BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Makhluk hidup dalam kehidupannya melakukan adaptasi
untuk dapat bertahan hidup. Adaptasi terjadi biasanya
disebabkan adanya seleksi alam yang menuntut makhluk hidup
(hewan dan tumbuhan) untuk dapat menyesuaikan diri dengan
keadaan lingkungan yang baru. Adaptasi yang dilakukan oleh
hewan dapat berupa adaptasi fisiologis, morfologis dan
tingkah laku. Sedangkan adaptasi yang dilakukan oleh
tumbuhan hanya berupa adaptasi fisiologis dan morfologis.
Selain adaptasi, menurut beberapa para ahli di alam
juga terjadi evolusi yang dilakukan makhluk hidup untuk
bertahan hidup. Dalam evolusi yang menjadi dasar terjadinya
dibawa oleh gen yang diwariskan pada keturunan suatu makhluk
hidup. Sifat baru dalam evolusi dapat diperoleh dari
perubahan gen oleh mutasi, transfer gen antar populasi,
seperti dalam migrasi, atau antar spesies.
2. Rumusan Masalah
a. Merumuskan dan menjelaskan adaptasi pada makhluk hidup,
baik pada hewan maupun pada tumbuhan.
b. Menjelaskan tentang evolusi makhluk hidup dan
mendiskripsikan tentang teori evolusi Darwin.
1
3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui tentang terjadinya adaptasi dan jenis-
jenisnya.
b. Untuk mengetahui tentang terjadinya evolusi dan teori
evolusi Darwin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Adaptasi
1. pengertian
Setiap makhluk hidup menyesuaikan diri dengan
lingkunganya. Adaptasi adalah cara makhluk hidup untuk
menyesuaikan diri dalam mengatasi tekanan lingkungan
sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu
beradaptasi terhadap lingkungannya akan dapat bertahan
hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan
menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis. adaptasi
diperlukan oleh makhluk hidup karena beberapa hal, yaitu:
Untuk bertahan hidup( melindungi diri dan memenuhi kebutuhan
akan makanan) dan untuk berkembangbiak. Jadi, dengan kata
2
lain adaptasi merupakan kemampuan atau kecenderungan makhluk
hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk
dapat tetap hidup dengan baik dan berkembang biak di
lingkungan alaminya.
Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya
mampu untuk:
memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur,
cahaya dan panas.
mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
bereproduksi.
merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
2. Jenis-jenis Adaptasi
Adaptasi dapat dibagi menjadi 4 bentuk, yaitu:
a. Adaptasi Morfologi
Merupakan penyesuaian pada organ tubuh yang
disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup terhadap
lingkungannya. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan
jelas dan mudah diamati biasanya disebabkan karena
adanya perbedaan jenis makanan dan habitat.
Contoh adaptasi morfologi pada hewan :
1) Adaptasi morfologi terhadap jenis makanan
a) Adaptasi morfologi pada bentuk paruh burung
Bentuk paruh burung beranekaragam disesuaikan dengan
jenis makanannya. Burung pemakan biji mempunyai
3
bentuk paruh berbeda dengan burung pemakan daging
atau burung pemakan serangga dan sebagainya.
Berbagai macam bentuk paruh pada unggas
b) Adaptasi morfologi pada kaki burung
b.1 Berbagai bentuk kaki pada unggas
Berdasarkan cara hidup dan makanannya, kaki burung
di bedakan beberapa macam, yaitu :
Kaki burung pemanjat, Mempunyai dua jari ke
depan dan dua jari ke belakang, contoh : kaki
burung pelatuk
4
Kaki burung perenang, Celah antar jari-jarinya
terdapat selaput renang, misal : itik, angsa
Kaki burung buas atau pencengkram, Mempunyai
ukuran pendek dan cakarnya sangat tajam, contoh
: kaki burung elang, rajawali, burung hantu
Kaki burung petenges, Mempunyai jari kaki
panjang dan semua jari terletak pada satu
bidang datar.
c) Adaptasi morfologi pada mulut serangga
Bentuk mulut serangga bermacam-macam disesuaikan
dengan cara mengambil makanannya.
Tipe mulut penggigit, mempunyai rahang atas
dan rahang bawah yang kuat untuk menggigit,
misalnya lipan, belalang, jangkrik, dan
kecoa.
Tipe mulut penghisap, mempunyai alat
penghisap seperti belalai yang panjang dan
dapat digulung sehingga dapat menghisap madu
yang terdapat jauh di dasar bunga, misalnya
kupu-kupu.
Tipe mulut penusuk dan penghisap, mempunyai
rahang yang runcing dan panjang untuk menusuk
dan menghisap, misalnya: nyamuk dan kutu
5
Tipe mulut penghisap dan penjilat, memiliki
bibir untuk menjilat, misalnya: lebah madu
dan lalat.
d) Bentuk gigi pada hewan sesuai dengan jenis
makanannya
e) Warna bulu atau rambut sesuai habitatnya
f) Bentuk leher pada jerapah.
2) Adaptasi morfologi terhadap jenis habitat
a) Ikan
Ikan mempunyai habitat di air, baik air laut
maupun air tawar. Air mempunyai sifat menekan ke
segala arah sehingga ikan membutuhkan bentuk tubuh
yang memudahkannya bergerak di air.
b) Unta
Unta hidup di daerah padang pasir yang kering dan
gersang.Oleh karena itu bentuk tubuhnya
disesuaikan dengan keadaan lingkungan padang
pasir. Bentuk penyesuaian diri unta adalah adanya
tempat penyimpanan air di dalam tubuhnya dan
memiliki punuk sebagai penyimpan lemak. Hal inilah
yang menyebabkan unta dapat bertahan hidup tanpa
minum air dalam waktu yang lama.
6
c) Beruang Kutub
Beruang kutub hidup di daerah kutub yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah dingin mempunyai bentuk
kaki yang besar dan lebar untuk berjalan di salju.
Bulunya tebal dan telinganya kecil untuk
mengurangi kehilangan panas.
3) Adaptasi Morfologi dalam mempertahankan diri.
Penyesuian bentuk tubuh untuk melindungi diri dari
pemangsa ataupun oleh ancaman lainnya, seperti:
a) Duri pada landak.
b) Tempurung pada punggung kura-kura atau penyu
Adaptasi Morfologi pada Tumbuhan
Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan dibedakan
menjadi sebagai berikut.
1) Xerofit
Merupakan tumbuhan yang menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang kering,contohnya kaktus.
Cara adaptasi xerofit. antara lain mempunyai daun
berukuran kecil atau bahkan tidak berdaun
7
(mengalami modifikasi menjadi duri), batang
dilapisi lapisan lilin yang tebal, dan berakar
panjang sehingga berjangkauan sangat luas.
2) Hidrofit
yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan
lingkungan berair, contohnya teratai. Cara
adaptasi hidrofit, antara lain berdaun lebar dan
tipis, serta mempunyai banyak stomata.
3) Higrofit
Tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan
lingkungan lembab. contohnya tumbuhan paku dan
lumut. Daun Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan
serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun
yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang
licinsehingga dapat menggelincirkan serangga yang
hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan
insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan,
sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang
diperlukan.
4) Akar
8
Akar tumbuhan gurun kuat dan
panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat
jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada
tumbuhan bakau untuk bernapas.
b. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah upaya penyesuaian fungsi
alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Biasanya adaptasi fisiologi melibatkan zat-zat kimia
tertentu untuk membantu proses metabolisme tubuh.
Adaptasi fisiologi ini dapat terjadi pada semua makhluk
hidup baik hewan, tumbuhan, maupun manusia.
Adaptasi fisiologi ini dapat terjadi pada semua makhluk
hidup baik hewan, tumbuhan, maupun manusia.
1) Adaptasi fisiologi pada manusia
9
Jumlah Hemoglobin pada sel darah merah orang
yang tinggal di pegunungan lebih banyak jika
dibandingkan dengan orang yang tinggal di
pantai/dataran rendah.
Ukuran jantung para atlet rata-rata lebih besar
dari pada ukuran jantung orang kebanyakan.
Pada saat udara dingin, orang cenderung lebih
banyak mengeluarkan urine (air seni).
2) Adaptasi fisiologi pada hewan
Herbivora seperti sapi dapat mencerna rumput
atau daun yang banyak mengandung serat (selulosa)
dengan bantuan enzim selulase. Enzim tersebut
dihasilkan oleh mikroorganisme yang terdapat di
rumen.
Hewan penghisap darah seperti nyamuk mempunyai
zat antikoagulan atau anti pembekuan darah. Zat
ini berguna untuk menjaga agar darah yang
dihisap tetap cair dan tidak membeku.
3) Adaptasi fisiologi pada tumbuhan
Tumbuhan tertentu mengeluarkan bau yang khas
untuk menarik serangga. Serangga dapat membantu
proses penyerbukan , contohnya pada bunga
mawar.
10
Tumbuhan mengeluarkan nektar pada bunga untuk
menarik serangga. Contohnya kembang sepatu.
Pada tanaman tertentu misalnya cemara dan
sukun, mengeluarkan metabolit sekunder berupa
alelopati yang mampu menghambat pertumbuhan
tanaman lain disekitarnya.
c. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian organisme terhadap
lingkungan dalam bentuk tingkah laku. Adaptasi tingkah laku mudah
kita tebak karena adaptasi ini bertujuan untuk menhindarkan diri
dari kematian, Kematian dari serangan predator , kematian dari
perubahan iklim ataupun perubahan dari proses fisiologis.
1) Adaptasi Tingkah Laku pada Hewan
Mimikri
teknik manipulasi warna kulit pada binatang
seperti misalnya bunglon yang dapat berubah-
ubah sesuai warna benda di sekitarnya agar
dapat mengelabuhi binatang predator/pemangsa
sehingga sulit mendeteksi keberadaan bunglon
untuk dimangsa. Misalnya bunglon.
Hibernasi
11
teknik bertahan hidup pada lingkungan yang
keras dengan cara tidur menonaktifkan dirinya
(dorman). Misalnya ular, ikan, beruang, kura-
kura, bengkarung, dan lain-lain.
Autotomi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan
cara mengorbankan salah satu bagian tubuh.
Contoh autotomi yaitu pada cicak
Estivasi
Estivasi adalah menonaktifkan diri (dorman)
pada saat kondisi lingkungan tidak bersahabat.
Simbiosis rayap dan flagellate
Rayap membutuhkan bantuan makhluk hidup
lainnya yaitu flagelata untuk mencerna kayu
yang ada di dalam usus rayap. Tanpa flagellata
rayap tidak akan mampu mencerna kayu yang masuk
ke dalam tubuhnya. Rayap-rayap kecil yang baru
menetas mendapatkan flagellata dengan jalan
menjilat dubur rayap dewasa. Rayap secara
periodik melakukan aktivitas ganti kulit dan
meninggalkan bagian usus lama, sehingga rayap
akan memakan kulit yang mengelupas untuk
12
memasukkan kembali flagellata ke dalam usus
pencernaannya.
Pernapasan ikan paus
Ikan paus adalah mamalia yang mirip ikan dan
hidup di air. Paus memiliki paru-paru yang
harus diisi dengan oksigen dari permukaan laut
minimal setiap setengah jam sekali. Ikan paus
ketika muncuk ke permukaan akan membuang udara
kotor lewat hidung mirip seperti air mancur
yang berisi karbon dioksida bercampur uap air
jenuh yang terkondensasi.
Migrasi pada bangsa burung untuk mencari daerah
yang lebih hangat dan banyak menyimpan cadangan
makanan
Pinguin akan berkempul berkelompk dengan
punggung menghadap keluar agar tetap hangat di
daerah dingin.
Agar tubuhnya tetap dingin maka kerbau suka
berkubang di lumpur atau air.
Cumi-cumi dan gurita atau sotong akan
menyemprotkan zat tinta ketika dikejar musuh.
2) Adaptasi tingkah laku pada tumbuhan
13
Pada saat lingkungan dalam keadaan kering,
tumbuhan yang termasuk suku jahe-jahean akan
mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh di
permukaan tanah.
Pada musim kemarau. tumbuhan tropofit, misalnya
pohon jati dan randu, menggugurkan daunnya.
3. Tujuan Adaptasi
a) Tujuan adaptasi pada hewan
Melindungi diri dari musuh
Memperoleh makanan
b) Tujuan adaptasi pada tumuhan
Mengurangi penguapan
Mengapung diperairan, teratai dan eceng gondok
memiliki batang berongga agar dapat mengapung di
air.
Menyimpan air, kaktus memiliki batang berdaging
dan berkulit tebal untuk menyimpan air.
Menjaga keseimbangan agar tidak terbalik. Eceng
gondok memiliki kar serabut yang sangat lebat
berguna untuk menjaga keseimbangan agar tidak
terbalik.
Mengambil oksigen saat terjadi pasang surut. Bakau
memiliki akar napas yang memanjang dan menjulang
14
di permukaan. Dengan bentuk akar ini tanaman bakau
tetap dapat mengambil oksigen dari udara saat
terjadi pasang surut dan bertahan dari
terpaan ombak.
B. EVOLUSI
1. pengertian
Evolusi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang perubahan perlahan-lahan pada populasi makhluk hidup
dari zaman kezaman yang telah, sedang, dan akan berlangsung
pada kehidupan dipermukaan bumi.
Beberapa kritik mengenai teori evolusi mengklaim kalau
ilmuan tidak sependapat mengenai konsep evolusi, namun
faktanya tidak demikian. Mereka memang tidak sependapat
mengenai detail cara proses ini terjadi, namun para ilmuan
tidak mempertanyakan keberadaan evolusi.
Ilmuan mempelajari evolusi dalam dua tingkatan
populasi. Evolusi mikro terdiri dari perubahan genetik kecil
yang terjadi dalam beberapa generasi. Evolusi makro adalah
pola perubahan yang lebih luas dalam ribuan generasi
sehingga terbentuk spesies baru. Kedua tingkatan evolusi ini
menyebabkan populasi dan spesies berubah seiring waktu.
Perubahan evolusi mikro menyebabkan alel-alel dalam
sebuah populasi menjadi lebih umum atau lebih sedikit
seiring waktu. Empat gaya evolusi mikro adalah seleksi alam,
mutasi, aliran gen dan apungan genetik.
a. Seleksi alam
15
Seleksi alam mengadaptasi mahluk hidup pada lingkungan
mereka lewat menyingkirkan sejumlah sifat sementara
mendukung sifat lainnya. Seleksi alam berdasarkan pada
empat prinsip utama:
Semua spesies menghasilkan lebih banyak keturunan
daripada yang dapat didukung oleh lingkungan,
membatasi sumberdaya.
Semua populasi beraneka ragam secara internal; tidak
ada dua individual yang mutlak sama.
Lebih banyak individu yang ada daripada yang dapat
bertahan hidup. Mereka berjuang memperebutkan
sumberdaya – mereka yang memiliki manfaat yang
diwariskan berhasil bertahan hidup.
Individu menurunkan manfaat ini ke keturunannya.
b. Mutasi
adalah kemunculan alel baru secara spontan dan acak
(kebetulan) yang merubah DNA mahluk individual. Sebagai
satu-satunya sumber variasi baru, mutasi adalah gaya
evolusi yang kuat. Tanpa mutasi, hanya mungkin menjadikan
satu sifat lebih umum atau lebih sedikit.
c. Aliran gen, atau migrasi,
terjadi saat dua populasi berbagi alel. Campuran antara
orang Belanda dan orang Jawa setelah orang Belanda
bermigrasi ke Jawa adalah sebuah contoh aliran gen.
Populasi campuran yang dihasilkan memiliki kombinasi alel
yang baru.
16
d. Apungan genetic
Evolusi yang terjadi karena peristiwa kebetulan dan tipe
perubahan. Bila sebuah letusan gunung berapi kebetulan
menghabisi semua orang dengan darah golongan A, maka alel
tipe A akan lenyap dalam populasi tersebut hingga mutasi
atau aliran gen mengembalikannya.
2. Teori-teori Evolusi
a. Jean Baptiste Lamarck
Mengemukakan bahwa;
Alat - alat tuuh yang sering digunakan akan tumbuh
membesar, sebaliknya organ tubuh yang tidak pernah
digunakan akan menyusut bahkan hilang.
Hukum peneurunan sifat-sifat yang baru yang
diperoleh artinya bahwa sifat-sifat baru karena
sering digunakan atau tidak digunakannya bagian-
bagian tubuh tersebut akan diturunkan kepada
keturunannya.
b. Alfred Wallace
menyatakan bahwa species yang ada sekarang berasal dari
species masa silam yang mampu bertahan hidup.
c. Erasmus Darwin
Menyatakan bahwaa fungsional terhadap stimulus adalah
diwariskan
d. Charles Darwin
17
Mengemukakan teori evolusi yang didasarkan pada pokok-
pokok- fikiran sebagai berikut:
Tidak ada individu yang sama
setiap populasi berkecenderungan untuk tumbuh
bnayak karena kemampuannya bereproduksi.
Untuk berkembang biak diperlukan adanya makanan
dan ruang yang cukup.
Bertambahnya suatu populasi tidak akan berjalan
terus-menerus.
e. Count De Buffen
Menyatakan bahwa variasi-variasi kecil yang terjadi
karena pengaruh alam sekitar diwariskan .Dengan
demikian kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan akan
menyebabkan terjadinya variasi yang mengarah pada
terbentuknya species baru.
f. Sir Charles Lyeel
Menyatakan bahwa batuan, pulau-pulau dan benua selalu
mengalami perubahan.
g. Thomas Robert Malthus
Menyatakan bahwa pertambahan jumlah pendududk naik
seperti deret ukur sedangkan bahan makanan yang
tersedia naik seperti deret hitung.
h. Anaximander dan Aristoteles
Menyatakan bahwa makhluk hidup selalu mengalami
perubahan.
18
3. Bukti-Bukti Evaluasi
Adanya evolusi diperkuat dengan adanya bukti-bukti:
a. Fosil
b. Homologi
c. Analogi
d. Embriologi perbandingan
e. ontogeni
f. covergensi
g. divergensi
h. species
Terdapat beberapa bukti yang dapat membantu menjelaskan evolusi,
antara lain:
a. Perbandingan anatomi. Organ yang mirip pada organisme yang
berkerabat menunjukan adanya kemungkinanan mereka memiliki
nenek moyang yang sama.
b. Perbandingan embriologi. Embrio suatu species, melalui
berbagai tahap perkembangan yang sama dengan berbagai
spesies yang lainnya yang beragam
c. Perbandingan fisiologi. berbagai organisme yang berbeda
memiliki dan menggunakan enzim yang sama.
d. Strukturan vestigeal. Sstruktur ini merupakan struktur yang
tidak memiliki fungsi pada suatu organisme besar
kemungkinan, struktur ini merupakan warisan dari organisme
yang sebelumnya menggunakan struktur ini.
e. Sistimatika makhluk hidup. Para peneliti berusaha
mengelompokan makhluk hidup dengan membuat sistematika
19
pengelompokan dari kelompok yang paling luas hingga yang
paling spesifik (kingdom,filum/divisio, kelas,ordo,famili,
genus dan species) Makhluk yang dikelompokan dlam kelompok
yang sama, dipercaya lebih dekat dibanding dengan makhlik
hidup dari kelompok yang lain.
f. Biogeografi. Pembatasan alami, seperti lautan, gunung dan
gurun pasir yang membatasi penyebaran species merupakan
suatu bentuk isolasi yang melahirkan berbagai variasi
species.
g. Genetika. Mutasi gen, pengaturan kembali segmen kromosom dan
penggandaan segmen kromosom dpat dihasilkan variasi baru.
h. Paleontologi. Individu yang ada sekarang dapat dilacak asal
muasalnya dengan menggunakan fosil.
4. Pro dan kontra tentang berbagai pendapat tentang masalah
evolusi
a. Lamarck vs Weismann :
Weismann (biologiawan Jerman 1834-1912) menentang
pendapat Lamarck mengenai diturunkannya sifat-sifat
yang diperoleh.
Percobaannya : Dia mengawinkan 2 ekor tikus yang
dipotong ekornya ternyata keturunannya tetap berekor
panjang. Keadaan ini tetap berlangsung meskipun
dilakukan sampai 20 generasi.
b. Lamarck vs Darwin :
20
Mereka berbeda pendapat mengenai “munculnya” jerapah
berleher panjang.
Menurut Lamarck : semula jerapah berleher pendek
karena makanan yang berupa daun makin berkurang maka
dari generasi ke generasi leher jerapah semakin
panjang untuk menjangkau daun yang semakin tinggi
letaknya.
Menurut Darwin : dalam populasi jerapah ada yang
berleher panjang dan berleher pendek. Dalam
kompetisi mendapatkan makanan jerapah berleher
panjang tetap bertahan hidup jerapah berleher pendek
lenyap secara perlahan-lahan.
c. Spesiasi atau terjadinya spesies baru:
Ada pendapat spesies baru bisa terjadi dari spesies
yang sudah ada karena interaksi antara faktor luar
dan faktor dalam. Mekanismenya dapat dijelaskan
dengan rumus:
F = G + L,
F = fenotip,
G = genotip,
L = lingkungan
21
maka bila F1 Þ F2 Þ F3 Þ F4 Þ F5 Þ ………….. F12, dimana
F12 mungkin sudah jauh berbeda dengan F1 sehingga F12
dapat dinyatakan sebagai spesies baru.
5. Evolusi manusia
Fosil subhuman tertua adalah Australophitecus, wujudnya
lebih menyerupai kera daripada manusia, kemudian muncul
manusia kera dari Jawa, Pitecanthropus erectus yang hidup
pada ± 500.000 tahun yang lalu, sudah lebih menyerupai
manusia daripada kera, volume otaknya ± 1000 cc, sedang
pada gorilla ± 600 cc dan pada manusia modern ± 1500 cc,
subhuman yang lain adalah Homo neanderthalensis, makhluk
ini hidup pada pertengahan akhir Pleistocene, ± 500.000
sampai 50.000 tahun yang lalu, orang beranggapan bahwa
makhluk ini manusia primitif yang pertama. Secara tepat
takdapat diketahui kapan manusia modern ini muncul,
tetapi mungkin yang tertua adalah tengkorak Swanscombe
yang umurnya 300.000 tahun dan mungkin sekali lebih tua
lagi, yaitu sekitar 500.000 tahun yang lalu makhluk ini
pun diduga berasal dari Pithecarthropus. Maunusia modern
yang mengganti kan Homo neanderthalensis adalah manusia
Cro-maguon yang hidup sekitar 50.000 – 20.000 tahun yang
lalu.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makhluk hidup dalam kehidupannya melakukan adaptasi untuk
dapat bertahan hidup. Adaptasi terjadi biasanya disebabkan adanya
seleksi alam yang menuntut makhluk hidup (hewan dan tumbuhan)
untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang
baru.
Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan sifat-sifat
yang diwariskan dalam suatu populasi organisme dari satu generasi
ke generasi berikutnya dalam jangka waktu tertentu. Dalam evolusi
yang menjadi dasar terjadinya dibawa oleh gen yang diwariskan
pada keturunan suatu makhluk hidup. Sifat baru dalam evolusi
dapat diperoleh dari perubahan gen oleh mutasi, transfer gen
antar populasi, seperti dalam migrasi, atau antar spesies.23
DAFTAR PUSTAKA
Godam. 2009. Contoh Bentuk Adaptasi Tingkah Laku Behavioral Pada Mahluk
Hidup – Ilmu Biologi.
Godam. 2009. Macam Dan Jenis Adaptasi Mahluk Hidup – Morfologi, Fisiologi
dan Tingkah Laku.
Futuyma, Douglas J. (2005). Evolution. Sunderland,
Massachusetts: Sinauer Associates, Inc. ISBN 0-87893-
187-2.24
Lande R, Arnold SJ (1983). "The measurement of selection on
correlated characters". Evolution 37: 1210–26}.
White, Michael & Gribbin, John: "Darwin: A Life in Science",
Simon & Schuster, London, 1995.
Donald C Johanson. 2007. Becoming Human.
Magnus Karlsson. 2010. Evolution in Changing Environments Revealed by
Fire Melanism in Pygmy Grasshoppers.
25
Top Related