perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX FACTIE TERHADAP
ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN
SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM
MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN
BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA
PERSETUBUHAN DENGAN ANAK
DI BAWAH UMUR
(Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/2008)
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Disusun dan Diajukan untuk
Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana S1 Dalam
Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh
Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi
NIM. E0008380
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Penulisan Hukum (Skripsi)
TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX FACTIE TERHADAP
ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN
SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM
MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN
BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA
PERSETUBUHAN DENGAN ANAK
DI BAWAH UMUR
(Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/2008)
Oleh :
Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi
NIM. E0008380
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum
(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, 09 Januari 2013
Dosen Pembimbing
Bambang Santoso S.H., M.Hum
NIP 196202091989031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Penulisan Hukum (Skripsi)
TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX FACTIE TERHADAP
ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN
SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM
MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN
BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA
PERSETUBUHAN DENGAN ANAK
DI BAWAH UMUR
(Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/2008)
Oleh :
Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi
NIM. E0008380
Telah diterima dan dipertahankan dihadapan
Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada :
Hari : Senin
Tanggal : 28 Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
DEWAN PENGUJI
1. Kristiyadi S.H., M.H. : .............................................. NIP. 195812251986011001
Ketua
2. Edy Herdyanto S.H., M.H. : .............................................. NIP. 19570629185031002
Sekretaris
3. Bambang Santoso S.H., M.Hum : .............................................. NIP. 196202091989031001
Anggota
Mengetahui
Dekan,
Prof. Dr. Hartiwiningsih S.H., M.Hum NIP. 195702031985032001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERNYATAAN
Nama : Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi
NIM : E0008380
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi)
berjudul : TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX` FACTIE
TERHADAP ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA
PEMERIKSAAN SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT
UMUM MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS
(VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK
DI BAWAH UMUR (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960
K/Pid.Sus/ 2008) adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal bukan karya saya
dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam
daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan
hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.
Surakarta, 09 Januari 2013
Yang membuat pernyataan,
Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi
NIM. E0008380
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi, E 0008380. 2013. TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX FACTIE TERHADAP ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/2008). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui tentang apakah pengajuan kasasi terhadap putusan bebas (vrijspraak) dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur bertentangan dengan ketentuan pada pasal 244 KUHAP dan bagaimana argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menilai permohonan kasasi oleh Penuntut Umum terhadap putusan bebas dalam perkara ini.
Penulisan hukum ini termasuk dalam jenis penelitian hukum normatif, dengan sifat penelitian preskriptif, dan menggunakan pendekatan kasus. Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan penulis dengan cara membaca dan mempelajari literature-literatur maupun dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik analisa bahan hukum dalam penulisan hukum ini adalah dengan menggunakan analisis logika deduktif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa pengajuan kasasi terhadap putusan bebas (vrijspraak) dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur memang bertentangan dengan ketentuan pasal 244 KUHAP, tetapi karena Judex` Factie telah mengesampingkan alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban, maka Penuntut Umum dapat mengajukan Kasasi kepada Mahkamah Agung asalkan Penuntut Umum dapat membuktikan bahwa Judex` Factie telah salah dalam menerapkan peraturan hukum. Dan argumentasi hukum hakim Mahkamah Agung terhadap dalam menilai permohonan kasasi ini menyatakan bahwa benar Judex` Factie tidak menerapkan peraturan hukum atau menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana mestinya seperti yang tertuang pada Pasal 253 ayat (1) a KUHAP, yaitu mengesampingkan alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban. Kata Kunci : Kasasi, Persetubuhan dengan Anak Di bawah Umur, Argumentasi Hakim Mahkamah Agung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi, E 0008380. 2013. A STUDY ON JUDEX FACTIE OVERRIDING ON HINT EVIDENCE CONSTITUTING EXAMINATION OFFICIAL DOCUMENT OF VICTIM WITNESS AS THE RATIONALE OF PUBLIC PROSECUTOR TO APPEAL TO THE SUPREME COURT FOR THE FREE SENTENCE (VRIJSPRAAK) IN COPULATION WITH MINOR CASE (A Case Study on the Supreme
Sebelas Maret University. This writing aims to find out whether or not the appeal of free sentence
(Vrijspraak) to Supreme Court in copulation with minor case is in contradiction with the article 244 of KUHAP and how the legal argumentation of Supreme
Prosecutor in this free sentence in this case. This study belonged a normative law research, that is prescriptive in
nature, and using case approach. Technique of collecting law material the writer used was to read and to study the literatures and documents relevant to the problem studied. Technique of analyzing the law material in this study was deductive logic analysis.
The result obtained from this research was that the appeal of free sentence (vrijspraak) to the Supreme Court in copulation with minor case was in contradiction with the provision of Article 244 of KUHAP, but because Judex Factie had overridden the hint evidence constituting the Examination Official Document of Victim Witness, the Public Prosecutor could appeal to the Supreme Court as long as he/she could prove that Judex Factie had applied the law
this appeal to supreme court stated that Judex Factie did not indeed apply the law or applied the law inappropriately as included in the Article 253 clause (1) a of KUHAP, namely overriding the hint evidence constituting the Examination Official Document of victim witness.
Keywords: Appeal to Supreme Court, Copulation with Minor, the Judge of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
-
Tuhan tidak meminta kita untuk sukses, DIa hanya meminta kita untuk
berusaha.
-Mother Theresa-
-
Semua impian kita dapat menjadi nyata, jika kita memiliki keberanian untuk
mengejarnya.
-Walt Disney-
-
Hidup akan membuat kita terjatuh, tapi kita dapat memilih apakah ingin
bangkit atau tidak.
-Mr. Han, Karate Kid-
- Tiada doa yang lebih indah selain memohon semoga skripsi ini cepat selesai.
- Saya datang, saya bimbingan, saya revisi, saya ujian, dan saya menang!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Penulisan Hukum ini Penulis persembahkan kepada :
Tuhan Yesus Yang Maha Kuasa
Papa, Mama, serta kakakku tercinta yang telah mendukung selama ini
Keluarga besar dan saudara-saudara semuanya
Sahabat-sahabatku terkasih
Almamater Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat,
berkat, serta karunia-Nya yang telah diberikan kepada Penulis, sehingga Penulis
mampu menyelesaikan penulisan hukum dengan judul : Tinjauan Tentang
Pengesampingan Judex` Factie Terhadap Alat Bukti Petunjuk Berupa Berita
Acara Pemeriksaan Saksi Korban Sebagai Dasar Penuntut Umum Mengajukan
Kasasi Terhadap Putusan Bebas (Vrijspraak) Dalam Perkara Persetubuhan
Dengan Anak Di Bawah Umur (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung
No. 960 K/Pid.Sus/2008).
Penulisan hukum ini disusun guna untuk memenuhi dan melengkapi syarat-
syarat untuk memperoleh derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum di Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Atas segala doa, dukungan, dan bantuan dari
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, maka Penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala berkat dan karunia-Nya;
2. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta;
3. Bapak Ismunarno, S.H., M.Hum, selaku pembimbing akademik Penulis;
4. Bapak Edy Herdyanto S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Acara;
5. Bapak Bambang Santoso S.H., M.Hum., selaku pembimbing skripsi yang
telah banyak membantu untuk memberikan pengarahan dalam proses
penyusunan penulisan hukum ini;
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta atas segala ilmunya yang telah diberikan untuk seluruh mahasiswa
termasuk Penulis selama menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret Surakarta;
7. My SuperDad and SuperMom, Bapak Yohanes Bambang Y. dan Ibu MM.
Wiwin Dewi K. yang selama ini telah memberikan kasih sayang, doa, dan
dukungan penuh kepada Penulis sehingga penulisan hukum ini terselesaikan
dengan baik. I LOVE YOU.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
8. Kakakku Sebastianus Rakka Jousiand KP. yang telah menyemangati Penulis
dalam proses pengerjaan skripsi ini.
9. Semua dari pihak keluarga dan saudara-saudara yang tidak bisa Penulis
sebutkan satu-persatu, yang telah banyak sekali membantu;
10. Sahabat-
untuk satu sama lain, mereka semua sudah seperti keluarga sendiri (Kartika
Nartya Prila, Kristina Kusumawardhani, Jeelyke Nilaria Suki Putri, Mega
Titis Arumdalu, Oktivia Pramita Putri), Om Kece Cuileee Adhiputro
Pangarso Wicaksono, Nicko Bayu Pradana, Tri Kartika Purbasari;
11. Sahabat-sahabatku dari SMA URSULIN ada Tante Memey, Cyreng
Cemplux, Sofia Sopheg yang selalu memberi dukungan, semangat, dan canda
tawa kalian;
12. Teman-teman para Kepoers dan Gosipers yang biasanya menghabiskan waktu
tertawa bersama di Lobby FH UNS, ada DaniJuley, IkaPuji, Alilesmana
Siwon, DewiAmbar Syahrini membahana, Okky Cimi, dan yang lainnya;
13. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta Angkatan 2008;
14. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan penulisan hukum ini sampai selesai.
Semoga Tuhan membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan
yang lebih dari yang mereka berikan. Penulis juga menyadari bahwa penulisan
hukum ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa, isi maupun
analisisnya, sehingga kritik dan saran sangat Penulis harapkan guna
kesempurnaan penulisan hukum ini.
Akhir kata Penulis berharap semoga hasil dari penulisan hukum ini bisa
bermanfaat untuk semua pihak.
Surakarta, 2013
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
DEWAN PENGUJI ......................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
E. Metode Penelitian........................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan Hukum ....................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori......................................................................... 12
1. Tinjauan Umum Tent ... 12
a. Pengertian Upaya Hukum ............................................ 12
b. Jenis Upaya Hukum ..................................................... 12
c. Upaya Hukum Kasasi ................................................... 13
d. Tujuan Upaya Hukum Kasasi ...................................... 13
e. Alasan Pengajuan Permohonan Kasasi ........................ 14
f. Tata Cara Pemeriksaan Kasasi ..................................... 15
2. Tinjauan Umum Tentang Judex` F 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
a. Pengertian Judex` Factie .............................................. 16
b. Judex` Factie dalam Sistem Hukum Pidana ................. 17
3. 17
4. 20
5. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Persetubuhan
dengan Anak Diba 24
a. Tindak Pidana............................................................... 24
b. Tindak Pidana Persetubuhan ........................................ 25
c. Anak Dibawah Umur ................................................... 27
B. Kerangka Pemikiran ................................................................. 29
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengesampingan Judex` Factie Terhadap Alat Bukti Petunjuk
Berupa Berita Acara Pemeriksaan Saksi Korban Sebagai Dasar
Penuntut Umum Mengajukan Kasasi Terhadap Putusan Bebas
dalam Perkara Persetubuhan dengan Anak Dibawah Umur
Tidak Bertentangan dengan Ketentuan Pasal 244 KUHAP
1. Kasus Posisi ....................................................................... 31
2. Identitas Terdakwa ............................................................. 32
3. Dakwaan Penuntut Umum ................................................. 32
4. Tuntuta ............................................................. 43
5. Amar Putusan Pengadilan Negeri ...................................... 44
6. Alasan-alasan Pengajuan Kasasi ........................................ 45
7. Amar Putusan Mahkamah Agung ...................................... 93
8. ............................................................... 94
B. Argumentasi Hukum Hakim Mahkamah Agung dalam Menilai
Permohonan Kasasi Penuntut Umum Terhadap Putusan Bebas
dalam Perkara Persetubuhan dengan Anak Dibawah Umur
1. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung ........................... 95
2. Amar Putusan Mahkamah Agung ...................................... 98
3. ................................................................ 99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
BAB IV PENUTUP
a. Simpulan .................................................................................. 101
b. .................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan hukum saat ini terkadang sering tidak disadari oleh
masyarakat bahwa tidak selamanya akan membawa dampak yang positif, namun
dapat membawa dampak negatif yang berakibat timbulnya suatu tindak kejahatan.
Timbulnya suatu kejahatan disebabkan karena adanya niat dari si pelaku dan ada
kesempatan. Yang menjadi korban dari tindak kejahatan tersebut tidak hanya
pemerintah, instansi swasta, dan masyarakat, akan tetapi anak-anak pun dapat
menjadi korbannya, seperti yang sekarang marak terjadi yaitu persetubuhan atau
perkosaan, kekerasan, perdagangan, prostitusi, dan lain-lain.
Kekerasan seksual atau pelecehan seksual terhadap anak adalah suatu bentuk
penyiksaan anak dimana orang dewasa atau remaja yang lebih tua menggunakan
anak untuk rangsangan seksual. Yang termasuk bentuk pelecehan seksual
terhadap anak antara lain yaitu meminta atau menekan seorang anak untuk
melakukan aktivitas seksual, memberikan paparan yang tidak senonoh dari alat
kelamin untuk anak, menampilkan pornografi untuk anak, melakukan hubungan
seksual terhadap anak, dan lainnya. Efek yang ditimbulkan dari pelecehan seksual
terhadap anak antara lain yaitu depresi, gangguan stres pascatrauma, kegelisahan,
kecenderungan untuk menjadi korban lebih lanjut pada masa dewasa, dan cidera
fisik bagi si anak. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pelecehan_seksual_terhadap_anak
dikases tanggal 20 April 2012 pukul 18.00 WIB).
Pada jaman sekarang ini, banyak sekali anak yang menjadi korban pelecehan
seksual khususnya perkosaan yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak di
bawah umur. Faktor yang sangat menonjol sehingga menyebabkan timbulnya
pelecehan seksual ini tidak lain adalah kemajuan di bidang teknologi, antara lain
akses internet yang sekarang telah berkembang sangat pesat, namun sering pula
disalahgunakan oleh sebagian masyarakat pengguna internet. Contoh yang paling
sering terjadi adalah internet digunakan untuk membuka situs pornografi, dan itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menimbulkan pengaruh yang sangat negatif. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada
saat ini informasi sangat bebas dan mudah diakses, baik di desa maupun di kota.
Tidak hanya melalui internet, tetapi juga televisi, koran, dan majalah yang banyak
menyajikan informasi seksual atau pornografi. Hal ini dapat memicu
meningkatnya kasus kekerasan seksual pada anak.
Salah satu persoalan fundamental dalam penanggulangan masalah kekerasan
seksual terhadap anak adalah berkaitan dengan steoritipe dan karakter populasi
pelaku, sebagaimana dikemukakan oleh David Finkelhor sebagai berikut :
One fundamental problem regarding prevention policy in the justice system is that it is based on an overly stereotyped and generally mistaken characterization of the offender population.13 The stereotype typifies child sexual abusers as exclusively adult men who are sexually oriented to pre-pubescent children (that is, pedophiles) and who thus are strongly motivated to offend. These men are seen as being guileful and skilled in relating to children, likely to prey on children they encounter in public environments, generally resistant to treatment, deterrence, or rehabilitation, and thus highly likely to offend again (David Finkelhor. The Prevention of Childhood Sexual Abuse VOL. 19 / NO. 2 / FALL 2009 169).
Dalam Pasal 285 KUHP ditegaskan bahwa barang siapa dengan kekerasan
atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia diluar
pernikahan, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara selama-
lamanya dua belas tahun. Pasal 285 KUHP ini mengatur tentang perkosaan
terhadap wanita secara umum (segala umur). Sedangkan perkosaan terhadap anak
(wanita dibawah umur) diatur dalam Pasal 287 KUHP yang dirumuskan sebagai
berikut:
1. Barangsiapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar pernikahan, padahal
diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa umurnya belum lima belas
tahun, atau kalau umurnya tidak ternyata belum mampu dikawin, diancam
dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun.
2. Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan kecuali jika umurnya wanita
belum sampai dua belas tahun atau jika ada salah satu hal tersebut Pasal 291
dan 294.
Anak korban kekerasan seksual khususnya pemerkosaan perlu mendapatkan
perlindungan, seperti yang dikemukakan oleh Sudaryono sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Perlindungan korban (tentunya termasuk anak) kejahatan (kekerasan) dapat mencakup bentuk perlindungan yang bersifat abstrak (tidak langsung) maupun yang konkret (langsung). Perlindungan yang abstrak pada dasarnya merupakan bentuk perlindungan yang hanya bisa dinikmati atau dirasakan secara emosional (psikis), seperti rasa puas. Sementara itu perlindungan yang konkret pada dasarnya merupakan bentuk perlindungan yang dapat dinikmati secara nyata, seperti pemberian yang berupa atau bersifat materi maupun non-materi. (Sudaryono. Kekerasan pada Anak. Jurnal Ilmu Hukum Vol 10 No. 1 Maret 2007 : 87-102).
Tindak pidana perkosaan yang dilakukan terhadap anak-anak diatur secara
lebih khusus dalam Pasal 81 Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman
kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan
orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun
dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta
rupiah).
2. Ketentuan pidana sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula
bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian
kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau
dengan orang lain.
Penegakan hukum tidak akan lepas dari proses peradilan yang bersumber
dari hukum formil, dimana hukum formil Indonesia bersumber pada Undang-
undang nomor 8 Tahun 1981 atau KUHAP. KUHAP menganut sistem peradilan
pidana terpadu, dimana keseluruhan proses saling berhubungan secara terpadu
antara satu sama lain sebagaimana layaknya suatu sistem. Proses peradilan dalam
penegakan hukum pidana tidak akan lepas dari proses penyusunan BAP (Berita
Acara Pemeriksaan) dalam proses penyidikan. BAP tersebut berisi keterangan
saksi, keterangan ahli, keterangan terdakwa dan lain-lain yang kemudian jika BAP
tersebut sudah dinyatakan lengkap maka BAP tersebut oleh penyidik akan
dilimpahkan ke kejaksaan untuk dilakukan penuntutan terhadap tersangka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Pemeriksaan dipersidangan, khususnya dalam agenda pembuktian atau
pemeriksaan alat bukti mengacu pada BAP. Hal-hal yang telah tercantum dalam
BAP kemudian dinyatakan kembali dalam persidangan antara lain keterangan
saksi, keterangan ahli dan keterangan terdakwa. Hal tersebut dikarenakan
keterangan dari saksi, ahli dan terdakwa dinyatakan sah sebagai alat bukti apabila
diucapkan dibawah sumpah dan diucapkan dimuka persidangan.
Salah satu alat bukti yang disebutkan dalam Pasal 184 KUHAP adalah
petunjuk. Petunjuk dibentuk dari keterangan saksi, surat-surat dan keterangan
terdakwa. Namun, dalam kasus-kasus tertentu BAP dijadikan alat bukti petunjuk
seperti dalam kasus persetubuhan dengan anak di bawah umur yang dilakukan
oleh ayah kandungnya sendiri yaitu Ngatemin bin Sarimin terhadap anak
perempuannya Rinawati binti Ngatemin yang saat ini masih berusia 14 (empat
belas tahun).
Dalam kasus tersebut alat Bukti petunjuk berupa BAP dikesampingkan oleh
Judex` Factie, yang kemudian perkara tersebut diputus oleh majelis hakim.
Majelis hakim menyatakan bahwa terdakwa Ngatemin bin Sarimin tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana persetubuhan
dengan anak di bawah umur, dalam arti lain terdakwa bebas dari segala dakwaan
tersebut. Penuntut Umum yang menangani perkara itu kemudian mengajukan
upaya hukum kasasi atas putusan Pengadilan Negeri Tanjung Selor
No.152/Pid.B/2007/PN.Tg.Slr berdasarkan pengesampingan alat bukti petunjuk
berupa BAP oleh Judex` Factie.
Atas dasar uraian di atas, maka penulis hendak mengkaji lebih dalam tentang
pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti berita acara pemeriksaan saksi
korban sebagai dasar penuntut umum mengajukan kasasi terhadap putusan bebas
dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur ke dalam penulisan
hukum yang berjudul : TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN
JUDEX` FACTIE TERHADAP ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA
BERITA ACARA PEMERIKSAAN SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR
PENUNTUT UMUM MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN
BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung
Nomor 960 K/Pid.Sus/2008).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang diatas, pokok perumusan
masalah yang dapat diangkat dan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Apakah tentang pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk
berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban sebagai dasar Penuntut Umum
mengajukan kasasi terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan
dengan anak di bawah umur tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 244
KUHAP ?
2. Bagaimanakah argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menilai
permohonan kasasi Penuntut Umum terhadap putusan bebas dalam perkara
persetubuhan dengan anak di bawah umur ?
C. Tujuan Penelitian
Di setiap kegiatan penelitian harus memiliki tujuan yang jelas untuk
mencapai suatu target dalam penelitian sebagai solusi atas permasalahan yang
dihadapi (tujuan objektif) atau untuk memenuhi kebutuhan perorangan (tujuan
subjektif). Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Tujuan Objektif
a. Untuk mengetahui pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti
petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban sebagai dasar
Penuntut Umum mengajukan kasasi terhadap putusan bebas (vrijspraak)
dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur;
b. Untuk mengetahuin bagaimana argumentasi hukum Hakim Mahkamah
Agung dalam menilai permohonan kasasi Penuntut Umum terhadap
putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Tujuan Subjektif
a. Untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman aspek hukum
dalam bidang Hukum Acara Pidana khususnya mengenai pengesampingan
Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita Acara
Pemeriksaan sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan kasasi terhadap
putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur;
b. Untuk melatih kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu dan teori-teori
hukum yang telah penulis ketahui agar dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri dan masyarakat lainnya;
c. Memperoleh data-data sebagai bahan utama dalam penyusunan penulisan
hukum (skripsi) untuk melengkapi persyaratan akademis guna
memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian hukum ini penulis berharap dapat memberikan manfaat
bagi penulis sendiri, pembaca, dan pihak-pihak lain yang terkait. Adapun manfaat
yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran
bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum acara pidana
pada khususnya;
b. Sebagai bahan masukan dan pengajaran untuk pemahaman, pengkajian,
dan penulisan karya ilmiah di bidang hukum khususnya hukum acara
pidana.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu hukum pada umumnya
dan hukum acara pidana pada khususnya, yang berkaitan dengan
pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita
Acara Pemeriksaan saksi korban;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Menjadi sebuah tantangan bagi penulis untuk dapat mengembangan
kemampuan berpikir dalam menerapkan ilmu hukum yang telah diperoleh
penulis;
c. Memberikan pengetahuan dan pengalaman yang baru untuk penulis
mengenai permasalahan yang dikaji dalam penelitian hukum ini.
E. Metode Penelitian
Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai
berikut :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah
penelitian hukum normatif. Penelitian hukum adalah suatu proses untuk
menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin hukum
guna menjawab isu hukum yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2005 :
35). Penelitian hukum normatif memiliki pengertian yang sama dengan
penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu penelitian berdasarkan bahan-
bahan hukum (library based) yang fokusnya pada membaca dan mempelajari
bahan-bahan hukum primer dan sekunder (Johnny Ibrahim, 2006:44).
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat preskriptif dan terapan . Sebagai ilmu yang bersifat
preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan,
validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum
(Peter Mahmud Marzuki, 2005:35). Bersifat terapan artinya ilmu hukum
menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan, rambu-rambu dalam
aturan hukum. Menurut Nomensen Sinamo dalam bukunya yang berjudul
ngan penelitian preskriptif
yaitu penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan saran-saran mengenai apa
yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Pendekatan Penelitian
dijelaskan bahwa dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan
penelitian, yaitu :
a. Pendekatan Perundang-undangan (statute approach);
b. Pendekatan Kasus (case approach);
c. Pendekatan Historis (historical approach);
d. Pendekatan Perbandingan (comparative approach);
e. Pendekatan Konseptual (conceptual approach).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah
pendekatan kasus (case approach). Pendekatan ini dilakukan dengan
mempelajari penerapan dan norma-norma hukum yang dilakukan dalam
praktek hukum.
4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum
Dalam penelitian hukum ini jenis data yang digunakan adalah bahan
hukum primer dan sekunder.
Sumber bahan hukum yang digunakan adalah :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoratif,
artinya mempunyai otoritas atau kekuasaan dalam pelaksanaannya. Bahan
hukum primer terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan-catatan
resmi atau risalah dalam pembuatan undang-undang, dan putusan hakim.
Bahan hukum yang digunakan penulis berupa :
1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;
2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
3) Putusan Mahkamah Agung Nomor 960 K/Pid.Sus/2008 tentang
persetubuhan dengan anak di bawah umur;
4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
b. Bahan Hukum Sekunder
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan hukum
primer, seperti :
1) Buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini;
2) Hasil karya ilmiah para sarjana;
3) Hasil penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi dokumentasi atau studi kepustakaan. Pengumpulan bahan hukum
dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, mencatat buku-buku, literatur,
artikel dari media massa maupun internet, makalah, dokumen, serta bahan-
bahan lain yang berhubungan dengan pokok pembahasan dalam penelitian
hukum ini.
6. Teknik Analis Bahan Hukum
Analisis data adalah mekanisme mengorganisasikan data dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan hipotesis kerja yang diterangkan oleh data (Lexi. J
Moelong, 2006:280).
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan logika deduktif.
Menurut Peter Mahmud Marzuki yang mengutip pendapat Philipus M. Hadjon
menjelaskan metode deduksi sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh
Aristoteles, penggunaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan premis
major (pernyataan bersifat umum). Kemudian diajukan premis minor (bersifat
khusus), dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu kesimpulan atau
conclusion. Akan tetapi di dalam argumentasi hukum, silogisme hukum tidak
sesederhana silogisme tradisional (Peter Mahmud Marzuki, 2009:47).
Johnny Ibrahim yang mengutip pendapat Bernard Arief Shidarta, logika
deduktif merupakan suatu teknik untuk menarik kesimpulan dari hal yang
bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual. Penalaran deduktif
adalah penalaran yang bertolak dari aturan hukum yang berlaku umum pada
kasus individual dan konkret yang dihadapi (Johnny Ibrahim, 2006 : 249-250).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
F. Sistematika Penulisan Hukum
Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika
penulisan hukum yang sesuai dengan aturan dalam penulisan hukum serta untuk
mempermudah pemahaman mengenai seluruh isi penulisan hukum ini, maka
peneliti menjabarkan dalam bentuk sistematika penulisan hukum yang terdiri dari
4 (empat) bab dimana tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang
dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman mengenai seluruh isi penulisan
hukum ini.Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian, dan sistematika penulisan hukum (skripsi).
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis memberikan landasan teori atau
memberikan penjelasan secara teoritik, yang bersumber pada bahan
hukum yang penulis gunakan dan doktrin ilmu hukum yang dianut
secara universal, mengenai persoalan yang berkaitan dengan
permasalahan yang sedang penulis teliti.
Landasan teori tersebut meliputi, tinjauan umum tentang upaya
hukum kasasi, tinjauan umum tentang Judex` Factie, tinjauan umum
tentang Berita Acara Pemeriksaan, tinjauan umum tentang putusan,
tinjauan umum tentang tindak pidana persetubuhan dengan anak di
bawah umur. Selain itu untuk memudahkan pemahaman alur berfikir,
maka dalam bab ini juga disertai kerangka pemikiran.
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menyajikan
pembahasan berdasarkan rumusan masalah, yaitu: pengesampingan
Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita Acara
Pemeriksaan saksi korban sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan
kasasi terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan
anak di bawah umur dan argumentasi hukum Hakim Mahkamah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Agung dalam menilai permohonan kasasi Penuntut Umum terhadap
putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah
umur.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini akan menguraikan kesimpulan dan saran terkait dengan
permasalahan yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum tentang Upaya Hukum Kasasi
a. Pengertian Upaya Hukum
Menurut Pasal 1 butir (12) KUHAP, upaya hukum adalah hak
terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan pengadilan
yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau hak terpidana untuk
mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK) dalam hal serta
menurut cara yang diatur-dalam undang-undang ini.
Tujuan utama dalam suatu proses di muka Pengadilan adalah untuk
memperoleh putusan Hakim yang berkekuatan hukum tetap. Akan tetapi,
setiap putusan yang dijatuhkan oleh Hakim belum tentu dapat menjamin
kebenaran secara yuridis, karena putusan itu tidak lepas dari kekeliruan
dan kekhilafan, bahkan tidak mustahil bersifat memihak. Agar kekeliruan
dan kekilafan itu dapat diperbaiki, maka demi tegaknya kebenaran dan
keadilan, terhadap putusan Hakim itu dimungkinkan untuk diperiksa
ulang. Cara yang tepat untuk dapat mewujudkan kebenaran dan keadilan
itu adalah dengan melaksanakan upaya hukum. Jadi, upaya hukum
merupakan upaya atau alat untuk mencegah atau memperbaiki kekeliruan
dalam suatu putusan (Krisna Harahap, 2003 : 114-115).
b. Jenis jenis Upaya Hukum
1) Upaya Hukum Biasa
a) Perlawanan;
b) Banding;
c) Kasasi.
2) Upaya Hukum Luar Biasa
a) Peninjauan Kembali (PK);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b) Kasasi demi Kepentingan Hukum yang Diajukan oleh Jaksa
Agung.
c. Upaya Hukum Kasasi
Mahkamah Agung untuk memeriksa kembali putusan-putusan dari
pengadilan-
(J.C.T Simorangkir,dkk,2000:81). Kasasi berarti pembatalan dan hanya
dapat dilakukan oleh Mahkamah Agung sebagai pihak yang melakukan
pengawasan tertinggi atas perbuatan pengadilan yang lain. Peradilan kasasi
berasal dari hukum Perancis.
Menurut ketentuan Pasal 244 KUHAP, Terhadap putusan perkara
pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain
daripada Mahkamah Agung, Terdakwa atau Penuntut umum dapat
mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung
kecuali terhadap putusan bebas.
d. Tujuan Upaya Hukum Kasasi
Adapun tujuan utama dalam upaya hukum kasasi :
1) Koreksi terhadap kesalahan putusan pengadilan yang berada
dibawahnya, memperbaiki dan meluruskan kesalahan penerapan
hukum, agar peraturan hukum benar-benar diterapkan sebagaimana
mestinya serta apakah cara mengadili perkara benar-benar dilakukan
menurut peraturan Undang-Undang.
2) Menciptakan dan membentuk hukum baru, disamping tindakan koreksi
yang dilakukan Mahkamah Agung dalam peradilan kasasi ada kalanya
tindakan koreksi sekaligus menciptakan kaidah hukum baru dalam
bentuk yurisprudensi. Berdasarkan jabatan dan wewenang yang ada
padanya dalam bentuk judge making law, Mahkamah Agung
menciptakan hukum baru guna mengisi kekosongan hukum, maupun
dalam rangka mensejajarkan makna dan jiwa ketentuan Undang-
Undang sesuai dengan elastisitas pertumbuhan kebutuhan lajunya
perkembangan nilai dan kesadaran masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3) Pengawasan terciptanya keseragaman penerapan hukum, dengan
adanya putusan kasasi yang menciptakan adanya yurisprudensi, sedikit
banyak akan mengarahkan keseragaman pandangan dan titik tolak
dalam penerapan hokum
e. Alasan Pengajuan Permohonan Kasasi
Alasan kasasi adalah dasar atau landasan dari pihak pemohon kasasi
terhadap putusan Pengadilan yang dimohonkan kasasinya kepada
Mahkamah Agung. Alasan alasan kasasi tersebut oleh pemohon kasasi
diuraikan dalam memori kasasi.
Ketentuan Pasal 248 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa pemohon
kasasi wajib mengajukan memori kasasi yang memuat alasan permohonan
kasasinya, maka sejalan dengan ketentuan tersebut pengajuan memori
kasasi harus secara jelas mengemukakan alasan-alasan permohonan
kasasinya. Terkabul atau tidaknya permohonan kasasi disamping
digantungkan pada syarat-syarat formil (tentang tata cara dan tenggang
waktu pengajuan permohonan kasasi) juga digantungkan pada syarat
material, yaitu tentang alasan-alasan kasasi sebagaimana diatur dalam
Pasal 253 ayat (1) KUHAP.
Secara yuridis dikatakan bahwa alasan-alasan pengajuan
permohonan kasasi tersebut diatur dalam Pasal 253 ayat (1) KUHAP.
Berdasarkan ketentuan Pasal 253 (1) KUHAP tersebut, Pemeriksaan dalam
tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan para
pihak guna menentukan :
1) Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan
tidak sebagaimana mestinya;
2) Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan
undang-undang;
3) Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.
Alasan-alasan kasasi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 253 ayat
(1) KUHAP tersebut bersifat limitatif. Oleh karena pemohon kasasi baik
pihak terdakwa/kuasa hukumnya maupun pihak jaksa penuntut umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
yang mengajukan permohonan kasasi harus menggunakan alasan-alasan
sebagaimana diatur dalam Pasal 253 ayat (1) KUHAP tersebut, pemohon
kasasi tidak dapat mempergunakan alasan-alasan lain selain dari yang
telah ditetapkan dalam Undang-Undang (Harun M. Husein, 1992: 74).
Apabila alasan-alasan yang digunakan diluar ketentuan yang diatur dalam
Pasal 253 ayat (1) KUHAP atau dengan kata lain pemohon kasasi
menggunakan alasan lain selain yang telah ditentukan Undang-Undang
maka Mahkamah Agung tidak dapat melakukan pemeriksaan pada tingkat
kasasi atas permohonan tersebut karena kewenangan Mahkamah Agung
pada pemeriksaan tingkat kasasi hanya terbatas pada masalah-masalah
penerapan hukum sebagaimana dimaksud pada Pasal 253 ayat (1)
KUHAP. Jika yang demikian itu terjadi maka secara yuridis alasan kasasi
tersebut tidak dibenarkan oleh ketentuan Undang-Undang sehingga alasan-
alasan tersebut akandinyatakan tidak diterima oleh Mahkamah Agung.
Alasan-alasan kasasi yang dalam praktik sering digunakan tetapi
diluar ketentuan secara yuridis yaitu ketentuan Pasal 253 ayat (1) KUHAP,
sehingga permohonan kasasi tersebut ditolak oleh Mahkamah Agung,
diantaranya sebagai berikut :
1) Pemohon kasasi keberatan atas penilaian hasil pembuktian yang
dilakukan oleh Judex` Factie;
2) Sifat permohonan kasasi adalah pengulangan fakta atau diajukannya
suatu bukti baru;
3) Sifat memori kasasi yang tidak menyangkut persoalan atau materi
perkara;
4) Memori kasasi terhadap berat ringannya pidana, jenis pidana, dan
besar kecilnya jumlah denda.
f. Tata Cara Pemeriksaan Kasasi
Prosedur dan tata cara pemeriksaan kasasi diatur dalam Pasal 253
ayat (2) KUHAP, tata cara pemeriksaan tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
1) Pemeriksaan dilakukan sekurang-kurangnya oleh tiga orang hakim.
Dalam praktik tidak jarang dilakukan pemeriksaan tingkat kasasi oleh
lebih dari tiga orang hakim dan jika hal ini dilakukan maka disebut
dengan Majelis Lengkap;
2) Pemeriksaan kasasi dilakukan atas dasar berkas perkara. Berdasarkan
ketentuan Pasal 253 ayat (2) KUHAP, dalam berkas perkara yang
diterima oleh Mahkamah Agung terdapat hal sebagai berikut :
a) Berita acara pemeriksaan penyidik;
b) Berita acara pemeriksaan sidang di Pengadilan Negeri;
c) Semua surat-surat yang timbul dalam persidangan yang
berhubungan dengan perkara yang bersangkutan;
d) Putusan pengadilan tingkat pertama (Pengadilan Negeri);
e) Putusan tingkat banding (Pengadilan Tinggi) khususnya pada
perkara yang diputus dengan pemidanaan (veroordeling);
f) Jika dianggap perlu Mahkamah Agung dapat melakukan
pemeriksaan tambahan. Berdasarkan pada ketentuan Pasal 253 ayat
(3) KUHAP, pemeriksaan tambahan tersebut dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
(1) Dilakukan oleh Mahkamah Agung sendiri.
(2) Dilakukan oleh Judex` Factie atas perintah dari Mahkamah
Agung atas Putusan Sela.
2. Tinjauan Umum tentang Judex` Factie
a. Pengertian Judex` Factie
Judex` Factie merupakan badan peradilan yang memeriksa fakta-
fakta tentang terjadinya suatu tindak pidana yang didakwakan kepada
terdakwa. Judex` Factie dalam memeriksa dan memutus perkara adalah
berdasarkan surat dakwaan yang telah disusun sedemikian rupa oleh
Penuntut Umum. Dari pemeriksaan perkara tersebut maka akan terungkap
fakta-fakta di persidangan yang menjadi penilaian serta pertimbangan
hakim untuk memberikan putusan atas tindak pidana yang didakwakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
kepada terdakwa. Hal tersebutlah yang membedakannya dengan judex
juris yang memeriksa penerapan hukumnya atau dengan kata lain
penerapan hukum Judex` Factie dalam memeriksa dan memutus perkara
yang telah menjadi kewenangannya berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
b. Judex` Factie Dalam Sistem Hukum Pidana di Indonesia
Judex` Factie dalam sistem hukum pidana Indonesia dijalankan oleh
pengadilan tingkat pertama dan banding. Pengadilan tingkat pertama
adalah Pengadilan Negeri tingkat pertama yang diberikan kewenangan
untuk memeriksa dan memutus perkara pidana yang dilimpahkan
kepadanya. Sedangkan pengadilan tingkat banding adalah Pengadilan
Tinggi Negeri yang diberika kewenangan oleh peraturan perundang-
undangan untuk memeriksa permohonan banding yang diajukan atas
putusan pengadilan tingkat pertama oleh penuntut umum atau terdakwa
yang tidak menerima putusan yang bersangkutan. Jadi di Indonesia
pemeriksaan Judex` Factie ada 2 (dua) tingkatan, yaitu tingkat pertama
yang dijalankan oleh Pengadilan Negeri dan tingkat banding sebagai upaya
hukum atas putusan Pengadilan Negeri tingkat pertama yang dijalankan
oleh Pengadilan Tinggi.
3. Tinjauan Umum tentang Berita Acara Pemeriksaan
Berita Acara Pemeriksaan Tersangka / Saksi yaitu sebuah dokumen
catatan atau tulisan yang bersifat otentik, dibuat dalam bentuk tertentu oleh
penyidik atau penyidik pembantu atas kekuatan sumpah jabatan, diberi tanggal
dan ditandatangani oleh penyidik atau penyidik pembantu dan tersangka, saksi
atau keterangan ahli, memuat uraian tindak pidana yang memenuhi unsur-
unsur tindak pidana yang dipersangkakan dengan menyebut waktu, tempat dan
keadaan pada waktu tindak pidana dilakukan, identitas pemeriksa dan yang
diperiksa, keterangan yang diperiksa, catatan mengenai akta dan/atau benda
serta segala sesuatu yang dianggap perlu untuk kepentingan penyelesaian
perkara pidana. (http://rgs-istilah-hukum.blogspot.com/2010/11/berita-acara-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
pemeriksaan-tersangka-atau.html diakses tanggal 12 April 2012 pukul 15.00
WIB)
Fungsi berita acara pemeriksaan (BAP) pada tahap penyidikan,
merupakan pedoman bagi hakim dalam melakukan pemeriksaan di sidang
pengadilan. Dengan demikian, hakim tidak boleh terikat dan tergantung dari
BAP penyidik. Hakim harus menggali dan mendalami keterangan saksi
dihubungkan dengan segala hal yang terungkap selama persidangan untuk
mendapatkan keterangan yang sebenarnya. Apabila saksi mengajukan
permintaan dan pernyataan pencabutan BAP saksi di penyidikan, maka hakim
akan mengajukan pertanyaan dan meminta saksi memberikan alasan-alasan
yang masuk akal dan diterima hakim BAP saksi di penyidikan yang telah
dicabut dan diterima hakim, maka keterangan saksi bukan lagi merupakan alat
bukti keterangan saksi, tetapi sebagai alat bukti petunjuk setelah Hakim
memeriksa keterangan saksi dan alat bukti lainnya dengan cermat, arif dan
bijaksana. (http://bapsaksihakimunila.wordpress.com/2009/06/07/fungsi-
berita-acara-pemeriksaan-bap-saksibagi-hakim-dalam-rangka-pemeriksaan-
perkara-pidana-pada-tahap-sidang-pengadilan/ diakses tanggal 14 April 2012
pukul 19.00 WIB)
Setelah penyidik berpendapat segala sesuatu pemeriksaan yang
membuat berita acara dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam
Pasal 121 KUHAP, antara lain :
a. Memberi tanggal pada berita acara;
b. Memuat tindak pidana yang disangkakan dengan menyebut waktu, tempat,
dan keadaan sewaktu tindak pidana dilakukan;
c. Nama dan tempat tinggal tersangka dan saksi-saksi;
d. Keterangan mengenai tersangka dan saksi (mur, bangsa, agama, dan lain-
lain);
e. Catatan mengenai akta dan benda;
f. Serta segala sesuatu yang dianggap perlu untuk kepentingan penyelesaian
perkara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Demikian syarat pembuatan berita acara yang ditentukan dalam Pasal
121 KUHAP. Akan tetapi, untuk lengkapnya berita acara harus dihubungkan
dengan ketentuan Pasal 75 KUHAP. Hal ini berarti, berita acaranya telah
dibuat tersendiri dalam pemeriksaan penyidikan dilampirkan dalam berita
acara penyidikan yang dibuat oleh penyidik. Dalam berita acara penyidikan
harus terlampir segala sesuatu tindakan penyidik selama dalam pemeriksaan,
sepanjang hal itu telah diterangkannya dalam berita acara pemeriksaan. Jadi,
dalam berita acara penyidikan yang berupa berkas perkara hasil penyidikan,
penyidik melampirkan berita acara (Pasal 75 ayat (1)) antara lain :
a. Pemeriksaan tersangka;
b. Penangkapan;
c. Penahanan;
d. Penggeledahan;
e. Pemasukan rumah;
f. Penyitaan benda;
g. Pemeriksaan surat;
h. Pemeriksaan saksi;
i. Pemeriksaan ditempat kejadian;
j. Pelaksanaan tindakan lain sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang.
Berita acara penyidikan dan lampiran-lampiran yang bersangkutan,
dijilid menjadi suatu berkas oleh penyidik. Jilidan berkas berita acara disebut
melakukan tindakan tersebut pada ayat (1) dan dibuat atas kekuatan sumpah
jabatan. Berita acara tersebut selain ditandatangani oleh pejabat polisi
ditandatangani pula oleh semua pihak yang terlibat dalam tindakan tersebut
pada ayat (1) di atas. Berita acara yang dimaksud dalam Pasal 75 KUHAP ini
diperuntukkan bagi pelaksanaan tugas penyidik dan penuntut umum.
Sedangkan berita acara yang menyangkut jalannya persidangan diatur dalam
Pasal 202 KUHAP, yang mensyaratkan cukup ditandatangani oleh hakim
ketua sidang dan panitera.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Berita acara yang tercantum dalam ayat (1) angka 1 sampai angka 10
adalah menyangkut tugas penyidikan, sesuai dengan tugas penyidikan dalam
menjalankan kewajiban (Pasal 121 KUHAP). Tugas penyidik adalah
menyiapakan hasil pemeriksaan penyidikan yang berupa berita acara sebagai
berkas perkara. Dari hasil pemeriksaan penyidikan tersebut lalu dibuat oleh
penyidik suatu kesimpulan yang pada umumnya disebut resume. Dalam
resume tersebut diuraikan singkat keterangan-keterangan yang telah diberikan
pada pemenuhan unsur-unsur tindak pidana yang dilakukan oleh tersangka
sesuai dengan Pasal-Pasal yang disangkakan.
4. Tinjauan Umum tentang Putusan
Putusan hakim memiliki peranan penting yang sangat menentukan dalam
penegakan hukum dan keadilan. Karena itu didalam menjatuhkan putusannya
hakim harus sangat berhati-hati dan penuh dengan pertimbangan. Hal ini
dimaksudkan agar jangan sampai suatu putusan penuh dengan kekeliruan yang
akibatnya akan menimbulkan rasa tidak puas, ketidakadilan dan dapat
menjatuhkan kewibawaan pengadilan. Oleh sebab itu sebelum hakim
menjatuhkan putusannya, maka harus dilakukan pertimbangan masak-masak,
karena pertimbangan hakim tersebut dapat memberikan pengaruh dalam
menjatuhkan putusan.
Dalam perumusan pengertian putusan tersebut, telah tergambar tentang
tata cara pengucapan putusan dan bentuk-bentuk putusan pengadilan. Putusan
pengadilan harus diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum. Jika
tidak dipenuhi ketentuan tersebut maka putusan tidak sah dan tidak
mempunyai kekuatan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 195 KUHAP.
Putusan yang tidak memenuhi tata cara tersebut, disamping tidak sah dan tidak
mempunyai kekuatan yang mengikat , dapat dimintakan pembatalannya
melalui upaya hukum kasasi.
Menurut Pasal 1 butir 11 KUHAP memberikan penjelasan mengenai
dang
pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
segala tuntutan hukum dalam hal serta merta menurut cara yang diatur dalam
undang-
Menurut ketentuan dalam Pasal 182 ayat (4) KUHAP proses
pengambilan putusan oleh majelis hakim dilakukan dengan musyawarah yang
didasarkan atas surat dakwaan dan segala sesuatu yang terbukti dalam
pemeriksaan di persidangan. Dalam musyawarah tersebut hakim ketua majelis
mengajukan pertanyaan mulai dari hakim yang termuda sampai hakim yang
tertua, sedangkan hakim ketua terakhir sekali memberikan pendapatnya.
Semua pendapat harus disertai pertimbangan dan alasan-alasannya. Dalam
Pasal 182 ayat (6) KUHAP pada asasnya putusan dalam musyawarah majelis
merupakan hasil permufakatan bulat, kecuali setelah diusahakan sengan
sungguh-sungguh tidak dapat dicapai, maka berlakulah ketentuan :
a. Putusan diambil dengan suara terbanyak;
b. Jika tidak diperoleh suara terbanyak, maka diambillah pendapat hakim
yang paling menguntungkan terdakwa.
Putusan pengadilan oleh hakim dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Putusan Yang Menyatakan Tidak Berwenang Mengadili.
Dalam Putusan ini dapat berbentuk penetapan atau keputusan.
Penetapan dilakukan setelah menerima berkas perkara dari Kejaksaan,
kemudian Ketua Pengadilan Negeri segera memeriksa apakah perkara
termasuk wewenangnya untuk mengadili (Pasal 17 KUHAP). Jika Ketua
Pengadilan Negeri berpendapat bahwa hal tersebut tidak termasuk
wewenangnya maka ia akan membuat putusan berupa Penetapan.
Sedangkan Keputusan diter
berwenang mengadili apabila setelah persidangan dimulai dan Penuntut
Umum telah membacakan Surat Dakwaan dan Terdakwa dan Penasehat
Hukumnya mengajukan eksepsi yang menyatakan bahwa Pengadilan
tersebut tidak berwenang mengadili dan Hakim menerima eksepsi dari
Penasehat Hukum tersebut (Pasal 156 ayat 2 KUHAP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b. Putusan Yang Menyatakan Bahwa Dakwaan Batal Demi Hukum.
Dakwaan batal demi hukum apabila tidak terpenuhinya syarat-syarat
sebagai berikut :
1) Hakim tidak melakukan tindakan sehingga mengakibatkan terdakwa
atau saksi memberikan jawaban secara tidak bebas.
2) Hakim tidak menyatakan bahwa sidang terbuka untuk umum kecuali
dalam perkara kesusilaan yang terdakwanya anak-anak (Pasal 153 ayat
4 KUHAP).
c. Putusan Yang Menyatakan Bahwa Dakwaan Tidak Dapat Diterima.
Dakwaan tidak dapat diterima pada hakekatnya disebabkan karena
kekurangcermatan Penuntut Umum dalam membuat Surat Dakwaan. Hal
ini dapat terjadi karena :
1) Tidak adanya pengaduan yang diharuskan bagi penuntutan (delik
aduan);
2) Perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa sudah diadili (Nebis in
idem);
3) Hak untuk penuntutan telah hilang karena kadaluwarsa.
d. Putusan Bebas dari Segala Tuntutan Hukum.
Putusan bebas dari segala tuduhan hukum adalah putusan pengadilan
yang dijatuhkan kepada terdakwa karena dari hasil pemeriksaan sidang,
kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya
dinyatakan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. Putusan bebas ini
dijelaskan pula dalam Pasal 191 ayat (1) KUHAP, yaitu jika pengadilan
berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan disidang, kesalahan terdakwa
atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas.
Dakwaan tidak terbukti berarti bahwa apa yang di isyaratkan oleh
Pasal 183 KUHAP tidak dipenuhi, karena :
1) Tiadanya sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah, yang disebut
oleh Pasal 184 KUHAP, misalnya hanya ada satu saksi saja, tanpa
diteguhkan dengan bukti lain;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2) Meskipun terdapat dua alat bukti yang sah, akan tetapi Hakim tidak
mempunyai keyakinan atas kesalahan terdakwa, misalnya terdapat dua
keterangan saksi, akan tetapi Hakim tidak yakin akan kesalahan
terdakwa;
3) Jika salah satu atau lebih unsur tidak terbukti.
e. Putusan Lepas dari Segala Tuntutan Hukum.
Putusan pengadilan lepas dari segala tuntutan hukum adalah putusan
yang dijatuhkan kepada terdakwa yang setelah melalui pemeriksaan
ternyata menurut pendapat Pengadilan perbuatan yang didakwakan kepada
terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak
pidana. Dasar hukum jenis putusan ini terdapat dalam Pasal 191 ayat (2)
KUHAP yang menyebutkan, jika pengadilan berpendapat bahwa
perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu
tidak merupakan suatu tindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari
segala tuntutan.
Pelepasan dari segala tuntutan hukum dijatuhkan apabila terdapat
hal-hal yang menghapuskan pidana yang menyangkut perbuatanya sendiri
maupun yang menyangkut diri pelaku perbuatan itu, contohnya :
1) Pasal 44 KUHP, yaitu orang yang sakit jiwa;
2) Pasal 48 KUHP tentang keadaan memaksa (overmacht);
3) Pasal 49 KUHP tentang membela diri ( noodweer);
4) Pasal 51 KUHP melakukan perintah yang diberikan oleh atasan yang
sah.
Hal-hal yang menghapuskan pidana yang terdapat pada Pasal-Pasal
tersebut oleh Soedirjo dikatakan sebagai hal yang bersifat umum.
Disamping itu, dikatakan pula terdapat hal-hal yang menghapus pidana
secara khusus, yang diatur secara khusus dalam Pasal tertentu dalam
undang-undang, misalnya Pasal 116 dan 310 ayat (3) KUHP.
Terhadap putusan yang mengandung pelepasan terdakwa dari segala
tuntutan hukum yang menyangkut kurang tepatnya penerapan hukum dan
putusan pengadilan dalam acara cepat, menurut Pasal 67 KUHP tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dapat dimintakan pemeriksaan tingkat banding. Meskipun Pasal 67 KUHP
itu mengatakan demikian, tidak berarti setiap putusan pengadilan tingkat
pertama yang mengandung pelepasan dari segala tuntutan hukum terdakwa
atau penuntut umum tidak berhak meminta banding ke Pengadilan Tinggi.
f. Putusan Yang Mengandung Pemidanaan.
Jenis putusan pengadilan ini adalah putusan yang membebankan
suatu pidana kepada terdakwa karena perbuatan yang didakwakan terbukti
secara sah dan meyakinkan bahwa terdakwa bersalah melakukan
perbuatan yang didakwakan itu.
Apabila pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah
melakukan tindak pidana yang didakwakan maka pengadilan menjatuhkan
pidana (Pasal 193 ayat (1) KUHAP). Berdasarkan Pasal 10 KUHP pidana
terdiri atas :
1) Pidana Pokok : pidana mati, pidana kurungan, pidana penjara, dan
denda atau ganti rugi.
2) Pidana Tambahan : pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-
barang tertentu, dan pengumuman putusan pengadilan.
5. Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana Persetubuhan dengan Anak
Dibawah Umur
a. Tindak Pidana
Istilah mengenai tindak pidana merupakan terjemahan dari bahasa
Belanda yaitu strafbaarfeit atau delict, namun dalam perkembangan
hukum istilah strafbaarfeit atau delict memiliki banyak definisi yang
berbeda-beda, sehingga untuk memperoleh pendefinisian tentang tindak
pidana secara lebih tepat sangatlah sulit mengingat banyaknya pengertian
mengenai tindak pidana itu sendiri.
Pengertian tindak pidana menurut Moeljatno yaitu perbuatan pidana
sebagai perbuatan yang diancam dengan pidana, barang siapa yang
melanggar larangan tersebut (Sudarto, 1990 :43).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
b. Tindak Pidana Persetubuhan
Tindak pidana kesusilaan dalam KUHP dibedakan menjadi dua,
yaitu tindak pidana pemerkosaan untuk bersetubuh yang diatur dalam
Pasal 285 KUHP dan tindak pidana pemerkosaan untuk berbuat cabul
yang diatur dalam Pasal 289-296 KUHP.Sedangkan dalam Undang-
undang Perlindungan Anak tindak pidana kesusilaan yang melibatkan anak
didalamnya diatur dalam Pasal 82 dan Pasal 88 Undang-undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), pengertian
kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita yang bukan
isterinya bersetubuh dengan dia, diancam karena melakukan perkosaan
Yang dimaksud dengan persetubuhan dengan wanita yang belum
cukup umur yaitu persetubuhan dengan wanita bukan istrinya yang
umurnya belum genap 15 tahun. Berdasarkan Pasal 287 KUHP, jika umur
wanita itu belum genap 12 tahun maka termasuk delik biasa dan jika
umurnya sudah genap 12 tahun tetapi belum genap 15 tahun maka
termasuk delik aduan. Sedangkan yang dimaksud persetubuhan dengan
wanita tidak berdaya sebagaimana diuraikan dalam Pasal 286 KUHP ialah
persetubuhan dengan wanita bukan istrinya yang keadaan kesehatan
jiwanya tidak memungkinkan wanita itu dapat diminta persetujuannya
ataupun izinnya.
Pelaku pemerkosaan dapat digolongkan ke dalam lima kategori,
yaitu :
1) Immature : para pelaku melakukan pemerkosaan disebabkan oleh
ketidakmampuan mengidentifikasikan diri mereka dengan peran
seksual sebagai orang dewasa.
2) Frustated : para pelaku melakukan kejahatannya sebagai reaksi
melawan frustasi seksual yang sifatnya emosional terhadap orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dewasa. Biasanya pelaku beralih kepada anak-anaknya sendiri, ketika
merasa tidak seimbang dengan istrinya.
3) Sociopathic : para pelaku pemerkosaan yang melakukan perbuatannya
dengan orang yang sama sekali asing baginya, suatu tindakan yang
keluar dari kecenderungan agresif yang terkadang muncul.
4) Pathological : para pelaku pemerkosaan yang tidak mampu
mengontrol dorongan seksual sebagai hasil psikosis, lemah mental,
kelemahan organ tubuh, atau kemerosotan sebelum waktunya
(premature senile deterioration).
5) Miscellaneous : yang tidak termasuk semua kategori tersebut di atas.
Persetubuhan sendiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu
persetubuhan yang dilakukan secara legal dan persetubuhan yang
dilakukan secara tak legal. Persetubuhan terhadap wanita dianggap legal
jika wanita itu sudah cukup umur, tidak dalam ikatan perkawinan dengan
laki-laki lain dan dilakukan dengan izinnya atau persetujuannya.
Berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, seorang wanita dianggap
cukup umur dalam soal persetubuhan jika ia sudah genap berumur 15
tahun. Pada umur tersebut ia sudah dianggap mampu memahami resiko-
resikonya dan oleh karenanya ia dapat menentukan sendiri apakah ia akan
menyetujui suatu persetubuhan atau tidak. Namun persetubuhan dari
seorang wanita yang tidak sehat akalnya tidak dianggap syah, meskipun
wanita itu sudah berumur 15 tahun. Ikatan perkawinan dapat dianggap
sebagai persetujuan atau izin bagi suami untuk melakukan persetubuhan
dengan isterinya. Jika persetubuhan dilakukan dengan tidak mengindahkan
prinsip-prinsip di atas maka persetubuhan tersebut dianggap tak legal dan
dapat dipidana.
Berdasarkan KUHP, persetubuhan tak legal terdiri atas persetubuhan
yang dilakukan didalam perkawinan dan persetubuhan yang dilakukan
diluar perkawinan. Yang dimaksud persetubuhan tak legal yang dilakukan
didalam perkawinan disini adalah persetubuhan yang dilakukan terhadap
isterinya sendiri yang belum cukup umur dan persetubuhan tersebut telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
menimbulkan luka-luka. Ancaman hukumannya berdasarkan Pasal 288
KUHP ialah penjara selama-lamanya 4 tahun, jika mengakibatkan luka
berat maka ancaman hukumannya 8 tahun dan jika mengakibatkan mati
ancaman hukumannya 12 tahun. Sedangkan persetubuhan tak legal yang
dilakukan diluar perkawinan adalah persetubuhan yang dilakukan oleh
seorang laki-laki dengan wanita yang bukan isterinya. Dengan kata lain
antara laki-laki dan wanita yang melakukan persetubuhan itu tidak berada
dalam ikatan perkawinan.
c. Anak Dibawah Umur
Untuk mengetahui apakah seseorang itu termasuk dalam kategori
anak-anak atau bukan, maka harus ada batasan-batasan yang mengaturnya.
Dalam hal ini ada beberapa peraturan perundang-undangan yang telah
mengatur tentang usia yang dikategorikan sebagai anak yang antara lain
yaitu :
1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
Di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang di kategorikan
sebagai anak terdapat dalam Pasal 287 ayat (1) KUHP yang
mendefinisikan anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 15
(lima belas) tahun.
2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Di dalam undang-undang ini definisi seorang anak terdapat dalam
Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.
3) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.
Di dalam undang-undang ini definisi seorang anak terdapat dalam
Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi anak adalah orang yang dalam perkara
anak nakal telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum
mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.
Dari bunyi Pasal tersebut berarti bahwa anak adalah seseorang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
berusia dari 8 (delapan) tahun sampai dengan usia 18 (delapan belas)
tahun.
4) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
Di dalam undang-undang ini pada Pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa
anak adalah seorang yang belum mencapai batas usia 21 (dua puluh
satu) tahun dan belum pernah kawin.
5) Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Di dalam undang-undang ini definisi seorang anak terdapat dalam
Pasal 1 ayat (5) yang berbunyi anak adalah setiap manusia yang
berusia di bawah 18 ( delapan belas) tahun dan belum menikah,
termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut
adalah demi kepentingannya.
6) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Di dalam undang-undang ini pengertian anak tidak diartikan secara
jelas. Pasal 47 ayat (1) dan Pasal 50 ayat (1) yang berisi mengenai
pembatasan usia anak di bawah kekuasaan orang tua atau di bawah
perwalian sebelum mencapai 18 (delapan belas) tahun, maka dapat
disimpulkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun.
7) Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.
Pada pasal 1 ayat (4) yang menyebutkan bahwa anak adalah seseorang
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Keterangan :
Kerangka pemikiran tersebut menjelaskan alur pemikiran penulis dalam
mengangkat, menggambarkan, menelaah dan menjabarkan serta menemukan
jawaban atas permasalahan hukum yaitu mengenai pengesampingan Judex` Factie
terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban
sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan kasasi terhadap putusan bebas
(Vrijspraak).
Perkara Persetubuhan dengan Anak Dibawah Umur
Pemeriksaan
Judex` Factie
Putusan Bebas
Alat Bukti
Pasal 184 KUHAP
Pengajuan Kasasi oleh Penuntut
Umum
Pengesampingan Berita Acara
Pemeriksaan (BAP)
Alasan-alasan pengajuan Kasasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Persetubuhan dengan anak di bawah umur makin marak terjadi. Faktor yang
menyebabkan tindak pidana ini terjadi disebabkan karena telah berkembangnya
teknologi di jaman sekarang, misalnya saja akses internet yang digunakan untuk
membuka situs pornografi. Dari situ dapat memicu seseorang untuk melakukan
tindakan pemerkosaan.
Dalam kasus ini, Judex` Factie telah mengesampingkan alat bukti petunjuk
berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban, sehingga putusan yang dijatuhkan
oleh majelis hakim yaitu terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana persetubuhan dengan anak di bawah umur,
dalam arti lain terdakwa bebas dari segala dakwaan. Sehingga untuk selanjutnya,
Penuntut Umum mengajukan upaya hukum Kasasi dikarenakan putusan Judex`
Factie telah mengesampingkan alat bukti berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi
korban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengesampingan Judex` Factie Terhadap Alat Bukti Petunjuk Berupa
Berita Acara Pemeriksaan Saksi Korban Sebagai Dasar Penuntut Umum
Mengajukan Kasasi Terhadap Putusan Bebas dalam Perkara
Persetubuhan dengan Anak di Bawah Umur Tidak
Bertentangan dengan Ketentuan
Pasal 244 KUHAP
1. Kasus Posisi
Perkara ini bermula pada tahun 2004, terdakwa Ngatemin bin Sarimin di
malam hari ketika korban Rinawati yang saat itu masih berusia 11 (sebelas)
tahun tinggal serumah dengan orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu
tirinya serta kakak tirinya di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III, RT.06,
Kecamatan Tanjung Palas Timur. Ketika itu Rinawati bangun malam untuk
buang air kecil (kencing), setelah selesai kencing korban masuk ke dalam
kamarnya hendak tidur kembali, namun tak lama kemudian terdakwa masuk
ke dalam kamar korban dan tiba-tiba terdakwa langsung menempelkan pisau
ke leher korban dengan mengancam akan dibunuh kalau tidak mau diajak
bersetubuh sehingga korban ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas
celana dan celana dalam yang dikenakan. Setelah itu, terdakwa menidurkan
korban diatas ranjang, kemudian meraba-raba kemaluan korban dengan tangan
kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan menjadi tegang. Selanjutnya
terdakwa memasukkannya ke dalam liat vagina korban hingga merasa
kesakitan, namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik
turunkan pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit,
kemudian terdakwa mencabut kemaluannya dari dalam liang vagina korban
dan mengeluarkan spermanya di luar vagina korban.
Keesokan harinya, sekitar pukul 13.00 WITA, terdakwa mengulangi
perbuatannya kembali di kamar korban Rinawati, namun korban tidak mau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
tetapi terdakwa memaksa dan menyuruh korban membuka celananya dan
setelah terbuka, korban ditarik, dipaksa dan disetubuhi oleh terdakwa.
Perbuatan itu dilakukannya berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan
bulan Juli 2007 korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, pada saat
itu juga terjadi dirumah terdakwa saat malam hari tiba, ketika korban sedang
tertidur, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar korban dan
langsung menindih korban dengan berada diatas tubuh korban, kemudian
celana dalam korban langsung dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas
korban tidak dibuka. Kemudian terdakwa membuka celananya sendiri hingga
penisnya menjulur keluar, memasukkan penis atau alat kelaminnya tersebut ke
dalam vagina korban, yang selanjutnya terdakwa menggerak-gerakkan
pantatnya naik turun hingga merasa nikmat dan kemudian terdakwa mencabut
penisnya, lalu mengeluarkan spermanya di luar vagina korban hingga akhirnya
korban melaporkan perbuatan terdakwa kepada Polisi.
2. Identitas Terdakwa
Terdakwa bernama lengkap Ngatemin bin Sarimin, lahir di Semarang,
umur 55 tahun, jenis kelamin Laki-laki, kebangsaan Indonesia, tempat tinggal
di Desa Wonomulyo SP.III RT.06 No.28 Kecamatan Tanjung Palas Timur
Kabupaten Bulungan, agama Islam, pekerjaan swasta.
3. Dakwaan Penuntut Umum
Terdakwa Ngatemin bin Sarimin diajukan ke Pengadilan Negeri
Tanjung Selor oleh Jaksa Penuntut Umum atas dakwaan melakukan perbuatan
pidana yang melanggar:
a. PRIMAIR :
Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara
tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo
SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau
setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum
Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti
Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan
dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan
beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri
sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh
terdakwa dengan cara sebagai berikut:
- Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati
yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan
orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak tirinya
di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan
Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk
buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing,
saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun
tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi korban
masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa langsung
menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan mengancam akan
dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga saksi korban
ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan celana dalam
yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa menidurkan saksi
korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-raba kemaluan saksi
korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan
kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya terdakwa memasukkannya ke
dalam liang vagina saksi korban hingga saksi korban merasa kesakitan,
namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik turunkan
pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit
terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut kemaluannya dari dalam
liang vagina saksi korban dan selanjutnya mengeluarkan spermanya di
luar vagina saksi korban. Selanjutnya keesokan harinya, sekira jam
13.00 WITA, terdakwa mengulangi perbuatannya menyetubuhi saksi
korban di kamar saksi korban, namun saksi korban tidak mau tetapi
terdakwa memaksa dan menyuruh saksi korban membuka celananya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dan setelah terbuka, kemudian saksi korban ditarik, dipaksa dan
disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa
berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan bulan Juli 2007 saksi
korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, yang mana saat itu
juga terjadi di rumah terdakwa atau juga di tempat tinggal saksi korban
di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur
Kabupaten Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang
tidur di kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar
saksi korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas
tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung
dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi korban
tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan membuka
celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar, kemudian terdakwa
memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke dalam vagina atau
lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya terdakwa menggerak-
gerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa merasa nikmat dan
kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina atau
kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di luar vagina
saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan perbuatan
terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum;
- Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin
merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor:
81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati
binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya
liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi
belum mempunyai anak;
- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 81 ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. SUBSIDAIR
Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara
tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo
SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau
setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum
Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan
atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti
Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan
dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan
beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri
sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh
terdakwa dengan cara sebagai berikut:
- Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati
yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan
orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak tirinya
di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan
Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk
buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing,
saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun
tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi korban
masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa langsung
menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan mengancam akan
dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga saksi korban
ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan celana dalam
yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa menidurkan saksi
korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-raba kemaluan saksi
korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan
kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya terdakwa memasukkannya ke
dalam liang vagina saksi korban hingga saksi korban merasa kesakitan,
namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik turunkan
pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut kemaluannya dari dalam
liang vagina saksi korban dan selanjutnya mengeluarkan spermanya di
luar vagina saksi korban. Selanjutnya keesokan harinya, sekira jam
13.00 WITA, terdakwa mengulangi perbuatannya menyetubuhi saksi
korban di kamar saksi korban, namun saksi korban tidak mau tetapi
terdakwa memaksa dan menyuruh saksi korban membuka celananya
dan setelah terbuka, kemudian saksi korban ditarik, dipaksa dan
disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa
berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan bulan Juli 2007 saksi
korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, yang mana saat itu
juga terjadi di rumah terdakwa atau juga di tempat tinggal saksi korban
di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur
Kabupaten Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang
tidur di kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar
saksi korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas
tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung
dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi korban
tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan membuka
celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar, kemudian terdakwa
memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke dalam vagina atau
lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya terdakwa menggerak-
gerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa merasa nikmat dan
kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina atau
kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di luar vagina
saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan perbuatan
terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum;
- Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin
merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor:
81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati
binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi
belum mempunyai anak;
- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 81 ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak;
c. LEBIH SUBSIDAIR
Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara
tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo
SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau
setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum
Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan
atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti
Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan
dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan
beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri
sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh
terdakwa dengan cara sebagai berikut:
- Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati
yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan
orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak
tirinya di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan
Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk
buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing,
saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun
tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi
korban masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa
langsung menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan
mengancam akan dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga
saksi korban ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan
celana dalam yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa
menidurkan saksi korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
raba kemaluan saksi korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa
merasa terangsang dan kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya
terdakwa memasukkannya ke dalam liang vagina saksi korban hingga
saksi korban merasa kesakitan, namun terdakwa tetap memasukkannya
dan kemudian menaik turunkan pantatnya sampai terdakwa berkeringat
hingga sekitar 30 menit terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut
kemaluannya dari dalam liang vagina saksi korban dan selanjutnya
mengeluarkan spermanya di luar vagina saksi korban. Selanjutnya
keesokan harinya, sekira jam 13.00 WITA, terdakwa mengulangi
perbuatannya menyetubuhi saksi korban di kamar saksi korban, namun
saksi korban tidak mau tetapi terdakwa memaksa dan menyuruh saksi
korban membuka celananya dan setelah terbuka, kemudian saksi
korban ditarik, dipaksa dan disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan
tersebut dilakukan oleh terdakwa berulang kali hingga tak terhitung
sampai dengan bulan Juli 2007 saksi korban telah menginjak usia 14
(empat belas) tahun, yang mana saat itu juga terjadi di rumah terdakwa
atau juga di tempat tinggal saksi korban di Jalan Lisa Desa
Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten
Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang tidur di
kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar saksi
korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas
tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung
dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi
korban tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan
membuka celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar,
kemudian terdakwa memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke
dalam vagina atau lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya
terdakwa menggerak-gerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa
merasa nikmat dan kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam
vagina atau kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
luar vagina saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan
perbuatan terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum
- Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin
merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor:
81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati
binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya
liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi
belum mempunyai anak;
- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 81 ayat (2) Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP;
d. LEBIH SUBSIDAIR LAGI
Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara
tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo
SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau
setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum
Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan
atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti
Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan
dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan
beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri
sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh
terdakwa dengan cara sebagai berikut:
- Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati
yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan
orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak tirinya
di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan
Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk
buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing,
saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi korban
masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa langsung
menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan mengancam akan
dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga saksi korban
ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan celana dalam
yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa menidurkan saksi
korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-raba kemaluan saksi
korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan
kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya terdakwa memasukkannya ke
dalam liang vagina saksi korban hingga saksi korban merasa kesakitan,
namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik turunkan
pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit
terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut kemaluannya dari dalam
liang vagina saksi korban dan selanjutnya mengeluarkan spermanya di
luar vagina saksi korban. Selanjutnya keesokan harinya, sekira jam
13.00 WITA, terdakwa mengulangi perbuatannya menyetubuhi saksi
korban di kamar saksi korban, namun saksi korban tidak mau tetapi
terdakwa memaksa dan menyuruh saksi korban membuka celananya
dan setelah terbuka, kemudian saksi korban ditarik, dipaksa dan
disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa
berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan bulan Juli 2007 saksi
korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, yang mana saat itu
juga terjadi di rumah terdakwa atau juga di tempat tinggal saksi korban
di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur
Kabupaten Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang
tidur di kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar
saksi korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas
tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung
dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi korban
tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan membuka
celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar, kemudian terdakwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke dalam vagina atau
lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya terdakwa menggerak-
gerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa merasa nikmat dan
kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina atau
kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di luar vagina
saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan perbuatan
terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum;
- Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin
merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor:
81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati
binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya
liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi
belum mempunyai anak;
- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 81 ayat (2) Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak;
e. LEBIH-LEBIH SUBSIDAIR
Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara
tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo
SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau
setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum
Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan
atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti
Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan
dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan
beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri
sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh
terdakwa dengan cara sebagai berikut:
- Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati
yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak tirinya
di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan
Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk
buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing,
saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun
tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi korban
masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa langsung
menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan mengancam akan
dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga saksi korban
ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan celana dalam
yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa menidurkan saksi
korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-raba kemaluan saksi
korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan
kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya terdakwa memasukkannya ke
dalam liang vagina saksi korban hingga saksi korban merasa kesakitan,
namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik turunkan
pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit
terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut kemaluannya dari dalam
liang vagina saksi korban dan selanjutnya mengeluarkan spermanya di
luar vagina saksi korban. Selanjutnya keesokan harinya, sekira jam
13.00 WITA, terdakwa mengulangi perbuatannya menyetubuhi saksi
korban di kamar saksi korban, namun saksi korban tidak mau tetapi
terdakwa memaksa dan menyuruh saksi korban membuka celananya
dan setelah terbuka, kemudian saksi korban ditarik, dipaksa dan
disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa
berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan bulan Juli 2007 saksi
korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, yang mana saat itu
juga terjadi di rumah terdakwa atau juga di tempat tinggal saksi korban
di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur
Kabupaten Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang
tidur di kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
saksi korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas
tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung
dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi korban
tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan membuka
celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar, kemudian terdakwa
memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke dalam vagina atau
lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya terdakwa menggerak-
gerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa merasa nikmat dan
kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina atau
kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di luar vagina
saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan perbuatan
terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum;
- Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin
merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor:
81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati
binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya
liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi
belum mempunyai anak;
- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 82 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP;
4. Tuntutan Pidana
Tuntutan pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Tanjung Selor
tanggal 16 Januari 2008 sebagai berikut :
a. Menyatakan terdakwa Ngatemin bin Sarimin terbukti secara sah menurut
melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan
persetubuhan dengannya yang dilakukan berulang kali yang mana
perbuatan itu merupakan perbarengan beberapa perbuatan yang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Undang-undang No.23 Tahun 2002 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP;
b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Ngatemin bin Sarimin dengan
pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun dikurangi selama terdakwa
berada dalam tahanan sementara dengan perintah agar terdakwa tetap
ditahan dan pidana denda sebesar Rp 60.000.000,- (enam puluh juta
rupiah) Subsidair 5 (lima bulan kurungan);
c. Menetapkan agar terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah);
5. Amar Putusan Pengadilan Negeri
Amar putusan Pengadilan Negeri Tanjung Selor
No.152/Pid.B/2007/PN.Tg.Slr. tanggal 14 Pebruari 2008 sebagai berikut:
a. Menyatakan terdakwa Ngatemin bin Sarimin tersebut diatas tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana tersebut dalam dakwaan Primair, dakwaan Subsidair,
dakwaan Lebih Subsidair, dakwaan Lebih Subsidair Lagi, dan dakwaan
Lebih-Lebih Subsidair;
b. Membebaskan terdakwa tersebut oleh karena itu dari segala dakwaan
tersebut;
c. Memerintahkan supaya terdakwa dibebaskan dari tahanan;
d. Memulihkan hak terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta
martabatnya;
e. Membebankan biaya perkara ini kepada Negara;
6. Alasan alasan Pengajuan Kasasi
Alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Penuntut Umum
pada pokoknya adalah:
a. Bahwa Judex` Factie telah keliru dan salah menerapkan hukum, karena
menetapkan fakta-fakta hukum yang tidak pernah ada di persidangan
sebagaimana diuraikan dalam putusan a quo sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
- Di dalam keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin dimuat
-
kira 1 (satu) jam berhenti diperjalanan saat pak Jamal turun untuk
memeriksa kayu, kemudian pak Jamal naik lagi ke truk dan
menyarankan saksi melapor ke polisi jika saksi merasa diperkosa oleh
Bapak saksi, lalu mobil diputar kembali ke Tanjung Selor singgah
kembali ke gudang, lalu saksi diantar ke rumah Pak Jamal dan
- Di dalam keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin dimuat
-kira 1 (satu) jam saat truk berhenti,
saudara Yanto dan Aris tersebut mengajarkan kepada saksi
sebagaimana saksi harus menjawab pertanyaan jika ditanya oleh orang
lain termasuk Pak Jamal dan Polisi yaitu tepatnya saat di dalam mobil
- Di dalam keterangan saksi Widayanto bin Pirah dimuat keterangan
rgi lagi naik truk itu, bersama Aris
yang menyetir truk, Rinawati di tengah, Pak Jamal di kiri dan saksi di
belakang, ditengah jalan truk berhenti selama kurang lebih 1 (satu)
jam karena Pak Jamal turun untuk memeriksa kayu sementara saksi,
Rinawati, dan Aris tetap berada di atas truk kemudian Rinawati
menangis tidak mau pulang, lalu truk diputar balik kembali ke gudang
-
Widayanto membenarkan ada suatu peristiwa yaitu berhenti di tengah
perjalanan dari gudang Jelarai ke SP.III mereka bersama Aris di atas
truk selama kurang lebih 1 (satu) jam, sementara saksi Jamal turun
- Di dalam keterangan saksi Jamal bin Nursit dimuat keterangan yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Bahwa fakta persidangan yang sebenarnya adalah ketika saksi
Rinawati bersama aris dan saksi widayanto tiba di gudang Pak Jamal di
Tanjung Selor sekira jam 21.00 WITA, tidak lama kemudian datang Pak
orang malam-malam, kutampar kau. Ini anak orang, cepat kau pulangin
ga saksi rinawati langsung diantar
pulang kerumahnya di SP.III oleh Pak Jamal bersama aris dan saksi
widayanto dengan naik truk dengan posisi yaitu duduk di bagian depan
adalah aris sebagai sopir truknya, bersama saksi rinawati dan Pak Jamal,
sedangkan saksi widayanto duduk di bak truk. Yang mana jarak tempuh
antara Tanjung Selor menuju SP.III Desa Wonomulyo memerlukan waktu
selama kurang lebih 1 (satu) jam. Saat di perjalanan, di dalam mobil truk
rinawati menangis meminta kepada saksi Jamal untuk tidak mengantarnya
pulang ke SP.III Desa Wonomulyo karena rinawati takut dengan bapaknya
(terdakwa) yang mana bapaknya tersebut telah memperkosa rinawati sejak
kelas IV SD sampai dengan sekarang dan saat itu Pak Jamal merasa tidak
yakin kalau bapaknya rinawati (terdakwa) memperkosa anaknya sendiri,
maka saksi Jamal menanyakan kembali kepada rinawati mengenai cerita
rinawati tersebut tetapi rinawati tetap bersikukuh dengan keterangannya
bahwa terdakwa telah memperkosa rinawati dari kelas IV SD sampai
dengan SMP sehingga perjalanan menuju ke SP.III tidak dilanjutkan tetapi
kembali ke Tanjung Selor dan saksi rinawati menginap dirumah saksi
Jamal di Jalan Langsat Tanjung Selor dan tidur di dalam kamar bersama
anak perempuan saksi Jamal. Hal ini berdasarkan keterangan dari saksi
Rinawati binti Ngatemin, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi
Jamal bin Nursit, saksi Jurianto alias Boyni, dan saksi Darsono bin Sardi
yang menerangkan di persidangan bahwa jarak tempuh antara Tanjung
Selor menuju SP.III Desa Wonomulyo adalah memerlukan waktu kurang
lebih 1 (satu) jam. Dan terhadap putusan a quo tersebut yang sebenarnya
saksi Jamal bin Nursit menerangkan di persidangan bahwa Rinawati
bercerita kepada saksi kalau ibu tirinya juga sering melihat perbuatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Terdakwa menyetubuhi Rinawati tetapi tidak berani dan saat Rinawati
berada di rumah saksi, saksi pernah bertanya kepada ibu tiri Rinawati
ketika Ibu Tiri Saudari Rinawati datang ke rumah saksi untuk menjemput
Rinawati, apakah benar Ibu Tiri Saudari Rinawati sering melihat
Terdakwa menyetubuhi Rinawati. Saat itu reaksi Ibu Tiri Saudari Rinawati
terlihat diam, kayaknya ia memang pernah melihat;
Judex` Factie menetapkan fakta - fakta hukum khususnya
sebagaimana tersebut dalam putusan a quo hanya mempertimbangkan
sebagian keterangan saksi Rinawati (saksi korban) dan keterangan saksi a
de charge yaitu saksi Abd. Saad B, saksi Yusran, saksi Nasib, saksi Husin
(yang merupakan saksi testimonium de auditu dan memberikan keterangan
dengan tidak disumpah) dan saksi Edi Pranoto (anak Terdakwa berumur
12 tahun), alat bukti surat berupa laporan Polisi dan Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) Rinawati tertanggal 06 Nopember 2007, sehingga
Judex` Factie mengabaikan dan tidak mempertimbangkan secara cermat
keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi
Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Hardilan, saksi
Ali mustofa, (yang diberikan di bawah sumpah), yang terungkap di
persidangan dan alat bukti surat berupa Visum Et Repertum Nomor:
81/RHS/RM-RSU/2006 tanggal 07 Agustus atas nama Rinawati binti
Ngatemin yang dibuat dan di tandatangani oleh Dr. Fadlun, selaku dokter
pemeriksa pada RSUD Dr. H. Soemarno sosroatmodjo, Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) saksi Rinawati tertanggal 07 Agustus 2007 dan Berita
Acara Pemeriksaan (BAP) tertanggal 09 Agustus 2007. Dan juga tidak
mempertimbangkan alat bukti petunjuk yang dapat diperoleh keterangan
saksi Rinawati binti Ngatemin, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah,
saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Hardilan,
saksi Ali Mustofa, saksi Jurianto alias Boyni bin Jaiman, saksi Darsono
bin Sardi, saksi ade charge Husin, alat bukti surat berupa Visum Et
Repertum Nomor: 81/RHS/RM-RSU/2006 tanggal 07 Agustus 2007,
Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saksi Rinawati tertanggal 07 dan 09
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Agustus 2007, serta Keterangan Terdakwa, di mana satu dengan yang
lainnya saling bersesuaian dan saling mendukung adanya perbuatan
Terdakwa melakukan persetubuhan terhadap anak kandungnya yaitu saksi
Rinawati binti Ngatemin;
Adapun keterangan saksi, keterangan Terdakwa dan alat bukti
petunjuk yang tidak dipertimbangkan oleh Judex` Factie, antara lain:
1) Keterangan saksi:
a) Keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin (dimintai keterangan di
persidangan sebanyak 2 (dua) kali yaitu tanggal 28 Nopember
2007 dan tanggal 10 Desember 2007);
- Bahwa, ketakutan saksi tersebut sejak dari rumah saksi di daerah
SP.III sebelum diajak pergi Aris, karena saksi diancam oleh Aris
sebanyak satu kali yaitu akan dipukul dan dibunuh jika saksi
tidak melaporkan bapak saksi (Terdakwa) ke Polisi;
- Bahwa rumah saksi di Sajau SP.III, dindingnya terbuat dari batu
(tembok) yaitu sejak tahun 2005 dan sebelumnya dindingnya
kayu;
- Bahwa dinding rumah tersebut diganti menjadi dinding batu,
oleh karena yang lama sudah jabuk (lapuk);
- Bahwa, saksi pernah tidur di kamar orang tuanya dengan Bapak
saksi (Terdakwa) dan juga dengan adik dan tdak pernah jika jika
dengan bapak hanya berdua;
Fakta/ keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin yang tidak
dimuat dalam putusan adalah:
- Bahwa benar, semua keterangan yang ada dalam Berita Acara
Pemeriksaan di hadapan Penyidik Polisi adalah keterangan yang
berasal dari mulut saksi sendiri tetapi isi materi tidak benar
seperti yang dialami oleh saksi;
- Bahwa benar, isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tentang
pemeriksaan di Kantor Polisi adalah yang melakukan
pencabulan terhadap saksi adalah Terdakwa;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
- Bahwa benar, mulanya pada tanggal 06 Agustus 2007 saksi di
jemput oleh Aris dan Yanto di rumah saksi di Desa Wonomulyo
SP.III RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten
mau ikut saya kah, besok bapakmu datang, kamu akan
dengan Yanto menuju Tanjung Selor yaitu ke gudang milik Pak
Jamal sekira jam 21.00 WITA;
- Bahwa benar ketika saksi bersama Aris dan Yanto tiba di
gudang Pak Jamal di Tanjung Selor sekira jam 21.00 WITA,
tidak lama kemudian datang Pak Jamal melihat keberadaan saksi
di gudangnya bersama Aris dan Yanto maka Pak Jamal langsung
malam-malam, kutampar kau. Ini anak orang, cepat kau
diantar pulang ke rumahnya di SP.III oleh Pak Jamal bersama
Aris dan Yanto dengan naik truk dengan Posisi yaitu duduk
bagian depan adalah Aris sebagai supir truknya, bersama saksi
dan Pak Jamal, sedangkan Yanto duduk di bak truk. Di dalam
mobil Aris bilang ke Pak Jamal bahwa Rinawati habis diperkosa
Bapaknya, sehingga tidak jadi ke SP.III tetapi kembali ke
Tanjung Selor dan saksi menginap di rumah Pak Jamal di Jalan
Langsat Tanjung Selor ;
- Bahwa benar, saksi selama kenal dengan Aris, saksi tidak
pernah dipukul;
- Bahwa benar, pada malam tanggal 06 Agustus 2007 saksi
menginap di rumah Pak Jamal dan melapor ke kantor Polisi
pada pagi harinya tanggal 07 Agustus 2007 jam 08.00 pagi
dengan diantar Pak Jamal;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
- Bahwa benar, pada saat di kantor Polisi, yang memeriksa saksi
adalah 2 (dua) orang Polisi dan ketika diperiksa oleh Polisi,
saksi hanya sendirian;
- Bahwa benar, pada saat di kantor Polisi untuk melapor, tidak
ada Aris. Di dalam ruangan pemeriksaan Polisi, hanya saksi
sendirian bersama dengan Polisi yang memeriksa;
- Bahwa benar, semua pertanyaan Polisi di jawab oleh saksi
dengan lancar dan berasal dari mulut saksi sendiri;
- Bahwa benar, isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) bukan
karangan Polisi karena isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
adalah jawaban dari mulut saksi sendiri;
- Bahwa benar, saksi pacaran dengan Aris dan cara pacaran saksi
dengan Aris hanya sebatas ciuman bibir, pipi dan gandengan
tangan;
- Bahwa benar, Aris pernah mengajak bersetubuh sekali, tetapi
saksi tidak mau;
- Bahwa benar, Pak Jamal tidak pernah mengajari saksi untuk
berceritaita sesuai dengan keterangan saksi dalam Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) Polisi;
- Bahwa benar, Ibu Tiri saksi memiliki anak sebanyak 7 (tujuh)
orang ketika sebelum menikah dengan Bapak kandung saksi
(Terdakwa), sedangkan anak ibu tiri hasil perkawinan dengan
Bapak kandung saksi (Terdakwa) memiliki 1 (satu) orang anak
laki - laki;
- Bahwa benar, pada tahun 2004 Saudara Husin (kakak tiri saksi)
bertempat tinggal di rumah Jalan Lisa Desa Wonomulyo;
- Bahwa benar, saksi sering tidur dengan bapak kandung saksi
(Terdakwa);
- Bahwa benar, rumah saksi pada tahun 2004 yang terbuat dari
dinding papan memiliki 2 (dua) kamar yaitu 1 (satu) kamar di
tempati oleh Terdakwa, Ibu tiri, adik kecil (Edi Pranoto) dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
saksi, sedangkan 1 (satu) kamar lainnya di tempati oleh Husin,
Mahmud, Jarik (kakak tiri);
- Bahwa benar, Yanto pernah tidur di rumah saksi di Jalan Lisa
Desa Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur;
- Bahwa benar, sebelum tahun 2005, rumah tinggal saksi di Jalan
Lisa Desa Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur terbuat
dari papan yaitu rumah transmigrasi, dan tahun 2005 sampai
sekarang rumah tempat tinggal saksi terbuat dari tembok;
- Bahwa benar, sejak saksi melaporkan Terdakwa ke Polisi, saksi
tinggal di rumah Pak Jamal selama kurang lebih 2 (dua) minggu;
- Bahwa benar, selama 2 minggu saksi tinggal di rumah Pak
Jamal, saksi tidak pernah mendapat ancaman fisik maupun
ancaman lainnya, bahkan saksi mendapat perlakuan yang baik
dari Pak Jamal dan isterinya serta anak- anaknya;
- Bahwa benar, Pak Jamal dan isterinya tidak pernah mengancam
maupun memaksa saksi untuk tinggal di rumahnya;
- Bahwa benar, ketika tinggal di rumah Pak Jamal, saksi tidur
bersama anak Pak Jamal yang semuanya juga perempuan di
kamar tidur dan saksi juga diberi makan oleh Pak Jamal;
- Bahwa benar, saksi tahu dan bisa membayangkan akibat laporan
saksi terhadap Terdakwa ke Polisi yaitu Terdakwa di tahan
dalam penjara;
- Bahwa benar, rumah saksi pada tahun 2004 yang terbuat dari
dinding papan memiliki 2 (dua) kamar yaitu 1 (satu) kamar di
tempati oleh Terdakwa, Ibu tiri, adik kecil (Edi Pranoto) dan
saksi, sedangkan 1 (satu) kamar lainnya di tempati oleh Husin,
Mahmud, Jarik (kakak tiri);
- Bahwa benar, Yanto pernah tidur di rumah saksi di Jalan Lisa
Desa Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur;
- Bahwa benar, saksi telah melaporkan Aris kepada Polisi pada
tanggal 06 Nopember 2007 sejak Terdakwa memiliki atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
didampingi oleh Penasehat Hukum Pak Manurung,SH. dan saksi
melaporkan Aris ke Polisi diantar dan didampingi oleh
Penasehat Hukum Pak Manurung,SH.;
- Bahwa benar, pada tahun 2004 Saudara Husin (kakak tiri saksi)
bertempat tinggal di rumah Jalan Lisa Desa Wonomulyo;
- Bahwa benar, saksi sering tidur dengan Bapak kandung saksi
(Terdakwa);
- Bahwa benar, ketika saksi tinggal di rumah Pak Jamal, saksi
selalu diperhatikan oleh Pak Jamal dan isterinya;
- Bahwa benar, saksi pernah diancam Aris mau ditinggalin atau
diputus pacaran ketika di rumah SP.III, sehari sebelum saksi
melaporkan Terdakwa ke Polisi;
- Terhadap jawaban saksi yang mengatakan selama tinggal di
rumah Pak Jamal selalu diawasi oleh Pak Jamal dan isterinya,
Penuntut Umum menanyakan, bagaimana dengan keterangan
saksi terdahulu pada tanggal 28 Nopember 2007 yang
mengatakan pernah diperkosa oleh Aris sebanyak 3 (tiga) kali di
rumah Pak Jamal? Saksi menjawab bahwa diperkosa Aris
selama 3 (tiga) hari berturut - turut di rumah Pak Jamal;
- Bahwa benar, Penuntut Umum menanyakan atas jawaban saksi
di atas, bagaimana cara Aris memperkosa saksi di rumah Pak
Jamal? Saksi tidak memberi jawaban;
- Bahwa benar, ketika saksi melapor ke Polisi, saksi hanya
sendirian dalam ruangan pemeriksaan Polisi bersama dengan
Polisi. Namun setelah selesai dari pemeriksaan Polisi, saksi di
jemput oleh Aris dan diantar ke rumah Pak Jamal;
- Bahwa benar, ketika Aris menjemput saksi dari kantor Polisi,
Aris tidak pernah bertanya kepada saksi mengenai hasil
pemeriksaan saksi di Polisi kepada saksi, begitu juga Yanto
tidak pernah menanyakan saksi mengenai hasil pemeriksaan
atau laporan saksi di Polisi;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
- Bahwa benar, Yanto, Pak Jamal, Isteri Pak Jamal maupun Ibu
Mimi Yarti tidak pernah mengancam saksi untuk berceritaita
kepada Polisi sesuai dengan keterangan saksi di Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) Polisi;
- Bahwa benar, setelah saksi melaporkan Terdakwa ke Polisi,
saksi di jemput oleh Aris dengan menggunakan truk dan diantar
menuju rumah Pak Jamal dan selama perjalanan dari Kantor
Polisi menuju rumah Pak Jamal tidak ada percakapan dan tidak
ada pertanyaan dari Aris kepada saksi mengenai hasil
pemeriksaan saksi di Polisi dan tidak ada kekhawatiran tentang
cerita saksi ke Polisi;
- Bahwa benar, pada pemeriksaan saksi yang kedua oleh Polisi,
Aris juga mengetahuinya tetapi Aris tidak pernah menanyakan
kepada saksi dan tidak pernah mengancam lagi kepada saksi;
- Bahwa benar, Pak Jamal tidak pernah mengajari atau mendikte
saksi untuk bercerita begini atau begitu kepada Polisi;
Begitu juga fakta persidangan dalam acara konfrontir antara
saksi Jurianto alias Boyni bin Jaiman, saksi Darsono bin Sardi,
saksi Siti Hajar dan saksi Mimi Yarti, dengan saksi Rinawati yang
tidak dimuat dalam putusan a quo yaitu:
- Apakah benar Rinawati pernah berceritaita tentang perbuatan
persetubuhan Bapak Rinawati yaitu Terdakwa kepada Ibu Siti
Hajar dan Ibu Mimi Yarti seperti yang telah diceritakan oleh Ibu
benar, Rinawati pernah cerita kepada Ibu Siti Hajar (bu Jamal)
da
- Apakah cerita kedua ibu tersebut pernah dialami oleh Rinawati?
- Kenapa Rinawati berceritaita kepada orang- orang termasuk
kepada kedua Ibu tersebut yaitu Ibu Siti Hajar dan Ibu Mimi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Yarti bahwa Bapak Rinawati yaitu Terdakwa telah memperkosa
atau menyetubuhi Rinawati padahal Terdakwa adalah orang tua
kandung Rinawati? Kenapa Rinawati tidak menceritakan
tentang persetubuhan Rinawati dengan orang lain selain dengan
orang tuanya sendiri tetapi malah menceritakan telah disetubuhi
oleh orang tua sendiri yaitu Terdakwa? Terhadap pertanyaan
tersebut (meskipun diulang-ulang dengan bahasa lain tetapi inti
pertanyaannya sama), Rinawati hanya diam saja, tidak bisa
menjawab dan memberi alasan apapun sehingga Judex` Factie
melanjutkan persidangan untuk mendengarkan keterangan saksi
Ali Mustofa dan saksi Hardilan;
Oleh karena itu Rinawati tidak bisa menjawab pertanyaan
tersebut, maka Judex` Factie menyampaikan kepada Rinawati akan
menanyakan kembali setelah pemeriksaan saksi dari Polisi yaitu
saksi Ali Mustofa dan saksi Hardilan;
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap saksi Ali Mustofa
dan saksi Hardilan, maka saksi korban Rinawati kembali
dikonfrontir dengan keterangan saksi Jurianto alias Boyni bin
Jaiman, saksi Darsono bin Sardi, saksi Siti Hajar, Mimi Yarti, Ali
Mustofa, Hardilan yaitu :
- Apakah benar, keterangan yang diberikan Polisi bernama Ali
Mustofa dan Hardilan didepan persidangan? Di jawab oleh
- Apakah pada saat Rnawati memberikan keterangan di hadapan
Polisi atas Aris, Yanto, Pak Jamal atau orang lain yang membuat
Rinawati merasa tidak aman atau terancam atau tidak bebas
Jamal dan Yanto juga tidak ada, Rinawati memberikan
- Kalau ketika Rinawati memberikan keterangan pada Polisi
hanya sendirian, berarti Rinawati merasa aman dan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
tertekan atau terancam oleh Aris, Yanto atau siapapun? Di
- Kalau Rinawati tidak merasa tertekan atau terancam ketika di
kantor Polisi, berarti Rinawati memberikan keterangan kepada
Polisi dengan sebenarnya? Terhadap pertanyaan ini, Rinawati
hanya diam, tidak menjawab;
- Majelis Hakim menanyakan kembali pertanyaan yang
sebelumnya yang tidak bisa dijawab oleh Rinawati yaitu kenapa
Rinawati berceritaita kepada orang- orang yaitu kepada Ibu Siti
Hajar dan Ibu Mimi Yarti serta bapak - bapak Polisi yaitu saksi
Ali Mustofa dan saksi
- Hardilan bahwa Bapak Rinawati yaitu Terdakwa telah
memperkosa atau menyetubuhi Rinawati padahal Terdakwa
adalah orang tua kandung Rinawati? Kenapa Rinawati
menceritakan sesuatu yaitu perse tubuhan yang di l akukan
Terdakwa terhadap Rinawati yang menurut keterangan Rinawati
sendiri tidak pernah dialami oleh Rinawati tetapi justru malah
menceritakan kepada Ibu Siti Hajar dan Ibu Mimi Yarti serta
bapak- bapak Polisi yaitu saksi Ali Mustofa dan saksi Hardilan
bahwa Bapak Rinawati yaitu Terdakwa telah memperkosa atau
menyetubuhi Rinawati? Kenapa Rinawati tidak menceritakan
tentang persetubuhan Rinawati dengan orang lain selain dengan
orang tuanya sendiri tetapi malah menceritakan telah disetubuhi
oleh orang tua sendiri yaitu Terdakwa? Terhadap pertanyaan
tersebut (meskipun diulang- ulang dengan bahasa lain tetapi inti
pertanyaannya tetap sama hingga lamanya 1 jam), Rinawati
hanya diam saja, tidak memberikan jawaban apapun sehingga
Penuntut Umum memohon kepada Judex` Factie bahwa oleh
karena saksi korban Rinawati memiliki hubungan psikologis
atau kejiwaan dengan Terdakwa, dikhawatirkan Rinawati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
merasa takut dengan keberadaan Terdakwa sehingga Rinawati
tidak bebas memberikan keterangan maka sesuai dengan Pasal
173 KUHAP Penuntut Umum mohon kepada Judex` Factie agar
Terdakwa dikeluarkan dari ruang persidangan. Atas permohonan
Penuntut Umum, Judex` Factie mengabulkan dengan
mengeluarkan Terdakwa dan semua saksi yaitu saksi Jurianto
alias Boyni bin Jaiman, saksi Darsono bin Sardi, saksi Siti
Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, dan saksi Hardilan
dari ruang persidangan dan Judex` Factie mengulangi
pertanyaannya kembali kepada Rinawati bahwa kenapa
Rinawati menceritakan sesuatu (perbuatan Terdakwa
menyetubuhi Rinawati) yang diakui oleh Rinawati tidak pernah
dialami Rinawati dalam hidupnya kepada orang-orang tersebut?
Rinawati tidak memberikan jawaban apapun hingga akhirnya
Judex` Factie menutup persidangan;
b) Keterangan saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah:
- Bahwa saksi pernah mengetahui dan melihat sendiri Terdakwa
memerkosa anaknya yaitu saksi Rinawati sekira tahun 2004
waktu subuh di rumah Terdakwa di Sajau SP.III;
- Bahwa saksi mengintip kamar Terdakwa tersebut karena
kakaknya Rinawati yaitu Saudara Husin pernah mengatakan
saksi menginap di rumah Husin untuk mencoba mengintip dan
ternyata benar pak Min (Terdakwa) sedang dalam posisi
menindih Rinawati di lantai kamar Terdakwa di mana saat itu
- Bahwa saksi meyakinkan jika itu Rinawati, bukan isterinya
Terdakwa karena saksi tahu isteri Terdakwa sedang memasak
didapur untuk memberi makan orang yang kerja menggesek
kayu;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
- Bahwa saksi pernah menginap di rumah Terdakwa di Sajau,
sewaktu ada Husin tepatnya di kamarnya Husin;
Fakta/ keterangan saksi Widayanto Alias Yanto bin Pirah
yang tidak dimuat dalam putusan adalah:
- Bahwa benar, saksi tahu ada perkosaan karena saksi melihat
sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi Saudari Rinawati;
- Bahwa benar, saksi sering pergi ke rumah Terdakwa untuk
nonton TV dan bertemu dengan Husin, anak tiri Terdakwa dan
saksi sering tidur di rumah Terdakwa dan saat kejadian saksi
tidur ke rumah Terdakwa yang mana saat itu saksi berada di
kamar sebelah kamar Terdakwa dan saksi mengintip perbuatan
Terdakwa menyetubuhi anak kandungnya sendiri yaitu Rinawati
melalui lubang celah-celah dinding yang terbuat dari papan;
- Bahwa benar, saat saksi mengintip perbuatan Terdakwa
menyetubuhi anak kandungnya yang bernama Rinawati, di
kamar Terdakwa hanya ada 3 (tiga) orang yaitu Terdakwa,
Rinawati dan Edi sedangkan isteri Terdakwa sedang memasak
di dapur untuk mempersiapkan makanan orang-orang yang
bekerja gesek kayu (anak buah Terdakwa);
- Bahwa benar, saat mengintip, saksi melihat dengan jelas
Terdakwa sedang menyetubuhi Rinawati di kamar Terdakwa
dan perbuatan persetubuhan itu dilakukan Terdakwa di lantai
kamar;
- Bahwa benar, saksi melihat dengan jelas bahwa Rinawati
disetubuhi Terdakwa dan saat itu Terdakwa pada posisi di atas
tubuh Rinawati;
- Bahwa benar, saat Terdakwa menyetubuhi Rinawati, Rinawati
memakai baju dan rok yang dikenakan Rinawati disingkap atau
dinaikan ke atas oleh Terdakwa;
- Bahwa benar, saksi tidak bercerita kepada orang lain, cukup
membuktikan penasaran apa yang dikatakan Saudara Husin dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
saksi takut cerita kepada orang lain karena isteri Terdakwa
sendiri juga tahu perbuatan Terdakwa tersebut tetapi tidak
berani ngomong, hal ini saksi ketahui dari Husin bahwa kalau
ibunya juga takut;
- Bahwa benar, saksi hadir di persidangan menjadi saksi yang
melihat perbuatan Terdakwa atas kemauan diri sendiri untuk
menjadi saksi, tidak ada paksaan atau suruhan dari orang lain.
Karena saksi memang melihat sendiri dengan mata kepala saksi
sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi Rinawati, anak
kandung Terdakwa sendiri;
- Bahwa benar, pada hari lupa, bulan lupa, tahun 2004 sekitar jam
05.00 WITA pada saat itu saksi tidur di rumah Terdakwa yaitu
tidur di kamar bersama Husin sebelah kamarnya Terdakwa,
ketika saksi terbangun kemudian saksi mengintip melalui celah-
celah dinding papan kamar tidur, saat itu isteri Terdakwa sudah
bangun dan sedang masak didapur yang tidak jauh dari kamar
tidur. Ketika saksi mengintip ke kamar tidur Terdakwa, saksi
melihat Terdakwa melepas celana dalam Rinawati sedangkan
roknya disingkap ke atas dan Terdakwa menaikkan sarung yang
dikenakannya ke atas, kemudian Terdakwa menindih tubuh
Rinawati kemudian saksi melihat pantat Terdakwa digerakkan
naik turun hingga saksi tidak tahan melihatnya kemudian saksi
kembali tidur;
- Bahwa benar, pada waktu mengintip, saksi hanya berdua dengan
Husin di kamar Husin, sedangkan Saudara Husin yang lain
tinggal di Baratan;
- Bahwa benar, saksi memiliki pekerjaan tidak tetap sebagai
tukang muat kayu;
- Bahwa benar, Terdakwa sebagai Bos Kayu, Terdakwa punya
tukang gesek;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
- Bahwa benar, saksi tidak salah melihat bahwa Terdakwa benar -
benar menyetubuhi Rinawati, saat itu Terdakwa lagi menindis
(menindih/ Terdakwa berada di atas tubuh Rinawati) dan posisi
Rinawati telentang dan saksi melihat Terdakwa dari kepala
sampai kaki, yang mana saat itu Terdakwa memakai sarung
yang dinaikkan keatas, (saksi didepan persidangan
memperagakan posisi Terdakwa yang berada diatas tubuh
Rinawati dengan gerakan pantat naik turun, sedangkan posisi
Rinawati berada dibawah tubuh Terdakwa dalam keadaan
telentang);
- Bahwa benar, saat kejadian Terdakwa menyetubuhi Rinawati,
yang berada di rumah Terdakwa adalah Terdakwa, isteri
Terdakwa, Edi, Rinawati, Husin dan saksi;
- Bahwa benar, lampu kamar yang di tempati Terdakwa adalah
lampu bulat berwarna kuning (lampu pijar);
- Bahwa benar, pada tanggal 06 Agusutus 2007 malam hari, Aris
bersama saksi membawa Rinawati menuju Tanjung Selor yaitu
ke tempat Gudang Pak Jamal namun tidak lama datang Pak
Jamal mengetahui keberadaan Rinawati yang dibawa Aris maka
Pak Jamal marah kepada Aris, dan menyuruh Aris untuk
memulangkan Rinawati ke rumahnya di SP.III Desa
Wonomulyo. Sehingga malam itu langsung berangkat menuju
SP.III dengan posisi Aris yang menyopir truk, Rinawati duduk
di tengah dan Pak Jamal dipinggir, sedangkan saksi berada di
bak truk (belakang mobil), namun di tengah jalan mobil truk
sempat berhenti, saksi dibelakang mendengar Rinawati
menangis dan mengadu ke Pak Jamal kalau tidak mau pulang ke
rumah karena takut sama bapaknya (Terdakwa) yang sering
menyetubuhi Rinawati;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
- Bahwa benar, saksi pernah diperiksa Penyidik di kantor Polisi
dan menandatangani Berita Acara Pemer iksaan (BAP) dan
saksi memberikan keterangan tidak ada paksaan sedikitpun;
- Bahwa benar, saksi tidak ada permasalahan apapun dengan
Terdakwa. saksi bersaksi sesuai dengan apa yang saksi lihat dan
ketahui sendiri tentang perbuatan Terdakwa terhadap anaknya
yang bernama Rinawati;
c) Keterangan saksi Jamal bin Nursit:
- Bahwa, saat di gudang Rinawati bercerita jika dia telah
disetubuhi Terdakwa dan diancam mau dibunuh;
- Bahwa, yang bercerita tersebut adalah Rinawati sendiri, katanya
dia disetubuhi sejak kelas IV SD;
- Bahwa, setelah selesai Rinawati bercerita, saksi akan mengantar
pulang tapi di jalan sejak SP.6 Rinawati menangis terus dan
tidak mau pulang, jadi saksi suruh menginap di rumah, tidur
dengan anak saksi;
Fakta/ keterangan saksi Jamal bin Nursit yang tidak dimuat
dalam putusan adalah:
- Bahwa benar, saksi mendengar cerita dari Rinawati di jambu-
jambu atau di Gudang milik saksi yang mana saat itu di waktu
malam hari ada Aris, Yanto dan Rinawati;
- Bahwa benar, mulanya saksi tahu Rinawati disetubuhi oleh
Bapaknya sendiri (Terdakwa) berasal dari Rinawati sendiri yang
bercerita kepada saksi yaitu pada tanggal 6 Agustus 2007 malam
hari sekira jam 21.00 WITA saksi pergi ke gudang kayu milik
saksi yang berada di jambujambu, dekat kantor Bupati.
Sesampai di gudang, saksi mendapat Aris, Yanto dan Rinawati
maka saksi marah dengan Aris karena bukannya membawa kayu
tetapi membawa anak perempuannya orang dan saksi
memerintahkan kepada Aris untuk memulangkan Rinawati ke
rumah orang tuanya di SP.III Desa Wonomulyo, dan malam itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
juga Rinawati langsung diantar dengan naik truk yang disopiri
oleh Aris, Rinawati duduk di tengah dan saksi dipinggir
sedangkan Yanto duduk di bak mobil truk bagian belakang
menuju SP.III Desa Wonomulyo tetapi di tengah jalan di daerah
Km. 9 Rinawati menangis meminta kepada saksi untuk tidak
mengantarnya pulang ke SP.III Desa Wonomulyo karena
Rinawati takut dengan Bapaknya (Terdakwa) yang mana
bapaknya tersebut telah memperkosa Rinawati sejak Rinawati
kelas IV SD sampai dengan sekarang sehingga saksi menyuruh
Aris untuk kembali ke Tanjung Selor dan Rinawati dia jak saksi
kerumah saksi di Jalan Langsat dan Rinawati langsung disuruh
saksi untuk beristirahat di kamar bersama anak- anak saksi yang
juga perempuan semua;
- Bahwa benar, saat mendengar cerita Rinawati, saksi merasa
tidak yakin kalau Bapaknya Rinawati (Terdakwa) memperkosa
anaknya (Rinawati), maka saksi menanyakan kembali kepada
Rinawati mengenai cerita Rinawati tersebut tetapi Rinawati
tetap bersikukuh dengan keterangannya bahwa Terdakwa telah
memperkosa Rinawati dari kelas IV SD sampai dengan SMP;
- Bahwa benar, ketika Rinawati datang ke rumah saksi dalam
keadaan menangis meminta perlindungan kepada saksi, lalu
saksi mengatakan kalau minta perlindungan jangan kepada saksi
tetapi kepada Polisi, lalu saksi tanya kepada
telah diperkosa oleh orang tuanya dan diancam kalau tidak mau
diajak bersetubuh akan disakiti, lalu saksi beritahu apa benar
yang Rinawati sampaikan karena itu orang tua Rinawati sendiri,
begitu besok Rinawati laporkan ke Polisi res Bulungan tentang
perbuatan orang tua Rinawati. Kemudian besok pagi tanggal 7
Agusutus 2007 saksi mengantar Rinawati ke Polisi res Bulungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
untuk lapor, setelah sampai di Polisi res Bulungan saksi
meninggalkan Rinawati karena saksi masih ada urusan kerja;
- Bahwa benar, Rinawati datang kepada saksi dalam keadaan
sedih dan bingung justru Aris yang menangis meminta gaji
kepada saksi untuk membantu Rinawati, (dikonfrontir dengan
Rinawati, dan Rinawati membenarkan keterangan saksi);
- Bahwa benar, saksi melihat keadaan Rinawati biasa saja tidak
ada kelainan dalam dirinya dan katanya juga tidak hamil,
bahkan saksi memarahi Aris yang mengajak Rinawati ke
tempatnya karena Rinawati anak orang lain, lalu di jawab oleh
Rinawati kalau dirinya yang mengajak untuk meminta
perlindungan kepada saksi yang dianggap kenal dari pada orang
lain;
- Bahwa benar, kata Rinawati bahwa Rinawati setiap hari
disetubuhi oleh orang tuanya (Terdakwa) kecuali Bapaknya
(Tedakwa) kecapekan atau terkena giliran ronda atau jaga;
- Bahwa benar, sebelum saksi mengantar Rinawati ke Polisi res
Bulungan untuk melaporkan perbuatan Terdakwa, saksi telah
mengingatkan kembali kepada Rinawati apa benar yang
diceritakan Rinawati kepada saksi dan saksi memberitahu
kepada Rinawati akibat laporan Rinawati kepada Polisi bahwa
Bapaknya (Terdakwa) akan dihukum berat yaitu dipenjara lama
karena perbuatannya menyetubuhi anak dan dijawab oleh
Rinawat -
- Bahwa benar, sejak Rinawati lapor ke Polisi , Rinawati tinggal
di rumah saksi selama kurang lebih 2 (dua) minggu sampai
Rinawati di jemput oleh Ibu Tirinya berkali - kali;
- Bahwa benar, saksi pernah menanyakan Rinawati apa tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
- Bahwa benar, selama Rinawati tinggal di rumah saksi, Rinawati
tidur bersama anak anak saksi yang juga perempuan semuanya
di dalam kamar tidur dan saksi juga memberi makan dan bahkan
saksi berniat menyekolahkan Rinawati kalau Rinawati tidak mau
pulang ke rumah orang tuanya;
- Bahawa benar, saksi tidak pernah memaksa ataupun mengancam
Rinawati untuk tinggal di rumah saksi karena saksi tidak
mempunyai kepentingan apa- apa;
- Bahwa benar, saksi memiliki hubungan baik dengan Terdakwa,
malah dengan di tahannya Terdakwa oleh Polisi, bisnis kayu
saksi dengan Terdakwa jadi rugi karena saksi tidak mendapat
suplai kayu dari Terdakwa;
- Bahwa benar, Rinawati bercerita kepada saksi kalau ibu tirinya
sering melihat perbuatan Terdakwa menyetubuhi Rinawati tetapi
tidak berani dan saat Rinawati berada di rumah saksi, saksi
pernah bertanya kepada Ibu Tiri Rinawati ketika Ibu Tiri
Saudari Rinawati datang ke rumah saksi untuk menjemput
Rinawati, apakah benar Ibu Tiri Saudari Rinawati sering melihat
Terdakwa menyetubuhi Rinawati. Saat itu reaksi Ibu Tiri
Saudari Rinawati terlihat diam, kayaknya ia pernah melihat;
- Bahwa benar, Aris bertempat tinggal di gudang penampungan
kayu di Jambu-jambu dekat kantor Bupati dan Aris tidak pernah
tidur di rumah saksi karena saksi mempunyai anak perempuan;
- Bahwa benar, selama Rinawati ada di rumah saksi, saksi tidak
pernah melihat Rinawati berduaan dengan Aris karena Rinawati
selalu bersama dengan isteri dan anak- anak saksi;
d) Keterangan saksi Siti Hajar:
- Bahwa, Rinawati bercerita kepada saksi sewaktu Rinawati
tinggal di rumah bersama saksi;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
- Bahwa, Rinawati bercerita saat bersama saksi duduk sambil
menonton TV, kemudian Rinawati mengatakan jika dia
disetubuhi sejak SD kelas 4 sampai SMP oleh bapaknya;
- Bahwa, Rinawati di rumah saksi dibawa oleh suami saksi yaitu
Saudara Jamal, lalu saksi menyuruh Rinawati untuk sekamar
dengan anak perempuan saksi yang masih bersekolah di SMA,
kebetulan anak saksi perempuan semua;
- Bahwa, saksi kenal dengan Aris, karena Aris adalah sopir suami
saksi, tetapi dia tinggal di gudang Jelarai, tidak pernah tidur di
rumah saksi, kadang ke rumah saksi hanya untuk makan dan
nonton TV;
- Bahwa, saat Rinawati bercerita kepada saksi tentang
pemerkosaan, roman wajahnya Rinawati sedih;
- Bahwa, saat Rinawati cerita, saat diperkosa sperma bapaknya
dikeluarkan disarung, kayanya supaya tidak hamil;
- Bahwa, Rinawati pernah bercerita soal ancaman sewaktu
disetubuhi oleh Bapaknya, dia bilang dia diancam pisau supaya
mau bersetubuh, begitu juga supaya tidak cerita ke orang lain;
Fakta/ keterangan saksi Siti Hajar yang tidak dimuat dalam
putusan adalah:
- Bahwa benar, saksi tau perbuatan persetubuhan Terdakwa
terhadap Rinawati karena Rinawati telah bercerita kepada saksi;
- Bahwa benar, Rinawati bercerita kepada saksi tentang perbuatan
Terdakwa memperkosa Rinawati ketika Rinawati tinggal di
rumah saksi bahwa Rinawati diperkosa oleh Bapak kandungnya
yaitu Terdakwa sejak kelas 4 SD sampai Rinawati lapor Polisi,
teteknya Rinawati digigit oleh Bapaknya (Terdakwa) dan
Terdakwa menyetubuhi Rinawati hingga Terdakwa
mengeluarkan air mani;
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Bapaknya (Terdakwa)
memperkosa Rinawati berulang kali sejak kelas 4 SD sampai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
dengan SMP (tahun 2007), tetek Rinawati digigit oleh Bapaknya
ketika menyetubuhi Rinawati dan Rinawati pernah membawa
silet untuk melawan perbuatan bejat Bapaknya (Terdakwa)
tetapi Rinawati tidak berani sama Bapaknya (Terdakwa) dan
Rinawati pernah mau meracuni Bapaknya (Terdakwa) melalui
minuman teh tetapi minuman teh tersebut tidak di minum oleh
Bapaknya;
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Rinawati diperkosa
setiap hari kecuali saat Bapaknya (Terdakwa) pergi;
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Rinawati diperkosa oleh
Bapaknya (Terdakwa) di saat ibunya berada di luar kamar
sedang Rinawati berada di kamar bersama adiknya yang baru
tidur;
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa setiap diperkosa
Bapaknya (Terdakwa) selalu mengancam dengan pisau sehingga
Rinawati tidak dapat melawan;
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Rinawati pernah
diancam akan dibunuh apabila cerita dengan orang lain;
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa ibu tirinya mengetahui
perbuatan Bapaknya (Terdakwa) namun ibu tirinya mengatakan,
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa sudah tidak tahan
digauli oleh Bapaknya (Terdakwa);
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa setiap disetubuhi,
Bapaknya (Terdakwa) selalu membuang air maninya di luar
(sarung) dengan alasan takut apabila saksi (Rinawati) hamil dan
Rinawati bercerita bahwa Bapaknya (Terdakwa) mengatakan
apabila saksi (Rinawati) hamil, maka Bapaknya (Terdakwa)
tidak mungkin mengawini anaknya (Rinawati);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
- Bahwa benar, Rinawati pernah meminta perlindungan terhadap
suami saksi dan saat itu suami saksi menyarankan agar meminta
perlindungan kepada Polisi;
- Bahwa benar, saksi pernah menyarankan agar Rinawati pulang
- Bahwa benar, saksi tidak pernah memaksa Rinawati untuk
tinggal di rumah saksi dan saksi tidak pernah mengancam
Rinawati dalam bentuk apapun sehubungan perbuatan Terdakwa
terhadap Rinawati;
- Bahwa benar, Ibu (orang tua Rinawati) pernah datang ke rumah
saksi sebanyak 2 (dua) kali untuk mengajak Rinawati pulang
namun Rinawati menolaknya;
- Bahwa benar, ketika Ibu (orang tua Rinawati) datang ketiga
kalinya akhirnya Rinawati mau diajak pulang;
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa selama diperkosa oleh
Bapaknya (Terdakwa) saksi merasa tidak enak;
- Bahwa benar, saksi menyarankan agar Rinawati pulang namun
Rinawati menolak;
- Bahwa benar, Aris tidak pernah tinggal atau tidur di rumah saksi
yang berada di Jalan Salak RT.04 No.1 Tanjung Selor;
- Bahwa benar, Rinawati curhat dengan saksi sehingga saksi tahu
apa yang dialami oleh Rinawati seperti yang diceritakan
Rinawati kepada saksi;
- Bahwa benar, Rinawati pernah bercerita bahwa Rinawati pernah
mau melapor ke Polisi tetapi takut;
- Bahwa benar, suami saksi bilang kepada Rinawati bahwa kalau
kamu mau minta perlindungan bukan disini tempatnya, kamu
lapor sama Polisi dan Rinawati lapor ke Polisi esok pagi;
- Bahwa benar, Rinawati mengatakan kepada saksi bahwa
Rinawati setiap hari diperkosa oleh Bapaknya (Terdakwa), kalau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Bapaknya (Terdakwa) ke luar rumah, baru Rinawati tidak
disetubuhi;
- Bahwa benar, Rinawati tidak pernah cerita kepada saksi kalau
Rinawati diancam oleh Aris dan Yanto;
- Bahwa benar, Rinawati tidak pernah cerita kepada saksi bahwa
Rinawati pernah berhubungan badan dengan orang lain selain
diperkosa Bapaknya (Terdakwa);
- Bahwa benar, Rinawati datang ke rumah saksi dengan
membawa baju dan tas seperti orang mau berpergian;
- Bahwa benar, selama Rinawati tinggal di rumah saksi, saksi
mencoba menghibur hati Rinawati karena Rinawati terlihat
seperti orang stress, terkadang saksi mengajak Rinawati jalan -
jalan ke Pujasera dan sesekali mampir ke rumah Saudari Mimi
Yarti;
- Bahwa benar, ketika di rumah Saudari Mimi Yarti, Rinawati ada
cerita mengenai perbuatan Terdakwa memperkosa Rinawati
sejak kelas 4 SD sampai Rinawati lapor Polisi, teteknya
Rinawati digigit oleh Bapaknya (Terdakwa) dan Terdakwa
menyetubuhi Rinawati hingga Terdakwa mengeluarkan air mani
yang dikeluarkan di luar kemaluan Rinawati dan Rinawati cerita
kenapa air mani Terdakwa dikeluarkan di luar kemaluan
Rinawati karena kata Terdakwa agar Rinawati tidak hamil;
- Bahwa benar, selama Rinawati tinggal di rumah saksi, Rinawati
selalu bersama dengan saksi atau berada didekat saksi,
(keterangan saksi tersebut dikonfrontir dengan Rinawati dan
oleh Rinawati membenarkannya);
- Bahwa benar, saksi tahu persis keberadaan Rinawati selama
Rinawati tinggal di rumah saksi sehingga tidak mungkin
Rinawati melakukan persetubuhan dengan Aris karena Aris
tidak pernah tinggal atau tidur di rumah saksi dan lagian saksi
memiliki anak- anak yang juga perempuan semuanya;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
e) Keterangan saksi Mimi Yarti:
- Bahwa saksi mengetahui kejadian yang diceritakan oleh
Rinawati kalau dia pernah diperkosa oleh Bapaknya
(Terdakwa);
- Bahwa, isi cerita Rinawati yaitu dia diperkosa waktu subuh, saat
itu ibunya telah terbangun, lalu Rinawati juga bangun tetapi lalu
Rinawati disuruh ke kamar lagi oleh Terdakwa saat itulah dia
diperkosa;
- Bahwa menurut Rinawati, sudah sejak kelas 4 SD dia diperkosa;
Fakta/ keterangan saksi Mimi Yarti yang tidak dimuat dalam
putusan adalah:
- Bahwa benar, sebenarnya saksi tidak ingin mendengar cerita
dari Rinawati karena merasa jijik, tetapi Rinawati curhat, ya
saksi dengarkan curhatnya Rinawati tersebut;
- Bahwa benar, Rinawati bercerita kepada saksi tentang perbuatan
Terdakwa memperkosa Rinawati yaitu Rinawati diperkosa oleh
Bapak kandungnya yaitu Terdakwa sejak kelas 4 SD sampai
Rinawati lapor Polisi, teteknya Rinawati digigit oleh Bapaknya
(Terdakwa) dan Terdakwa menyetubuhi Rinawati hingga
Terdakwa mengeluarkan air mani;
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Bapaknya (Terdakwa)
memperkosa Rinawati berulang kali sejak kelas 4 SD sampai
dengan SMP (tahun 2007), pada waktu subuh;
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa pada setiap subuh saksi
bangun bersama ibu tirinya, namun ibunya menyuruh Rinawati
untuk kembali tidur di kamar, dan pada saat itu Rinawati
diperkosa dan teteknya digigit oleh Bapaknya (Terdakwa);
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa setiap pulang sekolah
Rinawati harus langsung pulang dan tidak boleh menceritakan
kepada temannya;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Bapaknya (Terdakwa)
marah jika Rinawati teriak;
- Bahwa benar, saksi melihat keadaan saksi Rinawati pada saat itu
sering melamun, menangis, diam dan terlihat depresi;
f) Keterangan saksi Ali Mustofa:
- Bahwa saksi membuat keterangan Rinawati dalam Berita Acara
Pemeriksaan (BAP), berdasarkan cerita Rinawati;
- Bahwa, saksi tidak pernah melakukan penekanan atau ancaman
kepada Rinawati selama membuat laporan di Polisi;
- Bahwa, saksi sebagai penyidik hanya memanggil Saudara
Widayanto untuk diperiksa dengan alasan pada saat pemeriksaan
Rinawati menyebutkan nama Widayanto, yang mana hanya dia
yang mengetahui kejadiannya dan tidak ada orang lain lagi;
Fakta/ keterangan saksi Ali Mustofa yang tidak dimuat dalam
putusan adalah:
- Bahwa benar, pada saat dilakukan pemeriksaan saksi hanya
berdua dengan korban Rinawati, sedangkan Jamal tidak ikut
masuk;
- Bahwa benar, korban Rinawati bercerita bahwa tidak ada yang
menyetubuhi korban selain Bapaknya (Terdakwa);
- Bahwa benar, keterangan korban Rinawati dalam Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) yang dibuat tanggal 07 Agustus 2007
adalah benar keterangan dari Rinawati sendiri yang diberikan
secara lancar yaitu Rinawati bercerita mengenai perbuatan
Terdakwa menyetubuhi diri Rinawati sejak kelas 4 SD sampai
dengan terakhir bulan Juli 2007 yang diceritakan dengan jelas
dan lancar, tidak seperti orang yang sedang mengarang cerita
sehingga harus mikir dahulu;
- Bahwa benar, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibuat
pada tanggal 7 Agustus 2007 adalah Berita Acara Pemeriksaan
(BAP) yang dibuat oleh saksi berdasarkan keterangan Rinawati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
kepada saksi dan benar tandatangan yang tertera dalam Berita
Acara Pemeriksaan (BAP) adalah tandatangan Rinawati dan
tandatangan saksi sendiri selaku pemeriksa;
g) Keterangan saksi Hardilan:
- Bahwa menurut saksi keterangan Rinawati sebagai saksi korban
saat itu adalah sesuai dengan apa yang disampaikan oleh
Rinawati, bahkan Rinawati berani diangkat sumpah tetapi oleh
karena anak- anak saja maka saksi tidak disumpahnya;
- Bahwa, saat pemeriksaan/ interogasi tidak ada tekanan dari
saksi;
- Bahwa, isi Berita Acara Pemeriksaan tersebut diperoleh dari
Rinawati sendiri, pertanyaanya juga hasil dari pengembangan
atas jawaban dari Rinawati;
- Bahwa, saat dimuat surat pencabutan tersebut, yang ada di
hadapan saksi sebagai pembuat surat tersebut adalah Rinawati,
Saudara Saad dan Bu Ngatemin;
Fakta/ keterangan saksi Hardilan yang tidak dimuat dalam
putusan adalah:
- Bahwa benar, pada saat itu di depan saksi, korban Rinawati
mengaku telah diperkosa oleh Bapaknya (Terdakwa);
- Bahwa benar, pada saat itu saksi korban Rinawati mengatakan
telah diperkosa oleh bapaknya (Terdakwa) berkali-kali dan
dikuatkan dengan mengatakan sumpah berdasarkan keyakinan
korban;
- Bahwa benar, saksi korban Rinawati pada saat menyampaikan
keterangan di depan saksi atas kehendak sendiri dengan lancar
dalam keadaan sehat, tidak dalam keadaan takut, tertekan dan
paksaan;
- Bahwa benar, saksi korban bercerita bahwa tidak ada yang
menyetubuhi korban selain bapaknya (Terdakwa);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
- Bahwa benar, saksi tidak pernah mengarahkan pertanyaan
kepada saksi korban Rinawati mengenai persetubuhan Terdakwa
terhadap Rinawati tetapi Rinawati sendiri yang menerangkan
tentang perbuatan Terdakwa kepada saksi selaku pemeriksa;
- Bahwa benar, ada sura t pencabutan dari Rinawati dan yang
menget i k adalah saksi sendiri karena dimintai tolong untuk
mengetikan tetapi isi materi surat pencabutan berasal dari
keluarga saksi korban Rinawati yaitu Pak Saad;
- Bahwa benar, yang menghadap kepada saksi untuk membuat
pencabutan laporan adalah Saudara Saad dan Ibu Ngatemin
(isteri Terdakwa) dan meminta untuk diketikan surat pencabutan
laporan dengan isi materi bahwa permasalahan antara Ngatemin
dan anaknya telah diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak
ada lagi tuntutan hukum;
- Bahwa benar, adanya surat pencabutan laporan dari Rinawati
setelah Terdakwa di tahan di Rutan Polisi res selama kurang
lebih 2 (dua) mingguan;
- Bahwa benar, saksi pernah melihat isteri Terdakwa
mengunjungi Terdakwa dalam tahanan dengan membawa
Rinawati, yang kemudian tidak lama setelah itu isteri Terdakwa
bersama Saudara Saad datang kepada saksi untuk meminta
diketikan surat pencabutan laporan;
2) Keterangan Terdakwa:
- Bahwa sewaktu menikah lagi, Terdakwa tinggal bersama dengan
Fatimah isteri Terdakwa, Husin dan Rinawati;
- Bahwa menurut Terdakwa, rumah Terdakwa di Sajau adalah rumah
yang di dapat dari jatah transmigrasi yang terbuat dari kayu;
- Bahwa selama tinggal, rumah Terdakwa di Sajau tersebut tidak ada
yang di rubah, hanya tambah teras dan ruang tamu;
- Bahwa rumah kayu dahulu terdiri dari 3 (tiga) kamar, paling depan
kamar Terdakwa, di tengah kamar untuk simpan beras sekaligus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
kamar Husin, sedangkan yang paling belakang adalah kamarnya
Rinawati;
- Bahwa Yanto sering datang ke rumah Terdakwa, apalagi kalau
Husin datang, tapi hanya duduk- duduk saja;
3) Alat Bukti Petunjuk:
Bahwa terhadap keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin
(saksi korban) di persidangan dengan menerangkan bahwa
keterangannya yang diberikan di hadapan penyidik Polisi adalah benar
dari mulut saksi Rinawati sendiri, tetapi isi materi yang diberikan
adalah tidak benar karena saksi Rinawati menceritakan isi materi
dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah cerita berasal dari saksi
Widayanto alias Yanto yang mengajarinya di malam harinya sebelum
melapor dan saksi Rinawati diancam oleh Aris untuk melaporkan
Bapaknya (Terdakwa) ke Polisi adalah memiliki kejanggalan dan
ketidaklogisan . Bilamana benar saksi Rinawati diancam oleh Aris dan
saksi Rinawati dipaksa oleh Aris untuk melaporkan Bapaknya
(Terdakwa) atas perbuatan persetubuhannya dengan saksi Rinawati,
tetapi kenapa di persidangan saksi Rinawati menerangkan bahwa pada
saat saksi Rinawati melapor ke Polisi diantar oleh saksi Jamal, tetapi
ketika di kantor Polisi, saksi Rinawati hanya sendirian dalam ruangan
pemeriksaan Polisi bersama dengan Polisi sedangkan saksi Jamal pergi
karena ada urusan kerja. Dan setelah selesai dari pemeriksaan Polisi,
saat itu, saksi Rinawati di jemput oleh Aris dengan menggunakan truk
dan diantar menuju rumah saksi Jamal dan selama perjalanan dari
Kantor Polisi menuju rumah saksi Jamal tidak ada percakapan dan
tidak ada pertanyaan dari Aris kepada saksi Rinawati mengenai hasi
pemeriksaan saksi Rinawati di Polisi seperti apa yang telah dilaporkan
atau apa keterangan saksi Rinawati kepada Polisi? dan tidak ada
kekhawatiran tentang cerita saksi Rinawati kepada Polisi. Padahal
pemeriksaan saksi Rinawati oleh Polisi yang kedua, Aris juga
mengetahuinya tetapi Aris tidak pernah menanyakan kepada saksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Rinawati dan tidak pernah mengancam lagi kepada saksi Rinawati. Hal
ini sangat tidak logis, karena apabila benar bahwa Aris melakukan
ancaman kepada saksi Rinawati untuk melaporkan Terdakwa ke Polisi,
berarti Aris memiliki kepentingan dan semestinya pada setiap
kesempatan, Aris akan selalu menanyakan kepada saksi Rinawati
mengenai laporan saksi Rinawati kepada Polisi baik mengenai materi
laporannya maupun perkembangan laporannya (apakah sudah sesuai
atau tidak dengan yang diinginkan Aris). Tetapi saksi Rinawati sendiri
di persidangan secara tegas telah menerangkan bahwa setelah selesai
dari pemeriksaan Polisi, saat itu, saksi Rinawati di jemput oleh Aris
dengan menggunakan truk dan diantar menuju rumah saksi Jamal dan
selama perjalanan dari Kantor Polisi menuju rumah saksi Jamal tidak
ada percakapan dan tidak ada pertanyaan dari Aris kepada saksi
Rinawati mengenai hasil pemer iksaan saksi Rinawati di Polisi seperti
apa yang telah dilaporkan atau apa keterangan saksi Rinawati kepada
Polisi? Dan tidak ada kekhawatiran tentang cerita saksi Rinawati
kepada Polisi. Pada pemer iksaan saksi Rinawati oleh Polisi yang
kedua, Aris juga mengetahuinya tetapi Aris tidak pernah menanyakan
kepada saksi Rinawati dan Terhadap saksi Widayanyo alias Yanto,
saksi Jamal, saksi Siti Hajar (Isteri Pak Jamal) maupun Ibu Mimi Yarti
tidak pernah mengancam saksi Rinawati untuk bercerita kepada Polisi
sesuai dengan keterangan saksi Rinawati di Berita Acara Pemer iksaan
(BAP) Polisi. Dengan demikian keterangan saksi Rinawati di
persidangan yang menyatakan bahwa keteranganya yang diberikan
dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Penyidik adalah tidak benar isi
materinya karena yang melakukan persetubuhan dengan saksi Rinawati
bukan Terdakwa, melainkan Aris adalah sangat di ragukan
kebenarannya. Hal ini juga mengingat kemungkinan adanya keadaan
psikologis saksi Rinawati di persidangan yang memiliki hubungan
batin dengan Terdakwa sebagai anak kandung, sehingga keterangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
saksi Rinawati dalam Berita Acara Pemer iksaan (BAP) memiliki
kebenaran;
Bahwa keterangan para saksi, alat bukti Surat sebagaimana
tersebut di atas, yang menunjukan bahwa saksi Widayanto alias Yanto
yang menerangkan di bawah sumpah di persidangan telah melihat
sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi anaknya (saksi Rinawati )
yaitu pada hari lupa, bulan lupa tahun 2004 sekitar jam 05.00 WITA
pada saat itu saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah tidur di rumah
Terdakwa yaitu tidur di kamar bersama Husin sebelah kamarnya
Terdakwa, ketika saksi terbangun kemudian saksi mengintip melalui
celah-celah dinding papan kamar tidur, saat itu isteri Terdakwa sudah
bangun dan sedang masak di dapur yang tidak jauh dari kamar tidur.
Ketika saksi mengintip ke kamar tidur Terdakwa, saksi melihat
Terdakwa melepas celana dalam Rinawati sedangkan roknya disingkap
keatas dan Terdakwa menaikkan sarung yang dikenakannya keatas,
kemudian Terdakwa menindih tubuh Rinawati kemudian saksi melihat
pantat Terdakwa digerakkan naik turun hingga saksi tidak tahan
melihatnya kemudian saksi kembali tidur;
Bahwa keterangan saksi Widayanto alias Yanto tersebut, tidak
berdiri sendiri karena keterangan tersebut didukung dengan keterangan
saksi yang lain yaitu keterangan saksi Rinawati sendiri di persidangan
telah menerangkan:
- Bahwa, dinding rumah tersebut diganti menjadi dinding batu, oleh
karena yang lama sudah jabuk (lapuk);
- Bahwa, saksi pernah tidur di kamar orang tuanya dengan Bapak
saksi (Terdakwa) dan juga dengan adik dan tidak pernah jika
dengan bapak hanya berdua;
- Bahwa Yanto pernah tidur di rumah saksi di Jalan Lisa Desa
Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur.
- Bahwa benar, saksi sering tidur dengan Bapak kandung saksi
(Terdakwa).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
- Bahwa benar, rumah saksi pada tahun 2004 yang terbuat dari
dinding papan memiliki 2 (dua) kamar yaitu 1 (satu) kamar di
tempati oleh Terdakwa, Ibu tiri, adik kecil (Edi Pranoto) dan saksi,
sedangkan 1 (satu) kamar lainnya di tempati oleh Husin, Mahmud,
Jarik (kakak tiri);
Dan berdasarkan keterangan saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti
Hajar, saksi Mimi Yarti di persidangan telah menerangkan di bawah
sumpah bahwa saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi
Yarti telah mendengarkan langsung dari saksi Rinawati yang
menceritakan sendiri kepada para saksi mengenai perbuatan bapaknya
(Terdakwa) yang telah menyetubuhi atau memperkosa saksi Rinawati
sejak kelas IV SD ( tahun 2004) sampai dengan tahun 2007 dan
keterangan saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti di
persidangan tersebut, telah dibenarkan oleh saksi Rinawati ketika
dikonfrontir;
Dan berdasarkan keterangan saksi verba lisan yaitu saksi Ali
Mustofa dan saksi Hardilan di persidangan juga telah menerangkan di
bawah sumpah yaitu pada waktu pemeriksaan saksi Rinawati di kantor
Polisi, saksi Rinawati tidak didampingi oleh siapapun di ruang
pemeriksaan dan saksi Rinawati memberi keterangan di hadapan Polisi
dengan lancar ketika menceritakan perbuatan Bapaknya (Terdakwa)
yang menyetubuhi saksi Rinawati dan bagaimana cara Terdakwa
melakukan perbuatan persetubuhan tersebut dapat diceritakan dan
dijelaskan oleh saksi Rinawati dengan lancar dan tidak ada paksaan
maupun tekanan dari pihak lain. Dan saksi Hardilan juga telah
menerangkan sekitar 2 (dua) minggu kemudian setelah Terdakwa di
tahan yaitu tanggal 22 Agustus 2007 datang Saudara Saad dan Ibu
Ngatemin/ isteri Terdakwa (adalah paman tiri dan ibu tiri dari saksi
Rinawati) menghadap kepada saksi Hardilan untuk membuat
pencabutan laporan dan meminta untuk diketikan surat pencabutan
laporan dengan isi materi bahwa permasalahan antara Ngatemin dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
anaknya telah diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak ada lagi
tuntutan hukum. Bahwa isi materi surat pencabutan berasal dari
keluarga saksi korban Rinawati yaitu Pak Saad. Kemudian saksi
Rinawati hanya menandatanganinya saja;
Berdasarkan keterangan saksi a de charge Husin di persidangan
telah menerangkan dengan tidak di bawah sumpah yaitu:
- Bahwa benar, saksi kenal dengan Yanto dan Yanto pernah ke
rumah saksi di SP.III Desa Wonomulyo dengan tujuan mencari
saksi kalau kebetulan saksi berada di rumah;
- Bahwa benar, Yanto pernah berkerja dengan bapak saksi
(Terdakwa) dan yang menanggung makannya Yanto adalah
Terdakwa, sedangkan yang memasakkan makanannya adalah Ibu
saksi bersama Rinawati pada pagi pagi hari;
- Bahwa benar, saksi masih ingat ketika rumah saksi di SP.III Desa
Wonomulyo masih dinding terbuat dari papan yang memiliki 3
(tiga) kamar tidur dengan ukuran 3x3 meter (saksi menggambarkan
sketsa rumahnya di persidangan);
- Bahwa benar antara kamar yang satu dengan kamar yang lainnya
berjajar dari depan ke belakang, dengan batas dinding terbuat dari
papan yang disusun bertumpuk miring;
Serta berdasarkan keterangan Terdakwa sendiri di persidangan
juga telah menerangkan bahwa: Dan berdasarkan alat bukti surat
berupa Visum Et Repertum Nomor: 81/RHS/RM-RSU/2006 tanggal
07 Agustus 2007 yang dibuat dan di tandatangani oleh Dr. Fadlum
selaku Dokter Pemeriksa pada RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo
yang telah melakukan pemeriksaan terhadap seorang wanita bernama
Rinawati binti Ngatemin dengan hasil pemeriksaan yang
menyimpulkan bahwa telah dilakukan pemeriksaan luar terhadap
seorang perempuan, berumur empat belas tahun, suku bangsa Jawa
Indonesia, pada pemeriksaan ditemukan adanya liang senggama dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi belum mempunyai
anak;
Dengan demikian keterangan saksi Widayanto alias Yanto
tersebut memiliki persesuaian dengan keterangan saksi Rinawati, saksi
Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa,
saksi Hardilan, saksi Husin dan keterangan Terdakwa serta alat bukti
surat, sehingga diperoleh alat bukti petunjuk bahwa benar Terdakwa
telah melakukan perbuatan persetubuhan terhadap anaknya yaitu
Rinawati dengan kekerasan atau ancaman kekerasan yang dilakukan
berulang kali dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, maka
diperoleh fakta-fakta yang saling bersesuaian dan berkesinambungan
sehingga seharusnya diperoleh fakta hukum sebagai berikut:
- Bahwa sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2006 Terdakwa
tinggal di rumah jatah Transmigrasi yang dindingnya terbuat dari
papan dan Terdakwa tidak pernah merenovasi bangunan rumah
trans tersebut, hanya menambah ruang teras saja;
- Bahwa rumah Terdakwa yamg masih berbentuk jatah transmigrasi
memiliki 2 (dua) kamar yang terbuat dari papan meranti yang
disusun bertumpuk sama dengan rumah yang dimiliki warga
transmigrasi lainnya termasuk milik saksi Jurian to alias Boyni bin
Jaiman;
- Bahwa sejak Terdakwa menikah dengan isteri kedua yaitu Fatimah
pada tahun 1994, Terdakwa tinggal di rumah Trans di SP.III Desa
Wonomulyo bersama-sama isteri (Fatimah), Rinawati dan Husin,
sedangkan 5 (lima) orang anak dari Fatimah (isteri kedua
Terdakwa) bertempat tinggal di Baratan dan kelima orang anak dari
Fatimah tersebut tidak pernah tinggal dengan Terdakwa di SP.III
Desa Wonomulyo;
- Bahwa yang tinggal serumah dengan Terdakwa di SP.III Desa
Wonomulyo adalah Ibu Tiri dari Saudari Rinawati (isteri
Terdakwa), Husin (anak tiri Terdakwa), Edi Pranoto dan Rinawati,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
selain itu anak tiri Terdakwa yang lain tidak pernah tinggal dengan
Terdakwa dan Terdakwa sehari-hari tinggal di rumahnya yang
berada di Desa Wonomulyo, baik siang maupun malam hari, ya
Terdakwa tinggal di rumah tersebut sampai Terdakwa di tahan di
Polisi (sesuai dengan keterangan saksi Rinawati, saksi Jurianto
alias Boyni, saksi Darsono bin Sardi, dan keterangan Terdakwa);
- Bahwa Terdakwa menempati kamar tidur di depan sedangkan
kamar tidur tengah adalah tempat beras tetapi juga ada ranjang
tidur kecil yang biasanya di tempati tidur oleh Husin, kamar tidur
belakang di tempati oleh Rinawati (sesuai dengan keterangan saksi
Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto, saksi a de charge Husin,
dan keterangan Terdakwa);
- Bahwa Terdakwa kenal dengan Saudara Yanto karena dia tinggal
di depan rumah Terdakwa dan Yanto sering ke rumah Terdakwa
kalau ada Husin yang datang dari Baratan. (ada persesuaian dengan
keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto, saksi a de
charge Husin, saksi a de charge Edi Pranoto dan keterangan
Terdakwa);
- Bahwa saksi Jurianto alias Boyni yang merupakan tetangga
bersebelahan rumah dengan Terdakwa sering mendengar Rinawati
dimarahi Terdakwa dan pernah melihat Rinawati dipukuli
Terdakwa dan saksi juga pernah mendengar tangisan Rinawati
kemudian saksi memberi makan lewat jendela karena rumahnya
dikunci oleh Bapaknya (Terdakwa) yang mana kejadian tersebut
ketika Rinawati masih sekolah kelas 5 SD;
- Bahwa benar, pada tahun 2004 Saudara Husin (kakak tiri saksi)
bertempat tinggal di rumah Jalan Lisa Desa Wonomulyo;
- Bahwa saksi Rinawati mengaku sering tidur dengan Bapak
kandung saksi (Terdakwa) (sesuai dengan keterangan saksi
Rinawati);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
- Bahwa rumah saksi Rinawati pada tahun 2004 yang terbuat dari
dinding papan memiliki 2 (dua) kamar yaitu 1 (satu) kamar di
tempati oleh Terdakwa, Ibu tiri, adik kecil (Edi Pranoto) dan saksi,
sedangkan 1 (satu) kamar lainnya di tempati oleh Husin, Mahmud,
Jarik (kakak tiri), (sesuai dengan keterangan saksi Rinawati );
- Bahwa saksi Rinawati di persidangan mengaku bahwa Yanto
pernah tidur di rumah saksi Rinawati di Jalan Lisa Desa
Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur (sesuai dengan
keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto);
- Bahwa saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah tahu ada perkosan
karena saksi melihat sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi
Saudari Rinawati;
- Bahwa saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah melihat kejadian
perkosaan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap Saudari
Rinawati terjadi pada tahun 2004 pada waktu subuh (pagi hari) di
rumah Terdakwa di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan
Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan;
- Bahwa saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah mengetahui
perbuatan Terdakwa menyetubuhi Saudari Rinawati, berawal dari
rasa penasaran saksi karena Husin (anak tiri Terdakwa) pernah
bercerita kepada saksi bahwa Terdakwa pernah menyetubuhi
anaknya yaitu Saudari Rinawati sehingga saksi ingin
membuktikannya hingga saksi melihat sendiri perbuatan Terdakwa
menyetubuhi Rinawati;
- Bahwa pada saat saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah melihat
perbuatan Terdakwa menyetubuhi Rinawati, keadaan rumah
Terdakwa masih terbuat dari papan yaitu rumah transmigrasi;
- Bahwa saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah sering pergi ke
rumah Terdakwa untuk nonton TV dan bertemu dengan Husin,
anak tiri Terdakwa dan saksi sering tidur di rumah Terdakwa yang
mana saat itu saksi berada di kamar sebelah kamar Terdakwa dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
saksi mengintip perbuatan Terdakwa menyetubuhi anak
kandungnya sendiri yaitu Rinawati melalui lubang celah-celah
dinding yang terbuat dari papan (sesuai dengan keterangan saksi
Widayanto alias Yanto dan didukung dengan keterangan saksi
Rinawati);
- Bahwa saat saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah mengintip
perbuatan Terdakwa menyetubuhi anak kandungnya yang bernama
Rinawati, di kamar Terdakwa hanya ada 3 (tiga) orang yaitu
Terdakwa, Rinawati dan Edi, sedangkan isteri Terdakwa sedang
memasak di dapur untuk mempersiapkan makanan orang-orang
yang berkerja gesek kayu (anak buah Terdakwa);
- Bahwa saat mengintip, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah
melihat dengan jelas Terdakwa sedang menyetubuhi Rinawati di
kamar Terdakwa dan perbuatan persetubuhan itu di l akukan
Terdakwa di lantai kamar dan saat itu Terdakwa pada posisi di atas
tubuh Rinawati;
- Bahwa benar, pada hari lupa, bulan lupa, tahun 2004 sekitar jam
05.00 WITA pada saat itu saksi tidur di rumah Terdakwa yaitu
tidur di kamar bersama Husin sebelah kamarnya Terdakwa, ketika
saksi terbangun kemudian saksi mengintip melalui celah-celah
dinding papan kamar tidur, saat itu isteri Terdakwa sudah bangun
dan sedang masak di dapur yang tidak jauh dari kamar tidur. Ketika
saksi mengintip ke kamar tidur Terdakwa, saksi melihat Terdakwa
melepas celana dalam Rinawati sedangkan roknya disingkap ke
atas dan Terdakwa menaikkan sarung yang dikenakannya ke atas,
kemudian Terdakwa menindih tubuh Rinawati kemudian saksi
melihat pantat Terdakwa digerakkan naik turun hingga saksi tidak
tahan melihatnya kemudian saksi kembali tidur;
- Bahwa saksi Rinawati selama kenal dengan Aris, saksi tidak pernah
dipukul;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
- Bahwa saksi Rinawati pacaran dengan Aris dan cara pacaran saksi
dengan Aris hanya sebatas ciuman bibir, pipi, dan gandengan
tangan;
- Bahwa pada tanggal 6 Agustus 2007 saksi di jemput oleh Aris dan
Yanto di rumah saksi di Desa Wonomulyo SP.III RT.06
Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan, yang mana
ajakan Aris
dengan naik truk bersama dengan Yanto menuju Tanjung Selor
yaitu ke gudang milik Pak Jamal sekira jam 21.00 WITA dan tidak
lama kemudian datang Pak Jamal melihat keberadaan saksi di
gudangnya bersama Aris dan Yanto maka Pak Jamal langsung
marah
malam-malam, kutampar kau. Ini anak orang, cepat kau pulangin
ke rumahnya di SP.III oleh Pak Jamal bersama Aris dan Yanto
dengan naik truk dengan Posisi yaitu duduk bagian depan adalah
Aris sebagai supir truknya, bersama saksi dan Pak Jamal,
sedangkan Yanto duduk dibak truk. Namun di tengah jalan menuju
SP.III, Rinawati menangis meminta kepada saksi Jamal untuk tidak
mengantarnya pulang ke SP.III Desa Wonomulyo karena Rinawati
takut dengan Bapaknya (Terdakwa) yang mana bapaknya tersebut
telah memperkosa Rinawati sejak Rinawati kelas IV SD sampai
dengan sekarang dan saat itu Pak Jamal merasa tidak yakin kalau
Bapaknya Rinawati (Terdakwa) memperkosa anaknya (Rinawati)
sendiri, maka saksi Jamal menanyakan kembali kepada Rinawati
mengenai cerita Rinawati tersebut tetapi Rinawati tetap bersikukuh
dengan keterangannya bahwa Terdakwa telah memperkosa
Rinawati dari kelas IV SD sampai dengan SMP sehingga
perjalanan menuju ke SP.III tidak dilanjutkan tetapi kembali ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tanjung Selor dan saksi Rinawati menginap di rumah saksi Jamal
di Jalan Langsat Tanjung Selor;
- Bahwa pada malam tanggal 06 Agustus 2007 saksi Rinawati
menginap di rumah Pak Jamal dan melapor ke Kantor Polisi pada
pagi harinya tanggal 07 Agustus 2007 jam 08.00 pagi dengan
diantar Pak Jamal;
- Bahwa ketika Rinawati datang ke rumah atau tempat saksi Jamal
dalam keadaan menangis meminta perlindungan kepada saksi, lalu
saksi mengatakan kalau minta perlindungan jangan kepada saksi
orang tuanya dan diancam kalau tidak mau diajak bersetubuh akan
disakiti, lalu saksi bertanya apa benar yang Rinawati sampaikan
ke Polres Bulungan tentang perbuatan orang tua Rinawati.
Kemudian besok pagi tanggal 7 Agustus 2007 saksi mengantar
Rinawati ke Polres Bulungan untuk lapor, setelah sampai di Polres
Bulungan saksi meninggalkan Rinawati karena saksi masih ada
urusan kerja;
- Bahwa benar, pada saat di kantor Polisi, yang memeriksa saksi
adalah 2 (dua) orang Polisi dan ketika diperiksa oleh Polisi, saksi
hanya sendirian;
- Bahwa benar, pada saat di kantor Polisi untuk melapor, tidak ada
Aris. Didalam ruangan pemeriksaan Polisi, hanya saksi sendirian
bersama dengan Polisi yang memeriksa;
- Bahwa benar, semua pertanyaan Polisi di jawab oleh saksi dengan
lancar dan berasal dari mulut saksi sendiri;
- Bahwa benar, isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) bukan karangan
Polisi karena isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah jawaban
dari mulut saksi sendiri;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
- Bahwa Rinawati setiap hari disetubuhi oleh orang tuanya
(Terdakwa) kecuali bapaknya (Terdakwa) kecapekan atau terkena
giliran ronda atau jaga;
- Bahwa sebelum saksi mengantar Rinawati ke Polres Bulungan
untuk melaporkan perbuatan Terdakwa, saksi telah mengingatkan
kembali kepada Rinawati apa benar yang diceritakan Rinawati
kepada saksi dan saksi memberitahu kepada Rinawati akibat
laporan Rinawati kepada Polisi bahwa Bapaknya (Terdakwa) akan
dihukum berat yaitu dipenjara lama karena perbuatannya
saja, sekalian
mati juga gak apa-
- Bahwa benar, sejak Rinawati lapor ke Polisi, Rinawati tinggal di
rumah saksi selama kurang lebih 2 (dua) minggu sampai Rinawati
di jemput oleh ibu tirinya berkali - kali;
- Bahwa ketika Aris menjemput saksi dari kantor Polisi, Aris tidak
pernah ber tanya kepada saksi mengenai hasil pemeriksaan saksi di
Polisi kepada saksi, begitu juga Yanto tidak pernah menanyakan
saksi mengenai hasil pemeriksaan atau laporan saksi di Polisi;
- Bahwa setelah saksi Rinawati melaporkan Terdakwa ke Polisi,
saksi Rinawati di jemput oleh Aris dengan menggunakan truk dan
diantar menuju rumah Pak Jamal dan selama perjalanan dari kantor
Polisi menuju rumah Pak Jamal tidak ada percakapan dan tidak ada
pertanyaan dari Aris kepada saksi Rinawati mengenai hasil
pemeriksaan saksi Rinawati di Polisi dan tidak ada kekhawatiran
tentang cerita saksi Rinawati yang diberikan kepada Polisi;
- Bahwa pada pemeriksaan saksi Rinawati yang kedua oleh Polisi
pada tanggal 09 Agustus 2007, Aris juga mengetahuinya tetapi Aris
tidak pernah menanyakan kepada saksi Rinawati dan tidak pernah
mengancam lagi kepada saksi Rinawati;
- Bahwa saksi Rinawati menyatakan dengan tegas di persidangan
bahwa Yanto, Pak Jamal, Isteri Pak Jamal maupun Ibu Mimi Yarti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
tidak pernah mengancam saksi Rinawati untuk bercerita kepada
Polisi sesuai dengan keterangan saksi Rinawati di Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) Polisi;
- Bahwa Pak Jamal tidak pernah mengajari atau mendikte saksi
untuk bercerita begini atau begitu kepada Polisi;
- Bahwa benar, saksi Jamal pernah menanyakan Rinawati apa tidak
- Bahwa selama Rinawati tinggal di rumah saksi Jamal, Rinawati
tidur bersama anak- anak saksi yang juga perempuan semuanya di
dalam kamar tidur dan saksi juga memberi makan dan bahkan saksi
Jamal berniat menyekolahkan Rinawati kalau Rinawati tidak mau
pulang ke orang tuanya;
- Bahwa saksi Jamal tidak pernah memaksa ataupun mengancam
Rinawati untuk tinggal di rumah saksi karena saksi tidak punya
kepentingan apa- apa;
- Bahwa Aris bertempat tinggal di gudang penampungan kayu milik
saksi Jamal di Jambu-jambu dekat Kantor Bupati dan Aris tidak
pernah tidur di rumah saksi Jamal karena saksi Jamal mempunyai
anak perempuan;
- Bahwa selama Rinawati ada di rumah saksi Jamal, saksi Jamal
tidak pernah melihat Rinawati berduaan dengan Aris karena
Rinawati selalu bersama dengan Isteri dan anak- anak saksi;
Bilamana Judex` Factie memuat lengkap dan
mempertimbangkan secara cermat keterangan saksi Rinawati, saksi
Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti
Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi Hardilan dan
keterangan Terdakwa di atas dalam putusannya, maka akan
memperoleh keyakinan bahwa benar Terdakwa melakukan
persetubuhan terhadap Rinawati (anaknya) sejak tahun 2004 sampai
dengan tahun 2007 seperti yang diterangkan oleh Rinawati kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Penyidik dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) karena di
persidangan saksi korban Rinawati yang mengakui di persidangan
bahwa ketika menerangkan peristiwa perbuatan Terdakwa
menyetubuhi saksi korban Rinawati dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan di hadapan Penyidik dengan tidak ada paksaan, tekanan atau
ancaman dan begitu juga ketika saksi Rinawati bercerita kepada saksi
Jamal bin Nursit, Siti Hajar, Mimi Yarti dan yang lainnya dilakukan
dengan kesadaran diri yang penuh, tanpa ada paksaan maupun
ancaman dan saksi korban Rinawati mengakui tidak pernah diajari oleh
saksi Jamal bin Nursit, Siti Hajar, Mimi Yarti untuk mengarang cerita
persetubuhan yang dilakukan Terdakwa adalah suatu fakta hukum dan
saksi Widayanto alias Yanto tidak pernah mengajari saksi korban
Rinawati untuk bercerita perbuatan Terdakwa menyetubuhi saksi
korban Rinawati sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, hal ini
terlihat di persidangan pada tanggal 10 Desember 2007 saksi korban
Rinawati telah menerangkan bahwa setelah saksi Rinawati melaporkan
Terdakwa ke Polisi, saksi di jemput oleh Aris dengan menggunakan
truk dan diantar menuju rumah Pak Jamal dan selama perjalanan dari
Kantor Polisi menuju rumah Pak Jamal tidak ada percakapan dan tidak
ada pertanyaan dari Aris kepada saksi mengenai hasil pemeriksaan
saksi di Polisi dan tidak ada kekhawatiran tentang cerita saksi ke
Polisi. Aris tidak pernah bertanya kepada saksi mengenai hasil
pemeriksaan saksi di Polisi kepada saksi, begitu juga Yanto tidak
pernah menanyakan saksi mengenai hasil pemeriksaan atau laporan
saksi di Polisi. Terhadap Yanto, Pak Jamal, Isteri Pak Jamal maupun
Ibu Mimi Yarti tidak pernah mengancam saksi untuk bercerita kepada
Polisi sesuai dengan keterangan saksi di Berita Acara Pemeriksaan
(BAP) Polisi. Dan pada pemeriksaan saksi Rinawati yang kedua oleh
Polisi, Aris juga mengetahuinya tetapi Aris tidak pernah menanyakan
kepada saksi dan tidak pernah mengancam lagi kepada saksi. Sehingga
keterangan saksi korban Rinawati yang telah dinyatakan dalam Berita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Acara Pemeriksaan dihadapan penyidik pada tanggal 07 Agustus 2007
dan tanggal 09 Agustus 2007 yang dinyatakan oleh saksi korban
Rinawati di persidangan adalah benar keterangan saksi korban
Rinawati sendiri yang berasal dari mulut saksi sendiri, dan bersesuaian
dengan keterangan saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah yang telah
melihat sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi anaknya yaitu saksi
Rinawati dengan cara mengintip disela-sela dinding kamar ketika saksi
Widayanto menginap di rumah Terdakwa dan tidur bersama Husin
dengan posisi kamar bersebelahan dengan kamar Terdakwa dan
keadaan rumah Terdakwa saat itu dindingnya masih terbuat dari papan
tersusun miring ( rumah jatah tranmigrasi). Hal ini juga diterangkan
oleh Rinawati bahwa saksi Widayanto alias Yanto pernah menginap di
rumahnya (rumah Terdakwa) adalah saling berhubungan dan sangat
bersesuaian dengan keterangan saksi-saksi yang lain maupun alat bukti
surat serta alat bukti petunjuk. Sehingga diperoleh fakta hukum bahwa
Terdakwa telah melakukan perbuatan persetubuhan terhadap anak
yaitu Rinawati dengan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
dilakukan berulang kali dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007;
Bahwa Judex` Factie tidak memuat secara lengkap fakta-fakta
yang dapat dijadikan alat pembuktian yang berasal dari keterangan
saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi Jamal bin
Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi
Hardilan dan keterangan Terdakwa dan kemudian tidak
mempertimbangkan fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang
diperoleh dari pemeriksaan sidang secara cermat di dalam putusannya
serta mengabaikan adanya alat bukti petunjuk yang diperoleh dari alat
bukti yang sah dan diperoleh persesuaian dan saling melengkapi antara
keterangan saksi-saksi dan alat bukti surat tersebut maka Judex` Factie
tidak menerangkan sebagaimana mestinya Pasal 1 butir 27, Pasal 163,
Pasal 185 ayat (6), Pasal
Judex` Factie tidak menerapkan hukum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
pembuktian secara tepat/ benar yaitu pengadilan tidak memuat
keterangan saksi-saksi secara lengkap dan tidak menggunakannya
sebagai dasar di dalam pertimbangan putusannya serta tidak
menggunakan alat bukti petunjuk sehingga membebaskan Terdakwa
dari segala dakwaan Penuntut Umum yaitu dakwaan Primair, dakwaan
Subsidair, dakwaan Lebih Subsidair, dakwaan Lebih Subsidair Lagi,
dan dakwaan Lebih - Lebih Subsidair, karena keterangan saksi korban
dan saksi-saksi lainnya juga keterangan Terdakwa tesebut maka Judex`
Factie tidak akan membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan
Penuntut Umum yaitu dakwaan Primair, dakwaan Subsidair, dakwaan
Lebih subsidair, dakwaan lebih subsidair lagi, dan dakwaan lebih-lebih
subsidair. Dan sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI.
No.1295 K/Pid /1985, Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. No.275
K/Pid /1983 tanggal 15 Desember 1983 dan Yurisprudensi No.1 K/Pid
/2000 tanggal 22 September 2000, beralasan bagi Pemohon Kasasi/
Jaksa/ Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Tanjung Selor
mengajukan kasasi atas putusan bebas yang tidak murni tersebut;
b. Bahwa Judex` Factie telah keliru dan salah menerapkan hukum atau
menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana mestinya, yakni sesuai
dengan ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP, Surat Putusan
mengenai fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh dari
pemeriksaan di persidangan yang menjadi dasar penentuan kesalahan
Judex` Factie dalam putusannya a quo tidak
menerapkan ketentuan hukum Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP
sebagaimana mestinya yaitu tidak memasukkan atau memuat secara benar
fakta-fakta dan keadaan yaitu segala apa yang ada dan apa yang
diketemukan di persidangan Pengadilan, antara lain alat bukti keterangan
saksi dan surat, karena Judex` Factie di dalam putusan a quo hanya
mengambil sebagian fakta-fakta persidangan sebagai bahan pertimbangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
dalam memutuskan perkara Terdakwa. Dan tidak memuat secara lengkap
fakta-fakta yang dapat dijadikan alat pembuktian yang berasal dari
keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi
Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa,
saksi Hardilan dan keterangan Terdakwa kemudian tidak
mempertimbangkan fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang
diperoleh dari pemeriksaan di persidangan secara cermat di dalam
putusannya serta mengabaikan adanya alat bukti petunjuk yang diperoleh
dari alat bukti yang sah dan diperoleh persesuaian dan saling melengkapi
antara keterangan saksi-saksi dan alat bukti surat di atas dalam
putusannya, sebagaimana tersebut dalam pertimbangannya di persidangan,
maka akan memperoleh keyakinan bahwa benar Terdakwa melakukan
persetubuhan terhadap Rinawati (anaknya) sejak tahun 2004 sampai
dengan tahun 2007 seperti yang diterangkan oleh Rinawati kepada
penyidik dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) karena di persidangan
saksi korban Rinawati yang mengakui bahwa ketika menerangkan
peristiwa perbuatan Terdakwa menyetubuhi saksi korban Rinawati dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan di hadapan penyidik dengan tidak ada
paksaan, tekanan atau ancaman dan begitu juga ketika bercerita kepada
saksi Jamal bin Nursit, Siti Hajar, Mimi Yarti dan yang lainnya dilakukan
dengan kesadaran diri yang penuh, tanpa ada paksaan maupun ancaman
dan saksi korban Rinawati mengakui tidak pernah diajari oleh saksi Jamal
bin Nursit, Siti Hajar, Mimi Yarti untuk mengarang cerita persetubuhan
yang dilakukan Terdakwa adalah suatu fakta hukum dan saksi Widayanto
alias Yanto tidak pernah mengajari saksi korban Rinawati untuk bercerita
perbuatan Terdakwa menyetubuhi saksi korban Rinawati sejak tahun 2004
sampai dengan tahun 2007 yang hanya dalam waktu semalam secara
detail;
Dengan demikian Judex` Factie telah salah melakukan yaitu tidak
menerapkan atau menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana
mestinya, yakni dalam hal:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
1) Tidak memperhatikan dan tidak mempertimbangkan seluruh
keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin yang telah diberikan di
persidangan dan keterangan yang diberikan dalam acara konfrontir
maupun keterangan saksi Rinawati yang diterangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan (BAP) tanggal 7 dan 9 Agustus 2007 sebagaimana
dimaksud dengan Pasal 163 jo Pasal 185 ayat (6) KUHAP;
2) Tidak memperhatikan dan tidak mempertimbangkan seluruh
keterangan saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah yang melihat sendiri
perbuatan Terdakwa menyetubuhi anaknya (Rinawati), saksi Jamal bin
Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi
Hardilan yang telah diberikan di persidangan dengan di bawah sumpah
yang mengetahui perbuatan Terdakwa menyetubuhi anaknya
(Rinawati) dari keterangan saksi Rinawati sendiri yang mana
keterangan satu sama lain adalah sama dan sesuai dengan keterangan
saksi Rinawati dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Dan juga
keterangan Terdakwa di persidangan yang mengindikasikan dan
memberikan petunjuk akan kebenaran perbuatan Terdakwa tersebut;
3) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, Judex` Factie
dengan tidak sungguh-sunggguh memperhatikan ketentuan Pasal 185
ayat (6) KUHAP yakni:
a) Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain:
Judex` Factie tidak mempertimbangkan persesuaian dan yang
saling berkesinambungan antara keterangan saksi Widayanto Alias
Yanto bin Pirah dengan keterangan saksi Jamal bin Nursit, saksi
Jurianto alias Boyni, saksi Darsono bin Sardi, saksi Siti Hajar,
saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi Hardilan dan saksi
Rinawati;
b) Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain:
Judex` Factie tidak mempertimbangkan di dalam putusannya
antara keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali
Mustofa, saksi Hardilan dan keterangan Terdakwa;
c) Alasan yang dipergunakan oleh saksi untuk memberikan
keterangan yang tertentu;
Terhadap keterangan saksi Rinawati yang menerangkan isi
materi dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) penyidikan adalah
tidak benar, dengan alasan keterangan tersebut diberikan oleh saksi
Rinawati berasal dari ajaran saksi Widayanto, yang telah
mengajarinya di malam hari sebelum lapor ke Polisi dan saksi
Rinawati mendapat ancaman dari Aris untuk melaporkan Terdakwa
dengan tuduhan menyetubuhi saksi Rinawati. Keterangan tesebut
tersanggah, dalam pemeriksaan saksi Widayanto alias Yanto bin
Pirah di persidangan dan di bawah sumpah telah menerangkan
saksi Widayanto tidak pernah mengajari Rinawati dan saksi
Widayanto pernah melihat sendiri perbuatan Terdakwa
menyetubuhi anaknya sendiri (Rinawati) ketika saksi Widayanto
menginap di rumah Terdakwa dan tidur di kamar sebelah kamar
Terdakwa bersama Husin. Hal ini juga diperkuat dengan
keterangan saksi Rinawati sendiri bahwa setelah selesai dari
pemeriksaan Polisi, saat itu saksi Rinawati di jemput oleh Aris
dengan menggunakan truk dan diantar menuju rumah saksi Jamal
dan selama perjalanan dari kantor Polisi menuju rumah saksi Jamal
tidak ada percakapan dan tidak ada pertanyaan dari Aris kepada
saksi Rinawati mengenai hasil pemeriksaan saksi Rinawati di
Polisi seperti apa yang telah dilaporkan atau apa keterangan saksi
Rinawati kepada Polisi? Dan tidak ada kekhawatiran tentang cerita
saksi Rinawati kepada Polisi. Pada pemeriksaan saksi Rinawati
oleh Polisi yang kedua, Aris juga mengetahuinya tetapi Aris tidak
pernah menanyakan kepada saksi Rinawati dan tidak pernah
mengancam lagi kepada saksi Rinawati dan terhadap saksi
Widayanto alias Yanto, saksi Jamal, saksi Siti Hajar (isteri Pak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Jamal) maupun ibu Mimi Yarti tidak pernah mengancam saksi
Rinawati untuk bercerita kepada Polisi sesuai dengan keterangan
saksi Rinawati di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polisi. Hal ini
sangat tidak logis dan tidak wajar, karena apabila benar bahwa Aris
melakukan ancaman kepada saksi Rinawati untuk melaporkan
Terdakwa ke Polisi, berarti Aris memiliki kepentingan dan
semestinya pada setiap kesempatan, Aris akan selalu menanyakan
kepada saksi Rinawati mengenai laporan saksi Rinawati kepada
Polisi baik mengenai materi laporannya maupun perkembangan
laporannya (apakah sudah sesuai atau tidak dengan yang
diinginkan Aris). Judex` Factie seharusnya mempertimbangkan
alasan tersebut dan menilainya dengan cermat berdasarkan
ketentuan Pasal 163 KUHP dan bukannya menerima mentah-
mentah dan justru lebih mempertimbangkan keterangan saksi yang
tidak di bawah sumpah;
d) Cara hidup dan kesusilaan serta segala sesuatu yang pada
umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu
dipercaya;
Bahwa saksi Rinawati binti Ngatemin adalah anak kandung
dari Terdakwa dan ketika isteri pertama Terdakwa yang bernama
Rusmini (ibu kandung saksi korban Rinawati) meninggal dunia
tahun 1994, Terdakwa yang telah memiliki seorang anak (yaitu
saksi korban Rinawati) menikah lagi dengan seorang janda
bernama Fatimah (ibu tiri saksi korban Rinawati sekarang) yang
telah memiliki 6 (enam) orang anak. Hal ini bisa dilihat,
pernikahan ibu tiri saksi korban Rinawati dengan Terdakwa
tersebut lebih di titik beratkan pada pertimbangan ekonomi. Dan
saat ini saksi korban Rinawati adalah sebatang kara, atau seorang
diri, tidak tahu mengenai sanak keluarganya yang memiliki
hubungan atau bertalian darah dengannya baik kakek-nenek,
paman tante maupun sepupunya tidak diketahui jati dirinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
maupun keberadaannya. Dan sekarang ini, saksi korban Rinawati
tinggal bersama ibu tirinya bernama Fatimah dan Paman tirinya
bernama Sdr. Abdul Saad B. di daerah Baratan setelah ibu tiri
tersebut berhasil membawa saksi korban Rinawati dari rumah saksi
Jamal hingga sekarang ini baik langsung maupun tidak langsung
masih dalam pengaruh tekanan psikologis Terdakwa;
Judex` Factie tidak menggali, menilai secara arif dan
bijaksana untuk mempertimbangkan alat bukti petunjuk yang
diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Jaksa/ Penuntut Umum atau hasil
penggaliannya sendiri yang diperoleh dari keterangan saksi
Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto, saksi Jamal bin Nursit,
saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi
Hardilan, saksi a de charge Husin dan keterangan Terdakwa serta
alat bukti surat, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 188
KUHAP;
Judex` Factie membuat pertimbangan sebagai dasar
putusannya berdasarkan fakta yang tidak pernah ada di persidangan
dan tidak berdasarkan dari seluruh fakta yang terungkap di
persidangan, keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh dari
pemeriksaan di sidang sebagai dasar penentuan kesalahan
Terdakwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197 ayat (1) huruf
saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto, saksi Jamal bin
Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi
Hardilan dan keterangan Terdakwa dan alat bukti petunjuk seperti
tersebut di atas;
Bahwa Judex` Factie yang berkesimpulan bahwa perbuatan
melawan hukum Terdakwa tidak terbukti adalah karena Judex`
Factie memer iksa dan mengadili Terdakwa tidak menerapkan
ketentuan Pasal 163, Pasal 185 ayat (6), Pasal 188, Pasal 197 ayat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh atau terungkap di
persidangan maka putusan Judex` Factie tidak memenuhi keten
197 ayat (2) maka mengakibatkan putusan Judex` Factie batal
demi hukum;
7. Amar Putusan Kasasi Mahkamah Agung
Putusan Mahkamah Agung Nomor 960 K/Pid.Sus/2008
MENGADILI
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: JAKSA/
PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI TANJUNG SELOR
tersebut;
Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tanjung Selor
No.152/Pid.B/2007/PN/Tg.Slr. tanggal 14 Pebruari 2008;
MENGADILI SENDIRI
a. Menyatakan terdakwa Ngatemin bin Sarimin tersebut terbukti dengan sah
SENGAJA MELAKUKAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN
KEKERASAN MEMAKSA ANAK MELAKUKAN PESETUBUHAN
DENGANNYA YANG DILAKUKAN BERULANG KALI YANG
MANA PERBUATAN ITU MERUPAKAN PERBARENGAN
BEBERAPA PERBUATAN YANG HARUS DIPANDANG SEBAGAI
PERBUATAN YANG BERDIRI SENDIRI SEHINGGA MERUPAKAN
b. Menghukum oleh karena itu Terdakwa dengan pidana penjara selama 12
(dua belas) tahun dan denda sebesar Rp 60.000.000,- (enam puluh juta
rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar akan diganti
dengan pidana kurungan selama 5 (lima) bulan;
c. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
d. Menetapkan Terdakwa segera ditahan;
Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat pengadilan
kepada Termohon Kasasi/ Terdakwa yang dalam tingkat Kasasi ini
ditetapkan sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).
8. Pembahasan
Sebelum membahas tentang pengesampingan Judex` Factie terhadap
alat bukti petunjuk berupa BAP saksi korban sebagai dasar Penuntut Umum
mengajukan kasasi terhadap putusan bebas, penulis akan menjelaskan sedikit
mengenai putusan bebas. Putusan bebas diatur dalam Pasal 191 ayat (1)
pemeriksaan di siding, kesalahan terdakwa atau perbuatan yang didakwakan
kepada terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan maka terdakwa
putusan bebas, yaitu putusan bebas murni yang artinya putusan akhir dimana
hakim mempunyai keyakinan mengenai tindak pidana yang didakwakan
kepada terdakwa adalah tidak terbukti, dan putusan bebas tidak murni yang
artinya putusan dalam hal batalnya dakwaan secara terselubung atau
ketidakterbuktiannya apa yang dimuat dalam surat tuduhan. Di dalam
peradilan pidana terhadap pihak-pihak yang tidak puas dapat dilakukan upaya
hukum, baik itu upaya hukum biasa maupun upaya hukum luar biasa
sebagaimana diatur dalam Bab XVII dan XVIII UU No. 8 Tahun 1981 tentang
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. Untuk putusan bebas
sesungguhnya tidak dapat dilakukan upaya hukum apapun, ketentuan ini
perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain
selain dari pada Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat
mengajukan permintaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap
mengajukan permohonan kasasi pada Mahkamah Agung. Di dalam pasal 253
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
ayat (1) KUHAP dimuat alasan-alasan untuk mengajukan permohonan kasasi
yang isinya sebagai berikut :
a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan
sebagaimana mestinya ;
b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan
undang-undang;
c. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.
Alasan yang diajukan oleh Jaksa/ Penuntut Umum mengajukan kasasi
adalah dikarenakan Hakim pada Pengadilan Negeri Tanjung Selor
mengesampingkan keterangan para saksi yang sebenarnya dapat menjadi alat
bukti yang kuat, sehingga terdakwa dalam kasus persetubuhan anak di bawah
umur yaitu Ngatemin bin Sarimin ini seharusnya dinyatakan bersalah dan
terbukti secara sah telah melakukan perbuatan persetubuhan terhadap anak
kandungnya sendiri yaitu Rinawati binti Ngatemin, dan dijatuhi hukuman
pidana.
B. Argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menilai
permohonan kasasi Penuntut Umum terhadap putusan bebas
dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur
1. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat:
Mengenai alasan-alasan ke- 1 dan ke- 2 :
Bahwa alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena Judex`
Factie salah menerapkan hukum dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut:
a. Bahwa meskipun korban yang merupakan anak kandung Terdakwa
mengaku diperkosa Aris namun dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ia
ketika pertama kali diperiksa menyatakan diperkosa Bapaknya/Terdakwa.
Keterangan tersebut yang diberikan tanpa tekanan atau paksaan sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
merupakan petunjuk atas kebenarannya, bersesuaian dengan keterangan-
keterangan saksi-saksi yang didengar di bawah sumpah:
1) Widayanto bin Pirah yang melihat dengan mata kepalanya sendiri
Terdakwa memperkosa anaknya Rinawati di rumah Terdakwa;
2) Bahwa saksi ketika itu melihat dengan cara mengintip kamar
Terdakwa yang saksi lihat Terdakwa dalam posisi menindih Rinawati
di lantai kamar Terdakwa;
3) Jamal bin Nursit menerangkan Rinawati bercerita padanya bahwa
Rinawati diperkosa bapaknya dan sudah sejak kelas IV disetubuhi
bapaknya dan diancam akan dibunuh, karena sudah tidak tahan
Rinawati akhirnya menginap di rumah saksi tetapi akhirnya di jemput
lagi oleh ibu tirinya, meskipun Rinawati tidak mau diajak pulang;
4) Meskipun keterangan saksi Jamal berasal dari keterangan korban
Rinawati hal itu bersesuaian dengan keterangan yang diberikan
Rinawati kepada saksi Siti Hajar ketika Rinawati menginap di
rumahnya, bahwa Rinawati diperkosa oleh Terdakwa, bapaknya,
keterangan tersebut diperkuat oleh keterangan saksi Mimi Yarti yang
menerangkan hal yang sama yaitu bahwa Rinawati telah diperkosa
oleh Bapaknya sendiri;
5) Apa yang di terangkan oleh korban Rinawati kepada para saksi di atas
dibuktikan kebenarannya berdasarkan laporan korban Rinawati sendiri
kepada Polres Bulungan pada tanggal 7 Agustus 2007 yang di terima
Ali Mustofa Anggota Polri yang menerima laporan korban, yang
kemudian saksi membawa Rinawati untuk di visum, kemudian saksi
membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) berdasarkan keterangan
Rinawati sendiri bahwa ia telah diperkosa oleh Terdakwa Ngatemin,
Bapaknya sendiri;
b. Bahwa meskipun korban kemudian mencabut laporannya dan kemudian
merubah keterangannya bahwa ia tidak diperkosa oleh Terdakwa namun
dipaksa Aris pacarnya, namun keterangan tersebut dan pencabutan laporan
pengaduannya adalah atas pengaruh dan tekanan Terdakwa dan ibunya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
karena saksi korban masih tinggal bersama mereka ataupun berada di
bawah pengaruh mereka;
Menimbang, bahwa dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas, maka Mahkamah Agung berpendapat permohonan kasasi dari
Pemohon Kasasi/ Jaksa/Penuntut Umum dapat dikabulkan karena
perbuatan Terdakwa memenuhi unsur Pasal 81 ayat (1) Undang- Undang
No.23 Tahun 2002 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP, oleh karena itu Terdakwa
terbukti Melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan Primair
sehingga Terdakwa harus dipidana;
Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana Mahkamah Agung
akan mempertimbangkan hal - hal yang memberatkan dan yang
meringankan;
Hal-hal yang memberatkan:
a. Terdakwa sebagai orang tua kandung dari saksi korban Rinawati,
seharusnya memberikan pengayoman dan perlindungan terhadap anak
kandung Terdakwa yaitu saksi korban Rinawati tetapi Terdakwa malah
berbuat sebaliknya dengan menyetubuhi saksi korban Rinawati;
b. Perbuatan Terdakwa mengakibatkan saksi korban Rinawati binti
Ngatemin mengalami trauma psikis;
c. Terdakwa telah mempersulit jalannya persidangan dengan memberikan
keterangan yang berbelit-belit;
Hal-hal yang meringankan:
a. Terdakwa belum pernah dihukum;
b. Terdakwa bersikap sopan di persidangan;
Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan yang diuraikan di atas
Mahkamah Agung berpendapat, bahwa putusan Pengadilan Negeri
Tanjung Selor No.152/Pid.B/2007/PN.Tg.Slr. tanggal 14 Pebruari 2008
tidak dapat dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan dan
Mahkamah Agung akan mengadili sendiri perkara tersebut, seperti tertera
di bawah ini;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi Jaksa/ Penuntut
Umum dikabulkan dan Terdakwa dinyatakan bersalah serta di jatuhi
pidana, maka biaya perkara pada semua tingkat peradilan dibebankan
kepada Terdakwa;
Memperhatikan Undang-Undang No.4 Tahun 2004, Undang-
Undang No.8 Tahun 1981 dan Undang- Undang No.14 Tahun 1985
sebagaimana yang telah diubah dengan Undang- Undang No.5 Tahun
2004 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang No.3 Tahun 2009
serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
2. Amar Putusan Mahkamah Agung
Putusan Mahkamah Agung Nomor 960 K/Pid.Sus/2008
MENGADILI
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: JAKSA/
PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI TANJUNG
SELOR tersebut;
Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tanjung Selor
No.152/Pid.B/2007/PN/Tg.Slr. tanggal 14 Pebruari 2008;
MENGADILI SENDIRI
a. Menyatakan terdakwa Ngatemin bin Sarimin tersebut terbukti dengan sah
dan meyakinkan telah
SENGAJA MELAKUKAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN
KEKERASAN MEMAKSA ANAK MELAKUKAN PESETUBUHAN
DENGANNYA YANG DILAKUKAN BERULANG KALI YANG
MANA PERBUATAN ITU MERUPAKAN PERBARENGAN
BEBERAPA PERBUATAN YANG HARUS DIPANDANG SEBAGAI
PERBUATAN YANG BERDIRI SENDIRI SEHINGGA MERUPAKAN
b. Menghukum oleh karena itu Terdakwa dengan pidana penjara selama 12
(dua belas) tahun dan denda sebesar Rp 60.000.000,- (enam puluh juta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar akan diganti
dengan pidana kurungan selama 5 (lima) bulan;
c. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
d. Menetapkan Terdakwa segera ditahan;
Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat pengadilan kepada
Termohon Kasasi/ Terdakwa yang dalam tingkat Kasasi ini ditetapkan
sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).
3. Pembahasan
Penulis dapat menyimpulkan bahwa argumentasi hukum Hakim
Mahkamah Agung dalam menilai permohonan pengajuan kasasi diatas
sependapat dengan Penuntut Umum, yang menyatakan bahwa benar Judex
Factie` tidak menerapkan peraturan hukum atau menerapkan peraturan hukum
tidak sebagaimana mestinya seperti yang tertuang dalam Pasal 253 ayat (1) a
KUHAP, yaitu mengesampingkan alat bukti petunjuk berupa BAP saksi
korban.
Terhadap alasan-alasan permohonan kasasi yang diajukan oleh
Penuntut Umum, Hakim Mahkamah Agung telah membenarkan alasan-alasan
tersebut, oleh karena Judex` Factie telah salah dalam menerapkan hukum.
Alasan-alasan yang dibenarkan oleh Mahkamah Agung antara lain adalah :
a. Bahwa benar korban yang merupakan anak kandung Terdakwa mengaku
diperkosa Aris namun dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ia ketika
pertama kali diperiksa menyatakan diperkosa Bapaknya/Terdakwa.
Keterangan tersebut yang diberikan tanpa tekanan atau paksaan sehingga
merupakan petunjuk atas kebenarannya, bersesuaian dengan keterangan-
keterangan saksi-saksi yang didengar di bawah sumpah:
1) Widayanto bin Pirah yang melihat dengan mata kepalanya sendiri
Terdakwa memperkosa anaknya Rinawati di rumah Terdakwa;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
2) Bahwa saksi ketika itu melihat dengan cara mengintip kamar
Terdakwa yang saksi lihat Terdakwa dalam posisi menindih Rinawati
di lantai kamar Terdakwa;
3) Jamal bin Nursit menerangkan Rinawati bercerita padanya bahwa
Rinawati diperkosa bapaknya dan sudah sejak kelas IV disetubuhi
bapaknya dan diancam akan dibunuh, karena sudah tidak tahan
Rinawati akhirnya menginap di rumah saksi tetapi akhirnya di jemput
lagi oleh ibu tirinya, meskipun Rinawati tidak mau diajak pulang;
4) Meskipun keterangan saksi Jamal berasal dari keterangan korban
Rinawati hal itu bersesuaian dengan keterangan yang diberikan
Rinawati kepada saksi Siti Hajar ketika Rinawati menginap di
rumahnya, bahwa Rinawati diperkosa oleh Terdakwa, bapaknya,
keterangan tersebut diperkuat oleh keterangan saksi Mimi Yarti yang
menerangkan hal yang sama yaitu bahwa Rinawati telah diperkosa
oleh Bapaknya sendiri;
5) Apa yang di terangkan oleh korban Rinawati kepada para saksi di atas
dibuktikan kebenarannya berdasarkan laporan korban Rinawati sendiri
kepada Polres Bulungan pada tanggal 7 Agustus 2007 yang di terima
Ali Mustofa Anggota Polri yang menerima laporan korban, yang
kemudian saksi membawa Rinawati untuk di visum, kemudian saksi
membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) berdasarkan keterangan
Rinawati sendiri bahwa ia telah diperkosa oleh Terdakwa Ngatemin,
Bapaknya sendiri;
b. Bahwa benar korban kemudian mencabut laporannya dan kemudian
merubah keterangannya bahwa ia tidak diperkosa oleh Terdakwa namun
dipaksa Aris pacarnya, namun keterangan tersebut dan pencabutan laporan
pengaduannya adalah atas pengaruh dan tekanan Terdakwa dan ibunya
karena saksi korban masih tinggal bersama mereka ataupun berada di
bawah pengaruh mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan di dalam hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita
Acara Pemeriksaan saksi korban sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan
kasasi terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di
bawah umur bertentangan dengan ketentuan Pasal 244 KUHAP. Dalam Pasal
244 KUHAP menerangkan bahwa terhadap putusan bebas tidak dapat
diajukan upaya hukum apapun, namun demi keadilan maka dapat diajukan
upaya hukum Kasasi apabila Jaksa/ Penuntut Umum dapat membuktikan
bahwa Judex` Factie telah keliru dalam menerapkan aturan hukum, sehingga
Mahkamah Agung yang berwenang untuk memutus perkara ini.
2. Argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menilai permohonan
kasasi Penuntut Umum terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan
dengan anak di bawah umur yang terjadi di Desa Wonomulyo oleh tersangka
Ngatemin bin Sarimin berpendapat sama dengan Jaksa/ Penuntut Umum yang
telah mengajukan permohonan kasasi, bahwa dinilai Judex` Factie telah salah
dalam menerapkan peraturan hukum atau tidak sebagaimana mestinya dalam
menerapkan peraturan hukum. Dalam putusan Pengadilan Negeri Tanjung
Selor No.152/Pid.B/2007/PN.Tg.Slr Judex` Factie mengesampingkan alat
bukti petunjuk berupa berita acara pemeriksaan saksi korban, sehingga
tersangka Ngatemin bin Sarimin dinyatakan tidak bersalah dan bebas atas
tuduhan yang didakwakan oleh Jaksa/ Penuntut Umum.
B. SARAN
1. Dalam perkara ini si korban masih merupakan anak di bawah umur, maka
pada saat proses persidangan berlangsung anak harus mendapat pendampingan
dari orang tua atau dari walinya supaya perasaan anak tidak menjadi tertekan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
karena berhadapan dengan hukum, proses persidangan bisa berjalan dengan
lancar, dan anak dapat memberi keterangan dengan jelas dan benar.
2. Perlunya peranan dari lembaga psikologis atau bimbingan anak untuk
memberikan bantuan kepada korban supaya tidak mengalami trauma
berkepanjangan atau malu terhadap dirinya sendiri.
3. Diperlukannya penyuluhan hukum oleh aparat yang terkait tentang masalah
kekerasan terhadap anak khususnya pemerkosaan yang marak terjadi, supaya
setiap warga lebih berhati- hati dalam menjaga dan mendidik anak-anaknya
dari usia dini, dan dapat mengurangi tingginya tingkat tindak pidana
pemerkosaan pada anak.
4. Diharapkan kepada masyarakat terutama orang tua untuk lebih meningkatkan
pengawasan dan kontrol sosial terhadap anaknya dalam lingkungan dan
pergaulan sekitar.
Top Related