PENGARUH BRAND IMAGE, ISLAMIC STORE ATMOSFER
DAN BRAND AWARENESS TERHADAP LOYALITAS
KONSUMEN DENGAN MINAT BELI ULANG SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
“Studi Kasus Pada Konsumen Rabbani Semarang”
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana
Program Studi Manajemen
Disusun oleh :
Wahyu Feriyanto
30401511928
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEMARANG
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi
PENGARUH BRAND IMAGE, ISLAMIC STORE ATMOSFER DAN
BRAND AWARENESS TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DENGAN
MINAT BELI ULANG SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
“Studi Kasus Pada Konsumen Rabbani Semarang”
Disusun Oleh :
Wahyu Feriyanto
30401511928
Telah disetujui oleh pembimbing dan selanjutnya
dapat diajukan ke hadapan sidang panitia ujian skripsi
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Semarang, 21 Agustus 2021
Pembimbing,
Drs. H. Noor Kholis, MM
NIDN.0619105901
ii
PENGARUH BRAND IMAGE ISLAMIC STORE ATMOSFER DAN
BRAND AWARENESS TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DENGAN
MINAT BELI ULANG SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Disusun Oleh :
Wahyu Feriyanto
NIM: 30401511928
Telah di pertahankan di depan penguji
Pada tanggal 21 Agustus 2021
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Pembimbing,
Drs. H. Noor Kholis, MM
NIDN.0619105901
Penguji
Prof. Dr. Hj. Tatiek Nurhayati, MM
NIDN.0605094902
Penguji
Dr. Lutfi Nurcholis, SE., ST ., MM
NIDN.0623036901
Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi
Ketua ProgramStudi Manajemen
Dr. H. Ardian Adhiatma, S.E, M.M.
NIDN. 0626027201
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wahyu Feriyanto
NIM : 30401511928
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Alamat Asal : Genuksari rt02/09
No. HP / Email : 085329135233 / [email protected]
Dengan ini menyerahkan karya ilmiah berupa Skripsi/Tugas
Akhir/Tesis/Disertasi* dengan judul :
Pengaruh Brand Image, Islamic Store Atmosphere Dan Brand
Awareness Terhadap Loyalitas Konsumen Dengan Minat Beli Ulang
sebagai Variabel Intervening
dan menyetujuinya menjadi hak milik Universitas Islam Sultan Agung serta
memberikan Hak Bebas Royalti Non-ekslusif untuk disimpan, dialihmediakan,
dikelola dalam pangkalan data, dan dipublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis selama tetap mencantumkan nama penulis sebagai
pemilik Hak Cipta.
Pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila dikemudian hari
terbukti ada pelanggaran Hak Cipta/Plagiarisme dalam karya ilmiah ini, maka
segala bentuk tuntutan hukum yang timbul akan saya tanggung secara pribadi
tanpa melibatkan pihak Universitas Islam Sultan Agung.
Semarang, 22 Desember 2021
Yang menyatakan,
Wahyu Feriyanto
NIM 30401511928
*Coret yang tidak perlu
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : WAHYU FERIYANTO
NIM : 30401511928
Fakultas/Prodi : EKONOMI/MANAJEMEN
Universitas : UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi PENGARUH BRAND IMAGE,
ISLAMIC STORE ATMOSPHERE DAN BRAND AWARENESS TERHADAP
LOYALITAS KONSUMEN DENGAN MINAT BELI ULANG SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING benar benar bebas dari plagiat, dan apabila
pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Semarang, 22 Desember 2021
Yang membuat pernyataan,
Wahyu Feriyanto
30401511928
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Wahyu Feriyanto
Nim : 30401511928
Program Studi : Manajemen
Alamat Asal : Genuksari rt02/09
No.Hp / Email : 085329135233/ [email protected]
Dengan ini menyerahkan karya ilmiah berupa skripsi dengan judul :
PENGARUH BRAND IMAGE, ISLAMIC STORE ATMOSPHERE DAN
BRAND AWARENESS TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN
DENGAN MINAT BELI ULANG SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING (Studi Kasus Pada Konsumen Rabbani Semarang) Dan
menjadi hak milik Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung serta
memberikan Hak Royalti Non-Eksekutif untuk disimpan, dialihmediakan,
dikelola dalam pangkalan Data dan dipublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis skema tetap mencantumkan nama penulis
sebagai pemilik hak cipta.
Pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila dikemudian hari
terbukti ada pelanggaran hak cipta atau plagiarism dalam karya ilmiah ini,
maka segala bentuk tuntutan hukum akan saya tanggung secara pribadi
tanpa melibatkan pihak Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung.
Semarang, 22 Desember 2021
Yang menyatakan,
Wahyu Feriyanto
30401511928
vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Sesungguhnya ALLAH tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri ( QS. Ar-Rad : 11)
Persembahan :
Bapak Sobichin dan Alm. Ibu Sri Suami yang selalu memberikan restu
dalam naungan doa dengan tulus dan ikhlas dalam memberikan dukungan
yang berarti kepada saya dalam menyelesaikan bakti si penulis sebagai
anak satu-satunya untuk menggapai gelar sarjana ekonomi.
Pembimbing Skripsi Bapak Drs. H. Noor Kholis, MM yang tidak pernah
bosan untuk memberikan bimbingan, motivasi, pengarahan, dan saran
yang sangat berguna bagi saya.
Semua sahabat yang selalu mendukung, mendoakan, serta membantu
menyisipkan doa disetiap langkahku, semoga semua usaha penulis dapat
menjadi lecutan semangat tak terhingga agar adik-adik tercinta dapat
menggapai hal yang sama bahkan lebih demi kebahagiaan dan kebanggaan
kedua orang tua tercinta.
Teman dekat saya siponi asih yang senantiasa ada untuk memberikan
dukungan, melantunkan doa serta mengusahakan segala macam bantuan.
Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu
mendukung, memotivasi, mendoakan, serta membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini semoga amal kebaikan kalian dibalas oleh Allah
SWT. Amin.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Brand Image, Islamic Store
Atmosphere, Brand Awareness terhadap Loyalitas Konsumen dengan Minat Beli
Ulang sebagai variabel intervening di Rabbani Semarang . Teknik pengambilan
sampel menggunakan metode purposive sampling. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah konsumen produk Rabbani di kota Semarang. Sampel
yang diambil sebanyak 100 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Brand Image, Islamic Store Atmosphere, Brand Awareness berpengaruh positif
terhadap loyalitas konsumen, sehingga dapat dijelaskan bahwa semakin baik
bahwa Brand Image, Islamic Store Atmosphere, Brand Awareness , maka tinggi
pula loyalitas konsumen pada produk Rabbani Semarang.
Kata Kunci: Brand Image, Islamic Store Atmosphere, Brand Awareness, Minat
Beli Ulang, Loyalitas Konsumen
viii
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of Brand Image, Islamic Store Atmosphere,
Brand Awareness on Consumer Loyalty with Repurchase Interest as an
intervening in Rabbani Semarang. The sampling technique used purposive
sampling method. The population used in this study is Rabbani consumer products
in the city of Semarang. Samples were taken as many as 100 respondents. The
results of this study indicate that Brand Image, Islamic Store Atmosphere, Brand
Awareness have a positive effect on consumer loyalty, so it can be explained that
the better the Brand Image, Islamic Store Atmosphere, and Brand Awareness, the
higher consumer loyalty to Rabbani Semarang products.
Keywords: Brand Image, Islamic Store Atmosphere, Brand Awareness,
Repurchase Interest, Consumer Loyalty
ix
KATA PENGANTAR
مسب هللا نمحرال ميحرال
Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah SWT atas segala
rahmat hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan usulan penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Brand Image,
Islamic Store Atmosfer Dan Brand Awareness Terhadap Loyalitas Konsumen
Dengan Minat Beli Ulang Sebagai Variabel Intervening” Usulan Penelitian
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat
Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen Universitas Islam Sultan
Agung Semarang.
Dalam penyelesaian usulan penelitian skripsi ini penulis tidak bekerja
sendiri dan tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak yang mendukung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan kepada:
1. Ibu Prof. Hj. Olivia Fachrunnisa, SE., M.Si., PhD selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Unissula Semarang.
2. Bapak Dr. H. Ardian Adhiatma, SE., MM selaku Dosen sekaligus
Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Sultan Agung Semarang yang juga telah membimbing dan memberikan
arahan kepada penulis.
3. Bapak Drs. H. Noor Kholis, MM selaku Dosen Pembimbing Pra Skripsi
saya yang telah sabar membimbing, mengarahkan, mengampu dan
memberikan motivasi, saran-saran kepada penulis sehingga usulan
penelitian skripsi ini dapat tersusun.
4. Seluruh dosen dan staf Program Studi Manajemen S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Sultan Agung Semarang yang telah banyak
memberikan segenap ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat kepada
penulis.
x
5. Orang Tua selaku pendukung setia dikala susah ataupun senang.
6. Teman dekat saya Siponi Asih yang selalu menemani dan
menyemangati penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
7. Teman dan sahabat terdekat saya Alief Kisworo, Ahmad Mahfudin,
Rifki Kuncoro, Lia Indra Setiawan, Imawan Hadi, Septian Kurnia,
Muhammad Amri, Zulfikar Agreysiawan dan teman organisasi HMJ-
Manajemen yang telah banyak memberikan bantuan baik dalam bentuk
semangat, doa, maupun saran kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan proposal penelitian ini.
8. Kepada seluruh pihak dan teman-teman penulis lainnya yang tidak
disebutkan namanya satu-persatu, semoga Allah selalu memberikan
ridho dan rahmat kepada kita semua atas kebaikan yang telah kita
lakukan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa usulan penelitian skripsi ini masih
memiliki banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, baik dalam materi
maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan usulan penelitian skripsi ini
di masa yang akan datang. Semoga usulan penelitian skripsi ini dapat memberikan
banyak manfaat baik bagi penulis maupun para pembaca pada umumnya.
Semarang, 21 Agustus 2021
Wahyu Feriyanto
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. i
PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAH KARYA ILMIAH .................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................ iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................. v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
BAB 1 ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................. 6
1.4 Manfaat penelitian ............................................................................................ 6
BAB II ...................................................................................................................... 8
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................... 8
2.1. Landasan Teori ................................................................................................ 8
2.1.1. Brand Image ............................................................................................. 8
2.1.2 Islamic Store Atmosphere........................................................................ 10
2.1.3. Brand Awareness ................................................................................... 14
2.1.4. Minat Beli Ulang .................................................................................... 16
2.1.5. Loyalitas Konsumen .............................................................................. 18
2.2. Hubungan antar variabel .............................................................................. 20
2.3 Model Empirik ................................................................................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 26
3.1 Jenis Penelitian................................................................................................ 26
3.2. Populasi dan Sampel..................................................................................... 26
xii
3.2.1. Populasi .................................................................................................. 26
3.2.2. Sampel .................................................................................................... 26
3.3. Sumber Data................................................................................................... 28
3.3.1. Data Primer ............................................................................................ 28
3.3.2. Data Sekunder ....................................................................................... 28
3.4. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 28
3.4.1. Kuesioner................................................................................................ 28
3.4.2 Wawancara ............................................................................................. 29
3.5 Variabel dan Indikator Penelitian ................................................................ 29
3.6 Metode Analisis Data ...................................................................................... 31
3.6.1. Uji Validitas ........................................................................................... 31
3.6.2. Uji Reliabilitas ....................................................................................... 31
3.7. Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 31
3.7.1. Uji Normalitas ................................................................................. 31
3.7.2. Uji Multikolinearitas ....................................................................... 32
3.7.3. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 32
3.8. Analisis Data .................................................................................................. 33
3.8.1. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................ 33
3.8.2. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 34
BAB IV .................................................................................................................. 36
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 36
4.1 Gambaran Umum Responden ....................................................................... 36
4.1.1 Usia Responden ................................................................................... 36
4.1.2 Jenis Kelamin ...................................................................................... 37
xiii
4.1.3 Tingkat Pendidikan Resonden ........................................................... 37
4.1.4 Pekerjaan Responden .......................................................................... 38
4.1.5 Penghasilan Responden Perbulan ...................................................... 38
4.2 Analisis Kualitatif ....................................................................................... 39
4.3 Analisis Kuantitatif ....................................................................................... 47
4.3.4 Koefisien Determinasi ......................................................................... 54
4.3.5 Pengujian Hipotesis............................................................................. 55
4.3.6 Uji Sobel Test ....................................................................................... 58
4.4 Pembahasan ..................................................................................................... 59
BAB V .................................................................................................................... 68
PENUTUP ............................................................................................................. 68
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 68
5.2 Implikasi Manajerial ...................................................................................... 69
5.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 70
5.4 Agenda Penelitian Mendatang ....................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di zaman globalisasi saat ini, persaingan dunia bisnis menjadi sangat
kompetitif, berbagai bentuk kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sangat cepat sehingga berdampak pada pasar yang terbuka dan persaingan
yang semakin ketat. Oleh karena itu perusahaan harus memerlukan kiat-kiat
khusus untuk mencapai keberhasilan pemasaran produk perusahaan harus selalu
berupaya agar dapat membaca keinginan dan harapan konsumen agar dapat
memberikan suatu kepuasan pada pelanggan.
Saat ini sedang maraknya berbagai macam produk fashion yang mulai
meningkat, seperti produk busana muslim yang menjadi fashion islami masa kini.
Indonesia sendiri merupakan negara dengan mayoritas penduduknya adalah umat
islam. Sehingga dapat menjadi peluang tersendiri bagi perusahaan yang
memproduksi produk busana muslim. Dengan adanya peluang bisnis yang
strategis juga membuat persaingan semakin ketat sehingga perusahaan harus lebih
giat melakukan strategi pemasaran yang baik agar dapat mendorong konsumen
untuk melakukan pembelian.
Begitu pentingnya peran pemasaran dalam menentukan kelanjutan usaha
suatu perusahaan, sehingga banyak diantara perusahaan dalam manajemennya
menempatkan posisi pemasaran paling depan. Setiap produsen selalu berusaha
agar produk yang dihasilkannya mencapai tujuan dan sasaran perusahaan tercapai
Salah satu aset untuk membentuk persepsi yang dapat di lakukan adalah melalui
jalur merek (brand) dimana bila suatu produk dengan merek yang kuat akan
berkesempatan membentuk landasan merek yang kuat juga dan mampu
mengembangkan keberadaan merek dalam persaingan apapun dalam waktu yang
lama.
Menurut Kotler dan Keller (2013) bahwa brand image sebagai persepsi
mengenai sebuah merek sebagaimana di refleksikan oleh asosiasi merek yang
2
terdapat dalam benak konsumen. Brand Image merupakan hal yang penting dan
menjadi prioritas utama bagi pemilik usaha. Karena konsumen akan menjadikan
acuan sebelum melakukan pembelian. Brand Image yang baik atau positif adalah
yang dapat memberikan dampak nilai lebih terhadap konsumen, jika suatu merek
memiliki citra yang buruk maka secara tidak langsung akan berdampak kepada
konsumen dan kemungkinan besar konsumen tidak tertarik untuk melakukan
pembelian. Maka dalam hal ini perusahaan dituntut melakukan strategi yang baik
dan benar agar dapat menarik perhatian kepada konsumen dan tidak kalah saing
dengan pelaku bisnis lainnya.
Bagi perusahaan, citra merek adalah persepsi yang diberikan konsumen
terhadap produk atau jasa yang diberikan perusahaan kepada konsumen. Citra
merek adalah penglihatan yang dimiliki oleh konsumen terhadap penilaian untuk
perusahaan yang bertahan di benak konsumen. Konsumen dalam hal ini adalah
mereka yang telah melakukan pembelian dan mereka sadar akan pengertian citra
merek tersebut. Citra merek yang baik akan dengan mudah diterima oleh
konsumen, dengan demikian akan meningkatkan loyalitas terhadap konsumen.
Suasana toko islami (Islamic store atmosphere) memiliki peranan penting
dalam penentuan loyalitas konsumen. Bagi seorang konsumen pemilihan tempat
dalam berbelanja, sesuatu yang nyaman menjadi bahan pertimbangan tersendiri
bagi konsumen sebelum memutuskan untuk datang maupun membeli produk di
toko tersebut. Proses penciptaan store atmosphere adalah kegiatan merancang
melalui visual, pencahayaan, warna, musik dan wangi- wangian, tersebut di
rancang untuk menghasilkan pengaruh atau respon emosional dan persepsi khusus
dalam diri konsumen sehingga bersedia melakukan pembelian serta kemungkinan
meningkatkan pembeliannya (Utami, 2013;279).
Brand Awareness (kesadaran merek) merupakan kemampuan seorang
konsumen untuk mengidentifikasi suatu merek (baik mengenal maupun
mengingatnya) dengan ditail tertentu (simbol, suara, gambar, dan lain-lain) dalam
melakukan pembelian. Kesadaran merek tidak menuntut seorang konsumen untuk
mengingat nama dari suatu merek, tetatpi hanya untuk mengingat ditail-ditail kecil
3
dari suatu merek, misalnya berupa lambang, simbol, suara, warna dan lain
sebagainya.
Kesadaran merek (brand awareness) berperan dalam mempengaruhi
loyalitas konsumen. Konsumen akan memilih suatu produk yang lebih dikenalnya
(diketahuinya) dibandingkan dengan membeli suatu produk yang belum pernah
dikenalnya sama sekali. Dengan kesadaran merek yang tinggi, memungkinkan
perusahaan untuk meningkatkan penjualan atas produk mereka. Oleh sebab itu
meraih kesadaran konsumen merupakan salah satu sasaran pemasaran yang perlu
dibidik oleh perusahaan. Untuk menimbulkan kesadaran merek pada konsumen
dibutuhkan suatu stimulus atau hal-hal yang dapat merangsang munculnya
kesadaran merek tersebut.
Rabbani merupakan salah satu perusahaan kerudung terbesar di Indonesia
yang senantiasa dinamis dengan pertumbuhan dan perkembangan yang progresif.
Produk utama yang dihasilkan berupa kerudung instan yang menjadi trend setter
di Indonesia, sehingga Rabbani mengusung tagline ‘professor kerudung di
Indonesia’. Melihat persaingan-persaingan yang semakin ketat Rabbani tidak
hanya menyediakan kerudung instan tapi juga menyediakan berbagai
perlengkapan busana muslim.
Hal ini menjadi salah satu peluang positif terhadap industri pada sub sektor
pakaian muslim. Banyak orang yang tertarik terhadap fashion busana muslim
masa kini sehingga dapat merubah pemikiran masyarakat yang memandang bahwa
wanita yang memakai busana muslim kebanyakan kurang modis dan modern
tetapi saat ini busana muslim menjadi salah satu trend fashion muslim yang
diminati banyak orang. Hak ini dapat dilihat dari banyaknya toko busana muslim
yang berdiri di Indonesia khususnya di Kota Semarang. Dengan harapan dapat
memberikan konstribusi yang besar dalam syiar dan dakwah Islam bagi para
muslimah agar memenuhi kewajibannya untuk menutupi auratnya.
Di Semarang, terdapat berbagai cabang outlet Rabbaniyaitu di Jl. Ahmad
Yani, Jl. Majapahit, Jl. Setia Budi yang tidak jauh dari pusat kota
Semarang.Rabbani memiliki produk andalanya yaitu kerudung instan yang
menjadi favorit bagi konsumen, dengan model yang simple, elegan serta produk
4
yang berkualitas sehingga orang suka dengan model kerudung di Rabbani Namun
dari hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa toko
Rabbani selalu dipenuhi konsumen yang datang tidak hanya dari kalangan anak
muda saja melainkan sampai orang tua baik laki-laki dan perempuan.Namun dari
survey awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa toko Rabbani selalu
dipenuhi oleh konsumen dari remaja sampai dewasa.Beberapa konsumen
mengutarakan bahwa harga produk di Rabbani terbilang harga yang wajar dan
barang yang dijual adalah barang yang berkualitas.
Jumlah penjualan per PC Rabbani di Kota Semarang 2016-2018
Sumber: Store Manajer 2018
Dari data tersebut diketahui bahwa jumlah penjualan busana muslim
Rabbani di kota Semarang mengalami kenaikan yang terjadi hanya sekali yaitu
pada tahun 2016 ke tahun 2017. Untuk tahun selanjutnya mengalami penurunan
jumlah penjualan pada setiap tahunnya. Hal tersebut menjadi suatu masalah bagi
perusahaan karena tingkat penjualan yang mengalami penurunan. Sebagai salah
satu usaha untuk mengetahui permasalahan yang yang terjadi, maka peneliti akan
meneliti tentang busana Muslim Rabbani di Semarang.
No Bulan 2016 2017 2018
1 Januari 1.963 1.899 2.763
2 Februari 1.648 1.976 1.785
3 Maret 1.972 2.197 1.932
4 April 2.099 2.214 1.625
5 Mei 1.487 1.997 1.727
6 Juni 1.984 1.778 1.880
7 Juli 3.982 2.283 2.709
8 Agustus 2.699 2.737 5.297
9 September 1.888 5.270 1.974
10 Oktober 1.739 4.073 1.997
11 November 2.189 2.035 1.799
12 Desember 2.017 3.785 3.228
26.054 32.244 28.716Jumlah
5
Hasil penelitian (Riche fermayani, 2018) menyatakan bahwa brand
awareness berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. Sedangkan hasil
penelitian (Latifah Irma Yovita, Putu Nina Madiawati 2019) menyatakan bahwa
brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen.
Berpijak pada uraian yang telah di jelaskan diatas dan dengan adanya
perbedaan hasil pada penelitian-penelitan diatas. Maka menarik untuk dilakukan
penelitian dengan memasukkan variabel sebagai variabel intervening yang
berjudul Pengaruh Brand Image, Islamic Store Atmosphere Dan Brand Awareness
Terhadap Loyalitas Konsumen Dengan Minat Beli Ulang Sebagai Variabel
Intervening.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan fenomena yang ada maka dapat
disusun rumusan masalahnya adalah “Bagaimana Upaya-upaya Perusahaan Untuk
Meningkatkan Loyalitas Konsumen di Rabbani Semarang” kemudian pertanyaan
penelitian (question research) adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh brand image terhadap minat beli ulang?
b. Bagaimana pengaruh Islamic store atmosphere terhadap minat beli ulang?
c. Bagaimana pengaruh brand awareness terhadap minat beli ulang?
d. Bagaimana pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen?
e. Bagaimana pengaruh Islamic store atmosphere terhadap loyalitas konsumen?
f. Bagaimana pengaruh brand awareness terhadap loyalitas konsumen?
g. Bagaimana pengaruh minat beli ulang terhadap loyalitas konsumen
6
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini merupakan jawaban dari masalah yang diteliti. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh brand image terhadap minat
beli ulang.
2. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh Islamic store
atmosphere terhadap minat beli ulang.
3. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh brand awareness
terhadap minat beli ulang.
4. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh brand image terhadap
loyalitas konsumen.
5. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh Islamic store
atmosphere terhadap loyalitas konsumen.
6. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh brand awareness terhadap
loyalitas konsumen.
7. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh minat beli ulang terhadap
loyalitas konsumen.
1.4 Manfaat penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat antara lain
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat
mengaplikasikan ilmu manajemen pemasaran yang di dapat sehingga ada
kesesuaian pada permasalahan dengan kondisi dunia kerja guna mendapatkan
pengalaman di bidang penelitian dan aplikasi dari ilmu yang telah dipelajari.
7
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Peneliti
Penelitian ini menjadi media bagi peneliti untuk menambah pengalaman di
bidang penelitian dan menambah pemahaman mengenai tema yang menjadi fokus
penelitian. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti untuk
memperdalam pengalaman di bidang pemasaran serta implementasi atas teori
yang telah didapatkan selama masa perkuliahan.
b) Bagi Pelaku Usaha
Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dan dasar yang objektif
dalam pengambilan keputusan atau mengembangkan strategi pemasaran
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka ini mengurai variabel-variabel penelitian yang mencakup
Brand Image, Islamic Store Atmosphere, Brand Awareness, Minat Beli Ulang dan
Loyalitas Konsumen. Masing-masing variabel mengurai tentang definisi dan
indikator. Kemudian keterkaitan hipotesis yang diajukan dalam penelitian akan
membentuk model intervening penelitian.
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Brand Image
Pengertian Brand Image (Citra) adalah persepsi masyarakat terhadap
perusahaan atau produk. Image dipngaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol
perusahaan. Pengertian image (citra) menurut (Ardianto,2011:62) adalah perasaan,
gambaran diri publik terhadap perusahaan, organisasi, atau lembaga, kesan yang
dengan sengaja di ciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. dapat di
simpulkan citra adalah gambaran diri baik personal organisasi maupun perusahaan
yang sengaja di bentuk untuk menunjukkan kepribadian atau ciri khas.
Bagi perusahaan citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri
perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada apa yang masyarakat ketahui atau kira
tentang perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itulah perusahaan yang sama
belum tentu memiliki citra yang sama pula dihadapan orang. Citra perusahaan
menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting.
Contoh: keputusan untuk membeli suatu barang, keputusan untuk menentukan
tempat bermalam, keputusan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman,
pengambilan kursus, sekolah, dan lain-lain.
Citra yang baik akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan,
sedangkan citra yang buruk melahirkan dampak negatif dan melemahkan
kemampuan perusahaan dalam persaingan.
Menurut (Supranto, 2011: 128) mengatakan “Citra merek ialah apa yang
konsumen pikir atau rasakan ketika mereka mendengar atau melihat nama suatu
9
merek atau pada intinya apa yang konsumen telah pelajari tentang merek.”
Menurut (Rahman, 2010: 181) : “merek bisa memperkuat citra diri dan persepsi
orang lain terhadap pemakai/ pemiliknya.”
Berdasarkan beberapa pengertian tentang brand image diatas dapat
disimpulkan bahwa brand image merupakan persepsi/ sinyal yang ditimbulkan
dari konsumen pengguna merek. Agar citra merek berfungsi maka citra itu harus
disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek.
Faktor-faktor Brand Image Menurut (Keller 2013)
1. Atribut
Sebuah merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya; Mercedes
mengisnyaratkan mahal, tapi tahan lama, berkualitas, nilai jual kembali yang
tinggi, cepat, dan sebagainya
2. Manfaat
Merek bukanlah sekedar sekumpulan atribut, karena yang dibeli konsumen
adalah manfaat, bukan atribut. Misalnya atribut mobil mahal dapat diterjemahkan
kedalam manfaat emosional.
3. Nilai-nilai
Merek juga menyatakn nilai-nilai produsennya. Contohnya Mercedes
berarti kinerja tinggi, keamanan, partise, dan sebagainya.
4. Budaya
Merek juga mungkin mencerminkan budaya tertentu. Mercedes
mencerminkan budaya jerman, yaitu terorganisasi rapi, efesiensi, dan berkwalitas
tinggi.
5. Kepribadian
Merek juga dapat memproyeksikan kepribadian tertentu terhadap suatu
produk.
10
6. Pemakaian
Merek memberikan kesan mengenai jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produknya. Misalnya kita heran bila melihat seorang sekretaris
berusia 19 tahun mengendarai Mercedes.
Menurut Mohammad (2010:61), ada 3 indikator brand image yaitu :
1. Corporate Image (citra pembuat), yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu barang atau
jasa. Citra pembuat meliputi : popularitas, kredibilitas, jaringan perusahaan, serta
pemakai itu sendiri / penggunanya.
2. User Image (citra pemakai), yaitu sekumpulan asosiasi yang di persepsikan
konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang dan jasa. Meliputi :
pemakai itu sendiri, serta status sosialnya.
3. Product Image (citra produk), yaitu sekumpulan asosiasi yang di persepsikan
konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Meliputi : atribut dari produk, manfaat
bagi konsumen, serta jaminan.
2.1.2 Islamic Store Atmosphere
Suasana toko merupakan suasana atau lingkungan toko yang bisa
menstimuli panca indera konsumen dan mempengaruhi persepsi serta emosional
konsumen terhadap toko (Levy dan Weitz, 2012). Suasana toko yang
direncanakan dan terealisasi dengan baik dapat menarik minat konsumen untuk
datang melakukan keputusan pembelian. Bagaimana tidak, sebuah toko yang
menyajikan suasana nyaman, menarik, dan indah dilihat akan semakin menarik
minat dari konsumennya. Disini store atmosphere bisa juga diartikan sebagai
sebuah tatanan yang terkonsep untuk memperindah, mempernyaman, dan
menambah suatu nilai yang diterapkan kepada suatu tempat bisnis yang mana
bertujuan untuk meningkatkan daya saing, menjaga eksistensi, dan menambah
profit dari suatu bisnis tersebut.
11
Store atmosphere dapat dibagi menjadi 4 indikator penting yang akan
mempengaruhi suasana toko yang diinginkan. Yaitu adalah :
a. Exterior
Bagian depan toko adalah total eksterior fisik dari toko itu sendiri. Yang
meliputi papan nama, pintu masuk, jendela, pencahayaan dan kontruksi material.
Dengan tampilan depan toko dapat menampilkan diskon dan tampilan lainnya.
b. General Interior
Suara dan aroma dapat mempengaruhi perasaan konsumen. Perlengkapan
toko dapat direncanakan berdasarkan kegunaan dan estetikanya. Meja, rak barang,
pintu merupakan bagian dari dekorasi interior. Dinding toko juga mempengaruhi
atmosphere dengan pemilihan wallpaper yang berbeda pada setiap toko yang
disesuaikan dengan keadaan toko. Temperatur udara didalam toko juga dapat
mempengaruhi konsumen.
c. Store Layout
Store layout adalah pengelolaan dalam hal penentuan lokasi dan fasilitas
toko. Pengelolaan toko juga harus memanfaatkan ruangan toko seefektif mungkin.
Hal-hal yangperlu diperhatikan dalam merancang layout adalah allocation of floor
space for selling berupa ruangan pegawai dan ruangan pelanggan. Selain itu perlu
memperhatikan traffic flow (arus lalu lintas). Macam-macam penentuan arus lalu
lintas toko, yaitu pola lurus (grid layout), pola memutar (racetrack layout), npola
berlawanan arah (spine layout) dan pola arus bebas (free-flow layout).
d. Interior Displays
Jenis-jenis interior display adalah sebagai berikut:
1. Assortment Display
Bentuk interior display yang digunakan untuk berbagai macam produk
yang berbeda (kartu ucapan, majalah, buku an produk sejenisnya} yang dapat
mempengaruhi konsumen untuk merasakan, melihat dan mencoba produk
12
2. Theme Setting Display
Bentuk interior display yang menggunakan tema-tema tertentu dengan maksud
suasana atau nuansa.
3. Esemble Display
Bentuk display digunakan untuk satu pasang produk yang merupakan gabungan
dari berbagai macam.
4. Rack Display
Bentuk display yang berupa tempat gantungan produk.
5. Cut Case
Merupakan interior display yang murah hanya menggunakan kertas biasa.
Umumnya digunakan di supermarket atau toko yang sedang menyelenggarakan
diskon.
Konsep store atmosphere juga berkaita erat dengan store image. Sutisna
dan Pawitra (2001) mengatakan store atmosphere merupakan salah satu
komponen dari store image. Bernagai macam faktor yang dikombinasikandalam
pembentukan store image adalah produk yang dijual, pelayanan dalam toko,
pelanggan, toko sebagai tempat menikmati kesenangan hidup, aktivasi promosi
toko dan store atmosphere. Hal yang paling berpengaruh dalam penjualan setelah
pembeli berada di toko adalah display. Suatu toko harus merancang interior yang
bertujuan untuk memaksimalkan visual merchandising. Display dapat dikatakan
baik atau berhasil saat display yang sudah dirancang tersebut mampu menarik
perhatian pengunjung dan membuat pengunjung tersebut termudahkan dalam
mengamati, memeriksa, memilih barang dan akhirnya melakukan pembelian.
Dalam suatu toko, ruangan yang ada harus diisolasikan untuk:
a. Selling Sapace
Ruangan untuk menempatkan dan tempat berinteraksi antara konsumen dan
karyawan.
13
b. Personnel Space
Ruangan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan karyawan seperti tempat
beristirahat dan makan.
c. Customers Space
Ruangan yang disediakan untuk meningkatkan kenyamanan konsumen seperti
toilet dan ruang tunggu.
Menurut Levi dan Weitz (2000), ketika peritel ingin menata atau mendekorasi
ulang sebuah toko, manajer harus memperhatikan 3 tujuan dari store atmosphere,
yaitu:
1. Atmosphere harus konsisten dengan citra toko dan strategi secara
keseluruhan.
2. Membantu konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.
3. Ketika membuat suatu keputusan mengenai desain, manajer harus
mengingat mengenai biaya yang diperlukan dengan desain tertentu yang
sebaik-baiknya sesuai dengan dana yang dianggarkan.
Persepsi store atmosphere dalam kajian islam, persepsi ini adalah fungsi yang
paling penting dimana menjadi awal pemahaman bagi peristiwa serta realitas
kehidupan yang dihadapi oleh seluruh manusia di bumi. Manusia yang diciptakan
dan diberikan amanah kekhalifahan diberikan berbagai macam keistimewaan yang
ada pada dirinya. Persepsi manusia ini akan dapat dikaitkan dengan proses
penciptaan manusia, dimana dalam proses penciptaan manusia tersebut dapat
diketahui bagaimana penciptaan indra manusia yang kemudian panca indera
tersebut dapat disebut dengan media persepsi manusia. Secara umum, store
atmosphere apabila dipandang dari sudut pandang perspektif islam dapat
dibedakan dengan store atmosphere konvensional yaitu dari desain interior, desain
eksterior, layout, serta suasana yang ada didalam toko.
Pada suasana toko akan terjadi interaksi atau komunikasi antara karyawan
toko dengan pelanggan. Dimana interaksi ini bisa terjadi karena karyawan toko
menjelaskan produk–produk yang dijual serta menjelaskan kualitas produk
14
sehingga menarik pelanggan dan interaksi tersebut biasa terjadi pada saat jual beli
atau proses perdagangan. Dalam islam sudah mengenal proses perdagangan sejak
zaman dahulu, proses perdagangan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Store atmosphere dalam perspektif islam ini dapat dapat diterapkan
dengan cara berdagang yang adil dan jujur dalam pemberian infromasi mengenai
produk yang dijual. Hal tersebut sudah tertera pada Al–Qur’an Surah Asy--
Syuara’ ayat 181 – 183 yang artinya sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu
termasuk orang–orang yang merugikan dan timbanglah dengan timbangan yang
lurus dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak haknya dan janganlah
kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan (Departemen Agama
RI, 1989:586)
2.1.3. Brand Awareness
Brand awareness adalah dimensi pertama dan prasyarat dari seluruh
sistem pengetahuan merek di konsumen keberatan, mencerminkan kemampuan
mereka untuk mengidentifikasi merek di bawah kondisi yang berbeda:
kemungkinan bahwa nama merek akan datang ke pikiran dan kemudahan yang ia
melakukannya
Menurut Durianto et al (2004:54) Brand awareness atau kesadaran merek
menggambarkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat
kembali suatu brand sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Pada
umumnya konsumen cenderung membeli produk dengan brand yang sudah
dikenalnya atas dasar pertimbangan kenyamanan, keamanan dan lain-lain.
Bagaimanapun juga, brand yang sudah dikenal menghindarkan konsumen dari
risiko pemakaian dengan asumsi bahwa brand yang sudah dikenal dapat
diandalkan.
Definisi-definisi para ahli mengenai brand awareness dapat ditarik
simpulan bahwa brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi
pemasaran, adanya brand awareness yang tinggi diharapkan kapanpun kebutuhan
kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang
selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan
15
keputusan. brand awareness menunjukkan pengetahuan konsumen terhadap
eksistensi suatu brand.
Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang pembeli untuk mengenali
atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori
produk tertentu. Kesadaran merek membutuhkan jangkauan kontinum (continuum
ranging) dari perasaan yang tak pasti bahwa merek tertentu telah dikenal dan
menjadi keyakinan bahwa produk tersebut merupakaan satu-satunya dalam kelas
produk yang berada pada kategorinya.
Ada beberapa faktor-faktor dan fungsi yang mempengaruhi timbulnya
brand awareness yang akan kita bahas sesaat lagi. Kesadaran merk (brand
awareness) yang merupakan salah satu unsur penting dalam pencapaian ekuitas
merk suatu produk, sudah barang tentu mendapatkan perhatian dari perusahaan
dalam upaya memasarkan produknya. Perhatian perusahaan yang tinggi atas
kesadaran konsumen terhadap merk produk mereka ini, di dasarkan atas berbagai
faktor. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Aaker menjabarkan bahwa “Kesadaran merk tersebut bisa menjadi suatu
signal dari kehadiran, komitmen dan substansi“. Ketiga hal tersebut secara tidak
langsung merupakan peryataan perusahaan kepada publik mengenai keberadaan
produk mereka di pasaran. Pernyataan keberadaan produk mereka merupakan
salah satu faktor dari dalam diri perusahaan, faktor-faktor dari dalam perusahaan
yang mempengaruhi timbulnya brand awareness adalah :
1. Perusahaan tetap menggeluti bisnis tersebut dalam waktu lama.
2. Perusahaan telah mengiklankan produknya secara luas
3. Perusahaan mempunyai jaringan distribusi yang luas.
Dari luar perusahaan terdapat beberapa hal yang merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi timbulnya brand awareness adalah :
a. Konsumen melakukan pembelian ulang atas merk produk
perusahaan.
16
b. Merk tersebut berhasil, merk lain menggunakannya Selain dari
faktor-faktor tersebut, brand awareness juga mempunyai fungsi-
fungsi yang mendukung tercapainya suatu ekuitas merk. Fungsi-
fungsi tersebut adalah :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai keberadaan
merk di pasaran.
2. Menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembeliaan serta
melakukan pengulangan-pengulangan pembelian kembali.
3. Mempermudah menguasai pangsa pasar apabila produk
perusahaan tersebut merupakan produk perintis di pasaran.
Terdapat empat indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh konsumen aware terhadap suatu brand. Antara lain adalah sebagai
berikut (Kriyantono, 2006 : 26):
1. Recall, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek
apa saja yang diingat.
2. Recognition, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut
termasuk dalam kategori tertentu.
3. Purchase, yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke
dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk atau jasa.
4. Consumption, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek ketika
sedang menggunakan produk atau jasa.
2.1.4. Minat Beli Ulang
Menurut Kotler dan Amstrong (2012) minat beli adalah sesuatu yang
timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, lalu muncul
keinginan untuk membeli dan memilikinya. Menurut Schiffman dan Kanuk (2009)
Minat beli adalah sesuatu kekuatan psikologis yang ada di dalam individu, yang
berdampak pada sebuah tindakan. minat beli dianggap sebagai pengukuran
17
kemungkinan konsumen membeli produk tertentu dimana tingginya minat beli
berdampak pada kemungkinan yang cukup besar dalam terjadinya keputusan
pembelian.
Minat beli menciptakan suatu motivasi yang akan terus terekam dalam
pikiran dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika
akan memenuhi kebutuhannya mereka akan merealisasikan apa yang ada dalam
pikiraannya. Menurut Schiffman dan Kanuk (2009) bahwa motivasi sebagai
kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk
melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap
obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk
tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk
menghindari obyek yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa minat
pembelian ulang konsumen merupakan suatu proses pengintegrasian konsumen
dalam membeli suatu barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Perilaku membeli timbul karena didahului oleh adanya minat
membeli, minat untuk membeli muncul salah satunya disebabkan oleh persepsi
yang didapatkan bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang baik. Jadi minat
membeli dapat diamati sejak sebelum perilaku membeli timbul dari konsumen.
Menurut Hasan, Ali (2013:131), minat beli ulang (repeat intention to buy)
dapat diidentifikasi melalui indikator sebagai berikut:
a. Minat transaksional: yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk
b. Minat referensial: yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan kepada
orang lain.
c. Minat preferensial: yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki preferensi utama pada produk, preferensi ini hanya dapat diganti bila
terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
18
2.1.5. Loyalitas Konsumen
Loyalitas berasal dari bahasa inggris yaitu loyal yang artinya setia.
Seseorang yang loyal terhadap suatu kelompok maka ia akan setia, patuh dan
berpihak kepada kelompok tersebut. Loyalitas menurut Griffin yang dikutip
Andriasan Sudarso dalam bukunya yang bejudul Pemasaran Jasa Perhotelan
adalah “Loyalty is defined an non random puchase expressed over time by some
decisiong making unit”. Berdasarkan definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa
loyalitas mengacu pada wujud perilaku pada unit pengambilan keputusan untuk
melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang atau jasa suatu
perusahaan yang dipilih.
Oliver dalam Hurryati (2015) mengungkapkan loyalitas pelanggan adalah
komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau
melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa
yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran
mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.
Menurut Hermawan yang dikutip Hurriyanti dalam bukunya yang berjudul
Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, loyalitas adalah manifestasi dari
kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki, men-support, mendapatkan rasa
aman dan membangun keterikatan serta menciptakan emotional attachmen.2
Sedangkan loyalitas dalam the Oxford English Dictionary adalah: “a strong
feeling of support and allegiance” yang artinya suatu perasaan kuat akan
dukungan dan kesetiaan. Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa kedalaman
perasaan manusia terhadap suatu hal, apakah keluarga, teman, organisasi, atau
merek. Perasaan inilah yang menjadi unsur utama dan keeratan serta loyalitas.
Dapat disimpulkan loyalitas adalah kemauan pelanggan untuk terus
mendukung suatu perusahaaan dalam jangka panjang, dengan membeli dan
menggunakan produk dan jasanya atas dasar rasa suka (tanpa adanya paksaan)
yang ekslusif dan secara seukarela merekomendasikan produk perusahaan pada
para kerabatnya.
19
Menurut Stanley A. Brown yang dikutip Hurriyati (2015), loyalitas
pelanggan memiliki tahapan sesuai dengan customer lifetime value. Tahapan
tersebut adalah:
a. Cognitive Loyalty
Tahap ini menekankan loyalitas pada tahap kognitif atau loyalitas berdasarkan
kepada keyakinan pelanggan terhadap suatu merek. Pengetahuan ini bias berasal
dari pengetahuan sebelumnya atau pengalaman yang baru terjadi. Tahap ini
merupakan tahap loyalitas yang paling dangkal, jika sebuah transaksi dilakukan
secara rutin dan kepuasan tidak diproses sebagai contoh jasa membersihkan
sampah, maka kedalaman loyalitas tidak akan menjadi bagian dari pengalaman
pelanggan.
b. Affective Loyalty
Pada tahapan ini kesukaan atau kepuasan pelanggan terhadap suatu merek
berkembang berdasarkan akumulasi menggunakan produk perusahaan, pelanggan
cukup rentan untuk berganti merek atau mencoba produk kompetitor, diketahui
pelanggan yang berganti merek atau produkmengatakan bahwa mereka puas
dengan merek atau produk sebelumnya. Sehingga perusahaan lebih menginginkan
pelanggan ada pada tahap loyalitas yang lebih dalam.
c. Conative Loyalty
Sebagai komitmen untuk membeli kembali spesifik terhadap suatu merek.
Tahap conative dipengaruhi oleh pengaruh pengalaman positif yang dirasakan
oleh pelanggan setelah berkali – kali menggunakan produk atau merek. Pada tahap
19 loyalty ini pelanggan mempunyai komitmen yang cukup dalam untuk
menggunakan produk atau merek perusahaan.
d. Action Loyalty
Merupakan tahap terakhir dari tahap loyalty, dimana cognitive loyalty fokus
kepada aspek kinerja dan merek, affective loyalty fokus terhadap bagaimana
sebuah merek disukai oleh pelanggan, sedangkan conative loyaly diekspresikan
dalam komitmen atau niat pelanggan untuk membeli kembali suatu merek. Action
20
loyalty merupakan sebuah komitmen untuk aksi atau tindakan membeli kembali
sebuah produk atau merek.
Menurut Kotler & Keller (2006 ; 57) indicator loyalitas konsumen adalah
a. Repeat Purchase (kesetiaan terhadap pembelian produk);
b. Retention (Ketahanan terhadap pengaruh yang negatif mengenai
perusahaan);
c. Referalls (mereferensikan secara total esistensi perusahaan).
2.2. Hubungan antar variabel
2.2.1 Pengaruh Brand Image terhadap Minat Beli Ulang
Proses branding bekerja pada area yang berbeda pada sebuah produk atau
layanan jasa. Namun tetap saja proses ini akan sangat terkait dengan bagaimana
citra sebuah merek akan dibentuk. Menurut (Kartajaya, 1997), sebuah produk atau
layanan jasa tidak bisa terlepas dari sebuah merek, dimaksudkan disini bahwa
sebuah merek harus disimbolkan sebagai sebuah payung yang dapat melindungi
sebuah produk atau layanan jasa. Produk atau jasa mudah sekali ditiru, namun
merek, khususnya citra merek yang terekam dalam benak konsumen tidak dapat
ditiru.
Sehingga pembentukan citra positif akan suatu merek akan menjadi salah
satu tolak ukur penilaian konsumen dalam melihat sebuah produk atau layanan
jasa Minat beli merupakan suatu kekuatan pendorong atau sebagai motif yang
bersifat instrinsik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian
secara spontan, wajar, mudah tanpa paksaan dan selektif pada suatu produk untuk
kemudian mengambil keputusan membeli. Sehingga minat beli cocok menjadi
variable dependen yang oleh citra merek. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
semakin baik citra merek terhadap suatu produk maka akan berpengaruh terhadap
minat beli konsumen.
21
Hasil penelitian Arif Rachman Hakim (2017) menyatakan bahwa brand
image berpengaruh signikan positif terhadap minat beli ulang. Berdasarkan teori
dan penelitian dahulu maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H1: Brand Image Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Minat Beli Ulang
2.2.2 Pengaruh Islamic Store Atmosphere terhadap Minat Beli Ulang
Menurut Levy dan Weitz (2001) atmosfer adalah mendesain suatu
lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan
penciuman untuk merangsang persepsi dan emosi dari pelanggan dan pada
akhirnya untuk mempengaruhi perilaku pembelanjaan mereka. Store atmosphere
yang direncanakan dan terealisasi dengan baik dapat menarik minat konsumen
untuk datang melakukan keputusan pembelian. Sebuah toko yang kesan atau
seuasananya yang menyajikan suasana yang nyaman, menarik, dan indah dilihat
akan semakin menarik minat dari konsumennya. Disini store atmosphere bisa juga
diartikan sebagai sebuah tatanan yang terkonsep untuk memperindah,
mempernyaman, dan menambah suatu nilai yang diterapkan kepada suatu tempat
bisnis yang mana bertujuan untuk meningkatkan daya saing, menjaga eksistensi,
dan menambah profit dari suatu bisnis tersebut
Hasil penelitian Bangun Adi Wibowo (2015) bahwa store atmosphere
berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli ulang. Berdasarkan teori dan
penelitian dahulu maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Store Atmosphere Brerpengaruh Positif Signifikan Terhadap Minat Beli
Ulang
2.2.3 Pengaruh Brand Awareness terhadap minat beli Ulang
Menurut teori yang dikemukakan Aaker (1991), kesadaran merek
merupakan cara bagaimana mengategorikan kekuatan sebuah merek ke dalam
ingatan konsumen. Dengan arti lain, melihat apakah produk tersebut sudah dikenal
di dalam ingatan konsumen atau belum dan berada di tingkatan kesadaran merek
22
yang mana. Dharamdas dan Sharma (2017) menyatakan bahwa kesadaran merek
dapat mempengaruhi niat beli suatu produk, berarti semakin tingginya tingkat
kesadaran merek maka tingkat niat beli konsumen akan meningkat. Hal ini juga
dikemukakan oleh Freddy Rangkuti (2002) yang menjelaskan bahwa konsumen
beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra
merek tersebut akan melekatkan secara terus menerus sehingga dapat membentuk
kesetiaan terhadap merek tertenti yang disebut dengan loyalitas merek.
Hasil penelitian Thoriq Anugrah Fatra Pradana, Eka Yuliana (2015)
menyatakan bahwa brand awareness berpengaruh signikan positif terhadap minat
beli ulang. Berdasarkan teori dan penelitian dahulu maka penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut :
H3: Brand Awareness Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Minat Beli
Ulang
2.2.4. Pengaruh Brand Image terhadap Loyalitas Konsumen
Hubungan antara Brand Image (citra merek) dengan loyalitas konsumen
terletak pada keinginan-keinginan dan pilihan konsumen (preference) atas suatu
merek adalah merupakan sikap konsumen. Dalam banyak hal, sikap terhadap
merek tertentu sering mempengaruhi apakah konsumen akan loyal atau tidak.
Persepsi yang baik dan kepercayaan konsumen akan suatu merek tertentu akan
menciptakan minat beli konsumen dan bahkan meningkatkan loyalitas konsumen
terhadap produk tertentu.
Hasil penelitian Yoki Devianti (2018) menyatakan bahwa brand image
berpengaruh signikan positif terhadap loyalitas konsumen. Berdasarkan teori dan
penelitian dahulu maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H4: Brand Image Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Loyalitas
Konsumen
2.2.5 Pengaruh Islamic Store Atmosphere terhadap Loyalitas Konsumen
23
Levy and Weitz (2001) menyatakan bahwa tujuan dari Store Atmosphere
(Suasana Toko) yaitu dapat memengaruhi konsumen untuk tetarik berkunjung,
memudahkan dalam mencari barang yang dibutuhkan, membuat konsumen
bertahan di dalam toko, memotivasi untuk membuat perencanaan, memengaruhi
untuk melakukan pembelian, dan memberikan keputusan dalam berbelanja.
Gilbert dalam Foster (2008) menyatakan bahwa Store Atmosphere adalah efek
emosional yang ditimbulkan dari adanya perubahan perencanaan lingkungan
pembelian yang dapat menimbulkan konsumen melakukan tindakan pembelian.
Store Atmosphere (Suasana Toko) bertujuan untuk menarik perhatian konsumen
untuk berkunjung, memudahkan mereka untuk mencari barang yang dibutuhkan,
mempertahankan mereka untuk berlama-lama berada di dalam toko, memotivasi
mereka untuk membuat perencanaan, memengaruhi mereka untuk melakukan
pembelian, dan memberikan keputusan dalam berbelanja. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa Store Atmosphere yang dilaksanakan dengan baik akan
memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas prlanggan
Hasil penelitian Nuraisyah Dwi Purnamasari, Agus Maolana Hidayat, S.E.,
M.Si (2016) menyatakan bahwa store atmosphere berpengaruh signikan positif
terhadap loyalitas konsumen. Berdasarkan teori dan penelitian dahulu maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H5: Store Atmosphere Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Loyalitas
Konsumen
2.2.6 Pengaruh Brand Awareness terhadap Loyalitas Konsumen
Brand awareness merupakan bentuk dari tindakan seorang konsumen yang
muncul dikarenakan konsumen tersebut mengetahui dan mengenali akan sebuah
merek. Hal ini menjadikan tolak ukur bagi konsumen dalam memutuskan
pembelian sebuah produk. Sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam
memutuskan membeli sebuah produk, konsumen memerlukan informasi yang
akan mengacu kepada pengenalan akan sebuah merek produk dan membuat merek
produk dikenal serta diingat oleh pihak konsumen. Kesadaran akan merek
24
memiliki tingkatan yang dapat disesuaikan sejauh mana konsumen mengingat dan
mengenali suatu produk yang dimuat oleh perusahaan. Maka terciptalah tindakan
loyalitas konsumen yang dilakukan konsumen setelah mengenali dan mengingat
seperti apa merek produk yang akan konsumen beli.
Hasil penelitian Ririn Nurizka, Tuti Rahmi (2016) menyatakan bahwa
brand awareness berpengaruh signikan positif terhadap loyalitas konsumen.
Berdasarkan teori dan penelitian dahulu maka penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut :
H6: Brand Awareness Bepengaruh Positif Signifikan Loyalitas Konsumen.
2.2.7 Pengaruh Minat Beli Ulang Terhadap Loyalitas Konsumen
Minat beli ulang adalah tahap kecenderungan konsumen untuk bertindak
sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Meskipun minat membeli
merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang
namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan guna
memaksimalkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri.
Hasil penelitian Dewi Sartika (2017) menyatakan bahwa brand awareness
berpengaruh signikan positif terhadap loyalitas konsumen. Berdasarkan teori dan
penelitian dahulu maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H7: Minat Beli Ulang Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Loyalitas
Konsumen
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antar variabel.
Untuk mengetahui hubungan antar variabel tersebut peneliti melakukan seuatu
pengujian hipotesis. Explantory research adalah pengujian yang akan digunakan
dalam meneliti hubungan antar variable. Explantory research adalah pengujian
yang akan digunakan dalam meneliti hubungan antar variabel. Menurut Sugiyono
(2014), metode explanatory research merupakan metode penelitian yang
bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh
antara satu variabel dengan variabel yang lain. Dalam Pelaksanaan pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antar variabel-variabel yang
akan diuji.
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2006:117). Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah pelanggan yang
pernah melakukan pembelian pada di Store Rabbani Semarang yang jumlahnya
tidak diketahui.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang
sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya
(Sabar,2007). Metode penarikan sampel pada penelitian ini adalah non probability
sampling yaitu teknik pengambilan sampel tidak dipilih secara acak. Unsur
populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau
karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.
27
Pengambilan sampel melalui teknik purposive sampling, teknik purposive
sampling ini merupakan teknik pemilihan sampel berdasarkan karakteristik
tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi
yang sudah diketahui sebelumnya.
Kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sudah pernah melakukan pembelian di Rabbani Semarang
2. Laki-laki dan Wanita
3. Usia dari 17 – 40 tahun
4. Umum
Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen dari Rabbani Semarang
yang sesuai dengan kriterria diatas.
Apabila populasi tidak diketahui dengan pasti, menurut Sugiyono
(2009:87) maka jumlah sampel dapat ditentukan dengan rumus berikut :
Keterangan:
n = Ukuran Sampel
Z = Score pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%)
maka Z = 1.96
Moe = Margin of Error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10%
Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan seperti
rumus dibawah ini.
28
96.4 atau dibulatkan menjadi 100.
Adapun mengacu pada Hair (2010:46), menemukan bahwa ukuran sampel
untuk kepentingan ujian hipotesis adalah sebesar 100-200 sampel. Maka jumlah
sampel pada penelitian ini adalah 100 responden.
3.3. Sumber Data
3.3.1. Data Primer
Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari
tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan
spesifik studi. Sumber data primer adalah responden individu, kelompok fokus,
internet juga dapat menjadi sumber data primer jika koesioner disebarkan melalui
internet (Sekaran, 2011). Dalam penelitian ini data primer yang diperoleh
didapatkan melalui kuisioner yang diisi oleh responden yang meliputi: Brand
Image, Islamic Store Atmosphere, Brand Awareness, Minat Beli Ulang, Loyalitas
Konsumen
3.3.2. Data Sekunder
Sekaran (2011) data sekunder adalah data yang mengacu pada
informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data sekunder
adalah catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis
industri oleh media, situs web, internet dan seterusnya. Data sekunder dalam
penelitian ini berupa jurnal, literatur, dan informasi lainnya yang didapatkan
secara online.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
3.4.1. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan
29
karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh
oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan
kuesioner, analis berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara,
selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang
diekspresikan dalam suatu wawancara.
Skala pengukuran menggunakan skala likert dari semua indicator pada
masing-masing responden. Skala likert sendiri terdiri dari skala satu sampai lima.
Bentuk pengukuran berupa tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1
Skala Likert
STS TS N S SS
Nilai : 1 Nilai : 2 Nilai : 3 Nilai : 4 Nilai : 5
3.4.2 Wawancara
Teknik pengumpulan data melalui Tanya jawab langsung kepada sejumlah
responden terpilih yang berkaitan pengaruh brand image, islamic store
atmosphere dan brand awareness terhadap loyalitas konsumen dengan minat beli
ulang sebagai variabel intervening pada Rabbani semarang.
3.5 Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah Brand Image, Store Atmosphere,
Brand Awareness, Minat Beli ulang, Loyalitas Konsumen. Dengan definisi
masing-masing variabel dijelaskan pada tabel 3.2.
30
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi operasional Indikator
1 Brand Image
Seperangkat keyakinan, ide, dan
kesan yang di miliki oleh seorang
terhadap suatu merek.( Kotler
2002)
1. Corporate Image
2. User Image
3. Product Image
Mohammad (2010:61)
(X1)
2 Islamic Store Suasana toko merupakan suasanaatau
lingkungan toko yang bisa
menstimuli panca indera konsumen
dan mempengaruhi persepsi serta
emosional konsumen terhadap toko
(Levy dan Weitz, 2012)
1. Exterior
2. General interior
3. Store Layout
4. Interior Displays
(Levy dan Weitz, 2012)
Atmosphere (X2)
3 Brand Brand awareness (kesadaran awareness(X3) merek), menunjukan kesanggupan 1. Recall
konsumen (atau calon pembeli) 2. Recognition
dalam mengingat kembali 3. Purchase
(recognize) atau mengenali (recall) 4. Consumption
bahwa suatu merek merupakan
suatu bagian dari kategori produk
tertentu. ( Durianto, et al 2004)
(Kriyantono, 2006)
4 Minat beli Ulang
(Y1)
Minat beli ulang adalah bagian dari
komponen perilaku dalam sikap
mengkonsumsi kemungkinan bila
pembeli bermaksud untuk membeli
atau melakukan pembelian ulang.
Ferdinant (2006)
1.Minat transaksional
2.Minat referensional
3.Minat prefensial
4.Minat eksploratif
(Ferdinand, 2006)
5 Loyalitas
Loyalitas konsumen adalah
kecenderungan konsumen untuk
membeli atau menggunakan produk
atau jasa tersebuh secara berulang-
ulang dan merekomendasikan kepada
orang lain atas jasa atau produk yang
diterimanya (Anwar 2007)
1. Repeat Purchase
2. Retention
3. Referalls
(Kotler & Keller 2006)
Konsumen
( (Y2)
31
3.6 Metode Analisis Data
Metode pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software SPSS
versi 16.0 analisis data meliputi uji dan uji reliabilitas.
3.6.1. Uji Validitas
Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk
mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Cara perhitungan validitas
kuesioner dengan menghitung korelasi antara data pada masing-masing
pertanyaan dengan skor total. Bagian instrumen dianggap valid jika hasil yang
didapat lebih besar dari 0,3. Bisa juga dengan cara membandingkan r tabelnya
yaitu r hitung > r tabel maka hasil diperoleh valid.
3.6.2. Uji Reliabilitas
Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil
pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel
dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
Uji reliabilitas dilakukan menggunakan bantuan software SPSS versi 1.60
yang dapat mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbanc Alpha (a). Suatu
variabel akan dikatakan reliabel jika memberikan Cronbanc Alpha> 0,70.
3.7. Uji Asumsi Klasik
3.7.1. Uji Normalitas
(Ghozali,2006) menyatakan uji asumsi normalitas memiliki fungsi untuk
menguji model regresi dan variabel pengganggu atau sering disebut residual
apakah memiliki distribusi atau tidak. Diketahui bahwa t dan F mengamsusimkan
yaitu nilai residual mengikuti distribusi normal. Uji statistik menjadi tidak valid
apabila asumsi ini dilanggar untuk jumlah sampel kecil. Untuk meyakinkan
sebuah data residual perlu adanya pengujian P-Plot. Berikut penjelasan uji P-Plot :
1. Data dinyatakan distribusi normal apabila data-datanya menyebar
disekitar garis diagonal serta mengikuti arah grafik histogram atau
garis diagonal.
32
2. Dan sebaliknya data akan dinyatakan sebagai data tidak berdistribusi
normal apabila data menyebar jauh dari arah garis diagonal dan tidak
mengikuti arah grafik histogram atau garis diagonal.
3.7.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik. Multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear
antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus
terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Untuk
mendeteksi adanya multikolinearitas di dalam regresi maka digunakan matrik
korelasi variabel bebas serta melihat Variance Inflaction Factor (VIF) dan
tolerance dalam perhitungan menggunakan SPSS 16. Berikut dasar acuannya :
1. Apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai (VIF) dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen pada
model regresi.
2. Apabila nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 dapat disimpulkan
bahwa te rjadi atau ada multikolinearitas antar variabel independen
pada model regresi.
3.7.3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005: 105) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedatisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya heteroskedastisitas
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada garif scatterplot antar
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
x adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Data
analisisnya adalah :
33
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)
akan mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas.
3.8. Analisis Data
3.8.1. Analisis Regresi Linier Berganda
Pendekatan hubungan antara brand image, Islamic store atmosphere dan
brand awareness dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dinyatakan dalam
bentuk persamaan alat regresi linier berganda :
1) Y1 = α+b1X1+b2X2+b3X3+e
2) Y2 = α+b1X4+b2X5+b3X6+b4Y1+e
Keterangan:
Y1 = Minat beli Ulang
Y2 = Loyalitas Konsumen
X1 = Brand Image
X2 = Islamic Store Atmosphere
X3 = Brand Awareness
α = Konstanta
e = Error
34
3.8.2. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui signifikasi dari hasil penelitian maka diperlukan dengan
melakukan uji t (parsial) dan uji model sebagai berikut :
1. Uji t
Dalam pengujian path analisis digunakan untuk mengetahui pengaruh
langsung dan tidak langsung. Untuk menentukan pengujian, maka kriteria
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a) Jika nilai t hitung > t tabel dan signifikansinya < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dengan demikian hipotesis diterima / terbukti.
b) Jika t hitung < t tabel dan nilai signifikansinya > 0,05 maka Ho diterima dan
Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh antara bebas secara parsial terhadap
variabel terikat. Dengan demikian hipotesis diterima / tidak terbukti.
2. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemempuan untuk menerangkan variasi dari variabel dependen. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel- variabel dependen mempu memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Untuk mengetahui besar variabel independen dalam mempengaruhi variabel
dependen dapat diketahui dari nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh
nilai Adjusted R Square (R2). Nilai Adjusted R Square (R2) dapat naik maupun
turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model. Dipilihnya
Adjusted R Square supaya data tidak bias terhadap jumlah variabel independen
yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen,
maka R square pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Oleh karena itu banyak
peneliti yang menggunakan nilai Adjusted R Square pada saat mengevaluasi mana
model regresi terbaik.
35
3. Uji Sobel Test
Uji sobel test digunakan untuk mengetahui hasil dari mediasi antara
variabel independen dengan variabel dependen. Variabel intervening merupakan
variabel antara atau mediasi yang fungsinya adalah memediasi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen (Ghazali, 2013). Dalam penelitian
ini adalah untuk menguji apakah variabel intervening minat beli ulang mampu
menjadi variabel intervening antara brand image, islamic store atmosphere dan
brand awareness dengan keputusan pembelian, maka digunakan uji sobel test.
Penelitian ini menggunakan calculation for the sobel pada pengujian sobel test
dengan analisis jika p- value < taraf siginifikan 0.05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima yang berarti ada pengaruh yang siginfikan.
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden
Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah pelanggan yang
pernah melakukan pembelian di Store Rabbani Semarang, sejumlah 100
responden. Dari hasil jawaban responden, maka responden dapat dikelompokkan
menurut usia, dan jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan jumlah
pendapatan per bulan.
4.1.1 Usia Responden
Identitas responden yang lain dapat diketahui melalui faktor usia dan
dijabarkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.1
Usia Responden
No. Keterangan Jumlah Persentase
1. 17 - 20 tahun 12 12,00
2. 21 – 25 tahun 15 15,00
3. 26 – 30 tahun 22 22,00
4. 31 - 35 tahun 27 27,00
6. 36 – 40 tahun 16 16,00
7. > 40 tahun 8 8,00
Total 100 100
Sumber : Data primer yang diolah, tahun 2020
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa komposisi usia responden
yang dijadikan sebagai sampel sebagian besar berusia antara 31 - 35 tahun, yaitu
sebanyak 27 responden atau 27%. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
responden berusia dewasa. Hal ini di karenakan rata-rata pembeli di rabbani store
adalah orang dewasa
37
4.1.2 Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden
No. Keterangan Jumlah Persentase
1. Laki-laki 18 18,00
2. Perempuan 82 82,00
Total 100 100
Sumber : Data primer yang diolah, tahun 2020
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui pelanggan yang dijadikan sebagai
responden sebanyak 18 orang atau 18 % adalah laki-laki, dan perempuan
sebanyak 82 orang atau 82 %. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
responden yang dijadikan sampel adalah perempuan karena perempuan lebih
sering berbelanja busana muslimah.
4.1.3 Tingkat Pendidikan Resonden
Penggolongan responden menurut tingkat pendidikan dikelompokkan
dalam tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3
Pendidikan Responden
No Keterangan Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
4.
SLTP/sederajat
SLTA/sederajat
Akademi/Perguruan Tinggi
Lain-lain
15
27
32
26
15,00
27,00
32,00
26,00
Jumlah 100 100 Sumber : Data primer yang diolah, tahun 2020
38
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berpendidikan akademi/perguruan tinggi, yaitu sebanyak 32 responden atau 32%.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden berpendidikan cukup
tinggi
4.1.4 Pekerjaan Responden
Penggolongan responden menurut pekerjaan dikelompokkan dalam tabel
4.4 berikut ini.
Tabel 4.4
Pekerjaan Responden
No Keterangan Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
4.
Mahasiswa
Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
Wiraswasta
15
26
38
21
15,00
26,00
38,00
21,00
Jumlah 100 100
Sumber : Data primer yang diolah, tahun 2020
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berprofesi sebagai pegawai swasta, yaitu sejumlah 38 orang atau 38%.
4.1.5 Penghasilan Responden Perbulan
Penggolongan responden menurut penghasilan per bulan dikelompokkan dalam
tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5
Penghasilan Responden
No Keterangan Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
4.
< Rp.1.000.000.-
Rp.1.000.001., s/d Rp.2.000.000.-
Rp.2.000.001.- s/d Rp.3.000.000.-
> Rp.3.000.000.-
7
22
25
46
7,00
22,00
25,00
46,00
Jumlah 100 100 Sumber : Data primer yang diolah, tahun 2020
39
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berpenghasilan diatas Rp.3.000.000,- yaitu sejumlah 46 orang atau 46%. Hal ini
mengindikasikan bahwa sebagian besar responden berpenghasilan cukup tinggi,
karena rata rata pembeli produk Rabbani seorang pegawai swasta.
4.2 Analisis Kualitatif
Berdasarkan hasil tanggapan dari 100 orang responden, maka peneliti akan
menguraikan secara rinci jawaban responden yang dikelompokan dalam tabel
sebagai berikut:
RS =5 − 1
5
RS = 0,8
Keterangan katagori:
a. 1,00 – 1,80 : Sangat rendah
b. 1,81 - 2,60 : Rendah
c. 2,61 – 3,40 : Sedang
d. 3,41- 4,20 : Tinggi
e. 4,21-5,00 : Sangat tinggi
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui tanggapan dari masing-masing
indikator dari setiap variabel sebagai berikut :
4.2.1 Variabel Brand Image (X1)
Pendapat responden tentang variabel brand image Store Rabbani
Semarang, dapat dijelaskan dengan menggunakan pertanyaan tentang: Rabbani
Semarang merupakan brand fashion yang dikenal luas, percaya diri semakin kuat
ketika menggunakan produk Rabbani, dan Rabbani Semarang memiliki produk
yang berkualitas. Adapun hasil jawaban responden dapat dilihat dalam tabel
berikut:
40
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Tentang Variabel Brand Image (X1)
Indikator Distribusi Frekuensi Rata-
rata
SS S N TS STS
F S F S F S F S F S
Merupakan brand
fashion yang dikenal
luas
26 130 55 220 18 54 1 2 0 0 4,06
Percaya diri semakin
kuat ketika
menggunakan produk
Rabbani
23 115 54 216 19 57 4 8 0 0 3,96
Memiliki produk yang
berkualitas
33 165 58 232 8 24 1 2 0 0 4,23
Rata-rata 4,08
Sumber : data primer yang diolah, tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata hasil jawaban
responden tentang variabel brand image di peroleh skor sebesar 4,08, yang berarti
berada pada kategori tinggi (3,41- 4,20). Hal ini dapat dijelaskan oleh masing-
masing indikator brand image sebagai berikut :
Pernyataan pertama tentang Rabbani Semarang merupakan brand fashion
yang dikenal luas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 4,06 berada pada
kategori tinggi (3,41-4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
responden merasa Rabbani Semarang merupakan brand fashion yang dikenal luas
tidak hanya di kota Semarang, akan tetapi di seluruh Indoensia. Hal ini bisa
dipahami, karena iklan produk Rabbani sering muncul dimedia cetak maupun
media elektronik sehingga sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia.
Pernyataan kedua tentang percaya diri semakin kuat ketika menggunakan
produk Rabbani, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 3,96 berada pada
kategori tinggi (3,41– 4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
responden merasa bangga ketika mengenakan fashion produk dari Rabbani karena
mampu meningkatkan kepercayaan diri saat tampil di tempat umum. Hal ini
menunjukkan bahwa produk Rabbani adalah produk yang berkualitas, dan yang
modelnya selalu mengikuti perkembangan jaman.
41
Pernyataan ketiga tentang Rabbani Semarang memiliki produk yang
berkualitas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 4,23 berada pada
kategori sangat tinggi (24,21- 5,00). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian
besar responden merasa produk yang dijual di Rabbani Semarang adalah produk
yang berkualitas karena dibuat dari bahan-bahan yang berkualitas serta didesain
oleh tenaga profesional dibidangnya sehingga nyaman saat dikenakan dan mampu
meningkatkan kepercayaan diri pemakainya.
4.2.2. Variabel Islamic Store Athmosphare (X2)
Pengukuran variabel Islamic Store Athmosphare, digunakan pendapat
responden mengenai: Rabbani Semarang memiliki bangunan yang megah serta
dekorasi yang mencerminkan Islam, suasana di dalam toko terasa nyaman, arus
konsumen dalam memilih suatu produk sudah tertata, dan penataan setiap produk
sudah sesuai dengan jenis (pakaian pria dan wanita), warna dan tertata rapih,
dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Tentang Variabel Islamic Store Athomsphare (X2)
Indikator Distribusi Frekuensi Rata-rata
SS S N TS STS
F S F S F S F S F S
Bangunan yang
megah serta
dekorasi yang
mencerminkan
islam
21 105 45 180 26 78 7 14 1 1 3,78
Suasana di dalam
toko terasa nyaman 28 140 40 160 23 69 9 18 0 0 3,87
Arus konsumen
dalam memilih
suatu produk sudah
tertata
17 85 45 180 30 90 7 14 1 1 3,7
Penataan setiap
produk tertata rapi 34 170 33 132 28 84 5 10 0 0 3,96
Rata-rata 3,83
Sumber : data primer yang diolah, tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata hasil jawaban
responden tentang variabel Islamic Store Athmosphere di peroleh skor sebesar
42
3,83, yang berarti berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini dapat
dijelaskan oleh masing-masing indikator Islamic Store Athmosphere sebagai
berikut:
Pernyataan pertama tentang Rabbani Semarang memiliki bangunan yang
megah serta dekorasi yang mencerminkan Islam, dapat diketahui bahwa nilai rata-
rata sebesar 3,78 berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini
mengindikasikan bahwa sebagian besar responden merasa Store Rabbani
Semarang memiliki bangunan yang tampak megah serta dekorasi yang
mencerminkan Islam. Hal ini bisa dipahami karena Store Rabbani merupakan
salah satu Brand Fashion terkemuka di kota Semarang.
Pernyataan kedua tentang suasana di dalam toko terasa nyaman, dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 3,87 berada pada kategori tinggi (3,41 –
4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden merasa suasana
di dalam toko Rabbani terasa sangat nyaman. Hal ini bisa dipahami karena
ruangan toko sangat luas dengan dilengkapi pendingin yang cukup. Selain itu juga
dilenglapi ruang ganti yang cukup sehingga pelanggan tidak harus menunggu
lama saat akan mencoba busana yang dipilihnya.
Pernyataan ketiga tentang arus konsumen dalam memilih suatu produk
sudah tertata, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 3,70 berada pada
kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
responden merasa display produk di Rabbani sudah tertata rapi sehingga
memudahkan pelanggan dalam memilih barang yang akan dibeli.
Pernyataan keempat tentang penataan setiap produk sudah sesuai dengan
jenis (pakaian pria dan wanita), warna dan tertata rapi, dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata sebesar 3,96 berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini
mengindikasikan bahwa sebagian besar responden merasa penataan produk di
Store Rabbani sudah disesuaikan dengan jenisnya, misalnya untuk pakaian pria
dan wanita, jenis warna, model, dan ukuran sehingga sangat memudahkan
pelanggan dalam memilih produk yang akan dibeli.
43
4.2.3 Variabel Brand Awareness (X3)
Pengukuran variabel awareness, digunakan pendapat responden mengenai:
ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani Semarang, merek produk
Rabbani Semarang, dapat dikenali dengan mudah, produk Rabbani Semarang
merupakan pilihan utama dalam membeli suatu produk (fashion), dan produk
Rabbani Semarang adalah produk pertama yang muncul dalam benak. Adapun
jawaban responden selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata hasil jawaban
responden tentang variabel awareness diperoleh skor sebesar 3,87, yang berarti
berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini dapat dijelaskan oleh masing-
masing indikator awareness sebagai berikut :
Pernyataan pertama tentang ketika mengingat tentang fashion, ingat
produk Rabbani Semarang, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 3,65
berada pada kategori tinggi (3,4– 4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian
besar responden selalu ingat produk Rabbani ketika berbicara tentang fashion. Hal
ini menunjukkan bahwa merek Rabbani sudah sangat melekat dihati responden.
Pernyataan kedua tentang merek produk Rabbani Semarang, dapat dikenali
dengan mudah, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 3,89, berada pada
44
kategori sedang (3,41– 4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
responden merasa merek produk Rabbani memang sangat mudah dikenali.
Disetiap produk Rabbani pasti ada simbol huruf R yang dibordir dengan rapi, baik
untuk busana wanita maupun busana pria.
Pernyataan ketiga tentang produk Rabbani Semarang merupakan
pilihan utama dalam membeli suatu produk (fashion), dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata sebesar 3,90 berada pada kategori sedang (2,61-3,40). Hal ini
mengindikasikan bahwa sebagian besar responden merasa produk Rabbani
menjadi pilihan pertama saat berbelanja produk fashion, bauk busana wanita
maupun busana pria. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah
merasa cocok mengenakan produk Rabbani.
Pernyataan keempat tentang produk Rabbani Semarang adalah produk
pertama yang muncul dalam benak dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar
4,02 berada pada kategori sedang (2,61-3,40). Hal ini mengindikasikan bahwa
sebagian besar responden sudah merasa familier dengan produk Rabbani,
sehingga apabila berbicara fashion yang muncul dibenak adalah produk Rabbani
Semarang.
4.2.4. Variabel Minat Beli Ulang (Y3)
Pengukuran variabel minat beli ulang terhadap produk Rabbani, digunakan
pendapat responden mengenai: bersedia melakukan pembelian produk Rabbani
Semarang, mempertimbangkan untuk membeli produk Rabbani Semarang
setelah membaca review produk tersebut, produk Rabbani Semarang lebih
menarik perhatian, dan tertarik untuk membeli produk Rabbani Semarang setelah
mendapat informasi dari teman dalam tabel berikut ini.
45
Berdasarkan table 4.9 dapat dijelaskan baha nilai rata-rata hasil jawaban
responden tentang variabel minat beli ulang di peroleh skor sebesar 4,08, yang
berarti berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini dapat dijelaskan oleh
masing-masing indikator minat beli ulang sebagai berikut :
Pernyataan pertama tentang bersedia melakukan pembelian produk
Rabbani Semarang, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 4,02 berada pada
kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
responden bersedia melakukan pembelian produk Rabbani Semarang karena
produknya berkualitas dan merupakan merek terkenal sehingga menambah
kepercayaan diri saat mengenakannya.
Pernyataan kedua tentang mempertimbangkan untuk membeli produk
Rabbani Semarang setelah membaca review produk tersebut, dapat diketahui
bahwa nilai rata-rata sebesar 4,20 berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal
ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden membeli produk Rabbani
setelah membaca review dari berbagai media yang sebagian besar reviewer
46
menyatakan bahwa produk rabbani adalah produk yang berkualitas sehingga
sangat layak untuk dibeli.
Pernyataan ketiga tentang produk Rabbani Semarang lebih menarik
perhatian, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 3,20, berada pada kategori
tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden
merasa lebih tertarik dengan produk rabbani dibanding dengan produk merek lain.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar respoden merasa loyal terhadap
produk rabbani. Seperti diketahui bahwa merek busana muslim/muslimah di
Indoensia sangat banyak.
Pernyataan keempat tentang tertarik untuk membeli produk Rabbani
Semarang setelah mendapat informasi dari teman, dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata sebesar 3,11 berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini
mengindikasikan bahwa informasi dari mulut ke mulut merupakan sarana promosi
yang sangat efektif untuk menarik pelanggan baru. Seperti tersebut di atas bahwa
sebagian besar responden memutuskan untuk membeli produk Rabbani karena
infromasi dari teman.
4.2.5 Variabel Loyalitas Konsumen (Y2)
Pengukuran variabel Loyalitas Konsumen terhadap produk Rabbani,
digunakan pendapat responden mengenai: sering melakukan pembelian berulang
produk Rabbani Semarang, mengenal baik produk Rabbani semarang akan
merekomendasikan produk Rabbani Semarang kepada teman teman, dalam tabel
berikut ini.
47
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata hasil jawaban
responden tentang variabel loyalitas konsumen di peroleh skor sebesar 4,02, yang
berarti berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Pernyataan di atas
mengindikaiskan bahwa sebagian besar responden sudah merasa cocok dengan
produk Rabbani Semarang sehingga merasa mantab melakukan pembelian ulang
produk Rabbani yang merupakan produk yang berkualitas, nyaman dipakai, dan
menambah kepercayaan diri.
Oleh karena itu, sebagian besar responden berkeinginan untuk
merekomendasikan kepada teman-teman untuk membeli produk Rabbani
Semarang. Kondisi ini tentu sangat menguntungkan Rabbani, karena secara tidak
langsung merupakan sarana promosi yang efektif untuk menarik pelanggan baru
tanpa harus mengeluarkan biaya promosi. Sebagian besar reponden juga merasa
ketika butuh pakaian akan membeli produk di Rabbani. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden sudah merasa loyal terhadap Rabani, oleh karena
itu Rabbani harus bisa menjaga kepercayaan pelanggan ini dengan memberikan
pelayanan yang terbaik, membuat produk yang berkualitas dan selalu mengikuti
perkembangan model fashion, baik nasional maupun internasional sehingga
menghasilkan produk yang selalu up to date.
4.3 Analisis Kuantitatif
4.3.1. Hasil Pengujian Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian validitas ini digunakan terhadap responden untuk mengetahui apakah
instrumen penelitian tersebut valid untuk digunakan dalam penelitian dengan
kriteria pengujian validitas penelitian yaitu jika r hitung > r tabel, maka kuesioner
tersebut valid.Hasil uji validitas variabel brand image, islamic store atmosphere,
48
brand awareness, minat beli ulang dan loyalitas konsumen adalah sebagai berikut
:
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas
Variabel Indikator r hitung r tabel Kriteria
Brand Image X1.1 0,587 0,195 Valid
X1.2 0,573 0,195 Valid
X1.3 0,588 0,195 Valid
Islamic Store X2.1 0,710 0,195 Valid
atmosphere X2.2 0,770 0,195 Valid
X2.3 0,736 0,195 Valid
X2.4 0,794 0,195 Valid
Brand X3.1 0,696 0,195 Valid
Awareness X3.2 0,668 0,195 Valid
X3.3 0,812 0,195 Valid
X3.4 0,614 0,195 Valid
Minat beli ulang Y1.1 0,720 0,195 Valid
Y1.2 0,629 0,195 Valid
Y1.3 0,660 0,195 Valid
Y1.4 0,912 0,195 Valid
Loyalitas Y2.1 0,632 0,195 Valid
konsumen Y2.2 0,688 0,195 Valid
Y2.3 0,666 0,195 Valid
Sumber : Lampiran
2
Dari hasil uji validitas variabel brand image, islamic store atmosphere,
brand awareness, minat beli ulang dan loyalitas konsumen dapat dikatakan
bahwa keseluruhan pernyataan yang diajukan oleh peneliti terhadap responden
valid karena nilai r hitung > r tabel (0,195).
4.3.2. Hasil Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variable atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Untuk menguji reliabilitas sample ini digunakan testing
49
kehandalan Cronbach Alpha. Suatu construct atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas seperti tampak pada tabel 4.10., semua
variabel brand image, islamic store atmosphere, brand awareness, minat beli
ulang dan loyalitas konsumen dikatakan reliabel, karena nilai cronbach alpha >
0,60, sehingga layak untuk diujikan ke pengujian hipotesis selanjutnya.
4.3.3 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik ini dilakukan agar variabel bebas sebagai
estimator atas variabel terikat tidak bias. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas.
4.3.3.1 Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
antara variabel dependen dengan variabel independen keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki
distribusi normal atau mendekati normal, hasil pengujian dengan menggunakan uji
statistik Kolmogorov smirnov untuk ke dua model regersi adalah sebagai berikut :
50
Tabel 4.13
Uji Normalitas
Model Regersi SD K-S P Value
Model 1 1,6149 0,872 0,432
Model 2 1,2928 0,665 0,768
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 4.13, dapat diketahui bahwa nilai signifikasi
Kolmogorov Smirnov pada model 1 adalah sebesar 0,432 > 0,05; model 2 sebesar
0,768 > 0,05 dan model 3 sebesar 0,658 > 0,05. Dengan demikian model regresi
dalam penelitian ini adalah normal.
4.3.3.2 Pengujian Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi korelasi antar variabel independen yang dapat dilihat dari
nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance lebih
besar dari 10% (0,10) dan nilai VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan
tidak terjadi multikolinearitas antara variabel independen. Hasil pengujian
multikolinearitas adalah sebagai berikut :
Tabel 4.14
Uji Multikolinearitas
Sumber : Lampiran 2
Model Variabel Dependen Tolerance VIF Keterangan
Regresi
1 Brand Image 0,582 1,717 Tidak
Islamic store Atmosphere 0,579 1,728 multikolinearitas
Brand Awareness 0,481 2,079
2 Brand Image 0,467 2,140 Tidak
Islamic store Atmosphere 0,542 1,844 multikolinearitas
Brand Awareness 0,445 2,247
Minat beli ulang 0,409 2,448
51
Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabel
independen (brand image, islamic store atmosphere, brand awareness dan minat
beli ulang) mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 10% (0,10) dan nilai VIF
lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
4.3.3.3 Pengujian Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Deteksi dengan menggunakan uji statistic, yaitu uji gletjer
dengan hasil sebagai berikut
Tabel 4.15
Uji Gletjer
Model Variabel bebas Beta t hitung P-Value
Regresi
1 Brand Image -0,226 -1,742 0,085
Islamic store Atmosphere 0,089 0,688 0,493
Brand Awareness -0,088 -0,618 0,538
2 Brand Image 0,002 0,016 0,988 Islamic store Atmosphere 0,213 1,571 0,119
Brand Awareness 0,070 0,470 0,639
Minat beli ulang -0,049 -0,314 0,754
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan uji gletjer dapat dijelaskan bahwa nilai hasil regresi antara
variabel bebasterhadap absolut residual (Abs_res) di peroleh nilai signifikasi
untuk masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,05. Dengan demikan dapat
disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
4.3.3.4. Regresi Linear Berganda
Hasil regresi secara bertahap dalam penelitian ini, menggunakan 2 model
regresi dengan hasil sebagai berikut :
52
Tabel 4.16
Hasil Regresi
Model regresi Keterangan Beta t hitung P-Value
1 X1 -> Y1 0,416 4,862 0,000
X2 -> Y1 0,218 2,453 0,013
X3 -> Y1 0,262 2,788 0,006
2 X1 -> Y2 0,229 2,508 0,014 X2 -> Y2 0,195 2,268 0,026
X3 -> Y2 0,259 2,770 0,007
Y1 -> Y2 0,253 2,593 0,011
Sumber : Lampiran 2
Penjelasan dari masing-masing model regersi adalah :
1. Regresi antara Brand Image, Islamic Store Atmosphere terhadap Minat Beli
Ulang Berdasarkan perhitungan regresi antara Brand Image, Islamic Store
Atmosphere terhadap Minat Beli Ulang dengan dibantu program SPSS (Tabel
4.16), maka persamaan regersi model 1 adalah :
Y1 = 0,416 X1 + 0,218 X2 + 0,262 X3
Hasil persamaan regresi berganda tersebut di atas memberikan pengertian bahwa:
1. b1 (nilai koefisien regresi X1) bernilai positif, mempunyai arti bahwa
jika brand images ( Corporate Image, User Image, Product Image )
semakin baik, maka minat beli ulang ( Minat Transaksional, Minat
Refrensional, Minat Prefersial, Minat Eksploratif ) akan semakin
meningkat.
2. b2 (nilai koefisien regresi X2) bernilai positif, mempunyai arti bahwa
jika islamic store atmosphere ( Exterior, General Interior, Store
Layout, Interior Displays ) semakin baik, maka minat beli ulang (
Minat Transaksional, Minat Refrensional, Minat Prefersial, Minat
Eksploratif ) akan semakin meningkat.
3. b3 (nilai koefisien regresi X3) bernilai positif, mempunyai arti bahwa
jika brand awareness ( Recall, Recognition, Purchase, Consumption )
semakin baik, maka minat beli ulang ( Minat Transaksional, Minat
53
Refrensional, Minat Prefersial, Minat Eksploratif ) akan semakin
meningkat.
2. Regresi antara Brand Image, Islamic Store Atmosphere dan Minat Beli
Ulang Terhadap Loyalitas Konsumen.Berdasarkan perhitungan regresi antara
Brand Image, Islamic Store Atmosphere dan Minat Beli Ulang terhadap
loyalitas konsumen dengan dibantu program SPSS (Tabel 4.16), maka
persamaan regersi model 2 adalah :
Y2 = 0,229 X1 + 0,192 X2 + 0,259 X3+ 0,253 Y1
Hasil persamaan regresi berganda tersebut di atas memberikan pengertian bahwa:
1. b1 (nilai koefisien regresi X1) bernilai positif, mempunyai arti
bahwa jika brand image ( Corporate Image, User Image, Product
Image ) semakin meningkat, maka loyalitas konsumen ( Repeat
Purchase, Retention, Referalls ) akan semakin meningkat.
2. b2 (nilai koefisien regresi X2) bernilai positif, mempunyai arti
bahwa jika islamic store atmosphere ( Exterior, General Interior,
Store Layout, Interior Displays ) semakin meningkat, maka loyalitas
konsumen ( Repeat Purchase, Retention, Referalls ) akan semakin
meningkat.
3. b3 (nilai koefisien regresi X3) bernilai positif, mempunyai arti
bahwa jika brand awareness ( Recall, Recognition, Purchase,
Consumption ) semakin meningkat, maka loyalitas konsumen (
Recall, Recognition, Purchase, Consumption ) akan semakin
meningkat.
4. b4 (nilai koefisien regresi Y1) bernilai positif, mempunyai arti
bahwa jika minat beli ulang ( Minat Transaksional, Minat
Refrensional, Minat Prefersial, Minat Eksploratif ) semakin
meningkat, maka loyalitas konsumen konsumen ( Recall,
Recognition, Purchase, Consumption ) akan semakin meningkat.
54
4.3.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dipergunakan untuk mengetahui berapa besarnya
kontribusi variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Hasil pengujian
koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah :
Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Variabel Terikat Adjusted R-
Square
Koefisien
Determinasi
Model 1 0,579 57,90 %
Model 2 0,614 61,40 % Sumber: Lampiran 2
Nilai koefisien determinasi model 1 ditunjukkan oleh nilai R Square yaitu
sebesar 0,579 yang menunjukkan bahwa Brand Image, Islamic Store Atmosphere
dapat menjelaskan minat beli ulang sebesar 57,90 persen, sedangkan sisanya
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Nilai koefisien determinasi model 2 ditunjukkan oleh nilai Adjusted R
Square yaitu sebesar 0,614 yang menunjukkan bahwa Brand Image, Islamic
Store Atmosphere dan Minat Beli Ulang dapat menjelaskan loyalitas konsumen
sebesar 61,40 persen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini
55
4.3.5 Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t, dengan
hasil sebagai berikut
1. Pengaruh Brand Image terhadap Minat beli Ulang
Sumber: Lampiran
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 4,862 (Tabel 4.20)
dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 persen
diperoleh t tabel sebesar 1,661, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar
daripada nilai t tabel yaitu 4,862 > 1,661 Nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05,
menandakan bahwa brand image mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap minat beli ulang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya
pengaruh positif dan signifikan antara brand image terhadap minat beli ulang
dapat diterima.
2. Pengaruh Islamic Store Atmosphere terhadap Minat beli Ulang
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 2,543 (Tabel 4.20)
dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 persen
diperoleh t tabel sebesar 1,661, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar
daripada nilai t tabel yaitu 2,543 > 1,661. Nilai signifikasi sebesar 0,013 < 0,05,
menandakan bahwa islamic store atmosphere mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap minat beli ulang. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan
Model Regresi Keterangan Nilai t P-Value Keterangan
1 X1 -> Y1 4,862 0,000 Diterima
X2 -> Y1 2,543 0,013 Diterima
X3 -> Y1 2,788 0,006 Diterima
2 X1 -> Y2 2,508 0,014 Diterima
X2 -> Y2 2,268 0,026 Diterima
X3 -> Y2 2,770 0,007 Diterima
Y1 -> Y2 2,593 0,011 Diterima
56
adanya pengaruh positif dan signifikan antara islamic store atmosphere terhadap
minat beli ulang dapat diterima.
3. Pengaruh Brand Awareness terhadap Minat beli Ulang
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 2,788 (Tabel 4.20)
dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 persen
diperoleh t tabel sebesar 1,661, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar
daripada nilai t tabel yaitu 2,788 > 1,661. Nilai signifikasi sebesar 0,006 < 0,05,
menandakan bahwa bradn awareness mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap minat beli ulang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya
pengaruh positif dan signifikan antara brand awareness terhadap minat beli ulang
dapat diterima.
4. Pengaruh Brand Image terhadap Loyalitas Konsumen
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 2,508 (Tabel 4.20)
dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 persen
diperoleh t tabel sebesar 1,661, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar
daripada nilai t tabel yaitu 2,508 > 1,661. Nilai signifikasi sebesar 0,014 < 0,05,
menandakan bahwa brand image mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap loyalitas konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan
adanya pengaruh positif dan signifikan antara brand image terhadap loyalitas
konsumen dapat diterima
5. Pengaruh Islamic store atmosphere terhadap Loyalitas Konsumen
Hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 2,268 (Tabel 4.20) dan
dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 persen
diperoleh t tabel sebesar 1,661, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar
daripada nilai t tabel yaitu 2,268 > 1,661. Nilai signifikasi sebesar 0,026 < 0,05,
menandakan bahwa Islamic stote atmosphere mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan
57
adanya pengaruh positif dan signifikan antara Islamic store atmosphere terhadap
loyalitas konsumen dapat diterima.
6. Pengaruh Brand Awareness terhadap loyalitas konsumen
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 2,770 (Tabel 4.20)
dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 persen
diperoleh t tabel sebesar 1,661, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar
daripada nilai t tabel yaitu 2,770 > 1,661. Nilai signifikasi sebesar 0,007 < 0,05,
menandakan bahwa brand awareness mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap loyalitas konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan
adanya pengaruh positif dan signifikan antara brand awareness terhadap loyalitas
konsumen dapat diterima
7 Pengaruh Minat Beli Ulang terhadap loyalitas konsumen
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 2,593 (Tabel 4.20)
dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 persen
diperoleh t tabel sebesar 1,661, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar
daripada nilai t tabel yaitu 2,593 > 1,661. Nilai signifikasi sebesar 0,011 < 0,05,
menandakan bahwa minat beli ulang mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap loyalitas konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan
adanya pengaruh positif dan signifikan antara minat beli ulang terhadap loyalitas
konsumen dapat diterima.
58
4.3.6 Uji Sobel Test
a. Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas Konsumen Melalui Minat
Beli Ulang
Hasil pengolahan data dengan path analisis diperoleh hasil sebagai berikut:
Nilai t hituang hasil sobel test sebesar 2,2356 > 1,96 dan nilai signifikasi pada uji
2 sisi sebesar 0,025 < 0,05, dapat diartikan bahwa minat beli ulang merupakan
variabel intervening di antara pengaruh brand image terhadap Loyalitas
konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila brand image semakin
meningkat, maka minat beli ulang akan semakin meningkat dan loyalitas
konsumen akan semakin meningkat.
Loyalitas
konsumen
59
b. Pengaruh Islamic Store Atmosphere Terhadap Loyalitas Konsumen
Melalui Minat Beli Ulang
Hasil pengolahan data dengan path analisis diperoleh hasil sebagai berikut:
Sobel test statistic:2,1826
One-tailed probability:0.0145
Two-tailed probability:0.0290
Nilai t hitung hasil sobel test sebesar 2,1625 > 1,96 dan nilai signifikasi
pada uji 2 sisi sebesar 0,030 < 0,05, dapat diartikan bahwa minat beli ulang
merupakan variabel intervening di antara pengaruh brand awarenss terhadap
loyalitas konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila brand awareness
semakin meningkat, maka minat beli ulang akan semakin meningkat dan loyalitas
konsumen akan semakin meningkat.
4.4 Pembahasan
Brand Image berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, hal ini dapat
diartikan bahwa apabila brand image yang diukur dengan indikator (Rabbani
Semarang merupakan brand fashion yang dikenal luas) hal ini bisa di pahami
karena rabbani tidak hanya ada di kota semarang tetapi juga ada di seluruh
Loyalitas
konsumen
60
Indonesia, iklan produk rabbani yang sangat menarik sering muncul di berbagai
media sehingga sangat di kenal oleh seluruh masyarakat Indonesia. ( Percaya diri
semakin kuat ketika menggunakan prduk Rabbani), karena produk Rabbani
Semarang memiliki produk yang berkualitas, dan memiliki model produk yang
selalu mengikuti zaman.( Memiliki produk yang berkualitas) karena di buat dari
bahan- bahan yang berkualitas serta di desain oleh tenaga professional di
bidangnya sehingga nyaman saat di kenakan dan mampu meningkatkan
kepercayaan diri pemakainya. produk Rabbani dapat dikenali dengan mudah,
produk Rabbani Semarang merupakan pilihan utama dalam membeli suatu produk
(fashion), dan produk Rabbani Semarang adalah produk pertama yang muncul
dalam benak, juga akan semakin meningkat. Kondisi ini karena pembentukan citra
positif suatu merek akan menjadi salah satu tolak ukur penilaian konsumen dalam
melihat sebuah produk atau layanan jasa. Minat beli merupakan suatu kekuatan
pendorong atau sebagai motif yang bersifat instrinsik yang mampu mendorong
seseorang untuk menaruh perhatian secara spontan, wajar, mudah tanpa paksaan
dan selektif pada suatu produk untuk kemudian mengambil keputusan
membeli. Sehingga minat beli cocok menjadi variable dependen yang dipengaruhi
oleh citra merek. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semakin baik citra
merek terhadap suatu produk maka akan berpengaruh terhadap minat beli
konsumen. Hasil ini mendukung penelitian Arif Rachman Hakim (2017)
menyatakan bahwa brand image berpengaruh signikan positif terhadap minat
beli ulang.
Islamic store atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli ulang,
hal ini dapat diartikan bahwa apabila islamic store atmosphere yang diukur
dengan indikator (Rabbani Semarang memiliki bangunan yang megah serta
dekorasi yang mencerminkan Islam, suasana di dalam toko terasa nyaman, arus
konsumen dalam memilih suatu produk sudah tertata, dan penataan setiap produk
sudah sesuai dengan jenis (pakaian pria dan wanita), warna dan tertata rapih).
Indikator pertama tentang Rabbani Semarang memiliki bangunan yang megah
serta dekorasi yang mencerminkan Islam, Hal ini bisa dipahami karena Store
Rabbani merupakan salah satu Brand Fashion terkemuka di kota Semarang dan di
Indonesia sudah seharusnya brand dengan citra yang besar memiliki bangunan
61
yang megah supaya dapat meningkatkan kenyamanan belanja konsumen dan
memiliki dekorasi islami hal ini untuk semakin memperkuat bahwa Rabbani
merupakan brand dengan produk-produk islami. Indikator kedua tentang suasana
di dalam toko terasa nyaman, Hal ini bisa dipahami karena ruangan toko sangat
luas dengan dilengkapi pendingin yang cukup. Selain itu juga dilengkapi ruang
ganti yang cukup sehingga pelanggan tidak harus menunggu lama saat akan
mencoba busana yang dipilihnya.Indikator ketiga tentang arus konsumen dalam
memilih suatu produk sudah tertata. Konsumen merasa display produk di Rabbani
sudah tertata rapi sehingga memudahkan pelanggan dalam memilih barang yang
akan dibeli indikator keempat tentang penataan setiap produk sudah sesuai
dengan jenis (pakaian pria dan wanita), warna dan tertata rapi. Konsumen merasa
penataan produk di Store Rabbani sudah disesuaikan dengan jenisnya.misalnya
untuk pakaian pria dan wanita, jenis warna, model, dan ukuran sehingga sangat
memudahkan pelanggan dalam memilih produk yang akan dibeli. Jika semua
unsur di atas bisa di terapkan dengan baik dan benar, maka minat beli ulang yang
ditunjukkan dengan indikator (ketika mengingat tentang fashion, ingat produk
Rabbani Semarang, merek produk Rabbani Semarang, dapat dikenali dengan
mudah, produk Rabbani Semarang merupakan pilihan utama dalam membeli
suatu produk (fashion), dan produk Rabbani Semarang adalah produk pertama
yang muncul dalam benak), juga akan semakin meningkat. Kondisi ini karena
store atmosphere yang direncanakan dan terealisasi dengan baik dapat menarik
minat konsumen untuk datang melakukan keputusan pembelian. Sebuah toko yang
kesan atau seuasananya yang menyajikan suasana yang nyaman, menarik, dan
indah dilihat akan semakin menarik minat dari konsumennya. Hasil ini
mendukung penelitian Bangun Adi Wibowo (2015) bahwa store atmosphere
berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli ulang.
Brand Awareness berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, hal ini
dapat diartikan bahwa apabila brand awareness yang diukur dengan indikator
(ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani Semarang, merek
produk Rabbani Semarang, dapat dikenali dengan mudah, produk Rabbani
Semarang merupakan pilihan utama dalam membeli suatu produk (fashion), dan
produk Rabbani Semarang adalah produk pertama yang muncul dalam benak).
62
Indikator pertama tentang ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani
Semarang, konsumen selalu ingat produk Rabbani ketika berbicara tentang
fashion. Hal ini menunjukkan bahwa merek Rabbani sudah sangat melekat dihati
konsumen. Indikator kedua tentang merek produk Rabbani Semarang, dapat
dikenali dengan mudah, Disetiap produk Rabbani pasti ada simbol huruf R yang
dibordir dengan rapi, baik untuk busana wanita maupun busana pria. Indikator
ketiga tentang produk Rabbani Semarang merupakan pilihan utama dalam
membeli suatu produk (fashion) konsumen merasa produk Rabbani menjadi
pilihan pertama saat berbelanja produk fashion, baik busana wanita maupun
busana pria. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen sudah merasa
cocok mengenakan produk Rabbani. Indikator keempat tentang produk Rabbani
Semarang adalah produk pertama yang muncul dalam benak, konsumen sudah
merasa familier dengan produk Rabbani, sehingga apabila berbicara fashion yang
muncul dibenak adalah produk Rabbani Semarang. Jika semua indikator bisa
terlaksana dengan baik dan benar, maka minat beli ulang yang ditunjukkan dengan
indikator (ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani Semarang,
merek produk Rabbani Semarang. wdapat dikenali dengan mudah, produk
Rabbani Semarang merupakan pilihan utama dalam membeli suatu produk
(fashion), dan produk Rabbani Semarang adalah produk pertama yang muncul
dalam benak), juga akan semakin meningkat. Kondisi ini karena kesadaran merek
merupakan cara bagaimana mengategorikan kekuatan sebuah merek ke
dalam ingatan konsumen. Dengan arti lain, melihat apakah produk tersebut sudah
dikenal di dalam ingatan konsumen atau belum dan berada di tingkatan kesadaran
merek yang mana. Kesadaran merek dapat mempengaruhi niat beli suatu produk,
berarti semakin tingginya tingkat kesadaran merek maka tingkat niat beli
konsumen akan meningkat. Hasil ini mendukung penelitian Thoriq Anugrah Fatra
Pradana, Eka Yuliana (2015) menyatakan bahwa brand awareness berpengaruh
signikan positif terhadap minat beli ulang.
Brand Image berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen, hal ini
dapat diartikan bahwa apabila brand image yang diukur dengan indikator
(Rabbani Semarang merupakan brand fashion yang dikenal luas) hal ini bisa di
pahami karena rabbani tidak hanya ada di kota semarang tetapi juga ada di seluruh
63
Indonesia, iklan produk rabbani yang sangat menarik sering muncul di berbagai
media sehingga sangat di kenal oleh seluruh masyarakat Indonesia. (Percaya diri
semakin kuat ketika menggunakan prduk Rabbani), karena produk Rabbani
Semarang memiliki produk yang berkualitas, dan memiliki model produk yang
selalu mengikuti zaman. (Memiliki produk yang berkualitas) karena di buat dari
bahan- bahan yang berkualitas serta di desain oleh tenaga professional di
bidangnya sehingga nyaman saat di kenakan dan mampu meningkatkan
kepercayaan diri pemakainya. Produk Rabbani dapat dikenali dengan mudah,
produk Rabbani Semarang merupakan pilihan utama dalam membeli suatu produk
(fashion), dan produk Rabbani Semarang adalah produk pertama yang muncul
dalam benak, juga akan semakin meningkat. Kondisi ini karena pembentukan citra
positif suatu merek akan menjadi salah satu tolak ukur penilaian konsumen dalam
melihat sebuah produk atau layanan jasa.
Minat beli merupakan suatu kekuatan pendorong atau sebagai motif yang
bersifat instrinsik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian
secara spontan, wajar, mudah tanpa paksaan dan selektif pada suatu produk untuk
kemudian mengambil keputusan membeli. Jika semua unsur di atas bisa di
terapkan dengan baik dan benar Maka loyalitas konsumen yang ditunjukkan
dengan indikator (sering melakukan pembelian berulang produk Rabbani
Semarang, mengenal baik produk Rabbani semarang akan merekomendasikan
produk Rabbani Semarang kepada teman teman), juga akan semakin meningkat.
dengan demikian semakin baik citra merek maka nilai loyalitas konsumen
terhadap merek tersebut akan meningkat. hasil ini mendukung penelitian Yoki
Devianti (2018) menyatakan bahwa brand image berpengaruh positif signifikan
terhadap loyalitas konsumen.
Islamic store atmosphere berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen,
hal ini dapat diartikan bahwa apabila islamic store atmosphere yang diukur
dengan indikator (Rabbani Semarang memiliki bangunan yang megah serta
dekorasi yang mencerminkan Islam, suasana di dalam toko terasa nyaman, arus
konsumen dalam memilih suatu produk sudah tertata, dan penataan setiap produk
sudah sesuai dengan jenis (pakaian pria dan wanita), warna dan tertata rapih).
Indikator pertama tentang Rabbani Semarang memiliki bangunan yang megah
64
serta dekorasi yang mencerminkan Islam, Hal ini bisa dipahami karena Store
Rabbani merupakan salah satu Brand Fashion terkemuka di kota Semarang dan di
Indonesia sudah seharusnya brand dengan citra yang besar memiliki bangunan
yang megah supaya dapat meningkatkan kenyamanan belanja konsumen dan
memiliki dekorasi islami hal ini untuk semakin memperkuat bahwa Rabbani
merupakan brand dengan produk-produk islami. Indikator kedua tentang suasana
di dalam toko terasa nyaman, Hal ini bisa dipahami karena ruangan toko sangat
luas dengan dilengkapi pendingin yang cukup.
Selain itu juga dilengkapi ruang ganti yang cukup sehingga pelanggan
tidak harus menunggu lama saat akan mencoba busana yang dipilihnya. Indikator
ketiga tentang arus konsumen dalam memilih suatu produk sudah tertata.
Konsumen merasa display produk di Rabbani sudah tertata rapi sehingga
memudahkan pelanggan dalam memilih barang yang akan dibeli indikator
keempat tentang penataan setiap produk sudah sesuai dengan jenis (pakaian pria
dan wanita), warna dan tertata rapi. Konsumen merasa penataan produk di Store
Rabbani sudah disesuaikan dengan jenisnya. misalnya untuk pakaian pria dan
wanita, jenis warna, model, dan ukuran sehingga sangat memudahkan pelanggan
dalam memilih produk yang akan dibeli.
Jika semua unsur di atas bisa di terapkan dengan baik dan benar maka
loyalitas konsumen yang ditunjukkan dengan indikator (sering melakukan
pembelian berulang produk Rabbani Semarang, mengenal baik produk Rabbani
semarang akan merekomendasikan produk Rabbani Semarang kepada teman
teman), juga akan semakin meningkat. Kondisi ini karena store atmosphere
bertujuan untuk menarik perhatian konsumen untuk berkunjung, memudahkan
mereka untuk mencari barang yang dibutuhkan, mempertahankan mereka
untuk berlama-lama berada di dalam toko, memotivasi mereka untuk
membuat perencanaan, memengaruhi mereka untuk melakukan pembelian, dan
memberikan keputusan dalam berbelanja. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa Store Atmosphere yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan
pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. Hasil ini mendukung penelitian
Nuraisyah Dwi Purnamasari, Agus Maolana Hidayat, S.E., M.Si (2016)
65
menyatakan bahwa store atmosphere berpengaruh signikan positif terhadap
loyalitas konsumen.
Brand Awareness berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen, hal
ini dapat diartikan bahwa apabila brand awareness yang diukur dengan indikator
(ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani Semarang, merek
produk Rabbani Semarang, dapat dikenali dengan mudah, produk Rabbani
Semarang merupakan pilihan utama dalam membeli suatu produk (fashion),
dan produk Rabbani Semarang adalah produk pertama yang muncul dalam benak).
Indikator pertama tentang ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani
Semarang, konsumen selalu ingat produk Rabbani ketika berbicara tentang
fashion. Hal ini menunjukkan bahwa merek Rabbani sudah sangat melekat dihati
konsumen. Indikator kedua tentang merek produk Rabbani Semarang, dapat
dikenali dengan mudah, Disetiap produk Rabbani pasti ada simbol huruf R yang
dibordir dengan rapi, baik untuk busana wanita maupun busana pria.
Indikator ketiga tentang produk Rabbani Semarang merupakan pilihan
utama dalam membeli suatu produk (fashion) konsumen merasa produk Rabbani
menjadi pilihan pertama saat berbelanja produk fashion, baik busana wanita
maupun busana pria. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah
merasa cocok mengenakan produk Rabbani. Indikator keempat tentang produk
Rabbani Semarang adalah produk pertama yang muncul dalam benak, konsumen
sudah merasa familier dengan produk Rabbani, sehingga apabila berbicara fashion
yang muncul dibenak adalah produk Rabbani Semarang. Jika semua indikator bisa
terlaksana dengan baik dan benar, maka loyalitas konsumen yang ditunjukkan
dengan indikator (sering melakukan pembelian berulang produk Rabbani
Semarang, mengenal baik produk Rabbani semarang akan merekomendasikan
produk Rabbani Semarang kepada teman teman), juga akan semakin meningkat.
Kondisi ini karena kesadaran merek mempengaruhi rasa percaya diri
konsumen atas loyalitas konsumen dengan mengurangi tingkat resiko
yang disarankan atas suatu merek yang diputuskan untuk dibeli. Kesadaran akan
merek memiliki tingkatan yang dapat disesuaikan sejauh mana konsumen
mengingat dan mengenali suatu produk yang dimuat oleh perusahaan. Maka
terciptalah loyalitas konsumen setelah mengenali dan mengingat seperti apa merek
66
produk yang akan konsumen beli. Hasil ini mendukung penelitian Ririn Nurizka,
Tuti Rahmi (2016) menyatakan bahwa brand awareness berpengaruh signikan
positif terhadap loyalitas konsumen.
Minat beli ulang berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen,
Indikator pertama tentang bersedia melakukan pembelian produk Rabbani
Semarang, konsumen bersedia melakukan pembelian produk Rabbani Semarang
karena produknya berkualitas dan merupakan merek terkenal sehingga
menambah kepercayaan diri saat mengenakannya. Indikator kedua tentang
mempertimbangkan untuk membeli produk Rabbani Semarang setelah
membaca review produk tersebut sebagian besar konsumen membeli produk
Rabbani setelah membaca review dari berbagai media yang sebagian besar
reviewer menyatakan bahwa produk rabbani adalah produk yang berkualitas
sehingga sangat layak untuk dibeli. Indikator ketiga tentang produk Rabbani
Semarang lebih menarik perhatian, sebagian besar konsumen merasa lebih tertarik
dengan produk rabbani dibanding dengan produk merek lain.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen merasa loyal
terhadap produk rabbani. Seperti diketahui bahwa merek busana
muslim/muslimah di Indoensia sangat banyak.Indikator keempat tentang tertarik
untuk membeli produk Rabbani Semarang setelah mendapat informasi dari
teman, informasi dari mulut ke mulut merupakan sarana promosi yang sangat
efektif untuk menarik pelanggan baru. Seperti pernyataan di atas bahwa sebagian
besar konsumen memutuskan untuk membeli produk Rabbani karena infromasi
dari teman. Hal ini dapat diartikan bahwa apabila minat beli ulang yang diukur
dengan indikator (ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani
Semarang, merek produk Rabbani Semarang, dapat dikenali dengan mudah,
produk Rabbani Semarang merupakan pilihan utama dalam membeli suatu
produk (fashion), dan produk Rabbani Semarang adalah produk pertama yang
muncul dalam benak) semakin meningkat, maka loyalitas konsumen yang
ditunjukkan dengan indikator (sering melakukan pembelian berulang produk
Rabbani Semarang, mengenal baik produk Rabbani semarang akan
merekomendasikan produk Rabbani Semarang kepada teman teman), juga akan
semakin meningkat. Kondisi ini karena minat beli ulang adalah tahap
67
kecenderungan konsumen untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-
benar dilaksanakan. Meskipun minat membeli merupakan pembelian yang
belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang namun pengukuran terhadap
minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimalkan prediksi terhadap
pembelian aktual itu sendiri. Hasil ini mendukung Dewi Sartika (2017)
menyatakan bahwa brand awareness berpengaruh signikan positif terhadap
loyalitas konsumen
68
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan
sebagai berikut :
1. Brand Image berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, hal ini dapat
diartikan bahwa semakin dikenal brand Rabbani, semakin meningkat
kepercayaan diri ketika menggunakan brand Rabbani dan semakin
berkualitas produk Rabbani maka minat beli ulang akan semakin
meningkat Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semakin baik citra
merek terhadap suatu produk maka akan berpengaruh terhadap minat
beli konsumen.
2. Islamic store atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli ulang,
hal ini dapat diartikan bahwa memiliki bangunan yang megah serta
dekorasi yang bagus, dapat menimbulkan perasaan nyaman ketika
berbelanja sehingga arus konsumen saat memilih produk menjadi lebih
tertata karena penataan setiap produk sudah sangat rapih, maka minat beli
ulang akan semakin meningkat.
3. Brand Awareness berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, hal ini
dapat diartikan ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani
Semarang karena merek produk Rabbani dapat dikenali dengan mudah,
sehingga produk Rabbani Semarang merupakan pilihan utama dalam
membeli suatu produk (fashion). Dengan arti lain, melihat produk Rabbani
sudah dikenal di dalam ingatan konsumen, maka hal tersebut dapat
meningkatkan minat beli konsumen.
4. Minat beli ulang berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen hal ini
dapat diartikan banyak konsumen bersedia melakukan pembelian produk
Rabbani setelah melihat review produk Rabbani dan produk Rabbani lebih
menarik perhatian karena banyak teman yang memberikan informasi
69
mengenai produk Rabbani, maka minat beli ulang akqqan semakin
meningkat dan loyalitas konsumen juga akan semakin meningkat
5. Minat beli ulang merupakan variabel intervening di antara pengaruh brand
image terhadap loyalitas konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa
apabila brand image semakin meningkat, maka minat beli ulang akan
semakin meningkat dan loyalitas konsumen akan semakin meningkat.
Dengan kata lain untuk meningkatkan loyalitas konsumen lebih efektif
melalui peningkatan minat beli ulang.
6. Minat beli ulang merupakan variabel intervening di antara pengaruh
Islamic store atmosphere terhadap loyalitas konsumen. Hal ini
mengindikasikan bahwa apabila islamic store atmosphere semakin
meningkat, maka minat beli ulang akan semakin meningkat dan loyalitas
konsumen akan semakin meningkat. Dengan kata lain untuk meningkatkan
loyalitas konsumen lebih efektif melalui peningkatan minat beli ulang.
7. Minat beli ulang merupakan variabel intervening di antara pengaruh brand
awarenss terhadap loyalitas konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa
apabila brand awareness semakin meningkat, maka minat beli ulang akan
semakin meningkat dan loyalitas konsumen akan semakin meningkat.
Dengan kata lain untuk meningkatkan loyalitas konsumen lebih efektif
melalui peningkatan minat beli ulang.
5.2 Implikasi Manajerial
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka diberikan implikasi
manajerial yang diharapkan dapat meningkatkan minat beli. Adapun saran-saran
yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil jawaban responden tentang variabel Brand image,
Islamic store atmosphere dan Brand awareness, variable yang memiliki
pengaruh paling dominan adalah variable Brand awareness, dengan
indikator yang paling rendah ketika mengingat tentang fashion, ingat
produk Rabbani. ini menujukkan posisioning dari rabbani masih lemah,
sehingga perlu membuat posisioning yang kuat dengan cara
70
meningkatkan kualitas produk dan memberikan model produk yang
fashionable atau lebih modern dan beda dengan produk lain.
2. Berdasarkan hasil jawaban responden tentang variabel Brand image,
Islamic store atmosphere dan Brand awareness, variable yang memiliki
pengaruh paling dominan ke dua adalah variable Brand Image. Lebih
khusus pada indikator percaya diri semakin kuat ketika menggunakan
produk Rabbani. Dalam hal ini tingkat kepercayaan konsumen masih
kurang terhadap produk Rabbani, sehingga perlu adanya inovasi model
yang uptodate dan berkualitas agar mampu meningkatkan kepercayaan
diri saat tampil di tempat umum
5.3 Keterbatasan Penelitian
Adjusted R square masih cukup rendah yakni 0,61 yang artinya 39%
dijelaskan oleh variabel lain.
5.4 Agenda Penelitian Mendatang
1. Penelitian yang akan datang bisa memilih obyek yang lebih luas,
seperti masyarakat semarang yang menggunakan Rabbani.
2. Penggunaan selain metode survey seperti metode interview dapat
digunakan untuk mendapatkan komunikasi dua arah dengan subyek dan
mendapatkan kejujuran jawaban subyek.
3. Penelitian yang akan datang bisa menambahkan variabel kualitas
layanan dan variabel persepsi harga
71
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Rahman. 2010. Panduan Pelaksanaan Adminitrasi Pajak:Untuk
Karyawan, Pelaku Bisnis Dan Perusahaan. Bandung: Nuansa.Diana, Sari. (2013).
Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: Refika Aditama
Adi, Bangun Wibowo, 2015. Pengaruh Suasana Toko, Promosi, dan
Lokasi Terhadap Minat Beli di Planet Distro Kota Banjarmasin. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Ali, Hasan . 2013. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta.
CAPS (Center For Academic Publishing Service)
Ali, Mohammad. (2010). Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan.
Bandung: Pustaka Cendekia Utama
Ardianto, Elvinaro. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Public Relations
Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa rekatama media.
Bob Foster. 2008. Manajemen Ritel. Alfabeta : Bandung
Devianti, Yoki. (2018). PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP
LOYALITAS KONSUMEN MELALUI KEPUASAN KONSUMEN GOJEK
SIDOARJO
Dharamdasdan, D., & Sharma, M. (2017). Impact of brand related
attributes on consumer’s purchase intention towards private label apparels brands:
a study about the consumers of Ahmedabad. International Journal of Engineering
and Management Research, 7(1), 297-303, ISSN: 2250- 0758.
Durianto, D., Sugiarto, & Sitinjak, T. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar
Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Fatra, Thoriq Anugrah & Pradana Eka Yuliana. (2015). Pengaruh Brand
Awareness Terhadap Minat Beli Konsumen Jasa Reservasi Hotel SecaraOnline
Pada Situs www.GOINDONESIA.COM
Fermayani, Riche. (2018). Pengaruh Brand Awareness, Brand Association
dan Perceived Quality Terhadap Loyalitas Pelanggan dettol Body Wash Di Kota
Padang
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
72
Ghozali, Imam. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS “. Semarang:UNDIP.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 20 Semarang: Badan Penerbit – Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hair dkk dalam Prawira 2010, teknik pengumpulan sampel
Hakim, arif ranchman. (2017). Pengaruh brand image terhadap minat beli
konsumen pada bimbel tridaya bandung. Universitas: Bandung
Hurriyati, Ratih. (2015). Bauran Pemasaran dan Loyalitas
Konsumen.Bandung: ALFABETHA
Keller, Kevin L. 2013. Strategic Brand Management ; Building,
Measuring, and Managing Brand Equity. Fourth Edition Harlow, English :
Pearson Education Inc.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2012. Principles of Marketing. New
Jersey: Prentice Hall.
Kotler, Philip., Keller, Kevin L. (2013). Manajemen Pemasaran, Jilid
Kedua, Jakarta: Erlangga.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Levy & Weitz, 2001. Retailing Management, 4th edition. New York:
Mc.GrawHill,Irwin.
levy, micccchael & weitz, barton a., (2012). retailing management. New
york, America: McGraw-hill/Irwin. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Penerbit
Mitra Utama. Alfonius, 2011.
Levy,Michael & Weitz,Barton A., (2012), Retailing Manajement,
America:McGraw-Hill/Irwin, New York.
73
Najib, M. A., Soesanto, H., & Sukresna, I. M. (2016). Analisis Pengaruh
Brand Awareness, Dan Perceived Value.XV (1).
Nawari. 2010. Analisis Regresi dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.Penerbit Gava Media. Yogyakarta.
Nurizka Ririn & Tuti Rahmi. (2016). HUBUNGAN ANTARA BRAND
AWARENESS DENGAN LOYALITAS KONSUMEN PENGGUNA SEPEDA
MOTOR HONDA
Nurizka, R., Rahmi, T., & Padang, U. N. (n.d.). LOYALITAS
KONSUMEN PENGGUNA, 67–77.
Petra, K. (2016). Pengaruh brand awareness terhadap customer loyalty
dengan brand image dan relationship quality sebagai variabel intervening pada
semen gresik di Surabaya.
Philip Kotler dan Kevin L. Keller. 2006. Manajemen Pemasaran edisi ke
12 Jilid ke 1. New Jersey, Indeks
Purnamasari, Nuraisyah Dwi & Agus Maolana Hidayat, S.E., M.Si.
(2016). ANALISIS PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP
LOYALITAS PELANGGAN PADA WARUNG MISBAR BANDUNG TAHUN
2016
Rangkuti, Freddy (2002), Measuring Customer Satisfaction, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Rusandy, D. S. (2018). Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas
Pelanggan Yang Dimediasi Kepuasan Pelanggan Pada Rumah Makan Titin
Trenggalek, 2(1), 1–11. Sekaran, Uma. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta:
Salemba Empat
Rutoto, Sabar. (2007). Pengantar Metedologi Penelitian. FKIP:
Universitas Muria Kudus.
Schiffman, Leon G., dan Kanuk, Leslie Lazar. 2009. Perilaku Konsumen.
Alih bahasa Zulkifli Kasip. Jakarta : PT. Indeks Group Gramedia.
Sekaran, Uma. 2011. Research Methods For Business (Metode Penelitian
Untuk Bisnis). Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung : Alfabeta.
74
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Afabeta
Sugiyono.2006.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D.Bandung:Alfabeta.
Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grasindo Persada.
Supranto, J. 2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk
Menaikkan Pangsa Pasar, Cetakan keempat, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.
Suprapti, Ni Wayan Sri. 2010. Prilaku Konsumen, Pemahaman Dasar dan
Aplikasinya Dalam Strategi Pemasaran. Bali: Udayana University Press.
Sutisna & Teddy Pawitra, 2001, Perilaku Konsumen dan Komunikasi
Pemasaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Yovita, Latifah Irma & Putu Nina Mediawati. (2019). PENGARUH
BRAND IMAGE, BRAND AWARENESS DAN BRAND TRUST TERHADAP
LOYALITAS PELANGGAN KENTAL MANIS FRISIAN FLAG
75
Lampiran 1 : Kuisioner
Kuesioner
Identitas Konsumen
Nama :
Jenis Kelamin : a) Laki-laki
b) Perempuan
Usia : a) 17-40 tahun
Pendidikan minimal : a) SMP
Khusus : a) Pelajar atau Umum
Penghasilan : a) ≤ Rp. 1.000.000
b) Rp. 1.000.001 – Rp. 2.000.000
c) Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000
d) ≥ Rp. 3.000.000
Petunjuk Pengisian
Berilah penilaian anda dengan tanda (X) pada jawaban yang paling tepat
Sangat tidak
setuju
1 2 3 4 5 Sangat
setuju
76
Contoh :
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
1 Menurut saya Rabbani Semarang mampu
memberikan tingkat kenyamanan berbelanja
yang tinggi.
X
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Netral
4. Setuju
5. Sangat Setuju
Brand Image
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
1 Rabbani Semarang merupakan brand
fashion yang dikenal luas
2 Percaya diri saya semakin kuat ketika
menggunakan produk Rabbani
Semarang
4 Rabbani Semarang memiliki produk
yang berkualitas
77
Islamic Store Atmosfer
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
1 Rabbani Semarang memiliki bangunan
yang megah serta dekorasi yang
mencerminkan islam
2 Suasana di dalam toko terasa nyaman
3 Arus konsumen dalam memilih suatu
produk sudah tertata
4 Penataan setiap produk sudah sesuai
dengan jenis (pakaian pria dan wanita),
warna dan tertata rapih
78
Brand Awareness
Minat Beli Ulang
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
1 Ketika mengingat tentang fashion, saya
ingat produk Rabbani Semarang
2 Merek produk Rabbani Semarang, dapat
saya kenali dengan mudah
3 Produk Rabbani semarang merupakan
pilihan utama saya dalam membeli suatu
produk (fashion)
4 Produk Rabbani Semarang adalah
produk pertama yang muncul dalam
benak saya
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
1 Saya bersedia melakukan pembelian
produk Rabbani Semarang.
2 Saya mempertimbangkan untuk
membeli produk Rabbani Semarang
setelah membaca review produk tersebut.
3 Produk Rabbani Semarang lebih
menarik perhatian saya.
79
Loyalitas Konsumen
Lampiran 2
Uji Validitas dan Reliabilitas
Case Processing Summary
100 100.0
0 .0
100 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.751 3
Cronbach's
Alpha N of Items
4 Saya sering mencari informasi tentang
Rabbani dari berbagai sumber .
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
1 Saya merasa sulit pindah ke toko lain
2 Kepercayaan saya terhadap Rabbani
tinggi.
3 Saya akan merekomendasikan produk
Rabbani Semarang kepada teman teman
saya.
80
Uji Validitas dan Reliabilitas
Item Statistics
4.06 .694 100
3.96 .764 100
4.23 .633 100
X1.1
X1.2
X1.3
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
8.19 1.469 .587 .658
8.29 1.339 .573 .682
8.02 1.596 .588 .664
X1.1
X1.2
X1.3
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Scale Statistics
12.25 2.937 1.714 3
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Case Processing Summary
100 100.0
0 .0
100 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.887 4
Cronbach's
Alpha N of Items
81
Uji Validitas dan Reliabilitas
Item Statistics
3.78 .894 100
3.87 .928 100
3.70 .870 100
3.96 .909 100
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
11.53 5.827 .710 .870
11.44 5.481 .770 .848
11.61 5.836 .736 .861
11.35 5.482 .794 .838
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Scale Statistics
15.31 9.691 3.113 4
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Case Processing Summary
100 100.0
0 .0
100 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.854 4
Cronbach's
Alpha N of Items
82
Uji Validitas dan Reliabilitas
Item Statistics
3.65 .857 100
3.89 .803 100
3.90 .835 100
4.02 .829 100
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
11.81 4.438 .696 .815
11.57 4.712 .668 .826
11.56 4.208 .812 .764
11.44 4.774 .614 .848
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Scale Statistics
15.46 7.685 2.772 4
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Case Processing Summary
100 100.0
0 .0
100 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.871 4
Cronbach's
Alpha N of Items
83
Uji Validitas dan Reliabilitas
Item Statistics
4.02 .738 100
3.99 .718 100
4.20 .682 100
4.11 .665 100
Y1.1
Y1.2
Y1.3
Y1.4
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
12.30 3.222 .720 .838
12.33 3.476 .629 .873
12.12 3.521 .660 .860
12.21 3.097 .912 .761
Y1.1
Y1.2
Y1.3
Y1.4
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Scale Statistics
16.32 5.674 2.382 4
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Case Processing Summary
100 100.0
0 .0
100 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.810 3
Cronbach's
Alpha N of Items
84
Lampiran 3
Regression Model 1
Item Statistics
3.87 .825 100
4.09 .780 100
4.11 .886 100
Y2.1
Y2.2
Y2.3
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
8.20 2.263 .632 .768
7.98 2.282 .688 .716
7.96 2.039 .666 .737
Y2.1
Y2.2
Y2.3
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Scale Statistics
12.07 4.510 2.124 3
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Variables Entered/Removedb
Brand
Awarenes
s, Brand
Image,
Islamic
store
atmospher
ea
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Minat beli ulangb.
Model Summary
.769a .591 .579 1.546
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Brand Awareness, Brand
Image, Is lamic store atmosphere
a.
85
ANOVAb
332.247 3 110.749 46.324 .000a
229.513 96 2.391
561.760 99
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors : (Constant), Brand Awareness, Brand Image, Islamic store atmospherea.
Dependent Variable: Minat beli ulangb.
Coefficientsa
3.195 1.151 2.775 .007
.578 .119 .416 4.862 .000
.168 .066 .218 2.543 .013
.225 .081 .262 2.788 .006
(Constant)
Brand Image
Islamic store atmosphere
Brand Awareness
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Minat beli ulanga.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
100
.0700000
1.61496221
.087
.063
-.087
.872
.432
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Coefficientsa
.582 1.717
.579 1.728
.481 2.079
Brand Image
Islamic store atmosphere
Brand Awareness
Model
1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Minat beli ulanga.
86
Regression Model 2
Coefficientsa
2.910 .719 4.049 .000
-.129 .074 -.226 -1.742 .085
.028 .041 .089 .688 .493
-.031 .050 -.088 -.618 .538
(Constant)
Brand Image
Islamic store atmosphere
Brand Awareness
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Abs_res1a.
Variables Entered/Removedb
Minat beli
ulang,
Islamic
store
atmospher
e, Brand
Image,
Brand
Awarenes
sa
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Loyalitas konsumenb.
Model Summary
.793a .629 .614 1.320
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Minat beli ulang, Islamic s tore
atmosphere, Brand Image, Brand Awareness
a.
87
ANOVAb
281.033 4 70.258 40.335 .000a
165.477 95 1.742
446.510 99
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors : (Constant), Minat beli ulang, Islamic store atmosphere, Brand Image,
Brand Awareness
a.
Dependent Variable: Loyalitas konsumenb.
Coefficientsa
-.184 1.021 -.180 .858
.284 .113 .229 2.508 .014
.132 .058 .192 2.268 .026
.199 .072 .259 2.770 .007
.226 .087 .253 2.593 .011
(Constant)
Brand Image
Islamic store atmosphere
Brand Awareness
Minat beli ulang
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Loyalitas konsumena.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
100
.0000000
1.29285783
.067
.067
-.054
.665
.768
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
88
Coefficientsa
.467 2.140
.542 1.844
.445 2.247
.409 2.448
Brand Image
Islamic store atmosphere
Brand Awareness
Minat beli ulang
Model
1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Loyalitas konsumena.
Coefficientsa
-.392 1.092 -.359 .721
.002 .121 .002 .016 .988
.098 .062 .213 1.571 .119
.036 .077 .070 .470 .639
-.029 .093 -.049 -.314 .754
(Constant)
Brand Image
Islamic store atmosphere
Brand Awareness
Minat beli ulang
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Abs_res2a.
Top Related