit atau tidak mungkin.
o Datayang tidak dapat diakses.
o Keputusan yang diambil dengan tidak menunjukan keberadaan
knowledge yang ada (knowledge tidak terbagi atau tersebar).Biaya dan
bahan baku yang terbuang.
2.2.12 KM Proses
Menurut NHS National Library for Health : Knowledge Management
Specialist Library pada jurnal ABC of Knowledge Management (2005: 57-58)
menyatakan, dalam rangka mengembangkan KM di dalam organisasi pada awalnya
dibutuhkan pemilihan dan implementasi sekelompok proses yang dapat membantu
organisasi untuk menjadi lebih baik dalam pembuatan, pencarian, mendapatkan,
pengaturan, pembagian dan penggunaan knowledge dalam rangka untuk mencapai goal
organisasi. Berikut beberapa contoh prosesnya, yaitu :
Melakukan auditknowledge untuk mengindentifikasi kebutuhan, sumber
daya, dan alur dari knowledge.
Membuat strategi knowledge untuk memandu sampai ke tujuan.
Menghubungkan orang-orang dengan membagi tacit knowledge
menggunakan pendekatan seperti komunitas praktek atau pembelajaran event.
Mengubungkan orang dengan informasi dalam membagi explicit knowledge
menggunakan pendekatan seperti membuat simpanan data praktek,
18
menggunakan proses pengaturan isi untuk meyakini bahwa explicit
knowledge yang ada mudah untuk diakses, terjamin keasliannya.
Membuat kesempatan pada orang-orang untuk mendapatkan knowledge yang
baru.
Membantu orang dalam melakukan proses pencarian dan penggunaan
knowledge.
Membantu orang dalam membagi knowledge melalui cara yang dapat
merubah pemikiran seseorang menggunakan cara teknik berbagi pengalaman.
2.2.13 Aturan kunci yang dibutuhkan dalam KM
Menurut Nancy Dubois jurnal Knowledge Management : Background Paper
for the Development of an Knowledge Management Strategy for Public Health in
Canada (2008: 27) yang dikutip dari The South East Public Health Knowledge
Management Strategy (2005) menyatakan, mengidentifikasi aturan kunci yang
dibutuhkan dalam KM. Diantaranya terdapat lima proses yang berkaitan kebudayaan
dari organisasi yaitu :
Mengembangkan infrastruktur IT dan meningkatkan akses dalam pencarian
sumber daya.
Pengaturan dan membuktikan fakta-fakta yang terkait.
Mendapatkan fakta yang diperoleh dari penelitian data dan pengalaman.
Meningkatkan kapasitas dalam penyebaran knowledge.
Mendukung komunitas pada praktik.
19
Lima proses diatas digambarkan dalam bentuk rangkaian grafik di bawah ini
Gambar 2.4Aturan Kuncidalam KM
Sumber: Nancy Dubois (2008: 27)
2.2.14 KM Model
Menurut Dalkir (2011: 238-241) ada cukup banyak KM model dan salah satu
yang telah diimplementasikan di berbagai macam organisasi adalah Infosys model
(Kochikar 2000). Model Infosys juga konsisten dengan berdasarkan pendekatan Paulk et
al (1995) capability mature model (CMM) yang diantaranya:
Initial adalah proses dari sesuatu yang kacau balau, tidak jelas atau tidak
memiliki arti yang cukup baik.
Repeatable adalah proses utama yang dibangun dan terdapat tingkatan aturan
yang saling berkaitan didalamnya.
Defined adalah seluruh proses yang telah memiliki arti, terdokumentasi,
memiliki standar, dan saling terintegrasi.
Managed adalah proses yang telah diukur dengan mendapatkan data secara
lengkap pada proses dan kualitasnya.
Optimizing adalah peningkatan proses secara berkelanjutan dilakukan dan
dalam rangka mendapatkan timbal balik dan untuk mengarahkan ide dan
teknologi baru.
Tabel 2.1 Infosys KM maturity model
20
Level Organization capability Karakteristik/key result
areas
Default o Menyelesaikan
ketergantungan
terhadap keahlian dan
kemampuan
o Tidak terstruktur
pada pembelajaran
pekerjaan,
pengulangan
knowledge,
pembagian
knowledge tidak
lancer
Reactive o Memiliki kemampuan
untk menjalankan
tugas dari bisnis
utama secara berulang
o Setiap orang akan
sadar terhadap
knowledge
o sebagai aset utama
dalam pelatihan dan
menjadi penasehat
knowledge
o Proses berfokus pada
isi yang dituju
o Teknologi sebagai
pengatur informasi
Aware o Memiliki kemampuan
dalam mengambil
keputusan
o Memiliki kemampuan
untuk memberikan
pengaruh kepada
keahlian pihak
internal
o Berkemampuan dalam
mengatur tim secara
virtual
o Setiap orang akan
memiliki
pengetahuan tentang
KM
o Proses dari
pengaturan isi
struktur berupa
taxonomy knowledge,
pembangunan
teknologi knowledge
21
o Terbentuknya grup
KM
Convinced o Jumlah dari pembuat
keputusan untuk
strategi dan aplikasi
operasional dapat
menyebar
o Memiliki kemampuan
tinggi dalam
mempengaruhi pihak
internal dan keahlian
pihak external
o Organisasi dapat
mengukur keuntungan
produktifitas melalui
berbagi knowledge
o Memiliki kemampuan
dalam merasakan
terhadap perubahan
teknologi dan
lingkungan bisnis
o Munculnya berbagai
perubahan
o Tambahan nilai
terhadap isi
Pembangunan KM
untuk menopang KM
Sharing o Memiliki kemampuan
dalam mengatur
organisasi
o Memiliki kekuatan
dalam membuat
keputusan dalam
Return of Investment
o Menghasilkan proses
untuk mempengaruhi
munculnya ide baru
untuk keuntungan
bisnis
o Memiliki kemampuan
o Munculnya keahlian
yang saling
terintegrasi
o Memberikan
pengaruh dalam
aliran knowledge
o Inovasi management
dan kerjasama tim
yang bersatu
22
untuk mengganti arah
dari teknologi dan
lingkungan bisnis
2.2.15 The Inukshuk KM Model
\
Gambar 2.5Overview of the Inukshuk KM Model
Sumber : International Journal of Public Sector Management
Girard(Vol. 2 No. 1, 2010: 15)
Menurut Girard yang dikutip oleh Dalkir (2011: 91) Inukshuk KM model
dikembangkan untuk membantu departemen pemerintahan Canada dalam membantu
mengelola pengetahuan.Inukshuk telah digunakan selama berabad-abad, keterampilan
membangun sebuah Inukshuk secara tradisional melewati turun dari satu generasi ke
generasi berikutnya dengan masing-masing struktur memiliki tujuan tertentu.Awalnya
digunakan untuk menunjukan jalan ke tempat memancing atau ke desa terdekat di mana
traveler mungkin menemukan suatu arah, tetapi kemudian berkembang memiliki
23
kegunaan spiritual, menandai tempat penghakiman, dan pengambilan keputusan.Secara
keseluruhan Inukshuk telah berubah menjadi simbol harapan dan persahabatan.
Proses elemen Inukshuk secara langsung berasal dari Model SECI. Technology
dan culture merupakan elemen struktur penting yang membantu menjaga integritas
sebuah penelitian.Measure dan leadership ditempatkan di bagian paling atas untuk
mewakili pentingnya fungsi secara menyeluruh dalam mengukur dampak KM dan
menyediakan kepemimpinan serta dukungan untuk implementasi tersebut.
2.2.16 KnowledgeTaxonomy
Menurut Dalkir (2011: 124-125), dapat dianggap sebagai bangunan dari suatu
pengetahuan dan keahlian.Taxonomy merupakan sistem aplikasi dasar yang berguna
untuk memaparkan konsep-konsep dalam bentuk Hierarchical Model.Semakin tinggi
suatu konsep diletakan, maka semakin umum dan dapat dirincikan. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah suatu konsep, maka semakin spesifik nama dari satu
subclass.
Menurut Dalkir (2011: 125), Konsep penting yang menggaris bawahi taksonomi
adalah gagasan tentang turunan. Setiap node merupakan suatu sub kelompok dari kelas
atasnya, itu mengartikan bahwa simpul yang lebih tinggi akan di pindahkan dari kelas
induk ke anak.
Menurut Dalkir (2011: 126), Taxonomy adalah suatu skema klasifikasi
kelompok yang saling terkait bersama-sama, sering dinamai sebagai suatu jenis konsep
hubungan kepada satu sama lain dan memberikan pengertian tentang kategori secara
umum dibandingkan contoh atau kasus khusus. Skema klasifikasi dapat sangat bersifat
pribadi, seperti contoh penamaan pada sebuah folder pribadi.
24
Gambar 2.6 Contoh Gambar Taxonomy
Sumber: Dalkir (2011: 125)
2.3 Teori-teori Khusus
2.3.1 Pengertian Object-Oriented Approach (OOA)
Menurut Satzinger et al. (2009: 59), menyatakan object-oriented approach
memandang Sistem Informasi (SI) sebagai kumpulan objek-objek yang
saling berinteraksi dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
Secara konseptual, di dalam SI tidak memiliki proses atau program, data
entitas atau files. Sistem terdiri dari objek-objek. Objek adalah sebuah hal di
dalam sistem komputer yang dapat merespon pesan-pesan.
Menurut Satzinger et al. (2009: 60), OOA dibagi tiga pendekatan:
o Object-Oriented Analysis: Memberi arti kepada seluruh tipe objek untuk
melakukan pekerjaan di dalam sistem, menampilkan interaksi user (use
case) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
o Object-Oriented Design: Memberi arti kepada seluruh penambahan tipe
objek (additional type objects) yang dibutuhkan untuk
mengkomunikasikan antara orang dan perangkat di dalam sistem,
menampilkan bagaimana objek-objek saling berinteraksi untuk
menyelesaikan tugasnya, dan menyempurnakan arti dari setiap objek
25
sehingga dapat diterapkan dengan menggunakan sebuah bahasa yang
spesifik.
o Object-Oriented Programming: Menulis peryataan dalam bahasa
pemrograman untuk mendefinisikan setiap tipe objek lakukan, termasuk
memberi pesan kepada objek lainnya.
2.3.2 Pengertian Unified Modelling Language (UML)
Berikut ini adalah definisi dari UML menurut beberapa ahli, yaitu:
Menurut Satzinger et al. (2009: 48) UML adalah serangkaian standar
konstruksi model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk
pengembangan object-oriented.
Menurut Whitten et al. (2004: 371) UML adalah satu set konversi pemodelan
yang digunakan untuk menggambarkan sebuah sistem software dalam
bentuk objek-objek.
2.3.3 Activity Diagram
Menurut Satzinger et al. (2009: 141), definisi activitydiagram adalah sebuah
diagramworkflow sederhana yang menjelaskan bermacam-macam aktivitas pengguna
atau sistem, orang yang melakukan setiap aktivitasnya, dan aliran sequential user.
Menurut Satzinger et al. (2009: 141) Activity diagram merupakan salah satu dari
Unified Modelling Language (UML) diagram yang berasosiasi dengan object-oriented
approach. Workflow merupakan sequence dari langkah-langkah proses dari satu bisnis
transaksi atau permintaan pelanggan.
26
Gambar 2.7 Notasi Activity Diagram
Sumber: Satzinger et al. (2009: 142)
2.3.4 Event Table
Gamb
ar 2.8 Event Table
Sumber :Satzinger et al. (2009: 169)
27
Menurut Satzinger et al. (2009: 168), event table adalah catalog dari use case
yang yang berisi daftarevents dibaris dan informasi lainnya yang berada di setiap kolom
berdasarkan events tersebut.
Menurut Satzinger et al. (2009: 169), trigger adalah sebuah signal yang
memberitahu system mengenai suatu event yang terjadi, baik dari datangnya data yang
dibutuhkan atau suatu poin dalam suatu ketika.
Menurut Satzinger et al. (2009: 169), source adalah suatu agen eksternal atau
aktor yang menyediakan data kepada system.
Menurut Satzinger et al. (2009: 169), response adalah sebuah hasil, yang telah
diproduksi oleh system, yang akan diberikan kepada tujuan akhir.
Menurut Satzinger et al. (2009: 169), destination adalah suatu agen eksternal
atau aktor yang menerima data dari system.
2.3.5 Use Case Diagram
Menurut Satzinger et al. (2009: 242-246), use case adalah suatu aktivitas sistem
yang melaksanakan tugas, biasanya dalam menanggapi permintaan oleh pengguna di
dalam sistem. Actor adalah adalah orang yang menggunakan sistem dalam
melaksanakan perannya.
Masing-masing use case didefinisikan secara rinci untuk menentukan
persyaratan fungsional. Use Case juga menyediakan kerangka kerja untuk
merencanakan suatu proses pengulangan.
28
Gambar 2. 9Notasi use case
Sumber: Satzinger et al. (2009)
2.3.6 Use Case Description
Menurut Satzinger et al. (2009: 171) Usecase Description menjelaskan lebih
detail mengenai setiap aktivitas yang terdapat pada masing-masing use-case.
Gambar 2.10 Usecase Description.
Sumber :Satzinger et al. (2009: 174)
2.3.7 Domain Model Class Diagram
29
Menurut Satzinger et al. (2009: 184), Domain Model Class Diagram merupakan
sebuah UML class diagram yang menggambarkan cara kerja problem domain classes,
associations, dan attributes.
Nama Class
-Attribute 1
-Attribute 2
+Method_1()
+Method_2()
Class
Communication
Tipe-tipeMessage
30
Gambar 2.11Notasi Domain Model Class Diagram
Sumber: Satzinger et al. (2009: 187)
Generalization/specializationAggregation
Keterangan:
Class: Tipe atau klasifikasi dari objek yang sama.
Atribute: karakteristik dari sebuah objek yang memiliki nilai seperti
ukuran, bentuk, warna, lokasi dan lain sebagainya.
Methods: Behaviours atau operasi sebagai gambaran apa yang dapat
dilakukan oleh sebuah objek.
Message: Komunikasi dari objek yang saling berhubungan.
Generalization/specialization: Jika terdapat dua class dengan atribut yang
sama maka dapat dibentuk class baru (revised class).
Association:Jika terdapat hubungan many-to-many.
Aggregation digunakan untuk menggambarkan hubungan whole-part
antara aggregate (whole) dan komponen (part) dimana part dapat
berdiri terpisah.
2.3.8 State Mechine Diagram
Menurut Satzinger et al. (2009: 242) State Mechine Diagram adalah Sebuah
diagram yang menunjukkan kehidupan dari sebuah objek di states dan transitions
Gambar 2.12 Statechart Diagram
Sumber :Satzinger et al. (2009: 266)
2.3.9 First Cut Design Class Diagram
Menurut Satzinger et al. (2009: 413) First-cut Class Diagram adalah
diagram yang yang dikembangkan dengan menambahkan domain modelclass
diagram dan juga membutuhkan 2 langkah yaitu mengelaborasi atribut dengan type
dan initial value information lalu menambahkan navigasi visibility arrow.
Gambar 2.13First-Cut Design Class Diagram
Sumber :Satzinger et al. (2009: 413)
2.3.10 System Sequence Diagram
Menurut Satzinger et al. (2009: 242) System Sequence Diagram adalah
Sebuah diagram yang menunjukkan urutan pesan antara actor eksternal dan system
selama use case atau skenario.
Gambar 2.14 Simple Sequence Diagram
Sumber :Satzinger et al. (2009: 253)
2.3.11 Data Access Layer System Sequence Diagram
Menurut Satzinger et al. (2009: 446) Data Access Layer SystemSequence
Diagram adalah diagram yang menjelaskan interaksi objek dan keputusan-keputusan
desain dokumen.
Gambar 2.15 Data Access Layer Sequence Diagram
Sumber :Satzinger et al. (2009: 322)
2.3.12 Communication Diagram
Menurut Satzinger et al. (2009: 454-455) Communication Diagram adalah
Diagram yang menunjukkan gambaran yang berbeda dari salah satu usecase yang
menekankan coupling.
Gambar 2.16 Communication Diagram
Sumber :Satzinger et al. (2009: 456)
2.3.13 Updated Class Diagram
Menurut Satzinger et al. (2009: 457) Updated Class Diagram adalah diagram
yang menggambarkan dokumentasi dari desain kelas-kelas dan menyajikan blueprint
untuk memprogramkan sistem.
Gambar 2.17 Updated Class Diagram
Sumber :Satzinger et al. (2009: 458)
2.3.14 Package Diagram
Menurut Satzinger et al. (2009: 459) Package diagram adalah diagram
tingkat atas yang secara sederhana memungkinkan designer untuk mengasosiasikan
kelas-kelas dari kumpulan groups.
Gambar 2.18 Package Diagram
Sumber :Satzinger et al. (2009: 459)
2.3.15 User Interface (UI)
Menurut Satzinger et al. (2009: 531-541), UIadalah sistem itu sendiri dan
merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan end user saat sedang
menggunakan sistem seperti fisik, perseptual, dan konseptual.
Menurut Shneiderman yang dikutip oleh Satzinger et al. (2009: 541-544),
mengemukakan delapan aturan yang dapat digunakan sebagai dasar petunjuk yang
baik untuk merancang suatu UI. Delapan aturan ini disebut dengan The Eight
Golden rules for designing interactive interfaces, yaitu:
Berusaha konsisten.
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang
digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.
Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut.
Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan
kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi,
perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.
Memberikan umpan balik informative.
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan
balik.Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada
waktu memasukan data atau muncul pesan kesalahannya.
Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan.
Umpan balik informativeakan memberikan indikasi penutupan bahwa cara
yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan langkah
berikutnya.
Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana.
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat
melakukan kesalahan fatal.Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi
kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sederhana dan
mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.
Mudah kembali ke tindakan sebelumnya.
Hal ini dapat mengurangi ke khawatiran pengguna, karena pengguna
mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga
pengguna tidak takut untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang
belum biasa digunakan.
Mendukung tempat pengendali internal.
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon
tindakan yang dilakukan pengguna dari pada pengguna merasa bahwa
sistem mengkontrol pengguna.
Mengurangi beban ingatan jangka pendek.
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan sederhana atau
banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup
waktu pelatihan untuk kode, dan urutan tindakan.
Menurut Satzinger et al. (2009: 531), perbedaan system interface dengan
user interface:
User Interface, yaitu tampilan yang menghubungkan
pengguna dengan sistem.
System Interface, yaitu tampilan yang menghubungkan sistem
satu dengan sistem lain.