Si Kobar (Komik berkarakter):Media Penanaman Nilai Moral pada Siswa SD sebagai Upaya Mencetak...

20
SI KOBAR (KOMIK BERKARAKTER):MEDIA PENANAMAN NILAI MORAL PADA SISWA SD SEBAGAI UPAYA MELAHIRKAN GENERASI PENERUS BANGSA YANG BERKARAKTER Disusun Oleh: DAHLIA NURUL AMALAH (K4212016) SITI FATIMAH (K7514056) AZKA AZIZAH (C0114008) MECHANICAL EDUCATION FAIR 2015 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

Transcript of Si Kobar (Komik berkarakter):Media Penanaman Nilai Moral pada Siswa SD sebagai Upaya Mencetak...

SI KOBAR (KOMIK BERKARAKTER):MEDIA PENANAMAN

NILAI MORAL PADA SISWA SD SEBAGAI UPAYA

MELAHIRKAN GENERASI PENERUS BANGSA YANG

BERKARAKTER

Disusun Oleh:

DAHLIA NURUL AMALAH (K4212016)

SITI FATIMAH (K7514056)

AZKA AZIZAH (C0114008)

MECHANICAL EDUCATION FAIR 2015

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

ii

SURAT PERNYATAAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Lengkap : Dahlia Nurul Amalah

NIM : K4212016

Nama Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Alamat Lengkap : Bojong, Rt 1/Rw 2, Bojong, Tegal

Menyatakan bahwa karya tulis yang kami sertakan dalam Lomba Karya Tulis

Ilmiah ini benar-benar hasil karya kelompok kami dan kami dapat menjamin

originalitas karya ini belum pernah diikutsertakan dalam kegiatan Lomba Karya Tulis

Ilmiah lainnya.

Surakarta, 6 April 2015

Kami yang menyatakan,

Dahlia Nurul Amalah

K4212016

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Si Kobar (Komik Berkarakter):Media

Penanaman Nilai Moral pada Siswa SD Sebagai Upaya Melahirkan Generasi

Penerus Bangsa yang Berkarakter”

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang senantiasa mendukung dan mendoakan

kesuksesan penulis.

2. Teman-teman Pesantren Mahasiswa Ar-Royyan yang senantiasa

memberikan motivasi kepada penulis.

Karya tulis ini dimungkinkan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena

itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan

di masa mendatang.

Akhir kata, penulis berharap karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca

khususnya, masyarakat pada umumnya, dan sebagai sumbangsih untuk bangsa.

Surakarta, 10 April 2014

Penulis

iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... .i

Surat Pernyataan ................................................................................................ ii

Kata Pengantar .................................................................................................. iii

Daftar Isi …………………………………………………………………….....iv

Daftar Lampiran….……………………………………………………………..v

Abstrak .............................................................................................................. 6

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 7

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 7

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 8

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 8

1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 9

2.1 Hakikat nilai moral ....................................................................................... 9

2.2 Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar ..................................................... 10

2.3 Media komik ............................................................................................... 11

BAB III METODELOGI .................................................................................. 12

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 12

3.2 Sumber Data ................................................................................................ 12

3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 12

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................ 13

4.1 Analisis Data ............................................................................................... 13

4.2 Pembahasan .................................................................................................. 14

BAB V KESIMPULAN SARAN ..................................................................... 18

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 18

5.2 Saran ............................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xix

v

DAFTAR LAMPIRAN

Contoh Desain Si Kobar …………………………………………………………….xx

6

Abstrak

Krisis moral yang terjadi pada anak-anak di Indonesia menyebabkan keresahan bagi dunia

pendidikan untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini sangat mengundang perhatian guru sebagai

pendidik, pembimbing, dan pengajar untuk membentuk generasi yang berkarakter. Supaya krisis moral

yang terjadi tidak semakin parah, maka guru sebisa mungkin menciptakan kegiatan belajar mengajar

yang menarik. Salah satunya menggunakan media komik berkarakter.

Komik merupakan suatu seni yang menggunakan perpaduan gambar-gambar tidak begerak yang

mengandung jalinan cerita. Di kalangan anak-anak, komik bukanlah hal yang sangat asing lagi.

Sayangnya, kebanyakan komik yang tersebar di Indonesia adalah komik-komik terjemahan dari negara

lain, misalnya saja komik buatan Jepang. Tentunya dengan adanya komik buatan negara lain, hal ini

kurang sesuai dengan nilai karakter bangsa Indonesia. Dalam tahap imitasi, anak-anak yang terbiasa

membaca komik buatan negara lain akan menjadikan tokoh dalam komik sebagai teladan mereka

dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, adanya komik berkarakter dengan bentuk yang unik

dapat digunakan sebagai media penanaman nilai moral di tingkat Sekolah Dasar.

Komik yang dijadikan sebagai media penanaman nilai moral ini memiliki konten yang menarik

dan dikemas dengan jalinan cerita bermoral yang seru. Sehingga, tampilan komik berbeda dengan

komik yang beredar di pasaran. Dengan mengembangkan komik ini, guru bisa mendapatkan perhatian

dari siswa-siswanya ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Anak-anak pasti akan lebih senang

apabila guru mereka mengajar dengan media yang menarik. Masa anak-anak yang rentan dalam tahap

imitasi, tentunya akan mudah meniru dan mencontoh apa yang mereka lihat. Dengan stimulasi tokoh

dalam cerita berkarakter ini diharapkan anak-anak dapat menanamkan nilai moral sejak dini pada diri

mereka.

Kata kunci: komik berkarakter, krisis moral, nilai moral

7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pindidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, bangsa, masyarakat, dan negara. Dari pengertian tersebut selayaknya

tercermin dari potensi diri, sikap, dan tingkah laku yang bermoral dari peserta

didik selaku subjek pendidikan. Pendidikan tidak hanya melahirkan peserta didik

ahli dalam ilmu pengetahuan saja, namun pendidikan juga bertanggung jawab

untuk membentuk pribadi peserta didik

Pada realitanya, dunia pendidikan sedang mengalami krisis moral. Di era

global sekarang ini, seolah-olah pendidikan seperti sebuah tempat untuk transfer

ilmu dari guru kepada peserta didik dan melalaikan penanaman nilai moral dan

etika. Hal ini terbukti dari laporan sepanjang tahun 2011 KomNas Anak

menerima 1.851 pengaduan (dari 730 kasus pada 2010) anak yang berhadapan

dengan hukum (anak sebagai pelaku) yang diajukan ke pengadilan. Hampir 52

persen dari angka tersebut adalah kasus pencurian diikuti dengan kasus

kekerasan, perkosaan, narkoba, perjudian, serta penganiayaan. Temuan BNN,

12.848 siswa SD di Indonesia teridentifikasi mengkonsumsi Narkoba. Sementara

itu, menurut data Yayasan Buah Hati , 83,7% anak SD kelas IV dan Kelas V

yang diteliti telah kecanduan pornografi. Ini merupakan fakta-fakta yang

diperoleh Komnas Perlindungan Anak sepanjang tahun 2011

(http://komnaspa.wordpress.com/ 2011/12/21/catatan-akhir-tahun-2011-komisi-

nasional-perlindungan-anak).

8

Bertolak dari beberapa masalah yang dipaparkan di atas, maka hal ini

menjadi sebuah garapan yang besar bagi dunia pendidikan khususnya para guru

sebagai pendidik. Pentingnya penanaman nilai moral yang ditanamkan pada

siswa di tingkat Sekolah Dasar menjadikan para guru mencari cara bagaimana

menanamkan nilai moral yang kreatif dan efektif kepada siswa mereka. Oleh

karena itu, penulis tertarik untuk menulis karya tulis ilmiah yang berjudul “Si

Kobar (Komik Berkarakter):Media Penanaman Nilai Moral pada Siswa SD

Sebagai Upaya Melahirkan Generasi Penerus Bangsa yang Berkarakter”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis ini

adalah:

1. Bagaimana penanaman nilai moral diterapkan pada siswa SD?

2. Bagaimana implementasi media komik berkarakter (Si Kobar) sebagai

media penanaman nilai moral pada siswa SD?

3. Bagaimana implikasi media komik berkarakter (Si Kobar) sebagai

media penanaman nilai moral pada siswa SD?

1.3 Tujuan Penulisan

Karya tulis ini bertujuan untuk:

1. Memaparkan penanaman nilai moral diterapkan pada siswa SD.

2. Memaparkan implementasi media komik berkarakter (Si Kobar) sebagai

media penanaman nilai moral pada siswa SD.

3. Memaparkan implikasi media komik berkarakter (Si Kobar) sebagai

media penanaman nilai moral pada siswa SD.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat karya tulis ini adalah:

1. Menjadi ajang mahasiswa untuk mengembangkan kualitas diri di bidang

pendidikan guna mengatasi masalah penanaman nilai moral pada siswa SD.

2. Mendapatkan media alternatif untuk penanaman nilai moral pada siswa SD.

3. mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkarakter.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Nilai Moral

Menurut Darmadi (2012:50) nilai berasal dari bahasa Latin, “valere” secara

harfiah berarti baik/buruk yang kemudian artinya diperluas menjadi segala

sesuatu yang disenangi, diinginkan, dicita-citakan, dan disepakati. Sedangkan

pengertian moral dari segi etimologis berasal dari bahasa Latin yaitu “mores”

yang berasal dari suku mos. Mores berarti adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak,

akhlak yang kemudian artinya berkembang menjadi sebagai kebiasaan dalam

bertingkah laku yang baik atau susila.

Dari pendapat di atas, Emile Durheim (1990) memaparkan bahwa terdapat

tiga unsur dalam moralitas, yaitu:

1. Semangat disiplin

2. Ikatan pada kelompok-kelompok sosial

3. Otonomi penentuan nasib sendiri

Prinsip Nilai Moral

Prinsip moral biasanya digunakan sebagai satu tujuk arah dalam pertimbangan

moral (Peters, 1981; Mukherjee dkk., 1992) kerana ia:

a. dapat menentukan apakah peraturan moral yang asas tertentu;

b. menjadikan sesuatu pertimbangan moral relevan;

c. memberi bukti dan konsensus dalam sesuatu keputusan moral;

d. membolehkan semua fakta yang relevan dikaji sebelum sesuatu keputusan

moral diambil; dan mempunyai ciri sejagat atau diterima secara umum oleh

sesama manusia.

Terdapat dua prinsip moral asas yaitu: adil dan penyayang (care).

a. Prinsip adil melibatkan konsep hak, kesaksamaan dan balasan serta konsep

autonomi atau kebebasan. Tindakan yang adil melibatkan taakulan atau

10

fikiran yang rasional yaitu mengkaji motif dan latar belakang sesuatu kes

tertentu.

Sesuatu tindakan dianggapkan adil jika (a) hukuman diberi kepada sesuatu

salah laku yang dilakukan (b) hak individu yang dianggapkan sah diberi (b)

terdapat kesaksamaan dalam ganjaran, harga dan pertukaran dan (d)

kesaksamaan dalam agihan sumber. Prinsip adil menuntut layanan yang

sama diberi kepada kes serupa dengan menggunakan pendekatan yang sama

dan pertimbangan kepada kes yang memerlukan keperluan khas dengan

menggunakan cara yang berlainan jika terdapatnya sebab yang munasabah

dan adil (Audi, 1999, Abdul Rahman Md. Aroff, 1999, Mukherjee dkk,

1992).

b. Prinsip penyayang atau care melibatkan konsep hormat, tanggungjawab dan

kasih sayang dalam mengekalkan perhubungan antara individu dan

perkembangan kebajikan orang lain. Prinsip ini memerlukan seseorang

individu mengelakkan kecerderaan terhadap orang lain dengan mengambil

berat keperluan, kepentingan dan perasaan orang lain dalam berkembangkan

kebajikan orang lain. Selain daripada itu prinsip ini juga.

2.2 Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar

Menurut Muhibin (2004:51) masa anak-anak pada jenjang sekolah dasar

berlangsung anatara usia 6 sampai 12 tahun dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1)

memiliki dorangan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya

(peer group); 2) keadaan fisik yang memungkinkan/mendorong anak memasuki

dunia permainan dan pekerjaan yang emmbutuhkan ketermpilan jasamani; 2)

memilki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, symbol, dan

komunikasi yang luas. Dengan ciri-ciri seperti ini, usia sekolah dasar merupakan

usia penting untuk menanampan konsep-konsep moral. Hal ini dikarenakan pada

usia tersebut anak sudah mampu berpikir secara matang untuk menilai,

menghargai, menolak, dan menerima sesuai alasan yang mereka miliki.

11

Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Chasiah (2009) bahwa pada usia

sekolah dasar, anak sudah mampu mereaksi rangsangan intelektual atau

melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntun kemampuan intelektual. Dari

segi perkembangan bahasa, usia sekolah dasar ini juga merupakan masaa

berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai kosakata dan

perbendaharaan kata. Secara sosial, mereka juga memiliki kesanggupan untuk

menyesuaikan diri kepada sikap kooperatif dan sosiosentris. Mereka juga sudah

bias mengolah sikap emosional yang stabil.

2.3 Media Komik

Pengertian tentang komik dikemukakan salah satunya oleh Toni Masdiono

(1998:3) yaitu komik merupakan susunan gambar bercerita dan memberikan

pesan-pesan pembacanya. Selanjutnya seorang komikus nasional, Koen (dalam

Lia, 2006:19), mengatakan komik secara keseluruhan merupakan imaji kisah yang

utuh hasil perkawinan gambar dan tulisan, dan secara parsial komik merupakan

penekanan karakteristik dari segala subjek yang mampu memperkaya setting

cerita, baik aspek wujud, gesture, maupun unsur imaji suara”.

Sejauh ini Sudjana dan Rivai (2002:68) menyatakan media komik dalam

proses belajar mengajar menciptakan minat para peserta didik, mengefektifkan

proses belajar mengajar, dapat dapat meniungkatkan minat belajar, dan

meninggalkan minat apresiasinya. Tujuan penggunaan media pembelajaran komik

adalah untuk menarik perhatian siswa Sekolah Dasar agar tidak jenuh pada materi

pendidikan karakter yang ingin kita sampaikan, karena tidak monoton dengan

ceramah dan metode yang sudah kebanyakan dipakai. Hal ini diperkuat oleh

pernyataan yang dikemukakan oleh Sulaeman (1988) yang menyatakan bahwa:

Penyampaian materi pelajaran yang lebih banyak ditempuh melalui ceramah dan

tanya jawab dua arah (guru-siswa) dan berlangsung terus-menerus akan dapat

membosankan dan melemahkan aktivitas siswa. Lebih lanjut dikatakan bahwa

berulang-ulang akan menyebabkan penurunan efisiensi belajar.

12

BAB III

METODOLOGI

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penulisan yang digunakan adalah penulisan deskriptif kualitatif

karena bermaksud menafsirkan dan membuat gambaran mengenai konsep Si

Kobar (Komik Berkarakter):Media Penanaman Nilai Moral pada Siswa SD

Sebagai Upaya Melahirkan Generasi Penerus Bangsa yang Berkarakter.

3.2 Sumber Data

Penulis memperoleh sumber dari data sekunder yaitu data yang digunakan

untuk mendukung dan melengkapi data primer yang berhubungan dengan

masalah penulisan karya tulis ilmiah. Data sekunder dapat diperoleh dari

perpustakaan atau laporan-laporan penelitian terdahulu (Hasan, 2002). Karya

tulis ilmiah ini tidak menggunakan data primer (data yang diambil secara

langsung) melainkan data sekunder yang diperoleh melalui kepustakaan yang

dilakukan dengan membaca buku – buku, jurnal – jurnal dan literatur yang

tersedia dalam bentuk pustaka cetak maupun elektronik, serta studi – studi

terdahulu yang memiliki kaitan dengan tujuan dan objek penulisan.

3.3 Tenik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah

teknik analisis dokumen. Penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber baik

buku, jurnal, maupun internet guna mendukung karya tulis ilmiah ini. Setelah itu,

penulis menganalisis dokumen-dokumen dan data-data dari sumber tersebut

untuk menyimpulkan hasil, saran, dan kesimpulan karya tulis ilmiah ini.

13

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1.1 Analisis Data

Analisis data dalam penulisan kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan dalam periode tertentu.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan model analisis

interaktif yang meliputi empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data

(reduction), sajian data (display) dan verifikasi data/penarikan kesimpulan

(conclusion drawing)(Miles&Huberman:1979)

Pada karya tulis ini, dilakukan proses reduksi data melalui proses

pemilihan dan pemusatan bahasan mengenai Si Kobar (Komik

Berkarakter):Media Penanaman Nilai Moral pada Siswa SD Sebagai Upaya

Melahirkan Generasi Penerus Bangsa yang Berkarakter. Kemudian

dilakukan analisis data dari sajian data yang diperoleh saat proses pengumpulan

data hingga diperoleh satu penarikan kesimpulan mengenai implikasi penerapan

media tersebut.

1.2 Pembahasan

1. Penerapan Penanaman Nilai Moral pada Siswa SD

Moral dalam arti luas mencakup hubungan manusia dengan Tuhan,

hubungan sesama manusia, dan hubungan alam semesta. Seperti yang

dikatakan oleh Syahrin (2005:45) orang yang memiliki moral yang baik

adalah yang mampu menyeimbangkan ketiga hubungan di atas pada setiap

tempat dan setiap waktu. Moral juga dipandang sebagai sesuatu yang

memiliki nilai otonom dan universal sehingga ia dapat berprilaku pada lintas

waktu, lintas aktivitas, dan lintas tempat.

Penanaman nilai moral dapat dapat diterapkan melalui pendekatan.

Pendekatan merupakan kerangka umum dalam penerapan nilai moral pada

siswa SD. Lee Hoon mengemukakan ada enam pendekakatan dalam kontek

14

penanaman nilai moral yang di terapkan di sekolah-sekolah negara kita, yakni

pendekatan:

a. Pemupukan nilai, yaitu dengan menanamkan set nilai budaya masyarakat

ke dalam diri individu supaya menjamin kesinambungan budaya

masyarakat.

b. Perkembangan moral kognitif, yaitu pendekatan yang bertujuan untuk

membimbing seseorang mengembang pertimbangan moral secara peringkat

yaitu bermula daripada peringkat mematuhi peraturan moral kerana takut

hukuman oleh pihak tertentu (guru).

c. Analisis nilai, memberi kemahiran pemikiran yang logik dan sistematik

dalam penyelesaian sesuatu isu nilai seperti isu berkaitan dengan polisi

awam (seperti keselamatan negara, dadah), hak individu dan alam sekitar.

d. Penjelasan nilai, guru membimbing pelajar menyadari dan kenal pasti

tentang perasaan dan nilai peribadi dan orang lain sertai berkomunikasi

secara terbuka nilainya kepada orang lain.

e. Pendekatan penyayang (Caring), penyayang atau caring dalam pendidikan

moral berasaskan kepada kritikan pendekatan yang memberi tumpuan

kepada konsep saling pergantungan dan prihatin dalam sesuatu

perhubungan dan pertalian dengan orang lain.

f. Pendekatan pembelajaran kooperatif, pendekatan pembelajaran secara

koperatif ini akan mewujudkan suasana pembelajaran yang saling

pengantungan positif di mana pelajar akan bekerja dan belajar bersama-

sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Pendekatan yang dikemukakan di atas merupakan kerangka dalam

menerapkan penanaman nilai moral menggunakan media pembelajaran Si

Kobar (Komik Berkarakter).

15

2. Implementasi Media Komik Berkarakter (Si Kobar) sebagai Media

Penanaman Nilai Moral pada Siswa SD

Dalam buku “Media Pembelajaran” karya Sanaky dan Hujair dituliskan

bahwa alat-alat yang dapat dijadikan sebagai perantara antara pengirim pesan

kepada penerima pesan disebut media. Apabila media itu membawa pesan-

pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-

maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan

belajar,dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa

(Hamalik:1986).

Dalam proses belajar mengajar kedudukan media pembelajaran sangat

penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang

disampaikan dapat dibantu dengan menggunakan media sebagai perantara.

Kerumitan bahan ajar dapat lebih disederhanakan dengan bantuan media.

Media pembelajaran dapat mewakili apa yang kurang mampu pengajar/guru

sampaikan melalui kata-kata tertentu. Ditambah sebagian sasaran kita yakni

siswa SD tidak bisa menerima pembelajaran yang banyak ceramah karena

mereka tidak suka hanya sekedar mendengarkan dan akhirnya mereka akan

lebih memilihn aktif berkegiatan sendiri. Hal ini diperkuat oleh pernyataan

yang dikemukakan oleh Sulaeman (1988) dalam buku “Media Pembelajaran”

yang menyatakan bahwa: Penyampaian materi pelajaran yang lebih banyak

ditempuh melalui ceramah dan tanya jawab dua arah (guru-siswa) dan

berlangsung terus-menerus akan dapat membosankan dan melemahkan

aktivitas siswa. Siswa memiliki ketergantungan yang sangat besar kepada

guru dalam melakukan kegiatan tulis. Siswa sangat mudah mengabaikan guru-

guru yang cara mengajarnya berulang-ulang sehingga tidak menarik perhatian

mereka.

Media pembelajaran juga dapat membantu untuk mengkonkretkan bahan

yang abstrak dengan tujuan nilai moral yang kita harapkan tertanam pada diri

16

mereka. Dengan adanya media pembelajaran berbentuk komik akan

mempermudah siswa memahami tujuan utama kita yaitu untuk

menyampaikan informasi/ pesan nilai moral. Penggunaan komik sebagai

media pembelajaran yang merujuk pada penanaman nilai moral berperanan

yang sangat penting, yakni untuk menciptakan minat belajar para siswa SD

serta membantu siswa dalam mengingat dan menghayati materi nilai moral

yang dipelajarinya, komik menjadi alternatif media pembelajaran yang

menyenangkan dan tidak membosankan baik bagi guru/pengajar maupun

siswa SD.

Tampilan komik Si Kobar dibuat dengan komposisi yang sederhana dan

ilustrasi gambar yang menarik. Si Kobar merupakan tokoh utama dalam

komik ini digambarkan sebagaimana kondisi anak laki-laki pada unmumnya

namun Si Kobar bisa tetap menjadi anak yang berpegang pada nilai moral

yang baik seperti kejujuran, keadilan, tenggang rasa,dan lain-lain. Tetap

dikemas dalam isi yang ringan dengan menyadari sasaran kita adalah siswa

SD, cerita dalam komik ini juga tetap pada realita. Karena disini juga

dimaksudkan untuk melatih anak realistis dalam berfikir, tanpa membatasi

imaji mereka. Jalinan cerita yang singkat dan mudah ditangkap juga disusun

secara menarik, berisi bagaimana seorang Kobar menggunakan nilai moral ini

dalam setiap penggal cerita. Kemudian yang menjadi harapan si Kobar akan

menjadi inspirator bagi siswa SD.

Penggunaan komik berkarakter ini diterapkan dengan metode

pembelajran aktif, kreatif, dan menyenangkan. Oleh karena itu, penerapan

media ini menuntut guru untuk kreatif supaya jenis-jenis pendekatan nilai

moral dapat terintegrasikan dengan inovasi media pembelajaran komik

berkarkater ini. Misalnya, dari ilustrasi gambar dalam Si Kobar guru

memberikan refleksi terhadap siswa-siswanya untuk berpikir matang

mengenai karakter tokoh dalam cerita media Si Kobar tersebut. Siswa-siswa

bias diminta diskusi, curah pendapat, bertanya, demonstrasi, dan sebaginya.

17

3. Implikasi Media Komik Berkarakter (Si Kobar) sebagai Media

Penanaman Nilai Moral pada Siswa SD

a. Terhadap Kepribadian Siswa

Adanya media Si Kobar (Komik Berkarakter) dapat mempermudah

untuk menanamkan nilai moral pada siswa. Media Si Kobar sebagai media

pembelajaran ini juga membantu guru untuk mewujudkan generasi yang

berkarakter. Dengan menggunakan media ini, secara otomatis siswa dapat

mengintegrasikan nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita Si Kobar.

Ciri khas bahasa yang ringan dalam media Si Kobar dan ilustrasi yang unik

memudahkan siswa untuk mengembangkan imajinasi mereka dan

menangkap alur yang disampaikan media Si Kobar tersebut. Sehingga,

kepribadian moral yang kuat dapat tertanam dalam diri siswa. Kepribadian

moral ini antara lain, kejujuran, nilai-nilai otentik, kesediaan bertanggung

jawab, kemandirian modal, keberanian moral, dan kerendahan hati.

Ketujuh sikap moral inilah yang terkandung dalam media Komik Si Kobar

yang diterapkan melalui berbagai mata pelajaran yang diampu oleh guru.

b. Terhadap Budaya Indonesia

Adanya Media SI Kobar (Komik Berkarakter) dapat meningkatkan

sikap moral pada anak, terutama kebiasaan mereka di sekolah maupun di

rumah. Adanya jalinan cerita yang terstruktur dan sistematis, membuat

pribadi anak terbiasa berbuat baik. Apabila sejak usia sekolah dasar sudah

dilatih mengenai kejujuran, bertanggung jawab, saling menghargai, dan

rendah hati, maka otomatis di waktu beranjak dewasa si anak dapat

memiliki sikap moral yang bagus. Media Si Kobar yang juga berisi tentang

identifikasi masalah dalam kelas tersebut, maka proses penanaman nilai

moral akan terbentuk dengan baik. Misalnya, ketika ulangan siswa harus

percaya diri dan jangan suka menyontek. Hal ini dikarenakan menyontek

merupakan akar dari generasi yang memiliki hobi berkorupsi terhadap

apapun. Penanaman kebiasaan inilah yang dikemas dalam cerita Si Kobar.

18

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penerapan penanaman nilai moral pada siswa SD dapat dilakukan dengan

berbagai metode, antara lain melalui pemupukan nilai, perkembangan moral

kognitif, analisis nilai, penjelasan nilai, teknik penyayang (caring), dan teknik

pembelajaran kooperatif. Media pembelajaran Si Kobar (Komik Berkarakter)

merupakan salah satu media untuk mendukung penanaman nilai moral pada

siswa sekolah dasar di mana penerapannya dengan metode pembelajaran yang

aktif, kreatif, menyenangkan, dan berbobot. Si Kobar merupakan tokoh utama

dalam komik yang diilustrasikan sebagaimana kondisi anak laki-laki pada

umumnya, namun Kobar bisa tetap menjadi anak yang berpegang pada nilai

moral yang baik seperti kejujuran, keadilan, tenggang rasa,dan lain-lain.

Implikasi adanya media Si Kobar ini adalah membentuk kepribadian moral

antara lain, kejujuran, nilai-nilai otentik, kesediaan bertanggung jawab,

kemandirian modal, keberanian moral, dan kerendahan hati.

5.2 Saran

1. Bagi Guru

Menanamkan nilai moral pada siswa di sekolah bukanlah hal yang sangat

sulit untuk diterapkan. Maka ciptakanlah kegiatan belajar mengajar yang

aktif, kreatif, menyenangkan, dan berbobot.

2. Bagi Mahasiswa

Menjadi calon pendidik bukanlah hal yang mudah. Maka persiapkanlah

sejak dini untuk menyongsong hal yang lebih baik. Persiapkan moral diri

terlebih dahulu sebelum melahirkan generasi yang berkarakter.

3. Bagi Masyarakat

Penanaman nilai moral bukan hanya tanggung jawab orang tua maupun

sekolah, namun penanaman nilai moral pada anak adalah tanggung jawab

semua orang. Oleh karena itu, jadilah agen pembentuk moral yang lebih baik

bagi anak-anak kita untuk melahirkan generasi yang lebih baik pula.

xix

DAFTAR PUSTAKA

Chasiyah, dkk. 2009. Perkembangan Peserta Didik. Surakarta: Yuma Pustaka

Darmadi, Hamid. 2012. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Penerbit

Alfabeta Bandung

Durkheim, Emile. 1990. Pendidikan Moral. Jakarta: Penerbit Erlangga

Hoon, Chang Lee. Pendekatan Nilai Moral. Fakulti Pendidikan Universitas Malaya

Mukherjee, H., Ellis, J., Chang, L.H. & Rajendran, N.S. (1992). Strategi Pengajaran

Pendidikan Moral KBSM. Petaling Jaya: Fajar Bakti.

Sanaky, Hujair. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta : Safiria Insania Press.

Suci, Sukma Yuniarti. Media Grafis. http://file.upi.edu/Direktori/Medgraf,.pdf

Universitas Pendidikan Indonesia, diakses 8 April 2015.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Syahrin Harahap. 2005. Penegakan Moral Akademik Di Dalam dan Di Luar Kampus.

Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

xx

LAMPIRAN

CONTOH DESAIN ILUSTRASI MEDIA SI KOBAR (KOMIK

BERKARAKTER)