i
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
OPTIMASI KONDISI SIMULTANEOUS SACCHARIFICATION AND
FERMENTATION DALAM PEMBUATAN BIOETANOL GENERASI
KEDUA DARI BATANG KELAPA SAWIT SEBAGAI SUMBER
ALTERNATIF BAHAN BAKAR RENEWABLE
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Bimbi Ayu Ristiya Ningsih (1214051014 angkatan 2012)
Ferdian Dicky Permana (1317011026 angkatan 2013)
Nur Ega (1314051034 angkatan 2013)
Indah Purnama Sari (1414051046 angkatan 2014)
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
PKM-P 2014
ii
HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan : Optimasi Kondisi Simultaneous Saccharification
and Fermentation dalam Pembuatan Bioetanol
Generasi Kedua Dari Batang Kelapa Sawit Sebagai
Sumber Alternatif Bahan Bakar Renewable.
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Bimbi Ayu Ristiya Ningsih
b. NPM :1214051014
c. Jurusan :Teknologi Hasil Pertanian
d. Universitas : Universitas Lampung
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Jagad Buana, Gg. Pancasila RT 001/RW
004,Bungamayang, Lampung Utara/089672374111
f. Alamat email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 4 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Sutikno, M.Sc., Ph.D
b. NIDN : 195614011986031002
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :Rajabasa Permai Blok C/11 Bandar
Lampung 35144/081541361121
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp 12.414.000
b. Sumber lain : -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Bandar Lampung, 26 September 2014
Menyetujui
Pembantu Dekan III Ketua Pelaksana Kegiatan
Ir. Susilawati, M.Si Bimbi Ayu Ristiya Ningsih
NIP. 196108061987022001 NPM. 1214051014
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping
Dan Alumni
Prof. Dr. Sunarto DM, S.H., M.H Ir. Sutikno, M.Sc., Ph.D
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
RINGKASAN ................................................................................................ iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah ..................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.3 Manfaat dan Luaran Peneliti ...................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Bakar Minyak.................................................................................. 2
2.2 Bioetanol ................................................................................................... 3
2.3 Batang Kelapa Sawit .................................................................................. 4
2.4 Simultaneous Saccharificiaton And Fermentation .................................... 5
BAB III. METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 6
3.2 Bahan dan Alat ........................................................................................... 6
3.3 Metode Penelitian....................................................................................... 6
3.4 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 6
3.5 Pengamatan ............................................................................................... 8
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya ......................................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
RINGKASAN
Bioetanol merupakan salah satu energi alternatif pengganti bahan bakar
minyak yang ramah lingkungan. Bioetanol yang diproduksi dari bahan nabati
yang mengandung glukosa atau pati disebut bioetanol generasi pertama, sedang
bioetanol yang diproduksi dari bahan yang mengandung selulosa atau
hemiselulosa dinamakan bioetanol generasi kedua. Salah satu bahan nabati yang
mengandung selulosa/hemiselulosa tinggi dan belum banyak dimanfaatkan
masyarakat yaitu batang kelapa sawit (BKS). Untuk mengkonvesi BKS menjadi
bioetanol generasi kedua, ada 4 tahapan yang harus dilalui, yaitu tahap perlakuan
awal, tahap hidrolisis, tahap fermentasi, dan tahap destilasi. Pada awalnya tahap
hidrolisis dan tahap fermentasi dilakukan secara terpisah (Separated Hydrolysis
And Fermentation atau SHF) dan pada akhir-akhir ini kedua tahapan tersebut
dilakukan secara serentak (Simultaneous Sacharification and Fermentation atau
SSF). Keuntungan metoda SSF adalah enzim yang digunakan sedikit, waktu
untuk pembentukan etanol lebih cepat, biaya produksi lebih murah, dan jumlah
bioetanol yang dihasilkan lebih tinggi. Namun kondisi optimum SSF untuk
memproduksi bioetanol dari BKS belum diketahui. Oleh sebab itu, penelitian
untuk menemukan kondisi optimum tersebut perlu dilakukan. Tujuan khusus
penelitian ini yaitu untuk menemukan kondisi optimum SSF BKS dalam
memproduksi bioetanol, yang meliputi: kosentrasi substrat, konsentrasi enzim,
konsentrasi starter, dan waktu penambahan starter Saccharomyces cerevisiae,
serta suhu, kecepatan goyangan, dan lama inkubasi. Pelaksanaan penelitian
dimulai dengan mengeringkan dan mengecilkan ukuran BKS, dan kemudian
memberi perlakuan awal BKS dengan cara merendam sample dalam larutan 1,0
M NaOH pada suhu 121oC selama 15 menit. Setelah lignin dipisahkan,
holoselulosa BKS dihirolisis dengan berbagai kosentrasi enzim, ditambahkan
starter pada selang waktu tertentu dari penambahan enzim, dan kemudian
difermentasi secara serentak pada berbagai suhu, kecepatan goyangan, dan lama
inkubasi. Hasil penelitian (kondisi optimum SSF BKS) ini akan dipublikasikan
pada jurnal ilmiah dan dapat digunakan untuk mengembangkan pabrik bioethanol
generasi kedua skala mikro, kecil, menengah, dan besar di daerah pedesaan atau di
daerah sentra produksi pertanian dengan mengunakan limbah agroindustri
pertanian yang banyak berlimpah dan harganya murah di Inonesia. Disamping
itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah
kelangkaan bahan bakar minyak, mengurangi pencemaran lingkungan akibat
limbah pada agroindustri, dan menciptakan lapangan pekerjaan setelah pabrik
bioetanol dikembangkan.
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Sampai saat ini masyarakat masih sangat bergantung pada bahan bakar
minyak (BBM) yang bersumber dari fosil. Padahal, semakin lama produksi BBM
akan semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh bahan baku yang digunakan
dalam produksi BBM bukan merupakan bahan yang dapat diperbarui sehingga
dapat habis pada saatnya nanti. Jumlah produksi BBM sebanyak 329.249 ribu
barel per hari pada tahun 2010 dan turun menjadi 163.633 ribu barel per hari pada
tahun 2011 (Direktorat Jenderal Migas, 2012). Sedangkan sepanjang tahun 2013,
produksi BBM rata-rata mencapai 826.000 barel per hari dan pada tahun 2014
sebesar 870 ribu barel per hari (Dhany, 2013). Sementara itu, konsumsi BBM
meningkat dari 388.241 ribu barel per hari pada tahun 2010 menjadi 394.052 ribu
barel per hari pada tahun 2011 sehingga Indonesia harus mengimpor BBM sebesar
75.000 kilo liter per hari pada tahun 2011. Untuk itu, sumber alternatif bahan
bakar pengganti BBM perlu dikembangkan.
Pemerintah sedang mengembangkan bakan bakar nabati (BBN) sebagai
alternatif pengganti BBM. Pemerintah telah mencanangkan penggunaan energi
alternatif melalui Peraturan Menteri Energi Dan Sumberdaya Mineral No. 32
Tahun 2008 tentang Pentahapan Kewajiban Pemakaian BBN. Salah satu energi
alternatif BBN yang banyak dikembangkan saat ini yaitu bioetanol. Kelebihan
bioetanol dibandingkan dengan BBM fossil yaitu ramah lingkungan dan dapat
diperbarui. Bahan baku untuk memproduksi bioetanol generasi pertama yaitu
bahan yang mengandung glukosa atau dan pati seperti ubi kayu, jagung, ubi jalar,
dan sorgum (Hayun, 2008; Lennartsson et al, 2014). Melalui proses sakarifikasi
(pemecahan gula komplek menjadi gula sederhana), fermentasi, dan distilasi,
bahan-bahan tersebut dapat dikonversi menjadi bahan bakar bioetanol. Untuk
menjaga kestabilan pasokan bahan pangan, bioetanol generasi kedua yang bahan
bakunya limbah padat agaroindustri yang mengandung lignoselulosa seperti bagas
tebu, jerami padi, tandan kosong kelapa sawit, dan batang kelapa sawit mulai
dikembangkan (Komarayati dan Gusmailina, 2010; Wahono et al, 2014).
Batang kelapa sawit (BKS) sangat berpotensi sebagai bahan baku
bioetanol generasi kedua. Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia
dengan jumlah produksi minyak sawit 26,0 juta ton pada tahun 2013 (Investor
Daily, 2014), Indonesia juga sebagai penghasil limbah BKS dan tandan kosong
kelapa sawit tertinggi di dunia. BKS mengandung lignoselulosa tinggi yang
terdiri atas 38,5% selulosa, 17,1% hemiselulosa, dan 25,6 (Septiyani, 2014).
Untuk memproduksi bioetanol dari bahan berlignoselulosa termasuk BKS,
menurut Howard et al. (2003) ada 4 tahap yang harus dilalui; yaitu (1) perlakuan
awal (pretreatment) secara fisik, kimia, atau dan biologi, (2) hidrolisis polimer
(selulosa, hemiselulosa, lignin) menjadi gula reduksi (heksosa, xylosa), (3)
2
fermentasi gula oleh mikroba untuk menghasilkan ethanol, dan (4) pemisahan dan
pemurnian ethanol yang dihasilkan.
Optimasi perlakuan awal dan hidrolisis BKS untuk memproduksi bioetanol
generasi kedua telah dilakukan oleh Septiani (2014). Septiani (2014) menemukan
bahwa kondisi optimum perlakuan awal BKS yaitu perendaman tepung BKS
dalam larutan NaOH 1 M pada suhu 121oC selama 15 menit dan kondisi
optimum hidrolisisnya yaitu hidrolisis secara enzimatis dengan 30 FPU enzim
selulase pada konsentrasi substrat 7,5% dan suhu 50oC selama 18 jam.
Untuk menghasilkan bioetanol dari BKS, kondisi optimum fermentasi
perlu diteliti dan ditemukan. Metode fermentasi yang sering digunakan saat ini
yaitu metode Separated Hydrolysis and Fermentation (SHF) (Lau et al, 2009) dan
Simultaneous Saccharificiaton and Fermentation (SSF) (Wahono et al., 2014).
Pada metode SHF, BKS dihidrolisis dulu dan kemudian gula reduksi yang
dihasilkan baru difermentasi secara terpisah; sedangkan metode SFF, hidrolisis
dan fermentsi BKS dilakukan serentak pada wadah yang sama.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menemukan kondisi optimum SSF BKS
untuk memproduksi bioetanol generasi kedua. Kondisi optimum SSF ini nantinya
digunakan untuk mengembangkan pabrik bioetanol generasi kedua dari limbah
agroindustri skala mikro, kecil, menengah, dan besar.
1.3. Manfaat dan Luaran Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah mengatasi kelangkaan energi
khususnya BBM, mengatasi masalah lingkungan akibat dari limbah agroindustri,
dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setelah teknologi tepat guna
ini diterapkan untuk mendirikan industri bioetanol skala mikro, kecil, menengah,
dan skala besar di pedesaan dan sentra agroindustri.
Luaran yang diharapkan dari pelaksanaaan penelitian ini yaitu
ditemukannya konsentrasi substrat, kosentrasi enzim selulase dan xylanase, suhu,
kecepatan goyangan, waktu penambahan starater Saccharomyces cerevisiae, dan
lama inkubasi sakarifikasi dan fermentasi yang optimum pada metode SFF BKS.
Disamping itu, hasil penelitian ini akan dipublikasikan pada jurnal ilmiah.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Bakar Minyak
Minyak bumi adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak
bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar
seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya
(Anonim, 2014). Minyak bumi yang di eksplorasi dan dikonsumsi setiap hari
3
lambat laun akan habis, sedangkan proses terbentuknya memakan waktu jutaan
tahun. Saat ini, cadangan minyak Indonesia hanya tinggal sekitar 3,6 miliar barel
dan pemakaian minyak bumi mencapai 1,43 juta barel per harinya (Direktorat
Jendral Migas, 2012). Ketidaksesuaian antara cadangan minyak bumi yang
tersedia dengan pemakaiannnya, membuat Indonesia harus mengimpor minyak
bumi sekitar 350 ribu barel per hari (Fajriah, 2014). Karena itu, bukan tidak
mungkin pada tahun-tahun selanjutnya Indonesia akan sangat tergantung kepada
impor BBM.
Untuk mengatasi masalah menyusutnya cadangan minyak bumi dan
meningkatnya BBM, pemerintah telah melakukan beberapa upaya. Salah satu
upaya dari pemerintah adalah dengan mengeluarkan kebijakan yang dituangkan
untuk membatasi pamakaian BBM dan mengurangi BBM bersubsidi. Namun
upaya ini masih belum dapat dijalankan oleh masyarakat Indonesia. Akhirnya
pemerintah mengeluarkan kebijakan lainnya yaitu mengamanatkan
pengembangan dan penggunaan bahan bakar alternatif untuk mengurangi
ketergantungan dan menggantikan BBM. Bahan bakar alternatif tersebut dapat
berupa biofuel seperti, biogas, biodiesel, biobutanol, dan bioethanol yang
diproduksi dengan menggunakan biomasa tanaman sebagai bahan bakunya.
2.2 Bioetanol Generasi Kedua
Bioetanol generasi kedua adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi
biomassa berlignoselulosaa dengan bantuan mikroorganisme (Howard et al,
2003). Bioetanol bermanfaat sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar
minyak. Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang mempunyai
kelebihan dibandingkan BBM. Bioetanol dianggap lebih ramah lingkungan karena
CO2 yang dihasilkan oleh hasil buangan mesin akan diserap oleh tanaman dan
selanjutnya tanaman tersebut digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol
sehingga tidak terjadi akumulasi karbon di atmosfer. Keunggulan lainnya adalah
bioetanol mempunyai angka oktan tinggi 135. Angka oktan premium yang dijual
sebagai bahan bakar hanya 98. Makin tinggi bilangan oktan, bahan bakar makin
tahan untuk tidak terbakar sendiri sehingga menghasilkan kesetabilan proses
pembakaran untuk memperoleh daya yang lebih stabil. Proses pembakaran dengan
daya yang lebih sempurna akan mengurangi emisi gas karbon monoksida.
Disamping itu, bioetanol generasi kedua juga dapat mengurangi pencemaran
lingkungan akibat limbah agroindustri karena limbah tersebut digunakan sebagai
bahan baku pembuatannya.
Pada awalnya, dalam pembuatan bioetanol memanfaatkan substrat yang
mengandung pati untuk dikonversi menjadi bioetanol seperti nira tebu, jagung,
gula beet, ubi singkong dan lain sebagainya. Namun karena bahan baku yang
digunakan juga merupakan bahan pangan, maka bioetanol generasi pertama ini
mulai ditinggalkan. Selanjutnya dikembangkanlah bioetanol generasi kedua yang
4
memanfaatkan limbah-limbah padat agroindustri yang mengandung lignoselulosa
bahan bakunya. Bahan baku bioetanol generasi kedua yang sudah dapat
dikonversi menjadi bioetanol salah satunya adalah BKS (Septiani, 2014).
Bioetanol generasi kedua diproduksi melalui 4 tahap (Gambar 1). Tahapan
tersebut yaitu tahap perlakuan awal, tahap hidrolisis, tahap fermentasi, dan tahap
destilasi. Tahap perlakuan awal dilakukan untuk melepas lignin pada ikatan
lignoselulosa. Tahap hidrolisis bertujuan untuk memecah selulosa dan
hemiselulosa menjadi gula sederhana. Tahap fermentasi bertujuan untuk
mengkonversi gula sederhana menjadi bioethanol; dan tahap destilasi yaitu untuk
memisahkan bioethanol dari air.
Gambar 1. Tahapan proses produksi bioetanol generasi kedua.
Sumber: Knauf and Moniruzzaman (2004)
2.3 Batang Kelapa Sawit
BKS merupakan bagian dari pohon kelapa sawit yang serupa dengan nyiur,
tetapi tertutup secara sempurna oleh pelepah daun. BKS tidak bercabang dan
terdiri dari serat dan parenkim. Komposisi kimia batang sawit terdiri dari lignin
18,1%, selulosa 45,9%, hemiselulosa 25,3%, holoselulosa 76,3%, abu 1,1%, dan
Alcohol benzene solubility 1,8% (Farhana, 2010). Setiap hektar perkebunan
kelapa sawit dapat ditanami tanaman kelapa sawit sebanyak 130 pohon (Mathius
et al., 2010) dengan berat masing-masing batang rata-rata 300-500 Kg (Primarini,
2012) dan menurut Dinas Perkebunan Provinsi Lampung (2010), luas areal
perkebunan kelapa sawit di Provinsi Lampung pada tahun 2010 adalah seluas
120.035 Ha sehingga jumlah batang sawit dari keseluruhan perkebunan sawit di
Provinsi Lampung pada tahun 2010 adalah sebanyak 15.604.550 batang. Dengan
demikan, jika kadar selulosa batang kelapa sawit sebesar 38,54 % dan waktu
peremajaan tanaman sawit adalah periode 20 tahun maka selulosa yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol adalah sebanyak
3.581.244,23 ton per 20 tahun atau 179.061 ton selulosa per tahun.
Pemanfaatan batang kelapa sawit selama ini adalah digunakan sebagai bahan
baku furniture dan papan komposit. Variasi pemanfaatan yang belum optimal dan
belum memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga para pengusaha perkebunan sawit
belum berkeinginan untuk mengolah lebih lanjut limbah batang sawit tersebut.
5
Padahal jika dilihat dari tingginya kadar selulosa batang kelapa sawit sebesar
45,9% dan banyaknya jumlah produksi batang kelapa sawit, maka batang kelapa
sawit sangat berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol
generasi kedua. Mengingat menyusutnya cadangan minyak bumi yang dihadapkan
dengan meningkatnya konsumsi BBM, batang kelapa sawit akan sangat berguna
dan bernilai ekonomi tinggi apabila dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
bioetanol generasi kedua yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti BBM.
Usaha memproduksi bioetanol dari BKS telah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Ishihara et al (1990) menghidrolisis BKS secara enzimatis. Mori et al
(2007) telah meneliti potensi BKS sebaga bahan baku bioetanol. Farhana (2010)
mengunakan Saccharomyces cerevisiae untuk meproduksi bioetanol dari BKS.
Jung et al (2011) memproduksi bioetanol dari BKS dengan amonia dan enzim
selulase. Daud dkk (2012) memprodksi bioetanol dengan menggunakan proses
kraft sebagai perlakuan awal. Primarini (2012) memanfaatkan BKS untuk
memproduksi bioetanol. Septiani (2014) telah melakukan optimasi perlakuan
awal BKS dan hidrolisis holoselulosa BKS secara enzimatis dalam memproduksi
bioetanol.
2.4 Simultaneous Saccharificiaton And Fermentation
Simultaneous Sacharification and Fermentation (SSF) yaitu metode
hidrolisis holoselulosa limbah agroindustri dan fermentasi hasil hidrolisis tersebut
menjadi bioetanol dilaksanakan bersamaan dan dalam wadah yang sama (Gambar
2). SSF pertama kali dikenalkan oleh Takagi et al, 1977. Keuntungan
menggunakan SSF yaitu enzim yang digunakan sedikit dan waktu untuk
pembentukan etanol lebih cepat (Kerstein et al, 2000). Selain itu, polisakarida
yang terkonversi menjadi monosakarida tidak kembali menjadi poliskarida karena
monosakarida langsung difermentasi menjadi etanol. Keuntungan lain yaitu biaya
lebih murah karena hidrolisis dan fermentasi dilakukan dalam satu. Kelemahan
SFF yaitu suhu optimum untuk selulase dan mikroorganisme berbeda (Oktavia
dkk, 2013) sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menemukan suhu yang
cocok baik untuk enzim maupun mikroorganisme agar bioetanol yang dihaslikan
maksimum.
Gambar 2. Tahapan proses pembuatan etanol dengan menggunakan metode SSF.
Sumber: Olofsson, et al. (2008).
6
BAB III. METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia
Hasil Pertanian, Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian dan Laboratorium
Instrumen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lampung (Unila) dan di Laboratorium Biomasa Fakultas MIPA Unila. Waktu
pelaksanaan penelitian yaitu pada April- Juli 2014.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang akan digunakan adalah biomasa limbah agoindustri berupa
batang kelapa sawit yang diperoleh dari PT. Tunas Baru Lampung, Desa Way
Kekah Terbanggi Besar, Lampung Tengah, enzim sellulase (SQzyme CS P-acid
cellulase), ragi roti- Sacharomyces ceriviceae (merk: Fermipan, produksi PT.
Sangra Ratu Boga) dan bahan-bahan kimia yang diperoleh dari Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian.
Alat-alat yang digunakan antara lain waterbath (Polyscience), mikropipet
1000µL (Thermo Scientific, Finnpipette F3), oven (Philip Harris Ltd), timbangan
4 digit (Mattler M3000 Swiszerlan), ginder, ayakan (40 mesh), hot plate
(Cimerec3), sentrifuge (Thermo Electron Corporation, Model IEC Centra CL2,
made in China), autoklaf, spektrofotometer (Milton Ray Company) dan
glasswares.
3.3 Metode Penelitian
Metode SSF akan dilakukan dalam 2 tahap; yaitu optimasi konsentrasi
enzim selulosa dan xylanase dan optimasi waktu penambahan starter. Masing-
masing tahap menggunakan rancangan acak lengkap dengan 2 faktor dan tiga kali
ulangan. Data kadar bioetanol dan jumlah holoselulosa/gula reduksi yang
terkonversi menjadi bioetanol disajikan dalam bentuk grafik dan dibahas secara
deskriptif.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Persiapan bahan
BKS dipotong menjadi ukuran-ukuran kecil yang kemudian dikeringkan
sampai dengan kadar air 0% (berat kostan) menggunakan oven pada suhu 105oC.
BKS kemudian digiling sampai dengan ukuran 40 mesh. Bubuk BKS kering
dengan ukuran 40 mesh selanjutnya disimpan pada kondisi kering sebelum
digunakan (Samsuri, et al.., 2007).
7
3.4.2 Perlakuan awal BKS
Perlakuan awal dengan menggunakan basa dilakukan dengan
menggunakan metode Sutikno dkk (2010) dan bertujuan untuk menghilangkan
lignin agar holoselulosa mudah didegradasi oleh enzim menjadi glukosa yang
kemudian difermentasi menjadi etanol oleh khamir. Sampel BKS dengan berat
konstan dan ukuran 40 mesh ditimbang sebanyak 20 g dimasukan dalam
erlenmayer ukuran 1000 mL, kemudian ditambahkan larutan NaOH sebanyak 400
mL. Setelah itu, batang kelapa sawit dihomogenisasi menggunakan shaker dengan
kecepatan 100 rpm selama 3 menit dan dipanaskan dalam autoclave pada suhu
121oC. Setelah itu, sampel disaring dan dibilas mengunakan air suling sebanyak
4000 mL. Kemudian bagian padat (holoselulosa) dikeringkan dalam oven pada
suhu 105oC sampai berat konstan dan kemudian digunakan sebagai substrat pada
SSF.
3.4.3 Persiapan Starter
Starter Saccharomyces cerevisiae dilakukan menurut metode yang
diuraikan oleh Scholar and Benedidikte (1999) dan Suh et al., (2007). Satu gram
tepung ragi roti ditumbuhkan pada media agar Yeast Peptone Dextrose (YPD)
miring, kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 30oC untuk mengaktifkan
ragi dan mengecek ada tidaknya kontaminasi. Satu lop koloni yeast diinokulasikan
pada 100 mL media cair yang mengandung 5% agar YPD dan kemudian
diinkubasi pada suhu ruang dengan goyangan 130 rpm selama 48 jam.
3.4.4 Optimasi Kondisi SSF
SSF terhadap BKS dilakukan menurut metode Dowe and McMillan
(2008) yang dimodifikasi. Enam gram sampel, 1 gram ekstrak khamir, dan 2 g
pepton dimasukkan ke dalam tabung erlemeyer 250 mL, kemudian 50 mm buffer
sitrat, pH 5.0 ditambahkan sampai volume suspensi sampai 80 mL. Setelah
ditutup, tabung erlenmeyer disterilisasi pada suhu 121oC selama 15 menit. Setelah
dingin sampai suhu kamar, substrat ditambah enzim selulase dan xylanase
masing-masing sebanyak 6,4 mL dengan berbagai konsentrasi (15, 20, 25, 30, dan
35 FPU). Sampel tersebut diinkubasi selama beberapa jam (0, 6, 12, 18, 24) jam
dalam shaker waterbath dengan kecepatan 200 rpm pada suhu 50oC kemudian
didinginkan sampai suhu kamar. Setelah itu, Sampel yang telah dihirolisis secara
enzimatis tersebut ditambahkan 10% starter S. Cerevisiae, diinkubasi pada
berbagai suhu (30, 38, dan 46oC) dengan goyangan 100, 150, dan 200 rpm selama
(24, 48, 72) jam. Setelah inkubasi, konsentrasi bioetanol dan gula reduksi dalam
substrat ditentukan dengan HPLC.
8
3.5 Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu kadar komponen
lignoselulosa BKS sebelum dan sesudah pretreatment (Metode Chesson dalam
Datta, 1981), kadar gula reduksi hidrolisat BKS (Metode Nelson – Somogyi
dalam Sudarmadji, 1984) dan kadar bioetanol kadar serta gula reduksi setelah
fermentasi (Milati et al., 2008)
.
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 2.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang 3.990.000
2. Bahan Habis Pakai 6.604.000
3. Transportasi 700.000
3. Lain – lain 1.120.000
Total 12.414.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Kegiatan akan dilaksanakan selama empat bulan dengan rincian kegiatan sebagai
berikut :
Kegiatan
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Konsultasi ke Dosen √ √ √ √ √ √ √ √
Persiapan Bahan/ Peralatan √ √
Pelaksanaan Penelitian √ √ √ √ √ √ √ √
Pengujian Produk √ √ √ √ √ √ √ √
Pengolahan Data √ √ √
Pembuatan laporan akhir √ √ √
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Pengertian Minyak Bumi. http://www.bimbingan.org/pengertian-
minyak-bumi.html Diakses pada 9 September 2014 pukul 20.00 WIB
Dhany, R.R. 2013. Produksi Minyak 2013 dibawah Target.
http://finance.detik.com/read/2013/12/30/170811/2454329/1034/realisasi-
produksi-minyak-2013-di-bawah-target Diakses pada 5 September 2014
pukul 20.00 WIB
9
Daud, M., Syafi’i, W. dan Syamsu, K. 2012. Pemanfaatan Batang Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq) Menjadi Biotanol Dengan Perlakuan Pendahuluan
Menggunakan Proses Kraft. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Jawa Barat.
Direktorat Jendral Migas, 2012. Produksi Minyak Bumi.
http://www.migas.esdm.go.id. Diakses pada tanggal 11 September 2014
pada pukul 19.00 WIB
Dowe N, McMillan JD. 2008. SSF Experimental Protocols — Lignocellulosic
Biomass Hydrolysis and Fermentation. National Renewable Energy
Laboratory. Report no. NREL/TP-510-42630.
Fajriah, L.R, 2014. Kebutuhan BBM RI. Lily Rusna Fajriah
http://ekbis.sindonews.com/read/898365/34/kebutuhan-bbm-ri-2-2-juta-
barel-hari-di-2020 diakses pada 10 September 2014 pukul 20.00 WIB
Farhana, N. 2010. Study On Bioethanol Production From Oil Palm Trunk (OPT)
Sap by Using Saccharomyces cerevisiae Kyokai NO.7 (ATCC 26422).
Thesis. Faculty of Chemical & Natural Resources Engineering. Universiti
Malaysia Pahang.
Hayun A., 2008. Prioritas pengembangan energy alternative biofuel di Indonesia.
http://mmt.its.ac.id/library/wp-content/uploads/2008/12/4-anggara-hayun-
a.pdf, Diunduh pada tanggal 11 September 2014.
Hikmiyati N dan Yanie N.S.; 2008; ‖ Pembuatan Bioetanol dari Limbah Kulit
Singkong melalui Proses Hidrolisa Asam‖ Skripsi Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.
Howard, R.L., Abotsi, E., Jansen van Rensburg, E.L., and Howard, S. 2003.
Lignocellulose biotechnology: issue of bioconversion and enzyme
production. African Journal of Biotechnology (2003), Vol. 2 (12) pp 602-
619.
Investor Daily, 2014. Gapki: Industri Sawit Masih Berprospek Cerah.
http://www.investor.co.id/agribusiness/gapki-industri-sawit-masih-
berprospek-cerah/79087. Dikases 10 September 2014.
Ishihara, T., Putri, F.A., Ismail, A.R. and Khoo, K.C.; 1991; Enzymatic
saccharification of oil palm trunks. Journal of Tropical Forest Science vol
:3. Hal : 356–360
Jung, Y., Kim, I., Kim, J., Oh, K., Han, J., Choi, I dan Kim, K. 2011. Ethanol
production from oil palm trunks treated with aqueous ammonia and
cellulase. Bioresource Technology vol : 102. Hal : 7307-7312.
Kerstein Stenberg, M. G., Guido Zacchi, The influence of lactic acid formation on
the simultaneous saccharification and fermentation (SSF) of softwood to
ethanol. 2000, Enzyme and Microbial Technology, Vol 26. No 2, pp. 71-79.
Knauf, M. and Moniruzzaman,M. 2004. Lignocellulosic biomass processing: A
perspective. Iinternational Sugar Journal (2004) Vol. 106, No. 1263: 147-
150.
Komarayati, S. dan Gusmailina. 2010. Prospek Bioetanol Sebagai Pengganti
Minyak Tanah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Bogor.
10
Lau, M.W., Gunawan, C., and Dale, B.E.; 2009;The impacts of pretreatment on
the fermentability of pretreated lignocellulosic biomass: a comparative
evaluation between ammonia fiber expansion and dilute acid pretreatment;
Biotechnology for Biofuels 2009, 2:30
Lennartsson, P.R., erlandsson, P., Taherzadeh, M.J., 2014. Integration of the first
and second generation bioethanol processes and the importance of by
product; Bioresource Technology 165:2-8.
Mathius, I-W. 2010. Produk samping industri kelapa sawit dan teknologi
pengayaan bahan pakan sapi yang terintegrasi. Didalam: FAGI, A.M. dan
SUBANDRYO dan I-W. RUSASTRA. Sistem Integrasi Ternak Tanaman
Padi, Sawit dan Cacao. LIPI, Press, Jakarta. hlm. 65-103.
Milati, R., Karimi, K., Edebo, L., Niklasson, C., and Taherzadeh, M. 2008.
Ethanol production from xylose and wood hydroluzate by Mucor indicus at
different aeration rates. BioReseources 3(4):1020-1029
Mori, Y, Ryohei, T., Sojitz, M., Nor, M., Yusuf, M. and Sulaiman O. 2007.
Potential of oil palm trunk as a source for ethanol production. Japan
International Research Center for Agricultural Sciences.
Oktavia, Mitra dkk. 2013. Produksi Bioetanol Dari Tongkol Jagung Dengan
Metoda Simultan Sakarifikasi Dan Fermentasi. (Jurnal Kimia Unand (ISSN
No. 2303-3401), Volume 2 Nomor 1, Maret 2013 107.
Olofsson et al,. 2008. A Short Review on SSF- An Interesting Process Option For
Ethanol Production From Lignocellulosic Feedstock. BioMed Central Ltd.
http://www.biotechnologyforbiofuels.com/content/1/1/7.
Primarini, D. 2012. Penerapan Teknologi Kilang Nabati Kelapa Sawit : Produksi
bioetanol dari Batang Pohon Kelapa Sawit Tua. Badan Pengkajian Dan
Penerapan Teknologi. Lampung
Samsuri, M., Gozan1, M., Mardias, R., Baiquni, M., Hermansyah1, Prasetya, B,
Nasikin, M., and Watanabe, T.; 2007; Ethanol production from bagasse
with combination of cellulose-cellubiase in simultaneous saccharification
and fermentation (SSF) using white rot fungi pre-treatment. Journal of
Chem and Nat Resources Engineering, 3:20-32.
Septiyani, R. 2014. Optimasi Proses Perlakuan Awal dan Hidrolisis Batang
Kelapa Sawit dalam Produksi Bioetanol, Tesis; Program Magister
Teknologi Industri Pertanian, Jurusan THP FP Univeristas Lampung.
Sutikno., Hidayati, S., Nawansih, O., Nurainy, F., Rizal, S., Marniza., dan Arion,
R. 2010. Tingkat Degradasi Lignin Bagas Tebu Akibat Perlakuan Basa
Pada Berbagai Kondisi. http://blog.unila.ac.id/sutiknounila/category/
research- activities. Diakses pada tanggal 5 September 2014 pada pukul
19.20 WIB.
Wahono, S.K., Darsih, C., Rosyida, V.T., Maryana, R., and Pratiwi, D.; 2014;
Optimization of Cellulose Enzyme in the Simultaneous Saccharification and
Fermentation of Sugarcane Bagasse on the Second-Generation Bioethanol
Production Technology; Energy Procedia 47 ( 2014 ): 268 – 272.
12
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok
1. Biodata Ketua Kelompok
A.Identitas Diri
1 Nama Lengkap Bimbi Ayu Ristiya Ningsih
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4 NPM 1214051014
5 Tempat dan Tanggal Lahir Negara Tulang Bawang, 5 April 1994
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Hp 089672374111
B.Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama
Institusi
SDS PG
Bungamayang
SMP PG
Bungamayang
SMA Negeri 1
Seputih Agung
Jurusan IPA
Tahun
Masuk-Lulus
2000-2006 2006-2009 2009-2012
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No. Nama pertemuan
ilmiah/ seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1. Seminar Nasional
Technopreneurship
Technopreneurship GSG UNILA,
1 Mei 2013
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1. -
2. -
14
2. Biodata Anggota Kelompok
A.Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ferdian Dicky Permana
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Kimia
4 NPM 1317011026
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kalianda, 13 Juli 1995
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Hp 089631281718
B.Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N 1 Rama
Gunawan
SMP N 1
Seputih Raman
SMA N 1
Seputih Raman
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No. Nama pertemuan ilmiah/
seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1. - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1. -
2.
16
3. Biodata Anggota Kelompok
A.Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nur Ega
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4 NPM 1314051034
5 Tempat dan Tanggal Lahir Seputih Banyak, 11 Desember 1994
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Hp 085669692728
B.Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N 2 Tanjung
Harapan
SMP N 1
Seputih Banyak
SMA N I Seputih
Banyak
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No. Nama pertemuan
ilmiah/ seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1. - - -
2. - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1. -
2. -
18
4. Biodata Anggota Kelompok
A.Identitas Diri
1 Nama Lengkap Indah Purnama Sari
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4 NPM 1414051046
5 Tempat dan Tanggal Lahir Adijaya, 26 Agustus 1996
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Hp 08566386169
B.Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N 3 Bandar
Jaya
SMP N 3
Terbanggi
Besar
SMA N 1
Seputih Agung
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No. Nama pertemuan ilmiah/
seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1. - - -
2. - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1. -
2. -
20
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Biaya
1. Peralatan Penunjang
Satuan Jumlah
1 Lampu bunsen (buah) buah 1 50.000 50.000
2 Rak tabung, (buah) buah 2 50.000 100.000
3 Tips pipet mikro biru (pak) pak 1 200.000 200.000
4 Tips pipet mikro kuning (pak) pak 1 200.000 200.000
5 Jarum ose (buah) buah 2 12.000 24.000
6 Tabung semprot ( buah) buah 2 8.000 16.000
7 Cawan petri (buah) buah 12 40.000 480.000
8 Gelas Beker 250 mL (buah) buah 4 60.000 240.000
9 Erlenmeyer 1000 mL (buah) buah 4 200.000 800.000
10 Erlenmeyer 500 mL (buah) buah 2 100.000 200.000
11 Erlenmeyer 250 mL (buah) buah 16 80.000 1.280.000
12 Tabung reaksi bertutup ulir (buah) buah 20 20.000 400.000
Total Biaya Peralatan Penunjang 3.990.000
Harga (Rp)No Nama Bahan
Justifikasi
Pemakaian
Kuan
titas
2.Bahan Habis Pakai
2. Biaya bahan habis pakai
Satuan Total
1 Ragi fermipan pak 2 50.000 100.000
2 Batang Kelapa Sawit kg 50 5000 250.000
3 Tissue gulung buah 8 3.000 24.000
4 NaOH (@ 1 kg) kg 1 550.000 550.000
5 KH2PO4 (@ 500g) pak 1 850.000 850.000
6 Ammonium acetat (@ 500g) pak 1 950.000 950.000
7 Ensim selulase (paket @ 100g) pak 1 750.000 750.000
8 Ensim xylanase (pakeat @ 100g) pak 1 500.000 500.000
9 Sodium sitrat pak 1 450.000 450.000
10 Asam Asetat botol 1 400.000 400.000
11 Analisis hasil fermentasi dg HPLC/GC sample 40 40.000 1.600.000
12 Kertas 70 g rim 2 30.000 60.000
13 Log book buah 1 20.000 20.000
14 Tinta refill buah 4 25.000 100.000
Total biaya bahan habis pakai & peralatan 6.604.000
Keb
utuhNo Nama Bahan
Justifikasi
Pemakaian
Harga (Rp)
21
3.Perjalanan
3 Biaya Perjalanan
Satuan Total
1 Beli batang sawit ke Lampung Tengah paket 1 500.000 500.000
2 Beli peralatan dan bahan kimia paket 5 40.000 200.000
Total biaya perjalanan 700.000
No Nama BahanJustifikasi
Pemakaian
Keb
utuh
Harga (Rp)
4. Lain-lain
Satuan Total
1 Pemeliharaan lab bulan 2 110.000 220.000
2 Penelusuran pustaka bulan 1 100.000 100.000
3 Analisis data paket 1 300.000 300.000
4 Publikasi jurnal internasional artikel 1 250.000 250.000
6 Penggandaan laporan jilid 5 50.000 250.000
Total biaya lain-lain 1.120.000
4. Biaya lain-lain
Harga (Rp)No Nama Bahan Satuan
Keb
utuh
22
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Kegiatan
No Nama/ NPM Program
Studi Bidang Ilmu
Alokasi
Waktu
(Jam/
Minggu)
Uraian Tugas
1
Bimbi Ayu
Ristiya
Ningsih/
1214051014
Teknologi
Hasil
Pertanian
Manajemen
Proses 12
Manajemen proses
penelitian yang akan
dilaksanakan
2
Nur Ega/
1314051034
Teknologi
Hasil
Pertanian
Mikrobiologi 10
Melakukan analisis
sampel
3
Ferdian
Dicky
Permana /
1317011026
Kimia Kimia 10
Melakukan
penelitian sampel
4
Indah
Purnama
Sari/
1414051046
Teknologi
Hasil
Pertanian THP 10
Mempersiapkan
sampel dan
membantu
melakukan penelitian
23
Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan
gelar)
Ir. Sutikno, M.Sc., Ph.D
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4 NIM/NIP 195601141986031002
NIDN 0014015602
5 Tempat dan Tanggal
Lahir
Kediri, 14 Januari, 1956
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 081541361121/ 081369233221
B. Riwayat Pendidikan
2.1 Program: S-1 S-2 S-3
Nama PT IPB Bogor Michigan Stahge
University, USA
Michigan Stahge
University, USA
Bidang Ilmu Teknologi Hasil
Pertanian Food Science
Food Science-
Environmental
Toxicology
Tahun Masuk 1976 1988 1991
Tahun Lulus 1980 1991 1995
Judul Skripsi/
Tesis/Disertasi
Ekstraksi
Dioskorin dari
Gadung
Penyimpanan
Modified Atmosfir
Ikan Rainbow
Throut
Produksi Antibodi
untuk Deteksi
Fumonisin pada
Serealia
Nama Pembim-
bing/ Promotor Suhardiharjo Dr. T. Wishnetsky
Prof. Dr. James J.
Pestka
C. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/ Seminar
Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan
Ilmiah/ Seminar Judul Artikel
Waktu dan
Tempat
1
Seminar Nasional Sains
dan Teknologi IV
Universitas Lampung :
Peran Strategis Sains
dan Teknologi dalam
Membangun Karakter
Bangsa
Pengaruh Kosenrasi Natrium
Hidroksida dan Enzim selulase
dalam Menghidrolisis tandan
Kosong Kelapa Sawit Menjadi
Gula Reduksi Sebagai Bahan
baku Produksi Bioetanol
29-30
Nopember
2011, Di
Bandar
Lampung
24
No Nama Pertemuan
Ilmiah/ Seminar Judul Artikel
Waktu dan
Tempat
2
Seminar Nasional Sains
dan Teknologi III
Universitas Lampung :
Peran Strategis Sains
dan Teknologi dalam
Mencapai Kemandirian
Bangsa
Efect of Chiotosan Solution
and Cold Storage Time to the
Shelflife of Boiled-Meat Crab
18-19
Oktober 2010
di Bandar
Lampung;
3
Seminar Nasional
Teknologi Tepat Guna
Agroindustri
Pengaruh Konsentrasi Asam
Sulfat, Suhu dan Lama
Perendaman terhadap Kadar
Gula Reduksi Jerami Padi
2010 di
Polinela,
Bandar
Lampung
4
Seminar Nasional
Teknologi Tepat Guna
Agroindustri.
Tingkat Degradasi Lignin
Bagas Tebu akibat Perlakuan
Basa pada Berbagai Kondisi
2010 di
Polinela,
Bandar
Lampung
5
Seminar Nasional
Pendidikan Ke-3
dengan Tema ―Revolusi
Pembelajaran Berbasis
ICT, Implikasinya
terhadap Pening-katan
Mutu Pendidikan‖.
Model Penjaminan Mutu
Perkuliahan Melalui
Pelaksanaan evaluasi Mutu
Kinerja Perkuliahan
27 Februari
2010 di
Bandar
Lampung.
6
Internasional Seminar
on Horticulture to
Support Food Security
Effect of Starter Concentration
and Incubation Tim on Nata
Depina Characteristics
Produced from Liquid Waste
of Pine Apple Canning Factory
June 22-23,
2010, at
Bandar
Lampung
7
Internasional Seminar
on Horticulture to
Support Food Security
EffectS of Sugar Tupe and
Concentration on The
Characteristics of Lactic
Fermented Drink
from Turi (Sesbania
grandiflora (L.) Poir) Seed
June 22-23,
2010, at
Bandar
Lampung
8
Research Workshop on
Sustainable Biofuel
Development in
Indonesia: Progress so
Far and Future applied
Research
Potential of Agro-industrial
Waste Biomass for 2nd
Generation Bioetanol
Production as Petroleum
Substitute
4-5 February
2009 at the
Sultan Hotel
in Jakarta,
9
International Seminar
on Sustainable Biomass
Production and
Utilization: Challengces
and Opportunities
Production of Activated
Carbon from Solid Coffee
Waste by Na2SO4 Activation
August 3-4,
2009 di Hotel
Sheeraton,
Bandar
Lampung
25
No Nama Pertemuan
Ilmiah/ Seminar Judul Artikel
Waktu dan
Tempat
10 Asian University
Presidents Forum 2009
Quality Assurance System for
Teaching Process at The
University Of Lampung
Indonesia
October 19-
21, 2009,
Borobudur
Hotel,
Jakarta.
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun terakhir
No. Tahun Judul Buku Jumlah
Halaman
Penerbit
1 2011 Model Pendidikan Karakter
Entrepreneur Melalui
Program Kreatif Mahasiswa
di Universitas Lampung
100 ISBN: 978-602-
9326-04-8
2 2012 Buku Ajar Entrepreneur Dalam proses
H. Pengalaman Perolehan HKI HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul/Tema HKI Jenis Nomor P/ID
Belum ada
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P mahasiswa
Top Related