TUGAS KIMIA UNSUR
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia UnsurYang dibimbing oleh Bapak Darjito, S.Si.,M.Si
UNSUR GOLONGAN VA
Disusun oleh :
Kelompok 8
1. Umi Farida (125090206111002)
2. Khoirul Hani’in (125090207111010)
3. Lucky Wardhani (125090207111021)
4. M Abdi Baihaqi (125090207111025)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nitrogen biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa
bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang
stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa
lainnya. Nitrogen dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat
malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya. Nitrogen
mengisi 78,08 persen atmosfir Bumi dan terdapat dalam banyak
jaringan hidup. Nitrogen membentuk banyak senyawa penting
seperti asam amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida.
Unsur Fosfor ditemukan oleh Hannig Brand pada tahun 1669 di
Hamburg, Jerman. Hamburg menemukan unsur ini dengan cara
'menyuling' air urin melalui proses penguapan dan setelah dia
menguapkan 50 ember air urin, Hamburg baru menemukan unsur
yang dia inginkan. Namanya berasal dari bahasa Latin yaitu
phosphoros yang berarti 'pembawa terang' karena keunikannya
yaitu bercahaya dalam gelap (glow-in-the dark). dan kini hasil
temuan itu telah sangat berkembang dan sangat berguna bagi
umat manusia.
Arsenik secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa
dengan Fosfor, dan sering dapat digunakan sebagai pengganti
dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Arsenik dan
beberapa senyawa arsenik juga dapat langsung tersublimasi,
berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih
dahulu.
Antimon merupakan unsur dengan warna putih keperakan,
berbentuk kristal padat yang rapuh. Daya hantar listrik
(konduktivitas) dan panasnya lemah. Zat ini menyublim (menguap
dari fasa padat) pada suhu rendah. Sebagai sebuah metaloid,
antimon menyerupai logam dari penampilan fisiknya tetapi
secara kimia ia bereaksi berbeda dari logam sejati.
Bismut merupakan logam dengan kristal trivalen ini memiliki
sifat kimia mirip dengan arsen dan antimoni. Dari semua jenis
logam, unsur ini paling bersifat diamagnetikdan merupakan
unsur kedua setelah raksa yang memiliki konduktivitas termal
terendah. Senyawa bismut bebas timbal sering digunakan sebagai
bahan kosmetik dan dalam bidang medis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja unsur-unsur golongan VA?
2. Bagaimana sifat fisik dan sifat kimia unsur-unsur golongan VA?
3. Bagaimana reaktivitas unsur-unsur golongan VA?
4. Bagaimana kelimpahan unsur-unsur golongan VA di alam?
5. Bagaimana reaksi unsur-unsur golongan VA dengan unsur golongan
lain?
6. Apa yang dimaksud dengan siklus Nitrogen? Bagaimana tahapan
siklus tersebut?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui saja unsur-unsur golongan VA
2. Mengetahui bagaimana sifat fisik dan sifat kimia unsur-unsur
golongan VA
3. Mengetahui bagaimana reaktivitas unsur-unsur golongan VA
4. Mengetahui bagaimana kelimpahan unsur-unsur golongan VA di alam
5. Mengetahui bagaimana reaksi unsur-unsur golongan VA dengan unsur
golongan lain
6. Mengetahui apa siklus Nitrogen dan bagamana tahapan siklus
Nitrogen
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Unsur-unsur golongan VA
a. Nitrogen
Nitrogen berasal dari dua kata Yunani nitron dan gen,
yang membentuk "Soda". Nitrogen mempunyai 19 isotop, dua di
antaranya bersifat stabil dan terdapat melimpah di alam,
yaitu N-14 = 99,634% dan N-15 = 0,366%. 17 isotop lainnya
adalah radioaktif dan buatan manusia di nuklir reaktor dan
memiliki waktu paruh mulai dari beberapa nanodetik untuk
9,965 menit. Dalam bentuk gas alam, nitrogen adalah molekul
diatomik yang relatif inert (N2) yang berwarna, tidak
berbau, dan hambar, namun bertanggung jawab atas ratusan
senyawa aktif. Ini membuat naik sekitar 78% dari udara yang
kita hirup. Dalam keadaan cair, nitrogen masih berwarna dan
tidak berbau dan menyerupai air kepadatan. Titik leleh
nitrogen -209,86 °C, titik didih adalah -195,8 ° C, dan
densitasnya sebagai gas adalah 0,0012506 g / cm3 .
Ada sekitar 4.000 triliun ton gas di atmosfer, dan
nitrogen membuat naik sekitar 78% dari gas-gas tersebut.
Nitrogen sedikit larut dalam air dan alkohol. Nitrogen
bersifat tahan terhadap api. Meskipun nitrogen dianggap
unsur lembam, membentuk beberapa senyawa yang sangat aktif.
Molekul diatomik, seperti CO2, sulit untuk memisahkan dua
atom dalam molekul nitrogen karena energi yang mengikat
mereka yang kuat. Ini adalah alasan bahwa, bersama dengan
karbon dioksida, gas nitrogen stabil. Namun, setelah
dipisahkan, atom individu nitrogen (N) menjadi sangat
reaktif dan jangan menggabungkan dengan ratusan unsur
lainnya. Nitrogen dapat dicairkan dengan mudah, sehingga
bermanfaat dalam banyak aplikasi dimana berkelanjutan
pendinginan diperlukan. Pada suhu tinggi, nitrogen bereaksi
dengan banyak logam untuk membentuk nitrida .
b. Fosfor
Fosfor (P) berada pada periode 3 dengan nomor atom 15
dan massa atom 30,97376 . berasal dari bahasa Yunani
phosphoros yang berarti pembawa cahaya. Fosfor memiliki 23
isotop, berkisar dari P-24 hingga P-46 dengan waktu paruh
kurang dari nanodetik hingga mencapai dua dan setengah
menit. Isotop yang paling stabil adalah phosphorus-31.
Meskipun fosfor ada di golongan 15 dengan logam
metalloid lainnya tetapi fosfor biasa diklasifikasikan
sebagai non logam yang menyerupai nitrogen. Fosfor diketahui
mempunyai 10 bentuk alotropik. Alotropik adalah
ketidakbiasaan angka yang tinggi untuk semua unsur. Sebuah
system dikategorikan sebagai alotropik melalui 3 warna yang
dibuat untuk menjaga lintasannya. Tiga warna itu adalah
putih, merah, dan hitam fosfor. Fosfor putih mempunyai
bentuk seperti lilin putih yang berubah sedikit menjadi
kuning dengan bertambahnya waktu dan pengotor. Alfa
alotropik membentuk struktur kristal kubus dan beta
alotropik membentuk struktur kristal heksagonal. Fosfor
putih adalah unsure yang paling berguna dari ketiga jenis
alotroik dan digunakan pada proses pembuatan dua alotropik
lainnya. Fosfor putih memiliki densitas 1,82 gram/cm3.
Fosfor merah 2,34 gram/cm3 dan fosfor hitam 2,4 gram/cm3 .
Fosfor putih terdapat pada batu fosfat di alam. Fosfor
putih larut di air dan alcohol. Fosfor putih akan berpendar
dalam ruang gelap yang disebut sebagai fosforesensi. Fosfor
putih bersifat racun dan harus disimpan di bawah air. Fosfor
merah kurang reaktif daripada fosfor putih, tidak beracun,
tapi dalam jumlah besar dapat meledak. Fosfor merah juga
digunakan sebagai kembang api dan korek api. Fosfor hitam
dapat menkonduksikan listrik dan tidak mempunyai kegunaan
komersil yang signifikan .
c. Arsenik
Arsenik (As) memiliki periode 4 dengan nomor atom 33
dan massa atom 74,92158. Arsenik berasal dari bahasa Latin
arsenicum atau berasal dari bahasa Yunani arsenikon, keduanya
memiliki arti pigmen kuning. Ada kemungkinan juga bahwa
arsenic berasal dari bahasa arab kuno azzernikh .
Arsenik memiliki 35 isotop, mulai dari As-60 hingga As-
92, dengan waktu paruh mulai dari beberapa nanodetik untuk
80 hari. Meskipun beberapa referensi menyatakan bahwa tidak
ada isotop arsenic yang stabil,tapi arsenik-75 digolongkan
sebagai isotop arsenic yang paling stabil yang membuat 100%
dari arsenik ditemukan di kerak bumi .
Arsenik digolongkan sebagai semilogam. Alotrop utama
Arsenik adalah abu-abu keperakan, rapuh, seperti bahan
logam. Dua isotop lainnya adalah zat kristal yang tidak
stabil. Arsenik Gray memunculkan sifat yang tidak biasa
yaitu titik didih (614 ° C) dari arsenik lebih rendah
dibandingkan titik lebur (817 ° C). hal ini karena dua
temperature diukur pada tekanan atmosfer yang berbeda.
Ketika dipanaskan pada tekanan atmosfer standar, arsenic
berubah dari padat menjadi gas atau sublimasi pada
temperature 887 K. untuk menghasilkan arsen cair tekanan
atmosfer dinaikkan. Pada 28 kali tekanan atmosfer standar,
arsenic meleleh pada temperature 1090 K. Pendinginan uap
sublimasi, alotrop hitam mengembun dan pada gilirannya
mengalami perubahan dari hitam ke alotrop abu-abu. Jika
arsenik kuning didinginkan secara cepat dari titik
sublimasinya, arsenik kuning akan mengembun dan tidak akan
kembali ke arsenik abu-abu pada proses pendinginan .
Arsenik dalam bentuk unsur bersifat rapuh, kristal
keabu-abuan menjadi lebih gelap bila terkena udara. Hal ini
jarang ditemukan dalam bentuk unsur murni melainkan mineral
(senyawa). Arsenik dalam penggunaannya bersifat racun, dan
banyak kimiawan yang teracuni ketika menggunakannya dalam
upaya mereka untuk menghasilkan emas dari logam dasar .
d. Antimoni
Antimoni atau yang bisa dilambangkan dengan Sb
merupakan salah satu unsur dari golongan VA yang terletak
pada periode 5 dengan nomor atom 51 dan massa atom 121,760.
Nama antimoni berasal dari kata Yunani anti dan minos, yang
berarti "tidak sendirian," dan antimoni ini mempunyai
simbol Sb yang berasal dari nama perusahaan sumber mineral
kuno, stibnium. Ada 53 isotop antimoni, mulai dari Sb-103
hingga Sb-139 (beberapa memiliki dua bentuk). Waktu paruh
mereka berkisar dari 150 nanodetik hingga 2,7 tahun. Kedua
isotop antimoni yang stabil dan terdapat melimpah di alam
yaitu Sb-121 = 57,21% dan Sb-123 = 42,79%. Ada dua alotrop
antimon. salah satu alotropnya dalam bentuk logam asli, dan
alotrop lainnya adalah dalam bentuk amorf keabu-abuan.
Antimoni adalah metalloid murni yang rapuh dengan titik
leleh yang rendah. Mirip seperti non logam, antimony
merupakan konduktor panas dan listrik yang buruk .
e. Bismut
Bismut disimbolkan dengan Bi. Bismut memiliki nomor
atom 83 dan massa atom sebesar 208,98038. Bismut telah
banyak digunakan oleh ahli kimia kuno dengan logam lainnya,
baik untuk reaksi kimia maupun untuk tujuan pengobatan. Nama
bismuth berasal dari bahasa Jerman ‘bismu’ yang merupakan
perubahan dari kata wismu yang artinya “putih” .
Bismut memiliki 59 isotop radioaktif, waktu paruhnya
berkisar antara milidetik hingga ribuan tahun. Pada suatu
waktu ada pernyataan bahwa hanya ada satu isotop dari
bismuth yang bersifat stabil, yaitu Bi-209. Tetapi kemudian
diketahui bahwa Bi-209 bersifat radioaktif dan mempunyai
waktu paruh 19.000.000.000.000.000.000 tahun. Unsur ini
berbentuk kristal putih, logam yang rapuh dengan campuran
sedikit bewarna merah jambu. Bismut muncul di alam dengan
sendirinya. Bismut merupakan logam paling diamagnetik, dan
konduktor panas yang paling rendah di antara logam, kecuali
raksa. Ia memiliki resitansi listrik yang tinggi dan
memiliki efek Hall yang tertinggi di antara logam (kenaikan
yang paling tajam untuk resistansi listrik jika diletakkan
di medan magnet)
2.2 Sifat fisik dan sifat kimia unsur-unsur golongan VA
A. Bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi nitrogen mulai dari -3, -2, -1, 0, +1,
+2, +3, +4 dan +5. Ikatan dengan unsur lain menjadi senyawa
atau ion dari nitrogen itulah yang menyebabkan nitrogen
menjadi punya banyak variasi bilangan oksidasi. Jika ia
berikatan dengan unsur yang lebih elektropositif maka ia akan
memiliki bilangan oksidasi negatif. Jika ia berikatan dengan
unsur yang memiliki keelektronegatifan lebih besar maka ia
akan memiliki bilangan oksidasi positif. Untuk diketahui bahwa
pada skala Pauling keelektronegatifan N = 3,04. Ini praktis
menempatkan N terletak di antara unsur-unsur yang sangat
elektronegatif dan unsur yang sangat elektropositif.
Penjelasan yang menguatkan berikutnya adalah dikaitkan dengan
konfigurasi elektron N. Konfigurasi elektron N dengan nomor
atom 7 =
Jika nitrogen berikatan dengan unsur yang lebih
elektropositif, unsur yang mampu men-share kepada N yang akan
menempati orbital yang kosong (dalam hal ini) orbital 2p maka
ia akan memiliki bilangan oksidasi negatif.
Jika unsur lain yang lebih elektropositif itu sharing dengan
1 elektron pada 1 orbital 2p maka nitrogen akan memiliki
tingkat oksidasi (biloks) –1,
Jika unsur lain yang lebih elektropositif itu sharing dengan
2 elektron pada 2 orbital 2p maka nitrogen akan memiliki
tingkat oksidasi (biloks) –2,
Jika unsur lain yang lebih elektropositif itu sharing dengan
3 elektron pada 3 orbital 2p maka nitrogen akan memiliki
tingkat oksidasi (biloks) –3.
Jika nitrogen berikatan dengan unsur yang memiliki
keelektronegatifan lebih besar maka ia akan memiliki
bilangan oksidasi positif.
Jika nitrogen sharing 1 elektron dari elektron valensinya
kepada unsur lain yang lebih elektronegatif maka nitrogen
akan memiliki tingkat oksidasi (biloks) +1,
Jika nitrogen sharing 2 elektron dari elektron valensinya
kepada unsur lain yang lebih elektronegatif maka nitrogen
akan memiliki tingkat oksidasi (biloks) +2,
Jika nitrogen sharing 3 elektron dari elektron valensinya
kepada unsur lain yang lebih elektronegatif maka nitrogen
akan memiliki tingkat oksidasi (biloks) +3,
Jika nitrogen sharing 4 elektron dari elektron valensinya
kepada unsur lain yang lebih elektronegatif maka nitrogen
akan memiliki tingkat oksidasi (biloks) +4,
Jika nitrogen sharing 5 elektron dari elektron valensinya
kepada unsur lain yang lebih elektronegatif maka nitrogen
akan memiliki tingkat oksidasi (biloks) +5.
Ketika nitrogen dalam bentuk molekul unsur (N2) tentu ia
memiliki bilangan oksidasinya 0.
Berikut ini beberapa senyawa dan atau ion dari unsur N
yang mewakili berbagai bilangan oksidasi (9 macam bilangan
oksidasi).
a. Bilangan oksidasi N pada NH3 = –3
b. Bilangan oksidasi N pada N2H4 = –2
c. Bilangan oksidasi N pada NH2OH = –1
d. Bilangan oksidasi N pada N2 = 0
e. Bilangan oksidasi N pada N2O = +1
f. Bilangan oksidasi N pada NO = +2
g. Bilangan oksidasi N pada NO2– = +3
h. Bilangan oksidasi N pada NO2 = +4
i. Bilangan oksidasi N pada NO3– = +5
Pada 9 daftar senyawa dan ion dari N tersebut, dibanding
dengan N (keelektronegatifan N = 3,04), O (keelektronegatifan
O = 3,44) adalah unsur yang lebih elektronegatif dan
H (keelektronegatifan H = 2,20) adalah unsur yang
elektropositif.
Fosfor mempunyai bilangan oksidasi berkisar antara –3
sampai +5 (PH3 hingga P2O5). Fosfor di air dominan berada
dalam bentuk PO43-(phosphate; fosfat) dengan bilangan oksidasi
+5. Bentuk senyawa yang dari fosfat di air tergantung pada
nilai pH yang berbeda-beda, dikarena-kan fosfor dapat
merupakan asam poliprotik (polyprotic acid), yaitu asam yang
dapat memberikan dua atau lebih proton pada ionisasi. Untuk
unsur As memiliki bilangan oksidasi paling banyak adalah +3,
contoh
Sedangkan untuk bilangan oksidasi +5 pada :
Bismut yang terdapat dalam senyawanya dengan tingkat
oksidasi +3 dan +5.Senyawa bismuth dengan tingkatoksidasi +5
(NaBiO3, BiF5) bersifat oksidator kuat.Semua garam bismuth
(III) halide dapat dijumpai namun hanya BeF3 yang ditemui
sebahai garam.Seperti halnya padatimah dan timbel, bismut
(III) lebih stabil dari pada bismut (V).
2.3 Reaktivitas unsur-unsur golongan VA
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada
system periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin
mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem
periodik, makin ke bawah makin kurang reakatif, karena makin
sukar menangkap electron. Kereaktifan suatu unsur bergantung
pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron.
a. Nitrogen
Reaktivitas dari nitrogen akan meningkat pesat dengan
meningkatnya suhu dan menggabungkan elemen langsung dengan
Be, logam alkali tanah, dan B, Al, Si dan Ge untuk nitrida,
hasil hidrogen amonia dan hasil kokas sianogen, (CN)2,
ketika dipanaskan logam transisi akan bereaksi secara
langsung yang akan menghasilkan nitrida. Nitrida termasuk
dalam senyawa paling stabil di seluruh kimia. Untuk
mendapatkan nitrogen yang sangat reaktif dapat diperoleh
dengan mengalirkan listrik melalui N2 (g) pada tekanan 0,1 -
2 mrnHg.
Reaktivitas kimia dari koordinasi N2 dipelajari secara
luas karena potensinya relevansi dengan fiksasi. Reaktivitas
nitrogen sangat berkaitan untuk bandingkan elemen horisontal
sebelahnya antara C dan O, dan juga mengenai berat elemen di
grup 15, P, As, Sb dan Bi. Nitrogen menyerupai oksigen dalam
elektronegativitas tinggi dan dalam kemampuannya untuk
membentuk ikatan H dan kompleks koordinasi dengan
menggunakan pasangan elektron bebas.
b. Fosfor
Pada umumnya fosfor sangat reaktif yang memancarkan
pendar cahaya yang lemah ketika bergabung dengan oksigen.
Reaktivitas fosfor tergantung alotrop. Peningkatan
catenation bentuk polimer merah dan hitam yang dapat
mengurangi reaktivitas dan kelarutannya. Fosfor membentuk
senyawa biner dengan semua unsur kecuali Sb, Bi dan gas
mulia. Fosfor juga bereaksi secara spontan dengan O2 dan
halogen di suhu kamar. Fosfor putih juga mudah bereaksi
dengan air panas yang dapat menghasilkan berbagai produk,
dan banyak komponen air lainnya serta reagen yang bukan air.
c. Arsen
Arsenik stabil di udara kering tapi pada permukaan di
udara lembab, arsen dapat mengoksidasi. Arsen, ketika
dipanaskan di udara tersublimasi dan teroksidasi menjadi
As4O6 dengan bau seperti bawang putih yang beracun. Di atas
250-300o reaksi disertai dengan pendar. Ketika direaksikan
dengan oksigen, maka akan menghasilkan As406 dan As4O10. Logam
akan menghasilkan arsenides. Pada fluor akan menghasilkan
AsF5 dan halogen lainnya menghasilkan AsX3. Arsenik tidak
mudah bereaksi oleh air, larutan alkali atau asam non-
pengoksidasi, tetapi pada HNO3 encer akan menghasilkan asam
arsenious (H3AsO3). HNO3 pekat panas menghasilkan asam
arsenik (H3AsO4) dan pada H2S04 pekat panas makan
menghasilkan As4O6. Reaksi dengan leburan NaOH membebaskan
H2:
As + 3NaOH Na3AsO3 + 32H2
Pada umumnya, As4O10 dan H3AsO4 merupakan agen pengoksidasi.
d. Antimon
Antimon dalam banyak hal mirip dengan As, tetapi kurang
reaktif. Antimon stabil terhadap udara dan kelembaban pada
suhu kamar, akan mengoksidasi jika dipanaskan di bawah
kondisi yang terkendali untuk memberikan Sb2-O3, Sb204 atau
Sb2O5, bereaksi keras dengan Cl2 dan kurang bereaksi dengan
Br2 dan I2 yang akan menghasilkan SbX3, dan juga akan
bergabung dengan S jika dipanaskan. H2 tanpa reaksi langsung
dan SbH3, keduanya sangat beracun dan sangat tidak stabil.
Asam encer tidak berpengaruh pada Sb, pengoksidasi asam
pekat akan mudah bereaksi, misalnya asam pekat HNO3 yang
akan menghasilkan Sb2O5 terhidrasi, dan H2SO4 pekat panas
akan menghasilkan garam SB2(SO4)3.
e. Bismut
Bismut bersifat lebih elektropositif daripada Sb, P dan
N. Ada juga merupakan kecenderungan untuk membentuk garam
dari oxoacids dengan mereaksikannya dengan logam atau yang
oksida dengan asam, misalnya Bi2(S04)3 dan Bi(N03)3. Reaksi
langsung dari Bi dengan O2, S dan X2 pada suhu tinggi akan
menghasilkan masing-masing Bi2O3, Bi2S3 dan BiX3, tetapi
dengan meningkatnya ukuran dari atom logam maka kekuatan
ikatan kovalen akan berkurang dalam urutan P> As > Sb> Bi.
Hal ini paling menunjukkan ketidakstabilan dari BiH3.
2.4 Sumber dan Kelimpahan Unsur-Unsur golongan VA
A. Sumber Unsur-Unsur Golongan VA
Nitrogen
Gas nitrogen (N2) terdapat sebanyak 78,09% di
volume atmosfer bumi. Sebagai perbandingan, di atmosfir
Mars hanya mengandung 2,6% nitrogen. Nitrogen merupakan
unsur utama penyusun senyawa dalam tubuh mahluk hidup
(dalam bentuk protein dan asam amino). Meskipun
nitrogen terdiri dari 78% di atmosfer bumi, nitrogen
bukanlah unsur yang sangat melimpah di kerak bumi sebab
senyawa Nitrat memiliki sifat sangat larut dalam air,
sehingga nitrat tidak tersebar luas di kerak bumi.
Nitrogen selain dalam keadaan bebas sebagai gas
nitrogen di udara, nitrogen juga terdapat dalam
berbagai senyawa seperti KNO3 dan NaNO3 yang merupakan
sumber senyawa nitrogen dialam. Sebelum perang dunia I,
ketika proses sintetik dikembangkan untuk pembuatan
nitrat dari nitrogen atmosfer. Sumber utama nitrat
banyak ditemukan di beberapa daerah gurun, Yang
terbesar adalah di sekitar 450 mil di sepanjang pantai
utara chili, di mana NaNO3 ditemukan bersama-sama
dengan sejumlah kecil KNO3, CaSO4 dan NaIO3 dibawah
lapisan tipis pasir atau tanah. Pada tumbuhuan dan
hewan, nitrogen berupa bentuk protein yang komposisi
rata-ratanya : 51% C; 25% O; 16% N; 7% H; 0,4%P; dan
0,4% S.
Fosfor
Di perairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam
bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam bentuk
senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan
polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat.
Senyawa fosfor membentuk kompleks ion besi dan kalsium
pada kondisi aerob, bersifat tidak larut, dan mengendap
pada sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh
algae akuatik. Fosfor merupakan bahan makanan utama
yang digunakan oleh semua organisme untuk pertumbuhan
dan sumber energi. Fosfor di dalam air laut, berada
dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Dalam
bentuk senyawa organik, fosfor dapat berupa gula fosfat
dan hasil oksidasinya, nukloeprotein dan fosfo protein.
Sedangkan dalam bentuk senyawa anorganik meliputi
ortofosfat dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat
dalam air laut pada umumnya berada dalam bentuk ion
(orto) asam fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai ion
fosfat dan 90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat merupakan
unsur yang penting dalam pembentukan protein dan
membantu proses metabolisme sel suatu organisme.
Diperairan, bentuk unsur fosfor berubah secara
terus menerus akibat proses dekomposisi dan sintesis
antara bentuk organik, dan bentuk anorganik yang
dilakukan oleh mikroba. Semua polifosfat mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat. Perubahan ini
bergantung pada suhu yang mendekati titik didih,
perubahan polifosfat menjadi orto fosfat berlangsung
cepat. Kecepatan ini meningkat dengan menurunnya nilai
pH. Perubahan polifosfat menjadi ortofosfat pada air
limbah yang mengandung banyak bakteri lebih cepat
dibandingkan dengan perubahan yang terjadi pada air
bersih.
Arsen
Arsen terutama terdapat di dalam tanah dalam
konsentrasi yang bervariasi. Tanah yang “normal”
mempunyai kandungan arsen tidak lebih dari 20 ppm (part
per million). Arsen dalam tanah akan diserap oleh akar
tumbuhan dan masuk ke dalam bagian-bagian tumbuhan
sehingga tumbuhan mengandung arsen. Adanya arsen dalam
tanah akan menyebabkan sebagian arsen larut di dalam
air. Arsen ini kemudian akan menjadi makanan plankton
yang kemudian akan dimakan ikan. Jadi secara tidak
langsung manusia yang mengkonsumsi ikan akan
mengkonsumsi arsen. Senyawa arsen yang paling sering
dijumpai pada makanan adalah arsenobetaine dan
arsenocholine, yang merupakan varian arsen organic
yang relatif non toksik. Senyawa arsen juga banyak
dijumpai pada daerah pertambangan, karena senyawa arsen
merupakan produk sampingan dari ekstraksi logam Pb, Cu
maupun Au. Dalam pertambangan tersebut, senyawa arsen
tersebut merupakan kontaminan pada air sumur keadaan
normal, setiap hari tidak kurang dari 0,5 - 1 mg arsen
akan masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan dan
minuman yang kita konsumsi. Dengan demikian, di dalam
darah orang normalpun, kita dapat menjumpai adanya
arsen.
Antimon
Unsur ini tidak banyak, tetapi ditemukan dalam 100
spesies mineral. Kadang-kadang ditemukan sendiri,
tetapi lebih sering sebagai sulfide stibnite.Bijih
utama antimony (stibium) yaitu stibnite Sb2S3 yang
banyak dijumpai dijumpai di Mexico, Bolivia, Afrika
Selatan dan Cina. Dijumpai juga valentinit (Sb2O3) yang
dikenal sebagai stibium putih. antimon logam adalah
logam yang sangat rapuh daritekstur, bersisik kristal.
Unsur ini mempunyai warna putih kebiruan dan memiliki
kilau metalik.Hal ini tidak bereaksi dengan udara pada
suhu kamar, tapi membakar cemerlang ketika dipanas
kandungan pembentukan asap putih.Ini adalah konduktor
panas yang buruk dan listrik.
Bismuth
Bismut terdapat dialam sebagai bijih sulfide dan Bi2S3
(bismuth glance) dan dalam bijih tembaga, timah dan
timbel. Bismut dapat diperoleh dari bijih dengan proses
yang sederhana yaitu dipanggang untuk memperoleh
oksidasinya Bi2O3 kemudian direduksi dengan karbon atau
dengan H2. Bismut yang terdapat dalam senyawanya dengan
tingkat oksidasi +3 dan +5. Senyawa bismuth dengan
tingkat oksidasi +5 (NaBiO3, BiF5) bersifat oksidator
kuat. Semua garam bismuth (III) halida dapat dijumpai
namun hanya BeF3 yang ditemui sebahai garam. Seperti
halnya pada timah dan timbel, bismut (III) lebih stabil
dari pada bismut (V).
B. Kelimpahan Unsur Golongan VA
Nitrogen
Nitrogen mengisi 78,08 % atmosfer Bumi (udara), sangat
sedikit sebagai NH3 dan HNO3 dan terdapat dalam banyak
jaringan hidup. Nitrogen terdapat 0,03 % kulit bumi.
Fosfor
Kelimpahan Unsur di Kulit Bumi yaitu 0,1 %. Fosfor di
alam terdapat di kulit bumi dalam senyawa yang pada
umumnya senyawa fosfat. Phosphor terdapat 1% dari berat
badan. Sebagai batuan fosfat apatit misalnya mineral
flourapatit, Ca5(PO4)3F dan hidroksiapatit, Ca5(PO4)3OH.
Arsen
Senyawa arsen yang biasa kita temukan di alam ada 3
bentuk yakni Arsen trichlorida (AsCl3) berupa cairan
berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa
kristal putih dan berupa gas arsine (AsH3). Secara garis
besar arsen terdiri dari dua bentuk, yakni organik dan
inorganik. Bentuk inorganik merupakan kombinasi dengan
elemen seperti oksigen, chlorine, dan sulfur. Sedangkan
bentuk organik merupakan kombinasi dengan elemen karbon
dan hidrogen. Bentuk inorganik memiliki sifat lebih toksik
dibandingkan bentuk organik.Kelimpahan : mineral sulfida,
misalnya realgar (As4S4), orpiment (As2S3), Arsenolit
(As2O3), Arsenopirit (FeAsS).
Antimon
Kelimpahan Antimon dapat ditemui dalam dalam bentuk
mineralnya yaitu Mineral sulfide, misalnya stibnite
(Sb2S3) dan ulmanit (NiSbS), serta sejumlah kecil logam
Sb. Dan juga dapat ditemuai sebagai dua isotop yang
stabil, 121Sb dengan kelimpahan alami 57.36% dan 123Sb
dengan kelimpahan alami 42,64%. Ia juga memiliki 35
radioisotop, yang terpanjang adalah berumur 125Sb dengan
paruh 2,75 tahun. Selain itu, 29 negara metastabil telah
ditandai. Yang paling stabil di antaranya adalah 124Sb
dengan waktu paruh 60.20 hari, yang memiliki aplikasi
dalam beberapa sumber neutron. Isotop yang lebih ringan
daripada 123Sb stabil cenderung membusuk oleh β +
pembusukan, dan orang-orang yang lebih berat cenderung
membusuk oleh β-decay, dengan beberapa pengecualian.
Banyaknya antimon dalam kerak bumi diperkirakan 0,2 sampai
0,5 bagian per juta, sebanding dengan talium sebesar 0,5
bagian per juta dan perak di 0,07 ppm . Meskipun elemen
ini tidak berlimpah, ditemukan di lebih dari 100 mineral
spesies. Antimony kadang-kadang ditemukan secara native,
tapi lebih sering ditemukan dalam sulfida stibnit (Sb2S3)
yang merupakan mineral bijih dominan.
Bismut
Kelimpahan bismuth di alam dapat di jumpai dalam bntuk
mineralnya yaitu sebagai Mineral sulfide dan oksida,
misalnya bismit (Bi2O3), bismutinit (Bi2S3), bismutit
(BiO)2CO3.
Tabel Kelimpahan Unsur-unsur dikerak Bumi Berdasarkan
Berat
Unsur Ppm Kelimpahan relatif
N 119 33
P 1120 11
As 1,8 52
Sb 0,20 64
Bi 0,008 71
2.5 Reaksi unsur-unsur golongan VA dengan unsur golongan lain
A. Unsur Nitrogen
1. Ikatan dengan unsur Hidrogen
Semua unsur golongan 15 membentuk senyawa biner dengan
hidrogen. Semua hidrida EH3 bersifat racun.
a. Amonia
Diproduksi dari proses Haber. Digunakan sebgai pupuk
dan sumber primer nitrogen dalam produksi bahn-bahan kimia.
N2 dan H2 dikombinasikan pada tmepeeratur 450 °C dan tekanan
100 atm degan katalis Fe. Untuk meniggkatkan aktivitas
katalis dapat ditambahkan SiO2 dan MgO.
N2 (g) + H2 (g) 2 NH3(g)
Amonia adalah basa lemah yang larut adalam air menghasilkan
ion amonium.
NH3(aq) + H2O(l) ↔NH4+(aq) + OH- (aq) pKb = 4.75
Garam amonium terdekomposisi jika dipanaskan
NH4Cl(s) NH3 (g) + HCl(g)
(NH4)2SO4 (s) 2 NH3(g) + H2SO4 (l)
b. Hidrazin
N2H4, cairan tidak berwarna dan berbau seperti amonia.
Hidrazin dihasilkan dari proses Raschig dengan amonia dan
natrium hipoklorit bereaksi dalam fasa cair.
NH3 (aq) + NaOCl (aq) NH2Cl (aq) + NaOH (aq)
2NH3 (aq) + NH2Cl(aq) N2H4 (aq) + NH4Cl(aq)
Ada reaksi samping yang dikatalisis ion logam d:
N2H4 (aq) + 2NH2Cl (aq) N2(g) + 2NH4Cl (aq)
c. Fosfin, Arsene dan Stibane
Berbeda sengan sifat racun amonia, hidirida unsur non
logam yang lebih berat lebih tidak beracun. Fosfin dan arsen
digunakan pada industri semikonduktor untuk ‘membius’ Si
atau untuk membentuk semikonduktor lain, GaAs.
Sisntessi PH3 mengunakan disprotonisasi fosfor putih
dalam lartutan basa
P4 (s) + 3OH- (aq) + 3H2O (l) PH3(g) + 3 H2PO2− (aq)
Arsene dan stibane dapat dipreparasi dengan protolisis
senyawa yang mengandung logam elektropositif dengan
kombinasi arsenik aatu antimoni.
Zn3E2 (s) + 6 H3O+ (aq) 2 EH3 (g) + 3 Zn2+ (aq) + 6 H2O (l)
(E = As,Sb)
Hidrida dari golongan 15 berbentuk piramida tetapi
sudut ikatan menurun,
NH3 107.8° AsH3 91.8°PH3 93.6° SbH3 91.3°
Perubahan pada sudut ikatan dihubungkan dengan
menurunnya tingkat hibridisasi sp3 dari NH3 ke SbH3 selain
itu juga berkaitan dengan efek sterik. Ikatan pasangan
elektron E-H saling tolak menolak. Tolakan menjadi sangat
besar ketika atom pusat, E, kecil (NH3) dan atom H akan jauh
berada dari satu sama lain sehingga kemungkinan mengalami
perubahan susunan dekat tetrahedral. Sejalan dengan
menigkatnya ukuran atom pusat, tolakan antara ikatan
pasangan menurun dan sudut ikatan mendekati 90°. Bukti lain
adalah dari titik didih.
2. Ikatan dengan Hidrida
Nitrogen triflorida, NF3, adalah satu-satunya seyawa
halogen biner eksergonik nitrogen, berbentuk piramida dan
tidak reaktif. Tidak seperti NH3, NF3 bukan basa Lewis
karena kekuatan elektronegtaivitas atom F membuat pasangan
elektron bebas tidak tersedia: dimana kepolaran ikatan N-H
pada NH3 [–N—H+] dan ikatan N-F adalah [+N—F-]. Nitrogen
triflorida dapat diubah menjadi N(V), ion NF4+ dengan
reaksi:
NF3 (l) + 2 F2 (g) + SbF3 (l) [NF4+ ][SbF6
- ](sol)
Nitrogen troklorida, NCl3, menyerap energi dalam
reaksi, eksplosif dan dipersiapkan melalui elektrolisis
larutan encer amonium klorida dan digunakan sebagai oksidasi
pemiutihan tepung. Ikatan N-Cl adalah non polar. Nitrogen
tribromida, NBr3, mudah meledak dan berwarna merah gelap.
Nitrogen triiodin, NI3, sangat mudah meledak. Sifat mudah
meledak ini karena nitrogen lebih elektronegatif dari Br dan
I sehingga ikatan N-X polar –N—X+.
Trihalida dan pentahalida dari unsur golongan 15,
selain nitrogen, secara ekstensif digunakan dalam sintesis
kimia. Metode umum yang digunakan untuk preparasi adalah
dengan mereaksikan unsur tersebut dengan halogen. Untuk
fosfor, treiflorida yang disiapkan melalui metatesis
triklorida dan florida.
2PCl3 (l) + 3ZnF2 (s) 2PF (g) + 3ZnCl2 (s)
PCl3, AsCl3, dan SbCl3 adalah starting material untk
preparasi alkil, aril, aloksi, dan turunan amino karena
mudah di protolisis dan metatesis.
Fosfor triflorida, PF3, adalah ligan yang menarik
karena menyerupai CO. Kompleks PF3 berkarakter mirip
karbonil, Ni(PF3) analog Ni(CO)4. Karakter π-akseptor
menghubungkan P-F antibonding LUMO yang sebgian besar P
orbital p. Trihalida juga bereaksi dengan asam lewis lunk
daripada basa leiws seperti trialkilamin dan halida.
Sebagian besar kompleks halida telah diisolasi, AsCl4- dan
SbF52-.
3. Ikatan dengan Oksida
Nitrogen(II)oksida bereaksi dengan oksigen untuk
membentuk NO2. Tetapi pada fasa gas kecepatan reaksi adalah
orde dua karena sementara dimer, (NO)2. Senyawa tersebut
diproduksi dengan tumbukan dengan molekul oksigen.
Dinitrogen trioksida, N2O3, meleleh pada suhu -100 °C.
N2O3 (l) NO (g) + NO2 (g)
Fosfor membentuk fosfor(V)oksida, P4H10, dan
fosfor(III)oksida, P4H6. Kedua oksida dapat dihidrasi untuk
menghasilkan asam yang berhubungan yaitu H3PO4, asam fosfat
untuk P(V) dan H3PO3 untuk P(III).
Arsenik, antimoni, dan bismut membentuk oksida dengan
bilangan oksidasi +3, As2O3, Sb2O3, dan Bi2O3. Pada fasa gas
arsenik(III) dan antimoni(III) oksida mempunya rumus molekul
E4O6 dengan struktur tetrahedral seperti P4O6. As, Sb, dan Bi
juga melakukan oksidasi dengan bilangan oksidasi +5 tetapi
Bi(V)oksida tidak stabil dan secara struktur belum
terkarakterisasi.
B. Unsur Fosfor
1. Reaksi fosfor dengan Air
Fosfor putih bersinar dalam gelap saat terkena udara lembab
dalam proses yang dikenal sebagai chemiluminescence.
2. Reaksi fosfor dengan Udara
Fosfor putih harus ditangani dengan hati-hati. Hal spontan t
erjadi bila menyatu diudara
pada suhu kamar untuk membentuk tetraphosphorus
dekaoksida, P4O10.
P4 (s) + 5O2 (g) P4O10 (s)
3. Reaksi fosfor dengan halogen
Fosfor Putih, P4 bereaksi keras d
engan semua halogen di temperatur ruang untukmembentuk fosfo
r (III) trihalida.
P4 (s) + 6F2 (g) 4PF3 (g)
P4 (s) + 6Cl2 (g) 4PCl3 (g)
P4 (s) + 6Br2 (g) 4PBr3 (g)
P4 (s) + 6I2 (g) 4PI3 (g)
Fosfor putih bereaksi dengan yodium dalam karbon disulfida (
CS2) untuk membentukfosfor (II) iodida. Senyawa yang
sama terbentuk dalam reaksi antara fosfor merah dan yodi-um
pada 180°C.
P4 (s) + 4I2 (g) 2
P2I4 (g)
4. Reaksi Fosfor dengan asam
Fosfor tidak bereaksi dengan larutan asam non oksidasi.
C. Unsur Arsenik
1. Reaksi arsenik dengan air
Arsenik tidak bereaksi dengan air dalam kondisi normal.
2. Reaksi arsenik dengan udara
Ketika dipanaskan dalam oksigen, arsenik menyatu untuk membe
ntuk "arsenpentoksida" tetra-arsenik decaoxide.
4As (s) + 5O2 (g) As4O10 (s)
4As (s) + 3O2 (g) As4O6 (s)
3. Reaksi arsenik dengan halogen
Arsenik bereaksi dengan fluor untuk membentuk arsen gas (V)
fluoride
2As (s) + 5F2 (g) 2AsF5 (g)
Arsenik bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan
halogen fluorin, klorin bromin,
dan yodium untuk membentuk arsen (III) trihalides.
2As (s) + 3F2 (g) 2AsF3 (l)
2As (s) + 3Cl2 (g) 2AsCl3 (l)
2As (s) + 3Br2 (g) 2AsBr3 (l)
2As (s) + 3I2 (g) 2AsI3 (l)
D. Unsur Antimon
1. Reaksi dengan air
2Sb (s) + 3H2O (g) Sb2O3 (
s) + 3H2 (g)
2. Reaksi dengan udara
Ketika antimon dipanaskan akan
bereaksi dengan oksigen di udara untuk membentuk tri-
oksida antimon (III).
4Sb (s) + 3O2 (g) 2Sb2O3 (s
)
3. Reaksi dengan halogen
Antimon bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan semua
halogen untuk mem-bentuk antimon (III) dihalides.
2Sb (s) + 3F2 (g) 2SbF3 (s)
2Sb (s) + 3Cl2 (g) 2SbCl3 (s)
2Sb (s) + 3Br2 (g) 2SbBr3 (s)
2Sb (s) + 3I2 (g) 2SbI3 (s)
4. Reaksi dengan asam
Antimon larut dalam asam sulfat pekat panas atau asam nitrat
, untuk membentuk larutan yang
mengandung Sb (III). Reaksi asam sulfat menghasilkan sulfur
(IV) gasdioksida. Antimon
tidak bereaksi dengan asam klorida dalam ketiadaan oksigen.
E. Unsur Bismut
1. Reaksi dengan air
Ketika bismut panas merah bereaksi dengan air untu
k membentuk bismut (III)trioksida.
2Bi (s) + 3H2O (g)
Bi2O3 (s) + 3H2 (g)
2. Reaksi dengan udara
Setelah pemanasan bismut bereaksi dengan
oksigen di udara untuk formulir trioksida-bismut (III).
4Bi (s) + 3O2 (g)
2Bi2O3 (s)
3. Reaksi dengan halogen
Bismut bereaksi dengan fluor untuk membentuk bismut (V) fluo
ride.
2Bi (s) + 5F2 (g)
2BiF5 (s)
Bismut bereaksi dalam kondisi yang
terkendali dengan halogen fluorin, klorin bromin,
dan iodin bismut (III) trihalides.
2Bi (s) + 3F2 (g) 2BiF3 (s)
2Bi (s) + 3Cl2 (g) 2BiCl3 (s)
2Bi (s) + 3Br2 (g) 2BiBr3 (s)
2Bi (s) + 3I2 (g) 2BiI3 (s)
4. Reaksi dengan asam
Bismut larut dalam asam sulfat pekat atau asam nitrat, untuk
membentuk larutan yang
mengandung Bi (III). Reaksi asam sulfat menghasilkan sulfur
(IV) gas dioksida.Dengan asam klorida dalam kehadiran oksige
n, bismut (III) klorida yang dihasilkan.
4Bi (s) + 3O2 (g) + 12HCl (aq)
4BiCl3 (aq) + 6H2O (l)
2.6 Siklus Nitrogen
Tempat penyimpanan utama nitrogen adalah N2 di
atmosfer. Siklus dapat dilihat sebagai kumpulan reaksi
redoks enzimatis katalis yang menyebabkan akses pasokan
senyawa nitrogen berkurang. Mikroorganisme hampir seluruhnya
bertanggung jawab atas interkonversi bentuk anorganik
nitrogen. Enzim yang mengkatalisis konversi ini memiliki Fe,
Mo, dan Cu pada sisi aktifnya. Meskipun N2 adalah konstituen
yang paling berlimpah dari atmosfer bumi, kegunaannya
dibatasi oleh kereaktifannya. Meskipun sejumlah kecil N2
bereaksi dengan O2 di bawah kondisi ekstrim (misalnya, dalam
petir dan pembakaran suhu tinggi), proses tersebut
memberikan hanya sebagian kecil dari persyaratan nitrogen
dari biosfer.
Sisanya berasal dari proses fiksasi nitrogen.
Pengurangan nitrogen untuk amonia dilakukan secara eksklusif
oleh prokariota, termasuk bakteri dan archaea. Sistem enzim
untuk nitrogen dengan fungsi fiksasi anaerob dan O2 dengan
cepat dan ireversibel menghancurkan enzim. Namun demikian,
fiksasi nitrogen juga terjadi pada bakteri aerobik. Selain
itu, simbiosis penting dan asosiasi ada di antara lebih
tinggi tanaman dan bakteri pengikat nitrogen (seperti
rhizobia). Tanaman memberikan bakteri dengan senyawa karbon
berkurang dari fotosintesis, sedangkan bakteri memberikan
nitrogen tetap ke pabrik. Sebagian besar organisme yang
mampu menggunakan sumber fiksasi nitrogen tetap tersedia
(amonia, nitrat, atau nitrit) dan menekan sintesis dari
sistem fiksasi nitrogen yang rumit. Setelah nitrogen
berkurang, organisme menggabungkan nitrogen ke molekul
organik, dimana ia memasuki jalur biosintesis sel. Ketika
organisme mati dan biomassa meluruh, senyawa organonitrogen
membusuk dan melepaskan nitrogen ke lingkungan dalam bentuk
NH3 atau NH4+.
Populasi manusia dan ketergantungannya pada sintetis
pupuk memiliki dampak yang sangat besar pada siklus
nitrogen. Selain amonia itu sendiri, garam nitrat diproduksi
industri dari amonia untuk digunakan dalam pupuk. Kedua
amonia dan nitrat memasuki siklus nitrogen sebagai pupuk,
yang meningkatkan semua segmen dari siklus alam. Waduk alam
memadai untuk kelebihan masukan nitrogen. Dalam kondisi
seperti itu, nitrat atau nitrit dapat terakumulasi sebagai
komponen yang tidak diinginkan dari air tanah atau
menghasilkan eutrofikasi di danau, lahan basah, delta-delta
sungai, dan daerah pesisir.
Gambar : Siklus Nitrogen
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nitrogen adalah unsur kimia berupa gas yang tidak berwarnayang memiliki lambang N. Nitrogen dapat digunakan untukmempercepat penyulingan minyak, N2 cair digunakan untukmendinginkan hasil makanan dan pengisian angin pada kendaraan.Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomoratom 15, berupa nonlogam dan dapat digunakan dalam pembuatanpupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api,kembang api, pestisida, odol dan deterjen. Arsen, arsenik,atau arsenikum adalah unsur metaloid dalam tabel periodik yangmemiliki simbol As yang bersifat racun. Antimon adalahsuatu unsur metaloid kimia dalam tabel periodik yang memilikilambang Sb dan memiliki daya hantar listrik (konduktivitas) danpanasnya lemah. Bismut adalah suatu unsur kimia yang memilikilambang Bi yang mempunyai tahanan listrik yang tinggi. Ketikaterbakar dengan oksigen, bismut terbakar dengan nyala yangberwarna biru. Bismut bersifat diamagnetik.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins., Shriver, Inorganic Chemistry 5th Edition.
Caravati, EM. 2004. Arsenic and arsine gas. In: Dart RC. Medical Toxicology.
Third edition. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
Chang., Raymond, 2005, Kimia Dasar Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Cotton.,Wilkinson, 2013, Kimia Anorganik Dasar, UI-Press, Jakarta.
Greenwood, N. N., dan Earnshaw, 1997, Chemistry Of The Elements, Reed
Education and
Professional Publishing Ltd, India.
Lestari., Sri, 2004, Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia, PT. Kawan
Pustaka, Jakarta.
Miessler, G. L., Fischer, P. J., Tarr, D. A, , 2014, Inorganic
Chemistry 5th edition, Pearson
Education Inc, Germany.
Sharpe, A. G., 1992. Inorganic Chemistry 3rd Edition, Longman Scientific and
Technical. John Willey and Sons, Inc., New York
Top Related