MIKROTREMOR
SOLUSI MITIGASI DAERAH RAWAN GEMPA BUMI DANLONGSOR DI INDONESIA
AHMAT DAFIT HASIM ASRORI
1110100050
i
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2014
LEMBAR PENGESAHAN
“MIKROTREMOR” SOLUSI MITIGASI DAERAH RAWANGEMPA DAN LONGSOR DI INDONESIA
AHMAT DAFIT HASIM ASRORI
1110100050
Menyetujui
ii
Dosen Pendamping Bidang Kemahasiswaan
KATA PENGANTAR
Indonesia merupakan negeri dengan berbagai kekayaan
yang melimpah namun juga negeri dengan berbagai potensi
bencana di dalamnya termasuk gempa bumi dan juga tanah
longsor. Tentunya solusi apapun sangat diperlukan untuk
menanggulangi permasalahan tersebut mulai dari sebelum
ataupun setelah bencana gempa atau longsor terjadi.Karya
Tulis ini menyuguhkan salah satu alternatif solusi sekunder
lewat ilmu pengetahuan dan juga teknologi untuk
menyelesaikan permasalahan gempa bumi maupun tanah longsor
di indonesia.
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul MIKROTREMOR SOLUSI DAERAH RAWAN GEMPA DAN
LONGSOR .tentunya Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangannya baik dalam hal penulisan maupun pemilihan
kata kata sehingga saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat penulis perlukan sebagai bahan perbaikan.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………...i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………...…ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..iv
RINGKASAN……………………………………………………………………….v
ABSTRACT………………………………………………………………………...vi
PENDAHULUAN……………………………………………………………………1
A. Latar Belakang……………………………………………………………1
B. Perumusan Masalah……………………………………………………....2
iv
C. Tujuan…………………………………………………………………….2
D. Manfaat…………………………………………………………………..2
TELAAH PUSTAKA………………………………………………………………..3
A. Potensi Bencana Indonesia……………………………………………….3
B. Bencana Gempa Bumi……………………………………………………4
C. Bencana Tanah Longsor………………………………………………….5
D. Mitigasi Bencana………………………………………………………....6
E. Mikrotremor………………………………………………………………7
F. Aplikasi Mikrotremor…………………………………………………….8
ANALISIS DAN SINTESIS………………………………………………………...10
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..14
RINGKASAN
Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia
yang memiliki potensi bencana alam yang sangat tinggi
ini disebabkan posisi geografisnya yang terletak
diantara lempeng tektonik dunia bencana alam itu
terutama gempa bumi dan tanah longsor .Bencana ini
sering terjadi di Indonesia dan tidak sedikit memakan
korban jiwa dan kerusakan infrastruktur .Bencana alam
memang sesuatu yang tidak bisa kita hentikan atau kita
v
selesaikan namun satu satunya cara adalah mencegah
dengan upaya mitigasi yang baik.Analisis Mikrotremor
merupakan salah satu metode yang sangat potensi untuk
digunakan sebagai upaya mitigasi bencana gempa bumi
dan tanah longsor. Mikrotremor sendiri adalah salah
satu metoda geofisika untuk menghitung efek
karakteristik tanah dan karakteristik dinamika tanah
ditinjau dari kecepatan gelombang seismik dengan
menitik beratkan pada variasi amplitude dan perioda
serta frekuensi terhadap waktu yang disebabkan oleh
gempa bumi maupun sumber getaran yang lain. Metoda ini
sangat berguna untuk mengklasifikasikan tanah akibat
gempa dan perhitungan faktor amplikasi lapisan sedimen
permukaan.Metode ini digunakan untuk mengetahui
kekuatan bangunan sehingga kita bisa tahu apakah suatu
bangunan bisa tahan dengan gempa bumi atau tidak dan
setelah gempa bumi terjadi apakah bangunan itu masih
layak untuk digunakan.Mikrotremor juga digunakan untuk
mengetahui kekuatan tanah berdasarkan frekuensi alami
dari tanah tersebut sehingga bisa digunakan untuk
mengidentifikasi daerah rawan longsor .Metode analisis
ini sangat potensi sebagai informasi awal dan
referensi bagi penerintah dalam menentukan kebijakan
tentang upaya mitigasi untuk mengurangi dampak dari
bencana alam gempa bumi maupun banjir.
vi
ABSTRACT
Indonesia is one of the countries in the world
that has the potential of natural disasters is very
high due to its geographical position, located between
the tectonic plates of the world's, natural disasters
especially earthquakes and landslides.These disasters
were common in Indonesia and not least take loss of
life and damage to infrastructure.A natural disaster
is indeed something that we cannot stop or we finish
but the only way is to prevent the mitigation efforts
is good.Mikrotremor analysis is one method that is
very potential for use as a disaster mitigation
efforts of earthquake and landslide. Mikrotremor
himself is one of the geophysical methods to calculate
the effects of soil characteristics and dynamics of
soil characteristics in terms of speed of seismic
waves with a strong focus on variations in the
amplitude and frequency as well as the period of time
caused by earthquake vibration source of earth or the
other.This method is particularly useful for
classifying the land due to the earthquake andvii
calculation of the surface sediment layer of amplikasi
factors.This method is used to determine the strength
of the building so that we can know whether a building
can stand the earthquake or no earthquake occurred
after and whether the building was still eligible for
use.Mikrotremor is also used to determine the strength
of the soil based on natural frequency of the land so
it can be used to identify areas potential to
landslides.This method of analysis is very preliminary
information and potential as a reference for the
Government in determining the policies of mitigation
efforts to reduce the impact of natural disasters,
earthquakes or floods.
viii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara geografis Indonesia terletak di daerah
katulistiwa dengan morfologi yang beragam dari daratan
sampai pegunungan tinggi. Keragaman morfologi ini
banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan
adanya aktivitas pergerakan lempeng tektonik aktif di
sekitar perairan Indonesia diantaranya adalah lempeng
Eurasia, Australia dan lempeng Dasar Samudera Pasifik.
Pergerakan lempeng-lempeng tektonik tersebut
menyebabkan terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian
gunung api aktif serta patahanpatahan geologi yang
merupakan zona rawan bencana gempa bumi dan tanah
longsor. Menurut BAKORNAS PBP dalam "Arahan Kebijakan
Mitigasi Bencana Perkotaan di Indonesia", dilihat dari
potensi bencana yang ada Indonesia merupakan negara
dengan potensi bencana yang sangat tinggi. Beberapa
potensi bencana yang ada antara lain adalah bencana
alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah
longsor, dan lain-lain. Potensi bencana yang ada di
Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok
utama, yaitu potensi bahaya utama dan potensi bahaya
ikutan. Potensi bahaya utama (main hazard potency) ini
dapat dilihat antara lain pada peta potensi bencana
gempa di Indonesia yang menunjukkan bahwa Indonesia
adalah wilayah dengan zona-zona gempa yang rawan, peta
1
potensi bencana tanah longsor, peta potensi bencana
letusan gunung api, peta potensi bencana tsunami, peta
potensi bencana banjir, dan lain-lain. Dari indikator-
indikator diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia
memiliki potensi bahaya utama (main hazard potency)
yang tinggi. Hal ini tentunya sangat tidak
menguntungkan bagi negara Indonesia. Salah satu upaya
yang dilakukan pada saat sebelum terjadinya bencana
adalah pencegahan dan mitigasi, yang merupakan upaya
untuk mengurangi atau memperkecil dampak kerugian atau
kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh bencana.
Berbagai upaya diperlukan terutama untuk
mengatasi permasalahan ini yaitu upaya mitigasi dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan yang telah berkembang
terutama untuk bencana gempa bumi dan tanah longsor.
Dari latar belakang tentang bencana alam di Indonesia,
mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu
dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari
manajemen bencana. Sesuai dengan tujuan utamanya yaitu
mengurangi dan / atau meniadakan korban dan kerugian
yang mungkin timbul. Mitigasi pada prinsipnya harus
dilakukan untuk segala jenis bencana, baik yang
termasuk ke dalam bencana alam (natural disaster)
maupun bencana sebagai akibat dari perbuatan manusia
(man-made disaster). Mitigasi pada dilakukan dalam
rangka mengurangi kerugian akibat kemungkinan
2
terjadinya bencana, baik itu korban jiwa dan/atau
kerugian harta benda yang akan berpengaruh pada
kehidupan dan kegiatan manusia. Untuk itu dalam Karya
Tulis ini mengkaji tentang potensi MIKROTREMOR dalam
upaya mitigasi bencana gempa dan tanah longsor di
Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Masalah utama yang dikaji dalam karya tulis ini
adalah dengan cara apa upaya mitigasi bencana alam
yaitu gempa bumi dan tanah longsor dapat secara
efektif dilakukan
C. Tujuan
Untuk mengaplikasikan analisis mikrotremor sebagai
alat yang digunakan untuk upaya mitigasi bencana gempa
bumi dan tanah longsor
D. Manfaat
Sebagai upaya mitigasi dan pertimbangan kebijakan
pemerintah tentang suatu daerah rawan bencana alam
terutama gempa bumi dan tanah longsor
3
TELAAH PUSTAKA
A. Potensi Bencana Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia
tenggara yang memiliki 17.508 pulau. Letak astronomis
Indonesia yaitu antara 6o LU-11o LS dan 95o BT- 141o
BT. Secara geografis letak indonesia yaitu diantara
samudra Hindia dan Samudra Pasifik, diantara benua
Asia dan Australia. Berdasarkan letak itu pula,
Indonesia bdapat dikatakan negara yang memiliki
potensi bencana alam yang cukup besar. Hal ini tentu
nya berdasarkan beberapa alasan. Indonesia relatif
rentan terhadap bencana, baik bencana geologi (gempa,
gunung meletus, dan semburan lumpur), oseonologis
(banjir pasang), meteorologis (banjir, kekeringan,
putingbeliung), maupun gabungannya (tsunami, tanah
longsor, dan gelombang tinggi). Sebagian akibat proses
alami yang tidak ada peran manusia, seperti
gempa,gunung meletus, dan tsunami. Sebagian lagi
akibat proses alami yang terkait dengan ulah manusia,
baik secara langsung (seperti banjir, kekeringan, dan
tanah longsor), maupun yang tidak langsung (seperti
banjir pasang akibat penurunan permukaan tanah daerah
pantai). Untuk mewaspadai potensi bencana, dua hal
harus diperhatikan: perubahan global-lokal dan
variabilitas fenomena alam. Membaca alam adalah
4
memahami perubahan dan varibilitas itu untuk
mengantisipasi kemungkinan adanya potensi bencana.
Gambar 1.1 Posisi geografis wilayah indonesia
Negara Indonesia merupakan wilayah pertemuan 3
buah Lempeng yaitu Indo-australia, Eurasia dan Lempeng
Pasifik serta Indonesia di Lalui oleh Jalur pegunungan
aktif dunia yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum
Mediterania. Hal ini menyebabkan Indonesia merupakan
termasuk jalur Ring of Fire atau cincin api pasifik
dunia, yang merupakan jalur pegunungan aktif di
Indonesi. Tidak heran jika Indonesia sering mengalami
bencana alam baik berupa gempa bumi yang meliputi
gempa tektonik dan gempa vulkanik.
B. Bencana Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran partikel batuan atau
goncangan pada kulit bumi yang disebabkan oleh
5
pelepasan energi secara tiba-tiba akibat aktivitas
tektonik (gempa bumi tektonik) dan rekahan akibat
naiknya fluida (magma, gas, uap dan Iainnya) dari
dalam bumi menuju ke permukaan, di sekitar gunung api,
disebut gempa bumi gunung api/vulkanik. Getaran
tersebut menyebabkan kerusakan dan runtuhnya struktur
bangunan yang menimbulkan korban bagi penghuninya.
Getaran gem-pa ini juga dapat memicu terjadinya tanah
longsor, runtuhan batuan dan kerusakan tanah Iainnya
yang merusakkan permu-kiman disekitarnya. Getaran
gempa bumi juga dapat menyebabkan bencana ikutan yang
berupa kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi
dan juga banjir akibat runtuhnya bendungan dan
tanggultanggul penahan lainnya.
Gambar 1.2 : Bencana gempa bumi yang merusak
infrastruktur dan menimbulkan korban jiwa
6
Sumber gempa bumi di Indonesia banyak dijumpai di
lepas pantai/di bawah laut yang disebabkan oleh
aktivitas subduksi dan sesar bawah laut. Beberapa
gempa bumi dengan sumber di bawah laut, dengan
magnitude besar dengan mekanisme sesar naik dapat
menyebabkan tsunami. Dijumpai pula sumber gempa bumi
di darat yang disebabkan oleh aktivitas sesar di
darat.
Gempa bumi merupakan salah satu jenis bencana
alam yang secara terus menerus terjadi di bumi. Hanya
saja, kita baru bisa merasakan getarannya apabila
gempa tersebut terjadi di dekat permukaan bumi.
Teknisnya, semua wilayah yang ada di bumi berpotensi
mengalami gempa. Hanya saja, ada beberapa titik yang
mengalami gempa dengan jumlah lebih jika dibandingkan
dengan titik lainnya. Salah satu Negara yang sering
mengalaminya adalah Jepang dan juga Indonesia. Di
Indonesia sendiri, gempa bumi seolah telah menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat. Hal ini wajar
mengingat Indonesia memang dilalui pegunungan Sirkum
dan juga Mediterania yang menjadikannya titik
potensial gempa bumi..
C. Bencana Tanah Longsor
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah
suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan
7
masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis
seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua
faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.
Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi
kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu
adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah
gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam,
namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut
berpengaruh
Gerakan tanah atau tanah Iongsor merusakkan
jalan, pipa dan kabel baik akibat gerakan dibawahnya
atau karena penimbunan material hasil longsoran.
Gerakan tanah yang berjalan lambat menyebabkan
penggelembungan (tilting) dan bangunan tidak dapat
digunakan. Rekahan pada tanah menyebabkan fondasi
bangunan terpisah dan menghancurkan utilitas lainnya
didalam tanah. Runtuhan lereng yang tiba-tiba dapat
menyeret permukiman turun jauh dibawah lereng.
8
Gambar 1.3 : Bencana tanah longsor yang merusak
infrastruktur dan menelan korban jiwa
Runtuhan batuan (rockfalls) yang berupa luncuran
batuan dapat menerjang bangunan- bangunan atau
permukiman dibawahnya. Aliran butiran (debris flow)
dalam tanah yang lebih lunak, menyebabkan aliran
lumpur yang dapat mengubur bangunan permukiman,
menutup aliran sungai sehingga menyebabkan banjir, dan
menutup jalan. Liquefaction adalah proses terpisahnya
air di dalam pori-pori tanah akibat getaran sehingga
tanah kehilangan daya dukung terhadap bangunan yang
ada diatasnya sebagai akibatnya bangunan akan amblas
atau terjungkal.
D. Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana. Mitigasi bencana merupakan
suatu aktivitas yang berperan sebagai tindakan
pengurangan dampak bencana, atau usaha-usaha yang
9
dilakukan untuk megurangi korban ketika bencana
terjadi, baik korban jiwa maupun harta. Dalam
melakukan tindakan mitigasi bencana, langkah awal yang
kita harus lakukan ialah melakukan kajian resiko
bencana terhadap daerah tersebut. Dalam menghitung
resiko bencana sebuah daerah kita harus mengetahui
Bahaya (hazard), Kerentanan dan kapasitas suatu
wilayah yang berdasarkan pada karakteristik kondisi
fisik dan wilayahnya
E. Mikrotremor
Mikrotremor merupakan gelombang seismik dengan
amplitudo rendah(0,1±1 mikron) yang diproduksi oleh
gerakan bawah permukaan yang disebabkanoleh : gangguan
buatan seperti lalu lintas, mesin pabrik, dsb.
(perioda pendek mikrotremor yaitu 0,1 ± 1 atau 1,6
mikron) atau dapat juga disebabkan olehsumber alam
seperti angin, gelombang laut, periode yang dimiliki
olehmikrotremor adalah perioda panjang (1,6 - 2 detik
atau lebih).
10
Gambar 1.4 : Alat Mikrotremor
Metoda analisis mikrotremor adalah salah satu
metoda geofisika untuk menghitung efek karakteristik
tanah dan karakteristik dinamika tanah ditinjau dari
kecepatan gelombang seismik dengan menitik beratkan
pada variasi amplitude dan perioda serta frekuensi
terhadap waktu yang disebabkan oleh gempa bumimaupun
sumber getaran yang lain. Metoda ini sangat berguna
untuk mengklasifikasikan tanah akibat gempa dan
perhitungan faktor amplikasi lapisansedimen permukaan.
F. Aplikasi Mikrotremor
Belakangan ini aplikasi mikrotremor digunakan
untuk mengidentifikasi resonansi frekuensi natural
bangunan dan tanah (Mucciarelli et al., 2001;
Gallipoli et al., 2004). Salah satu metode yang
digunakan untuk mengetahui karakteristik bangunan
tanpa merusak bangunan tersebut adalah analisis
mikrotremor yang direkam pada setiap lantai bangunan
dengan menggunakan gangguan alami berupa ambient
noise. Sehingga bisa dikatakan bahwa mikrotremor
didasarkan pada perekaman ambient noise untuk
11
menentukan parameter karakteristik dinamis suatu
bangunan (rasio redaman, frekuensi alami primer) dan
fungsi perpindahan (amplifikasi dan
frekuensi)bangunan, dan pengukuran mikrotremor sudah
menjadi metode popular untuk menentukan dinamika sifat
lapisan tanah dan secara ekstensif dipakai untuk
mikrozonasi. Pengukuran mikrotremor mudah dilakukan,
murah dan bisa dipakai pada tempat yang seismisitasnya
rendah. Nakamura et al. (2000), Nakamura (1997), Lu et
al. (1992), Sun et al. (2008), Lermo dan Chaves-garcia
(1994) dan Karnawati et al. (2007) telah sukses
melakukan mikrozonasi untuk mengetahui lokasi-lokasi
kerusakan akibat gempabumi karena efek lokal..
Pembangunan infrastuktur di Indonesia harus
memenuhi syarat tahan gempa, untuk memperkecil resiko
kerugian dan kecelakaan yang timbul akibat terjadinya
gempa, mengingat tingginya pengaruh gempa di
Surabaya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
tingkat kerusakan suatu bangunan akibat gempa bumi
yaitu.
1. Kekuatan atau magnitude gempa
2. Jarak sumber gempa terhadap bangunan
3. Kualitas bangunan
Mikrotremor juga digunakan untuk memetakan daerah
yang rawan gempa bumi maupun longsor . Mikrozonasi12
kegempaan menggunakan mikrotremor merupakan proses
membagi zona menjadi zona-zona kecil berdasarkan
tanggapan (response) geologi setempat terhadap
gempabumi. Karakteristik dan value dari tanggapan ini
sangat ditentukan oleh kondisi tanah dan batuan pada
struktur bawah permukaan. Upaya mikrozonasi merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan akurasi dan
presisi pendugaan karakteristik kegempaan wilayah
tersebut.Pengukuran mikrotremor sudah menjadi metode
popular untuk menentukan dinamika sifat lapisan tanah
dan secara ekstensif dipakai untuk mikrozonasi.
Pengukuran mikrotremor mudah dilakukan, murah dan bisa
dipakai pada tempat yang seismisitasnya rendah.
Nakamura et al. (2000), Nakamura (1997), Lu et al.
(1992), Sun et al. (2008), Lermo dan Chaves-garcia
(1994) dan Karnawati et al. (2007) telah sukses
melakukan microzonasi untuk mengetahui lokasi-lokasi
kerusakan akibat gepabumi karena efek lokal.
Analisis yang digunakan untuk microzonasi dengan
microtremor ialah horisontal to vertical spectal ratio (HVSR)
yang dikenalkan oleh Nogoshi dan Igarashi (1971) yang
selanjutnya di kembangkan oleh Nakamura (1987). Metode
HVSR dapat digunakan untuk estimasi frekuensi natural
yang tidak bergantung sumber dan waktu (Bonnefoy-
Claudet, 2006). Sedangkan untuk estimasi amplifikasi
dipengaruhi oleh sumber, walaupun pengaruhnya sangat
13
kecil (Nakamura, 2008). Frekuensi natural diketahui
dari puncak HVSR, dan nilai puncak HVSR adalah
amplifikasi.Belakangan ini, analisis kurva HVSR tidak
hanya digunakan untuk penentuan frekuensi natural dan
amplikasi saja. Namun, dapat digunakan untuk
menentukan karaktersitik struktur bawah permukaan
melalui metode inversi. Inversi kurva HVSR telah
dilakukan oleh Garcı´a-Jerez et al. (2007), Dal Moro
(2010), Pilz et al. (2010) dan Arai dan Tokimatsu
(2008). Hasilnya, kurva HVSR ini mampu digunakan untuk
mencitrakan struktur bawah permukaan dengan
menggunakna parameter kecepatan gelombang geser
sebagai fungsi kedalaman.
ANALISIS DAN SINTESIS
Bagi para mahasiswa dibidang geofisika mungkin
sudah tidak asing lagi dengan analisis mikrotremor
karena mungkin merupakan salah satu alat yang sering
di pakai dalam berbagai penelitian terutama untuk
mengetahui frekuensi natural suatu bangunan ,namun
untuk khalayak umum analisis mikrotremor memang sangat
asing untuk didengar.Analisis mikrotremor bisa
digunakan dalam berbagai keperluan pra maupun pasca
bencana alam dalam rangka mitigasi.Dari uraian telaah
pustaka diatas kita tahu bahwa selain memiliki potensi
14
sumberdaya alam yang luar biasa Indonesia merupakan
daerah dengan potensi bencana yang tidak kalah
hebatnya.Kita sebagai putra bangsa yang telah dibekali
pengetahuan dan juga pendidikan harusnya tidak hanya
menganggap ini sebagai informasi yang hanya harus kita
tahu tapi juga harus kita fikirkan bagaimana
solusinya.Indonesia sangat rawan dengan bencana alam
gempa bumi ,gunung meletus, banjir dan tanah
longsor ,sudah banyak kejadian bencana alam
diindonesia yang telah merenggut banyak nyawa dan juga
menimbulkan kerusakan infrastruktur yang luar biasa
untuk itu upaya mitigasi bencana sangat diperlukan di
seluruh bagian daerah di Indonesia untuk paling tidak
meminimalkan dampak korban jiwa yang terjadi.
Analisis mikrotremor ini merupakan salah satu
metode yang sangat potensi untuk digunakan dalam
rangka mitigasi, baik bencana gempa bumi maupun tanah
longsor.Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh
mahasiswa sebagai tugas akhir maupun program
kreativitas mahasiswa menghasilkan hasil yang sangat
bagus dan bisa dijadikan sumber informasi awal untuk
melakukan upaya mitigasi tersebut.Penelitian yang
telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa dengan
menggunakan analisa mikrotremor adalah
1. Mikrozonasi gempa di Jembatan nasional SURAMADU
yang menghubungkan daerah Surabaya dengan Madura.
15
(oleh : Arga Nuryanto,Ahmat Dafit Hasim, M ibad, M
iqbal)
2. Mengetahui kekuatan bangunan perpustakaan ITS
dengan menggunakan analisa mikrotremor
(oleh : Vivi Wulandari)
3. Penaksiran resonansi tanah dan bangunan (10
bangunan yang memiliki sejarah ) dengan menggunakan
analisa mikrotremor di daerah Surabaya jawa timur
(oleh : Dian Nur aini)
4. Zonasi likuifaksi (daerah rawan longsor) dengan
menggunakan analisa mikrotremor di kecamatan
pacitan jawa timur
(oleh : juan pandu GNR)
Dari beberapa penelitian yang dilakukan mahasiswa
ini sangat menunjukkan bahwa sebenarnya upaya mitigasi
bencana gempa bumi maupun tanah longsor bisa dilakukan
lebih awal jauh sebelum bencana terjadi.Untuk bencana
alam gempa bumi kita tahu bahwa banyak bangunan
bangunan di Indonesia baik di kota kecil maupun kota
besar masih jauh dari standart bangunan yang aman dari
gempa namun dengan menggunakan analisa mikrotremor ini
kita dapat mengetahui bangunan bangunan mana saja yang
harus diwaspadai dan juga harus diperbaiki untuk
mengurangi kerusakan maupun korban jiwa yang
16
diakibatkan bencana gempa,dan bukan itu saja dengan
menggunakan mikrotremor kita juga bisa menganalisa
kekuatan bangunan pasca terjadi gempa sehingga kita
bisa menentukan kelayakan sebuah bangunan apakah
setelah bencana terjadi bangunan ini masih layak
dipergunakan atau tidak.Diindonesia tentunya banyak
sekali bangunan bangunan yang bersejarah dimana bukan
hanya sekedar warisan budaya namun juga merupakan ciri
khas sebuah daerah diindonesia yang tentunya harus
dijaga,dengan menggunakan mikrotremor kita dapat
mengetahui kekuatan sebuah bangunan bersejarah ini
dibandingkan dengan kemampuan tanah
disekelilingnya,hasil dari analisis mikrotremor ini
dapat digunakan sebagai informasi awal untuk mengambil
kebijakan apakah harus dilakukan perbaikan untuk tetap
menjaga keutuhan bangunan bersejarah itu.
Dengan menggunakan analisa mikrotremor kita juga
dapat membuat peta zonasi atau persebaran daerah
dengan kekuatan tanah yang rendah yang bisa
diidentifikasi sebagai daerah rawan longsor pada
berbagai daerah di Indonesia,terutama daerah daerah
langganan longsor diseluruh Indonesia.Hasil dari
penelitian analisa mikrotremor ini bisa digunakan
sebagai acuan bagi pemerintah setempat untuk mengambil
kebijakan terkait daerahnya mungkin menjauhkan
pemukiman penduduk dari daerah rawan tersebut atau
17
memberi tanda serta peringatan kepada penduduk sebagai
upaya mitigasi yang bisa dilakukan,peta persebaran
daerah rawan longsor hasil dari analisa mikrotremor
ini sangat bermanfaat untuk mengetahui seberapa rawan
daerah tersebut akan bencana longsor ketika musim
penghujan mulai dating sehingga pemerintah dengan
segala kebijakanya bisa bersiap siap.
Memang Solusi yang ditawarkan dari analisa
mikrotremor ini bukan solusi secara langsung untuk
menanggulangi bencana alam karena memang tidak ada
solusi dari bencana akibat perlakuan alam ini namun
solusi sekunder yang bisa digunakan sebagai informasi
awal yang terpecaya untuk upaya mitigasi bencana
alam .
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI18
A. Kesimpulan
1. Analisa mikrotremor bisa digunakan untuk
mengidentifikasi kekuatan bangunan baik sebelum
bencana terjadi maupun setelah bencana terjadi.
2. Analisa Mikrotremor dapat digunakan untuk
mengetahui kekuatan tanah berdasarkan frekuensi
natural dari tanah tersebut untuk mengetahui
potensi longsor.
3. Analisa mikrotremor merupakan tool yang sangat
berpotensi untuk upaya mitigasi bencana alam baik
gempa bumi maupun tanah longsor
B. Rekomendasi
Analisa mikrotremor bisa digunakan sebagai salah
satu sarat atau standar wajib bagi suatu bangunan
agar memiliki informasi tentang kekuatan bangunan
tersebut sebagai informasi awal penentuan mitigasi
jika terjadi bencana gempa bumi.
Bagi daerah yang sering menjadi langganan longsor
di Indonesia harus mempunyai peta persebaran bagian
bagian daerah rawan longsor di daerah tersebut sebagai
upaya mitigasi bencana alam.
19
DAFTAR PUSTAKA
Dian Nur Aini,Tugas akhir .2012 “Penaksiran resonasi tanah
dan bangunan menggunakan analisis mikrotremor wilyah
Surabaya jawa timur” ITS Surabaya
Wulandari,Vivi. Tugas Akhir 2012, “ Analisa kekuatan
bangunan dengan menggunakan mikrotremor studi kasus
perpustakaan ITS Surabaya”,ITS Surabaya.
Bonnefoy-Claudet, S., Cotton, F., Bard, PY. 2006. The
nature of noise wavefield and its applications
for site effects studies. Earth- Science Reviews,
doi:10.1016/j.earscirev.2006.07.004.
Dal Moro, G., 2010. Insights on surface wave dispersion and
HVSR: Joint analysis via Pareto optimality, J. Appl.
Geophys.doi:10.1016/j.jappgeo.2010.08.004
Garcia-Jerez,A., Navarro, M., Alcala, F.J., Luzon, F.,
Perez-Ruiz, J.A., Enomoto, T., Vidal, F., and Ocana,
E.,2007. Shallow velocity structure using joint
inversion of arry and h/v spectral rasio of ambient20
noise: the case of Mula town (SE of Spain), Soil
Dynamic and Erathquake Engineering, 27, 907-919.
Gosar, A., Rošer, J., Šket-Motnikar, B., and Zupančič, P.
2010. Microtremor study of site effects and soil-
structure resonance in the city of Ljubljana
(central Slovenia), Bull. Earth. Eng.,
doi:10.1007/s10518-009-9113-x, in press, 2010.
Karnawati, D., S. Pramumijoyo, S. Hussein, R. Anderson and
A. Ratdomopurbo; 2007, “The Influence of Geology on
Site Response in the Bantul District, Yogyakarta
Earthquake, INDONESIA”. AGU 2007 Joint Assembly.
Acapulco.
21
Top Related