31 TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Perhitungan Campuran Adukan Beton
Perhitungan perencanaan campuran adukan beton pada penelitian ini dibatasi oleh
batasan masalah yang sudah direncanakan sebelumnya. Benda uji yang akan
dibuat adalah beton normal, beton tanpa pasir dan mortar. Ukuran butir agregat
pada pembuatan benda uji ini berdasarkan SNI 03-2834-2000. Ukuran butir
agregat pada pembuatan benda uji menggunakan 3 jenis yaitu ukuran butir
maksimal 40 mm, ukuran butir maksimal 20 mm, dan ukuran butir maksimal 10
mm yang ukurannya ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Detail Komposisi Agregat Kasar dan Agregat Halus
Ukuran Saringan % Lolos Saringan/ Ayakan
ASTM Ukuran Butir
Maks 40 mm
Ukuran Butir
Maks 20 mm
Ukuran Butir
Maks 10 mm
1,5 inch
0,75 inch
0,375 inch
No.4
No.8
No.16
No.30
No.50
No.100
100
75
60
47
38
30
23
15
6
100
75 100
48 75
42 60
34 46
27 34
12 20
4 6
(Sumber: SNI 03-2834-2000)
Benda uji beton ini dibuat menggunakan cetakan kubus dengan ukuran 15 cm ×
15 cm × 15 cm. Perhitungan perencanaan pembuatan benda uji beton normal,
beton tanpa pasir dan mortar untuk satu buah benda uji dapat dilihat pada Tabel
4.2, Tabel 4.3 dan Tabel 4.4.
Tabel 4.2 Perencanaan Satu Buah Benda Uji Beton Normal
Ukuran
Butir
(mm)
Agregat
Semen
(gr)
Air
(ml)
Ukuran
Butir Maks
40 mm
(gr)
Ukuran
Butir Maks
20 mm
(gr)
Ukuran
Butir Maks
10 mm
(gr)
37,5 - - -
19 1375 - - 2000 1000
9,5 1650 1300 -
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
32
Ukuran
Butir
(mm)
Agregat
Semen
(gr)
Air
(ml)
Ukuran
Butir Maks
40 mm
(gr)
Ukuran
Butir Maks
20 mm
(gr)
Ukuran
Butir Maks
10 mm
(gr)
4,75 1311 2028 1420
2,36 721 1085 1700
1,18 309 218 1385
0,6 102 195 778
0,3 26 63,5 320 2000 1000
0,15 4,3 8,5 75
Tabel 4.3 Perencanaan 1 Buah Benda Uji Beton Tanpa Pasir
Ukuran
Butir
(mm)
Agregat
Semen
(gr)
Air
(ml)
Ukuran
Butir Maks
40 mm
(gr)
Ukuran
Butir Maks
20 mm
(gr)
Ukuran
Butir Maks
10 mm
(gr)
19 1744 - -
9,5 2093 2070 - 2000 1000
4,75 1664 3230 5600
Tabel 4.4 Perencanaan 1 Buah Benda Uji Mortar
Ukuran
Butir
(mm)
Agregat
Semen
(gr)
Air
(ml)
Ukuran
Butir Maks
40 mm
(gr)
Ukuran
Butir Maks
20 mm
(gr)
Ukuran
Butir Maks
10 mm
(gr)
2,36 3162,75 3074,57 2242,53
1,18 1356,92 1469,43 1816,45
0,6 447,78 552,60 1021,25 2000 1000
0,3 113,69 179,86 420,88
0,15 18,86 23,55 98,91
4.2. Pelaksanaan Pengujian Material Benda Uji
Pengujian material penyusun benda uji dilakasanakan sebelum pembuatan benda
uji. Pengujian material meliputi material agregat halus (Pasir Muntilan), material
agregat kasar (kerikil dari daerah Batang) dan material semen (Semen Gresik).
Pelaksanaan pengujian material dilakukan di Laboratorium Konstruksi Fakultas
Teknik Universitas Katolik Soegijapranata. Beberapa pengujian ini berguna agar
material benda uji yang digunakan sesuai dengan aturan SNI 03-1968-1990 yang
berlaku. Berikut ini merupakan pelaksanaan pengujian material untuk benda uji,
yaitu:
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
33
4.2.1 Analisis saringan agregat halus
Pada pengujian analisis saringan pada agregat halus ini menggunakan pasir yang
berasal dari daerah Muntilan. Contoh perhitungan analisis agregat halus sebagai
berikut :
No saringan = 3/8
Ukuran saringan = 9,5 mm
Berat tertahan = 0 gram
% Tertahan =
× 100% = 0%
% Tertahan kumulatif = 0% + 0% = 0%
% Lolos kumulatif = 100% - 0% = 100%
Hasil perhitungan analisis saringan agregat halus dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Analisis Saringan Agregat Halus
Ukuran Saringan
(mm)
Berat
Tertahan
(Gram)
Persentase
Agregat
Tertahan
(%)
Tertahan
Kumulatif
(%)
Lolos
Kumulatif
(%)
Gradasi
Min
(%)
Maks
(%)
9,5 0,375 0,00 0,00 0,00 100,00 100 100
4,75 4 0,00 0,00 0,00 100,00 90 100
2,36 8 25,00 5,00 5,00 95,00 60 100
1,18 16 72,50 14,50 19,50 80,50 30 90
0,6 30 141,00 28,20 47,70 52,30 15 59
0,3 50 121,50 24,30 72,00 28,00 5 30
0,15 100 113,50 22,70 94,70 5,30 0 10
PAN 500 26,50 5,30 100,00 0,00 0 0
Modulus Halus
Butir 3,39
Tjokrodimuljo (1996) menyatakan bahwa modulus kehalusan adalah suatu indeks
yang dipakai untuk menjadi ukuran kehalusan atau kekasaran butir-butir agregat.
Semakin besar modulus kehalusan makan semakin kecil luas permukaan agregat
yang perlu diselimuti semen, sehingga modulus kehalusan akan menentukan
besarnya semen yang dibutuhkan pada suatu campuran (Besouw, 2019). Modulus
kehalusan pada agregat halus Pasir Muntilan adalah sebagai berikut :
Modulus Halus Butir =
=
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
34
= 3,39
Gambar 4.1 Grafik Gradasi Pasir Muntilan
Pada Gambar 4.1 merupakan grafik agregat halus Pasir Muntilan. Hasil dari
pengujian analisis saringan agregat halus berada di antara dua garis gradasi yaitu
garis gradasi batas bawah dan garis gradasi batas atas. Berdasarkan hasil
perhitungan Pasir Muntilan memiliki modulus kehalusan sebesar 3,39. Menurut
Tjokrodimuljo (1996), nilai modulus halus butir pasir adalah 1,5-3,8. Sehingga,
Pasir Muntilan dapat dikatakan sebagai pasir dengan gradasi ideal untuk
campuran beton.
4.2.2 Analisis saringan agregat kasar
Pada pengujian analisis saringan pada agregat kasar ini menggunakan kerikil yang
berasal dari daerah Batang. Contoh perhitungan analisis agregat halus adalah
sebagai berikut :
No saringan = 1
Ukuran saringan = 25 mm
Berat tertahan = 0 gram
% Tertahan =
× 100% = 0%
% Tertahan kumulatif = 0% + 0% = 0%
% Lolos kumulatif = 100% - 0% = 100%
Hasil perhitungan analisis saringan agregat kasar dapat dilihat pada Tabel 4.6.
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
9,5 4,75 2,36 1,18 0,6 0,3 0,15 PAN
Lo
los
%
Ukuran Saringan (mm)
Persen Lolos
Batas Bawah
Batas Atas
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
35
Tabel 4.6 Analisis Saringan Agregat Kasar
Ukuran Saringan
(mm)
Berat
Tertahan
(Gram)
Persentase
Agregat
Tertahan
(%)
Tertahan
Kumulatif
(%)
Lolos
Kumulatif
(%)
Gradasi
Min
(%)
Maks
(%)
25 1 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00
19 3/4 186,50 37,30 37,30 62,70 90,00 100,00
12,5 1/2 183,50 36,70 74,00 26,00 60,00 100,00
9,5 3/8 65,50 13,10 87,10 12,90 30,00 90,00
4,75 4 64,50 12,90 100,00 0,00 15,00 59,00
Modulus Halus
Butir 2,98
Modulus halus butir kerikil dari daerah Batang adalah sebagai berikut :
Modulus Halus Butir =
=
= 2,98
Gambar 4.2 Grafik Gradasi Kerikil Daerah Batang
Berdasarkan Gambar 4.2, pengujian analisis saringan agregat kasar menunjukkan
bahwa kerikil dari daerah Batang tidak ideal digunakan untuk campuran
pembuatan beton. Permasalahan ini disebabkan karena persen lolos saringan dari
pengujian analisis saringan agregat kasar tidak berada di antara garis gradasi batas
bawah dan batas atas. Tjokrodimuljo (1996) menyatakan bahwa modulus halus
butir kerikil adalah 5-8. Agregat kasar yang kurang ideal dapat membuat
berkurangnya nilai dari porositas dan nilai kepadatan dalam agregat kasar. Oleh
karena itu, perlu adanya
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
25 19 12,5 9,5 4,75
Lo
los
%
Ukuran Saringan (mm)
Persen Lolos
Batas Bawah
Batas Atas
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
36
4.2.3 Pengujian kandungan lumpur agregat halus
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kandungan lumpur yang
terdapat pada agregat halus Pasir Muntilan. Lumpur dapat mempengaruhi
campuran beton sehingga kuat tekan campuran beton menjadi rendah. Contoh
perhitungan pengujian kandungan lumpur agregat halus :
1. Volume pasir = 150 cc
2. Volume lumpur = 0,5 cc
3. Volume pasir + lumpur = 150,5 cc
4. Kandungan lumpur =
× 100%
= 0,33%
Perhitungan untuk pengujian kandungan lumpur pada agregat halus Pasir
Muntilan pada Lampiran 7. Berdasarkan hasil perhitungan, kandungan lumpur
yang terdapat pada agregat halus Pasir Muntilan sebesar 0,33%. Apabila hasil
pengujian kandungan lumpur lebih dari 5 % sesuai aturan SNI S-04-1989-F maka
dilakukan proses pencucian untuk mengurangi persentase kandungan lumpur pada
agregat halus Pasir Muntilan.
4.2.4 Pengujian kotoran organis agregat halus
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kandungan kotoran organis
yang terdapat pada agregat kasar Kerikil Batang. Kotoran organis dapat
mempengaruhi campuran pada beton. Pelaksanaan pengujian kotoran organis
agregat halus dapat dilihat pada Lampiran 8. Pada pengujian ini menggunakan alat
pembanding warna untuk membedakan warna kotoran organis yang terdapat pada
agregat halus. Pembanding warna kotoran organis pada agregat halus dibagi
menjadi 3 pembagi yaitu:
1. Warna pembanding 1 dan 2 yang dapat digunakan tanpa dicuci,
2. Warna pembanding 3 dan 4 yang dapat digunakan dengan proses pencucian,
3. Warna pembanding 5 yang tidak boleh digunakan.
Berdasarkan hasil pengujian, kandungan kotoran organis yang terdapat pada
agregat halus Pasir Muntilan berwarna kuning keemasan yang terdapat pada
warna pembanding 1 dan 2. Apabila hasil pengujian kandungan kotoran organis
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
37
berwarna orange tua atau coklat sesuai aturan SNI S-04-1989-F maka dilakukan
proses pencucian untuk mengurangi kandungan kotoran organis.
4.2.5 Pengujian kadar air agregat halus
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kadar air pada agregat halus Pasir
Muntilan. Contoh perhitungan pengujian kadar air agregat dan hasil dapat dilihat
pada Tabel 4.7.
1. Berat wadah = 69,5 gram
2. Berat wadah + agregat = 569,5 gram
3. Berat agregat = 569,5 gram – 69,5 gram
= 500 gram
4. Berat wadah + agregat kering = 539,5 gram
5. Berat agregat kering = 539,5 gram – 69,5 gram
= 470 gram
6. Kadar air =
× 100%
= 6,38%
Tabel 4.7 Pengujian Kadar Air Agregat Halus
Keterangan Hasil
Berat wadah 69,5 gram
Berat wadah + agregat 569,5 gram
Berat agregat 500 gram
Berat wadah + agregat kering 539,5 gram
Berat agregat kering 470 gram
Kadar air 6,38%
Berdasarkan hasil dari pengujian kadar air agregat halus Pasir Muntilan tersebut
didapatkan kadar air 6,38%.
4.2.6 Pengujian kadar air agregat kasar
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kadar air agregat kasar kerikil
daerah Batang. Contoh perhitungan pengujian kadar air agregat kasar dan hasil
dapat dilihat pada Tabel 4.8.
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
38
1. Berat wadah = 69,5 gram
2. Berat wadah + agregat = 569,5 gram
3. Berat agregat = 569,5 gram – 500 gram
= 500 gram
4. Berat wadah + agregat kering = 563,5 gram
5. Berat agregat kering = 563,5 gram – 69,5 gram
= 494 gram
7. Kadar air =
× 100%
= 1,21%
Tabel 4.8 Pengujian Kadar Air Agregat Kasar
Keterangan Hasil
Berat wadah 69,5 gram
Berat wadah + agregat 569,5 gram
Berat agregat 500 gram
Berat wadah + agregat kering 563,5 gram
Berat agregat kering 494 gram
Kadar air 1,21%
Berdasarkan hasil dari pengujian kadar air agregat kasar kerikil daerah Batang
tersebut didapatkan kadar air 1,2%.
4.2.7 Pengujian berat volume agregat halus
Berat volume agregat adalah perbandingan antara berat material dengan volume.
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui berat volume agregat halus
Pasir Muntilan. Contoh perhitungan pengujian berat volume agregat halus dapat
dilihat dibawah ini dan hasil dapat dilihat pada Tabel 4.9.
1. Tinggi wadah = 17 cm
2. Diameter wadah = 15 cm
3. Volume wadah = π × r2 × t
= 3,14 × 7,52 × 17
= 3002,63 cm3
= 3,00 liter
4. Berat wadah = 4,29 kg
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
39
5. Berat wadah + agregat = 8,77 kg
6. Berat agregat = 8,27 kg – 4,29 kg
= 4,48 kg
7. Berat volume =
=
= 1,49 kg/liter
Tabel 4.9 Analisis Berat Volume Agregat Halus
Keterangan Hasil
Tinggi wadah 17 cm
Diameter wadah 15 cm
Volume wadah 3,00 liter
Berat wadah 4,29 kg
Berat wadah + agregat 8,77 kg
Berat agregat 4,48 kg
Berat volume 1,49 kg/liter
Berdasarkan hasil dari pengujian berat volume agregat halus Pasir Muntilan yaitu
sebesar 1,49 kg/liter.
4.2.8 Pengujian berat volume agregat kasar
Berat volume agregat adalah perbandingan antara berat material dengan volume.
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui berat volume dari agregat
kasar kerikil dari daerah Batang. Contoh perhitungan pengujian berat volume
agregat kasar dan hasil dapat dilihat pada Tabel 4.10.
1. Tinggi wadah = 17 cm
2. Diameter wadah = 15 cm
3. Volume wadah = π × r2 × t
= 3,14 × 7,52 × 17
= 3002,63 cm3
= 3,00 liter
4. Berat wadah = 4,29 kg
5. Berat wadah + agregat = 9,3 kg
6. Berat agregat = 9,3 kg – 4,29 kg
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
40
= 5,01 kg
7. Berat volume =
=
= 1,69 kg/liter
Tabel 4.10 Analisis Berat Volume Agregat Kasar
Keterangan Hasil
Tinggi wadah 17 cm
Diameter wadah 15 cm
Volume wadah 3,00 liter
Berat wadah 4,29 kg
Berat wadah + agregat 9,3 kg
Berat agregat 5,01 kg
Berat volume 1,67 kg/liter
Berdasarkan hasil dari pengujian berat volume agregat kasar kerikil dari daerah
Batang yaitu sebesar 1,69 kg/liter
4.2.9 Pengujian konsistensi normal pada semen
Berdasarkan SNI 03-6826-2002 menyatakan bahwa tujuan dari pengujian
konsistensi normal pada semen adalah untuk mendapatkan nilai waktu ikat awal
yang digunakan untuk menentukan mutu semen portland. Konsistensi normal
semen portland adalah kadar air pasta semen yang apabila jarum vicat diletakkan
di permukaan dalam interval waktu 30 detik akan terjadi penetrasi sedalam 10 mm
(SNI 03-6826-200). semen yang akan diuji menggunakan semen komposit yang
berasal dari PT.Semen Gresik. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Pengujian Konsistensi Semen
Semen
(gram)
Persentase Air
(%)
Penurunan
(mm)
300 25 13
300 26 15
300 27 17
300 28 18
300 29 20
300 30 22
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
41
Gambar 4.3 Grafik Konsistensi Normal Semen
Dari Gambar 4.3, menunjukkan bahwa semakin banyak persentase air mengurangi
kekentalan pada semen. Semakin mengurangnya kekuatan pada semen akan
membuat daya lengket semen akan mengurang dan dapat membuat adonan beton
menjadi bleeding.
4.3 Pembuatan Benda Uji
Pada pelaksanaan pembuatan benda uji berdasarkan aturan SNI 2493:2011. Proses
pembuatan benda uji dilakukan di Laboratorium Konstruksi Fakultas Teknik
Universitas Katolik Soegijapranata. Pelaksanaan pembuatan benda uji
dilaksanakan pada periode bulan November. Pembahasan proses langkah kerja
dapat dilihat pada Bab III.
4.4 Perawatan Benda Uji
Proses perawatan benda uji di Laboratorium Konstruksi Fakultas Teknik
Universitas Katolik Soegijapranata. Proses perawatan dengan cara perendaman ke
dalam wadah berisi air selama 28 hari. Perendaman pada benda uji dilakukan
untuk mengurangi proses penguapan pada benda uji. Setelah melakukan
perendaman benda uji diangkat dan dikeringkan serta dilanjutkan untuk diuji kuat
13 15
17 18 20
22
0
5
10
15
20
25
25 26 27 28 29 30
Pen
uru
na
n S
etia
p 3
0 d
etik
(m
m)
Persentase Air (%)
Grafik Konsistensi Normal Semen
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
42
tekannya. Tanggal perendaman dan pengangkatan benda uji ditunjukkan pada
Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Tanggal Perawatan Benda Uji
Kode Beton Tanggal Rendam Tanggal Angkat Keterangan
A11
15 Oktober 2020 12 November 2020 Umur 28 hari A12
A13
A21
14 Oktober 2020 11 November 2020 Umur 28 hari A22
A23
A31
15 Oktober 2020 12 November 2020 Umur 28 hari A32
A33
B11 13 Oktober 2020 10 November 2020
Umur 28 hari B12 15 Oktober 2020 12 November 2020 B13
B11 13 Oktober 2020 10 November 2020
Umur 28 hari B12 15 Oktober 2020 12 November 2020 B13
B21
6 Oktober 2020 3 November 2020 Umur 28 hari B22
B23
B31
8 Oktober 2020 5 November 2020 Umur 28 hari B32
B33
C11
13 Oktober 2020 10 November 2020 Umur 28 hari C12
C13
C21
6 Oktober 2020 3 November 2020 Umur 28 hari C22
C23
C31
8 Oktober 2020 5 November 2020 Umur 28 hari C32
C33
4.5 Pengujian Kuat Tekan Benda Uji
Pengujian kuat tekan benda uji beton normal, beton tanpa pasir dan mortar
menggunakan alat compression test. Alat tersebut akan memberikan hasil secara
langsung dengan cara pembebanan pada skala pembebanan. Uji kuat tekan benda
uji dilakukan pada umur 28 hari. Pengujian kuat tekan dilakukan di Laboratorium
Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata.
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
43
4.5.1. Berat massa volume benda uji
Berat massa volume benda uji merupakan perbandingan antara berat benda uji
yang ditimbang dengan volume benda uji. Benda uji yang akan ditimbang untuk
berat massa volume benda uji adalah benda uji yang berumur 28 hari. Berikut ini
adalah data-data hasil perhitungan berat massa volume beton benda uji kubus 15
15 15 umur 28 hari.
Contoh hasil perhitungan berat massa volume beton normal dengan ukuran
agregat maksimal 40 mm pada umur 28 hari adalah sebagai berikut :
1. Berat pada benda uji kubus normal = 7,99 kg
2. Perhitungan volume pada benda uji kubus = s s s
= 0,15 0,15 0,15
= 0,003375 m3
3. Berat massa volume benda uji =
=
= 2637,41 kg/m3
Hasil perhitungan berat massa volume benda uji dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Berat Massa Volume Benda Uji
Kode
Benda Uji
Umur
Benda Uji
(hari)
Berat
Benda
Uji
(kg)
Volume
Benda Uji
(m3)
Berat Massa
Volume Benda uji
(kg/m3)
Berat Massa
Volume Benda
Uji Rata-rata
(kg/m3)
A11 28 7,99 0,00375 2367,41
A12 28 8 0,00375 2370,37 2373,33
A13 28 8,04 0,00375 2382,22
A21 28 8,28 0,00375 2453,33
A22 28 8,31 0,00375 2462,22 2451,36
A23 28 8,23 0,00375 2438,52
A31 28 8,28 0,00375 2453,33
A32 28 8,35 0,00375 2474,07 2463,21
A33 28 8,31 0,00375 2462,22
B11 28 7,86 0,00375 2328,89
B12 28 8,17 0,00375 2420,74 2388,15
B13 28 8,15 0,00375 2414,81
B21 28 8,14 0,00375 2411,85
B22 28 8 0,00375 2370,37 2413,83
B23 28 8,3 0,00375 2459,26
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
44
Kode
Benda Uji
Umur
Benda Uji
(hari)
Berat
Benda
Uji
(kg)
Volume
Benda Uji
(m3)
Berat Massa
Volume Benda uji
(kg/m3)
Berat Massa
Volume Benda
Uji Rata-rata
(kg/m3)
B31 28 8,25 0,00375 2444,44
B32 28 8,34 0,00375 2471,11 2455,31
B33 28 8,27 0,00375 2450,37
C11 28 7,89 0,00375 2337,78
C12 28 7,87 0,00375 2331,85 2323,95
C13 28 7,77 0,00375 2302,22
C21 28 7,69 0,00375 2278,52
C22 28 7,92 0,00375 2346,67 2320,00
C23 28 7,88 0,00375 2334,81
C31 28 7,88 0,00375 2334,81
C32 28 7,67 0,00375 2272,59 2259,75
C33 28 7,33 0,00375 2171,85
4.5.2. Hasil uji kuat tekan benda uji
Dari pengujian kuat tekan beton yang dilakukan di Laboratorium Konstruksi
Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata dengan menggunakan alat
Compression Machine didapatkan beban atau gaya tekan maksimum pada saat
benda uji mengalami keruntuhan (Pmax). Pengujian kuat tekan benda uji dilakukan
pada umur 28 hari. Setelah mendapatkan gaya tekan maksimum, nilai kuat tekan
beton dapat dihitung menggunakan Rumus 2.1. Berikut ini adalah daftar benda
uji yang diujikan:
A1 = Beton normal dengan ukuran butir maksimal 40 mm
A2 = Beton normal dengan ukuran butir maksimal 20 mm
A3 = Beton normal dengan ukuran butir maksimal 10 mm
B1 = Beton tanpa pasir dengan ukuran butir maksimal 40 mm
B2 = Beton tanpa pasir dengan ukuran butir maksimal 20 mm
B3 = Beton tanpa pasir dengan ukuran butir maksimal 10 mm
C1 = Mortar dengan ukuran butir maksimal 40 mm
C2 = Mortar dengan ukuran butir maksimal 20 mm
C3 = Mortar dengan ukuran butir maksimal 10 mm
Berikut ini adalah contoh perhitungan benda uji dengan kode A11 menggunakan
Rumus 2.1.
1. Perhitungan luas penampang kubus (A)
A = s s
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
45
= 150 150
= 22500 mm2
Keterangan :
s = Panjang sisi benda uji (mm)
2. Perhitungan kuat tekan benda uji kubus
A11 =
=
= 30,2 MPa
Dari perhitungan tersebut didapatkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji
Kode
Beton
Umur
(Hari)
Luas
Penampang
(mm2)
Ukuran
Kubus
(cm)
Berat
(Kg)
Gaya
Tekan
(kN)
Kuat
Tekan
(MPa)
Kuat
Tekan
Rata-Rata
(MPa)
A11 28 22500 15 15 15 7,99 680 30,22
A12 28 22500 15 15 15 8 700 31,11 30,96
A13 28 22500 15 15 15 8,04 710 31,56
A21 28 22500 15 15 15 8,28 720 32,00
A22 28 22500 15 15 15 8,31 750 33,33 32,15
A23 28 22500 15 15 15 8,27 700 31,11
A31 28 22500 15 15 15 8,28 780 34,67
A32 28 22500 15 15 15 8,35 810 36,00 35,26
A33 28 22500 15 15 15 8,32 790 35,11
B11 28 22500 15 15 15 7,86 630 28,00
B12 28 22500 15 15 15 8,17 690 30,67 30,07
B13 28 22500 15 15 15 8,15 710 31,56
B21 28 22500 15 15 15 8,14 670 29,78
B22 28 22500 15 15 15 8 690 30,67 30,52
B23 28 22500 15 15 15 8,3 700 31,11
B31 28 22500 15 15 15 8,25 720 32,00
B32 28 22500 15 15 15 8,34 710 31,56 31,41
B33 28 22500 15 15 15 8,27 690 30,67
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
46
Kode
Beton
Umur
(Hari)
Luas
Penampang
(mm2)
Ukuran
Kubus
(cm)
Berat
(Kg)
Gaya
Tekan
(kN)
Kuat
Tekan
(MPa)
Kuat
Tekan
Rata-Rata
(MPa)
C11 28 22500 15 15 15 7,89 780 34,67
C12 28 22500 15 15 15 7,87 600 26,67 29,93
C13 28 22500 15 15 15 7,77 640 28,44
C21 28 22500 15 15 15 7,69 650 28,89
C22 28 22500 15 15 15 7,92 720 32,00 30,52
C23 28 22500 15 15 15 7,88 690 30,67
C31 28 22500 15 15 15 7,88 730 32,44
C32 28 22500 15 15 15 7,67 690 30,67 30,07
C33 28 22500 15 15 15 7,33 610 27,11
Berdasarkan Tabel 4.12, dapat diketahui grafik untuk masing-masing kuat tekan
benda uji pada umur 28 hari. Grafik kuat tekan untuk benda uji umur 28 hari dapat
dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Grafik Kuat Tekan Benda Uji Umur 28 Hari
4.5.3. Kuat Tekan Karakteristik Benda Uji
Berdasarkan PBI 1971 (NI-2), kuat tekan beton karakteristik adalah kekuatan
tekan, dimana hasil dari pemeriksaan benda uji, kuat tekan yang kurang dari yang
disyaratkan terbatas sampai 5%. Untuk menghitung kuat tekan beton karakteristik
dapat menggunakan Rumus 2.2. berikut adalah contoh perhitungan kuat tekan
beton karakteristik benda uji dengan kode A11 menggunakan Rumus 2.2.
30,96
32,15
35,26
30,07 30,52
31,41
29,93 30,52
30,07
29,00 30,00 31,00 32,00 33,00 34,00 35,00 36,00
A40 A20 A10 B40 B20 B10 C40 C20 C10
Ku
at
Tek
an
(k
g/c
m2)
Kode Benda Uji
Kuat Tekan Rata-Rata BendaUji Umur 28
Hari
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
47
1. Perhitungan Standar Deviasi
xA11 = 302,22 kg/cm2
xA12 = 311,11 kg/cm2
xA13 = 315,56 kg/cm2
=
=
= 309,63 kg/cm2
s =√
s =√
s = 6,79
2. Perhitungan Kuat Tekan Karakteristik
= K + 1,34s
309,63 = K + 1,34s
K = 309,63 – (1,34 6,79)
K = 300,53 kg/cm2
Dari perhitungan tersebut didapatkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Perhitungan Kuat Tekan Karakteristik Benda Uji
Kode
Benda Uji
Kuat Tekan
(MPa)
Kuat Tekan
(kg/cm2)
Kuat Tekan
Rata-
Rata(kg/cm2)
Standar
Deviasi
Kuat Tekan Beton
Karakteristik
(kg/cm2)
A11 30,22 302,22
A12 31,11 311,11 309,63 6,79 300,53
A13 31,56 315,56
A21 32,00 320,00
A22 33,33 333,33 321,48 11,18 306,49
A23 31,11 311,11
A31 34,67 346,67
A32 36,00 360,00 352,59 6,79 343,50
A33 35,11 351,11
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
48
Kode
Benda Uji
Kuat Tekan
(MPa)
Kuat Tekan
(Kg/cm2)
Kuat Tekan
Rata-
Rata(Kg/cm2)
Standar
Deviasi
Kuat Tekan Beton
Karakteristik
(Kg/cm2)
B11 29,78 297,78
B12 30,67 306,67 305,19 6,79 296,09
B13 31,11 311,11
B21 28,00 280,00
B22 30,67 306,67 300,74 18,50 275,95
B23 31,56 315,56
B31 32,00 320,00
B32 31,56 315,56 314,07 6,79 304,98
B33 30,67 306,67
C11 34,67 346,67
C12 26,67 266,67 299,26 42,01 242,97
C13 28,44 284,44
C21 28,89 288,89
C22 32,00 320,00 305,19 15,61 284,27
C23 30,67 306,67
C31 32,44 324,44
C32 30,67 306,67 300,74 27,16 264,35
C33 27,11 271,11
4.6. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dan didapatkan hasil nilai kuat tekan
rata-rata benda uji pada Tabel 4.12, hubungan antara kuat tekan rata-rata benda uji
pada umur 28 hari dengan ukuran butir maksimal agregat pada benda uji beton
normal, benda uji beton tanpa pasir dan benda uji mortar ditunjukkan pada sub
bab 4.6.1 sampai dengan 4.6.4.
4.6.1 Kuat tekan rata-rata benda uji beton normal
Berdasarkan Tabel 4,12, hubungan antara kuat tekan rata-rata benda uji normal
pada umur 28 hari dengan ukuran butir maksimum dapat dilihat pada Gambar 4.5.
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
49
Gambar 4.5 Hubungan Antara Ukuran Butir Maksimal Agregat Dengan Nilai
Kuat Tekan Benda Uji Beton Normal Pada Umur 28 Hari
Berdasarkan Gambar 4.5, didapatkan hasil nilai kuat tekan benda uji beton normal
tertinggi yaitu 35,26 MPa dengan ukuran butir maksimal 10 mm. Sedangkan hasil
nilai kuat tekan rata-rata pada beton normal yang terendah yaitu 30,96 MPa pada
ukuran butir maksimal 40 mm. Pada benda uji beton normal semakin kecil ukuran
butir maksimal maka semakin besar nilai kuat tekannya. Menurut Purwati ( 2014),
hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti dari gradasi ukuran agregat yang
berpengaruh pada kepadatan dan tingkat porositas pada beton. Susunan butiran
(gradasi) yang baik dapat menghasilkan kepadatan (density) maksimum dan
porositas (voids) minimum. Gradasi yang baik merupakan gradasi yang menerus
di mana seluruh ukuran butiran terdapat dalam agregat tersebut sehingga
menciptakan butiran yang heterogen (Purwati, 2014).
4.6.2 Kuat tekan rata-rata benda uji beton tanpa pasir
Berdasarkan Tabel 4,12, hubungan antara kuat tekan rata-rata benda uji beton
tanpa pasir pada umur 28 hari dengan ukuran butir maksimum dapat dilihat pada
Gambar 4.6.
30,96 32,15
35,26
29,00
31,00
33,00
35,00
37,00
40 20 10
Ku
at
Tek
an
(K
g/c
m2)
Ukuran Butir Maksimal (mm)
Kuat Tekan Rata-Rata Benda Uji Beton
Normal Umur 28 Hari
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
50
Gambar 4.6 Hubungan Antara Ukuran Butir Maksimal Agregat Dengan Nilai
Kuat Tekan Benda Uji Beton Tanpa Pasir Pada Umur 28 Hari
Berdasarkan Gambar 4.5, nilai kuat tekan rata-rata benda uji beton tanpa pasir
tertinggi yaitu 31,41 MPa dengan ukuran butir maksimal 10 mm. Sedangkan nilai
kuat tekan rata-rata benda uji beton tanpa pasir terendah yaitu 30,07 MPa pada
ukuran butir maksimal 20 mm. Nilai kuat tekan rata-rata benda uji beton tanpa
pasir ini sama halnya dengan beton normal yaitu ukuran agregat mempengaruhi
nilai kuat tekan. Hasil dari pengujian benda uji beton tanpa pasir ini mempunyai
perbedaan nilai kuat tekan yang tidak jauh berbeda. Hasil penelitian
Trisnoyuwono, dkk.,(2009) tentang beton non pasir dengan agregat dari batu alam
sungai Lua kepulauan Talaud Sulawesi Utara dengan rasio volume semen agregat
1:6 mendapatkan nilai kuat tekan maksimal yaitu 7,67 MPa. Menurut
Trisnoyuwono, dkk.,(2009), kuat tekan beton non pasir dipengaruhi oleh sifat-
sifat fisik serta gradasi yang digunakan pada pembuatan beton non pasir. Oleh
karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa agregat kasar yang digunakan dalam
pembuatan benda uji beton non pasir pada penelitian kali ini mempunyai sifat-
sifat fisik yang baik.
4.6.3 Kuat tekan rata-rata benda uji mortar
Berdasarkan Tabel 4,12, hubungan antara kuat tekan rata-rata benda uji mortar
pada umur 28 hari dengan ukuran butir maksimum dapat dilihat pada Gambar 4.7.
30,07
30,52
31,41
29,00
29,50
30,00
30,50
31,00
31,50
32,00
40 20 10
Ku
at
Tek
an
(k
g/c
m2)
Ukuran Butir Maksimal (mm)
Kuat Tekan Rata-rata Benda Uji Beton Tanpa
Pasir Umur 28 Hari
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
51
Gambar 4.7 Hubungan Antara Ukuran Butir Maksimal Agregat Dengan Nilai
Kuat Tekan Benda Uji Mortar Pada Umur 28 Hari
Berdasarkan Gambar 4.7, nilai kuat tekan benda uji mortar tertinggi yaitu 30,52
MPa dengan ukuran butiran maksimal 20 mm. Sedangkan nilai kuat tekan benda
uji mortar terendah yaitu 29,93 MPa pada ukuran butir maksimal 40 mm. Pada
benda uji mortar ini berbeda dengan benda uji beton normal maupun benda uji
beton tanpa pasir yaitu kekuatan terbesar dihasilkan oleh ukuran agregat maksimal
10 mm. Hal ini dikarenakan pada benda uji mortar ukuran butir maksimal 40,
ukuran butir maksimal 20 dan ukuran butir maksimal 10 memiliki gradasi butir
yang sama. Perbedaan dari ketiga variasi benda uji mortar tersebut adalah berat
ukuran butir penyusun dari mortar tersebut. Oleh karena itu, nilai kuat tekan
benda uji mortar hasilnya tidak jauh berbeda dari setiap variasi mortar yang diuji.
4.6.4 Hubungan kuat tekan antar benda uji
Dari hasil pengujian benda uji beton normal, beton tanpa pasir dan mortar
didapatkan nilai kuat tekan rata-rata benda uji setiap ukuran ukuran butir
maksimalnya seperti pada Gambar 4.5, Gambar 4.6 dan Gambar 4.7. Dari ketiga
variasi benda uji tersebut didapatkan grafik kuat tekan rata-rata benda uji dengan
ukuran butir maksimal terhadap variasi benda uji seperti pada Gambar 4.8.
29,93
30,52
30,07
29,00
29,50
30,00
30,50
31,00
31,50
32,00
40 20 10
Kuat
Tek
an (
Kg/c
m2)
Ukuran Butir Maksimal (mm)
Kuat Tekan Rata-Rata Benda Uji Mortar Umur
28 Hari
TUGAS AKHIR
KAJIAN PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT PADA BETON NORMAL,
BETON TANPA PASIR DAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Febrian Iddo Valentino 16.B1.0110
Pradita Willy Saputra 16.B1.0112
52
Gambar 4.8 Kuat Tekan Rata-rata Benda Uji Dengan Ukuran Butir Maksimal
Terhadap Variasi Benda Uji Pada Umur 28 Hari.
Berdasarkan Gambar 4,8, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai kuat tekan
rata-rata benda uji beton tanpa pasir dan mortar dibandingkan benda uji beton
normal di setiap ukuran butir maksimalnya. Penurunan nilai kuat tekan rata-rata
benda uji beton tanpa pasir dan benda benda uji mortar terhadap nilai kuat tekan
rata-rata beton normal dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.16 Persentase Penurunan Nilai Kuat Tekan Rata-Rata Benda Uji Beton
Tanpa Pasir dan Mortar Terhadap Nilai Kuat Tekan Rata-Rata Benda
Uji Beton Normal
Beton Normal Persentase Penurunan (%)
Beton tanpa pasir Mortar
Ukuran Butir Maks 40 1,44 3,35
Ukuran Butir Maks 20 6,45 5,07
Ukuran Butir Maks 10 10,92 14,71
Berdasarkan Tabel 4,15, dapat dilihat bahwa persentase penurunan nilai kuat
tekan terjadi pada semua ukuran butir maksimal. persentase penurunan terbesar
pada benda uji beton tanpa pasir terhadap benda uji beton normal terjadi pada
ukuran butir maksimal 10 yaitu sebesar 10,92 %. Sedangkan persentase
penurunan terkecil pada benda uji beton tanpa pasir terjadi pada ukuran butir
maksimal 40 mm yaitu sebesar 1,44 %. Pada benda uji mortar, persentase
penurunan terbesar terjadi pada ukuran butir 10 yaitu sebesar 14,71 % dan
persentase penurunan terkecil terjadi pada ukuran butir maksimal 40 yaitu sebesar
3,35 %.
30,96
30,07 29,93
32,15
30,52 30,52
35,26
31,41
30,07
29,00
30,00
31,00
32,00
33,00
34,00
35,00
36,00
Beton Normal Beton Tanpa Pasir Mortar
Ku
at
Tek
an
(k
g/c
m2)
Ukuran Butir Maksimal
Kuat Tekan Benda Uji
Ukuran Butir
Maks 40 mmUkuran Butir
Maks 20 mmUkuran Butir
Maks 10 mm
Top Related