HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN FACEBOOK
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN
PAI DI SMA DARUSSALAM CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I)
Oleh:
MUHAMMAD SYIHABUDDIN
NIM: 109011000146
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
ABSTRAK
Muhammad Syihabuddin (NIM: 109011000146).
Hubungan Intensitas Penggunaan Facebook Dengan Motivasi Belajar Siswa
Pada Pelajaran PAI di SMA DARUSSALAM Ciputat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara intensitas
penggunaan facebook dengan motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yang diteliti yaitu intensitas penggunaan facebook sebagai
variabel bebas (X) dan motivasi belajar siswa sebagai variabel terikat (Y).
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode kuantitatif, sedangkan teknik
pengumpulan data yaitu dengan cara menyebar angket berisi sejumlah pernyataan
yang berkaitan dengan intensitas penggunaan facebook dan motivasi belajar
siswa. Selanjutnya penulis menganalisa data kedua variabel tersebut dengan
menggunakan rumus product moment. Hal ini untuk mengetahui tingkat korelasi
kedua variabel tersebut. Sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan kedua
variabel tersebut penulis menggunakan rumus koefisien determinasi.
Setelah penelitian dilakukan, maka penulis memperoleh hasil penelitian
skor intensitas penggunaan facebook diperoleh rata-rata sebesar 65 dan untuk skor
motivasi belajar siswa diperoleh rata-rata sebesar 87,5, ini menunjukkan bahwa
ada pengaruh positif intensitas penggunaan facebook terhadap motivasi belajar
siswa. Meskipun penaruh yan dihasilkan tergolong rendah. Dan korelasi dengan
angka 0,289 artinya Ha diterima karena r hitung lebih besar dari r tabel (0,289 >
0,254) yang berarti ada korelasi yang positif antara intensitas penggunaan
facebook dengan motivasi belajar siswa, korelasi tersebut dikategorikan korelasi
yang rendah karena korelasinya berada antara 0,20-0,40. Berdasarkan tingkat
keeratan kedua variabel, maka dapat diketahui koefisien determinasi sebesar
8,35%, artinya intensitas penggunaan facebook berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa kelas XI SMA Darussalam Ciputat sebesar 8,35%.
Kata Kunci : Intensitas penggunaan facebook dan motivasi belajar siswa.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah
kepada baginda Nabi Muhammad SAW tercinta beserta keluarga dan sahabatnya.
Skripsi yang berjudul ” Hubungan Intensitas Penggunaan Facebook Dengan
Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran PAI di SMA DARUSSALAM Ciputat ”
ini merupakan salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan
yang dialami. Namun berkat kerja keras, doa dan kesungguhan hati serta
dukungan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan skripsi ini, semua dapat
teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua, ayahanda tercinta H. Amsir Al-Azmar dan ibunda Rosdiana
yang telah memberikan dukungan secara moril dan materil, serta tak henti-
hentinya mendoakan penulis agar diberi kemudahan dalam menyelesaikan
skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan cinta yang mereka
berikan kepada penulis.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam,
Marhamah Saleh, Lc. MA. Sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam,
beserta segenap dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu
yang telah beliau berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
ii
4. Siti Khadijah, MA. Pembimbing skripsi yang penuh keikhlasan dalam
membagi waktu, tenaga dan pikiran beliau dalam upaya memberikan
bimbingan, petunjuk, serta mengarahkan penulis dalam proses
mengerjakan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
5. Marul Wa’id, S.Ag. Kepala sekolah SMA Darussalam yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah
yang beliau pimpin.
6. Muslihudin, S.Pd.I. Guru Bidang Studi PAI SMA Darussalam yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.
7. Adik-Adik tercinta, Rohimul Kamal dan Ahmad Fathul Arifin,
terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini. Serta adik kecil
tersayang Siti Nur Lutfia Fairuz.
8. Sahabat terbaik, Imran Satria Mukhtar S.Pd.I, Sanzia K Al-farist S.Pd.I,
Fitri Azma S.Pd, Zahra, Yahya, Tasya dan Iza teman yang mau
meluangkan waktu membantu penulis menyelesaikan skripsi ini baik
dalam keadaan suka maupun duka.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan
2009, kelas D dan Fiqih C serta teman-teman Happy Class. Terimakasih
atas kebersamaan, dukungan, bantuan dan motivasinya.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan serta
perhatian yang luar biasa.
Tiada daya dan kekuatan melainkan milik Allah semata, segala
kekurangan dan kesalahan yang telah penulis buat dalam penyelesaian skripsi ini,
mohon di maafkan. Semoga ini semua dapat bermanfaat hingga kedepannya.
Jakarta, 24 Juli 2016
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...............................................
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...............................................
ABSTRAK ......................................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 8
D. Perumusan Masalah .................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 10
A. Intensitas Penggunaan Facebook ............................................. 10
1. Pengertian Intensitas ............................................................ 10
2. Pengertian Facebook ............................................................ 11
3. Sejarah Facebook ................................................................. 11
4. Kelebihan dan Kelemahan Dari Facebook........ .................. 15
5. Manfaat Membuka Account Facebook ................................ 16
6. Dampak Positif dan Dampak Negatif Facebook ................. 16
B. Motivasi Belajar ....................................................................... 19
1. Pengertian Motivasi Belajar ................................................ 19
2. Macam-macam Motivasi ..................................................... 23
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar ........................................... 24
4. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar . ........................................ 24
iv
5. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar ............................... 25
C. Pendidikan Agama Islam Sebagai Bidang Studi ...................... 27
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................... 27
2. Tujuan dan Ruan Linkup Agama Islam ............................... 28
3. Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Peserta Didik ... 33
D. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 34
E. Kerangka Berfikir ..................................................................... 35
F. Perumusan Hipotesis ................................................................ 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 38
B. Metode Penelitian ..................................................................... 38
C. Variabel Penelitian ................................................................... 39
D. Populasi dan Sampel................................................................. 39
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 40
F. Instrumen Penelitian................................................................ . 41
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 43
H. Hipotesis Statistik ..................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 49
A. Profil Sekolah SMA Darussalam Ciputat ................................ 49
1. Sejarah Singkat Sekolah..................................................... . 49
2. Visi dan Misi ........................................................................ 49
3. Guru dan Tenaga Kependidikan .......................................... 50
4. Data Siswa ........................................................................... 51
5. Sarana dan Prasarana ........................................................... 51
B. Deskripsi Data .......................................................................... 52
1. Intensitas Penggunaan Facebook ......................................... 52
2. Motivasi Belajar Siswa ........................................................ 70
3. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................. 87
4. Analisis Data ........................................................................ 92
v
5. Interpretasi Data ................................................................... 94
BAB V PENUTUP .................................................................................... 98
A. Kesimpulan ............................................................................... 98
B. Saran ........................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 100
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ....................................................... 41
Tabel 3.2 Kriteria Realibilitas ....................................................................... 43
Tabel 3.3 Pengukuran Secara Deskripsi ........................................................ 44
Tabel 3.4 Penilaian Analisis Mean Pengunaan Facebook dan Motivasi ...... 45
Tabel 3.5 Interpretasi Data Product Moment ................................................ 46
Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa..................................................................... 51
Tabel 4.2 Akses facebook setiap hari selama seminggu ............................... 53
Tabel 4.3 Akses facebook 3-4 hari dalam seminggu..................................... 53
Tabel 4.4 Akses facebook 1-2 hari dalam seminggu..................................... 54
Tabel 4.5 Tidak pernah mengakses facebook dalam seminggu .................... 54
Tabel 4.6 Perasaan senang jika sedang membuka facebook ......................... 55
Tabel 4.7 Perasaan penasaran jika satu jam saja saya tidak melihat
status teman-teman saya difacebook ............................................ 55
Tabel 4.8 Menghabiskan waktu senggang saya untuk membuka
facebook ........................................................................................ 56
Tabel 4.9 Menyempatkan untuk online ketika sedang belajar ...................... 56
Tabel 4.10 Penggunaan facebook selama 1-2 jam dalam sehari ..................... 57
Tabel 4.11 Penggunaan facebook selama 2-3 jam dalam sehari .................... 57
Tabel 4.12 Penggunaan facebook 3-5 jam dalam sehari ................................. 58
Tabel 4.13 Penggunaan facebook kurang dari 1 jam dalam sehari ................. 58
Tabel 4.14 Perasaan cepat bosan, jika terlalu lama membuka facebook ........ 59
Tabel 4.15 Sikap kurang betah jika menatap layar monitor lebih dari 30 menit 59
Tabel 4.16 Ketika sedang membuka facebook suka lupa waktu ..................... 60
Tabel 4.17 Memikirkan facebook ketika sedang tidak online......................... 60
Tabel 4.18 Menyempatkan untuk mengupdate status ketika dalam
pelajaran ....................................................................................... 61
Tabel 4.19 Menyempatkan untuk makan dan minum, walaupun sedang
vii
asik chatting dengan teman .......................................................... 61
Tabel 4.20 Akses facebook menggunakan handphone dimana pun saya
berada........................................................................................... . 62
Tabel 4.21 Terganggu ketika ada yang memanggil saat sedang online di
facebook ........................................................................................ 62
Tabel 4.22 Menghentikan membuka facebook ketika ibu meminta
bantuan .......................................................................................... 63
Tabel 4.23 Facebook membantu melupakan masalah yang sedang
Dihadapi................................................................................. ... .. 63
Tabel 4.24 Tidak tertarik mendengar cerita teman ketika sedang
chatting di facebook ..................................................................... 64
Tabel 4.25 Mendapat teguran guru karena membuka handphone di
kelas untuk mengakses facebook ................................................. 64
Tabel 4.26 Meminjam uang teman untuk bisa membuka facebook di
warnet, ketika sedang tidak punya uang........................................ 65
Tabel 4.27 Ibu memarahi jika terlalu lama online di facebook ....................... 65
Tabel 4.28 Jika di depan komputer langsung mengunjungi facebook ............ 66
Tabel 4.29 Menunda tugas sekolah karena asik berkomentar di
facebook ........................................................................................ 66
Tabel 4.30 Berhenti membuka facebook ketika ingat ada tugas sekolah
yang belum dikerjakan .................................................................. 67
Tabel 4.31 Berhenti online ketika merasa bosan ............................................. 67
Tabel 4.32 Distribusi Frekuensi tentang hubungan intensitas
penggunaan facebook dari 36 responden................................ 68
Tabel 4.33 Penilaian Analisis Mean Angket intensitas penggunaan
facebook ................................................................................
Tabel 4.34 Belajar lebih dari 2 jam dalam satu malam ................................... 70
Tebel 4.35 Masuk sekolah tepat waktu ........................................................... 71
Tabel 4.36 Mengobrol dengan teman pada saat guru memberikan
penjelasan ...................................................................................... 71
Tabel 4.37 Meninggalkan tugas PAI sebelum menyelesaikannya .................. 72
viii
Tabel 4.38 Asal-asalan dalam mengerjakan tugas PAI ................................... 72
Tabel 4.39 Malas mengulang pelajaran PAI di rumah................................... 73
Tabel 4.40 Malas mengerjakan tugas-tugas yang sulit.................................... 73
Tabel 4.41 Mengabaikan tugas-tugas PAI yang diberikan oleh guru
sebelum ada yang menegur......................................................... .. 74
Tabel 4.42 Mengerjakan tugas sampai selesai walaupun merasa capek... ...... 74
Tabel 4.43 Akan keluar kelas setiap pelajaran PAI (tidak mengikuti
pelajaran)..................................................................................... 75
Tabel 4.44 Mengantuk pada saat belajar PAI di kelas.............................. ...... 75
Tabel 4.45 Menyelesaikan tugas-tugas PAI yang diberikan guru........... ........ 76
Tabel 4.46 Merasa jenuh dengan tugas PAI yang rutin............................ ...... 76
Tabel 4.47 Belajar PAI hanya pada saat akan diadakan ulangan atau tes........ 76
Tabel 4.48 Mencontek pekerjaan teman apabila ada tugas atau PR......... ..... ... 77
Tabel 4.49 Memperhatikan masalah-masalah yang ada kaitannya dengan
PAI.................................................................................................. 77
Tabel 4.50 Malas apabila guru memberikan ulangan PAI.......................... .. .... 78
Tabel 4.51 Jika di sekolah ada waktu luang maka digunakan untuk
belajar bersama teman-teman..................................................... . .... 78
Tabel 4.52 Hanya diam saja setiap guru mengadakan tanya jawab.......... .... .... 79
Tabel 4.53 Malas mempelajari materi PAI yang tidak disukai.................. ... .... 79
Tabel 4.54 Jika ada waktu luang di sekolah makadigunakan untuk
bermain bersama teman-teman...................................................... 80
Tabel 4.55 Berusaha untuk menyelesaikan soal-soal yang sulit................. .... 80
Tabel 4.56 Meluangkan waktu untuk belajar walaupun tidak ada tugas. ........ 81
Tabel 4.57 Berusaha menyelesaikan tugas PAI tepat waktu..................... ...... 81
Tabel 4.58 Merasa kecewa apabila guru PAI berhalangan hadir............ ........ 82
Tabel 4.59 Menyediakan waktu untuk mengerjakan tugas yang
diberikan guru PAI.................................................................... .... 82
Tabel 4.60 Membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan pelajaran
PAI............................................................................................. ... 83
ix
Tabel 4.61 Mendengarkan dengan baik, jika ada teman sedang mengemukakan
pendapat.......................................................... .............................. 83
Tabel 4.62 Senang jika mengikuti praktikum PAI.................................... ...... 84
Tabel 4.63 Tetap belajar di dalam kelas sekalipun guru tidak datang.... ........ 84
Tabel 4.64 Distribusi Frekuensi tentang Motivasi Belajar Siswa................... 85
Tabel 4.65 Penilaian Analisis Mean Angket Motivasi Belajar Siswa
Tabel 4.66 Uji validitas pengunaan Facebook............................................... . 88
Tabel 4.67 Realiability Statistics.................................................................. 90
Tabel 4.68 Uji validitas instrumen motivasi belajar siswa............................ .. 90
Tabel 4.69 Realiability Statistics.................................................................. ... 92
Tabel 4.70 Perhitungan untuk Memperoleh Angka Indeks Korelasi............... 92
Tabel 4.71 Interpretasi Data............................................................................. 94
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Facebook
Lampiran 2 Angket Motivasi
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Berita Wawancara
Lampiran 5 Interprestasi Data
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi pada masa sekarang bahkan di masa yang akan
datang terutama di bidang informasi dan komunikasi menyebabkan dunia
menjadi sempit cakupannya. Interaksi antara bangsa yang satu dengan bangsa
yang lain menjadi semakin lebih intensif. Demikian halnya yang terjadi di
Indonesia dan negara-negara di dunia, globalisasi menjadi fenomena yang yang
tidak dapat dihindari.1
Di era informasi ini juga, kecanggihan Information Communication
Technologi (ICT) telah memungkinkan terjadi informasi secara cepat tanpa
terbatas ruang dan waktu. ICT telah memberi kemudahan terhadap seluruh
bidang kehidupan, mulai dari kegiatan perkantoran, rancangan bangun
teknologi, sistem kontrol, kedokteran, perbankan, serta dunia pendidikan.2
Teknologi merupakan bagian pemersatu (integral) dalam setiap
kebudayaan yang makin maju. Sehingga suatu budaya yang maju maka maju
pula teknologinya. Teknologi yang maju ini berawal dari internet yang zaman
kemerdekaan terdahulu belum ada. Berawal dari internet ini munculnya world
wide web yang sering disebut web yang menghilangkan batasan waktu dan
tempat untuk berkomunikasi.
Dengan adanya internet ini, informasi dapat dicari dengan cepat dan
mudah. Dalam penggunaan internet terdapat berbagai fasilitas yang mana akan
digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna fasilitas atau layanan dalam
internet tersebut.
Dari berbagai fasilitas internet seperti web dan sebagainya akan
menimbulkan bermunculannya situs-situs atau jejaring sosial dalam internet.
1Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.
7-8. 2Syaad Patmanthara, Pembelajaran Melalui Internet di Perguruan Tinggi, Jurnal
Teknodik, 2007, pp. 57-58.
2
Fasilitas internet semestinya dapat digunakan untuk melakukan konsultasi
masalah belajar, pemberian tugas, ujian, remidiasi bagi siswa, dan menciptakan
layanan secara interaktif antara guru-siswa dan antara siswa-siswa dalam
melakukan pengayaan bahan ajar bagi kepentingan belajar. Dengan demikian,
fasilitas pembelajaran melalui internet dapat digunakan sebagai fasilitas
pengadaan dan pengayaan sumber belajar dan pembelajaran yang efektif.3
Di zaman yang modern seperti sekarang ini, internet bukan lagi sesuatu
yang aneh. Internet ibarat kamus berjalan di mana dengan internet kita dapat
mencari dan mengetahui apa saja, tidak terbatas oleh waktu dan tempat. Salah
satu yang booming dan digunakan oleh banyak orang termasuk pelajar saat ini
adalah facebook, sebuah situs pertemanan yang begitu mendunia.4
Setiap harinya orang banyak membuat akun facebook, hal ini membuat
pengguna facebook semakin bertambah. Akan tetapi, banyak kalangan
masyarakat luas (termasuk pelajar) yang kurang tepat dalam memanfaatkan situs
facebook untuk menjalin tali silaturahmi antar sesama dan untuk tujuan
pendidikan. Tidak sedikit pula pelajar yang terpengaruh (baik secara sadar
ataupun tidk sadar) oleh berbagai komunitas, pengguna lain, group, ataupun
oleh fitur-fitur yang tersedia di dalam situs facebook.com. Oleh karena itu,
masyarakat terutama dalam hal ini pelajar perlu mendapatkan penjelasan tentang
apa dan bagaimana seharusnya menggunakan jejaring sosial facebook secara
baik. Pelajar tentunya perlu mengetahui bahwa situs facebook dapat digunakan
untuk mendukung kepentingan pendidikan dan pembelajaran.5 Maraknya
penggunaan jejaring sosial facebook, tentu tak lepas dari meningkatnya jumlah
penggunaan internet di Indonesia. Pada awal tahun 2009, Yahoo! dan TNS
(group yang bergerak dalam bidang pemahaman konsumen dan informasi pasar
global di 80 negara) mensurvei tentang kebiasaan penggunaan internet.
3Syaad Patmanthara, Pembelajaran Melalui Internet di Perguruan Tinggi, Jurnal
Teknodik, 2007, pp. 59. 4Eva Sativa Nilawati, Kaya dan Gaya Via Facebook, (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), h.
71. 5Hayadin, Kajian Terhadap Eksistensi Situs Facebook Untuk Kepentingan Pelajar
Indonesia, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2010, pp. 329.
3
Survei ini mencakup kota-kota besar di Indonesia, hasil survei tersebut
di antaranya :
1. Sekitar satu dari tiga orang penduduk perkotaan di Indonesia mengakses
internet dalam satu bulan terakhir.
2. Penggunaan internet tidak hanya di kota besar tetapi juga menyebar di kota
kecil.
3. Pengakses internet dari telepon genggam, dan perangkat mobile lainnya
sebesar 22 persen.
4. Enam dari 10 penggunaan internet mengunjungi situs jejaring sosial setiap
bulan.
5. Situs jejaring sosial memang sedang merajai, sebanyak 58% responden
mengakses situs jejaring sosial dalam satu bulan terakhir.6
Dari survei yang dilakukan oleh Yahoo! Dan TNS, dapat disimpulkan
bahwa masyarakat Indonesia sangat menggemari internet.
Facebook sudah sangat menjamur saat ini. Sudah ratusan ribu orang
Indonesia mempunyai akun facebook. Virus facebook memang sangat luar
biasa. Dari anak-anak sampai orang tua, sangat gandrung dengan situs jejaring
sosial ini bahkan mengalahkan friendster. Terhitung sampai 22 februari 2009,
1.333.649 pengguna indonesia telah terdaftar di facebook dan sekitar 73%
(976.372 orang) di antaranya adalah user usia produktif (18-34tahun). Dilihat
dari gender, 688.306 user laki-laki dan 600.045 user perempuan.
Survei membuktikan bahwa pertumbuhan pengguna facebook terbilang
sangat pesat, mencapai 135% per tahun. Di luar Indonesia, Facebook adalah
situs pertemanan no 1, alias situs yang paling populer. Facebook menempati
urutan 5, sedangkan Friendster, menempati urutan 44.7 Dan setahun kemudian
penguna facebook di seluruh dunia pada tahun 2010 telah mencapai angka
19.094.640 per-1 Maret 2010. Jumlah tersebut meningkat 1.792.880 orang
selama kurun waktu 1 Februari hingga 1 Maret 2010.8 Dan saat ini setelah 10
6Haris Priyatna, Sukses Di Era Facebook, (Bandung: How Press, 2009), cet.I, h. 60.
7Muhammad Rezky, Facebook VS Friendster, (Sleman: Connexi, 2009), c. I, h. 5.
8Hayadin, Kajian Terhadap Eksistensi Situs Facebook Untuk Kepentingan Pelajar
Indonesia, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2010, pp. 328
4
tahun facebook berkiprah penggunanya telah mencapai 1,23 Miliar pengguna
aktif.9
Dengan jumlah pengguna yang menggunakan layanan facebook tersebut,
maka dalam perspektif pendidikan, facebook memiliki potensi yang cukup besar
dalam menunjang kepentingan pelajar. Oleh karena itu, kehadiran facebook
sebagai salah satu jenis situs jejaring sosial di dunia maya, merupakan
perwujudan dari generasi jejaring selanjutnya (N-Gen) dengan menggunakan
layanan internet. Demikian pula dengan hasrat besar dari anak muda untuk
membuat akun dan berpartisipasi dalam situs tersebut. Besarnya jumlah pelajar
yang memiliki akun facebook dan situs jejaring sosial lainnya, merupakan salah
satu bukti bahwa pelajar Indonesia merupakan bagian dari generasi jejaring
dunia (global net generation) yang dapat menerima dan mengambil manfaat
dari layanan jejaring sosial facebook ini.10
Akan tetapi tidak begitu pada kenyataannya. Di kalangan remaja
khususnya anak sekolah. Dampak situs jejaring sosial mungkin lebih banyak
dirasakan, karena sebagian besar penggunaan jejaring sosial adalah dari
kalangan remaja pada usia sekolah. Karena sangat mudah menjadi anggota dari
situs jejaring sosial, maka tidak heran jika banyak orang, baik sengaja atau pun
hanya coba-coba mendaftarkan dirinya menjadi pengguna situs jejaring sosial
tersebut. Tidak butuh waktu lama akan menjadi kebiasaan untuk mengakses dan
membuka situs-situs jejaring sosial tersebut, dan berinteraksi pasif di dalamnya.
Akibatnya pengguna dalam hal ini siswa dapat lupa waktu karena terlalu asyik
dengan kegiatannya di dunia maya. Sehingga mereka lupa akan tugas utamanya
sebagai seorang siswa yaitu belajar baik itu di sekolah maupun di rumah dengan
mengulang pelajaran yang telah dipelajari.
Keasyikan menggakses facebook yang dirasakan oleh para pelajar wajar
saja terjadi. Ini dikarenakan selain membantu kita mengajak seseorang untuk
9Artikel, diakses kamis, 20 Februari 2014 pukul 01.53 dari
http://techno.okezone.com/read/2014/01/29/55/933307/10-tahun-perjalanan-sukses-facebook.
10
Hayadin, Kajian Terhadap Eksistensi Situs Facebook Untuk Kepentingan Pelajar
Indonesia, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2010, pp. 330.
5
berteman, facebook juga memberikan fitur-fitur menarik lainnya. Dengan fitur-
fitur tersebut, setiap anggota dapat melakukan apa saja. Hal ini menjadikan
facebook menjadi internet dalam internet. Karena facebook juga memberi
kesempatan kepada para anggotanya untuk bermain kuis dan game dengan
teman-temannya. Fitur yang paling popular dalam facebook adalah facebook
status update. Dengan fitur ini, kita dapat tahu seberapa besar eksistensi
seseorang dalam facebook. Melalui status update tersebut, kita dapat
memberikan komentar mengenai status update yang di buat. Selain fitur
tersebut, kita juga tetap dapat meng-upload foto, video, note dan lain-lain. Kita
juga dapat bertukar foto dan video yang kita miliki dengan teman-teman yang
lain.11
Maka tak heran jika banyak orang yang menyempatkan waktunya hanya
untuk meng-update status. Ini dilakukan sebagai sarana untuk mengungkapkan
apa yang sedang dirasakan serta dapat menjadi sarana kebutuhan manusia yang
cenderung ingin didengar dan diperhatikan. Maka tak jarang orang-orang
memiliki ketertarikan yang tinggi untuk meng-update status nya setiap hari.
Keinginan inilah yang terus menjadikan siswa atau pelajar sering
mengakses situs jejaring facebook. Sehingga tak jarang mereka melupakan tugas
utamanya untuk belajar, mengerjakan pekerjaan rumah atau sekedar mengulas
kembali pelajaran yang telah mereka dapat dan pelajari di sekolah. Bahkan
sampai keinginan untuk mengakses facebook ini tidak kenal waktu dan tempat.
Ini di didukung dengan mudahnya mengakses situs jejaring social facebook
melalui handphone. Media Handphone saat ini telah menjadi hal yang lumrah
untuk mengakses jejaring sosial facebook. Dimana saja dan kapan saja siswa
dapat selalu tehubung dengan situs jejaring sosial facebook. Baik itu pagi, siang
sore maupun malam. Entah itu di rumah, di sekolah maupun di tempat-tempat
lain siswa dapat mengakses facebook tersebut. Hal ini berdampak pada
berkurangnya waktu untuk belajar dan kurangnya motivasi siswa yang berujung
kepada kurang maksimalnya tujuan dari pembelajaran yang di dapat.
11
Lina Marlina, Facebbok Alat Gaul dan Bisnis Dahsyat Anak Muda, (Jogjakarta: Diva
Press, 2009), h. 18-19.
6
Motivasi pada dasarnya merupakan dorongan yang muncul dari dalam
diri seseorang untuk melakukan sesuatu dan dorongan itu diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Motivasi dalam belajar berfungsi
sebagai daya penggerak dalam diri siswa yang dapat menumbuhkan semangat
serta minat dalam belajar, dengan motivasi yang kuat seseorang akan belajar
secara maksimal.
Seseorang khususnya para peserta didik yang tidak memiliki motivasi
dalam mempelajari materi pembelajaran karena minat yang dimilikinya sangat
terbatas, mereka akan menjadi kurang tekun dan tidak memiliki upaya- upaya
dalam proses pendalaman materi yang sedang di gelutinya, sehingga tujuan
yang ingin dicapainya kurang memperoleh hasil yang maksimal, sekalipun
seseorang itu menghabiskan waktu yang panjang untuk bersekolah, maka hasil
yang di dapat tidak sesuai dengan waktu yang diberikan.
Pendidikan akan lebih efektif bila didorong dengan adanya motivasi
dalam diri seseorang yang berperan penting sebagai daya penggerak atau
pendorong untuk melakukan suatu kegiatan sehingga memperoleh hasil yang
maksimal dalam mencapai tujuannya, tanpa adanya motivasi seseorang tidak
akan melakukan suatu kegiatan ataupun pekerjaannya secara maksimal karena
tidak adanya dorongan dalam diri orang tersebut.
Para ahli pendidikan dan psikologi sependapat bahwa motivasi sangat
penting untuk keberhasilan kita belajar.12
Oleh karena itu hal-hal yang berkaitan
dengan motivasi, yang dapat mempengaruhi motivasi dari peserta didik harus di
perhatikan. Agar motivasi yang dimiliki oleh peserta didik dalam belajar dapat
terjaga, sehingga dapat mewujudkan tujuan dari kegiatan belajar yang ingin di
capai.
Dengan demikian penggunaan facebook yang tidak terkendali atau
dilakukan secara berlebihan dikhawatirkan dapat mengganggu motivasi belajar
siswa. Mendapatkan materi dari sekolah dirasa kurang cukup jika saat siswa
kembali ke rumah, tidak diimbangi dengan proses mengulangi kembali materi
12
Hasbullah Thabrany, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
1995), h. 30.
7
yang telah dipelajari. Oleh karena itu motivasi belajar siswa harus selalu di jaga
dari hal-hal yang dapat mengurangi atau mengganggu morivasi belajar tersebut
demi tercapainya tujuan dari proses belajar.
Dari latar belakang yang penulis uraikan di atas maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi dengan judul:
“HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PAI DI SMA
DARUSSALAM CIPUTAT.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat
diidentifikasikan adalah:
1. Dampak kemajuan Teknologi yang pesat, kehadiran teknologi ibarat
makanan pokok yang harus ada dalam manusia.
2. Munculnya facebook membuat banyak anak remaja usia sekolah kecanduan
dalam pemakaian atau penggunaan facebook, sehingga berdampak atau
berpengaruh pada motivasi belajar siswa.
3. Seringnya anak muda usia sekolah bermain facebook menjadikan mereka
malas belajar, karena mereka lebih banyak menghabiskan waktunya dengan
bermain facebook daripada belajar.
4. Ketika pelajaran sedang berlangsung pun tidak jarang siswa mengakses
facebook terutama pada pelajaran TIK ( Teknologi, Informasi dan
Komunikasi).
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya
pembatasan masalah, karena masalah yang luas dapat menimbulkan kekaburan
dalam pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini dibatasi pada masalah
hubungan intensitas penggunaan Facebook dengan motivasi belajar PAI
siswa.
8
D. Perumusan Masalah
Dalam setiap kegiatan memecahkan masalah, sebelum mencari
penyelesaian perlu terlebih dahulu merumuskan permasalahannya, agar dalam
melaksanakan langkah selanjutnya lebih terarah, tepat dan berhasil. Berpijak
dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan intensitas
penggunaan Facebook dengan motivasi belajar siswa pada pembelajaran
PAI di SMA DARUSSALAM Ciputat?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka
penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mendapatkan gambaran mengenai intensitas penggunaan facebook
dikalangan siswa SMA DARUSSALAM Ciputat.
2. Mendapatkan gambaran motivasi belajar siswa pada pembelajaran PAI di
SMA DARUSSALAM Ciputat.
3. Mendapatkan gambaran hubungan intensitas penggunaan facebook dengan
motivasi belajar siswa pada pembelajaran PAI di SMA DARUSSALAM
Ciputat.
F. Manfaat Penelitian
Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat
dimanfaatkan untuk hal-hal berikut:
1. Manfaat Teoritis:
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai penggunaan facebook di kalangan siswa hubungannya dengan
motivasi belajar PAI siswa.
9
b. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara tertulis
maupun referensi mengenai hubungan facebook dengan motivasi belajar
PAI siswa.
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi Siswa
Sebagai sebuah acuan dan motivasi para siswa yang menuntut ilmu di
bangku sekolah agar dapat menjadi masukan dalam penggelolaan waktu
dalam belajar dan menggunakan facebook.
b. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi sekolah agar lebih
berperan dalam memotivasi belajar siswa.
c. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi guru di
sekolah agar dapat mengontrol siswanya dalam menggunakan atau
mengakses facebook saat jam pelajaran di sekolah.
d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan Program Studi Ilmu Pengetahuan Agama Islam di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Intensitas Penggunaan Facebook
1. Pengertian Intensitas
Pengertian intensitas di dalam kamus psykologi adalah besar atau
kekuatan suatu tingkah laku, jumlah energi fisik yang dibutuhkan untuk
merangsang salah satu indera, ukuran fisik dari energi atau data indera.1
Menurut J.P. Chaplin intensitas berasal dari kata “intensity” yang
artinya“the quantitative attribute of a sensation which is correlated witch
the intensityof the stimulus, such as the brightness of a color or the loudness
of a sound”.2
Sementara menurut J.P Chaplin juga dalam bukunya yang telah
diterjemahkan oleh Dr. Kartini Kartono yang berarti “intensity” (intensitas)
adalah “satu sifat kuantitatif dari satu penginderaan, yang berhubungan
dengan intensitas perangsangnya, seperti kecemerlangan suatu warna, atau
kerasnya suatu bunyi”.3Sedangkan di dalam buku Ensiklopedi Indonesia
intensitas adalah “derajat kekuatan tertinggi;kekuatan terbesar;meregang
sampai batas terjauh”.4
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
intensitas adalah suatu ukuran kuantitatif dari suatu penginderaan, untuk
mengukur ukuran fisik dari energi atau data indera.
1Dali Gulo, Kamus Psychologi, (Bandung: Tonis, 1982), Cet. I, h. 125.
2J.P. Chaplin, Dictionary ofPsychology, (New York: Dell Publishing, 1986), h. 245.
3J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi.Terj. Kartini Kartono, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2008), h. 254 4Hassan Shadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1982), h.
1462.
11
2. Pengertian Facebook
Facebook merupakan situs jejaring sosial yang saat ini sedang
booming di dunia maya.5Facebook adalah sebuah website
pertemanan.Facebook biasa juga disingkat dengan FB. Facebook menjadi
saranan dimana anda dapat mencari teman, memasukan foto dan video,
mengirimkan pesan kepada teman-teman anda, membagi (share) foto,
video, link dan lain-lain kepada teman-teman anda serta dapat chatting
dengan teman-teman anda menggunakan Facebook.6Melalui website
jejaring ini pula, anda dapat tetap bersilaturahmi dengan sahabat atau
keluarga jauh mereka.7
Dalam bukunya, Haris Priyatna menyatakan bahwa Facebook adalah
sebuah website yang diluncurkan pada 4 februari 2004 dan telah menjadi
website terpopuler dalam sejarah, menurut ranking google.8
Dari definisi yang telah dijabarkan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa Facebook adalah situs jejaring sosial populer yang memungkinkan
penggunanya dapat saling berinteraksi dan berbagi informasi yang sangat
digandrungi oleh masyarakat, baik pada kalangan orang tua, dewasa dan
remaja atau bahkan anak-anak.
Jadi, intensitas penggunaan Facebook adalah suatu ukuran
kuantitatif dari suatu penginderaan untuk mengukur frekuensi dan durasi
serta ukuran fisik dari energi dalam mengakses atau menggunakan salah
satu situs internet yakni jejaring sosial yang bernama Facebook.
3. Sejarah Facebook
Saat ini, Facebook menjadi website jejaring sosial yang paling
popular, baik di kalangan remaja maupun orang dewasa. Pada awalnya,
Facebook ini didirikan oleh lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley
High School, yakni Mark Zuckerberg.Website ini diluncurkan pertama kali
5Eva Sativa Nilawati, Kaya dan Gaya Via Facebook, (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), h.
1 6Mico Pardosi, Buku Panduan Facebook, (Surabaya: Dua Selaras, 2010), h. 3
7 13
8Haris Priyatna, Sukses Di Era Facebook, (Bandung: How Press, 2009), Cet.I, h. 13
12
pada 4 Februari 2004. Dulu, konsumen Facebook terbatas untuk siswa
Harvard College. Namun, dua bulan selanjutnya, jejaring sosial ini mulai
memperluas keanggotaanya ke sekolah-sekolah lain di wilayah Boston.9
Sedari kecil Zuckerberg sangat menyukai dunia komputer. Hal ini
dilakukannya mulai kelas enam SD hingga akhirnya Zuckerberg
mendapatkan komputer pertamanya. Untuk memulai belajar teknologi
komputer, ia membeli buku panduan pemprograman C++ for Dummies.
Zuckerberg pun pernah menciptakan game dengan latar kerajaan romawi.
Ketika masih SMA, Zuckerberg bersama teman sekamarnya, Adam
D‟Angelo dapat menciptakan kode aplikasi untuk software MP3. Ada
beberapa perusahaan menunjukan ketertarikannya terhadap aplikasi
tersebut, termasuk anak perusahaan AOL.Akan tetapi, mereka menolak
untuk menjualnya.Mark Zuckerberg merupakan pelajar yang selalu terbaik
di sekolahnya. Walaupun Zuckerberg tidak sedang mengerjakan program
baru di komputer, ia selalu menjadi yang terbaik dalam berbagai bidang di
sekolahnya. Zuckerberg pernah aktif di tim matematika, olimpiade sains,
lomba bahasa latin dan kursus bahasa yunani.
Zuckerberg memilih kuliah di kampus Harvard tahun 2002.Kampus
Harvard merupakan sekolah yang diisi oleh ratusan mahasiswa baru yang
mempunyai nilai cemerlang seperti Zuckerberg. Tahun berikutnya,
Zuckerberg memilih tinggal dan menyepi di daerah yang lebih nyaman.
Kemudian, ia menciptakan situs bernama Coursematch.com. situs ini
merupakan situs yang memungkinkan mahasiswa dapat mendaftar mata
kuliah secara online. Akan tetapi, situs ini berakhir dengan buruk karena
laptop Zuckerberg yang dijadikan server mendadak hang dan crash, akibat
terlalu ramai pendaftaran secara online. Hal inilah yang kemudian dijadikan
pelajaran oleh Zuckerberg, bahwa dunia online tidak hanya pemprogram,
tetapi juga cara mengatur dan menggerakan banyak orang.
9Lina Marlina, Facebbok Alat Gaul dan Bisnis Dahsyat Anak Muda, (Jogjakarta: Diva
Press, 2009), h. 14
13
Pada suatu malam di kampus Harvard, saat itu Zuckerberg baru
berusia 19 tahun, duduk sayu di depan komputernya. Zuckerberg ternyata
sedang bersedih dan putus asa karena baru diputus oleh pacarnya. Daripada
melamun yang membuat hatinya bertambah sedih, Zuckerberg
melampiaskannya ke dunia maya dan berinisiatif ingin menciptakan suatu
teknologi sebagai obsesinya. Malam itu juga, Zuckerberg menulis satu blog
berjudul „Harvard Facemash‟. Dalam tulisan blog tersebut, Zuckerberg
mencaci-maki mantan pacarnya. Dari kejadian inilah, Zuckerberg kemudian
menciptakan satu situs bernama Facemash.com dengan situs ini, ia
bermaksud untuk diam-diam masuk ke direktori data mahasiswa Harvard,
mengunduh beberapa foto teman sekelasnya, kemudian menampilkan di
Facemash.
Zuckerberg bekerja sampai dini hari, ia membobol data pribadi
setiap mahasiswa di Harvard dan memposting tulisan tentang perbuatannya,
lengkap dengan langkah-langkah dan cara-caranya. Keesokan malamnya,
seluruh pelajar kampus sudah saling mengirim e-mail karena penasaran
dengan situs Facemash. Sudah lebih dari 450 pendaftar dan terkumpul
22.000 halaman. Akan tetapi, pihak kampus kemudian berhasil melacak
Zuckerberg dan menutup akses internetnya. Oleh badan pengurus Harvard,
ia dituduh melanggar privasi mahasiswa dan mengunduh properti kampus
tanpa permisi. Zuckerberg justru bangga akan perbuatannya karena telah
berhasil membuat situs yang dapat menggerakan banyak orang untuk
mendaftar karena penasaran.
Beberapa bulan sebelum Zuckerberg menciptakan Facemash,
seorang mahasiswa tingkat tiga di Harvard bernama Divya Narendra,
mempunyai ide untuk menciptakan jejaring sosial yang ditujukan, untuk
para mahasiswa kampus. Narendra adalah anak dari seorang doktor, ia
tumbuh di Bayside, New York, dan memiliki keturunan dari India. Ia
termasuk mahasiswa yang sangat pintar dan mendapat nilai hampir
sempurna di SAT ( Scholastic Aptitude Test). Di sini tes kemampuan
matematika dan bahasa sebagai syarat mendaftar kuliah. Narendra
14
mempunyai ambisi ingin terlibat dalam arus sosial. Bersama dengan dua
teman asramanya yang kembar identik., Tyler dan Cameron Winklevoss,
mereka mengerjakan situs yang bernama Harvard Connection dan menyewa
beberapa mahasiswa termasuk Zuckerberg untuk membantu melakukan
pengkodean. Sampai musim gugur tiba, ternyata situs tersebut belum
selesai.
Mark Zuckerberg kemudian menyempurnakan situs ciptaannya yaitu
Facemash menjadi Facebook. Pada bulan Januari, ketika ia masih bekerja
untuk Harvard Connection, Zuckerberg mengirim e-mail kepada Saverin
(teman sekamarnya). Ia mengatakan bahwa situsFacebook hampir selesai
dan kini saatnya untuk mendiskusikan strategi pemasarannya. Untuk situs
ini, Zuckerberg dan Saverin sepakat menginvestasikan 1.000 dolar US dari
kantong masing-masing.
Saat penggarapan situs Facebook, Zuckerberg menempatkan diri
sebagai programmer dalam penyempurnaannya. Berminggu-minggu
Zuckerberg berkonsentrasi penuh untuk situs ini.Setelah bekerja keras,
Zuckerberg dan Saverin akhirnya meluncurkan situs Facebook tepat pada 4
Februari 2004.Pada awal peluncurannya, Facebook mendapat tanggapan
yang cukup besar, yaitu terdapat 4.000 pendaftar. Akan tetapi, situs ini
kemudian mulai melemah dan jarang mendapat perhatian lagi dari para
mahasiswa. Melihat kenyataan ini, Zuckerberg kemudian meminta bantuan
teman sekamarnya, Dustin Moskovitz dan Adam D‟Angelo, untuk
melakukan promosi ke kampus-kampus lain yang berpotensi. Kampus-
kampus tersebut di antaranya Stanford, Columbia dan Yale.10
Perlahan tapi pasti, dalam kurun waktu lebih satu tahun, Facebook
menyebar hingga ke perguruan tinggi lain. Hingga akhirnya, orang-orang
yang memiliki alamat e-mail universitas, seperti: .edu, .ac, .uk, dan lain-lain,
10
Muhammad Rezky, Facebook VS Friendster, (Sleman: Connexi, 2009), Cet. I, h. 1-4
15
di seluruh dunia dapat mengakses dan bergabung dalam situs pertemanan
ini.11
Siapa sangka Mark Zuckerberg, CEO Facebook, yang bertampang
baby face ini menjadi milioner termuda di dunia versi majalah Forbes.
Kekayaannya ditaksir sekitar 1,5 miliar dolar US. Facebook sekarang ini
menjadi situs lima besar yang paling banyak dikunjungi orang karena
penggunaannya lebih mudah dan instan. Pembuatan situs ini dirancang
sederhana, mudah digunakan, dan yang paling penting dapat membius
penggunanya.Setiap hari hampir 200 juta pengguna login untuk sekedar
melihat status dan profil teman atau mem-posting berbagai informasi
mengenai diri mereka, seperti nomor telepon, data pribadi, daftar waktu
romantis, dan sebagainya. Facebook sekarang ini berkantor di daerah
Silicon Valley, di daerah ini terdapat kantor-kantor perusahaan kelas atas
seperti Microsoft, Google, dan Oracle.12
4. Kelebihan dan Kelemahan dari Facebook
a. Kelebihan Facebook
Situs Facebook berbeda dengan situs pertemanan lainnya. Di
Facebook, kita dapat berpartisipasi sebagai pengisi situs, desainnya
pun lebih enak dilihat, dan banyak menawarkan hal-hal yang nyata.
Sebagai contoh, Facebook menawarkan teman yang kemungkinan kita
kenal untuk ditambahkan dalam daftar teman.
Facebook membuat kita lebih mudah untuk mengetahui apa
yang dikerjakan oleh teman-teman kita pada real time. Kita dapat
melihat aktivitas teman dari status yang mereka tulis. Kita pun dapat
merespons secara langsung apa yang dilakukan oleh teman dengan
mengirim komentar, foto atau video. Facebook menyediakan alat
penyaring di mana kita dapat mengontrol siapa saja dan apa saja yang
akan ditampilkan di layar facebook. Facebook juga menyediakan
11
Lina Marlina, Facebbok Alat Gaul dan Bisnis Dahsyat Anak Muda, (Jogjakarta: Diva
Press, 2009), h. 15 12
Muhammad Rezky, Facebook VS Friendster, (Sleman: Connexi, 2009), Cet. I, h. 5.
16
kotak message untuk melakukan pembicaraan penting, tanpa harus
khawatir orang lain tahu sehingga dapat aman berhubungan.13
Halaman Facebook mudah untuk diakses karena halaman web-
nya mudah untuk dibuka. Dengan facebook kita jadi lebih mudah
dalam mencari teman, bahkan kita dapat bertemu teman lama.
Layaknya Yahoo Messengger, di Facebook pun kita dapat melakukan
chatting. Serta kita dapat melakukan kirim pesan secara pribadi seperti
mengirim e-mail.14
b. Kelemahan Facebook
Selain mempunyai kelebihan, Facebook pun mempunyai
kelemahan diantaranya: privasi penggunaannya mudah diketahui dan
terlalu banyak iklan pada halaman Facebook.15
5. Manfaat Membuka Account di Facebook
Facebook dapat membantu kita mencari teman-teman lama. Kita
dapat menemukan teman sekolah yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak
bertemu. Facebook juga dapat digunakan untuk kepentingsn yang lebih
serius, seperti promosi produk, promosi seminar dan workshop, promosi
penjualan buku, promosi lukisan, bahkan promosi caleg dan partai politik di
Facebook, serta promosi profil calon presiden. Facebook juga dapat
digunakan sebagai pencarian ide untuk bisnis dengan bergabung ke suatu
komunitas tertentu. Bahkan Barack Obama pun dalam kampanyenya
menggunakan fasilitas Facebook untuk menggalang dukungan dan dana di
Facebook.16
6. Dampak Positif dan Dampak Negatif Facebook
Sebagai salah satu situs jejaring sosial yang sedang popular,
Facebook banyak mempunyai manfaat, sekaligus bahaya. Layaknya
13
Eva Sativa Nilawati, Kaya dan Gaya Via Facebook, (Yogyakarta: Andi Offset, 2010),
h. 2. 14
Muhammad Rezky, Facebook VS Friendster, (Sleman: Connexi, 2009), Cet. I, h. 5 15
Muhammad Rezky, Facebook VS Friendster, (Sleman: Connexi, 2009), Cet. I, h. 5 16
Eva Sativa Nilawati, Kaya dan Gaya Via Facebook, (Yogyakarta: Andi Offset, 2010),
h. 1-2
17
sebuah pisau yang akan mempunyai banyak manfaat kalau dipakai oleh
penjual daging, namun dapat menjadi alat kejahatan jika dipakai orang yang
tidak bertanggung jawab.17
Jejaring sosial Facebook mempunyai dampak
positif dan negatif untuk para penggunanya. Berikut ini merupakan dampak
positif dari Facebook yaitu:
a. Mempererat silaturahmi, ini adalah kegunaan dari Facebook yang
paling dapat dirasakan. Bahkan dengan Facebook, seseorang dapat
menemukan kembali orang-orang yang pernah dikenalnya di masa
lalu.
b. Media promosi, Facebookdapat digunakan sebagai media promosi, di
antaranya dapat mempromosikan produk, jasa dan instansi.
c. Sarana diskusi, dengan Facebook seseorang dapat bergabung dengan
berbagai komunitas atau grup yang sesuai dengan tempat kerja,
sekolah, atau bahkan kesamaan minat.18
d. Sarana pencari teman, di Facebook banyak dari anggotanya yang telah
menemukan teman baru hingga teman lama. Mereka yang beberapa
tahun hingga puluhan tahun tidak bertemu kemudian bertemu dalam
jaringan Facebook. Pertemuan dengan teman lama ini tentunya
membuka kenangan lama, apabila jika kenangan tersebut menarik,
lucu, terasa segar kembali saat diperbincangkan. Dengan demikian,
Facebook membawa kenikmatan tersendiri bagi penggunanya.
e. Sarana dakwah, fitur-fitur yang ada di Facebook dapat digunakan
untuk dakwah. Kekeringan informasi dan ilmu keislaman yang
diderita oleh masyarakat urban memaksa para da‟i atau yang tertarik
pada kajian keislaman untuk meluaskan jaringan dakwahnya hingga
ke dunia maya. Tak jarang dari diskusi atau kajian-kajian di
Facebook, ada saja yang mendapatkan pencerahan untuk kemudian
berislam lebih lebih baik.
17
Yanuardi Syukur, Facebook Sebelah Surga, Sebelah Neraka, (Jogjakarta: Diva Press,
2009), h. 26 18
Haris Priyatna, Sukses Di Era Facebook, (Bandung: How Press, 2009), Cet. I, h. 65
18
f. Menyimpan file/tulisan, tulisan yang disimpan dalam komputer bukan
tidak mungkin akan hilang saat komputer terkena virus. Tapi, jika
disimpan di Facebook, maka file tersebut tetap akan ada selama
account kita aktif. 19
Selain memiliki dampak positif, Facebook juga berdampak negatif
untuk para penggunanya. Orang yang punya niat buruk cenderung untuk
memanfaatkan keburukan itu di media apa pun, tak terkecuali dalam
Facebook. Orang yang sering merasa dirinya kesepian juga punya potensi
untuk tidak terkendali dalam ber-Facebook. Dalam realitanya, ada saja
kasus penggunaan Facebook yang menelantarkan aktivitas wajibnya karena
lebih asyik bermain Facebook.20
Berikut merupakan dampak negatif
Facebook di antaranya:
a. Minimnya sosialisasi dengan lingkungan, ini cukup mengkhawatirkan
bagi perkembangan kehidupan sosial si anak. Mereka yang seharusnya
belajar sosialisasi dengan lingkungan justru lebih banyak
menghabiskan waktu lebih banyak di dunia maya bersama teman-
teman Facebook-nya. Ini dapat berakibat menurunnya kemampuan
verbal pada anak.
b. Kedisiplinan belajar berkurang, hal ini sangat jelas, terlalu lama
bermain Facebook akan mengurangi jatah waktu belajar anak sebagai
pelajar. Semakin anak asyik menikmati Facebook-nya, semakin anak
akan lupa dengan tanggung jawab belajarnya. Bahkan ada beberapa
yang masih asyik bermain Facebook saat di sekolah.
c. Timbulnya kemalasan belajar yang berujung pada penurunan prestasi
belajar. Jika dibandingkan lama waktu seorang pelajar saat membuka
buku dengan lama waktu saat membuka Facebook. Bahkan saat
belajar pun selalu menyempatkan diri hanya untuk sekedar meng-
update status atau menulis beberapa patah kata di wall Facebook
19
Yanuardi Syukur, Facebook Sebelah Surga, Sebelah Neraka, (Jogjakarta: Diva Press,
2009), h. 27-28 20
Yanuardi Syukur, Facebook Sebelah Surga, Sebelah Neraka, (Jogjakarta: Diva Press,
2009), h. 29
19
temennya, akibatnya konsentrasi dalam belajar terganggu dan materi
pelajaran yang sedang dipelajari pun tidak akan dipahami secara
maksimal.21
d. Kecanduan, banyak dari facebooker (pengguna Facebook) yang lebih
dari satu jam di depan komputer. Karena asyik berbalas komentar atau
chatting, mereka menjadi lupa pada waktu.
e. Lalai, kelalaian ini dapat bermacam-macam yang disebabkan karena
menganggap bahwa accountFacebook yang dibuatnya sebagai
miliknya, sehingga mau bagaimanapun isinya, itu “adalah hak saya.”
Maka, tak jarang ada seorang perempuan yang sehari-hari berjilbab,
namun kemudian juga mem-posting fotonya yang tidak berjilbab.
Alasannya, “ini kan hak saya!” Selain itu, kita juga menemukan ada
yang berkomentar dengan asal, bahkan bercanda dengan vulgar yang
mungkin tidak akan dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Karena menganggap bahwa Facebook hanya dunia maya, orang
menganggap dia dapat berkomentar apa saja, lupa bahwa komentarnya
juga akan dibaca oleh orang lain, yang pastinya akan menunjukan
karakter dirinya yang sebenarnya.22
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Para ahli pendidikan dan psikologi sependapat bahwamotivasi amat
penting untuk keberhasilan kita belajar.23
Motivasi berasal dari kata “motif”
berarti sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai data penggerak dari dalam dan di
dalam subjeknya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
21
Haris Priyatna, Sukses Di Era Facebook, (Bandung: How Press, 2009), cet.1, h. 63 22
Yanuardi Syukur, Facebook Sebelah Surga, Sebelah Neraka, (Jogjakarta: Diva Press,
2009), h. 29-31 23
Hasbullah Thabrany, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
1995), h. 30.
20
mencapai suatu tujuan. Berasal dari kata “motif” itulah, maka motivasi
dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.24
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), motivasi adalah
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.25
Motivasi adalah sesuatu daya yang menjadi pendorong seseorang
bertindak, dimana rumusan motivasi menjadi sebuah kebutuhan nyata dan
merupakan muara dari sebuah tindakan. Jika sebuah tindakan tidak memiliki
suatu tujuan, tentu seseorang dapat dikatakan sebagai tidak memiliki motif
untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu26
.
Menurut Mc Donald: motivation is an energy change within the
person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.27
Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga
elemen penting yaitu:
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi dalam sistem neurophysiological yang ada
pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia
(walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia),
penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/ feeling, afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
24
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2003), h. 73. 25
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 756 26
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Mizan Publika,
2004), Cet.I, h. 65. 27
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara), h. 158.
21
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi
memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena
terangsang/ terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah
tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.28
Jadi menurut Mc. Donald motivasi adalah perubahan energi yang
terdapat di dalam diri seseorang yang di tandai dengan “feeling” dan
direspon dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Peranan motivasi sangat
penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar, para peserta didik yang
tidak mempunyai cukup motivasi tentu memiliki minat yang sangat terbatas
untuk mempelajari materi pembelajarannya. Mereka tidak terdorong untuk
mencari informasi yang dibutuhkan, melakukan upaya-upaya pendalaman
materi yang sedang digeluti. Individu yang tidak mempunyai motivasi
dengan sendirinya menjadi kurang tekun dan tidak memiliki tujuan-tujuan
yang ingin dicapai dalam belajar. Oleh karena itu motivasi sangat penting
dalam belajar.29
Motivasi tumbuh didorong oleh kebutuhan (need) seseorang, seperti
kebutuhan menjadi orang kaya maka seseorang berusaha mencari
penghasilan sebanyak-banyaknya dengan jalan berdagang, berbisnis,
menjadi pengusaha, dan sebagainya.30
Menurut Winkel yang dikutip di
dalam buku Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, mengibaratkan
motivasi dengan kekuatan mesin di kendaraan. Mesin yang berkekuatan
tinggi menjamin lajunya kendaraan meski jalan itu mendaki dan kendaraan
membawa muatan yang berat. Namun motivasi belajar tidak hanya
memberikan kekuatan pada daya-daya belajar, tetapi juga memberi arah
yang jelas. Kendaraan dengan tenaga mesin yang kuat akan mampu
mengatasi rintangan yang ditemukan di jalan, tetapi belum memberi
28
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2011)
Cet. XIX, h. 74. 29
Jurnal Provitae, Belajar dan Motivasi: Bagaimana Mengembangkan Motivasi Internal
oleh Fidelis E. Waruyu, Volume 2, No.2, November 2006. 30
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, ( Jakarta: Gaung Persada
Press, 2007), Cet. II, h. 173.
22
kepastian kendaraan akan sampai pada tujuan yang dikehendaki. Keputusan
sangat tergantung pada sang sopir. Dalam motivasi belajar, siswa sendiri
berperan baik sebagai mesin yang kuat atau lemah, maupun sang sopir yang
menetukan tujuan.31
Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar,
para ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan
dengan (1) arah perilaku, (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar
siswa memilih mengikuti tindakan tertentu, dan (3) ketahanan perilaku atau
seberapa lama seseorang itu terus menerus berperilaku menurut cara
tertentu. Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri
seseorang untut melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan,
pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarahkan minat belajar untuk
tercapainya suatu tujuan. Siswa akan bersungguh-sungguh belajar karena
termotivasi mencari prestasi, mendapatkan kedudukan dalam jabatan,
menjadi politikus, dan memecahkan masalah.32
Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.33
Jadi dari beberapa definisi motivasi yang telah dijabarkan di atas
dapat di ambil kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah daya penggerak
atau perubahan energi yang aktif yang terdapat di dalam diri seseorang yang
di tandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan sehingga memberikan arah pada kegiatan belajar
agar tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
31Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2004), h. 83 32
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2004), h. 80 33
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2003), h. 75
23
2. Macam-macam Motivasi
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam: Pertama, motivasi
intrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam
diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan
belajar.34
Alam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan
terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik
sulit sekali melakukan aktivitas belajar secara terus-menerus.35
Siswa yang
memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan untuk menjadi orang yang
terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.
Dorongan yang menggerakan belajar bersumber pada suatu kebutuhan,
kebutuhan yang berisikan suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan
keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi
motivasi intrinsik muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara
esensial, bukan sekedar symbol dan seremonial.36
Kedua, motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan
keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya
untuk melakukan kegiatan belajar.37
Motivasi ekstrinsik bukan berarti
motivasi yang tidak diperlukan dan tidak dalam pendidikan. Motivasi
ekstrinsik diperlukan agar anak mw belajar. Berbagai macam cara dapat
dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil
mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam
belajar, dengan memanfaatkan ekstrinsik dalam berbagai bentuk.38
Contoh-
contoh konkret motivasi ekstrinsik misalnya: pujian dan hadiah, peraturan
atau tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru dan seterusnya.
34
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 151 35
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 150 36
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2003), h. 90 37
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 152 38
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 151
24
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Ada tiga fungsi motivasi yaitu sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menetukan perbuatan-perbuatan yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.39
Di samping itu ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi
sebagai pendorong usaha dan mencapai prestasi. Seseorang melakukan
suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam
belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain, hasil belajar
akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang
diberikan, maka akan semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi
akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
4. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar
seseorang. Tidak ada seorangpun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada
motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Ada beberapa prinsip motivasi
dalam belajar yaitu sebagai berikut: pertama, motivasi sebagai dasr
penggerak yang mendorong aktivitas belajar. Seseorang melakukan aktivitas
belajar karena ada yang mendorongnya, motivasilah sebagai dasar
penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Kedua, motivasi
intrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar. Guru lebih
banyak memutuskan member motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik
dan efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah
kecendrungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu diluar
39
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2003), h. 85
25
dirinya.Oleh karena itu motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.Anak
didik yang belajar berdasarkan motivasi intrinsic sangat sedikit terpengaruh
dari luar. Semangat belajar sangat kuat.
Ketiga, motivasi berupa pujian lebik baik dari pada hukuman.Meski
hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik,
tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Memuji orang lain
berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan
memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi
kerjanya. Keempat, motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam
belajar. Guru yang berpengalaman cukup bijak memanfaatkan kebutuhan
anak didik, sehingga dapat memancing semangat belajar anak didik agar
menjadi anak yang gemar belajar. Anak didik pun giat belajar untuk
memenuhi kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya terhadap
sesuatu. Kelima, motivasi dapat memupuk optimis dalam belajar. Anak
didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat
menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar
bukanlah kegiatan yang sia-sia, hasilnya pasti akan berguna, tidak hanya
kini tetapi juga duhari-hari mendatang. Keenam, motivasi melahirkan
prestasi dalam belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indicator
baik buruknya prestasi belajar seorang anak didik.40
5. Bentuk-bentuk motivasi dalam belajar
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam
rangka mengarahkan kegiatan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut:
a. Memberi angka
Memberikan angka sebagai symbol atau nilai dari hasil aktivitas
belajar anak didik.
b. Hadiah
40
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 152-155
26
Dapat juga dikatakan sebagai motivasi, yakni memberikan sesuatu
kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan. Hadiah
disesuaikan dengan prestasi yang dicapai oleh seseorang.
c. Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong anak didik agar mereka antusias belajar.
d. Ego-involment
Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri.
e. Memberi ulangan
Ulangan dapat dijadikan sebagai alat motivasi dan merupakan strategi
yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih giat belajar.
f. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk lebih giat.
g. Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Guru dapat memanfaatkan pujian
untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan
di sekolah.
h. Hukuman
Hukuman merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan melakukan
pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif
adalah hukuman yang mendidik yang bertujuan memperbaiki sikap
dan perbuatan anak didik yang dianggap salah.
i. Hasrat untuk belajar
Berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar,
sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik dari pada anak
didik yang tak berhasrat untuk belajar.
27
j. Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar dan minat
merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan
antusias belajar anak didik dalam rentan waktu tertentu. Mengenai
minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai
berikut:
1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.
3) Member kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
4) Menggunakan bernagai macam bentuk mengajar.
k. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak didik
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan
memahami tujuan yang harus dicapai, dirasakan akan sangat berguna
dan menguntungkan sehingga menimbulkan keinginan untuk terus
belajar.41
C. Pendidikan Agama Islam Sebagai Bidang Studi
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama
Republik Indonesia, merumuskan pengertian Pendidikan Agama Islam
yaitu: “usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,
menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.”42
Pendidikan Agama Islam yaitu usaha sadar, yakni suatu kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan agama Islam yang dilakukan secara
41
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2003), h. 92-95 42
H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet.
I, h. 111
28
berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.43
Muhaimin
menyatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah upaya mendidikkan
agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi way of life
(pandangan dan sikap hidup) seseorang.44
Dalam pengertian lain, Ramayulis
menyatakan bahwa pendidikan agama Islam adalah “upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, mengimani, bertaqwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran
Islam dari sumber utamanya kitab suci al-quran dan al-hadis, melalui
kegiatan bimbingan pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman”.45
Menurut Zakiyah Darajat “Pendidikan Agama Islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang
pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup.”Sedangkan menurut A. Tafsir “pendidikan agama Islam
adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia
berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.”46
Berdasarkan beberapa pengertian Pendidikan Agama Islam di atas,
penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha
sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik
untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah ditentukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk
“meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang
43
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2008),
Cet. IV, h. 76. 44
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2009), h. 7 45
Ramayulis, Pendidikan Islam dalam Ru mah Tangga, (Jakarta: Kalam Mulia, 1987), h. 10-11 46
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,(Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h. 130.
29
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”47
Pendidikan agama Islam mempunyai tujuan kurikuler yang
merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang
tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, yaitu “Pendidikan
Nasional yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”48
Berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya
haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan
melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga
dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik
yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat
kelak.49
Mata pelajaran pendidikan agama Islam secara keseluruhannya
mencakup al-Qur‟an dan al-Hadits, keimanan, akhlak, fiqh, dan sejarah,
sekaligus menggambarkan perwujudan keseimbangan hubungan manusia
dengan Allah, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun
lingkungannya.
a. Tujuan
1) Al-Quran Hadis
a) Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap al-Qur'an dan
hadis
b) Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam
al-Qur'an dan hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan
menghadapi kehidupan
2) Aqidah Akhlak
47
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam,…h. 78. 48
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,…h. 140. 49
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,…h. 136.
30
a) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan,
dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
b) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan
menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari
ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.
3) Fikih
a) Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan
tatacara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek
ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam
kehidupan pribadi dan sosial.
b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam
menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia
dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama
manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan
lingkungannya.
4) Sejarah Kebudayaan Islam
a) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam
yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
b) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu
dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau,
masa kini, dan masa depan
c) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah
secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
31
5) Bahasa Arab
a) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab,
baik lisan maupun tulis yang mencakup empat kecakapan
berbahasa, yakni menyimak (istima‟), berbicara (kalam),
membaca (qira'ah), dan menulis (kitabah).
b) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab
sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar,
khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.50
b. Ruang Lingkup
1) Al-Qur’an-Hadis
a) Masalah dasar-dasar ilmu al-Qur'an dan al-Hadis, meliputi:
(1) Pengertian al-Qur'an menurut para ahli
(2) Pengertian hadis, sunnah, khabar, atsar dan hadis qudsi
(3) Bukti keotentikan al-Qur'an ditinjau dari segi keunikan
redaksinya, kemukjizatannya, dan sejarahnya
(4) Isi pokok ajaran al-Qur'an dan pemahaman kandungan ayat-
ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-Qur'an
(5) Fungsi al-Qur'an dalam kehidupan
(6) Fungsi hadis terhadap al-Qur'an
b) Tema-tema yang ditinjau dari perspektif al-Qur'an dan al-hadis,
yaitu:
(1) Manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi.
(2) Demokrasi.
(3) Keikhlasan dalam beribadah
(4) Nikmat Allah dan cara mensyukurinya
(5) Perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup
(6) Pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhuafa
(7) Berkompetisi dalam kebaikan.
50
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 Tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, BAB VIII
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran PAI Madrasah Aliyah.
32
(8) Amar ma „ruf nahi munkar
(9) Ujian dan cobaan manusia
2) Akidah-Akhlak
Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah
Aliyah meliputi:
a) Aspek akidah terdiri atas: prinsip-prinsip akidah dan metode
peningkatannya, al-asma‟ al-husna, macam-macam tauhiid
seperti tauhiid uluuhiyah, tauhiid rubuubiyah, tauhiid ash-shifat
wa al-af‟al, tauhiid rahmaaniyah, tauhiid mulkiyah dan lain-lain.
b) Aspek akhlak terdiri atas: masalah akhlak yang meliputi
pengertian akhlak, induk-induk akhlak terpuji dan tercela, metode
peningkatan kualitas akhlak; macam-macam akhlak terpuji seperti
husnuzh-zhan, taubat, akhlak dalam berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, rida, amal salih,
persatuan dan kerukunan.
3) Fikih
Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Aliyah meliputi
kajian tentang prinsip-prinsip ibadah dan syari‟at dalam Islam; hukum
Islam dan perundang-undangan tentang zakat dan haji, hikmah dan cara
pengelolaannya; hikmah kurban dan akikah; ketentuan hukum Islam
tentang pengurusan jenazah; hukum Islam tentang kepemilikan; konsep
perekonomian dalam Islam dan hikmahnya; hukum Islam tentang
pelepasan dan perubahan harta beserta hikmahnya; hukum Islam tentang
wakaalah dan sulhu beserta hikmahnya; hukum Islam tentang daman dan
kafaalah beserta hikmahnya; riba, bank dan asuransi; ketentuan Islam
tentang jinaayah, Huduud dan hikmahnya; ketentuan Islam tentang
peradilan dan hikmahnya.
4) Sejarah Kebudayaan Islam
Ruang lingkup mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam di
Madrasah Aliyah meliputi :
33
a) Dakwah Nabi Muhammad pada periode Makkah dan periode
Madinah.
b) Kepemimpinan umat setelah Rasulullah SAW wafat.
c) Perkembangan Islam periode klasik/zaman keemasan (pada tahun
650 M – 1250 M).
d) Perkembangan Islam pada abad pertengahan/zaman kemunduran
(1250 M – 1800 M).
e) Perkembangan Islam pada masa modern /zaman kebangkitan
(1800-sekarang).
f) Perkembangan Islam di Indonesia dan di dunia.
5) Bahasa Arab
Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah terdiri atas bahan
yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog
tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja,
kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, wawasan Islam,
hari-hari besar Islamdan tokoh-tokoh Islam untuk melatih keempat aspek
kemampuan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis.51
3. Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi Peserta Didik
Dengan melihat arti, tujuan, dan ruang lingkup pendidikan Islam,
jelaslah bahwa dengan pendidikan Islam kita berusaha untuk membentuk
manusia yang berkepribadian kuat dan baik berdasarkan pada ajaran agama
Islam. Oleh karena itulah pendidikan Islam sangat penting sebab dengan
pendidikan Islam, orang tua dan guru berusaha secara sadar memimpin dan
mendidik anak untuk diarahkan kepada perkembangan jasmani dan rohani
sehingga mampu membentuk kepribadian yang utama yang sesuai dengan
ajaran agama Islam.
51
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 Tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, BAB VIII
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran PAI Madrasah Aliyah.
34
Pendidikan agama Islam hendaknya ditanamkan dalam pribadi anak
sejak ia lahir bahkan sejak dalam kandungan dan kemudian dilanjutkan
pembinaan pendidikan ini di sekolah, mulai dari taman kanak-kanak sampai
dengan perguruan tinggi. Mengingat betapa pentingnya pendidikan agama
Islam dalam mewujudkan harapan setiap orang tua, masyarakat,
stakeholder, dan membantu terwujudnya tujuan pendidikan Nasional, maka
pendidikan agama Islam harus diberikan dan dilaksanakan di sekolah
dengan sebaik-baiknya.52
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan yang peneliti lakukan, juga telah
dilakukan oleh:
Skripsi Chairunnisa, 2010. “Hubungan Intensitas Mengakses Facebook
terhadap Motivasi Belajar Siswa di MAN 13”. Dari hasil penelitian yang di
lakukan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa,
artinya meningkatnya intensitas mengakses facebook diikuti dengan
menurunnya motivasi belajar siswa.
Skripsi Windatanti Rachmawati, 2011. “Pengaruh Penggunaan
Facebook Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Bidang Studi Pendidikan
Agama Islam di MAN Model Bangkalan”. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa facebook telah menyebabkan waktu belajar para siswa tersita karena
menjelajahi situs jejaring sosial ini, sehingga hasil belajar para siswa MAN
Bangkalan menurun secara signifikan.
Skripsi Liuza Umami, 2012. “Hubungan Penggunaan Facebook
Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS di MTs Al-
Husna Lebak Bulus Jakarta Selatan”. Hasil dari penelitian ini menunjukan
bahwa korelasi yang terjadi antara kedua variabel memiliki hubungan yang
signifikan. Keeratan variabel antara penggunaan facebook dengan kedisiplinan
belajar IPS siswa terjalin cukup signifikan. Ini dibuktikan dengan tingkat
52
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,…h. 139.
35
korelasi sebesar 0,455, adapun pengaruh dari penggunaan facebook sebesar 21
% terhadap kedisiplinan belajar IPS siswa MTs Al-Husna.
Dari tiga penelitan yang dilakukan oleh peneliti dapat di ambil
kesimpulan bahwa pengaruh intensitas penggunaan atau pemakaian facebook
terhadap motivasi belajar, hasil belajar seorang siswa dan kedisiplinan siswa.
Hubungan antara penelitian diatas dengan penelitian penulis adalah terletak
pada pengaruh intensitas penggunaan facebook terhadap pelajar.
Dalam penelitian yang dilakukan penulis ini adalah mendeteksi sejauh
mana pengaruh intensitas penggunaan facebok terhadap motivasi belajar siswa.
E. Kerangka Berpikir
Di zaman era globalisasi yang sangat modern saat ini, internet adalah
hal yang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Media–media tersebut sangat
berarti bagi perkembangan sosial remaja di dunia luar khususnya kebutuhan
untuk memperoleh informasi. Internet merupakan salah satu hasil dari
kecanggihan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi buatan manusia.
Internet adalah singkatan dari Interconnected Networking yang apabila
diartikan dalam bahasa Indonesia berarti rangkain komputer yang terhubung di
dalam beberapa rangkaian jaringan. Fungsi dari internet sangat bermacam-
macam, dan salah satunya adalah sebagai tempat komunitas jejaring sosial
dunia maya. Jejaring sosial merupakan suatu layanan dari sebuah cakupan
sistem software internet yang memungkinkan penggunanya dapat berinteraksi
dan berbagi data dengan pengguna yang lain dalam skala yang besar.
Salah satu situs jejaring sosial yang yang sedang melonjak
penggunaannya atau sedang marak belakangan ini adalah situs jejaring sosial
seperti facebook. Survei mengatakan bahwa pengguna situs jejaring sosial
facebook rata-rata berada pada user usia produktif (18-34 tahun). Saat ini
facebook sedang digemari banyak kalangan termasuk anak-anak dan remaja.
Dengan layanan ini seseorang dapat berkomunikasi dengan teman lama,
memperluas jaringn pertemanan, atau pun sekedar mengetahui keadaan atau
status teman maupun kerabat.
36
Dengan jumlah pengguna yang menggunakan layanan facebook
tersebut, maka dalam perspektif pendidikan, facebook memiliki potensi yang
cukup besar dalam menunjang kepentingan pelajar. Oleh karena itu, kehadiran
facebook sebagai salah satu jenis situs jejaring sosial di dunia maya,
merupakan perwujudan dari generasi jejaring selanjutnya (N-Gen) dengan
menggunakan layanan internet. Demikian pula dengan hasrat besar dari anak
muda untuk membuat akun dan berpartisipasi dalam situs tersebut. Besarnya
jumlah pelajaryang memiliki akun facebook dan situs jejaring sosial lainnya,
merupakan salah satu bukti bahwa pelajar Indonesia merupakan bagian dari
generasi jejaring dunia (global net generation) yang dapat menerima
danmengambil manfaat dari layanan jejaring sosial facebook ini.
Terlepas dari pentingnya pemanfaatan internet untuk kepentingan
pendidikan. Facebook merupakan sistem pertemanan yang sangat populer saaat
ini. Fenomena facebook ini tidak jarang digunakan para pelajar dari tinggkat
SD sampai Perguruan Tinggi. Alasan mereka pun bermacam-macam dalam
menggunakan akun ini, dari ingin mencari teman sebanyak-banyaknya,
mengenal dunia maya, chatting, curhat dan sebagainya. Media Handphone saat
ini telah menjadi hal yang lumrah untuk mengakses jejaring sosial facebook.
Dimana saja dan kapan saja siswa dapat selalu tehunung dengan situs jejaring
sosial facebook. Namun sering terjadi, mereka menggunakan facebook ini
secara berlebihan. Tidak jarang saat pelajaran di sekolah berlangsung ada
beberapa siswa membuka akun facebook ini dengan sembunyi-sembunyi dan
waktu untuk belajar juga sering dilalaikan hanya untuk bermain facebook.
Sehingga waktu siswa untuk belajar pun jadi berkurang dan berdampak kepada
motivasi siswa dalam belajar.
Prokontra mengenai dampak positif dan dampak negatif, khususnya
terhadap motivasi belajar siswa menarik untuk diteliti, diduga penggunaan
facebook berhubungan dengan motivasi belajar siswa. Karena itu peneliti ingin
mencari apakah ada hubungan intensitas penggunaan facebook dengan
motivasi belajar siswa pada pembelajaran PAI di SMA Darussalam Ciputat.
37
F. Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara terhadap
permasalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi
Arikunto, 2006:72) dengan demikian dapat diartikan bahwa hipotesis adalah
dugaan sementara yang dikemukakan oleh peneliti sebelum melaksanakan
penelitian. Terdapat dua hipotesis yang hendak diujikan kebenarannya pada
penelitian ini, yaitu:
1. Ho (Hipotesa Nihil)
Tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara intensitas penggunaan
facebook dengan motivasi belajar PAI.
2. Ha (Hipotesa Alternatif)
Terdapat hubungan positif dan signifikan antara intensitas penggunaan
facebook dengan motivasi belajar PAI.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengajukan hipotesis
penelitian bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara intensitas
penggunaan facebook dengan motivasi belajar PAI siswa. Dengan kata lain
menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (Ho).
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melaksanakan penelitian ini pada bulan April 2014 yang bertempat
di SMA DARUSSALAM Ciputat.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Nana Syaodih Sukmadinataberarti “rancangan
penelitian yaitu rancangan yang berisi rumusan tentang obyek atau subjek yang
akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan dan analisis
data berkenaan dengan fokus masalah tertentu”.1
Pendekatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif yang merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang
menekankan pada data yang bersifat kumulatif untuk menghasilkan penafsiran
kuantitatif yang kokoh. Untuk mendukung pemahaman yang lebih kuat, maka
dilengkapi pula dengan metode kualitatif untuk melengkapi data-data yang belum
terjelaskan melalui metode kuantitatif.
Sehingga metode penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini
adalah penelitian yang menggunakan metode deskriptif korelasional (Descriptive
Correlation Research) atau metode korelasi, yakni melihat bentuk hubungan
antara variabel-variabel yang diteliti. Metode ini bertujuan untuk meneliti sejauh
mana variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lain
berdasarkan koefisien korelasinya.2
Untuk mengetahui pengaruh intensitas penggunaan Facebook terhadap
motivasi belajar siswa maka penulis menggunakan rumus korelasi untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
1Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikani, (Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya, 2006) Cet ke II, h. 5. 2Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta :
PT. Bumi Aksara, 2009) Cet ke, h.5.
39
C. Variabel Penelitian
Dalam buku karangan Husein Umar, “Sugiyono menyatakan, bahwa
variabel adalah suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai
variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut”.3
Variabel dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel
bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas menurut Hadari Nawawi adalah sejumlah faktor yang
mempengaruhi ada munculnya faktor lain, yang pada gilirannya timbul faktor
yang kedua yang disebut variabel terikat. Sedangkan variabel terikat sejumlah
faktor dipengaruhi oleh adanya variabel bebas.4
Adapun variabel dalam penelitian ini dikaji keberpengaruhan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas yang dimaksud adalah
intensitas penggunaan Facebook (variabel X), sedangkan variabel terikat adalah
motivasi belajar siswa (variabel Y).
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang
merupakan perhatian peneliti. Jadi, populasi pada prinsipnya adalah semua
anggota kelompok manusia atau makhluk hidup lain, benda-benda, sistem
dan prosedur, fenomena dan lain-lain yang tinggal bersama dalam satu
tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir
suatu penelitian.5
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah siswa
SMA DARUSSALAM Ciputat kelas XI.
3Husein Umar, Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta : Rajawali
pers, 2011), h 47. 4Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, ( Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press, 2007), h. 60. 5Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta : PT
Bumi Aksara, 2003), cet. ke-1, h. 53.
40
2. Sampel
Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang diambil
dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik
sampling.6
Berdasarkan populasi di atas yaitu seluruh siswa kelas XI SMA
DARUSSALAM, maka untuk menentukan sampel yang diambil peneliti
menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan)7. Yaitu
penulis hanya memilih sampel siswa kelas XI. Sampel yang diambil
penulis pada penelitian ini penulis mengambil sampel 36 orang siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan proses dalam pengumpulan data dengan
melakukan kegiatan pengamatan langsung oleh peneliti dan pencatatan
sistematis terhadap penemuan-penemuan yang diselidiki di sekolah.8
Tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui gambaran umum lokasi,
keadaan gedung, sarana dan prasarana, jumlah siswa, struktur organisasi,
kegiatan proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan lain yang
berlangsung di SMA DARUSSALAM. Observasi ini dilakukan guna
mencari data yang valid yang dilakukan oleh peneliti di lokasi penelitian.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui
komunikasi secara langsung dengan responden. Dalam penelitian ini
teknik wawancara dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data
tentang pendapat guru dalam hal ini adalah guru mata pelajaran PAI
mengenai penggunaan Facebook dengan motivasi belajar pada mata
pelajaran PAI.
6Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, op. cit., h. 43.
7Ibid., h. 45.
8Husein Umar, op. cit., h. 51
41
3. Angket
Angket merupakan daftar pernyataan atau pertanyaan yang
diberikan kepada responden untuk diisi.9Setelah itu hasilnya akan
dianalisa oleh yang melakukan penelitian, angket ini bertujuan untuk
menjaring tentang kecerdasan spiritual siswa/i terhadap prestasi belajar di
sekolah.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen non tes, salah
satunya menggunakan angket yang diberikan kepada para responden untuk
mengetahui sikap keagamaan siswa.
Adapun kisi-kisi instrumen pada penelitian yang penulis gunakan dalam
pembuatan angket adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Kisi-kisi instrumen penelitian.
No Variabel Indikator Butir soal
1 Penggunaan
-Menghabiskan
waktu untuk
menggunakan
1,2,3,4,5, 9, 10, 11, 12
- Pikiran tertuju
pada facebook
6, 7, 8, 16, 17
-konsentrasi
berlebih pada saat
menggunakan
facebook.
14, 15, 19, 24, 25
- Mempunyai
semangat yang
lebih ketika
sedang
menggunakan
facebook.
13, 18, 20, 21, 22, 23, 26,
27, 28, 29, 30
9Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, op. cit., h. 57
42
2 Motivasi
Belajar
- Motivasi Instinsik
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30
Supaya instrumen yang diberikan kepada responden benar-benar baik,
terlebih dahulu dilakukan pengujian, antara lain:
1. Uji Validitas
Uji validitas untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen yang
diperoleh dari angket (kuesioner) untuk mendapatkan data tentang variabel
kultur pesantren dan karakter santri. Pengujian validitas dilakukan
menggunakan program SPSS 17 dengan metode Korelasi Product Momentdari
Pearson, dengan melihat angka koefisien korelasi (r) yang menyatakan
hubungan antara skor per item dengan skor total. Dengan rumus sebagai
berikut:10
( ) ( )
√* ( ) | ( ) +
Keterangan:
rxy : Angka Indeks Korelasi “r” product Moment
N : Number of Cases
∑XY : Jumlah hasil perkalian skor X dan Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
10
SyofianSiregar, StatistikParametrikUntukPenelitianKuantitatif, ( Jakarta : BumiAksara, 2013), cet. 1, h. 82.
43
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berfungsi untuk meyakinkan apakah instrumen yang
dipakai dapat dipercaya untuk menggali data atau tidak. Pengujian
reliabilitas dilakukan menggunakan program SPSS 17 dengan koefisien
Cronbach’s untuk mengetahui reliabilitas skala instrumen penelitian dapat
dilihat pada kategori reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Reliabilitas
Kriteria Koefisiensi Reliabilitas
Sangat Reliabel
Reliabel
Cukup Reliabel
Kurang Reliabel
Tidak Reliabel
>0,9
0,7 – 0,9
0,4 – 07
0,2 – 0,4
<0,2
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Setelah data terkumpul dengan lengkap, tahap selanjutnya data yang
terkumpul kemudian diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah dan
hipotesa penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan pengolahan data dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
Adapun teknik pengolahan data, sebagai berikut:
1. Editing Data
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh
para pengumpul data.Dimana tujuanya adalah untuk mengurangi kesalahan
atau kekurangan yang ada di dalam daftar pertanyaan yang sudah
diselesaikan sampai sejauh mungkin.11
11
Ibid,h.153
44
2. Kooding
Kooding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden
kedalam karegori-kategori . Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara
memberi tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.12
Untuk lebih memudahkan dalam menyimpulkan hasil penelitian dari setiap
variabel, maka dari jawaban angket yang hanya berupa angka
dideskripsikan dengan kata-kata, yaitu :
Tabel 3.4
Pengukuran Secara Deskripsi
Alternatif Jawaban
Pernyataan
Positif Negatif
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidakpernah
4
3
2
1
1
2
3
4
3. Tabulating
Pada tahap tabulating ini, data yang didapat dari responden melalui proses
penyebaran angket dipindahkan ke dalam bentuk tabel. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan pembacaan dan penghitungan data.
Adapun teknik pengolahan data, sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya persentase dari
responden. Rumus yang digunakan adalah:
12
Ibid,h.154
45
Keterangan:
P : Persentase yang dicari
F : Frekuensi
n : Jumlah responden
2. Analisis Mean
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui besarnya mean (rata-rata) nilai
angket hasil belajar Akidah Akhlak siswa dan angket sikap keagamaan
siswa. Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan:
= Mean (rata-rata)
∑x = Jumlah variabel x
N = Number of Cases
Penilaianan analisis mean dapat dilihat pada table berikut:
Tabel3.5
Penilaian Analisis Mean Intensitas Penggunaan Facebook
dan Motivasi Belajar
No Rentang Nilai Kriteria
1 91-120 Sangat Baik
2 61-90 Baik
3 31-60 Cukup
4 0-30 Kurang
3. Uji Korelasi
Perhitungan korelasi menggunakan Product Moment.Dimana Product
Moment Correlation adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi
antara dua variable yang kerap kali digunakan. Teknik korelasi ini
46
dikembangkan oleh Karl Pearson.Dan penulis menghitungnya dengan
bantuan spss 17.
√( ) ( ) ( ( )
Keterangan :
: Angka indeks “r” produk moment (antara variabel X dan Y)
n : Jumlah responden
∑ xy : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
∑ x :Jumlah seluruh skor X
∑ y : Jumlah seluruh skor Y.13
4. Interpretasi Data
Cara memberikan interprestasi terhadap angka indeks korelasi “r” product
moment yang telah diperoleh dari perhitungan kita dapat memberikan
interpretasi. Dalam hubungan ini ada dua macam cara yang ditempuh
dalam menginterpretasikan data yang diperoleh, sebagaimana Anas
Sudijono sebutkan dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Statistik
Pendidikan” yaitu:
a. Memberikan interpretasi angka indeks korelasi product moment dengan
pedoman sebagai berikut:
Tabel 3.6
interpretasi angka indeks korelasi product moment
Besarnya “r” Product Moment
(rxy)
Interpretasi
0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y
memang terdapat kolerasi, akan tetapi
kolerasi itu sangat lemah atau sangat
rendah sehingga kolerasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada
13
Anas Sudijono, PengantarStatistika Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2010), hal 206.
47
kolerasi atau pengaruh antara variabel
X dan variabel Y)
0,20 -0,40 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat kolerasi yang lemah atau
rendah.
0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat kolerasi yang sedang atau
cukupan.
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat kolerasi yang kuat atau
tinggi.
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat kolerasi yang sangat kuat
atau sangat tinggi.
b. mencocokkan hasilnya dengan tabel nilai koefisien korelasi “r” Product
Moment baik pada taraf signifikan 5% ataupun pada taraf 1%,
kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang
signifikan atau tidak.
Untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi “r”
Product Moment, prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan Hipotesa Alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil (Ho)
Ho : Tidak adanya (tidak terdapat) korelasi antara intensitas penggunaan
facebook dengan motivasi belajar siswa.
Ha : Adanya (terdapat) korelasi antara intensitas penggunaan facebook dengan
motivasi belajar siswa.
2. Menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesa yang telah diajukan, dengan cara
membandingkan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai (db) atau
degree of freedom (df). Adapun rumusnya sebagai berikut:
48
Df = N – nr
Keterangan:
Df : Degree of freedom
N : Number of cases
nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan.
Untuk mencari kontribusi variabel X terdapat variabel Y, penulis
menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r² x 100%
Keterangan:
KD : Koefisien determinasi (kontribusi variabel X terhadap variabel Y)
r² : Koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y
H. Hipotesis Statistik
Jika r hitung > r tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika r
hitung < r tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
49869
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah SMA Darussalam Ciputat
1. Sejarah Sinkat Sekolah
Sekolah menengah atas (SMA) Darussalam Ciputat yang pada saat ini
berstatus terakreditasi A didirikan pada tahun 1987, atas prakarsa Ketua Yayasan
Pendidikan Islam (YPI) Darussalam Drs. H.M. Salman Faris.
SMA Darussalam Ciputat yang beralamat di jalan OTISTA No. 36
Cimanggis Ciputat dipimpin oleh periode pertama tahun 1987 oleh H. Abdul
Kohir M, Bsc sempat tidak aktif sampai dengan tahun 2000, periode tahun 2000
sampai 2003 dipimpin oleh Drs. Marpudin, periode 2003 sampai sekarang
dipimpin oleh Marul Wa’id, S.Ag dengan jumlah tenaga pengajar 27 guru dan staf
tata usaha berjumlah 3 orang, dengan jumlah siswa sekitar 350 siswa.
SMA Darussalam Ciputat Kota Tanggerang Selatan berada di jalan
OTISTA Rt 01/010 No. 36 Desa Ciputat, Kota Tanggerang Selatan, Provinsi
Banten yang terletak sekitar 4km dari pusat pemerintahan dari Kota Tanggerang,
secara topografi SMA Darussalam Ciputat berada pada ketinggian 44M dari
permukaan laut.
SMA Darussalam Ciputat berbatasan dengan:
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pamulang dan wilayah Serpong.
Sebelah Timur berbatsan dengan Kecamatan Pondok Aren.
Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pamulang.
2. Visi dan Misi
Visi SMA Darussalam ini adalah menciptakan siswa-siswi yang Cerdas,
Inovatif, Nalar, Taqwa, Aktif (CINTA).
Sedangkan Misi dari SMA Darussalam ini adalah Membantu siswa yang
cerdas, kreatif dan mandiri, mengembangkan daya nalar siswa dan mandiri,
membentuk siswa yang beriman dan berbudi pekerti, Membina minat dan bakat
siswa baik di dalam maupun di luar sekolah.
49
50
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
Guru dan tenaga kependidikan di SMA Darussalam ini sebanyak 13 orang
guru. Berikut ini nama beserta jabatan dan mata pelajaran yang diajarkan :
a. Ketua Yayasan YPI Darussalam Ciputat
Nama : Drs. H.M. Salman Faris, S.E
Jabatan : Ketua yayasan
b. Kepala sekolah
Nama : Marul Wa’id
Jabatan : Kepala Sekolah
c. Dewan guru beserta staf
1) Ismail Fahmi S.T menjabat sebagai Wakil kepala sekolah dan bagian
kurikulum.
2) Wisa Dwitiara, S.Si,Apt menjabat sebagai bidang kesiswaan dan guru
geografi serta bahasa inggris
3) Bambang Adi Rustam menjabat sebagai guru sosiologi.
4) Mulyadi, S. Pdi menjabat sebagai guru biologi
5) Muslihudin,S.Pdi menjabat sebagai guru agama dan al-qur’an.
6) Ubaidillah, S.S sebagai guru sejarah.
7) Sophan Sopian S, S. Kom menjabat sebagai guru TIK.
8) Priyanto sebagai guru kesenian.
9) Islah Cahyadi, S.H menjabat sebagai guru PPKN.
10) M Yahya, S.Pd menjabat sebagai guru agama dan al-qur’an.
11) Drs Ardila menjabat sebagai guru sosiologi.
12) Nur Asma, S.E, M.M jabatan sebagai guru ekonomi.
13) Luki Yunita, S.Pdi menjabat sebagai guru kimia.
51
4. Data Siswa
Tabel 4.1
Data Jumlah Siswa
NO KELAS L P JUMLAH
1 X.1 24 11 35
2 X.2 21 10 31
3 X.3 25 9 34
4 X.4 16 12 28
JUMLAH 86 42 128
1 XI IPA 1 11 21 32
2 XI IPS 2 25 6 31
3 XI IPS 3 27 4 31
4 XI IPS 4 16 6 22
JUMLAH 79 37 116
1 XII IPA 1 25 14 39
2 XII IPS 2 31 8 39
3 XII IPS 3 33 8 41
JUMLAH 89 30 119
TOTAL 254 109 363
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA Darussalam Ciputat meliputi:
Gedung milik sendiri. Memiliki ruang belajar yang terdiri dari tiga
lantai. Serta SMA Darussalam mempunyai beberapa laboratorium diantaranya :
Laboratorium bahasa ( Full AC), Laboratorium Komputer + internet ( Full AC)
dan Laboratorium IPA ( Biologi, Fisika, dan Kimia). Ada pula Sarana Olahraga
52
(Hall Mini). Perpustakaan tempat siswa-siswi untuk membaca. Sarana ibadah
(Masjid) untuk tetap bisa mendekatkan diri kepada sang Pencipta. Ruang kesenian
seperti studio music dan memiliki kantin sekolah yang nyaman.
B. Deskripsi Data
Deskripsi data variabel penelitian ini, penulis menganalisis datadan
terdapat dua varibel yaitu varibel intensitas penggunaan facebook(varibel X) dan
variabel motivasi belajar siswa(varibel Y) yang masing-masing variabel terdiri
dari 30 item pertanyaan, jadi dari keduanya terdapat 60 item pertanyaan. Pada
variabel (X) yang dapat dijadikan bahan untuk penelitian sebanyak 30 item
pertanyaan dari 30 item setelah diuji validitas soal dengan spss 17, sedangkan
untuk variabel (Y) yang dapat dijadikan bahan untuk penelitian sebanyak 30 item
dari 30 pertanyaan yang telah diuji validitas soal dengan mengunakan spss 17.
Adapun peneliti mendapatkan sampel yang terdiri dari 36siswa, mereka
semua berada dikelas dua SMA yang terdiri dari 4 kelas yaitu: kelas A, kelas B,
kelas C dan kelas D.
1. Intensitas Penggunaan Facebook
Setelah data yang diperoleh dari hasil jawaban siswa melalui angket,
selanjutnya dianalisa dan dikelompokkan sesuai dengan jawaban yang
sejenis ke dalam tabulasi pengelompokkan, kemudian masing-masing data
jawaban tersebut dipersentasekan terhadap jumlah jawaban sesuai dengan
masing-masing item tersebut dengan menggunakan rumusan seperti yang
telah di jelaskan di bab III, sebagai berikut:
P : Persentase yang dicari
F : Frekuensi
N : Number of cases
53
Bagian ini mendeskripsikan variabel X yaitu intensitas penggunaan
facebook dilihat dari empat indikatornya. Deskripsi tersebut dapat dilihat
pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.2
Akses facebook setiap hari selama seminggu (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
1. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
4
5
14
13
11,11%
13,89%
38,89%
36,11%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswamengakses facebook setiap hari selama
seminggu, dengan penyebaran frekuensi jawaban 11,11% responden
menjawab selalu, 13,89% responden menjawab sering,38,88%
responden menjawab kadang-kadang dan 36,11% responden menjawab
tidak pernah.
Tabel 4.3
Akses facebook 3-4 hari dalam seminggu (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
2. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
5
7
14
10
13,89%
19,44%
38,89%
27,78%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswamengakses facebook 3-4 hari dalam
seminggu, dengan penyebaran frekuensi jawaban 13,89% responden
menjawab selalu, 19,44% responden menjawab sering, 38,89%
responden menjawab kadang-kadang dan 27,78%responden menjawab
tidak pernah.
54
Tabel 4.4
Akses facebook 1-2 hari dalam seminggu (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
3. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
6
8
13
9
16,67%
22,22%
36,11%
25%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswamengakses facebook 1-2 hari dalam
seminggu, dengan penyebaran frekuensi jawaban 16,67% responden
menjawab selalu, 22,22% responden menjawab sering, 36,11%
responden menjawab kadang-kadang dan 25%responden menjawab
tidak pernah.
Tabel 4.5
Tidak pernah mengakses facebook dalam seminggu (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
4. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
3
12
9
12
8,34%
33,33%
25%
33,33%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswamengikuti pengajian takhassus di
sekolah, dengan penyebaran frekuensi jawaban 8,34% responden
menjawab selalu, 33,33% responden menjawab sering, 25% responden
menjawab kadang-kadang dan 33,33% responden menjawab tidak
pernah.
55
Tabel 4.6
Perasaan senang jika sedang membuka facebook (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
5. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
6
3
21
6
16,67%
8,33%
58,33%
16,67%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswamerasa senang jika sedang membuka
facebook, dengan penyebaran frekuensi jawaban 16,67% responden
menjawab selalu, 8,33% responden menjawab sering, 58,33%
responden menjawab kadang-kadang dan 16,67%responden menjawab
tidak pernah.
Tabel 4.7
Perasaan penasaran jika satu jam saja saya tidak melihat status
teman-teman saya difacebook (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
6. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
2
1
17
16
5,56%
2,78%
47,22%
44,44%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswamerasa penasaran jika satu jam saja
saya tidak melihat status teman-teman saya difacebook, dengan
penyebaran frekuensi jawaban 44,44% responden menjawab selalu,
47,22% responden menjawab sering, 2,78% responden menjawab
kadang-kadang dan 5,56% respondenmenjawab tidak pernah.
56
Tabel 4.8
Menghabiskan waktu senggang saya untuk membuka facebook (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
7. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
11
13
8
4
30,56%
36,11%
22,22%
11,11%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswamenghabiskan waktu senggang saya
untuk membuka facebook, dengan penyebaran frekuensi jawaban
30,66% responden menjawab selalu, 36,11% responden menjawab
sering, 22,22% responden menjawab kadang-kadang dan 11,11%
respondenmenjawab tidak pernah.
Tabel4.9
Menyempatkan untuk online ketika sedang belajar (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
8. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
12
9
12
3
33,33%
25%
33,33%
8,34%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswaketika sedang belajarmenyempatkan
untuk online, dengan penyebaran frekuensi jawaban 33,33% responden
menjawab selalu, 25% responden menjawab sering, 33,33% responden
menjawab kadang-kadang dan 8,34% responden menjawab tidak
pernah.
57
Tabel 4.10
Penggunaan facebook selama 1-2 jam dalam sehari (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
9. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
2
3
16
15
5,56%
8,33%
44,44%
41,67%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswamenggunakan facebook selama 1-2 jam
dalam sehari, dengan penyebaran frekuensi jawaban 5,56% responden
menjawab selalu, 8,33% responden menjawab sering, 44,44%
responden menjawab kadang-kadang dan 41,67% responden menjawab
tidak pernah.
Tabel 4.11
Penggunaan facebook selama 2-3 jam dalam sehari (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
10. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
2
8
17
9
5,56%
22,22%
47,22%
25%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswamenggunakan facebook selama 2-3 jam
dalam sehari, dengan penyebaran frekuensi jawaban 5,56% responden
menjawab selalu, 22,22% responden menjawab sering, 47,22%
responden menjawab kadang-kadang dan 25% responden menjawab
tidak pernah
58
Tabel 4.12
Penggunaan facebook 3-5 jam dalam sehari (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
11. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
4
5
14
13
11,11%
13,89%
38,89%
36,11%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswamenggunakan facebook 3-5 jam dalam
sehari, dengan penyebaran frekuensi jawaban 11,11% responden
menjawab selalu, 13,89% responden menjawab sering38,89%
responden menjawab kadang-kadang dan 36,11% responden menjawab
tidak pernah.
Tabel 4.13
Penggunaan facebook kurang dari 1 jam dalam sehari (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
12. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
0
1
23
12
0%
2,78%
63,89%
33,33%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswamenggunakan facebook kurang dari 1
jam dalam sehari, dengan penyebaran frekuensi jawaban 0% responden
menjawab selalu, 2,78% responden menjawab sering, 1,67% responden
menjawab kadang-kadang dan 33,33% responden menjawab tidak
pernah.
59
Tabel 4.14
Perasaan cepat bosan, jika terlalu lama membuka facebook (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
13. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
4
5
14
13
11,11%
13,89%
38,89%
36,11%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswamerasa cepat bosan, jika terlalu lama
membuka facebook, dengan penyebaran frekuensi jawaban 11,11%
responden menjawab selalu, 13,89% responden menjawab
sering,38,89% responden menjawab kadang-kadang dan 36,11%
responden menjawab tidak pernah.
Tabel 4.15
Sikap kurang betah jika menatap layar monitor lebih dari 30 menit (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
14. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
4
3
16
13
11,11%
8,34%
44,44%
36,11%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswakurang betah jika menatap layar
monitor lebih dari 30 menit, dengan penyebaran frekuensi jawaban
11,11% responden menjawab selalu, 8,34% responden menjawab
sering, 44,44% responden menjawab kadang-kadang dan 36,11%
responden menjawab tidak pernah.
60
Tabel 4.16
Ketika sedang membuka facebook suka lupa waktu (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
15. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
2
7
16
11
5,56%
19,44%
44,44%
30,56%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswaketika sedang membuka facebook suka
lupa waktu, dengan penyebaran frekuensi jawaban 5,56% responden
menjawab selalu, 19,44% responden menjawab sering, 44,44%
responden menjawab kadang-kadang dan 30,56% responden menjawab
tidak pernah.
Tabel 4.17
Memikirkan facebook ketika sedang tidak online (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
16. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
3
12
9
12
8,34%
33,33%
25%
33,33%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswamemikirkan facebook ketika sedang
tidak online, dengan penyebaran frekuensi jawaban 8,34% responden
menjawab selalu, 33,33% responden menjawab sering,25% responden
menjawab kadang-kadang dan 33,3% responden menjawab tidak
pernah.
61
Tabel 4.18
Menyempatkan untuk mengupdate status ketika dalam pelajaran(-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
17. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
15
16
3
2
41,67%
44,44%
8,33%
5,56%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswaketika dalam pelajaran menyempatkan
untuk mengupdate status, dengan penyebaran frekuensi jawaban
41,67% responden menjawab selalu, 44,44% responden menjawab
sering,8,33% responden menjawab kadang-kadang dan 5,56%
responden menjawab tidak pernah.
Tabel 4.19
Menyempatkan untuk makan dan minum, walaupun sedang asik
chatting dengan teman (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
18. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
15
5
9
7
41,67%
13,89%
25%
19,44%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswawalaupun sedang asik chatting dengan
teman, menyempatkan untuk makan dan minum, dengan penyebaran
frekuensi jawaban 41,67% responden menjawab selalu, 13,89%
responden menjawab sering, 25% responden menjawab kadang-kadang
dan 19,44% responden menjawab tidak pernah.
62
Tabel 4.20
Akses facebook menggunakan handphone dimana pun saya berada (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
19. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
7
12
10
7
19,44%
33,34%
27,78%
19,44%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswamengakses facebook menggunakan
handphone dimana pun siswa berada, dengan penyebaran frekuensi
jawaban 19,44% responden menjawab selalu, 33,34% responden
menjawab sering, 27,78% responden menjawab kadang-kadang dan
19,44% responden menjawab tidak pernah.
Tabel 4.21
Terganggu ketika ada yang memanggil saat sedang online di facebook (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
20. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
13
14
5
4
36,11%
38,89%
13,89%
11,11%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswaterganggu ketika ada yang memanggil
saat sedang online di facebook, dengan penyebaran frekuensi jawaban
36,11% responden menjawab selalu, 38,89% responden menjawab
sering, 13,89% responden menjawab kadang-kadang dan 11,11%
responden menjawab tidak pernah.
63
Tabel 4.22
Menghentikan membuka facebook ketika ibu meminta bantuan (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
21. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
5
7
14
10
13,89%
19,44%
38,89%
27,78%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, siswa selalu menghentikan membuka
facebook ketika ibu meminta bantuan, dengan penyebaran frekuensi
jawaban 13,89% responden menjawab selalu, 19,44% responden
menjawab sering,38,89% responden menjawab kadang-kadang dan
27,78% responden yang menjawab tidak pernah.
Tabel 4.23
Facebook membantu melupakan masalah yang
Sedangdihadapi (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
22. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
13
16
3
4
36,11%
44,44%
8,33%
11,11%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas,dengan penyebaran frekuensi jawaban 36,11%
responden menjawab selalu, 44,44% responden menjawab sering,8,33%
responden menjawab kadang-kadang dan 11,11% responden yang
menjawab tidak pernah.
64
Tabel 4.24
Tidak tertarik mendengar cerita teman ketika sedang chatting di
facebook (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
23. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
12
23
1
0
33,33%
63,89%
2,78%
0%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban
33,33% responden menjawab selalu, 63,89% responden menjawab
sering, dan 2,78% responden menjawab kadang-kadang.
Tabel 4.25
Mendapat teguran guru karena membuka handphone di kelas untuk
mengakses facebook (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
24. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
28
3
3
2
77,78%
8,33%
8,33%
5,56%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban
77,78% responden menjawab selalu, 8,33% responden menjawab
sering,8,33% responden menjawab kadang-kadang dan 5,56%
responden yang menjawab tidak pernah.
65
Tabel 4.26
Meminjam uang teman untuk bisa membuka facebook di warnet,
ketika sedang tidak punya uang (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
25. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
3
12
9
12
8,34%
33,33%
25%
33,33%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 8,34%
responden menjawab selalu, 33,33% responden menjawab sering,25%
responden menjawab kadang-kadang dan 33,33% responden yang
menjawab tidak pernah.
Tabel 4.27
Ibu memarahi jika terlalu lama online di facebook (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
26. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
4
8
13
11
11,11%
22,22%
36,11%
30,56%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban
11,11% responden menjawab selalu, 22,22% responden menjawab
sering,36,11% responden menjawab kadang-kadang dan 30,56% yang
menjawab tidak pernah.
66
Tabel 4.28
Jika di depan komputer langsung mengunjungi facebook (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
27. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
9
17
8
2
25%
47,22%
22,22%
5,56%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 25%
responden menjawab selalu, 47,22% responden menjawab
sering,22,22% responden menjawab kadang-kadang dan 5,56 responden
yang menjawab tidak pernah.
Tabel 4.29
Menunda tugas sekolah karena asik berkomentar di facebook (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
28. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
23
11
2
0
63,88%
30,56%
5,56%
0%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban
63,88% responden menjawab selalu, 30,56% responden menjawab
sering, dan 5,56% responden menjawab kadang-kadang.
67
Tabel 4.30
Berhenti membuka facebook ketika ingat ada tugas sekolah yang
belum dikerjakan (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
29. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
12
9
12
3
33,33%
25%
33,33%
8,34%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban
33,33% responden menjawab selalu, 25% responden menjawab
sering,33,33% responden menjawab kadang-kadang dan 8,33%
responden yang menjawab tidak pernah.
Tabel 4.31
Berhenti online ketika merasa bosan (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
30. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
12
9
12
3
33,33%
25%
33,33%
8,33%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban
33,33% responden menjawab selalu, 25% responden menjawab
sering,33,33% responden menjawab kadang-kadang, dan 8,33%
responden yang menjawab tidak pernah.
68
Tabel 4.32
Distribusi Frekuensi tentang hubungan intensitas penggunaan
facebookdari 36 responden
No Nama
Jawaban Jumlah
Angket
Jumlah
Skor SL SR P TP
1 Responden 1 4 24 1 1 30 59
2 Responden 2 - 9 8 13 30 94
3 Responden 3 7 22 1 - 30 54
4 Responden 4 - 9 8 13 30 94
5 Responden 5 8 6 12 4 30 72
6 Responden 6 3 17 2 8 30 75
7 Responden 7 4 9 7 10 30 83
8 Responden 8 9 21 - - 30 51
9 Responden 9 12 14 - 4 30 56
10 Responden 10 6 13 10 1 30 66
11 Responden 11 5 14 4 7 30 73
12 Responden 12 - 18 8 4 30 76
13 Responden 13 14 9 - 7 30 60
14 Responden 14 6 14 - 10 30 74
15 Responden 15 14 8 7 1 30 55
16 Responden 16 6 9 - 15 30 84
17 Responden 17 20 4 6 - 30 46
18 Responden 18 12 11 6 1 30 56
19 Responden 19 1 18 2 9 30 79
20 Responden 20 1 20 2 7 30 75
21 Responden 21 3 12 8 7 30 79
22 Responden 22 9 6 7 8 30 74
23 Responden 23 10 14 - 6 30 62
69
24 Responden 24 29 1 - - 30 31
25 Responden 25 2 16 8 4 30 74
26 Responden 26 11 12 7 - 30 56
27 Responden 27 4 9 16 1 30 74
28 Responden 28 13 17 - - 30 47
29 Responden 29 30 - - - 30 30
30 Responden 30 6 13 4 7 30 72
31 Responden 31 18 3 9 - 30 56
32 Responden 32 18 3 9 - 30 51
33 Responden 33 7 16 - 7 30 67
34 Responden 34 19 11 - - 30 41
35 Responden 35 4 10 16 - 30 72
36 Responden 36 7 11 5 7 30 72
Untuk mengetahui nilai rata-rata intensitas penggunaan facebook,
maka penulis menggunakan rumus:
∑
= 2340
36
= 65
Jadi nilai rata-rata dari penyebaran angket mengenai intensitas
penggunaan facebookadalah sebesar 65.
Tabel 4.33
Penilaian Analisis Mean Angket intensitas penggunaan
No Rentang Nilai Kriteria
1 91-120 Sangat Tinggi
70
2 61-90 Tinggi
3 31-60 Sedang
4 0-30 Rendah
Berdasarkan tabel penilaian rata-rata angket intensitas penggunaan
facebook, maka dapat dikatakan bahwa siswa sering menggunakan akses
facebook karena berada pada rentang 61-90 yang di kategorikan tinggi.
2. Motivasi belajar siswa
Tidak berbeda dengan intensitas penggunaan facebook, data hasil
motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI yang diperoleh dari hasil
jawaban siswa melalui angket, dianalisa dan dikelompokkan sesuai dengan
jawaban yang sejenis ke dalam tabulasi pengelompokkan, kemudian
masing-masing data jawaban tersebut dipersentasekan terhadap jumlah
jawaban sesuai dengan masing-masing item tersebut dengan menggunakan
rumusan sebagai berikut:
P : Persentase yang dicari
F : Frekuensi
N : Number of cases
Bagian ini mendeskripsikan variabel Y yaitu motivasi belajar siswa.
Deskripsi tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.34
Belajar lebih dari 2 jam dalam satu malam (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
1. Selalu 9 25%
71
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
18
9
0
50%
25%
0%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 25%
responden menjawab selalu, 50% responden menjawab sering, dan25%
responden menjawab kadang-kadang.
Tabel 4.35
Masuk sekolah tepat waktu (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
2. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
12
17
6
1
33,4%
47,3%
16,6%
2,7%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 33,4%
responden menjawab selalu, 47,3% responden menjawab sering, 16,6%
responden menjawab kadang-kadang, dan 2,7% menjawab tidak pernah.
Tabel 4.36
Mengobrol dengan teman pada saat guru memberikan penjelasan (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
3. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
2
8
12
14
5,5%
22,2%
33,4%
38,9%
Jumlah 36 100%
72
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 5,5%
responden menjawab selalu, 22,2% responden menjawab sering, 33,4%
responden menjawab kadang-kadang, dan 38,9% menjawab tidak
pernah.
Tabel 4.37
Meninggalkan tugas PAI sebelum menyelesaikannya (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
4. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
2
16
11
7
5,5%
44,5%
30,5%
19,5%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 5,5%
responden menjawab selalu, 44,5% responden menjawab sering, 30,5%
responden menjawab kadang-kadang dan 19,5% menjawab tidak
pernah.
Tabel 4.38
Asal-asalan dalam mengerjakan tugas PAI (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
5 Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
1
3
19
13
2,8%
8,3%
52,8%
36,1%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 2,8%
responden menjawab selalu, 8,3% responden menjawab sering, 52,8%
73
responden menjawab kadang-kadang dan 36,1% menjawab tidak
pernah.
Tabel 4.39
Malas mengulang pelajaran PAI di rumah (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
6. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
0
9
15
12
0%
25%
21,6%
33,4%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi 25% responden
menjawab sering,1,67% responden menjawab kadang-kadang dan
33,4% menjawab tidak pernah.
Tabel 4.40
Malas mengerjakan tugas-tugas yang sulit (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
7. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
0
16
13
7
0%
72,2%
19,4%
8,4%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 72,2%
responden menjawab sering,19,4% responden menjawab kadang-
kadang dan 8,4% menjawab tidak pernah.
74
Tabel 4.41
Mengabaikan tugas-tugas PAI yang diberikan oleh guru sebelum ada
yang menegur (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
8. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
0
16
13
7
0%
44,4%
36,1%
19,5%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 44,4%
responden menjawab sering, 36,1% responden menjawab kadang-
kadang dan 19,5% menjawab tidak pernah
Tabel 4.42
Mengerjakan tugas sampai selesai walaupun merasa capek (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
9. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
7
5
22
2
19,4%
13,8%
61,2%
5,6%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 19,4%
responden menjawab selalu, 13,8% responden menjawab sering,13,8%
responden menjawab kadang-kadang dan 5,6% menjawab tidsk pernah.
75
Tabel 4.43
Akan keluar kelas setiap pelajaran PAI
(tidak mengikuti pelajaran) (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
10. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
0
17
9
10
0%
47,2%
25%
27,8%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas dengan penyebaran frekuensi jawaban
47,2%responden menjawab sering, dan27,8% responden menjawab
kadang-kadang dan 27,8% menjawab tidak pernah.
Tabel 4.44
Mengantuk pada saat belajar PAI di kelas (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
11. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
0
17
10
9
0%
47,2%
27,8%
25%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 47,2%
responden menjawab sering, 27,8% responden menjawab kadang-
kadang dan 25% menjawab tidak pernah.
76
Tabel 4.45
Menyelesaikan tugas-tugas PAI yang diberikan guru (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
12. Selalu
Sering
Pernah
Tidak pernah
13
13
8
2
36,1%
36,1%
22,2%
5,6%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas,dengan penyebaran frekuensi jawaban 36,1%
responden menjawab selalu, 36,1% responden menjawab sering, 22,2%
responden menjawab kadang-kadang dan 5,6% menjawab tidak pernah.
Tabel 4.46
Merasa jenuh dengan tugas PAI yang rutin (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
13. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
0
4
19
13
0%
11,1%
52,7%
36,2%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 11,1%
responden menjawab sering, 52,7% responden menjawab kadang-
kadang dan 36,2% menjawab tidak pernah.
Tabel 4.47
Belajar PAI hanya pada saat akan diadakan
ulangan atau tes (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
77
14. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
1
4
16
15
2,8%
11,1%
44,4%
41,7%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 2,8%
responden menjawab selalu, 11,1% responden menjawab sering, 44,4%
responden menjawab kadang-kadang dan 41,7% menjawab tidak
pernah.
Tabel 4.48
Mencontek pekerjaan teman apabila ada tugas atau PR (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
15. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
1
5
15
15
2,7%
13,9%
41,7%
41,7%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 2,7%
responden menjawab selalu, 13,9% responden menjawab sering, 41,7%
responden menjawab kadang-kadang dan 41,7% menjawab tidak pernah.
Tabel 4.49
Memperhatikan masalah-masalah yang ada kaitannya dengan PAI (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
16. Selalu
Sering
Kadang-kadang
5
14
16
13,9%
38,9%
44,4%
78
Tidak pernah 1 2,8%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 13,9%
responden menjawab selalu, 38,9% responden menjawab sering,
144,4% responden menjawab kadang-kadang dan 2,8 menjawab tidak
pernah.
Tabel 4.50
Malas apabila guru memberikan ulangan PAI (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
17. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
0
11
16
9
0%
30,6%
44,4%
25%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 30,6%
responden menjawab sering, 44,4% responden menjawab kadang-
kadang dan 25% menjawab tidak pernah.
Tabel 4.51
Jika di sekolah ada waktu luang maka digunakan untuk belajar
bersama teman-teman (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
18. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
5
4
24
3
13,8%
11,1%
66,7%
8,4%
Jumlah 36 100%
79
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 13,8%
responden menjawab selalu, 11,1% responden menjawab sering, 66,7%
responden menjawab kadang-kadang dan 8,4% menjawab tidak pernah.
Tabel 4.52
Hanya diam saja setiap guru mengadakan tanya jawab (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
19. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
1
8
16
11
2,7%
22,3%
44,4%
30,6%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 2,7%
responden menjawab selalu, 22,3% responden menjawab sering, 1,67%
responden menjawab kadang-kadang dan 30,6% menjawab tidak
pernah.
Tabel 4.53
Malas mempelajari materi PAI yang tidak disukai (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
20. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
0
3
16
17
0%
8,3%
44,4%
47,3%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 8,3%
responden menjawab sering, dan 44,4% responden menjawab kadang-
kadang dan menjawab 47,3% menjawab tidak pernah.
80
Tabel 4.54
Jika ada waktu luang di sekolah makadigunakan untuk bermain
bersama teman-teman (-)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
21. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
0
5
17
14
0%
13,8%
47,3%
38,9%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 13,8%
responden menjawab sering, 1,67% responden menjawab kadang-
kadang dan 38,9% menjawab tidak pernah.
Tabel 4.55
Berusaha untuk menyelesaikan soal-soal yang sulit (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
22. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
4
13
18
1
11,2%
36,1%
50%
2,7%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 11,2%
responden menjawab selalu, 36,1% responden menjawab sering, 1,67%
responden menjawab kadang-kadang dan 2,7% menjawab tidak pernah.
81
Tabel 4.56
Meluangkan waktu untuk belajar walaupun tidak ada tugas (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
23. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
13
14
8
1
36,2%
38,8%
22,3%
2,7%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 36,2%
responden menjawab selalu, 38,8% responden menjawab sering, 22,3%
responden menjawab kadang-kadang dan 2,7% menjawab tidak pernah.
Tabel 4.57
Berusaha menyelesaikan tugas PAI tepat waktu (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
24. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
10
9
17
0
27,8%
25%
47,2%
0%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 27,8%
responden menjawab selalu, 25% responden menjawab sering dan
47,2% responden menjawab kadang-kadang.
82
Tabel 4.58
Merasa kecewa apabila guru PAI berhalangan hadir (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
25. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
4
5
23
4
11,1%
13,9%
63,9%
11,1%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 11,1%
responden menjawab selalu, 13,9% responden menjawab sering, 63,9%
responden menjawab kadang-kadang dan 11,1% menjawab tidak
pernah.
Tabel 4.59
Menyediakan waktu untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru
PAI (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
26. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
9
9
17
1
25%
25%
47,2%
2,8%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 25%
responden menjawab selalu, 25% responden menjawab sering, 47,2%
responden menjawab kadang-kadang dan 2,8% menjawab tidak pernah.
83
Tabel 4.60
Membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan pelajaran PAI (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
27. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
6
12
16
2
16,7%
33,3%
44,4%
5,6%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 16,7% responden
menjawab selalu, 33,3% responden menjawab sering, 44,4% responden menjawab
kadang-kadang dan 5,6% menjawab tidak pernah.
Tabel 4.61
Mendengarkan dengan baik, jika ada teman sedang mengemukakan
pendapat(+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
28. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
0
25
10
1
0%
69,4%
27,8%
2,8%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 69,4% responden
menjawab sering, 27,8% responden menjawab kadang-kadang dan 2,8%
menjawab tidak pernah.
84
Tabel 4.62
Senang jika mengikuti praktikum PAI (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
29. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
14
13
8
2
38,9%
36,2%
22,3%
5,6%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 38,9% responden
menjawab selalu, 36,2% responden menjawab sering, 22,3% responden menjawab
kadang-kadang dan 5,6% menjawab tidak pernah.
Tabel 4.63
Tetap belajar di dalam kelas sekalipun guru tidak datang (+)
NO. SOAL JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
30. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
15
12
8
1
41,7%
33,3%
22,2%
2,8%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel di atas, dengan penyebaran frekuensi jawaban 41,7% responden
menjawab selalu, 33,3% responden menjawab sering, 22,3% responden menjawab
kadang-kadang dan 2,8% menjawab tidak pernah.
85
Tabel 4.64
Distribusi Frekuensi tentang Motivasi Belajar Siswa dari 36
Responden
No Nama
Jawaban Jumlah
Angket
Jumlah
Skor SL SR P TP
1 Responden 1 2 11 10 7 30 79
2 Responden 2 - 4 26 - 30 87
3 Responden 3 - 19 9 2 30 72
4 Responden 4 - 6 21 3 30 92
5 Responden 5 - 4 21 5 30 95
6 Responden 6 - 4 6 20 30 110
7 Responden 7 - 18 8 4 30 78
8 Responden 8 - 1 9 20 30 116
9 Responden 9 - 9 2 19 30 106
10 Responden 10 - 7 14 9 30 92
11 Responden 11 - 19 9 2 30 73
12 Responden 12 - 3 13 14 30 103
13 Responden 13 3 18 6 3 30 64
14 Responden 14 - - 11 19 30 110
15 Responden 15 1 21 2 6 30 72
16 Responden 16 5 9 14 2 30 70
86
17 Responden 17 1 13 15 1 30 74
18 Responden 18 - 7 17 6 30 97
19 Responden 19 - 12 14 4 30 84
20 Responden 20 - 15 8 7 30 79
21 Responden 21 - 12 16 2 30 77
22 Responden 22 - 6 6 18 30 103
23 Responden 23 - 3 3 24 30 120
24 Responden 24 14 6 8 2 30 52
25 Responden 25 - 18 12 - 30 71
26 Responden 26 - 5 15 10 30 94
27 Responden 27 - 12 13 5 30 83
28 Responden 28 - 22 3 5 30 70
29 Responden 29 4 22 4 - 30 56
30 Responden 30 - 4 7 19 30 109
31 Responden 31 - 13 16 1 30 76
32 Responden 32 - 8 6 16 30 102
33 Responden 33 - 10 4 16 30 104
34 Responden 34 - 12 12 6 30 85
35 Responden 35 - 4 23 3 30 89
36 Responden 36 - 5 10 15 30 105
87
Untuk mengetahui nilai rata-rata hasil belajar siswa, maka penulis
menggunakan rumus:
∑
= 3149
36
= 87,5
Jadi nilai rata-rata dari penyebaran angket mengenai hasil belajar
adalah adalah sebesar 87,5.
Tabel 4.65
Penilaian Analisis Mean Angket Motivasi Belajar Siswa
No Rentang Nilai Kriteria
1 91-120 Sangat Tinggi
2 61-90 Tinggi
3 31-60 Sedang
4 0-30 Rendah
Berdasarkan tabel penilaian rata-rata angket motivasi belajar PAI
siswa, maka dapat dikatakan bahwa siswa sudah mempunyai motivasi
belajar yang tinggi, karena berada pada rentang 61-90 yang di kategorikan
tinggi.
3. Hasil Uji Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran angket
atau kuesioner kepada siswa kelas XISMA Darussalam Ciputat sebanyak 30
pertanyaan masing-masing variabel, dengan jumlah responden sebanyak 36 siswa.
Setelah itu dilakukan uji validitas instrumen, dan didapatkan hasil sebanyak 30
butir pernyataan valid untuk angket penggunaanFacebook, sedangkan angket
motivasi belajar siswa didapatkan 30 butir pernyataan valid. Lalu data tersebut
88
dijumlahkan kemudian hasil penjumlahan itu dijadikan acuan perhitungan
korelasi.
Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan
menghitung angka korelasi atau r hitung dari nilai jawaban tiap responden untuk
tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan r tabel. Nilai r tabel 0,254
atau 36-2=34, tingkat signifikansi 5% maka didapat r tabel 0,254. setiap butir
pertanyaan dinyatakan valid jika angka korelasi yang diperoleh dari perhitungan
lebih besar atau sama dengan dari r tabel ( ).
a. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket PenggunaanFacebook
Untuk angket pengajian facebook, hasil uji validitas dan
reliabilitasnya adalah:
Tabel 4.66
Uji Validitas Intensitas Penggunaan Facebook
Pertanyaan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Kriteria
1 0,561 0,254 Valid
2 0,711 0,254 Valid
3 0,464 0,254 Valid
4 0,471 0,254 Valid
5 0,465 0,254 Valid
6 0,656 0,254 Valid
7 0,712 0,254 Valid
8 0,471 0,254 Valid
9 0,431 0,254 Valid
10 0,526 0,254 Valid
11 0,561 0,254 Valid
12 0,553 0,254 Valid
89
13 0,561 0,254 Valid
14 0,580 0,254 Valid
15 0,467 0,254 Valid
16 0,471 0,254 Valid
17 0,431 0,254 Valid
18 0,580 0,254 Valid
19 0,660 0,254 Valid
20 0,561 0,254 Valid
21 0,711 0,254 Valid
22 0,580 0,254 Valid
23 0,553 0,254 Valid
24 0,440 0,254 Valid
25 0,471 0,254 Valid
26 0,712 0,254 Valid
27 0,526 0,254 Valid
28 0,487 0,254 Valid
29 0,471 0,254 Valid
30 0,471 0,254 Valid
Sumber: Data diolah menggunakan program SPSS 17.
Dari hasil uji validitas diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar dari
r tabel product moment tingkat signifikansi 5% yaitu 0,254, jika r hitung
lebih besar atau sama dari r tabel maka butir pernyataan tersebut dapat
dinyatakan valid. Dari hasil uji validitas, pertanyaan yang valid sebanyak
30 pertanyaan dari 30 pertanyaan.
Setelah itu dilakukan uji reliabilitas dengan bantuan program SPSS
versi 17, sehingga menghasilkan:
90
Tabel 4.67
Realiability Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items
,921 ,923 30
Dari hasil perhitungan SPSS 17, dihasilkan cronbach’s alpha sebesar
0,921, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan dinyatakan
reliabel.
b. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar PAI Siswa
Hasil uji validitas dan reliabilitas angket motivasi belajar Pendidikan
Agama Islam siswa adalah:
Tabel 4.68
Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar Siswa
Pertanyaan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Kriteria
1 0,745 0,254 Valid
2 0,690 0,254 Valid
3 0,805 0,254 Valid
4 0,668 0,254 Valid
5 0,745 0,254 Valid
6 0,690 0,254 Valid
7 0,610 0,254 Valid
8 0,691 0,254 Valid
9 0,509 0,254 Valid
10 0,825 0,254 Valid
11 0,730 0,254 Valid
12 0,800 0,254 Valid
91
13 0,745 0,254 Valid
14 0,745 0,254 Valid
15 0,745 0,254 Valid
16 0,559 0,254 Valid
17 0,528 0,254 Valid
18 0,546 0,254 Valid
19 0,690 0,254 Valid
20 0,560 0,254 Valid
21 0,474 0,254 Valid
22 0,613 0,254 Valid
23 0,725 0,254 Valid
24 0,786 0,254 Valid
25 0,610 0,254 Valid
26 0,737 0,254 Valid
27 0,668 0,254 Valid
28 0,745 0,254 Valid
29 0,805 0,254 Valid
30 0,690 0,254 Valid
Sumber: Data diolah menggunakan program SPSS 17.
Dari hasil uji validitas diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar dari
r tabel product moment tingkat signifikansi 5% yaitu 0,254, jika r hitung
lebih besar atau sama dari r tabel maka butir pernyataan tersebut dapat
dinyatakan valid. Dari hasil uji validitas, pernyataan yang valid sebanyak
30 pernyataan dari 30 pernyataan.
Setelah itu dilakukan uji reliabilitas dengan bantuan program SPSS
versi 17, sehingga menghasilkan:
92
Tabel 4.69
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items
,960 ,961 30
Dari hasil perhitungan SPSS 17, dihasilkan cronbach’s alpha sebesar
0,960, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan dinyatakan
reliabel.
4. Analisis Data
Data yang dianalisa adalah nilai dari penyebaran angket mengenaifacebook
dan motivasi belajar siswa. Sesuai dengan teknik pengolahan data, maka tabel di
bawah ini akan menjelaskan perhitungan untuk memperoleh koefisien korelasi
antarafacebook dengan motivasi belajar siswa sehingga dapat diambil interpretasi
data.
Tabel 4.70
Perhitungan untuk Memperoleh Angka Indeks Korelasi
Antara Variabel X dan Variabel Y
Subjek X Y XY X² Y²
1 59 79 4661 3481 6241
2 94 87 8178 8836 7569
3 54 72 3888 2916 5184
4 94 92 8648 8836 8464
5 72 95 6840 5184 9025
6 75 110 8250 5625 12100
7 83 78 6474 6889 6084
8 51 116 5916 2601 13456
9 56 106 5936 3136 11236
93
10 66 92 6072 4356 8464
11 73 73 5329 5329 5329
12 76 103 7828 5776 10609
13 60 64 3840 3600 4096
14 74 110 8140 5476 12100
15 55 72 3960 3025 5184
16 84 70 5880 7056 4900
17 46 74 3404 2116 5476
18 56 97 5432 3136 9409
19 79 84 6636 6241 7056
20 75 79 5925 5625 6241
21 79 77 6083 6241 5929
22 74 103 7622 5476 10609
23 62 120 7440 3844 14400
24 31 52 1612 961 2704
25 74 71 5254 5476 5041
26 56 94 5264 3136 8836
27 74 83 6142 5476 6889
28 47 70 3290 2209 4900
29 30 56 1680 900 3136
30 72 109 7848 5184 11881
31 56 76 4256 3136 5776
32 51 102 5202 2601 10404
33 67 104 6968 4489 10816
34 41 85 3485 1681 7225
35 72 89 6408 5184 7921
36 72 105 7560 5184 11025
N = 36 2340 3149 207351 160418 285715
94
Dari data tersebut, maka dapat dicari nilai koefisien korelasi sebagai
berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
√[ ][ ]
√[ ][ ]
√[ ][ ]
= 0,289
Jadi angka korelasi antara variabel X (facebook) dan variabel Y (motivasi
belajar siswa) adalah sebesar 0,289.
5. Interpretasi Data
Setelah diketahui, untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yang diteliti, penulis mengacu pada tingkat koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 4.71
Interpretasi Data
Besarnya “r” Poduct Moment (rxy) Interpretasi
0,00 – 0,20 Sangat rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,70 Sedang/Cukup
95
0,70 – 0,90 Tinggi
0,90 – 1,00 Sangat tinggi
Berdasarkan hasil data dari , maka penulis akan memberikan
interpretasi data dengan menggunakan perhitungan di atas terhadap angka korelasi
Product Moment melalui dua cara, yaitu:
a. Interpretasi dengan cara sederhana, interpretasi terhadap dari
perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan Y tidak
bertanda negatif, berarti di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi
positif (korelasi yang berjalan searah). Dengan memperhatikan besarnya
(yaitu 0,289), yang berkisar antara 0,20-0,40 berarti korelasi positif antara
variabel X dan variabel Y termasuk korelasi positif yang rendah.
b. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai Product Moment rumusan
hipotesa kerja/alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) yang penulis ajukan di
awal adalah:
Ha : Terdapat hubungan yang positif antara penggunaan facebook dan
motivasi belajar siswa kelas XI di SMA Darussalam Ciputat
Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif antara penggunaan facebook
terhadap motivasi belajar siswa kelas XI di SMA Darussalam
Ciputat
Adapun kriteria pengajuannya adalah jika > , maka Ha
diterima dan Ho ditolak.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada hubungan positif yang
signifikan atau tidak antara variabel X dan variabel Y, maka r hasil
perhitungan dibandingkan dengan . Dan sebelum membandingkannya,
maka terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya atau df (degree of
freedom) dengan menggunakan rumus:
df = N – nr
= 36 – 2
= 34
96
Dengan df sebesar 34 diperoleh pada taraf signifikan 5%
sebesar 0,254 sedangkan pada tarif signifikan 1% diperoleh sebesar
0,214. Ternyata (0,289) jumlahnya lebih besar dari pada yang
besarnya 0,254 dan 0.214. Karena lebih besar dari , maka hipotesa
alternatif (Ha) diterima dan Ho ditolak. Ini berarti untuk taraf signifikansi
5% dan 1% terdapat korelasi atau pengaruh positif. Dengan kata lain bahwa
motivasi belajar Pendidikan Agama Islam kelas XI di SMA Darussalam
Ciputat dipengaruhi oleh Intensitas penggunaan Facebookwalaupun sedikit.
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Intensitas penggunaan
Facebook terhadap motivasi belajar siswa maka digunakan rumus sebagai
berikut:
KD = r² x 100%
= 0,289² x 100%
= 8,35%
Dari perhitungan diperoleh hasil KD sebesar 8,35% maka dapat
diketahui bahwa Intensitas penggunaan Facebookdalam mempengaruhi
motivasi belajar siswa sebesar 8,35% dan ini berarti 91,65% dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain.
Berdasarkan perhitungan korelasi product moment antara variabel X
dan variabel Y didapatkan angka sebesar 0,289, angka ini menunjukkan
bahwa adanya korelasi antara Intensitas penggunaan Facebook dan
motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa. Nilai r hitung lebih besar
dari r tabel (0,289 > 0,254)ini berarti r hitung lebih besar, maka hipotesis
alternatif diterima, artinya ada hubungan yang positif antara Intensitas
penggunaan Facebook dan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukaan bahwa rata-rata skor Intensitas penggunaan
Facebookdiperoleh sebesar 65 dan untuk skor motivasi belajar siswa diperoleh
97
rata-rata sebesar 87,5 ini menunjukkan bahwa skor Intensitas penggunaan
Facebookmempunyai hubungan terhadap motivasi belajar siswa.
Dari perhitungan diperoleh sebesar 0,289, hasil lebih besar dari
yaitu 0,254 artinya terdapat hubungan yang positif antara intensitas
penggunaan facebook dan motivasi belajar siswa walaupun sedikit. Apabila hasil
tersebut diinterpretasikan secara sederhana dengan mencocokkan hasil
perhitungan dengan angka indeks korelasi r product moment, ternyata besarnya
yang diperoleh terletak antara 0,20-0,40, ini menunjukkan antara variabel X
dan variabel Y terdapat korelasi yang rendah. Hal ini berarti siswa yang sering
menggunakan facebook bisa berpengaruh terhadap motivasi belajarnya. Terdapat
hubungan yan positif walaupun rendah.
Kontribusi dari hasil korelasi yang didapatkan sebesar 8,35%. Artinya,
salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah intensitas
penggunaan facebook walaupun rendah..
Berdasarkan jawaban hipotesis, maka dapat dinyatakan bahwa Ha
(Hipotesis alternatif) diterima dan Ho (Hipotesis nihil) di tolak karena r hitung
lebih besar dari r tabel (0,289 > 0,254), artinya r hitung lebih besar dari r tabel,
maka ada hubungan positif yang terdapat antara intensitas penggunaan facebook
dan motivasi belajar siswa.
Setelah dihitung besarnya koofisien determinasi maka didapatkan hasil
sebesar 8,35%, artinya sebesar 8,35% motivasi hasil belajar siswa terpengaruh
oleh intensitas penggunaan facebook dan 91,65% didukung oleh faktor-faktor
yang lain.
Jadi dapat diketahui bahwa intensitas penggunaan faebook mempunyai
hubungan yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa walaupun sedikit atau
rendah.
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan keseluruhan skripsi ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang positif antara intensitas penggunaan facebook terhadap
motivasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran PAI di SMA Darussalam
Ciputat. Terbukti dengan hasil uji hipotesis terhadap nilai r, ternyata “r” hitung
jumlahnya lebih kecil dari pada “r” tabel, meski demikian hipotesa alternatif (Ha)
diterima dan Ho ditolak karena masih ada hubungan positif.
Dari hasil perhitungan KD menjelaskan bahwa intensitas penggunaan
facebook yang dilaksanakan di sekolah SMA Darussalam Ciputat memberikan
pengaruh yang rendah terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
Hasil uji t diperoleh nilai “t” hitung lebih besar dari pada nilai “t” tabel, maka H0
ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang positif antara intensitas
penggunaan facebook terhadap motivasi belajar siswa kelas XI pada mata
pelajaran PAI di SMA Darussalam Ciputat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Intensitas penggunaan facebook bagi siswa SMA Darussalam harus
mendapatkan bimbingan dari guru. Dalam hal ini diartikan bahwa guru
harus menerangkan penggunaan sosial media dengan sebaik-baiknya. Agar
tidak terjadi salah penggunaan didalamnya. Dibutuhkan pantauan dan
himbauan dari guru agar motivasi belajar siswa tetap terjaga.
2. Bagi guru PAI penulis berharap selalu menyajikan pelajaran yang
menyenangkna bagi siswa dan tidak bosan-bosannya untuk
mengembangkan kegiatan pembelajaran dan menggunakan metode yang
99
beragam. Serta memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang untuk
meningkatka motivasi siswa dalam belajar.
3. Pihak sekolah diharapkan memberikan dukungan terhadap aktifitas belajar
siswa baik itu materil dan moril. Mendukung dalam hal ini adalah
memberikan pelayanan dan fasilitas yang memang dibutuhkan oleh guru
dan siswa dengan tujuan agar proses pembelajaran berjalan secara
maksimal. Serta siswa bisa mendapatkan motivasi yang lebih untuk
belajar.
4. Pihak sekolah juga diharapkan untuk memberikan fasilitas kepada guru
PAI untuk selalu mengikuti seminar, pelatihan, dan workshop yang terkait
guna mengembangkan mata pelajaran PAI yang ada di SMA Darussalam
Ciputat.
100
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, Akyas. Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: PT. Mizan Publika. 2004
Bahri Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2008
Chaplin, JP. Dictionary of Psychology. New York: Dell Publishing. 1986
Chaplin, JP. Kamus Lengkap Psikologi.Terj. Kartini Kartono. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2008
Darmawan, Deni. Teknologi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011
E. Waruyu, Fidelis. Belajar dan Motivasi: Bagaimana Mengembangkan Motivasi Internal.
Volume 2, No.2, Jurnal Provitae, November 2006
Gulo, Dali. Kamus Psychologi, Bandung: Tonis. 1982.
H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hayadin. Kajian Terhadap Eksistensi Situs Facebook Untuk Kepentingan Pelajar Indonesia.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 2010
http://techno.okezone.com/read/2014/01/29/55/933307/10-tahun-perjalanan-sukses-facebook .
diakses kamis, 20 Februari 2014 pukul 01.53
Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Cet. III.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006
Marlina, Lina. Facebbok Alat Gaul dan Bisnis Dahsyat Anak Muda, Jogjakarta: Diva Press. 2009
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2008), Cet. IV
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2009
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
2007
Nilawati, Sativa. Kaya dan Gaya Via Facebook. Yogyakarta: Andi Offset. 2010
Pardosi, Mico. Buku Panduan Facebook. Surabaya: Dua Selaras. 2010
101
Patmanthara, Syaad. Pembelajaran Melalui Internet di Perguruan Tinggi. Jurnal Teknodik. 2007
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, BAB VIII Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran PAI Madrasah Aliyah.
Priyatna, Haris. Sukses Di Era Facebook, Bandung: How Press. 2009
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. 2001
Ramayulis. Pendidikan Islam dalam Ru mah Tangga. Jakarta: Kalam Muia. 1987
Rezky, Muhammad. Facebook VS Friendster, Sleman: Connex. 2009
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2003
Shadily, Hasan. Ensiklopedia Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve. 1982
Siregar, Syofian. Statistik Para metric Untuk Penelitian Kuantitatif cet. 1. Jakarta : Bumi Aksara,
2013.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2010
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya cet. ke-1. Jakarta : PT
Bumi Aksara. 2003
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikani Cet ke II. Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya. 2006
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2008
Syukur, Yanuardani. Facebook Sebelah Surga, Sebelah Neraka. Jogjakarta: Diva Press. 2009
Thabrany, Hasbullah. Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 1995
Umar, Husein. Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : Rajawali press.
2011
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : PT. Bumi
Aksara. 2009
Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung Persada Press. 2007
ANGKET INTENSITAS PENGGUNAAN FACEBOOK SISWA SMA DARUSSALAM
CIPUTAT
Nama : ___________________________
Kelas : ___________________________
Jenis Kelamin : ___________________________
Petunjuk :
1. Isilah angket pernyataan di bawah ini dengan jujur, benar, sungguh-sungguh dan tepat.
2. Berilah tanda ceklis ( ) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan kehidupan anda sehari-hari.
3. Pertanyaan di bawah ini tidak mempengaruhi nilai anda dalam pembelajaran sehari-hari.
Alternatif Jawaban :
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-Kadang
TP : Tidak Pernah
No Pertanyaan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
1 Saya mengakses Facebook setiap hari selama seminggu
2 Saya mengakses Facebook 3-4 hari dalam seminggu
3 Saya mengakses Facebook 1-2 hari dalam seminggu
4 Saya tidak pernah mengakses Facebook dalam seminggu
5 Saya merasa senang jika sedang membuka Facebook
6 Saya merasa penasaran, jika 1 jam saja saya tidak melihat status
teman-teman saya di Facebook
7 Saya menghabiskan waktu senggang saya untuk membuka
8 Ketika sedang belajar, saya menyempatkan untuk online
9 Saya menggunakan Facebook selama 1-2 jam dalam sehari
10 Saya menggunakan Facebook selama 2-3 jam dalam sehari
11 Saya menggunakan Facebook selama 3-5 jam dalam sehari
12 Saya menggunakan Facebook kurang dari 1 jam dalam sehari
13 Saya merasa cepat bosan, jika terlalu lama membuka Facebook
14 Saya kurang betah jika menatap layar monitor lebih dari 30
menit
15 Ketika sedang membuka Facebook saya suka lupa waktu
16 Saya memikirkan Facebook ketika sedang tidak online
17 Ketika dalam pelajaran saya menyempatkan untuk mengupdate
status
18 Walaupun sedang asik chatting dengan teman, saya
menyempatkan untuk makan dan minum
19 Saya mengakses Facebook menggunakan Handphone di mana
pun saya berada
20 Saya terganggu ketika ada yang menanggil saya saat sedang
online di Facebook
21 Saya menghentikan membuka Facebook ketika ibu meminta
bantuan
22 Facebook membantu saya melupakan massalah yang sedang
saya hadapi
23 Saya tidak tertarik mendengar cerita teman ketika saya sedang
chatting di Facebook
24 Saya ditegur guru karena membuka handphone di kelas untuk
mengakses Facebook
25 Saya meminjam uang teman untuk bisa membuka Facebook di
warnet, ketika saya sedang tidak punya uang
26 Ibu memarahi saya jika terlalu lama online di Facebook
27 Jika di depan komputer saya langsung mengunjungi Facebook
28 Saya menunda tugas sekolah karena asik berkomentar di
29 Saya menghentikan membuka Facebook, ketika ingat ada tugas
sekolah yang belum saya kerjakan
30 Saya berhenti online ketika merasa bosan
ANGKET MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMA DARUSSALAM CIPUTAT
Nama : ___________________________
Kelas : ___________________________
Jenis Kelamin : ___________________________
Petunjuk :
1. Isilah angket pernyataan di bawah ini dengan jujur, benar, sungguh-sungguh dan tepat.
2. Berilah tanda ceklis ( ) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan kehidupan anda sehari-hari.
3. Pertanyaan di bawah ini tidak mempengaruhi nilai anda dalam pembelajaran sehari-hari.
Alternatif Jawaban :
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-Kadang
TP : Tidak Pernah
No Pertanyaan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
1 Saya belajar lebih dari 2 jam dalam satu malam
2 Saya masuk sekolah tepat waktu
3 Saya mengobrol dengan teman pada saat guru memberikan
penjelasan
4 Saya meninggalkan tugas PAI sebelum menyelesaikannya
5 Saya asal-asalan dalam mengerjakan tugas PAI
6 Saya malas mengulang pelajaran PAI di rumah
7 Saya malas mengerjakan tugas-tugas yang sulit
8 Saya mengabaikan tugas-tugas PAI yang diberikan oleh guru
sebeluma ada yang menegur
9 Saya mengerjakan tugas sampai selesai walaupun saya merasa
capek
10 Setiap pelajaran PAI, saya akan keluar kelas (tidak mengikuti
pelajaran)
11 Saya mengantuk pada saat belajar PAI di kelas
12 Saya menyelesaikan tugas-tugas PAI yang diberikan guru
13 Saya merasa jenuh dengan tugas PAI yang rutin
14 Saya belajar PAI hanya pada saat akan diadakan ulangan/tes
15 Saya mencontek pekerjaan teman apabila ada tugas/PR
16 Saya memperhatikan masalah-masalah yang ada kaitannya
dengan PAI
17 Saya malas apabila guru memberikan ulangan PAI
18 Jika di sekolah ada waktu luang maka saya gunakan untuk
belajar bersama teman-teman
19 Setiap guru mengadakan Tanya jawab saya hanya diam saja
20 Saya malas mempelajari materi PAI yang saya tidak suka
21 Jika ada waktu luang di sekolah maka saya gunakan untuk
bermain bersama teman-teman
22 Saya berusaha untuk menyelesaikan soal-soal yang sulit
23 Saya meluangkan waktu untuk belajar walaupun tidak ada tugas
24 Saya berusaha menyelesaikan tugas PAI tepat waktu
25 Saya merasa kecewa apabila guru PAI berhalangan hadir
26 Saya menyediakan waktu untuk mengerjakan tugas yang
diberikan guru PAI
27 Saya membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan pelajaran
PAI
28 Jika ada teman sedang mengemukakan pendapat, saya
mendengarkan dengan baik
29 Saya senang jika mengikuti praktikum PAI
30 Saya tetap belajar di dalam kelas sekalipun guru tidak datang
Pedoman Wawancara
1. Apakahsiswa SMA Darussalam mengetahuitentang media sosial ?
2. Seberapa besarsiswa SMA Darussalam mengetahui tentang media sosial, khususnya
Facebook?
3. Adakah batasan-batasan penggunaan Facebook siswa ketika di sekolah ?
4. Apakah ada siswa yang ketika dalam kegiatan belajar-mengajar malah asik menggunakan
Handphonenya untuk mengakses Facebook ?
5. Bagaimanakah tindakan bapak dalam menangani hal tersebut ?
6. Bagaimana minat siswa SMA Darussalam dalam belajar, khususnya pelajaran PAI ?
7. Menurut bapak apakah Facebook berpengaruh terhadap minat siswa dalam belajar ?
8. Bagaimana tindakan bapak atau sekolah untuk menangani masalah tersebut ?
9. Pernakah Facebook digunakan sebagai forum diskusi atau tugas sekolah bagi para siswa?
10. Menurut bapak lebih banyak dampak positif atau negative dari penggunaan Facebook
terhadap kegiatan belajar siswa SMA Darussalam ?
Dosen Pembimbing,
Siti Khodijah, MA
Jawaban Wawancara
1. Mengetahui
2. 100% semua mengetahui
3. Ada, menggunakan Facebook ketika di luar jam pelajaran. Seperti sedang istirahat.
4. Ada, beberapa siswa yang seperti itu.
5. Hukumannya disita selama 1 minggu dan diberikan hukuman bersih-bersih kantor selama
1 minggu.
6. Minatnya sangat besar, akan tetapi waktu atau jam pelajarannya yang sangat sedikit,
sehingga sangat membatasi.
7. Tidak ada pengaruhnya.
8. Tindakannya diarahkan ke hal-hal yang positif.
9. Sampai sekarang belum pernah ada.
10. Lebih banyak dampak negatifnya yang dirasakan.
Keterangan : wawancara ini di lakukan pada tanggal 8 April 2014 pada pukul 10.00-10.30 WIB.
Guru Pendidikan Agama Islam
MUSLIHUDIN, S.HI
PERsB :R:HHpE3:sRsh;Rx IEf, (;3PH3pqissg
l'
I
l'
"t
"I
-1 =l
-l "l
-l "i "t
"l
"l
"l
.T
"l "l =l
"l"l
:
il
ti
iz
.:Ii. .1. :
rfi}i
ffiiflEln
i:li{: I
..t:.: I
rtlr3t:tl
it.11
:4
:i
, ]
*f*ll
llirlEt-ti
il*
::
i !:+:
n
,E
I
3
...
E3:a
a
'.p-l
ln
3
:
- a B'-
: *E g *q g E9 E
3 E gE Ee
! i'3 . B Be 3 S'" 3 EE !
98 5 3e
E s':g gE $ 3'o 39:
!acq
B "i E
E .g q';
s,s 3E E *q 3 to E s!
3s E E gi 98 6
roBc
tgT-=-=l--s ss g sq s e' E *'e. C'q
e3 q9.9
B'- 6
g = 3E
3 9n t 3; Eiq : : s? g, *-E
- 6 o s 9_
:;-rgqB's E 3: 5 BE
sL B 9B B s; -'B'! 3 B- 3':
,qc : 93 i 3 e*o6
3:! : T EE
g BE E 3E :5I e
=--- sE ri E sg B Bi E :'t i =E
i-
;i2 d
g
a;
]
I6
a
!" iE r. iii ". !;i. "E,i s€. Lg ;i . $
!
!4,
.!gr ;; 9: E;i.Is ,:t, n
EIb
.eai^ :l;E i, :
!
6
;
3
"= ;E .= 6
ri, il ttr. -.!E!
;
Eii ;c" 33 ;e= 3
6
c3
9-
:s-
F sh g 3- 3E g sg g BE : B's .8 3a s :L E ee e e!
j:
q+aicqn
cqqcqc
n;
dq
oloq.a;og
qi
.qdo-
; xt
:c
qd
P S? ,9
E B€ i 3: I3g I:e:.i E -E 3 -q € -3 : .s e -i 3'5
'3s 3 Bt 6 3; E eF 8 3q ;- 3E B 3g ::t[ ; ei F 33 i E;e "l * -a 3 "r I ; " a
s g* 3 gi B 3'" 3 ii'- 3 3'" 3 g" 3:: 3 33tC c:-i
^t.c
!- 9
;=- t
a
t-;
i t! ^
i. lzi: i=z
E
,
t- t656
!= ;t != ;t 1- tiF: da 9: :e +: Ea
j: 5
3
Ba6i= ;; !: Yi != ;i != ii4.33 ii,3e iiz i3 ;E= E
6
Anz da
, J3t
. .!"iE= 33
;<
.
PI s &B E 3 g! IB k n sp
. tE E si : B E H *i E
E *[ ge3
3 5 Bq E BO
g i EK E c8 ;c6
r ! 66 ! o 9 3'3
ECP
o 3 B,.
: :3R b c9 I E'q B
*! B Br E s: H eA i 5E-- sE--EEt
; =g E *g E B'g
E g "E E
5 3 35 E E:
i E'! i sg i ":l
S ,{ Bb E B! E qBq E*! €*A s''E g-,t---E--a E BB
c8 E g E- B's
'! 3 gtiieS '€ 3 gt B- e,s E B,a E sq
E ui E E g s- E 3 "3
o ;9= ISCYe q3
:e ;c
E- ffi--E-El_-
;c;oaa
6 s'3 g =q E *€
lc : ! B:
s x B'. 3 a,-qoc ; ; g! I 3 BE g'E E'I
'r E 3s : F 35 3
E
8 e E B'c E 3E:o
r E 3- 3: c :31 g I::5o $ E *'r. E 3's g el 3 si E Fi F fE
E ''F q i 3s i 3: I rg gc3 'A E 3'g E si
I X 3- 2 -P * E 33 E se
s ;c. is ;a= is ;c. S; ;:= ji ;c= Si ;c. ji ;e=;g ;ti2144. 11ii132,2.i. sE" ;,, :{" si. c;" gi" ;i. si ci" sg, ;i_ ii. ;i. sg" ii.
c3
ffi
E 5,
6i ! .9 a a
E eg E tq
3 3*
oB
: 9 e ! gs B I ! ! S'. 5 gtqtso; Nrcg
c-qq E
.5 8 3-
B .: 2 -3 3 -3 E - sE E rg g e: c tB E BH E "E :3E
I S- Ct 3 BL t B: 3 gE I3E ! gB I Be E BP : B; X E3 B -: ;;: r Y-d " ".i ; 'H E 'i i 4 n Y c "9 6--- c i . q r i
E 3E E'q
o ox qE
3-3e
ze= ;38 e 3; E B,B E sE E Bq : *! E sB : BE E'3 g =I 3 =',g "E'fi E ":E 3o
CB
iq8 -3 3'3
; "E g: :3!
3 -! ;.8 ! E',q
! Bs ?.2
o 6x S'5 3 3o 3 g!;q64il
e; ! 3'E E *E E a s'a E rE
R .E
I 3: : sE E 3'? g ei ;38 E 3'E E s': E s'E E sQ Z 3'Z E sr* : 3'E i'p. a.a
! 3 3: 2- =; I =l
; ei i Bl ! *g Z e,? ; =: :-s:s 5 sa Z-E9 ?d e -= ir_ !:. a d{:G
_!
-! i;; i2 i':
:a.i
;ii. rE ;i .: ;!; it :; '1: 1; Ii r;l iFX- PP ;1.i. !: li. i.! ii,.c
t?-
i: 5a ii
6
x(
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha
Based onStandardize
d ltems N of ltems
.921 .92:! 30
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha
Based onStandardize
d ltems N of ltems
.960 .961 30
x2
79 3481
87 8836
72 29L6
92 8836
95 5184
110 5625
78 6889
Lt6 2601
106 3136
92 4356
73 5329
103 s776
64 3600
110 5476
72 3025
70 7056
74 21,L6
97 3136
84 6241"
79 5525
77 6241
103 5476
120 3844
52 961
7t s476
94 3136
83 5476
70 2249
56 900
109 51-84
76 3136
102 260L
104 4489
85 1681
89 51,84
105 5184
3149 160418
466L
81183888
8648
6840
8250
6474
5916
5936
6072
532978283840
8140
3960
5880
3404
54326636
5925
6083
7622
7440
t6125254
52646t423290
1680
7848
4256
s2a26968
3485
6408
7560
207351
XYY2
36
59
94
54
94
72
75
83
51
56
66
73
76
60
74
55
84
46
56
79
75
79
74
62
31
74
56
74
47
30
72
56
51
67
4L
72
72'2340
624L
7569
5184
8464
9025
12tOO
6084
134561L236
8464
5329
10609
4096
121005184
4900
54769449
7056624t5929
10609
1.4400
27045041
8836
6889
4900
3136
11881
5776
1040410815
7225
7921,
11025
285715
95976N.XY
X.Y
N.X2
x(2)
N.Y2
Y(2)
7464636
7368660
5775048
5475640
10285740
991,6201
HasilAkhir 0.2885L7259
2994481.10658E+1L 332652.543
369539
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Muhammad SYihabuddin
NIM : 109011000146
Judul Skripsi : Hubungan Intensitas Penggunaan Facebook Dengan Motivasi
Belajar siswa Pada Pelajaran PAI di SMA DARUSSALAM Ciputat
No Footnote Paraf
BAB I 1I D"ri Darmawan, Teknologi Pembelaiatan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,20ll), h- 7-8'
2 Sy*d Pat""rth*r, Pembelajaran Melalui Intemet di
Perguruan Tinggi, Jurnal Teknodik, 2007,pp- 57-58.
J Syaad Patmanthara, Pembelajaran Melalui Internet
di Perguruan Tinggi, Jurnal Teknodik, 2007, pp. 59.
\4 Er" S'rtiw Nilawati, Kaya dan Gaya Via Facebook,
(Yogyakarta: Andi Offset, 2010), h. 7 1. _145 Hay"atr, Krjtrn Terhadap Eksistensi Situs Facebook Untuk
Kepentingan Pelajar Indonesia, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 2A10, PP. 329.
6 Haris Priyatna, Sukses Di Era Facebook, (Bandung: How
Press, 2009), cet.I, h.60.
7 Muhammad Rezky, Facebook VS Friendster, (Sleman:
Connoxi, 20A9), c. I, h. 5.
8 H"y"dt.;Gta, T"rhadap Eksistensi Situs Facebook Untuk
Kepentingan Pelajar Indonesiq Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 2A10, PP. 328
9 @amis, 2o Februari 2014 Pukul0l .53 dari I
@istensi-Situ s.Il acebook Untuk
f.p"ntirgun Pelajar Indonesia, Jurnal Pendidikan darr
Kebudayaan, 2010, PP. 330'
ffibrttah ThabranY, Rahasia Sukses
RajaGrafindo Persada, 1995), h' 30'
ffii, (Bandung: Tonis, 1982),Cet'
I, h. 125.' 'Hassan Shadily, Ensiklopedia Indonesia' (Jakarta:
lchtiar Baru-Van Hoeve, 1982),h' 1462'
iogY, (New York: Dell
Publishing, 1986), h. 245'
J'P. Ch"plt,r, ffiogi'Terj' Kartini
Ku.,ono, (iakarta: PT RajaGrafindo Persada,2008)' h'254
ffidanGayaViaFacebook,(Yogyakarta: Andi Offset,2010), h' I
ffira" Facebook, (SurabaYa: Dua
Selaras, 2010), h. 3
ebook, (Bandung: How
Press, 2009), Cet.I, h. 13
isnis DahsYat Anak
Muda, (Jogiakarta: Diva Press,2009), h' l4
ffih--"ffi"d R*b', Facebook VS Friendster, (Sleman:
Connexi, 2A09), Cet.I, h. 1-4
ffi Gaul dan Bisnis Dahsyat Anak
Muda, (Jogfakarta: Diva Press, 2009), h' 15
Mrh r' (Sleman:
Connexi, 2009),Cet. I, h' 5'
ffidan GayaviaFacebook,2010)" h. 2.
Muhammad Rezky, Facebook VS Friendster,(Sleman: Connexi, 2009), Cet.I, h. 5Muhammad Rezky, Facebook VS Friendster, (Sleman:
Connexi,2009), Cet.I, h. 5
Eva Sativa Nilawati, Kaya dan Gaya Via Facebook,(Yogyakarta: Andi Offset, 2010), h. I -2
Yanuardi Syukur, Facebook Sebelah Surga, Sebelah Neraka,
(Jogjakarta: Diva Press, 2009), h. 26
Haris Priyatna, Sukses Di Era Facebook, (Bandung: HowPress, 2009), Cet. I, h. 65
Yanuardi Syukur, Facebook Sebelah Surga, Sebelah Neraka,
(Jogiakarta: Diva Press, 2009), h. 27 -28
Yanuardi Syukur, Facebook Sebelah Surg4 SebelahNeraka,(Jogjakarta: Diva Press, 2009), h. 29
Haris Priyatna, Sukses Di Era Facebook, (Bandung: How
Press, 2009), cet.1, h. 63
Yanuardi Syukur, Facebook Sebelah Surga, Sebelah Neraka,(Jogjakarta: Diva Press, 2009), h. 29-3 1
Hasbullah Thabrany, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 1995), h. 30.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
(l akarta: PT. Raj aGrafi ndo Persada, 2003), h. 7 3
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, KamusBesar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,200l,\, h.756
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan,(Jakarta: PT. Mizan Publika, 2004), Cet.I, h.65.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara), h. 158.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (
Jakarta: Rajawali Pers,2011) Cet. XIX, h. 74.
37 Jurnal Provitae, Belajar dan Motivasi: BagaimanaMengembangkan Motivasi Internal oleh Fidelis E. Waruyu,Volume 2, No.2, November 2006. I
38 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di tndonesia, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2A07), Cet. II, h. 173.
39 Martini s Yamin, Strategi Pembelaj aran Berbas isKompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004), h. 83
40 Martini s Yamin, Strategi Pembelaj aran BerbasisKompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004), h. g0
4t Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), h. 7 5
42 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: pTRajaGrafindo Persada, 2008), h. l5l
43 Syaifirl Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: RinekaCipta, 2008), h. 150 !(
44 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengafif(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), h. 90
I
45 Muhibbiq Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: pTRajaGrafindo Persada, 2008), h. 152
46 SyaifuIBahri Djamarah, Psikologi Belajar, llat irta: ninet<aCipta,2008), h. 151
47 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengaiar,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), h. 85
48 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, lfutarta nineka
Cipta, 2008), h. 152-155
49 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT RajaGrafi ndo Persada, 2003), h. 9Z-g 5
50 H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UINJakarta Press,2005), Cet. I, h. 1l I
5l Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: FT
Remaja RosdaKarya, 2008), Cet. [V, h. 76. 152 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafirtdo Persada, 2009),h.7
53 Ramayrlis, Pendidikan Islam dalam Ru mah Tangga,(Jakarta: Kalam Muli4 1987), h- 10-11
54 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama IslamBerbasis Kompetensi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006), Cet. III, h. 130.
55 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam,. . . h. 78.
56 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama IslamBerbasis Kompetensi,... h. 1 40.
57 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama IslamBerbasis Kompetensi....h. 136
58 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 Tahun2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar lsiPendidikan Agama [slam dan Bahasa Arab, BAB VIIIStandar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) MataPelaiaran PAI Madrasah Alivah
\r
7459 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 Tahun
2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar IsiPendidikan Agama lslam dan Bahasa Arab, BAB VIIIStandar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) MataPelajaran PAI Madrasah Aliyah
60 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 Tahun2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar IsiPendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, BAB VIIIStandar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) MataPelajqftA PAI Madrasah Aliyah
6t Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama [slamBerbasis Kompetensi,... h. I 39.
BAB ITI
58 Nana Syaodih Sukmadinata, I\4etode Penelitian Pendidikani,(Bandung : PT.Remaja Rosdakarya,2006) Cet ke II, h. 5.
58 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi
Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009) Cet ke,
h.5. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar,
Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009) Cet ke, h.5.
Husein [Jmar, Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan TesisBisnis, (Jakarta : Rajawali pers, 201 1),h 47.
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yoryakarta : Gadjah Mada University Press, 2007),h.60.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi danPraktiknya, (lakarta: PT Bumi Aksar4 2003), cet. ke-l, h.53.
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, op. cit., h. 43.
Husein Umar, op. cit., h.5l
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, op. cit., h. 57
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk PenelitianKuantitatif, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2013), cet. 1, h. 82.
Menyetujui,
NIP. I 9700727 1997 03200/'
'ffi;i-%{E!"1l
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. b. H. JuaMa No 95 Aputat t54t2 lndoresia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl. Terbit : 1 Maret 20'10
No. Revisi: : 01
1t1Hal
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.A1 F.1 lKM.01 .st.?.frltzo4Lamp. : OutlineHal : Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth.
Kepala SekolahSMA Darussalam CiputatDi Tempat
Assal a m u' alaiku m wr. wb.
Dengan hormat kami sarnpaikan bahwa,
Jakarta, 2 April2014
l.lama
NIM
Jurusan
Semestr
JudulSkripsi
Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkrrtan
Muhammad Syihabuddin
1090110001,t6
Pendidikan Agarna lslam
xHubungan Intensitas Penggunaan Faerborlk dengan Motivasi
Belaiar Shira pada Mata pe}aFmn pAf di SilA [lanrssalrnCiputat
ada&ah benar nrahaisndi Ha.&s rru.Tatiy*ld*r "l&gnrm, hllxrJ*art*yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
untuk itu kami mohon saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebrtmelaksanakan penelitian dimaksr.ld-
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.
LUassalamu' alaiku m wr.wb.
a.n.idikan Agama Islam
$f,u\rrrrgia Khon, M.Agl 9580707 i 98703 I 00s
SMA DARUSSALAMSTATUS : TERAKRBDITASI IIA'I
IZIN KANWIL NO. 179ll02lKEPlBl87 NSS : 302280310010 NDS : 04054006 NIS : 300060
Jl. Otista No. 36 Cimanggis - Ciputat, Kota Tangerang Selatan Telp. (021)70631490E-mail: [email protected] $feb. http :/ /20603185.siap-sekolah.com
SURAT KETERANGANNomor : 248 I I 461 SMA-D /IY 12013
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Darussalam Ciputat
Kota Tangerang Selatan - Banten, menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:
Nama
NIM
Jurusan
: M. SYIHABUDDIN
: 10901 1000146
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Nama tersebut di atas adalah benar telah melaksanakan penelitian Skripsi dengan judul,,HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR
SIWA PADA PELAJARAN PAI DI SMA DARUSSALAM CIPUTAT." dari tanggal 3 April s.d 12
April2014.
Dernikianlah surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ciputat, 12 April2014
aid, S.Ag
ffirw F-**_il lS(&lli#i
w
: FITK-FR-LABF.O27
FORM (FR)
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTAFITK.ll. lr. l-!. ,J tuncla No 95 CiPuIat I 511 2 lrubrctia
gi.Ternit : '1 Maret 2010
OB SERVASI SE KOLAH/MADRASAH
A. IDENTTTAS SEKOLAH/MADRASAHNama Sekolah/Madrasah : sMA Darussalatn Tahun Berdiri : 2000
Narna Yayasan (bila ada) : YPI Darussalarn Tahun Berdiri : 1987
Alamat SekolahiMadrasah : Jl.Otista Rt 01/010 No.36 Telp.iFax :021-10631490
Kel.CiPutatKec.CiPutat
B. DATA IIOMBONGAN BELAJAR (ROMBEL) DAN GURU
NOr\,lA I';\
PILAJAI{ANI<ELAS
.rr.rN,ll,AIlROI\II]EL
NAN,IA C I.]IIII PENGA]VIPUPEND.
.I'ERAI(HI
R
TATIT]NNITJt,AI
NIENGAJT'.R
Pendidikar: AgamaI.la,rr lrrntrrlr cekolah
3 MARUL WAID, S.Ag Sariana 2000
2 4 MUSLIHUDIN. S.HI Sariana 2008
umum) J 3 M. YAHYA. S.Pd.I Sa rian a 2007
') Ekonorni
I J NIIR ASMA. SE. ]vlM Sariarra 2000
2 4 YATI ROCHAYATI, S.Pd Sariana 2004
J NUI{ ASMA, SE. MM Sariana 2000
3 Sosiologi
I 3 ARDILA, S,Pd Sariana 2000
2 .1 Dra. SRI RACHMANI Sariana 20t3
J J AIlDILA. S.Pd Sariana 2000
4 Ceografi
-) WISA DWITIARA,S.Si.Apt.MM
Sarjana 2005
2 4 WISA DWITIARA,S.Si.Apt.MM
Sarjana 2005
J J WISA DWI"I'IARA,S.Si.Apt.MM
Sariana 2005
5Btrhasa Arab(urituk madrasah)
3 NURSUQIA H KI{OLILAFI,S.Pd.I
Sar.jana 201 I
') + NURSUQIATI KHOLILAH,s.Pd.l
Sarjana 201 I
J 3 NLJRSUQIAI-I KHOLILAH,s.Pd.l
Sarjana 200 I
6 Bahasa Inggris
I 3 FII{MAN HARDYANSYAH,S.Pd
Sarjana 2006
2. 4 FIITMAN HARDYANSYAH,S.Pd
Sarjana 2006
J 3 EDIHARYONO,S.Pd Sariana 2005
7 Bahasa lndonesia
I 3 ADE IRWAN SETIAWAN,S.Pd
Sarjana 2008
2 4 AZYE MURNI, SS Sariana 2007
3 J AZYE MURNI, SS Sarian a 200'7
8 Se-janrh
3 URAIDILLAH, SS Sariana 2004
2 4 UBAIIJILLAH, SS Sariana 2004
J 1 UBAIDILLAH, SS Sariana 2004
o N4atenatil<a
3 TITA NURHIDAYA[I, S.Pd Sariana 2007
2 4 TI'TA N URHIDAYAIJ. S.Pd Sariana 2001
J 3 ISMAIL FAIIMI, ST Sariana 2005
l0 Biologi
J MULYADI, S.Pd Sarjana 2007
Z 4 MLJLYADI. S.Pd Sariana 200'l
3 l MULYADI. S.Pd Saria na 2007
lt [:isika
I -) ISMAIL FAI.IMI, ST Sariana 2005
2 1 ISMAIL FAI]Mt, ST Sariana 2005
3 3 ISMAIL TJAHMI, ST Sariana 2005
Wiwtr!,tl
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTAFITK,Jl. lr. H. .Juonda No 95 Ciputat I 5l I 2 Inloila.;o
FoRM (FR)
No. : FITK-FR-LABF-027DokumenTgl. Terbit : 1 Maret 2010No. Revisi: 01
1t1Hal
OB SERVASI SB KOLAH/1\,IADRASAH
t2 Kirnia3 ISMAIL FAHMI. ST Sarjana 2008
2 4 INA RAHMANITA, S.Pd Sariana 2013J 3 ISMAIL FAHMI. ST Sariana 2008
l3PendidikanKewargarregaraan
I J ISI{LAH CNHYADI SYA),I,SH
Sarjana 2009
Z 4 ISHLAH CAHYADI SYAM,SH
Sarjana 2009
J l ISHLAH CAHYADI SYAM,SH
Sarjana 2009
l4Teknologi Informasidan Komunikasi(TrK)
3 HENDRA WIJAYA. S.Kom Sariana 20u02 4 SOPHAN SOPHIAN, S.Kom Sariana 20043 J SOPFIAN SOPFIIAN. S.Kom Saliar.ra 2004
l5 Pendidikan Jasnrarridan Kesehatan
3 RISWADI. SE Sariana 20002 l EDY SUTIKNO. S.Pd Sariana 20013 3 EDY SUTIKNO, S.Pd Sariana 2007
l6 BTQJ MUSLIHUDIN, S,HI Sariana 2008
2 4 M. YAHYA. S.Pd.I Sariana 2007J J MARUL WAID. S.Ae Sariana 2000
t1 SBKJ BAMBANC ADI II.US'|AM D2 2000
2 1 PRIYANTO SMA 2009J 3 BAMBANG ADI RUSTAM D2 2000
C. LAIN-LAIN
NO SARANA PENDI,'KUNC KET**Mesjid/Muslrola
2 Perpustaliaan
J Gedung lviilik Sendiri
4 Sarana 0lahraga
5 AIat-alat Kesenian
6 Alal-alat Keteranrpi lan
7 Laboratorium IPA
ti Laboratoriunr Komputer
9 Kantin
l0 Ka;rar Mandi
tt Gelanggarg Olahraga (GOR)
NO KECTATAN EKSTRAKTJRIKIILER KET**Pramuka
2 Bulu Tangkis
J Kursus Bahasa Irrggris v
4 Qiro'at AI-Qur'an
5 Basket bail
6 Seni (Marawis)
7 komputer
8 Sepak Bola
9 Seni Bela Diri/karate
IO Volley Ballil Paskibra
l4gq-,m[|,1;,lo'"'o'o/*sAw*:t'X' ^ru
ssa I a m'
(i@-;rf -1fi4
W"a'id'S'Ag
Top Related