STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. K, 26 TAHUN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KIAJARAN WETAN INDRAMAYU
TAHUN 2011
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Program Studi Diploma III Kebidanan
Oleh :
RESTI INDRIATINIM R.09.03.099
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
2012
PERNYATAAN PENGESAHAN
Laporan Studi Kasus ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim
Penguji Ujian Studi Kasus Program Studi Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu.
Indramayu, Februari 2012
Ketua
( Dewi Stia M, S.ST )
Anggota Anggota
(Hj. Tjartini, S.ST) (Hj. Nurnaenah, S.ST)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan
(Eryati, S.ST)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
: RESTI INDRIATI
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 29 November 1990
: Islam
: Jalan Cumi-cumi X no 134/135 Rt/Rw 03/07
Desa Pabean Udik Kecamatan/Kabupaten Indramayu
Pendidikan :
TK Kartika III – XVIII Kab Indramayu Lulus Tahun 1997
SD Negeri Paoman 6 Kab Indramayu Lulus Tahun 2003
SMP Negeri Unggulan Sindang Kab Indramayu Lulus Tahun 2006
SMA Negeri I Jatibarang Kab Indramayu Lulus Tahun 2009
Tercatat sebagai Mahasiswi Program Studi Diploma III Kebidanan
STIKes Indramayu Tahun 2009 sampai sekarang
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Studi Kasus yang berjudul “ Asuhan
Kebidanan Komprehensif pada Ny. K 26 Tahun di Wilayah Kerja
Puskesmas Kiajaran Wetan Kabupaten Indramayu Tahun 2011” yang
diajukan guna memenuhi salah satu tugas pada Program Studi
Diploma III Kebidanan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Studi
Kasus ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Drs. H. Turmin, Bsc, Pengurus Yayasan Indra Husada
Indramayu
2. Lily Yulaikhah, S.Si.T, M.Keb, Ketua STIKes Indramayu.
3. Eryati, S.S.T, Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan
STIKes Indramayu.
4. Hj. Tjartini, S.S.T, selaku Pembimbing 1 yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan
Studi Kasus ini.
5. Hj. Nurnaenah, S.S.T, selaku Bidan Koodinator Puskesmas
Kiajaran Wetan sekaligus Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan
Studi Kasus.
6. dr. H. Kikim. A. Irawan, Kepala Puskesmas Kiajaran Wetan.
7. Seluruh Bidan dan Staf Puskesmas Kiajaran Wetan yang
telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan studi
kasus ini.
8. Seluruh Dosen Diploma III Kebidanan STIKes Indramayu yang
telah membekali ilmu kepada penulis yang sangat
bermanfaat.
9. Ny. K beserta keluarga yang memberikan kepercayaan dan
bersedia menjadi klien.
10. Papah dan Mamah tercinta yang telah memberikan semua
kasih sayangnya untuk penulis yang tiada batasnya dan
tanpa pamrih, semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
11. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan
dukungan dan semangat dalam menyusun Laporan Studi Kasus
ini.
Penulis menyadari studi kasus ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi penulisan studi kasus
selanjutnya. Semoga Laporan Studi Kasus ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan penulis pada khususnya.
Indramayu, Januari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................ ii
PERNYATAAN PENGESAHAN ............................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................. iv
KATA PENGANTAR ................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN................................ vii
DAFTAR ISI ....................................... viii
DAFTAR TABEL ...................................... x
DAFTAR SINGKATAN .................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................... 1
B. Rumusan Masalah................................. 4
C. Tujuan ......................................... 4
D. Ruang Lingkup................................... 5
E. Manfaat Penelitian ............................ 6
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan ......................................... 8
B. Persalinan ........................................ 30
C. Nifas .........................................44
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil .................. 65
B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin................. 76
C. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Post Partum.............. 89
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir.............. 104
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kehamilan ........................................ 125
B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin................. 129
C. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas ................... 133
D. Bayi Baru Lahir.................................... 133
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................ 135
B. Saran ........................................137
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ukuran Tinggi Fundus Uteri Sesuai Usia Kehamilan
....................................................21
Tabel 2.2 Bagan Pemberian Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) 22
Tabel 2.3 Tinggi Fundus Uterus dan Berat Uterus Menurut Masa
Involusi............................................ 45
Tabel 2.4 Kunjungan Masa Nifas...................... 50
Tabel 2.5 Jenis Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I).............................................. 61
Tabel 2.6 Jadwal Imunisasi.......................... 62
DAFTAR SINGKATAN
AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome
AKB : Angka Kematian Bayi
AKI : Angka Kematian Ibu
ANC : Antenatal Care
APD : Alat Perlindungan Diri
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
BCG : Basil Calmette Guerin
BOK : Bantuan Operasional Kesehatan
BPS : Bidan Praktik Swasta
DJJ : Denyut Jantung Janin
DPT : Dipteri Pertusis Tetanus
DRA : Diastasis Rectus Abdominalis
DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi
H : Hodge
Hb : Haemoglobin
HB0 : Hepatitis B0
HIV : Human Immunodeficiency Virus
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
ISPA : infeksi saluran pernapasan akut
IUFD : Intra Uterin Fetal Death
IM : Intra Muscular
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
IU : International Unit
KB : Keluarga Berencana
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KN : Kunjungan Neonatal
LILA : Lingkar Lengan Atas
MDGs : Millenium Development Goals
PAP : Pintu Atas Panggul
PD3I : Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
PMS : Penyakit Menular Seksual
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi
PTT : Penegangan Talipusat Terkendali
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
SOAP : Subjektif Objektif Analisa Penatalaksanaan
TBC : Tuberculosis
TBJ : Taksiran Berat Janin
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TP : Taksiran Persalinan
TT : Tetanus Toxoid
WHO : World Health Organization
WIB : Waktu Indonesia bagian Barat
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Klien (Informed Consent)
Lampiran 2. KMS (Kartu Menuju Sehat) Ibu Hamil
Lampiran 3. Partograf
Lampiran 4. Surat Keterangan Kelahiran
Lampiran 5. KMS (Kartu Menuju Sehat) Bayi
Lampiran 6. MTBS
Lampiran 7. Lembar Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Pemberian ASI
Eksklusif
Lampiran 8. Materi Penyuluhan Pemberian ASI Eksklusif
Lampiran 9. Lembar Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tanda Bahay
Nifas
Lampiran 10. Materi Penyuluhan Tanda Bahay Nifas
Lampiran 11. Lembar Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Perawatan
Luka Perinium
Lampiran 12. Materi Penyuluhan Perawatan Luka Perinium
Lampiran 13. Lembar Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Cara Menyusui yang
Baik dan Benar
Lampiran 14. Materi Penyuluhan Cara Menyusui yang Baik dan
Benar
Lampiran 15. Lembar Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tanda Bahaya pada
Bayi Baru Lahir (BBL)
Lampiran 16. Materi Penyuluhan Tanda Bahaya pada Bayi Baru
Lahir (BBL)
Lampiran 17. Lembar Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Kontrasepsi/KB
Lampiran 18. Materi Penyuluhan Kontrasepsi/KB
Lampiran 19. Lembar Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Perawatan
Payudara
Lampiran 20. Materi Penyuluhan Perawatan Payudara
Lampiran 21. Format Bimbingan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Negara miskin dan Negara berkembang, kematian wanita
usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan serta nifas masih tinggi. WHO
memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari
585.000 meninggal saat nifas.
Untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDGs)
yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, perlu upaya percepatan
yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi saat ini, AKI
307 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 34 per 1.000 kelahiran
hidup Menurut Menkes Kementerian Kesehatan telah melakukan
berbagai upaya percepatan penurunan AKI dan AKB antara lain
mulai tahun 2010 meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) ke Puskesmas di Kabupaten/Kota yang difokuskan pada
kegiatan preventif dan promotif dalam program Kesehatan Ibu
dan Anak Kematian Ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan
darah tinggi (preeklampsi/eklampsi saat hamil persalinan dan
nifas serta persalinan macet dan komplikasi keguguran.
Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) dan trauma persalinan (asfiksia). Penyebab
tidak langsung sebagai akar masalah kematian ibu dan bayi
baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti
pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi
serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut
memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut
mengakibatkan kondisi 4 terlambat (terlambat mendeteksi
atau mendiagnosa, terlambat mengambil keputusan,
terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat
mendapatkan pertolongan yang adekuat di tempat rujukan) dan 4
terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, dan
terlalu rapat jarak kelahiran).
Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia, Kementrian Kesehatan menetapkan lima strategi
operasional yaitu penguatan Puskesmas dan jaringannya,
penguatan manajemen program dan system rujukannya,
meningkatkan peran serta masyarakat, kerjasama dan kemitraan,
kegiatan akselerasi dan inovasi tahun 2011 dalam bentuk Desa
Siaga penelitian dan pengembangan inovasi yang terkoordinir.
Laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu tahun
2010 dari 49 Puskesmas yang ada di Indramayu menunjukan bahwa
angka kejadian ibu yang meninggal sebanyak 56 kasus dimana
penyebabnya yaitu karena perdarahan 13 kasus, pre-eklampsi dan
eklampsi sebanyak 18 kasus, infeksi 5 kasus, dan sebab lain 20
kasus. Sedangkan kematian bayi di Indramayu sebanyak 563
kasus, dari sejumlah kasus kematian bayi tersebut terdapat
kematian bayi umur kurang dari 7 hari sebanyak 218 kasus,
kematian bayi umur 7 – 29 hari sebanyak 52 kasus, kematian
bayi umur lebih dari 29 hari 91 kasus dan umur lebih dari 12
bulan sebanyak 26 kasus. Adapun penyebab kematian bayi
tersebut yaitu Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 92 kasus, asfiksia
82 kasus, hipotermi 2 kasus, infeksi 20 kasus, tetanus 6 kasus
dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) 23 kasus, ikterus 5
kasus, diare 23 kasus, Intra Uterin Fetal Death (IUFD) 114 kasus,
bayi lahir mati 62 kasus dan 134 kasus lainnya yaitu karena
sebab lain. (Data Angka Kematian Maternal dan Neonatal Dinas
Kesehatan Kabupaten Indramayu, 2010)
Di Puskesmas Kiajaran Wetan sendiri pada tahun 2010,
tercatat bahwa ada 2 kasus kematian ibu dimana penyebabnya
yaitu dekom dan post SC dengan PEB. Sedangkan kematian bayi
ada 4 kasus, penyebab kematiannya yaitu seluruhnya asfiksia.
(Laporan KIA Puskesmas Kiajaran Wetan, 2010)
Dari data diatas penyebab kematian ibu atau bayi banyak
disebabkan oleh trauma persalinan. Oleh karena itu penulis
ingin meningkatkan pelayanan dalam bidang kesehatan
berperilaku dengan APN/sesuai prosedur, sehingga angka
kematian baik ibu dan bayi dapat diturunkan.
Penyebab kematian maternal dapat dibagi dalam 2 golongan,
yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi-komplikasi
kehamilan, persalinan, dan nifas, dan sebab-sebab yang lain
seperti penyakit jantung, kanker dan sebagainya.
(Prawirohardjo, 2008 : 7)
Dari uraian di atas, banyaknya kematian ibu dan bayi yang
disebabkan oleh beberapa faktor selain penyakit yang meyertai
kehamilan, persalinan juga ada yang disebabkan karena faktor
kelalian penolong atau bidan. Maka, penulis tertarik menyusun
studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan secara Komprehensif
pada Ny. K 23 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kiajaran Wetan
Kabupaten Indramayu tahun 2011”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka rumusan masalahnya adalah
“Bagaimana Asuhan Pelayanan Kebidanan secara Komprehensif
pada Ny. K 23 tahun mulai dari kehamilan 36 minggu,
persalinan, nifas, bayi baru lahir sampai dengan 6 minggu yang
sesuai dengan Standar Asuhan Pelayanan Kebidanan di wilayah
kerja Puskesmas Kiajaran Wetan Kabupaten Indramayu tahun
2011?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Pelayanan Kebidanan secara
komperehensif sesuai standar pelayanan kebidanan pada ibu
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan Varney dan didokumentasikan
dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir (BBL) secara komprehensif melalui
pendekatan manajemen kebidanan dengan pola fakir Varney dan
dituangkan dalam bentuk soap.
b. Mampu menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi
diagnosa masalah pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir (BBL) melalui pendekatan manajemen kebidanan.
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah pada ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir (BBL) secara komprehensif
melalui pendekatan manajemen kebidanan.
d. Mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera pada ibu
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir (BBL) secara
komprehensif melalui pendekatan manajemen kebidanan.
e. Mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada ibu
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir (BBL) secara
komprehensif melalui pendekatan manajemen kebidanan.
f. Mampu mengimplementasikan asuhan pada ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir (BBL) di Puskesmas Kiajaran Wetan
tahun 2010.
g. Mampu mengevaluasi hasil asuhan pada ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir (BBL) secara komprehensif melalui
pendekatan manajemen kebidanan.
h. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan pelayanan kebidanan
dengan metode SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa,
Penatalaksanaan).
D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari laporan studi kasus ini untuk
melakukan asuhan kebidanan yang komprehensif pada Ny. K 23
tahun usia kehamilan 36 minggu, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir di wilayah kerja Puskesmas Kiajaran Wetan Kecamatan
Lohbener Kabupaten Indramayu dari bulan September sampai
dengan Desember 2011.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Pelayanan
Kebidanan serta referensi bagi mahasiswa dalam memahami
pelaksanaan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada ibu
hamil, bersalin, dan nifas.
Dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam
proses perkuliahan serta mampu memberikan asuhan kebidanan
secara berkesinambungan yang bermutu dan berkualitas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Dapat mempraktekkan teori yang didapat secara langsung di
lapangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
b. Bagi Lahan Praktik (Puskesmas)
Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu
pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan
secara komprehensif. Dan untuk tenaga kesehatan dapat
memberikan ilmu yang dimiliki serta mau membimbing kepada
mahasiswa tentang cara memberikan asuhan yang berkualitas.
c. Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna & Wulandari, Diah. 2010. Asuhan Kebidanan.Yogyakarta: Nuha Medika.
Depkes RI, 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JKNP-KR.
, 2011. Kesehatan Ibu dan Anak : JKNP-KR.
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, 2010. Data Angka Kematian Maternaldan Neonatal.
GA, Mandriwati, 2007. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : EGC
, 2008. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta :EGC.
Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 3. Jakarta : MediaAesculapius.
Prawirohardjo, Sarwono, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT BinaPustaka Sarwono Prawirohardjo.
, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo.
Puskesmas Kiajaran Wetan, 2010. Laporan Kematian Ibu dan Bayi.
Saifuddin, AB, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal danNeonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
, 2007. Buku Acuan Nosional Pelayanan Kesehatan Maternal danNeonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saleha, Siti, 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : SalembaMedika.
Salmah, 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.
Sudarti & Khoirunnisa, Endang, 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan AnakBalita.Yogyakarta : Nuha Medika.
Sulistyawati, Ari & Nugraheny, Esti, 2010. Asuhan Kebidanan pada IbuBersalin. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Sumarah, 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitra Maya.
Utami, Roesli. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Ekslusif. Jakarta :Pustaka Bunda.
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakarta : EGC
Yulaikhah, Lily, 2008. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta :EGC.
: Keluarga Berencana
Tanggal : 02 November 2011
: 14.00 WIB
: Rumah Pasien
Sasaran : Ny. K
: Ceramah dan Tanya Jawab
: Peragaan Langsung
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan informasi, ibu mengerti tentang KB.
2. Tujuan Khusus
Membantu ibu dan suami memilih kontrasepsi yang paling sesuai
dengan kondisi suami – istri dan aman bagi ibu menyusui.
B. Materi
Terlampir
C. Daftar Pustaka
Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Depkes RI, 2011:11
MATERI PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA (KB)
Penjarangan kehamilan dilakukan dengan pemberian obat,
pemasangan alat, dan tindakan bedah. Program Keluarga
Berencana sangat dianjurkan untuk pasangan suami istri yang
mempunyai :
1. Keinginan untuk mencegah kehamilan dengan alasan – alasan
pribadi
2. keinginan untuk menjarangkan kehamilan
3. Keinginan untuk membatasi jumlah anak
4. Alasan kesehatan
Manfaat Keluarga Berencana dari segi kesehatan bagi keluarga
adalah :
1. Dengan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu dapat
meningkatkan kesehatannya, baik fisik, mental, maupun
sosial
2. Memberikan kesempatan pada suami untuk meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan fisik, mental dan sosial.
3. Memberikan kesempatan pada anak-anak untuk tumbuh dengan
wajar dan memperoleh pendidikan, perhatian, pemeliharaan,
kecukupan makanan serta memperoleh perkembangan mental
dan sosial yang lebih sempurna.
Macam – Macam Kontrasepsi
Alat kontrasepsi/cara ber-KB bagi suami
Kondom
Dipasang pada alat kelamin suami setiap kali melakukan
hubungan seksual.
Vasektomi
Saluran sperma diikat/dipotong memalui operasi kecil.
Alat kontrasepsi/cara ber-KB bagi istri
Pil
Diminum 1 pil setiap hari secara teratur dan terus-menerus.
Selama ibu meneteki/menyusui, minum pil KB khusus
Suntik
Disuntikan pada pantat/bokong setelah kanan/kiri setiap 1 atau
3 bulan sekali tergantung jenis suntikan.
Implan
Dipasang di lengan atas ibu
Spiral/IUD
Dipasang di dalam rahim hari atau 6-8 minggu setelah
bersalin.
Tubektomi
Saluran telur diikat/dijepit/dipotong melalui operasi kecil.
KB Kalender
Menghitung masa subur dengan siklus haid dan melakukan
pantang berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender
merupakan salah satu cara atau metode kontrasepsi alami (Kb
alami) dan sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh
pasangan suami istri dengan cara tidak melakukan senggama pada
masa subur. Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan
benar. Dengan penggunaan sistem kalender, maka setiap pasangan
dimungkinkan dapat merencanakan setiap kehamilannya. Sebelum
menggunakan metode ini tentunya pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada tiap wanita
tidak sama. Untuk itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus
menstruasi.
Kontrasepsi yang dipilih ibu adalah KB Kalender . Metode KB
ini dilakukan dengan cara menghitung masa subur.
Bila siklus haid teratur (28 hari) :
o Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1.
o Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus
haid.
Bila siklus haid tidak teratur :
o Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6
siklus). Satu siklus haid dihitung mulai dari hari pertama
haid saat ini hingga hari pertama haid berikutnya.
o Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18.
Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari
terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini
menentukan hari terakhir masa subur.
1. Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode
kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri
dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada
masa subur/ovulasi.
2. Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan
sebagai berikut:
1) Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
2) Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
3) Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam
penerapannya.
4) Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5) Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat
menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan
kontrasepsi.
6) Tidak memerlukan biaya.
7) Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
3. Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau
pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
1) Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
2) Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam
menjalankannya.
3) Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual
setiap saat.
4) Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak
subur.
5) Harus mengamati sikus menstruasi minimal 6 kali siklus.
6) Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
7) Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi
lain.
4. Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik
dan benar.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
: Perawatan Payudara
Tanggal : 30 November 2011
: 14.00 WIB
: Rumah Pasien
: Ceramah dan Tanya Jawab
: Peragaan Langsung
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, ibu diharapkan mengetahui dan
memahami tentang perawatan payudara post partum.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ibu diharapkan mampu :
1. Mengetahui manfaat dari perawatan payudara post partum.
2. Menyebutkan alat-alat yang akan dipakai dalam perawatan
payudara post partum
3. Melakukan perawatan payudara sendiri.
B. Materi
Terlampir.
MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN PAYUDARA
Pemeriksaan payudara
a. Inspeksi
Ukuran payudara dan puting
Retraksi (Penarikan ke dalam) atau benjolan
Pelebaran vena, warna kulit, radang, luka ulkus
Puting terbenam
Cairan selain colostrum
b. Palpasi
Konsentrasi
Massa
Kista
Puting susu
Koreksi puting
Areola
Manfaat perawatan payudara
a. Mengetahui kelainan pada payudara
b. Mencegah tersumbatnya saluran susu
c. Memperlancar sirkulasi darah
d. Koreksi
Cara massase payudara pad aibu post partum
a. Alat
1 buah handuk besar
1 buah baskom air hangat
Kapas
Minyak
Waslap
b. Cara kerja
Mengompres puting susu dengan minyak melemaskan atau
melenturkan puting susu.
Memassase payudara dari arah dalam keluar dan melentingkan
untuk memperlancar peredaran darah.
Memassase dengan pinggir tangan seluruh payudara.
Memassase dengan jari-jari tangan yang dikepal memutar searah
payudara.
Memutarkan puting susu untuk menguatkan payudara.
Mohon maaf,Admin tidak mencantumkan bab isi,kasus, dan pembahasan. Meskipun demikian Admin mencantumkandaftar pustaka sebagai bahan referensi/sumber teori untuk sedikit membantu Anda dalam menyelesaikan studikasus guna memenuhi tugas prodi kebidanan. Semoga contoh SK ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya teman-teman calon bidan yang sedang menempuh pendidikan.
Top Related