pengaruh brand image, islamic store atmosfer

102
PENGARUH BRAND IMAGE, ISLAMIC STORE ATMOSFER DAN BRAND AWARENESS TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DENGAN MINAT BELI ULANG SEBAGAI VARIABEL INTERVENING “Studi Kasus Pada Konsumen Rabbani SemarangSkripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Program Studi Manajemen Disusun oleh : Wahyu Feriyanto 30401511928 UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEMARANG 2021

Transcript of pengaruh brand image, islamic store atmosfer

PENGARUH BRAND IMAGE, ISLAMIC STORE ATMOSFER

DAN BRAND AWARENESS TERHADAP LOYALITAS

KONSUMEN DENGAN MINAT BELI ULANG SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING

“Studi Kasus Pada Konsumen Rabbani Semarang”

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Mencapai derajat Sarjana

Program Studi Manajemen

Disusun oleh :

Wahyu Feriyanto

30401511928

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEMARANG

2021

i

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi

PENGARUH BRAND IMAGE, ISLAMIC STORE ATMOSFER DAN

BRAND AWARENESS TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DENGAN

MINAT BELI ULANG SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

“Studi Kasus Pada Konsumen Rabbani Semarang”

Disusun Oleh :

Wahyu Feriyanto

30401511928

Telah disetujui oleh pembimbing dan selanjutnya

dapat diajukan ke hadapan sidang panitia ujian skripsi

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Semarang, 21 Agustus 2021

Pembimbing,

Drs. H. Noor Kholis, MM

NIDN.0619105901

ii

PENGARUH BRAND IMAGE ISLAMIC STORE ATMOSFER DAN

BRAND AWARENESS TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DENGAN

MINAT BELI ULANG SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Disusun Oleh :

Wahyu Feriyanto

NIM: 30401511928

Telah di pertahankan di depan penguji

Pada tanggal 21 Agustus 2021

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Pembimbing,

Drs. H. Noor Kholis, MM

NIDN.0619105901

Penguji

Prof. Dr. Hj. Tatiek Nurhayati, MM

NIDN.0605094902

Penguji

Dr. Lutfi Nurcholis, SE., ST ., MM

NIDN.0623036901

Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi

Ketua ProgramStudi Manajemen

Dr. H. Ardian Adhiatma, S.E, M.M.

NIDN. 0626027201

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wahyu Feriyanto

NIM : 30401511928

Program Studi : Manajemen

Fakultas : Ekonomi

Alamat Asal : Genuksari rt02/09

No. HP / Email : 085329135233 / [email protected]

Dengan ini menyerahkan karya ilmiah berupa Skripsi/Tugas

Akhir/Tesis/Disertasi* dengan judul :

Pengaruh Brand Image, Islamic Store Atmosphere Dan Brand

Awareness Terhadap Loyalitas Konsumen Dengan Minat Beli Ulang

sebagai Variabel Intervening

dan menyetujuinya menjadi hak milik Universitas Islam Sultan Agung serta

memberikan Hak Bebas Royalti Non-ekslusif untuk disimpan, dialihmediakan,

dikelola dalam pangkalan data, dan dipublikasikannya di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis selama tetap mencantumkan nama penulis sebagai

pemilik Hak Cipta.

Pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila dikemudian hari

terbukti ada pelanggaran Hak Cipta/Plagiarisme dalam karya ilmiah ini, maka

segala bentuk tuntutan hukum yang timbul akan saya tanggung secara pribadi

tanpa melibatkan pihak Universitas Islam Sultan Agung.

Semarang, 22 Desember 2021

Yang menyatakan,

Wahyu Feriyanto

NIM 30401511928

*Coret yang tidak perlu

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : WAHYU FERIYANTO

NIM : 30401511928

Fakultas/Prodi : EKONOMI/MANAJEMEN

Universitas : UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi PENGARUH BRAND IMAGE,

ISLAMIC STORE ATMOSPHERE DAN BRAND AWARENESS TERHADAP

LOYALITAS KONSUMEN DENGAN MINAT BELI ULANG SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING benar benar bebas dari plagiat, dan apabila

pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Semarang, 22 Desember 2021

Yang membuat pernyataan,

Wahyu Feriyanto

30401511928

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Wahyu Feriyanto

Nim : 30401511928

Program Studi : Manajemen

Alamat Asal : Genuksari rt02/09

No.Hp / Email : 085329135233/ [email protected]

Dengan ini menyerahkan karya ilmiah berupa skripsi dengan judul :

PENGARUH BRAND IMAGE, ISLAMIC STORE ATMOSPHERE DAN

BRAND AWARENESS TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

DENGAN MINAT BELI ULANG SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING (Studi Kasus Pada Konsumen Rabbani Semarang) Dan

menjadi hak milik Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung serta

memberikan Hak Royalti Non-Eksekutif untuk disimpan, dialihmediakan,

dikelola dalam pangkalan Data dan dipublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis skema tetap mencantumkan nama penulis

sebagai pemilik hak cipta.

Pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila dikemudian hari

terbukti ada pelanggaran hak cipta atau plagiarism dalam karya ilmiah ini,

maka segala bentuk tuntutan hukum akan saya tanggung secara pribadi

tanpa melibatkan pihak Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung.

Semarang, 22 Desember 2021

Yang menyatakan,

Wahyu Feriyanto

30401511928

vi

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Sesungguhnya ALLAH tidak akan mengubah keadaan suatu kaum

sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri ( QS. Ar-Rad : 11)

Persembahan :

Bapak Sobichin dan Alm. Ibu Sri Suami yang selalu memberikan restu

dalam naungan doa dengan tulus dan ikhlas dalam memberikan dukungan

yang berarti kepada saya dalam menyelesaikan bakti si penulis sebagai

anak satu-satunya untuk menggapai gelar sarjana ekonomi.

Pembimbing Skripsi Bapak Drs. H. Noor Kholis, MM yang tidak pernah

bosan untuk memberikan bimbingan, motivasi, pengarahan, dan saran

yang sangat berguna bagi saya.

Semua sahabat yang selalu mendukung, mendoakan, serta membantu

menyisipkan doa disetiap langkahku, semoga semua usaha penulis dapat

menjadi lecutan semangat tak terhingga agar adik-adik tercinta dapat

menggapai hal yang sama bahkan lebih demi kebahagiaan dan kebanggaan

kedua orang tua tercinta.

Teman dekat saya siponi asih yang senantiasa ada untuk memberikan

dukungan, melantunkan doa serta mengusahakan segala macam bantuan.

Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu

mendukung, memotivasi, mendoakan, serta membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini semoga amal kebaikan kalian dibalas oleh Allah

SWT. Amin.

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Brand Image, Islamic Store

Atmosphere, Brand Awareness terhadap Loyalitas Konsumen dengan Minat Beli

Ulang sebagai variabel intervening di Rabbani Semarang . Teknik pengambilan

sampel menggunakan metode purposive sampling. Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah konsumen produk Rabbani di kota Semarang. Sampel

yang diambil sebanyak 100 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Brand Image, Islamic Store Atmosphere, Brand Awareness berpengaruh positif

terhadap loyalitas konsumen, sehingga dapat dijelaskan bahwa semakin baik

bahwa Brand Image, Islamic Store Atmosphere, Brand Awareness , maka tinggi

pula loyalitas konsumen pada produk Rabbani Semarang.

Kata Kunci: Brand Image, Islamic Store Atmosphere, Brand Awareness, Minat

Beli Ulang, Loyalitas Konsumen

viii

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of Brand Image, Islamic Store Atmosphere,

Brand Awareness on Consumer Loyalty with Repurchase Interest as an

intervening in Rabbani Semarang. The sampling technique used purposive

sampling method. The population used in this study is Rabbani consumer products

in the city of Semarang. Samples were taken as many as 100 respondents. The

results of this study indicate that Brand Image, Islamic Store Atmosphere, Brand

Awareness have a positive effect on consumer loyalty, so it can be explained that

the better the Brand Image, Islamic Store Atmosphere, and Brand Awareness, the

higher consumer loyalty to Rabbani Semarang products.

Keywords: Brand Image, Islamic Store Atmosphere, Brand Awareness,

Repurchase Interest, Consumer Loyalty

ix

KATA PENGANTAR

مسب هللا نمحرال ميحرال

Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah SWT atas segala

rahmat hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

penyusunan usulan penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Brand Image,

Islamic Store Atmosfer Dan Brand Awareness Terhadap Loyalitas Konsumen

Dengan Minat Beli Ulang Sebagai Variabel Intervening” Usulan Penelitian

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen Universitas Islam Sultan

Agung Semarang.

Dalam penyelesaian usulan penelitian skripsi ini penulis tidak bekerja

sendiri dan tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak yang mendukung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan kepada:

1. Ibu Prof. Hj. Olivia Fachrunnisa, SE., M.Si., PhD selaku Dekan

Fakultas Ekonomi Unissula Semarang.

2. Bapak Dr. H. Ardian Adhiatma, SE., MM selaku Dosen sekaligus

Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Sultan Agung Semarang yang juga telah membimbing dan memberikan

arahan kepada penulis.

3. Bapak Drs. H. Noor Kholis, MM selaku Dosen Pembimbing Pra Skripsi

saya yang telah sabar membimbing, mengarahkan, mengampu dan

memberikan motivasi, saran-saran kepada penulis sehingga usulan

penelitian skripsi ini dapat tersusun.

4. Seluruh dosen dan staf Program Studi Manajemen S1 Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Sultan Agung Semarang yang telah banyak

memberikan segenap ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat kepada

penulis.

x

5. Orang Tua selaku pendukung setia dikala susah ataupun senang.

6. Teman dekat saya Siponi Asih yang selalu menemani dan

menyemangati penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

7. Teman dan sahabat terdekat saya Alief Kisworo, Ahmad Mahfudin,

Rifki Kuncoro, Lia Indra Setiawan, Imawan Hadi, Septian Kurnia,

Muhammad Amri, Zulfikar Agreysiawan dan teman organisasi HMJ-

Manajemen yang telah banyak memberikan bantuan baik dalam bentuk

semangat, doa, maupun saran kepada penulis dalam menyelesaikan

penulisan proposal penelitian ini.

8. Kepada seluruh pihak dan teman-teman penulis lainnya yang tidak

disebutkan namanya satu-persatu, semoga Allah selalu memberikan

ridho dan rahmat kepada kita semua atas kebaikan yang telah kita

lakukan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa usulan penelitian skripsi ini masih

memiliki banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, baik dalam materi

maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan usulan penelitian skripsi ini

di masa yang akan datang. Semoga usulan penelitian skripsi ini dapat memberikan

banyak manfaat baik bagi penulis maupun para pembaca pada umumnya.

Semarang, 21 Agustus 2021

Wahyu Feriyanto

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. i

PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAH KARYA ILMIAH .................... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................ iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................. v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

BAB 1 ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................. 6

1.4 Manfaat penelitian ............................................................................................ 6

BAB II ...................................................................................................................... 8

KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................... 8

2.1. Landasan Teori ................................................................................................ 8

2.1.1. Brand Image ............................................................................................. 8

2.1.2 Islamic Store Atmosphere........................................................................ 10

2.1.3. Brand Awareness ................................................................................... 14

2.1.4. Minat Beli Ulang .................................................................................... 16

2.1.5. Loyalitas Konsumen .............................................................................. 18

2.2. Hubungan antar variabel .............................................................................. 20

2.3 Model Empirik ................................................................................................ 25

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 26

3.1 Jenis Penelitian................................................................................................ 26

3.2. Populasi dan Sampel..................................................................................... 26

xii

3.2.1. Populasi .................................................................................................. 26

3.2.2. Sampel .................................................................................................... 26

3.3. Sumber Data................................................................................................... 28

3.3.1. Data Primer ............................................................................................ 28

3.3.2. Data Sekunder ....................................................................................... 28

3.4. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 28

3.4.1. Kuesioner................................................................................................ 28

3.4.2 Wawancara ............................................................................................. 29

3.5 Variabel dan Indikator Penelitian ................................................................ 29

3.6 Metode Analisis Data ...................................................................................... 31

3.6.1. Uji Validitas ........................................................................................... 31

3.6.2. Uji Reliabilitas ....................................................................................... 31

3.7. Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 31

3.7.1. Uji Normalitas ................................................................................. 31

3.7.2. Uji Multikolinearitas ....................................................................... 32

3.7.3. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 32

3.8. Analisis Data .................................................................................................. 33

3.8.1. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................ 33

3.8.2. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 34

BAB IV .................................................................................................................. 36

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 36

4.1 Gambaran Umum Responden ....................................................................... 36

4.1.1 Usia Responden ................................................................................... 36

4.1.2 Jenis Kelamin ...................................................................................... 37

xiii

4.1.3 Tingkat Pendidikan Resonden ........................................................... 37

4.1.4 Pekerjaan Responden .......................................................................... 38

4.1.5 Penghasilan Responden Perbulan ...................................................... 38

4.2 Analisis Kualitatif ....................................................................................... 39

4.3 Analisis Kuantitatif ....................................................................................... 47

4.3.4 Koefisien Determinasi ......................................................................... 54

4.3.5 Pengujian Hipotesis............................................................................. 55

4.3.6 Uji Sobel Test ....................................................................................... 58

4.4 Pembahasan ..................................................................................................... 59

BAB V .................................................................................................................... 68

PENUTUP ............................................................................................................. 68

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 68

5.2 Implikasi Manajerial ...................................................................................... 69

5.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 70

5.4 Agenda Penelitian Mendatang ....................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di zaman globalisasi saat ini, persaingan dunia bisnis menjadi sangat

kompetitif, berbagai bentuk kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi

yang sangat cepat sehingga berdampak pada pasar yang terbuka dan persaingan

yang semakin ketat. Oleh karena itu perusahaan harus memerlukan kiat-kiat

khusus untuk mencapai keberhasilan pemasaran produk perusahaan harus selalu

berupaya agar dapat membaca keinginan dan harapan konsumen agar dapat

memberikan suatu kepuasan pada pelanggan.

Saat ini sedang maraknya berbagai macam produk fashion yang mulai

meningkat, seperti produk busana muslim yang menjadi fashion islami masa kini.

Indonesia sendiri merupakan negara dengan mayoritas penduduknya adalah umat

islam. Sehingga dapat menjadi peluang tersendiri bagi perusahaan yang

memproduksi produk busana muslim. Dengan adanya peluang bisnis yang

strategis juga membuat persaingan semakin ketat sehingga perusahaan harus lebih

giat melakukan strategi pemasaran yang baik agar dapat mendorong konsumen

untuk melakukan pembelian.

Begitu pentingnya peran pemasaran dalam menentukan kelanjutan usaha

suatu perusahaan, sehingga banyak diantara perusahaan dalam manajemennya

menempatkan posisi pemasaran paling depan. Setiap produsen selalu berusaha

agar produk yang dihasilkannya mencapai tujuan dan sasaran perusahaan tercapai

Salah satu aset untuk membentuk persepsi yang dapat di lakukan adalah melalui

jalur merek (brand) dimana bila suatu produk dengan merek yang kuat akan

berkesempatan membentuk landasan merek yang kuat juga dan mampu

mengembangkan keberadaan merek dalam persaingan apapun dalam waktu yang

lama.

Menurut Kotler dan Keller (2013) bahwa brand image sebagai persepsi

mengenai sebuah merek sebagaimana di refleksikan oleh asosiasi merek yang

2

terdapat dalam benak konsumen. Brand Image merupakan hal yang penting dan

menjadi prioritas utama bagi pemilik usaha. Karena konsumen akan menjadikan

acuan sebelum melakukan pembelian. Brand Image yang baik atau positif adalah

yang dapat memberikan dampak nilai lebih terhadap konsumen, jika suatu merek

memiliki citra yang buruk maka secara tidak langsung akan berdampak kepada

konsumen dan kemungkinan besar konsumen tidak tertarik untuk melakukan

pembelian. Maka dalam hal ini perusahaan dituntut melakukan strategi yang baik

dan benar agar dapat menarik perhatian kepada konsumen dan tidak kalah saing

dengan pelaku bisnis lainnya.

Bagi perusahaan, citra merek adalah persepsi yang diberikan konsumen

terhadap produk atau jasa yang diberikan perusahaan kepada konsumen. Citra

merek adalah penglihatan yang dimiliki oleh konsumen terhadap penilaian untuk

perusahaan yang bertahan di benak konsumen. Konsumen dalam hal ini adalah

mereka yang telah melakukan pembelian dan mereka sadar akan pengertian citra

merek tersebut. Citra merek yang baik akan dengan mudah diterima oleh

konsumen, dengan demikian akan meningkatkan loyalitas terhadap konsumen.

Suasana toko islami (Islamic store atmosphere) memiliki peranan penting

dalam penentuan loyalitas konsumen. Bagi seorang konsumen pemilihan tempat

dalam berbelanja, sesuatu yang nyaman menjadi bahan pertimbangan tersendiri

bagi konsumen sebelum memutuskan untuk datang maupun membeli produk di

toko tersebut. Proses penciptaan store atmosphere adalah kegiatan merancang

melalui visual, pencahayaan, warna, musik dan wangi- wangian, tersebut di

rancang untuk menghasilkan pengaruh atau respon emosional dan persepsi khusus

dalam diri konsumen sehingga bersedia melakukan pembelian serta kemungkinan

meningkatkan pembeliannya (Utami, 2013;279).

Brand Awareness (kesadaran merek) merupakan kemampuan seorang

konsumen untuk mengidentifikasi suatu merek (baik mengenal maupun

mengingatnya) dengan ditail tertentu (simbol, suara, gambar, dan lain-lain) dalam

melakukan pembelian. Kesadaran merek tidak menuntut seorang konsumen untuk

mengingat nama dari suatu merek, tetatpi hanya untuk mengingat ditail-ditail kecil

3

dari suatu merek, misalnya berupa lambang, simbol, suara, warna dan lain

sebagainya.

Kesadaran merek (brand awareness) berperan dalam mempengaruhi

loyalitas konsumen. Konsumen akan memilih suatu produk yang lebih dikenalnya

(diketahuinya) dibandingkan dengan membeli suatu produk yang belum pernah

dikenalnya sama sekali. Dengan kesadaran merek yang tinggi, memungkinkan

perusahaan untuk meningkatkan penjualan atas produk mereka. Oleh sebab itu

meraih kesadaran konsumen merupakan salah satu sasaran pemasaran yang perlu

dibidik oleh perusahaan. Untuk menimbulkan kesadaran merek pada konsumen

dibutuhkan suatu stimulus atau hal-hal yang dapat merangsang munculnya

kesadaran merek tersebut.

Rabbani merupakan salah satu perusahaan kerudung terbesar di Indonesia

yang senantiasa dinamis dengan pertumbuhan dan perkembangan yang progresif.

Produk utama yang dihasilkan berupa kerudung instan yang menjadi trend setter

di Indonesia, sehingga Rabbani mengusung tagline ‘professor kerudung di

Indonesia’. Melihat persaingan-persaingan yang semakin ketat Rabbani tidak

hanya menyediakan kerudung instan tapi juga menyediakan berbagai

perlengkapan busana muslim.

Hal ini menjadi salah satu peluang positif terhadap industri pada sub sektor

pakaian muslim. Banyak orang yang tertarik terhadap fashion busana muslim

masa kini sehingga dapat merubah pemikiran masyarakat yang memandang bahwa

wanita yang memakai busana muslim kebanyakan kurang modis dan modern

tetapi saat ini busana muslim menjadi salah satu trend fashion muslim yang

diminati banyak orang. Hak ini dapat dilihat dari banyaknya toko busana muslim

yang berdiri di Indonesia khususnya di Kota Semarang. Dengan harapan dapat

memberikan konstribusi yang besar dalam syiar dan dakwah Islam bagi para

muslimah agar memenuhi kewajibannya untuk menutupi auratnya.

Di Semarang, terdapat berbagai cabang outlet Rabbaniyaitu di Jl. Ahmad

Yani, Jl. Majapahit, Jl. Setia Budi yang tidak jauh dari pusat kota

Semarang.Rabbani memiliki produk andalanya yaitu kerudung instan yang

menjadi favorit bagi konsumen, dengan model yang simple, elegan serta produk

4

yang berkualitas sehingga orang suka dengan model kerudung di Rabbani Namun

dari hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa toko

Rabbani selalu dipenuhi konsumen yang datang tidak hanya dari kalangan anak

muda saja melainkan sampai orang tua baik laki-laki dan perempuan.Namun dari

survey awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa toko Rabbani selalu

dipenuhi oleh konsumen dari remaja sampai dewasa.Beberapa konsumen

mengutarakan bahwa harga produk di Rabbani terbilang harga yang wajar dan

barang yang dijual adalah barang yang berkualitas.

Jumlah penjualan per PC Rabbani di Kota Semarang 2016-2018

Sumber: Store Manajer 2018

Dari data tersebut diketahui bahwa jumlah penjualan busana muslim

Rabbani di kota Semarang mengalami kenaikan yang terjadi hanya sekali yaitu

pada tahun 2016 ke tahun 2017. Untuk tahun selanjutnya mengalami penurunan

jumlah penjualan pada setiap tahunnya. Hal tersebut menjadi suatu masalah bagi

perusahaan karena tingkat penjualan yang mengalami penurunan. Sebagai salah

satu usaha untuk mengetahui permasalahan yang yang terjadi, maka peneliti akan

meneliti tentang busana Muslim Rabbani di Semarang.

No Bulan 2016 2017 2018

1 Januari 1.963 1.899 2.763

2 Februari 1.648 1.976 1.785

3 Maret 1.972 2.197 1.932

4 April 2.099 2.214 1.625

5 Mei 1.487 1.997 1.727

6 Juni 1.984 1.778 1.880

7 Juli 3.982 2.283 2.709

8 Agustus 2.699 2.737 5.297

9 September 1.888 5.270 1.974

10 Oktober 1.739 4.073 1.997

11 November 2.189 2.035 1.799

12 Desember 2.017 3.785 3.228

26.054 32.244 28.716Jumlah

5

Hasil penelitian (Riche fermayani, 2018) menyatakan bahwa brand

awareness berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. Sedangkan hasil

penelitian (Latifah Irma Yovita, Putu Nina Madiawati 2019) menyatakan bahwa

brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen.

Berpijak pada uraian yang telah di jelaskan diatas dan dengan adanya

perbedaan hasil pada penelitian-penelitan diatas. Maka menarik untuk dilakukan

penelitian dengan memasukkan variabel sebagai variabel intervening yang

berjudul Pengaruh Brand Image, Islamic Store Atmosphere Dan Brand Awareness

Terhadap Loyalitas Konsumen Dengan Minat Beli Ulang Sebagai Variabel

Intervening.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan fenomena yang ada maka dapat

disusun rumusan masalahnya adalah “Bagaimana Upaya-upaya Perusahaan Untuk

Meningkatkan Loyalitas Konsumen di Rabbani Semarang” kemudian pertanyaan

penelitian (question research) adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana pengaruh brand image terhadap minat beli ulang?

b. Bagaimana pengaruh Islamic store atmosphere terhadap minat beli ulang?

c. Bagaimana pengaruh brand awareness terhadap minat beli ulang?

d. Bagaimana pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen?

e. Bagaimana pengaruh Islamic store atmosphere terhadap loyalitas konsumen?

f. Bagaimana pengaruh brand awareness terhadap loyalitas konsumen?

g. Bagaimana pengaruh minat beli ulang terhadap loyalitas konsumen

6

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini merupakan jawaban dari masalah yang diteliti. Adapun

tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh brand image terhadap minat

beli ulang.

2. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh Islamic store

atmosphere terhadap minat beli ulang.

3. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh brand awareness

terhadap minat beli ulang.

4. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh brand image terhadap

loyalitas konsumen.

5. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh Islamic store

atmosphere terhadap loyalitas konsumen.

6. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh brand awareness terhadap

loyalitas konsumen.

7. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh minat beli ulang terhadap

loyalitas konsumen.

1.4 Manfaat penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat antara lain

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat

mengaplikasikan ilmu manajemen pemasaran yang di dapat sehingga ada

kesesuaian pada permasalahan dengan kondisi dunia kerja guna mendapatkan

pengalaman di bidang penelitian dan aplikasi dari ilmu yang telah dipelajari.

7

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi media bagi peneliti untuk menambah pengalaman di

bidang penelitian dan menambah pemahaman mengenai tema yang menjadi fokus

penelitian. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti untuk

memperdalam pengalaman di bidang pemasaran serta implementasi atas teori

yang telah didapatkan selama masa perkuliahan.

b) Bagi Pelaku Usaha

Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dan dasar yang objektif

dalam pengambilan keputusan atau mengembangkan strategi pemasaran

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka ini mengurai variabel-variabel penelitian yang mencakup

Brand Image, Islamic Store Atmosphere, Brand Awareness, Minat Beli Ulang dan

Loyalitas Konsumen. Masing-masing variabel mengurai tentang definisi dan

indikator. Kemudian keterkaitan hipotesis yang diajukan dalam penelitian akan

membentuk model intervening penelitian.

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Brand Image

Pengertian Brand Image (Citra) adalah persepsi masyarakat terhadap

perusahaan atau produk. Image dipngaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol

perusahaan. Pengertian image (citra) menurut (Ardianto,2011:62) adalah perasaan,

gambaran diri publik terhadap perusahaan, organisasi, atau lembaga, kesan yang

dengan sengaja di ciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. dapat di

simpulkan citra adalah gambaran diri baik personal organisasi maupun perusahaan

yang sengaja di bentuk untuk menunjukkan kepribadian atau ciri khas.

Bagi perusahaan citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri

perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada apa yang masyarakat ketahui atau kira

tentang perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itulah perusahaan yang sama

belum tentu memiliki citra yang sama pula dihadapan orang. Citra perusahaan

menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting.

Contoh: keputusan untuk membeli suatu barang, keputusan untuk menentukan

tempat bermalam, keputusan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman,

pengambilan kursus, sekolah, dan lain-lain.

Citra yang baik akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan,

sedangkan citra yang buruk melahirkan dampak negatif dan melemahkan

kemampuan perusahaan dalam persaingan.

Menurut (Supranto, 2011: 128) mengatakan “Citra merek ialah apa yang

konsumen pikir atau rasakan ketika mereka mendengar atau melihat nama suatu

9

merek atau pada intinya apa yang konsumen telah pelajari tentang merek.”

Menurut (Rahman, 2010: 181) : “merek bisa memperkuat citra diri dan persepsi

orang lain terhadap pemakai/ pemiliknya.”

Berdasarkan beberapa pengertian tentang brand image diatas dapat

disimpulkan bahwa brand image merupakan persepsi/ sinyal yang ditimbulkan

dari konsumen pengguna merek. Agar citra merek berfungsi maka citra itu harus

disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek.

Faktor-faktor Brand Image Menurut (Keller 2013)

1. Atribut

Sebuah merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya; Mercedes

mengisnyaratkan mahal, tapi tahan lama, berkualitas, nilai jual kembali yang

tinggi, cepat, dan sebagainya

2. Manfaat

Merek bukanlah sekedar sekumpulan atribut, karena yang dibeli konsumen

adalah manfaat, bukan atribut. Misalnya atribut mobil mahal dapat diterjemahkan

kedalam manfaat emosional.

3. Nilai-nilai

Merek juga menyatakn nilai-nilai produsennya. Contohnya Mercedes

berarti kinerja tinggi, keamanan, partise, dan sebagainya.

4. Budaya

Merek juga mungkin mencerminkan budaya tertentu. Mercedes

mencerminkan budaya jerman, yaitu terorganisasi rapi, efesiensi, dan berkwalitas

tinggi.

5. Kepribadian

Merek juga dapat memproyeksikan kepribadian tertentu terhadap suatu

produk.

10

6. Pemakaian

Merek memberikan kesan mengenai jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produknya. Misalnya kita heran bila melihat seorang sekretaris

berusia 19 tahun mengendarai Mercedes.

Menurut Mohammad (2010:61), ada 3 indikator brand image yaitu :

1. Corporate Image (citra pembuat), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu barang atau

jasa. Citra pembuat meliputi : popularitas, kredibilitas, jaringan perusahaan, serta

pemakai itu sendiri / penggunanya.

2. User Image (citra pemakai), yaitu sekumpulan asosiasi yang di persepsikan

konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang dan jasa. Meliputi :

pemakai itu sendiri, serta status sosialnya.

3. Product Image (citra produk), yaitu sekumpulan asosiasi yang di persepsikan

konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Meliputi : atribut dari produk, manfaat

bagi konsumen, serta jaminan.

2.1.2 Islamic Store Atmosphere

Suasana toko merupakan suasana atau lingkungan toko yang bisa

menstimuli panca indera konsumen dan mempengaruhi persepsi serta emosional

konsumen terhadap toko (Levy dan Weitz, 2012). Suasana toko yang

direncanakan dan terealisasi dengan baik dapat menarik minat konsumen untuk

datang melakukan keputusan pembelian. Bagaimana tidak, sebuah toko yang

menyajikan suasana nyaman, menarik, dan indah dilihat akan semakin menarik

minat dari konsumennya. Disini store atmosphere bisa juga diartikan sebagai

sebuah tatanan yang terkonsep untuk memperindah, mempernyaman, dan

menambah suatu nilai yang diterapkan kepada suatu tempat bisnis yang mana

bertujuan untuk meningkatkan daya saing, menjaga eksistensi, dan menambah

profit dari suatu bisnis tersebut.

11

Store atmosphere dapat dibagi menjadi 4 indikator penting yang akan

mempengaruhi suasana toko yang diinginkan. Yaitu adalah :

a. Exterior

Bagian depan toko adalah total eksterior fisik dari toko itu sendiri. Yang

meliputi papan nama, pintu masuk, jendela, pencahayaan dan kontruksi material.

Dengan tampilan depan toko dapat menampilkan diskon dan tampilan lainnya.

b. General Interior

Suara dan aroma dapat mempengaruhi perasaan konsumen. Perlengkapan

toko dapat direncanakan berdasarkan kegunaan dan estetikanya. Meja, rak barang,

pintu merupakan bagian dari dekorasi interior. Dinding toko juga mempengaruhi

atmosphere dengan pemilihan wallpaper yang berbeda pada setiap toko yang

disesuaikan dengan keadaan toko. Temperatur udara didalam toko juga dapat

mempengaruhi konsumen.

c. Store Layout

Store layout adalah pengelolaan dalam hal penentuan lokasi dan fasilitas

toko. Pengelolaan toko juga harus memanfaatkan ruangan toko seefektif mungkin.

Hal-hal yangperlu diperhatikan dalam merancang layout adalah allocation of floor

space for selling berupa ruangan pegawai dan ruangan pelanggan. Selain itu perlu

memperhatikan traffic flow (arus lalu lintas). Macam-macam penentuan arus lalu

lintas toko, yaitu pola lurus (grid layout), pola memutar (racetrack layout), npola

berlawanan arah (spine layout) dan pola arus bebas (free-flow layout).

d. Interior Displays

Jenis-jenis interior display adalah sebagai berikut:

1. Assortment Display

Bentuk interior display yang digunakan untuk berbagai macam produk

yang berbeda (kartu ucapan, majalah, buku an produk sejenisnya} yang dapat

mempengaruhi konsumen untuk merasakan, melihat dan mencoba produk

12

2. Theme Setting Display

Bentuk interior display yang menggunakan tema-tema tertentu dengan maksud

suasana atau nuansa.

3. Esemble Display

Bentuk display digunakan untuk satu pasang produk yang merupakan gabungan

dari berbagai macam.

4. Rack Display

Bentuk display yang berupa tempat gantungan produk.

5. Cut Case

Merupakan interior display yang murah hanya menggunakan kertas biasa.

Umumnya digunakan di supermarket atau toko yang sedang menyelenggarakan

diskon.

Konsep store atmosphere juga berkaita erat dengan store image. Sutisna

dan Pawitra (2001) mengatakan store atmosphere merupakan salah satu

komponen dari store image. Bernagai macam faktor yang dikombinasikandalam

pembentukan store image adalah produk yang dijual, pelayanan dalam toko,

pelanggan, toko sebagai tempat menikmati kesenangan hidup, aktivasi promosi

toko dan store atmosphere. Hal yang paling berpengaruh dalam penjualan setelah

pembeli berada di toko adalah display. Suatu toko harus merancang interior yang

bertujuan untuk memaksimalkan visual merchandising. Display dapat dikatakan

baik atau berhasil saat display yang sudah dirancang tersebut mampu menarik

perhatian pengunjung dan membuat pengunjung tersebut termudahkan dalam

mengamati, memeriksa, memilih barang dan akhirnya melakukan pembelian.

Dalam suatu toko, ruangan yang ada harus diisolasikan untuk:

a. Selling Sapace

Ruangan untuk menempatkan dan tempat berinteraksi antara konsumen dan

karyawan.

13

b. Personnel Space

Ruangan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan karyawan seperti tempat

beristirahat dan makan.

c. Customers Space

Ruangan yang disediakan untuk meningkatkan kenyamanan konsumen seperti

toilet dan ruang tunggu.

Menurut Levi dan Weitz (2000), ketika peritel ingin menata atau mendekorasi

ulang sebuah toko, manajer harus memperhatikan 3 tujuan dari store atmosphere,

yaitu:

1. Atmosphere harus konsisten dengan citra toko dan strategi secara

keseluruhan.

2. Membantu konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.

3. Ketika membuat suatu keputusan mengenai desain, manajer harus

mengingat mengenai biaya yang diperlukan dengan desain tertentu yang

sebaik-baiknya sesuai dengan dana yang dianggarkan.

Persepsi store atmosphere dalam kajian islam, persepsi ini adalah fungsi yang

paling penting dimana menjadi awal pemahaman bagi peristiwa serta realitas

kehidupan yang dihadapi oleh seluruh manusia di bumi. Manusia yang diciptakan

dan diberikan amanah kekhalifahan diberikan berbagai macam keistimewaan yang

ada pada dirinya. Persepsi manusia ini akan dapat dikaitkan dengan proses

penciptaan manusia, dimana dalam proses penciptaan manusia tersebut dapat

diketahui bagaimana penciptaan indra manusia yang kemudian panca indera

tersebut dapat disebut dengan media persepsi manusia. Secara umum, store

atmosphere apabila dipandang dari sudut pandang perspektif islam dapat

dibedakan dengan store atmosphere konvensional yaitu dari desain interior, desain

eksterior, layout, serta suasana yang ada didalam toko.

Pada suasana toko akan terjadi interaksi atau komunikasi antara karyawan

toko dengan pelanggan. Dimana interaksi ini bisa terjadi karena karyawan toko

menjelaskan produk–produk yang dijual serta menjelaskan kualitas produk

14

sehingga menarik pelanggan dan interaksi tersebut biasa terjadi pada saat jual beli

atau proses perdagangan. Dalam islam sudah mengenal proses perdagangan sejak

zaman dahulu, proses perdagangan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

manusia. Store atmosphere dalam perspektif islam ini dapat dapat diterapkan

dengan cara berdagang yang adil dan jujur dalam pemberian infromasi mengenai

produk yang dijual. Hal tersebut sudah tertera pada Al–Qur’an Surah Asy--

Syuara’ ayat 181 – 183 yang artinya sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu

termasuk orang–orang yang merugikan dan timbanglah dengan timbangan yang

lurus dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak haknya dan janganlah

kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan (Departemen Agama

RI, 1989:586)

2.1.3. Brand Awareness

Brand awareness adalah dimensi pertama dan prasyarat dari seluruh

sistem pengetahuan merek di konsumen keberatan, mencerminkan kemampuan

mereka untuk mengidentifikasi merek di bawah kondisi yang berbeda:

kemungkinan bahwa nama merek akan datang ke pikiran dan kemudahan yang ia

melakukannya

Menurut Durianto et al (2004:54) Brand awareness atau kesadaran merek

menggambarkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat

kembali suatu brand sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Pada

umumnya konsumen cenderung membeli produk dengan brand yang sudah

dikenalnya atas dasar pertimbangan kenyamanan, keamanan dan lain-lain.

Bagaimanapun juga, brand yang sudah dikenal menghindarkan konsumen dari

risiko pemakaian dengan asumsi bahwa brand yang sudah dikenal dapat

diandalkan.

Definisi-definisi para ahli mengenai brand awareness dapat ditarik

simpulan bahwa brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi

pemasaran, adanya brand awareness yang tinggi diharapkan kapanpun kebutuhan

kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang

selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan

15

keputusan. brand awareness menunjukkan pengetahuan konsumen terhadap

eksistensi suatu brand.

Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang pembeli untuk mengenali

atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori

produk tertentu. Kesadaran merek membutuhkan jangkauan kontinum (continuum

ranging) dari perasaan yang tak pasti bahwa merek tertentu telah dikenal dan

menjadi keyakinan bahwa produk tersebut merupakaan satu-satunya dalam kelas

produk yang berada pada kategorinya.

Ada beberapa faktor-faktor dan fungsi yang mempengaruhi timbulnya

brand awareness yang akan kita bahas sesaat lagi. Kesadaran merk (brand

awareness) yang merupakan salah satu unsur penting dalam pencapaian ekuitas

merk suatu produk, sudah barang tentu mendapatkan perhatian dari perusahaan

dalam upaya memasarkan produknya. Perhatian perusahaan yang tinggi atas

kesadaran konsumen terhadap merk produk mereka ini, di dasarkan atas berbagai

faktor. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan.

Aaker menjabarkan bahwa “Kesadaran merk tersebut bisa menjadi suatu

signal dari kehadiran, komitmen dan substansi“. Ketiga hal tersebut secara tidak

langsung merupakan peryataan perusahaan kepada publik mengenai keberadaan

produk mereka di pasaran. Pernyataan keberadaan produk mereka merupakan

salah satu faktor dari dalam diri perusahaan, faktor-faktor dari dalam perusahaan

yang mempengaruhi timbulnya brand awareness adalah :

1. Perusahaan tetap menggeluti bisnis tersebut dalam waktu lama.

2. Perusahaan telah mengiklankan produknya secara luas

3. Perusahaan mempunyai jaringan distribusi yang luas.

Dari luar perusahaan terdapat beberapa hal yang merupakan faktor-faktor

yang mempengaruhi timbulnya brand awareness adalah :

a. Konsumen melakukan pembelian ulang atas merk produk

perusahaan.

16

b. Merk tersebut berhasil, merk lain menggunakannya Selain dari

faktor-faktor tersebut, brand awareness juga mempunyai fungsi-

fungsi yang mendukung tercapainya suatu ekuitas merk. Fungsi-

fungsi tersebut adalah :

1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai keberadaan

merk di pasaran.

2. Menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembeliaan serta

melakukan pengulangan-pengulangan pembelian kembali.

3. Mempermudah menguasai pangsa pasar apabila produk

perusahaan tersebut merupakan produk perintis di pasaran.

Terdapat empat indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui

seberapa jauh konsumen aware terhadap suatu brand. Antara lain adalah sebagai

berikut (Kriyantono, 2006 : 26):

1. Recall, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek

apa saja yang diingat.

2. Recognition, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut

termasuk dalam kategori tertentu.

3. Purchase, yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke

dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk atau jasa.

4. Consumption, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek ketika

sedang menggunakan produk atau jasa.

2.1.4. Minat Beli Ulang

Menurut Kotler dan Amstrong (2012) minat beli adalah sesuatu yang

timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, lalu muncul

keinginan untuk membeli dan memilikinya. Menurut Schiffman dan Kanuk (2009)

Minat beli adalah sesuatu kekuatan psikologis yang ada di dalam individu, yang

berdampak pada sebuah tindakan. minat beli dianggap sebagai pengukuran

17

kemungkinan konsumen membeli produk tertentu dimana tingginya minat beli

berdampak pada kemungkinan yang cukup besar dalam terjadinya keputusan

pembelian.

Minat beli menciptakan suatu motivasi yang akan terus terekam dalam

pikiran dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika

akan memenuhi kebutuhannya mereka akan merealisasikan apa yang ada dalam

pikiraannya. Menurut Schiffman dan Kanuk (2009) bahwa motivasi sebagai

kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk

melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap

obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk

tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk

menghindari obyek yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa minat

pembelian ulang konsumen merupakan suatu proses pengintegrasian konsumen

dalam membeli suatu barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Perilaku membeli timbul karena didahului oleh adanya minat

membeli, minat untuk membeli muncul salah satunya disebabkan oleh persepsi

yang didapatkan bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang baik. Jadi minat

membeli dapat diamati sejak sebelum perilaku membeli timbul dari konsumen.

Menurut Hasan, Ali (2013:131), minat beli ulang (repeat intention to buy)

dapat diidentifikasi melalui indikator sebagai berikut:

a. Minat transaksional: yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk

b. Minat referensial: yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan kepada

orang lain.

c. Minat preferensial: yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang

memiliki preferensi utama pada produk, preferensi ini hanya dapat diganti bila

terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

18

2.1.5. Loyalitas Konsumen

Loyalitas berasal dari bahasa inggris yaitu loyal yang artinya setia.

Seseorang yang loyal terhadap suatu kelompok maka ia akan setia, patuh dan

berpihak kepada kelompok tersebut. Loyalitas menurut Griffin yang dikutip

Andriasan Sudarso dalam bukunya yang bejudul Pemasaran Jasa Perhotelan

adalah “Loyalty is defined an non random puchase expressed over time by some

decisiong making unit”. Berdasarkan definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa

loyalitas mengacu pada wujud perilaku pada unit pengambilan keputusan untuk

melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang atau jasa suatu

perusahaan yang dipilih.

Oliver dalam Hurryati (2015) mengungkapkan loyalitas pelanggan adalah

komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau

melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa

yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran

mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.

Menurut Hermawan yang dikutip Hurriyanti dalam bukunya yang berjudul

Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, loyalitas adalah manifestasi dari

kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki, men-support, mendapatkan rasa

aman dan membangun keterikatan serta menciptakan emotional attachmen.2

Sedangkan loyalitas dalam the Oxford English Dictionary adalah: “a strong

feeling of support and allegiance” yang artinya suatu perasaan kuat akan

dukungan dan kesetiaan. Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa kedalaman

perasaan manusia terhadap suatu hal, apakah keluarga, teman, organisasi, atau

merek. Perasaan inilah yang menjadi unsur utama dan keeratan serta loyalitas.

Dapat disimpulkan loyalitas adalah kemauan pelanggan untuk terus

mendukung suatu perusahaaan dalam jangka panjang, dengan membeli dan

menggunakan produk dan jasanya atas dasar rasa suka (tanpa adanya paksaan)

yang ekslusif dan secara seukarela merekomendasikan produk perusahaan pada

para kerabatnya.

19

Menurut Stanley A. Brown yang dikutip Hurriyati (2015), loyalitas

pelanggan memiliki tahapan sesuai dengan customer lifetime value. Tahapan

tersebut adalah:

a. Cognitive Loyalty

Tahap ini menekankan loyalitas pada tahap kognitif atau loyalitas berdasarkan

kepada keyakinan pelanggan terhadap suatu merek. Pengetahuan ini bias berasal

dari pengetahuan sebelumnya atau pengalaman yang baru terjadi. Tahap ini

merupakan tahap loyalitas yang paling dangkal, jika sebuah transaksi dilakukan

secara rutin dan kepuasan tidak diproses sebagai contoh jasa membersihkan

sampah, maka kedalaman loyalitas tidak akan menjadi bagian dari pengalaman

pelanggan.

b. Affective Loyalty

Pada tahapan ini kesukaan atau kepuasan pelanggan terhadap suatu merek

berkembang berdasarkan akumulasi menggunakan produk perusahaan, pelanggan

cukup rentan untuk berganti merek atau mencoba produk kompetitor, diketahui

pelanggan yang berganti merek atau produkmengatakan bahwa mereka puas

dengan merek atau produk sebelumnya. Sehingga perusahaan lebih menginginkan

pelanggan ada pada tahap loyalitas yang lebih dalam.

c. Conative Loyalty

Sebagai komitmen untuk membeli kembali spesifik terhadap suatu merek.

Tahap conative dipengaruhi oleh pengaruh pengalaman positif yang dirasakan

oleh pelanggan setelah berkali – kali menggunakan produk atau merek. Pada tahap

19 loyalty ini pelanggan mempunyai komitmen yang cukup dalam untuk

menggunakan produk atau merek perusahaan.

d. Action Loyalty

Merupakan tahap terakhir dari tahap loyalty, dimana cognitive loyalty fokus

kepada aspek kinerja dan merek, affective loyalty fokus terhadap bagaimana

sebuah merek disukai oleh pelanggan, sedangkan conative loyaly diekspresikan

dalam komitmen atau niat pelanggan untuk membeli kembali suatu merek. Action

20

loyalty merupakan sebuah komitmen untuk aksi atau tindakan membeli kembali

sebuah produk atau merek.

Menurut Kotler & Keller (2006 ; 57) indicator loyalitas konsumen adalah

a. Repeat Purchase (kesetiaan terhadap pembelian produk);

b. Retention (Ketahanan terhadap pengaruh yang negatif mengenai

perusahaan);

c. Referalls (mereferensikan secara total esistensi perusahaan).

2.2. Hubungan antar variabel

2.2.1 Pengaruh Brand Image terhadap Minat Beli Ulang

Proses branding bekerja pada area yang berbeda pada sebuah produk atau

layanan jasa. Namun tetap saja proses ini akan sangat terkait dengan bagaimana

citra sebuah merek akan dibentuk. Menurut (Kartajaya, 1997), sebuah produk atau

layanan jasa tidak bisa terlepas dari sebuah merek, dimaksudkan disini bahwa

sebuah merek harus disimbolkan sebagai sebuah payung yang dapat melindungi

sebuah produk atau layanan jasa. Produk atau jasa mudah sekali ditiru, namun

merek, khususnya citra merek yang terekam dalam benak konsumen tidak dapat

ditiru.

Sehingga pembentukan citra positif akan suatu merek akan menjadi salah

satu tolak ukur penilaian konsumen dalam melihat sebuah produk atau layanan

jasa Minat beli merupakan suatu kekuatan pendorong atau sebagai motif yang

bersifat instrinsik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian

secara spontan, wajar, mudah tanpa paksaan dan selektif pada suatu produk untuk

kemudian mengambil keputusan membeli. Sehingga minat beli cocok menjadi

variable dependen yang oleh citra merek. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

semakin baik citra merek terhadap suatu produk maka akan berpengaruh terhadap

minat beli konsumen.

21

Hasil penelitian Arif Rachman Hakim (2017) menyatakan bahwa brand

image berpengaruh signikan positif terhadap minat beli ulang. Berdasarkan teori

dan penelitian dahulu maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H1: Brand Image Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Minat Beli Ulang

2.2.2 Pengaruh Islamic Store Atmosphere terhadap Minat Beli Ulang

Menurut Levy dan Weitz (2001) atmosfer adalah mendesain suatu

lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan

penciuman untuk merangsang persepsi dan emosi dari pelanggan dan pada

akhirnya untuk mempengaruhi perilaku pembelanjaan mereka. Store atmosphere

yang direncanakan dan terealisasi dengan baik dapat menarik minat konsumen

untuk datang melakukan keputusan pembelian. Sebuah toko yang kesan atau

seuasananya yang menyajikan suasana yang nyaman, menarik, dan indah dilihat

akan semakin menarik minat dari konsumennya. Disini store atmosphere bisa juga

diartikan sebagai sebuah tatanan yang terkonsep untuk memperindah,

mempernyaman, dan menambah suatu nilai yang diterapkan kepada suatu tempat

bisnis yang mana bertujuan untuk meningkatkan daya saing, menjaga eksistensi,

dan menambah profit dari suatu bisnis tersebut

Hasil penelitian Bangun Adi Wibowo (2015) bahwa store atmosphere

berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli ulang. Berdasarkan teori dan

penelitian dahulu maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Store Atmosphere Brerpengaruh Positif Signifikan Terhadap Minat Beli

Ulang

2.2.3 Pengaruh Brand Awareness terhadap minat beli Ulang

Menurut teori yang dikemukakan Aaker (1991), kesadaran merek

merupakan cara bagaimana mengategorikan kekuatan sebuah merek ke dalam

ingatan konsumen. Dengan arti lain, melihat apakah produk tersebut sudah dikenal

di dalam ingatan konsumen atau belum dan berada di tingkatan kesadaran merek

22

yang mana. Dharamdas dan Sharma (2017) menyatakan bahwa kesadaran merek

dapat mempengaruhi niat beli suatu produk, berarti semakin tingginya tingkat

kesadaran merek maka tingkat niat beli konsumen akan meningkat. Hal ini juga

dikemukakan oleh Freddy Rangkuti (2002) yang menjelaskan bahwa konsumen

beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra

merek tersebut akan melekatkan secara terus menerus sehingga dapat membentuk

kesetiaan terhadap merek tertenti yang disebut dengan loyalitas merek.

Hasil penelitian Thoriq Anugrah Fatra Pradana, Eka Yuliana (2015)

menyatakan bahwa brand awareness berpengaruh signikan positif terhadap minat

beli ulang. Berdasarkan teori dan penelitian dahulu maka penulis mengajukan

hipotesis sebagai berikut :

H3: Brand Awareness Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Minat Beli

Ulang

2.2.4. Pengaruh Brand Image terhadap Loyalitas Konsumen

Hubungan antara Brand Image (citra merek) dengan loyalitas konsumen

terletak pada keinginan-keinginan dan pilihan konsumen (preference) atas suatu

merek adalah merupakan sikap konsumen. Dalam banyak hal, sikap terhadap

merek tertentu sering mempengaruhi apakah konsumen akan loyal atau tidak.

Persepsi yang baik dan kepercayaan konsumen akan suatu merek tertentu akan

menciptakan minat beli konsumen dan bahkan meningkatkan loyalitas konsumen

terhadap produk tertentu.

Hasil penelitian Yoki Devianti (2018) menyatakan bahwa brand image

berpengaruh signikan positif terhadap loyalitas konsumen. Berdasarkan teori dan

penelitian dahulu maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H4: Brand Image Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Loyalitas

Konsumen

2.2.5 Pengaruh Islamic Store Atmosphere terhadap Loyalitas Konsumen

23

Levy and Weitz (2001) menyatakan bahwa tujuan dari Store Atmosphere

(Suasana Toko) yaitu dapat memengaruhi konsumen untuk tetarik berkunjung,

memudahkan dalam mencari barang yang dibutuhkan, membuat konsumen

bertahan di dalam toko, memotivasi untuk membuat perencanaan, memengaruhi

untuk melakukan pembelian, dan memberikan keputusan dalam berbelanja.

Gilbert dalam Foster (2008) menyatakan bahwa Store Atmosphere adalah efek

emosional yang ditimbulkan dari adanya perubahan perencanaan lingkungan

pembelian yang dapat menimbulkan konsumen melakukan tindakan pembelian.

Store Atmosphere (Suasana Toko) bertujuan untuk menarik perhatian konsumen

untuk berkunjung, memudahkan mereka untuk mencari barang yang dibutuhkan,

mempertahankan mereka untuk berlama-lama berada di dalam toko, memotivasi

mereka untuk membuat perencanaan, memengaruhi mereka untuk melakukan

pembelian, dan memberikan keputusan dalam berbelanja. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa Store Atmosphere yang dilaksanakan dengan baik akan

memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas prlanggan

Hasil penelitian Nuraisyah Dwi Purnamasari, Agus Maolana Hidayat, S.E.,

M.Si (2016) menyatakan bahwa store atmosphere berpengaruh signikan positif

terhadap loyalitas konsumen. Berdasarkan teori dan penelitian dahulu maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H5: Store Atmosphere Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Loyalitas

Konsumen

2.2.6 Pengaruh Brand Awareness terhadap Loyalitas Konsumen

Brand awareness merupakan bentuk dari tindakan seorang konsumen yang

muncul dikarenakan konsumen tersebut mengetahui dan mengenali akan sebuah

merek. Hal ini menjadikan tolak ukur bagi konsumen dalam memutuskan

pembelian sebuah produk. Sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam

memutuskan membeli sebuah produk, konsumen memerlukan informasi yang

akan mengacu kepada pengenalan akan sebuah merek produk dan membuat merek

produk dikenal serta diingat oleh pihak konsumen. Kesadaran akan merek

24

memiliki tingkatan yang dapat disesuaikan sejauh mana konsumen mengingat dan

mengenali suatu produk yang dimuat oleh perusahaan. Maka terciptalah tindakan

loyalitas konsumen yang dilakukan konsumen setelah mengenali dan mengingat

seperti apa merek produk yang akan konsumen beli.

Hasil penelitian Ririn Nurizka, Tuti Rahmi (2016) menyatakan bahwa

brand awareness berpengaruh signikan positif terhadap loyalitas konsumen.

Berdasarkan teori dan penelitian dahulu maka penulis mengajukan hipotesis

sebagai berikut :

H6: Brand Awareness Bepengaruh Positif Signifikan Loyalitas Konsumen.

2.2.7 Pengaruh Minat Beli Ulang Terhadap Loyalitas Konsumen

Minat beli ulang adalah tahap kecenderungan konsumen untuk bertindak

sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Meskipun minat membeli

merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang

namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan guna

memaksimalkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri.

Hasil penelitian Dewi Sartika (2017) menyatakan bahwa brand awareness

berpengaruh signikan positif terhadap loyalitas konsumen. Berdasarkan teori dan

penelitian dahulu maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H7: Minat Beli Ulang Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Loyalitas

Konsumen

25

2.3 Model Empirik

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antar variabel.

Untuk mengetahui hubungan antar variabel tersebut peneliti melakukan seuatu

pengujian hipotesis. Explantory research adalah pengujian yang akan digunakan

dalam meneliti hubungan antar variable. Explantory research adalah pengujian

yang akan digunakan dalam meneliti hubungan antar variabel. Menurut Sugiyono

(2014), metode explanatory research merupakan metode penelitian yang

bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh

antara satu variabel dengan variabel yang lain. Dalam Pelaksanaan pengujian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antar variabel-variabel yang

akan diuji.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2006:117). Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah pelanggan yang

pernah melakukan pembelian pada di Store Rabbani Semarang yang jumlahnya

tidak diketahui.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang

sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya

(Sabar,2007). Metode penarikan sampel pada penelitian ini adalah non probability

sampling yaitu teknik pengambilan sampel tidak dipilih secara acak. Unsur

populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau

karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.

27

Pengambilan sampel melalui teknik purposive sampling, teknik purposive

sampling ini merupakan teknik pemilihan sampel berdasarkan karakteristik

tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi

yang sudah diketahui sebelumnya.

Kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sudah pernah melakukan pembelian di Rabbani Semarang

2. Laki-laki dan Wanita

3. Usia dari 17 – 40 tahun

4. Umum

Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen dari Rabbani Semarang

yang sesuai dengan kriterria diatas.

Apabila populasi tidak diketahui dengan pasti, menurut Sugiyono

(2009:87) maka jumlah sampel dapat ditentukan dengan rumus berikut :

Keterangan:

n = Ukuran Sampel

Z = Score pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%)

maka Z = 1.96

Moe = Margin of Error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10%

Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan seperti

rumus dibawah ini.

28

96.4 atau dibulatkan menjadi 100.

Adapun mengacu pada Hair (2010:46), menemukan bahwa ukuran sampel

untuk kepentingan ujian hipotesis adalah sebesar 100-200 sampel. Maka jumlah

sampel pada penelitian ini adalah 100 responden.

3.3. Sumber Data

3.3.1. Data Primer

Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari

tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan

spesifik studi. Sumber data primer adalah responden individu, kelompok fokus,

internet juga dapat menjadi sumber data primer jika koesioner disebarkan melalui

internet (Sekaran, 2011). Dalam penelitian ini data primer yang diperoleh

didapatkan melalui kuisioner yang diisi oleh responden yang meliputi: Brand

Image, Islamic Store Atmosphere, Brand Awareness, Minat Beli Ulang, Loyalitas

Konsumen

3.3.2. Data Sekunder

Sekaran (2011) data sekunder adalah data yang mengacu pada

informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data sekunder

adalah catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis

industri oleh media, situs web, internet dan seterusnya. Data sekunder dalam

penelitian ini berupa jurnal, literatur, dan informasi lainnya yang didapatkan

secara online.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

3.4.1. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang

memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan

29

karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh

oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan

kuesioner, analis berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara,

selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang

diekspresikan dalam suatu wawancara.

Skala pengukuran menggunakan skala likert dari semua indicator pada

masing-masing responden. Skala likert sendiri terdiri dari skala satu sampai lima.

Bentuk pengukuran berupa tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1

Skala Likert

STS TS N S SS

Nilai : 1 Nilai : 2 Nilai : 3 Nilai : 4 Nilai : 5

3.4.2 Wawancara

Teknik pengumpulan data melalui Tanya jawab langsung kepada sejumlah

responden terpilih yang berkaitan pengaruh brand image, islamic store

atmosphere dan brand awareness terhadap loyalitas konsumen dengan minat beli

ulang sebagai variabel intervening pada Rabbani semarang.

3.5 Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah Brand Image, Store Atmosphere,

Brand Awareness, Minat Beli ulang, Loyalitas Konsumen. Dengan definisi

masing-masing variabel dijelaskan pada tabel 3.2.

30

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi operasional Indikator

1 Brand Image

Seperangkat keyakinan, ide, dan

kesan yang di miliki oleh seorang

terhadap suatu merek.( Kotler

2002)

1. Corporate Image

2. User Image

3. Product Image

Mohammad (2010:61)

(X1)

2 Islamic Store Suasana toko merupakan suasanaatau

lingkungan toko yang bisa

menstimuli panca indera konsumen

dan mempengaruhi persepsi serta

emosional konsumen terhadap toko

(Levy dan Weitz, 2012)

1. Exterior

2. General interior

3. Store Layout

4. Interior Displays

(Levy dan Weitz, 2012)

Atmosphere (X2)

3 Brand Brand awareness (kesadaran awareness(X3) merek), menunjukan kesanggupan 1. Recall

konsumen (atau calon pembeli) 2. Recognition

dalam mengingat kembali 3. Purchase

(recognize) atau mengenali (recall) 4. Consumption

bahwa suatu merek merupakan

suatu bagian dari kategori produk

tertentu. ( Durianto, et al 2004)

(Kriyantono, 2006)

4 Minat beli Ulang

(Y1)

Minat beli ulang adalah bagian dari

komponen perilaku dalam sikap

mengkonsumsi kemungkinan bila

pembeli bermaksud untuk membeli

atau melakukan pembelian ulang.

Ferdinant (2006)

1.Minat transaksional

2.Minat referensional

3.Minat prefensial

4.Minat eksploratif

(Ferdinand, 2006)

5 Loyalitas

Loyalitas konsumen adalah

kecenderungan konsumen untuk

membeli atau menggunakan produk

atau jasa tersebuh secara berulang-

ulang dan merekomendasikan kepada

orang lain atas jasa atau produk yang

diterimanya (Anwar 2007)

1. Repeat Purchase

2. Retention

3. Referalls

(Kotler & Keller 2006)

Konsumen

( (Y2)

31

3.6 Metode Analisis Data

Metode pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software SPSS

versi 16.0 analisis data meliputi uji dan uji reliabilitas.

3.6.1. Uji Validitas

Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk

mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Cara perhitungan validitas

kuesioner dengan menghitung korelasi antara data pada masing-masing

pertanyaan dengan skor total. Bagian instrumen dianggap valid jika hasil yang

didapat lebih besar dari 0,3. Bisa juga dengan cara membandingkan r tabelnya

yaitu r hitung > r tabel maka hasil diperoleh valid.

3.6.2. Uji Reliabilitas

Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil

pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel

dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.

Uji reliabilitas dilakukan menggunakan bantuan software SPSS versi 1.60

yang dapat mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbanc Alpha (a). Suatu

variabel akan dikatakan reliabel jika memberikan Cronbanc Alpha> 0,70.

3.7. Uji Asumsi Klasik

3.7.1. Uji Normalitas

(Ghozali,2006) menyatakan uji asumsi normalitas memiliki fungsi untuk

menguji model regresi dan variabel pengganggu atau sering disebut residual

apakah memiliki distribusi atau tidak. Diketahui bahwa t dan F mengamsusimkan

yaitu nilai residual mengikuti distribusi normal. Uji statistik menjadi tidak valid

apabila asumsi ini dilanggar untuk jumlah sampel kecil. Untuk meyakinkan

sebuah data residual perlu adanya pengujian P-Plot. Berikut penjelasan uji P-Plot :

1. Data dinyatakan distribusi normal apabila data-datanya menyebar

disekitar garis diagonal serta mengikuti arah grafik histogram atau

garis diagonal.

32

2. Dan sebaliknya data akan dinyatakan sebagai data tidak berdistribusi

normal apabila data menyebar jauh dari arah garis diagonal dan tidak

mengikuti arah grafik histogram atau garis diagonal.

3.7.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik. Multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear

antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus

terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Untuk

mendeteksi adanya multikolinearitas di dalam regresi maka digunakan matrik

korelasi variabel bebas serta melihat Variance Inflaction Factor (VIF) dan

tolerance dalam perhitungan menggunakan SPSS 16. Berikut dasar acuannya :

1. Apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai (VIF) dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen pada

model regresi.

2. Apabila nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 dapat disimpulkan

bahwa te rjadi atau ada multikolinearitas antar variabel independen

pada model regresi.

3.7.3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005: 105) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual dari

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedatisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya heteroskedastisitas

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada garif scatterplot antar

SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu

x adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Data

analisisnya adalah :

33

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)

akan mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas.

3.8. Analisis Data

3.8.1. Analisis Regresi Linier Berganda

Pendekatan hubungan antara brand image, Islamic store atmosphere dan

brand awareness dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dinyatakan dalam

bentuk persamaan alat regresi linier berganda :

1) Y1 = α+b1X1+b2X2+b3X3+e

2) Y2 = α+b1X4+b2X5+b3X6+b4Y1+e

Keterangan:

Y1 = Minat beli Ulang

Y2 = Loyalitas Konsumen

X1 = Brand Image

X2 = Islamic Store Atmosphere

X3 = Brand Awareness

α = Konstanta

e = Error

34

3.8.2. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui signifikasi dari hasil penelitian maka diperlukan dengan

melakukan uji t (parsial) dan uji model sebagai berikut :

1. Uji t

Dalam pengujian path analisis digunakan untuk mengetahui pengaruh

langsung dan tidak langsung. Untuk menentukan pengujian, maka kriteria

pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a) Jika nilai t hitung > t tabel dan signifikansinya < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Dengan demikian hipotesis diterima / terbukti.

b) Jika t hitung < t tabel dan nilai signifikansinya > 0,05 maka Ho diterima dan

Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh antara bebas secara parsial terhadap

variabel terikat. Dengan demikian hipotesis diterima / tidak terbukti.

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemempuan untuk menerangkan variasi dari variabel dependen. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel- variabel dependen mempu memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Untuk mengetahui besar variabel independen dalam mempengaruhi variabel

dependen dapat diketahui dari nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh

nilai Adjusted R Square (R2). Nilai Adjusted R Square (R2) dapat naik maupun

turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model. Dipilihnya

Adjusted R Square supaya data tidak bias terhadap jumlah variabel independen

yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen,

maka R square pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Oleh karena itu banyak

peneliti yang menggunakan nilai Adjusted R Square pada saat mengevaluasi mana

model regresi terbaik.

35

3. Uji Sobel Test

Uji sobel test digunakan untuk mengetahui hasil dari mediasi antara

variabel independen dengan variabel dependen. Variabel intervening merupakan

variabel antara atau mediasi yang fungsinya adalah memediasi hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen (Ghazali, 2013). Dalam penelitian

ini adalah untuk menguji apakah variabel intervening minat beli ulang mampu

menjadi variabel intervening antara brand image, islamic store atmosphere dan

brand awareness dengan keputusan pembelian, maka digunakan uji sobel test.

Penelitian ini menggunakan calculation for the sobel pada pengujian sobel test

dengan analisis jika p- value < taraf siginifikan 0.05, maka Ho ditolak dan Ha

diterima yang berarti ada pengaruh yang siginfikan.

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden

Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah pelanggan yang

pernah melakukan pembelian di Store Rabbani Semarang, sejumlah 100

responden. Dari hasil jawaban responden, maka responden dapat dikelompokkan

menurut usia, dan jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan jumlah

pendapatan per bulan.

4.1.1 Usia Responden

Identitas responden yang lain dapat diketahui melalui faktor usia dan

dijabarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.1

Usia Responden

No. Keterangan Jumlah Persentase

1. 17 - 20 tahun 12 12,00

2. 21 – 25 tahun 15 15,00

3. 26 – 30 tahun 22 22,00

4. 31 - 35 tahun 27 27,00

6. 36 – 40 tahun 16 16,00

7. > 40 tahun 8 8,00

Total 100 100

Sumber : Data primer yang diolah, tahun 2020

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa komposisi usia responden

yang dijadikan sebagai sampel sebagian besar berusia antara 31 - 35 tahun, yaitu

sebanyak 27 responden atau 27%. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar

responden berusia dewasa. Hal ini di karenakan rata-rata pembeli di rabbani store

adalah orang dewasa

37

4.1.2 Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

dalam tabel berikut.

Tabel 4.2

Jenis Kelamin Responden

No. Keterangan Jumlah Persentase

1. Laki-laki 18 18,00

2. Perempuan 82 82,00

Total 100 100

Sumber : Data primer yang diolah, tahun 2020

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui pelanggan yang dijadikan sebagai

responden sebanyak 18 orang atau 18 % adalah laki-laki, dan perempuan

sebanyak 82 orang atau 82 %. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar

responden yang dijadikan sampel adalah perempuan karena perempuan lebih

sering berbelanja busana muslimah.

4.1.3 Tingkat Pendidikan Resonden

Penggolongan responden menurut tingkat pendidikan dikelompokkan

dalam tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Pendidikan Responden

No Keterangan Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

4.

SLTP/sederajat

SLTA/sederajat

Akademi/Perguruan Tinggi

Lain-lain

15

27

32

26

15,00

27,00

32,00

26,00

Jumlah 100 100 Sumber : Data primer yang diolah, tahun 2020

38

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berpendidikan akademi/perguruan tinggi, yaitu sebanyak 32 responden atau 32%.

Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden berpendidikan cukup

tinggi

4.1.4 Pekerjaan Responden

Penggolongan responden menurut pekerjaan dikelompokkan dalam tabel

4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Pekerjaan Responden

No Keterangan Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

4.

Mahasiswa

Pegawai Negeri

Pegawai Swasta

Wiraswasta

15

26

38

21

15,00

26,00

38,00

21,00

Jumlah 100 100

Sumber : Data primer yang diolah, tahun 2020

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berprofesi sebagai pegawai swasta, yaitu sejumlah 38 orang atau 38%.

4.1.5 Penghasilan Responden Perbulan

Penggolongan responden menurut penghasilan per bulan dikelompokkan dalam

tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Penghasilan Responden

No Keterangan Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

4.

< Rp.1.000.000.-

Rp.1.000.001., s/d Rp.2.000.000.-

Rp.2.000.001.- s/d Rp.3.000.000.-

> Rp.3.000.000.-

7

22

25

46

7,00

22,00

25,00

46,00

Jumlah 100 100 Sumber : Data primer yang diolah, tahun 2020

39

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berpenghasilan diatas Rp.3.000.000,- yaitu sejumlah 46 orang atau 46%. Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar responden berpenghasilan cukup tinggi,

karena rata rata pembeli produk Rabbani seorang pegawai swasta.

4.2 Analisis Kualitatif

Berdasarkan hasil tanggapan dari 100 orang responden, maka peneliti akan

menguraikan secara rinci jawaban responden yang dikelompokan dalam tabel

sebagai berikut:

RS =5 − 1

5

RS = 0,8

Keterangan katagori:

a. 1,00 – 1,80 : Sangat rendah

b. 1,81 - 2,60 : Rendah

c. 2,61 – 3,40 : Sedang

d. 3,41- 4,20 : Tinggi

e. 4,21-5,00 : Sangat tinggi

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui tanggapan dari masing-masing

indikator dari setiap variabel sebagai berikut :

4.2.1 Variabel Brand Image (X1)

Pendapat responden tentang variabel brand image Store Rabbani

Semarang, dapat dijelaskan dengan menggunakan pertanyaan tentang: Rabbani

Semarang merupakan brand fashion yang dikenal luas, percaya diri semakin kuat

ketika menggunakan produk Rabbani, dan Rabbani Semarang memiliki produk

yang berkualitas. Adapun hasil jawaban responden dapat dilihat dalam tabel

berikut:

40

Tabel 4.6

Tanggapan Responden Tentang Variabel Brand Image (X1)

Indikator Distribusi Frekuensi Rata-

rata

SS S N TS STS

F S F S F S F S F S

Merupakan brand

fashion yang dikenal

luas

26 130 55 220 18 54 1 2 0 0 4,06

Percaya diri semakin

kuat ketika

menggunakan produk

Rabbani

23 115 54 216 19 57 4 8 0 0 3,96

Memiliki produk yang

berkualitas

33 165 58 232 8 24 1 2 0 0 4,23

Rata-rata 4,08

Sumber : data primer yang diolah, tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata hasil jawaban

responden tentang variabel brand image di peroleh skor sebesar 4,08, yang berarti

berada pada kategori tinggi (3,41- 4,20). Hal ini dapat dijelaskan oleh masing-

masing indikator brand image sebagai berikut :

Pernyataan pertama tentang Rabbani Semarang merupakan brand fashion

yang dikenal luas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 4,06 berada pada

kategori tinggi (3,41-4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar

responden merasa Rabbani Semarang merupakan brand fashion yang dikenal luas

tidak hanya di kota Semarang, akan tetapi di seluruh Indoensia. Hal ini bisa

dipahami, karena iklan produk Rabbani sering muncul dimedia cetak maupun

media elektronik sehingga sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia.

Pernyataan kedua tentang percaya diri semakin kuat ketika menggunakan

produk Rabbani, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 3,96 berada pada

kategori tinggi (3,41– 4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar

responden merasa bangga ketika mengenakan fashion produk dari Rabbani karena

mampu meningkatkan kepercayaan diri saat tampil di tempat umum. Hal ini

menunjukkan bahwa produk Rabbani adalah produk yang berkualitas, dan yang

modelnya selalu mengikuti perkembangan jaman.

41

Pernyataan ketiga tentang Rabbani Semarang memiliki produk yang

berkualitas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 4,23 berada pada

kategori sangat tinggi (24,21- 5,00). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian

besar responden merasa produk yang dijual di Rabbani Semarang adalah produk

yang berkualitas karena dibuat dari bahan-bahan yang berkualitas serta didesain

oleh tenaga profesional dibidangnya sehingga nyaman saat dikenakan dan mampu

meningkatkan kepercayaan diri pemakainya.

4.2.2. Variabel Islamic Store Athmosphare (X2)

Pengukuran variabel Islamic Store Athmosphare, digunakan pendapat

responden mengenai: Rabbani Semarang memiliki bangunan yang megah serta

dekorasi yang mencerminkan Islam, suasana di dalam toko terasa nyaman, arus

konsumen dalam memilih suatu produk sudah tertata, dan penataan setiap produk

sudah sesuai dengan jenis (pakaian pria dan wanita), warna dan tertata rapih,

dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.7

Tanggapan Responden Tentang Variabel Islamic Store Athomsphare (X2)

Indikator Distribusi Frekuensi Rata-rata

SS S N TS STS

F S F S F S F S F S

Bangunan yang

megah serta

dekorasi yang

mencerminkan

islam

21 105 45 180 26 78 7 14 1 1 3,78

Suasana di dalam

toko terasa nyaman 28 140 40 160 23 69 9 18 0 0 3,87

Arus konsumen

dalam memilih

suatu produk sudah

tertata

17 85 45 180 30 90 7 14 1 1 3,7

Penataan setiap

produk tertata rapi 34 170 33 132 28 84 5 10 0 0 3,96

Rata-rata 3,83

Sumber : data primer yang diolah, tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata hasil jawaban

responden tentang variabel Islamic Store Athmosphere di peroleh skor sebesar

42

3,83, yang berarti berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini dapat

dijelaskan oleh masing-masing indikator Islamic Store Athmosphere sebagai

berikut:

Pernyataan pertama tentang Rabbani Semarang memiliki bangunan yang

megah serta dekorasi yang mencerminkan Islam, dapat diketahui bahwa nilai rata-

rata sebesar 3,78 berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar responden merasa Store Rabbani

Semarang memiliki bangunan yang tampak megah serta dekorasi yang

mencerminkan Islam. Hal ini bisa dipahami karena Store Rabbani merupakan

salah satu Brand Fashion terkemuka di kota Semarang.

Pernyataan kedua tentang suasana di dalam toko terasa nyaman, dapat

diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 3,87 berada pada kategori tinggi (3,41 –

4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden merasa suasana

di dalam toko Rabbani terasa sangat nyaman. Hal ini bisa dipahami karena

ruangan toko sangat luas dengan dilengkapi pendingin yang cukup. Selain itu juga

dilenglapi ruang ganti yang cukup sehingga pelanggan tidak harus menunggu

lama saat akan mencoba busana yang dipilihnya.

Pernyataan ketiga tentang arus konsumen dalam memilih suatu produk

sudah tertata, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 3,70 berada pada

kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar

responden merasa display produk di Rabbani sudah tertata rapi sehingga

memudahkan pelanggan dalam memilih barang yang akan dibeli.

Pernyataan keempat tentang penataan setiap produk sudah sesuai dengan

jenis (pakaian pria dan wanita), warna dan tertata rapi, dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata sebesar 3,96 berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar responden merasa penataan produk di

Store Rabbani sudah disesuaikan dengan jenisnya, misalnya untuk pakaian pria

dan wanita, jenis warna, model, dan ukuran sehingga sangat memudahkan

pelanggan dalam memilih produk yang akan dibeli.

43

4.2.3 Variabel Brand Awareness (X3)

Pengukuran variabel awareness, digunakan pendapat responden mengenai:

ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani Semarang, merek produk

Rabbani Semarang, dapat dikenali dengan mudah, produk Rabbani Semarang

merupakan pilihan utama dalam membeli suatu produk (fashion), dan produk

Rabbani Semarang adalah produk pertama yang muncul dalam benak. Adapun

jawaban responden selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata hasil jawaban

responden tentang variabel awareness diperoleh skor sebesar 3,87, yang berarti

berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini dapat dijelaskan oleh masing-

masing indikator awareness sebagai berikut :

Pernyataan pertama tentang ketika mengingat tentang fashion, ingat

produk Rabbani Semarang, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 3,65

berada pada kategori tinggi (3,4– 4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian

besar responden selalu ingat produk Rabbani ketika berbicara tentang fashion. Hal

ini menunjukkan bahwa merek Rabbani sudah sangat melekat dihati responden.

Pernyataan kedua tentang merek produk Rabbani Semarang, dapat dikenali

dengan mudah, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 3,89, berada pada

44

kategori sedang (3,41– 4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar

responden merasa merek produk Rabbani memang sangat mudah dikenali.

Disetiap produk Rabbani pasti ada simbol huruf R yang dibordir dengan rapi, baik

untuk busana wanita maupun busana pria.

Pernyataan ketiga tentang produk Rabbani Semarang merupakan

pilihan utama dalam membeli suatu produk (fashion), dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata sebesar 3,90 berada pada kategori sedang (2,61-3,40). Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar responden merasa produk Rabbani

menjadi pilihan pertama saat berbelanja produk fashion, bauk busana wanita

maupun busana pria. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah

merasa cocok mengenakan produk Rabbani.

Pernyataan keempat tentang produk Rabbani Semarang adalah produk

pertama yang muncul dalam benak dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar

4,02 berada pada kategori sedang (2,61-3,40). Hal ini mengindikasikan bahwa

sebagian besar responden sudah merasa familier dengan produk Rabbani,

sehingga apabila berbicara fashion yang muncul dibenak adalah produk Rabbani

Semarang.

4.2.4. Variabel Minat Beli Ulang (Y3)

Pengukuran variabel minat beli ulang terhadap produk Rabbani, digunakan

pendapat responden mengenai: bersedia melakukan pembelian produk Rabbani

Semarang, mempertimbangkan untuk membeli produk Rabbani Semarang

setelah membaca review produk tersebut, produk Rabbani Semarang lebih

menarik perhatian, dan tertarik untuk membeli produk Rabbani Semarang setelah

mendapat informasi dari teman dalam tabel berikut ini.

45

Berdasarkan table 4.9 dapat dijelaskan baha nilai rata-rata hasil jawaban

responden tentang variabel minat beli ulang di peroleh skor sebesar 4,08, yang

berarti berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini dapat dijelaskan oleh

masing-masing indikator minat beli ulang sebagai berikut :

Pernyataan pertama tentang bersedia melakukan pembelian produk

Rabbani Semarang, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 4,02 berada pada

kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar

responden bersedia melakukan pembelian produk Rabbani Semarang karena

produknya berkualitas dan merupakan merek terkenal sehingga menambah

kepercayaan diri saat mengenakannya.

Pernyataan kedua tentang mempertimbangkan untuk membeli produk

Rabbani Semarang setelah membaca review produk tersebut, dapat diketahui

bahwa nilai rata-rata sebesar 4,20 berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal

ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden membeli produk Rabbani

setelah membaca review dari berbagai media yang sebagian besar reviewer

46

menyatakan bahwa produk rabbani adalah produk yang berkualitas sehingga

sangat layak untuk dibeli.

Pernyataan ketiga tentang produk Rabbani Semarang lebih menarik

perhatian, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 3,20, berada pada kategori

tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden

merasa lebih tertarik dengan produk rabbani dibanding dengan produk merek lain.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar respoden merasa loyal terhadap

produk rabbani. Seperti diketahui bahwa merek busana muslim/muslimah di

Indoensia sangat banyak.

Pernyataan keempat tentang tertarik untuk membeli produk Rabbani

Semarang setelah mendapat informasi dari teman, dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata sebesar 3,11 berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Hal ini

mengindikasikan bahwa informasi dari mulut ke mulut merupakan sarana promosi

yang sangat efektif untuk menarik pelanggan baru. Seperti tersebut di atas bahwa

sebagian besar responden memutuskan untuk membeli produk Rabbani karena

infromasi dari teman.

4.2.5 Variabel Loyalitas Konsumen (Y2)

Pengukuran variabel Loyalitas Konsumen terhadap produk Rabbani,

digunakan pendapat responden mengenai: sering melakukan pembelian berulang

produk Rabbani Semarang, mengenal baik produk Rabbani semarang akan

merekomendasikan produk Rabbani Semarang kepada teman teman, dalam tabel

berikut ini.

47

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata hasil jawaban

responden tentang variabel loyalitas konsumen di peroleh skor sebesar 4,02, yang

berarti berada pada kategori tinggi (3,41 – 4,20). Pernyataan di atas

mengindikaiskan bahwa sebagian besar responden sudah merasa cocok dengan

produk Rabbani Semarang sehingga merasa mantab melakukan pembelian ulang

produk Rabbani yang merupakan produk yang berkualitas, nyaman dipakai, dan

menambah kepercayaan diri.

Oleh karena itu, sebagian besar responden berkeinginan untuk

merekomendasikan kepada teman-teman untuk membeli produk Rabbani

Semarang. Kondisi ini tentu sangat menguntungkan Rabbani, karena secara tidak

langsung merupakan sarana promosi yang efektif untuk menarik pelanggan baru

tanpa harus mengeluarkan biaya promosi. Sebagian besar reponden juga merasa

ketika butuh pakaian akan membeli produk di Rabbani. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden sudah merasa loyal terhadap Rabani, oleh karena

itu Rabbani harus bisa menjaga kepercayaan pelanggan ini dengan memberikan

pelayanan yang terbaik, membuat produk yang berkualitas dan selalu mengikuti

perkembangan model fashion, baik nasional maupun internasional sehingga

menghasilkan produk yang selalu up to date.

4.3 Analisis Kuantitatif

4.3.1. Hasil Pengujian Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu

untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Pengujian validitas ini digunakan terhadap responden untuk mengetahui apakah

instrumen penelitian tersebut valid untuk digunakan dalam penelitian dengan

kriteria pengujian validitas penelitian yaitu jika r hitung > r tabel, maka kuesioner

tersebut valid.Hasil uji validitas variabel brand image, islamic store atmosphere,

48

brand awareness, minat beli ulang dan loyalitas konsumen adalah sebagai berikut

:

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas

Variabel Indikator r hitung r tabel Kriteria

Brand Image X1.1 0,587 0,195 Valid

X1.2 0,573 0,195 Valid

X1.3 0,588 0,195 Valid

Islamic Store X2.1 0,710 0,195 Valid

atmosphere X2.2 0,770 0,195 Valid

X2.3 0,736 0,195 Valid

X2.4 0,794 0,195 Valid

Brand X3.1 0,696 0,195 Valid

Awareness X3.2 0,668 0,195 Valid

X3.3 0,812 0,195 Valid

X3.4 0,614 0,195 Valid

Minat beli ulang Y1.1 0,720 0,195 Valid

Y1.2 0,629 0,195 Valid

Y1.3 0,660 0,195 Valid

Y1.4 0,912 0,195 Valid

Loyalitas Y2.1 0,632 0,195 Valid

konsumen Y2.2 0,688 0,195 Valid

Y2.3 0,666 0,195 Valid

Sumber : Lampiran

2

Dari hasil uji validitas variabel brand image, islamic store atmosphere,

brand awareness, minat beli ulang dan loyalitas konsumen dapat dikatakan

bahwa keseluruhan pernyataan yang diajukan oleh peneliti terhadap responden

valid karena nilai r hitung > r tabel (0,195).

4.3.2. Hasil Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variable atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu. Untuk menguji reliabilitas sample ini digunakan testing

49

kehandalan Cronbach Alpha. Suatu construct atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas seperti tampak pada tabel 4.10., semua

variabel brand image, islamic store atmosphere, brand awareness, minat beli

ulang dan loyalitas konsumen dikatakan reliabel, karena nilai cronbach alpha >

0,60, sehingga layak untuk diujikan ke pengujian hipotesis selanjutnya.

4.3.3 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik ini dilakukan agar variabel bebas sebagai

estimator atas variabel terikat tidak bias. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji

heteroskedastisitas.

4.3.3.1 Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

antara variabel dependen dengan variabel independen keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki

distribusi normal atau mendekati normal, hasil pengujian dengan menggunakan uji

statistik Kolmogorov smirnov untuk ke dua model regersi adalah sebagai berikut :

50

Tabel 4.13

Uji Normalitas

Model Regersi SD K-S P Value

Model 1 1,6149 0,872 0,432

Model 2 1,2928 0,665 0,768

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 4.13, dapat diketahui bahwa nilai signifikasi

Kolmogorov Smirnov pada model 1 adalah sebesar 0,432 > 0,05; model 2 sebesar

0,768 > 0,05 dan model 3 sebesar 0,658 > 0,05. Dengan demikian model regresi

dalam penelitian ini adalah normal.

4.3.3.2 Pengujian Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Model regresi yang

baik adalah tidak terjadi korelasi antar variabel independen yang dapat dilihat dari

nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance lebih

besar dari 10% (0,10) dan nilai VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan

tidak terjadi multikolinearitas antara variabel independen. Hasil pengujian

multikolinearitas adalah sebagai berikut :

Tabel 4.14

Uji Multikolinearitas

Sumber : Lampiran 2

Model Variabel Dependen Tolerance VIF Keterangan

Regresi

1 Brand Image 0,582 1,717 Tidak

Islamic store Atmosphere 0,579 1,728 multikolinearitas

Brand Awareness 0,481 2,079

2 Brand Image 0,467 2,140 Tidak

Islamic store Atmosphere 0,542 1,844 multikolinearitas

Brand Awareness 0,445 2,247

Minat beli ulang 0,409 2,448

51

Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabel

independen (brand image, islamic store atmosphere, brand awareness dan minat

beli ulang) mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 10% (0,10) dan nilai VIF

lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

4.3.3.3 Pengujian Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Deteksi dengan menggunakan uji statistic, yaitu uji gletjer

dengan hasil sebagai berikut

Tabel 4.15

Uji Gletjer

Model Variabel bebas Beta t hitung P-Value

Regresi

1 Brand Image -0,226 -1,742 0,085

Islamic store Atmosphere 0,089 0,688 0,493

Brand Awareness -0,088 -0,618 0,538

2 Brand Image 0,002 0,016 0,988 Islamic store Atmosphere 0,213 1,571 0,119

Brand Awareness 0,070 0,470 0,639

Minat beli ulang -0,049 -0,314 0,754

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan uji gletjer dapat dijelaskan bahwa nilai hasil regresi antara

variabel bebasterhadap absolut residual (Abs_res) di peroleh nilai signifikasi

untuk masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,05. Dengan demikan dapat

disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi

heteroskedastisitas.

4.3.3.4. Regresi Linear Berganda

Hasil regresi secara bertahap dalam penelitian ini, menggunakan 2 model

regresi dengan hasil sebagai berikut :

52

Tabel 4.16

Hasil Regresi

Model regresi Keterangan Beta t hitung P-Value

1 X1 -> Y1 0,416 4,862 0,000

X2 -> Y1 0,218 2,453 0,013

X3 -> Y1 0,262 2,788 0,006

2 X1 -> Y2 0,229 2,508 0,014 X2 -> Y2 0,195 2,268 0,026

X3 -> Y2 0,259 2,770 0,007

Y1 -> Y2 0,253 2,593 0,011

Sumber : Lampiran 2

Penjelasan dari masing-masing model regersi adalah :

1. Regresi antara Brand Image, Islamic Store Atmosphere terhadap Minat Beli

Ulang Berdasarkan perhitungan regresi antara Brand Image, Islamic Store

Atmosphere terhadap Minat Beli Ulang dengan dibantu program SPSS (Tabel

4.16), maka persamaan regersi model 1 adalah :

Y1 = 0,416 X1 + 0,218 X2 + 0,262 X3

Hasil persamaan regresi berganda tersebut di atas memberikan pengertian bahwa:

1. b1 (nilai koefisien regresi X1) bernilai positif, mempunyai arti bahwa

jika brand images ( Corporate Image, User Image, Product Image )

semakin baik, maka minat beli ulang ( Minat Transaksional, Minat

Refrensional, Minat Prefersial, Minat Eksploratif ) akan semakin

meningkat.

2. b2 (nilai koefisien regresi X2) bernilai positif, mempunyai arti bahwa

jika islamic store atmosphere ( Exterior, General Interior, Store

Layout, Interior Displays ) semakin baik, maka minat beli ulang (

Minat Transaksional, Minat Refrensional, Minat Prefersial, Minat

Eksploratif ) akan semakin meningkat.

3. b3 (nilai koefisien regresi X3) bernilai positif, mempunyai arti bahwa

jika brand awareness ( Recall, Recognition, Purchase, Consumption )

semakin baik, maka minat beli ulang ( Minat Transaksional, Minat

53

Refrensional, Minat Prefersial, Minat Eksploratif ) akan semakin

meningkat.

2. Regresi antara Brand Image, Islamic Store Atmosphere dan Minat Beli

Ulang Terhadap Loyalitas Konsumen.Berdasarkan perhitungan regresi antara

Brand Image, Islamic Store Atmosphere dan Minat Beli Ulang terhadap

loyalitas konsumen dengan dibantu program SPSS (Tabel 4.16), maka

persamaan regersi model 2 adalah :

Y2 = 0,229 X1 + 0,192 X2 + 0,259 X3+ 0,253 Y1

Hasil persamaan regresi berganda tersebut di atas memberikan pengertian bahwa:

1. b1 (nilai koefisien regresi X1) bernilai positif, mempunyai arti

bahwa jika brand image ( Corporate Image, User Image, Product

Image ) semakin meningkat, maka loyalitas konsumen ( Repeat

Purchase, Retention, Referalls ) akan semakin meningkat.

2. b2 (nilai koefisien regresi X2) bernilai positif, mempunyai arti

bahwa jika islamic store atmosphere ( Exterior, General Interior,

Store Layout, Interior Displays ) semakin meningkat, maka loyalitas

konsumen ( Repeat Purchase, Retention, Referalls ) akan semakin

meningkat.

3. b3 (nilai koefisien regresi X3) bernilai positif, mempunyai arti

bahwa jika brand awareness ( Recall, Recognition, Purchase,

Consumption ) semakin meningkat, maka loyalitas konsumen (

Recall, Recognition, Purchase, Consumption ) akan semakin

meningkat.

4. b4 (nilai koefisien regresi Y1) bernilai positif, mempunyai arti

bahwa jika minat beli ulang ( Minat Transaksional, Minat

Refrensional, Minat Prefersial, Minat Eksploratif ) semakin

meningkat, maka loyalitas konsumen konsumen ( Recall,

Recognition, Purchase, Consumption ) akan semakin meningkat.

54

4.3.4 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dipergunakan untuk mengetahui berapa besarnya

kontribusi variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Hasil pengujian

koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah :

Tabel 4.19

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Variabel Terikat Adjusted R-

Square

Koefisien

Determinasi

Model 1 0,579 57,90 %

Model 2 0,614 61,40 % Sumber: Lampiran 2

Nilai koefisien determinasi model 1 ditunjukkan oleh nilai R Square yaitu

sebesar 0,579 yang menunjukkan bahwa Brand Image, Islamic Store Atmosphere

dapat menjelaskan minat beli ulang sebesar 57,90 persen, sedangkan sisanya

dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Nilai koefisien determinasi model 2 ditunjukkan oleh nilai Adjusted R

Square yaitu sebesar 0,614 yang menunjukkan bahwa Brand Image, Islamic

Store Atmosphere dan Minat Beli Ulang dapat menjelaskan loyalitas konsumen

sebesar 61,40 persen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini

55

4.3.5 Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t, dengan

hasil sebagai berikut

1. Pengaruh Brand Image terhadap Minat beli Ulang

Sumber: Lampiran

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 4,862 (Tabel 4.20)

dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 persen

diperoleh t tabel sebesar 1,661, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar

daripada nilai t tabel yaitu 4,862 > 1,661 Nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05,

menandakan bahwa brand image mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap minat beli ulang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya

pengaruh positif dan signifikan antara brand image terhadap minat beli ulang

dapat diterima.

2. Pengaruh Islamic Store Atmosphere terhadap Minat beli Ulang

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 2,543 (Tabel 4.20)

dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 persen

diperoleh t tabel sebesar 1,661, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar

daripada nilai t tabel yaitu 2,543 > 1,661. Nilai signifikasi sebesar 0,013 < 0,05,

menandakan bahwa islamic store atmosphere mempunyai pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap minat beli ulang. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan

Model Regresi Keterangan Nilai t P-Value Keterangan

1 X1 -> Y1 4,862 0,000 Diterima

X2 -> Y1 2,543 0,013 Diterima

X3 -> Y1 2,788 0,006 Diterima

2 X1 -> Y2 2,508 0,014 Diterima

X2 -> Y2 2,268 0,026 Diterima

X3 -> Y2 2,770 0,007 Diterima

Y1 -> Y2 2,593 0,011 Diterima

56

adanya pengaruh positif dan signifikan antara islamic store atmosphere terhadap

minat beli ulang dapat diterima.

3. Pengaruh Brand Awareness terhadap Minat beli Ulang

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 2,788 (Tabel 4.20)

dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 persen

diperoleh t tabel sebesar 1,661, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar

daripada nilai t tabel yaitu 2,788 > 1,661. Nilai signifikasi sebesar 0,006 < 0,05,

menandakan bahwa bradn awareness mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap minat beli ulang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya

pengaruh positif dan signifikan antara brand awareness terhadap minat beli ulang

dapat diterima.

4. Pengaruh Brand Image terhadap Loyalitas Konsumen

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 2,508 (Tabel 4.20)

dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 persen

diperoleh t tabel sebesar 1,661, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar

daripada nilai t tabel yaitu 2,508 > 1,661. Nilai signifikasi sebesar 0,014 < 0,05,

menandakan bahwa brand image mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap loyalitas konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan

adanya pengaruh positif dan signifikan antara brand image terhadap loyalitas

konsumen dapat diterima

5. Pengaruh Islamic store atmosphere terhadap Loyalitas Konsumen

Hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 2,268 (Tabel 4.20) dan

dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 persen

diperoleh t tabel sebesar 1,661, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar

daripada nilai t tabel yaitu 2,268 > 1,661. Nilai signifikasi sebesar 0,026 < 0,05,

menandakan bahwa Islamic stote atmosphere mempunyai pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan

57

adanya pengaruh positif dan signifikan antara Islamic store atmosphere terhadap

loyalitas konsumen dapat diterima.

6. Pengaruh Brand Awareness terhadap loyalitas konsumen

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 2,770 (Tabel 4.20)

dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 persen

diperoleh t tabel sebesar 1,661, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar

daripada nilai t tabel yaitu 2,770 > 1,661. Nilai signifikasi sebesar 0,007 < 0,05,

menandakan bahwa brand awareness mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap loyalitas konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan

adanya pengaruh positif dan signifikan antara brand awareness terhadap loyalitas

konsumen dapat diterima

7 Pengaruh Minat Beli Ulang terhadap loyalitas konsumen

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 2,593 (Tabel 4.20)

dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 persen

diperoleh t tabel sebesar 1,661, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar

daripada nilai t tabel yaitu 2,593 > 1,661. Nilai signifikasi sebesar 0,011 < 0,05,

menandakan bahwa minat beli ulang mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap loyalitas konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan

adanya pengaruh positif dan signifikan antara minat beli ulang terhadap loyalitas

konsumen dapat diterima.

58

4.3.6 Uji Sobel Test

a. Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas Konsumen Melalui Minat

Beli Ulang

Hasil pengolahan data dengan path analisis diperoleh hasil sebagai berikut:

Nilai t hituang hasil sobel test sebesar 2,2356 > 1,96 dan nilai signifikasi pada uji

2 sisi sebesar 0,025 < 0,05, dapat diartikan bahwa minat beli ulang merupakan

variabel intervening di antara pengaruh brand image terhadap Loyalitas

konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila brand image semakin

meningkat, maka minat beli ulang akan semakin meningkat dan loyalitas

konsumen akan semakin meningkat.

Loyalitas

konsumen

59

b. Pengaruh Islamic Store Atmosphere Terhadap Loyalitas Konsumen

Melalui Minat Beli Ulang

Hasil pengolahan data dengan path analisis diperoleh hasil sebagai berikut:

Sobel test statistic:2,1826

One-tailed probability:0.0145

Two-tailed probability:0.0290

Nilai t hitung hasil sobel test sebesar 2,1625 > 1,96 dan nilai signifikasi

pada uji 2 sisi sebesar 0,030 < 0,05, dapat diartikan bahwa minat beli ulang

merupakan variabel intervening di antara pengaruh brand awarenss terhadap

loyalitas konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila brand awareness

semakin meningkat, maka minat beli ulang akan semakin meningkat dan loyalitas

konsumen akan semakin meningkat.

4.4 Pembahasan

Brand Image berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, hal ini dapat

diartikan bahwa apabila brand image yang diukur dengan indikator (Rabbani

Semarang merupakan brand fashion yang dikenal luas) hal ini bisa di pahami

karena rabbani tidak hanya ada di kota semarang tetapi juga ada di seluruh

Loyalitas

konsumen

60

Indonesia, iklan produk rabbani yang sangat menarik sering muncul di berbagai

media sehingga sangat di kenal oleh seluruh masyarakat Indonesia. ( Percaya diri

semakin kuat ketika menggunakan prduk Rabbani), karena produk Rabbani

Semarang memiliki produk yang berkualitas, dan memiliki model produk yang

selalu mengikuti zaman.( Memiliki produk yang berkualitas) karena di buat dari

bahan- bahan yang berkualitas serta di desain oleh tenaga professional di

bidangnya sehingga nyaman saat di kenakan dan mampu meningkatkan

kepercayaan diri pemakainya. produk Rabbani dapat dikenali dengan mudah,

produk Rabbani Semarang merupakan pilihan utama dalam membeli suatu produk

(fashion), dan produk Rabbani Semarang adalah produk pertama yang muncul

dalam benak, juga akan semakin meningkat. Kondisi ini karena pembentukan citra

positif suatu merek akan menjadi salah satu tolak ukur penilaian konsumen dalam

melihat sebuah produk atau layanan jasa. Minat beli merupakan suatu kekuatan

pendorong atau sebagai motif yang bersifat instrinsik yang mampu mendorong

seseorang untuk menaruh perhatian secara spontan, wajar, mudah tanpa paksaan

dan selektif pada suatu produk untuk kemudian mengambil keputusan

membeli. Sehingga minat beli cocok menjadi variable dependen yang dipengaruhi

oleh citra merek. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semakin baik citra

merek terhadap suatu produk maka akan berpengaruh terhadap minat beli

konsumen. Hasil ini mendukung penelitian Arif Rachman Hakim (2017)

menyatakan bahwa brand image berpengaruh signikan positif terhadap minat

beli ulang.

Islamic store atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli ulang,

hal ini dapat diartikan bahwa apabila islamic store atmosphere yang diukur

dengan indikator (Rabbani Semarang memiliki bangunan yang megah serta

dekorasi yang mencerminkan Islam, suasana di dalam toko terasa nyaman, arus

konsumen dalam memilih suatu produk sudah tertata, dan penataan setiap produk

sudah sesuai dengan jenis (pakaian pria dan wanita), warna dan tertata rapih).

Indikator pertama tentang Rabbani Semarang memiliki bangunan yang megah

serta dekorasi yang mencerminkan Islam, Hal ini bisa dipahami karena Store

Rabbani merupakan salah satu Brand Fashion terkemuka di kota Semarang dan di

Indonesia sudah seharusnya brand dengan citra yang besar memiliki bangunan

61

yang megah supaya dapat meningkatkan kenyamanan belanja konsumen dan

memiliki dekorasi islami hal ini untuk semakin memperkuat bahwa Rabbani

merupakan brand dengan produk-produk islami. Indikator kedua tentang suasana

di dalam toko terasa nyaman, Hal ini bisa dipahami karena ruangan toko sangat

luas dengan dilengkapi pendingin yang cukup. Selain itu juga dilengkapi ruang

ganti yang cukup sehingga pelanggan tidak harus menunggu lama saat akan

mencoba busana yang dipilihnya.Indikator ketiga tentang arus konsumen dalam

memilih suatu produk sudah tertata. Konsumen merasa display produk di Rabbani

sudah tertata rapi sehingga memudahkan pelanggan dalam memilih barang yang

akan dibeli indikator keempat tentang penataan setiap produk sudah sesuai

dengan jenis (pakaian pria dan wanita), warna dan tertata rapi. Konsumen merasa

penataan produk di Store Rabbani sudah disesuaikan dengan jenisnya.misalnya

untuk pakaian pria dan wanita, jenis warna, model, dan ukuran sehingga sangat

memudahkan pelanggan dalam memilih produk yang akan dibeli. Jika semua

unsur di atas bisa di terapkan dengan baik dan benar, maka minat beli ulang yang

ditunjukkan dengan indikator (ketika mengingat tentang fashion, ingat produk

Rabbani Semarang, merek produk Rabbani Semarang, dapat dikenali dengan

mudah, produk Rabbani Semarang merupakan pilihan utama dalam membeli

suatu produk (fashion), dan produk Rabbani Semarang adalah produk pertama

yang muncul dalam benak), juga akan semakin meningkat. Kondisi ini karena

store atmosphere yang direncanakan dan terealisasi dengan baik dapat menarik

minat konsumen untuk datang melakukan keputusan pembelian. Sebuah toko yang

kesan atau seuasananya yang menyajikan suasana yang nyaman, menarik, dan

indah dilihat akan semakin menarik minat dari konsumennya. Hasil ini

mendukung penelitian Bangun Adi Wibowo (2015) bahwa store atmosphere

berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli ulang.

Brand Awareness berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, hal ini

dapat diartikan bahwa apabila brand awareness yang diukur dengan indikator

(ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani Semarang, merek

produk Rabbani Semarang, dapat dikenali dengan mudah, produk Rabbani

Semarang merupakan pilihan utama dalam membeli suatu produk (fashion), dan

produk Rabbani Semarang adalah produk pertama yang muncul dalam benak).

62

Indikator pertama tentang ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani

Semarang, konsumen selalu ingat produk Rabbani ketika berbicara tentang

fashion. Hal ini menunjukkan bahwa merek Rabbani sudah sangat melekat dihati

konsumen. Indikator kedua tentang merek produk Rabbani Semarang, dapat

dikenali dengan mudah, Disetiap produk Rabbani pasti ada simbol huruf R yang

dibordir dengan rapi, baik untuk busana wanita maupun busana pria. Indikator

ketiga tentang produk Rabbani Semarang merupakan pilihan utama dalam

membeli suatu produk (fashion) konsumen merasa produk Rabbani menjadi

pilihan pertama saat berbelanja produk fashion, baik busana wanita maupun

busana pria. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen sudah merasa

cocok mengenakan produk Rabbani. Indikator keempat tentang produk Rabbani

Semarang adalah produk pertama yang muncul dalam benak, konsumen sudah

merasa familier dengan produk Rabbani, sehingga apabila berbicara fashion yang

muncul dibenak adalah produk Rabbani Semarang. Jika semua indikator bisa

terlaksana dengan baik dan benar, maka minat beli ulang yang ditunjukkan dengan

indikator (ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani Semarang,

merek produk Rabbani Semarang. wdapat dikenali dengan mudah, produk

Rabbani Semarang merupakan pilihan utama dalam membeli suatu produk

(fashion), dan produk Rabbani Semarang adalah produk pertama yang muncul

dalam benak), juga akan semakin meningkat. Kondisi ini karena kesadaran merek

merupakan cara bagaimana mengategorikan kekuatan sebuah merek ke

dalam ingatan konsumen. Dengan arti lain, melihat apakah produk tersebut sudah

dikenal di dalam ingatan konsumen atau belum dan berada di tingkatan kesadaran

merek yang mana. Kesadaran merek dapat mempengaruhi niat beli suatu produk,

berarti semakin tingginya tingkat kesadaran merek maka tingkat niat beli

konsumen akan meningkat. Hasil ini mendukung penelitian Thoriq Anugrah Fatra

Pradana, Eka Yuliana (2015) menyatakan bahwa brand awareness berpengaruh

signikan positif terhadap minat beli ulang.

Brand Image berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen, hal ini

dapat diartikan bahwa apabila brand image yang diukur dengan indikator

(Rabbani Semarang merupakan brand fashion yang dikenal luas) hal ini bisa di

pahami karena rabbani tidak hanya ada di kota semarang tetapi juga ada di seluruh

63

Indonesia, iklan produk rabbani yang sangat menarik sering muncul di berbagai

media sehingga sangat di kenal oleh seluruh masyarakat Indonesia. (Percaya diri

semakin kuat ketika menggunakan prduk Rabbani), karena produk Rabbani

Semarang memiliki produk yang berkualitas, dan memiliki model produk yang

selalu mengikuti zaman. (Memiliki produk yang berkualitas) karena di buat dari

bahan- bahan yang berkualitas serta di desain oleh tenaga professional di

bidangnya sehingga nyaman saat di kenakan dan mampu meningkatkan

kepercayaan diri pemakainya. Produk Rabbani dapat dikenali dengan mudah,

produk Rabbani Semarang merupakan pilihan utama dalam membeli suatu produk

(fashion), dan produk Rabbani Semarang adalah produk pertama yang muncul

dalam benak, juga akan semakin meningkat. Kondisi ini karena pembentukan citra

positif suatu merek akan menjadi salah satu tolak ukur penilaian konsumen dalam

melihat sebuah produk atau layanan jasa.

Minat beli merupakan suatu kekuatan pendorong atau sebagai motif yang

bersifat instrinsik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian

secara spontan, wajar, mudah tanpa paksaan dan selektif pada suatu produk untuk

kemudian mengambil keputusan membeli. Jika semua unsur di atas bisa di

terapkan dengan baik dan benar Maka loyalitas konsumen yang ditunjukkan

dengan indikator (sering melakukan pembelian berulang produk Rabbani

Semarang, mengenal baik produk Rabbani semarang akan merekomendasikan

produk Rabbani Semarang kepada teman teman), juga akan semakin meningkat.

dengan demikian semakin baik citra merek maka nilai loyalitas konsumen

terhadap merek tersebut akan meningkat. hasil ini mendukung penelitian Yoki

Devianti (2018) menyatakan bahwa brand image berpengaruh positif signifikan

terhadap loyalitas konsumen.

Islamic store atmosphere berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen,

hal ini dapat diartikan bahwa apabila islamic store atmosphere yang diukur

dengan indikator (Rabbani Semarang memiliki bangunan yang megah serta

dekorasi yang mencerminkan Islam, suasana di dalam toko terasa nyaman, arus

konsumen dalam memilih suatu produk sudah tertata, dan penataan setiap produk

sudah sesuai dengan jenis (pakaian pria dan wanita), warna dan tertata rapih).

Indikator pertama tentang Rabbani Semarang memiliki bangunan yang megah

64

serta dekorasi yang mencerminkan Islam, Hal ini bisa dipahami karena Store

Rabbani merupakan salah satu Brand Fashion terkemuka di kota Semarang dan di

Indonesia sudah seharusnya brand dengan citra yang besar memiliki bangunan

yang megah supaya dapat meningkatkan kenyamanan belanja konsumen dan

memiliki dekorasi islami hal ini untuk semakin memperkuat bahwa Rabbani

merupakan brand dengan produk-produk islami. Indikator kedua tentang suasana

di dalam toko terasa nyaman, Hal ini bisa dipahami karena ruangan toko sangat

luas dengan dilengkapi pendingin yang cukup.

Selain itu juga dilengkapi ruang ganti yang cukup sehingga pelanggan

tidak harus menunggu lama saat akan mencoba busana yang dipilihnya. Indikator

ketiga tentang arus konsumen dalam memilih suatu produk sudah tertata.

Konsumen merasa display produk di Rabbani sudah tertata rapi sehingga

memudahkan pelanggan dalam memilih barang yang akan dibeli indikator

keempat tentang penataan setiap produk sudah sesuai dengan jenis (pakaian pria

dan wanita), warna dan tertata rapi. Konsumen merasa penataan produk di Store

Rabbani sudah disesuaikan dengan jenisnya. misalnya untuk pakaian pria dan

wanita, jenis warna, model, dan ukuran sehingga sangat memudahkan pelanggan

dalam memilih produk yang akan dibeli.

Jika semua unsur di atas bisa di terapkan dengan baik dan benar maka

loyalitas konsumen yang ditunjukkan dengan indikator (sering melakukan

pembelian berulang produk Rabbani Semarang, mengenal baik produk Rabbani

semarang akan merekomendasikan produk Rabbani Semarang kepada teman

teman), juga akan semakin meningkat. Kondisi ini karena store atmosphere

bertujuan untuk menarik perhatian konsumen untuk berkunjung, memudahkan

mereka untuk mencari barang yang dibutuhkan, mempertahankan mereka

untuk berlama-lama berada di dalam toko, memotivasi mereka untuk

membuat perencanaan, memengaruhi mereka untuk melakukan pembelian, dan

memberikan keputusan dalam berbelanja. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa Store Atmosphere yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan

pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. Hasil ini mendukung penelitian

Nuraisyah Dwi Purnamasari, Agus Maolana Hidayat, S.E., M.Si (2016)

65

menyatakan bahwa store atmosphere berpengaruh signikan positif terhadap

loyalitas konsumen.

Brand Awareness berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen, hal

ini dapat diartikan bahwa apabila brand awareness yang diukur dengan indikator

(ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani Semarang, merek

produk Rabbani Semarang, dapat dikenali dengan mudah, produk Rabbani

Semarang merupakan pilihan utama dalam membeli suatu produk (fashion),

dan produk Rabbani Semarang adalah produk pertama yang muncul dalam benak).

Indikator pertama tentang ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani

Semarang, konsumen selalu ingat produk Rabbani ketika berbicara tentang

fashion. Hal ini menunjukkan bahwa merek Rabbani sudah sangat melekat dihati

konsumen. Indikator kedua tentang merek produk Rabbani Semarang, dapat

dikenali dengan mudah, Disetiap produk Rabbani pasti ada simbol huruf R yang

dibordir dengan rapi, baik untuk busana wanita maupun busana pria.

Indikator ketiga tentang produk Rabbani Semarang merupakan pilihan

utama dalam membeli suatu produk (fashion) konsumen merasa produk Rabbani

menjadi pilihan pertama saat berbelanja produk fashion, baik busana wanita

maupun busana pria. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah

merasa cocok mengenakan produk Rabbani. Indikator keempat tentang produk

Rabbani Semarang adalah produk pertama yang muncul dalam benak, konsumen

sudah merasa familier dengan produk Rabbani, sehingga apabila berbicara fashion

yang muncul dibenak adalah produk Rabbani Semarang. Jika semua indikator bisa

terlaksana dengan baik dan benar, maka loyalitas konsumen yang ditunjukkan

dengan indikator (sering melakukan pembelian berulang produk Rabbani

Semarang, mengenal baik produk Rabbani semarang akan merekomendasikan

produk Rabbani Semarang kepada teman teman), juga akan semakin meningkat.

Kondisi ini karena kesadaran merek mempengaruhi rasa percaya diri

konsumen atas loyalitas konsumen dengan mengurangi tingkat resiko

yang disarankan atas suatu merek yang diputuskan untuk dibeli. Kesadaran akan

merek memiliki tingkatan yang dapat disesuaikan sejauh mana konsumen

mengingat dan mengenali suatu produk yang dimuat oleh perusahaan. Maka

terciptalah loyalitas konsumen setelah mengenali dan mengingat seperti apa merek

66

produk yang akan konsumen beli. Hasil ini mendukung penelitian Ririn Nurizka,

Tuti Rahmi (2016) menyatakan bahwa brand awareness berpengaruh signikan

positif terhadap loyalitas konsumen.

Minat beli ulang berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen,

Indikator pertama tentang bersedia melakukan pembelian produk Rabbani

Semarang, konsumen bersedia melakukan pembelian produk Rabbani Semarang

karena produknya berkualitas dan merupakan merek terkenal sehingga

menambah kepercayaan diri saat mengenakannya. Indikator kedua tentang

mempertimbangkan untuk membeli produk Rabbani Semarang setelah

membaca review produk tersebut sebagian besar konsumen membeli produk

Rabbani setelah membaca review dari berbagai media yang sebagian besar

reviewer menyatakan bahwa produk rabbani adalah produk yang berkualitas

sehingga sangat layak untuk dibeli. Indikator ketiga tentang produk Rabbani

Semarang lebih menarik perhatian, sebagian besar konsumen merasa lebih tertarik

dengan produk rabbani dibanding dengan produk merek lain.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen merasa loyal

terhadap produk rabbani. Seperti diketahui bahwa merek busana

muslim/muslimah di Indoensia sangat banyak.Indikator keempat tentang tertarik

untuk membeli produk Rabbani Semarang setelah mendapat informasi dari

teman, informasi dari mulut ke mulut merupakan sarana promosi yang sangat

efektif untuk menarik pelanggan baru. Seperti pernyataan di atas bahwa sebagian

besar konsumen memutuskan untuk membeli produk Rabbani karena infromasi

dari teman. Hal ini dapat diartikan bahwa apabila minat beli ulang yang diukur

dengan indikator (ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani

Semarang, merek produk Rabbani Semarang, dapat dikenali dengan mudah,

produk Rabbani Semarang merupakan pilihan utama dalam membeli suatu

produk (fashion), dan produk Rabbani Semarang adalah produk pertama yang

muncul dalam benak) semakin meningkat, maka loyalitas konsumen yang

ditunjukkan dengan indikator (sering melakukan pembelian berulang produk

Rabbani Semarang, mengenal baik produk Rabbani semarang akan

merekomendasikan produk Rabbani Semarang kepada teman teman), juga akan

semakin meningkat. Kondisi ini karena minat beli ulang adalah tahap

67

kecenderungan konsumen untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-

benar dilaksanakan. Meskipun minat membeli merupakan pembelian yang

belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang namun pengukuran terhadap

minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimalkan prediksi terhadap

pembelian aktual itu sendiri. Hasil ini mendukung Dewi Sartika (2017)

menyatakan bahwa brand awareness berpengaruh signikan positif terhadap

loyalitas konsumen

68

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan

sebagai berikut :

1. Brand Image berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, hal ini dapat

diartikan bahwa semakin dikenal brand Rabbani, semakin meningkat

kepercayaan diri ketika menggunakan brand Rabbani dan semakin

berkualitas produk Rabbani maka minat beli ulang akan semakin

meningkat Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semakin baik citra

merek terhadap suatu produk maka akan berpengaruh terhadap minat

beli konsumen.

2. Islamic store atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli ulang,

hal ini dapat diartikan bahwa memiliki bangunan yang megah serta

dekorasi yang bagus, dapat menimbulkan perasaan nyaman ketika

berbelanja sehingga arus konsumen saat memilih produk menjadi lebih

tertata karena penataan setiap produk sudah sangat rapih, maka minat beli

ulang akan semakin meningkat.

3. Brand Awareness berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, hal ini

dapat diartikan ketika mengingat tentang fashion, ingat produk Rabbani

Semarang karena merek produk Rabbani dapat dikenali dengan mudah,

sehingga produk Rabbani Semarang merupakan pilihan utama dalam

membeli suatu produk (fashion). Dengan arti lain, melihat produk Rabbani

sudah dikenal di dalam ingatan konsumen, maka hal tersebut dapat

meningkatkan minat beli konsumen.

4. Minat beli ulang berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen hal ini

dapat diartikan banyak konsumen bersedia melakukan pembelian produk

Rabbani setelah melihat review produk Rabbani dan produk Rabbani lebih

menarik perhatian karena banyak teman yang memberikan informasi

69

mengenai produk Rabbani, maka minat beli ulang akqqan semakin

meningkat dan loyalitas konsumen juga akan semakin meningkat

5. Minat beli ulang merupakan variabel intervening di antara pengaruh brand

image terhadap loyalitas konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa

apabila brand image semakin meningkat, maka minat beli ulang akan

semakin meningkat dan loyalitas konsumen akan semakin meningkat.

Dengan kata lain untuk meningkatkan loyalitas konsumen lebih efektif

melalui peningkatan minat beli ulang.

6. Minat beli ulang merupakan variabel intervening di antara pengaruh

Islamic store atmosphere terhadap loyalitas konsumen. Hal ini

mengindikasikan bahwa apabila islamic store atmosphere semakin

meningkat, maka minat beli ulang akan semakin meningkat dan loyalitas

konsumen akan semakin meningkat. Dengan kata lain untuk meningkatkan

loyalitas konsumen lebih efektif melalui peningkatan minat beli ulang.

7. Minat beli ulang merupakan variabel intervening di antara pengaruh brand

awarenss terhadap loyalitas konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa

apabila brand awareness semakin meningkat, maka minat beli ulang akan

semakin meningkat dan loyalitas konsumen akan semakin meningkat.

Dengan kata lain untuk meningkatkan loyalitas konsumen lebih efektif

melalui peningkatan minat beli ulang.

5.2 Implikasi Manajerial

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka diberikan implikasi

manajerial yang diharapkan dapat meningkatkan minat beli. Adapun saran-saran

yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil jawaban responden tentang variabel Brand image,

Islamic store atmosphere dan Brand awareness, variable yang memiliki

pengaruh paling dominan adalah variable Brand awareness, dengan

indikator yang paling rendah ketika mengingat tentang fashion, ingat

produk Rabbani. ini menujukkan posisioning dari rabbani masih lemah,

sehingga perlu membuat posisioning yang kuat dengan cara

70

meningkatkan kualitas produk dan memberikan model produk yang

fashionable atau lebih modern dan beda dengan produk lain.

2. Berdasarkan hasil jawaban responden tentang variabel Brand image,

Islamic store atmosphere dan Brand awareness, variable yang memiliki

pengaruh paling dominan ke dua adalah variable Brand Image. Lebih

khusus pada indikator percaya diri semakin kuat ketika menggunakan

produk Rabbani. Dalam hal ini tingkat kepercayaan konsumen masih

kurang terhadap produk Rabbani, sehingga perlu adanya inovasi model

yang uptodate dan berkualitas agar mampu meningkatkan kepercayaan

diri saat tampil di tempat umum

5.3 Keterbatasan Penelitian

Adjusted R square masih cukup rendah yakni 0,61 yang artinya 39%

dijelaskan oleh variabel lain.

5.4 Agenda Penelitian Mendatang

1. Penelitian yang akan datang bisa memilih obyek yang lebih luas,

seperti masyarakat semarang yang menggunakan Rabbani.

2. Penggunaan selain metode survey seperti metode interview dapat

digunakan untuk mendapatkan komunikasi dua arah dengan subyek dan

mendapatkan kejujuran jawaban subyek.

3. Penelitian yang akan datang bisa menambahkan variabel kualitas

layanan dan variabel persepsi harga

71

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Rahman. 2010. Panduan Pelaksanaan Adminitrasi Pajak:Untuk

Karyawan, Pelaku Bisnis Dan Perusahaan. Bandung: Nuansa.Diana, Sari. (2013).

Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: Refika Aditama

Adi, Bangun Wibowo, 2015. Pengaruh Suasana Toko, Promosi, dan

Lokasi Terhadap Minat Beli di Planet Distro Kota Banjarmasin. Skripsi. Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Ali, Hasan . 2013. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta.

CAPS (Center For Academic Publishing Service)

Ali, Mohammad. (2010). Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan.

Bandung: Pustaka Cendekia Utama

Ardianto, Elvinaro. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Public Relations

Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa rekatama media.

Bob Foster. 2008. Manajemen Ritel. Alfabeta : Bandung

Devianti, Yoki. (2018). PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP

LOYALITAS KONSUMEN MELALUI KEPUASAN KONSUMEN GOJEK

SIDOARJO

Dharamdasdan, D., & Sharma, M. (2017). Impact of brand related

attributes on consumer’s purchase intention towards private label apparels brands:

a study about the consumers of Ahmedabad. International Journal of Engineering

and Management Research, 7(1), 297-303, ISSN: 2250- 0758.

Durianto, D., Sugiarto, & Sitinjak, T. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar

Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Fatra, Thoriq Anugrah & Pradana Eka Yuliana. (2015). Pengaruh Brand

Awareness Terhadap Minat Beli Konsumen Jasa Reservasi Hotel SecaraOnline

Pada Situs www.GOINDONESIA.COM

Fermayani, Riche. (2018). Pengaruh Brand Awareness, Brand Association

dan Perceived Quality Terhadap Loyalitas Pelanggan dettol Body Wash Di Kota

Padang

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS.

Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

72

Ghozali, Imam. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

SPSS “. Semarang:UNDIP.

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program

SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS 20 Semarang: Badan Penerbit – Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hair dkk dalam Prawira 2010, teknik pengumpulan sampel

Hakim, arif ranchman. (2017). Pengaruh brand image terhadap minat beli

konsumen pada bimbel tridaya bandung. Universitas: Bandung

Hurriyati, Ratih. (2015). Bauran Pemasaran dan Loyalitas

Konsumen.Bandung: ALFABETHA

Keller, Kevin L. 2013. Strategic Brand Management ; Building,

Measuring, and Managing Brand Equity. Fourth Edition Harlow, English :

Pearson Education Inc.

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2012. Principles of Marketing. New

Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip., Keller, Kevin L. (2013). Manajemen Pemasaran, Jilid

Kedua, Jakarta: Erlangga.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group.

Levy & Weitz, 2001. Retailing Management, 4th edition. New York:

Mc.GrawHill,Irwin.

levy, micccchael & weitz, barton a., (2012). retailing management. New

york, America: McGraw-hill/Irwin. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Penerbit

Mitra Utama. Alfonius, 2011.

Levy,Michael & Weitz,Barton A., (2012), Retailing Manajement,

America:McGraw-Hill/Irwin, New York.

73

Najib, M. A., Soesanto, H., & Sukresna, I. M. (2016). Analisis Pengaruh

Brand Awareness, Dan Perceived Value.XV (1).

Nawari. 2010. Analisis Regresi dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.Penerbit Gava Media. Yogyakarta.

Nurizka Ririn & Tuti Rahmi. (2016). HUBUNGAN ANTARA BRAND

AWARENESS DENGAN LOYALITAS KONSUMEN PENGGUNA SEPEDA

MOTOR HONDA

Nurizka, R., Rahmi, T., & Padang, U. N. (n.d.). LOYALITAS

KONSUMEN PENGGUNA, 67–77.

Petra, K. (2016). Pengaruh brand awareness terhadap customer loyalty

dengan brand image dan relationship quality sebagai variabel intervening pada

semen gresik di Surabaya.

Philip Kotler dan Kevin L. Keller. 2006. Manajemen Pemasaran edisi ke

12 Jilid ke 1. New Jersey, Indeks

Purnamasari, Nuraisyah Dwi & Agus Maolana Hidayat, S.E., M.Si.

(2016). ANALISIS PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP

LOYALITAS PELANGGAN PADA WARUNG MISBAR BANDUNG TAHUN

2016

Rangkuti, Freddy (2002), Measuring Customer Satisfaction, Penerbit PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Rusandy, D. S. (2018). Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas

Pelanggan Yang Dimediasi Kepuasan Pelanggan Pada Rumah Makan Titin

Trenggalek, 2(1), 1–11. Sekaran, Uma. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta:

Salemba Empat

Rutoto, Sabar. (2007). Pengantar Metedologi Penelitian. FKIP:

Universitas Muria Kudus.

Schiffman, Leon G., dan Kanuk, Leslie Lazar. 2009. Perilaku Konsumen.

Alih bahasa Zulkifli Kasip. Jakarta : PT. Indeks Group Gramedia.

Sekaran, Uma. 2011. Research Methods For Business (Metode Penelitian

Untuk Bisnis). Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

Bandung : Alfabeta.

74

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Afabeta

Sugiyono.2006.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &

D.Bandung:Alfabeta.

Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grasindo Persada.

Supranto, J. 2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk

Menaikkan Pangsa Pasar, Cetakan keempat, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Suprapti, Ni Wayan Sri. 2010. Prilaku Konsumen, Pemahaman Dasar dan

Aplikasinya Dalam Strategi Pemasaran. Bali: Udayana University Press.

Sutisna & Teddy Pawitra, 2001, Perilaku Konsumen dan Komunikasi

Pemasaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

Yovita, Latifah Irma & Putu Nina Mediawati. (2019). PENGARUH

BRAND IMAGE, BRAND AWARENESS DAN BRAND TRUST TERHADAP

LOYALITAS PELANGGAN KENTAL MANIS FRISIAN FLAG

75

Lampiran 1 : Kuisioner

Kuesioner

Identitas Konsumen

Nama :

Jenis Kelamin : a) Laki-laki

b) Perempuan

Usia : a) 17-40 tahun

Pendidikan minimal : a) SMP

Khusus : a) Pelajar atau Umum

Penghasilan : a) ≤ Rp. 1.000.000

b) Rp. 1.000.001 – Rp. 2.000.000

c) Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000

d) ≥ Rp. 3.000.000

Petunjuk Pengisian

Berilah penilaian anda dengan tanda (X) pada jawaban yang paling tepat

Sangat tidak

setuju

1 2 3 4 5 Sangat

setuju

76

Contoh :

No Indikator Skor

1 2 3 4 5

1 Menurut saya Rabbani Semarang mampu

memberikan tingkat kenyamanan berbelanja

yang tinggi.

X

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Netral

4. Setuju

5. Sangat Setuju

Brand Image

No Indikator Skor

1 2 3 4 5

1 Rabbani Semarang merupakan brand

fashion yang dikenal luas

2 Percaya diri saya semakin kuat ketika

menggunakan produk Rabbani

Semarang

4 Rabbani Semarang memiliki produk

yang berkualitas

77

Islamic Store Atmosfer

No Indikator Skor

1 2 3 4 5

1 Rabbani Semarang memiliki bangunan

yang megah serta dekorasi yang

mencerminkan islam

2 Suasana di dalam toko terasa nyaman

3 Arus konsumen dalam memilih suatu

produk sudah tertata

4 Penataan setiap produk sudah sesuai

dengan jenis (pakaian pria dan wanita),

warna dan tertata rapih

78

Brand Awareness

Minat Beli Ulang

No Indikator Skor

1 2 3 4 5

1 Ketika mengingat tentang fashion, saya

ingat produk Rabbani Semarang

2 Merek produk Rabbani Semarang, dapat

saya kenali dengan mudah

3 Produk Rabbani semarang merupakan

pilihan utama saya dalam membeli suatu

produk (fashion)

4 Produk Rabbani Semarang adalah

produk pertama yang muncul dalam

benak saya

No Indikator Skor

1 2 3 4 5

1 Saya bersedia melakukan pembelian

produk Rabbani Semarang.

2 Saya mempertimbangkan untuk

membeli produk Rabbani Semarang

setelah membaca review produk tersebut.

3 Produk Rabbani Semarang lebih

menarik perhatian saya.

79

Loyalitas Konsumen

Lampiran 2

Uji Validitas dan Reliabilitas

Case Processing Summary

100 100.0

0 .0

100 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.751 3

Cronbach's

Alpha N of Items

4 Saya sering mencari informasi tentang

Rabbani dari berbagai sumber .

No Indikator Skor

1 2 3 4 5

1 Saya merasa sulit pindah ke toko lain

2 Kepercayaan saya terhadap Rabbani

tinggi.

3 Saya akan merekomendasikan produk

Rabbani Semarang kepada teman teman

saya.

80

Uji Validitas dan Reliabilitas

Item Statistics

4.06 .694 100

3.96 .764 100

4.23 .633 100

X1.1

X1.2

X1.3

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

8.19 1.469 .587 .658

8.29 1.339 .573 .682

8.02 1.596 .588 .664

X1.1

X1.2

X1.3

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

12.25 2.937 1.714 3

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Case Processing Summary

100 100.0

0 .0

100 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.887 4

Cronbach's

Alpha N of Items

81

Uji Validitas dan Reliabilitas

Item Statistics

3.78 .894 100

3.87 .928 100

3.70 .870 100

3.96 .909 100

X2.1

X2.2

X2.3

X2.4

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

11.53 5.827 .710 .870

11.44 5.481 .770 .848

11.61 5.836 .736 .861

11.35 5.482 .794 .838

X2.1

X2.2

X2.3

X2.4

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

15.31 9.691 3.113 4

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Case Processing Summary

100 100.0

0 .0

100 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.854 4

Cronbach's

Alpha N of Items

82

Uji Validitas dan Reliabilitas

Item Statistics

3.65 .857 100

3.89 .803 100

3.90 .835 100

4.02 .829 100

X3.1

X3.2

X3.3

X3.4

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

11.81 4.438 .696 .815

11.57 4.712 .668 .826

11.56 4.208 .812 .764

11.44 4.774 .614 .848

X3.1

X3.2

X3.3

X3.4

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

15.46 7.685 2.772 4

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Case Processing Summary

100 100.0

0 .0

100 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.871 4

Cronbach's

Alpha N of Items

83

Uji Validitas dan Reliabilitas

Item Statistics

4.02 .738 100

3.99 .718 100

4.20 .682 100

4.11 .665 100

Y1.1

Y1.2

Y1.3

Y1.4

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

12.30 3.222 .720 .838

12.33 3.476 .629 .873

12.12 3.521 .660 .860

12.21 3.097 .912 .761

Y1.1

Y1.2

Y1.3

Y1.4

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

16.32 5.674 2.382 4

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Case Processing Summary

100 100.0

0 .0

100 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.810 3

Cronbach's

Alpha N of Items

84

Lampiran 3

Regression Model 1

Item Statistics

3.87 .825 100

4.09 .780 100

4.11 .886 100

Y2.1

Y2.2

Y2.3

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

8.20 2.263 .632 .768

7.98 2.282 .688 .716

7.96 2.039 .666 .737

Y2.1

Y2.2

Y2.3

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

12.07 4.510 2.124 3

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Variables Entered/Removedb

Brand

Awarenes

s, Brand

Image,

Islamic

store

atmospher

ea

. Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Minat beli ulangb.

Model Summary

.769a .591 .579 1.546

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Brand Awareness, Brand

Image, Is lamic store atmosphere

a.

85

ANOVAb

332.247 3 110.749 46.324 .000a

229.513 96 2.391

561.760 99

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors : (Constant), Brand Awareness, Brand Image, Islamic store atmospherea.

Dependent Variable: Minat beli ulangb.

Coefficientsa

3.195 1.151 2.775 .007

.578 .119 .416 4.862 .000

.168 .066 .218 2.543 .013

.225 .081 .262 2.788 .006

(Constant)

Brand Image

Islamic store atmosphere

Brand Awareness

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Minat beli ulanga.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

100

.0700000

1.61496221

.087

.063

-.087

.872

.432

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz

ed Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Coefficientsa

.582 1.717

.579 1.728

.481 2.079

Brand Image

Islamic store atmosphere

Brand Awareness

Model

1

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Minat beli ulanga.

86

Regression Model 2

Coefficientsa

2.910 .719 4.049 .000

-.129 .074 -.226 -1.742 .085

.028 .041 .089 .688 .493

-.031 .050 -.088 -.618 .538

(Constant)

Brand Image

Islamic store atmosphere

Brand Awareness

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Abs_res1a.

Variables Entered/Removedb

Minat beli

ulang,

Islamic

store

atmospher

e, Brand

Image,

Brand

Awarenes

sa

. Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Loyalitas konsumenb.

Model Summary

.793a .629 .614 1.320

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Minat beli ulang, Islamic s tore

atmosphere, Brand Image, Brand Awareness

a.

87

ANOVAb

281.033 4 70.258 40.335 .000a

165.477 95 1.742

446.510 99

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors : (Constant), Minat beli ulang, Islamic store atmosphere, Brand Image,

Brand Awareness

a.

Dependent Variable: Loyalitas konsumenb.

Coefficientsa

-.184 1.021 -.180 .858

.284 .113 .229 2.508 .014

.132 .058 .192 2.268 .026

.199 .072 .259 2.770 .007

.226 .087 .253 2.593 .011

(Constant)

Brand Image

Islamic store atmosphere

Brand Awareness

Minat beli ulang

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Loyalitas konsumena.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

100

.0000000

1.29285783

.067

.067

-.054

.665

.768

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz

ed Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

88

Coefficientsa

.467 2.140

.542 1.844

.445 2.247

.409 2.448

Brand Image

Islamic store atmosphere

Brand Awareness

Minat beli ulang

Model

1

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Loyalitas konsumena.

Coefficientsa

-.392 1.092 -.359 .721

.002 .121 .002 .016 .988

.098 .062 .213 1.571 .119

.036 .077 .070 .470 .639

-.029 .093 -.049 -.314 .754

(Constant)

Brand Image

Islamic store atmosphere

Brand Awareness

Minat beli ulang

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Abs_res2a.