2 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
FOTOGRAFI
UNTUK
PELAJAR Dasar-dasar Foto untuk Pelajar Mempelajari konsep Fotografi untuk diterapkan dalam berbagai aktivitas
pemotretan
Musthofa Agus
Khusnul Khotimah 2008
4 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
PENGANTAR Assalamu alaikum..
Syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah dan juga memberi petunjuk,
kelancaran dan kemudahan kepada penulis, sehingga buku ini dapat tersusun dan terselesaikan.
Meskipun buku ini disusun untuk digunakan di Sekolah Menengah, namun buku ini dapat dimanfaatkan
bagi semua pihak yang ingin menampilkan karya media rekam secara menarik dan efektif. Keindahan
dan nilai rasa (taste) memang berbeda pada setiap orang, namun dengan pendekatan rasional, tips dan
tricks dari praktisi profesional, diharapkan dapat mengetahui apa, mengapa dan bagaimana menampilkan
sesuatu agar lebih enak dipkalianng.
Buku ini terdiri dari teori, tips, tricks, contoh-contoh gambar, serta kuis. Disusun berdasar literatur
profesional dan sedikit pengalaman penulis dalam proses disain serta menggunakan pendekatan Dick dan
Carey. Walau demikian, Penulis yakin masih ada hal-hal yang belum sempurna dalam penulisan dan
penyusunan buku ini. Oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Semoga bermanfaat.
Maret 2008
5 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
UCAPAN
TERIMA KASIH
Kepada Nya yang mencipta dan merajai segenap alam semesta, Allah SWT
Kepada Mereka yang menghadirkan ke dunia ini, Mom N Dad
Kepada Dia yang memanggil ‘my Man’, my Angel.
Yang dengan kecerdasannya mengoreksi, memperbaiki isi buku ini, memberikan saran keilmuan
hingga buku ini dapat dimanfaatkan untuk siswa.
Kepada yang selalu menggoda setiap pulang, keponakanku yang lucu-lucu
Kepada teman-teman Guru Seni SMAMDA, terima kasih karena berkenan menggunakan buku ini.
SALAM
Untuk teman-teman Guru SMAMDA
Untuk teman-teman Komunitas Fotografi di Surabaya
Untuk teman-teman Komunitas Fotografi Pelajar di Surabaya
Untuk teman-teman Komunitas Fotografi baik di dunia nyata maupun Dunia Maya
Untuk teman-teman Pojok Kampung Nginden
Untuk teman-teman smamda Radio
Untuk teman-teman Komunitas Seni di smamda
6 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
PANDUAN
Penting! Buku ini dirancang untuk digunakan dengan bantuan Guru atau pembimbing agar optimalisasi
penguasaan materi dapat tercapai, termasuk implementasi penerapan pada media yang dipilih. Pastikan
saat mempelajari buku ini kalian didampingi oleh pembimbing dan berbagai sumber informasi lain.
GURU
Menemukan titik awal terbaik dalam buku ini bagi Guru.
Buku ini dirancang untuk pembaca yang baru mengenal dasar Fotografi. Guru akan mendapatkan
sebagian besar kandungan buku ini jika sudah terbiasa dengan kemampuan memotret.
Mempelajari Fotografi atau dunia memotret bagi Sekolah yang tidak memiliki Jurusan Khusus Fotografi
sepertinya dapat membuat kesulitan bagi siswa, dan bahkan mungkin guru. Karena itulah Guru
memerlukan buku ini. Buku ini memulai dengan pemahaman dasar-dasar Fotografi secara sederhana dan
praktis, pemberian tugas-tugas yang terstruktur dan secara bertahap membawa pada kemampuan yang
lebih tinggi, hingga membawa pada konsep yang lebih tinggi pada penerapan fotografi diberbagai media.
Dalam buku ini terdapat empat bagian mendasar:
Pengantar, memulai pemahaman konsep mendasar tentang munculnya fotografi dan
beberapa penerapannya secara sederhana namun padat dan efektif.
Pencahayaan, Memberikan pengetahuan pentingnya unsur pencahayaan dalam
fotografi, diafragma, aperture dan lainnya disertai penjelasan yang menarik secara
sederhana namun berisi.
Komposisi. Pengetahuan ini akan mampu membawa pada pengetahuan mendasar
tentang komposisi dalam fotografi mulai dari Garis, Form, Shape, Tekstur, Patern dan
lain-lain, jadi dengan begitu akan mampu membantu guru dalam mememberikan tugas
terstruktur yang diberikan kepada siswa.
7 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
Hunting, Pada bagian terkahir ini guru diajak untuk membantu hunting foto bagi siswa,
didalamnya diserta beberapa penjelasan tentang foto yang indah maupun seni menilai
foto.
SISWA
Menemukan titik awal terbaik dalam buku ini bagi Siswa.
Buku ini dirancang untuk pembaca yang baru mengenal dasar Fotografi. Siswa akan mendapatkan
sebagian besar kandungan buku ini jika sudah terbiasa dengan kemampuan memotret.
Mempelajari Fotografi atau dunia memotret bagi Sekolah yang tidak memiliki Jurusan Khusus Fotografi
sepertinya dapat membuat kesulitan bagi siswa, dan bahkan mungkin guru. Karena itulah Guru
memerlukan buku ini. Buku ini memulai dengan pemahaman dasar-dasar Fotografi secara sederhana dan
praktis, pemberian tugas-tugas yang terstruktur dan secara bertahap membawa pada kemampuan yang
lebih tinggi, hingga membawa pada konsep yang lebih tinggi pada penerapan fotografi diberbagai media.
Dalam buku ini terdapat empat bagian mendasar:
Pengantar, memulai pemahaman konsep mendasar tentang munculnya fotografi dan
beberapa penerapannya secara sederhana namun padat dan efektif.
Pencahayaan, Memberikan pengetahuan pentingnya unsur pencahayaan dalam
fotografi, diafragma, aperture dan lainnya disertai penjelasan yang menarik secara
sederhana namun beirisi.
Komposisi. Pengetahuan ini akan mampu membawa pada pengetahuan mendasar
tentang komposisi dalam fotografi mulai dari Garis, Form, Shape, Tekstur, Patern dan
lain-lain, jadi dengan begitu akan mampu membantu siswa dalam melaksanakan tugas
terstruktur yang diberikan oleh guru.
Hunting, Pada bagian terkahir ini siswa diajak untuk hunting foto, didalamnya diserta
beberapa penjelasan tentang foto yang indah maupun seni menilai foto.
8 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
Gunakan tabel berikut untuk menemukan titik awal terbaik dalam buku ini
Jika Siswa Ikuti langkah berikut
Baru dalam…
Fotografi 1. Belajar dan carilah informasi tentang dunia foto mulai dari
sejarah film hingga perkembangannya
2. Berlajar dan berlatihlah secara bertahap bagaimana cara
menggunakan kamera, kenali bagian-bagiannya, belajarlah
menuangkan ide dalam foto.
3. Perbanyak mencari referensi karya foto orang lain dan pelajari
bagaimana mereka berkarya hingga melahirkan produk foto.
4. Ikuti forum-forum diskusi online di Internet dan secara aktif
ikutlah mengirim karya ke forum tersebut supaya dinilai orang
lain.
5. Pelajari Pengantar Fotografi pada bagian awal buku ini agar
memahami dan mengetahui kandungan sebuah foto.
Jika Siswa Ikuti langkah berikut
Memperdalam…
Dasar Fotografi 1. Pelajari bagian dalam buku ini yang mempelajari tentang
Pencahayaan.
2. Perbanyak mencari referensi karya foto orang lain dan pelajari
bagaimana mereka berkarya hingga melahirkan produk foto.
3. Ikuti forum-forum diskusi online di Internet dan secara aktif
ikutlah mengirim karya ke forum tersebut supaya dinilai orang
lain.
4. Pelajari Pengantar Fotografi pada bagian awal buku ini agar
memahami dan mengetahui kandungan foto secara mendasar.
Jika Siswa Ikuti langkah berikut
Melanjutkan…
Kemampuan penguasaan
Fotografi
1. Kalian dapat langsung mempelajari bagian dalam buku ini yang
menjelaskan tentang Komposisi dan Hunting.
9 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
2. Perbanyak mencari referensi karya Foto orang lain dan pelajari
bagaimana mereka berkarya hingga melahirkan produk foto.
3. Ikuti forum-forum diskusi online di Internet dan secara aktif
ikutlah mengirim karya ke forum tersebut supaya dinilai orang
lain.
4. Pelajari Pengantar Fotografi dan Bagian I pada buku ini agar
memahami dan mengetahui kandungan Foto secara mendasar.
Jika Siswa Ikuti langkah berikut
Mengikuti Materi…
Pelajaran 1. Ikuti secara maksimal tahap-tahap yang di sampaikan Guru dan
kerjakan dengan sungguh-sungguh tugas-tugas yang diberikan
oleh Guru.
2. Terus berkarya walaupun tidak dibebani tugas oleh Guru.
3. Perbanyak mencari referensi karya foto orang lain dan pelajari
bagaimana mereka berkarya hingga melahirkan produk foto.
4. Ikuti forum-forum diskusi online di Internet dan secara aktif
ikutlah mengirim karya ke forum tersebut supaya dinilai orang
lain.
5. Pelajari Pengantar Fotografi pada bagian pertama buku ini agar
memahami dan mengetahui fotografi secara mendasar.
Fasilitas Lain Buku ini
Dilengkapi penjabaran tujuan dan skema di awal setiap bab, untuk memudahkan siswa dalam
mengetahui gambaran keseluruhan isi bab.
Dilengkapi tips-tips yang dapat berguna bagi pemahaman sinematografi.
Dilengkapi kuis-kuis sebagai feedback atas materi yang telah dipeajari.
Perbaikan, Komentar, dan Bantuan
10 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
Jika pembaca mempunyai komentar, pertanyaan, atau ide berkaitan dengan buku ini, dan ingin
disampaikan ke Penulis.
Kirimkan email ke:
Atau krimkan surat ke :
G Production
Jl. Nginden 149
Surabaya 60118
Jawa Timur Indonesia
Kunjungi Situs Kami
Kalian dapat mengunjungi situs kami di situs web berikut:
http://www.solusisekolah.net,
http://thinktep.wordpress.com,
http://kizzspace.blogspot.com,
http://www.geocities.com/kizzfromarose,
Kalian akan mendapatkan penjelasan untuk semua buku terbitan kami, informasi mengenai memesan
buku, memperhatikan fasilitas dan even tertentu, isi tambahan untuk buku terbitan kami, dan banyak lagi.
11 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
DAFTAR ISI PENGANTAR ............................................................................................................................................... 4 UCAPAN ..................................................................................................................................................... 5
TERIMA KASIH ....................................................................................................................................... 5 SALAM ................................................................................................................................................... 5
PANDUAN ................................................................................................................................................... 6 GURU ................................................................................................................................................... 6 SISWA .................................................................................................................................................... 6
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 11 PENGANTAR ......................................................................................................................................... 14 PENGENALAN DASAR FOTOGRAFI ............................................................................................................ 14 SEJARAH FOTOGRAFI................................................................................................................................ 16 KAMERA ................................................................................................................................................... 18 PEMOTRETAN ........................................................................................................................................... 18 FOTOGRAFI DESAIN .................................................................................................................................. 20 BAGIAN I ............................................................................................................................................... 24 PENCAHAYAAN / EKSPOSURE ................................................................................................................... 24
PENCAHAYAAN .................................................................................................................................... 24 PERFECT EXPOSURE ........................................................................................................................ 26
APERTURE PRIORITY (BIASANYA A ATAU AV) ............................................................................ 27 SHUTTER PRIORITY (BIASANYA S) .............................................................................................. 27 MANUAL EXPOSURE (BIASANYA M) ........................................................................................... 28
APERTURE ............................................................................................................................................ 28 SHUTTER SPEED ................................................................................................................................... 30 ISO ...................................................................................................................................................... 33
BRACKETING. .................................................................................................................................. 35 CONTOH BRACKETING: ................................................................................................................ 35
PRAKTEK (AVAILABLE LIGHT) ................................................................................................................. 38 BAGIAN 2 ................................................................................................................................................. 39 DASAR-DASAR KOMPOSISI ....................................................................................................................... 39
SEKILAS TENTANG KOMPOSISI DALAM FOTOGRAFI ............................................................................. 39 GARIS .............................................................................................................................................. 40 SHAPE .............................................................................................................................................. 40
12 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
FORM ............................................................................................................................................... 40 TEKSTUR ......................................................................................................................................... 41 PATTERNS ........................................................................................................................................ 41
RULE OF THIRDS .......................................................................................................................... 41 FORMAT : HORIZON ATAU VERTIKAL .......................................................................................... 42 KEEP IT SIMPLE ........................................................................................................................... 42 PICTURE SCALE ........................................................................................................................... 42 HORIZONS ................................................................................................................................... 42 LEADING LINES ........................................................................................................................... 42 BE DIFFERENT ............................................................................................................................. 42 COLOUR ...................................................................................................................................... 43 FRAMING ..................................................................................................................................... 43 SHOOTING POSITION .................................................................................................................... 43 NUMBER OF SUBJECT ................................................................................................................... 43
PENJELASAN .................................................................................................................................... 43 PRAKTEK KOMPOSISI ............................................................................................................................... 48 PRAKTEK (MOVING OBJECT) .................................................................................................................... 48 BAGIAN 3 ................................................................................................................................................. 49 HUNTING .................................................................................................................................................. 49
BEKAL HUNTING .................................................................................................................................. 49 MENGAPA MEMBUAT FOTO ................................................................................................................. 50 FOTO YANG INDAH?: FOLLOW YOUR PASSION..................................................................................... 51 MEMOTRET TOKOH DAN MODEL ......................................................................................................... 53
SEGI TEKNIS PENTING ..................................................................................................................... 54 POSE DAN EKSPRESI ........................................................................................................................ 54 PERLU PENDEKATAN PERSONAL ..................................................................................................... 55 LOKASI DAN PROPERTI .................................................................................................................... 56 MENGUKUR KEBERHASILAN ........................................................................................................... 56
QUALITY OF LIGHT .............................................................................................................................. 57 MITOLOGI WARNA ......................................................................................................................... 57
DISKUSI DAN TANYA JAWAB .................................................................................................................... 62 INDEKS ..................................................................................................................................................... 63 MUSTHOFA AGUS ..................................................................................................................................... 66 KHUSNUL KHOTIMAH ............................................................................................................................... 67
14 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
PENGANTAR
PENGENALAN DASAR FOTOGRAFI
Dalam bagian ini kalian akan memperoleh
informasi tentang :
Pengenalan Dasar Fotografi
Sejarah Fotografi
Kamera
Pemotretan
Fotografi Desain
PENGENALAN DASAR
FOTOGRAFI
Bagi pecinta fotografi dan DI (Digital Imaging)
pasti kenal yang namanya program manipulasi
gambar. Karena dengan menggunakan program
manipulasi gambar dan sejumlah klak-klik lah
gambar yang awalnya kurang sedap di pkalianng
mata menjadi bagus. Singkat kata, dengan
bantuan program manipulasi gambar, kita nggak
perlu lagi repot-repot mempelajari teknik dasar
memotret. Ups, tapi itu keliru banget!!!
Mengapa keliru? Seiring kemajuan yang dirintis
kamera digital baik yang kamera saku ataupun
super-zoom, untuk menghasilkan gambar yang
bagus memang dikondisikan nggak perlu
mempelajari teknik secara mendalam. Namun
ingat, segala sesuatu yang mudah akan dimakan
waktu, begitu juga dalam dunia fotografi. Jadi
sekarang marilah kita pelajari sedikit tips
fotografi dasar Memahami Pencahayaan
Fotografi adalah lukisan bercat cahaya. Maka,
hal terpenting dalam fotografi adalah
pencahayaan. Sekilas memang pencahayaan ini
terkesan sulit, tapi pada dasarnya, penyetelan
banyak - sedikitnya cahaya yang akan masuk
dalam lensa kamera nggak begitu rumit. Kamera
digital memang memiliki penyetelan cahaya
secara otomatis, yang apabila di tempat terang ia
akan penyesuaikan setelan rana menjadi lebih
sempit sehingga hasil gambar akan normal, alias
nggak berlebih cahaya (over-exposure). Tapi
bagaimana di tempat gelap? Realitanya,
kebanyakan kamera saku belum mampu
mengatasi masalah pemotretan di tempat gelap.
Dengan setelan shutter yang relatif cepat disertai
dengan kondisi cahaya minim, hasil foto pasti
akan buram. Solusi untuk ini tentu saja dengan
memilih kecepatan rana rendah.
15 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
Memotretlah Tanpa Flash Nggak semua tempat
bisa dijadikan lokasi pemotretan sesuai
keinginan kita. Di museum, misalnya, kita nggak
bisa seenaknya menggunakan lampu flash saat
memotret obyek. Untuk menyiasati larangan
tersebut, coba setel ISO ke level yang paling
tinggi, buka aperture atau diafragma selebarnya
dan gunakan shutter yang lambat. Dengan
setelan ini, ditambah dengan penggunaan tripod,
niscaya gambar kita akan bebas dari minim
cahaya dan keburaman. Bagaimana kalau nggak
ada tripod? Jangan khawatir, dengan teknik
dasar, hal-hal sepert ini bisa diatasi. Caranya,
perhatikan lah posisi tangan saat memotret.
Minimalisasi gerakan yang mampu
mengaburkan gambar dengan menempelkan
sedekat mungkin lengan yang memegang
kamera ke badan kita, lalu teguhkan posisi
badan. Memang, trik ini nggak bisa
menggantikan posisi tripod 100%, tapi bisa
sedikit mengurangi gerakan yang mampu
mengaburkan gambar.
Hal diatas sangat mudah dipahami, sekarang
konsentasikan teknik pemotretan ke pemilihan
penempatan obyek dalam gambar. Umumnya
pkalianngan seseorang akan tertumpu pada
obyek yang berada di tengah. Dengan kata lain,
obyek yang di posisikan berada di tengah
gambar akan mudah terlihat kekurangannya.
Untuk mengecoh pkalianngan penikmat foto,
coba ubah penempatan posisi obyek supaya
nggak pas di tengah gambar.Menjelajahi Sudut
Sebaiknya jangan terpaku dengan sudut
pengambilan sudut datar. Sesekali cobalah sudut
pkalianng yang tajam dan juga sudut miring.
Nantinya hasil gambar akan menarik. Masalah
utama dalam fotografi salah satunya adalah
keburaman. Betapapun canggihnya program
manipulasi gambar, jika pada saat dipotret
gambar sudah buram, akan susah untuk
memperbaiki ketajaman gambar. Untuk
mencegah keburaman, perhatikan selalu
kecepatan shutter ketika akan memotret.
Keburaman pada gambar seringkali disebabkan
oleh terlalu cepatnya shutter. Idealnya, jika
memotret tanpa tripod, pakailah shutter 1/125.
Namun bila kita menyanggakan kamera di atas
tripod, bisa pilih shutter dengan kecepatan 1/60
atau 1/30 Jangan Tantang Matahari Hindari
pengambilan gambar yang menantang matahari.
Artinya, subyek foto lah yang menghadap
sumber cahaya agar gambar yang di hasilkan
terang. Jika sebaliknya, subyek akan terlihat
gelap, sementara bidang lain di luar subyek akan
terang benderang. Hasil ini bisa dianalogikan
dengan suasana gerhana matahari. Memang,
teknik fotografi menentang cahaya, atau sering
disebut siluet, kerap dipilih para fotografer. Tapi
jika teknik kita masih dalam level pemula,
16 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
sebaiknya tunda dulu pengambilan gambar
siluet. Hindari Zoom Digital
Banyak bagunan-bagunan yang menarik untuk
difoto. Sebisa mungkin hindari penggunaan
zoom digital. Gunakan saja zoom optikal.
Penggunaan zoom digital dapat mengakibatkan
gambar pecah, atau terlihat jelas kotak-kotak
pikselnya.
SEJARAH FOTOGRAFI
Sejarah fotografi tidak akan lepas dari penemuan
kamera dan film. Dengan penemuan film, kita
dapat mereproduksi gambar, dan proses
pencahayaan film tersebut terjadi di dalam
kamera.
Menurut sejarah, prinsip kerja kamera telah
ditemukan sejak zaman Aristoteles, bahkan
mungkin sebelumnya. Aristoteles mengadakan
percobaannya dengan merentangkan kulit yang
diberi lubang kecil, digelar di atas tanah dan
diberi antara untuk menangkap bayangan
matahari. Sehingga cahaya dapat menembus dan
memantul di atas tanah dan gerhana matahari
dapat diamati.
Kemudian penemuan kamera obscura ditemukan
oleh Leonardo da Vinci, sorang pelukis dan
ilmuwan. Kamera obscura berupa sebuah kamar
gelap yang diberi lubang kecil di salah satu
sisinya, sehingga seberkas cahaya dapat masuk
dan membuat bayangan dari benda-benda yang
ada di depannya.
Pada mulanya kamera ini tidak begitu diminati,
karena cahaya yang masuk amat sedikit,
sehingga bayangan yang terbentuk pun samar-
samar. Penggunaannya terutama masih untuk
menggambar benda-benda yang ada di depan
kamera. Penggunaan kamera ini baru populer
setelah ditemukannya lensa pada tahun 1550.
17 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
Gambar kamera obscura (Newhall, Beaumont,
The History of Photography, The Museum of
Modern Art, New York, 1982, halaman 10)
Dengan lensa pada kamera ini, maka cahaya
yang masuk ke kamera dapat diperbanyak, dan
gambar dapat dipusatkan, sehingga menggambar
menjadi lebih sempurna. Tahun 1575, kamera
portable yang pertama baru dibuat, dan
penemuan kamera ini untuk menggambar makin
praktis. Baru tahun 1680 lahir kamera refleks
pertama, namun penggunaannya masih untuk
menggambar, karena bahan baku untuk
mengabadikan benda-benda yang berada di
depan lensa selain dengan menggambar masih
belum ditemukan. Jadi, pada zaman tersebut,
kamera masih dipakai untuk mempermudah
dalam menggambar. Dimana hasil dari kamera
tersebut masih belum dapat direproduksi, karena
belum ditemukannya film negatif.
Sejarah penemuan film dimulai ketika orang
berusaha untuk dapat mengabadikan benda yang
berada di depan kamera, sudah mulai
berkembang sejak abad ke-19, dengan adanya
penemuan penting oleh Joseph Niepce, seorang
veteran Perancis. Ia bereksperimen dengan
menggunakan Aspal Bitumen Judea. Dengan
pencahayaan 8 jam, ia berhasil mengabadikan
benda yang berada di depan lensa kameranya
menjadi sebuah gambar pada plat yang telah
dilapisi bahan kimia tersebut. Namun melalui
percobaaan ini masih belum dapat membuat
duplikat gambar
Percobaan demi percobaan telah dilakukan untuk
menemukan bahan pembuat duplikat gambar,
tetapi tetap gagal. Sampai akhirnya Sir Henry
Talbott menemukan Callotype dari bahan kertas
yang gambar-gambarnya berupa gambar negatif
dan dapat direproduksi. Tapi penemuan ini
kurang diminati, karena hasilnya kurang tajam.
Kemudian lahirlah Collodion, bahan baku
fotografi yang diperkenalkan oleh Frederick
Scott Archer, dengan menggunakan kaca sebagai
bahan dasarnya. Proses ini adalah proses basah.
Bahan kimia tersebut dilapiskan ke kaca,
kemudian langsung dipasang pada kamera
obscura, dan gambar yang dihasilkan lebih baik.
Cara ini banyak dipakai untuk memotret di
seluruh Eropa dan Amerika, sampai
ditemukannya bahan gelatin dan ditemukannya
bahan kimia yang dapat digunakan untuk proses
kering.
Tahun 1895, George Eastman membuat film
gulung (roll film) dengan bahan gelatin, yang
dipakai untuk memotret (mengabadikan citra
18 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
alam) sampai sekarang. Penemuan-penemuan
tersebut di atas telah mempermudah kita dalam
mengabadikan benda-benda yang berada di
depan lensa dan mereproduksinya, sehingga para
fotografer, baik amatir maupun profesional dapat
menghasilkan suatu karya seni tinggi, tanpa
perlu terhalang oleh keterbatasan teknologi.
KAMERA
Kamera yang beredar di pasaran terdapat
beberapa jenis (berdasarkan cara
pengoperasiannya), yaitu kamera otomatik, semi
otomatik, dan manual. Kamera otomatik bisa
dipakai tanpa harus mempelajari cara kerja
kamera yang rumit, biasanya banyak dipakai
oleh orang-orang awam untuk kebutuhan praktis.
Kamera semi otomatik memerlukan sedikit
pengetahuan mengenai cara kerja kamera
sebelum kita memakai kamera tersebut, biasanya
dipakai oleh para penggemar fotografi.
Sedangkan kamera manual memerlukan
pemahaman yang mendetail mengenai cara kerja
kamera sebelum kita mulai memakainya,
biasanya dipakai oleh para hobis (penggemar)
dan profesional fotografi.
Kedua jenis kamera yang terakhir inilah yang
paling banyak dipakai dalam pendidikan jurusan
desain komunikasi visual, karena pada jurusan
ini diajarkan bagaimana menggunakan kamera
secara manual.
PEMOTRETAN
Ada banyak teknik pemotretan yang dapat
dipelajari dan sangat mungkin dikembangkan
lebih lanjut dengan kamera-kamera manual
maupun semi otomatis. Bagian paling awal dari
pemotretan adalah kita mengenal bagian-bagian
dari tubuh kamera dan fungsinya, seperti
penggunaan diafragma (bukaan), shutter (rana),
dan lain-lain. Sehingga, bila kita memotret kita
tak perlu lagi dipusingkan dengan bagaimana
cara mengoperasikan kamera.
Shutter atau rana berfungsi untuk mengatur
banyak sedikitnya sinar atau cahaya yang masuk
ke kamera dan mengenai bidang film. Shutter
atau rana dinyatakan dengan angka-angka B, 1,2,
4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 1000, 2000, B
(atau T) artinya bila kita menekan tombol, maka
shutter atau rana akan membuka, dan pada
waktu kita lepaskan tekanan, shutter akan
menutup. 2 artinya ½ sekon. 100 artinya 1/100
sekon, dan seterusnya. B (Bulb) atau T (Time)
akan digunakan apabila dibutuhkan pencahayaan
melebihi waktu 1 detik. Makin besar shutter
19 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
(rana) membuka, maka semakin banyak sinar
yang akan masuk, dan sebaliknya.
Diafragma berfungsi membuka dan menutup
lebar lensa sepenuhnya, sehingga cahaya dapat
masuk ke kamera dan mengenai bidang film.
Angka bukaan diafragma dinyatakan dengan
angka f/1,4, f/2, f/2.8, f/4, f/5,6, f/8, f/8, f/11,
f/16, f/22. Fungsi diafragma dan shutter (rana)
hampir sama. Perbedaannya dapat dilihat pada
hasil pemotretan:
Makin kecil angka difragma, contoh f/1,4,
maka makin besar bukaan, sehingga makin
banyak cahaya yang masuk. Akibatnya,
latar belakang foto tampak lebih kabur.
Makin besar angka diafragma, contoh f/22,
maka makin kecil bukaan, sehingga makin
sedikit cahaya yang masuk. Akibatnya latar
belakang foto tampak jelas.
Makin kecil angka kecepatan shutter
(rana), contoh 15 (1/15 detik), maka makin
lambat kecepatan rananya, sehingga makin
banyak cahaya yang masuk. Akibatnya
obyek pemotretan tampak seakan-akan
bergerak. Makin besar angka kecepatan
shutter (rana), contoh 2000 (1/2000 detik),
maka makin cepat kecepatan rananya,
sehingga makin sedikit cahaya yang masuk.
Akibatnya, obyek pemotretan tampak
seakan-akan beku, tidak bergerak.
Teknik-teknik pemotretan dasar antara lain
memotret dengan menggunakan latar belakang
(background) atau latar depan (foreground)
kabur, latar belakang dan latar depan jelas
semua. Teknik pemotretan semacam ini dapat
dipelajari dengan menguasai pemakaian
diafragma yang telah dijelaskan pada alinea
sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan
freeze, movement, panning, dan lain-lain yang
menuntut penguasaan bagian-bagian tubuh
kamera secara mendalam. Cara pemotretan
freeze, movement, dan panning adalah sebagai
berikut:
Cara pemotretan freeze adalah
membidikkan kamera pada obyek yang
bergerak dengan memilih angka shutter
yang besar, misalnya 2000, tanpa dibantu
dengan alat penyangga kamera (tripod).
Cara pemotretan movement adalah
membidikkan kamera pada obyek yang
bergerak dengan memilih angka shutter
yang kecil, misalnya f/15, dan dibantu
dengan alat penyangga kamera (tripod).
Cara pemotretan panning adalah
membidikan kamera dengan mengikuti
gerakan obyek. Angka shutter dipilih yang
20 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
kecil, mulai f/30. Pemotretan ini dilakukan
tanpa bantuan alat penyangga kamera
(tripod).
Lalu, tahukah kalian bahwa terdapat beberapa
versi mengenai arti sebenarnya dari f/stop?f/stop
(f kecil) dapat berarti salah satu di bawah ini.
singkatan dari fenestra (latin) yang berarti
“jendela” (diartikan bahwa bukaan
difragma membentuk “jendela” bagi cahya
untuk masuk melalui lensa).
Singkatan dari function (fungsi) atau
fraction (pecahan)
Simbol dari focal length (panjang fokus)
dibagi diameter bukaan (aperture)
Dari seorang fotografer legendaris (ansel
adams) yang merasa bentuk huruf ‘f’ untuk
bukaan diafragma lebih “indah” dan
“nyeni” dari penulisan stkalianr amerika
yang sempat populer di awal abad 20 lalu
(misalnya, U.S. 1 untuk f/4, U.S.4 untuk
f/8, dan seterusnya).
Pengambilan lokasi pemotretan dapat
berlangsung di dalam (indoor) atau di luar
ruangan (outdoor). Di dalam ruangan (indoor),
kita dapat memanfaatkan studio foto untuk
pemotretan model, atau produk dengan berbagai
peralatan studio, seperti lampu-lampu studio,
layar yang dipakai sebagai latar belakang
(background), table top, dan lain-lain.
Pencahayaan di studio fotografi dapat diperoleh
dari lampu-lampu studio, lilin, atau cahaya
jendela. Pencahayaan memotret di luar ruangan
(indoor) diperoleh dari cahaya matahari, atau
dengan bantuan lampu kilat (flash).
FOTOGRAFI DESAIN
Seiring dengan kemajuan teknologi yang
semakin pesat, fotografi pun makin luas
peranannya pada berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan profesi, antara lain pada
disiplin desain komunikasi visual. 1
Pada bidang desain komunikasi visual, foto
sangat berkaitan erat dengan iklan (seperti iklan
majalah, iklan surat kabar, brosur, katalog,
poster, dan lain-lain). Foto dalam Desain
Komunikasi Visual digunakan untuk membantu
proses komunikasi, menggambarkan suatu
keadaan dan, atau produk (contohnya, foto iklan
obat demam anak-anak yang menggambarkan
keadaan si anak sebelum dan sesudah meminum
obat tersebut).
sasaran dapat lebih mengenal suatu produk atau
jasa melalui foto tersebut, daripada sasaran
hanya membayangkan suatu produk atau jasa
21 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
tersebut. Foto dibuat berdasarkan suatu konsep
desain untuk mencapai suatu tujuan sesuai
dengan keinginan desainer atau pengguna.
Biasanya, dibuat untuk keperluan suatu iklan
(suatu pesan mengenai suatu produk/jasa yang
disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh
pemrakarsa yang dikenal, dan ditujukan kepada
sebagian atau keseluruhan masyarakat). Foto
harus produktif (dalam arti membangkitkan
minat), komunikatif, dan menghasilkan respon
melalui daya tarik visualnya dalam mendukung
suatu iklan.
Dalam menghasilkan foto yang mendukung
suatu iklan, komunikator visual harus
memperhatikan bagaimana konsep desainnya
dan kemudian merancang foto yang sesuai
dengan konsep desain tersebut. Langkah-langkah
dalam pemikiran konsep desain dan perancangan
foto sebagai berikut:
Pertama, konsep desain terbentuk
berdasarkan pembicaraan dengan klien
mengenai kelebihan-kelebihan apa yang
ingin ditampilkan, bagaimana janji-janji
yang akan diberikan, dan sebagainya. Dari
sini, diharapkan mendapatkan informasi
yang mencukupi untuk membuat alternatif
pemikiran desain.
Kedua, kita merancang foto, dalam arti kita
mencipta suatu rupa foto yang mempunyai
maksud tertentu melalui pemecahan
masalah tersebut dengan melibatkan
pemikiran, perasaan, dan keterampilan.
Pembuatan foto semacam ini memiliki
keterikatan dengan berbagai tuntutan
(seperti pemesan, teknis, komunikasi,
biaya), kebebasan terbatas (membuat foto
yang tidak asal indah/bagus), mengemban
tugas tertentu (sesuai dengan konsep), bisa
dibuat perorangan atau pun berkelompok
(team work), dan tujuan akhirnya adalah
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang
diemban (sesuai dengan konsep). Adapun
pedoman dalam merancang tersebut adalah
5W 1H (Where, What, When,Who, Why,
How). Who yang dimaksud disini adalah si
pemberi pesan dan penerima pesan
(khalayak sasaran). What yang dimaksud
adalah pesan apa yang akan disampaikan
untuk menjual suatu produk/jasa. Why yang
dimaksud misalnya mengapa disampaikan
ke khalayak sasaran. Where, dimana akan
dipasarkan. When, kapan akan dipasarkan.
How yang dimaksud adalah bagaimana cara
menyampaikan pesan melalui foto yang
dibuat. Selain beberapa pedoman yang
telah disebutkan di atas, sebagai seorang
fotografer yang mendukung suatu kegiatan
22 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
promosi produk atau jasa, ada baiknya kita
mengerti tata krama dan tata cara
periklanan di suatu negara atau daerah
khalayak sasaran. Hal ini penting untuk
diperhatikan, agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak kita/klien inginkan, antara lain seperti
kegagalan promosi.Di Indonesia (bila iklan
itu dipakai untuk khalayak sasaran di
Indonesia), berlaku tata krama dan tata cara
periklanan Indonesia untuk seluruh
perusahaan periklanan, bioskop,
perusahaan radio, dan surat kabar di
Indonesia. Dimana di dalamnya memuat
bahwa iklan itu harus jujur, bertanggung
jawab, tidak bertentangan dengan hukum
yang berlaku, tidak boleh menyinggung
perasaan dan atau merendahkan martabat
agama, tata susila, adat, budaya, suku,
golongan, dan lain-lain. Tahapan membuat
suatu iklan yang perlu disimak, antara lain
sebagai berikut:
o Klien datang ke suatu biro iklan dengan
masalah-masalah produk atau jasa. Di
sini dibicarakan mengenai
keluhan/masalah, kelemahan,
keunggulan, pesaing/kompetitor,
khalayak sasaran, dan lain-lain dari
produk yang bersangkutan.
o Dibuat suatu pemikiran atau konsep
desain (problem solving) dari masalah-
masalah diatas.
o Diskusi dengan klien mengenai
problem solving.
o Mendesain.
o Persetujuan desain dengan klien.
o Perbaikan desain (bila diperlukan).
o Persetujuan desain perbaikan dengan
klien.
o Final Artwork (FA).
o Color Separation (Separasi warna) dan
Proof.
o Cetak.
Berikut diberikan sebuah contoh iklan majalah
obat pereda demam untuk anak-anak merk
Tempra produksi MeadJohnson. Ada tiga
macam foto yang digunakan untuk membantu
proses komunikasi, yaitu foto seorang anak yang
mengalami demam (tampak cemberut), foto
setelah si anak tersenyum kembali karena
sembuh berkat obat pereda demam yang
diiklankan, dan foto kemasan (packaging) obat
pereda demam anak-anak tersebut. Dalam
pembuatan foto ini ada beberapa pedoman
pemikiran dalam merancang desain visual:
Who, siapa si pemberi dan penerima pesan
? Si pemberi pesan adalah produsen obat
23 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
pereda demam anak-anak, dan para
orangtua yang mempunyai anak di bawah
usia dewasa (berdomisili di Indonesia)
sebagai khalayak sasarannya.
What, apa yang akan disampaikan untuk
menjual produk/jasa kepada khalayak
sasaran ? Pesan yang akan disampaikan
untuk menjual produk obat pereda demam
anak-anak tersebut adalah keefektifan obat
pereda demam tersebut menurunkan
demam anak Kalian, sehingga membuat
anak Kalian ceria kembali.
Why, mengapa pesan disampaikan ke
khalayak sasaran ? Iklan obat pereda
demam anak-anak disampaikan ke
khalayak sasaran agar khalayak sasaran
mengetahui, mengenal, dan diharapkan
membeli produk obat pereda demam anak-
anak tersebut.
Where, dimana akan dipasarkan ? Dalam
iklan ini yang dimaksud yang dimaksud
adalah dipasarkan di wilayah Indonesia.
When , kapan akan dipasarkan. Hal ini
berkaitan dengan kapan (jangka waktu)
iklan tersebut dipakai untuk mendukung
pemasaran suatu produk.
How, bagaimana cara menyampaikan pesan
melalui foto yang dibuat ? Cara
menyampaikan pesan melalui pendekatan
emosional, karena yang lebih
memperhatikan perkembangan anak adalah
ibu-ibu rumah tangga (biasanya). Dengan
melihat sebuah foto, khalayak sasaran
(pemirsa) akan lebih mudah mengingat dan
mengerti efek positif produk tersebut,
daripada bila ia hanya membayangkan saja
bagaiamana wujud produk tersebut.
Fotografi desain tidak hanya berkaitan
dengan media cetak seperti yang
disebutkan di atas, tapi juga dapat dikaitkan
dengan pembuatan slide suara.
KUIS:
1. Sebut dan jelaskan fungsi bagian-
bagian yang terdapat pada kamera
2. Sebeutkan beberapa cara pemotretan
yang ada, kemudian jelaskan proses
cara memotretnya.
3. Sebut dan jelaskan fungsi
Diafragma dan Kecepatan pada
kamera
24 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
BAGIAN I
PENCAHAYAAN / EKSPOSURE Dalam bagian ini kalian akan memperoleh
informasi tentang :
Mengerti apa itu Aperture, Shutter Speed
dan ISO
Mengerti apa itu Aperture Priority, Shutter
Priority, Manual Aperture and Shutter dan
kapan paling efektif untuk memakainya.
Mengerti apa itu Panning teknik dan
bagaimana sih biar bisa panning?
Mengerti tentang Depth of Field dan
bagaimana Aperture bertanggung jawab
atas ini.
Mengerti tentang Shutter Speed tentang
pembekuan gerakan, menghasilkan efek
arus (flowing effect)
Mengerti tentang kompensasi ISO
sensitifiti dari film
Mengerti apa itu Bracketing dan efeknya
terhadap exposure yang benar dan/atau
sempurna
PENCAHAYAAN
Eksposure / pencahayaan adalah: banyaknya
sinar yang diterima oleh sensor / film. Apabila
kurang sinarnya maka foto akan terlihat
cendrung gelap / under, sedangkan apa bila
kelebihan maka foto akan terlihat cendrung
keterangan / over...
Pencahayaan sendiri merupakan kombinasi
antara AV / aperture value yaitu besar kecilnya
diafragma, TV / time value / shutter speed yaitu
lamanya bukaan rana, dan terakhir ISO /
iternasional stkalianrd organization yang dalam
hal ini merupakan stkalianrd internasional untuk
tingkat kepekaan sensor / film...
Eksposure ini sendiri sering dianalogi kan
seperti kita hendak mengisi gelas dengan air dari
keran... Dimana putaran keran tersebut
diibaratkan dengan aperture, lama keran dibuka
diibaratkan dengan shutter speed, gelasnya
diibaratkan dengan ISO, tekanan air diibaratkan
dengan intensitas penerangan (terang atau low
light), dan terakhir airnya diibaratkan dengan
25 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
sinar... Maka jika keran kita buka lebar maka
gelas akan cepat penuhnya... Sedangkan kalo
keran kita kecilin maka gelas akan lebih lama
penuhnya... Dan ketika kita pake gelas besar (iso
rendah) maka kita juga akan semakin lama
mengisi gelas tersebut, beda dengan jika
gelasnya kita kecilin (iso tinggi) maka gelas
tersebut akan lebih cepat penuhnya... Tapi tetap
air yang digelas besar lebih banyak dari yang di
gelas kecil... Begitu pula tekanan air, semakin
tinggi tekanan air (kondisi penerangan terang),
atau semakin kecil tekanan air (low light) akan
berpengaruh kepada waktu pengisian... Namun
terkadang sebelum gelas penuh kita sudah
menyetop keran maka terjadilah keadaan under...
Atau malah sebaliknya walau gelas sudah penuh
tapi keran belom kita tutup maka terjadilah
keadaan over...
Enaknya pada zaman sekarang eksposure ini
sudah dihitung otomatis oleh camera dengan
system yang namanya metering. Matering ini
bekerja seperti light/flash meter. Bedanya
system ini hanya mampu mengukur continous
light saja... Dan keuntungan tekhnologi sekarang
lainnya adalah foto kita bisa dianalisa dari
histogram pada camera... Sedangkan kalo zaman
dulu seorang fotografer harus membawa segepok
catatan yang berisikan hal-hal seperti kalo foto
siang hari bolong av, tv, nya berapa pada iso
sekian, terus kalo ada awannya jadi sekian, kalo
sore sekian, dst...
Nah prinsip kerja dari metering ini sendiri yaitu
menentukan eksposure warna abu-abu 18%
(sesuai gray card) pada suatu kondisi
penerangan... Makanya apabila kita memotret
benda atau keadaan dominan putih / terang / hi
key akan terlihat abu-abu/gelap pada foto kita,
dan apabila kita memotret benda dominan hitam
/ gelap / low key juga akan terlihat abu-abu /
pada foto kita lebih terang dari keadaan
sebenarnya... Dan makanya di camera kita ada
exposure compensation (pada kelas dua digit
angkanya -2 s.d. 2).
Dan kesimpulan juga kalo mau memotret dengan
exposure yang pas (corect exposure) ya ukur /
metering lah pada gray card yang diletakkan
pada tempat penerangan yang mau kita ukur
exposurenya...
Dan satu lagi jika contras antara tempat yang
paling gelap atau terang menyebabkan sudah
tidak tertangkap lagi ditail pada tempat gelap
atau terang tersebut, berarti kalian harus memilih
antara tetap pada exposure itu atau
mengorbankan salah satunya (mempertahankan
ditail di tempat gelap atau di tempat terang)...
Sukur-sukur kalo tempat gelapnya tidak luas dan
26 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
bisa kita angkat (fill in) dengan penerangan
buatan seperti flash...
Pada saat kontras tinggi inilah dibutuhkannya
camera dengan cakupan dynamic range yang
luas atau menggunakan tekhnik edit yang biasa
kita sebut HDR...
Kembali ke komponen dari exposure:
Nah sekarang baca dan ikuti ulasan berikut
secara lebih rinci:
PERFECT EXPOSURE
Ok. Kalau kalian bertanya "Seharusnya exposure
gimana sih?" yah gampang sih jawabnya,
"Exposure kalian harus bener!" ya kan? Nah,
exposure itu bisa di golongkan kepada 3 nama
yang saling erat hubungannya, mereka adalah:
1. Aperture = bukaan diafragma lensa
biasanya dalam ukuran f/2.8, f/5.6 dan
seterusnya
2. Shutter Speed = bukaan berapa lama film
menerima cahaya sewaktu diafragma di
buka; dalam ukuran 2s, 1/250s ,1/500s, dan
seterusnya (s = seconds, detik)
3. ISO, Speed of the film = internasional
stkalianrd untuk sensitifnya film. contoh:
ISO 400 lebih sensitif daripada ISO 200,
ISO 200 lebih sensitif daripada ISO 100,
dan seterusnya.
Ya ampun apaan sih nih kamera kok ada
Manual, Aperture Priority, Shutter Priority,
Automatic? kan lebih asik automatic dong?
"Ok, bukannya kalo set aja ke P (Automatic
atau Program Mode) terus kan tinggal jepret aja
kan semuanya sudah di atur otomatis, nah terus
ngapain harus ngerti 3 bahasa aneh di atas
coba?". Nah kalo kalian sudah puas sama P (
Automatic atau Program Mode) exposure setting
camera kalian, ya ngapain di terusin baca artikel
ini? yakin dengan pengertian yang mendalam
dan tentunya experiment antara 3 nama di atas,
kalian pasti lebih mendapatkan exposure yang
lebih baik atau lebih banyak kesempatan kalian
akan mendapatkan exposure yang sempurna.
Bukankah lebih baik untuk mempelajari
Manual?
Nah sekarang coba liat di viewfinder (itu lho
kotak kecil yang kalian lihat di camera untuk
motret) di sana pasti ada semace gini nih:
+'''''0'''''''- ya kan? Nah jika kalian memutar
control dial di camera kalian, tanda panah akan
bergeser sesuai dengan yang kalian hendaki, jika
kalian mutar ke kanan, panahnya ke kanan, kalo
ke kiri ya panahnya ke kiri. Biasanya kalau ke
27 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
kiri valuenya semakin besar atao ke positif kalo
ke kiri valuenya semakin kecil dan ke arah
negatif.
APERTURE PRIORITY (BIASANYA
A ATAU AV)
Dalam mode ini, kalian secara manual memilih
lens aperture dan camera kalian yang secara
otomatis akan memilih shutter speed. Coba set
camera kalian ke Aperture Priority, nah di
Aperture priority, kalian ngatur Aperturenya
secara manual, dan camera kalian akan mengatur
Shutter Speed secara otomatis untuk
memberikan exposure yang kamera kalian pikir
"PERFECT".
memilih penggunaan Aperture Priority ini bila
keadaan:
Cahaya sekeliling sangat minimal. Contoh:
dalam event medical conference atau dalam
event pesta wisuda adik , memilih setting
kamera ke A, karena ingin kamera yang
memilih shutter secepat mungkin untuk
mendapatkan exposure yang sempurna dan
dengan setting Aperture yang hendaki.
menginginkan maksimum depth-of-field
dan objectnya tuh tidak bergerak. Contoh:
dalam poto di bawah Golden Gate di San
Francisco, memilih Aperture sekecil itu
untuk memaksimumkan Depth of Field
(akan di bahas di bawah ini)
SHUTTER PRIORITY (BIASANYA S)
Di dalam mode ini, kalian memilih shutter speed
secara manual dan meter kamera kalian akan
memilih aperture secara otomatis. Sama dengan
Aperture Priority tetapi kali ini yang kalian
prioritaskan, dalam kata lain yang kalian bisa
ngatur itu yah shutter speednya, camera kalian
akan mengatur Aperture secara automatis yang
di pikir kamera kalian exposurenya "PERFECT".
Karena menurut , hanya dengan Shutter Priority
ini lah kita bisa:
a. FREEZE MOTION = pembekuan gerakan
yang terekam di film, dan
b. IMPLYING MOTION = untuk
menghasilkan flowing effect, yang bersifat
memberikan efek gerakan
memaksimalkan penggunaan Shutter Priority ini
dalam:
Panning teknik. Panning adalah teknik
perekaman object yang bergerak sehingga
menghasilkan effect gerakan dan bisa terlihat
jika object yang terfokus adalah object yang
28 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
sedang moving atau bergerak.
Contoh Panning:
Ok, ada 3 rahasia untuk mendapatkan hasil
panning yang memuaskan:
Rahasia #1: Kalian harus PARALEL dengan
object yang bergerak itu. Dari contoh di atas
tersebut, dengar "nguing2" dari kejauhan terus
siapkan kamera dan melihat mobil pemadam
kebakaran dari arah kiri , tunggu sampai
mobilnya tuh persis di depan , dan langsung
pencet shutter dan badan ngikutin arahnya
mobilnya melaju setelah memencet shutternya.
Rahasia #2: Pilihlah Shutter Speed yang paling
cocok untuk objek yang bergerak itu. Biasanya
pilih Shutter 1/20 atau 1/30 untuk panning teknik
. Dalam contoh di bawah ini, memakai Shutter
1/20
Rahasia #3: Jangan pakai tripod. Pakailah badan
kalian sebagai tumpuan yang mengayun dari kiri
ke kanan atau sebaliknya searah dengan object
yang akan di potret.
MANUAL EXPOSURE (BIASANYA
M)
Nah Manual Exposure ini lah yang
memungkinkan kita mengatur sendiri panah2
tadi yang sudah jelaskan di atas untuk
mendapatkan exposure yang KITA hendaki
"PERFECT EXPOSURE" sekali lagi, bukan
kamera kita yang mikir perfect tapi kita sendiri.
Karena di Manual inilah kita bisa mengatur
Aperture dan Shutter Speed secara manual.
"Nah terus apa hubungannya di antara tiga
bahasa aneh dan jelek di atas itu, apa sih tadi
Aperture, Shutter Speed dan ISO, huh?" Ok.
Nih jelasin yah.
APERTURE
29 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
Aperture adalah bukaan lensa untuk mengatur
berapa banyak cahaya yang masuk. Ukuran
aperture biasanya bisa di liat dengan f/ number.
Semakin besar nomer f/ nya semakin kecil
bukaan lensanya. Dengan kata lain, semakin
kecil nomer f/ nya, semakin GEDE bukaan
lensanya. CONTOH: f/2.8 bukaannya lensanya
tuh lebih besar daripada f/11. Aperture ini lah
yang biasanya orang orang di kritik
fotografer.net pada bilang "Wahhhh bagus bener
DOFnya, bagus bener pemkalianngannya!" Nah
sekarang ngerti kan kalo Aperture ini adalah
sang komkaliann yang bertanggung jawab atas
wilayah ketajaman di dalam satu foto. DOF,
kepanjangan dari Depth-of-Field, yaitu wilayah
di sekeliling subject yang di rekam oleh camera
yang layak tampil tajam di hasil potonya.
Aperture memiliki angka sebagai berikut (untuk
pergeseran 1 stop): ...1; 1,4; 2; 2,8; 4; 5,6; 8; 11;
16; 22; 32;...
Maksud angka diatas sendiri adalah lubang yang
terbuka pada lensa kita seper (angka diatas) dari
luas lensa kita... Yang perlu dicermati
bagaimana aperture mempengaruhi foto kita
yaitu semakin lebar aperture dibuka (angka
kecil) maka akan semakin sempit/pendek
DOF/ruang tajam yang kita dapatkan... Dan
semakin sempit lubangnya (angka besar) maka
akan semakin panjang DOF/ruang tajam yang
kita dapatkan...
Menyangkut masukan dari oom Lay Kana ada
semacam teori bahwa suatu lensa itu akan
maksimal lensanya dalam merekam subject
apabila aperturnya diset sekitar 3 stop lebih
sempit dari apertur terluasnya... Contoh: jika
lensa dengan bukaan terlebar 2,8; maka foto
terbeningnya akan kita temukan pada bukaan 8...
Aperture1 (Semakin besar aperture kita, semakin
sedikit wilayah ketajaman poto kita, shallow
depth-of-field):
Nah di contoh ini, data photo adalah: 1/3200s
f/3.5 at 200.0mm. Kalo kalian perhatiin, tuh di
30 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
backgroundnya ga keliatan apa apa yah? Jelek
yah poto ini? hmm mungkin aja cuman mau
lebih fokus ke kepala burungnya saja, jadi
mungkin waktu motret ini ga peduli ama
background jadi ya pilih aja f/3.5 nah Aperture
bisa di katakan "Big Aperture" kalo lebih besar
lagi adalah f/1.8.
Aperture2 (Semakin kecil aperture kita, semakin
banyak wilayah ketajaman poto kita, bigger
depth-of-field):
Nah di contoh yang ini, data poto adalah: 1/2s
f/22.0 at 12.0mm. Kalo sekali lagi kalian
perhatiin deh, tuh dari depan dari kayu yang
jelek itu sampe belakang gunung kan semuanya
fokus. Dengan ini, berani menyatakan "Small
Aperture" kalo lebih small lagi ya f/32.
Ukuran Aperture dalam perbedaan ukuran satu
stop adalah:
f/2 -> f/2.8 -> f/4 -> f/5.8 -> f/8 -> f/11 -> f/16 -
> f/22
Dari f/2 sampe ke f/2.8 di katakan Aperturenya
turun 1 stop dalam kata laen -1. Dari f/4 turun 3
stop ke f/11. Di katakan turun adalah jumlah
cahaya yang masuk melalui diafragma kan lebih
sedikit jadi oleh karena itu di katakan turun.
SHUTTER SPEED
Nah apa ini? Kalo tadi Aperture kan ngatur
berapa banyak cahaya yang masuk kan? Nah
kalo Shutter Speed ini ngatur berapa lama
cahaya itu masuk ke film. Contohnya: shutter
speed 2s (2 detik) tentunya cahaya yang masuk
lebih lama ya kan? kalo shutter speed 1/1000s (
1/1000 detik lho) ya jelas aja cahaya yang masuk
cuman sekilat aja. Gampang kan?
Ada pun angka pada shutter speed adalah
sebagai berikut (untuk pergeseran satu stop):
...8000, 4000, 2000, 1000, 500, 250, 125, 60, 30,
31 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
15, 8, 4, 0'5, 1', 2', 4', 8', 15', 30', bulb (selama
shutter ditekan camera akan terus merekam)...
Maksud angka diatas sendiri adalah seper (angka
diatas)detik dan detik untuk tkalian '. Yang perlu
dicermati bagaimana speed mempengaruhi foto
kita yaitu: dengan speed tinggi subject bergerak
(apalagi diam) akan terlihat beku sehingga
terlihat tajam... Sedangkan pada speed rendah
motion (gerakan) dari subject bergerak juga akan
terekam oleh camera... Dan kalau dilamakan lagi
pada saat tertentu benda bergerak tidak akan
terekam sama sekali oleh camera (tidak ada pada
foto)...
Nah untuk menentukan speed sendiri agar foto
kita freze (beku) dan tajam ada dua hal yang
harus diperhatikan:
1. Speed minimal untuk membekukan gerak
subject (subject motion)
Pada dasarnya macam-macam tingkat
shutter speed untuk membekukan subject...
Hal ini sangat dipengaruhi oleh kecepatan
dari si subject sendiri... Seperti kalo motret
orang yang sedang pause (pose) mungkin
dengan 0,5 detik tetap beku... Tapi speed
segitu belom tentu beku kalo orangnya
jalan... Antara jalan dan lari juga beda
speed untuk membekukannya... Gerakan di
atas panggung mungkin beku pada speed
1/125dtk... Tapi mungkin belom bisa
membekukan motor dijalanan... Begitu pula
dengan orang yang sedang balapan tentu
harus lebih cepat lagi speed untuk
membekukannya... Namun selain dari
kecepatan subject sendiri, ada hal lain yang
juga ikut mempengaruhi yaitu jarak subject
kita dan arah gerakannya... Semakin dekat
subject semakin cepat gerakannya... Ini
alasan kenapa pesawat terbang yang begitu
kencang tetapi terlihat pelan ketika di
langit... Karena jaraknya emang jauh...
Kalo arah gerakan sabject mendekati atau
menjauhi kita akan beda kecepatannya
ketika sisubject bergerak sejajar dengan
pkalianngan kita...
2. Speed minimal untuk melakukan
pemotretan dengan cara hands held (dengan
cara memegang kamera tanpa tumpuan atau
tripot)
Pada prinsipnya makin panjang focal length
yang kita gunakan maka akan makin
gampang gerakan pada camera kita, yang
akan ikut terekam pada foto... Makannya
rumus hands held ini dikaitkan dengan
panjang focal length yaitu speed =
1/(panjang focal length)
Nah disinilah IS (image stabilizer) itu
sangat berperan... IS sendiri menurut
32 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
analogi prisipnya sama dengan
shockbreaker pada mobil... Tekhnologi
berperan untuk meredam getaran yang
terjadi... Mungkin yang sering jadi
pertanyaan bagusan mana sih IS pada lensa
apa pada body... Kalo menurut pendapat
pribadi analoginya sama ketika shock pada
motor berpindah dari per dibawah kursi
menjadi dekat roda... Makin dekat
peredamnya ditaruh ke sumber makin
efisien kerjanya... Ya tentu IS pada lensa
lebih bagus karena gerakan sinar lebih
duluan masuk di lensa baru diteruskan ke
sensor... Namun IS juga memiliki
keterbatasan dalam meredam getaran...
Nah disaat speed sudah terlalu lambat
inilah kita harus menggunakan tripot...
Sebenarnya fungsi tripot ada dua, yang
satunya akan jelaskan pada bagian
focusing... Satuhal yang perlu di ingat,
matikan IS jika kalian memotret
menggunakan tripot
Yang perlu ditekankan di sini:
IS dan Tripot hanya untuk meredam
getaran pada camera... Tapi tidak untuk
membekukan subject...
Tidak semua foto itu harus freeze,
karena ada beberapa foto yang memang
indah jika kita menggunakan speed
rendah seperti memotret aliran sungai
agar terlihat seperti kapas, memotret
lampu mobil yang sedang ada di jalan,
dan bahkan dalam aksi panggung akan
lebih indah juga jika motionnya sedikit
tertangkap.
Bahkan ada tekhnik motret dimana
kamera sengaja digoyang pada saat
speed rendah..
Shutter speed 1 (semakin lambat shutter speed,
cahaya yang di peroleh film akan semakin
banyak)
Nah di contoh di atas, data adalah: 4s f/16.0 at
38.0mm . Wow, 4 detik! iya dong.. kalo ga gitu
kan ga bisa create kayak gini tuh liat airnya
kayak kapas gitu halus dan seperti awan2 gitu
kan? Ini di karenakan cahaya yang masuk lebih
33 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
lama oleh karena itu cahaya yang terekan di film
akan seolah-olah menghasilkan effect seperti
water flowing (air yang mengalir)
Shutter speed 2 (semakin cepat shutter speed,
cahaya yang di peroleh film akan semakin
sedikit, lebih untuk ke FREEZE MOTION,
yakni untuk membekukan gerakan)
Nah di contoh di atas, kali ini partner akan
marah kepada jika minta dia untuk lompat
sambil menendangkan kakinya di atas langit
terus-terusan. Oleh karena itu pilih fast shutter
speed untuk membekukan gerakan teman yang
jago kungfu ini.
Urutan Shutter Speed dalam perbedaan ukuran
satu stop adalah:
1/8 -> 1/15-> 1/30 ->1/60 ->1/125 ->1/250 -
>1/500 ->1/1000 (dalam detik)
ISO
Begini saja, anggap saja ISO ini adalah kumbang
yang bekerja di dalam camera kalian. Kalo di
camera set ke ISO 400 berarti mempunyai 400
kumbang yang bekerja, jika kalian set camera
kalian ke ISO 100 berarti kalian cuman punya
100 kumbang untuk bekerja di dalam kamera
kalian.
Nah ukuran ISO dalam perbedaan satu stop
adalah:
100 ->200 ->400-> 800 ->1600
ISO 800 adalah 3 kali lebih sensitif daripada ISO
100 (lebih sensitif terhadap cahaya 3 stop), tetapi
hasil potonya mungkin agak grainy (seperti
berpasir) Nah dalam hal ini lah yang harus
menjadi pertimbangan kalian kapan harus
kompensasi demikian.
Angka dari ISO sendiri yaitu (untuk perubahan 1
stop): ...50, 100, 200, 400, 800, 1600, 3200,
6400,... Semakin tinggi angka ISO maka akan
34 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
semakin sensitif sensor/film apabila terkena
sinar... Yang perlu diketahui bagaimana ISO
mempengaruhi foto kita yaitu: iso lebih tinggi
akan cenderung menyebabkan foto lebih noise,
kurang kontras, kurang resolusi...
Sedikit tambahan untuk angka-angka di atas
yang berhubungan dengan stop adalah sebagai
berikut: ketika kalian memotret dengan exposure
speed 60, diafragma 8, dan ISO 100... Ternyata
kalian beranggapan subject kalian kurang beku
dan memutuskan untuk menaikkan speed
menjadi 125 (1 stop)... Untuk mendapat nilai
eksposure (gelap terang yang sama pada foto)
berarti kalian harus melebarkan bukaan
diafragma kalian menjadi 5,6 (dari 8 menjadi 5,6
= 1 stop) atau kalian harus menaikkan iso kalian
menjadi 200 (naik 1 stop)... Nah inilah factor
tekhnis yang membuat foto tiap fotografer itu
berbeda-beda... Dalam kondisi tertentu ada
fotografer yang lebih suka mengorbankan speed,
ada yang mengorbankan ruangtajam, dan ada
yang lebih toleransi terhadap noise yang ada
pada foto mereka...
Nah disinilah kalian memberikan keputusan
ingin menggunakan mode yang mana pada
kreatif zone... Kalo prioritas kalian pada
diafragma misalnya karena kalian ingin
mendapat dof yang stabil gunakan mode AV
karena aperture kalian akan selalu tetap dan
speed kalian secara otomatis akan dicarikan
camera... Tapi kalo prioritas kalian pada speed
misalnya karena ingin selalu subjectnya beku,
gunakan mode tv karena speed kalian akan
selalu tetap sedangkan apertur akan ditentukan
secara otomatis oleh camera... Kalo terjadi
mentok dimana contohnya pada stelan tv, kalian
tetapkan kalian ingin memotret pada speed 125...
angka exposure kalian pada metering camera
menunjukkan angka 2,8 dan kalian sedang
menggunakan lensa dengan f terlebarnya
maximal 2,8. Lalu angka tersebut berkedip-
kedip, ini menkaliankan pada tingkat iso yang
sedang kalian gunakan keadaannya masih under
walaupun settingan otomatis yang dicarikan oleh
kamera (dalam hal ini aperture) sudah
maksimal... Berarti kalian harus menaikkan ISO
sampai aperturnya tidak berkedip lagi agar
exposure yang kalian dapatkan pas... Biasanya
ketika berkedip kalo kalian paksa untuk
memotret tanpa merubah ISO, maka speednya
akan menyesuaikan sendiri yang pada kasus ini
ke speed yang lebih rendah walaupun kalian
sedang menggunakan mode tv...
O ia, apabila kalian ragu terhadapa nilai
exposure yang kalian ingin kan, ada baiknya
kalian melakukan braketing (AEB = auto
exposure baketing)... Yaitu sebuah fasilitas dari
camera dimana pada tiga frame yang kita foto
akan terdapat ukuran under, ukuran yang pas
menurut camera, dan ukuran over... Berapa stop
under dan overnya pun dapat kita stel... Jadi
setiap subject foto harus kita potret tiga kali, dan
kita akan memperoleh tiga foto dengan exposure
35 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
berbeda... Cara settingnya: menu --> AEB -->
Set --> quick control dial (untuk menentukan
berapa stopnya) --> set.
Berikut keterangan lengkap brakecting
BRACKETING.
What is bracketing? Bracketing adalah suatu
teknik yang di manfaatkan oleh profesional
untuk mendapatkan exposure yang tepat di
dalam kondisi cahaya yang menantang (menurut:
photoxels.com) dan biasanya yang motret meng-
over expose +1 dan meng-under expose -1,
tergantung dari style fotografernya sendiri-
sendiri. Seperti yang jelaskan di atas atas banget
yang tadi tentang Aperture Priority, Shutter,
ataupun Manual Exposure priority, kamera kan
punya built-in light meter dan sensor di
dalamnya yang ada tkalian +''''0''''- tadi itu bila
kalian tujukan tkalian panahnya ke 0, kamera
kalian seperti mengatakan "Iya bos, ini menurut
perfect kok exposurenya!" Nah dalam
bracketing, si fotografer yah boleh di katakan
percaya sama kameranya dan jepret di posisi
panah menunjukan 0, PLUS si fotografer tadi,
sengaja menujukan panah ke arah +1 stop dan -1
stop untuk bracket exposure.
CONTOH BRACKETING:
Si fotografer melihat mobil ferari di tengah jalan
yang sangat terang sekali cuaca bagus banget
deh. Dia set camera barunya ke Aperture Priority
dengan ukuran diafragma f/2.8 karena dia
maunya mobilnya yang terlihat tajam sedangkan
backgroundnya blur (out of focus). Si fotografer
melihat dalam viewfinder dan menyetel panah
sehingga sampe di 0 dan menemukan bahwa
shutter speednya harus 1/250.
Nah di sini si fotografer bracket exposure ini
sehingga mempunyai 3 poto.
Poto 1 = fotografer di atas menjepretkan
exposurenya f/2.8 shutter speed 1/250
Poto 2 = fotografer sengaja membuat shutter
speed ke 1/125 <PLUS satu stop exposure>
masih tetep f/2.8
Poto 3 = fotografer sengaja membuat shutter
speed ke 1/500 <MINUS satu stop exposure>
masih tetep f/2.8
Nah sekarang si fotografer tadi adalah orang
terbahagia di dunia karena setiap kali dia
memotret sesuatu yang dia suka, dia akan mem-
bracket exposurenya dan dia yakin di antara 3
poto tersebut pasti salah satunya adalah poto
dengan perfect exposure.
36 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
Kalo sih kurang suka membracket tetapi
menggunakan Zone System buat exposure guide
. Penggunaan Zone System tidak bahas di
artikel ini karena akan menjauh dari topik dan
scope materi tetapi banyak artikel di internet
yang mengajarkan teknik Zone System untuk
creative exposure control technique.
A PERFECT EXPOSURE IMAGE
Nah di sini tedapat data poto : 15s f/22.0 at 12.0mm. Dengan Shutter Speed selama 15 detik akan
menghasilkan efek keramaian di atas jembatan dengan lampu yang seolah-olah bergerak. Golden Gate
ini, Dengan f/22 meyakinkan bahwa DOF akan sangat besar dari ujung sampe ujung semuanya akan
kelihatan tajam, dan dengan lensa 12mm Wide Angle, meyakinkan akan mendapatkan ruang hasil foto
yang lebar untuk komposisinya.
37 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
KUIS:
1. Jelaskan konsep exposure dan sebutkan penggolongan namanya beserta
penjelasan setiap nama penggolongannya tersebut.
2. Jelaskan fungsi beberapa mode penyetelan pada kamera.
3. Jelaskan apa itu Brakecting.
38 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
PRAKTEK (AVAILABLE LIGHT) Mulailah memotret dengan 3 tema berbeda, gunakan teknik-teknik yang telah
diajarkan. Pilih karya foto terbaik dan kumpulkan minimal 3 hasil karya foto dalam
satu temanya.
Pada bagian ini silahkan mengikuti praktek
seperti yang dituntun oleh gurumu. Ikuti
dengan serius, tanyakan jika kalian
mengalami kesulitan dalam mempraktekkan
teknik-teknik yang telah disampaikan dan
diterapkan dalam praktek.
39 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
BAGIAN 2
DASAR-DASAR KOMPOSISI
Dalam bagian ini kalian akan memperoleh
informasi tentang :
Dasar Komposisi
Komposisi Garis
Komposisi Shape
Kompoisis Form
Komposisi Tekstur
Komposisi Patterns
Jenis-jenis komposisi
SEKILAS TENTANG KOMPOSISI
DALAM FOTOGRAFI
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai
cara menata elemen-elemen dalam gambar,
elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form,
warna, terang dan gelap. Cara kalian menata
komposisi dalam jendela bidik akan
diinterprestasikan kemudian setelah foto kalian
tersebut dicetak. Yang paling utama dari aspek
komposisi adalah menghasilkan visual impact-
sebuah kemampuan untuk menyampaikan
perasaan yang kalian inginkan untuk berekspresi
dalam foto kalian. Dengan demikian kalian perlu
menata sedemikian rupa agar tujuan kalian
tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan
statis dan diam atau sesuatumengejutkan, beda,
eksentrik. Dalam komposisi klasik selalu ada
satu titik perhatian yang pertama menarik
perhatian. Hal ini terjadi karena penataan posisi,
subordinasi, kontras cahaya atau intensitas
subjek dibandingkan sekitarnya atau pengaturan
sedemikian rupa yang membentuk arah yang
membawa perhatian pengamat pada satu titik.
Secara keseluruhan, komposisi klasik yang baik
memiliki proporsi yang menyenangkan. Ada
keseimbangan antara gelap dan terang, antara
bentuk padat dan ruang terbuka atau warna-
warna cerah dengan warna-warna redup. Pada
kesempatan-kesempatan tertentu, bila
dibutuhkan mungkin kalian akan membutuhkan
komposisi kalian seluruhnya simetris. Seringkali
gambar yang kalian buat lebih dinamis dan
secara visual lebih menarik bila kalian
menempatkan subjek ditengah. Kalian harus
menghindari sebuah garis pembagi biarpun itu
vertikal.
40 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
Untuk menghindari sebuah gambar yang dinamis
diperlukan juga kehadiran irama. Irama ini
terjadi karena adanya pengulangan berkali-kali
sebuah objek yang berukuran kecil. Kehadiran
irama dalam gambar mengesankan adanya suatu
gerakan.
GARIS
Fotografer yang baik kerap menggunakan garis
pada karya-karya mereka untuk membawa
perhatian pengamat pada subjek utama. Garis
juga dapat menimbulkan kesan kedalaman dan
memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika
garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek,
yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi
menarik perhatian. Tidak penting apakah garis
itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa
mata keluar dari gambar. Yang penting garis-
garis itu menjadi dinamis.
SHAPE
Salah satu formula paling sederhana yang dapat
membuat sebuah foto menarik perhatian adalah
dengan memberi prioritas pada sebuah elemen
visual. Shape adalah salah satunya. Kita
umumnya menganggap shape sebagai outline
yang tercipta karena sebuah shape terbentuk,
pada intinya, subjek foto, gambar dianggap
memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak.
Untuk membuat shape menonjol, kalian harus
mampu memisahkan shape tersebut dari
lingkungan sekitarnya atau dari latar belakang
yang terlalu ramai. Untuk membuat kontras kuat
antara shape dan sekitarnya yang membentuk
shape tersebut. Kontras ini dapat terjadi sebagai
akibat dari perbedaan gelap terang atau
perbedaan warna.
Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri.
Ketika masuk kedalam sebuah pemkalianngan
yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita
juga dapat meng-crop salah satu shape untuk
memperkuat kualitas gambar.
FORM
Ketika shape sendiri dapat mengindentifikasikan
objek, masih diperlukan form untuk memberi
kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan
faktor penting untuk menciptakan kesan
kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta dari
bentukan cahaya dan tone yang kemudian
membentuk garis-garis dari sebuah objek. Faktor
penting yang menentukan bagaimana form
terbentuk adalah arah dan kualitas cahaya yang
mengenai objek tersebut.
41 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
TEKSTUR
Sebuah foto dengan gambar teksur yang
menonjol dapat merupakan sebuah bentuk
kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai,
tekstur akan memberikan realisme pada foto,
membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi ke
subyek kalian.
Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang
berbeda. Ada tekstur yang dapat ditemukan bila
kita mendekatkan diri pada subyek untuk
memperbesar apa yang kita lihat, misalnya bila
kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai
daun. Ada pula saat dimana kita harus mundur
karena subyek yang kita tuju adalah
pemkalianngan yang sangat luas. Tekstur juga
muncul ketika cahaya menerpa sebuah
permukaan dengan sudut rendah, membentuk
bayangan yang sama dalam area tertentu.
Memotret tekstur dianggap berhasil bila
pemotret dapat mengkomunikasikan sedemikian
rupa sehingga pengamat foto seolah dapat
merasakan permukaan tersebut bila
menyentuhnya. Sama seperti pattern, tekstur
paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi
dan nampak melebar hingga keluar batas
gambar.
PATTERNS
Pattern yang berupa pengulangan shape, garis
dan warna adalah elemen visual lainnya yang
dapat menjadi unsur penarik perhatian utama.
Keberadaan pengulangan itu menimbulkan
kesan ritmik dan harmoni dalam gambar. Tapi,
terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan
gambar menjadi membosankan. Rahasia
penggunaan pattern adalah menemukan variasi
yang mampu menangkap perhatian pemerhati.
Pattern biasanya paling baik diungkapkan
dengan merata. Walaupun pencahayaan dan
sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar
cenderung kurang kesan kedalamannya dan
memungkinkan sesuatu yang berulangkali
menjadi menonjol.
Dengan mempelajari prinsip-prinsip komposisi
di atas, berikut ini adalah beberapa jenis yang
dapat kalian gunakan :
RULE OF THIRDS
Bayangkan ada garis-garis panduan yang
membentuk sembilan buah empat persegi
panjang yang sama besar pada sebuah gambar.
Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut-
sudut persegi panjang pusat akan mendapat daya
tarik maksimum.
42 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
FORMAT : HORIZON ATAU
VERTIKAL
Proporsi empat persegi panjang pada viewinder
memungkinkan kita untuk melakukan
pemotretan dalam format landscape/horizontal
atau vertikal/portrait. Perbedaan pengambilan
format dapat menimbulkan efek berbeda pada
komposisi akhir. Lihatlah pada jendela bidik
secara horizontal maupun vertikal dan tentukan
keputusan kreatif untuk hasil terbaik.
KEEP IT SIMPLE
Dalam beberapa keadaan, pilihan terbaik adalah
keep it simple. Sangat sulit bagi orang yang
melihat sebuah foto apabila terlalu banyak titik
yang menarik perhatian. Umumnya makin ramai
sebuah gambar, makin kurang menarik gambar
itu. Cobalah berkonsentrasi pada satu titik
perhatian dan maksimalkan daya tariknya.
PICTURE SCALE
Sebuah gambar yang nampak biasa namun
menjadi menarik karena ada sebuah titik kecil
yang menarik perhatian. Dengan pemotretan
landscape atau monument, kembangkan daya
tarik pemotretan dengan menambahkan obyek
yang diketahui besarnya sebagai titik perhatian
untuk memberikan kesan perbandingan skala.
HORIZONS
Merubah keseimbangan langit dan tanah dapat
mengubah pemkalianngan gambar secara
radikal. Bila gambar hampir dipenuhi oleh langit
akan memberikan kesan polos terbuka dan lebar
tapi bila langit hanya disisakan sedikit di bagian
atas gambar, akan timbul kesan penuh.
LEADING LINES
Garis yang membawa mata orang yang melihat
foto ke dalam gambar atau melintas gambar.
Umumnya garis-garis ini berbentuk :
Garis-garis yang terlihat secara fisik misalnya
marka jalan atau tidak terlihat secara langsung
misalnya bayangan, refleksi.
BE DIFFERENT
Barangkali ada bidikan-bidikan lain yang dapat
diambil selain pendekatan dari depan dan
memotret paralel ke tanah. Bergerak mendekat
dari yang diduga seringkali menghasilkan efek
yang menarik.
43 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
COLOUR
Membuat bagian dari gambar menonjol dari
background. Cara utama untuk memperoleh hal
ini adalah memperoleh subyek yang warna atau
nadanya berbeda secara radikal dengan
background.
FRAMING
Bila subyek secara khusus mempunyai bentuk
yang kuat, penuh frame dengan subyek. Baik itu
dengan cara menggunakan lensa dengan fokus
lebih panjang atau bergerak mendekati subyek.
SHOOTING POSITION
Ketika kita merasa jenuh dengan komposisi yang
itu-itu saja, cobalah merubah sudut pkalianng
sepenuhnya. Misalnya posisi duduk ke posisi
berdiri atau pengambilan bidikan dari atas atau
bawah dari subyek.
NUMBER OF SUBJECT
Pemotretan dengan banyak subyek yang relatif
seragam, kurang menarik dari pkalianngan
komposisi. Temukanlah salah satu subyek yang
berbeda diantara sekian banyak subyek tersebut.
Berbeda diartikan berbeda gerakan, bentuk dan
warna.
PENJELASAN
"Pengarang berkontemplasi dengan huruf, kata,
kalimat dan paragraf, tulisan Tubagus mengenai
hal ini benar dan sulit mengkomposisikan kata
sesulit mengkomposisikan warna, bentuk dan
tekstur ditambah cahaya lagi pada dunia
fotografi. Tubagus ingin tetap berpendapat
bahwa pengajaran komposisi 1/3 bagian dengan
segala hukum fotografi itu wajib diterapkan
tergantung situasi dan kondisi. Sebenarnya
ilustrasi ini akan menjelaskan keberatan atas
aplikasi hukum dan segala aturan dogma
fotografi.
Seorang guru gambar SD memberi contoh
gambar pemkalianngan dengan dua gunung dan
satu matahari di tengah. Juga kemudian
memaksakan murid-murid SD tersebut dengan
teknik gambar orang dewasa seperti warna biru
pada langit, warna coklat pada pohon, warna
hijau pada daun dsb. Kalau anak SD tersebut
mempunyai imajinasi sendiri yang
menggambarkan wajah berwarna ungu, rumbut
berwarna jingga, dan proporsi yang nyeleneh.
Langsung ditegur oleh guru dogmatik tersebut.
44 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
Kejadian seperti ini banyak terjadi dan masih
sampai saat ini. Hasilnya setelah mahasiswa
mereka di tes gambar, dan mereka masih
menggambar dengan dua gunung dan satu
mataharibetapa miskin kreatifitas para
mahasiswa yang non seni rupa terutama.
Ternyata setelah diadakan penelitian, anak-anak
itu adalah jenius menggambar yang hilang
kejeniusannya setelah dewasa ujar Picasso. Para
ahli pendidikan visual anak banyak berpendapat
tidak boleh mengajar teknik menggambar orang
dewasa kepada anak-anak di bawah usia 12 th,
hal tersebut akan merusak kreatifitas anak
tersebut.
Salah satu cara adalah membuat anak tersebut
mengingat pengalaman jalan-jalan, ke kebun
binatang, apa yang mereka tonton, kegiatan apa
yang mereka lakukan dan kemudian
menceritakan dalam bentuk gambar dan sebebas-
bebasnya. Boleh warna ungu pada wajah, boleh
warna merah pada rumput dsb. Teknik ini sering
disebut visualisasi yang tentunya pengarang
seperti Tubagus dll apalagi fotografer perlu tahu
visualisasi. Anak kecil dianggap jenius dan
spontan dalam menggambar, kalau dia lagi benci
kakaknya maka kakaknya digambar dengan gigi
yang besar dan ekspresi lagi marah. Affandi dan
Picasso sekalipun tidak punya ekspresi sebebas
dan sespontan anak-anak kecil.
Aturan hukum rule of the third, komposisi 9
bagian, simetris, komposisi diagonal pada dunia
fotografi yang dimakan mentah-mentah oleh
siswa dan dijadikan sebagai hukum yang tidak
terbantahkan oleh fotografer (baca: ada dan tidak
semua). Hukum-hukum tersebut ada setelah
karya seni rupa dibuat. Tetapi seniman biasanya
selalu berusaha keluar dari hukum-hukum
tersebut. Fotografer dilatih rasa terhadap
komposisi warna, bentuk, tekstur dan sinar.
Hukum itu hanya sebagai pengetahuan saja dan
kadang-kadang masih muncul secara tidak
sengaja pada saat pemotretan. Pada saat
memotret kita biasanya tahu, melihat
(visualisasi) dan setelah jam terbangnya tinggi
kita mulai main rasa pada komposisi. Kalau
ngomong dan bicara terus emang sulit, paling
gampang secara visual.
Monalisa yang obrak abrik latar belakangnya
dari yang asli (gb1 asli). Gb 2 latar belakang
turunkan garis horisonnya jadi seperti
menggunakan lensa sudut lebar. Gb 3 latar
belakang membesar seperti penggunaan lensa
tele.
45 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
Rasanya ketiga gambar ini oke-oke aja. Rasa
misterius tidak berubah dari senyum Monalisa.
Latar belakang yang warnanya hijau monokrom
seimbang saja, walau garis horisonnya berubah
mengikuti hukum 1/3 dan ada yang tidak. Rasa
keseimbangan tetap terjaga. Gimana kalau kita
rubah warna pada langitnya? Nah, baru rasa
keseimbangan pada lukisan ini terganggu.
Hukum 1/3 langsung tidak bisa berlaku lagi.
Pada contoh lain, warna merah baju, kuning kaos
sebagai warna yang panas diseimbangkan
dengan warna yang hijau dari rumput Gb 4. Pada
pemotretan warna kita sering kali lebih
memainkan RASA terhadap proporsi warna
bukan masalah garis horison 1/3 atau bukan.
Pada foto ini warna kaos kuning dengan orang
yang relatif ditengah gambar menjadi pusat
perhatian. Terasa permainan keseimbangan
antara warna kuning, merah dan warna hijau
rumput. Pusat perhatian pada warna kuning dan
bukan warna merah seperti lazimnya
Gb 5, coba ganti dengan warna merah semua
dan ternyata rasa keseimbangan menjadi rasa
warna merah vs warna hijau rumput, sedangkan
warna lain seperti langit yang putih dan coklat
kehitaman dari pohon sebagai penyeimbang
yang tidak begitu kuat. Gb 6 coba mengikuti
hukum atau selera Advertising yang mewajibkan
langit biru.
46 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
Ternyata rasa humor dari orang-orang yang
bermain bola itu malah terganggu dengan warna
birunya langit. Warna langit putih seperti
gambar sebelumnya lebih tidak menonjol dan
rasa kegembiraan orang-orang yang bermain
lebih menonjol.
Gb7. coba ganti dengan hitam putih, ternyata
hitam putih memang menonjolkan tekstur
rumput dan bentuk manusia yang dorong-
dorongan. Tetapi rasa humor dan kegembiraan
pada contoh foto ini dibantu oleh warna pakaian
merah dan kuning atau warna-warna cerah.
Memang belum tentu foto hitam putih yang
dianggap bagus untuk memotret orang selalu
berhasil dalam setiap kondisi. Pada foto hitam
putih, warna bulatan-bulatan sinar itu yang
mengganggu dan melemahkan. Pusat perhatian
kita agak terpecah. Pada foto warna, baju kaos
kuning dan merah berhasil menyeimbangkan
gambar secara keseluruhan dan menjadi pusat.
Ditambah warna bola yang merah semua dan
mengikat semua bentuk kebersamaan orang-
orang yang bermain.
47 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
Mengembangkan rasa dalam melihat hubungan
bentuk dan warna masih lebih penting dari pada
menerapkan hukum-hukum fotografi. Lagipula
kita musti tahu apakah hukum 1/3 bagian dari
lukisan pada era 500 th yang lalu (Leonardo da
Vinci) bisa diterapkan pada fotografi. Fotografi
merekam suatu yang realitas dan hampir yang
seperti kita lihat terutama foto warna.
Hukum 1/3 bagian baru efektif digunakan pada
foto yang ada garis horisonnya seperti di pantai,
gunung, danau atau dataran yang luas dan
terlihat garis horisonnya. Itupun tergantung dari
warna langit, warna tanah dan posisi manusia
atau benda yang difoto. baca pembahasan
Tubagus jauh dari warna, bentuk, tekstur dan
kualitas + arah sinar, seakan pada tulisan itu
komposisi foto = grammar atau tata bahasa yang
banyak aturannya. Komposisi foto sebenarnya
bebas selama bisa menimbulkan rasa tertentu.
Selain analisa Rasa dari foto, pembahasan
komposisi merupakan hal yang utama dalam
melancarkan kritik foto. Yang jadi persoalan
latihan meningkatkan rasa jauh lebih sulit
dibandingkan belajar hukum fotografi atau
teknik fotografi.***
48 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
PRAKTEK KOMPOSISI Buatlah foto dengan memanfaatkan komposisi yang diajarkan. Kumpulkan minimal 2 Foto setiap
komposisi
PRAKTEK (MOVING OBJECT)
Bualah foto komposisi dengan objek yang bergerak. Kumpulkan minimal 1 Foto tiap komposisinya
KUIS:
Sebut dan jelaskan beberapa teknik komposisi pada praktek pemotretan dan
buatlah contoh dengan memotret sendiri teknik komposisi tersebut
Pada bagian ini silahkan mengikuti praktek
seperti yang dituntun oleh gurumu. Ikuti
dengan serius, tanyakan jika kalian
mengalami kesulitan dalam mempraktekkan
teknik-teknik yang telah disampaikan
danditerapkan dalam praktek.
49 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
BAGIAN 3
HUNTING
BEKAL HUNTING
Di dalam memotret, selalu ada hal yg prioritas di
benak kita. Kalau tidak ada namanya kamera
pocket. Terutama setelah kita mengetahui efek
dari masing masing kombinasi.
Mayoritas digolongkan menjadi dua bagian
besar yaitu; Aperture Priority, dimana dlm
memotret kita menghendaki efek dari bukaan
tertentu sebagai factor yg ditetapkan yang lain
variable.; Speed Priority dimana dlm memotret
kita menghendaki speed tertentu dlm
mengabadikan moment, yang lain variable.
Memotret pemkalianngan yang semuanya akan
ditonjolkan membutuhkan dept of field yang
besar sehingga orang dapat menset bukaan
sekecil mungkin. Memotret model di mana
dihendaki pengisolasian subject dari lingkungan
membutuhkan dept of field yang sekecil
mungkin.
Kecepatan yang merupakan variable diset
mengikuti takaran sesuai ISO yg dipilih. Kalau
perlu pakai tripod atau monopod. Memotret
pemkalianngan tanpa tripod orang akan
mempertahankan kecepatan terendah yang dia
bisa pertahankan, aperture akan mengikuti.
Memotret sport dgn kecepatan tinggi orang akan
menetapkan speed yang tinggi dan aperture
mengikuti. Demikian pula memotret low
exposure dan panning orang akan menetapkan
speed yang akan diikuti aperture sesuai ISO
yang dipakai.
Komponen Variabel yang mensuport pilihan di
atas juga harus dipilih untuk lebih memperkuat
pilihan efek yang hendak dibuat. Memotret
pemkalianngan orang cenderung memakai wide
angle lens yang memiliki dept of field yg dalam
dan distorsi cembung.
Dlm memilih ISO juga cenderung memakai film
ISO rendah yang memiliki butiran yang halus
yang akan menunjang dept of field yang dalam
tersebut. Memotret model orang cenderung
50 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
memakai tele yang memiliki depth of field yg
tipis dan distorsi cekung yang akan membuat
muka org menjadi langsingan. Kalau perlu
memakai fast lens yang memiliki bukaan 2,8
bahkan 1.8
Komponen penunjang lainnya seperti tripod di
mana kecepatan yang dipilih lebih rendah dari
yang mampu kita tahan. Netral Density Filter
dimana kecepatan yang dihasilkan dari bukaan
yang paling memungkinkan masih lebih cepat
dari yang kita inginkan.
MENGAPA MEMBUAT FOTO
Foto-foto yang dibuat karena subyeknya
merupakan kengan kita; anak, isteri, suami,
pacar, anggota keluarga, sahabat, binatang
kengan, bunga kengan dan benda-benda lain
yang ingin kita dokumentasikan.
Di sisi yang lain, kita juga melihat foto-foto dari
peristiwa wisata dan budaya, politik, sosial,
ekonomi dan lainnya. Hubungan antar manusia,
keadaan alam dan banyak aspek kehiduapan
lainnya.
Ada foto-foto yang dibuat dengan nuansa seni
yang tinggi, kental dengan pilihan-pilihan yang
estetis. Ada pula yang mementingkan
momentum dan peistiwanya dengan kadar
jurnalistik yang tepat.
Kualitas yang disajikan beragam tingkatannya,
ada yang membuatnya dalam keterbatasan, alat
dan pengetahuan tentang fotografi. Ada pula
yang sudah melangkah jauh, menyajikan teknik-
teknik yang apik dan canggih, sejauh
menggabungkan beberapa foto dengan finishing
yang sangat halus.
Para pengasuh memberikan keleluasaan kepada
kita untuk menilai foto-foto yang ada, dengan 6
(enam) pilihan, mulai dari foto yang tidak patut
ditayangkan, dengan nilai tiga jempol ke bawah,
hingga nilai 3 jempol ke atas, yang berarti foto
tersebut sempurna.
Komentar maupun catatan yang menyertai foto-
foto, kerapkali memberikan nilai yang subyektif,
semisal; " suka foto ini", atau "foto Blackie,
anjing kengan kami".
Tidak ada yang salah dari pernyataan-pernyataan
tersebut, karena sistim nilai suatu foto sangat
tergantung kepada persepsi yang dimiliki tiap
orang berdasarkan pengalaman hidupnya.
Dengan demikian kita tidak perlu kecewa kalau
nilai dan komentar yang diberikan anggota lain
tidak memenuhi harapan kita.
51 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
Ada dua kemungkinan: yaitu: 'ilmu kita" belum
sampai pada tingkatan seseorang yang telah
matang luar dalam, atau sebaliknya, pemirsa
belum dapat menangkap "pesan" yang ingin di
komunikasikan melalui foto tersebut.
Sejauh ini, nampaknya kita sudah banyak
membahas berbagai motivasi dan cara yang
digunakan para fotografer, sehingga fotonya
tertayang di galeri, fotonya dinilai oleh kurator,
komentarnya dibaca sesama rekan dan puluhan
hal lain yang dapat dilakukan seseorang dengan
menjadi anggota.
Apapun yang mendasari partispasi di sini, kita
mempunyai satu hal yang "common" (umum),
yaitu keinginan untuk berbagi (sharing).
Yang fotonya ditayangkan ingin berbagi suatu
keadaan (scene) melalui medium komunikasi
visual, fotografi, kepada rekan lainnya.
Yang menulis komentar, ingin berbagi "kesan"
(impresi) yang didapatkannya dari foto
rekannya.
Ada juga fasilitas untuk berbagi ilmu, informasi.
FOTO YANG INDAH?: FOLLOW
YOUR PASSION
Menghasilkan karya foto yang indah rasanya
sudah menjadi suatu hasrat yang umum di
kalangan pelaku seni fotografi. Bahkan
seringkali menjadi suatu obsesi bagi sebagian
mereka. Dalam upayanya, maka digelarlah
puluhan lomba foto ini-itu dengan intensitas dan
frekuensi yang sangat tinggi. Mulai dari lomba
foto tingkat klub sampai lomba paling bergengsi
a la Salon Foto Indonesia. Membajirlah ratusan
bahkan ribuan foto-foto juara yang telah
diapresiasi dan dinilai sebagai foto yang
"bagus", "indah","eksotis", "unik", dan seribu
penghargaan lainnya.
Sebagai seorang pengamat sekaligus pelaku seni
-yang awam dan sangat tidak dikenal- di luar
dunia fotografi, pun terbawa ke dalam
antusiasme untuk mencoba ikut menikmati foto-
foto hasil hiruk-pikuk lomba melukis dengan
cahaya ini. Pertanyaan yg paling awal muncul
dlm diri sendiri "bagaimana membuat sebuah
foto yang indah? "
Apakah sebuah foto yg "indah" adalah sebuah
foto dalam definisi keindahan yang sangat
eksplisit (bentuk, warna, komposisi, gelap-
terang, pola) semata? Semuanya cukup berhenti
di sana? Bukankah keindahan adalah sesuatu yg
sangat subyektif dan pribadi sifatnya?.
Bagaimana mungkin seperangkat aturan yg
stkalianrd dan general bisa menangkap seluruh
dimensi perasaan banyak manusia lain? tidak
52 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
bicara soal kesempurnaan teori/format/teknis
sebuah foto, karena semua foto yg dibilang
bagus itu tentulah sudah dinilai "layak lomba"
dan oleh karena itu secara teknis tentulah sudah
dikatakan "layak jadi juara". Namun seperti yang
juga pernah baca, bukankah foto yg indah tidak
selalu foto yang benar secara teknis??.
pun mulai banyak bertanya kepada diri sendiri.
Beberapa pekan dalam keraguan dan
kebimbangan. Berdialog dengan teman, sahabat,
dan hati nurani.
Keindahan membutuhkan "rasa", esensi
kesadaran paling mendalam dari si pelaku seni
yang mengalir melalui hasrat dan panca
inderanya dan akhirnya mewujud kedalam karya
seninya. Sebuah lukisan adalah juga cermin jiwa
si pelukis. "It's not a painting, it's me". Dan rasa
sangatlah subyektif sifatnya, karena ia terbentuk
pada tataran alam bahwa sadar oleh pengalaman-
pengalaman pribadi individu dalam berinteraksi
dengan orang-orang, kultur, dan alam di
sekitarnya.
Keindahan, jadinya sangatlah subyektif sifatnya.
Indah menurut , belum tentu dibilang indah
menurut orang lain. Dalam session penjurian
foto misalnya, sesudah terpenuhinya aspek
teknikal fotografi, seringkali sebuah foto dinilai
9 "istimewa" dan pada saat yang sama juga
dinilai 1 "jelek sekali" oleh juri yang lain. Bukan
karena masalah format/teknisnya, tapi lebih
karena ternyata "rasa"-nya tidak selalu
nyambung dengan "rasa" seluruh anggota
jurinya.
Oleh karena itu, jika karya foto hendak
ditempatkan sebagai suatu "karya seni" dan ingin
diapresiasi sebagai sebuah karya seni, maka
seyogianya ia harus diperlakukan sebagaimana
kita mengapresiasi karya seni lainnya seperti
seni lukis, seni patung, seni batik, seni
sastra/puisi, dan lain-lain. Rasanya hampir tidak
pernah kita dengar ada lomba lukis kecuali untuk
anak-anak. Hampir tidak ada lomba seni patung,
kecuali untuk pembuatan monumen yang
spesifikasi wujudnya sudah jelas. Hampir tidak
ada lomba lukis batik kecuali dlm program
mempromosikan museum yg semakin sepi.
Pujangga-pujangga puisi saat ini justru mereka
yg berani melepaskan diri dari format2 baku yg
ada. Pada kenyataannya, para pelaku seni itu
terus berkreasi dan terus berekspresi melalui
medianya masing-masing, dengan gayanyanya
masing-masing, untuk mengkspresikan "rasa"
individu masing-masing. Everybody is unique.
Mencoba menilai sederetan karya seni dengan
suatu kriteria teoritis/format/teknis baku sama
53 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
artinya dgn melakukan standarisasi impresi.
Suatu tindakan yg justru bertentangan dengan
spirit berkesenian yang membebaskan!
Membebaskan pelaku seni dari tuntutan untuk
mengorbankan "rasa" demi mengikuti selera
orang lain (mohon bedakan antara sebuah karya
seni sebagai "seni" dengan sebuah karya seni
sebagai "komoditi"). Membebaskan penikmat
seni dari segala acuan formal tentang
"bagaimana membaca dan mengapresiasi suatu
karya seni" serta kriteria baku bagus-tidak
bagusnya suatu karya seni. Bukankah tidak
semua orang menyukai gaya melukisnya
Affandi? Tapi siapa yang bilang kalau
lukisannya Affandi "lebih jelek" dari lukisannya
Basuki Abdullah?.
MEMOTRET TOKOH DAN MODEL
Salah satu obyek yang paling sering dipotret
adalah manusia. Ketika berwisata bersama
keluarga, sekedar kumpul bareng teman, atau
ketika lulus kuliah, kamera menjadi alat utama
untuk mengabadikan saat-saat kenangan. Di
dinding rumah pun bisa jadi foto manusia yang
banyak dipajang, dalam bentuk foto keluarga di
studio atau reuni teman-teman sekampus,
sebagai misal.
Dalam data pribadi kerap kali dijumpai hobi
difoto, untuk menyebut hobi-hobi lain seperti
membaca, jalan-jalan, dan nonton film. Bisa jadi
yang sebenarnya menjadi hobi adalah hobi
melihat foto diri sendiri ketimbang difoto.
Karena untuk difoto sebenarnya tidak selalu
semenyenangkan duduk sambil ngemil di depan
TV atau membaca di kursi malas. Difoto, dalam
arti serius, berarti wanita harus menyiapkan rias
wajah dan rambut, sementara pria harus tampil
rapi dengan pakaian necis.
Semakin serius sebuah pemotretan, berarti
semakin serius pula persiapannya. Sebuah
pemotretan model gaya ABG di studio-studio
foto tentu tak seberat sesi pemotretan model
untuk iklan produk. Lebih serius lagi jikalau
model yang di-casting adalah model terkenal
yang dibayar mahal. Bisa jadi sangat serius jika
model foto adalah pejabat tinggi negara atau
pengusaha kaya yang hendak ditampilkan
anggun, gagah, berwibawa, chic dan mewah. Di
luar itu semua, unsur fun tetap lebih banyak dan
lebih dinikmati ketimbang peluh yang
bercucuran untuk menyiapkan kostum dan
setting tempat. Terlebih lagi jika seluruh kru
pemotretan dan model bisa berkomunikasi
dengan akrab.
54 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
SEGI TEKNIS PENTING
Tentu saja, unsur-unsur teknis tetap tak bisa
disepelekan. Karena sedap tidaknya sebuah foto
dipkalianng tetap dibangun oleh unsur-unsur
teori dasar fotografi. Tak perlu rumit-rumit,
cukup dengan bermain-main dengan komposisi
dan pencahayaan maka sebuah foto model bisa
dibuat dengan benar. Selebihnya, tinggal
bagaimana cara fotografer mengarahkan pose
dan ekspresi sang model. Misalnya saja pada
foto close up Rahma Azhari. Dalam foto tersebut
bisa dilihat penempatan titik Point of Interest
(POI) sesuai dengan komposisi sepertiga (Rule
of Third). Pencahayaan dibuat frontal
menggunakan reflektor, karena kondisi
pemotretan aslinya adalah outdoor pada saat
cahaya matahari pada posisi top lighting.
Sementara pada foto Rahma in Blue komposisi
masih dibuat sesuai komposisi sepertiga tapi
dalam format horisontal.
Masih dalam kaitan unsur teknis dasar fotografi,
komposisi sepertiga juga diterapkan pada foto
Main Air. POI diletakkan pada sepertiga bagian
sebelah kanan dengan pose menghadap ke kiri
untuk mengisi bagian kiri foto. Di sini ada unsur
teknis lain yang terlibat, yakni pemilihan ruang
tajam (depth of field) yang sempit sehingga
mem-blur-kan latar depan dan latar belakang.
Ruang tajam yang sempit (shallow depth of
field) membantu fotografer mengarahkan
perhatian pemirsa foto hanya pada model yang
menjadi POI, tanpa harus teralihkan
perhatiannya dengan bebatuan di sekitar model.
Teknik dasar lain yang digunakan adalah
freezing (membekukan gerak), dengan cara
memakai kecepatan rana tinggi, untuk merekam
butir-butir air secara tajam. Elemen-elemen yang
ada di lokasi pemotretan, terutama pemotretan di
luar ruangan, akan sangat berguna jika
dimanfaatkan secara cerdik.
POSE DAN EKSPRESI
Kemampuan model berpose dan berekspresi
tetap menjadi unsur yang tak terpisahkan dari
keberhasilan sebuah foto model. Mengarahkan
model yang bukan profesional lebih menantang
daripada model profesional. Tapi, bisa jadi lebih
menarik dan menantang jika memotret tokoh
dalam pose-pose yang lain dari biasanya. Istilah
gampangnya, tampil unik tapi menarik, nyeleneh
tapi jenaka, pose tak biasa tapi tetap sedap
dipkalianng. Pose-pose tersebut membutuhkan
55 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
kemampuan non-fotografis yang kental, seperti
pendalaman pribadi, kedekatan emosional dan
kemampuan berkomunikasi.
Resep utamanya adalah menggali hal unik yang
menjadi pencerminan khas tokoh dan model
yang hendak difoto.
Ketika memotret Sheila on 7 (SO7), yang
notabene kerap bertemu muka di sebuah radio di
Yogyakarta, tetap menjadi tantangan tersendiri.
Komunikasi yang dibangun kerap kali menjadi
berckalian yang kebablasan berckalian terus,
atau malah sebaliknya serius yang bablas
menjadi kaku. Ketika itu sekitar tahun 1998,
SO7 baru menyelesaikan album pertama dan
dipotret untuk kepentingan materi iklan sebuah
perusahaan t-shirt.
Hari berikutnya, mereka ingin difoto untuk
kepentingan manajemen mereka dan koleksi
pribadi. Jadilah, pose-pose yang nyeleneh,
jenaka, dan unik yang tak terencanakan
sebelumnya. Foto Sheila on 7s Free Style
akhirnya dihasilkan bermodal komunikasi
akrab. Ketika itu, kamera medium format fokus
manual memaksa tangan terus menerus melekat
di gelang fokus lensa dan tombol pelepas rana
agar momen ekspresi yang muncul hanya untuk
beberapa detik tak luput dari rekaman.
Lain halnya dengan pose-pose yang tidak terlalu
dinamis bergerak atau berekspresi. Fotografer
bisa dengan perlahan mengeset kamera dan
pencahayaan serta berhati-hati memilih angle.
Misalnya saja pada foto Terkulai yang dibuat
pada set indoor dengan pencahayaan artifisial
dan sentuhan akhir di komputer untuk memberi
pewarnaan berkesankesan lembut dan hangat.
PERLU PENDEKATAN PERSONAL
Keberhasilan merekam pose-pose menarik
memang tak berhubungan langsung dengan segi
teknis fotografi. Tapi, keberhasilan secara teknis
fotografi tak ada artinya dalam kancah memotret
model dan tokoh tanpa pose yang sedap
dipkalianng mata. Terlebih lagi jika ingin
mengekplorasi seorang tokoh dalam pose-pose
yang unik dan ekspresif. Bisa jadi pose-pose
tersebut adalah pose-pose apa adanya meski
sebenarnya diarahkan oleh fotografer.
Ketika memotret seorang aktor teater dan
seniman serba bisa Butet Kertarejasa, misalnya.
Tak ada pembicaraan khusus sebelumnya, selain
berbincang ringan di ruang tunggu bkalianra
pada suatu pagi. Lantas, niat untuk membuat
suatu sesi foto kemudian muncul yang
dilanjutkan dengan beberapa perencanaan
sederhana, seperti soal lokasi
56 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
dan kostum. Memang, adalah penting untuk
membuat tokoh sebagai model tetap nyaman
berpose di depan kamera dan berbagai
perlengkapan pencahayaan. Dan memutuskan
kediaman pribadi tokoh itu sendiri sebagai lokasi
pemotretan tentu bukanlah suatu syarat yang
sulit.
Perencanaan yang cerdik dibutuhkan untuk
berhasil membuat foto-foto bagus. Mengenali
diri seorang tokoh, berikut keseharian dan karir
tokoh tersebut sama pentingnya dengan
merencanakan kostum yang hendak dikenakan.
Pemanfaatan properti pun jangan disepelekan
demi menciptakan suasana yang mencerminkan
pribadi sang tokoh. Seperti dalam foto Oom
Pasikom Style, sudah diketahui terlebih dahulu
bahwa Butet melakoni tokoh bernama sama
dengan judul foto dalam sebuah sinetron di
stasiun TV swasta. Maka, kostumnya pun
menjadi saling dukung-mendukung dengan pose,
plus imbuhan properti mobil kuno koleksi
pribadi Butet.
LOKASI DAN PROPERTI
Masih dalam mobil kunonya, Butet terlihat
merasa sangat bebas dan nyaman, didukung
suasana penuh ckalian dan komunikasi yang
berlangsung akrab. Jadilah pose jenaka pada foto
Butet in Expression tercipta. Ini adalah pose
yang tak muncul dalam benak sebagai
fotografer ketika merencanakan pemotretan
Butet. Bisa dibilang, pose ini adalah improvisasi
yang berhasil.
Kebutuhan akan properti tak perlu berlebihan,
dengan cara memanfaatkan properti yang sudah
ada di lokasi. Kebetulan Butet pernah menulis di
Kompas perihal koleksi kotak rokoknya. Maka,
adalah pose yang wajar jika Butet kemudian
difoto sambil merokok di depan koleksi kotak-
kotak rokoknya, seperti pada foto Butet dan
Koleksi Kotak Rokoknya. Lantas, ada pula
faktor keberuntungan dan kebetulan yang bisa
menghasilkan foto candid. Ketika dalam pose
merokok di depan lemari koleksi kotak
rokoknya, kebetulan ponsel Butet berdering dan
persilakan untuk menjawabnya. Tentu bukan
tanpa alasan dan sama sekali tidak mengganggu
sesi pemotretan, karena pada saat itulah salah
satu kesempatan emas muncul untuk merekam
ekspresi Butet yang paling tak dibuat-buat.
Maka, terciptalah foto Halo, Butet di Sini..
MENGUKUR KEBERHASILAN
57 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
Membuat foto model dan foto tokoh bisa disebut
berhasil jika fotografer berhasil
mengkomunikasikan ide di benaknya kepada
para pemirsa foto. Jika pemirsa foto
mengernyitkan dahi pertkalian bingung atau
memicingkan mata pertkalian tak nyaman
memkalianng, maka bisa dibilang pemotretan
belum berhasil sepenuhnya. Lain halnya jika
pemirsa foto mengangguk-angguk pertkalian
paham atau diam untuk merenung lantaran
berhasil meresapi makna dan rasa dari foto yang
dilihatnya. Keberhasilan itu menjadi lebih
berguna lagi tatkala muncul inspirasi-inspirasi
baru di benak pemirsa foto setelah melihat
karya-karya seorang fotografer.***
QUALITY OF LIGHT
MITOLOGI WARNA
Seberapa sering kalian melihat laki-laki
berpakaian warna pink, atau barangkali seorang
dokter dengan pakaian serba hitam saat bertugas
di rumah sakit. Konon bayi yang baru lahir juga
tidak boleh tidur diruang yang temboknya dicat
serba hitam. Sebaliknya seorang Dedy Cobuzier
rela menyiksa diri dengan dkaliannan aneh dan
pakaian serba hitam. Seorang wanita akan
terlihat lebih seksi apabila memakai pakaian
merah. Sementara itu seorang petualang rela
tidak ganti pakaian berhari-hari agar bisa tetap
memakai rompi coklatnya.
Dari beberapa contoh di atas maka tentunya
dapat disimpulkan kalau warna bukan hanya
berkaitan dengan estetika saja, tetapi melaui
warna manusia juga mencoba untuk
mengkomunikasikan sesuatu. Setiap warna dapat
menimbulkan suatu persepsi tertentu. Bahkan
apabila dikombinasikan dengan atribut lain
warna bukan hanya menimbulkan persepsi dan
citra tertentu, warna akan akan semakin
menguatkan suatu “symbol” tertentu seperti
keagungan, kematian, kehidupan dan lain-lain.
Warna merupakan suatu bahasa yang
disembunyikan. Pertama, Warna bisa mewakili
usia tertentu, misal saja warna-warna remaja
yang cenderung bernuansa cerah dan memiliki
saturasi tinggi, sebaliknya warna yang mewakili
usia dewasa cenderung lebih gelap dan memiliki
saturasi rendah. Kedua, warna bisa mewakili
suasana hati misalnya orang yang berduka
seringkali memakai pakaian dan kerudung
hitam, sedangkan orang yang sedang bersukacita
cenderung memakai pakaian bercorak putih atau
warna-warna cerah seperti pink, kuning, oranye.
Ketiga, Warna bisa menunjukkan kepribadian,
58 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
warna selalu dikaitkan dengan kepribadian.
Dalam film kita selau melihat jagoan-jagoan
memakai kostum merah, seperti Spiderman dan
Superman, walau sebenarnnya warna kostumnya
sengaja disamakan dgn bendera Amerika untuk
menumbuhkan rasa patriotik dan nasionalisme
pada perang dunia 2, warna merah mempunyai
sifat berani dan semangat yang tinggi. Contoh
lain yang dapat kita lihat adalah seorang yang
suka memakai warna kuning cenderung
memiliki sifat percaya diri. Keempat, Warna
untuk menunjukkan status sosial tertentu. Orang
orang di kalangan ekonomi menengah atas
memakai pakaian yang memiliki corak warna
keemasan. Atau warna-warna yang memiliki
sifat berkilau seperti warna silver dan putih.
Sebaliknya orang-orang kalangan bawah
cenderung memakai pakaian dengan warna-
warna kusam yang gelap dan kecoklatan.
Kelima, Warna bisa menunjukkan orientasi
seksual dan jenis kelamin. Seorang metroseksual
menkaliani diri dengan memakai pakaian dengan
warna-warna saturasi tinggi dan memakai
banyak atribut warna dalam pakaiannya. Selain
itu warna maskulin adalah biru tua dan warna
feminim adalah pink. Keenam, Warna sebagai
penunjuk waktu. Survai membuktikan kalau
apabila diruang kerja didominasi warna-warna
panas (kuning, oranye, merah) maka waktu
rasanya semakin sepat berlalu, akibatnya kita
seringkali terburu-buru. Sebaliknya jika ruang
kerja yang didominasi warna dingin (hijau, biru,
ungu) waktu terasa lebih santai dan enjoy.
Warna klasik seperti coklat dapat memberi
suasana masa lampau, sedang warna silver bisa
memberi suasana futuristik.
Hanya saja sejak kecil kita sudah dipaksa bahkan
“diperkosa” untuk mendefinisikan warna secara
gegabah tanpa memperhitungkan proses
semiosis antara penkalian menjadi petkalian atau
sebaliknya. Misalnya saja warna bendera
Indonesia, Merah berarti berani dan putih berarti
suci. Padahal merah bisa juga berarti gairah dan
seksualitas, sedangkan putih bisa juga berarti
kebahagiaan dan kejujuran. Satu contoh tersebut
kita dihadapkan dalam sifat ambigu dari warna,
karena satu warna bisa mempunyai banyak
sekali arti.
Ada beberapa hal yang membuat warna sulit
didefinisikan karena sifat warna yang komplek.
Pertama, eksistensi warna. Jumlah warna
sebenarnya tidak terbatas karena setiap warna
bisa dicampur dan memiliki saturasi dan value
yang berbeda. Oeh karena itu perlu kita batasi
yang dimaksud warna disini adalah warna
“awam”, artinya yang dimaksud dengan merah
59 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
adalah merah yang kebanyakan orang sepakati.
Merah memiliki rona warna lain tetap kita
“anggap” sebagai merah. Kedua, sifat ambigu
dari warna. Ambigu disini adalah sifat multi
tafsir dari warna. Misalnya warna hitam bisa
berarti kematian, kejahatan, kedukaan dll.
Bahkan sifat multi tafsir dari warna bisa sangat
berlawanan misalnya saja hitam bisa juga berarti
elegan apabila diaplikasikan pada mobil sedan.
Ketiga, sifat warna yang arbitrer. artinya warna
semata-mata bersifat konfensi dan sewenang-
wenang tanpa ada penjelasan ilmiah dan
subtansial. Misalnya dari dulu kita mengenal arti
merah dari bendera RI adalah berani. Tanpa tahu
bagaimana proses pendefinisian dari merah
menjadi berani. Hal tersebut karena semata-mata
semua orang mengatakan warna merah berarti
berani. Kempat, definisi warna yang spekulatif.
Karena definisi warna seringkali tidak memiliki
pertanggung jawaban ilmiah, maka seringkali
kita mendefinisikan secara spekulatif sesuai
dengan feeling yang kita rasakan ketika melihat
warna tersebut. Misalnya ketika kita sedang
berduka atau patah hati, setiap warna yang kita
lihat bisa memiliki arti kematian atau putus asa.
Di sini kita dihadapkan pada persepsi orang bisa
berbeda terhadap warna Karena adanya
pengalaman tertentu. Kelima, sifat dinamis
warna yang sesuai dengan kultur, waktu dan
tempat. Warna merah di cina bisa memiliki arti
yang sangat berbeda dengan di Indonesia.
Seperti halnya warna putih pada jaman renaisans
bisa berbeda arti pada jaman sekarang. Hal
tersebut dikarenakan konfensi tentang warna
ditempat dan waktu yang berbeda bisa berlainan.
Ambiguitas dalam warna bukan berarti membuat
warna menjadi tidak “terdefinisikan”. Sifat-sifat
chaos pada warna tentunya bukan tanpa sebab.
Karena ada banyak simbol yang tidak bisa
diwakili oleh warna tertentu. Misalnya saja
oranye berarti segar atau fresh. Warna oranye
tersebut tidak bisa digantikan dengan warna
hitam ataupun warna merah. Seorang laki-laki
macho berotot dan berkumis tetap akan terlihat
seperti bencong apabila memakai pakaian pink,
disini kita dapat menyimpulkan bahwa
maskulinitas tidak mungkin dapat kita
definisikan pada warna pink. Sebabnya adalah:
1. Warna telah diasosiasikan pada suatu benda
tertentu.
Asosiasi disini adalah warna diidentikan
pada benda tertentu. Misalnya warna
kuning pada matahari. Oleh karena itu
warna kuning bisa diartikan kehangatan,
kepercayaan diri, keindahan, keangkuhan
dll. Warna hitam tidak bisa mewakili
definisi segar karena segar diasosiasikan
60 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
pada laut yang warnanya biru muda, atau
pada jeruk yang warnanya oranye.
2. Sifat arbriter yang terlalu kuat.
Sifat arbriter yang terlalu kuat dan sejak
lama melekat dalam masyarakat dapat
membuat definisi warna menjadi “seakan-
akan” ilmiah. Karena dulu warna merah
berarti/diartikan berani dan putih berarti
suci, maka demikianlah jadinya. Karena
masyarakat tidak bisa menemukan kajian
untuk mendukung maupun menolak
definisi tersebut.
3. Warna hanya penguat citra jargon/atribut.
Mendefinisikan warna tidak bisa dilakukan
dengan cara melihat warna yang berdiri
sendiri. co. kotak polos berwarna hitam
tidak akan bisa diartikan apapun, sedang
warna hitam yang dipakai oleh orang yang
sedang menangis di sebelah kuburan sangat
bisa menguatkan arti dari dukacita. Warna
hitam pada HP dan mobil bisa menguatkan
kesan elegan dan mewah. Hal tersebut
dikarenakan warna “hanya” sebagai
penguat saja. Sedang element yang
dominan adalah jargon dan atribut yang
menyertainya, dalam kasus diatas adalah
orang menangis, HP dan Mobil. Untuk
mendefinisikan warna sebagai penguat citra
dan persepsi tentunya berawal dari
mendefinisikan atribut/jargon dahulu.
Dalam aplikasi dan proses semiosisnya
definisi warna tetap mengacu pada 2 point
diatas yaitu asosiasi dan arbriter.
Dalam “Mithologies” karya Roland Barthes kita
diperkenalkan pada mitos-mitos benda.
Misalnya kacamata sebagai sesuatu yang
menkaliankan kejeniusan, ketekunan dan
formalitas. atau celana sobek sebagai petkalian
anti kemapanan dan anti formalitas. Mitos
dalam “Mythologies” tersebut tidak berpretensi
untuk menentukan yang baik dan yang buruk.
Namun semata-mata sebagai bahasa yang
disembunyikan (hidden linguist). Demikian
juga dengan warna, karena mitos warna tidak
bisa dibahas secara eksakta. Seorang pria
berpakaian pink belum pasti dia merupakan
seorang pria yang mempunyai orientasi seksual
sesama jenis. Namun paling tidak pencitraannya
bisa demikian. Mengacu pada pengertian
semiotikanya Umberto Eco yaitu semiotika
merupakan ilmu untuk mendustai. Warnapun
seringkali dipakai untuk mendustai misalnya :
Joni memakai pakaian serba hitam, rambut
gondrong, celana ketat dangan tato sekujur
tubuh untuk meyakinkan orang lain bahwa
dirinya seorang preman. padahal preman atau
tidak sebetulnya bisa dilihat dari perbuatannya
61 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
bukan penampilannya. Namun karena citra
visualnya begitu kuat seringkali dia berurusan
dengan polisi setiap kali ada kasus pemalakan.
* Sedemikian hebatkah warna mempengaruhi
persepsi kita?
* Mampukah warna mendustai kita, karena
warna mampu mengaburkan citra dari segala
sesuatu yang kita lihat ?
* Warna…warna…warna…..apa sih
menariknya?
62 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
BUATLAH PAMERAN HASIL KARYA FOTOMU 1. Organisasikan dengan baik panitia penyelenggara pameran tersebut.
2. Bicarakan bersama tema apa yang ingin ditampilkan pada pameran tersebut dan dimana
sebaiknya dengan tema itu pameran diselenggarakan.
3. Buatlah anggaran kebutuhan biaya dan rencanakan darimana sumber dana kegiatan sehingga
pameran tersebut dapat terlaksana
4. Susun dengan baik setrategi bagaimana memasarkan Pameran tersebut sehingga Pameran sukses
dikunjungi oleh banyak penikmat foto karya kalian
5. Setelah acara berkahir buatlah laporan tertulis hasil penyelenggaran pameran dengan
menyebutkan garis besar persiapan mulai dari rapat, pembentukan panitia, alasan pemilihan
tema, alasan pemilihan tempat, dihadiri berapa pengunjung, kendala-kendala yang dihadapi dan
laporan anggaran yang ddigunakan.
DISKUSI DAN TANYA JAWAB
Pada bagian ini silahkan mengikuti praktek
seperti yang dituntun oleh gurumu. Ikuti
dengan serius, tanyakan jika kalian
mengalami kesulitan dalam mempraktekkan
teknik-teknik yang telah disampaikan
danditerapkan dalam praktek.
63 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
INDEKS
A
Aperture · 22, 24
Aperture Priority · 22, 24, 47
APRESIASI FILM · 12
Automatic · 24
B
B (Bulb) · 16
background · 17, 18
C
cahaya minim · 12
Collodion · 15
corect exposure · 23
D
depth of field · 52
Depth of Field · 22
diafragma · 16, 24
Diafragma · 17
difragma · 17
Digital Imaging · 12
E
ekspresif · 53
F
fenestra · 18
fill in · 24
Flash · 13
focal length · 18
foreground · 17
fotografi · 13, 14
freeze · 17
function · 18
64 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
G
Golden Gate · 34
I
indoor · 18
ISO · 13, 22, 24, 47
K
kamera digital · 12
kamera otomatik · 16
M
manual · 16
Manual Aperture · 22
Matering · 23
movement · 17
Mythologies · 58
O
obscura · 14
obyek · 13
outdoor · 18
over-exposure · 12
P
panning · 17
Panning · 22
pemotretan freeze · 17
pemotretan movement · 17
pemotretan panning · 17
Pose · 52
S
semi otomatik · 16
shallow depth of field · 52
Shape · 38
shutter · 12, 13, 16, 17
Shutter · 16, 22
Shutter Priority · 22, 24
Shutter Speed · 22, 24
speed · 47
Speed · 22
Speed Priority · 47
T
T (Time) · 16
table top · 18
tripod · 13
65 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
V
visualisasi · 42
Z
Zoom · 14
zoom digital · 14
66 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
MUSTHOFA AGUS
Saat ini bekerja
sebagai staff
pengajar di SMA
Muhammadiyah 2
Surabaya dan Kepala
Pengembangan
Teknologi
Pembelajaran
ditempat yang sama.
Buku ini adalah buku karya ke sembilan edisi I,
dari beberapa karya lain seperti Tutorial
Microsoft Excel (2003), Desain Grafis dengan
Adobe Photoshop 7 (2003), Pemrograman PHP
(2003), Desain Web dengan Microsoft
FrontPages (2004), Animasi dengan
Macromedia Flash (2005), Desain Visual dan
Layout Halaman Web (2006), Desain Grafis
untuk Pelajar (2008), Sinematografi untuk
Pelajar (2008), dan beberapa tulisan berupa
modul-modul pelajaran dan pelatihan yang
belum diterbitkan. Karya lain diluar penulisan
berupa Aplikasi akademik sekolah, aplikasi
perpustakaan sekolah, aplikasi keuangan
sekolah, aplikasi pengembangan dari berbagai
opensource tingkat dunia seperti mambo,
joomla, claroline, schoolmation, dokeos,
beberapa karya desain grafis, animasi, desain
dan programmer web beberapa Institusi ternama
di kota Surabaya.
Sebelumnya sempat juga menjadi salah satu
sutradara terbaik dan instruktur terbaik dibidang
seni Drama dan Teater Jawa Timur serta menulis
berbagai karya Drama, puisi dan cerpen.
Beberapa karya naskah dramanya pernah diakui
sebagai karya naskah drama terbaik di Jawa
Timur.
Di profesinya saat ini sebagai pengajar 2 kali
memperoleh penghargaan dalam inovasi
pembelajaran yang diselenggarakan Institusi
Perbankan kaliber Dunia.
Berharap dengan buku ini dapat dijadikan
sebagai salah satu referensi bahan ajar bagi
siswa sekolah khususnya di tingkat sekolah
menengah untuk pelajaran Visual Art.
Untuk menghubungi silahkan kirim email ke
[email protected], atau kunjungi
http://topatopeng.wordpress.com,
http://catatanalif.blogspot.com,
http://www.geocities.com/topatopeng,
http://igossimpel.wordpress.com,
http://www.solusisekolah.net,
ym dengan nick topatopeng,
skype dengan nick topatopeng.
67 FOTOGRAFI UNTUK PELAJAR
The HandBook | smamdaPhoto
KHUSNUL KHOTIMAH Saat ini bekerja
sebagai tenaga
akademik di
Jurusan Teknologi
Pendidikan FIP
Universitas Negeri
Surabaya.
Buku ini adalah
buku kelima edisi
I, dari beberapa
karya lain seperti
Desain Grafis
(2008),
Sinematografi
(2008), Trilogi Pembelajaran (2007),
Pengembangan Media Video (2007),
Sinematografi untuk Pelajar (2008) dan beberapa
tulisan berupa modul-modul kuliah, pelatihan
dan penelitian yang belum diterbitkan namun
sudah beredar. Karya lain diluar penulisan
ilmiah berupa naskah skenario video/film,
pengembangan web learning sekolah dan
universitas.
Sebelumnya sempat juga menjadi salah satu
sutradara film indie dan beberapa video
pembelajaran. Juga instruktur sebuah club di
bidang seni film dan foto serta menulis berbagai
karya puisi dan cerpen. Beberapa karya naskah
filmnya disertakan dalam kompetisi menulis
naskah tingkat nasional. Selain itu juga
menggeluti dunia broadcast dengan menjadi
penyiar di radio komunitas Universitas.
Di profesinya saat ini beberapa kali mengadakan
penelitian dan seminar nasional. Dan terus
mengembangkan bakat dan minat di bidang seni
dan akademis.
Berharap dengan buku ini dapat dijadikan
sebagai salah satu referensi bahan ajar bagi
siswa khususnya di Klub Fotografi SMA
Muhammadiyah 2 Surabaya.
Untuk menghubungi silahkan kirim email ke
[email protected] atau kunjungi beberapa
blog yang tengah dikembangkannya di
http://thinktep.wordpress.com,
http://kizzspace.blogspot.com,
http://www.geocities.com/kizzfromarose,
Yahoo messanger dengan nick kizz, atau Skype
dengan nick kizzfromarose.
Top Related