Tinjauan-Tentang-Pengesampingan-Judex-Factie-Terhadap ...

117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX FACTIE TERHADAP ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/2008) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana S1 Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi NIM. E0008380 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transcript of Tinjauan-Tentang-Pengesampingan-Judex-Factie-Terhadap ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX FACTIE TERHADAP

ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN

SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM

MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN

BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA

PERSETUBUHAN DENGAN ANAK

DI BAWAH UMUR

(Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/2008)

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana S1 Dalam

Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh

Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi

NIM. E0008380

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX FACTIE TERHADAP

ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN

SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM

MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN

BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA

PERSETUBUHAN DENGAN ANAK

DI BAWAH UMUR

(Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/2008)

Oleh :

Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi

NIM. E0008380

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 09 Januari 2013

Dosen Pembimbing

Bambang Santoso S.H., M.Hum

NIP 196202091989031001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX FACTIE TERHADAP

ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN

SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM

MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN

BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA

PERSETUBUHAN DENGAN ANAK

DI BAWAH UMUR

(Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/2008)

Oleh :

Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi

NIM. E0008380

Telah diterima dan dipertahankan dihadapan

Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari : Senin

Tanggal : 28 Januari 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

DEWAN PENGUJI

1. Kristiyadi S.H., M.H. : .............................................. NIP. 195812251986011001

Ketua

2. Edy Herdyanto S.H., M.H. : .............................................. NIP. 19570629185031002

Sekretaris

3. Bambang Santoso S.H., M.Hum : .............................................. NIP. 196202091989031001

Anggota

Mengetahui

Dekan,

Prof. Dr. Hartiwiningsih S.H., M.Hum NIP. 195702031985032001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERNYATAAN

Nama : Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi

NIM : E0008380

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi)

berjudul : TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX` FACTIE

TERHADAP ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA

PEMERIKSAAN SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT

UMUM MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS

(VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK

DI BAWAH UMUR (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960

K/Pid.Sus/ 2008) adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal bukan karya saya

dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan

hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, 09 Januari 2013

Yang membuat pernyataan,

Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi

NIM. E0008380

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi, E 0008380. 2013. TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX FACTIE TERHADAP ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/2008). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui tentang apakah pengajuan kasasi terhadap putusan bebas (vrijspraak) dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur bertentangan dengan ketentuan pada pasal 244 KUHAP dan bagaimana argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menilai permohonan kasasi oleh Penuntut Umum terhadap putusan bebas dalam perkara ini.

Penulisan hukum ini termasuk dalam jenis penelitian hukum normatif, dengan sifat penelitian preskriptif, dan menggunakan pendekatan kasus. Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan penulis dengan cara membaca dan mempelajari literature-literatur maupun dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik analisa bahan hukum dalam penulisan hukum ini adalah dengan menggunakan analisis logika deduktif.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa pengajuan kasasi terhadap putusan bebas (vrijspraak) dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur memang bertentangan dengan ketentuan pasal 244 KUHAP, tetapi karena Judex` Factie telah mengesampingkan alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban, maka Penuntut Umum dapat mengajukan Kasasi kepada Mahkamah Agung asalkan Penuntut Umum dapat membuktikan bahwa Judex` Factie telah salah dalam menerapkan peraturan hukum. Dan argumentasi hukum hakim Mahkamah Agung terhadap dalam menilai permohonan kasasi ini menyatakan bahwa benar Judex` Factie tidak menerapkan peraturan hukum atau menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana mestinya seperti yang tertuang pada Pasal 253 ayat (1) a KUHAP, yaitu mengesampingkan alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban. Kata Kunci : Kasasi, Persetubuhan dengan Anak Di bawah Umur, Argumentasi Hakim Mahkamah Agung.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi, E 0008380. 2013. A STUDY ON JUDEX FACTIE OVERRIDING ON HINT EVIDENCE CONSTITUTING EXAMINATION OFFICIAL DOCUMENT OF VICTIM WITNESS AS THE RATIONALE OF PUBLIC PROSECUTOR TO APPEAL TO THE SUPREME COURT FOR THE FREE SENTENCE (VRIJSPRAAK) IN COPULATION WITH MINOR CASE (A Case Study on the Supreme

Sebelas Maret University. This writing aims to find out whether or not the appeal of free sentence

(Vrijspraak) to Supreme Court in copulation with minor case is in contradiction with the article 244 of KUHAP and how the legal argumentation of Supreme

Prosecutor in this free sentence in this case. This study belonged a normative law research, that is prescriptive in

nature, and using case approach. Technique of collecting law material the writer used was to read and to study the literatures and documents relevant to the problem studied. Technique of analyzing the law material in this study was deductive logic analysis.

The result obtained from this research was that the appeal of free sentence (vrijspraak) to the Supreme Court in copulation with minor case was in contradiction with the provision of Article 244 of KUHAP, but because Judex Factie had overridden the hint evidence constituting the Examination Official Document of Victim Witness, the Public Prosecutor could appeal to the Supreme Court as long as he/she could prove that Judex Factie had applied the law

this appeal to supreme court stated that Judex Factie did not indeed apply the law or applied the law inappropriately as included in the Article 253 clause (1) a of KUHAP, namely overriding the hint evidence constituting the Examination Official Document of victim witness.

Keywords: Appeal to Supreme Court, Copulation with Minor, the Judge of

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

-

Tuhan tidak meminta kita untuk sukses, DIa hanya meminta kita untuk

berusaha.

-Mother Theresa-

-

Semua impian kita dapat menjadi nyata, jika kita memiliki keberanian untuk

mengejarnya.

-Walt Disney-

-

Hidup akan membuat kita terjatuh, tapi kita dapat memilih apakah ingin

bangkit atau tidak.

-Mr. Han, Karate Kid-

- Tiada doa yang lebih indah selain memohon semoga skripsi ini cepat selesai.

- Saya datang, saya bimbingan, saya revisi, saya ujian, dan saya menang!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Penulisan Hukum ini Penulis persembahkan kepada :

Tuhan Yesus Yang Maha Kuasa

Papa, Mama, serta kakakku tercinta yang telah mendukung selama ini

Keluarga besar dan saudara-saudara semuanya

Sahabat-sahabatku terkasih

Almamater Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat,

berkat, serta karunia-Nya yang telah diberikan kepada Penulis, sehingga Penulis

mampu menyelesaikan penulisan hukum dengan judul : Tinjauan Tentang

Pengesampingan Judex` Factie Terhadap Alat Bukti Petunjuk Berupa Berita

Acara Pemeriksaan Saksi Korban Sebagai Dasar Penuntut Umum Mengajukan

Kasasi Terhadap Putusan Bebas (Vrijspraak) Dalam Perkara Persetubuhan

Dengan Anak Di Bawah Umur (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung

No. 960 K/Pid.Sus/2008).

Penulisan hukum ini disusun guna untuk memenuhi dan melengkapi syarat-

syarat untuk memperoleh derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Atas segala doa, dukungan, dan bantuan dari

berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, maka Penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala berkat dan karunia-Nya;

2. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta;

3. Bapak Ismunarno, S.H., M.Hum, selaku pembimbing akademik Penulis;

4. Bapak Edy Herdyanto S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Acara;

5. Bapak Bambang Santoso S.H., M.Hum., selaku pembimbing skripsi yang

telah banyak membantu untuk memberikan pengarahan dalam proses

penyusunan penulisan hukum ini;

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta atas segala ilmunya yang telah diberikan untuk seluruh mahasiswa

termasuk Penulis selama menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta;

7. My SuperDad and SuperMom, Bapak Yohanes Bambang Y. dan Ibu MM.

Wiwin Dewi K. yang selama ini telah memberikan kasih sayang, doa, dan

dukungan penuh kepada Penulis sehingga penulisan hukum ini terselesaikan

dengan baik. I LOVE YOU.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Kakakku Sebastianus Rakka Jousiand KP. yang telah menyemangati Penulis

dalam proses pengerjaan skripsi ini.

9. Semua dari pihak keluarga dan saudara-saudara yang tidak bisa Penulis

sebutkan satu-persatu, yang telah banyak sekali membantu;

10. Sahabat-

untuk satu sama lain, mereka semua sudah seperti keluarga sendiri (Kartika

Nartya Prila, Kristina Kusumawardhani, Jeelyke Nilaria Suki Putri, Mega

Titis Arumdalu, Oktivia Pramita Putri), Om Kece Cuileee Adhiputro

Pangarso Wicaksono, Nicko Bayu Pradana, Tri Kartika Purbasari;

11. Sahabat-sahabatku dari SMA URSULIN ada Tante Memey, Cyreng

Cemplux, Sofia Sopheg yang selalu memberi dukungan, semangat, dan canda

tawa kalian;

12. Teman-teman para Kepoers dan Gosipers yang biasanya menghabiskan waktu

tertawa bersama di Lobby FH UNS, ada DaniJuley, IkaPuji, Alilesmana

Siwon, DewiAmbar Syahrini membahana, Okky Cimi, dan yang lainnya;

13. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta Angkatan 2008;

14. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penyusunan penulisan hukum ini sampai selesai.

Semoga Tuhan membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan

yang lebih dari yang mereka berikan. Penulis juga menyadari bahwa penulisan

hukum ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa, isi maupun

analisisnya, sehingga kritik dan saran sangat Penulis harapkan guna

kesempurnaan penulisan hukum ini.

Akhir kata Penulis berharap semoga hasil dari penulisan hukum ini bisa

bermanfaat untuk semua pihak.

Surakarta, 2013

Penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

DEWAN PENGUJI ......................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

E. Metode Penelitian........................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan Hukum ....................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori......................................................................... 12

1. Tinjauan Umum Tent ... 12

a. Pengertian Upaya Hukum ............................................ 12

b. Jenis Upaya Hukum ..................................................... 12

c. Upaya Hukum Kasasi ................................................... 13

d. Tujuan Upaya Hukum Kasasi ...................................... 13

e. Alasan Pengajuan Permohonan Kasasi ........................ 14

f. Tata Cara Pemeriksaan Kasasi ..................................... 15

2. Tinjauan Umum Tentang Judex` F 16

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

a. Pengertian Judex` Factie .............................................. 16

b. Judex` Factie dalam Sistem Hukum Pidana ................. 17

3. 17

4. 20

5. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Persetubuhan

dengan Anak Diba 24

a. Tindak Pidana............................................................... 24

b. Tindak Pidana Persetubuhan ........................................ 25

c. Anak Dibawah Umur ................................................... 27

B. Kerangka Pemikiran ................................................................. 29

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengesampingan Judex` Factie Terhadap Alat Bukti Petunjuk

Berupa Berita Acara Pemeriksaan Saksi Korban Sebagai Dasar

Penuntut Umum Mengajukan Kasasi Terhadap Putusan Bebas

dalam Perkara Persetubuhan dengan Anak Dibawah Umur

Tidak Bertentangan dengan Ketentuan Pasal 244 KUHAP

1. Kasus Posisi ....................................................................... 31

2. Identitas Terdakwa ............................................................. 32

3. Dakwaan Penuntut Umum ................................................. 32

4. Tuntuta ............................................................. 43

5. Amar Putusan Pengadilan Negeri ...................................... 44

6. Alasan-alasan Pengajuan Kasasi ........................................ 45

7. Amar Putusan Mahkamah Agung ...................................... 93

8. ............................................................... 94

B. Argumentasi Hukum Hakim Mahkamah Agung dalam Menilai

Permohonan Kasasi Penuntut Umum Terhadap Putusan Bebas

dalam Perkara Persetubuhan dengan Anak Dibawah Umur

1. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung ........................... 95

2. Amar Putusan Mahkamah Agung ...................................... 98

3. ................................................................ 99

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB IV PENUTUP

a. Simpulan .................................................................................. 101

b. .................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 29

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan hukum saat ini terkadang sering tidak disadari oleh

masyarakat bahwa tidak selamanya akan membawa dampak yang positif, namun

dapat membawa dampak negatif yang berakibat timbulnya suatu tindak kejahatan.

Timbulnya suatu kejahatan disebabkan karena adanya niat dari si pelaku dan ada

kesempatan. Yang menjadi korban dari tindak kejahatan tersebut tidak hanya

pemerintah, instansi swasta, dan masyarakat, akan tetapi anak-anak pun dapat

menjadi korbannya, seperti yang sekarang marak terjadi yaitu persetubuhan atau

perkosaan, kekerasan, perdagangan, prostitusi, dan lain-lain.

Kekerasan seksual atau pelecehan seksual terhadap anak adalah suatu bentuk

penyiksaan anak dimana orang dewasa atau remaja yang lebih tua menggunakan

anak untuk rangsangan seksual. Yang termasuk bentuk pelecehan seksual

terhadap anak antara lain yaitu meminta atau menekan seorang anak untuk

melakukan aktivitas seksual, memberikan paparan yang tidak senonoh dari alat

kelamin untuk anak, menampilkan pornografi untuk anak, melakukan hubungan

seksual terhadap anak, dan lainnya. Efek yang ditimbulkan dari pelecehan seksual

terhadap anak antara lain yaitu depresi, gangguan stres pascatrauma, kegelisahan,

kecenderungan untuk menjadi korban lebih lanjut pada masa dewasa, dan cidera

fisik bagi si anak. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pelecehan_seksual_terhadap_anak

dikases tanggal 20 April 2012 pukul 18.00 WIB).

Pada jaman sekarang ini, banyak sekali anak yang menjadi korban pelecehan

seksual khususnya perkosaan yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak di

bawah umur. Faktor yang sangat menonjol sehingga menyebabkan timbulnya

pelecehan seksual ini tidak lain adalah kemajuan di bidang teknologi, antara lain

akses internet yang sekarang telah berkembang sangat pesat, namun sering pula

disalahgunakan oleh sebagian masyarakat pengguna internet. Contoh yang paling

sering terjadi adalah internet digunakan untuk membuka situs pornografi, dan itu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

menimbulkan pengaruh yang sangat negatif. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada

saat ini informasi sangat bebas dan mudah diakses, baik di desa maupun di kota.

Tidak hanya melalui internet, tetapi juga televisi, koran, dan majalah yang banyak

menyajikan informasi seksual atau pornografi. Hal ini dapat memicu

meningkatnya kasus kekerasan seksual pada anak.

Salah satu persoalan fundamental dalam penanggulangan masalah kekerasan

seksual terhadap anak adalah berkaitan dengan steoritipe dan karakter populasi

pelaku, sebagaimana dikemukakan oleh David Finkelhor sebagai berikut :

One fundamental problem regarding prevention policy in the justice system is that it is based on an overly stereotyped and generally mistaken characterization of the offender population.13 The stereotype typifies child sexual abusers as exclusively adult men who are sexually oriented to pre-pubescent children (that is, pedophiles) and who thus are strongly motivated to offend. These men are seen as being guileful and skilled in relating to children, likely to prey on children they encounter in public environments, generally resistant to treatment, deterrence, or rehabilitation, and thus highly likely to offend again (David Finkelhor. The Prevention of Childhood Sexual Abuse VOL. 19 / NO. 2 / FALL 2009 169).

Dalam Pasal 285 KUHP ditegaskan bahwa barang siapa dengan kekerasan

atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia diluar

pernikahan, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara selama-

lamanya dua belas tahun. Pasal 285 KUHP ini mengatur tentang perkosaan

terhadap wanita secara umum (segala umur). Sedangkan perkosaan terhadap anak

(wanita dibawah umur) diatur dalam Pasal 287 KUHP yang dirumuskan sebagai

berikut:

1. Barangsiapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar pernikahan, padahal

diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa umurnya belum lima belas

tahun, atau kalau umurnya tidak ternyata belum mampu dikawin, diancam

dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun.

2. Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan kecuali jika umurnya wanita

belum sampai dua belas tahun atau jika ada salah satu hal tersebut Pasal 291

dan 294.

Anak korban kekerasan seksual khususnya pemerkosaan perlu mendapatkan

perlindungan, seperti yang dikemukakan oleh Sudaryono sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Perlindungan korban (tentunya termasuk anak) kejahatan (kekerasan) dapat mencakup bentuk perlindungan yang bersifat abstrak (tidak langsung) maupun yang konkret (langsung). Perlindungan yang abstrak pada dasarnya merupakan bentuk perlindungan yang hanya bisa dinikmati atau dirasakan secara emosional (psikis), seperti rasa puas. Sementara itu perlindungan yang konkret pada dasarnya merupakan bentuk perlindungan yang dapat dinikmati secara nyata, seperti pemberian yang berupa atau bersifat materi maupun non-materi. (Sudaryono. Kekerasan pada Anak. Jurnal Ilmu Hukum Vol 10 No. 1 Maret 2007 : 87-102).

Tindak pidana perkosaan yang dilakukan terhadap anak-anak diatur secara

lebih khusus dalam Pasal 81 Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman

kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan

orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun

dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta

rupiah).

2. Ketentuan pidana sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula

bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian

kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau

dengan orang lain.

Penegakan hukum tidak akan lepas dari proses peradilan yang bersumber

dari hukum formil, dimana hukum formil Indonesia bersumber pada Undang-

undang nomor 8 Tahun 1981 atau KUHAP. KUHAP menganut sistem peradilan

pidana terpadu, dimana keseluruhan proses saling berhubungan secara terpadu

antara satu sama lain sebagaimana layaknya suatu sistem. Proses peradilan dalam

penegakan hukum pidana tidak akan lepas dari proses penyusunan BAP (Berita

Acara Pemeriksaan) dalam proses penyidikan. BAP tersebut berisi keterangan

saksi, keterangan ahli, keterangan terdakwa dan lain-lain yang kemudian jika BAP

tersebut sudah dinyatakan lengkap maka BAP tersebut oleh penyidik akan

dilimpahkan ke kejaksaan untuk dilakukan penuntutan terhadap tersangka.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Pemeriksaan dipersidangan, khususnya dalam agenda pembuktian atau

pemeriksaan alat bukti mengacu pada BAP. Hal-hal yang telah tercantum dalam

BAP kemudian dinyatakan kembali dalam persidangan antara lain keterangan

saksi, keterangan ahli dan keterangan terdakwa. Hal tersebut dikarenakan

keterangan dari saksi, ahli dan terdakwa dinyatakan sah sebagai alat bukti apabila

diucapkan dibawah sumpah dan diucapkan dimuka persidangan.

Salah satu alat bukti yang disebutkan dalam Pasal 184 KUHAP adalah

petunjuk. Petunjuk dibentuk dari keterangan saksi, surat-surat dan keterangan

terdakwa. Namun, dalam kasus-kasus tertentu BAP dijadikan alat bukti petunjuk

seperti dalam kasus persetubuhan dengan anak di bawah umur yang dilakukan

oleh ayah kandungnya sendiri yaitu Ngatemin bin Sarimin terhadap anak

perempuannya Rinawati binti Ngatemin yang saat ini masih berusia 14 (empat

belas tahun).

Dalam kasus tersebut alat Bukti petunjuk berupa BAP dikesampingkan oleh

Judex` Factie, yang kemudian perkara tersebut diputus oleh majelis hakim.

Majelis hakim menyatakan bahwa terdakwa Ngatemin bin Sarimin tidak terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana persetubuhan

dengan anak di bawah umur, dalam arti lain terdakwa bebas dari segala dakwaan

tersebut. Penuntut Umum yang menangani perkara itu kemudian mengajukan

upaya hukum kasasi atas putusan Pengadilan Negeri Tanjung Selor

No.152/Pid.B/2007/PN.Tg.Slr berdasarkan pengesampingan alat bukti petunjuk

berupa BAP oleh Judex` Factie.

Atas dasar uraian di atas, maka penulis hendak mengkaji lebih dalam tentang

pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti berita acara pemeriksaan saksi

korban sebagai dasar penuntut umum mengajukan kasasi terhadap putusan bebas

dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur ke dalam penulisan

hukum yang berjudul : TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN

JUDEX` FACTIE TERHADAP ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA

BERITA ACARA PEMERIKSAAN SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR

PENUNTUT UMUM MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN

BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung

Nomor 960 K/Pid.Sus/2008).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian mengenai latar belakang diatas, pokok perumusan

masalah yang dapat diangkat dan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Apakah tentang pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk

berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban sebagai dasar Penuntut Umum

mengajukan kasasi terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan

dengan anak di bawah umur tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 244

KUHAP ?

2. Bagaimanakah argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menilai

permohonan kasasi Penuntut Umum terhadap putusan bebas dalam perkara

persetubuhan dengan anak di bawah umur ?

C. Tujuan Penelitian

Di setiap kegiatan penelitian harus memiliki tujuan yang jelas untuk

mencapai suatu target dalam penelitian sebagai solusi atas permasalahan yang

dihadapi (tujuan objektif) atau untuk memenuhi kebutuhan perorangan (tujuan

subjektif). Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti

petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban sebagai dasar

Penuntut Umum mengajukan kasasi terhadap putusan bebas (vrijspraak)

dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur;

b. Untuk mengetahuin bagaimana argumentasi hukum Hakim Mahkamah

Agung dalam menilai permohonan kasasi Penuntut Umum terhadap

putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman aspek hukum

dalam bidang Hukum Acara Pidana khususnya mengenai pengesampingan

Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita Acara

Pemeriksaan sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan kasasi terhadap

putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur;

b. Untuk melatih kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu dan teori-teori

hukum yang telah penulis ketahui agar dapat bermanfaat bagi penulis

sendiri dan masyarakat lainnya;

c. Memperoleh data-data sebagai bahan utama dalam penyusunan penulisan

hukum (skripsi) untuk melengkapi persyaratan akademis guna

memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian hukum ini penulis berharap dapat memberikan manfaat

bagi penulis sendiri, pembaca, dan pihak-pihak lain yang terkait. Adapun manfaat

yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran

bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum acara pidana

pada khususnya;

b. Sebagai bahan masukan dan pengajaran untuk pemahaman, pengkajian,

dan penulisan karya ilmiah di bidang hukum khususnya hukum acara

pidana.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu hukum pada umumnya

dan hukum acara pidana pada khususnya, yang berkaitan dengan

pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita

Acara Pemeriksaan saksi korban;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Menjadi sebuah tantangan bagi penulis untuk dapat mengembangan

kemampuan berpikir dalam menerapkan ilmu hukum yang telah diperoleh

penulis;

c. Memberikan pengetahuan dan pengalaman yang baru untuk penulis

mengenai permasalahan yang dikaji dalam penelitian hukum ini.

E. Metode Penelitian

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai

berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah

penelitian hukum normatif. Penelitian hukum adalah suatu proses untuk

menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin hukum

guna menjawab isu hukum yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2005 :

35). Penelitian hukum normatif memiliki pengertian yang sama dengan

penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu penelitian berdasarkan bahan-

bahan hukum (library based) yang fokusnya pada membaca dan mempelajari

bahan-bahan hukum primer dan sekunder (Johnny Ibrahim, 2006:44).

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat preskriptif dan terapan . Sebagai ilmu yang bersifat

preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan,

validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum

(Peter Mahmud Marzuki, 2005:35). Bersifat terapan artinya ilmu hukum

menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan, rambu-rambu dalam

aturan hukum. Menurut Nomensen Sinamo dalam bukunya yang berjudul

ngan penelitian preskriptif

yaitu penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan saran-saran mengenai apa

yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tertentu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3. Pendekatan Penelitian

dijelaskan bahwa dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan

penelitian, yaitu :

a. Pendekatan Perundang-undangan (statute approach);

b. Pendekatan Kasus (case approach);

c. Pendekatan Historis (historical approach);

d. Pendekatan Perbandingan (comparative approach);

e. Pendekatan Konseptual (conceptual approach).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah

pendekatan kasus (case approach). Pendekatan ini dilakukan dengan

mempelajari penerapan dan norma-norma hukum yang dilakukan dalam

praktek hukum.

4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum

Dalam penelitian hukum ini jenis data yang digunakan adalah bahan

hukum primer dan sekunder.

Sumber bahan hukum yang digunakan adalah :

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoratif,

artinya mempunyai otoritas atau kekuasaan dalam pelaksanaannya. Bahan

hukum primer terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan-catatan

resmi atau risalah dalam pembuatan undang-undang, dan putusan hakim.

Bahan hukum yang digunakan penulis berupa :

1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;

2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;

3) Putusan Mahkamah Agung Nomor 960 K/Pid.Sus/2008 tentang

persetubuhan dengan anak di bawah umur;

4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

b. Bahan Hukum Sekunder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan hukum

primer, seperti :

1) Buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini;

2) Hasil karya ilmiah para sarjana;

3) Hasil penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini

adalah studi dokumentasi atau studi kepustakaan. Pengumpulan bahan hukum

dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, mencatat buku-buku, literatur,

artikel dari media massa maupun internet, makalah, dokumen, serta bahan-

bahan lain yang berhubungan dengan pokok pembahasan dalam penelitian

hukum ini.

6. Teknik Analis Bahan Hukum

Analisis data adalah mekanisme mengorganisasikan data dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan hipotesis kerja yang diterangkan oleh data (Lexi. J

Moelong, 2006:280).

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan logika deduktif.

Menurut Peter Mahmud Marzuki yang mengutip pendapat Philipus M. Hadjon

menjelaskan metode deduksi sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh

Aristoteles, penggunaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan premis

major (pernyataan bersifat umum). Kemudian diajukan premis minor (bersifat

khusus), dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu kesimpulan atau

conclusion. Akan tetapi di dalam argumentasi hukum, silogisme hukum tidak

sesederhana silogisme tradisional (Peter Mahmud Marzuki, 2009:47).

Johnny Ibrahim yang mengutip pendapat Bernard Arief Shidarta, logika

deduktif merupakan suatu teknik untuk menarik kesimpulan dari hal yang

bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual. Penalaran deduktif

adalah penalaran yang bertolak dari aturan hukum yang berlaku umum pada

kasus individual dan konkret yang dihadapi (Johnny Ibrahim, 2006 : 249-250).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika

penulisan hukum yang sesuai dengan aturan dalam penulisan hukum serta untuk

mempermudah pemahaman mengenai seluruh isi penulisan hukum ini, maka

peneliti menjabarkan dalam bentuk sistematika penulisan hukum yang terdiri dari

4 (empat) bab dimana tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang

dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman mengenai seluruh isi penulisan

hukum ini.Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

penelitian, dan sistematika penulisan hukum (skripsi).

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis memberikan landasan teori atau

memberikan penjelasan secara teoritik, yang bersumber pada bahan

hukum yang penulis gunakan dan doktrin ilmu hukum yang dianut

secara universal, mengenai persoalan yang berkaitan dengan

permasalahan yang sedang penulis teliti.

Landasan teori tersebut meliputi, tinjauan umum tentang upaya

hukum kasasi, tinjauan umum tentang Judex` Factie, tinjauan umum

tentang Berita Acara Pemeriksaan, tinjauan umum tentang putusan,

tinjauan umum tentang tindak pidana persetubuhan dengan anak di

bawah umur. Selain itu untuk memudahkan pemahaman alur berfikir,

maka dalam bab ini juga disertai kerangka pemikiran.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menyajikan

pembahasan berdasarkan rumusan masalah, yaitu: pengesampingan

Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita Acara

Pemeriksaan saksi korban sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan

kasasi terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan

anak di bawah umur dan argumentasi hukum Hakim Mahkamah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Agung dalam menilai permohonan kasasi Penuntut Umum terhadap

putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah

umur.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini akan menguraikan kesimpulan dan saran terkait dengan

permasalahan yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum tentang Upaya Hukum Kasasi

a. Pengertian Upaya Hukum

Menurut Pasal 1 butir (12) KUHAP, upaya hukum adalah hak

terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan pengadilan

yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau hak terpidana untuk

mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK) dalam hal serta

menurut cara yang diatur-dalam undang-undang ini.

Tujuan utama dalam suatu proses di muka Pengadilan adalah untuk

memperoleh putusan Hakim yang berkekuatan hukum tetap. Akan tetapi,

setiap putusan yang dijatuhkan oleh Hakim belum tentu dapat menjamin

kebenaran secara yuridis, karena putusan itu tidak lepas dari kekeliruan

dan kekhilafan, bahkan tidak mustahil bersifat memihak. Agar kekeliruan

dan kekilafan itu dapat diperbaiki, maka demi tegaknya kebenaran dan

keadilan, terhadap putusan Hakim itu dimungkinkan untuk diperiksa

ulang. Cara yang tepat untuk dapat mewujudkan kebenaran dan keadilan

itu adalah dengan melaksanakan upaya hukum. Jadi, upaya hukum

merupakan upaya atau alat untuk mencegah atau memperbaiki kekeliruan

dalam suatu putusan (Krisna Harahap, 2003 : 114-115).

b. Jenis jenis Upaya Hukum

1) Upaya Hukum Biasa

a) Perlawanan;

b) Banding;

c) Kasasi.

2) Upaya Hukum Luar Biasa

a) Peninjauan Kembali (PK);

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b) Kasasi demi Kepentingan Hukum yang Diajukan oleh Jaksa

Agung.

c. Upaya Hukum Kasasi

Mahkamah Agung untuk memeriksa kembali putusan-putusan dari

pengadilan-

(J.C.T Simorangkir,dkk,2000:81). Kasasi berarti pembatalan dan hanya

dapat dilakukan oleh Mahkamah Agung sebagai pihak yang melakukan

pengawasan tertinggi atas perbuatan pengadilan yang lain. Peradilan kasasi

berasal dari hukum Perancis.

Menurut ketentuan Pasal 244 KUHAP, Terhadap putusan perkara

pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain

daripada Mahkamah Agung, Terdakwa atau Penuntut umum dapat

mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung

kecuali terhadap putusan bebas.

d. Tujuan Upaya Hukum Kasasi

Adapun tujuan utama dalam upaya hukum kasasi :

1) Koreksi terhadap kesalahan putusan pengadilan yang berada

dibawahnya, memperbaiki dan meluruskan kesalahan penerapan

hukum, agar peraturan hukum benar-benar diterapkan sebagaimana

mestinya serta apakah cara mengadili perkara benar-benar dilakukan

menurut peraturan Undang-Undang.

2) Menciptakan dan membentuk hukum baru, disamping tindakan koreksi

yang dilakukan Mahkamah Agung dalam peradilan kasasi ada kalanya

tindakan koreksi sekaligus menciptakan kaidah hukum baru dalam

bentuk yurisprudensi. Berdasarkan jabatan dan wewenang yang ada

padanya dalam bentuk judge making law, Mahkamah Agung

menciptakan hukum baru guna mengisi kekosongan hukum, maupun

dalam rangka mensejajarkan makna dan jiwa ketentuan Undang-

Undang sesuai dengan elastisitas pertumbuhan kebutuhan lajunya

perkembangan nilai dan kesadaran masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3) Pengawasan terciptanya keseragaman penerapan hukum, dengan

adanya putusan kasasi yang menciptakan adanya yurisprudensi, sedikit

banyak akan mengarahkan keseragaman pandangan dan titik tolak

dalam penerapan hokum

e. Alasan Pengajuan Permohonan Kasasi

Alasan kasasi adalah dasar atau landasan dari pihak pemohon kasasi

terhadap putusan Pengadilan yang dimohonkan kasasinya kepada

Mahkamah Agung. Alasan alasan kasasi tersebut oleh pemohon kasasi

diuraikan dalam memori kasasi.

Ketentuan Pasal 248 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa pemohon

kasasi wajib mengajukan memori kasasi yang memuat alasan permohonan

kasasinya, maka sejalan dengan ketentuan tersebut pengajuan memori

kasasi harus secara jelas mengemukakan alasan-alasan permohonan

kasasinya. Terkabul atau tidaknya permohonan kasasi disamping

digantungkan pada syarat-syarat formil (tentang tata cara dan tenggang

waktu pengajuan permohonan kasasi) juga digantungkan pada syarat

material, yaitu tentang alasan-alasan kasasi sebagaimana diatur dalam

Pasal 253 ayat (1) KUHAP.

Secara yuridis dikatakan bahwa alasan-alasan pengajuan

permohonan kasasi tersebut diatur dalam Pasal 253 ayat (1) KUHAP.

Berdasarkan ketentuan Pasal 253 (1) KUHAP tersebut, Pemeriksaan dalam

tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan para

pihak guna menentukan :

1) Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan

tidak sebagaimana mestinya;

2) Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan

undang-undang;

3) Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.

Alasan-alasan kasasi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 253 ayat

(1) KUHAP tersebut bersifat limitatif. Oleh karena pemohon kasasi baik

pihak terdakwa/kuasa hukumnya maupun pihak jaksa penuntut umum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

yang mengajukan permohonan kasasi harus menggunakan alasan-alasan

sebagaimana diatur dalam Pasal 253 ayat (1) KUHAP tersebut, pemohon

kasasi tidak dapat mempergunakan alasan-alasan lain selain dari yang

telah ditetapkan dalam Undang-Undang (Harun M. Husein, 1992: 74).

Apabila alasan-alasan yang digunakan diluar ketentuan yang diatur dalam

Pasal 253 ayat (1) KUHAP atau dengan kata lain pemohon kasasi

menggunakan alasan lain selain yang telah ditentukan Undang-Undang

maka Mahkamah Agung tidak dapat melakukan pemeriksaan pada tingkat

kasasi atas permohonan tersebut karena kewenangan Mahkamah Agung

pada pemeriksaan tingkat kasasi hanya terbatas pada masalah-masalah

penerapan hukum sebagaimana dimaksud pada Pasal 253 ayat (1)

KUHAP. Jika yang demikian itu terjadi maka secara yuridis alasan kasasi

tersebut tidak dibenarkan oleh ketentuan Undang-Undang sehingga alasan-

alasan tersebut akandinyatakan tidak diterima oleh Mahkamah Agung.

Alasan-alasan kasasi yang dalam praktik sering digunakan tetapi

diluar ketentuan secara yuridis yaitu ketentuan Pasal 253 ayat (1) KUHAP,

sehingga permohonan kasasi tersebut ditolak oleh Mahkamah Agung,

diantaranya sebagai berikut :

1) Pemohon kasasi keberatan atas penilaian hasil pembuktian yang

dilakukan oleh Judex` Factie;

2) Sifat permohonan kasasi adalah pengulangan fakta atau diajukannya

suatu bukti baru;

3) Sifat memori kasasi yang tidak menyangkut persoalan atau materi

perkara;

4) Memori kasasi terhadap berat ringannya pidana, jenis pidana, dan

besar kecilnya jumlah denda.

f. Tata Cara Pemeriksaan Kasasi

Prosedur dan tata cara pemeriksaan kasasi diatur dalam Pasal 253

ayat (2) KUHAP, tata cara pemeriksaan tersebut dapat dijabarkan sebagai

berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

1) Pemeriksaan dilakukan sekurang-kurangnya oleh tiga orang hakim.

Dalam praktik tidak jarang dilakukan pemeriksaan tingkat kasasi oleh

lebih dari tiga orang hakim dan jika hal ini dilakukan maka disebut

dengan Majelis Lengkap;

2) Pemeriksaan kasasi dilakukan atas dasar berkas perkara. Berdasarkan

ketentuan Pasal 253 ayat (2) KUHAP, dalam berkas perkara yang

diterima oleh Mahkamah Agung terdapat hal sebagai berikut :

a) Berita acara pemeriksaan penyidik;

b) Berita acara pemeriksaan sidang di Pengadilan Negeri;

c) Semua surat-surat yang timbul dalam persidangan yang

berhubungan dengan perkara yang bersangkutan;

d) Putusan pengadilan tingkat pertama (Pengadilan Negeri);

e) Putusan tingkat banding (Pengadilan Tinggi) khususnya pada

perkara yang diputus dengan pemidanaan (veroordeling);

f) Jika dianggap perlu Mahkamah Agung dapat melakukan

pemeriksaan tambahan. Berdasarkan pada ketentuan Pasal 253 ayat

(3) KUHAP, pemeriksaan tambahan tersebut dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu:

(1) Dilakukan oleh Mahkamah Agung sendiri.

(2) Dilakukan oleh Judex` Factie atas perintah dari Mahkamah

Agung atas Putusan Sela.

2. Tinjauan Umum tentang Judex` Factie

a. Pengertian Judex` Factie

Judex` Factie merupakan badan peradilan yang memeriksa fakta-

fakta tentang terjadinya suatu tindak pidana yang didakwakan kepada

terdakwa. Judex` Factie dalam memeriksa dan memutus perkara adalah

berdasarkan surat dakwaan yang telah disusun sedemikian rupa oleh

Penuntut Umum. Dari pemeriksaan perkara tersebut maka akan terungkap

fakta-fakta di persidangan yang menjadi penilaian serta pertimbangan

hakim untuk memberikan putusan atas tindak pidana yang didakwakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

kepada terdakwa. Hal tersebutlah yang membedakannya dengan judex

juris yang memeriksa penerapan hukumnya atau dengan kata lain

penerapan hukum Judex` Factie dalam memeriksa dan memutus perkara

yang telah menjadi kewenangannya berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

b. Judex` Factie Dalam Sistem Hukum Pidana di Indonesia

Judex` Factie dalam sistem hukum pidana Indonesia dijalankan oleh

pengadilan tingkat pertama dan banding. Pengadilan tingkat pertama

adalah Pengadilan Negeri tingkat pertama yang diberikan kewenangan

untuk memeriksa dan memutus perkara pidana yang dilimpahkan

kepadanya. Sedangkan pengadilan tingkat banding adalah Pengadilan

Tinggi Negeri yang diberika kewenangan oleh peraturan perundang-

undangan untuk memeriksa permohonan banding yang diajukan atas

putusan pengadilan tingkat pertama oleh penuntut umum atau terdakwa

yang tidak menerima putusan yang bersangkutan. Jadi di Indonesia

pemeriksaan Judex` Factie ada 2 (dua) tingkatan, yaitu tingkat pertama

yang dijalankan oleh Pengadilan Negeri dan tingkat banding sebagai upaya

hukum atas putusan Pengadilan Negeri tingkat pertama yang dijalankan

oleh Pengadilan Tinggi.

3. Tinjauan Umum tentang Berita Acara Pemeriksaan

Berita Acara Pemeriksaan Tersangka / Saksi yaitu sebuah dokumen

catatan atau tulisan yang bersifat otentik, dibuat dalam bentuk tertentu oleh

penyidik atau penyidik pembantu atas kekuatan sumpah jabatan, diberi tanggal

dan ditandatangani oleh penyidik atau penyidik pembantu dan tersangka, saksi

atau keterangan ahli, memuat uraian tindak pidana yang memenuhi unsur-

unsur tindak pidana yang dipersangkakan dengan menyebut waktu, tempat dan

keadaan pada waktu tindak pidana dilakukan, identitas pemeriksa dan yang

diperiksa, keterangan yang diperiksa, catatan mengenai akta dan/atau benda

serta segala sesuatu yang dianggap perlu untuk kepentingan penyelesaian

perkara pidana. (http://rgs-istilah-hukum.blogspot.com/2010/11/berita-acara-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

pemeriksaan-tersangka-atau.html diakses tanggal 12 April 2012 pukul 15.00

WIB)

Fungsi berita acara pemeriksaan (BAP) pada tahap penyidikan,

merupakan pedoman bagi hakim dalam melakukan pemeriksaan di sidang

pengadilan. Dengan demikian, hakim tidak boleh terikat dan tergantung dari

BAP penyidik. Hakim harus menggali dan mendalami keterangan saksi

dihubungkan dengan segala hal yang terungkap selama persidangan untuk

mendapatkan keterangan yang sebenarnya. Apabila saksi mengajukan

permintaan dan pernyataan pencabutan BAP saksi di penyidikan, maka hakim

akan mengajukan pertanyaan dan meminta saksi memberikan alasan-alasan

yang masuk akal dan diterima hakim BAP saksi di penyidikan yang telah

dicabut dan diterima hakim, maka keterangan saksi bukan lagi merupakan alat

bukti keterangan saksi, tetapi sebagai alat bukti petunjuk setelah Hakim

memeriksa keterangan saksi dan alat bukti lainnya dengan cermat, arif dan

bijaksana. (http://bapsaksihakimunila.wordpress.com/2009/06/07/fungsi-

berita-acara-pemeriksaan-bap-saksibagi-hakim-dalam-rangka-pemeriksaan-

perkara-pidana-pada-tahap-sidang-pengadilan/ diakses tanggal 14 April 2012

pukul 19.00 WIB)

Setelah penyidik berpendapat segala sesuatu pemeriksaan yang

membuat berita acara dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam

Pasal 121 KUHAP, antara lain :

a. Memberi tanggal pada berita acara;

b. Memuat tindak pidana yang disangkakan dengan menyebut waktu, tempat,

dan keadaan sewaktu tindak pidana dilakukan;

c. Nama dan tempat tinggal tersangka dan saksi-saksi;

d. Keterangan mengenai tersangka dan saksi (mur, bangsa, agama, dan lain-

lain);

e. Catatan mengenai akta dan benda;

f. Serta segala sesuatu yang dianggap perlu untuk kepentingan penyelesaian

perkara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Demikian syarat pembuatan berita acara yang ditentukan dalam Pasal

121 KUHAP. Akan tetapi, untuk lengkapnya berita acara harus dihubungkan

dengan ketentuan Pasal 75 KUHAP. Hal ini berarti, berita acaranya telah

dibuat tersendiri dalam pemeriksaan penyidikan dilampirkan dalam berita

acara penyidikan yang dibuat oleh penyidik. Dalam berita acara penyidikan

harus terlampir segala sesuatu tindakan penyidik selama dalam pemeriksaan,

sepanjang hal itu telah diterangkannya dalam berita acara pemeriksaan. Jadi,

dalam berita acara penyidikan yang berupa berkas perkara hasil penyidikan,

penyidik melampirkan berita acara (Pasal 75 ayat (1)) antara lain :

a. Pemeriksaan tersangka;

b. Penangkapan;

c. Penahanan;

d. Penggeledahan;

e. Pemasukan rumah;

f. Penyitaan benda;

g. Pemeriksaan surat;

h. Pemeriksaan saksi;

i. Pemeriksaan ditempat kejadian;

j. Pelaksanaan tindakan lain sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang.

Berita acara penyidikan dan lampiran-lampiran yang bersangkutan,

dijilid menjadi suatu berkas oleh penyidik. Jilidan berkas berita acara disebut

melakukan tindakan tersebut pada ayat (1) dan dibuat atas kekuatan sumpah

jabatan. Berita acara tersebut selain ditandatangani oleh pejabat polisi

ditandatangani pula oleh semua pihak yang terlibat dalam tindakan tersebut

pada ayat (1) di atas. Berita acara yang dimaksud dalam Pasal 75 KUHAP ini

diperuntukkan bagi pelaksanaan tugas penyidik dan penuntut umum.

Sedangkan berita acara yang menyangkut jalannya persidangan diatur dalam

Pasal 202 KUHAP, yang mensyaratkan cukup ditandatangani oleh hakim

ketua sidang dan panitera.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Berita acara yang tercantum dalam ayat (1) angka 1 sampai angka 10

adalah menyangkut tugas penyidikan, sesuai dengan tugas penyidikan dalam

menjalankan kewajiban (Pasal 121 KUHAP). Tugas penyidik adalah

menyiapakan hasil pemeriksaan penyidikan yang berupa berita acara sebagai

berkas perkara. Dari hasil pemeriksaan penyidikan tersebut lalu dibuat oleh

penyidik suatu kesimpulan yang pada umumnya disebut resume. Dalam

resume tersebut diuraikan singkat keterangan-keterangan yang telah diberikan

pada pemenuhan unsur-unsur tindak pidana yang dilakukan oleh tersangka

sesuai dengan Pasal-Pasal yang disangkakan.

4. Tinjauan Umum tentang Putusan

Putusan hakim memiliki peranan penting yang sangat menentukan dalam

penegakan hukum dan keadilan. Karena itu didalam menjatuhkan putusannya

hakim harus sangat berhati-hati dan penuh dengan pertimbangan. Hal ini

dimaksudkan agar jangan sampai suatu putusan penuh dengan kekeliruan yang

akibatnya akan menimbulkan rasa tidak puas, ketidakadilan dan dapat

menjatuhkan kewibawaan pengadilan. Oleh sebab itu sebelum hakim

menjatuhkan putusannya, maka harus dilakukan pertimbangan masak-masak,

karena pertimbangan hakim tersebut dapat memberikan pengaruh dalam

menjatuhkan putusan.

Dalam perumusan pengertian putusan tersebut, telah tergambar tentang

tata cara pengucapan putusan dan bentuk-bentuk putusan pengadilan. Putusan

pengadilan harus diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum. Jika

tidak dipenuhi ketentuan tersebut maka putusan tidak sah dan tidak

mempunyai kekuatan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 195 KUHAP.

Putusan yang tidak memenuhi tata cara tersebut, disamping tidak sah dan tidak

mempunyai kekuatan yang mengikat , dapat dimintakan pembatalannya

melalui upaya hukum kasasi.

Menurut Pasal 1 butir 11 KUHAP memberikan penjelasan mengenai

dang

pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

segala tuntutan hukum dalam hal serta merta menurut cara yang diatur dalam

undang-

Menurut ketentuan dalam Pasal 182 ayat (4) KUHAP proses

pengambilan putusan oleh majelis hakim dilakukan dengan musyawarah yang

didasarkan atas surat dakwaan dan segala sesuatu yang terbukti dalam

pemeriksaan di persidangan. Dalam musyawarah tersebut hakim ketua majelis

mengajukan pertanyaan mulai dari hakim yang termuda sampai hakim yang

tertua, sedangkan hakim ketua terakhir sekali memberikan pendapatnya.

Semua pendapat harus disertai pertimbangan dan alasan-alasannya. Dalam

Pasal 182 ayat (6) KUHAP pada asasnya putusan dalam musyawarah majelis

merupakan hasil permufakatan bulat, kecuali setelah diusahakan sengan

sungguh-sungguh tidak dapat dicapai, maka berlakulah ketentuan :

a. Putusan diambil dengan suara terbanyak;

b. Jika tidak diperoleh suara terbanyak, maka diambillah pendapat hakim

yang paling menguntungkan terdakwa.

Putusan pengadilan oleh hakim dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Putusan Yang Menyatakan Tidak Berwenang Mengadili.

Dalam Putusan ini dapat berbentuk penetapan atau keputusan.

Penetapan dilakukan setelah menerima berkas perkara dari Kejaksaan,

kemudian Ketua Pengadilan Negeri segera memeriksa apakah perkara

termasuk wewenangnya untuk mengadili (Pasal 17 KUHAP). Jika Ketua

Pengadilan Negeri berpendapat bahwa hal tersebut tidak termasuk

wewenangnya maka ia akan membuat putusan berupa Penetapan.

Sedangkan Keputusan diter

berwenang mengadili apabila setelah persidangan dimulai dan Penuntut

Umum telah membacakan Surat Dakwaan dan Terdakwa dan Penasehat

Hukumnya mengajukan eksepsi yang menyatakan bahwa Pengadilan

tersebut tidak berwenang mengadili dan Hakim menerima eksepsi dari

Penasehat Hukum tersebut (Pasal 156 ayat 2 KUHAP).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b. Putusan Yang Menyatakan Bahwa Dakwaan Batal Demi Hukum.

Dakwaan batal demi hukum apabila tidak terpenuhinya syarat-syarat

sebagai berikut :

1) Hakim tidak melakukan tindakan sehingga mengakibatkan terdakwa

atau saksi memberikan jawaban secara tidak bebas.

2) Hakim tidak menyatakan bahwa sidang terbuka untuk umum kecuali

dalam perkara kesusilaan yang terdakwanya anak-anak (Pasal 153 ayat

4 KUHAP).

c. Putusan Yang Menyatakan Bahwa Dakwaan Tidak Dapat Diterima.

Dakwaan tidak dapat diterima pada hakekatnya disebabkan karena

kekurangcermatan Penuntut Umum dalam membuat Surat Dakwaan. Hal

ini dapat terjadi karena :

1) Tidak adanya pengaduan yang diharuskan bagi penuntutan (delik

aduan);

2) Perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa sudah diadili (Nebis in

idem);

3) Hak untuk penuntutan telah hilang karena kadaluwarsa.

d. Putusan Bebas dari Segala Tuntutan Hukum.

Putusan bebas dari segala tuduhan hukum adalah putusan pengadilan

yang dijatuhkan kepada terdakwa karena dari hasil pemeriksaan sidang,

kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya

dinyatakan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. Putusan bebas ini

dijelaskan pula dalam Pasal 191 ayat (1) KUHAP, yaitu jika pengadilan

berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan disidang, kesalahan terdakwa

atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan

meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas.

Dakwaan tidak terbukti berarti bahwa apa yang di isyaratkan oleh

Pasal 183 KUHAP tidak dipenuhi, karena :

1) Tiadanya sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah, yang disebut

oleh Pasal 184 KUHAP, misalnya hanya ada satu saksi saja, tanpa

diteguhkan dengan bukti lain;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2) Meskipun terdapat dua alat bukti yang sah, akan tetapi Hakim tidak

mempunyai keyakinan atas kesalahan terdakwa, misalnya terdapat dua

keterangan saksi, akan tetapi Hakim tidak yakin akan kesalahan

terdakwa;

3) Jika salah satu atau lebih unsur tidak terbukti.

e. Putusan Lepas dari Segala Tuntutan Hukum.

Putusan pengadilan lepas dari segala tuntutan hukum adalah putusan

yang dijatuhkan kepada terdakwa yang setelah melalui pemeriksaan

ternyata menurut pendapat Pengadilan perbuatan yang didakwakan kepada

terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak

pidana. Dasar hukum jenis putusan ini terdapat dalam Pasal 191 ayat (2)

KUHAP yang menyebutkan, jika pengadilan berpendapat bahwa

perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu

tidak merupakan suatu tindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari

segala tuntutan.

Pelepasan dari segala tuntutan hukum dijatuhkan apabila terdapat

hal-hal yang menghapuskan pidana yang menyangkut perbuatanya sendiri

maupun yang menyangkut diri pelaku perbuatan itu, contohnya :

1) Pasal 44 KUHP, yaitu orang yang sakit jiwa;

2) Pasal 48 KUHP tentang keadaan memaksa (overmacht);

3) Pasal 49 KUHP tentang membela diri ( noodweer);

4) Pasal 51 KUHP melakukan perintah yang diberikan oleh atasan yang

sah.

Hal-hal yang menghapuskan pidana yang terdapat pada Pasal-Pasal

tersebut oleh Soedirjo dikatakan sebagai hal yang bersifat umum.

Disamping itu, dikatakan pula terdapat hal-hal yang menghapus pidana

secara khusus, yang diatur secara khusus dalam Pasal tertentu dalam

undang-undang, misalnya Pasal 116 dan 310 ayat (3) KUHP.

Terhadap putusan yang mengandung pelepasan terdakwa dari segala

tuntutan hukum yang menyangkut kurang tepatnya penerapan hukum dan

putusan pengadilan dalam acara cepat, menurut Pasal 67 KUHP tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

dapat dimintakan pemeriksaan tingkat banding. Meskipun Pasal 67 KUHP

itu mengatakan demikian, tidak berarti setiap putusan pengadilan tingkat

pertama yang mengandung pelepasan dari segala tuntutan hukum terdakwa

atau penuntut umum tidak berhak meminta banding ke Pengadilan Tinggi.

f. Putusan Yang Mengandung Pemidanaan.

Jenis putusan pengadilan ini adalah putusan yang membebankan

suatu pidana kepada terdakwa karena perbuatan yang didakwakan terbukti

secara sah dan meyakinkan bahwa terdakwa bersalah melakukan

perbuatan yang didakwakan itu.

Apabila pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah

melakukan tindak pidana yang didakwakan maka pengadilan menjatuhkan

pidana (Pasal 193 ayat (1) KUHAP). Berdasarkan Pasal 10 KUHP pidana

terdiri atas :

1) Pidana Pokok : pidana mati, pidana kurungan, pidana penjara, dan

denda atau ganti rugi.

2) Pidana Tambahan : pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-

barang tertentu, dan pengumuman putusan pengadilan.

5. Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana Persetubuhan dengan Anak

Dibawah Umur

a. Tindak Pidana

Istilah mengenai tindak pidana merupakan terjemahan dari bahasa

Belanda yaitu strafbaarfeit atau delict, namun dalam perkembangan

hukum istilah strafbaarfeit atau delict memiliki banyak definisi yang

berbeda-beda, sehingga untuk memperoleh pendefinisian tentang tindak

pidana secara lebih tepat sangatlah sulit mengingat banyaknya pengertian

mengenai tindak pidana itu sendiri.

Pengertian tindak pidana menurut Moeljatno yaitu perbuatan pidana

sebagai perbuatan yang diancam dengan pidana, barang siapa yang

melanggar larangan tersebut (Sudarto, 1990 :43).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b. Tindak Pidana Persetubuhan

Tindak pidana kesusilaan dalam KUHP dibedakan menjadi dua,

yaitu tindak pidana pemerkosaan untuk bersetubuh yang diatur dalam

Pasal 285 KUHP dan tindak pidana pemerkosaan untuk berbuat cabul

yang diatur dalam Pasal 289-296 KUHP.Sedangkan dalam Undang-

undang Perlindungan Anak tindak pidana kesusilaan yang melibatkan anak

didalamnya diatur dalam Pasal 82 dan Pasal 88 Undang-undang Nomor 23

Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), pengertian

kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita yang bukan

isterinya bersetubuh dengan dia, diancam karena melakukan perkosaan

Yang dimaksud dengan persetubuhan dengan wanita yang belum

cukup umur yaitu persetubuhan dengan wanita bukan istrinya yang

umurnya belum genap 15 tahun. Berdasarkan Pasal 287 KUHP, jika umur

wanita itu belum genap 12 tahun maka termasuk delik biasa dan jika

umurnya sudah genap 12 tahun tetapi belum genap 15 tahun maka

termasuk delik aduan. Sedangkan yang dimaksud persetubuhan dengan

wanita tidak berdaya sebagaimana diuraikan dalam Pasal 286 KUHP ialah

persetubuhan dengan wanita bukan istrinya yang keadaan kesehatan

jiwanya tidak memungkinkan wanita itu dapat diminta persetujuannya

ataupun izinnya.

Pelaku pemerkosaan dapat digolongkan ke dalam lima kategori,

yaitu :

1) Immature : para pelaku melakukan pemerkosaan disebabkan oleh

ketidakmampuan mengidentifikasikan diri mereka dengan peran

seksual sebagai orang dewasa.

2) Frustated : para pelaku melakukan kejahatannya sebagai reaksi

melawan frustasi seksual yang sifatnya emosional terhadap orang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dewasa. Biasanya pelaku beralih kepada anak-anaknya sendiri, ketika

merasa tidak seimbang dengan istrinya.

3) Sociopathic : para pelaku pemerkosaan yang melakukan perbuatannya

dengan orang yang sama sekali asing baginya, suatu tindakan yang

keluar dari kecenderungan agresif yang terkadang muncul.

4) Pathological : para pelaku pemerkosaan yang tidak mampu

mengontrol dorongan seksual sebagai hasil psikosis, lemah mental,

kelemahan organ tubuh, atau kemerosotan sebelum waktunya

(premature senile deterioration).

5) Miscellaneous : yang tidak termasuk semua kategori tersebut di atas.

Persetubuhan sendiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu

persetubuhan yang dilakukan secara legal dan persetubuhan yang

dilakukan secara tak legal. Persetubuhan terhadap wanita dianggap legal

jika wanita itu sudah cukup umur, tidak dalam ikatan perkawinan dengan

laki-laki lain dan dilakukan dengan izinnya atau persetujuannya.

Berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, seorang wanita dianggap

cukup umur dalam soal persetubuhan jika ia sudah genap berumur 15

tahun. Pada umur tersebut ia sudah dianggap mampu memahami resiko-

resikonya dan oleh karenanya ia dapat menentukan sendiri apakah ia akan

menyetujui suatu persetubuhan atau tidak. Namun persetubuhan dari

seorang wanita yang tidak sehat akalnya tidak dianggap syah, meskipun

wanita itu sudah berumur 15 tahun. Ikatan perkawinan dapat dianggap

sebagai persetujuan atau izin bagi suami untuk melakukan persetubuhan

dengan isterinya. Jika persetubuhan dilakukan dengan tidak mengindahkan

prinsip-prinsip di atas maka persetubuhan tersebut dianggap tak legal dan

dapat dipidana.

Berdasarkan KUHP, persetubuhan tak legal terdiri atas persetubuhan

yang dilakukan didalam perkawinan dan persetubuhan yang dilakukan

diluar perkawinan. Yang dimaksud persetubuhan tak legal yang dilakukan

didalam perkawinan disini adalah persetubuhan yang dilakukan terhadap

isterinya sendiri yang belum cukup umur dan persetubuhan tersebut telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

menimbulkan luka-luka. Ancaman hukumannya berdasarkan Pasal 288

KUHP ialah penjara selama-lamanya 4 tahun, jika mengakibatkan luka

berat maka ancaman hukumannya 8 tahun dan jika mengakibatkan mati

ancaman hukumannya 12 tahun. Sedangkan persetubuhan tak legal yang

dilakukan diluar perkawinan adalah persetubuhan yang dilakukan oleh

seorang laki-laki dengan wanita yang bukan isterinya. Dengan kata lain

antara laki-laki dan wanita yang melakukan persetubuhan itu tidak berada

dalam ikatan perkawinan.

c. Anak Dibawah Umur

Untuk mengetahui apakah seseorang itu termasuk dalam kategori

anak-anak atau bukan, maka harus ada batasan-batasan yang mengaturnya.

Dalam hal ini ada beberapa peraturan perundang-undangan yang telah

mengatur tentang usia yang dikategorikan sebagai anak yang antara lain

yaitu :

1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang di kategorikan

sebagai anak terdapat dalam Pasal 287 ayat (1) KUHP yang

mendefinisikan anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 15

(lima belas) tahun.

2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Di dalam undang-undang ini definisi seorang anak terdapat dalam

Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi anak adalah seseorang yang belum

berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam

kandungan.

3) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

Di dalam undang-undang ini definisi seorang anak terdapat dalam

Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi anak adalah orang yang dalam perkara

anak nakal telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum

mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.

Dari bunyi Pasal tersebut berarti bahwa anak adalah seseorang yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

berusia dari 8 (delapan) tahun sampai dengan usia 18 (delapan belas)

tahun.

4) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.

Di dalam undang-undang ini pada Pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa

anak adalah seorang yang belum mencapai batas usia 21 (dua puluh

satu) tahun dan belum pernah kawin.

5) Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Di dalam undang-undang ini definisi seorang anak terdapat dalam

Pasal 1 ayat (5) yang berbunyi anak adalah setiap manusia yang

berusia di bawah 18 ( delapan belas) tahun dan belum menikah,

termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut

adalah demi kepentingannya.

6) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Di dalam undang-undang ini pengertian anak tidak diartikan secara

jelas. Pasal 47 ayat (1) dan Pasal 50 ayat (1) yang berisi mengenai

pembatasan usia anak di bawah kekuasaan orang tua atau di bawah

perwalian sebelum mencapai 18 (delapan belas) tahun, maka dapat

disimpulkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18

(delapan belas) tahun.

7) Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.

Pada pasal 1 ayat (4) yang menyebutkan bahwa anak adalah seseorang

yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Kerangka pemikiran tersebut menjelaskan alur pemikiran penulis dalam

mengangkat, menggambarkan, menelaah dan menjabarkan serta menemukan

jawaban atas permasalahan hukum yaitu mengenai pengesampingan Judex` Factie

terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban

sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan kasasi terhadap putusan bebas

(Vrijspraak).

Perkara Persetubuhan dengan Anak Dibawah Umur

Pemeriksaan

Judex` Factie

Putusan Bebas

Alat Bukti

Pasal 184 KUHAP

Pengajuan Kasasi oleh Penuntut

Umum

Pengesampingan Berita Acara

Pemeriksaan (BAP)

Alasan-alasan pengajuan Kasasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Persetubuhan dengan anak di bawah umur makin marak terjadi. Faktor yang

menyebabkan tindak pidana ini terjadi disebabkan karena telah berkembangnya

teknologi di jaman sekarang, misalnya saja akses internet yang digunakan untuk

membuka situs pornografi. Dari situ dapat memicu seseorang untuk melakukan

tindakan pemerkosaan.

Dalam kasus ini, Judex` Factie telah mengesampingkan alat bukti petunjuk

berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban, sehingga putusan yang dijatuhkan

oleh majelis hakim yaitu terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan tindak pidana persetubuhan dengan anak di bawah umur,

dalam arti lain terdakwa bebas dari segala dakwaan. Sehingga untuk selanjutnya,

Penuntut Umum mengajukan upaya hukum Kasasi dikarenakan putusan Judex`

Factie telah mengesampingkan alat bukti berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi

korban.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengesampingan Judex` Factie Terhadap Alat Bukti Petunjuk Berupa

Berita Acara Pemeriksaan Saksi Korban Sebagai Dasar Penuntut Umum

Mengajukan Kasasi Terhadap Putusan Bebas dalam Perkara

Persetubuhan dengan Anak di Bawah Umur Tidak

Bertentangan dengan Ketentuan

Pasal 244 KUHAP

1. Kasus Posisi

Perkara ini bermula pada tahun 2004, terdakwa Ngatemin bin Sarimin di

malam hari ketika korban Rinawati yang saat itu masih berusia 11 (sebelas)

tahun tinggal serumah dengan orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu

tirinya serta kakak tirinya di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III, RT.06,

Kecamatan Tanjung Palas Timur. Ketika itu Rinawati bangun malam untuk

buang air kecil (kencing), setelah selesai kencing korban masuk ke dalam

kamarnya hendak tidur kembali, namun tak lama kemudian terdakwa masuk

ke dalam kamar korban dan tiba-tiba terdakwa langsung menempelkan pisau

ke leher korban dengan mengancam akan dibunuh kalau tidak mau diajak

bersetubuh sehingga korban ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas

celana dan celana dalam yang dikenakan. Setelah itu, terdakwa menidurkan

korban diatas ranjang, kemudian meraba-raba kemaluan korban dengan tangan

kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan menjadi tegang. Selanjutnya

terdakwa memasukkannya ke dalam liat vagina korban hingga merasa

kesakitan, namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik

turunkan pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit,

kemudian terdakwa mencabut kemaluannya dari dalam liang vagina korban

dan mengeluarkan spermanya di luar vagina korban.

Keesokan harinya, sekitar pukul 13.00 WITA, terdakwa mengulangi

perbuatannya kembali di kamar korban Rinawati, namun korban tidak mau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

tetapi terdakwa memaksa dan menyuruh korban membuka celananya dan

setelah terbuka, korban ditarik, dipaksa dan disetubuhi oleh terdakwa.

Perbuatan itu dilakukannya berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan

bulan Juli 2007 korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, pada saat

itu juga terjadi dirumah terdakwa saat malam hari tiba, ketika korban sedang

tertidur, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar korban dan

langsung menindih korban dengan berada diatas tubuh korban, kemudian

celana dalam korban langsung dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas

korban tidak dibuka. Kemudian terdakwa membuka celananya sendiri hingga

penisnya menjulur keluar, memasukkan penis atau alat kelaminnya tersebut ke

dalam vagina korban, yang selanjutnya terdakwa menggerak-gerakkan

pantatnya naik turun hingga merasa nikmat dan kemudian terdakwa mencabut

penisnya, lalu mengeluarkan spermanya di luar vagina korban hingga akhirnya

korban melaporkan perbuatan terdakwa kepada Polisi.

2. Identitas Terdakwa

Terdakwa bernama lengkap Ngatemin bin Sarimin, lahir di Semarang,

umur 55 tahun, jenis kelamin Laki-laki, kebangsaan Indonesia, tempat tinggal

di Desa Wonomulyo SP.III RT.06 No.28 Kecamatan Tanjung Palas Timur

Kabupaten Bulungan, agama Islam, pekerjaan swasta.

3. Dakwaan Penuntut Umum

Terdakwa Ngatemin bin Sarimin diajukan ke Pengadilan Negeri

Tanjung Selor oleh Jaksa Penuntut Umum atas dakwaan melakukan perbuatan

pidana yang melanggar:

a. PRIMAIR :

Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara

tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo

SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau

setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum

Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti

Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan

dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan

beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri

sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh

terdakwa dengan cara sebagai berikut:

- Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati

yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan

orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak tirinya

di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan

Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk

buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing,

saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun

tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi korban

masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa langsung

menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan mengancam akan

dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga saksi korban

ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan celana dalam

yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa menidurkan saksi

korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-raba kemaluan saksi

korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan

kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya terdakwa memasukkannya ke

dalam liang vagina saksi korban hingga saksi korban merasa kesakitan,

namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik turunkan

pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit

terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut kemaluannya dari dalam

liang vagina saksi korban dan selanjutnya mengeluarkan spermanya di

luar vagina saksi korban. Selanjutnya keesokan harinya, sekira jam

13.00 WITA, terdakwa mengulangi perbuatannya menyetubuhi saksi

korban di kamar saksi korban, namun saksi korban tidak mau tetapi

terdakwa memaksa dan menyuruh saksi korban membuka celananya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dan setelah terbuka, kemudian saksi korban ditarik, dipaksa dan

disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa

berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan bulan Juli 2007 saksi

korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, yang mana saat itu

juga terjadi di rumah terdakwa atau juga di tempat tinggal saksi korban

di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur

Kabupaten Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang

tidur di kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar

saksi korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas

tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung

dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi korban

tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan membuka

celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar, kemudian terdakwa

memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke dalam vagina atau

lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya terdakwa menggerak-

gerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa merasa nikmat dan

kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina atau

kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di luar vagina

saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan perbuatan

terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum;

- Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin

merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor:

81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati

binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya

liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi

belum mempunyai anak;

- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam Pasal 81 ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. SUBSIDAIR

Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara

tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo

SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau

setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum

Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan

atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti

Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan

dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan

beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri

sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh

terdakwa dengan cara sebagai berikut:

- Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati

yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan

orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak tirinya

di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan

Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk

buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing,

saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun

tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi korban

masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa langsung

menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan mengancam akan

dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga saksi korban

ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan celana dalam

yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa menidurkan saksi

korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-raba kemaluan saksi

korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan

kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya terdakwa memasukkannya ke

dalam liang vagina saksi korban hingga saksi korban merasa kesakitan,

namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik turunkan

pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut kemaluannya dari dalam

liang vagina saksi korban dan selanjutnya mengeluarkan spermanya di

luar vagina saksi korban. Selanjutnya keesokan harinya, sekira jam

13.00 WITA, terdakwa mengulangi perbuatannya menyetubuhi saksi

korban di kamar saksi korban, namun saksi korban tidak mau tetapi

terdakwa memaksa dan menyuruh saksi korban membuka celananya

dan setelah terbuka, kemudian saksi korban ditarik, dipaksa dan

disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa

berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan bulan Juli 2007 saksi

korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, yang mana saat itu

juga terjadi di rumah terdakwa atau juga di tempat tinggal saksi korban

di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur

Kabupaten Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang

tidur di kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar

saksi korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas

tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung

dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi korban

tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan membuka

celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar, kemudian terdakwa

memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke dalam vagina atau

lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya terdakwa menggerak-

gerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa merasa nikmat dan

kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina atau

kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di luar vagina

saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan perbuatan

terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum;

- Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin

merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor:

81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati

binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi

belum mempunyai anak;

- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam Pasal 81 ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak;

c. LEBIH SUBSIDAIR

Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara

tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo

SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau

setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum

Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan

atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti

Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan

dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan

beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri

sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh

terdakwa dengan cara sebagai berikut:

- Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati

yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan

orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak

tirinya di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan

Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk

buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing,

saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun

tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi

korban masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa

langsung menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan

mengancam akan dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga

saksi korban ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan

celana dalam yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa

menidurkan saksi korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

raba kemaluan saksi korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa

merasa terangsang dan kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya

terdakwa memasukkannya ke dalam liang vagina saksi korban hingga

saksi korban merasa kesakitan, namun terdakwa tetap memasukkannya

dan kemudian menaik turunkan pantatnya sampai terdakwa berkeringat

hingga sekitar 30 menit terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut

kemaluannya dari dalam liang vagina saksi korban dan selanjutnya

mengeluarkan spermanya di luar vagina saksi korban. Selanjutnya

keesokan harinya, sekira jam 13.00 WITA, terdakwa mengulangi

perbuatannya menyetubuhi saksi korban di kamar saksi korban, namun

saksi korban tidak mau tetapi terdakwa memaksa dan menyuruh saksi

korban membuka celananya dan setelah terbuka, kemudian saksi

korban ditarik, dipaksa dan disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan

tersebut dilakukan oleh terdakwa berulang kali hingga tak terhitung

sampai dengan bulan Juli 2007 saksi korban telah menginjak usia 14

(empat belas) tahun, yang mana saat itu juga terjadi di rumah terdakwa

atau juga di tempat tinggal saksi korban di Jalan Lisa Desa

Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten

Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang tidur di

kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar saksi

korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas

tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung

dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi

korban tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan

membuka celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar,

kemudian terdakwa memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke

dalam vagina atau lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya

terdakwa menggerak-gerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa

merasa nikmat dan kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam

vagina atau kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

luar vagina saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan

perbuatan terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum

- Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin

merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor:

81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati

binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya

liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi

belum mempunyai anak;

- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam Pasal 81 ayat (2) Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP;

d. LEBIH SUBSIDAIR LAGI

Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara

tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo

SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau

setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum

Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan

atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti

Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan

dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan

beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri

sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh

terdakwa dengan cara sebagai berikut:

- Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati

yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan

orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak tirinya

di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan

Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk

buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing,

saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi korban

masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa langsung

menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan mengancam akan

dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga saksi korban

ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan celana dalam

yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa menidurkan saksi

korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-raba kemaluan saksi

korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan

kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya terdakwa memasukkannya ke

dalam liang vagina saksi korban hingga saksi korban merasa kesakitan,

namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik turunkan

pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit

terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut kemaluannya dari dalam

liang vagina saksi korban dan selanjutnya mengeluarkan spermanya di

luar vagina saksi korban. Selanjutnya keesokan harinya, sekira jam

13.00 WITA, terdakwa mengulangi perbuatannya menyetubuhi saksi

korban di kamar saksi korban, namun saksi korban tidak mau tetapi

terdakwa memaksa dan menyuruh saksi korban membuka celananya

dan setelah terbuka, kemudian saksi korban ditarik, dipaksa dan

disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa

berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan bulan Juli 2007 saksi

korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, yang mana saat itu

juga terjadi di rumah terdakwa atau juga di tempat tinggal saksi korban

di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur

Kabupaten Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang

tidur di kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar

saksi korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas

tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung

dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi korban

tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan membuka

celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar, kemudian terdakwa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke dalam vagina atau

lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya terdakwa menggerak-

gerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa merasa nikmat dan

kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina atau

kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di luar vagina

saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan perbuatan

terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum;

- Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin

merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor:

81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati

binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya

liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi

belum mempunyai anak;

- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam Pasal 81 ayat (2) Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak;

e. LEBIH-LEBIH SUBSIDAIR

Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara

tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo

SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau

setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum

Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan

atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti

Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan

dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan

beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri

sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh

terdakwa dengan cara sebagai berikut:

- Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati

yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak tirinya

di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan

Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk

buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing,

saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun

tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi korban

masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa langsung

menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan mengancam akan

dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga saksi korban

ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan celana dalam

yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa menidurkan saksi

korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-raba kemaluan saksi

korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan

kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya terdakwa memasukkannya ke

dalam liang vagina saksi korban hingga saksi korban merasa kesakitan,

namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik turunkan

pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit

terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut kemaluannya dari dalam

liang vagina saksi korban dan selanjutnya mengeluarkan spermanya di

luar vagina saksi korban. Selanjutnya keesokan harinya, sekira jam

13.00 WITA, terdakwa mengulangi perbuatannya menyetubuhi saksi

korban di kamar saksi korban, namun saksi korban tidak mau tetapi

terdakwa memaksa dan menyuruh saksi korban membuka celananya

dan setelah terbuka, kemudian saksi korban ditarik, dipaksa dan

disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa

berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan bulan Juli 2007 saksi

korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, yang mana saat itu

juga terjadi di rumah terdakwa atau juga di tempat tinggal saksi korban

di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur

Kabupaten Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang

tidur di kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

saksi korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas

tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung

dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi korban

tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan membuka

celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar, kemudian terdakwa

memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke dalam vagina atau

lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya terdakwa menggerak-

gerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa merasa nikmat dan

kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina atau

kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di luar vagina

saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan perbuatan

terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum;

- Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin

merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor:

81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati

binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno

Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya

liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi

belum mempunyai anak;

- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam Pasal 82 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP;

4. Tuntutan Pidana

Tuntutan pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Tanjung Selor

tanggal 16 Januari 2008 sebagai berikut :

a. Menyatakan terdakwa Ngatemin bin Sarimin terbukti secara sah menurut

melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan

persetubuhan dengannya yang dilakukan berulang kali yang mana

perbuatan itu merupakan perbarengan beberapa perbuatan yang harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Undang-undang No.23 Tahun 2002 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP;

b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Ngatemin bin Sarimin dengan

pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun dikurangi selama terdakwa

berada dalam tahanan sementara dengan perintah agar terdakwa tetap

ditahan dan pidana denda sebesar Rp 60.000.000,- (enam puluh juta

rupiah) Subsidair 5 (lima bulan kurungan);

c. Menetapkan agar terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara

sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah);

5. Amar Putusan Pengadilan Negeri

Amar putusan Pengadilan Negeri Tanjung Selor

No.152/Pid.B/2007/PN.Tg.Slr. tanggal 14 Pebruari 2008 sebagai berikut:

a. Menyatakan terdakwa Ngatemin bin Sarimin tersebut diatas tidak terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

sebagaimana tersebut dalam dakwaan Primair, dakwaan Subsidair,

dakwaan Lebih Subsidair, dakwaan Lebih Subsidair Lagi, dan dakwaan

Lebih-Lebih Subsidair;

b. Membebaskan terdakwa tersebut oleh karena itu dari segala dakwaan

tersebut;

c. Memerintahkan supaya terdakwa dibebaskan dari tahanan;

d. Memulihkan hak terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta

martabatnya;

e. Membebankan biaya perkara ini kepada Negara;

6. Alasan alasan Pengajuan Kasasi

Alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Penuntut Umum

pada pokoknya adalah:

a. Bahwa Judex` Factie telah keliru dan salah menerapkan hukum, karena

menetapkan fakta-fakta hukum yang tidak pernah ada di persidangan

sebagaimana diuraikan dalam putusan a quo sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

- Di dalam keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin dimuat

-

kira 1 (satu) jam berhenti diperjalanan saat pak Jamal turun untuk

memeriksa kayu, kemudian pak Jamal naik lagi ke truk dan

menyarankan saksi melapor ke polisi jika saksi merasa diperkosa oleh

Bapak saksi, lalu mobil diputar kembali ke Tanjung Selor singgah

kembali ke gudang, lalu saksi diantar ke rumah Pak Jamal dan

- Di dalam keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin dimuat

-kira 1 (satu) jam saat truk berhenti,

saudara Yanto dan Aris tersebut mengajarkan kepada saksi

sebagaimana saksi harus menjawab pertanyaan jika ditanya oleh orang

lain termasuk Pak Jamal dan Polisi yaitu tepatnya saat di dalam mobil

- Di dalam keterangan saksi Widayanto bin Pirah dimuat keterangan

rgi lagi naik truk itu, bersama Aris

yang menyetir truk, Rinawati di tengah, Pak Jamal di kiri dan saksi di

belakang, ditengah jalan truk berhenti selama kurang lebih 1 (satu)

jam karena Pak Jamal turun untuk memeriksa kayu sementara saksi,

Rinawati, dan Aris tetap berada di atas truk kemudian Rinawati

menangis tidak mau pulang, lalu truk diputar balik kembali ke gudang

-

Widayanto membenarkan ada suatu peristiwa yaitu berhenti di tengah

perjalanan dari gudang Jelarai ke SP.III mereka bersama Aris di atas

truk selama kurang lebih 1 (satu) jam, sementara saksi Jamal turun

- Di dalam keterangan saksi Jamal bin Nursit dimuat keterangan yaitu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Bahwa fakta persidangan yang sebenarnya adalah ketika saksi

Rinawati bersama aris dan saksi widayanto tiba di gudang Pak Jamal di

Tanjung Selor sekira jam 21.00 WITA, tidak lama kemudian datang Pak

orang malam-malam, kutampar kau. Ini anak orang, cepat kau pulangin

ga saksi rinawati langsung diantar

pulang kerumahnya di SP.III oleh Pak Jamal bersama aris dan saksi

widayanto dengan naik truk dengan posisi yaitu duduk di bagian depan

adalah aris sebagai sopir truknya, bersama saksi rinawati dan Pak Jamal,

sedangkan saksi widayanto duduk di bak truk. Yang mana jarak tempuh

antara Tanjung Selor menuju SP.III Desa Wonomulyo memerlukan waktu

selama kurang lebih 1 (satu) jam. Saat di perjalanan, di dalam mobil truk

rinawati menangis meminta kepada saksi Jamal untuk tidak mengantarnya

pulang ke SP.III Desa Wonomulyo karena rinawati takut dengan bapaknya

(terdakwa) yang mana bapaknya tersebut telah memperkosa rinawati sejak

kelas IV SD sampai dengan sekarang dan saat itu Pak Jamal merasa tidak

yakin kalau bapaknya rinawati (terdakwa) memperkosa anaknya sendiri,

maka saksi Jamal menanyakan kembali kepada rinawati mengenai cerita

rinawati tersebut tetapi rinawati tetap bersikukuh dengan keterangannya

bahwa terdakwa telah memperkosa rinawati dari kelas IV SD sampai

dengan SMP sehingga perjalanan menuju ke SP.III tidak dilanjutkan tetapi

kembali ke Tanjung Selor dan saksi rinawati menginap dirumah saksi

Jamal di Jalan Langsat Tanjung Selor dan tidur di dalam kamar bersama

anak perempuan saksi Jamal. Hal ini berdasarkan keterangan dari saksi

Rinawati binti Ngatemin, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi

Jamal bin Nursit, saksi Jurianto alias Boyni, dan saksi Darsono bin Sardi

yang menerangkan di persidangan bahwa jarak tempuh antara Tanjung

Selor menuju SP.III Desa Wonomulyo adalah memerlukan waktu kurang

lebih 1 (satu) jam. Dan terhadap putusan a quo tersebut yang sebenarnya

saksi Jamal bin Nursit menerangkan di persidangan bahwa Rinawati

bercerita kepada saksi kalau ibu tirinya juga sering melihat perbuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Terdakwa menyetubuhi Rinawati tetapi tidak berani dan saat Rinawati

berada di rumah saksi, saksi pernah bertanya kepada ibu tiri Rinawati

ketika Ibu Tiri Saudari Rinawati datang ke rumah saksi untuk menjemput

Rinawati, apakah benar Ibu Tiri Saudari Rinawati sering melihat

Terdakwa menyetubuhi Rinawati. Saat itu reaksi Ibu Tiri Saudari Rinawati

terlihat diam, kayaknya ia memang pernah melihat;

Judex` Factie menetapkan fakta - fakta hukum khususnya

sebagaimana tersebut dalam putusan a quo hanya mempertimbangkan

sebagian keterangan saksi Rinawati (saksi korban) dan keterangan saksi a

de charge yaitu saksi Abd. Saad B, saksi Yusran, saksi Nasib, saksi Husin

(yang merupakan saksi testimonium de auditu dan memberikan keterangan

dengan tidak disumpah) dan saksi Edi Pranoto (anak Terdakwa berumur

12 tahun), alat bukti surat berupa laporan Polisi dan Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) Rinawati tertanggal 06 Nopember 2007, sehingga

Judex` Factie mengabaikan dan tidak mempertimbangkan secara cermat

keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi

Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Hardilan, saksi

Ali mustofa, (yang diberikan di bawah sumpah), yang terungkap di

persidangan dan alat bukti surat berupa Visum Et Repertum Nomor:

81/RHS/RM-RSU/2006 tanggal 07 Agustus atas nama Rinawati binti

Ngatemin yang dibuat dan di tandatangani oleh Dr. Fadlun, selaku dokter

pemeriksa pada RSUD Dr. H. Soemarno sosroatmodjo, Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) saksi Rinawati tertanggal 07 Agustus 2007 dan Berita

Acara Pemeriksaan (BAP) tertanggal 09 Agustus 2007. Dan juga tidak

mempertimbangkan alat bukti petunjuk yang dapat diperoleh keterangan

saksi Rinawati binti Ngatemin, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah,

saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Hardilan,

saksi Ali Mustofa, saksi Jurianto alias Boyni bin Jaiman, saksi Darsono

bin Sardi, saksi ade charge Husin, alat bukti surat berupa Visum Et

Repertum Nomor: 81/RHS/RM-RSU/2006 tanggal 07 Agustus 2007,

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saksi Rinawati tertanggal 07 dan 09

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Agustus 2007, serta Keterangan Terdakwa, di mana satu dengan yang

lainnya saling bersesuaian dan saling mendukung adanya perbuatan

Terdakwa melakukan persetubuhan terhadap anak kandungnya yaitu saksi

Rinawati binti Ngatemin;

Adapun keterangan saksi, keterangan Terdakwa dan alat bukti

petunjuk yang tidak dipertimbangkan oleh Judex` Factie, antara lain:

1) Keterangan saksi:

a) Keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin (dimintai keterangan di

persidangan sebanyak 2 (dua) kali yaitu tanggal 28 Nopember

2007 dan tanggal 10 Desember 2007);

- Bahwa, ketakutan saksi tersebut sejak dari rumah saksi di daerah

SP.III sebelum diajak pergi Aris, karena saksi diancam oleh Aris

sebanyak satu kali yaitu akan dipukul dan dibunuh jika saksi

tidak melaporkan bapak saksi (Terdakwa) ke Polisi;

- Bahwa rumah saksi di Sajau SP.III, dindingnya terbuat dari batu

(tembok) yaitu sejak tahun 2005 dan sebelumnya dindingnya

kayu;

- Bahwa dinding rumah tersebut diganti menjadi dinding batu,

oleh karena yang lama sudah jabuk (lapuk);

- Bahwa, saksi pernah tidur di kamar orang tuanya dengan Bapak

saksi (Terdakwa) dan juga dengan adik dan tdak pernah jika jika

dengan bapak hanya berdua;

Fakta/ keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin yang tidak

dimuat dalam putusan adalah:

- Bahwa benar, semua keterangan yang ada dalam Berita Acara

Pemeriksaan di hadapan Penyidik Polisi adalah keterangan yang

berasal dari mulut saksi sendiri tetapi isi materi tidak benar

seperti yang dialami oleh saksi;

- Bahwa benar, isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tentang

pemeriksaan di Kantor Polisi adalah yang melakukan

pencabulan terhadap saksi adalah Terdakwa;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

- Bahwa benar, mulanya pada tanggal 06 Agustus 2007 saksi di

jemput oleh Aris dan Yanto di rumah saksi di Desa Wonomulyo

SP.III RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten

mau ikut saya kah, besok bapakmu datang, kamu akan

dengan Yanto menuju Tanjung Selor yaitu ke gudang milik Pak

Jamal sekira jam 21.00 WITA;

- Bahwa benar ketika saksi bersama Aris dan Yanto tiba di

gudang Pak Jamal di Tanjung Selor sekira jam 21.00 WITA,

tidak lama kemudian datang Pak Jamal melihat keberadaan saksi

di gudangnya bersama Aris dan Yanto maka Pak Jamal langsung

malam-malam, kutampar kau. Ini anak orang, cepat kau

diantar pulang ke rumahnya di SP.III oleh Pak Jamal bersama

Aris dan Yanto dengan naik truk dengan Posisi yaitu duduk

bagian depan adalah Aris sebagai supir truknya, bersama saksi

dan Pak Jamal, sedangkan Yanto duduk di bak truk. Di dalam

mobil Aris bilang ke Pak Jamal bahwa Rinawati habis diperkosa

Bapaknya, sehingga tidak jadi ke SP.III tetapi kembali ke

Tanjung Selor dan saksi menginap di rumah Pak Jamal di Jalan

Langsat Tanjung Selor ;

- Bahwa benar, saksi selama kenal dengan Aris, saksi tidak

pernah dipukul;

- Bahwa benar, pada malam tanggal 06 Agustus 2007 saksi

menginap di rumah Pak Jamal dan melapor ke kantor Polisi

pada pagi harinya tanggal 07 Agustus 2007 jam 08.00 pagi

dengan diantar Pak Jamal;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

- Bahwa benar, pada saat di kantor Polisi, yang memeriksa saksi

adalah 2 (dua) orang Polisi dan ketika diperiksa oleh Polisi,

saksi hanya sendirian;

- Bahwa benar, pada saat di kantor Polisi untuk melapor, tidak

ada Aris. Di dalam ruangan pemeriksaan Polisi, hanya saksi

sendirian bersama dengan Polisi yang memeriksa;

- Bahwa benar, semua pertanyaan Polisi di jawab oleh saksi

dengan lancar dan berasal dari mulut saksi sendiri;

- Bahwa benar, isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) bukan

karangan Polisi karena isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

adalah jawaban dari mulut saksi sendiri;

- Bahwa benar, saksi pacaran dengan Aris dan cara pacaran saksi

dengan Aris hanya sebatas ciuman bibir, pipi dan gandengan

tangan;

- Bahwa benar, Aris pernah mengajak bersetubuh sekali, tetapi

saksi tidak mau;

- Bahwa benar, Pak Jamal tidak pernah mengajari saksi untuk

berceritaita sesuai dengan keterangan saksi dalam Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) Polisi;

- Bahwa benar, Ibu Tiri saksi memiliki anak sebanyak 7 (tujuh)

orang ketika sebelum menikah dengan Bapak kandung saksi

(Terdakwa), sedangkan anak ibu tiri hasil perkawinan dengan

Bapak kandung saksi (Terdakwa) memiliki 1 (satu) orang anak

laki - laki;

- Bahwa benar, pada tahun 2004 Saudara Husin (kakak tiri saksi)

bertempat tinggal di rumah Jalan Lisa Desa Wonomulyo;

- Bahwa benar, saksi sering tidur dengan bapak kandung saksi

(Terdakwa);

- Bahwa benar, rumah saksi pada tahun 2004 yang terbuat dari

dinding papan memiliki 2 (dua) kamar yaitu 1 (satu) kamar di

tempati oleh Terdakwa, Ibu tiri, adik kecil (Edi Pranoto) dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

saksi, sedangkan 1 (satu) kamar lainnya di tempati oleh Husin,

Mahmud, Jarik (kakak tiri);

- Bahwa benar, Yanto pernah tidur di rumah saksi di Jalan Lisa

Desa Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur;

- Bahwa benar, sebelum tahun 2005, rumah tinggal saksi di Jalan

Lisa Desa Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur terbuat

dari papan yaitu rumah transmigrasi, dan tahun 2005 sampai

sekarang rumah tempat tinggal saksi terbuat dari tembok;

- Bahwa benar, sejak saksi melaporkan Terdakwa ke Polisi, saksi

tinggal di rumah Pak Jamal selama kurang lebih 2 (dua) minggu;

- Bahwa benar, selama 2 minggu saksi tinggal di rumah Pak

Jamal, saksi tidak pernah mendapat ancaman fisik maupun

ancaman lainnya, bahkan saksi mendapat perlakuan yang baik

dari Pak Jamal dan isterinya serta anak- anaknya;

- Bahwa benar, Pak Jamal dan isterinya tidak pernah mengancam

maupun memaksa saksi untuk tinggal di rumahnya;

- Bahwa benar, ketika tinggal di rumah Pak Jamal, saksi tidur

bersama anak Pak Jamal yang semuanya juga perempuan di

kamar tidur dan saksi juga diberi makan oleh Pak Jamal;

- Bahwa benar, saksi tahu dan bisa membayangkan akibat laporan

saksi terhadap Terdakwa ke Polisi yaitu Terdakwa di tahan

dalam penjara;

- Bahwa benar, rumah saksi pada tahun 2004 yang terbuat dari

dinding papan memiliki 2 (dua) kamar yaitu 1 (satu) kamar di

tempati oleh Terdakwa, Ibu tiri, adik kecil (Edi Pranoto) dan

saksi, sedangkan 1 (satu) kamar lainnya di tempati oleh Husin,

Mahmud, Jarik (kakak tiri);

- Bahwa benar, Yanto pernah tidur di rumah saksi di Jalan Lisa

Desa Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur;

- Bahwa benar, saksi telah melaporkan Aris kepada Polisi pada

tanggal 06 Nopember 2007 sejak Terdakwa memiliki atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

didampingi oleh Penasehat Hukum Pak Manurung,SH. dan saksi

melaporkan Aris ke Polisi diantar dan didampingi oleh

Penasehat Hukum Pak Manurung,SH.;

- Bahwa benar, pada tahun 2004 Saudara Husin (kakak tiri saksi)

bertempat tinggal di rumah Jalan Lisa Desa Wonomulyo;

- Bahwa benar, saksi sering tidur dengan Bapak kandung saksi

(Terdakwa);

- Bahwa benar, ketika saksi tinggal di rumah Pak Jamal, saksi

selalu diperhatikan oleh Pak Jamal dan isterinya;

- Bahwa benar, saksi pernah diancam Aris mau ditinggalin atau

diputus pacaran ketika di rumah SP.III, sehari sebelum saksi

melaporkan Terdakwa ke Polisi;

- Terhadap jawaban saksi yang mengatakan selama tinggal di

rumah Pak Jamal selalu diawasi oleh Pak Jamal dan isterinya,

Penuntut Umum menanyakan, bagaimana dengan keterangan

saksi terdahulu pada tanggal 28 Nopember 2007 yang

mengatakan pernah diperkosa oleh Aris sebanyak 3 (tiga) kali di

rumah Pak Jamal? Saksi menjawab bahwa diperkosa Aris

selama 3 (tiga) hari berturut - turut di rumah Pak Jamal;

- Bahwa benar, Penuntut Umum menanyakan atas jawaban saksi

di atas, bagaimana cara Aris memperkosa saksi di rumah Pak

Jamal? Saksi tidak memberi jawaban;

- Bahwa benar, ketika saksi melapor ke Polisi, saksi hanya

sendirian dalam ruangan pemeriksaan Polisi bersama dengan

Polisi. Namun setelah selesai dari pemeriksaan Polisi, saksi di

jemput oleh Aris dan diantar ke rumah Pak Jamal;

- Bahwa benar, ketika Aris menjemput saksi dari kantor Polisi,

Aris tidak pernah bertanya kepada saksi mengenai hasil

pemeriksaan saksi di Polisi kepada saksi, begitu juga Yanto

tidak pernah menanyakan saksi mengenai hasil pemeriksaan

atau laporan saksi di Polisi;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

- Bahwa benar, Yanto, Pak Jamal, Isteri Pak Jamal maupun Ibu

Mimi Yarti tidak pernah mengancam saksi untuk berceritaita

kepada Polisi sesuai dengan keterangan saksi di Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) Polisi;

- Bahwa benar, setelah saksi melaporkan Terdakwa ke Polisi,

saksi di jemput oleh Aris dengan menggunakan truk dan diantar

menuju rumah Pak Jamal dan selama perjalanan dari Kantor

Polisi menuju rumah Pak Jamal tidak ada percakapan dan tidak

ada pertanyaan dari Aris kepada saksi mengenai hasil

pemeriksaan saksi di Polisi dan tidak ada kekhawatiran tentang

cerita saksi ke Polisi;

- Bahwa benar, pada pemeriksaan saksi yang kedua oleh Polisi,

Aris juga mengetahuinya tetapi Aris tidak pernah menanyakan

kepada saksi dan tidak pernah mengancam lagi kepada saksi;

- Bahwa benar, Pak Jamal tidak pernah mengajari atau mendikte

saksi untuk bercerita begini atau begitu kepada Polisi;

Begitu juga fakta persidangan dalam acara konfrontir antara

saksi Jurianto alias Boyni bin Jaiman, saksi Darsono bin Sardi,

saksi Siti Hajar dan saksi Mimi Yarti, dengan saksi Rinawati yang

tidak dimuat dalam putusan a quo yaitu:

- Apakah benar Rinawati pernah berceritaita tentang perbuatan

persetubuhan Bapak Rinawati yaitu Terdakwa kepada Ibu Siti

Hajar dan Ibu Mimi Yarti seperti yang telah diceritakan oleh Ibu

benar, Rinawati pernah cerita kepada Ibu Siti Hajar (bu Jamal)

da

- Apakah cerita kedua ibu tersebut pernah dialami oleh Rinawati?

- Kenapa Rinawati berceritaita kepada orang- orang termasuk

kepada kedua Ibu tersebut yaitu Ibu Siti Hajar dan Ibu Mimi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Yarti bahwa Bapak Rinawati yaitu Terdakwa telah memperkosa

atau menyetubuhi Rinawati padahal Terdakwa adalah orang tua

kandung Rinawati? Kenapa Rinawati tidak menceritakan

tentang persetubuhan Rinawati dengan orang lain selain dengan

orang tuanya sendiri tetapi malah menceritakan telah disetubuhi

oleh orang tua sendiri yaitu Terdakwa? Terhadap pertanyaan

tersebut (meskipun diulang-ulang dengan bahasa lain tetapi inti

pertanyaannya sama), Rinawati hanya diam saja, tidak bisa

menjawab dan memberi alasan apapun sehingga Judex` Factie

melanjutkan persidangan untuk mendengarkan keterangan saksi

Ali Mustofa dan saksi Hardilan;

Oleh karena itu Rinawati tidak bisa menjawab pertanyaan

tersebut, maka Judex` Factie menyampaikan kepada Rinawati akan

menanyakan kembali setelah pemeriksaan saksi dari Polisi yaitu

saksi Ali Mustofa dan saksi Hardilan;

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap saksi Ali Mustofa

dan saksi Hardilan, maka saksi korban Rinawati kembali

dikonfrontir dengan keterangan saksi Jurianto alias Boyni bin

Jaiman, saksi Darsono bin Sardi, saksi Siti Hajar, Mimi Yarti, Ali

Mustofa, Hardilan yaitu :

- Apakah benar, keterangan yang diberikan Polisi bernama Ali

Mustofa dan Hardilan didepan persidangan? Di jawab oleh

- Apakah pada saat Rnawati memberikan keterangan di hadapan

Polisi atas Aris, Yanto, Pak Jamal atau orang lain yang membuat

Rinawati merasa tidak aman atau terancam atau tidak bebas

Jamal dan Yanto juga tidak ada, Rinawati memberikan

- Kalau ketika Rinawati memberikan keterangan pada Polisi

hanya sendirian, berarti Rinawati merasa aman dan tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

tertekan atau terancam oleh Aris, Yanto atau siapapun? Di

- Kalau Rinawati tidak merasa tertekan atau terancam ketika di

kantor Polisi, berarti Rinawati memberikan keterangan kepada

Polisi dengan sebenarnya? Terhadap pertanyaan ini, Rinawati

hanya diam, tidak menjawab;

- Majelis Hakim menanyakan kembali pertanyaan yang

sebelumnya yang tidak bisa dijawab oleh Rinawati yaitu kenapa

Rinawati berceritaita kepada orang- orang yaitu kepada Ibu Siti

Hajar dan Ibu Mimi Yarti serta bapak - bapak Polisi yaitu saksi

Ali Mustofa dan saksi

- Hardilan bahwa Bapak Rinawati yaitu Terdakwa telah

memperkosa atau menyetubuhi Rinawati padahal Terdakwa

adalah orang tua kandung Rinawati? Kenapa Rinawati

menceritakan sesuatu yaitu perse tubuhan yang di l akukan

Terdakwa terhadap Rinawati yang menurut keterangan Rinawati

sendiri tidak pernah dialami oleh Rinawati tetapi justru malah

menceritakan kepada Ibu Siti Hajar dan Ibu Mimi Yarti serta

bapak- bapak Polisi yaitu saksi Ali Mustofa dan saksi Hardilan

bahwa Bapak Rinawati yaitu Terdakwa telah memperkosa atau

menyetubuhi Rinawati? Kenapa Rinawati tidak menceritakan

tentang persetubuhan Rinawati dengan orang lain selain dengan

orang tuanya sendiri tetapi malah menceritakan telah disetubuhi

oleh orang tua sendiri yaitu Terdakwa? Terhadap pertanyaan

tersebut (meskipun diulang- ulang dengan bahasa lain tetapi inti

pertanyaannya tetap sama hingga lamanya 1 jam), Rinawati

hanya diam saja, tidak memberikan jawaban apapun sehingga

Penuntut Umum memohon kepada Judex` Factie bahwa oleh

karena saksi korban Rinawati memiliki hubungan psikologis

atau kejiwaan dengan Terdakwa, dikhawatirkan Rinawati

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

merasa takut dengan keberadaan Terdakwa sehingga Rinawati

tidak bebas memberikan keterangan maka sesuai dengan Pasal

173 KUHAP Penuntut Umum mohon kepada Judex` Factie agar

Terdakwa dikeluarkan dari ruang persidangan. Atas permohonan

Penuntut Umum, Judex` Factie mengabulkan dengan

mengeluarkan Terdakwa dan semua saksi yaitu saksi Jurianto

alias Boyni bin Jaiman, saksi Darsono bin Sardi, saksi Siti

Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, dan saksi Hardilan

dari ruang persidangan dan Judex` Factie mengulangi

pertanyaannya kembali kepada Rinawati bahwa kenapa

Rinawati menceritakan sesuatu (perbuatan Terdakwa

menyetubuhi Rinawati) yang diakui oleh Rinawati tidak pernah

dialami Rinawati dalam hidupnya kepada orang-orang tersebut?

Rinawati tidak memberikan jawaban apapun hingga akhirnya

Judex` Factie menutup persidangan;

b) Keterangan saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah:

- Bahwa saksi pernah mengetahui dan melihat sendiri Terdakwa

memerkosa anaknya yaitu saksi Rinawati sekira tahun 2004

waktu subuh di rumah Terdakwa di Sajau SP.III;

- Bahwa saksi mengintip kamar Terdakwa tersebut karena

kakaknya Rinawati yaitu Saudara Husin pernah mengatakan

saksi menginap di rumah Husin untuk mencoba mengintip dan

ternyata benar pak Min (Terdakwa) sedang dalam posisi

menindih Rinawati di lantai kamar Terdakwa di mana saat itu

- Bahwa saksi meyakinkan jika itu Rinawati, bukan isterinya

Terdakwa karena saksi tahu isteri Terdakwa sedang memasak

didapur untuk memberi makan orang yang kerja menggesek

kayu;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

- Bahwa saksi pernah menginap di rumah Terdakwa di Sajau,

sewaktu ada Husin tepatnya di kamarnya Husin;

Fakta/ keterangan saksi Widayanto Alias Yanto bin Pirah

yang tidak dimuat dalam putusan adalah:

- Bahwa benar, saksi tahu ada perkosaan karena saksi melihat

sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi Saudari Rinawati;

- Bahwa benar, saksi sering pergi ke rumah Terdakwa untuk

nonton TV dan bertemu dengan Husin, anak tiri Terdakwa dan

saksi sering tidur di rumah Terdakwa dan saat kejadian saksi

tidur ke rumah Terdakwa yang mana saat itu saksi berada di

kamar sebelah kamar Terdakwa dan saksi mengintip perbuatan

Terdakwa menyetubuhi anak kandungnya sendiri yaitu Rinawati

melalui lubang celah-celah dinding yang terbuat dari papan;

- Bahwa benar, saat saksi mengintip perbuatan Terdakwa

menyetubuhi anak kandungnya yang bernama Rinawati, di

kamar Terdakwa hanya ada 3 (tiga) orang yaitu Terdakwa,

Rinawati dan Edi sedangkan isteri Terdakwa sedang memasak

di dapur untuk mempersiapkan makanan orang-orang yang

bekerja gesek kayu (anak buah Terdakwa);

- Bahwa benar, saat mengintip, saksi melihat dengan jelas

Terdakwa sedang menyetubuhi Rinawati di kamar Terdakwa

dan perbuatan persetubuhan itu dilakukan Terdakwa di lantai

kamar;

- Bahwa benar, saksi melihat dengan jelas bahwa Rinawati

disetubuhi Terdakwa dan saat itu Terdakwa pada posisi di atas

tubuh Rinawati;

- Bahwa benar, saat Terdakwa menyetubuhi Rinawati, Rinawati

memakai baju dan rok yang dikenakan Rinawati disingkap atau

dinaikan ke atas oleh Terdakwa;

- Bahwa benar, saksi tidak bercerita kepada orang lain, cukup

membuktikan penasaran apa yang dikatakan Saudara Husin dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

saksi takut cerita kepada orang lain karena isteri Terdakwa

sendiri juga tahu perbuatan Terdakwa tersebut tetapi tidak

berani ngomong, hal ini saksi ketahui dari Husin bahwa kalau

ibunya juga takut;

- Bahwa benar, saksi hadir di persidangan menjadi saksi yang

melihat perbuatan Terdakwa atas kemauan diri sendiri untuk

menjadi saksi, tidak ada paksaan atau suruhan dari orang lain.

Karena saksi memang melihat sendiri dengan mata kepala saksi

sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi Rinawati, anak

kandung Terdakwa sendiri;

- Bahwa benar, pada hari lupa, bulan lupa, tahun 2004 sekitar jam

05.00 WITA pada saat itu saksi tidur di rumah Terdakwa yaitu

tidur di kamar bersama Husin sebelah kamarnya Terdakwa,

ketika saksi terbangun kemudian saksi mengintip melalui celah-

celah dinding papan kamar tidur, saat itu isteri Terdakwa sudah

bangun dan sedang masak didapur yang tidak jauh dari kamar

tidur. Ketika saksi mengintip ke kamar tidur Terdakwa, saksi

melihat Terdakwa melepas celana dalam Rinawati sedangkan

roknya disingkap ke atas dan Terdakwa menaikkan sarung yang

dikenakannya ke atas, kemudian Terdakwa menindih tubuh

Rinawati kemudian saksi melihat pantat Terdakwa digerakkan

naik turun hingga saksi tidak tahan melihatnya kemudian saksi

kembali tidur;

- Bahwa benar, pada waktu mengintip, saksi hanya berdua dengan

Husin di kamar Husin, sedangkan Saudara Husin yang lain

tinggal di Baratan;

- Bahwa benar, saksi memiliki pekerjaan tidak tetap sebagai

tukang muat kayu;

- Bahwa benar, Terdakwa sebagai Bos Kayu, Terdakwa punya

tukang gesek;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

- Bahwa benar, saksi tidak salah melihat bahwa Terdakwa benar -

benar menyetubuhi Rinawati, saat itu Terdakwa lagi menindis

(menindih/ Terdakwa berada di atas tubuh Rinawati) dan posisi

Rinawati telentang dan saksi melihat Terdakwa dari kepala

sampai kaki, yang mana saat itu Terdakwa memakai sarung

yang dinaikkan keatas, (saksi didepan persidangan

memperagakan posisi Terdakwa yang berada diatas tubuh

Rinawati dengan gerakan pantat naik turun, sedangkan posisi

Rinawati berada dibawah tubuh Terdakwa dalam keadaan

telentang);

- Bahwa benar, saat kejadian Terdakwa menyetubuhi Rinawati,

yang berada di rumah Terdakwa adalah Terdakwa, isteri

Terdakwa, Edi, Rinawati, Husin dan saksi;

- Bahwa benar, lampu kamar yang di tempati Terdakwa adalah

lampu bulat berwarna kuning (lampu pijar);

- Bahwa benar, pada tanggal 06 Agusutus 2007 malam hari, Aris

bersama saksi membawa Rinawati menuju Tanjung Selor yaitu

ke tempat Gudang Pak Jamal namun tidak lama datang Pak

Jamal mengetahui keberadaan Rinawati yang dibawa Aris maka

Pak Jamal marah kepada Aris, dan menyuruh Aris untuk

memulangkan Rinawati ke rumahnya di SP.III Desa

Wonomulyo. Sehingga malam itu langsung berangkat menuju

SP.III dengan posisi Aris yang menyopir truk, Rinawati duduk

di tengah dan Pak Jamal dipinggir, sedangkan saksi berada di

bak truk (belakang mobil), namun di tengah jalan mobil truk

sempat berhenti, saksi dibelakang mendengar Rinawati

menangis dan mengadu ke Pak Jamal kalau tidak mau pulang ke

rumah karena takut sama bapaknya (Terdakwa) yang sering

menyetubuhi Rinawati;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

- Bahwa benar, saksi pernah diperiksa Penyidik di kantor Polisi

dan menandatangani Berita Acara Pemer iksaan (BAP) dan

saksi memberikan keterangan tidak ada paksaan sedikitpun;

- Bahwa benar, saksi tidak ada permasalahan apapun dengan

Terdakwa. saksi bersaksi sesuai dengan apa yang saksi lihat dan

ketahui sendiri tentang perbuatan Terdakwa terhadap anaknya

yang bernama Rinawati;

c) Keterangan saksi Jamal bin Nursit:

- Bahwa, saat di gudang Rinawati bercerita jika dia telah

disetubuhi Terdakwa dan diancam mau dibunuh;

- Bahwa, yang bercerita tersebut adalah Rinawati sendiri, katanya

dia disetubuhi sejak kelas IV SD;

- Bahwa, setelah selesai Rinawati bercerita, saksi akan mengantar

pulang tapi di jalan sejak SP.6 Rinawati menangis terus dan

tidak mau pulang, jadi saksi suruh menginap di rumah, tidur

dengan anak saksi;

Fakta/ keterangan saksi Jamal bin Nursit yang tidak dimuat

dalam putusan adalah:

- Bahwa benar, saksi mendengar cerita dari Rinawati di jambu-

jambu atau di Gudang milik saksi yang mana saat itu di waktu

malam hari ada Aris, Yanto dan Rinawati;

- Bahwa benar, mulanya saksi tahu Rinawati disetubuhi oleh

Bapaknya sendiri (Terdakwa) berasal dari Rinawati sendiri yang

bercerita kepada saksi yaitu pada tanggal 6 Agustus 2007 malam

hari sekira jam 21.00 WITA saksi pergi ke gudang kayu milik

saksi yang berada di jambujambu, dekat kantor Bupati.

Sesampai di gudang, saksi mendapat Aris, Yanto dan Rinawati

maka saksi marah dengan Aris karena bukannya membawa kayu

tetapi membawa anak perempuannya orang dan saksi

memerintahkan kepada Aris untuk memulangkan Rinawati ke

rumah orang tuanya di SP.III Desa Wonomulyo, dan malam itu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

juga Rinawati langsung diantar dengan naik truk yang disopiri

oleh Aris, Rinawati duduk di tengah dan saksi dipinggir

sedangkan Yanto duduk di bak mobil truk bagian belakang

menuju SP.III Desa Wonomulyo tetapi di tengah jalan di daerah

Km. 9 Rinawati menangis meminta kepada saksi untuk tidak

mengantarnya pulang ke SP.III Desa Wonomulyo karena

Rinawati takut dengan Bapaknya (Terdakwa) yang mana

bapaknya tersebut telah memperkosa Rinawati sejak Rinawati

kelas IV SD sampai dengan sekarang sehingga saksi menyuruh

Aris untuk kembali ke Tanjung Selor dan Rinawati dia jak saksi

kerumah saksi di Jalan Langsat dan Rinawati langsung disuruh

saksi untuk beristirahat di kamar bersama anak- anak saksi yang

juga perempuan semua;

- Bahwa benar, saat mendengar cerita Rinawati, saksi merasa

tidak yakin kalau Bapaknya Rinawati (Terdakwa) memperkosa

anaknya (Rinawati), maka saksi menanyakan kembali kepada

Rinawati mengenai cerita Rinawati tersebut tetapi Rinawati

tetap bersikukuh dengan keterangannya bahwa Terdakwa telah

memperkosa Rinawati dari kelas IV SD sampai dengan SMP;

- Bahwa benar, ketika Rinawati datang ke rumah saksi dalam

keadaan menangis meminta perlindungan kepada saksi, lalu

saksi mengatakan kalau minta perlindungan jangan kepada saksi

tetapi kepada Polisi, lalu saksi tanya kepada

telah diperkosa oleh orang tuanya dan diancam kalau tidak mau

diajak bersetubuh akan disakiti, lalu saksi beritahu apa benar

yang Rinawati sampaikan karena itu orang tua Rinawati sendiri,

begitu besok Rinawati laporkan ke Polisi res Bulungan tentang

perbuatan orang tua Rinawati. Kemudian besok pagi tanggal 7

Agusutus 2007 saksi mengantar Rinawati ke Polisi res Bulungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

untuk lapor, setelah sampai di Polisi res Bulungan saksi

meninggalkan Rinawati karena saksi masih ada urusan kerja;

- Bahwa benar, Rinawati datang kepada saksi dalam keadaan

sedih dan bingung justru Aris yang menangis meminta gaji

kepada saksi untuk membantu Rinawati, (dikonfrontir dengan

Rinawati, dan Rinawati membenarkan keterangan saksi);

- Bahwa benar, saksi melihat keadaan Rinawati biasa saja tidak

ada kelainan dalam dirinya dan katanya juga tidak hamil,

bahkan saksi memarahi Aris yang mengajak Rinawati ke

tempatnya karena Rinawati anak orang lain, lalu di jawab oleh

Rinawati kalau dirinya yang mengajak untuk meminta

perlindungan kepada saksi yang dianggap kenal dari pada orang

lain;

- Bahwa benar, kata Rinawati bahwa Rinawati setiap hari

disetubuhi oleh orang tuanya (Terdakwa) kecuali Bapaknya

(Tedakwa) kecapekan atau terkena giliran ronda atau jaga;

- Bahwa benar, sebelum saksi mengantar Rinawati ke Polisi res

Bulungan untuk melaporkan perbuatan Terdakwa, saksi telah

mengingatkan kembali kepada Rinawati apa benar yang

diceritakan Rinawati kepada saksi dan saksi memberitahu

kepada Rinawati akibat laporan Rinawati kepada Polisi bahwa

Bapaknya (Terdakwa) akan dihukum berat yaitu dipenjara lama

karena perbuatannya menyetubuhi anak dan dijawab oleh

Rinawat -

- Bahwa benar, sejak Rinawati lapor ke Polisi , Rinawati tinggal

di rumah saksi selama kurang lebih 2 (dua) minggu sampai

Rinawati di jemput oleh Ibu Tirinya berkali - kali;

- Bahwa benar, saksi pernah menanyakan Rinawati apa tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

- Bahwa benar, selama Rinawati tinggal di rumah saksi, Rinawati

tidur bersama anak anak saksi yang juga perempuan semuanya

di dalam kamar tidur dan saksi juga memberi makan dan bahkan

saksi berniat menyekolahkan Rinawati kalau Rinawati tidak mau

pulang ke rumah orang tuanya;

- Bahawa benar, saksi tidak pernah memaksa ataupun mengancam

Rinawati untuk tinggal di rumah saksi karena saksi tidak

mempunyai kepentingan apa- apa;

- Bahwa benar, saksi memiliki hubungan baik dengan Terdakwa,

malah dengan di tahannya Terdakwa oleh Polisi, bisnis kayu

saksi dengan Terdakwa jadi rugi karena saksi tidak mendapat

suplai kayu dari Terdakwa;

- Bahwa benar, Rinawati bercerita kepada saksi kalau ibu tirinya

sering melihat perbuatan Terdakwa menyetubuhi Rinawati tetapi

tidak berani dan saat Rinawati berada di rumah saksi, saksi

pernah bertanya kepada Ibu Tiri Rinawati ketika Ibu Tiri

Saudari Rinawati datang ke rumah saksi untuk menjemput

Rinawati, apakah benar Ibu Tiri Saudari Rinawati sering melihat

Terdakwa menyetubuhi Rinawati. Saat itu reaksi Ibu Tiri

Saudari Rinawati terlihat diam, kayaknya ia pernah melihat;

- Bahwa benar, Aris bertempat tinggal di gudang penampungan

kayu di Jambu-jambu dekat kantor Bupati dan Aris tidak pernah

tidur di rumah saksi karena saksi mempunyai anak perempuan;

- Bahwa benar, selama Rinawati ada di rumah saksi, saksi tidak

pernah melihat Rinawati berduaan dengan Aris karena Rinawati

selalu bersama dengan isteri dan anak- anak saksi;

d) Keterangan saksi Siti Hajar:

- Bahwa, Rinawati bercerita kepada saksi sewaktu Rinawati

tinggal di rumah bersama saksi;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

- Bahwa, Rinawati bercerita saat bersama saksi duduk sambil

menonton TV, kemudian Rinawati mengatakan jika dia

disetubuhi sejak SD kelas 4 sampai SMP oleh bapaknya;

- Bahwa, Rinawati di rumah saksi dibawa oleh suami saksi yaitu

Saudara Jamal, lalu saksi menyuruh Rinawati untuk sekamar

dengan anak perempuan saksi yang masih bersekolah di SMA,

kebetulan anak saksi perempuan semua;

- Bahwa, saksi kenal dengan Aris, karena Aris adalah sopir suami

saksi, tetapi dia tinggal di gudang Jelarai, tidak pernah tidur di

rumah saksi, kadang ke rumah saksi hanya untuk makan dan

nonton TV;

- Bahwa, saat Rinawati bercerita kepada saksi tentang

pemerkosaan, roman wajahnya Rinawati sedih;

- Bahwa, saat Rinawati cerita, saat diperkosa sperma bapaknya

dikeluarkan disarung, kayanya supaya tidak hamil;

- Bahwa, Rinawati pernah bercerita soal ancaman sewaktu

disetubuhi oleh Bapaknya, dia bilang dia diancam pisau supaya

mau bersetubuh, begitu juga supaya tidak cerita ke orang lain;

Fakta/ keterangan saksi Siti Hajar yang tidak dimuat dalam

putusan adalah:

- Bahwa benar, saksi tau perbuatan persetubuhan Terdakwa

terhadap Rinawati karena Rinawati telah bercerita kepada saksi;

- Bahwa benar, Rinawati bercerita kepada saksi tentang perbuatan

Terdakwa memperkosa Rinawati ketika Rinawati tinggal di

rumah saksi bahwa Rinawati diperkosa oleh Bapak kandungnya

yaitu Terdakwa sejak kelas 4 SD sampai Rinawati lapor Polisi,

teteknya Rinawati digigit oleh Bapaknya (Terdakwa) dan

Terdakwa menyetubuhi Rinawati hingga Terdakwa

mengeluarkan air mani;

- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Bapaknya (Terdakwa)

memperkosa Rinawati berulang kali sejak kelas 4 SD sampai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

dengan SMP (tahun 2007), tetek Rinawati digigit oleh Bapaknya

ketika menyetubuhi Rinawati dan Rinawati pernah membawa

silet untuk melawan perbuatan bejat Bapaknya (Terdakwa)

tetapi Rinawati tidak berani sama Bapaknya (Terdakwa) dan

Rinawati pernah mau meracuni Bapaknya (Terdakwa) melalui

minuman teh tetapi minuman teh tersebut tidak di minum oleh

Bapaknya;

- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Rinawati diperkosa

setiap hari kecuali saat Bapaknya (Terdakwa) pergi;

- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Rinawati diperkosa oleh

Bapaknya (Terdakwa) di saat ibunya berada di luar kamar

sedang Rinawati berada di kamar bersama adiknya yang baru

tidur;

- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa setiap diperkosa

Bapaknya (Terdakwa) selalu mengancam dengan pisau sehingga

Rinawati tidak dapat melawan;

- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Rinawati pernah

diancam akan dibunuh apabila cerita dengan orang lain;

- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa ibu tirinya mengetahui

perbuatan Bapaknya (Terdakwa) namun ibu tirinya mengatakan,

- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa sudah tidak tahan

digauli oleh Bapaknya (Terdakwa);

- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa setiap disetubuhi,

Bapaknya (Terdakwa) selalu membuang air maninya di luar

(sarung) dengan alasan takut apabila saksi (Rinawati) hamil dan

Rinawati bercerita bahwa Bapaknya (Terdakwa) mengatakan

apabila saksi (Rinawati) hamil, maka Bapaknya (Terdakwa)

tidak mungkin mengawini anaknya (Rinawati);

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

- Bahwa benar, Rinawati pernah meminta perlindungan terhadap

suami saksi dan saat itu suami saksi menyarankan agar meminta

perlindungan kepada Polisi;

- Bahwa benar, saksi pernah menyarankan agar Rinawati pulang

- Bahwa benar, saksi tidak pernah memaksa Rinawati untuk

tinggal di rumah saksi dan saksi tidak pernah mengancam

Rinawati dalam bentuk apapun sehubungan perbuatan Terdakwa

terhadap Rinawati;

- Bahwa benar, Ibu (orang tua Rinawati) pernah datang ke rumah

saksi sebanyak 2 (dua) kali untuk mengajak Rinawati pulang

namun Rinawati menolaknya;

- Bahwa benar, ketika Ibu (orang tua Rinawati) datang ketiga

kalinya akhirnya Rinawati mau diajak pulang;

- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa selama diperkosa oleh

Bapaknya (Terdakwa) saksi merasa tidak enak;

- Bahwa benar, saksi menyarankan agar Rinawati pulang namun

Rinawati menolak;

- Bahwa benar, Aris tidak pernah tinggal atau tidur di rumah saksi

yang berada di Jalan Salak RT.04 No.1 Tanjung Selor;

- Bahwa benar, Rinawati curhat dengan saksi sehingga saksi tahu

apa yang dialami oleh Rinawati seperti yang diceritakan

Rinawati kepada saksi;

- Bahwa benar, Rinawati pernah bercerita bahwa Rinawati pernah

mau melapor ke Polisi tetapi takut;

- Bahwa benar, suami saksi bilang kepada Rinawati bahwa kalau

kamu mau minta perlindungan bukan disini tempatnya, kamu

lapor sama Polisi dan Rinawati lapor ke Polisi esok pagi;

- Bahwa benar, Rinawati mengatakan kepada saksi bahwa

Rinawati setiap hari diperkosa oleh Bapaknya (Terdakwa), kalau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Bapaknya (Terdakwa) ke luar rumah, baru Rinawati tidak

disetubuhi;

- Bahwa benar, Rinawati tidak pernah cerita kepada saksi kalau

Rinawati diancam oleh Aris dan Yanto;

- Bahwa benar, Rinawati tidak pernah cerita kepada saksi bahwa

Rinawati pernah berhubungan badan dengan orang lain selain

diperkosa Bapaknya (Terdakwa);

- Bahwa benar, Rinawati datang ke rumah saksi dengan

membawa baju dan tas seperti orang mau berpergian;

- Bahwa benar, selama Rinawati tinggal di rumah saksi, saksi

mencoba menghibur hati Rinawati karena Rinawati terlihat

seperti orang stress, terkadang saksi mengajak Rinawati jalan -

jalan ke Pujasera dan sesekali mampir ke rumah Saudari Mimi

Yarti;

- Bahwa benar, ketika di rumah Saudari Mimi Yarti, Rinawati ada

cerita mengenai perbuatan Terdakwa memperkosa Rinawati

sejak kelas 4 SD sampai Rinawati lapor Polisi, teteknya

Rinawati digigit oleh Bapaknya (Terdakwa) dan Terdakwa

menyetubuhi Rinawati hingga Terdakwa mengeluarkan air mani

yang dikeluarkan di luar kemaluan Rinawati dan Rinawati cerita

kenapa air mani Terdakwa dikeluarkan di luar kemaluan

Rinawati karena kata Terdakwa agar Rinawati tidak hamil;

- Bahwa benar, selama Rinawati tinggal di rumah saksi, Rinawati

selalu bersama dengan saksi atau berada didekat saksi,

(keterangan saksi tersebut dikonfrontir dengan Rinawati dan

oleh Rinawati membenarkannya);

- Bahwa benar, saksi tahu persis keberadaan Rinawati selama

Rinawati tinggal di rumah saksi sehingga tidak mungkin

Rinawati melakukan persetubuhan dengan Aris karena Aris

tidak pernah tinggal atau tidur di rumah saksi dan lagian saksi

memiliki anak- anak yang juga perempuan semuanya;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

e) Keterangan saksi Mimi Yarti:

- Bahwa saksi mengetahui kejadian yang diceritakan oleh

Rinawati kalau dia pernah diperkosa oleh Bapaknya

(Terdakwa);

- Bahwa, isi cerita Rinawati yaitu dia diperkosa waktu subuh, saat

itu ibunya telah terbangun, lalu Rinawati juga bangun tetapi lalu

Rinawati disuruh ke kamar lagi oleh Terdakwa saat itulah dia

diperkosa;

- Bahwa menurut Rinawati, sudah sejak kelas 4 SD dia diperkosa;

Fakta/ keterangan saksi Mimi Yarti yang tidak dimuat dalam

putusan adalah:

- Bahwa benar, sebenarnya saksi tidak ingin mendengar cerita

dari Rinawati karena merasa jijik, tetapi Rinawati curhat, ya

saksi dengarkan curhatnya Rinawati tersebut;

- Bahwa benar, Rinawati bercerita kepada saksi tentang perbuatan

Terdakwa memperkosa Rinawati yaitu Rinawati diperkosa oleh

Bapak kandungnya yaitu Terdakwa sejak kelas 4 SD sampai

Rinawati lapor Polisi, teteknya Rinawati digigit oleh Bapaknya

(Terdakwa) dan Terdakwa menyetubuhi Rinawati hingga

Terdakwa mengeluarkan air mani;

- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Bapaknya (Terdakwa)

memperkosa Rinawati berulang kali sejak kelas 4 SD sampai

dengan SMP (tahun 2007), pada waktu subuh;

- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa pada setiap subuh saksi

bangun bersama ibu tirinya, namun ibunya menyuruh Rinawati

untuk kembali tidur di kamar, dan pada saat itu Rinawati

diperkosa dan teteknya digigit oleh Bapaknya (Terdakwa);

- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa setiap pulang sekolah

Rinawati harus langsung pulang dan tidak boleh menceritakan

kepada temannya;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Bapaknya (Terdakwa)

marah jika Rinawati teriak;

- Bahwa benar, saksi melihat keadaan saksi Rinawati pada saat itu

sering melamun, menangis, diam dan terlihat depresi;

f) Keterangan saksi Ali Mustofa:

- Bahwa saksi membuat keterangan Rinawati dalam Berita Acara

Pemeriksaan (BAP), berdasarkan cerita Rinawati;

- Bahwa, saksi tidak pernah melakukan penekanan atau ancaman

kepada Rinawati selama membuat laporan di Polisi;

- Bahwa, saksi sebagai penyidik hanya memanggil Saudara

Widayanto untuk diperiksa dengan alasan pada saat pemeriksaan

Rinawati menyebutkan nama Widayanto, yang mana hanya dia

yang mengetahui kejadiannya dan tidak ada orang lain lagi;

Fakta/ keterangan saksi Ali Mustofa yang tidak dimuat dalam

putusan adalah:

- Bahwa benar, pada saat dilakukan pemeriksaan saksi hanya

berdua dengan korban Rinawati, sedangkan Jamal tidak ikut

masuk;

- Bahwa benar, korban Rinawati bercerita bahwa tidak ada yang

menyetubuhi korban selain Bapaknya (Terdakwa);

- Bahwa benar, keterangan korban Rinawati dalam Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) yang dibuat tanggal 07 Agustus 2007

adalah benar keterangan dari Rinawati sendiri yang diberikan

secara lancar yaitu Rinawati bercerita mengenai perbuatan

Terdakwa menyetubuhi diri Rinawati sejak kelas 4 SD sampai

dengan terakhir bulan Juli 2007 yang diceritakan dengan jelas

dan lancar, tidak seperti orang yang sedang mengarang cerita

sehingga harus mikir dahulu;

- Bahwa benar, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibuat

pada tanggal 7 Agustus 2007 adalah Berita Acara Pemeriksaan

(BAP) yang dibuat oleh saksi berdasarkan keterangan Rinawati

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

kepada saksi dan benar tandatangan yang tertera dalam Berita

Acara Pemeriksaan (BAP) adalah tandatangan Rinawati dan

tandatangan saksi sendiri selaku pemeriksa;

g) Keterangan saksi Hardilan:

- Bahwa menurut saksi keterangan Rinawati sebagai saksi korban

saat itu adalah sesuai dengan apa yang disampaikan oleh

Rinawati, bahkan Rinawati berani diangkat sumpah tetapi oleh

karena anak- anak saja maka saksi tidak disumpahnya;

- Bahwa, saat pemeriksaan/ interogasi tidak ada tekanan dari

saksi;

- Bahwa, isi Berita Acara Pemeriksaan tersebut diperoleh dari

Rinawati sendiri, pertanyaanya juga hasil dari pengembangan

atas jawaban dari Rinawati;

- Bahwa, saat dimuat surat pencabutan tersebut, yang ada di

hadapan saksi sebagai pembuat surat tersebut adalah Rinawati,

Saudara Saad dan Bu Ngatemin;

Fakta/ keterangan saksi Hardilan yang tidak dimuat dalam

putusan adalah:

- Bahwa benar, pada saat itu di depan saksi, korban Rinawati

mengaku telah diperkosa oleh Bapaknya (Terdakwa);

- Bahwa benar, pada saat itu saksi korban Rinawati mengatakan

telah diperkosa oleh bapaknya (Terdakwa) berkali-kali dan

dikuatkan dengan mengatakan sumpah berdasarkan keyakinan

korban;

- Bahwa benar, saksi korban Rinawati pada saat menyampaikan

keterangan di depan saksi atas kehendak sendiri dengan lancar

dalam keadaan sehat, tidak dalam keadaan takut, tertekan dan

paksaan;

- Bahwa benar, saksi korban bercerita bahwa tidak ada yang

menyetubuhi korban selain bapaknya (Terdakwa);

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

- Bahwa benar, saksi tidak pernah mengarahkan pertanyaan

kepada saksi korban Rinawati mengenai persetubuhan Terdakwa

terhadap Rinawati tetapi Rinawati sendiri yang menerangkan

tentang perbuatan Terdakwa kepada saksi selaku pemeriksa;

- Bahwa benar, ada sura t pencabutan dari Rinawati dan yang

menget i k adalah saksi sendiri karena dimintai tolong untuk

mengetikan tetapi isi materi surat pencabutan berasal dari

keluarga saksi korban Rinawati yaitu Pak Saad;

- Bahwa benar, yang menghadap kepada saksi untuk membuat

pencabutan laporan adalah Saudara Saad dan Ibu Ngatemin

(isteri Terdakwa) dan meminta untuk diketikan surat pencabutan

laporan dengan isi materi bahwa permasalahan antara Ngatemin

dan anaknya telah diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak

ada lagi tuntutan hukum;

- Bahwa benar, adanya surat pencabutan laporan dari Rinawati

setelah Terdakwa di tahan di Rutan Polisi res selama kurang

lebih 2 (dua) mingguan;

- Bahwa benar, saksi pernah melihat isteri Terdakwa

mengunjungi Terdakwa dalam tahanan dengan membawa

Rinawati, yang kemudian tidak lama setelah itu isteri Terdakwa

bersama Saudara Saad datang kepada saksi untuk meminta

diketikan surat pencabutan laporan;

2) Keterangan Terdakwa:

- Bahwa sewaktu menikah lagi, Terdakwa tinggal bersama dengan

Fatimah isteri Terdakwa, Husin dan Rinawati;

- Bahwa menurut Terdakwa, rumah Terdakwa di Sajau adalah rumah

yang di dapat dari jatah transmigrasi yang terbuat dari kayu;

- Bahwa selama tinggal, rumah Terdakwa di Sajau tersebut tidak ada

yang di rubah, hanya tambah teras dan ruang tamu;

- Bahwa rumah kayu dahulu terdiri dari 3 (tiga) kamar, paling depan

kamar Terdakwa, di tengah kamar untuk simpan beras sekaligus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

kamar Husin, sedangkan yang paling belakang adalah kamarnya

Rinawati;

- Bahwa Yanto sering datang ke rumah Terdakwa, apalagi kalau

Husin datang, tapi hanya duduk- duduk saja;

3) Alat Bukti Petunjuk:

Bahwa terhadap keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin

(saksi korban) di persidangan dengan menerangkan bahwa

keterangannya yang diberikan di hadapan penyidik Polisi adalah benar

dari mulut saksi Rinawati sendiri, tetapi isi materi yang diberikan

adalah tidak benar karena saksi Rinawati menceritakan isi materi

dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah cerita berasal dari saksi

Widayanto alias Yanto yang mengajarinya di malam harinya sebelum

melapor dan saksi Rinawati diancam oleh Aris untuk melaporkan

Bapaknya (Terdakwa) ke Polisi adalah memiliki kejanggalan dan

ketidaklogisan . Bilamana benar saksi Rinawati diancam oleh Aris dan

saksi Rinawati dipaksa oleh Aris untuk melaporkan Bapaknya

(Terdakwa) atas perbuatan persetubuhannya dengan saksi Rinawati,

tetapi kenapa di persidangan saksi Rinawati menerangkan bahwa pada

saat saksi Rinawati melapor ke Polisi diantar oleh saksi Jamal, tetapi

ketika di kantor Polisi, saksi Rinawati hanya sendirian dalam ruangan

pemeriksaan Polisi bersama dengan Polisi sedangkan saksi Jamal pergi

karena ada urusan kerja. Dan setelah selesai dari pemeriksaan Polisi,

saat itu, saksi Rinawati di jemput oleh Aris dengan menggunakan truk

dan diantar menuju rumah saksi Jamal dan selama perjalanan dari

Kantor Polisi menuju rumah saksi Jamal tidak ada percakapan dan

tidak ada pertanyaan dari Aris kepada saksi Rinawati mengenai hasi

pemeriksaan saksi Rinawati di Polisi seperti apa yang telah dilaporkan

atau apa keterangan saksi Rinawati kepada Polisi? dan tidak ada

kekhawatiran tentang cerita saksi Rinawati kepada Polisi. Padahal

pemeriksaan saksi Rinawati oleh Polisi yang kedua, Aris juga

mengetahuinya tetapi Aris tidak pernah menanyakan kepada saksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Rinawati dan tidak pernah mengancam lagi kepada saksi Rinawati. Hal

ini sangat tidak logis, karena apabila benar bahwa Aris melakukan

ancaman kepada saksi Rinawati untuk melaporkan Terdakwa ke Polisi,

berarti Aris memiliki kepentingan dan semestinya pada setiap

kesempatan, Aris akan selalu menanyakan kepada saksi Rinawati

mengenai laporan saksi Rinawati kepada Polisi baik mengenai materi

laporannya maupun perkembangan laporannya (apakah sudah sesuai

atau tidak dengan yang diinginkan Aris). Tetapi saksi Rinawati sendiri

di persidangan secara tegas telah menerangkan bahwa setelah selesai

dari pemeriksaan Polisi, saat itu, saksi Rinawati di jemput oleh Aris

dengan menggunakan truk dan diantar menuju rumah saksi Jamal dan

selama perjalanan dari Kantor Polisi menuju rumah saksi Jamal tidak

ada percakapan dan tidak ada pertanyaan dari Aris kepada saksi

Rinawati mengenai hasil pemer iksaan saksi Rinawati di Polisi seperti

apa yang telah dilaporkan atau apa keterangan saksi Rinawati kepada

Polisi? Dan tidak ada kekhawatiran tentang cerita saksi Rinawati

kepada Polisi. Pada pemer iksaan saksi Rinawati oleh Polisi yang

kedua, Aris juga mengetahuinya tetapi Aris tidak pernah menanyakan

kepada saksi Rinawati dan Terhadap saksi Widayanyo alias Yanto,

saksi Jamal, saksi Siti Hajar (Isteri Pak Jamal) maupun Ibu Mimi Yarti

tidak pernah mengancam saksi Rinawati untuk bercerita kepada Polisi

sesuai dengan keterangan saksi Rinawati di Berita Acara Pemer iksaan

(BAP) Polisi. Dengan demikian keterangan saksi Rinawati di

persidangan yang menyatakan bahwa keteranganya yang diberikan

dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Penyidik adalah tidak benar isi

materinya karena yang melakukan persetubuhan dengan saksi Rinawati

bukan Terdakwa, melainkan Aris adalah sangat di ragukan

kebenarannya. Hal ini juga mengingat kemungkinan adanya keadaan

psikologis saksi Rinawati di persidangan yang memiliki hubungan

batin dengan Terdakwa sebagai anak kandung, sehingga keterangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

saksi Rinawati dalam Berita Acara Pemer iksaan (BAP) memiliki

kebenaran;

Bahwa keterangan para saksi, alat bukti Surat sebagaimana

tersebut di atas, yang menunjukan bahwa saksi Widayanto alias Yanto

yang menerangkan di bawah sumpah di persidangan telah melihat

sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi anaknya (saksi Rinawati )

yaitu pada hari lupa, bulan lupa tahun 2004 sekitar jam 05.00 WITA

pada saat itu saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah tidur di rumah

Terdakwa yaitu tidur di kamar bersama Husin sebelah kamarnya

Terdakwa, ketika saksi terbangun kemudian saksi mengintip melalui

celah-celah dinding papan kamar tidur, saat itu isteri Terdakwa sudah

bangun dan sedang masak di dapur yang tidak jauh dari kamar tidur.

Ketika saksi mengintip ke kamar tidur Terdakwa, saksi melihat

Terdakwa melepas celana dalam Rinawati sedangkan roknya disingkap

keatas dan Terdakwa menaikkan sarung yang dikenakannya keatas,

kemudian Terdakwa menindih tubuh Rinawati kemudian saksi melihat

pantat Terdakwa digerakkan naik turun hingga saksi tidak tahan

melihatnya kemudian saksi kembali tidur;

Bahwa keterangan saksi Widayanto alias Yanto tersebut, tidak

berdiri sendiri karena keterangan tersebut didukung dengan keterangan

saksi yang lain yaitu keterangan saksi Rinawati sendiri di persidangan

telah menerangkan:

- Bahwa, dinding rumah tersebut diganti menjadi dinding batu, oleh

karena yang lama sudah jabuk (lapuk);

- Bahwa, saksi pernah tidur di kamar orang tuanya dengan Bapak

saksi (Terdakwa) dan juga dengan adik dan tidak pernah jika

dengan bapak hanya berdua;

- Bahwa Yanto pernah tidur di rumah saksi di Jalan Lisa Desa

Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur.

- Bahwa benar, saksi sering tidur dengan Bapak kandung saksi

(Terdakwa).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

- Bahwa benar, rumah saksi pada tahun 2004 yang terbuat dari

dinding papan memiliki 2 (dua) kamar yaitu 1 (satu) kamar di

tempati oleh Terdakwa, Ibu tiri, adik kecil (Edi Pranoto) dan saksi,

sedangkan 1 (satu) kamar lainnya di tempati oleh Husin, Mahmud,

Jarik (kakak tiri);

Dan berdasarkan keterangan saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti

Hajar, saksi Mimi Yarti di persidangan telah menerangkan di bawah

sumpah bahwa saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi

Yarti telah mendengarkan langsung dari saksi Rinawati yang

menceritakan sendiri kepada para saksi mengenai perbuatan bapaknya

(Terdakwa) yang telah menyetubuhi atau memperkosa saksi Rinawati

sejak kelas IV SD ( tahun 2004) sampai dengan tahun 2007 dan

keterangan saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti di

persidangan tersebut, telah dibenarkan oleh saksi Rinawati ketika

dikonfrontir;

Dan berdasarkan keterangan saksi verba lisan yaitu saksi Ali

Mustofa dan saksi Hardilan di persidangan juga telah menerangkan di

bawah sumpah yaitu pada waktu pemeriksaan saksi Rinawati di kantor

Polisi, saksi Rinawati tidak didampingi oleh siapapun di ruang

pemeriksaan dan saksi Rinawati memberi keterangan di hadapan Polisi

dengan lancar ketika menceritakan perbuatan Bapaknya (Terdakwa)

yang menyetubuhi saksi Rinawati dan bagaimana cara Terdakwa

melakukan perbuatan persetubuhan tersebut dapat diceritakan dan

dijelaskan oleh saksi Rinawati dengan lancar dan tidak ada paksaan

maupun tekanan dari pihak lain. Dan saksi Hardilan juga telah

menerangkan sekitar 2 (dua) minggu kemudian setelah Terdakwa di

tahan yaitu tanggal 22 Agustus 2007 datang Saudara Saad dan Ibu

Ngatemin/ isteri Terdakwa (adalah paman tiri dan ibu tiri dari saksi

Rinawati) menghadap kepada saksi Hardilan untuk membuat

pencabutan laporan dan meminta untuk diketikan surat pencabutan

laporan dengan isi materi bahwa permasalahan antara Ngatemin dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

anaknya telah diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak ada lagi

tuntutan hukum. Bahwa isi materi surat pencabutan berasal dari

keluarga saksi korban Rinawati yaitu Pak Saad. Kemudian saksi

Rinawati hanya menandatanganinya saja;

Berdasarkan keterangan saksi a de charge Husin di persidangan

telah menerangkan dengan tidak di bawah sumpah yaitu:

- Bahwa benar, saksi kenal dengan Yanto dan Yanto pernah ke

rumah saksi di SP.III Desa Wonomulyo dengan tujuan mencari

saksi kalau kebetulan saksi berada di rumah;

- Bahwa benar, Yanto pernah berkerja dengan bapak saksi

(Terdakwa) dan yang menanggung makannya Yanto adalah

Terdakwa, sedangkan yang memasakkan makanannya adalah Ibu

saksi bersama Rinawati pada pagi pagi hari;

- Bahwa benar, saksi masih ingat ketika rumah saksi di SP.III Desa

Wonomulyo masih dinding terbuat dari papan yang memiliki 3

(tiga) kamar tidur dengan ukuran 3x3 meter (saksi menggambarkan

sketsa rumahnya di persidangan);

- Bahwa benar antara kamar yang satu dengan kamar yang lainnya

berjajar dari depan ke belakang, dengan batas dinding terbuat dari

papan yang disusun bertumpuk miring;

Serta berdasarkan keterangan Terdakwa sendiri di persidangan

juga telah menerangkan bahwa: Dan berdasarkan alat bukti surat

berupa Visum Et Repertum Nomor: 81/RHS/RM-RSU/2006 tanggal

07 Agustus 2007 yang dibuat dan di tandatangani oleh Dr. Fadlum

selaku Dokter Pemeriksa pada RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo

yang telah melakukan pemeriksaan terhadap seorang wanita bernama

Rinawati binti Ngatemin dengan hasil pemeriksaan yang

menyimpulkan bahwa telah dilakukan pemeriksaan luar terhadap

seorang perempuan, berumur empat belas tahun, suku bangsa Jawa

Indonesia, pada pemeriksaan ditemukan adanya liang senggama dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi belum mempunyai

anak;

Dengan demikian keterangan saksi Widayanto alias Yanto

tersebut memiliki persesuaian dengan keterangan saksi Rinawati, saksi

Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa,

saksi Hardilan, saksi Husin dan keterangan Terdakwa serta alat bukti

surat, sehingga diperoleh alat bukti petunjuk bahwa benar Terdakwa

telah melakukan perbuatan persetubuhan terhadap anaknya yaitu

Rinawati dengan kekerasan atau ancaman kekerasan yang dilakukan

berulang kali dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, maka

diperoleh fakta-fakta yang saling bersesuaian dan berkesinambungan

sehingga seharusnya diperoleh fakta hukum sebagai berikut:

- Bahwa sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2006 Terdakwa

tinggal di rumah jatah Transmigrasi yang dindingnya terbuat dari

papan dan Terdakwa tidak pernah merenovasi bangunan rumah

trans tersebut, hanya menambah ruang teras saja;

- Bahwa rumah Terdakwa yamg masih berbentuk jatah transmigrasi

memiliki 2 (dua) kamar yang terbuat dari papan meranti yang

disusun bertumpuk sama dengan rumah yang dimiliki warga

transmigrasi lainnya termasuk milik saksi Jurian to alias Boyni bin

Jaiman;

- Bahwa sejak Terdakwa menikah dengan isteri kedua yaitu Fatimah

pada tahun 1994, Terdakwa tinggal di rumah Trans di SP.III Desa

Wonomulyo bersama-sama isteri (Fatimah), Rinawati dan Husin,

sedangkan 5 (lima) orang anak dari Fatimah (isteri kedua

Terdakwa) bertempat tinggal di Baratan dan kelima orang anak dari

Fatimah tersebut tidak pernah tinggal dengan Terdakwa di SP.III

Desa Wonomulyo;

- Bahwa yang tinggal serumah dengan Terdakwa di SP.III Desa

Wonomulyo adalah Ibu Tiri dari Saudari Rinawati (isteri

Terdakwa), Husin (anak tiri Terdakwa), Edi Pranoto dan Rinawati,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

selain itu anak tiri Terdakwa yang lain tidak pernah tinggal dengan

Terdakwa dan Terdakwa sehari-hari tinggal di rumahnya yang

berada di Desa Wonomulyo, baik siang maupun malam hari, ya

Terdakwa tinggal di rumah tersebut sampai Terdakwa di tahan di

Polisi (sesuai dengan keterangan saksi Rinawati, saksi Jurianto

alias Boyni, saksi Darsono bin Sardi, dan keterangan Terdakwa);

- Bahwa Terdakwa menempati kamar tidur di depan sedangkan

kamar tidur tengah adalah tempat beras tetapi juga ada ranjang

tidur kecil yang biasanya di tempati tidur oleh Husin, kamar tidur

belakang di tempati oleh Rinawati (sesuai dengan keterangan saksi

Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto, saksi a de charge Husin,

dan keterangan Terdakwa);

- Bahwa Terdakwa kenal dengan Saudara Yanto karena dia tinggal

di depan rumah Terdakwa dan Yanto sering ke rumah Terdakwa

kalau ada Husin yang datang dari Baratan. (ada persesuaian dengan

keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto, saksi a de

charge Husin, saksi a de charge Edi Pranoto dan keterangan

Terdakwa);

- Bahwa saksi Jurianto alias Boyni yang merupakan tetangga

bersebelahan rumah dengan Terdakwa sering mendengar Rinawati

dimarahi Terdakwa dan pernah melihat Rinawati dipukuli

Terdakwa dan saksi juga pernah mendengar tangisan Rinawati

kemudian saksi memberi makan lewat jendela karena rumahnya

dikunci oleh Bapaknya (Terdakwa) yang mana kejadian tersebut

ketika Rinawati masih sekolah kelas 5 SD;

- Bahwa benar, pada tahun 2004 Saudara Husin (kakak tiri saksi)

bertempat tinggal di rumah Jalan Lisa Desa Wonomulyo;

- Bahwa saksi Rinawati mengaku sering tidur dengan Bapak

kandung saksi (Terdakwa) (sesuai dengan keterangan saksi

Rinawati);

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

- Bahwa rumah saksi Rinawati pada tahun 2004 yang terbuat dari

dinding papan memiliki 2 (dua) kamar yaitu 1 (satu) kamar di

tempati oleh Terdakwa, Ibu tiri, adik kecil (Edi Pranoto) dan saksi,

sedangkan 1 (satu) kamar lainnya di tempati oleh Husin, Mahmud,

Jarik (kakak tiri), (sesuai dengan keterangan saksi Rinawati );

- Bahwa saksi Rinawati di persidangan mengaku bahwa Yanto

pernah tidur di rumah saksi Rinawati di Jalan Lisa Desa

Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur (sesuai dengan

keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto);

- Bahwa saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah tahu ada perkosan

karena saksi melihat sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi

Saudari Rinawati;

- Bahwa saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah melihat kejadian

perkosaan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap Saudari

Rinawati terjadi pada tahun 2004 pada waktu subuh (pagi hari) di

rumah Terdakwa di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan

Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan;

- Bahwa saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah mengetahui

perbuatan Terdakwa menyetubuhi Saudari Rinawati, berawal dari

rasa penasaran saksi karena Husin (anak tiri Terdakwa) pernah

bercerita kepada saksi bahwa Terdakwa pernah menyetubuhi

anaknya yaitu Saudari Rinawati sehingga saksi ingin

membuktikannya hingga saksi melihat sendiri perbuatan Terdakwa

menyetubuhi Rinawati;

- Bahwa pada saat saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah melihat

perbuatan Terdakwa menyetubuhi Rinawati, keadaan rumah

Terdakwa masih terbuat dari papan yaitu rumah transmigrasi;

- Bahwa saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah sering pergi ke

rumah Terdakwa untuk nonton TV dan bertemu dengan Husin,

anak tiri Terdakwa dan saksi sering tidur di rumah Terdakwa yang

mana saat itu saksi berada di kamar sebelah kamar Terdakwa dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

saksi mengintip perbuatan Terdakwa menyetubuhi anak

kandungnya sendiri yaitu Rinawati melalui lubang celah-celah

dinding yang terbuat dari papan (sesuai dengan keterangan saksi

Widayanto alias Yanto dan didukung dengan keterangan saksi

Rinawati);

- Bahwa saat saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah mengintip

perbuatan Terdakwa menyetubuhi anak kandungnya yang bernama

Rinawati, di kamar Terdakwa hanya ada 3 (tiga) orang yaitu

Terdakwa, Rinawati dan Edi, sedangkan isteri Terdakwa sedang

memasak di dapur untuk mempersiapkan makanan orang-orang

yang berkerja gesek kayu (anak buah Terdakwa);

- Bahwa saat mengintip, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah

melihat dengan jelas Terdakwa sedang menyetubuhi Rinawati di

kamar Terdakwa dan perbuatan persetubuhan itu di l akukan

Terdakwa di lantai kamar dan saat itu Terdakwa pada posisi di atas

tubuh Rinawati;

- Bahwa benar, pada hari lupa, bulan lupa, tahun 2004 sekitar jam

05.00 WITA pada saat itu saksi tidur di rumah Terdakwa yaitu

tidur di kamar bersama Husin sebelah kamarnya Terdakwa, ketika

saksi terbangun kemudian saksi mengintip melalui celah-celah

dinding papan kamar tidur, saat itu isteri Terdakwa sudah bangun

dan sedang masak di dapur yang tidak jauh dari kamar tidur. Ketika

saksi mengintip ke kamar tidur Terdakwa, saksi melihat Terdakwa

melepas celana dalam Rinawati sedangkan roknya disingkap ke

atas dan Terdakwa menaikkan sarung yang dikenakannya ke atas,

kemudian Terdakwa menindih tubuh Rinawati kemudian saksi

melihat pantat Terdakwa digerakkan naik turun hingga saksi tidak

tahan melihatnya kemudian saksi kembali tidur;

- Bahwa saksi Rinawati selama kenal dengan Aris, saksi tidak pernah

dipukul;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

- Bahwa saksi Rinawati pacaran dengan Aris dan cara pacaran saksi

dengan Aris hanya sebatas ciuman bibir, pipi, dan gandengan

tangan;

- Bahwa pada tanggal 6 Agustus 2007 saksi di jemput oleh Aris dan

Yanto di rumah saksi di Desa Wonomulyo SP.III RT.06

Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan, yang mana

ajakan Aris

dengan naik truk bersama dengan Yanto menuju Tanjung Selor

yaitu ke gudang milik Pak Jamal sekira jam 21.00 WITA dan tidak

lama kemudian datang Pak Jamal melihat keberadaan saksi di

gudangnya bersama Aris dan Yanto maka Pak Jamal langsung

marah

malam-malam, kutampar kau. Ini anak orang, cepat kau pulangin

ke rumahnya di SP.III oleh Pak Jamal bersama Aris dan Yanto

dengan naik truk dengan Posisi yaitu duduk bagian depan adalah

Aris sebagai supir truknya, bersama saksi dan Pak Jamal,

sedangkan Yanto duduk dibak truk. Namun di tengah jalan menuju

SP.III, Rinawati menangis meminta kepada saksi Jamal untuk tidak

mengantarnya pulang ke SP.III Desa Wonomulyo karena Rinawati

takut dengan Bapaknya (Terdakwa) yang mana bapaknya tersebut

telah memperkosa Rinawati sejak Rinawati kelas IV SD sampai

dengan sekarang dan saat itu Pak Jamal merasa tidak yakin kalau

Bapaknya Rinawati (Terdakwa) memperkosa anaknya (Rinawati)

sendiri, maka saksi Jamal menanyakan kembali kepada Rinawati

mengenai cerita Rinawati tersebut tetapi Rinawati tetap bersikukuh

dengan keterangannya bahwa Terdakwa telah memperkosa

Rinawati dari kelas IV SD sampai dengan SMP sehingga

perjalanan menuju ke SP.III tidak dilanjutkan tetapi kembali ke

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tanjung Selor dan saksi Rinawati menginap di rumah saksi Jamal

di Jalan Langsat Tanjung Selor;

- Bahwa pada malam tanggal 06 Agustus 2007 saksi Rinawati

menginap di rumah Pak Jamal dan melapor ke Kantor Polisi pada

pagi harinya tanggal 07 Agustus 2007 jam 08.00 pagi dengan

diantar Pak Jamal;

- Bahwa ketika Rinawati datang ke rumah atau tempat saksi Jamal

dalam keadaan menangis meminta perlindungan kepada saksi, lalu

saksi mengatakan kalau minta perlindungan jangan kepada saksi

orang tuanya dan diancam kalau tidak mau diajak bersetubuh akan

disakiti, lalu saksi bertanya apa benar yang Rinawati sampaikan

ke Polres Bulungan tentang perbuatan orang tua Rinawati.

Kemudian besok pagi tanggal 7 Agustus 2007 saksi mengantar

Rinawati ke Polres Bulungan untuk lapor, setelah sampai di Polres

Bulungan saksi meninggalkan Rinawati karena saksi masih ada

urusan kerja;

- Bahwa benar, pada saat di kantor Polisi, yang memeriksa saksi

adalah 2 (dua) orang Polisi dan ketika diperiksa oleh Polisi, saksi

hanya sendirian;

- Bahwa benar, pada saat di kantor Polisi untuk melapor, tidak ada

Aris. Didalam ruangan pemeriksaan Polisi, hanya saksi sendirian

bersama dengan Polisi yang memeriksa;

- Bahwa benar, semua pertanyaan Polisi di jawab oleh saksi dengan

lancar dan berasal dari mulut saksi sendiri;

- Bahwa benar, isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) bukan karangan

Polisi karena isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah jawaban

dari mulut saksi sendiri;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

- Bahwa Rinawati setiap hari disetubuhi oleh orang tuanya

(Terdakwa) kecuali bapaknya (Terdakwa) kecapekan atau terkena

giliran ronda atau jaga;

- Bahwa sebelum saksi mengantar Rinawati ke Polres Bulungan

untuk melaporkan perbuatan Terdakwa, saksi telah mengingatkan

kembali kepada Rinawati apa benar yang diceritakan Rinawati

kepada saksi dan saksi memberitahu kepada Rinawati akibat

laporan Rinawati kepada Polisi bahwa Bapaknya (Terdakwa) akan

dihukum berat yaitu dipenjara lama karena perbuatannya

saja, sekalian

mati juga gak apa-

- Bahwa benar, sejak Rinawati lapor ke Polisi, Rinawati tinggal di

rumah saksi selama kurang lebih 2 (dua) minggu sampai Rinawati

di jemput oleh ibu tirinya berkali - kali;

- Bahwa ketika Aris menjemput saksi dari kantor Polisi, Aris tidak

pernah ber tanya kepada saksi mengenai hasil pemeriksaan saksi di

Polisi kepada saksi, begitu juga Yanto tidak pernah menanyakan

saksi mengenai hasil pemeriksaan atau laporan saksi di Polisi;

- Bahwa setelah saksi Rinawati melaporkan Terdakwa ke Polisi,

saksi Rinawati di jemput oleh Aris dengan menggunakan truk dan

diantar menuju rumah Pak Jamal dan selama perjalanan dari kantor

Polisi menuju rumah Pak Jamal tidak ada percakapan dan tidak ada

pertanyaan dari Aris kepada saksi Rinawati mengenai hasil

pemeriksaan saksi Rinawati di Polisi dan tidak ada kekhawatiran

tentang cerita saksi Rinawati yang diberikan kepada Polisi;

- Bahwa pada pemeriksaan saksi Rinawati yang kedua oleh Polisi

pada tanggal 09 Agustus 2007, Aris juga mengetahuinya tetapi Aris

tidak pernah menanyakan kepada saksi Rinawati dan tidak pernah

mengancam lagi kepada saksi Rinawati;

- Bahwa saksi Rinawati menyatakan dengan tegas di persidangan

bahwa Yanto, Pak Jamal, Isteri Pak Jamal maupun Ibu Mimi Yarti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

tidak pernah mengancam saksi Rinawati untuk bercerita kepada

Polisi sesuai dengan keterangan saksi Rinawati di Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) Polisi;

- Bahwa Pak Jamal tidak pernah mengajari atau mendikte saksi

untuk bercerita begini atau begitu kepada Polisi;

- Bahwa benar, saksi Jamal pernah menanyakan Rinawati apa tidak

- Bahwa selama Rinawati tinggal di rumah saksi Jamal, Rinawati

tidur bersama anak- anak saksi yang juga perempuan semuanya di

dalam kamar tidur dan saksi juga memberi makan dan bahkan saksi

Jamal berniat menyekolahkan Rinawati kalau Rinawati tidak mau

pulang ke orang tuanya;

- Bahwa saksi Jamal tidak pernah memaksa ataupun mengancam

Rinawati untuk tinggal di rumah saksi karena saksi tidak punya

kepentingan apa- apa;

- Bahwa Aris bertempat tinggal di gudang penampungan kayu milik

saksi Jamal di Jambu-jambu dekat Kantor Bupati dan Aris tidak

pernah tidur di rumah saksi Jamal karena saksi Jamal mempunyai

anak perempuan;

- Bahwa selama Rinawati ada di rumah saksi Jamal, saksi Jamal

tidak pernah melihat Rinawati berduaan dengan Aris karena

Rinawati selalu bersama dengan Isteri dan anak- anak saksi;

Bilamana Judex` Factie memuat lengkap dan

mempertimbangkan secara cermat keterangan saksi Rinawati, saksi

Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti

Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi Hardilan dan

keterangan Terdakwa di atas dalam putusannya, maka akan

memperoleh keyakinan bahwa benar Terdakwa melakukan

persetubuhan terhadap Rinawati (anaknya) sejak tahun 2004 sampai

dengan tahun 2007 seperti yang diterangkan oleh Rinawati kepada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Penyidik dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) karena di

persidangan saksi korban Rinawati yang mengakui di persidangan

bahwa ketika menerangkan peristiwa perbuatan Terdakwa

menyetubuhi saksi korban Rinawati dengan kekerasan atau ancaman

kekerasan di hadapan Penyidik dengan tidak ada paksaan, tekanan atau

ancaman dan begitu juga ketika saksi Rinawati bercerita kepada saksi

Jamal bin Nursit, Siti Hajar, Mimi Yarti dan yang lainnya dilakukan

dengan kesadaran diri yang penuh, tanpa ada paksaan maupun

ancaman dan saksi korban Rinawati mengakui tidak pernah diajari oleh

saksi Jamal bin Nursit, Siti Hajar, Mimi Yarti untuk mengarang cerita

persetubuhan yang dilakukan Terdakwa adalah suatu fakta hukum dan

saksi Widayanto alias Yanto tidak pernah mengajari saksi korban

Rinawati untuk bercerita perbuatan Terdakwa menyetubuhi saksi

korban Rinawati sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, hal ini

terlihat di persidangan pada tanggal 10 Desember 2007 saksi korban

Rinawati telah menerangkan bahwa setelah saksi Rinawati melaporkan

Terdakwa ke Polisi, saksi di jemput oleh Aris dengan menggunakan

truk dan diantar menuju rumah Pak Jamal dan selama perjalanan dari

Kantor Polisi menuju rumah Pak Jamal tidak ada percakapan dan tidak

ada pertanyaan dari Aris kepada saksi mengenai hasil pemeriksaan

saksi di Polisi dan tidak ada kekhawatiran tentang cerita saksi ke

Polisi. Aris tidak pernah bertanya kepada saksi mengenai hasil

pemeriksaan saksi di Polisi kepada saksi, begitu juga Yanto tidak

pernah menanyakan saksi mengenai hasil pemeriksaan atau laporan

saksi di Polisi. Terhadap Yanto, Pak Jamal, Isteri Pak Jamal maupun

Ibu Mimi Yarti tidak pernah mengancam saksi untuk bercerita kepada

Polisi sesuai dengan keterangan saksi di Berita Acara Pemeriksaan

(BAP) Polisi. Dan pada pemeriksaan saksi Rinawati yang kedua oleh

Polisi, Aris juga mengetahuinya tetapi Aris tidak pernah menanyakan

kepada saksi dan tidak pernah mengancam lagi kepada saksi. Sehingga

keterangan saksi korban Rinawati yang telah dinyatakan dalam Berita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Acara Pemeriksaan dihadapan penyidik pada tanggal 07 Agustus 2007

dan tanggal 09 Agustus 2007 yang dinyatakan oleh saksi korban

Rinawati di persidangan adalah benar keterangan saksi korban

Rinawati sendiri yang berasal dari mulut saksi sendiri, dan bersesuaian

dengan keterangan saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah yang telah

melihat sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi anaknya yaitu saksi

Rinawati dengan cara mengintip disela-sela dinding kamar ketika saksi

Widayanto menginap di rumah Terdakwa dan tidur bersama Husin

dengan posisi kamar bersebelahan dengan kamar Terdakwa dan

keadaan rumah Terdakwa saat itu dindingnya masih terbuat dari papan

tersusun miring ( rumah jatah tranmigrasi). Hal ini juga diterangkan

oleh Rinawati bahwa saksi Widayanto alias Yanto pernah menginap di

rumahnya (rumah Terdakwa) adalah saling berhubungan dan sangat

bersesuaian dengan keterangan saksi-saksi yang lain maupun alat bukti

surat serta alat bukti petunjuk. Sehingga diperoleh fakta hukum bahwa

Terdakwa telah melakukan perbuatan persetubuhan terhadap anak

yaitu Rinawati dengan kekerasan atau ancaman kekerasan yang

dilakukan berulang kali dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007;

Bahwa Judex` Factie tidak memuat secara lengkap fakta-fakta

yang dapat dijadikan alat pembuktian yang berasal dari keterangan

saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi Jamal bin

Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi

Hardilan dan keterangan Terdakwa dan kemudian tidak

mempertimbangkan fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang

diperoleh dari pemeriksaan sidang secara cermat di dalam putusannya

serta mengabaikan adanya alat bukti petunjuk yang diperoleh dari alat

bukti yang sah dan diperoleh persesuaian dan saling melengkapi antara

keterangan saksi-saksi dan alat bukti surat tersebut maka Judex` Factie

tidak menerangkan sebagaimana mestinya Pasal 1 butir 27, Pasal 163,

Pasal 185 ayat (6), Pasal

Judex` Factie tidak menerapkan hukum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

pembuktian secara tepat/ benar yaitu pengadilan tidak memuat

keterangan saksi-saksi secara lengkap dan tidak menggunakannya

sebagai dasar di dalam pertimbangan putusannya serta tidak

menggunakan alat bukti petunjuk sehingga membebaskan Terdakwa

dari segala dakwaan Penuntut Umum yaitu dakwaan Primair, dakwaan

Subsidair, dakwaan Lebih Subsidair, dakwaan Lebih Subsidair Lagi,

dan dakwaan Lebih - Lebih Subsidair, karena keterangan saksi korban

dan saksi-saksi lainnya juga keterangan Terdakwa tesebut maka Judex`

Factie tidak akan membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan

Penuntut Umum yaitu dakwaan Primair, dakwaan Subsidair, dakwaan

Lebih subsidair, dakwaan lebih subsidair lagi, dan dakwaan lebih-lebih

subsidair. Dan sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI.

No.1295 K/Pid /1985, Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. No.275

K/Pid /1983 tanggal 15 Desember 1983 dan Yurisprudensi No.1 K/Pid

/2000 tanggal 22 September 2000, beralasan bagi Pemohon Kasasi/

Jaksa/ Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Tanjung Selor

mengajukan kasasi atas putusan bebas yang tidak murni tersebut;

b. Bahwa Judex` Factie telah keliru dan salah menerapkan hukum atau

menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana mestinya, yakni sesuai

dengan ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP, Surat Putusan

mengenai fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh dari

pemeriksaan di persidangan yang menjadi dasar penentuan kesalahan

Judex` Factie dalam putusannya a quo tidak

menerapkan ketentuan hukum Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP

sebagaimana mestinya yaitu tidak memasukkan atau memuat secara benar

fakta-fakta dan keadaan yaitu segala apa yang ada dan apa yang

diketemukan di persidangan Pengadilan, antara lain alat bukti keterangan

saksi dan surat, karena Judex` Factie di dalam putusan a quo hanya

mengambil sebagian fakta-fakta persidangan sebagai bahan pertimbangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

dalam memutuskan perkara Terdakwa. Dan tidak memuat secara lengkap

fakta-fakta yang dapat dijadikan alat pembuktian yang berasal dari

keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi

Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa,

saksi Hardilan dan keterangan Terdakwa kemudian tidak

mempertimbangkan fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang

diperoleh dari pemeriksaan di persidangan secara cermat di dalam

putusannya serta mengabaikan adanya alat bukti petunjuk yang diperoleh

dari alat bukti yang sah dan diperoleh persesuaian dan saling melengkapi

antara keterangan saksi-saksi dan alat bukti surat di atas dalam

putusannya, sebagaimana tersebut dalam pertimbangannya di persidangan,

maka akan memperoleh keyakinan bahwa benar Terdakwa melakukan

persetubuhan terhadap Rinawati (anaknya) sejak tahun 2004 sampai

dengan tahun 2007 seperti yang diterangkan oleh Rinawati kepada

penyidik dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) karena di persidangan

saksi korban Rinawati yang mengakui bahwa ketika menerangkan

peristiwa perbuatan Terdakwa menyetubuhi saksi korban Rinawati dengan

kekerasan atau ancaman kekerasan di hadapan penyidik dengan tidak ada

paksaan, tekanan atau ancaman dan begitu juga ketika bercerita kepada

saksi Jamal bin Nursit, Siti Hajar, Mimi Yarti dan yang lainnya dilakukan

dengan kesadaran diri yang penuh, tanpa ada paksaan maupun ancaman

dan saksi korban Rinawati mengakui tidak pernah diajari oleh saksi Jamal

bin Nursit, Siti Hajar, Mimi Yarti untuk mengarang cerita persetubuhan

yang dilakukan Terdakwa adalah suatu fakta hukum dan saksi Widayanto

alias Yanto tidak pernah mengajari saksi korban Rinawati untuk bercerita

perbuatan Terdakwa menyetubuhi saksi korban Rinawati sejak tahun 2004

sampai dengan tahun 2007 yang hanya dalam waktu semalam secara

detail;

Dengan demikian Judex` Factie telah salah melakukan yaitu tidak

menerapkan atau menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana

mestinya, yakni dalam hal:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

1) Tidak memperhatikan dan tidak mempertimbangkan seluruh

keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin yang telah diberikan di

persidangan dan keterangan yang diberikan dalam acara konfrontir

maupun keterangan saksi Rinawati yang diterangkan dalam Berita

Acara Pemeriksaan (BAP) tanggal 7 dan 9 Agustus 2007 sebagaimana

dimaksud dengan Pasal 163 jo Pasal 185 ayat (6) KUHAP;

2) Tidak memperhatikan dan tidak mempertimbangkan seluruh

keterangan saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah yang melihat sendiri

perbuatan Terdakwa menyetubuhi anaknya (Rinawati), saksi Jamal bin

Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi

Hardilan yang telah diberikan di persidangan dengan di bawah sumpah

yang mengetahui perbuatan Terdakwa menyetubuhi anaknya

(Rinawati) dari keterangan saksi Rinawati sendiri yang mana

keterangan satu sama lain adalah sama dan sesuai dengan keterangan

saksi Rinawati dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Dan juga

keterangan Terdakwa di persidangan yang mengindikasikan dan

memberikan petunjuk akan kebenaran perbuatan Terdakwa tersebut;

3) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, Judex` Factie

dengan tidak sungguh-sunggguh memperhatikan ketentuan Pasal 185

ayat (6) KUHAP yakni:

a) Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain:

Judex` Factie tidak mempertimbangkan persesuaian dan yang

saling berkesinambungan antara keterangan saksi Widayanto Alias

Yanto bin Pirah dengan keterangan saksi Jamal bin Nursit, saksi

Jurianto alias Boyni, saksi Darsono bin Sardi, saksi Siti Hajar,

saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi Hardilan dan saksi

Rinawati;

b) Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain:

Judex` Factie tidak mempertimbangkan di dalam putusannya

antara keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali

Mustofa, saksi Hardilan dan keterangan Terdakwa;

c) Alasan yang dipergunakan oleh saksi untuk memberikan

keterangan yang tertentu;

Terhadap keterangan saksi Rinawati yang menerangkan isi

materi dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) penyidikan adalah

tidak benar, dengan alasan keterangan tersebut diberikan oleh saksi

Rinawati berasal dari ajaran saksi Widayanto, yang telah

mengajarinya di malam hari sebelum lapor ke Polisi dan saksi

Rinawati mendapat ancaman dari Aris untuk melaporkan Terdakwa

dengan tuduhan menyetubuhi saksi Rinawati. Keterangan tesebut

tersanggah, dalam pemeriksaan saksi Widayanto alias Yanto bin

Pirah di persidangan dan di bawah sumpah telah menerangkan

saksi Widayanto tidak pernah mengajari Rinawati dan saksi

Widayanto pernah melihat sendiri perbuatan Terdakwa

menyetubuhi anaknya sendiri (Rinawati) ketika saksi Widayanto

menginap di rumah Terdakwa dan tidur di kamar sebelah kamar

Terdakwa bersama Husin. Hal ini juga diperkuat dengan

keterangan saksi Rinawati sendiri bahwa setelah selesai dari

pemeriksaan Polisi, saat itu saksi Rinawati di jemput oleh Aris

dengan menggunakan truk dan diantar menuju rumah saksi Jamal

dan selama perjalanan dari kantor Polisi menuju rumah saksi Jamal

tidak ada percakapan dan tidak ada pertanyaan dari Aris kepada

saksi Rinawati mengenai hasil pemeriksaan saksi Rinawati di

Polisi seperti apa yang telah dilaporkan atau apa keterangan saksi

Rinawati kepada Polisi? Dan tidak ada kekhawatiran tentang cerita

saksi Rinawati kepada Polisi. Pada pemeriksaan saksi Rinawati

oleh Polisi yang kedua, Aris juga mengetahuinya tetapi Aris tidak

pernah menanyakan kepada saksi Rinawati dan tidak pernah

mengancam lagi kepada saksi Rinawati dan terhadap saksi

Widayanto alias Yanto, saksi Jamal, saksi Siti Hajar (isteri Pak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Jamal) maupun ibu Mimi Yarti tidak pernah mengancam saksi

Rinawati untuk bercerita kepada Polisi sesuai dengan keterangan

saksi Rinawati di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polisi. Hal ini

sangat tidak logis dan tidak wajar, karena apabila benar bahwa Aris

melakukan ancaman kepada saksi Rinawati untuk melaporkan

Terdakwa ke Polisi, berarti Aris memiliki kepentingan dan

semestinya pada setiap kesempatan, Aris akan selalu menanyakan

kepada saksi Rinawati mengenai laporan saksi Rinawati kepada

Polisi baik mengenai materi laporannya maupun perkembangan

laporannya (apakah sudah sesuai atau tidak dengan yang

diinginkan Aris). Judex` Factie seharusnya mempertimbangkan

alasan tersebut dan menilainya dengan cermat berdasarkan

ketentuan Pasal 163 KUHP dan bukannya menerima mentah-

mentah dan justru lebih mempertimbangkan keterangan saksi yang

tidak di bawah sumpah;

d) Cara hidup dan kesusilaan serta segala sesuatu yang pada

umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu

dipercaya;

Bahwa saksi Rinawati binti Ngatemin adalah anak kandung

dari Terdakwa dan ketika isteri pertama Terdakwa yang bernama

Rusmini (ibu kandung saksi korban Rinawati) meninggal dunia

tahun 1994, Terdakwa yang telah memiliki seorang anak (yaitu

saksi korban Rinawati) menikah lagi dengan seorang janda

bernama Fatimah (ibu tiri saksi korban Rinawati sekarang) yang

telah memiliki 6 (enam) orang anak. Hal ini bisa dilihat,

pernikahan ibu tiri saksi korban Rinawati dengan Terdakwa

tersebut lebih di titik beratkan pada pertimbangan ekonomi. Dan

saat ini saksi korban Rinawati adalah sebatang kara, atau seorang

diri, tidak tahu mengenai sanak keluarganya yang memiliki

hubungan atau bertalian darah dengannya baik kakek-nenek,

paman tante maupun sepupunya tidak diketahui jati dirinya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

maupun keberadaannya. Dan sekarang ini, saksi korban Rinawati

tinggal bersama ibu tirinya bernama Fatimah dan Paman tirinya

bernama Sdr. Abdul Saad B. di daerah Baratan setelah ibu tiri

tersebut berhasil membawa saksi korban Rinawati dari rumah saksi

Jamal hingga sekarang ini baik langsung maupun tidak langsung

masih dalam pengaruh tekanan psikologis Terdakwa;

Judex` Factie tidak menggali, menilai secara arif dan

bijaksana untuk mempertimbangkan alat bukti petunjuk yang

diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Jaksa/ Penuntut Umum atau hasil

penggaliannya sendiri yang diperoleh dari keterangan saksi

Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto, saksi Jamal bin Nursit,

saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi

Hardilan, saksi a de charge Husin dan keterangan Terdakwa serta

alat bukti surat, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 188

KUHAP;

Judex` Factie membuat pertimbangan sebagai dasar

putusannya berdasarkan fakta yang tidak pernah ada di persidangan

dan tidak berdasarkan dari seluruh fakta yang terungkap di

persidangan, keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh dari

pemeriksaan di sidang sebagai dasar penentuan kesalahan

Terdakwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197 ayat (1) huruf

saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto, saksi Jamal bin

Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi

Hardilan dan keterangan Terdakwa dan alat bukti petunjuk seperti

tersebut di atas;

Bahwa Judex` Factie yang berkesimpulan bahwa perbuatan

melawan hukum Terdakwa tidak terbukti adalah karena Judex`

Factie memer iksa dan mengadili Terdakwa tidak menerapkan

ketentuan Pasal 163, Pasal 185 ayat (6), Pasal 188, Pasal 197 ayat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh atau terungkap di

persidangan maka putusan Judex` Factie tidak memenuhi keten

197 ayat (2) maka mengakibatkan putusan Judex` Factie batal

demi hukum;

7. Amar Putusan Kasasi Mahkamah Agung

Putusan Mahkamah Agung Nomor 960 K/Pid.Sus/2008

MENGADILI

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: JAKSA/

PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI TANJUNG SELOR

tersebut;

Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tanjung Selor

No.152/Pid.B/2007/PN/Tg.Slr. tanggal 14 Pebruari 2008;

MENGADILI SENDIRI

a. Menyatakan terdakwa Ngatemin bin Sarimin tersebut terbukti dengan sah

SENGAJA MELAKUKAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN

KEKERASAN MEMAKSA ANAK MELAKUKAN PESETUBUHAN

DENGANNYA YANG DILAKUKAN BERULANG KALI YANG

MANA PERBUATAN ITU MERUPAKAN PERBARENGAN

BEBERAPA PERBUATAN YANG HARUS DIPANDANG SEBAGAI

PERBUATAN YANG BERDIRI SENDIRI SEHINGGA MERUPAKAN

b. Menghukum oleh karena itu Terdakwa dengan pidana penjara selama 12

(dua belas) tahun dan denda sebesar Rp 60.000.000,- (enam puluh juta

rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar akan diganti

dengan pidana kurungan selama 5 (lima) bulan;

c. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

d. Menetapkan Terdakwa segera ditahan;

Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat pengadilan

kepada Termohon Kasasi/ Terdakwa yang dalam tingkat Kasasi ini

ditetapkan sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).

8. Pembahasan

Sebelum membahas tentang pengesampingan Judex` Factie terhadap

alat bukti petunjuk berupa BAP saksi korban sebagai dasar Penuntut Umum

mengajukan kasasi terhadap putusan bebas, penulis akan menjelaskan sedikit

mengenai putusan bebas. Putusan bebas diatur dalam Pasal 191 ayat (1)

pemeriksaan di siding, kesalahan terdakwa atau perbuatan yang didakwakan

kepada terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan maka terdakwa

putusan bebas, yaitu putusan bebas murni yang artinya putusan akhir dimana

hakim mempunyai keyakinan mengenai tindak pidana yang didakwakan

kepada terdakwa adalah tidak terbukti, dan putusan bebas tidak murni yang

artinya putusan dalam hal batalnya dakwaan secara terselubung atau

ketidakterbuktiannya apa yang dimuat dalam surat tuduhan. Di dalam

peradilan pidana terhadap pihak-pihak yang tidak puas dapat dilakukan upaya

hukum, baik itu upaya hukum biasa maupun upaya hukum luar biasa

sebagaimana diatur dalam Bab XVII dan XVIII UU No. 8 Tahun 1981 tentang

Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. Untuk putusan bebas

sesungguhnya tidak dapat dilakukan upaya hukum apapun, ketentuan ini

perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain

selain dari pada Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat

mengajukan permintaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap

mengajukan permohonan kasasi pada Mahkamah Agung. Di dalam pasal 253

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

ayat (1) KUHAP dimuat alasan-alasan untuk mengajukan permohonan kasasi

yang isinya sebagai berikut :

a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan

sebagaimana mestinya ;

b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan

undang-undang;

c. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.

Alasan yang diajukan oleh Jaksa/ Penuntut Umum mengajukan kasasi

adalah dikarenakan Hakim pada Pengadilan Negeri Tanjung Selor

mengesampingkan keterangan para saksi yang sebenarnya dapat menjadi alat

bukti yang kuat, sehingga terdakwa dalam kasus persetubuhan anak di bawah

umur yaitu Ngatemin bin Sarimin ini seharusnya dinyatakan bersalah dan

terbukti secara sah telah melakukan perbuatan persetubuhan terhadap anak

kandungnya sendiri yaitu Rinawati binti Ngatemin, dan dijatuhi hukuman

pidana.

B. Argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menilai

permohonan kasasi Penuntut Umum terhadap putusan bebas

dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur

1. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung

berpendapat:

Mengenai alasan-alasan ke- 1 dan ke- 2 :

Bahwa alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena Judex`

Factie salah menerapkan hukum dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai

berikut:

a. Bahwa meskipun korban yang merupakan anak kandung Terdakwa

mengaku diperkosa Aris namun dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ia

ketika pertama kali diperiksa menyatakan diperkosa Bapaknya/Terdakwa.

Keterangan tersebut yang diberikan tanpa tekanan atau paksaan sehingga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

merupakan petunjuk atas kebenarannya, bersesuaian dengan keterangan-

keterangan saksi-saksi yang didengar di bawah sumpah:

1) Widayanto bin Pirah yang melihat dengan mata kepalanya sendiri

Terdakwa memperkosa anaknya Rinawati di rumah Terdakwa;

2) Bahwa saksi ketika itu melihat dengan cara mengintip kamar

Terdakwa yang saksi lihat Terdakwa dalam posisi menindih Rinawati

di lantai kamar Terdakwa;

3) Jamal bin Nursit menerangkan Rinawati bercerita padanya bahwa

Rinawati diperkosa bapaknya dan sudah sejak kelas IV disetubuhi

bapaknya dan diancam akan dibunuh, karena sudah tidak tahan

Rinawati akhirnya menginap di rumah saksi tetapi akhirnya di jemput

lagi oleh ibu tirinya, meskipun Rinawati tidak mau diajak pulang;

4) Meskipun keterangan saksi Jamal berasal dari keterangan korban

Rinawati hal itu bersesuaian dengan keterangan yang diberikan

Rinawati kepada saksi Siti Hajar ketika Rinawati menginap di

rumahnya, bahwa Rinawati diperkosa oleh Terdakwa, bapaknya,

keterangan tersebut diperkuat oleh keterangan saksi Mimi Yarti yang

menerangkan hal yang sama yaitu bahwa Rinawati telah diperkosa

oleh Bapaknya sendiri;

5) Apa yang di terangkan oleh korban Rinawati kepada para saksi di atas

dibuktikan kebenarannya berdasarkan laporan korban Rinawati sendiri

kepada Polres Bulungan pada tanggal 7 Agustus 2007 yang di terima

Ali Mustofa Anggota Polri yang menerima laporan korban, yang

kemudian saksi membawa Rinawati untuk di visum, kemudian saksi

membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) berdasarkan keterangan

Rinawati sendiri bahwa ia telah diperkosa oleh Terdakwa Ngatemin,

Bapaknya sendiri;

b. Bahwa meskipun korban kemudian mencabut laporannya dan kemudian

merubah keterangannya bahwa ia tidak diperkosa oleh Terdakwa namun

dipaksa Aris pacarnya, namun keterangan tersebut dan pencabutan laporan

pengaduannya adalah atas pengaruh dan tekanan Terdakwa dan ibunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

karena saksi korban masih tinggal bersama mereka ataupun berada di

bawah pengaruh mereka;

Menimbang, bahwa dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut di

atas, maka Mahkamah Agung berpendapat permohonan kasasi dari

Pemohon Kasasi/ Jaksa/Penuntut Umum dapat dikabulkan karena

perbuatan Terdakwa memenuhi unsur Pasal 81 ayat (1) Undang- Undang

No.23 Tahun 2002 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP, oleh karena itu Terdakwa

terbukti Melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan Primair

sehingga Terdakwa harus dipidana;

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana Mahkamah Agung

akan mempertimbangkan hal - hal yang memberatkan dan yang

meringankan;

Hal-hal yang memberatkan:

a. Terdakwa sebagai orang tua kandung dari saksi korban Rinawati,

seharusnya memberikan pengayoman dan perlindungan terhadap anak

kandung Terdakwa yaitu saksi korban Rinawati tetapi Terdakwa malah

berbuat sebaliknya dengan menyetubuhi saksi korban Rinawati;

b. Perbuatan Terdakwa mengakibatkan saksi korban Rinawati binti

Ngatemin mengalami trauma psikis;

c. Terdakwa telah mempersulit jalannya persidangan dengan memberikan

keterangan yang berbelit-belit;

Hal-hal yang meringankan:

a. Terdakwa belum pernah dihukum;

b. Terdakwa bersikap sopan di persidangan;

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan yang diuraikan di atas

Mahkamah Agung berpendapat, bahwa putusan Pengadilan Negeri

Tanjung Selor No.152/Pid.B/2007/PN.Tg.Slr. tanggal 14 Pebruari 2008

tidak dapat dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan dan

Mahkamah Agung akan mengadili sendiri perkara tersebut, seperti tertera

di bawah ini;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi Jaksa/ Penuntut

Umum dikabulkan dan Terdakwa dinyatakan bersalah serta di jatuhi

pidana, maka biaya perkara pada semua tingkat peradilan dibebankan

kepada Terdakwa;

Memperhatikan Undang-Undang No.4 Tahun 2004, Undang-

Undang No.8 Tahun 1981 dan Undang- Undang No.14 Tahun 1985

sebagaimana yang telah diubah dengan Undang- Undang No.5 Tahun

2004 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang No.3 Tahun 2009

serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

2. Amar Putusan Mahkamah Agung

Putusan Mahkamah Agung Nomor 960 K/Pid.Sus/2008

MENGADILI

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: JAKSA/

PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI TANJUNG

SELOR tersebut;

Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tanjung Selor

No.152/Pid.B/2007/PN/Tg.Slr. tanggal 14 Pebruari 2008;

MENGADILI SENDIRI

a. Menyatakan terdakwa Ngatemin bin Sarimin tersebut terbukti dengan sah

dan meyakinkan telah

SENGAJA MELAKUKAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN

KEKERASAN MEMAKSA ANAK MELAKUKAN PESETUBUHAN

DENGANNYA YANG DILAKUKAN BERULANG KALI YANG

MANA PERBUATAN ITU MERUPAKAN PERBARENGAN

BEBERAPA PERBUATAN YANG HARUS DIPANDANG SEBAGAI

PERBUATAN YANG BERDIRI SENDIRI SEHINGGA MERUPAKAN

b. Menghukum oleh karena itu Terdakwa dengan pidana penjara selama 12

(dua belas) tahun dan denda sebesar Rp 60.000.000,- (enam puluh juta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar akan diganti

dengan pidana kurungan selama 5 (lima) bulan;

c. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

d. Menetapkan Terdakwa segera ditahan;

Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat pengadilan kepada

Termohon Kasasi/ Terdakwa yang dalam tingkat Kasasi ini ditetapkan

sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).

3. Pembahasan

Penulis dapat menyimpulkan bahwa argumentasi hukum Hakim

Mahkamah Agung dalam menilai permohonan pengajuan kasasi diatas

sependapat dengan Penuntut Umum, yang menyatakan bahwa benar Judex

Factie` tidak menerapkan peraturan hukum atau menerapkan peraturan hukum

tidak sebagaimana mestinya seperti yang tertuang dalam Pasal 253 ayat (1) a

KUHAP, yaitu mengesampingkan alat bukti petunjuk berupa BAP saksi

korban.

Terhadap alasan-alasan permohonan kasasi yang diajukan oleh

Penuntut Umum, Hakim Mahkamah Agung telah membenarkan alasan-alasan

tersebut, oleh karena Judex` Factie telah salah dalam menerapkan hukum.

Alasan-alasan yang dibenarkan oleh Mahkamah Agung antara lain adalah :

a. Bahwa benar korban yang merupakan anak kandung Terdakwa mengaku

diperkosa Aris namun dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ia ketika

pertama kali diperiksa menyatakan diperkosa Bapaknya/Terdakwa.

Keterangan tersebut yang diberikan tanpa tekanan atau paksaan sehingga

merupakan petunjuk atas kebenarannya, bersesuaian dengan keterangan-

keterangan saksi-saksi yang didengar di bawah sumpah:

1) Widayanto bin Pirah yang melihat dengan mata kepalanya sendiri

Terdakwa memperkosa anaknya Rinawati di rumah Terdakwa;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

2) Bahwa saksi ketika itu melihat dengan cara mengintip kamar

Terdakwa yang saksi lihat Terdakwa dalam posisi menindih Rinawati

di lantai kamar Terdakwa;

3) Jamal bin Nursit menerangkan Rinawati bercerita padanya bahwa

Rinawati diperkosa bapaknya dan sudah sejak kelas IV disetubuhi

bapaknya dan diancam akan dibunuh, karena sudah tidak tahan

Rinawati akhirnya menginap di rumah saksi tetapi akhirnya di jemput

lagi oleh ibu tirinya, meskipun Rinawati tidak mau diajak pulang;

4) Meskipun keterangan saksi Jamal berasal dari keterangan korban

Rinawati hal itu bersesuaian dengan keterangan yang diberikan

Rinawati kepada saksi Siti Hajar ketika Rinawati menginap di

rumahnya, bahwa Rinawati diperkosa oleh Terdakwa, bapaknya,

keterangan tersebut diperkuat oleh keterangan saksi Mimi Yarti yang

menerangkan hal yang sama yaitu bahwa Rinawati telah diperkosa

oleh Bapaknya sendiri;

5) Apa yang di terangkan oleh korban Rinawati kepada para saksi di atas

dibuktikan kebenarannya berdasarkan laporan korban Rinawati sendiri

kepada Polres Bulungan pada tanggal 7 Agustus 2007 yang di terima

Ali Mustofa Anggota Polri yang menerima laporan korban, yang

kemudian saksi membawa Rinawati untuk di visum, kemudian saksi

membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) berdasarkan keterangan

Rinawati sendiri bahwa ia telah diperkosa oleh Terdakwa Ngatemin,

Bapaknya sendiri;

b. Bahwa benar korban kemudian mencabut laporannya dan kemudian

merubah keterangannya bahwa ia tidak diperkosa oleh Terdakwa namun

dipaksa Aris pacarnya, namun keterangan tersebut dan pencabutan laporan

pengaduannya adalah atas pengaruh dan tekanan Terdakwa dan ibunya

karena saksi korban masih tinggal bersama mereka ataupun berada di

bawah pengaruh mereka.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan di dalam hasil penelitian dan

pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita

Acara Pemeriksaan saksi korban sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan

kasasi terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di

bawah umur bertentangan dengan ketentuan Pasal 244 KUHAP. Dalam Pasal

244 KUHAP menerangkan bahwa terhadap putusan bebas tidak dapat

diajukan upaya hukum apapun, namun demi keadilan maka dapat diajukan

upaya hukum Kasasi apabila Jaksa/ Penuntut Umum dapat membuktikan

bahwa Judex` Factie telah keliru dalam menerapkan aturan hukum, sehingga

Mahkamah Agung yang berwenang untuk memutus perkara ini.

2. Argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menilai permohonan

kasasi Penuntut Umum terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan

dengan anak di bawah umur yang terjadi di Desa Wonomulyo oleh tersangka

Ngatemin bin Sarimin berpendapat sama dengan Jaksa/ Penuntut Umum yang

telah mengajukan permohonan kasasi, bahwa dinilai Judex` Factie telah salah

dalam menerapkan peraturan hukum atau tidak sebagaimana mestinya dalam

menerapkan peraturan hukum. Dalam putusan Pengadilan Negeri Tanjung

Selor No.152/Pid.B/2007/PN.Tg.Slr Judex` Factie mengesampingkan alat

bukti petunjuk berupa berita acara pemeriksaan saksi korban, sehingga

tersangka Ngatemin bin Sarimin dinyatakan tidak bersalah dan bebas atas

tuduhan yang didakwakan oleh Jaksa/ Penuntut Umum.

B. SARAN

1. Dalam perkara ini si korban masih merupakan anak di bawah umur, maka

pada saat proses persidangan berlangsung anak harus mendapat pendampingan

dari orang tua atau dari walinya supaya perasaan anak tidak menjadi tertekan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

karena berhadapan dengan hukum, proses persidangan bisa berjalan dengan

lancar, dan anak dapat memberi keterangan dengan jelas dan benar.

2. Perlunya peranan dari lembaga psikologis atau bimbingan anak untuk

memberikan bantuan kepada korban supaya tidak mengalami trauma

berkepanjangan atau malu terhadap dirinya sendiri.

3. Diperlukannya penyuluhan hukum oleh aparat yang terkait tentang masalah

kekerasan terhadap anak khususnya pemerkosaan yang marak terjadi, supaya

setiap warga lebih berhati- hati dalam menjaga dan mendidik anak-anaknya

dari usia dini, dan dapat mengurangi tingginya tingkat tindak pidana

pemerkosaan pada anak.

4. Diharapkan kepada masyarakat terutama orang tua untuk lebih meningkatkan

pengawasan dan kontrol sosial terhadap anaknya dalam lingkungan dan

pergaulan sekitar.