STRATEGI PEMASARAN BISNIS RITEL MODERN
DALAM PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH
Oleh:
Nurhidayatuloh
NIM.: 16913025
TESIS
Diajukan kepada Program Pascasarjana
Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia
Untuk memenuhi salah satu syarat guna
Memperoleh Gelar Magister Ekonomi
YOGYAKARTA
2018
STRATEGI PEMASARAN BISNIS RITEL MODERN
DALAM PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH
Oleh:
Nurhidayatuloh
NIM.: 16913025
Pembimbing
Dr. Anton Priyo Nugroho, SE.,MM.
TESIS
Diajukan kepada Program Pascasarjana
Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia
Untuk memenuhi salah satu syarat guna
Memperoleh Gelar Magister Ekonomi
YOGYAKARTA
2018
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Konsentrasi
Judul Tesis
Nurhidyatuloh
169t3025
Ekonomi Islam
STRATEGI PEMASARAN BISNIS RITEL MODERN
i
l
I
DALAM PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH
Menyatakan bahwa tesis ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya
sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk surnbernya. Apabila di kemudian hari
terbukti bahwa tesis ini adalah hasil plagiasi, maka saya siap untuk dicabut gelar
kesarjanaan yang dianugerahkan dan mendapatkan sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku.
l
I
lII
i
l
I
l
i
Il
t
i
i
jlI
II
:
1'"'r
i'i
:
Yogyakarta, J 5 September 20 1 8
il
PROGRAM PASCASARJANAMAGISTER ILMO AGAMA ISLAMFAHOLTAS ILMO AGAMA ISLAMONIVERSITAS ISL.AM INOONESIAJl. Demangan Baru No. 24 Lantai II YogyakartaTelp. (0274) 523637 Fax. 523637
TESIS berjudul
Ditulis oleh
N. I. M.
Konsentrasi
Nomor:
STRATEGI PEMASARAN BISNIS RITEL MODERNDALAM PERSPEKTIF EKONOIYII SYARIAH
Nurhidayatuloh
16913025
Ekonomi Islam
Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Ekonomi.
PROGRAM PASCASARJANAMAGISTER II-MO AGAMA ISI-AMFAKOLTAS ILMO ACAMA ISI.AMONIVERSITAS ISLAM INDONESIAJI. Demangan Baru No. 24 Lantai II Yogyakarta
Telp. (0274) 523637 Fax.523637
TESIS berjudul
Ditulis oleh
NIM
Konsentrasi
NOTA DINASNo. : 18l7/PS-MIAIAID /X12018
STRATEGI PEMASARAN BISNIS RITEL MODERNDALAM PERSPEKTIF' EKONOMI SYARIAII
Nurhidayatuloh
169t3025
Ekonomi Islant
19 Oktober 2018
Telah dapat diujikan di depan Dewan Penguji Tesis Program Pascasarjana, Magister
Ilmu Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia'
PROGRAM PASCASARJANAMAOSTER LMO AGAMA EI-AM (S2)
FAKOLTAS II]AO AC.AMA ISI.AMONIVERSITAS EI.AM I]$ONESIAJl. Demangan Baru No. 24 Lantai I| Yogyakarta
Telp/Fax (0274) 523637 e-mail: [email protected]
NamaTempat/tgl lahirN.I. M.KonsentrasiJudul Tesis
Ketua
Sekretaris
Pembimbing
Penguji
Penguji
TIM PENGUJIUJIAN TESIS
NurhidayatulohCilacap, 29 November 1985
t69r302sEkonomi Islam
STRATEGI PEMASARAN BISMS RITELDALAM PERSPEKTIF' EKONOMI SYARIAH
MODERN
Dr. Yusdani, M.Ag
Dr. Siti Achiria, S.E.,MM
: Dr. Anton Priyo Nugroho, SE., MM
: Dr. Rahmani Timorita Y, M.Ag
: Dr. Sidik Tono, M.Hum.
Diuji di Yogyakarta pada Selasa, 23 Oktober 2018
Pukul : 10.30 - 11.30 WIB.
Hasil : Lulus
MengetahuiDirektur Program Pascasarj ana
FIAI UII
(
(.......:... ....)
Judul
Nama
NiM
Konsentrasi
PERSETUJUAN
: STRATEGI PEMASARAN BISNIS RITEL
MODERN
DALAM PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH
:Nurhidayatuloh
:16913025
: Ekonorni Islam
Disetujui untuk diuji oleh Tirn Penguji Tesis Program Pascasarjana Fakultas
Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia'
Yogyakarta, I 5 SePtember 201 8
VI
di. erto, Priyo Nughroho. SE., MM
vii
PERSEMBAHAAN
Kupersembahkan Karya sederhana ini Kepada:
Istriku dan Kedua Orangtuaku
Guru dan Kantor Kerjaku
Semoga Semuanya selalu dalam lindungan Allah SWT. Dan selalu diberi kesehatan
dan kemudahan dalam segala urusnanya, Aamiin
Almamaterku Konsentrasi Ekonomi Islam
Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
viii
MOTTO
نكم بالباطل إل أن تكون يا أي ها الذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم ب ي إن الله كان بكم ول ت قت لوا أن فسكم تارة عن ت راض منكم
رحيماyang artinya;” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu”.1(QS. An-Nisa’:29)
1Al-Quran surat an-Nisa‟ Ayat 29, Yayasan Penyelenggara Penerjemah dan Penafsir al-Quran
dan Terjemahannya, Departemen Agama RI,(Jakarta:2004),hlm.84
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
ARAB - LATIN
Sesuai dengan SKB Menteri Agama RI, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI no. 158/1987 dan no. 0543b/U/1987.
Tertanggal 22 Januari 1988
I. Konsonan tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا
- Bā‟ B ة
- Tā T ت
Sā ثṡ s (dengan titik di atas)
- Jīm J ج
’Hā‟ ha حh (dengan titik di
bawah)
- Khā‟ Kh خ
- Dāl D د
Zāl Ż z (dengan titik di atas) ذ
- Rā‟ R ر
- Zā‟ Z ز
- Sīn S ش
- Syīn Sy ش
Sād Ş s (dengan titik di ص
x
II. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
bawah)
Dād ḍ ضd (dengan titik di
bawah)
Tā‟ ṭ طt (dengan titik di
bawah)
Zā‟ ẓ ظz (dengan titik di
bawah)
Aīn ‘ koma terbalik ke atas„ ع
- Gaīn G غ
- Fā‟ F ف
- Qāf Q ق
- Kāf K ك
- Lām L ل
- Mīm M و
Nūn N -
- Wāwu W و
Hā‟ H -
Hamzah ‘ Apostrof ء
Yā‟ Y -
xi
III. Ta’ Marbūtah di akhir kata
a. Bila dimatikan tulis h
Ditulis hikmah حكة
Ditulis jizyah جسية
(Ketentuan ini tidak diperlukan, bila kata-kata arab yang sudah terserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki
lafal aslinya)
b. Bila ta’ marbūtah diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu
terpisah, maka ditulis dengan h
’Ditulis karāmah al-auliyā كراية األونيبء
c. Bila ta’ marbūtah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah ditulis
t
Ditulis zakāt al-fitr زكبة انفطر
IV. Vokal Pendek
Ditulis muta’addidah يتعددة
Ditulis ‘iddah عدة
xii
------- - Fathah Ditulis a
- ------- Kasrah Ditulis i
------- - Dammah Ditulis u
V. Vokal Panjang
1. Fathah + alif Ditulis Ā
Ditulis Jāhiliyah جبههية
2. Fathah + ya’ mati Ditulis Ā
Ditulis Tansā تـسي
3. Kasrah + ya’ mati Ditulis Ī
Ditulis Karīm كـر يى
4. dammah + wawu mati Ditulis Ū
Ditulis furūd فروض
VI. Vokal Rangkap
1. Fathah + ya’ mati Ditulis Ai
Ditulis Bainakum بيكى
2. Fathah + wawu mati Ditulis Au
Ditulis Qaul قول
VII. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof
Ditulis a’antum أأتى
Ditulis u’iddat أعدت
Ditulis la’in syakartum نئ شكـرتى
xiii
VIII. Kata Sandang Alif + Lam
a. Bila diikuti huruf Qamariyyah
Ditulis al-Qur’ān انقرآ
Ditulis al-Qiyās انقيبش
b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah
yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya
’Ditulis as-Samā انسبء
Ditulis asy-Syams انشص
IX. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya
Ditulis zawi al-furūd ذوى انفروض
Ditulis ahl as-Sunnah أهم انسة
xiv
ABSTRAK
STRATEGI PEMASARAN BISNIS RITEL MODERN DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI SYARIAH
Nurhidayatuloh
16913025
Usaha ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat pada
beberapa tahun terahir. Pertumbuhan ritel yang semakin meningkat tajam serta sulitnya
melakukan diferensiasi dan hambatan masuk (entry barrier) menjadikan ketatnya
persaingan bisnis ritel di Indonesia.
Menarik untuk dicermati ahir- ahir ini muncul gagasan ritel syariah ditandai
dengan bedirinya beberapa gerai yang mengatasnamakan ritel syariah atau berciri Islami,
dengan segmen pasar utamanya masyarakat muslim.. Aktivitas perdagangan yang
dilakukan harus sesuai dengan ketentuan di dalam Al Qur‟an agar bernilai ibadah. Dengan
demikian, diperoleh keuntungan material dan berusaha untuk mendapatkan ridho Allah
SWT. Penerapan nilai-nilai syariah dalam ritel modern dimungkinkan sudah terjadi
sebelum munculnya gagasan-gagasan ritel syariah meskipun secara eksplisit tidak
memunculkan slogan Islam namun secara implisit muatan nilai-nilai syariahnya sudah
diterapkan dalam proses bisnis. Sebagai contoh konsep koperasi yang merupakan bentuk
khas ekonomi syariah dalam konteks ke-Indonesia-an. Penerapan nilai-nilai implisit syariah
sebagai sebuah proses membumikan nilai-nilai syariah dalam bisnis ritel modern sebagai
bentuk implementasi Islam rahmatal li al ‘alamin.
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan mengetahui
bagaimana strategi pemasaran ritel modern dipandang dari persepektif ekonomi syariah.
Penelitian ini dilakukan pada minimarket alfamart cabang Klaten. Dalam penelitian ini
menggunakan teori strategi pemasaran 9 elemen Hermawan Kartajaya. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan data dari hasil wawancara dengan manajmen alfamart, observasi
langsung dipalangan.
Hasil penelitian ini dapat dismpulkan bahwa penerapan nilai-nilai syariah pada ritel
modern yang secara eksplisit tidak memunculkan slogan syariah namun secara implisit
menerapkan nilai–nilai syariah didalamnya bisa dilakukan. Penerapan nilai-nilai implisit
syariah sebagai sebuah proses membumikan nilai-nilai syariah dalam bisnis ritel modern
sebagai bentuk implementasi Islam rahmatal li al ‘alamin..
Kata Kunci: ritel, strategi pemasaran, persepektif syariah, strategi 9 elemen.
xv
ABSTRACT
MARKETING STRATEGY IN MODERN RETAIL BUSINESS
IN THE SHARIA ECONOMIC PERSPECTIVE
Nurhidayatuloh
16913025
Retail business in Indonesia has been experiencing the quite rapid development
since last few years. In Indonesia, the tight competition of retail business is related to
the significantly increasing development of retail business and the entry barrier.
Interestingly, recently there is a concept of sharia retail characterized with the
establishment of a number of stalls that act on behalf of Islamic sharia retail with
Moslems as the main market segment. The trading activities must be in accordance
with the provisions as stated in Qur‟an to make it containing worshiping values. Thus,
the material benefits and the blessing of Allah SWT can be achieved. The application
of Islamic values in modern retail businesses might be already exist prior to the
emergence of sharia retail concept though explicitly it does not bring up an Islamic
slogan but implicitly the content of its sharia values have been applied in the business
process. For instance, the concept of cooperation refers to the typical form of sharia
economy in the Indonesian context. The application of implicit sharia values as a
process has brought the sharia values down into the modern retail business as a form
of implementation of Islam rahmatal li al‟alamin.
This research used a qualitative method aimed to observe how the marketing
strategy of modern retail from the sharia economic perspective. This research was
conducted in Alfamart Minimarket in the branch of Klaten. This research used the
theory of marketing strategy of 9 elements of Hermawan Kartajaya. In this research,
the researcher used data taken from the result of interview with the management of
Alfamart, and direct field research.
From the results of the research, it can be concluded that the implementation of
sharia values in modern retail explicitly did not bring up the sharia slogan but
implicitly it implemented the sharia values in it. The implementation of sharia implicit
values as a process has brought the sharia values down into the modern retail business
as a form of the implementation of Islam rahmatal li al‟alamin.
Keywords: retail, marketing strategy, sharia perspective, strategy of 9 elements.
Oktober 1, 2018
TRANSLATOR STATEMENT The information appearing herein has been translated
by a Center for International Language and Cultural Studies of
Islamic University of Indonesia CILACS UII Jl. DEMANGAN BARU NO 24
YOGYAKARTA, INDONESIA.
Phone/Fax: 0274 540 255
xvi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh.
Alhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah mencurahkan rahmat, taufiq, hidayah serta iniyah-Nya kepada kami.
Solawat serta salam semoga tercurah kepada sebaik-baik makhluk, yaitu Rasulullah
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, tabi‟in dan umat muslim. Syukur
Alhamdulillah, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya Tesis ini dapat terselesaikan,
yaitu berjudul “Strategi Pemasaran Bisnis Ritel Modern Dalam Persepektif Ekonomi
Syariah”. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Magister Ekonomi Islam.
Dalam penyusunan Tesis ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya motivasi,
bimbingan, dan bantuan baik yang bersifat moril maupun materil dari berbagai pihak.
Maka dari itu, pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Fathul Wahid. ST., MSc., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam Indonesia.
2. Bapak Dr. Tamyiz Mukarom, MA selaku Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Islam Indonesia.
xvii
3. Ibu Dr. Junanah, MIS, selaku ketua Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Agama
Islam Universitas Islam Indonesia.
4. Bapak Dr. Yusdani, M.Ag selaku Ketua Program Doktor Hukum Islam
Pascasarjana Fakultas Ilmu Agama Islam Univeristas Islam Indonesia. Terima
kasih banyak atas dukungan serta bimbingannya selama penulisan tesis ini.
5. Bapak Dr. Anton Priyo Nugroho, SE., MM selaku dosen pembimbing tesis.
Terima kasih sedalam-dalamnya saya haturkan kepada beliau yang telah
membimbing, mengarahkan, dan mendampingi dalam proses penulisan tugas
akhir ini.
6. Seluruh Dosen Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Agama Islam yang telah
memberikan Ilmu-ilmu baru, pengetahuan baru, yang Insya Allah sangat
bermanfaat dikemudian hari. Serta kepada seluruh civitas akademik di lingkungan
PPS MIAI yang penuh dengan kesabaran, keramahan, dan kebaikannya dalam
melayani dan mengarahkan penyelesaian tesis ini,
7. Abah Prof.Drs.KH.Yudian Wahyudi,BA.,MA.,Ph.D yang telah mengizinkan
sedikit ilmunya untuk dicuri diwaktu-waktu nyantri ndelik dipesantren beliau.
Semoga Allah SWT memberikan kesehatan selalu kepada abah.
8. Terima kasih kepada Bapak Basuki Rakhmat dan Bapak Dede J Wardana, selaku
Pimpinan Alfamart Cabang Klaten yang sudah memeberikan izin untuk
melakukan penelitian dan juga sudah membimbing dan mendokan hingga tesis ini
selesai.
xviii
9. Ucapan terima kasih kepada kedua orang tuaku Bapak Khusnudin, Ibu Umi
Najiah (almh) dan kakak-kakak ku ( mas Najib, mba Baz, kang Tujari, Yu Riyah,
kang Sardi, Yu Nurul) yang selalu menyebutku dalam setiap do‟a-do‟anya, yang
selalu memberikan nasehat, memberikan dukungan serta memberikan motivasi
yang tiada henti sehingga penulisan tesis ini bisa terselesaikan sebagaimana
mestinya.
10. Terima kasih kedua mertua saya, bapak H. Mastin dan Hj. Satumah yang selalu
menyebutku dalam setiap do‟a-do‟anya, yang selalu memberikan nasehat,
memberikan dukungan serta memberikan motivasi yang tiada henti sehingga
penulisan tesis ini bisa terselesaikan sebagaimana mestinya.
11. Terima kasih kepada semua keluarga besar Alfamart cabang klaten, tim L&D
nasional, teman-teman aktifis pendidikan SMK, terima kasih atas dukungannya
selama ini.
12. Terima kasih kepada Istriku Tercinta Surur Roiqoh,S.H.I, M.H. yang dengan tulus
menemani setiap perjalanan hidup ini. Semoga Allah meridloi yang kita cita-
citakan.
13. Terima kasih kepada sahabat-sahabatku yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
yang sudah membantu dan memotivasi. semoga kita semua Selalu dalam
lindungan Allah SWT, dan menjadi orang yang sukses dunia akhirat, Aamiin.
14. Saudara-saudaraku Magister Ekonomi Islam 2016/2017, terima kasih telah
memberikan dukungan, masukan, arahan, dan juga bantuan yang tak terhingga.
xix
Semoga kita semua diberikan kesehatan dan sukses didunia maupun di akhirat,
Aamiin.
15. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu belum
disebutkan satu-persatu semoga Allah membalas semua kebaikan anda semua.
Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh.
Yogyakarta, 15 September 2018
Peneliti,
Nurhidayatuloh
xx
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN TIM PENGUJI .............................................................................. iv
NOTA DINAS ...................................................................................................... v
PERSETUJUAN .................................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
MOTTO .............................................................................................................. viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ ix
ABSTARK .......................................................................................................... xiv
ABSTRACT .......................................................................................................... xv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xx
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xxiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xxiv
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 11
D. Sistematika Pembahasan ................................................................... 12
BAB II. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU DAN KERANGKA
TEORI
A. Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................. 14
B. Kerangka Teori ..................................................................................... 31
1. Islam dan Ekonomi ....................................................................... 31
xxi
2. Bisnis Ritel Modern ....................................................................... 33
a. Pengertian Bisnis Ritel Modern ................................................ 33
b. Perkembangan Bisnis Ritel Modern di Indonesia ..................... 35
3. Bisnin Ritel Modern Dalam Pandangan Islam ............................... 36
a. Rabbaniyyah .............................................................................. 37
b. Akhlaqiyah ................................................................................ 39
c. Al- Waqiyyah ............................................................................ 40
d. Al- Insaniyyah ........................................................................... 40
4. Konsep Strategi Pemasaran Dalam Bisnis Ritel Modern ................ 41
5. Konsep Pemasaran Dalam Bisnis Ritel Syariah ............................. 75
6. Prinsip-Prinsip Pemasaran Syariah ................................................. 77
7. Karakter Pemasaran Syariah ........................................................... 79
8. Pemasaran Rasional Menuju Emosi Spiritual ................................. 83
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 85
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian............................................................ 85
B. Lokasi Penelitian ................................................................................... 86
C. Informan Penelitian ............................................................................... 86
D. Teknik Penentuan Informan ................................................................. 86
E. Sumber Data Penelitian ........................................................................ 87
1. Data Primer ...................................................................................... 87
2. Data Skunder ................................................................................... 87
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 87
1. Observasi ......................................................................................... 88
2. Wawancara ...................................................................................... 88
3. Studi Dokumentasi .......................................................................... 88
4. Keabsahan Data ............................................................................... 89
G. Instrumen Penelitian.............................................................................. 89
H. Tekhnik Analisis Data ........................................................................... 93
BAB IV. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN ............................................ 94
A. Gambaran Umum Alfamart .................................................................. 94
1. Sejarah Berdirinya Alfamart ........................................................... 94
2. Visi Misi dan Budaya Kerja Alfamart ............................................ 97
3. Perkembagan Perusahaan ................................................................ 99
4. Struktur Organisasi ......................................................................... 100
B. Pembahasan Penelitian ......................................................................... 9
1. Strategi Pemasaran Sembilan Elemen ............................................. 96
2. Prespektif Ekonomi Syariah Terhadap Sembilan Elemen .............. 131
a. Strategi Segmentasi, Targeting, Posiotoning ........................... 132
b. Differensiation .......................................................................... 135
c. Marketing Mix .......................................................................... 136
xxii
d. Selling ....................................................................................... 148
e. Brand ........................................................................................ 150
f. Service ....................................................................................... 151
g. Proses ........................................................................................ 153
3. Penerapan Karakteristis Pemasaran Syariah .................................. 154
a. Ketuhanan (Rabbaniyyah) ....................................................... 154
b. Etis (Akhlaqiyah) ..................................................................... 156
c. Realistis (Al-Waqiyyah) ............................................................ 158
d. Humanistis (Insaniyah) ............................................................ 160
BAB V. PENUTUP ............................................................................................... 162
A. Kesimpulan........................................................................................... 162
B. Saran .................................................................................................... 163
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 165
LAMPIRAN
xxiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penelitian Terdahulu..................................................................22-29
Tabel 2. Contoh Instrumen Penelitian...............................................................85-87
xxiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Sembilan Elemen Inti Pemasaran................................................71
Gambar 1.2 Bagan Struktur Organisasi Alfamart Babang Klaten..................................95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di
dunia tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku usaha bisnis ritel.
Bisnis ritel merupakan salah satu bagian dari saluran distribusi yang memegang
peranan penting dalam kegiatan pemasaran sebagai perantara dan penghubung
antara produsen dengan konsumen. Usaha atau bisnis ritel merupakan semua
aktivitas yang melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada
konsumen akhir untuk penggunaan yang sifatnya pribadi dan bukan bisnis.1
Usaha bisnis ritel di Indonesia pada beberapa tahun terahir mengalami
perkembangan dan pertumbuhan sangat pesat. Hal ini sejalan dengan adanya
perkembangan usaha bisnis distribusi, bisnis jasa dan peluang pasar yang
sangat terbuka, serta berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam
mendorong pertumbuhan ritel melalui regulasi peraturan dan undang-undang
yang memberikan ruang bergerak secara terbuka kepada para pengusaha ritel di
Indonesia. Ritel modern memberi kemudahan bagi para calon konsumen dalam
usahanya mendapatkan barang yang diinginkan. Kondisi ini mengikuti
1 Utami, Christina Whidya, Manajemen Ritel, Strategi dan Implementasi Operasional
Bisnis Ritel Modern Di Indonsia ,( Jakarta:Salemba Empat: 2010), hlm.4
2
perubahan perilaku masyarakat yang menginginkan serba praktis, mudah, cepat
serta fasilitasnya memadai.2
Regulasi pemerintah dalam bisnis ritel dituangkan dalam Perpres RI
Nomor.112 tahun 2017 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan Ritel Modern.3 Ritel Modern merupakan ritel yang
dalam pelayanannya menggunakan sistem pelayanan mandiri ( konsumen
mengambil dan memilih produk yang akan dibeli sendiri dari rak pajang),
menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket,
Supermarket, Departement Store, Hypermarket atau grosir yang berbentuk
Perkulakan. Batasan ritel modern ini dipertegas di pasal 3 , dalam hal luas
lantai penjualan sebagai berikut:4
1. Minimarket , kurang dari 400 m2 (empat ratus meter persegi)
2. Supermarket , 400 m2 – 5000 m2 (empat ratus meter persegi sampai lima
ribu meter persegi)
3. Hypermarket, diatas 5.000 m2 ( lima ribu meter persegi)
4. Departement Store, diatas 400 m2 (empat ratus meter persegi)
5. Perkulakan , diatas 5.000 m2 (lima ribu meter persegi)
Pertumbuhan ritel yang semakin meningkat tajam serta sulitnya
melakukan diferensiasi dan hambatan masuk (entry barrier) menjadikan
2Widyarini, Evaluasi Pemasaran pada Minimarket Syari‟ah (Tinjauan Perspektif Hukum
Islam pada Minimarket Syar‟e Mart), Jurnal Az Zarqa’, Vol.9, No.2, Desember2017, hlm.210 3Perpres RI No. 112 tahun 2017 Tentang Peraturan UMKM, dikutip dari
http://www.Hukumonline.com/Pusatdata/Download file, Diakses Pada Tanggal 29 Maret 2018.
Pkl. 14.00 WIB 4Perpres RI No.112 tahun 2017 Tentang Peraturan UMKM, dikutip dari,
dihttp://www.Hukumonline.com/Pusatdata/Download file, Diakses Pada Tanggal 29 Maret 2018.
Pkl. 14.00 WIB
3
ketatnya persaingan bisnis ritel di Indonesia. Bahkan ada beberapa perusahaan
ritel berskala nasional yang gulung tikar karena tidak kuatnya bersaing
dilapangan, bahkan menutup beberapa cabang atau perwakilan bisnisnya,
karena tidak mampu menahan kerugian yang dialaminya5. Manajemen ritel
harus mampu berinovasi dalam hal pemasaran serta penerapan strategi –
strategi bisnis yang tepat dan efisien. Salah satu kunci keberhasilan usaha
bisnis ritel adalah ketepatan penerapan strategi pemasaran.6
Dalam menghadapai persaingan dengan kompetitor lain, setiap
perusahaan retail harus mempersiapkan strategi yang terintegrasi dengan
managemen pemasaran yang tetap dan selalu dinamis. Hal ini diperlukan
mengingat bisnis retail merupakan bisnis yang tidak hanya memberikan
kenyamanan berbelanja baik prodact, fasilitas maupun tempat, akan tetapi juga
memberikan kualitas pelayanan terhadap konsumen, sehingga kepuasan
konsumen menjadi salah satu indikator pencapaian keberhasilan dari
perusahaan retail.7
Di dalam praktik bisnis ritel, banyak faktor pengaruh yang harus
digarap, tidak hanya inti pemasaran (produk, harga, promosi dan saluran
pemasaran) saja, namun juga berhubungan dengan karyawan, kekuatan
lingkungan, sikap profesional maupun tersedianya lahan parkir. Ritel
merupakan bagian dari saluran pemasaran pada rangkaian terakhir yang
5Agus Yuliawan, http://www.neraca.co.id/article/94249/peluang-bisnis-ritel-syariah,
Diakses Pada Tanggal 29 Maret 2018.Pkl.14.00 WIB 6 Utami, Christina Whidya, Manajemen Ritel, Strategi dan Implementasi Operasional
Bisnis Ritel Modern Di Indonsia ,( Jakarta:Salemba Empat: 2010), hlm.XXV 7 Widyarini, Evaluasi Pemasaran pada Minimarket Syari‟ah (Tinjauan Perspektif Hukum
Islam pada Minimarket Syar‟e Mart), Jurnal Az Zarqa’, Vol.9, No.2, Desember2017, hlm.210
4
berhubungan secara langsung dengan konsumen. Pemasaran merupakan suatu
proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.8
Marwan mengutip dalam buku Mc. Carty yang berjudul “Basic
Marketing” edition berpendapat bahwa: ―Pemasaran (marketing) menyangkut
perencanaan secara efisien konsumenan sumber-sumber dan pendistribusian
barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga tujuan kedua pihak
(produsen dan konsumen) tercapai. Lebih tegas lagi ia menyatakan bahwa
pemasaran menunjukkan performance kegiatan bisnis yang menyangkut
penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen, untuk memuaskan
konsumen dan mencapai tujuan produsen.9
Menarik untuk dicermati ahir- ahir ini muncul gagasan ritel syariah
ditandai dengan bedirinya beberapa gerai yang mengatasnamakan ritel syariah
atau berciri Islami, ada 212 mart, ada Shodaqo mart dan lain-lain dengan
segmen pasar utamanya masyarakat muslim.10
Kesadaran masyarakat di dalam
mengaplikasikan tuntunan agama, khususnya agama Islam, merupakan peluang
bisnis menarik. Kondisi ini tentunya menjadi harapan penduduk muslim di
Indonesia.
Namun sistem perdagangan Islam di Indonesia belum mempunyai
pedoman syariah secara lebih rinci dalam melaksanakan kegiatan operasional.
8 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2002),
hlm.15 9 Marwan Asri, Marketing, (Yogyakarta:UPP-AMP YKPN,1991), hlm.14
10 http://koperasisyariah212.co.id/perkembangan-bisnis-ritel-terkini/, Diakses pada
tanggal 29 Maret 2018,Pukul 19.15
5
Menurut pedoman syariah secara umum, kegiatan pemasaran harus dilandasi
semangat beribadah kepada Allah SWT, berusaha untuk memberikan
kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan ataupun diri sendiri.
Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada umatnya untuk berdagang dengan
menjunjung tinggi etika keislaman.11
Aktivitas perdagangan yang dilakukan harus sesuai dengan ketentuan di
dalam Al Qur’an agar bernilai ibadah. Dengan demikian, diperoleh keuntungan
material dan berusaha untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Penerapan nilai-
nilai syariah dalam ritel modern dimungkinkan sudah terjadi sebelum
munculnya gagasan-gagasan ritel syariah meskipun secara eksplisit tidak
memunculkan slogan Islam namun secara implisit muatan nilai-nilai
syariahnya sudah diterapkan dalam proses bisnis.12
Sebagai contoh konsep
koperasi yang merupakan bentuk khas ekonomi syariah dalam konteks ke-
Indonesia-an.
Banyak sekali konsep-konsep tentang strategi dalam berbisnis yang
ditawarkan. Dan seorang pebisnis dapat menerapkan konsep strategi dalam
usaha bisnisnya. Strategi yang dapat diterapkan oleh pebisnis adalah strategi
Bauran Pemasaran (marketing mix). Strategi Marketing Mix tentunya akan
sangat menarik bila di lihat dalam perspektif syariah, sehingga akan lebih
mampu menciptakan suatu strategi yang benar-benar mumpuni, yang mampu
11
http://majalah.pengusahamuslim.com/pemasaran-dalam-perspektif-islam/, Diakses pada
tanggal 29 Maret 2018, Pukul 19.00 12
Tamadudin, Jurnal Hukum Islam (JHI) Vol.12 No.02, Desember, 2014, hlm.273
6
diandalkan dalam memajukan sektor pemasaran khususnya dan perekonomian
pada umumnya.
Pemasaran harus menjadi sarana perusahaan agar bisa sustainable
(berkelanjutan) dalam menyusuri landscape (pandangan) yang terus berubah.
Marketing harus mampu menjadi jiwa perusahaan, bukan sekedar pelengkap.13
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan
oleh prusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk
berkembang dan mendapatkan laba.14
Pemasaran dalam Islam adalah bentuk muamalah yang dibenarkan
dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-
hal terlarang oleh ketentuan syariah. Sedangkan menurut Kertajaya dan Sula
Syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan
proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator kepada
stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan
prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.15
Definisi diatas didasarkan pada salah satu ketentuan dalam bisnis Islam
yang tertuang dalam sebuah hadis yang mengatakan,
م حالال أو أحل حراها روطهن إال شرطا حر الوسلوىى على ش
“Al-muslimuna „ala syurutihim illa syarthan harrama halalan aw ahalla
13
Hermawan Kartajaya, Marketing For Turn Around. Realizing the Network Company
(Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm.41 14
Basu Swasta Darmamaesta, Manajemen pemasaran Analisis Perilaku Konsumen,
(Yogyakarta: BPPFE, 2000), hlm. 3 15
Hermawan Kertajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing,(Jakarta:Mizan
Pustaka:2008), hlm.09
7
haraman”16
(kaum muslimin terikat dengan kesepakatan-kesepakatan bisnis
yang mereka buat, kecuali kesepakatan yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram). Selain itu, kaidah fiqih lain mengatakan:
أصل في الوعاهلة اإلباحة اال أى يد ل دليل على تحريوها
“ Al ashlu fil-muamalah al-ibahah illa ayyadulla dalilun‟ala
tahrimiha”17
(pada dasarnya semua bentuk muamalah [bisnis] boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya).
Menurut Yusuf Qhardawi syariah pemasaran adalah segal aktivitas
yang dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai
(value creating activities) yang memungkinkan siapa pun yang melakukannya
bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasi atas
kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan proses yang
berprinsip pada akad bermuamalah Islami atau perjanjian transaksi bisnis
dalam Islam.18
Dalam prinsip ekonomi dan bisnis Islam bertujuan untuk
menyejahterakan masyarakat secara adil dan seimbang karena dengan landasan
ini para pihak yang terlibat dalam proses ekonomi tidak akan saling menindas
atau mengeksploitasi satu sama lain. Nilai-nilai moral menjadi bagian
fundamental bagi kegiatan ekonomi. Dalam kehidupan ekonomi makna
transformasi ini adalah berarti ‚mengubah sistem ekonomi yang eksploitatif
16
Ahmad bin Al-Husain Al-Baihaki, Sunan Baihaki Kubra. Juz. 7 ( Mekkah: Maktabah
Dar Al-Baz, 1994), hlm. 248 17
Masfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah, (Jakarta: Haji Masagung, 1992), hlm. 101 18
Yusuf Qhardawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Terjemah Zaenal Arifin
(et.al),(Jakarta:Gema Insani Press;1997), hlm.11
8
dan subordinatif menjadi sistem ekonomi berkeadilan dan demokratis. Dalam
kaitan ini, mengubah sistem ekonomi ribawî yang mengandung aspek „zhulm‟
menjadi ekonomi syariah yang berdasarkan qisth, „adl, birr yang bersesuaian
dengan makna keadilan, keseimbangan dan kebaikan dengan tujuan maslahah
lil ammâh. Konsep ekonomi Islam ini dapat mengakomodasi demokrasi
ekonomi Indonesia yang secara substantif memiliki keselarasan.19
Nilai dasar dalam ekonomi syariah merupakan seperangkat nilai
keimanan yang dijadikan landasan paradigma dalam ekonomi syariah.
Landasan paradigma ini berdasarkan nilai-nilai dari a—Quran dan as-Sunnah.
Ekonomi syariah sebagai ekonomi yang bersifat Rabbani (Ketuhanan)
memiliki sumber ―nilai-nilai normatif-imperatif‖ (meminjam istilah dari Ismail
Al Faruqi), sebagai acuan dan pedoman yang mengikat.
Dengan berpedoman pada aturan ketuhanan (Ilahiyah), setiap tindakan
dan perbuatan manusia memiliki unsur moral, etika dan ibadah. Setiap tindakan
dan perbuatan manusia tidak akan terlepas dari unsur nilai, secara vertikal
merefleksikan moralitas yang baik. Sedangkan secara horisontal mampu
memberikan manfaat bagi sesama manusia dan makhluk lainnya.
Nilai-nilai moral samahah (lapang dada, lebar tangan dan murah hati)
harus ditegaskan sebagai prasyarat bagi para pelaku bisnis ritel untuk
mendapatkan rahmat atau kasih dari Tuhan. Prinsip dasar atau nilai-nilai yang
dijadikan sebagai landasan dan dasar pengembangan ekonomi Islam terdiri dari
5 (lima) nilai universal, yaitu: tauhid (keimanan), „adl (keadilan), nubuwwah
19
Euis Amalia: Transformasi Nilai-nilai Ekonomi Islam Junal Al-Iqtishad: Vol. III, No. 1,
Januari 2011, hlm 79
9
(kenabian), khilafah (pemerintahan), dan ma‟ad (hasil). Kelima nilai ini
menjadi dasar inspirasi untuk menyusun proposisi-proposisi dan teori-teori
ekonomi Islam.20
Di Indonesia banyak terdapat ritel-ritel modern yang beroperasi,
diantaranya adalah ritel modern dengan brand Alfamart. Ritel modern alfamart
berda dibawah naungan PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT)Tbk. Alfamart
memulai sejarahnya di Indonesia pada bulan Oktober 199921
. Toko pertama
dibuka dengan nama ―Alfa Minimart‖ di Jl. Beringin Raya, Karawaci,
Tangerang. Pada tanggal 1 Agustus 2002 kepemilikan beralih ke PT Sumber
Alfaria Trijaya dan tanggal 1 Januari 2003 nama ―Alfa Minimart‖ diganti
menjadi ―Alfamart‖.
Sampai saat ini jumlah toko Alfamart mencapai lebih dari 13.000
hingga Desember 2017 yang tersebar di 33 cabang alfamart. Alfamart
merupakan perusahaan jasa distributor eceran yang menyediakan kebutuhan
pokok dan sehari - hari dengan luas kurang dari 250 m². Fokus terhadap
konsumen diterjemahkan melalui visi ‖ Menjadi jaringan distribusi retail
terkemuka yang dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi kepada
pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen,
serta mampu bersaing secara global‖.22
20
Hendri Hermawan Adinugraha, Norma dan Nilai Dalam Ilmu Ekonomi Islam, Jurnal
Media Ekonomi & Teknologi Informasi, Vol.21 No.1, Maret 2013, hlm.54
21
https://id.wikipedia.org/wiki/Alfamart, Diakses tanggal tanggal 23 Maret.Pukul 20.00
Wib. 22
https://oridiansyah.wordpress.com/sejarah-visi-misi-kantor/, Diakses pada Tanggal 23
Maret.Pukul 20.00 Wib.
10
Salah satu cabangnya adalah alfamart branch Klaten yang beralamat di
Jl. Solo-Jogja KM 21, Kaliwingko, Banaran, Delanggu, Klaten. Alfamart
Cabang Klaten mengelola 467 Toko/Gerai di 19 Kabupaten yang secara
geografis masuk wilayah provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur serta Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Menarik untuk dicermati dan diteliti lebih lanjut, tentang penerapan
nilai-nilai syariah pada ritel modern yang secara eksplisit tidak memunculkan
slogan syariah namun secara implisit menerapkan nilai–nilai syariah
didalamnya. Penerapan nilai-nilai implisit syariah sebagai sebuah proses
membumikan nilai-nilai syariah dalam bisnis ritel modern sebagai bentuk
implementasi Islam rahmatal li al „alamin.
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah diatas, peneliti sebagai
intrumen utama pada penelitian ini merasa sangat penting untuk
melakukan penelitian, yang fokus dalam bidang implementasi nilai-nilai
syariah pada ritel modern secara implisit. Maka peneliti tertarik mengadakan
penelitian lebih dalam tentang “Strategi Pemasaran Bisnis Ritel Modern
Dalam Persepektif Ekonomi Syariah" dengan objek penelitian PT. Sumber
Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart) Cabang Klaten. Sistem kinerja operasional
perusahaan yang bersifat sentral ( semua kebijakan bisnis strategi ada di kantor
pusat) sehingga pelaksanaan proses bisnis di setiap cabang memiliki kesamaan.
PT. Sumber Alfaria Trijaya,Tbk merupakan salah satu perusahaan ritel modern
yang berskala internasional yang secara ekplisit tidak menanamkan nilai-nilai
11
ekonomi syariah, akan tetapi kemungkinan secara implisit sudah menerapkan
atau memasukan nilai-nilai ekonomi syariah dalam proses bisnisnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka dapat ditentukan
pokok permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Strategi Pemasaran (Marketing) sembilan elemen Hermawan
kartajaya pada bisnis ritel modern di Alfamart Cabang Klaten?
2. Bagaimana Strategi Pemasaran (Marketing ) sembilan elemen Hermawan
kartajaya pada bisnis ritel modern di Alfamart Cabang Klaten ditinjau dari
persepektif Ekonomi Syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian pada umumnya bertujuan untuk menemukan, menguji dan
mengembangkan suatu pengetahuan. Demikian halnya dengan penelitian
yang akan penulis teliti memiliki tujuan untuk mendiskripsikan strategi-
strategi pemasaran (marketing) yang diterapkan oleh Alfamart Cabang
Klaten dan untuk mengetahui apakah strategi-strategi pemasaran
(marketing) yang diterapkan oleh Alfamart cabang Klaten sudah sesuai
dengan persepektif ekonomi syariah.
2. Manfaat Penelitian
12
a. Secara Teoritis
Menjadi sumbangan sebuah karya ilmiah yang dapat digunakan
sebagai rujukan dalam upaya memajukan konsep Ekonomi Syariah
dalam bisnis Ritel Modern berupa konsep dan solusi bagaimana konsep
yang seharusnya diterapkan oleh pelaku bisnis modern secara
keseluruhan yang berdasarkan ilmu Ekonomi Syariah.
Selain itu juga bertujuan untuk memberikan informasi bagaiman
konsep nilai-nilai Bisnis ritel modern khususnya yang diterapkan oleh
Alfamart Cabang Klaten.
b. Secara Praktis
1) Bagi Pelaku Bisnis Modern
Sebagai bahan untuk memajukan perkembangan binis Ritel
Modern yang berdasarkan Ekonomi Syariah.
2) Bagi Masyarakat
Untuk memberikan informasi atas bagaimana konsep yang
benar nilai-nilai dalam bisnis ritel modern yang sesuai dengan Nilai
Ekonomi Syariah. Dan menberikan inovasi kepada masyarakat akan
pentingnya perkembagan bisnis ritel modern.
D. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini terbagi menjadi lima bab,yaitu:
13
BAB I : Pendahuluan, bab ini merupakan gambaran dari latar belakang
masalah, fokus penelitian yang diambil, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
dan sistematika pembahasan.
BAB II: Pada bab ini akan dijelaskan kajian penelitian terdahulu sejenis yang
pernah dilakukan sebagai rujukan dalam penelitian ini. Selain itu, bab ini juga
akan memaparkan tentang kerangka teori yang dipakai sebagai argumen
teoritis dalam penelitian ini.
BAB III: Pada bab ini menggambarkan tentang metode yang digunakan untuk
menganalisis serta digunakan untuk menjawab fokus penelitian pada penelitian
ini yang terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, tempat dan lokasi
penelitian, informan penelitian, teknik penentuan informan, teknik
pengumpulan data, keabsahan data dan teknik analisis data.
BAB IV: Bab keempat ini merupakan bab yang akan memaparkan hasil
penelitian serta pembahasan atas hasil penelitian tersebut yang akan menjawab
fokus pertanyaan penelitian.
BAB V: Bab ini merupakan bab penutup dan menjadi bagian akhir penulisan.
Bagian ini memuat tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran dari
penelitian ini.
14
BAB II
KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU DAN KERANGKA TEORI
A. Kajian Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian strategi pemasaran pada bisnis ritel modern dalam
perspektif ekonomi syariah studi pada Alfamart Cabang Klaten peneliti perlu
melakukan peninjaun terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang terkait atau
pernah dilakukan. Peneliti mengambil beberapa hasil penelitian yang terkait
Bisnis ritel modern berdasarkan Ekonomi syariah.
1. Jurnal dari Ahmad Miftah yang berjudul “Mengenal Marketing dam
Marketers Syariah” perbedaan dalam penelitian ini terdapat pada variabel
yang digunanakan, perbedaan yang lain penelitian ini hanya membahas
obyek dari pelaku bisnis tanpa mengakaitkan kaidah fiqih. Terkait dengan
hasil dari penelitian ini adalah Pemasaran harus dikelola secara profesional
sehingga kebutuhan dan keinginan konsumen akan segera terpenuhi dan
terwujud. Strategi pemasaran yang efisien harus dapat memberikan
gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan oleh
marketers dalam menggunakan setiap kesempatan atau peluang pada
beberapasasaran pemasaran usaha bisnis syariah.1
2. Jurnal dari Ita Nurckholifah yang berjudul “Marketing mix Dalam
Perspektif Syariah”. Adapun hasil dari penelitian tersebut bahwa produk
1Ahmad Miftah, “Mengenal Marketing Dan Marketers Syariah”Jurnal Ekonomi Islam
Volume 6 No. 2 Juli – Desember 2015
15
dapat berupa barang dan jasa yang dibuat oleh seorang pemasar atau
pembisnis untuk dipasarkan. Dalam menciptakan produk yang dibutuhkan
masyarakat dan harus halal, keunggulan serta kualitas produk menjadi
satu hal yang penting untuk diperhatikan oleh pebisnis. Harga suatu
produk juga harus menjadi perhatian yang serius untuk dikelola,
memberikan harga yang pantas dan harga yang dapat bersaing dengan
produk-produk pesaing serta terhindar dari unsur riba.2
3. Jurnal dari Widyarini yang berjudul “ Evaluasi Pemasaran Pada Mini
Market Syari‟ah (Tinjauan Perspektif Hukum Islampada Minimarket
Syar‟e Mart)”, penelitian ini hanya terfokus pada komponem
penelitiannya. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
komponen produk yang ditawarkan pada minimarket syar‟e mart sudah
memenuhi standar Syari‟ah yaitu berlabel halal dari LP-POM MUI. Dalam
komponen harga yang diterapkan sesuai tuntunan syariah dengan
menggunakan sistem murabahah. Serta dalam hal promosi sudah
diterapkan sesuai Syari‟ah dengan tidak melakukan promosi secara
berlebihan dan mengandung unsur penipuan. Dalam melakukan display
cukup menarik serta kebersihan selalu terjaga sudah menerapkan secara
syariah.3
4. Jurnal dari Rahmawati yang berjudul “Dinamika Akad Dalam Ekonomi
Syariah” perbedaan dalam penelitian ini terfokus pada akad yang menjadi
2Ita Nurckholifah,“Marketing mix Dalam Perspektif Syariah”, Jurnal Khatulistiwa –
Journal Of Islamic Studies Volume 4 Nomor 1 Maret 2014, hlm.73-86 3Widyarini, “Evaluasi Pemasaran Pada Minimarket Syari‟ah (Tinjauan Perspektif Hukum
Islam pada Minimarket Syar‟e Mart)”, Jurnal Az Zarqa‟,Vol.9, No.2, Desember2017, hlm.209-
235.
16
pembahasan secara menyelutuh menjadi studi yang kritis dan dianalisis.
Hasil dari penelitian Akad menjadi bagian dari produk hukum Islam dan
syariat (wahyu) yang lebih menjamin kemaslahatan manusia. Sebagai
nilai, akad dalam ekonomi syariah atau ekonomi Islam dapat melebur ke
dalam sistem ekonomi di dunia ini untuk menjadi penyaring dan
penyeimbang sehingga sistem perekonomian yang ada berjalan stabil ke
arah tujuan perekonomian untuk kebaikan semua pihak.4
5. Jurnal dari Eka Nur Rahmawati yang berjudul “Akad Jual Beli Dalam
Perspektif Fikih dan Praktiknya di Pasar Modal Indonesia” penelitian ini
hanya terdapat pada akad yang digunakan hanya akad Ijaroh dan
Mudharobah yang menjadi dasar analisis permasalahan. Adapun hasil
penelitiannya sebagai berikut. Penerbitan sukuk korporasi di Indonesia
hanya menggunakan dua jenis akad, yaitu akad Ijarah dengan
menggunakan dua belas (12) struktur akad dan akad Mudharabah dengan
menggunakan tujuh struktur. Meskipun akad yang digunakan sama, tetapi
ternyata strukturnya berbeda dan tergantung pada jenis usaha emiten,
tujuan penggunaan serta pilihan akad penerbitan.5
6. Jurnal dari Shelby D. Hunt dan Dennis B. Arnett yang berjudul “Market
Segmentation Strategy, Competitif Advantage, and Public Policy:
Grounding Segmentation Strategy in Resourse Advantage Theory”. Hasil
dari penelitiannya, bahwa teori dalam penelitian perusahaan tersebut
4Rahmawati, “Dinamika Akad Dalam Ekonomi Syariah”, Jurnal Al-Iqtishad: Vol. III,
No. 1, Januari 2011, hlm.19-34,. 5Eka Nuraini Rahmawati,”Akad Jual Beli Dalam Perspektif Fikih dan Praktiknya di Pasar
Modal Indonesia”, Jurnal Al-„Adalah,Vol.XII,No.4, Desember 2015, hlm.785-806.
17
ketika perusahaan menggunakan strategi segmentation atau segmentasi
untuk bersaing pada segmen-segmen dasar. Kompetisi yang dihasilkan
meminta untuk proaktif dan reaktif inovasi. Inovasi diputar,
mempromosikan peningkatan tingkat perusahaan, industry dan
produktivitas masyarakat. Karena kenaikan ini diproduktivitas penciptaan
kekayaan dan ekonomi pertumbuhan. Segmentasi atau segmentation pasar
tidak hanya baik tingkat perusahaan strategi, tetapi juga promosi
bagaimana penggunaan tersebut juga baik.6 Segmentasi ini merupakan
bagian dari Sembilan elemen Hermawan Kartajaya.
7. Jurnal dari Teguh Suripto yang berjudul “Manajemen SDM Dalam
Prespektif Ekonomi Islam : Tinjauan Manajemen SDM Dalam Industri
Bisnis”. Jurnal ini membahas tentang bagaimana pengelolaan sumber daya
manusia (SDM) atau Manajemen SDM sesuai dengan pola konvensional,
hanya mengedepankan sifat keduniawian saja, belum memandang
kebutuhan rohaninya. Sehingga karyawan hanya menjadi obyek
perusahaan dan belum menjadi subyek bagi perusahaan. Dengan
penerapan Manajemen SDM secara Islami, karyawan akan menjadi subyek
bagi perusahaan sehingga mereka mampu berpartispasi aktif bagi
kemajuan perusahaan.7 Sistem ekonomi Islam atau ekonomi syariah dalam
menerapkan manajemen SDM mendasarkan pada keselarasan atau
6 Shelby D. Hunt dan Dennis B. Arnett, “Market Segmentation Strategy, Competitif
Advantage, and Public Policy: Grounding Segmentation Strategy in Resourse Advantage
Theory”,Journal Australian Marketing, Vol.12: 1 (2004), hlm.21. 7Tegus Suripto, “Manajemen SDM dalam Prespektif Ekonomi Islam : Tinjauan
Manajemen Sdm Dalam Industri Bisnis”, Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia, Volume Ii, No.2
Desember 2012,hlm.239-250.
18
keseimbangan yang dapat dilakukan diantara kebutuhan material dan etika
manusia. Sistem Ekonomi Islam atau ekonomi syariah tidak melupakan
ciri pokok kemajuan manusia, yang bergantung kepada sejauh mana
lancarnya koordinasi dan keharmonisan diantara aspek moral dan material
dalam kehidupan manusia.
8. Jurnal dari Tri Joko Utomo yang berjudul “Lingkungan bisnis Dan
persaingan bisnis ritel (the business environment And the competition of
retail business)” dalam penelitian ini yang membedakannya hanya
membahas terkait dengan perkembangan yang dialami bisnis ritel dan
meyebabkan persaingan yang semakin kompetitif. Adapun hasil dari
penelitian ini bahwa perkembangan bisnis ritel yang pesat ini didorong
oleh terbukanya peluang pasar, perkembangan usaha manufaktur, dan
upaya pemerintah untuk mengembangkan bisnis ritel. Perkembangan ini
membawa dampak semakin ketatnya persaingan para pemain bisnis ritel.
Bisnis ritel modern terbagi dalam berbagai jenis yang sangat beragam
berdasarkan klasifikasi menurut bentuk, ukuran, dan tingkat
modernitasnya.8
9. Jurnal dari Eri Wibowo Agung Santosa Ekonomi Islam Dalam Konteks
Keindonesiaan (Perspektif Jalan Ketiga) Dibentuknya koperasi-koperasi
primer yang berbasis sektor riil pertanian maupun perdagangan merupakan
bentuk mekanisme pertahanan untuk memerangi riba seperti gharar atau
spekulasi, monopoli yang merugikan dan bentuk-bentuk riba yang lain.
8Tri Joko Utomo,”Lingkungan bisnis Dan persaingan bisnis ritel (the business
environment And the competition of retail business)”, Jurnal Fokus Ekonomi, Vol.5 No.1.Juni
2010,hlm.70-80.
19
Konsep dan gagasan ini sesungguhnya equal dengan konsep dan gagasan
ekonomi Islam.9
10. Jurnal dari Abdulloh Sahroni,”Implementasi strategi pemasaran Rasulullah
dalam konteks Kontemporer (analisis di swalayan pamella yogyakarta dan
la tansa Gontor Ponorogo)”, hasil penelitiannya bahwa strategi produk,
Swalayan Pamella Yogyakarta dan Swalayan La Tansa Gontor hanya
memperdagangkan produk-produk yang halal dan baik secara syariah.
Strategi harga Harga, Swalayan Pamella Yogyakarta dan Swalayan La
Tansa Gontor dalam menetapkan harga tergantung dari harga pasar.10
11. Jurnal dari Rusham Analisis dampak pertumbuhan pasar moderen terhadap
eksistensi pasar tradisional di kabupaten Bekasi Aturan dalam Perda ini
yang dinilai masih dibaikan oleh pemerintah ialah mengenai
pemberdayaan dan Perlindungan pasar Tradisional. Untuk Pemberdayaan,
pemerintah seakan lepas tangan dalam pengelolaan pasar tradisional
dengan memberikan hak sepenuhnya kepada Pengelola pasar dan
developer yang bernuansa korporasi.11
12. Jurnal dari Fitri Amalia Etika Bisnis Islam: Konsep dan Implementasi
Pada Pelaku Usaha Kecil Konsep pasar seperti pada zaman Nabi
Muhammad saw diterapkan pada Pasar Madinah. Pasar Madinah lebih
9Eri Wibowo Agung Santosa, “Ekonomi Islam Dalam Konteks Ke Indonesiaan (
Perspektif Jalan Ketiga)”,Jurnal Unimus,hlm.1-12. 10
Abduloh Sahroni, “Implementasi strategi pemasaran Rasulullah dalam konteks
Kontemporer (analisis di swalayan pamella yogyakarta dan la Tansa gontor ponorogo)”, Jurnal
Millah Vol.XV,No.1,Agustus 2015,hlm.117-134 11
Rusham, “Analisis dampak pertumbuhan pasar moderen terhadap eksistensi pasar
tradisional di kabupaten bekasi”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Manajemen dan Kewirausahaan
“OPTIMAL” Vol.10, No. 2 September 2016, hlm.153-166.
20
dikenal dengan nama Bazaar Madinah merupakan jenis pasar yang
menjalankan kegiatan perdagangan berdasarkan pada prinsip-prinsip
syariah. Pelaksanaan etika bisnis Islam selalu dipantau oleh badan
pengawas, sehingga hal-hal yang melanggar nilai, prinsip maupun etika
Islam oleh para pedagang dapat dihindari.12
13. Jurnal dari Tamamudin Merefleksikan teori pemasaran Ke dalam praktik
pemasaran syariah. Hasil dari penelitian ini bahwa konsep dan praktik
pemasaran perlu difokuskan kembali. Pengajaran tradisional perlu direvisi
tidak dibuang. Personil pemasaran perlu mengetahuai cara tradisional
“melakukan pemasaran” sebelum dapat menerima cara baru atau berbeda
dalam menyampaikan dan mengimplementasikan program pemasaran. apa
yang disajikan dalam teks dan buku tidak merepresentasikan obat mujarab
atau prinsip-prinsip praktik terbaik untuk mengelola pemasaran dalam
organisasi manapun. Prinsip-prinsip retro-marketing dan experential
marketing.13
14. Jurnal dari Imron Mawardi Pengaruh produk, harga, tempat, promosi ritel
modern terhadap Keberlangsungan usaha ritel tradisional di gresik1)
Simpulan penelitian Pengaruh Produk, Harga, Tempat, Promosi Ritel
Modern Terhadap Keberlangsungan Usaha Ritel Tradisional di Gresik
adalah dari keempat variabel yaitu produk, harga, tempat dan promosi ritel
12
Fitri Amalia, “Etika Bisnis Islam: Konsep dan Implementasi Pada Pelaku Usaha Kecil”,
Jurnal Al-Iqtishad: Vol. VI No. 1, Januari 2014,hlm.133-142. 13
Tamamudin, “Merefleksikan Teori Pemasaran Ke Dalam Praktik Pemasaran Syariah”,
Jurnal Hukum Islam (JHI) Volume 12, Nomor 2, Desember, 2014, hlm.273-285.
21
modern berdasarkan hasil uji t ternyata tidak semua variabel memiliki
pengaruh signifikan terhadap keberlangsungan usaha ritel tradisional.14
15. Jurnal dari Sri Ramadhan Pengaruh Harga Psikologis Terhadap Etika
Bisnis , dalam penelitian ini di simpulkan bahwa hubungan antara etika
dan bisnis merupakan suatu yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya. Sehingga dalam etika bisnis Islam mengatakan bahwa antara
bisnis dan etika bukanlah merupakan dua bangunan yang terpisah,
melainkan sebagai satu kesatuan struktur. Bahwa bisnis bukan semata-
mata upaya meraih keuntungan material, akan tetapi sekaligus mencapai
tujuan spiritual, yakni pencapaian ridha Allah SWT.
Penetapan harga secara psikologis ini, merupakan penetapan harga yang
bertentangan dengan nilai-nilai dan etika bisnis Islam, karena dalam penetapan
tersebut terciptanya kebohongan bahkan penipuan antara penjual dengan
pembeli. Akan tetapi karena hal ini sudah menjadi hal yang umum dan
konsumen tidak sadar ditipu, maka terkesan penetapan harga psikologis ini
seperti hal yang dipandang biasa saja bagi pelaku ekonomi. Selanjutnya jika
dikaitkan dengan kajian fikih, penetapan harga psikologis ini tergolong pada
gharar.
Ghararnya akan tergambar pada bilangan harganya, karena pada saat
membayar tidak sesuai dengan harga yang tertera dalam sebuah produk. Maka
taktik harga seperti ini haruslah hati-hati. Karena jika begitu banyak produk
ditetapkan harga seperti ini, akan terbentuk dalam persepsi pelanggan bahwa
14
Imron Mawardi, “Pengaruh produk, harga, tempat, promosi ritel modern terhadap
Keberlangsungan usaha ritel tradisional di gresik)”, Jurnal JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
UNAIR Surabaya,hlm.759-771.
22
ritel tersebut berusaha menipu pelanggan. Hal ini tidak hanya bertentangan
dengan etika tapi dalam jangka panjang juga bisa merusak citra pelaku bisnis
itu sendiri.15
Dari beberapa hasil penelitian diatas yang membedakan dengan
penelitian ini yakni pada segi variabel –variabel penelitian, dimana pada
penelitian terdahulu hanya membahas etika binis, tantangan bisnis dan
sebagian dari variabel marketing mix serta objek penelitian terfokus pada
bisnis yang menggunakan slogan syariah.
Sedangkan pada penelitian penulis, pembahasan menggunakan
sembilan elemen marketing Hermawan kartajaya dan empat variabel marketing
mix konvensional yang di sandingkan dengan nilai-nilai pada marketing mix
syariah. Serta yang lebih menarik pada penelitian penulis, objek penelitian
merupakan bisnis ritel modern konvensional bukan bisnis ritel yang secara
explisit menggunakan lebel syariah.
Sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
pencerahan tentang implementasi nilai-nilai dan norma ekonomi syariah secara
implisit terhadap bisnis ritel modern. Harapannya hasil dari penelitian ini bisa
menjadi pedoman bagi pelaku bisnis ritel bahwa penerapan nilai-nilai dan
norma ekonomi syariah secara implisit bisa dilakukan pada bisnis ritel modern
konvensional.
15
Sri Ramadhan, “Pengaruh Harga Psikologis Terhadap Etika Bisnis”, Jurnal Maqdis
(Jurnal Kajian Ekonomi Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016, hlm.97-112.
23
Tabel 1
Penelitian terdahulu Penelitian Terdahulu
No Tahun Peneliti Judul
Penelitian
Bentuk
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1 2015 Ahmad
Miftah Mengenal
Marketing
Dan
Marketers
Syariah
Jurnal
Ekonomi
Islam
Volume 6
No. 2 Juli -
Desember
2015 P-
ISSN:
2085-3696;
E-ISSN:
2541-4127
Sama-sama
membahas
permaslahan
marketing
1. Tempat
dan Waktu
Penelitian
2. Objek
Penelitian
Oleh karena itu dunia bisnis perlu untuk mengemas
kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus
menerus untuk melakukan riset pasar. Pemasaran harus
dikelola secara profesional sehingga kebutuhan dan
keinginan konsumen akan segera terpenuhi dan
terwujud. Strategi pemasaran yang efisien harus dapat
memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang
apa yang dilakukan oleh marketers dalam
menggunakan setiap kesempatan atau peluang pada
beberapasasaran pemasaran usaha bisnis syariah.
2 2014 Ita
Nurckholi
fah
Marketing
mix Dalam
Perspektif
Syariah
Jurnal
Khatulistiw
a – Journal
Of Islamic
Studies
Volume 4
Nomor 1
Maret 2014
Sama-sama
meneliti
marketing mix
syariah
1. Tempat
dan waktu
penelitian
2. Objek
Penelitian
3. Meneliti
tentang
marketing
mix di
Produk dapat berupa barang, jasa yang diciptakan oleh
seorang pemasar/pebisnis yang akan dipasarkan.
Ciptakanlah produk yang halal dan dibutuhkan oleh
masyarakat, keunggulan serta kualitas produk menjadi
sesuatu yang penting untuk diperhatikan oleh pebisnis.
Harga suatu produk juga menjadi perhatian yang serius
untuk dikelola, berikan harga yang pantas dan harga
yang dapat bersaing dengan produk-produk pesaing
serta terhindar dari unsur riba.
24
ritel
modern.
3 2017 Widyarini Evaluasi
Pemasaran
Pada Mini
Market
Syari’ah
(Tinjauan
Perspektif
Hukum
Islam
pada
Minimarket
Syar’e Mart)
Jurnal Az
Zarqa‟,Vol.
9,
No.2,Desem
ber2017
Sama-sama
meneliti
pemasaran
dalam hukum
islam dengan
variabel
bauran
pemasaran.
1. Tempat
dan waktu
penelitian
2. Objek
penelitian
3. Pengguna
kaan
marketing
mix yang
tujuh
bauran
pemasaran
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
komponen produk yang ditawarkan sudah memenuhi
standar Syari‟ah yaitu berlabel halal dari LP-POM
MUI, komponen harga yang diterapkan sesuai
tuntunan syar‟î dengan menggunakan sistem
murâbahah, komponen promosi sudah diterapkan
sesuai Syari‟ah dengan tidak melakukan promosi
secara berlebihan dan mengandung unsur penipuan,
komponen display cukup menarik dan kebersihan
selalu terjaga sudah menerapkan secara syar‟i..
4 2011 Rahmawa
ti Dinamika
Akad Dalam
Ekonomi
Syariah
Jurnal Al-
Iqtishad:
Vol. III, No.
1, Januari
2011
Sama-sama
membahas
tentang
ekonomi
syariah
1. Tempat
dan waktu
penelitian
2. Objek
penelitian
3. Variabel
yang
digunakan
dalam
penelitian.
Akad menjadi bagian dari produk hukum Islam dan
syariat (wahyu) yang lebih menjamin kemaslahatan
manusia. Sebagai nilai, akad dalam ekonomi syariah
atau ekonomi Islam dapat melebur ke dalam sistem
ekonomi di dunia ini untuk menjadi penyaring dan
penyeimbang sehingga sistem perekonomian yang ada
berjalan stabil ke arah tujuan perekonomian untuk
kebaikan semua pihak.
25
5 2015 Eka Nur
Rahmawa
ti
Akad Jual
Beli Dalam
Perspektif
Fikih dan
Praktiknya
di Pasar
Modal
Indonesia
Jurnal AL-
„ADALAH
Vol. XII,
No. 4,
Desember
2015
Sama –sama
meneliti
penerapan
akad dalam
ekonomi Islam
1. Tempat
dan waktu
penelitian
2. Objek
penelitian
3. Variabel-
variabel
yang
digunakan
.
Dalam praktik, penerbitan sukuk korporasi di
Indonesia hanya menggunakan dua jenis akad, yakni
akad Ijârah yang menggunakan 12 struktur akad-dan
akad Mudhârabah-yang menggunakan tujuh struktur.
Meski akadnya sama, tetapi ternyata strukturnya
berbeda, tergantung pada jenis usaha emiten, tujuan
penggunaan, serta pilihan akad penerbitan.
6 2004 Shelby D.
Hunt and
Dennis B.
Arnett
Market
Segmentatio
n Strategy,
Competitif
Advantage,
and Public
Policy:
Grounding
Segmentatio
n Strategy in
Resourse
Advantage
Theory
Journal
Australian
Marketing,
Vol.12: 1
Sama-sama
meneliti
startegi
segmentation
1. Tempat
dan waktu
penelitian
2. Objek
penelitian
3. Variabel –
variabel
yang
digunakan
Teori dalam penelitian perusahaan tersebut ketika
perusahaan menggunakan strategi segmentation untuk
bersaing pada segmen demi segmen dasar. Kompotisi
yang dihasilkan meminta kepada kedua proaktif dan
reaktif inovasi. Inovasi ini diputar, mempromosikan
peningkatan tingkat perusahaan, industri tingkat, dan
produktivitas masyarakat tingkat.
7 2012 Teguh
Suripto Manajemen
Sdm Dalam
Jurnal
Ekonomi
Sama –sama
meneliti SDM
1. Tempat
dan waktu
Pengelolaan SDM atau Manajemen SDM sesuai
dengan pola konvensional, hanya mengedepankan sifat
26
Prespektif
Ekonomi
Islam :
Tinjauan
Manajemen
Sdm Dalam
Industri
Bisnis
Syariah
Indonesia,
Volume Ii,
No.2
Desember
2012
dalam
ekonomi Islam
penelitian
2. Objek
penelitian
3. Variabel –
variabel
yang
digunakan
4. Luasan
pembahas
an tentang
SDM
keduniawian saja, belum memandang kebutuhan
rohaninya. Sehingga karyawan hanya menjadi obyek
perusahaan dan belum menjadi subyek bagi
perusahaan. Dengan penerapan Manajemen SDM
secara islama, karyawan akan menjadi subyek bagi
perusahaan sehingga mereka mampu berpartispasi
aktif bagi kemajuan perusahaan.
Sistem ekonomi Islam dalam menerapkan manajemen
SDM, mendasarkan pada keselarasan atau
keseimbangan yang dapat dilakukan diantara
kebutuhan materialdan etika manusia. Sistem Ekonomi
Islam tidak melupakan ciri pokok kemajuan manusia,
yang bergantung kepada sejauh mana lancarnya
koordinasi dan keharmonisan diantara aspek moral dan
material dalam kehidupan manusia.
8 2010 Tri Joko
Utomo Lingkungan
bisnis
Dan
persaingan
bisnis ritel
(the business
environment
And the
competition
of retail
business)
Jurnal
Fokus
Ekonomi
Vol. 5 No. 1
Juni 2010
Sama-sama
membahas
ekonomi Islam
1. Tempat
dan waktu
penelitian
2. Objek
penelitian
3. Variabel –
variabel
yang
digunakan
Perkembangan bisnis ritel yang pesat didorong oleh
terbukanya peluang pasar, perkembangan usaha
manufaktur, dan upaya pemerintah untuk
mengembangkan bisnis ritel. Perkembangan ini
membawa dampak semakin ketatnya persaingan para
pemain bisnis ritel. Bisnis ritel terbagi dalam berbagai
jenis yang sangat beragam berdasarkan klasifikasi
menurut bentuk, ukuran, dan tingkat modernitasnya.
9 2005 Eri Ekonomi Jurnal Sama-sama 1. Tempat Dibentuknya koperasi-koperasi primer yang berbasis
27
Wibowo Islam Dalam
Konteks Ke
Indonesiaan
( Perspektif
Jalan Ketiga
)
Unimus
Universitas
Muhammad
iyah
Semarang
meniliti
ekonomi Islam
di Indonesia
dan waktu
penelitian
2. Objek
penelitian
3. Variabel –
variabel
yang
digunakan
sektor riil pertanian maupun perdagangan merupakan
bentuk mekanisme pertahanan untuk memerangi riba
seperti gharar atau spekulasi, monopoli yang
merugikan dan bentuk-bentuk riba yang lain. Konsep
dan gagasan ini sesungguhnya equal dengan konsep
dan gagasan ekonomi Islam
10 2015 Abdulloh
Sahroni Implementas
i strategi
pemasaran
Rasulullah
dalam
konteks
Kontempore
r
(analisis di
swalayan
pamella
yogyakarta
dan la
Tansa gontor
ponorogo)
Jurnal
Millah Vol.
XV, No. 1,
Agustus
2015
Sama-sama
meneliti
strategi
pemasaran
1. Tempat
dan waktu
penelitian
2. Objek
penelitian
3. Variabel –
variabel
yang
digunakan
Strategi Produk, Swalayan Pamella Yogyakarta dan
Swalayan La Tansa Gontor hanya memperdagangkan
produk-produk yang halal dan baik secara syariah.
Strategi harga Harga, Swalayan Pamella Yogyakarta
dan Swalayan La Tansa Gontor dalam menetapkan
harga tergantung dari harga pasaran.
11 2016 Rusham Analisis
dampak
pertumbuha
n pasar
moderen
Jurnal
Ilmiah
Ekonomi
Manajemen
dan
Sama-sama
meneliti
tentang bisnis
ritel modern.
1. Tempat
dan waktu
penelitian
2. Objek
penelitian
Aturan dalam Perda ini yang dinilai masih dibaikan
oleh pemerintah ialah mengenai pemberdayaan dan
Perlindungan pasar Tradisional. Untuk Pemberdayaan,
pemerintah seakan lepas tangan dalam pengelolaan
pasar tradisional dengan memberikan hak sepenuhnya
28
terhadap
eksistensi
pasar
tradisional
di
kabupaten
bekasi
Kewirausah
aan
“OPTIMAL
”
Vol.10, No.
2
September
2016
3. Variabel –
variabel
yang
digunakan
kepada Pengelola pasar dan developer yang bernuansa
korporasi.
12 2014 Fitri
Amalia Etika Bisnis
Islam:
Konsep dan
Implementas
i Pada
Pelaku
Usaha Kecil
Jurnal Al-
Iqtishad:
Vol. VI No.
1, Januari
2014
Sma-sama
meneliti
tentang
ekonomi Islam
1. Tempat
dan waktu
penelitian
2. Objek
penelitian
3. Variabel –
variabel
yang
digunakan
Konsep pasar seperti pada zaman Nabi Muhammad
saw diterapkan pada pelaku usaha kecil di Pasar
Madinah. Pasar Madinah lebih dikenal dengan nama
Bazaar Madinah merupakan jenis pasar yang
menjalankan kegiatan perdagangan berdasarkan pada
prinsip-prinsip syariah. Pelaksanaan etika bisnis Islam
selalu dipantau oleh badan pengawas, sehingga hal-hal
yang melanggar nilai, prinsip maupun etika Islam oleh
para pedagang dapat dihindari.
13 2014 Tamamud
in Merefleksik
an teori
pemasaran
Ke dalam
praktik
pemasaran
syariah
Jurnal
Hukum
Islam (JHI)
Volume 12,
Nomor 2,
Desember,
2014
STAIN
Sama-sama
meneliti teori
pemasaran
1. Tempat
dan waktu
penelitian
2. Objek
penelitian
3. Variabel –
variabel
yang
digunakan
Konsep dan praktik pemasaran perlu difokuskan
kembali. Pengajaran tradisional perlu direvisi tidak
dibuang, dan personel pemasaran perlu mengetahui
cara tradisional „melakukan pemasaran‟ sebelum dapat
menerima cara baru atau berbeda dalam
menyampaikan dan mengimplementasikan program
pemasaran. apa yang disajikan dalam teks dan buku
tidak merepresentasikan obat mujarab atau prinsip-
prinsip praktik terbaik untuk mengelola pemasaran
29
Pekalongan dalam organisasi manapun. Prinsip-prinsip retro-
marketing dan experential marketing.
14 2015 Imron
Mawardi Pengaruh
produk,
harga,
tempat,
promosi ritel
modern
terhadap
Keberlangsu
ngan usaha
ritel
tradisional
di gresik)
Jurnal
JESTT Vol.
2 No. 9
September
2015
UNAIR
Surabaya
Sama-sama
meneliti
bauran
pemasaran
1. Tempat
dan waktu
penelitian
2. Objek
penelitian
3. Variabel –
variabel
yang
digunakan
Simpulan penelitian Pengaruh Produk, Harga, Tempat,
Promosi Ritel Modern Terhadap Keberlangsungan
Usaha Ritel Tradisional di Gresik adalah dari keempat
variabel yaitu produk, harga, tempat dan promosi ritel
modern berdasarkan hasil uji t ternyata tidak semua
variabel memiliki pengaruh signifikan terhadap
keberlangsungan usaha ritel tradisional.
15 2016 Sri
Ramadha
n
Pengaruh
Harga
Psikologis
Terhadap
Etika Bisnis
Jurnal
Maqdis
(Jurnal
Kajian
Ekonomi
Islam)-
Volume 1,
No.1,
Januari-Juni
2016
Sma-sama
menliti tentang
harga
1. Tempat
dan waktu
penelitian
2. Objek
penelitian
3. Variabel –
variabel
yang
digunakan
Hubungan antara etika dan bisnis merupakan suatu
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Karena dal am dunia bisnis tidak hanya mempun yai
hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum
sebagai pemas ok, pembeli, penyalur, pemakai dan
lain-lain. Namun juga mempunyai pertanggung
jawaban terhadap lingk ungan sosial. Maka jelas
bahwa bet apa pentingnya etika di dalam kegiat an
bisnis, sehingga kita dapat menyat akan etika bisnis
ini harus concern atas kepeduliannya terhadap
masyara kat dan lingkungannya. Sehingga da lam
etika bisnis Islam mengatakan bahwa antara bisnis
dan etika bukanlah merupakan dua bangunan yang
terpis ah, melainkan sebagai satu kesatuan struktur.
30
Bahwa bisnis bukan semata-mata upaya meraih
keuntungan mat erial, akan tetapi sekaligus mencapai
tujuan spiritual, yakni pencapaian ridha Allah SWT.
Penetapan harga psikologis ini, merupakan penetapan
harga yang ber tentangan dengan etika bisnis Islam,
karena dalam penetapan tersebut terc iptanya
kebohongan maupuan peni puan antara penjual
dengan pembeli. Namun karena hal ini sudah menjadi
hal yang dan konsumen tidak sadar dit ipu, maka
terkesan penetapan harga psikologis ini seperti hal
yang dipan dang biasa saja bagi pelaku ekonomi.
Selanjutnya jika dikaitkan dengan ka jian fikih,
penetapan harga psikologis ini tergolong pada gharar.
Ghararnya akan tergambar pada bilangan har ganya,
karena pada saat membayar tid ak sesuai dengan
harga yang tertera dalam sebuah produk. Maka taktik
harga seperti ini haruslah hati-hati. Ka rena jika
begitu banyak produk dite tapkan harga seperti ini,
akan terbentuk dalam persepsi pelanggan bahwa ritel
tersebut berusaha menipu pelanggan. Hal ini tidak
hanya bertentangan denga n etika tapi dalam jangka
panjang juga bisa merusak citra pelaku bisnis itu
sendiri.
31
B. Kerangka Teori
1. Islam dan Ekonomi
Islam sebagai agama rahmatal ill „alamin yang mengatur tentang
sendi-sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kehidupan
perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip Illahiyah.
Ekonomi Islam merupakan perilaku ekonomi yang perilakunya atau tata
cara bekerjanya diatur berdasarkan aturan agama Islam yang didasari
dengan tauhid. Segala aturan yang diturunkan Allah SWT dalam sitem
ajaran agama Islam mengarah pada tujuan kebaikan, kesejahteraan,
keutamaan, serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan, dan kerugian pada
seluruh ciptaan-Nya.
Demikian pula dalam hal ekonomi, tujuannya adalah membantu
manusia mencapai kemenangan di dunia dan di akhirat. Islam merupakan
suatu tatanan kehidupan yang komprehensif, yang mengatur semua aspek
kehidupan, baik itu kehidupan spiritual, sosial politik serta ekonomi. Hal itu
sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam firman Allah SWT:
ء ي ل ش ك ا ل ان ي بػ اب ت ت ك ك ال ي ل ا ع ن زل ونػ
yang artinya: ”Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab(al-quran)
untuk menjelaskan segala sesuatu”.(Q.S.An-Nahl(16):89).16
16
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 221.
32
Allah SWT juga berfirman dalam surat al-Ma‟idah ayat 3:
سلم اليػوم أكملت لكم دينكم وأتمت عليكم نعمت ورضيت لكم ال
دينا
yang artinya: “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu.” (Q. S. Al-Ma‟idah (5): 3).17
Dari dua firman diatas, sudah sangat jelas bahwa Islam merupakan
agama yang sempurna dan mempunyai sistem tersendiri dalam menghadapi
permasalahan kehidupan, baik yang bersifat materiil maupun non-materiil.
Oleh sebab itu ekonomi sebagai satu aspek kehidupan, tentu juga sudah
diatur oleh Islam. Ini bisa dipahami, sebagai agama yang sempurna,
mustahil Islam tidak dilengkapi dengan sistem dan konsep ekonomi.18
Suatu sistem yang dapat digunakan sebagai panduan bagi manusia
dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Suatu sistem yang garis besarnya
sudah diatur dalam al-Quran dan as-Sunnah. Ekonomi syariah
sesungguhnya secara inheren merupakan konsekuensi logis dari
kesempurnaan Islam itu sendiri. Islam haruslah dipeluk secara kaffah dan
1717
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya
Toha Putra,t.t), hlm. 85 18
Akmal dan Zainal Abidin, “Korelasi Antara Islam dan Ekonomi”, Jurnal Penelitian,
Vol. 9, No. 1, Februari 2015,hlm.3
33
komprehensif oleh umatnya. Islam menuntut kepada umatnya untuk
mewujudkan keislamannya dalam seluruh aspek kehidupannya.19
M. Akram Khan mendefinisikan ekonomi Islam secara dimensi
normatif dan dimensi positif. Ia berpendapat bahwa ekonomi Islam
bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagian hidup manusia yang
dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja
sama dan partisipasi. Sedangkan Muhammad Abdul Manan mendefinisikan
ekonomi Islam dengan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.20
Ilmu ekonomi Islam sebagai sebuah studi ilmu pengetahuan modern
baru muncul pada tahun 1970-an, namun sesungguhnya awal pemikiran
Islam telah muncul sejak Islam itu diwahyukan melalui Nabi Muhammad
SAW.21
Dalam catatan sejarah Islam, Nabi Muhammad mengawali praktek
pembangunan ekonomi di kota Madinah mulai dengan meletakan dasar-
dasar ekonomi yang merujuk pada nilai-nilai ke-Islam-an terutama pada
aqidah dan prinsip tauhid.
2. Bisnis Ritel Modern
a. Pengertian Bisnis Ritel Modern
19
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana,
2007), hlm. 2 20
Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economics: Ekonomi Syariah B kan OPSI.
Tetapi SOLUSI!, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 325. 21
P3EI, Ekonimi Islam (Jakarta:Raja Grafindo:2008), hlm. 17
34
Kata ritel berasal dari bahasa Prancis yakni, ritellier, yang
memiliki arti memotong atau memecah sesuatu. Berkaitan dengan
aktivitas yang dijalankan, maka ritel menunjukkan upaya untuk memecah
barang atau produk yang dihasilkan dan didistribusikan oleh manufaktur
atau perusahaan dalam jumlah besar dan massal untuk dapat dikonsumsi
oleh konsumen akhir dalam jumlah kecil sesuai dengan kebutuhannya.22
Pemahaman ritel menjadi sangat lekat dengan makna ritel dari
kuantitas barang dalam jumlah besar seperti dozen atau pack menjadi
kuantitas barang satuan. Bisnis ritel dapat diartikan sebagai semua
kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung
kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan
penggunaan bisnis.23
Ritel adalah suatu penjualan dari sejumlah komoditas kepada
konsumen. Ritel adalah semua usaha bisnis yang mengarahkan secara
langsung kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir
berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari
distribusi.24
Dalam ritel modern antara penjual dan pembeli tidak berinteraksi
secara langsung, melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum
dalam barang, akses lebih kecil, berada dalam bangunan dan pelayanan
22
Christina Whidya Utama, Manajemen Ritel, Startegi dan Implementasi Operasional
Bisnis Ritel Modern di Indonesia,(Jakarta:Salemba Empat,2010),hlm.5 23
Utami, Christina Whidya, Manajemen Ritel, Strategi dan Implementasi Operasional
Bisnis Ritel Modern Di Indonsia ,( Jakarta:Salemba Empat: 2010), hlm.5 24
Gilbert,David, Retail Marketing Management.Second Edition (London: Prentice Hall:
2003) hlm. 6
35
dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga. Barang yang
dijual tidak hanya bahan makanan seperti buah, sayur, daging. Tetapi
sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat
bertahan lama.25
b. Perkembangan Bisnis Ritel Modern Di Indonesia
Perkembangan bisnis ritel di iIndonesia mengalami pertubmbungan
yang sangat signifikan, walau pun ada beberapa brand bisnis ritel
mengalami penurunan bahkan sampai ke tahap penutupan gerai. Retail
modern pertama kali hadir di Indonesia saat Toserba Sarinah didirikan
pada 1962. Pada era 1970 s/d 1980-an, format bisnis ini terus
berkembang. Awal dekade 1990-an merupakan tonggak sejarah
masuknya retail asing di Indonesia. Ini ditandai dengan beroperasinya
retail terbesar Jepang „Sogo‟ di Indonesia.
Retail modern kemudian berkembang begitu pesat saat pemerintah,
berdasarkan Kepres no. 99 th 1998, mengeluarkan bisnis retail dari
negative list bagi Penanaman Modal Asing. Sebelum Kepres 99 tahun
1998 diterbitkan, jumlah peretail asing di Indonesia sangat dibatasi. Saat
ini, jenis-jenis retail modern di Indonesia sangat banyak meliputi Pasar
Modern, Pasar Swalayan, Department Store, Boutique, Factory Outlet,
Specialty Store, Trade Centre, dan Mall/Supermall/Plaza. Format-format
25
Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Delta
Khairunnisa, 2002), hlm. 212.
36
retail modern ini akan terus berkembang sesuai perkembangan
perekonomian, teknologi, dan gaya hidup masyarakat.26
Regulasi pemerintah dalam bisnis ritel dituangkan dalam Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor.112 tahun 2017 tentang Penataan
dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Ritel Modern.
Ritel Modern merupakan ritel yang dalam pelayanannya menggunakan
sistem peyalanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran
yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Departement Store,
Hypermarket atau grosir yang berbentuk Perkulakan. Batasan ritel
modern ini dipertegas di pasal 3 , dalam hal luas lantai penjualan sebagai
berikut:
1) Minimarket, kurang dari 400 m2 (empat ratus meter persegi)
2) Supermarket, 400 m2 – 5000 m2 (empat ratus meter persegi sampai lima
ribu meter persegi)
3) Hypermarket, diatas 5.000 m2 ( lima ribu meter persegi)
4) Departement Store, diatas 400 m2 ( empat ratus meter persegi)
5) Perkulakan , diatas 5.000 m2 (lima ribu meter persegi)
3. Bisnis Ritel Modern Dalam Pandangan Islam
Pada dasarnya bisnis ritel Islami tidak jauh bereda dengan bisnis ritel
secara umum, hanya ada beberapa landasan dasar dalam bisnis ritel Islami
26
Hady Marinus, “Korelasi antara Islam dan Ekonomi”, Jurnal Humaniora Vpl.2 No.2
Oktber 2011, hlm 1310
37
harus sesuai dengan kaidah-kaidah dalam hukum Islam. Usaha bisnis ritel
Islami secara menejerial merupakan seni dalam menjual prodak. Menurut
Hermawan Kertajaya yang dikutip dari bukunya Buchari Alma dan Donni
Juni Priansa, Ritel Islami merupakan strategi bisnis yang harus memayungi
seluruh aktivitas dalam sebuah perusahaan,meliputi seluruh
proses,menciptakan, menawarkan, pertukaran nilai, dari seorang produsen,
atau satu perusahaan perorangan yang sesuai ajaran Islam.27
Untuk lebih
jelasnya karakteristik dalam bisnis ritel Islam sebagai berikut:
a. Rabbaniyah
Rabbaniyah yang berati ketuhanan. Dimana semua tidak tanduk
dalam keseharian yang kita lakukan semua diawasi oleh Allah SWT yang
memiliki kebesaran maha mengetahui. Unsur Rabbaniyah ini merupakan
unsur ketuhanan, dimana dalam bisnis ritel semuanya diniatakan
beribadah kepada Allah SWT. Bahwa apa yang kita lakukan dalam bisnis
ritel semua akan dipantau langsung oleh Allah SWT. Oleh karena itu
semua yang dilakukan dalam bisnis ritel tidak dilakukan dengan
kecurangan, misalnya tidak berbuat curang dan licik, tidak mencuri hak
milik orang lain atau memakan harta orang lain.
Apabila kita sudah meyakini keesaan Allah SWT dan
menjadikannya sebagai pegangan hidup, insya Allah dapat mencegah kita
27
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 258
38
dari perbuatan yang tercela dalam dunia bisnis ritel.28
Allah SWT
berfirman dalam al-Quran surat an-Nisa‟ ayat 29:
ون ك ن ت ل أ ل إ اط ب ال م ب ك ن ػ ي ػ م ب ك وال م وا أ ل ك أ وا ل ت ن ين آم لذ ا ا يػه ا أ ي
م ك ان ب ن اللو ك إ م ك س ف نػ وا أ ل ػ ت ق ػ ول ت م ك ن راض م ن تػ ارة ع ت
ا يم رح
yang artinya;” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu”.29
Berdasarkan ayat diatas, setiap muslim disaat harus selalu
memegang teguh prinsip-prinsip dasar tentang bisnis ritel Islam. Setiap
muslim dalam menjalani kehidupan sosial seolah-olah Allah SWT selalu
hadir bersamanya.
Kita harus berfikir bahwa semua harta kekayaan yang kita miliki
didunia merupakan titipan atau kepercayaan dari Allah SWT, apakah
kekayaan atas nama sendiri atau atas nama orang lain, milik sendiri atau
milik masyarakat. Yang disebut dengan perdagangan adalah sebuah
proses terjadinya pertukaran kepentingan sebagai keuntungan tanpa
28
Ibid,hlm.259 29
Al-Quran surat an-Nisa‟ Ayat 29, Yayasan Penyelenggara Penerjemah dan Penafsir al-
Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama RI,(Jakarta:2004),hlm.84
39
melakukan penekanan yang tidak dihalalkan atau tindakan penipuan
terhadap kelompok lain.30
b. Akhlaqiah
Akhlaqiah yang lebih dekat perilaku atau etika yang baik. Dalam
agama Islam permasalahan akhlaq atau etika sudah dicontohkan oleh
Nabi Muhammad SAW, sehingga kita selaku umatnya sudah seharusnya
meneladani sifat-sifat beliau baik dalam perilaku keseharian maupun
perilaku dalam dunia bisnis ritel. Dalam catatan sejarah sudah banyak
dicontohkan bagai mana nabi melakukan proses bisnis. Misalnya , dalam
berbisnis kita tidak diperkenankan untuk menipu, mengoplos barang
dagangan antara barang dagangan yang berkualitas baik dengan barang
yang berkulaitas jelek.
Menimbun barang dagangan secara tidak wajar sehingga terjadi
kelangkaan barang dipasaran dan melakukan pengambilan keuntungan
secra berlebihan yang bisa jadi merugikan salah satu pihak. Para pelaku
bisnis ritel Islam sudah seharusnya memelihara setiap tutur kata, perilaku
dalam komunikasi bisnis dengan siapa saja, misalkan pada konsumen,
distributor, atau bahkan dengan pesaing sekalipun.
Agama Islam tidak pernah melarang menawarkan barang dan jasa
dengan cara memperindah usaha dengan sifat-sifat yang semestinya,
karena yang demikian itu tidak termasuk pengelabuan dan penipuan. Hal
30
A.Rahman, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah), (Jakarta: Raja
Grafindo, 2002), hlm. 444-445.
40
ini menunjukkan bahwa, Islam menghendaki setiap Muslim untuk dapat
mengelola usaha dan berusaha secara baik.31
c. Al-Waqiiyyah
Al-Waqiiyyah atau ralistis yang artinya sesuai dengan kenyataan,
apa adanya, tidak menutup-nutupi kekurangan atau cacatnya barang yang
dijual. Dalam dunia bisnis ritel karakter ini sangat penting, karena semua
transaksi yang dilakukan harus sesuai dengan kenyataan. Sebagai mana
perintah Rasullah SAW, misalnya ada orang yang menjual barang yanga
ada cacatnya, maka katakan kepada calon pembeli bahwa barang itu ada
cacatnya, bukan malah sebaliknya menutup-nutupi dan berkata dengan
jujur sesuai fakta. Dan jangan sekali-kali mengelabuhi orang yang punya
niat baik-baik.
d. Al-Insaniyah
Al-Insaniyah atau kemanusiaan, jangan sampai kegiatan bisnis ritel
Islam justru malah merusak tatanan hidup yang ada dimasyarakat atau
malah menjadikan tatanan kehidupan masyarakat terganggu. Sikap
kemanusiaan ini bisa dilakukan semisal dengan saling menghormati
antara peritel dengan konsumennya atau antara peritel satu dengan peritel
lainnya. Bisnis ritel Islam seharusnya berusaha membawa kehidupan
ekonomi masyarakat menjadi lebih baik. Seorang peritel Islam jangan
sampai menjadi orang yang serakah, tamak, mau menguasai segalanya
31
Jaribah bin ahmad al-hartshi, “Fikih Ekonomi Umar bin al-Khatab”, cet I alih bahasa:
Asmuni Solizan Zamakhsyari, ( Jkarta: Khalifa Pustaka al-kautsar Group, 2016), hlm. 56
41
dengan segala cara, dalam artian terlalu memaksa orang lain untuk
mengikuti aturan kita dan orang lain tersebut merasa dirugikan.32
4. Konsep Strategi Pemasaran Dalam Bisnis Ritel Modern
Strategi pemasaran adalah usaha yang dilakukan untuk mencapai
dalam mendapatkan keuntungan. Upaya ini hanya dapat dilakukan jika
perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualannya melalui
usaha mencari pelanggan dan meyakinkan agar dapat mencapai pangsa
pasar yang luas. Strategi Pemasaran merupakan rencana yang menyeluruh
dan terpadu dibidang pemasaran sehingga kegiatan perusahaan dapat
bertahan serta kontinyu. Oleh sebab itu penentuan strategi pemasaran harus
didasarkan atas analisis lingkungan internal dan eksternal melalui analisis
keunggulan dan kelemahan seta peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan yang disiapkan oleh sebuah organisasi untuk mencapai sasaran-
sasarannya.33
Strategi pemasaran berkaitan dengan sasaran-sasaran dan hasil yang
dicapai dalam kegiatan pemasaran. Strategi Pemasaran banyak digunakan
oleh orang-orang yang bergerak dibidang bisnis, yang bertujuan supaya
terjadi pertukaran, sehingga produk memiliki nilai lebih tinggi. Menurut
Kotler Startegi pemasaran adalah keseluruhan tindakan-tindakan, agar
kelangsungan hidup perusahaan terjaga serta kemajuan dan keunggulan
32
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 259. 33
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2009), hlm.2
42
dalam bisnis, maka pembisnis berupaya menerapkan strategi berupa bauran
pemasaran dengan harapan untuk menciptakan minat pelanggan.
Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat
penyusunan strategi pada level yang berbeda–beda. Pemasaran merupakan
fungsi yang memiliki peran paling besar dengan lingkungan eksternal,
padahal sebuah perusahaan hanya memiliki kendali yang kecil dan terbatas
terhadap lingkungan eksternal tersebut. Menurut definisinya pemasaran
merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang
ditujunkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikanya dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik
kepada pembeli yang ada ataupun pembeli potensial.34
Sedangkan menurut Kotler Amstrong pemasaran merupakan faktor
kunci dalam keberhasilan bisnis dan usaha. Sehingga istilah pemasaran
harus dipahami yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Industri ritel saat
ini mengahadapi persaingan yang semakin ketat, oleh sebab penghargaan
dan keberhasilan yang tinggi akan diraih oleh perusahaan yang terbaik.35
Dalam bisnis ritel, pemasaran mempunyai fungsi yang sangat penting
dalam mencapai keberhasilan dan keberlangsungan usaha. Dalam mencapai
keberhasilan pemasaran, setiap pelaku usaha perlu menyusun strategi
pemasaran yang tepat, efektif dan efisien dengan mengkombinasikan
elemen-elemen yang ada dalam bauran pemasaran. Bauran pemasaran
34
Basu Swastha Dharmmesta dan T. Hani Handoko, Manajemen Pemasaran Analisa
Perilaku Konsumen, (Yogyakarta: BPFE, 2000), hlm. 4
35
Kotler Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran. (Jakarta: Penertbit Erlanggga edisi
ketiga,1993), hlm. 3
43
adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang diperlukan
perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar
sasaran.36
Pemasaran merupakan pendekatan pokok yang akan digunakan oleh
unit usaha bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan terlebih
dahulu di dalamnya tercantum keputusan-keputusan pokok mengenai target
pasar, penempatan produk di pasar, bauran pemasaran, dan tingkat biaya
pemasaran yang diperlukan.37
Menurut Hermawan Kartajaya pemasaran harus menjadi sarana bagi
perusahaan agar bisa sustainable (berkelanjutan) dalam menyusuri
landscape (pandangan) yang terus berubah. Marketing harus menjadi jiwa
perusahaan bukan hanya sekedar menjadi pelengkap.38
Sedangkan menurut
Basu Swasta, pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya, berkembang, dan mendapatkan laba.39
Sasaran pemasaran merupakan pernyataan dari sebuah target yang
akan dicapai melalui kegiatan-kegiatan pemasaran. Sedangkan bauran
pemasaran merupakan elemen-elemen yang digunakan untuk mencapai
target dari sasaran pemasaran tersebut. Sehingga sudah menjadi keharusan
36
Kotler, Philip dan A.B.Susanto,Manajemen Pemasaran di Indonesia.Buku 2 (Jakarta:
Salemba Empat dan Pearson Education Asia Pte.Ltd, 2018), hlm. 62 37
Badri,Sutrisno dkk, Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol.1.No.1, Juli ( Program Pasca
Sarjana Program Studi MM Universitas Sriwijaya: 2003), hlm.26 38
Hermawan Kartajaya, Marketing for Turn Around. Realizing the Network Company,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 41 39
Basu Swasta Darmamaesta, Manajjemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen,
(Yigyakarta: BPPFE, 2000), hlm. 3.
44
bagi para pelaku bisnis ritel untuk mampu mensinergikan antara sasaran
pemasaran dengan konsep bauran pemasran yang ada.
Dalam menghadapai persaingan dengan kompetitor lain, setiap
perusahaan retail harus mempersiapkan strategi yang terintegrasi dengan
managemen pemasaran yang tetap dan selalu dinamis. Hal ini diperlukan
mengingat bisnis retail merupakan bisnis yang tidak hanya memberikan
kenyamanan berbelanja baik prodact, fasilitas maupun tempat,akan tetapi
juga memberikan kualitas pelayanan terhadap konsumen, sehingga kepuasan
konsumen menjadi salah satu indikator pencapaian keberhasilan dari
perusahaan retail.
Pemasaran didalam literatur fiqih Islam disebutkan wakalah atau
perwakilan. Wakalah atau wikalah yang berarti penyerahan, pendelegasian
atau pemberian mandat. Wakalah dapat juga diartikan sebagai penyerahan
dari seseorang yang dapat dilakukan oleh individu atau dapat diwakilkan
kepada orang lain.
Marketing syariah diartikan sebagai suatu disiplin unit bisnis strategis
yang diarahkan kepada suatu proses dimana terdapat perubahan nilai serta
penawaran dari satu penggagas kepada bagian yang lain dalam
keseluruhannya sesuai dengan prinsip-prinsip kegiatan muamalah dalam
Islam. Hukum pemasaran (wakalah) dalam landasan ijma adalah sunnah,
dikarenakan terdapat nilai-nilai yang mengandung unsur-unsur yang teramat
mulia (ta‟awun) yang didasarkan atas kebaikan dan taqwa.
45
Didalam landasan fiqih segala sesuatu yang berkaitan dengan
muamalah dapat dilakukan selama tidak ada suatu dalil pun yang
mengharamkannya. Rukun wakalah terdiri dari 3 (tiga) rukun yang
merupakan komponen persyaratan dalam melakukan jual-beli, yaitu:
terdapat penjual dan pembeli, terdapat barang, produk dan jasa serta terdapat
ijab dan qabul.40
Model pemasaran (marketing) yang sering digunakan dalam dunia
bisnis ritel adalah model pemasaran sembilan elemen dari Hermawan
Kartajaya yang dibagi menjadi tiga model pemasaran, yakni pertama
Strategi berupa (Segmentation, Targeting dan Positioning), kedua Taktik
berupa (Selling, Marketing Mix dan Differentiation) dan yang ketiga berupa
Nilai ( Brand, service dan Prosess).
Dalam bukunya “On Marketing Mix” Hermawan Kartajaya (2007)
menyatakan bahwa jika berbicara masalah bauran pemasaran, maka kita
akan teringat pada Jerome Mc Carthy. Dialah tokoh utama yang dikenal
dengan marketing mix atau juga biasa dikenal dengan konsep product,
price, place dan promotion (4P).41
Sembilan elemen model pemasaran tersebut saling berhubungan dan
berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan
suatu kebijakan pemasaran yang mengarah kepada layanan efektif dan
kepuasan konsumen. Jadi di dalam sembilan elemen model pemasaran
40
Miftah Ahmad, “Mengenal Marketing dan Marketers Syariah”, Islamic Economic:
Jurnal Ekonomi Islam , Vol.6 No 2, 2015 41
Hermawan Kartajaya, On Marketing Mix Seri 9 Elemen Marketing, (Bandung: Mizan
Media Utama, 2007),hlm.17
46
terdapat variable-variabel yang saling mendukung satu dengan yang lainnya,
yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk memperoleh
tanggapan-tanggapan yang diinginkan di dalam pasar sasaran. Kombinasi
dari perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi permintaan akan
produknya.
Model strategi pemasaran sembilan elemen marketing Hermawan
Kartajaya terdiri dari: segmentasi, targeting, positioning, differentiation,
marketing mix(product, price, promotion, place), selling, brand, service dan
proses, berikut penjelasanya:
a. Segmentasi / Segmentation
Segmentation atau Segmentasi merupakan ilmu untuk melihat
pasar berdasarkan variabel-variabel yang ada dan berkembang ditengah-
tengah masyarakat. Perusahaan dalam melihat pasar harus kreatif dan
inovatif mensikapi perkembangan yang sedang dan terus terjadai, karena
segmentasi merupakan langkah awal yang menentukan keseluruhan
aktifitas pasar. Dengan strategi segmentasi memungkinkan perusahaan
untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki.
Startegi segmentasi ini pada dasarnya dalam pendekatan
dikelompokan menjadi tiga: pertama, static attribute yaitu berdasarkan
geografis membagi pasar berdasarkan negara, kawasan, provinsi atau
kota. Sedangkan berdasarkan demografis membagi pasar berdasarkan
umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan dan agama.
47
Kedua, dynamic attribute yaitu berdasarkan psikografis membagi
pasar berdasarkan gaya hidup dan kepribadian masyarakat. Berdasarkan
perilaku (behavior) membagi pasar sikap, penggunaan dan respon.
Sedangka segmentasi yang terakir yakni individual segmentation
dilakukan unit terkecil pasar, yaitu individu perorangan.42
Strategi segmentasi merupakan sebuah metode bagaimana meliahat
pasar secara kreatif. Artinya perusahaan perlu melihat segmentasi sebagai
seni mengidentifikasi dan memanfaatkan beragam peluang yang muncul
dipasar. Segmentasi yang tepat pada perusahaan dapat memanfaatkan
sumber daya yang sesuai dengan segmen-segmen pasar yang telah
diidentifikasi. Agar bisa kreatif ketika melihat pasar terlebih dahulu kita
memperhatikan beberapa peranan dari segmentasi yakni:
1) Segmentasi dapat berperan untuk memungkinkan perusahaan lebih
fokus. Dalam hal ini kita kan semakin mudah dan jelas dalam
mengalokasikan sumber daya yang ada. Kita juga akan semakin fokus
masuk pasar sesuai dengan kompetitif perusahaan.
2) Segmentasi memungkinkan perusahaan mendapatkan
insight(wawasan)mengenai peta potensi dan posisi pasar. Ini perlu
diperhatikan karena tidak memungkinkan masuk ke segmen pasar
sedangkan sumber daya perusahaan tidak mampu bersaing.
3) Segmentasi merupakan basis atau awal untuk memudahkan
perusahaan dalam mempersiapkan langkah-langkah berikutnya.
42
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, “Syari‟ah Markering”, (Bandung:
Mizan, 2006), hlm.166.
48
4) Segmentasi merupakan faktor kunci dalam mengalahkan pesaing
dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang
berbeda.43
Strategi segmentasi tersebut dapat disimpulkan bahawasanya
segmentasi pasar melihat pasar yang berkembang agar perusahaan dapat
fokus untuk mengalokasikan sumber daya.
b. Targeting
Setelah melakukan pemetaan terhadap target pasar dengan strategi
segmentasi kedalam beberapa segmen, selanjutnya yang dilakukan
adalah penentuan target pasar yang akan dibidik. Targeting merupakan
strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif dan tepat
guna karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Warren Keegan dalam
bukunya Global Marketing Management berpendapat bahwa kriteria
untuk menentukan target market adalah market size dengan potential
growth-nya, potentian competitio, dan compatibility.44
Targeting menurut Hermawan Kartajaya adalah menentukan
segmen-segmen pasar yang pontensial bagi perusahaan. Sebelumnya
perusahaan melakukan pemetaan atau mensegmentasikan pasar secara
kreatif, sehingga dengan begitu perusahaan akan benar-benar mengenal
potensi segmen pasar yang akan menjadi target perusahaan.
43
Hermawan Kartajaya, Hermawan Kartajaya On Segmentation, (Bandung: Mizan,
2006),hlm.20-24. 44
Ibid, hlm.170.
49
Targeting merupakan strategi dalam mengalokasikan suber daya
perusahaan secara efektif. Strategi ini perlu dilakukan oleh perusahaan
untuk mempermudah proses penyesuaian sumber daya-sumber daya yang
dilimiki (fitting) kedalam segmen-segmen pasar yang telah dipilih. Oleh
karena itu strategi targeting sering disebut juga dengan fitting targeting.
Segmen-segmen pasar perlu dievaluasi dan ditentukan berdasarkan
kriteria yang jelas oleh perusahaan. Beberapa kriterianya sebagai berikut:
1) Perusahaan harus yakin terlebih dahulu apakah segmen pasar yang
dipilih cukup besar. Harus dipastikan bahwa segmen tersebut
merupakan pasar yang besar dan mengumtungkan.
2) Perusahaan perlu mengamati potensi pertumbuhan pasar. Potensi ini
harus bisa diproduksi dan jika potensi pertumbuhannya sangat tinggi
maka akan mempermudah mesasarkan produknya.
3) Strategi targeting harus berdasarkan keunggulan kompetitif
perusahaan, hal ini untuk memudahkan perusahaan dalam mengukur
kekuatan dan keahlian untuk menguasai segmen pasar yang dipilih..
4) Segmen pasar yang ditargetkan harus sesuai dengan persaingan.45
Definisi targeting secara tradisional merupakan proses memilih
target market yang tepat bagi produk dan jasa yang dimiliki perusahaan,
namun dapat didefinisikan targeting sebagai strategi mengalokasikan
sumber daya perusahaan secara efektif, karena sumber daya perusahaan
45
Ibid, hlm. 22
50
selalu terbatas. Ini menyangkut bagaimana perusahaan melakukan fitting
terhadap pasar yang sudah dipilih.46
c. Positioning
Selanjutnya, strategi yang harus dirumuskan adalah bagaimana
perusahaan membuat positioning yang tepat. Positioning merupakan
strategi untuk merebut posisi dibenak atau hati konsumen, sehingga
strategi ini menyangkut perihal bagaimana membangun kepercayaan
konsumen, keyakinan, dan kompetensi bagi konsumen. Positioning
menurut Philip kotler merupakan aktivitas mendesain citra diri dari apa
yang ditawarkan perusahaan sehingga mempunyai arti memposisikan diri
dibenak atau hati konsumen. Sedangkan menurut Yoram Wind
positioning yakni bagaimana mendefinisikan identitas dan kepribadian
perusahaan dibenak pelanggan.47
Sedangkan menurut Hermawan Kartajaya positioning merupakan
the strategy to lead your customer credibly, positioning merupakan
upaya perusahaan untuk membangun dan mendapatkan kepercayaan
konsumen. Semakin perusahaan kredibil (dipercaya) dimata konsumen
semakin kukuh juga positioning dimata konsumen. Berikuit empat resep
membangun positioning yang tepat dimata konsumen:
1) Positioning seharusnya dipersepsi secara positif oleh para pelanggan /
konsumen dan menjadi reason to buy.
46
Philip Kotler,Hermawan Kartajaya, Hooi Den Huan dan Sandra Liu, Rethinking
Marketing Sustainable Market-ing Enterprise In Asia, (Jakarta: Indeks, 2005), hlm. 57. 47
Ibid, hlm.173.
51
2) Positioning seharusnya mencerminkan kekuatan dan keunggulan
kompetitif perusahaan. Jangan sampai merumuskan positioning akan
tetapi tidak bisa merealisasikannya.
3) Positioning seharusnya bersifat unik sehingga dapat dengan mudah
mendifferensiasikan diri dari para pesaing. Jika positioning yang
dilakukan unik sehingga tidak mudah untuk ditiru.
4) Positioning harus berkelanjutan dan relevan dengan berbagai
perubahan dalam lingkungan bisnis, baik itu perubahan persaingan,
perubahan sosial budaya dan sebagainya.48
Jadi, posiotoning merupakan bagaimana perusahaan
mendapatkan kepercayaan pelanggan untuk sukarela mengambil produk
perusahaan.
d. Differentiation
Differentiation atau diferensiasi merupakan upaya untuk
menyatukan (menintegrasikan) suatu konten, konteks dan infrastuktur
produk serta layanan yang kita tawarkan kepada konsumen. Untuk
melakukan diferensiasi yang kuat dan kokoh harus berkonsentrasi pada
tiga diferensiasi yakni, konten (What to offer), konteks (How to offer) dan
yang terahir Infrastruktur ( Enable).
1) Konten merupakan dimensi diferensiasi yang menunjukkan pada
“apa” value yang ditawarkan kepada konsumen. Konten merupakan
offering utama produk dan perusahaan kepada konsumen.
48
Ibid, hlm. 16
52
2) Konteks merupakan dimensi yang menunjukkan pada “cara‟
perusahaan menawarkan value kepada konsumen.
3) Infrastruktur merupakan faktor-faktor pemungkin (enabler)
terealisasikannya diferensiasi konten mauoun konteks tersebut diatas.
Dimensi terahir ini menunjukkan pada perbedaan terhadap pesaing
berdasarkan kemampuan teknologi (technology), kapabilitas SDM
(people) dan kepemilikan fasilitas (fasility) untuk mrndukung
penciptaan diferensiasi konten dan konteks.49
Dari penjelasan tiga dimensi diferendiasi diatas Hermawan
Kartajaya berpendapat ketiga elemen di atas saling berkaitan dan
melengkapi sehingga tidak dapat dipisahkan.
e. Marketing mix
Marketing mix atau yang lebih dikenal dengan namanya 4P, yang
elemen-elemennya adalah product (produk), price (harga), place
(tempat), promotion (promosi). Marketing mix 4P ini pertama kali
dikenalkan oleh Jerome Mc Charty. Product (produk) dan Price (harga)
merupakan komponen dari tawaran (offers), sedangkan place (tempat)
dan promotion (promosi) merupakan komponen dari akses (acess). Oleh
Karena itu, marketing mix yang dimaksud adalah bagaimana proses
usaha mengintegrasikan tawaran dari perusahaan (company‟s offers)
49
Ibid, hlm. 14.
53
dengan akses yang tersedia (company‟s acces). Proses pengintegrasian
ini menjadi kunci suksesnya usaha pemasaran perusahaan.50
Ada tiga macam marketing mix menurut Hermawan Kartajaya :
1) Marketing mix bukanya mendukung strategi pemasaran lain,tetapi
malah merusaknya. Marketing mix ini destruktif ( merusak) terhadap
marketing mix yang lainnya. Selain itu tidak membangun value, juga
tudak meningkatkan merk perusahaan sama sekali.
2) Marketing mix yang cenderng meniru taktik yang sudah pernah
digunakan pesaing. Marketing mix ini sering disebut dengan mee too
marketing mix.
3) Marketing mix yang mendukung strategi pemasaran lainnya.
Marketing mix ini disebut creatif marketing mix dapat menguatkan
perusahaan.51
Dari tiga marketing mix tersebut diatas tergantung bagaimana
perusahaan menggunakan marketing mix itu sendiri, apakah itu kesisi
yang positif atau kesisi yang negative.
Jadi, pengintegrasian antara tawaran dan akses menjadi kunci
sukses pemasaran suatu perusahaan. Alat bauran pemasaran yang paling
mendasar adalah produk, yang merupakan penawaran berwujud
perusahaan kepada pasar, yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk,
merek, dan kemasan produk atau yang lebih dikenal dalam dunia ritel
50
Ibid, hlm.177. 51
Ibid, hlm. 22
54
dengan sebutan label prodak. Pelayanan pendukung tersebut dapat
memberikan keunggulan kompetitif dalam pasar persaingan global.
Para pelaku usaha retail seharusnya dalam upaya menggagas
bisnis yang Islami haruslah memperhatikan implementasi syariat
pada marketing mix. Marketing mix atau Bauran Pemasaran merupakan
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-
menerus mencapai tujuan pemasarannya pada pasar yang menjadi
sasaran. Implementasi syariat dapat diterapkan dalam variabel-
variabel marketing mix yakni product, price, place, dan promotion.
Berkaitan dengan bauran pemasaran konvensional, maka
penerapan dalam syariah akan merujuk pada konsep dasar kaidah fiqih
yakni ”al-ashlu fil-muamalah al-ibahah illa ayyadulla dalilun ‟ala
tahrimiha”yang berarti bahwa pada dasarnya semua bentuk muamalah
boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.52
Berikut
adalah marketing mix dalam perspektif syariah, yakni:
1) Produk / Prodact
Prodak dalam al-Quran dinyatakan dengan dua istilah, yaitu al-
tahyyibat dan al-rizq. Kata al-tahyyibat digunakan sebanyak 18 kali,
sedangkan kata al-rizq digunakan sebanyak 20 kali. Al-Tahyyibat
merujuk pada sesuatu yang baik, yang murni dan baik sesuatu yang
bersih dan murni, sesuatu yang baik dan menyeluruh serta makanan
52
Masfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah, (Jakarta: Haji Masagung, 1992), hlm. 101
55
yang terbaik. al-Rizq merujuk pada makanan yang diberkahi Allah,
Menurut Islam,produk konsumen adalah berdayaguna, materi yang
dapat dikonsumsi yang bermanfaat yang bernilai guna yang
menghasilkan perbaikan material, moral, spiritual bagi konsumen.
Sesuatu yang tidak berdaya guna dan dilarang dalam Islam bukan
merupakan produk dalam pengertian Islam.
Dalam barang ekonomi konvensional adalah barang yang
dapat dipertukarkan dan berdaya guna secara moral. Produk meliputi
kualitas, keistimewaan, desain, gaya, keanekaragaman, bentuk, merek,
kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan dan pengembalian. Kualitas
didefinisikan oleh pelanggan. Kualitas merupakan seberapa baik
produk sesuai dengan kebutuhan spesifik dari pelanggan.
Kesitimewaan merupakan karakteristik yang melengkapi fungsi dasar
produk. Desain merupakan totalitas keistimewaan yang
mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal
kebutuhan pelanggan. Gaya menggambarkan penampilan dan
perasaan itu bagi pelanggan. Produk fisik atau berwujud
membutuhkan kemasan agar tercipta manfaat-manfaat tertentu seperti
misalnya perlindungan, kemudahan, manfaat ekonomi dan promosi.53
Dalam Islam produk yang akan diselenggarakan oleh kegiatan
bisnis adalah produk yang berguna dan dibutuhkan serta dihalalkan
secara Islam, produk ini berpotensi menghasilkan keuntungan secara
53
M.Suyanto, Muhammad Business Strategy & Ethics (Etika dan Strategi Bisnis Nabi
Muhammad SAW), (Yogyakarta: Andi Offset ,2008), hlm. 263
56
ekonomi dan finansial, mempunyai nilai tambah yang dapat
memuaskan konsumen secara positif.54
Produk dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat
ditawarkan pada pasar (konsumen) untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhannya. Namun, jika ditinjau dari perspektif syariah, Islam
memiliki batasan tertentu yang lebih spesifik mengenai definisi
produk.Minimal ada tiga hal yang perlu dipenuhi dalam menawarkan
sebuah produk dalam prinsip syariah ;
a. Produk yang ditawarkan memiliki kejelasan barang, kejelasan
ukuran/takaran, kejelasan komposisi, tidak rusak/kadaluarsa dan
menggunakan bahan yang baik,dalam hal ini mungkin tidak terlalu
berbeda dengan pengertian produk secara konvensional. Hanya saja
dalam perspektif syariah lebih menitik beratkan pada proses
terbuatnya produk tersebut.
b. Produk yang diperjual-belikan adalah produk yang halal dan
higienis. Pemahaman masyarakat selama ini hanya terbatas pada
produk yang halal saja atau produk yang higienis saja,akan tetapi
pada pemahaman bahwa produk yang halal harus higienis atau
sebaliknya.
c. Dalam promosi maupun iklan tidak melakukan kebohongan.
Hadits tersebut juga didukung hadits riwayat Ibnu Majah :
عا فيو عيب إل بػيػنو لو المسلم أخو المسلم، ول يل لمسلم باع من أخيو بػيػ
54Muslich, Bisnis syariah dalam perspektif Mu‟amalah dan Manajemen, (Yogyakarta:
UPPSTIM YKPN, 2007), hlm. 154.
57
yang artinya “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim
yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang
yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali jika dia
jelaskan” (HR. Ibn Majah).55
Pernyataan lebih tegas disebutkan dalam Al Quran Surat Al
Muthaffifiin (1-3)
( وإذا كالوىم أو 2( الذين إذا اكتالوا على الناس يستػوفون )1ويل للمطففني )
وزنوىم يسرون
yang artinya “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang
curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari
orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar
atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”.56
Uraian diatas jelas mengatakan bahwa hukum menjual
produk cacat dan disembunyikan adalah haram. Artinya, produk
meliputi barang dan jasa yang ditawarkan pada calon pembeli
haruslah yang berkualitas sesuai dengan yang dijanjikan. Persyaratan
mutlak yang juga harus ada dalam sebuah produk adalah harus
memenuhi kriteria halal. Didalam surat an Nahl :116 Allah SWT
berfirman:
55
M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Sunan Ibnu Majah, ( Jakarta : Pustaka
Azzam, 2007), hlm.335 56
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 470
58
ول تػقولوا لما تصف ألسنتكم الكذب ىػذ ا حلل وىػذا حرام لتػفتػروا على اللو
الكذب إن الذين يػفتػرون على اللو الكذب ل يػفلحون
”Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang
disebut-sebut oleh lidahmu secara Dusta "Ini halal dan ini haram",
untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya
orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah
Tiadalah beruntung”. 57
(An-Nahl: 116). Dan didalam al-Quran surat
al-Mu‟minuun:51
يا أيػها الرسل كلوا من الطيبات و اعملوا صالا إن با تػعملون عليم
Yang artinya: Makanlah olehmu makanan yang baik-baik
(halal) dan kerjakan amal shalih.58
(Al-Mu‟minuun: 51)
2) Harga / Price
Price atau tarif harga sebuah produk akan mempengaruhi
jumlah produk yang dijual. Dan hal ini akan menentukan penerimaan
perusahaan pada penjualan tertentu, sehingga harga harus ditentukan
pada waktu yang tepat dan dalam jumlah yang tepat guna
menghasilkan pendapatan yang maksimal.59
57
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 224 58
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 275 59
Ita Nurcholifah, strategi marketing Mix dalam perspektif syariah, Jurnal Khatulistiwa
Journal Of Islamic Studies Volume 4 Nomor (1 Maret 2014), hlm. 79.
59
Strategi harga yang dilakukan oleh Rasulullah SAW
berdasarkan prinsip suka sama suka. Didalam al-Quran surat An-
Nisa (4) ayat 29 :
نكم بالباطل إل أن تكون تارة عن تػراض يا أيػها الذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم بػيػ
منكم ول تػقتػلوا أنفسكم إن اللو كان بكم رحيما
yang artinya“hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka di antara
kamu. Dan jangalah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah
adalah maha penyayang kepadamu”.60
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk
mendapatkan sebuah produk atau jasa tertentu. Harga merupakan
keseluruhan nilai (uang) yang ditukarkan konsumen untuk
mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk
atau jasa. Harga merupakan cerminan dari kualitas suatu produk dan
jasa. Sehingga harga yang ditawarkan kepada konsumen harus
disajikan secara kompetitif, rasional sesuai dengan nilai dari produk
atau jasa yang diperjualbelikan. Dalam hal ini Islam sependapat
dengan penentuan harga yang kompetitif.
60
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 65
60
Tarif harga merupakan satu-satunya unsur yang memberikan
pemasukan dan pendapatan bagi perusahaan, sedangkan unsur
produk dan promosi merupakan unsur pengeluaran dalam bauran
pemasaran. Selain itu harga juga merupakan hal yang fleksibel
sehingga dapat diubah dengan cepat. Dari sudut pandang pemasaran,
harga merupakan satuan moneter atau ukuran yang ditukarkan agar
memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau
jasa.61
Namun dalam menentukan harga tidak boleh menggunakan
cara-cara yang merugikan pebisnis lainnya. Islam tentu
memperbolehkan pedagang untuk mengambil keuntungan. Karena
hakekat dari berdagang adalah untuk mencari keuntungan. Namun,
untuk mengambil keuntungan tersebut janganlah berlebih-lebihan.
Nabi Muhammad SAW pernah marah saat melihat seorang pedagang
menyembunyikan jagung basah di bawah jagung kering, kemudian si
pedagang menjualnya dengan harga tinggi. Dalam sebuah hadits
beliau mengatakan:
من فػليس غش من الناس يػراه كي الطعام فػوق جعلتو أفل
yang artinya “Mengapa tidak engkau letakkan yang kebasahan
itu diatas bahan makanan itu, sehingga orang-orang dapat
61
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi, 1997), hlm. 151
61
mengetahui keadaannya. Barang siapa menipu, maka ia bukanlah
masuk golongan kita” (HR. Muslim).62
Hadits diatas mengindikasikan jika memang barang (produk
dan jasa) itu bagus, maka wajar jika harganya mahal. Namun jika
barang (produk dan jasa) itu jelek kualitasnya, sudah sewajarnya
dijual dengan harga murah. Nabi Muhammad SAW mengajarkan
penetapan harga yang baik. Barang yang bagus dijual dengan harga
bagus. Dan barang dengan kualitas lebih rendah dijual dengan harga
yang lebih rendah. Tidak selayaknya barang yang jelek dijual dengan
harga mahal.
Strategi harga yang digunakan Rasulullah SAW yang lain
adalah prinsip tidak menyaingi harga orang lain dan tidak
menyongsong membeli barang sebelum dibawa ke pasar serta tidak
berbohong. Dan strategi lain yang diterapkan adalah dengan prinsip
untuk membantu orang lain. Nabi Muhammad pun menetapkan
harga suatu barang yang dijual walaupun dengan sahabat dan kerabat
terdekatnya.63
Dalam bisnis ritel modern biasanya ada dua jenis harga yaitu,
harga norma dan harga promosi. Harga normal adalah harga yang
tidak di diskon dalam penjualannya atau sesuai harga yang terera
dalam label price harga normal. Sedangkan harga promosi
62
M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim, ( Jakarta : Pustaka Azzam,
2007), hlm. 665 63
M.Suyanto, Muhammad Business Strategy & Ethics (Etika dan Strategi Bisnis Nabi
Muhammad SAW), (Yogyakarta: Andi Offset,2008), hal. 267-270
62
merupakan harga yang mendaptkan diskon atau potongan harga yang
biasanya terdapat pada label price promosi. Biasanya dalam dalam
bisnis ritel modern memiliki label price khusus untuk membedakan
antara harga normal dan harga promosi.
3) Promosi / Promotion
Dalam pandangan ritel modern (konvensional) yang
dimaksud dengan promosi adalah sarana yang digunakan perusahaan
dalam hal upaya untuk menginformasikan, membujuk dan
mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak
langsung tentang produk dan merk yang di jual. Salah satu tujuan
promosi dalam periklanan adalah untuk memberitahukan atau
mendidik pelanggan untuk mengetahui produk atau merek yang
sedang dijual.
Suatu produk betapapun bermanfaat, tetapi jika tidak dikenal
oleh konsumen maka produk tersebut tidak akan diketahui
manfaatnya dan tentu saja konsumen tidak berminat untuk
membelinya. Untuk itu perusahaan harus melakukan suatu promosi
agar produknya dapat dikenal masyarakat luas.64
Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
64
Ita Nurcholifah, strategi marketing Mix dalam perspektif syariah, Jurnal Khatulistiwa
Journal Of Islamic Studies Volume 4 Nomor (1 Maret 2014), hlm. 82.
63
mempengaruhi/menbujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.65
Dalam bisnis ritel modern terjadinya promosi melihat dari
kondisi prodak yang di jual. Banyak model-model promosi yang ada
di bisnis ritel modern, antara lain promosi potongan harga, promosi
gratis hadiah, promosi bandeling (banded). Saranan promosi yang
digunakan dalam bisnis ritel modern antara lain menggunakan
wobler, spanduk, label price promo, POP,spanduk,dan lain lain.
Dalam pemasaran konvensional, promosi tidak bersinggungan
secara langsung pada nilai-nilai religius yang mengatur setiap proses
dalam promosi sesuai dengan aturan-aturan agama Islam.
Promosi yang dilakukan oleh Rasulullah SAW lebih menekankan
pada hubungan dengan pelanggan, meliputi berpenampilan menawan,
membangun relasi, mengutamakan keberkahan, memahami pelanggan,
mendapatkan kepercayaan, memberikan pelayanan hebat, berkomunikasi,
menjalin hubungan yang bersifat pribadi, tanggap terhadap
permasalahan, meciptakan perasaan satu komunitas, berintegrasi,
menciptakan keterlibatan dan menawarkan pilihan.
Dalam Islam konsep promosi haruslah melihat kegunaan produk,
kualifikasi produk, karakteristik produk disesuaikan dengan dengan
65
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi, 1997), hlm. 220
64
kenyataan yang ada dilapangan dan berorientasi pada nilai kejujuran,
kepercayaan, kualitas layanan dan amanah.66
Penampilan Rasulullah ketika mempromosikan barang yang
dijual dangat menawan dengan wajah yang tampan, muka yang ceria,
telapak tangan yang lembut dan bau keringat yang harum. Beliau
menyatakan bahwa membangun silaturrahim atau membangun relasi
merupakan kunci keberhasilan dalam pemasaran. Memahami pelanggan
dan lebih mengutamakan keberkahan daripada keberhasilan penjualan,
merupakan salah satu strategi promosi yang dilakukan Rasulullah.67
4) Tempat / Place
Dalam menentukan place atau tempat, minimarket modern yang
Islami harus mengutamakan tempat-tempat yang sesuai dengan syariah
islam. Dalam minimarket modern konvenional ada beberapa standar
tempat yang harus dipenuhi, misalnya tempat tersebut harus mudah
dijangkau konsumen, aman dan nyaman sehingga tempat tersebut dapat
efektif dan efisien bagi konsumen.
Menurut Straub dan Attner (2008), bahwa tiga kunci sukses bisnis
adalah “lokasi, lokasi, lokasi”. Lokasi memiliki peranan penting bagi
eksistensi bisnis jasa di masa datang.68
Lokasi yang strategis, mudah
66
Muslich, Bisnis syariah dalam perspektif Mua‟amalah dan Manajemen, (Yogyakarta:
UPPSTIM YKPN, 2007), hlm. 160. 67
Ibid, hlm 273-277 68
Widyarini, Pengelolaan Hotel Syariah di Yogyakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam
EKBISI, Vol. VIII, No. 1, (Desember 2013), hlm. 8.
65
dijangkau, nyaman dan aman menjadi ukuran tersendiri disaat akan
melakukan bisnis ritel.
Tempat dalam pandangan tidak jauh berbeda dengan pandangan
minimarket modern konvensional, hanya saja dalam tempat dalam
pandangan syariah ada penekanan pada tempat tersebut harus menjaga
jarak dengan pesaingnya, atau menjaga jarak ideal antara satu
minimarket dengan minimarket lainnya, apalagi jika tempat minimarket
tersebut berdekatan dengan pasar tradisional atau umum. Sehingga pada
intinya, dalam menentukan tempat harus didasari pada prinsip-prinsip
persaingan yang sehat dan tidak terjadi penutupan jalur konsumen dalam
memilih minimarket mana yang akan dituju.
Nabi Muhammad SAW melarang pemotongan jalur distribusi
dengan maksud agar harga naik. Sebagaimana disebutkan dalam
beberapa hadits bahwa Rasulullah SAW melarang penghadangan rukban
serta melarang pula berlomba-lomba menaikkan penawaran. Adapun arti
menghadang (talaqi) rukban, dalam hadits tersebut, ialah menghadang
para penjual yang biasanya (di negeri Arab) dengan berkendaraan
membawa dagangan dari daerahnya masing-masing, lalu meminta supaya
barang dagangannya diturunkan disitu dan dibeli dengan harga semurah-
murahnya. karena pembeli tersebut akan memberikan berita bohong
mengenai harga yang sebenarnya saat itu kepada penjual-penjual yang
dari daerah tadi, tujuan berdustanya itu adalah supaya mendapatkan
dagangan dengan harga semurah-murahnya. Dalam kasus minimarket
66
modern hal ini bisa disamakan dengan tempat atau letak minimarket
tersebut berdiri.
Tujuan dari fungsi tempat adalah bagaimana tempat itu bisa
menjadikan konsumen merasa nyaman saat berbelanja, mudah djangkau
dan terpenuhinya rasa aman pada konsumen.
f. Selling
Sebenarnya pringsip selling sama sekali tidak menunjuk personal
selling tidak pula terkait dengan aktifitas menjual produk kepada
pelanggan. Akantetapi selling adalah menciptakan hubungan jangka
panjang dengan pelanggan / konsumen melalui produk-produk
perusahaan.ini merupakan taktik untuk “integrating company, customer
and relationsip”. Setelah mengembangkan strategi dan menciptakan
taktik, selanjutnya perusahaan harus mampu menghasilkan retrun
finansial melalui selling. Karena selling itu merupakan capture tactic
bagi perusahaan.69
Hermawan Kartajaya membagi Selling dalam tiga tingkatan,
yaitu:
1) Featur Selling (Penjualan Fitur) perusahaan perlu meningkatkan fitur
dari produk atau jasa kita, sehingga relasi dengan pelanggan tetap
terjaga. Dengan adanya fitur-fitur terbaru yang dimiliki produk
perusahaan, perusahaan bisa memiliki nilai tambah yang belum tentu
dimiliki oleh pesaing.
69
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, dkk…. hlm. 74
67
2) Benefit Selling (Penjualan Manfaat) misalnya Kijang, merupakan
contoh produk yang berfokus di tingkatan penjualan manfaat. Kijang
dapat sukses karna memposisikan diri sebagai kendaraan serbaguna
yang banyak memberikan manfaat keluar.
3) Solution Selling (Penjualan Solusi) misalnya Nestle, berhasil meraih
kepercayaan di mata pelanggan karena berhasil memberikan banyak
manfaat melalui kreasi makanan tambahan.70
g. Brand
Brand atau merek merupakan suatu (nama, istilah, tanda, lambing
/ desain) atau gabungan semua yang diharapkan dapat mengidentifikasi
barang atau jasa dari seseorang, penjual atau sekelompok penjual, dan
diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing.71
Ketika perusahaan menentukan positioning dan differensiation,
serta didukungnya dengan marketing mix serta strategi selling yang solid
sebenarnya perusahaan sedang mengembangkan brand. Brand
dikembangakan tidak hanya melalui iklan yang tak terhitung jumlahnya
dimedia massa, atau atau dengan konfigurasi 4P ( product, price, place,
dan promotion). Yang lebih penting adalah, bagaimana brand
dikembangkan melalui penerapan strategy, tactic, dan value yang tepat
kreativitas dalam menentukan segmentasi dan targeting, pilihan
posiotoning yang yang tepat serta pengembangan differensiasi yang kuat,
70
Hermawan Kartajaya, Hermawan Kartajaya On Selling, (Bandung: Mizan, 2006), hlm.
18-20. 71
Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis, (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2008), hlm. 77.
68
yang didukung oleh marketing mix dan strategi selling yang sesuai, dan
pengembangan service dan prosess yang solid.72
Meneurut Hermawan Kartajaya merek merupakan indikator value
yang ditawarkan kepada pelanggan atau konsumen, merek merupakan
aset yang menciptakan value bagi pelanggan atau konsumen dengan
memperkuat kekuatan dan loyalitasnya. Merek menjadi alat ukur bagi
kualitas value yang ditawarkannya. Dengan merek perusahaan mampu
keluar dari perangkap komoditas. Merek memungkinakan sebuah produk
dan layanan terbebas dari aturan dasar kurva permintaan dan
penawaran.73
Sebelum menentukan seberapa banyak jumlah merek yang akan
dimiliki, perusahaan perlu menentukan terlebih dulu segmentasi atau
bahkan pasar yang hendak dimasuki. Ada beberapa yang harus
dipertimbangkan:
1) Seberapa besar ukuran pasarnya, hal tersebut penting agar diketahui
skala ekonominya. Namun tentu saja hal itu tergantung pada kekuatan
dari perusahaan.
2) Seberapa besar pertumbuhan dari segmen tersebut. Pasar yang besar
ukuranya tetapi memiliki pertumbuhan yang nol maka akan mengecil
pasarnya dari waktu ke waktu.
72
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, Hooi Den Huan dan Sandra Liu, Rethinking
Marketing Sustainable Market-ing Enterprise In Asia. (Jakarta: Indeks, 2005), hlm. 81 73
Hermawan Kartajaya, Hermawan Kartajaya On Brand, (Bandung: Mizan, 2006), hlm.
13
69
3) Bagaimana situasi persaingan di dalam segmen yang bersangkutan
(competitive situation). 74
Jadi, pengembangan brand dimulai berawal dari strategi
pemasaran perusahaan yang semuanya memberikan dukungan untuk
mengembangkan atau memperkenalkan brand kepada pelanggan atau
konsumen. Semakin brand dikenal oleh pelanggan atau konsumen maka
semakin mudah pemasaran produk yang dimiliki perusahaan, tentunya
kesalahan satu bidang dari bagian brand itu juga nanti akan melemahkan
bagian-bagian yang lainya.
h. Service
Pringsip selanjutnya dari value creation dari perusahaan adalah
service. Bagi perusahaan, service tidak hanya sekedar menyangkut
layanan purna jual, layanan prajual, bahkan layanan selama penjualan.
Service adalah value enhancer perusahaan yang menjadi paradigma
perusahaan untuk mencipatak value yang terus menerus bagi pelanggan
atau konsumen melalui produk dan jasa.75
Service menurut Hermawan Kartajaya amerupakan jiwa dari
suatu perusahaan. Service merupakan sikap dan cara untuk bertahan dan
memenangkan persaingan di masa depan. Service adalah strategi untuk
menghindari business-cate-gory trap.
74
Ibid. 34. 75
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, Hooi Den Huan dan Sandra Liu, Rethinking
Marketing Sustainable Market-ing Enterprise In Asia, hlm. 84.
70
Hermwan Kartajaya mendefinisikan kenapa perusahaan harus
menjadi sebuah service bussines.
1) Service adalah solusi. Perusahaan harus mampu memberikan solusi
yang nyata bagi kebutuhan pelanggan. Kadang pelanggan tidak selalu
menunjukan kebutuhanya. Maka dari itu perusahaanlah yang harus
sensitife memahami kebutuhan pelanggan atau konsumen.
2) Service adalah sebuah nilai yang harus diberikan terus menerus
kepada pelanggan.
3) Service sebagai memorable experience, bagaimana cara menciptakan
sebuah pengalaman yang tidak terlupakan oleh pelanggan atau
konsumen. 76
Dalam bisnis ritel modern keramahan kayawan, bersahabat atau
respek dengan konsumen dan ringan tangan suka membantu konsumen
serta berpenampilan menarik menjadi syarat mutlak dalam manajmen
sumber daya manusia.
Sumber Daya Manusia (SDM) dari minimarket modern itu
sendiri, baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan
berhubungan dengan pelanggan (konsumen), SDM ini sendiri juga akan
sangat berkorelasi dengan tingkat kepuasan para pelanggan (konsumen)
terhadap minimarket modern.
Sumber Daya Manusia yang dimiliki miminarket modern pada
dasarnya sudah ditekankan dalam hal pelayanan (service). Bahkan
76
Hermawan Kartajaya, Hermawan Kartajaya On Service, (Bandung: Mizan, 2006),
hlm. 26.
71
dibeberapa minimarket modern sudah diberlakukan standar
pelayanan(service) terhadap pelanggan (konsumen). Dalam pandangan
syariah ini sudah sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran islam, bahwa
memberikan pelayan yang prima (service exelance) merupakan satu hal
keharusan dalam Islam. Penekanan akhlak dan etika bisnis Islam dalam
melayani pelanggan (konsumen) merupakan suatu keniscayan dalam
minimarket modern.
Sejarah Islam mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW sudah
mencontohkan akhlak yang baik dalam berbisnis. Sehingga beliau bisa
menjadi bembisnis yang berhasil yang diakui dalam sejarah sampai
sekarang. Dalam ajaran agama Islam, salah satu tugas manusia didunia
adalah menjadi klalifah fii al-ardhi, Islam mengajarkan kepada manusia
untuk selalu berbuat baik dimanapun dan kapanpun.
Peranan karyawan yang terdapat pada bisnis ritel mencerminkan
kesyariahannya bisnis ritel tersebut. Dalam konsep bauran pemasaran
jasa kualitas karyawan menjadi hal yang sangat pending bagi
keberhasilan bisnis ritel, karena karyawan menjadi tolak ukur atas
pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Sehingga untuk mejadikan
karyawan yang berkualitas, Islam mengajarkan untuk melatih karayawan,
baik melalui training atau pelatihan yang kontinue atau insidental.
Sehingga diharapkan bisa memberikan pelayan pada konsumen yang
memuaskan.
72
Kayawan harus mampu berinteraksi secara baik dengan sesama
karyawan (komunikasi internal) untuk menyamakan persepsi dan target
tim dan juga harus mampu berinteraksi dengan konsumen (komunikasi
eksternal) sehingga konsumen merasa puas dan ingin kembali datang
untuk berbelanja.
i. Process
Pringsip penciptaan value yang ketiga yakni prosess, menuntut
perusahaan agar dapat membangun hubungan dengan organisasi-
organisasi yang memiliki potensi untuk menambah value. Istilah yang
paling terkenal untuk ini adalah strategic alliance. Organisasi-organisasi
yang melakukan kemitraan ini dapat saja para pemasok, pelanggan, atau
bahkan pesaing sekalipun.77
Dalam konsep pemasaran, proses mencerminkan kualitas
(quality), biaya (cost) dan pengiriman produk (delivery) dari perusahaan
kepada pelanggan atau konsumennya. Kualitas dari produk dan jasa
merupakan buah dari proses yang baik, dimulai dari produksi sampai
delivery kepada pelanggan atau konsumen secara tepat waktu efektif dan
efesien dengan biaya yang terjangkau. Dalam konteks kualitas proses
adalah bagaimana perusahaan kita mampu menciptakan suatu sistem
yang pada akhirnya dapat memberikan nilai lebih bagi pelanggan yang
tidak terlupakan. Untuk itu perusahaan kita perlu lebih memperhatikan
77
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, Hooi Den Huan dan Sandra Liu, Rethinking
Marketing Sustainable Market-ing Enterprise In Asia, hlm. 86.
73
supply-chain, mulai dari proses produksi bahan mentah hingga menjadi
barang jadi. Bahkan sebenarnya proses menuntut perusahaan menjadi the
captain of suppley chain. Karena itu, dibutuhkan komitmen yang kuat
dari perusahaan kita untuk dapat menciptakan nilai yang lebih baik, dan
tentunya kita akan dapat mereduksi aktivitas pengikisan nilai dalam
perusahaan.78
Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri
dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin
dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Dalam
bauran pemasaran Islam proses ini lebih ditekankan kepada akad yang
dilaksanakan pada saat transaksi antara penjual dan pembeli atau antara
produsen dan konsumen.79
Pengertian akad sendiri dalam Islam merupakan suatu perbuatan
yang sengaja dibuat oleh dua orang atau lebih berdasarkan keridhaan
masing-masing. Adapun syarat yang menyertai akad menurut fiqh
muamalah ialah adanya orang yang berakad dalam pemasaran jasa ini
bisa disebut produsen dan konsumen, ada barang/jasa yang diakadkan
dan kepemilikannya harus jelas, maksud dan tujuan akad yang dilakukan
harus jelas dan sesuai prinsip prinsip Islam.80
Kejujuran dan keterbukaan menjadi kunci utama yang dilakukan
oleh Rosulullah dalam melakukan tahapan unsur proses ini dalam
78
Hermawan Kartajaya, Hermawan Kartajaya On Process , (Bandung: Mizan, 2006),
hlm. 17-18 79
Arief, Muhtosim, Pemasaran & Jasa Kualitas Pelayanan, (Malang: Bayumedia
Publishing, 2005) , hlm.99 80
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2010), hlm.46
74
berdagang. Dalam fiqih dikenal juga beberapa pedoman yang dapat
dipakai dalam menentukan halal dan haramnya suatu transaksi salah
satunya ialah memudahkan pekerjaan, bukan menyulitkan.81
Dalam Minimarket modern, bagaimana proses atau mekanisme
transaksi dalam mesin register (point of sales) dilakukan dengan cepat
(quick), tepat dan cermat, serta kemudahan dalam proses transaksi
(Easy). Adanya bukti fisik (phisical evidence) berupa struk belanja
menjadi keharusan bagi minimarket modern untuk diberikan kepada
konsumen sebagai bukti dari proses transaksi pembelanjaan. Dalam
proses ini dimungkinkan sampai penanganan keluhan pelanggan
(handling complain) yang efektif dan efisien.
Dari sembilan model elemen pemasaran yang dipaparkan diatas
adalah sebuah konsep yang ideal dan diimplementasikan dihampir
seluruh bisnis ritel modern didalamnya termasuk Alfamart yang menjadi
studi penelitian ini.
Terkait dengan hal ini maka perlu adanya penekanan serta
pembahasan dan menguji dengan literatur yang ada sehingga dapat
dibuktikan secara ilmiah bahwa konsep tersebut merupakan konsep
Ekonomi Syariah yang selama ini belum banyak diketahui oleh
masyarakat secra meluas.
81
Sofyan S Harahap, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Salemba Empat,
2011), hlm. 135
75
Berikut ini gambar model Sembilan inti pemasaran Hermawan
Kartajaya:
Gambar 1.1 Model Sembilan Elemen Inti Pemasaran
5. Konsep Pemasaran Dalam Bisnis Ritel Syariah
Pemasaran menurut perseptif syariah adalah segala aktivitas dalam
kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value creating
activities) yang memungkinkan siapa saja yang melakukannya dapat
tumbuh serta mendayagunakan manfaatnya yang dilandasi atas sifat jujur,
adil, terbuka, dan ikhlas sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad
untuk bermuamalah secara islami atau perjanjian transaksi bisnis dalam
Islam.
Pemasaran berhubungan dan berkaitan dengan suatu proses
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah
Taktik Differentiation Marketing Mix
Selling
Strategi Segmentation
Targeting Posiotoning
Nilai Brand Service Process
Mind Share
Heart Share
Market Share
76
satu dari definisi pemasaran yang terpendek ialah „memenuhi kebutuhan
dengan cara yang menguntungkan‟. Dalam Islam sudah diatur bagaimana
mengambil harta orang lain dengan proses transaksi yang benar.
Didalam al-Quran surat an-Nisa ayat 29 Allah SWT berfirman;
نكم بالباطل إل أن تكون تارة عن تػراض منكم يا أيػها الذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم بػيػ
ول تػقتػلوا أنفسكم إن اللو كان بكم رحيما
yang artinya,”Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil(tidak
benar),kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama
suka”.82
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah SWT melarang
umatnya dengan alasan apapun tidak diperbolehkan mengambil harta
orang lain dengan cara-cara yang tidak benar.
Dalam pemasaran syariah, menerapkan konsep marketers yang
profesional sehingga konsumen memiliki rasa keprcayaan atas prodak
yang ditawarkan kepadanya. Karakter syariah pada marketers harus
dibangun dan dikembangkan dalam rangka meningkatkan kinerja
marketing yang berbasis pada pola pengembangan karakter jiwa positif
dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah atau aturan-aturan yang
82
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 65
77
sudah di tetapkan dalam ajaran Islam untuk menuju kepada ke-ridha-an
Allah SWT.83
Marketers yang bekerja dengan niat mencari keridhaan Allah SWT
akan menjalankan semua pekerjaannya dengan ikhlas, sehingga akan
tercipta kenyamanan konsumen karena yang dilakukannya menjadi ibadah.
6. Prinsip-Prinsip Pemasaran Syariah
Berbisnis dengan cara Nabi Muhammad, adalah cara berbisnis
menurut Islam. Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang diturunkan
untuk menyempurnakan ajaran-ajaran Tuhan yang diturunkan sebelumnya.
Rasulullah adalah suri teladan bagi umat-Nya.
Dalam al Quran surat Al Ahzab ayat 21:
را الل وذكر اآلخر واليػوم الل يػرجو كان لمن حسنة أسوة الل رسول ف لكم كان لقد كثيػ
yang artinya” Sesunguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah”.84
Beliau selalu memberikan contoh yang sangat baik dalam setiap
transaksi bisnisnya. Beliau melakukan transaksi dengan jujur, adil dan
tidak pernah membuat pelangan mengeluh, kecewa. Beliau selalu menepati
83
Ahmad Miftah, Mengenal marketing dan marketer syariah, Jurnal Ekonomi Islam,
Volume 6 No. 2 Juli - Desember 2015, hlm. 15-20 84
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 336
78
janji dan menjaga barang daganganya dengan standar kualitas sesuai
dengan permintan pelangan.
Sembilan etika (akhlak) pemasar yang menjadi prinsip-prinsip bagi
syariah pemasar dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran yaitu
sebagai berikut85
:
a. Memilki kepribadian spiritual (takwa)
b. Berperilaku baik dan simpatik (shidiq)
c. Berlaku adil dalam bisnis (al-adl)
d. Bersikap melayani dan rendah hati (khidmah)
e. Menepati janji dan tidak curang
f. Jujur dan terpercaya (amanah)
g. Tidak suka berburuk sangka (suíuzh-zhan)
h. Tidak suka menjelek-jelekan (ghibah)
i. Tidak melakukan sogok (riswah)
Konsep pemasaran dalam Islam menekankan bahwa perlunya
menerapkan manajemen profesional, artinya dengan melakukan kegiatan
tersebut maka semua produk atau jasa yang dihasilkan pasti dapat
memiliki positioning tersendiri. Begitu juga dalam mempromosikan
produk, seorang muslim tidak boleh berlebihan dengan sumpah palsu,
akan kegiatan pemasaran tersebut tetap sejalan dengan kondisi
kenyataanya.
85
Kertajaya dan Syakir Sula, Syariah Markering, (Bandung: Mizan Pustaka, 2006), hlm.
45-48
79
7. Karakter Pemasaran Syariah
Afzalurrahman menyatakan Nabi Muhammad SAW melarang
beberapa jenis perdagangan, baik karena hakekat perdagangan itu memang
dilarang maupun karena adanya unsur-unsur yang diharamkan di
dalamnya. Memperjualbelikan benda-benda yang dilarang dalam Al-Quran
adalah haram.86
Al-Quran melarang mengkonsumsi daging babi, darah, bangkai,
dan alkohol, sebagai mana firman-Nya dalam Al-Quran Surat al-Baqarah
(2), ayat 173 :
م ولم النزير وما أىل بو لغي اللو ا حرم عليكم الميتة والد ر باغ ول إن فمن اضطر غيػ
إن اللو غفور رحيم عاد فل إث عليو
yang artinya “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih)
disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah
maha pengampun lagi maha penyayang”.87
86
Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Sebagai Seorang Pedagan, (Jakarta: Yayasan
Swarna Bhimy, 2000), hlm. 31 87
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 20
80
Sedangkan menurut Hermawan Kertajaya dan Muhammad Sakir
Sula, setidaknya ada empat karakter pemasaran syariah yang bisa menjadi
panduan bagi para pelaku bisnis ritel modern dalam memasarkan prodak
dan jasanya. Empat karakter pemasaran syariah tersebut yakni:
a. Teistis (Rabbaniyyah)
Salah salah satu karakter pelaku pemasaran syariah religious
atau unsur ketuhanan. Seorang marketer syariah seharusnya berjiwa
ketuhanan atau religious yang meyakini bahwa hukum-hukum syariat
merupakan hukum yang paling adil, paling sempurna, paling selaras
untuk menyelesaikan segala bentuk permasalahan muamalah. Hukum-
hukum syariah seharusnya dapat mencegah segala bentuk kerusakan
serta, mampu mewujudkan kebaran, memusnahkan kebatilan dan
meyebarkan kemaslahatan.
Karakter ketuhanan atau religios tersebut di atas sesuai dengan
firman Allah SWT didalam Al-Quran surat al-An‟am ayat 162:
العالمني رب لو ل ومات ومياي ونسكي صلت إن قل
yang artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya
shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
seluruh alam”88
b. Etis (Akhlaqiyyah)
88
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 119
81
Karakter selanjutnya yang harus dimiliki oleh marketer syariah
adalah berkarakter akhlaqiyyah atau beretika dan bermoral dalam
melakukan pemasarannya, karena nilai-nilai moral dan etika adalah
nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua agama.89
Dalam sebuah hadis Rasulullah Salallahu‟alaihi wasalam
bersabda,
ا األخلق مكارم ألتم بعثت إن
yang artinya “sesungguhnya aku di utus kemuka bumi ini untuk
menyempurnakan akhlak”(HR. Ahmad).90
Oleh sebab itulah bagi
seorang pemasar hendaknya ia mendahulukan moral dan etika dalam
menjual dan memasarkan produk yang ada di perusahaanya. Bukan
hanya keuntungan dan kesuksesan teamnya, lebih dari itu keberhasilan
dalam bidang akhlak dan etika merupakan faktor utama yang jauh lebih
penting.
c. Realistis (Al-Waqiyyah
Syariah marketer adalah konsep pemasaran yang fleksibel,
sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah Islamiyah yang
melandasinya. Syariah marketer adalah para pemasar profesional
dengan penampilan yang bersih, rapi dan bersahaja, apapun model atau
gaya berpakaian yang dikenakannya, bekerja dengan mengedepankan
89
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula Syariah Marketing (Jakarta: Mizan
media Utama 2006), hlm. 32. 90
Imam Ahmad Bin Hambal, Musnad Imam Ahmad Bin Hambal, Jilid. II, (Beirut: Dar
al-Fikr, 1991) hal. 381.
82
nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral dan kejujuran dalan segala
aktivitas pemasarannya.91
Seorang yang membiasakan diri dengan kebersihan dan kerapian
maka seorang tersebut akan menjadi bersih dalam kehidupannya. Nabi
memberikan contoh untuk bisa bersikap santun, bersahabat dan
simpatik terhadap saudara-saudaranya dari umat lain.
Kebersihan merupakan sebagian dari iman, dapat terwujud jika
orang tersebut mempunyai akhlak dan kehidupan bersih, dan sifat
realitas ini bisa menjadi dasar utama dalam menjadi seorang marketer
sejati guna mendukung setiap sendi-sendi usaha yang ia jalankan.
d. Humanistis (Insaniyyah)
Karaker marketer syariah yang terahir adalah bersifat humanistis
universal, yaitu bahwa adanya syariah harus mampu mengangkat
derajat manusia, sifat-sifat kemanusiaannya tetap terjaga dan
terpelihara, serta sifak-sifat kehewanannya dapat di kekang dengan
panduan nilai-nilai syariah.
Syariat Islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan
kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan
status. Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal
sehingga menjadi syariah humanistis universal92
. Sehingga sebagi tolak
ukur dari syariahnya marketer yang memasarkan prodak dan jasanya
91
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula Syariah Marketing ….., hlm.35 92
Ibid., hlm. 38.
83
harus dilihat dari seberapa besar marketer tersebut menjalankannya
dengan sifat-sifat kemanusiaan yang sunatullah.
8. Pemasaran Rasional Menuju Emosional Spiritual
Dalam beberapa literatur banyak disebutkan, bahwa pemasaran
bisnis syariah adalah pemasaran yang emosional ( emotional market),
sedangkan pemasaran konvensional merupakan pemasaran rasional
(rational market). Dimana para pelaku bisnis melakukan pemasaran
syariah karena alasan-alasan teologis keagamaan yang bersifat
emosional, bukan karena keinginan mendaptkan keuntungan secara
finansial yang bersifat rasional.
Sebaliknya pemasaran konvensional, para pelaku bisnis
melakukan pemasaran karena menginginkan keuntungan secara finansial
sebesar-besarnya, tanpa terlalu peduli apakah bisnis yang digelutinya
tersebut mungkin menyimpang atau malah bertentangan dengan nilai-
nilai ajaran syariah.93
Dalam pemasaran syariah memiliki tujuan untuk menjadi solusi
yang adil dan transparan bagi semua pihak yang terlibat. Dilama
pemasaran syariah tertanam nilai-nilai moral dan kejujuran. Tidak ada
pihak yang terlibat didalamnya merasa dirugikan. Tidak ada pula pihak
yang berburuk sangka. Dalam pelaksanaannya pemasaran syariah syarat
93
Tamamudin, Merefleksikan Teori Pemasran ke Dalam Praktek Pemasaran Syariah,
Jurnal Hukum Islam, Vol.12,No 2,Desember 2014.
84
dengan nilai-nilai syariah dan dalam implementasinya selalu dijiwai oleh
nilai-nilai kebenaran yang terpancar dari Al-Quran dan Sunnah Nabi.94
Akuntabilitas dan responsibilitas diartikan sebagai
pertanggungjawaban di hari akhir (yaumul hisab) kelak, yang merupakan
pengadilan abadi terhadap sepak terjang manusia selama hidup dinunia
termasuk para pelaku bisnis ritel. Didalam Al-Quran surat al-Qiyamah 36
Allah SWT berfirman:
نس ٱ أيسب رك أن ن ل سدى يػتػ
yang artinya:” Apakah manusia mengira, bahwa ia akan
dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban).95
94
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing…......,hlm. 9-10. 95
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 462
85
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Metode penelitian merupakan hal penting dalam sebuah penelitian
karena mutu, validitas dan hasil penelitian sangat ditentukan oleh ketepatan
dalam memilih metodenya.1Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif.
Metode kualitatif yakni penelitian yang mengambil data dari lapangan
(penelitian kancah/field reseach) yaitu penelitian yang mengambil data dari
lapangan yang dilakukan didalam masyarakat yang sebenarnya untuk
menemukan realitas apa yang terjadi mengenai masalah tersebut.2
Dalam hal ini, penelitian dalam objek Alfamart Cabang Klaten dan
realitas penerpan nilai-nilai bisnis ritel modern yang sesuai dengan konsep
Ekonomi Syariah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (Field
Research), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit
sosial baik individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat yang berada pada
objek penelitian.3
Penelitian lapangan dilakukan dengan menggali data yang bersumber
dari lokasi atau lapangan penelitian yang berkenaan dengan penerapan konsep
1Azwar Syaifudin, Metode Penelitian, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2004), hlm:79
2Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakrata: Ekonosia Kampus FE UII, 2005), hlm. 14
3Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998),
hlm, 22
86
bisnis ritel modern. Menurut sifatnya penelitian ini bersifat deskriptif analitis.
Penelitian deskriptif analitis adalah penelitian yang memaparkan data yang
didapat di lapangan dan selanjutnya dilakukan analisa dengan menggunakan
pendekatan landasan teori yang ada sebagai pijakan dalam menganalisis.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih adalah PT. Sumber Alfaria
Trijaya,Tbk (Alfamart) Cabang Klaten jl. Solo-Yogyakarta Km. 21
Kaliwingko Banaran. Delanggu Klaten.
C. Informan Penelitian
Informasi penelitian utama yang dilakukan adalah pihak manajemen
pelaku bisnis ritel modern yang ada di Alfamart Cbang Klaten dan para
karyawan sebanyak enam (6) orang yang dapat memberikan informasi selain
kedua informan tersebut juga wawancara dengan konsumen Alfamart terakit
untuk menggali data yang berkaitan dengan penelitian.
Dengan cara melakukan trianggulasi untuk keabsahan data. Jumlah
dari pihak manajemen disesuaikan dengan hasil observasi yang dilakukan
berupa jumlah pemangku yang ada di manajemen untuk jumlah karyawan
ditentukan dari hasil observasi berapa jumlah yang sudah mengetahui tentang
konsep bisnis ritel modern.
D. Teknik Penentuan Informan
Tehnik penentuan informan dilakukan dengan cara memilih informan
dari pihak manjemen dan karyawan resmi mendapat pengesahan dari pihak
87
Alfamart, selanjutnya informasi digali dari pihak manajemen dan karyawan,
konsumen yang telah ditunjuk.
E. Sumber Data Penelitian
Data-data yang terdapat dalam penelitian ini menggunakan sumber
data yakni data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer terkait diperoleh dari survei lapanagn yang
menggunakan semua metode pengumpulan data orisinal.4 Dalam hal ini
langsung wawncara kepada pihak pelaku bisnis ritel modern di Alfamart
Cabang Klaten yang berkompenten dan konsumen Alfamart. Serta
dikuatkan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh pihak manajemen
Alfamart Cabang Klaten.
2. Data Sekunder
Data sekunder terkait diperoleh dari sumber bacaan yang ada di
perpustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas seperti;
Al-Qur’an, Hadits, dan buku- buku yang berhubungan dengan penelitian
juga data-data resmi instansi pemerintah.5
F. Teknik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu:
4Mudrajat Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: Erlangga,
2013), hlm. 148 5Ibid, hlm, 130.
88
1. Observasi
Metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau
dengan peninjauan secra teliti dan cermat secara langsung di lapangan
atau lokasi penelitian. Dalam isntrumen penelitian observasi ini peneliti
menggunakan teknik observasi partisipasi ( peneliti hadir di tengah-tengah
informan dan melakukan berbagai kegiatan bersama sambil mencatat
informasi yang dibutuhkan) dan juga observasi nonpartisipasi ( tanpa
kehadiran peneliti atau observasi dilakukan dengan jarak jauh tanpa
disadari kehadirannya oleh informan).
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang dilakukan
oleh dua pihak dengan ada maksud tertentu, yakni penulis (interviwer)
yang memberikan pertayaan seputar data yang diperlukan dengan pihak
dari manajemen atau yang mewakili pelaku bisnis ritel modern Alfamart
Cabang Klaten6 serta melakukan tanya jawab dengan pihak manajemn dan
karyawan dan masyarakat yang terlibat dengan mengadakan tanya-jawab
secara langsung kepada pihak-pihak yang berkompenten dan mengetahui
seputar data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
3. Studi Dokumentasi
6Lexi J. Moleong, ‘Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosda Karta, 2004),
hlm 5
89
Yakni tehnik pengumpulan data dengan cara menghimpun dan
dianalisis dokumen baik dokumen yang memiliki bentuk tulisan atau karya
dari seseorang.
4. Keabsahan Data
Untuk keabsahan data dalam pemeriksaan penelitian ini
menggunakan trianggulasi, menurut Sugiyono, trianggulasi adalah cara
yang paling ampuh untuk menjamin data dalam penelitian kualitatif.
Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan data
atau sebagai pembanding terhadap data itu.7
Dalam penelitian ini keabsahan data menggunakan tiga
trianggulasi, yang pertama trianggulasi sumber data berupa informasi
tempat, peristiwa dan dokumen serta arsip yang memuat catatan
berkaitan dengan data yang dimaksud. Yang kedua adalah trianggulasi
teknik atau metode pengumpulan data yang berasal dari wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Yang ketiga adalah waktu pengumpulan
data yang merupakan kapan dilaksanakan trianggulasi atau metode
pengumpulan data tersebut.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan aspek pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ilmiah. Instrumen penelitian sebagai alat bantu
yang digunakan dalam metode pengambilan data oleh peneliti untuk
7 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm.372
90
menganalisa hasil penelitian yang dilakukan pada langkah penelitian
selanjutnya. Hasil dari isntrumen penelitian ini kemudian dianalisa atau
dikembangkan dengan metode penelitian yang akan diambil. Dalam
penelitian ini isntrumen penelitian yang digunakan peneliti bersumber dari
sembilan (9) Elemen marketing Hermawan Kartajaya terdiri dari: segmentasi,
targeting, positioning, differentiation, marketing mix, selling, brand, service
dan proses, yaitu:
91
Tabel 2
Instrumen Penelitian
No Variabel
Penelitian
Indikator Penelitian
1. Segmentasi a. Geographic Segmentation ( dilihat letak toko
yang strategis).
b. Demographic Segmentation ( dilihat dari
jumlah penduduk,kelompok masyarakat, dari
bidang umur,jenis kelamin, pendapatan ,dll.
c. Psychographic Segmentation ( dilihat dari
berbagai macam kebutuhan pembeli).
2. Targeting a. Target Konsumen dan pertumbuhan konsumen
(Demographic Segmentation & Psychographic
Segmentation)
b. Keunggulan kompetitif dan situasi
persainganGeographic Segmentation).
3. Positioning a. Pernyataan Positioningnya (Jargon)
b. Image ( citra perusahaan).
4. Differentiation a. Produk (kebaruan produk)
b. Jasa (pelayanan terhadap konsumen)
c. Personal ( kapasitas karyawan)
5. Marketing mix ;
a. Produk
(Prodact)
a. Kualitas produk (Quality),kehahalal dan
higyenistasnya
b. Prodak yang dijual harus bisa bersaing
(Competitive)
92
c. Ketersediaan prodaknya (Availability)
b. Harga
(Price)
a. Strategi harga prodak baru ( new product
pricing strategies)
b. Strategi harga bauran produk / product mix
pricing strategies ( Product bundle pricing)
c. Strategi penyesuaian harga/price adjustment
strategies ( harga promo)
c. Promosi
(Promotion)
a. Periklanan (Advertising),
b. Penawaran Langsung (Personal selling)
c. Promosi penjualan (sales promotion),
d. publisitas (publicity).
d. Tempat
(Place)
a. Kemudahan mencapai lokasi (Accesible),
b. Keamanan dan kenyamanan tempat (Safe &
Secure),
c. Menyenangkan (Comfortable),
6. Selling a. Program Loyalitas Konsumen ( loyality
coutomere).
b. Penawaran terbatas (Deal of the Day)
7. Brand a. Makna logo perusahaan.
b. Atribut perusahaan.
8. Service a. Tingkat pengetahuan karyawan (knowledgeble).
b. Sikap tanggap dan suka menolong ( Helpful),
c. Keramahan terhadap konsumen ( Friendly)
93
H. Teknik Ananlisa Data
Analisis data yang digunakan adalah kualitatif.8 Dalam desain seperti
ini diharapkan penelitian ini dapat mengungkap fenomene sosial, sehingga
maksud yang dituju guna memecahkan persoalan diatas dapat ditemukan.
Sedangkan pola fikir yang digunakan adalah secara induktif, yaitu berangkat
dari data yang bersifat khusus maupun peristiwa-peristiwa kongkrit dari hasil
riset, kemudian ditarik menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Dalam
menganalisa data, terlebih dahulu memaparkan data yang diperoleh
dilapangan, menegenai pelaksanaan bisnis ritel modern. Mulai dari kegiatan
pengumpulan guna mendapatkan suatu kesimpulan yang dapat digeneralisir.
8Lexi J. Moleong, ‘Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosda Karta, 2004),
hlm. 8
d. Kepuasan Konsumen
e. Penanganan komplain
9. Process
a. Kecepatan proses transaksi ( Quick).
b. Kemudahan dalam proses transaki ( Easy),
c. Kejelasan Struk transaksi.
94
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM ALFAMART
1. Sejarah Berdirinya Alfamart
Alfamart merupakan toko retail yang sekarang sudah tidak asing
lagi terdengar ditelinga kita. Seperti yang kita ketahui, hingga sampai saat
ini alfamart mempunyai kurang lebih 13.500 gerai yang terletak diberbagai
kota besar Indonesia bahkan sampai ke kampung-kampung. Gerai alfamart
telah menyebar diberbagai pelosok daerah di Indonesia dan menghadirkan
berbagai macam produk promo. Alfamart merupakan milik PT. Sumber
Alfaria Trijaya, Tbk. yang merupakan perusahaan waralaba swalayan
yang menjual barang keperluan sehari-hari.
Awal mula nama alfamart sendiri adalah alfa minimarket sebagai
perusahaan dagang aneka produk oleh Djoko Susanto sekeluarga. dan
pertama beroperasi di karawaci, tangerang, banten. Pada tahun 1994
Struktur kepemilikan berubah menjadi 70% dimiliki oleh PT HM
Sampoerna Tbk dan 30% dimiliki oleh PT Sigmantara Alfindo (keluarga
Djoko Susanto). PT. Alfa Minimart Utama (AMU) didirikan pada tanggal
95
27 Juli 1999, dengan pemengang saham PT. Alfa Retailindo, Tbk sebesar
51% dan PT. Lancar Distrindo sebesar49%.1
PT. Alfa Minimart Utama (AMU) ini kemudian membuka Alfa
Minimart pada tanggal 18 Oktober 1999 berlokasi dijalan Beringin Raya,
Karawaci Tangerang. Pada tanggal 27 Juni 2002, PT.HM Sampoerna Tbk
secara resmi merestrukrurisasi kepemilikan sahamnya di PT.Alfa
Retailindo Tbk. Saham HM Sampoerna di Alfa Retailindo yang semula
54,4% dikurangi menjadi 23,4%. Di sisi lain, perusahaan rokok terbesar
kedua di Indonesia akan mulai menggarap serius pasar minimarket yang
selama ini belum tergarap melalui Alfamart.
Pada tanggal 1 Agustus 2002, kepemilikan beralih ke PT. Sumber
Alfaria Trijaya dengan pemegang saham PT.HM. Sampoerna, Tbk sebesar
70% dan PT.Sigmantara Alfalindo sebesar 30%. Kemudian nama Alfa
Minimart diganti menjadi Alfamart pada tanggal 1 Januari 2003. Pada
tahun 2005 Jumlah gerai Alfamart bertumbuh pesat menjadi 1.293 gerai
hanya dalam enam tahun. Semua toko berada di pulau Jawa. Awal tahun
2006 PT HM Sampoerna Tbk menjual sahamnya, sehingga struktur
kepemilikan menjadi PT Sigmantara Alfindo (60%) dan PT Cakrawala
Mulia Prima (40%).
Mendapat Sertifikat ISO 9001:2000 untuk Sistem Manajemen
Mutu”. Pertengahan 2007 Alfamart sebagai Jaringan Minimarket Pertama
di Indonesia yang memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 untuk Sistem
1 http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/465/bab%204%20kuw.pdf,
Diakses Pada Tanggal 29 Maret 2018. Pkl. 14.00 WIB
96
Manajemen Mutu. Jumlah gerai mencapai 2000 toko dan telah memasuki
pasar Lampung. Awal 2009 menjadi perusahaan publik pada tanggal 15
Januari 2009 di Bursa Efek Indonesia disertai dengan penambahan jumlah
gerai minimarket dan cabang-cabang baru.
Perkembangan alfamart dibilang sangat cepat, meskipun banyak
saingan utama seperti indomaret, ceriamart, alfamidi, alfa express, dan
Omi. Perusahaan yang berkantor pusat di Alfa Tower Jl.Jalur Sutera
Barat,Kav.7-9 Panunggangan Timur, Pinang, Kota Tangerang, Banten ini
memulai usaha komersilanya pada 1989 dalam bidang perdagangan rokok.
Namun sejak tahun 2002, Alfamart bergerak dalam kegiatan usaha
perdagangan eceran untuk produk konsumen dengan mengoperasikan
jaringan minimarket dengan nama “Alfamart” yang berlokasi di 32 cabang
tempat di Indonesia yang salah satunya adalah cabang Klaten. Adapun
alamat kantor cabang Klaten berada di Jl.Solo-Jogja KM.21,Kaliwingko,
Banaran, Delanggu,Klaten.2
“...Menurut Dede J Wardana, Jaringan minimarket perusahaan
yang didirikan Djoko Susanto, mantan eksekutif produsen rokok raksasa,
HM Sampoerna ini terdiri dari minimarket milik sendiri ( Reguler Milik
Perusahaan) dan minimarket dalam bentuk kerjasama waralaba ( milik
masyarakat), dengan jumlah gerai sampai dengan tahun 2018 sekitar
13.500 dan di cabang Klaten sendiri ada 475 gerai yang tersebar di 19
2http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/465/bab%204%20kuw.pdf,
Diakses Pada Tanggal 29 Maret 2018. Pkl. 14.00 WIB
97
kabupaten/kota dalam 3 provinsi (Jawa Tengah,Jawa Timur dan
Yogyakarta)...3
2. Visi, Misi dan Budaya Kerja Alfamart
a. Visi Alfamart
Adapun Visi alfamart yakni “Menjadi jaringan distribusi retail
terkemuka yang dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi kepada
pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan
konsumen, serta mampu bersaing secara global”4
Melihat dari Visi Alfamart tersebut diatas, bahwa perusahaan
memiliki target kedepannya untuk menjadi perusahaan distribusi retail
yang dimilki oleh masyarakat luas di tandai dengan adanya program
waralaba gerai Alfamart, bembinaan pedagang kecil lewat program
Toko Member Alfamart dll. Berorientasi pada pemberdayaan usaha
kecil agar lebih maju dan mensejahterakan para pedagang,serta
pemenuhan kebutuhan produk sesuai dengan harapan konsumen.
Perusahaan juga mentargetkan menjadi perusahaan ritel yang mampu
bersaing secara global salah satunya di tandai dengan dibukanya cabang
di Pilipina.
b. Misi Alfamart
Adapun Misi Alfamart adalah sebagai berikut:
3 Wawancara dengan Dede J Wardana selaku Pimpinan Alfamart Cabang Klaten di
Klaten , tanggal 03 September 2018. 4 Observasi pada MiniLyb Alfamart Cabang Klaten di Klaten , pada 01 September 2018.
98
1) Memberikan kepuasan kepada pelanggan / konsumen dengan
berfokus pada produk dan pelayanan yang berkualitas unggul.
2) Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan
selalu menegakkan tingkah laku / etika bisnis yang tertinggi.
3) Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan menumbuh-
kembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.
4) Membangun organisasi global yang terpercaya, tersehat dan terus
bertumbuh dan bermanfaat bagi pelanggan , pemasok, karyawan,
pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.5
c. Budaya Kerja Alfamart
Budaya kerja Alfamart atau yang lebih familiar dengan Budaya
Kerja 2I & 3K adalah sebagai berikut:
1) Integritas yang tinggi.
2) Inovasi untuk kemajuan yang lebih baik.
3) Kualitas & Produktivitas yang tertinggi.
4) Kerjasama Team.
5) Kepuasan pelanggan melalui standar pelayanan yang tertinggi6
Dari budaya kerja Alfamart tersebut, diharapkan semua
karyawan harus berprilaku jujur terhadap diri sendiri dan orang
lain,konsisten antara pikiran, perkataan perbuatan berdasarkan standar
5 Observasi pada MiniLyb Alfamart Cabang Klaten di Klaten , pada 01 September 2018.
6 Observasi pada Ruang Training Alfamart Cabang Klaten di Klaten , pada 01 September 2018.
99
etika yang tertinggi serta rasa tanggungjawab terhadap pengelolaan
perusahaan dan pihak – pihak lain yang berkepentingan.7
Bahwa dalam perjalannya sebuah organisasi perusahaan bisnis
tidak terlepas dari inovasi- inovasi yang selalu ada, sehingga menuntut
semua karyawan dalam pengelolaan perusahaan untuk berkomitmen
melakukan perubahan- perubahan kearah yang lebih baik secara
kontinue.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perusahaan bisnis hanya berbicara
tentang proses sebuah kerja,akan tetapi lebih pada sebuah hasil kerja
yang maksimal. Sehingga untuk merealisasikan hal tersebut
memerlukan karyawan-karyawan yang memiliki kualitas baik dan
memiliki tingkat produktifitas yang tinggi.
Dalam merealisasikan semua hal yang menjadi agenda
perusahaan dan menjadi sebuah target mustahil bisa tercapai tanpa
keterlibatan secara aktif semua tim dengan kerjasama yang solid.
Ahirnya akan diperoleh kepuasaan konsumen yang dilahirkan dari
proses pelayaan yang terbaik.
3. Perkembangan Perusahaan
Perusaahan Alfamart mengalami perkembangan yang cepat dari
yang awalnya hanya beberapa toko saat mulai berdidirnya perusahaan
sampai sekarang yang mencapai lebih dari 13.500 toko yang tersebar di 32
cabang alfamart.
7 Observasi pada MiniLyb Alfamart Cabang Klaten di Klaten , pada 01 September 2018.
100
Perusahaan yang pada awalnya hanya berada di pulau jawa
sekarang sudah mulai merambah pada daerah-daerah lain yang ada diluar
jawa. Dari yang awalnya beberapa bergerak di pulau jawa, sekarang sudah
mencapai daerah daerah lain yang ada kantor cabangnya. Dari perusaahan
yang hanya menyediaan kebutuhan sehari-hari pada awalnya sampai
menyediakan layanan jasa pada konsumen.
Alfamart cabang Klaten yang beralamat di Jl. Solo-Jogja KM 21,
Kaliwingko, Banaran, Delanggu, Klaten mulai berdiri pada tahun 2010.
Jumlah toko pada awal-awal berdiri sekitar 50 toko yang merupakan toko
takeover dari cabang Semarang dan Cilacap. Setiap tahun alfamart cabang
klaten mengalami penambahan jumlah toko yang terus meningkat sampai
dengan september 2018 sejumlah 467 Toko/Gerai di 19 Kabupaten yang
secara geografis masuk wilayah provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur serta
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Alfamart cabang Klaten memiliki jumlah karyawan 4500 orang
untuk crew toko dan 500 orang untuk Gudang dan kantor. Dengan
pencapian penghargaan cabang terbaik tahun 2016 dan terbaik ke dua
tahun 2017.8
4. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit
kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya
8 Wawancara dengan Dede J Wardana selaku Pimpinan Alfamart Cabang Klaten di
Klaten , tanggal 03 September 2018.
101
pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-
kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain
daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi
pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Adapun struktur organisasi perusahaan alfamart cabang klaten
adalah sebagai berikut:9
a. Pimpinan Cabang ( Branch Manager)
Bertanggungjawab atas jalannya organisasi perusahaan
b. Wakil Pimpinan Cabang ( Deputi Branch Manager)
Membantu pimpinan cabang dalam menjalankan roda organisasi
perusahaan
c. Deputi Warehouse Manager
Betanggungjawab atas proses distribusi barang dangan (produk) ke toko
alfamart
d. People & Development Manager
Bertanggungjawab atas perihal ketenagakerjaan
e. General Servive Manager
Bertanggungjawab atas kebutuhan rumah tangga organisasi perusahaan
f. Franchise Manager
Bagian yang bertanggung jawab dalam hal keluar masuk uang atas
toko-toko yang dimiliki alfamart yang pengelolaanya sistem franchise
yang dikelola oleh perorangan.
9 Wawancara dengan Dede J Wardana selaku Pimpinan Alfamart Cabang Klaten di Klaten ,
tanggal 03 September 2018.
102
g. Administration Manager
Bertanggungjawab atas data administrasi dan laporan keuangan
organiassi perusahaan
h. Merchandising Manager
Bertanggungjawab atas ketersediaan produk dari suplier serta
penentuan harga jual dan harga beli produk.
i. Building & Maintenace Manager
Bertanggungjawab atas pembangunan sarana fisik toko dan
perawatannya.
j. Location & License
Bertanggungjawab atas pencarian lokasi baru toko dan proses
perizinannya.
k. Marketing Manager
Bertanggungjawab atas sarana promosi dan event promosi
l. IT Manager
Bertanggungjawab atas jaringan sistem informatika dan perawatan IT
server alfamart.
m. Area Manager
Bertanggungjawab atas proses operasional toko alfamart.
Berikut Bagan Struktur Organisasi Alfamart Cabang Klaten.
103
Gambar 1.2 Bagan Struktur Organisasi Alfamart Babang Klaten10
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1. Strategi Pemasaran Konsep 9 Elemen Marketing pada Bisnis Ritel
Modern Alfamart Cabang Klaten
Strategi pemasaran merupakan salah satu konsep perusahaan dalam
menjual dan menawarkan produk untuk mendapatkan konsumen. Penulis
menggunakan konsep sembilan (9) Elemen marketing Hermawan
Kartajaya sebagai salah satu alternatif untuk menjawab fokus penelitian
yang diterapkan pada alfamart cabang klaten.
a. Segmentasi
Karena pasar sifatnya heterogen, maka akan sulit bagi produsen
untuk melayaninya. Oleh karenanya pemasar harus memilih
segmensegmen tertentu saja dan meninggalkan bagian pasar lainnya.
Bagian yang dipilih oleh segmen itu ialah bagian yang homogen yang
memiliki ciri-ciri yang sama dan cocok dengan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi tuntutannya.
10
Observasi pada Ruang Training Alfamart Cabang Klaten di Klaten , pada 01
September 2018.
104
Segmentasi adalah proses pengelompokan pasar kedalam
segmen yang berbeda-beda. Segmen pasar (market segmen) adalah
sekelompok pembeli yang memiliki karakteristik yang sama dan
memberikan respon yang sama terhadap aktivitas pemasaran tertentu.11
Dari hasil penelitian yang dilakukan, alfamart cabang Klaten
dalam strategi segmentasi menggunakan tiga pola sebagai berikut:12
1) Geographic Segmentation ( dilihat letak toko yang strategis).
“...Menurut Dede J Wardana, klo dari sisi geografis, biasanya
kita lihat dari luas wilayah dulu baru di detailkan. Tapi patokkannya
pada pembagian jenis wilayah kayak perkotaan atau pedesaan, terus
sarana fasilitas umum yang ada juga penting kita slalu
pertimbangkan...13. Tim location alfamart cabang Klaten pada awalnya
menentukan titik lokasi berawal dari luasan wilayah yang turunannya
dari tingkat provinsi sampai dengan tingkat keluarahan.
Pada dasarnya tim location alfamart cabang Klaten akan
membagi segmentasi geografis menjadi kelompok perkotaan, pedesaan,
komplek perumahan (residence). Pengelompokan ini ditunjang dengan
faktor pendukungnya seperti keberadaan fasilitas umum, masjid, rumah
sakit dan sekolahan / kampus. Sebagai contoh misalnya, penentuan
lokasi pada alfamart kidsfun, tim location alfamart sebelum
11
Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan,
dan Keinginan Konsumen, Prenada Media Group, Jakarta, 2010, hlm., 384 12
Wawancara dengan Dede J Wardana selaku Pimpinan Alfamart Cabang Klaten di
Klaten , tanggal 03 September 2018. 13
Wawancara dengan Dede J Wardana selaku Pimpinan Alfamart Cabang Klaten di
Klaten , tanggal 03 September 2018.
105
menentukan titik lokasi toko akan mengukur luasan area coverage,
mendata fasilitas umum yang ada, luas lokasi yang menjadi target harus
memiliki tempat parkir yang luas, posisi lokasi mudah dijangkau oleh
konsumen ( tidak perlu menyeberang jalan dll),
Letak toko tidak berada pada persimpangan jalan yang penuh
kemacetan, tidak berdekatan dengan pasar tradisional dan masih sedikit
pesaing. Setelah beberapa faktor dan kriteria tersebut terpenuhi barulah
tim location menetukan titik lokasi dimana akan didirikan toko
alfamart.
Analisis dalam Geographic Segmentation ini juga yang dipakai
dalam menentukan luasan area coverage/ luas daerah yang memiliki
potensi konsumen yang bagus suatu toko di alfamart.
2) Demographic Segmentation
“...Menurut Dede J Wardana, kita biasanya mendetailkannya
lewat jumlah KK, terus dilihat umur sampai tingkat pendidikan, usia
dll, karena ini jadi standar kita mau menjual produk apa di daerah
itu...14
. Hal ini dilihat dari jumlah penduduk,kelompok masyarakat, dari
bidang umur,jenis kelamin, pendapatan ,dll. Tim location alfamart
cabang Klaten akan mengelompokkan potensi demographic
segmentation ini berawal dari jumlah penduduk dan kelompok
masyarakatt yang ada pada area coverage .
14
Wawancara dengan Dede J Wardana selaku Pimpinan Alfamart Cabang Klaten di
Klaten , tanggal 03 September 2018.
106
Selanjutnya data tersebut akan di kelompokkan menurut umur,
jenis kelamin dan pendapatan. Bila diperlukan akan di kelompokkan
menurut agama dan kepercayaan sebagai bahan tambahan dalam
analisis potensi area coverage. Langkah terahir yang dilakukan oleh tim
location cabang Klaten adalah menganalisis data yang diperoleh dalam
Demographic Segmentation untuk melihat potensi sales area coverage
dan untuk memprediksi kelompok produk yang dibutuhkan konsumen.
3) Psychographic Segmentation.
“...Menurut Dede J Wardana, Ini menjadi tugas tim location
untuk menganalisa area coverage, sebenarnya konsumen perlunya
barang apa aja. Dan juga tim MD dan Marketing dengan analisa hasil
penjualan produknya sesuai target atau belum, produk mau diganti atau
dilanjutkan...15
Hal ini dilihat dari berbagai macam kebutuhan pembeli. Setelah
menganalisis area coverage dengan Geographic Segmentation dan
Demographic Segmentation maka tim location akan melanjutkan pada
tahapan untuk melihat atau mendetailkan kebutuhan-kebutuhan pembeli
(konsumen). Segmentasi ini berdasarkan selera masyarakat terhadap
jenis produk yang ditawarkan.
Variable perilaku membagi pasar atas faktor how they buy dan
mengacu pada kegiatan perilaku yang terjadi secara konkrit, misalnya
pembeli yang suka mencari barang baru (swinggers), pembeli yang suka
15
Wawancara dengan Dede J Wardana selaku Pimpinan Alfamart Cabang Klaten di
Klaten , tanggal 03 September 2018.
107
membeli produk sebagai pengakuan dalam masyarakat (seekers) atau
pembeli yang mebeli produk hanya sekedar memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari (plain joes).
Dari analisis ini tim location akan memperoleh jenis item-item
produk yang akan dijual pada pembeli serta akan mengetahui seberapa
banyak nilai produk yang akan dijual sebagai investasi awal barang
dagangan.
Dalam strategi segmentasi ini juga bisa dilakukan oleh tim
marketing dan merchandising untuk menganalisis ulang (evaluasi)
potensi sales dan kebutuhan produk toko-toko eksis alfamart yang ada.
b. Targeting
Setelah melakukan segmentasi pasar, perusahaan dapat
menetapkan sasaran pasar yang akan dilayani (target
market).Perusahaan harus mengevaluasi setiap segmen untuk
menentukan daya tarik dan peluang segmen tersebut yang cocok dengan
kapabilitas dan sumber daya perusahaan .Dengan mengidentifikasikan
bagian pasar yang dapat dilayani secara efektif, perusahaan akan berada
pada posisi yang lebih baik dengan melayani konsumen tertentu dari
pasar tersebut.
Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menyeleksi pasar,
antara lain : ukuran pasar, pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif,
dan situasi persaingan. Ukuran pasar yaitu perusahaan harus mampu
membaca kekuatan pasar untuk menjadi penyebar dan penyalur
108
informasi dan hasil produksi yang akan diterjunkan, semakin besar
ukuran pasar maka semakin besar posisi yang menguntungkan
perusahaan.
Pertumbuhan pasar adalah kepercayaan akan kemampuan pasar
untuk terus berjalan dan berkembang sebagai meditor perusahaan
dengan konsumen, semakin besar potensi pertumbuhannya, maka
semakin menjanjikan bagi perusahaan.16
Dari hasil penelitian yang dilakukan, “...Menurut Aan
Adriyanto, Pada umumnya konsumen alfamart adalah ibu rumah
tangga (IRT), anak-anak muda (pelajar dan mahasiswa) serta traveling
(orang-orang dalam perjalanan). Tergeting ini dipilih karena ukuran
pasar ( cakupan yang luas) serta pertumbuhannya yang semakin besar.
Dan kalau di operasional, target kita pasti daerah yang sedang
berkembang, tingkat konsumtif masyarkat tinggi, dan tentunya masih
mudah melihat persaingannya...17
.
Alfamart cabang klaten dalam strategi targeting konsumen lebih
menitik beratkan kepada hasil analisis segmentasi yang dilakukan oleh
tim location. Dari hasil analisis tim location, pada umumnya konsumen
alfamart adalah ibu rumah tangga (IRT), anak-anak muda (pelajar dan
mahasiswa) serta traveling (orang-orang dalam perjalanan). Tergeting
ini dipilih karena ukuran pasar ( cakupan yang luas) serta
pertumbuhannya yang semakin besar.
16
Ekawati Rahayu Ningsih,Manajemen Pemasaran, Buku Daros, Kudus,200, hal.22 17
Wawancara dengan Aan Adriyanto selaku Area Manager Alfamart Cabang Klaten di
Klaten , tanggal 03 September 2018.
109
Sedangkan dalam hal targeting keunggulan kompetitif dan
situasi persaingan, alfamart lebih memilih pada target yang belum ada
kopetitornya. Apabila target sudah ada kopetitornya alfamart akan
mengukur kekuatan untuk menghadirkan produk dan layanan yang
kopetitif dengan kompetitor. Jika hal tersebut tidak bisa dilakukan
alfamart akan melakukan targeting pada segmentasi yang belum
diproject oleh kompetitor.
c. Positioning
Selanjutnya, strategi yang harus dirumuskan adalah bagaimana
membuat posiotoning yang tepat bagi perusahaan. Posiotoning adalah
strategi untuk merebut posisi dibenak konsumen, sehingga strategi ini
menyangkut bagaimana membenagun kepercayaan, keyakinan, dan
kompetensi bagi pelanggan. Positioning merupakan aktivitas bagaimana
perusahaan mendesain citra diri dengan apa yang ditawarkan sehingga
memiliki arti dan posisi dalam benak konsumen.
Sedangkan menurut Yoram Wind posiotoning adalah bagaimana
mendefinisikan identitas dan kepribadian perusahaan dibenak
pelanggan.18
Menurut Al Ries dan Trout, positioning tidak hanya
menyangkut apa yang dilakukan terhadap produk (barang atau jasa)
tetapi apa yang kita (pemasar) lakukan terhadap pikiran atau benak
18
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, Hooi Den Huan dan Sandra Liu, Rethinking
Marketing Sustainable Market-ing Enterprise In Asia. (Jakarta: Indeks, 2005), hlm.173.
110
konsumen.19
Salah satu dari positioning adalah penggunaan atribut atau
jargon pada sebuah perusahaan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, “....Menurut Dede J
Wardana, menjaga image peruahaan di mata konsumen itu susah susah
mudah, tapi sebenarnya kita harus mengimplementasikan “ belanja
puas, harga pas” ini loh di mata konsumen. Jadi misalnya klo nanya ke
ibu-ibu, apa yang bikin tertarik kel alfamart, pasti rata-rata jawabannya
kerna minyaknya murah lah, lebih deket rumah lah. Lah image-image
ini yang kita selalu tanamkan pada konsumen...20
Alfamart cabang klaten menggunakan strategi positioning dalam
atribut atau jargon selama ini. Atribut atau jargon yang ada adalah
“Belanja Puas, Harga Pas”. Harapannya dengan atribut atau jargon
tersebut, dalam benak hati dan memori alam bawah sadar konsumen
bahwa jika berbelanja di alfamart mendapatkan kepuasan berbelanja
karena lengkapnya produk yang dijual dan pelayanannya, serta akan
mendapatkan harga yang pas sesuai dengan kualitas kualitas produknya.
d. Differentiation
Differentiation adalah upaya untuk menintegrasikan
(menyatukan) suatu konten, konteks, dan infrastuktur produk dan
layanan yang kita tawarkan kepada pelanggan. Menurut Jeff Madura
dalam bukunya pengantar bisnis diferensiasi produk adalah upaya dari
19
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa Edisi 2, Salemba
Empat, Jakarta, 2009, hlm., 58 20
Wawancara dengan Dede J Wardana selaku Pimpinan Alfamart Cabang Klaten di
Klaten , tanggal 03 September 2018.
111
perusahaan untuk membedakan produknya dari produk pesaing dalam
suatu sifat yang membuat lebih diinginkan. Beberapa produk dibedakan
oleh pesaing dari kualitasnya.21
Sedangkan dalam jurnal Joefar Pratama Sahetapy
mendefinisikan diferensiasi produk sebagai tindakan memodifikasi
produk menjadi menarik. Diferensiasi produk biasanya hanya
mengubah sedikit karakter produk, antara lain kemasan dan tema
promosi tanpa mengubah spesifikasi fisik produk.22
Dari hasil penelitian yang dilakukan, “...Menurut Agus Suhadi
selaku Merchandising Manager, Strategi differentiation yang kita
lakukan ada dua, pertama terhadap produk lama dan yang kedua
terhadap new-item produk. Pertama kita dilakukan dengan
mengevaluasi hasil penjualan selama tiga bulan kebelakang, jika hasil
penjualannya kurang baik ( tidak mencapai angka target), maka strategi
differentiation akan dilakukan.
Terhadap produk lama biasanya yang kita lakukan dengan
mengganti kemasan produk agar lebih menarik, meningkatkan kualitas
produk atau merubah harga jual yang lebih kompetitif. Dan jika langkah
strategi differentiation tersebut tidak berhasil, maka kita akan
21
Jeff Madura, Pengantar Bisnis, Salemba Empat, Jakarta, 2001, hlm. 99 22
Joefer Pramata Sahetapy, Diferensiasi Produk, Strategi Merek, Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian Meubel UD. Sinar Sakti Manado, Jurnal Emba, Vol. 1, No. 3, 2013, hlm.
412.
112
mengganti produk lama dengan produk baru (new-item) dengan
produsen yang berbeda...23
Strategi differentiation alfamart dilakukan oleh tim
merchandising dalam hal produk. Strategi differentiation yang
dilakukan oleh tim merchandisig alfamart ada dua, yakni strategi
differentiation terhadap produk lama dan yang kedua differentiation
terhadap new-item produk. Tahapan yang dilakukan dengan
mengevaluasi hasil penjualan selama tiga bulan kebelakang, jika hasil
penjualannya kurang baik ( tidak mencapai angka target), maka strategi
fifferentiation akan dilakukan.
Strategi differentiation terhadap produk lama biasanya yang
dilakukan oleh alfamart dengan mengganti kemasan produk agar lebih
menarik, meningkatkan kualitas produk atau merubah harga jual yang
lebih kompetitif. Dan jika langkah strategi differentiation tersebut tidak
berhasil, maka alfamart akan mengganti produk lama dengan produk
baru (new-item) dengan produsen yang berbeda.
Strategi differenttiation alfamart juga dilakukan pada system
jasa pelayanan terhadap konsumen, yakni dengan melakukan evaluasi
rutin terhadap cara menawarkan produk yang dilakukan oleh karyawan
serta perubahan-perubahan terhadap system komputerisasi pelayan yang
lebih efektif dan efisien. Strategi differentiation terhadap produk dan
jasa pelayanan terhadap konsumen ini diimbangi dengan peningkatan
23
Wawancara dengan Agus Suhadi selaku Merchandising Manager Alfamart Cabang
Klaten di Klaten, tanggal 03 September 2018.
113
kualitas karyawan dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang
menunjang dalam pekerjaan.
e. Marketing Mix
Dalam marketing mix mengenal dengan yang namanya 4P, yang
elemen-elemennya adalah product (produk), price (harga), place
(tempat), promotion (promosi) yang dikenalkan oleh Jerome Mc
Charty. Product dan Price adalah komponen dari tawaran (offers),
sedangkan place dan promotion adalah komponen dari akses (acess).
Karena itu, marketing mix yang dimaksud adalah bagaimana
mengintegrasikan tawaran dari perusahaan (company‟s offers) dengan
akses yang tersedia (company‟s acces). Proses pengintegrasian ini
menjadi kunci suksesnya usaha pemasaran perusahaan.24
1) Produk / Prodact
Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses
yang akan memberikan nilai pada konsumen (Rambat dan Hamdani,
2008). Dalam bisnis ritel, konsumen membeli produk bukan hanya
membeli secara fisik, namun manfaat yang dimiliki pada produk
tersebut bernilai juga secara rohani.
Dalam bisnis ritel yang berprinsip syariah, salah satu faktor
yang sangat penting dari sebuah produk adalah terhindarnya dari
sesuatu yang haram, baik secara fisik, proses pelayanan dan
24
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, Hooi Den Huan dan Sandra Liu, Rethinking
Marketing Sustainable Market-ing Enterprise In Asia. (Jakarta: Indeks, 2005), hlm.177.
114
pengelolaanya serta faktor-faktor lain yang mendukungnya.
Sehingga dalam bisnis ritel produk yang dijual harus terjamin
kualitasnya, kehalalnya serta higyenitasnya. Produk yang dijual
dalam bisnis ritel juga harus bisa bersaing (Competitive) serta
terjamin ketersediaanya (Availability) sehingga konsumen akan
merasakan kepuasan dalam berbelanja.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, “...Menurut Agus
Suhadi, Untuk produk yang dijual, kita sangat selektif dalam
kualitas,produsennya harus sudah memiliki izin lengkap. Kita
periksa produknya dari pemeriksaan perusahaan pemproduksi (
produsen), selanjutnya Distribution Center yang kita miliki dan
terahir pemeriksaan oleh tim opersional di toko juga akan
memeriksa. Produk-produk yang kita dijual harus memiliki serifikat
halal dari badan POM MUI dan izin KEMENKES RI. Kita menjual
produk kurang lebih empat ribu lima ratus item produk yang
kualitasnya terjamin. Model permintaan kita pakai sistem online, jadi
ketersediaan stocknya terjaga...25
Sehingga produk yang dijual alfamart dapat dilihat dari:
1) Kualitas produk (Quality), kehalal dan higyenitasnya.
Untuk produk yang dijual alfamart sangat selektif dalam
kualitas, hal ini bisa dilihat dengan produk-produk yang dijual
merupakan produk yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan
25
Wawancara dengan Agus Suhadi selaku Merchandising Manager Alfamart Cabang
Klaten di Klaten, tanggal 03 September 2018.
115
yang legal formalnya sudah diakui. Produk yang akan dijual pada
alfamart setidaknya akan melalui tiga tahap pemeriksaan kualitas,
berawal dari pemeriksaan diperusahaan pemproduksi ( produsen),
selanjutnya Distribution Center nya alfamart dan terahir
pemeriksaan oleh tim opersional di toko alfamart.
Sehingga jika terdapat produk yang rusak atau kualitasnya
tidak baik akan dikembalikan kepada produsen. Produk yang
dijual di alfamart juga terjamin kehalal dan higyenitasnya, hal ini
bisa dilihat dari produk-produk yang dijual harus memiliki
serifikat halal dari badan POM MUI dan izin KEMENKES RI.
2) Produk yang dijual bisa bersaing (Competitive)
Produk yang dijual pada alfamart sangat competitive
dengan minimarket lainnya. Hal ini bisa dilihat dari kualitas
produk yang dijual serta lengkapnya produk yang dijual pada
minimarket alfamart. Dari segi jumlah item produk yang dijual,
alfamart menjual kurang lebih empat ribu lima ratus item produk
yang kualitasnya terjamin.
3) Ketersediaan produk (Availability)
Dari segi ketersediaan produk, alfamart untuk
memastikan ketersediaan produknya disamping memiliki gudang
Distribution Center di cabang, setiap toko alfamart juga memiliki
gudang yang dipergunakan untuk persediaan produk yang akan
dijual. Serta setiap toko dilengkapi sitem permintaan barang /
116
purchase order system otomatis dari komputer, sehingga proses
pengadaan dan pengiriman produk akan menyesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi stock yang ada ditoko.
2) Harga / Price
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam
satuan produk bauran pemasaran. Karena harga adalah nilai yang
ditukar pembeli untuk mendapatkan produk atau barang yang ingin
dimilikinya. Pada umumnya harga yang ada pada proses jual beli
menunjukkan tingkat kualitas dari produk yang ditawarkan. Harga
adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan: elemen lain menghasilkan biaya.26
Price atau harga sebuah produk akan mempengaruhi jumlah
produk yang dijual. Dan hal ini akan menentukan penerimaan
perusahaan pada penjualan tertentu, sehingga harga harus ditentukan
pada waktu yang tepat dan dalam jumlah yang tepat guna
menghasilkan pendapatan yang maksimal.27
Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa harga merupakan salah satu faktor penentu
konsumen dalam menentukan suatu keputusan pembelian terhadap
suatu produk maupun jasa.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, “...Menurut Agus Suhadi,
Pada garis besarnya kita ada dua harga, harga normal(reguler) dan
26
Kotler, Philip dan K. L Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas Jilid I .
Erlangga, Jakarta.2009, hal.67 27
Ita Nurcholifah, strategi marketing Mix dalam perspektif syariah, Jurnal Khatulistiwa
Journal Of Islamic Studies Volume 4 Nomor (1 Maret 2014), hlm. 79.
117
harga promosi. Penentuan harga normal ini kita melihat dari biaya
yang muncul trerus kita lihat indeks price keberadaan tokonya, jadi
kemungkinan harga tiap toko beda-beda dalam satu produknya.
Penentuan harga produk baru, produk lama dan paket produk juga
berbeda-beda, kita lihat margin keuntungan yang akan kita ambil ,
misal produk baru kita tidak akan langsung ambil margin untung,
karena harus mempromosikannya dulu...28
Alfamart menawarkan harga atau price pada konsumen /
pembeli dengan tiga sekema harga yakni:
1) Terhadap produk baru (new product pricing strategies), alfamart
disaat akan meluncurkan produk baru menggunakan strategi harga
termurah atau harga dengan tingkat besaran margin terendah
(harga promosi) dimana nilai keuntungan belum menjadi target
utama, karena dengan produk baru minimarket perlu
memperkenalkan produk dan menghitung jumlah penjualannya
dalam satu periode tertentu.
2) Strategi harga bauran produk ( product mix pricing strategies /
product bundle pricing), miniraket alfamart akan melakukan
penerapan harga paket terhadap produk-produk yang dalam
tingkat penjualannya rendah, atau produk-produk yang bisa
dijadikan satu paket komplementer. Strategi harga ini dirasa
28
Wawancara dengan Agus Suhadi selaku Merchandising Manager Alfamart Cabang
Klaten di Klaten, tanggal 03 September 2018.
118
sangat efektif disaat minimarket sedang mentargetkan jumlah
penjualan yang sangat besar.
3) Strategi pennyesuaian harga ( price adjustment strategies),
alfamart akan melakukan penerapan harga penyesuaian harga (
baik itu menaikan harga atau menurunkan harga) disaat suatu
produk mengalami penurunan drastis dalam jumlah penjualannya.
Minimarket juga akan melakukan penyesuaian harga disaat biaya
operasional dalam pengiriman produk tersebut mengalami
kenaikan atau penurunan dari produsennya.
3) Promosi / Promotion
Dalam pandangan ritel modern (konvensional) yang dimaksud
dengan promosi adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam hal
upaya untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan
konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang
produk dan merk yang di jual. Salah satu tujuan promosi dalam
periklanan adalah untuk memberitahukan atau mendidik pelanggan
untuk mengetahui produk atau merek yang sedang dijual.
Suatu produk betapapun bermanfaat, tetapi jika tidak dikenal
oleh konsumen maka produk tersebut tidak akan diketahui
manfaatnya dan tentu saja konsumen tidak berminat untuk
119
membelinya. Untuk itu perusahaan harus melakukan suatu promosi
agar produknya dapat dikenal masyarakat luas.29
“....Menurut Haris, Promosi yang kita lakukan ada dua, secara
internal toko (di dalam area toko) dan secara eksternal toko (di luar
area toko). Klo internal toko berupa sarana dan atribut promosi yang
kita pasang dalam toko seperti wobler, spanduk, label price promo,
POP,spanduk,Shelf talker dan lain lain. Klo promosi yang dilakukan
secara eksternal toko yakni penyebaran leaflet promosi dwi
mingguan, iklan, media cetak berupa brosur dan koran serta media
internet baik sosial media maupun website resmi perusahaan. Dalam
event-event tertentu yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta
alfamart melakukan promosi penjualan (sales promotion) yang
bertujuan sekdedar mengenalkan produk atau profil perusahaan
kepada masyarkat...30
Pemilihan strategi pomosi yang dilakukan alfamart dibagi
menjadi dua, yakni strategi yang dilakukan secara internal toko (di
dalam area toko) dan strategi promosi yang dilakukan secara
eksternal toko (di luar area toko). Strategi promosi yang dilakukan
secara internal toko berupa sarana dan atribut promosi yang dipasang
dalam toko seperti wobler, spanduk, label price promo,
29
Ita Nurcholifah, strategi marketing Mix dalam perspektif syariah, Jurnal Khatulistiwa
Journal Of Islamic Studies Volume 4 Nomor (1 Maret 2014), hlm. 82. 30
Wawancara dengan Haris selaku Marketing Koordinator Alfamart Cabang Klaten di
Klaten , tanggal 03 September 2018.
120
POP,spanduk,Shelf talker dan lain lain.31
alfamart juga melakukan
promosi secara langsung yang dilakukan oleh para karyawan yang
bekerja didalam toko alfamart. Bahkan kemampuan karyawan
menawarkan promosi secara langsung menjadi salah satu tugas dan
tanggungjawab karyawan di toko.32
Sedangkan strategi promosi yang dilakukan secara eksternal
toko yakni penyebaran leaflet promosi dwi mingguan yang
dilakukan dua minggu sekali oleh karyawan toko di area sekitar
lingkungan toko. alfamart juga melakukan promosi menggunakan
iklan, promosi penjualan dan publisitas.
Dalam promosi menggunakan iklan, yang dilakukan alfamart
melalui media cetak berupa brosur dan koran serta media internet
baik sosial media maupun website resmi perusahaan. Dalam event-
event tertentu yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta
alfamart melakukan promosi penjualan (sales promotion) yang
bertujuan sekdedar mengenalkan produk atau profil perusahaan
kepada masyarkat.
Selain itu alfamart juga melakukan publisitas program-
program sosial yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga sosial
seperti lazisnu dan lazismu dalam program donasi uang koin
kembalian dalam bentuk penyaluran dana. Serta bekerja sama
31
Observasi di toko alfamart kids funs Jl. Jogja-Wonosari , pada 01 September 2018. 32
Wawancara dengan Budi Nugroho selaku kepala toko alfamart kidsfun di Yogyakarta ,
tanggal 01 September 2018.
121
dengan kemendikanas dalam program pendidikan manajemen ritel di
SMK yang ditunjuk, dengan kemenag dalam program
pesantreneurship yakni memebrikan pelatihan-pelatihan dan
pendampingan tentang bisnis ritel. Hal lain yang menjadi media
promosi alfamart bekerja sama dengan tempat-tempat wisata
terutama tempat wisata edukasi, dimana alfamart akan memberikan
potongan harga tiket masuk bagi pengunjung yang memiliki kartu
pelanggan alafamart.
4) Tempat / Place
Dalam minimarket modern konvenional ada beberapa standar
tempat yang harus dipenuhi, misalnya tempat tersebut harus mudah
dijangkau konsumen, aman dan nyaman sehingga tempat tersebut
dapat efektif dan efisien bagi konsumen.
Menurut Straub dan Attner (2008), bahwa tiga kunci sukses
bisnis adalah “lokasi, lokasi, lokasi”. Lokasi memiliki peranan
penting bagi eksistensi bisnis jasa di masa datang.33
Lokasi yang
strategis, mudah dijangkau, nyaman dan aman menjadi ukuran
tersendiri disaat akan melakukan bisnis ritel.
“...Menurut Dede J Wardana, secara umum sudah, tapi ada sih
beberapa toko yang kurang baik dari sisi lokasi. Ini tim location yang
harus bekerja ekstra. lokasi toko kita selalu melihat potensi yang ada,
33
Widyarini, Pengelolaan Hotel Syariah di Yogyakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam
EKBISI, Vol. VIII, No. 1, (Desember 2013), hlm. 8.
122
terus juga mempertimbangkan jarang dengan pasar tradisional, atau
ritel modern lainnya, karena permasalahan persaingan. Klo dengan
pasar tradisional pasti kita tidak ada yg berdekatan, tp klo dengan
ritel modern mungkin masih ada yang berdekatan, tp biasanya target
konsumennya berbeda yang kita bidik. Klo memang sudah ndak
bisa, kita akan cari lokasi baru yang masih polos dari persaingan...34
Alfamart dalam menentukan titik lokasi berdirinya toko
melihat dari sisi kemudahan mencapai lokasi (Accesible), keamanan
dan kenyamanan tempat ( safe & Secure) dan Tempat tersebut harus
menyenangkan (Comfortable).
Pemilihan lokasi yang mudah dijangku biasanya melibatkan
tim location untuk melakukan survei terhadap lokasi yang akan di
jadikan toko alfamart. Kemudahan lokasi untuk dijangkau misalnya
lokasi tidak titik persimpangan yang padat pengguna jalannya, lokasi
parkir yang memadai, tidak berapa di perkampungan padat penduduk
yang akses jalannya kecil, atau dijalur besar yang perlu
penyebrangan yang beresiko tinggi pagi konsumen.
Selanjutnya dalam pemilihan lokasi atau tempat toko, alfamart
selalu mempertimbangkan keamanan dan kenyaman. Hal ini bisa
dilihat dari luasnya tempat parkir, adanya CCTV kemanan di area
parkir,pemutaran musik-musik yang bergenre umum tidak
mengandung unsur sara, kebersihan area toko menjadi salah satu
34
Wawancara dengan Dede J Wardana selaku Pimpinan Alfamart Cabang Klaten di
Klaten , tanggal 03 September 2018.
123
bentuk usaha untuk memberikan keamanan dan kenyamanan
terhadap konsumen.
Dalam menciptakan keamanan toko, pihak manajmen alfamart
selalu bekerjasama dengan pihak keamanan lingkungan toko. Selain
itu juga berkejasama dengan pihak yang berwajib.
Di beberapa lokasi toko disediakan sitting area sebagai upaya
memberikan rasa nyaman dan menyenangkan bagi konsumen.
Pelanyan yang ramah serta bersahabat dari karyawan menjadikan
konsumen merasa senang dan puas saat berbelanja.
Hal lain yang selalu menjadi pertimbangan pada penentuan
lokasi toko adalah tempat tersebut harus menjaga jarak dengan
pesaingnya, atau menjaga jarak ideal antara satu alfamart dengan
minimarket lainnya, apalagi jika tempat alfamart berdekatan dengan
pasar tradisional atau umum. Sehingga pada intinya, dalam
menentukan lokasi toko, pihak alfamart harus didasari pada prinsip-
prinsip persaingan yang sehat dan tidak terjadi penutupan jalur
konsumen dalam memilih minimarket mana yang akan dituju.
f. Selling
Selling sama sekali tidak menunjuk personal selling tidak pula
terkait dengan aktifitas menjual produk kepada pelanggan. Tetapi
selling adalah menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan
melalui produk-produk perusahaan.ini merupakan taktik untuk
“integrating company, customer and relationsip”. Setelah
124
mengembangkan strategi dan menciptakan taktik, perusahaan harus
mampu menghasilkan retrun finansial melalui selling. Karena selling
itu merupakan capture tactic bagi perusahaan.35
Dalam penerapan strategi selling ini, “...Menurut Haris, Kita ada
program loyalitas konsumen ( loyality coustomere) dan penawaran
terbatas (deal of the day). Program loyalitas konsumen berupa adanya
kartu member alfamartku ( Aku Ponta reguler, Aku Ponta BRIZI)
dimana pemilik kartu member ponta tersebut akan mendapatkan
potongan harga produk-produk tertentu serta mendapatkan point ponta
yang dapat ditukarkan untuk berbelanja kembali…36
Alfamart menggunakan program loyalitas konsumen ( loyality
coustomere) dan penawaran terbatas (deal of the day). Program
loyalitas konsumen berupa adanya kartu member alfamartku ( Aku
Ponta reguler, Aku Ponta BRIZI) dimana pemilik kartu member ponta
tersebut akan mendapatkan potongan harga produk-produk tertentu
serta mendapatkan point ponta yang dapat ditukarkan untuk berbelanja
kembali.
Pemilik Aku ponta BRIZI selain mendapatkan benefit yang sama
seperti aku ponta, pemilik aku ponta BRIZI bisa menjadikannya sebagai
kartu pembayaran belanja, pembayaran tiket tol dengan melakukan top
up terlebih dahulu. Karena kartu Aku ponta BRIZI merupakan kartu
electronic money seperti pada umumnya. Program loyalitas konsumen
35
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, dkk…. hlm. 74 36
Wawancara dengan Haris selaku Marketing Koordinator Alfamart Cabang Klaten di
Klaten , tanggal 03 September 2018.
125
yang lain yakni penukaran kartu stamp belanja alfamart dengan jumlah
tertentu dengan produk khusus seperti royal vkb dll.
Minimraket alfamart dalam strategi selling juga memberikan
penawaran terbatas kepada konsumen di hari-hari tertentu dan jam
tertentu, misalnya promosi di ahir pekan, promosi lewat kode unik yang
dikirim lewat sosial media.
g. Brand
Brand atau merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambing atau
desain, atau gabungan semua yang diharapkan dapat menfidentifikasi
barang atau jasa dari seseorang, penjual atau sekelompok penjual, dan
diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing.37
Dari hasil penelitian yang lilakukan, penerapan strategi brand
pada alfamart beruapa:38
1) Terkait logo perusahaan, alfamart menggunakan logo dengan desain
sitem bendera yang bertuliskan “Alfamart”. Jenis tulisan Alfamart
melambangkan pelayanan yang profesional didukung kepedulian
yang tulus, sedangkan strip merah kuning di bawahnya
melambangkan fondasi yang kuat dan cerdas, sekaligus dinamis.
Sedangkan warna merah berarti semangat dalam melayani keluarga
Indonesia. Warna kuning berarti tulus dan peduli dalam memberikan
pelayanan. Warna biru berarti cerdas dan profesional dalam bekerja.
37
Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis, (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2008) hlm. 77. 38
Observasi pada MiniLyb Alfamart Cabang Klaten di Klaten , pada 01 September 2018.
126
2) Terkait dengan atribut perusahaan, alfamart memiliki atribut yang
berupa sistem bendera perusahaan dan maskot perusahaan berupa
lebah albi. Arti dari sitem bendera yakni bahwa Alfamart (kami)
ingin menancapkan bendera Alfamart di hati setiap keluarga di
seluruh Indonesia, dan menancapkan bendera Indonesia sampai ke
Negara lainnya. Sedangkan penggunaan lebah albi sebagai maskot
dengan arti bahwa lebah merupakan hewan yang hidup
berkelompok, selalu bekerja keras dan bergotong royong dalam
membangun keberlangsungan hidupnya. Melayani termasuk salah-
satu sifat lebah yang menjadi inspirasi prinsip dasar bisnis Alfamart.
h. Pelayanan / Service
Bagi perusahaan, service tidak hanya sekedar menyangkut
layanan purna jual, layanan prajual, bahkan layanan selama jual.
Service adalah value enhancer perusahaan yang merupakan paradigma
perusahaan untuk mencipatak value yang terus menerus bagi pelanggan
melalui produk dan jasa.39
Sumber Daya Manusia (SDM) dari minimarket modern itu
sendiri, baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan
berhubungan dengan pelanggan (konsumen), SDM ini sendiri juga
akan sangat berkorelasi dengan tingkat kepuasan para pelanggan
(konsumen) terhadap minimarket modern.
39
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, Hooi Den Huan dan Sandra Liu, Rethinking
Marketing Sustainable Market-ing Enterprise In Asia. hlm. 84.
127
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada minimarket alfamart,
strategi pelayanan (service) didasarkan pada tingkat pengetahuan
karyawan (knowlegeble), sikap tanggap dan suka menolong (helpful)
serat keramahan kayawan , bersahabat atau respek dengan konsumen
dan ringan tangan suka membantu konsumen (friendly) serta
berpenampilan menarik menjadi syarat mutlak dalam manajmen sumber
daya manusia.
“...Menurut Siti Septiani Dewi, Dalam hal peningkatan
pengetahuan karyawan, kami tim learning secara berkala melakukan
pelatihan-pelatihan dan training kepada semua karyawan. Berawal dari
calon karyawan baru sampai karyawan eksiting yang sudah lama
bekerja di alfamart. Pelatihan dan training ini bahkan menjadi syarat
wajib disaat ada karyawan akan naik dari grade atau jabatan di atasnya.
Materi training yang disampaikan dari mulai dari materi basic bisnis
ritel,tentang pelayan, pengetahuan produk dan leadership bagi calon
kepala toko...40
Dalam materi service atau pelayan, karyawan diajarkan
bagaimana menjadi karyawan yang ramah dan tanggap kepada
konsumen. Hal ini bisa dilihat disaat peneliti mencoba berbelanja di
minimarket alfamart, bagaimana karyawan menyapa dengan ramah
mengucapkan “selamat datang di alfamart, selamat berbelanja” serta
40
Wawancara dengan Siti Septiani Dewi selaku Learning Service Alfamart Cabang
Klaten di Klaten , tanggal 03 September 2018.
128
menerangkan produk yang akan dibeli dengan lengkap.41
Sikap tanggap
dan suka menolong juga bisa dilihat disaat ada konsumen disabilitas
kesusahan untuk membuka pintu, dengan sigap karyawan akan
membantu membukakan pintu atau konsumen yang kerepotan
membawa belajaan, karyawan alfamart juga dengan sigap memberikan
keranjang belanja kepada konsumen.
Kayawan alfamart diharuskan mampu berinteraksi secara baik
dengan sesama karyawan (komunikasi internal) untuk menyamakan
persepsi dan target tim dan juga harus mampu berinteraksi dengan
konsumen (komunikasi eksternal) sehingga konsumen merasa puas dan
ingin kembali datang untuk berbelanja.
Ketidakpuasan konsumen pasti ada, hal ini terjadi karena
ketidaktahuan karyawan akan produk layanan yang dijual alfamart.
“....Menurut Bu Pendi, Terkadang juga ada yang ga paham dengan
barangnya juga, kadang juga da yang lambat ngasirinnya...42
Dalam hal
penanganan komplain atas ketidakpuasan konsumen terhadap pelayan
alafamart, karyawan juga dilatih bagaimana menangani komplain (
handling complaint) yang baik dan benar.
Dan apabila konsumen belum puas dengan penangan atas
komplain yang dilakukan oleh karyawan, pihak manajemen alfamart
menyediakan layanan coustamer care baik melaui telepon atau sosial
41
Observasi di toko alfamart kids funs Jl. Jogja-Wonosari , pada 01 September 2018. 42
Wawancara dengan Bu Pendi selaku Konsumen Alfamart Gedongkuning di
Yogyakarta , tanggal 02 September 2018.
129
media yang dimiliki alfamart. Sehingga diharapkan konsumen
menadaptkan kepuasan dan harapan penyelesaian atas komplain
tersebut.
Bahkan karena pentingnya pelayan atau service, manajemen
alfamart menjadikan pelayanan atau service menjadi hakikat bisnis ritel
disamping efisiensi yang merupakan landasan utama dari sebuah bisnis
ritel.
i. Proses
Dalam Minimarket modern, bagaimana proses atau mekanisme
transaksi dalam mesin register (point of sales) dilakukan dengan cepat
(quick), tepat dan cermat, serta kemudahan dalam proses transaksi
(Easy). Adanya bukti fisik (phisical evidence) berupa struk belanja
menjadi keharusan bagi minimarket modern untuk diberikan kepada
konsumen sebagai bukti dari proses transaksi pembelanjaan. Dalam
proses ini dimungkinkan sampai penanganan keluhan pelanggan
(handling complain) yang efektif dan efisien.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, “...Menurut Siti Septiani
Dewi, kita punya standar transaksi yang harus dilakukan tim toko,
maksimal 3 menit dengan belanjaan rata-rata Rp.50.000,-. Kita juga
ajarkan bagaimana penggunaan berbagai macam transaksi non tunai
yang ada di alfamart...43
43
Wawancara dengan Siti Septiani Dewi selaku Learning Service Alfamart Cabang
Klaten di Klaten , tanggal 03 September 2018.
130
Proses transaski yang dilakukan alfamart dilakukan dengan cepat
(Quick) rata-rata dengan nominal belanja Rp.50.000,- dilakukan dengan
waktu tidak kurang dari 3 menit.44
Yang menjadi masalah sebenarnya
disaat terjadi antrian konsumen dengan belanja banyak sedangkan
komputer transaksi rata-rata hanya dua komputer dan secara psikologi
kasir sedikit gerogi, sehingga transaksi menjadi lama. 45
Alfamart cabang Klaten memeberikan kemudahan dalam
proses transaksi (Easy), dimana konsumen bisa melakukan pembayar
secara tunai dan non tuanai. Pembayar non tunai bisa dilakaukan
dengan karti debit, kartu kredit dan electronic money serta bisa
menggunakan voucher belanja yang terdaftar kerjasama dengan
minimarket alfamart. Dengan banyaknya cara pembayaran yang ada
memberikan kemudahan bagi konsumen untuk memilih proses transaksi
mana yang akan digunakan.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada konsumen,
alfamart cabang Klaten memberikan bukti transaki yang berupa struk
belanja. Dalam struk belanja yang dikeluarkan alfamart tertera nama
toko dan alamat toko, nomor struk, nama barang dan jumlah barang,
harga tiap barang, potongan harga jika ada serta nomer pengaduan
pelanggan. Sehingga konsumen sangat mudah untuk membaca dan
memahami struk tersebut.
44
Observasi di toko alfamart gedongkuning Yogyakarta , pada 01 September 2018. 45
Wawancara dengan Bu Pendi selaku Konsumen Alfamart Gedongkuning di
Yogyakarta , tanggal 02 September 2018.
131
Mencermati strategi pemasaran konsep 9 elemen yang
dipergunakan oleh minmarket alfamarrt, maka walaupun minimarket
alfamart cabang Klaten menerapkan teori dan konsep strategi
pemasaran konvensional, namun peneliti mencoba mencermati strategi
pemasaran tersebut dari sudut pandang startegi pemasaran dari
persepetif ekonomi syariah dan penerapan nilai-nilai karakteristik
pemasaran syariah.
2. Perspektif Ekonomi Syariah terhadap Startegi Pemasaran 9 Elemen
Pada Bisnis Ritel Modern alfamart Cabang Klaten
a. Strategi Segmentation, Targeting dan Positioning
Strategi dirancang untuk memenangkan customer mind (mind
share), alat untuk memenangkan itu, marketer harus mampu melakukan
segmentasi, menetapkan target pasar (targeting), dan memposisikan
produk secara tepat dibenak konsumen (positioning) yang lebih baik
dari kompetitor.
Perusahaan ritel perlu mengelompokkan masyarakat menurut
karakteristik tertentu untuk tujuan program pemasaran yang disebut
segmenting ( segmentasi ). Setelah segmenting dilakukan, berikutnya
yang dikerjakan adalah market tergeting, yakni menjadikan segmen
masyarakat tertentu sebagai target pemasaran. Market targeting atau
disingkat targeting bagi peritel berarti memilih segmen-segmen pasar
mana yang tersedia untuk dijadikan sasaran pemasaran perusahaan
132
eceran. Setelah targeting, berikutnya adalah positioning. Melakukan
positioning berarti menempatkan nama perusahaan dan merchandise-
nya di benak konsumen yang ditujunya. Positioning bagi perusahaan
eceran berkaitan dengan perusahaanya dan berefek bagi merchandise
yang dijualnya.
Pemasaran sendiri adalah salah satu bentuk muamalah yang
dibenarkan dalam islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya
terpelihara dari hal-hal yang dilarang oleh kenetuan syariah. Philip
kotler mendefinisikan pemasaran sebagai sebuah proses sosial manjerial
dimana individu-individu dan kelompok –kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan
pertukaran produk –produk atau value dengan pihak lain.46
Menurut Syafi‟i dan Antonio, syariah memiliki keunikan
tersendiri. Syariah tidak saja komprehensif ((al-syumul), tetapi juga
universal. Yang dimaksud dengan komprehensif adalah bahwa syariah
Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah)
maupun sosial ( muamalah). Ibadah diperlukan untuk menjaga ketaatan
dan keharmonisan hubungan manusia dengan penciptanya. Adapun
apsek sosial diturunkan menjadi aturan main dalam kehidupan
bermasyarkat. Sedangkan universal bermakna bahwa syariah islam
dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat oleh setiap manusia.47
46
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula,Syariah Marketing, PT Mizan
Pustaka,Bandung, 2006, hlm. 26. 47
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula,Syariah Marketing, PT Mizan
Pustaka,Bandung, 2006, hlm.165-166
133
Berkaitan dengan strategi pemasaran syariah merujuk pada
konsep dasar kaidah fiqh ” al-ashlu fil-muamalah al-ibahah illa
ayyadulla dalilun „ala tahrimiha” yang berati bahwa pada dasarnya
semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharankannya.48
Segmentasi dan targeting sudah dicontohkan oleh Rasulullah
disaat beliau akan berdagang ke negara Syam, Yaman dan Bahrain.
Rasulullah sangat mengenal barang apa yang disenangi oleh penduduk
dan diserap oleh pasar setempat. Setelah mengenal target pasarnya
(targeting), Rasulullah menyiapkan barang-barang dagangannya yang
akan dibawa ke daerah tersebut.
Rasulullah sangat profesional dan memahami dengan baik
segmentasi dan targeting sehingga dapat menyenangkan hati khatijah,
yang saat itu belum menjadi istri beliau. Barang-barang yang
diperdagangkan Rasulullah selalu cepat terjual karena sesuai dengan
segmen dan target pasarnya.
Dalam hal positioning Rasulullah yang sangat mengesankan dan
tidak terlupakan oleh pelanggan merupakan kunci kesuskesan dalam
berbisnis. Beliau menjula barang-barang asli yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen.
Reputasi Rasulullah sebagai pedagang yang jujur dan terpercaya
telah terbina sejak muda, baik dikalangan pengusaha maupun para
48
Masfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah, (Jakarta: Haji Masagung, 1992), hlm. 101
134
investor orang –orang kaya di mekkah saat itu. Beliau selalu
menunjukkan tanggungjawab dan integritas dalam berurusan dengan
orang lain. Positioning ini pula yang selalu ditanam oleh Rasulullah
dibenak para pengusaha saat itu.49
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada minimarket alfamart
cabang Klaten, dilihat dari nilai-nilai komprehensif dan universal
syariah, serta kaidah fiqh tersebut diatas maka dalam melakukan
strategi segmentasi, targeting dan positioning alfamart cabang Klaten
sesuai dengan persepektif syariah.
Karena secara umum strategi segmentasi baik secara geopraphic
segmentation ( penentuan lokasi toko tidak melanggar unsur-unsur
kemanusiaan / insaniyah), demographic segmentation ( penentuan calon
konsumen menggunakan tidak menggunakan dari analisa jumlah KK,
jenis kelamin, dll tidak melanggar hak-hak konsumen), yang dilakukan
tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariah.
Dalam menentukan strategi targeting dan positioning selalu
mempertimbangkan kebutuhan konsumen tanpa memaksakan suatu
produk tertentu kepada konsumen, dalam hal ini nilai nilai
kemanusiaan, kewajaran / realistis serta penggunakan ahlak yang baik
keada calon kunsumen.
49
Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad SAW,( Bandung:PT Karya
Kita, 2007), hlm. 30
135
b. Differentiation
Differentiation adalah upaya untuk menintegrasikan
(menyatukan) suatu konten, konteks, dan infrastuktur produk dan
layanan yang kita tawarkan kepada pelanggan. Untuk menciptakan
diferensiasi yang kukuh harus berkosentrasi pada tiga diferensiasi :
konten (What to offer), konteks (How to offer), dan Infrastuktur
(Enabler).
Rasulullah telah mencontohkan tentang differensiasi atas diri
beliau. Rasulullah dikenal bukan sebatas sebagai pengusaha pada
umumnya, akan tetapi Rasulullah dikenal karena satu-satunya
pengusaha muda sukses dengan pendapatan yang luar biasa. Membawa
keuntungan yang berlipat ganda telah menjadi reputasi yang melekat
pada diri Rasulullah. Beliau menyadari bahwa orang-orang Arab pada
saat itu merupakan orang-orang cerdas. Mereka tidak akan mudah
menerima hal yang berbeda dengan apa yang selama ini mereka anut
dan pahami.50
Salah satu dari differensiasi dalam bisnis ritel adalah terkait
dengan produk yang dijual. Dimana produk tersebut harus realistis (al-
Waqiyah) apa adanya serta harus akhlaqiyah atau tidak bertentangan
dengan nilai-nilai syariah. Differensiasi produk yang dilakukan oleh
alfamart “...Menurut Agus Suhadi, salah satunya dengan mengganti
50
Ibid , hlm.46
136
kemasan produk agar lebih menarik, meningkatkan kualitas produk atau
merubah harga jual yang lebih kompetitif dan realistis...51
.
Meningkatkan kualitas produk dan merubah harga jual yang kompetitif
merupakan nilai-nilai ekonomi syariah.
Differensiasi juga dilakukan oleh alfamart dalam hal
pelayanan. Pelayanan yang dilakukan oleh karyawan alfamart selalu
ditekankan berdasarkan etis ( akhlaqiyyah) hal ini ditegaskan dengan
adanya standar penyanan yang menyangkut cara bersikap, berucap dan
bertindak. “...Menurut Siti Septiani dewi, Alfamart dengan rutin
melakukan pelatihan dan training untuk meningkatkan kualitas
karyawan dalam pelayanan. Alfamart juga menerapkan puinshment
kepada karyawan yang melakukan kesalahan dalam hal pelayanan...52
Dalam mewujudkan transparasi dan kejujuran, alfamart selalu
mengembangkan perangkat lunak yang dipergunakan dalam transaksi
penjualan.
c. Marketing Mix
1) Produk/Prodact
Dalam persepektif syariah, suatu produk yang kan dipasarkan
haruslah produk yang hahal, dan berkualitas (Quality) yang terbaik.
51
Wawancara dengan Agus Suhadi selaku Merchandising Manager Alfamart Cabang
Klaten di Klaten, tanggal 03 September 2018. 52
Wawancara dengan Siti Septiani Dewi selaku Learning Service Alfamart Cabang
Klaten di Klaten , tanggal 03 September 2018.
137
Bukan sebaliknya, demi mendapatkan keuntungan yang tinggi,
dengan menurunkan kualitas produknya.
Produk yang dijual di alfamart juga terjamin kehalal dan
higyenitasnya terjamin, hal ini bisa dilihat dari produk-produk yang
dijual harus memiliki serifikat halal dari badan POM MUI dan izin
KEMENKES RI. Produk yang dijual pada alfamart sangat
competitive dengan minimarket lainnya. Hal ini bisa dilihat dari
kualitas produk yang dijual serta lengkapnya produk yang dijual
pada minimarket alfamart.
Untuk menghindari kekecewaan konsumen, alfamart berusaha
selalu menjaga ketersediaan produk, terutama disaat promo
berlangsung. Sehingga konsumen tidak merasa tertipu dengan
adanya promo yang ada.
Hadits tersebut juga didukung hadits riwayat Ibnu Majah :
إلب ي نو لو عافيوعيب باعمنأخيوب ي الم سلم أخ والم سلم،وليل لم سلم
yang artinya “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim
yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang
yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali jika dia
jelaskan” (HR. Ibn Majah).53
53
M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Sunan Ibnu Majah, ( Jakarta : Pustaka
Azzam, 2007), hlm.335
138
Pernyataan lebih tegas disebutkan dalam Al Quran Surat Al
Muthaffifiin (1-3):
كال وى مأو2ت وف ون)(الذينإذااكتال واعلىالناسيس1ويل للم طففني) (وإذا
وزن وى مي سر ون
yang artinya “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang
curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari
orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar
atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”.54
Uraian diatas jelas mengatakan bahwa hukum menjual produk
cacat dan disembunyikan adalah haram. Artinya, produk meliputi
barang dan jasa yang ditawarkan pada calon pembeli haruslah yang
berkualitas sesuai dengan yang dijanjikan. Persyaratan mutlak yang
juga harus ada dalam sebuah produk adalah harus memenuhi kriteria
halal. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat An-Nahl:116
لت فت ر واحرام ذاوى حلل ذاى الكذبألسنت ك م تصف لمات ق ول واول
ي فلح ونلالكذباللوعلىي فت ر ونالذينإن الكذباللوعلى
yang artinya ”Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa
yang disebut-sebut oleh lidahmu secara Dusta "Ini halal dan ini
54
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 470
139
haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah Tiadalah beruntung”. 55
(An-Nahl: 116) serta firman
Allah SWT dalam surat Al-Mu‟minuun: 51
صالاواعمل واتالطيب منك ل وا
yang artinya.... Makanlah olehmu makanan yang baik-baik
(halal) dan kerjakan amal shalih...56
(Al-Mu‟minuun: 51)
2) Harga/Price
Strategi harga adalah taktik penetapan harga jual. Penetapan
harga ini tidak mementingkan keinginan pedagang sendiri, tetapi
juga harus mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat.
Pada ekonomi barat, ada taktik penetapan harga setinggi-tingginya
yang disebut skimming price.
Secara garis besar alfamart menggunakan harga normal
(harga reguler) dan harga promo (harga khusus). Harga normal (
harga reguler) merupakan harga yang tidak ada diskon dan dalam
penjualan secara umum, sedangkan harga promo (harag khusus)
merupakan harga yang diberikan diskon pada produk-produk tertentu
dan dalam waktu yang ditentukan.
55
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 224 56
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 275
140
Dalam menetukan harga, “...Menurut Agus Suhadi, baik
harga normal (harga reguler) atau harga promo (harga khusus)
akfamart selalu memepertimbangkan indeks price yang ada di
masyarakat serta kebijakan dari pemerintah...57
Dalam mentukan
harga alfamart lebih mengutamakan pada faktor quality (kuantitas),
service (layanan) dan value added (nilai tambah). Sehingga harga
yang dikeluarkan akan realistis ( al-Waqiyyah) dan humanisstis
(Insaniyyah) dalam pandangan syariah.
Dalam Islam tidak dibenarkan mengambil keuntungan
sebesar-besarnya, tapi harus ada batas kelayakan. Dan tidak boleh
melakukan perang harga, dengan niat menjatuhkan harga lawan atau
pesaing, tapi bersainglah secara fair, bikin keunggulan dengan tampil
beda dalam kualitas dan pelayanan yang diberikan.
Ulama Fikih sepakat menyatakan bahwa ketentuan penetapan
harga ini tidak dijumpai dalam Al-Qur‟an. Adapun dalam hadits
Rasulullah SAW dijumpai beberapa hadits, yang dari logika hadits
itu dapat diinduksi bahwa penetapan harga itu dibolehkan. Faktor
dominan yang menjadi landasan hukum at-tas‟ir al jabari, menurut
kesepakatan ulama fikih adalah al-maslahah al-mursalah
(kemaslahatan).
Hadis Rasulullah SAW yang berkaitan dengan penetapan
harga adalah,
57
Wawancara dengan Agus Suhadi selaku Merchandising Manager Alfamart Cabang
Klaten di Klaten, tanggal 03 September 2018.
141
-اهللرسولعهدعلىالسعرغل:قال-عنواهللرضي-أنسعن
فقال.لناسعر!اهللرسوليا:فقالوا-وسلمعليواهللصلى : « اهللإن
وليسريب،ألقىأنألرجووإينالرزاق،الباسطالقابضاملسعر،ىو
مالولدميفمبظلمة،يطلبينمنكمأحد
Artinya: Dari Annas ra berkata:“Suatu saat di masa
Rasulullah SAW harga merangkak naik. Lalu orang-orang
mengatakan: „wahai Rasulullah, patoklah harga untuk kami‟.
Rasulullah bersabda,„Sesungguhnya Allah lah yang mematok harga,
yang menyempitkan dan melapangkan rizki, dan sungguh aku
berharap untuk bertemu Allah dalam kondisi tidak ada seorang pun
dari kalian yang menuntutku dengan suatu kezaliman, baik dalam
darah atau harta‟.” (HR. At-Tirmidzi dan Abu Daud).58
Strategi harga yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW
berdasarkan prinsip suka sama suka. Dalam al-Qur‟an dijelaskan
sebagai berikut dalam Q.S. An-Nisaa, (4), 29 :
نك مأموالك متأك ل والآمن واالذينأي هايا تارةتك ونأنإلبالباطلب ي
(٩٩)رحيمابك مكاناللوإنأن ف سك مت قت ل واولمنك مت راض عن
58
Abdul Qadir Syaibah al-Hamd, Syarah Bulughul Maram, Izzudin Karimi, dkk, (Jakarta:
Darul Haq, 2007), hlm. 107.
142
yang artinya “hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu saling memakan harta sesamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka di antara
kamu. Dan jangalah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah
adalah maha penyayang kepadamu”.59
Strategi harga yang digunakan Rasulullah SAW yang lain
adalah prinsip tidak menyaingi harga orang lain dan tidak
menyongsong membeli barang sebelum dibawa ke pasar serta tidak
berbohong. Dan strategi lain yang diterapkan adalah dengan prinsip
untuk membantu orang lain. Nabi Muhammad pun menetapkan
harga suatu barang yang dijual walaupun dengan sahabat dan kerabat
terdekatnya.60
Konsep harga yang digunakan oleh Nabi Muhammad saw.
Tidak diperbolehkannya pembatasan harga komoditi di masa Nabi
Muhammad merupakan cerminan pemikiran yang mewakili konsep
pricing. Nabi Muhammad bersabda yang artinya : Dan dari Abi
Hurairah berkata: Rasulullah saw melarang orang kota menjual
untuk orang desa, dan melarang meninggikan penawaran barang
(yang sedang ditawar orang lain dengan maksud menipu), dan
59
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 65 60
M. Suyanto, Muhammad Business Strategy & Ethics (Etika dan Strategi Binsi Nabi
Muhammad SAW), (Yogyakarta: Andi Offset, 2008), hlm. 267-270
143
melarang seseorang membeli apa yang dibeli (sedang ditawar) oleh
saudaranya (H.R. Bukhari-Muslim)61
Dalam hadits di atas konsep persaingan yang sehat dalam
menentukan harga sudah ditekankan oleh Nabi Muhammad. The war
of price (perang harga) tidak diperkenankan karena bisa menjadi
bumerang bagi para penjual. Secara tidak langsung Nabi Muhammad
menyuruh perusahaan untuk tidak bersaing di price, tetapi bersaing
dalam hal lain seperti quality (kuantitas), delivery (layanan) dan
value added (nilai tambah)
3) Promosi/Promotion
Promosi atau promotion merupakan suatu aktivitas penegnalan
produk pada konsumen. Tujuan kegiatan promosi menurut Basu dan
Irawan (2012) antara lain: Modifikasi tingkah laku, memberitahu,
membujuk, mengingatkan. Promosi merupakan salah satu sarana
bagi perusahaan ritel untuk memperkenalkan produkyang dijual
oleh perusahaan ritel kepada masyarakat sebagai pasar sasaran
produk tersebut.
Pemilihan strategi pomosi yang dilakukan alfamart dibagi
menjadi dua, yakni strategi yang dilakukan secara internal toko (di
dalam area toko) dan strategi promosi yang dilakukan secara
eksternal toko (di luar area toko). Strategi promosi yang dilakukan
61
Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad SAW,(
Bandung:PT Karya Kita, 2007), hlm. 61
144
secara internal toko berupa sarana dan atribut promosi yang dipasang
dalam toko seperti wobler, spanduk, label price promo,
POP,spanduk,Shelf talker dan lain lain.62
Alfamart juga melakukan
promosi secara langsung yang dilakukan oleh para karyawan yang
bekerja didalam toko alfamart. Bahkan kemampuan karyawan
menawarkan promosi secara langsung menjadi salah satu tugas dan
tanggungjawab karyawan di toko.
Sedangkan strategi promosi yang dilakukan secara eksternal
toko yakni penyebaran leaflet promosi dwi mingguan yang
dilakukan dua minggu sekali oleh karyawan toko di area sekitar
lingkungan toko. alfamart juga melakukan promosi menggunakan
iklan, promosi penjualan dan publisitas. Dalam melakukan strategi
promosi alfamart berpegang teguh pada aturan dan etika periklanan
yanga ada.
Promosi yang dilakukan oleh Rasulullah SAW lebih
menekankan pada hubungan dengan pelanggan, meliputi
berpenampilan menawan, membangun relasi, mengutamakan
keberkahan, memahami pelanggan, mendapatkan kepercayaan,
memberikan pelayanan hebat, berkomunikasi, menjalin hubungan
yang bersifat pribadi, tanggap terhadap permasalahan, meciptakan
62
Observasi di toko alfamart kids funs Jl. Jogja-Wonosari , pada 01 September 2018.
145
perasaan satu komunitas, berintegrasi, menciptakan keterlibatan dan
menawarkan pilihan.63
Penampilan Rasulullah ketika mempromosikan barang yang
dijual dangat menawan dengan wajah yang tampan, muka yang
ceria, telapak tangan yang lembut dan bau keringat yang harum.
Beliau menyatakan bahwa membangun silaturrahim atau
membangun relasi merupakan kunci keberhasilan dalam pemasaran.
Memahami pelanggan dan lebih mengutamakan keberkahan
daripada keberhasilan penjualan, merupakan salah satu strategi
promosi yang dilakukan Rasulullah.64
4) Tempat/Place
Dalam minimarket modern konvenional ada beberapa standar
tempat yang harus dipenuhi, misalnya tempat tersebut harus mudah
dijangkau konsumen, aman dan nyaman sehingga tempat tersebut
dapat efektif dan efisien bagi konsumen.
Alfamart dalam menentukan titik lokasi berdirinya toko
melihat dari sisi kemudahan mencapai lokasi (Accesible), keamanan
dan kenyamanan tempat ( safe & Secure) dan Tempat tersebut harus
menyenangkan (Comfortable).
Kemudahan lokasi untuk dijangkau misalnya lokasi tidak titik
persimpangan yang padat pengguna jalannya, lokasi parkir yang
63
Ibid, M. Suyanto, Muhammad Business ... hal. 27 64
Ibid, 273-277
146
memadai, tidak berapa di perkampungan padat penduduk yang akses
jalannya kecil, atau dijalur besar yang perlu penyebrangan yang
beresiko tinggi pagi konsumen.
Selanjutnya dalam pemilihan lokasi atau tempat toko,
alfamart selalu mempertimbangkan keamanan dan kenyaman. Hal
ini bisa dilihat dari luasnya tempat parkir, adanya CCTV kemanan di
area parkir,pemutaran musik-musik yang bergenre umum tidak
mengandung unsur sara, kebersihan area toko menjadi salah satu
bentuk usaha untuk memberikan keamanan dan kenyamanan
terhadap konsumen.
Dalam menciptakan keamanan toko, pihak manajmen
alfamart selalu bekerjasama dengan pihak keamanan lingkungan
toko. Selain itu juga berkejasama dengan pihak yang berwajib. Di
beberapa lokasi toko disediakan sitting area sebagai upaya
memberikan rasa nyaman dan menyenangkan bagi konsumen.
Pelanyan yang ramah serta bersahabat dari karyawan menjadikan
konsumen merasa senang dan puas saat berbelanja.
Hal lain yang selalu menjadi pertimbangan pada penentuan
lokasi toko “....Menurut Dede J Wardana, adalah tempat tersebut
harus menjaga jarak dengan pesaingnya, atau menjaga jarak ideal
antara satu alfamart dengan minimarket lainnya, apalagi jika tempat
alfamart berdekatan dengan pasar tradisional atau umum. Sehingga
pada intinya, dalam menentukan lokasi toko, pihak alfamart harus
147
didasari pada prinsip-prinsip persaingan yang sehat dan tidak terjadi
penutupan jalur konsumen dalam memilih minimarket mana yang
akan dituju....65
Walaupun pada kenyataannya hal ini masih terjadi
dibeberapa titik lokasi toko yang berdampingan dengan kompetior.66
Tempat dalam pandangan ritel syariah tidak jauh berbeda
dengan pandangan minimarket modern konvensional, hanya saja
dalam tempat dalam pandangan syariah ada penekanan pada tempat
tersebut harus menjaga jarak dengan pesaingnya, atau menjaga jarak
ideal antara satu minimarket dengan minimarket lainnya, apalagi jika
tempat minimarket tersebut berdekatan dengan pasar tradisional atau
umum. Sehingga pada intinya, dalam menentukan tempat harus
didasari pada prinsip-prinsip persaingan yang sehat dan tidak terjadi
penutupan jalur konsumen dalam memilih minimarket mana yang
akan dituju.
Nabi Muhammad SAW melarang pemotongan jalur distribusi
dengan maksud agar harga naik. Sebagaimana disebutkan dalam
sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW melarang penghadangan
rukban serta melarang pula berlomba-lomba menaikkan
penawaran.67
Adapun arti menghadang (talaqi) rukban, dalam hadits
tersebut, ialah menghadang para penjual yang biasanya (di negeri
Arab) dengan berkendaraan membawa dagangan dari daerahnya
65
Wawancara dengan Dede J Wardana selaku Pimpinan Alfamart Cabang Klaten di
Klaten , tanggal 03 September 2018. 66
Observasi di toko alfamart berbah Jl. Jogja-joga , pada 05 September 2018. 67
https://imnasution.files.wordpress.com/2013/11/shahih-muslim.pdf, diakses pada hari
Sabtu tanggal 22 September 2018 jam 19.00 WIB.
148
masing-masing, lalu meminta supaya barang dagangannya
diturunkan disitu dan dibeli dengan harga semurah-murahnya.
Pemilihan Tempat, Nabi Muhammad SAW lebih
menganjurkan untuk berjual beli di pasar. Rasulullah SAW melarang
menjual menyaingi harga jual orang lain dan beliau melarang
menyongsong membeli barang dagangan sebelum dibawa ke
pasar”.68
Pada masa Rasulullah SAW orang banyak membeli
makanan dari rombongan orang-orang berkendaraan. Nabi
Muhammad SAW mengirim utusan kepada mereka supaya melarang
mereka menjual makanan di tempat mereka beli, sehingga mereka
dipindahkan ke tempat menjual makanan.
d. Selling
Pringsip selling sama sekali tidak menunjuk personal
selling tidak pula terkait dengan aktifitas menjual produk kepada
pelanggan. Tetapi selling adalah menciptakan hubungan jangka
panjang dengan pelanggan melalui produk-produk perusahaan.ini
merupakan taktik untuk “integrating company, customer and
relationsip”. Setelah mengembangkan strategi dan menciptakan
taktik, perusahaan harus mampu menghasilkan retrun finansial
melalui selling. Karena selling itu merupakan capture tactic bagi
perusahaan.69
68
https://drive.google.com/file/d/0B_865XC-WhZ_Mnc2RXNQbklMV2c/view, diakses
pada hari Sabtu tanggal 22 September 2018 jam 19.00 WIB. 69
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, dkk…. hlm. 74
149
Dalam penerapan strategi selling ini, alfamart
menggunakan program loyalitas konsumen ( loyality coustomere)
dan penawaran terbatas (deal of the day). Program loyalitas
konsumen berupa adanya kartu member alfamartku ( Aku Ponta
reguler, Aku Ponta BRIZI) dimana pemilik kartu member ponta
tersebut akan mendapatkan potongan harga produk-produk tertentu
serta mendapatkan point ponta yang dapat ditukarkan untuk
berbelanja kembali.
Untuk mencapai dari tujuan strategi selling dalam program
loyalitas konsumen, perusahaan ritel harus mengedepankan nilai-
nilai keIslaman yang terdapat dalam sifat kenabian. Pertama
perusahaan harus siddiq ( benar atau jujur) dimana program-program
loyalitas konsumen itu benar adanya, bukan penipuan. Kedua
perusahaan harus Amanah ( dapat dipercaya) bahwa program
loyalitas konsumen yang diakan sesuai dengan aturan (resmi) yang
ada tidak keluar dari aturan.
Ketiga perusahaan fathonah (cerdas) bahwa perusahaan
dalam membuat program loyalitas konsumen sesuai dengan pangsa
pasar atau keinginan konsumen. Dan yang terahir Tabligh
(komunikatif) perusahaan harus menyampaikan dengan detail
informasi-informasi terkait program loyalitas kepada konsumen
sehingga konsumen akan mendapatkan rasa kepuasan dan percaya
dengan alfamart.
150
e. Brand
Merek (Brand) adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata,
hurufhuruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-
unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa.70
Citra merek (Brand Image) adalah persepsi tentang sebuah
merek seperti ditujukkan oleh asosiasi merek yang dimiliki dalam
ingatan konsumen. Asosiasi-asosiasi itu menyatakan apa
sesungguhnya merek dan apa yang dijanjikan kepada konsumen.
Merek merupakan simbol dan indikator dari kualitas sebuah produk.
Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi kepada
umatnya untuk saling mengenal antara satu dengan yang lain, karena
pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan antara satu dengan yang lain dalam kehidupan sehari-
hari. Kegiatan saling mengenal antara seseorang dengan orang
disekitarnya juga tercantum dalam Al-Qur‟an pada surat Al-Hujuraat
ayat 13 :
لت عارف واوق بائلش ع وباوجعلناك موأ ن ثى ذكر منخلقناك مإناالناس ي هاأيا
خبي عليم اللوإن أت قاك ماللوعندأكرمك مإن
Artinya :”Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
70
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung, 2002, hlm. 105
151
saling mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S
Al-Hujurat :13).”71
Selain itu citra brand yang dimiliki Rasulullah juga dijelaskan
dalam AlQur‟an pada Surat Al-Qalam ayat 4 :
عظيم خ ل ق لعلى وإنك
Artinya :” Dan sesungguhnya kamu(Muhammad) benar-
benar berbudi pekerti yang agung”.72
Kepercayaan Pelanggan pada merek (brand trust)
didefinisikan sebagai sikap positif seorang konsumen terhadap suatu
merek, sehingga konsumen memiliki keinginan kuat untuk membeli
ulang merek yang sama pada saat sekarang maupun masa yang akan
datang.73
Brand atau merek yang dipergunakan oleh alfamart dari
logo atau atribut perusahaan tidak ada yang bertentangan dengan
nilai-nilai syariah. Pada dasarnya brand selama tidak bertentangaan
dengan nilai-nilai syariat Islam tetap diperbolehkan keberadaannya.
f. Service
Sejarah Islam mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW sudah
mencontohkan akhlak yang baik dalam berbisnis. Sehingga beliau
bisa menjadi bembisnis yang berhasil yang diakui dalam sejarah
sampai sekarang. Dalam ajaran agama Islam, salah satu tugas
manusia didunia adalah menjadi klalifah fii al-ardhi, Islam
71
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 412 72
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 451 73
Ekawati Rahayu Ningsih, Perilaku Konsumen, Kudus, 2013, hlm. 207
152
mengajarkan kepada manusia untuk selalu berbuat baik dimanapun
dan kapanpun.
Peranan karyawan yang terdapat pada bisnis ritel
mencerminkan kesyariahannya bisnis ritel tersebut. Dalam konsep
bauran pemasaran jasa kualitas karyawan menjadi hal yang sangat
pending bagi keberhasilan bisnis ritel, karena karyawan menjadi
tolak ukur atas pelayanan yang diberikan kepada konsumen.
Sehingga untuk mejadikan karyawan yang berkualitas, Islam
mengajarkan untuk melatih karayawan, baik melalui training atau
pelatihan yang kontinue atau insidental. Sehingga diharapkan bisa
memberikan pelayan pada konsumen yang memuaskan
Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun,
produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk
fisik.74
Menurut Didin Hafidudin terdapat nilai-nilai Islam yang harus
diterapkan dalam memberikan pelayanan yang maksimal, yaitu:
Profesional (Fathanaah), Kesopanan dan Keramahan (Tablîg), Jujur
(Sidik), dan Amanah.75
74
Fajar Laksono, Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis, (Yogyakarta, Graha Ilmu,
2008), hlm.85. 75
Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Pemasaran Syariah dan
Praktik,(Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hlm.60.
153
Melihat dengan apa yang dilakukan oleh alfamart cabang
klaten dalam startegi service sudah mengedepankan nilai-nilai
Islaman yang tersebut diatas.
g. Proses
Kejujuran dan keterbukaan menjadi kunci utama yang
dilakukan oleh Rosulullah dalam melakukan tahapan unsur proses
ini dalam berdagang. Dalam fiqih dikenal juga beberapa pedoman
yang dapat dipakai dalam menentukan halal dan haramnya suatu
transaksi salah satunya ialah memudahkan pekerjaan, bukan
menyulitkan.76
Dalam proses transaksi harus mengedepankan nilai-
nilai Profesional (Fathanaah), Kesopanan dan Keramahan (Tablîg),
Jujur (Sidik), dan Amanah
Proses transaski yang dilakukan alfamart dilakukan dengan
cepat (Quick) rata-rata dengan nominal belanja Rp.50.000,-
dilakukan dengan waktu tidak kurang dari 3 menit.77
Yang menjadi
masalah sebenarnya disaat terjadi antrian konsumen dengan belanja
banyak sedangkan komputer transaksi rata-rata hanya dua komputer
dan secara psikologi kasir sedikit gerogi, sehingga transaksi menjadi
lama. 78
76
Sofyan S Harahap, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Salemba Empat,
2011), hlm. 135 77
Observasi di toko alfamart gedongkuning Yogyakarta , pada 01 September 2018. 78
Wawancara dengan Bu Pendi selaku Konsumen Alfamart Gedongkuning di
Yogyakarta , tanggal 02 September 2018.
154
Alfamart memeberikan kemudahan dalam proses transaksi
(Easy), dimana konsumen bisa melakukan pembayar secara tunai
dan non tuanai. Pembayar non tunai bisa dilakaukan dengan karti
debit, kartu kredit dan electronic money serta bisa menggunakan
voucher belanja yang terdaftar kerjasama dengan minimarket
alfamart. Dengan banyaknya cara pembayaran yang ada memberikan
kemudahan bagi konsumen untuk memilih proses transaksi mana
yang akan digunakan.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada konsumen,
alfamart memberikan bukti transaki yang berupa struk belanja.
Dalam struk belanja yang dikeluarkan alfamart tertera nama toko
dan alamat toko, nomor struk, nama barang dan jumlah barang,
harga tiap barang, potongan harga jika ada serta nomer pengaduan
pelanggan. Sehingga konsumen sangat mudah untuk membaca dan
memahami struk tersebut.
3. Penerapan Nilai-Nilai Karakteristik Pemasaran Syariah Pada Bisnis
Ritel Modern Alfamart Cabang Klaten
a. Theistis atau Ketuhanan (Rabbaniyyah)
Theistis (ketuhanan) atau rabbaniyah adalah satu keyakinan
yang bulat, bahwa semua gerak-gerik manusia selalu berada di bawah
pengawasan Allah SWT. Oleh sebab itu, semua insan harus berperilaku
sebaik mungkin, tidak berperilaku licik, suka menipu, mencuri milik
155
orang lain suka memakan harta orang lain dengan jalan yang batil dan
sebagainya. Kondisi tersebut sangat diyakini oleh umat Muslim,
sehingga menjadi pegangan hidup, tidak tergoyahkan. Di dalama al-
Quran surat al-Zalzalah ayat 7-8, Allah SWT berfirman:
راذرة مث قالي عملفمن شراذرة مث قالي عملومن﴾٧﴿ي ره خي
﴾٨﴿ي ره
yang Artinya:“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat
dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan) nya.Dan Barang
siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya Dia
akan melihat (balasan)nya pula”.79
Pelaku bisnis ritel seharusnya dalam menjalankan bisnisnya
harus sesuai dengan nilai-nilai ekonomi syariah, dari mulai melakukan
strategi pemasaran, pemilihan pasar ( segementasi), kemudian dalam
menetukan pasar mana yang akan menjadi fokus targeting, hingga
dalam menetapkan sebuah identitas perusahaan yang harus senantiasa
tertanam dalam benak konsumennya (positioning).
Begitu juga dalam ranah marketing mixnya, dalam melakukan
promosi, selalu senantiasa dijiwai nilai-nilai ketuhanan, disamping
harus selalu menempatkan kebesaran Allah SWT di atas segal-galanya,
apabila dalam melakukan proses penjualan ( selling) yang setiap detik
79
Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: Karya Toha
Putra,t.t), hlm. 481
156
ada kesempatan untuk berbuat curang dan penipuan, kehadiran nilai-
nilai ketuhanan menjadi sangat penting adanya.
Dalam bisnis ritel syariah harus meniliki value (nilai) yang lebih
tinggi dari pada ritel pada umumnya. Harus memiliki merk yang
unggul, karena bisnis ritel adalah bisnis pelayanan dan kepercayaan,
bisnis yang memegang teguh nilai-nilai kejujuran. Para pelaku bisnis
ritel harus selalu membentengi diri dengan iman dan kesalehan.
Sehingga dalam segala aktifitas bisnisnya selalu melakukan nya
dengan niat kebaikan dan spiritualitas.
Melihat tolak ukur nilai-nilai Rabbaniyyah tersebut di atas,
peneliti dapat melihat nilai-nilai Rabbaniyah tersebut tercermin pada
budaya kerja alfamart yakni Integritas yang tinggi, dimana nilai-nilai
kejujuran, tidak suka menipu, dapat dipercaya melekat menjadi habit
atau kebiasaan pribadi setiap karayawan, sehingga dapat mencegah
perbuatan-perbuatan tercela dalam bekerja. Akan tetapi masih banyak
hal yang harus diperbaiki terkait dengan penerapan nilai-nilai
Rabbaniyyah ini di dalam bisnis ritel afmart.
b. Etis (Akhlaqiyyah)
Dalam pemasaran syariah selalu mengedepankan akhlak (
moral, etika) dalam aktifitas kegiatannya. Sehingga tidak dengan
menghalkan segala cara untuk mendapatkan keuntunngan finansial
yang besar tanpa mengindahkan nilai-nilai moral dan etika. Sifat etis
157
atau Akhlaqiyyah ini sebenarnya merupakan implementasi dari sifat
teistis(rabbaniyyah). Dengan demikian, pemasaran syariah merupakan
konsep pemasaran yang mengedepankan nilai-nilai moral dan etika
secara universal.
Dalam hadis rasulullah SAW bersabda:
ا األخلقمكارمأل تمب عثت إن
yang artinya ,” Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”(HR.Ahmad).80
Oleh karena itu,
sudah seharusnya menjadi panduan bagi para pelaku pemasar untuk
selalu mengedepankan moral dan etika dalam setiap tutur kata, perilaku,
tindakakannya. Rasulullah SAW telah mencontohkan sebuah
keberhasilan dalam berbisnis selalu mengedepankan etika dan moral,
salah satunya kejujuran dalam berdagang misalnya beliau tidak
melakukan penipuan, tidak menyembunyikan cacat pada barang
dagangan.
Kejujuran Rasulullah SAW dalam bertransaksi dilakukan
dengan cara menyampaikan kondisi riil barang dagangannya. Tidak
menyembunyikan cacat barangnya dan tidak mengunggulkan barang
dagangannnya, kecuali sesuai dengan kondisi barang yang dijualnnya.
Rasulullah SAW menawarkannnya dengan bahasa yang santun dah
rahmah dan bahkan Ransulullah SAW tidak pernah melakukan sumpah,
sekalipun bersumpah atas nama Tuhan.
80
Nuruddin „Ali al-Haitsami, Majma‟ al-Zawâ‟id wa Manba‟ al-Fawâ‟id, Beirut: Dar al-
Fikr, 1412 H, juz VIII, hlm. 343
158
Etis atau akhlaqiah artinya semua perilaku berjalan di atas
norma etika yang berlaku umum. Seorang karyawan yang mengambil
barang konsumen, berkata kata kasar dengan konsumen, tidak sopan,
mengambil hadiah milik konsumen. Oleh sebab itu, hal ini menjadi
panduan para peritel Islami selalu memelihara setiap tutur kata, perilaku
dalam berhubungan bisnis dengan siapa saja, konsumen,
penyalur,teman tim toko, pemasok ataupun saingannya.
Dalam kondisi bisnis ritel sekarang, sekilas kedengarannya
sangat aneh bahwa kejujuran merupakan sebuah prinsip etiak bisnis
karena mitos yang ada bahwa bisnis merupakan kegiatan tipu menipu
untuk meraup untung besar. Problemnya masih banyak pelaku bisnis
ritel yang melakukan kegiatan bisnisnya dengan curang, meyakinkan
pembeli dengan bersumpah-sumpah bahkan dengan atas nama Tuhan.
Para pelaku bisnis ritel modern sadar bahwa etika dan moral
serta kejujuran dalam berbisnis merupakan kunci keberhasilan, serta
mampu bertahan dalam jangka panjang dalam suasana persaingan bisnis
yang sangat ketat. Penerapan nilai-nilai Etis (Akhlaqiyyah) yang ada di
alfamart terdapat pada kode etik pelayanan dan standar pelayanan
karyawan alfamart. Sehingga menjadi keunggulan tersendiri bagi
alfamart mengenai pelayanan kepada pembeli.
c. Realistis (al-Waqiyyah)
Realistis atau al-Waqiiyyah yang artinya sesuai dengan
kenyataan, jangan mengada-ada apalagi yang menjurus kepada
159
kebohongan. Rasulullah Saw. tentang sifat realistis ini ialah jika anda
menjual barang ada cacatnya, maka katakan kepada calon pembeli,
bahwa barang ini ada sedikit cacat. Jika pembeli setelah diberitahu
masih tetap ingin memiliki barang tersebut, itu lebih baik. Tidak boleh
anda bersumpah, bahwa barang tersebut betul-betul baik dan sempurna,
padahal ada cacatnya.
Rahasia kesuksesan Rasulullah SAW dalam praktek
berdagangnya dengan menerapkan harga yang realistis, harga yang
sedang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah sesaui dengan
kondisi kulaitas produknya. Beliau tidak memanipulasi harga dan tidak
kompromi dengan pembeli yang menaikan harga agar memperoleh
keuntungan yang tinggi.
Realistis atau al-Waqiyyah juga harus dilakuan oleh para pelaku
bisnis ritel dalam sikap dan kepribadian. Para pemasar atau pelaku
bisnis harus berpenampilan bersih, rabi, bersahaja, tidak kaku , tidak
ekslusif dan fleskibel serta luwes dalam bersikap, bergaul dengan
pembeli.Para pemasar syariah. Fleksibilitas atau kelonggaran sengaja
diberikan oleh Allah agar penerapan syari‟ah senantiasa realisties (al-
waqi‟iyyah) dan dapat mengikuti perkembangan zaman.
Kelonggaran bukanlah suatu kebetulan, melainkan kehendak
Allah agar syari‟ah Islam senantiasa abadi dan kekal sehingga bisa
menyesuaikan pada setiap zaman, daerah, dan keadaan apapun. Dengan
demikian pemasar syari‟ah senantiasa bergaul, bersilaturahmi,
160
melakukan transaksi bisnis di tengah-tengah realitas kemunafikan,
kecurangan, kebohongan, atau penipuan yang sudah biasa terjadi dalam
dunia bisnis. Akan tetapi Ia berusaha tetap tegar, istiqomah, dan
menjadi cahaya penerang di tengah-tengah kegelapan.81
Semua transaksi yang dilakukan, kasir harus berlandasan pada
realita, tidak membeda-bedakan orang, suku, warna kulit. Semua
tindakan penuh dengan kejujuran. Barang dagangan yang rusat atau
cacat tidak diperkenankan untuk dijual. Bahkan disaat karyawan
alfamart menyampaikan promosi produk, harus menyampaikan dengan
detail apa adanya. Dalam hal penampilan karyawan alfamart diatur
dalam standar penampilan sehingga penampilan lebih realistis dan
fleksibel.
d. Humanistis (Insyaniyyah)
Salah satu keistimewaan dari karakteristik pemasaran syariah
adalah sifatnya yang humanistis universal. Bahwa pemasaran syariah
diciptakan untuk mengangkat derajat manusia, sifat kemanusiaannya
terjaga dan terpelihara serta sifat kehewanannya dapat dikengkang
dengan panduan syariah. Dengan memiliki nilai-nilai humanistis ini,
manusia akan terkontrol, seimbang (tawazun), bukan manusia yang
serakah, yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya.
81
Herman Kertajaya dan Syakir Sula, Syari‟ah Marketing, (Bandung: PT. Mizan Pustaka,
2006), hlm. 35-37
161
Syariat Islam merupakan syariah humanistis (insaniyyah) yang
diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa melihat ras,
suku, warna kuit, tanah air, dan status. Hal ini yang menjadikan syariah
memiliki sifat universal. Salah satu sifat humanistis adalah ukhuwwah
tali persaudaraan anatar manusia, tanpa memandang suku,ras, agama
dan status sosial.
Rasulullah SAW telah memberikan contoh dalam berdagangnnya,
beliau bersikap ramah, santun dan selalu tersenyum kepada pembeli.
Sehingga beliau menjadi pedagang yang sukses dizamannya. Apabila
kita bersikap baik dengan pembeli, maka pembeli pasti akan merasa
senan. Dan sebaliknya jika kita menunjukkan wajah yang judes dan
cemberut tentunya pembeli akan malas dankabur, tidak akan membeli
ditempat kita lagi.
Humanistis atau al-insaniyah yang artinya berperikemanusiaan,
karyawan alfamart harus mengormati sesama tim, menghormati
konsumen. Tidak boleh berkata-kata yang menyinggung konsumen,
bahkan disaat ada konsumen yang berkebutuhan khusus,ibu hamil,anak
kecil, karywan tidak boleh pilih kasih atau mengesampingkan justru
masuk dalam kelompok konsumen pelayanan khusus.
162
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
pada alfamart cabang Klaten maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Strategi pemasaran 9 elemen yang dilakukan oleh alfamart cabang Klaten
adalah memilih segmentasi, targeting dan positioning yang terukur, produk
yang halal, menerapkan harga yang adil. Menempatkan lokasi toko yang
strategis, aman dan nyaman serta sarana promosi yang jelas, menggunakan
media informasi yang berkembang saat ini baik cetak maupun internet.
Program loyalitas konsumen yang bagus sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Didukung juga pelayanan yang ramah dan sopan serta
karyawan yang ahli dibidangnya.
2. Perspektif Ekonomi Syariah dan Penerapan Nilai-Nilai Karakeristik
pemasaran Syariah terhadap strategi pemasaran 9 elemn yang ada pada
alfamart cabang klaten sudah sesuai dengan nilai-nilai karakteristik
pemasaran syariah dan prinsip-prinsip pemasaran Syariah. Dimana strategi
pemasaran 9 elemen yang dilakukan oleh alfamart cabang Klaten
walaupun menggunakan strategi pemasaran konvensional akan tetapi tidak
secara langsung telah memasukan nilai-nilai ekonomi syariah pada
seluruh aktivitas dan manajemennya. Serta penerapan prinsip-prinsip
pemasaran diantaranya yaitu ikhtiar, kejujuran, amanah dan transparansi
serta mengarahkan kepada maslahah. Dan hal yang sangat penting adalah
163
tidak adanya praktik yang di haramkan, oleh sebab itu alfamart cabang
klaten contoh bahwa penerapan bahwa penerapan nilai-nilai ekonomi
syariah dapat dilakukan dalam ritel modern secara implisit meskipun secra
eksplisit tidak dimunculkan.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini terbatas hanya pada 6 orang informan yang bekerja dan
berativitas penuh di alfamart cabang Klaten dan 2 konsumen yang
berbelanja di toko alfamart serta juga observasi pada saat penelitian
berlangsung.
2. Keterbatasan penelitian ini hanya tentang strategi pemasaran 9 elemen
di alfamart cabang Klaten.
C. Saran
1. Bagi alfamart cabang Klaten
a. Bagi Manajemen alfamart sebaiknya mereview toko-toko yang
secara lokasi tidak sesuai dengan segmentasi dan persaingan sehat.
b. Untuk promosi dan informasi harga serta program loyalitas
konsumen lebih ditingkatkan dalam menginformasikan kepada
konsumen. Serta ketersediaan produk promo dibeberapa toko yang
sering kosong.
c. kualifikasi dan kompetensi dalam proses rekrutmen pegawai atau
karyawan toko hendaknya benar-benar diperhatikan, sehingga
kualitas pelayanan tetap terjaga dengan baik.
164
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti yang akan datang sebaiknya menambah variabel-variabel
yang diteliti dan jumlah objek penelitian pada minimarket-minimarket
modern lainnya.
165
DAFTAR PUSTAKA
A.Rahman, 2002, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah), (Jakarta:
Raja Grafindo)
Afzalurrahman, 2000, Muhammad Sebagai Sebagai Seorang Pedagan, Jakarta;
Yayasan Swarna Bhimy
Ahmad Ahmad, 2014, “Mengenal Marketing Dan Marketers Syariah” Jurnal
AdministrasiNegara,https://www.google.com/urlwww.journal.islamicono
mic.or.id%2Findex.php%2Fijei%2Farticle%2Fdownload%2F56%2F46&u
sg=AOvVaw3HtoodTC2gU26gCaQxOxyud
Akmal dan Zainal Abidin, Korelasi Antara Islam dan Ekonomi, Jurnal Penelitian,
Vol. 9, No. 1, Februari 2015 Vol.4, No.3
Alma dan Donni Juni Priansa Buchori, 2009, Manajemen Bisnis Syariah,
Bandung: Alfabeta
Al-Quran, Yayasan Penyelenggara Penerjemah dan Penafsir al-Quran dan
Terjemahannya, Departemen Agama RI
Amalia Fitri,2014, Etika Bisnis Islam: Konsep dan Implementasi Pada Pelaku
Usaha Kecil, Jurnal Al-Iqtishad: Vol. VI No. 1, ,hlm.133-142,
http://oaji.net/articles/2015/2087-1433217567.pdf
Arief, Muhtosim, 2005, Pemasaran&Jasa Kualitas Pelayanan, Malang:
Bayumedia Publishing
Armstrong Kotler, 1993, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta: Penertbit Erlanggga
edisi ketiga
Asri Marwan, 1991, Marketing, Yogyakarta: UPP-AMP YKPN
Azwar Syaifudin, 2004, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Badri, Sutrisno dkk, 2003, Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol.1.No.1, Juli (
Program Pasca Sarjana Program Studi MM Universitas Sriwijaya)
Basu Swastha Dharmmesta dan T. Hani Handoko, 2000, Manajemen Pemasaran
Analisa Perilaku Konsumen, Yogyakarta: BPFE
Bimantara Putra Arifin, 2015, dkk, Pengaruh Bauran pemasaran jasa terhadap
keputusan pembelian, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1
Edwin Nasution Mustafa, 2007 Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam Jakarta:
Kencana,
Fitri Amalia, 2014, Analisis dampak pertumbuhan pasar moderen terhadap
eksistensi pasar tradisional di kabupaten bekasi,
https://www.google.com/url? -ID-analisis-dampak-pertumbuhan-pasar-
modere.pdf&usg _Uo, Jurna Bisnis Dan Ekonomi (JBE) September 2012
Hal. 170-187 ISSN: 1412-3126
Gilbert David, 2003, Retail Marketing Management. Second Edition London:
Prentice Hall
Gilbert,David, 2003, Retail Marketing Management.Second Edition London:
Prentice Hall
Ita Nurckholifah, “Marketing mix Dalam Perspektif Syariah,
https://www.google.com/search?q=strategi+marketing+mixdalm+perspekt
if+syariah&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab (online)
166
J. Moleong Lexi, 2004, „Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosda
Karta)
Jaribah bin Ahmad Al-Hartshi, 2006, Fikih Ekonomi Umar bin Al-khatab, cet I
alih bahasa: Asmuni Solizan Zamakhsyari Jakarta: Khalifa, Pustaka Al-
Kautsar Group
Joko Utomo Tri, 2014, Lingkungan bisnis Dan persaingan bisnis ritel (the
business environment And the competition of retail business),
https://www.google.com/urlvol-5-no-1-70 -_WJurna Psikologi Volume
41, No. 2
Joko Utomo Tri, 2012, Lingkungan bisnis Dan persaingan bisnis ritel (the
business environment And the competition of retail business), Jurnal Fokus
Ekonomi, Vol.5 No.1. http://stiepena.ac.id/wp-
content/uploads/2012/11/pena-fokus-vol-5-no-1-70-80.pdf , Diakses Pada
28 Januari 2018
Kertajaya Hermawan dan Muhammad Syakir Sula, 2006, Syariah Marketing
Jakarta: Mizan media Utama
Kertajaya Hermawan dan Muhammad Syakir Sula, 2008, Syariah Marketing
Jakarta; Mizan Pustaka
Kertajaya Hermawan dan Muhammad Syakir Sula, 2008. Syariah Marketing
Jakarta; Mizan Pustaka
Kertajaya Hermawan,2007, On Marketing Mix Seri 9 Elemen Marketing,
Bandung: Mizan Media Utama
Kotler, Philip dan A.B.Susanto, 2008, Manajemen Pemasaran di Indonesia Buku
2 Jakarta: Salemba Empat dan Pearson Education Asia Pte.Ltd
Lupiyoadi Rahmad, 2013, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat
M. Atho Mudzar, 1998, Pendekatan Studi Islam Dalam Teori dan Praktek,
Cetakan Kedua, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
M.Suyanto, 2008, Muhammad Business Strategy & Ethics Etika dan Strategi
Bisnis Nabi Muhammad SAW, Yogyakarta: Andi Offset
Marinus Hady, 2011, Korelasi antara Islam dan Ekonomi, Jurnal Humaniora
Vpl.2 No.2
Marzuki, Metodologi Riset, 2005, Yogyakrata: Ekonosia Kampus FE UII
Mawardi Imron, 2015, Pengaruh produk, harga, tempat, promosi ritel modern
terhadap Keberlangsungan usaha ritel tradisional di gresik), Jurnal JESTT
Vol. 2 No. UNAIR Surabaya
Mawardi Irwan, 2012, Pengaruh produk, harga, tempat, promosi ritel modern
terhadapKeberlangsungan usaha ritel tradisional di gresik1),
https://www.google.com/url?, Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 10
Nomor 2
Miftah Ahmad, 2014, “Mengenal Marketing Dan Marketers Syariah” Jurnal
Ekonomi Islam Volume 6 No. 2 Juli - Desember 2015 P-ISSN: 2085-
3696; E-ISSN: 2541-4127
Miftah Ahmad, https://ojs.umsida.ac.id/index.php/perisai/article/view/230Jurnal
Islamic Finance & Business Review Vol. 5 No.2
Moleong J. Moleong, 2004, „Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja
Rosda Karta,
167
Mudrajat Kuncoro Mudrajat, 2013. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi,
Yogyakarta: Erlangga
Mudzar Atho,1998, Pendekatan Studi Islam Dalam Teori dan Praktek, Cetakan
Kedua, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Muslich, Bisnis syariah dalam perspektif Mu’amalah dan Manajemen,
Yogyakarta: UPPSTIM YKPN
Nuraini Rahmawati Eka, 2015, Akad Jual Beli Dalam Perspektif Fikih dan
Praktiknya di Pasar Modal Indonesia, Jurnal Al-‘Adalah, Vol.XII, No.4,
Perpres RI No.112 tahun 2017 Tentang Peraturan UMKM,
http://www.Hukumonline.com/Pusatdata/Downloadfile
Philip Kolter, 2002 Manajemen Pemasaran, Indonesia: PT Macanan Jaya
Cemerlang
Pricillia Mellisa, mengkaji pentingnya etika dalam praktik bisnis pada pasar ritel
modern, https://www.google.com/url? Jurnal Management Department,
School of Business Management, BINUS University Jln. K.H. Syahdan
No.9, Palmerah, Jakarta Barat 1148
Qhardawi Yusuf,1997, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Terjemah Zaenal Arifin
(et.al), Jakarta: Gema Insani Press
Rahmawati, 2011 “Dinamika Akad Dalam Ekonomi Syariah”, Jurnal Al-Iqtishad:
Vol. III, No. 1, hlm. 19-34,.
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/iqtishad/article/viewFile/2494/1897
Rahmawati, 2013, Akad Jual Beli Dalam Perspektif Fikih dan Praktiknya di Pasar
Modal Indonesia, http://www.e-jurnal.com/2013/11/membangun budaya-
organisasi-unggul.html, Volume 10, Nomor 1
Rahmawati, 2014, Dinamika Akad Dalam Ekonomi Syariah
https://www.google.com/url? Jurnal Tashwir Vol. 2 No. 3, Januari – Juni
2014,
Ramadhan Sri, 2016, Pengaruh Harga Psikologis Terhadap Etika Bisnis, Jurnal
Maqdis (Jurnal Kajian Ekonomi Islam)-Volume 1, No.1
Rusham, 2016, Analisis dampak pertumbuhan pasar moderen terhadap eksistensi
pasar tradisional di kabupaten bekasi, Jurnal Ilmiah Ekonomi Manajemen
dan Kewirausahaan “OPTIMAL” Vol.10, No. 2
Rusham,2015, Implementasi etika bisnis islam pada pedagang di bazar Madinah
depok,https://www.google.com/url?-implementasi-etika-bisnis islam-pada
ped.pdf&usg=AOvVaw3Lmv_UgHEyAHKvvOVCRp-Z Jurnal Ekonomi
Bisnis No. 1Vol. IV,
S Harahap Sofyan,2011 Etika Bisnis dalam Perspektif Islam,Jakarta: Salemba
Empat
Sahroni Abduloh, 2012, Implementasi strategi pemasaran Rasulullah dalam
konteks Kontemporer(analisis di swalayan pamella yogyakarta dan la
Tansa gontor ponorogo)
Fmedia.neliti.com%2Fmedia%2Fpublications%2F126361-ID-
impelemtasi-strategi-pemasaran-rasululla.pdf&usg Hal. 170-187 ISSN:
1412-3126 Vol.9, No.2
168
Sahroni Abduloh, 2015, Implementasi strategi pemasaran Rasulullah dalam
konteks Kontemporer (analisis di swalayan pamella yogyakarta dan la
Tansa gontor ponorogo), Jurnal Millah Vol.XV,No.1
Suhendi Hendi, 2010 Fiqh Muamalah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Suripto Tegus, 2012, Manajemen Sdm Dalam Prespektif Ekonomi Islam :
Tinjauan Manajemen Sdm Dalam Industri Bisnis, Jurnal Ekonomi Syariah
Indonesia, Volume Ii, No.2
Suryabrata Sumadi, 1998, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,
Suryabrata Sumadi, 1998, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Swasta dan Irawan Buyu, 2002, Manajemen Pemasaran Modern,Yogyakarta:
Delta Khairunnisa
Tamadudin, 2014, Jurnal Hukum Islam (JHI) Volume 12, Nomor 2
Tamamudin, 2014, Merefleksikan Teori Pemasaran Ke Dalam Praktik Pemasaran
Syariah, Jurnal Hukum Islam (JHI) Volume 12, Nomor 2,
Tamamudin, merefleksikan teori pemasaran Ke dalam praktik pemasaran syariah,
https://www.google.com/url?sa-merefleksikan-teori-pemasaran-ke-dalam-
p.pdf&usg=AOvVaw1l7f7QGIFh6e6gdcQuEkkD Jurnal Aplikasi
Manajemen Vol. 10, No. 2
Tjiptono Fandi, 1997, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi
Utami, Christina Whidya, 2010, Manajemen Ritel, Strategi dan Implementasi
Operasional Bisnis Ritel Modern Di Indonsia ,Jakarta:Salemba Empat
Veithzal Rivai dan Andi Buchari, 2009, Islamic Economics: Ekonomi Syariah B
kan OPSI. Tetapi SOLUSI!, Jakarta: Bumi Aksara
Whidya Utami Christina, 2010, Manajemen Ritel, Strategi dan Implementasi
Operasional Bisnis Ritel Modern Di Indonsia , Jakarta: Salemba Empat
Wibowo Agung Santosa Eri, Ekonomi Islam Dalam Konteks Ke Indonesiaan (
Perspektif Jalan Ketiga) Jurnal Unimus
Widyarini, 2010, Evaluasi Pemasaran Pada Mini Market Syari‟ah (Tinjauan
Perspektif Hukum Islam pada Minimarket Syar‟e Mart),
http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/azzarqa/article/view/1464, Jurnal
Ekonomi Islam La-RibaVolume IV,No.1
Yuliawan Agus, http://www.neraca.co.id/article/94249/peluang-bisnis-ritel-
syariah,
Zamroni dan Whibur Rohman, 2013, Pengaruh marketing mix dan syariah
Compliance terhadap keputusan Nasabah memilih bank umum syariah ,
https://www.google.com/url, JURNAL STUDI Manajemen & Organisasi
Volume 10, Nomor 1, Januari.
i
Lampiran I: Hasil Wawancara
HASIL WAWANCARA
DENGAN PIHAK PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA. TBK
Untuk Tugas Akhir dengan Judul Tesis
“Strategi Pemasaran Bisnis Ritel Modern Dalam Persepektif Ekonomi Syariah"
1. Bagaimana Strategi Pemasaran (Marketing) pada bisnis ritel modern di Alfamart Cabang
Klaten?
2. Bagaimana Strategi Pemasaran (Marketing ) pada bisnis ritel modern di Alfamart Cabang
Klaten ditinjau dari persepektif Ekonomi Syariah?
Hari/ Tanggal : Senin / 03 September 2018
Durasi Wawancara : -/+ 60 menit
Lokasi Wawancara : Kantor Alfamart Cabang Klaten
Nama Narasumber : Dede J Wardanan
Jabatan : Deputi Branch Manager Alfamart Cabang Klaten
Branch Manajer atau Kepala Cabang Alfamart Cabang Klaten.
1. Apa visi, misi, tujuan dan sejarah berdirinya PT. Sumber Alfaria Trijaya.Tbk?
“Visi dari Alfamart itu Menjadi jaringan distribusi retail terkemuka yang
dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha
kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing
secara global. Kalau Misi nya ada empat: Memberikan kepuasan kepada
pelanggan / konsumen dengan berfokus pada produk dan pelayanan yang
berkualitas unggul, Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang
dilakukan dan selalu menegakkan tingkah laku / etika bisnis yang tertinggi, Ikut
berpartisipasi dalam membangun negara dengan menumbuh-kembangkan jiwa
wiraswasta dan kemitraan usaha, Membangun organisasi global yang
terpercaya, tersehat dan terus bertumbuh dan bermanfaat bagi pelanggan ,
pemasok, karyawan, pemegang saham dan masyarakat pada umumnya”
ii
“Kalau sejarahnya alfamart awalnya sih dari idenya pak joko yang sekarang
jadi owner nya alfamart, trus jadi agen rokoknya sampoerna, setelah itu diajak
sama putra sampoerna untuk bikin supermarket. Dulu namanya bukan alfamart
tapi toko gudang kerabat, nama alfamart setelah tahun 2000. Kalau detailnya ada
di situs resminya alfamart, bisa dicek atau nanti ”
2. Seperti yang kita ketahui ahir-ahir ini, pertumbuhan perusahaan ritel mengalami penurunan
drastis, bahkan ada beberapa perusahaan yang gulung tikar.ApakahPT. Sumber Alfaria
Trijaya.Tbk mengalami hal yang sama yang dialami perusahaan ritel lainnya?
“Kalau ditanya mengalami hal gejolak atau tidak seperti itu, pasti semua
perusahaan mengalaminya, apalagi alfamart yang bisnis rutel minimarket yang
sudah besar, tapi usaha dari manajemen untuk tetap eksis dengan inovasi-
inovasi terus dilakukan. Dan alhamdulillah sampai saat ini saya masih di
alfamart, bebartikan alfamart masih bisa bertahan...”
3. Bagaimana Strategi PT. Sumber Alfaria Trijaya.Tbk dalam meng-heandle pemasaran yang
multikompleks seperti sekarang?
“ kalau strategi, kita banyak tim yang terlibat dari yang di back office sampai yang
ditoko, tapi sebenarnya klo strategi kita lebih pada inovasi produk dan pelayanan, karena
ini yang membedakan alfamart selamana ini. Untuk strategi yang detail kita tidak bisa
sampaikan kerna jadi menjadi konsumi internal saja”
4. Bagaimana system rekrutment Operasional toko di PT. Sumber Alfaria Trijaya.Tbk?
“ reckrtuitmen kita langsung ada departemen recruitment tidak pakae orsos
atau pihak ketiga, jadi ada standar tersendiri dari kita”
5. Terkait dengan segmentation:
a. Apakah ada kekhususan dalam pemilihan konsumen dilihat dari segmentasi geografis?
“klo dari sisi geografis, biasanya kita lihat dari luas wilayah dulu baru di
detailkan. Tapi patokkannya pada pembagian jenis wilayah kayak perkotaan
atau pedesaan, terus sarana fasilitas umum yang ada juga penting kita slalu
pertimbangkan”
b. Apakah ada kekhususan dalam pemilihan konsumen secara umur,jenis kelamin dll
(Demographic Segmentation) di alfamart berkaitan dengan segmentasi pasar?
“kita biasanya mendetailkannya lewat jumlah KK, terus dilihat umur sampai
tingkat pendidikan, usia dll, karena ini jadi standar kita mau menjual produk
apa di daerah itu”
iii
c. Apakah segmentasi yang dilakukan sudah sesuai dengan unsur-unsur kemanusiaan?
“ini jelaslah, karena kita kan penginnya diterima masyarakat, jadi ndak
mungkin melupakan unsur kemanusiaan, justru malah biasanya kita
melibatkan warga sekitar atau minimal ngobrol dengan mereka, biar pas
apa yang kita targetkan”
d. Apakah sasaran pasar yang dibidik sudah tepat sesuai kebutuhan konsumen
(Psychographic Segmentation)?
“klo ngomongin sudah tepat atau belum, kita melihat dari hasilnya yang
didapat, klo belum ya kita evaluasi ulang. Ini menjadi tugas tim location
untuk menganalisa area coverage, sebenarnya konsumen perlunya barang
apa aja. Dan juga tim MD dan Marketing dengan analisa hasil penjualan
produknya sesuai target atau belum, produk mau diganti atau dilanjutkan”
e. Apakah ada kendala dari segmentasi pasar ini?
“ kendala pasti ada, tapi kita selalu berusaha bagaimana menjadikan
kendala itu jadi pontensi buat kita”
6. Terkait dengan Targeting:
a. Pasar yang bagaimana yang menjadi target Alfamart (dari segi ukuran pasar,
pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan)?
“target pasar kita daerah-daerah yang sedang berkembang, sudah bisa
menerima modernitas ritel, dan melihat dari kompetitor-kompetitor yang
ada. Karena kita ndak mau klo persaingan itu tidak sehat, apa lagi dengan
ritel-ritel lokal, karena kita penginnya berkembang bersama dengan mereka,
karena kita juga harus menjaga eksitensi mereka, kita ada pelatihan-
pelatihan buat mereka juga”
b. Apakah target perusahaan sudah realistis sesuai dengan sumber daya yang dimiliki
perusahaan?
“ belumlah, masih banyak sebenarnya yang perlu di kembangkan dan di
targetkan dari kita”
c. Menurut Bapak, apakah market size (segmen pasar) yang dipilih sudah memberikan
keuntungan untuk perusahaan?
“ibu –ibu rumah tangga yang jd market size kita, tapi kita juga melihat posisi
toko kita dimana, klo deket kampus ya beda target nya”
d. Apa saja yang menjadi keunggulan yang dimiliki perusahaan untuk menghadapi
perusahaan ritel lainya?
iv
“ yang pasti keunggulan produk dan pelayanan, karena ini komitmen kita pada
konsumen”
7. Terkait dengan positioning:
a. Menurut bapak, hal apa yang dilakukan oleh perusahaan agar selalu diingat dan
melekat dihati konsumen?
“menjaga image peruahaan di mata konsumen itu susah susah mudah, tapi
sebenarnya kita harus mengimplementasikan “ belanja puas, harga pas” ini
loh di mata konsumen. Jadi misalnya klo nanya ke ibu-ibu, apa yang bikin
tertarik kel alfamart, pasti rata-rata jawabannya kerna minyaknya murah
lah, lebih deket rmh lah. Lah image-image ini yang kita selalu tanamkan
pada konsumen”
b. Terkait dengan positioning perusahaan, apakah sudah dilakukan dengan kejujuran (
tidak menipu konsumen)?
“pasti, karena salah satu modal kita untuk meraih hati konsumen adalah
keujuran, bahkan kita punya kontak keluhan pelanggan 24 jam, karenakan
tidak semua tim kita ditoko baik, jd kita juga permu masukan dr konsumen”
c. Bagaiman acara membangun kepercayaan konsumen terhadap perusahaan?
“caranya ya kita selalu berusaha memberikan service yang terbaik pada
konsumen”
8. Terkait dengan differensiation:
a. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam memberikan penawaran terhadap konsumen
dalam hal kebaruan produk?
“klo produk baru biasanya kita lakukan uji coba produk untuk di tawarkan
pada konsumen di beberapa toko terlebih dahulu, klo berhasil baru kita ke
semua toko. Klo kita banyak berhasilnya dr pada gagalnya klo dalam
penawaran produk baru”
b. Apakah proses penawaran produk kepada konsumen sudah dilakukan dengan benar?
Tidak merugikan konsumen?
“kayaknya sih insya Allah ndak merugikan konsumen, malah
menguntungkan. Karena kita juga dalam menawarkan produk kan juga
tujuannya biar produk kita dikenal konsumen, masa iya kita menawakan ke
konsumen, konsumen suruh rugi, ndak lah”
c. Apa yang membedakan antara alfamart dengan Perusahaan ritel lain, terkait dengan
teknologi, sumberdaya, danfasilitas?
v
“ kita selalu inivasi dalam pelayanan, tenologi dan fasilitas penunjang
lainnya, misalkan nih sekarang kita lg merubah scanner kita ke 3D, jaringan
telepon kita mau rubah ke telokmsel yang lebih bagus, training juga kita
giatkan untuk para karyawan”
9. Terkait dengan Marketing Mix:
a. Apakah prodak yang dijual di toko-toko alfamart memiliki label halal dan higyenis
(Quality Produk)?
“pasti berlabel hahal, hahal kan skrg jd bagian dr kualitas produk, kecuali
bebrapa makanan kucing klo ndak salah, kita bahkan pernah menarik
produk dr toko krn kesalahan produsen tdk mencantumkan label halal MUI”
b. Menurut bapak, produk dan biaya yang ditawarkan oleh perusahan sudah sesuai dengan
nilai keadilan dan kejujuran (product and price)?
“menurut saya sih sudah, kan saya penjual...hee...kareana “ harga bawa
kualitas”, tapi kalo ada yang bilang harga di alfamart lebih mahal dari pada
warung kelontong itu iya, karena bukan kita tidak bisa menjual dengan
harga yang sama tapi lebih pada komitmen kita untuk menjaga dari
persaingan tidak sehat, makanya kita lebih mengandalkan pada pelayanan
dan fasilitas penunjangnya”
c. Apakah Prodak yang dijual sudah bisa bersaing (Competitive) serta terjaga ketersediaan
prodaknya (Availability)?
“produk bisa bersaing itu harus, kan salah satu kelebihan kita disini, produk
bersaing, klo ketersediaan produk ini yang selalu kita usahakan, kan kita
tidak produksi, jd ini terkait juga dengan suplier jg, tp selama ini sih bisa
menjaga itu”
d. Bagaimana proses penentuan harga di alfamart? Apakah harga yang di terapkan sudah
kompetitif dan terjangkau masyarakat?
“kita ada dua harga, harga normal dan harga reguler, penentuan harga oleh
tim MD yang menganalisa”
e. Bagaimana strategi promosi alfamart dilihat dari segi Advertensi, Personal selling,
Promosi penjualan (sales promotion), dan publisitas (publicity)? dan apakah sudah
dapat menarik konsumen?
“klo menarik ya sudah, tapi kita selalu inovasi di kontennya”
f. Apakah strategi promosi yang dilakukan oleh alfamart tidak mengandung unsur
penipuan?
vi
“tidak ada unsur penipuan, Cuma kadang-kadang konsumen perlu di
jelaskan dengan mekanisme itu”
g. Terkait (place) lokasi toko alfamart apakah sudah memberikan kemudahan mencapai
lokasi (Accesible), keamanan dan kenyamanan tempat (Safe & Secure), serta
menyenangkan (Comfortable) bagi konsumen?
“secara umum sudah, tapi ada sih beberapa toko yang kurang baik dr sisi
lokasi. Ini tim location yang harus bekerja ekstra”
h. Bagaimana lokasi (place) alfamart dilihat dari luas populasi dan distribusi dari trading
areas, tingkat pendatapan, stabilitas ekonomi, dan persaingan?
”lokasi toko kita selalu melihat potensi yang ada, terus juga
mempertimbangkan jarang dengan pasar tradisional, atau ritel modern
lainnya, karean permasalahn persaingan. Klo dengan pasar tradisional pasti
kita tidak ada yg berdekatan, tp klo dengan ritel modern mungkinmasih ada
yang berdekatan, tp biasanya target konsumennya berbeda yang kita bidik.
Klo memang sudah ndak bisa, kita akan cari lokasi baru yang masih polos dr
persaingan”
i. Bagaimana people yang menjaga gerai toko alfamart? Sudah memberikan kepuasan
kepada konsumen? Berkaitan dengan etika dan estetikanya?
“ini yang jadi PR kita dari manajemen, untuk selalu menjaga kualitas
karyawan, apa lg dengan mayoritas karyawan kita yang baru lulus SMA,
karakternya jauh berbeda dengan zaman saya. Tapi kita dibantu tim
Training untuk selalu melakukan pelatihan-pelatiha buat karyawan”
j. Bagaimana tingkat pengetahuan karyawan ( knowledgeble), sikap tanggap dan suka
menolong ( Helpful), serta keramahan terhadap konsumen ( Friendly?
“peningkatan pengetahuan karyawan kita lewat tim training, sikap tanggap,
suka menolong, ramah ini menjadi keharusan bagi semua karyawan kita”
k. Bagaimana dengan program struk belanja sebagai bukti transaksi, sudahkah
memberikan kejelasan kepada konsumen?
“sudah, karena struk yang kita buat sedetail mungkin, sehingga konsumen
pasti paham”
10. Terkait dengan selling:
a. Apa yang dilakukan perusahaan agar produk perusahaan dipercaya konsumen dan
mampu memberikan manfaat?
vii
“kita ada banyak program loyality konsumen, ada kartu member, ada nih
skrg penukaran stamp royal VKB dll, jelasnya ada di tim marketing”
b. Bagaiman acara mempertahankan hubungan jangka panjang dengan konsumen?(
promo bundling, penawaran lebih, pemberian harga promo dan hadiah ( loyality
coutomere) serta Deal of the Day atau Penawaran Terbatas).
“caranya ya, klo kita punya program yang harus bisa mebuat konsumen
terkenang dengan kita, dari program loyality misalnya, ya kita serius bahwa
program itu bagus buat konsumen,tidak mengecewaka intinya”
11. Terkait dengan Brand:
a. Apakah brand perusahaan sudah banyak masyarakat yang mengenal?
“ saya yakin sudah, siapa sih yang ndak kenal alfamart”
b. Berkaitan dengan logo dan atribut Alfamart, apa implementasi prinsip-prinsip ritel
yang telah dilakukan oleh perusahaan?
“logo itu kan punya arti buat kita karywan dan buat konsumen, klo buat kita karyawan
ya lebih pada kekuatan-kekuatan potensi interal, klo buat konsumen ya mudah di
kenal. Ada sih maksud dan tujuannya, nanti coba tanya ke tim training yang lebih
paham”
12. Terkait dengan service:
a. Sejauh mana perusahaan memberikan service terhadap konsumen?
“selama kita mampu memebrikan yang terbaik buat konsumen, ya kita akan
upayakan”
b. Adakah program khusus pembekalan terhadap calon karyawan berkaitan dengan
service kepada konsumen?
“ kita ada banyak kelas training, dari mulai kelas basic bagi karyawan baru,
sampai kelas-kelas pengembangan bagi karyawan lama”
c. Adakah aturan terkait etika karyawan terhadap konsumen?
“ ada, kita punya code of condact karyawan”
d. Adakah tempat atau kontak layanan pengaduan konsumen, jika ada konsumen yang
kurang puas dengan pelayanan perusahaan?
“ kita ada nomer keluhan pelanggan, ada sosial medianya juga”
13. Terkait dengan process:
a. Apakah karyawan sudah memberikan kualitas (quality) pelayanan yang baik untuk para
konsumen, secara efektif dan efisien?
viii
“klo ditanya sudah atau belum, saya jawab belum bisa 100% , karena kita
masih mendapatkan komplain konsumen masalah pelayanan, tapi kita selalu
berusaha untuk memberpaikinya”
b. Apakah prosses transaksi sudah dilakukan dengan kejujuran?
“ini sama seperti kualitas pelayan kita, pada dasarnya kita harus jujur itu
yang kita haruskan pada semua karyawan, tp kadang tim kita di toko ada
oknum atau sebagian kecil yang bermasalah, dan kita selalu bertindak tegas
klo masalah kejujuran ini”
c. Bagaimana dengan kecepatan proses transaksi ( Quick) dan kemudahan dalam proses
transaki ( Easy) yang dilakukan oleh alfamart?
“kita sudah cepat prosesnya, sudah mudah transaksinya, krn kita selalu
melakukan inovasi-inovasi dalam sistem kita”
d. Apakah Alfamart berkerjasama dengan lembaga atau instansi tertentu untuk
menciptakan pelayan yang terbaik untuk para konsumen?
“sama suplier kita pasti kerjasama, sama lembaga lembaga sosila juga kita
kerjasama, banyak yang kita lakukan dengan mereka”
e. Menurut bapak, apakah bawahan bapak sudah berkerja dengan professional, sebelum
ada tindakan dari bapak?
“sudah, tapi harus selalu di pantau mereka, kita harus memastikan itu
pekrjaan dilakukan dengan benar”
ix
HASIL WAWANCARA
DENGAN PIHAK PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA. TBK
Hari/ Tanggal : Senin / 03 September 2018
Durasi Wawancara : -/+ 30 menit
Lokasi Wawancara : Kantor alfamart cabang Klaten
Nama Narasumber : Aan Andriyanto
Jabatan : Area Manager
1. Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai manager operasioanl alfamart?
“sudah lama mas, saya dari tim toko, ya sekitar 4 tahunan”
2. Selama bapak menjabat sebagai manager operasional apa saja yang menjadi kendala bapak
dalam melaksanakan tugas?
“kendalanya banyak mas, tapi lebih pada masalah personel karyawan, karena
karyawan kita kan anak-anak zaman now semua rata-rata, beda dengan
generasi zaman saya”
3. Terkait dengan segmentation:
a. Apakah ada kekhususan dalam pemilihan konsumen, pasar yang seperti apa yang
dibidik? dilihat dari segmentasi geografis?
“pada umumnya konsumen alfamart adalah ibu rumah tangga (IRT), anak-
anak muda (pelajar dan mahasiswa) serta traveling (orang-orang dalam
perjalanan). Tergeting ini dipilih karena ukuran pasar ( cakupan yang luas)
serta pertumbuhannya yang semakin besar”
b. Apakah ada kendala dari segmentasi pasar ini?
“kendalanya dalam pemenuhan produk yang jadi harapan mereka,
misalanya ibu-ibu daerah A berbeda harapan produk dengan daerah B”
4. Terkait dengan Targeting:
a. Pasar yang bagaimana yang menjadi target Alfamart (dari segi ukuran pasar,
pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan)?
“kalu di operasional, target kita pasti daerah yang sedang berkembang,
tingkat konsumtif masyarkat tinggi, dan tentunya masih mudah melihat
persaingannya”
x
b. Menurut Bapak, apakah market size (segmen pasar) yang dipilih sudah memberikan
keuntungan untuk perusahaan?
“Jelas memeberikan keuntungan, tapi ada juga yang market size hasil
analisa tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan, sehingga kita sering
memilah-milah lagi itu”
c. Apa saja yang menjadi keunggulan yang dimiliki perusahaan untuk menghadapi
perusahaan ritel lainya?
“Keunggulannya kita sudah dikenal masyarkat, karyawan kita rata-rata
daerah sekitar toko jadi lebih familiar dengan konsumen, produk-produk kita
pasti berkualitas, pelayanan yang kita berikan diusakan yang terbaik buat
konsuemen”
5. Terkait dengan positioning:
a. Menurut bapak, hal apa yang dilakukan oleh perusahaan agar selalu diingat dan
melekat dihati konsumen?
“program-program loyality konsumen, promosi yang menarik, image
pelayanan yang memuaskan yang bikin konsumen balik kembali”
b. Terkait dengan positioning perusahaan, apakah sudah dilakukan dengan kejujuran (
tidak menipu konsumen)?
“sudah, karena sekali saja kita membuat kekecewaan pada konsumen, pasti
semua konsumen akan meninggalkan kita. Dan kita di tim area selalu
menekankan pada personil toko untuk selalu bertindak jujur, sopan, ramah
pada konsumen”
c. Bagaiman acara membangun kepercayaan konsumen terhadap perusahaan?
“Caranya ya kita, melayani dengan profesional, berintegritas, melakukan
yang terbaik buat kepuasan konsumen”
6. Terkait dengan differensiation:
a. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam memberikan penawaran terhadap konsumen
dalam hal kebaruan produk?
“Kita selalu promosikan atau sampaikan pada konsumen, kita jadikan
standar percakapan pelayanan, sehingga semua konsumen tahu itu”
b. Apakah proses penawaran produk kepada konsumen sudah dilakukan dengan benar?
Tidak merugikan konsumen?
“iya, kita lakukan sesuai juklak yang ada, dan semua karyawan toko harus
paham dengan mekanisme itu”
xi
c. Apa yang membedakan antara alfamart dengan Perusahaan ritel lain, terkait dengan
teknologi, sumberdaya, danfasilitas?
“teknologi kita selalu yang terbaru dalam modelnya, fasilitas penunjang
rutin kita berbaharui dan ditambah, untuk karyawan selalu kita breafing
tentang kompetensi mereka”
7. Terkait dengan Marketing Mix:
a. Apakah prodak yang dijual di toko-toko alfamart memiliki label halal dan higyenis
(Quality Produk)?
“ada semua, karena kita mentaati aturan yang ada”
b. Menurut bapak, produk dan biaya yang ditawarkan oleh perusahan sudah sesuai dengan
nilai keadilan dan kejujuran (product and price)?
“sudah, karena penentuan harga juga melihat dari index pendapatan dan
daerah toko berada, jadi hitungannya dengan harga yang ada konsumen
bisa beli”
c. Apakah Prodak yang dijual sudah bisa bersaing (Competitive) serta terjaga ketersediaan
prodaknya (Availability)?
“kita toko yang paling lengkap produknya hampir 4000 produk yang kita
jual, dan stocknya pasti ada semua, kecuali saat produk promo mungkin
stocknya cepet habis”
d. Bagaimana strategi promosi alfamart dilihat dari segi Advertensi, Personal selling,
Promosi penjualan (sales promotion), dan publisitas (publicity)? dan apakah sudah
dapat menarik konsumen?
“sudah menarik konsumen, bahkan beberapa kali klo promosi itu lewat media
sosila, konsumen lebih tahu duluan dari pada tim kita di toko”
e. Apakah strategi promosi yang dilakukan oleh alfamart tidak mengandung unsur
penipuan?
“gak ada unsur penipuanlah, kan promosi itu buat menaik konsumen, klo
menipu ya konsumen tidak tertarik lg”
f. Terkait (place) lokasi toko alfamart apakah sudah memberikan kemudahan mencapai
lokasi (Accesible), keamanan dan kenyamanan tempat (Safe & Secure), serta
menyenangkan (Comfortable) bagi konsumen?
“sudah, tapi ada toko-toko di area saya yang masih sulit di jangkau, masalah
parkiran yang kecil karena toko-toko yang sudah lama, pake strategi lama
dulu, fasilitas AC ada yang mati, tapi kita selalu respon cepat, masalah
xii
kayak ini, klo ke amanan kita kerjasama dengan kemanan kampung, babinsa
dan pihak terkait”
g. Bagaimana people yang menjaga gerai toko alfamart? Sudah memberikan kepuasan
kepada konsumen? Berkaitan dengan etika dan estetikanya?
“klo 100% belum, karena kita melayani banyak konsumen, dengan karakter
beda-beda, tapi kita berusaha semaksimal mungkin, jadi klo selama ini di
area saya sangat minim terjadi komplain, karean standarnya kepuasan
konsumen kan dari komplain itu”
h. Bagaimana tingkat pengetahuan karyawan ( knowledgeble), sikap tanggap dan suka
menolong ( Helpful), serta keramahan terhadap konsumen ( Friendly?
“semua karyawan toko kita wajib paham dengan semua yang ada di toko,
kita ikutkan training di cabang juga, klo maslah raham,sopan kita bangun
lewat budaya dan pelatihan. Kita juga ada aturan service konsumen yang
harus karyawan lakukan”
i. Bagaimana dengan program struk belanja sebagai bukti transaksi, sudahkah
memberikan kejelasan kepada konsumen?
“sudah sangat jelas mas, karena kita detail isi struknya”
8. Terkait dengan selling:
a. Apa yang dilakukan perusahaan agar produk perusahaan dipercaya konsumen dan
mampu memberikan manfaat?
“kita jalankan program loyality konsumen, kita menjual produk juga sesuai
dengan kebutuhan daerah masing-masing, jadi bermanfaat buat konsumen”
b. Bagaiman acara mempertahankan hubungan jangka panjang dengan konsumen?(
promo bundling, penawaran lebih, pemberian harga promo dan hadiah ( loyality
coutomere) serta Deal of the Day atau Penawaran Terbatas).
“kita banyak produk-produk yang promo, kita ada promo PDM,JSM, harga
paket dan promo-promo yang di suport langsung dari suplier. Jadi klo ada
konsumen loyal, pasti akan nanya promonya sekarang apa, dan tim toko kita
akan menyampaikan itu, bahkan promo ini kita sampaikan menjadi standar
penawaran dan pelayanan di toko”
9. Terkait dengan Brand:
Apakah brand perusahaan sudah banyak masyarakat yang mengenal?
“semua sudah kenal dengan nama alfamart, yang sulit kita mejaga kepercayaan
konsumen klo masalah nama alfamart”
xiii
10. Terkait dengan service:
a. Sejauh mana perusahaan memberikan service terhadap konsumen?
“kita di tim toko, selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam pelayanan
kepada konsumen, karena bagi kami tim toko, konsumen itu raja”
b. Adakah program khusus pembekalan terhadap calon karyawan berkaitan dengan
service kepada konsumen?
“kita ada training dan pelatihan sesaui posisi tim kita di toko yang dilakukan
oleh training cabang, kita juga rutin meeting tiap area memberikan
informasi-informasi terbaru dari perusahaan”
c. Adakah aturan terkait etika karyawan terhadap konsumen?
“ada, kita ada code of condact yang harus dilakukan oleh tim toko”
d. Adakah tempat atau kontak layanan pengaduan konsumen, jika ada konsumen yang
kurang puas dengan pelayanan perusahaan?
“ada, ada nomer telepon keluhan pelanggan ada juga di jaringan sosila
media yang alfamart miliki”
11. Terkait dengan process:
a. Apakah karyawan sudah memberikan kualitas (quality) pelayanan yang baik untuk para
konsumen, secara efektif dan efisien kecepatan proses transaksi ( Quick) dan
kemudahan dalam proses transaki ( Easy) yang dilakukan?
“iya, kita punya standar pelayan 3 menit satu konsumen itu maksimal
dengan minimal belanja Rp.50.000,-“
b. Apakah prosses transaksi sudah dilakukan dengan kejujuran?
“sudah, kita sesuai aturan dan standar yang manajmen buat, tapi tidak
menutup mata, juga ada okum-oknum karyawan kita yang berulah, klo ada
kita langsung lakukan tindkan SP sampai di keluarkan”
c. Menurut bapak, apakah bawahan bapak sudah berkerja dengan professional, sebelum
ada tindakan dari bapak?
“Belum semuanya, kita selalu melakukan pengawasan dan pendampingan
juga pada mereka”
xiv
INTERVIEW GUIDE
BAGI PIHAK PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA. TBK
Hari/ Tanggal : Senin / 03 September 2018
Durasi Wawancara : -/+ 30 menit
Lokasi Wawancara : Kantor alfamart cabang Klaten
Nama Narasumber : Agus Suhadi
Jabatan : Merchaindising Manager
Manager Operasional PT. Sumber Alfaria Trijaya.Tbk Cabang Klaten.
1. Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai manager Merchaindising alfamart?
“ ya sekitar 5 tahunan”
2. Selama bapak menjabat sebagai manager operasional apa saja yang menjadi kendala
bapak dalam melaksanakan tugas?
“karena kita hubungannya dengan produk yang dijual alfamart, kita banyak
permasalahan dengan produsen, suplier dan analisa produk juga harg”
3. Terkait dengan differensiation:
Bagai mana proses dari differensiasi produk di alfamart?
“Strategi differentiation yang kita lakukan ada dua, pertama terhadap produk
lama dan yang kedua terhadap new-item produk. Pertama kita dilakukan
dengan mengevaluasi hasil penjualan selama tiga bulan kebelakang, jika hasil
penjualannya kurang baik ( tidak mencapai angka target), maka strategi
fifferentiation akan dilakukan. Terhadap produk lama biasanya yang kita
lakukan dengan mengganti kemasan produk agar lebih menarik,
meningkatkan kualitas produk atau merubah harga jual yang lebih
kompetitif. Dan jika langkah strategi differentiation tersebut tidak berhasil,
maka kita akan mengganti produk lama dengan produk baru (new-item)
dengan produsen yang berbeda”
4. Terkait dengan Marketing Mix:
xv
a. Apakah prodak yang dijual di toko-toko alfamart memiliki label halal dan higyenis
(Quality Produk), bisa bersaing (Competitive) serta terjaga ketersediaan prodaknya
(Availability)?
“Untuk produk yang dijual, kita sangat selektif dalam
kualitas,produsennya harus sudah memiliki izin lengkap. Kita periksa
produknya dari pemeriksaan perusahaan pemproduksi ( produsen),
selanjutnya Distribution Center nya kita miliki dan terahir pemeriksaan
oleh tim opersional di toko juga akan memriksa. Produk-produk yang kita
dijual harus memiliki serifikat halal dari badan POM MUI dan izin
KEMENKES RI. Kita menjual produk kurang lebih empat ribu lima ratus
item produk yang kualitasnya terjamin. Model permintaan kita pakai
sistem online, jadi ketersediaan stocknya terjaga”
b. Bagaimana proses penentuan harga di alfamart? Apakah harga yang di terapkan
sudah kompetitif dan terjangkau masyarakat?
“Pada garis besarnya kita ada dua harga, harga normal(reguler) dan
harga promosi. Penentuan harga normal ini kita melihat dari biaya yang
muncul trerus kita lihat indeks price keberadaan tokonya, jadi
kemungkinan harga tiap toko beda-beda dalam satu produknya.
Penentuan harga produk baru, produk lama dan paket produk juga
berbeda-beda, kita lihat margin keuntungan yang akan kita ambil , misal
produk baru kita tidak akan langsung ambil margin untung, karena harus
mempromosikannya dulu”
xvi
WAWANCARA
DENGAN PIHAK PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA. TBK
Hari/ Tanggal : Senin / 03 September 2018
Durasi Wawancara : -/+ 30 menit
Lokasi Wawancara : kantor alfamart cabang Klaten
Nama Narasumber : M. Haris
Jabatan : Koordinator Marketing
1. Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai koordinator Marketing alfamart?
“sekitar 3 tahunan”
2. Selama bapak menjabat sebagai koordinator marketing apa saja yang menjadi kendala
bapak dalam melaksanakan tugas?
“kendalanya ada, tapi tidak banyak, karena marketing dikita tidak seperti
marketing umumnya, kita di backoffice, jadi lebih banyak membuat program
dan mekanisme promosi serta desainnya ”
3. Terkait dengan segmentation:
a. Apakah ada kekhususan dalam pemilihan konsumen, pasar yang seperti apa yang
dibidik? dilihat dari segmentasi geografis?
“pada umumnya konsumen alfamart adalah ibu rumah tangga (IRT), anak-
anak muda (pelajar dan mahasiswa) serta traveling (orang-orang dalam
perjalanan). Tergeting ini dipilih karena ukuran pasar ( cakupan yang luas)
serta pertumbuhannya yang semakin besar”
b. Apakah ada kendala dari segmentasi pasar ini?
“kendalanya dalam pemenuhan produk yang jadi harapan mereka,
misalanya ibu-ibu daerah A berbeda harapan produk dengan daerah B”
4. Terkait dengan Marketing Mix:
a. Bagaimana strategi promosi alfamart dilihat dari segi Advertensi, Personal selling,
Promosi penjualan (sales promotion), dan publisitas (publicity)? dan apakah sudah
dapat menarik konsumen?
“Promosi yang kita lakukan ada dua, secara internal toko (di dalam area
toko) dan secara eksternal toko (di luar area toko). Klo internal toko berupa
xvii
sarana dan atribut promosi yang kita pasang dalam toko seperti wobler,
spanduk, label price promo, POP,spanduk,Shelf talker dan lain lain. Klo
promosi yang dilakukan secara eksternal toko yakni penyebaran leaflet
promosi dwi mingguan, iklan, media cetak berupa brosur dan koran serta
media internet baik sosial media maupun website resmi perusahaan. Dalam
event-event tertentu yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta
alfamart melakukan promosi penjualan (sales promotion) yang bertujuan
sekdedar mengenalkan produk atau profil perusahaan kepada masyarkat”
b. Apakah strategi promosi yang dilakukan oleh alfamart tidak mengandung unsur
penipuan?
“tidak sama sekali, kita jujur sesuai dengan mekanisme yang kita buat, dan
klo bentuk undian kita mengikuti aturan dari kemenso RI”
5. Terkait dengan selling:
Apa yang dilakukan perusahaan agar produk perusahaan dipercaya konsumen dan mampu
memberikan manfaat?
“Kita ada program loyalitas konsumen ( loyality coustomere) dan
penawaran terbatas (deal of the day). Program loyalitas konsumen berupa
adanya kartu member alfamartku ( Aku Ponta reguler, Aku Ponta BRIZI)
dimana pemilik kartu member ponta tersebut akan mendapatkan potongan
harga produk-produk tertentu serta mendapatkan point ponta yang dapat
ditukarkan untuk berbelanja kembali”
“Pemilik Aku ponta BRIZI selain mendapatkan benefit yang sama seperti
aku ponta, pemilik aku ponta BRIZI bisa menjadikannya sebagai kartu
pembayaran belanja, pembayaran tiket tol dengan melakukan top up terlebih
dahulu. Karena kartu Aku ponta BRIZI merupakan kartu electronic money
seperti pada umumnya. Program loyalitas konsumen yang lain yakni penukaran
kartu stamp belanja alfamart yang sekarng sedang berjalan dengan jumlah
tertentu dengan produk khusus seperti royal vkb dll. Kita juga memberikan
penawaran terbatas kepada konsumen di hari-hari tertentu dan jam tertentu,
misalnya promosi di ahir pekan, promosi lewat kode unik yang dikirim lewat
sosial media”
xviii
HASIL WAWANCARA
BAGI PIHAK PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA. TBK
Hari/ Tanggal : Senin / 03 September 2018
Durasi Wawancara : -/+ 30 menit
Lokasi Wawancara : Kantor alfamart cabang Klaten
Nama Narasumber : Tulus Basuki
Jabatan : L & D Koordinator
1. Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai L&D koordinator alfamart?
“sudah lama mas, saya dari tim toko, ya sekitar 3 tahunan”
2. Selama bapak menjabat sebagai manager operasional apa saja yang menjadi kendala bapak
dalam melaksanakan tugas?
“kendala ada, tapi kita selalu optimis bisa, karena kita tim training kan harus
optimis”
3. Terkait dengan segmentation:
a. Apakah ada kekhususan dalam pemilihan konsumen, pasar yang seperti apa yang
dibidik? dilihat dari segmentasi geografis?
“pada umumnya konsumen alfamart adalah ibu rumah tangga (IRT), anak-
anak muda (pelajar dan mahasiswa) serta traveling (orang-orang dalam
perjalanan). Tergeting ini dipilih karena ukuran pasar ( cakupan yang luas)
serta pertumbuhannya yang semakin besar”
b. Apakah ada kendala dari segmentasi pasar ini?
“kendalanya dalam pemenuhan produk yang jadi harapan mereka,
misalanya ibu-ibu daerah A berbeda harapan produk dengan daerah B”
4. Terkait dengan Brand:
a. Apakah makna logo perusahaan?
“Alfamart menggunakan logo dengan desain sitem bendera yang bertuliskan
“Alfamart”. Jenis tulisan Alfamart melambangkan pelayanan yang
profesional didukung kepedulian yang tulus, sedangkan strip merah kuning
di bawahnya melambangkan fondasi yang kuat dan cerdas, sekaligus
dinamis. Sedangkan warna merah berarti semangat dalam melayani
xix
keluarga Indonesia. Warna kuning berarti tulus dan peduli dalam
memberikan pelayanan. Warna biru berarti cerdas dan profesional dalam
bekerja”
b. Kalau atribut perusahaan bagaimana?
“Terkait dengan atribut perusahaan, alfamart memiliki atribut yang berupa
sistem bendera perusahaan dan maskot perusahaan berupa lebah albi. Arti
dari sitem bendera yakni bahwa Alfamart (kami) ingin menancapkan
bendera Alfamart di hati setiap keluarga di seluruh Indonesia, dan
menancapkan bendera Indonesia sampai ke Negara lainnya. Sedangkan
penggunaan lebah albi sebagai maskot dengan arti bahwa lebah merupakan
hewan yang hidup berkelompok, selalu bekerja keras dan bergotong royong
dalam membangun keberlangsungan hidupnya. Melayani termasuk salah-
satu sifat lebah yang menjadi inspirasi prinsip dasar bisnis Alfamart”
xx
HASIL WAWANCARA
BAGI PIHAK PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA. TBK
Hari/ Tanggal : Senin / 03 September 2018
Durasi Wawancara : -/+ 30 menit
Lokasi Wawancara : kantor alfamart cabang Klaten
Nama Narasumber : Siti Septiani Dewi
Jabatan : Learning Service
1. Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai Learning Service alfamart?
“sudah lama mas, saya dari tim toko, ya sekitar 5 tahunan”
2. Selama menjadi Learning Service apa saja yang menjadi kendala dalam melaksanakan
tugas?
“kendalanya banyak, karena saya tugasnya melakukan pelatihan dan couching
masalah pelayan konsumen pada tim toko, masalah besarnya karyawan kita
generasi now yang harus telaten dan sabar untuk mengajarinya”
3. Terkait dengan segmentation:
a. Apakah ada kekhususan dalam pemilihan konsumen, pasar yang seperti apa yang
dibidik? dilihat dari segmentasi geografis?
“pada umumnya konsumen alfamart adalah ibu rumah tangga (IRT), anak-
anak muda (pelajar dan mahasiswa) serta traveling (orang-orang dalam
perjalanan). Tergeting ini dipilih karena ukuran pasar ( cakupan yang luas)
serta pertumbuhannya yang semakin besar”
b. Apakah ada kendala dari segmentasi pasar ini?
“kendalanya dalam pemenuhan produk yang jadi harapan mereka,
misalanya ibu-ibu daerah A berbeda harapan produk dengan daerah B”
4. Terkait dengan service:
a. Sejauh mana perusahaan memberikan service terhadap konsumen?
“klo service kita berusaha memberikan service kepada konsumen secara
totalitas. Kita selalu meningkatkan pengetahuan karyawan (knowlegeble),
kita ajarkan sikap tanggap dan suka menolong (helpful) serat keramahan
kayawan , bersahabat atau respek dengan konsumen dan ringan tangan
xxi
suka membantu konsumen (friendly) serta berpenampilan menarik menjadi
syarat mutlak dalam manajmen sumber daya manusia. Karena hakitat bisnis
ritel itu pelayanan”
b. Adakah program khusus pembekalan terhadap calon karyawan berkaitan dengan
service kepada konsumen?
“Kita secara berkala melakukan pelatihan-pelatihan dan training
kepada semua karyawan. Dari calon karyawan baru sampai karyawan
eksiting yang sudah lama bekerja di alfamart. Pelatihan dan training ini
bahkan menjadi syarat wajib disaat ada karyawan akan naik dari grade
atau jabatan di atasnya. Materi training yang disampaikan dari mulai dari
materi basic bisnis ritel,tentang pelayan, pengetahuan produk dan
leadership bagi calon kepala toko.
Dalam materi service atau pelayan, karyawan diajarkan bagaimana
menjadi karyawan yang ramah dan tanggap kepada konsumen. Sikap
tanggap dan suka menolong juga bisa dilihat disaat ada konsumen
disabilitas kesusahan untuk membuka pintu, dengan sigap karyawan akan
membantu membukakan pintu atau konsumen yang kerepotan membawa
belajaan, karyawan alfamart juga dengan sigap memberikan keranjang
belanja kepada konsumen”
c. Adakah aturan terkait etika karyawan terhadap konsumen?
“ada, Kita juga ajarkan bagaimana berinteraksi secara baik dengan sesama
karyawan (komunikasi internal) untuk menyamakan persepsi dan target tim
dan juga harus mampu berinteraksi dengan konsumen (komunikasi
eksternal) sehingga konsumen merasa puas dan ingin kembali datang untuk
berbelanja
d. Adakah tempat atau kontak layanan pengaduan konsumen, jika ada konsumen yang
kurang puas dengan pelayanan perusahaan?
“ada, baik di struk belanja, atau di sosial media yang kita punya. Kita juga
melatih tim toko bagaimana menangani komplain ( handling complaint)
yang baik dan benar”
5. Terkait dengan process:
a. Apakah karyawan sudah memberikan kualitas (quality) pelayanan yang baik untuk para
konsumen, secara efektif dan efisien?
“sudah kita lakukan, walupun mungkin belum maksimal”
xxii
b. Apakah prosses transaksi sudah dilakukan dengan kejujuran?
“sudah, karena kita selalu ingatkan dan tekankan tim toko terkait integritas
dalam bekerja”
c. Bagaimana dengan kecepatan proses transaksi ( Quick) dan kemudahan dalam proses
transaki ( Easy) yang dilakukan oleh alfamart?
“kita punya standar transaksi yang harus dilakukan tim toko, maksimal 3
menit dengan belanjaan rata-rata Rp.50.000,-. Kita juga ajarkan bagaimana
penggunaan berbagai macam transaksi non tunai yang ada di alfamart”
xxiii
HASIL WAWANCARA
BAGI PIHAK KONSUMEN PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA. TBK
Hari/ Tanggal : Minggu / 02 September 2018
Durasi Wawancara : -/+ 15 menit
Lokasi Wawancara : Toko alfamart gedong kuning yogakarta
Nama Narasumber : Bu Pendi
Jabatan : Konsumen
Konsumen PT. Sumber Alfaria Trijaya.Tbk. Cabang Klaten.
1. Apa pekerjaan bapak/ Ibu?
“Ibu Rumah Tangga”
2. Hal apa yang membuat bapak/Ibu tertarik untuk berbelanja di toko Alfamart?
“Barangnya lengkap”
3. Produk apa yang bapak / ibu beli, apakah harga produk terjangkau?
“Minyak Goreng, terajngkau apa lagi kalu pas promo”
4. Apakah prodak yang dijual mudah diambil dan berkualitas?
“mudah karena naruhnya rapi, klo kualitas insya Allah tejamin”
5. Menurut bapak /Ibu apa keunggulan dari Alfamart dengan perusahaan ritellainya?
“keunggulannya banyak promonya”
6. Apakah sumber daya manusia(karyawan), teknologi dan fasilitas yang ada di Alfamart
sudah mencukupi?
“sudah, tapi terkadang juga ada yang ga paham dengan barangnya juga,
kadang juga da yang lambat ngasirinnya”
7. Apakah lokasi took sudah sangat mudah untuk diakses?
“mudah, karena deket rumah saya”
8. Keuntungan dari produk yang bapak/Ibu ambil apakah sudah sesuai dengan yang bapak
/Ibu inginkan?
“sudah”
9. Menurut bapak/Ibu apakah Alfamart sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah yang
ada? Baik dari segi produk, layanan, karyawannya.
xxiv
“kurang tau mas, tapi kalau produknya bagus-bagus, pelayanannya lumayan,”
10. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh karyawan kepada bapak/Ibu?
“sudah memuaskan, tapi kadang-kadang bikin sebel juga, karen pas kita tanya
ada yang ga tau dan jawabnya kethus”
11. Apakah bapak/Ibu bisa memberikan saran kepada perusahaan ketika bapak/Ibu merasa
kurang puas?
“saranya, pelayannya lebih ditingkatkan, promonya yang banyak”
ffi#uttutt@)
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIADI RE KTORAT PE RPUSTAKAAN
Kampus Terpadu UII Jl. Kaiiurang Km. 14.5, Yogyakarta 55584, INDONESIATelp: (0274) 898 444 Psw. 230 | - 2324;hax'. 19274) 898 444 Psr,v. 2091
http. /ilibrary.ui i. ac. id: e-mail : perpustakaan(@uii. ac. id
SURAT KIiTETIANGAN CIiK PLAGIASI
No. I 0 13437 11 S/Perpus/1 0/Dir'.PP/X/20 1 8
.1,s,sol t t n't tt' u I ui k tt nt rll'. rr'6.
Yang bertanda tangan di bar,i'ah ini:
: Ismrnto
: t]610021 l2
: Kepala Divisi l)cl:r1,an:rn Penraliai I)irektorat Pcrpuslaliaan
[)engan ini urenerangkan bahu,a:
Nama : Nurhidayatuloh
Non'ror N4ahasisrva : 16913025
I'altriltas i Procli : IAIi N{agister Studi Islarn
.luclLrl I(arr a Ilmiah : Strategi Pcmasilran Bisnis RiteI N,]ociern Daliir-r-r Persepektil'
[--liononri Svariah.
lJerciaslrr'l.rin c.'1. plagiasi clengan nrengui.rnalian apliliasi l'rrrnilrrr karra ilnriai'r vlrng [rcrsangkutan
clj atas tcrriapat kesamaan kata sebanl,'ak 7 ('I'u.irth) "1'.
l)cnrikian sLrrat keterangan clibuat agar clapat clipergunakan scbagairnana nrestinl,a.
l1'' tt.s,s t t I u t r t t t' u I t t ik t t rn r r,i'. r.r'b
Nama
NIK
.labatan
Yogyaharta, 4 Oktober 20 i 8
I(epala Divisi Pelayanan Pemakai
Dr reli torai Pa'ptrstlliaarr
///__f/q/.b,
/'fsrriarrt..r
Nama
Tempat / Tgl Lahir
Jenis Kelamin
Agama
Pekerjaan
Alarnat
Pendidikan Terahir
Rirvayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Sarjana (S1)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nurhidayatuloh
Cilacap / 29 November 1985
Laki-Laki
Islam
L & D PT. Suber Alfaria Trijaya. Tbk.
DK. Waja, RT 001 I 002, Rowore.jo, Kebumen.
S 1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
SDN 1 Kaliwungu, Kedungreja, Cilacap ( 1999)
SMPN 2 Sidareja, Cilacap ( 2001)
SMAN 1 Pejagoan, Kebumen (2004)
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla ( 2010)
Demikian daftar riwayat hidup ini kami buat dengan sebenarnya,
Yogyakafia, 04 September 2018
Nurhidayatuloh