perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAK BOLA DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2
GEMBOL KECAMATAN PEJAWARAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
SUGENG X 4711179
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAK BOLA DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2
GEMBOL KECAMATAN PEJAWARAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh: SUGENG
NIM: X 4711179
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang betanda tangan di bawah ini:
Nama : SUGENG
NIM : X 4711179
Jurusan/Program Studi : JPOK/Penjaskesrek
Menyatakan bahwa Skripsi saya berjudul ” UPAYA MENINGKATKAN
PEMBELAJARAN SEPAK BOLA DENGAN PENDEKATAN BERMAIN
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 GEMBOL KECAMATAN
PEJAWARAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN
2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber
informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skipsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
SUGENG NIM. X 4711179
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Mulyono, MM. Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes. NIP. 19510809 197611 1 001 NIP. 19600119 198503 1 007
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sunardi, M.Kes. ................................
Sekretaris : Sri Santoso Sabarini, S.Pd., M.Or. ................................
Anggota 1 : Drs. Mulyono, MM. ................................
Anggota 2 : Haris Nugroho, S.Pd.M.Or. ................................
Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Sugengt, ”UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAK BOLA DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 GEMBOL KECAMATAN PEJAWARAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012 .
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar shoting pada siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Metodologi tujuan menggunakan lembar observasi aktivitas dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dari pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata yang dicapai pada pra tindakan 64.29, siswa yang mengalami ketuntasan belajar 9 siswa (37.50%) sedangkan yang belum tuntas 15 siswa (62.50%), Nilai rata-rata pada siklus I sebesar 69.62, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 16 siswa (66.66%) sedangkan yang belum tuntas belajar 8 siswa (33.34%) dari 24 siswa. Pada siklus II perolehan nilai rata-rata 77.62, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 21 siswa (87.50%) sedangkan yang belum tuntas belajar 3 siswa (12.50%) dari 24 siswa. Ketuntasan belajar siswa 87.50% melebihi indikator keberhasilan, yaitu ketuntasan belajar 80%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar shoting pada permainan sepak bola pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012. Kata Kunci: Sepak Bola, Shoting, Pendekatan Bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
* Kegagalan adalah Suatu awal dari keberhasilan*
* Ilmu harus didahulukan
sebelum beramal dan berkata ( Al Bukhori)*
* Siapa yang bersunguh-sungguh akan mendapat (Umam Syafi’i)*
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Teriring syukur pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
Ø SD Negeri 2 Gembol UPT. Dindikpora Kecamatan Pejawaran
Kabupaten Banjarnegara”
Ø ”Istri Tercinta”
Yang selalu mendukung dan memberi semangat
Ø ”Anak-anakku Tersayang”
Sumber inspirasi dan motivasiku
Ø ”Keluarga besar, sahabat, dan teman-teman sejawat”
Yang selalu memberikan bantuan pemikiran kepada penulis
”Teman-teman se-angkatan program PPKHB S.1 Penjaskesrek 2011”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Berkat Rahmat Allah Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan
kelas dengan judul ”Upaya Meningkatkan Pembelajaran Sepak Bola Dengan
Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Gembol Kecamatan
Pejawaran Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012” yang merupakan
salah satu syarat tugas akhir Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam menyusun laporan ini, tidak lepas dari bantuan pihak-pihak yang
terkait. Peneliti mendapatkan bantuan, saran dan kritik yang sangat membangun
sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, peneliti
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada:
1. Prof.Dr.H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
2. Drs. Mulyono, M.M., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta Sekaligus Dosen Pembimbing I dalam Penyusunan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK);
3. Waluyo, S.Pd. M.Or., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani,
Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Drs.Sarjoko Lelono, M. Kes., selaku Dosen Pembimbing II dalam Penyusunan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
5. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaharaga Kabupaten Banjarnegara
6. Kepala UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran
7. Kepala SDN 2 Gembol yang telah memberikan tempat penelitian
8. Para Guru Sekolah Dasar Negeri 2 Gembol yang turut membantu dalam
penelitian ini.
Penulis hanya bisa mendoakan kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga semua amal ibadahnya diterima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
oleh Allah SWT. Harapan penulis, semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan Indonesia, khususnya di Sekolah
Dasar Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara, juga
kepada para pembaca sekalian.
Gembol, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ....................................................................................................................i
PENGAJUAN .........................................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................iii
PERSETUJUAN .....................................................................................................iv
PENGESAHAN......................................................................................................v
ABSTRAK ..............................................................................................................vi
MOTTO...................................................................................................................vii
PERSEMBAHAN ..................................................................................................viii
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belaang Masalah ...................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................3
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ................................................................................5
1. Sejarah Singkat Sepakbola........................................................5
2. Teknik Dasar Permainan Sepak Bola .......................................6
3. Teknik Gerakan Tanpa Bola .....................................................12
4. Teknik Gerakan dengan Pola Penyerangan .............................13
5. Teknik Gerakan dengan Bola Pola Bertahan ...........................14
6. Pembelajaran..............................................................................16
7. Pendekatan Bermain..................................................................19
B. Kerangka Berpikir ...........................................................................21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................22
B. Subyek Penelitian ............................................................................23
C. Sumber Data ....................................................................................23
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................23
E. Teknik Analisa Data........................................................................24
F. Prosedur Penelitian..........................................................................24
G. Indikator Capaian Penelitian ..........................................................32
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pra Tindakan ..........................................................................33
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ...........................................35
1. Hasil Tindakan Siklus I .............................................................35
a. Tahap Rancangan Tindakan (Planning) ............................35
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) ..............................36
c. Tahap Pengamatan Tindakan (Observing) ........................40
d. Tahap Refleksi (Reflecting) ................................................43
2. Hasil Tindakan Siklus II ...........................................................44
a. Tahap Rancangan Tindakan (Planning) .............................44
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)................................44
c. Tahap Pengamatan Tindakan (Observing) .........................48
d. Tahap Refleksi (Reflecting) .................................................51
C. Perbandingan Hail Tindakan Antar Siklus ...................................52
D. Pembahasan .....................................................................................54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................56
B. Implikasi ..........................................................................................56
C. Saran.................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................58
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ................................................................22
3.2 Teknik dan Alat Pengumpulan Data .............................................................24
3.3 Prosentase Target Capaian.............................................................................32
4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pada Studi Pra Tindakan .....................................33
4.2 Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus I ......................41
4.3 Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus I......................................................42
4.4 Hasil Observasi Peserta Didik Dalam Pembelajaran Siklus II ....................49
4.5 Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus II ....................................................50
4.6 Peningkatan Ketuntasan Siswa pada Pembelajaran Lompat Jauh Gaya
Menggantung dari Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II .............................52
4.7 Peningkatan hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Menggantung dari
Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II .............................................................53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Diagram Daur Penelitian Tindakan Kelas .....................................................25
3.2 Bagan Alur Proses Perbaikan Pembelajaran .................................................25
4.1. Grafik Ketuntasan Belajar Pra Tindakan .....................................................34
4.2. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I ..............................................................43
4.3. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II .............................................................51
4.4. Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari PraSiklus,
Siklus I, dan Siklus II....................................................................................53
4.5. Grafik Peningkatan Perolehan Nilai Rata-Rata Kelas dan Pratindakan,
Siklus I, dan Siklus II....................................................................................54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1.............................60
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2.............................71
3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ...........................82
4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ...........................93
5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ............................104
6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ............................106
7. Rekapitulasi Observasi Terhadap Aktifitas Siswa Siklus I ............................108
8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ............................109
9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ...........................111
10. Rekapitulasi Observasi Terhadap Aktifitas Siswa Siklus II ..........................113
11. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ......................................................114
12. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ..........................................................115
13. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II .........................................................116
14. Surat Permohonan Ijin Penelitian ....................................................................117
15.Surat Ijin Penelitian ...........................................................................................118
16.Surat Keterangan Penelitian .............................................................................119
17.Foto Kegiatan ....................................................................................................120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani
harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani
bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas
jasmani dan olah raga
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan
motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai
(sikap-mental-emosional-spritual-dan-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat
yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang
seimbang.
Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam
mengitensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara
sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan
untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang
hayat.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat
mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi
permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan lain-
lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran
konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur
fisik mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam
pengajaran harus mendapatkan sentuhan dikdakdik-metodik, sehingga aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani
diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan
kesan pribadi yang menyenangkan, kraetif, inovatif, terampil, meningkatkan dan
memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Sepakbola adalah salah satu jenis olah raga yang sangat digemari orang
seluruh dunia. Olah raga ini sangat universal. Selain digemari orang laki-laki olah
raga ini juga digemari para perempuan tidak hanya tua muda bahkan anak-anak
Sejak tahun 1990 an olah raga ini mulai digunakan untuk para wanita meskipun
sebelumnya olah raga ini hanya diperuntukkan bagi kaum pria.
Olah raga ini melibatkan 11 orang dalam satu teamnya. Untuk menjadi
pemenang dalam suatu pertandingan harus melawan satu team lainnya. Lapangan.
para pemain sepak bola memperebutkan sebua bola untuk dimasukkan ke dalam
gawang yang dijaga seorang penjaga gawang (goal keeper)
Olah raga ini menjadi sangat menarik karena selain hanya memperebutkan
sebuah bola dilapangan dengan menggunakan kaki tetaspi juga terlihat gaya-gaya
permainannya dalam memperebutkan bola untuk memasukkan bola ke dalam
gawang lawan. Oleh karena olah raga ini melibatkan banyak orang tentunya
kerjasama team yang baik sangat dibutuhkan selain teknik bermain yang baik.
Sepak bola merupakan olah raga yang simple, sederhana dan murah.
Bahkan hamper tidak memerlukan biaya. Namun bila pertandingan yuang
professional, olah raga ini biayanya bisa terbesar dari aneka cabang olah raga
lainnya. Untuk mengelola dan menghidupi sebuah klub sepak bola bisa memakan
biaya milyaran rupiah. Di satu pihak sepak bola dikatakan hamper tidak
memerlukan biaya, karena alat dan sarana yang dibutuhkan hanya satu benda
bulat dan tanah lapang. Benda bulat yang disebut bola itu bisa bola yang mahal,
(bola karet), bola plastic, jeruk bali (keprok) atau jerami, kertas, serabut kelapa,
yang pengelola harus mengadakan studi banding, harus tanggap akan anak
asuhnya, mau belajar dari pengalaman pahit, sekkaligus berusaha membuktikan
pengelolaan yang lebih professional.
Bila dikaji bersama pola permainan sepak bola. Itu sederhana, pola
permainan hanya menyerang (Attacktion), mempertahankan (defention) dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menyusun posisi strategi ini, keahlian dan keterampilan masing-masing pemain
tampak jelas, kemauan membawa bola, menggiring bola, merebut bola,
mempertahankan bola, mengecoh lawan, sangat diperlukan oleh individu pemain
untuk diterapkan dalam kerja sama antara pemain.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, cabang olah raga bola sepak bola menarik
untuk dikaji bersama sehingga perkembangan sepak bola Indonesia semakin
diminati masyarakat sekaligus mampu duduk sejajar dengen club-club di negeri
luar. Sedangkan masalah yang khusus menarik untuk dibahas bersama dengan
judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Shotting pada Permainan Sepak Bola
melalui modifikasi permainan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Gembol
Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah dengan model bermain dapat meningkatkan hasil belajar
menendang bola dengan kaki bagian dalam pada siswa kelas IV Sekolah dasar
Negeri 2 Gembol Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran
2011/2012.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil passing dalam
permainan Sepak Bola siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Gembol
Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012
B. Manfaat Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
yaitu:
1. Guru.
Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model
pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Siswa.
Dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan banyak variasi
dalam pembelajaran, Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain, dan
tingkat kebugaran siswa dapat diketahui.
3. Sekolah.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk
mengembangkan kebugaran jasmani dan bakat dari pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Sejarah Singkat Sepak Bola
Permainan sepak bola berasal dari Inggris. Pada tanggal 26 Oktober 1963
terdapat organisasi yang menyusun peraturan permainan dalam sepak bola, yaitu
The Football Assosiation. Sebelumnya, pada tanggal 21 September 1904 telah
terbentuk Federasi Sepak Bola dunia yaitu Federation International the Football
Association (FIFA) yang dikeahui oleh Guirin.
Bangsa Indonesia mengenal permainan sepak bola dari bangsa Belanda.
Bangsa Belanda mengenalkan sepak bola pada Indonesia pada tanggal 19 April
1930. hal ini ditandai dengan dibentuknya Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia (PSSI) di Yogyakarta, yang diketahui oleh Mr. Soeratin Sosro
Soegondo.
Permainan sepak bola termasuk permainan bola besar. Sepak bola
dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu atau dua kesebelasan yang saling
berhadapan. Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan bola ke gawang
lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan daerah sendiri dari serangan
lawan. Karakteristik permainannya adalah memainkan bola dengan menggunakan
kaki ataupun dengan seluruh anggita tubuh kecuali dengan tangan.
Hakekat permainan sepak bola adalah mempertahankan dan penyerangan
(Pendidikan Jasmani SLTP 3, Slamet, 26), maka untuk kelincahan dan kecepatan
yang diprediksikan berpengaruh terhadap kemampuan menggiring bola,
berpatokan pada hakekat permainan yang menitik beratkan pada pertahanan dan
nilai tersendiri bagi penonton, jika mereka memahami betul akan peraturan
permainan sepakbola, sikap yang dilarang untuk dilakukan dalam permainan,
tentu mereka akan terlihat lincah, cepat dan atraktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Teknik Dasar Permainan Sepak Bola
Ada beberapa teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus
dikuasai oleh pemain, antara lain menendang, menggiring, mengontrol,
menyundul dan menghentikan bola.
a. Menendang Bola
Pemain sepak bola harus mampu melakukan gerakan menendang bola dengan
baik dan benar sesuai dengan fungsi atau bagian kaki yang akan digunakan.
Pada dasarnya cara menendang bola dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
1) Teknik menendang dengan kaki bagian dalam
Teknik menendang dengan kaki bagian dalam dapat dilakukan sebagai
berikut:
a) Sikap permulaan
Posisi badan harus sejajar dengan bola. Salah satu kaki menumpu di
samping bola dengan ujung kaki mengarah ke depan serta lututnya
sedikit ditekuk dan badan agak condong ke depan. Kaki sepak
(tendang) dibuja selebar 900 hingga mata kaki mengarah ke depan
bola. Pandangan dipusatkan pada bola yang akan ditendang. Kedua
lengan menjaga keseimbangan.
b) Gerakan
Kaki tending ditarik ke belakang, kemudian diayunkan ke depan
mengenai bola dengan menggunakan kaki bagian dalam tepat pada
titik pusat tending hingga bola bergerak ke depan.
c) Sikap akhir
Gerakan selanjutnya diikuti oleh gerakan lanjut dari kaki tentang yang
diimbangi anggota ubuh lainnya, kesadaran yang sering terjadi adalah:
(1) Sikap badan kaki
(2) Kaki tumpu tidak disamping bola
(3) Badan kurang condong
(4) Tidak diikuti gerak lanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2) Teknik Menendang Bola dengan Punggung Kaki
a) Sikap permulaan
Pemain berdiri agak ke belakang di samping bola dengan jarak kaki
tumpu lebih kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tentang ke
belakang lurus dengan bola. Pandangan ke arah tendangan.
b) Gerakan
Dengan mengayun dan menggerakkan kaki, tendangan bola sekuat-
kuatnya ke depan dengan menggunakan punggung kaki.
c) Sikap akhir
Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang
dan diikuti oleh anggota tubuh lainnya.
3) Teknik Menendang dengan Ujung Jari Kaki
Teknik menendang bola dengan ujung kaki adalah sebagai berikut:
a) Sikap Permulaan
Pemain berdiri agak ke belakang di samping bola dengan jarak kaki
tumpu lebih kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tendang ke
belakang lurus dengan bola. Pandangan ke arah tendangan.
b) Gerakan
Kaki yang menendang diangkat ke belakang, selanjutnya, kaki yang
menendang diayunkan kedepan hingga ujung jari kaki atau ujung
sepatu tepat mengenai tengah-tengah belakang bola.
c) Sikap Akhir
Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang
dan diikuti oleh anggota tubuh lainnya.
b. Mengontrol Bola
Mengontrol bola adalah suatu upaya untuk menguasai bola sebelum bola
dihentikan oleh kaki. Dalam upaya mengontrol bola pemain harus dalam
kondisi siap dengan pengamanan yang tepat agar dapat menguasai bola
sepenuhnya. Setelah bola tersebut terkontrol dengan baik, bola baru
dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Menghentikan bola dapat dilakukan dengan:
1) Mengtentikan bola depan dengan telapak kaki
Sebelum menghentikan bola dengan telapak kaki pemain terlebih dahulu
mengontrol bola dan mendekati bola yang sedang bergerak. Bola tersebut
dihentikan dengan telapak kaki, dengan cara menyongsong bola yang
datang, kemudian telapak kaki ditarik ke belakang bersamaan dengan
datangnya bola.
2) Mengentikan bola dengan punggung kaki
Pada umumnya menghentikan bola dengan punggung kaki dilakukan jika
bola jauh dari udara. Cara menghentikan bola dengan punggung kaki
sebegai berikut:
a) Pemain bergerak ke arah bola
b) Tepat di bawah bola melambung, angkatlah kaki ke depan atas yang
digerakkan untuk menghentikan bola dengan punggung kaki
c) Tahan bola dengan menggunakan kaki dengan sedikit sentuhan atau
tarikan
d) Bola jatuh diantara kedua kaki
3) Menghentikan bola dengan dada
Cara mengehentikan bola dengan dada sebagai berikut:
a) Pemain mengontrol bola yang melayang dengan cermat
b) Menjauh untuk menjemput bola
c) Dalam posisi seimbang, dada dibuka lebar dan kedua tangan melebar
d) Tahan bola yang tepat di dada dengan sedikit sentuhan atau berikan ke
belakang
e) Bola jatuh diantara kedua kaki.
4) Menghentikan bola dengan paha
Cara menghentikan bola dengan menggunakan paha adalah sebagai
berikut:
a) Pemain mengontrol dan menghentikan bola yang melayang di udara
b) Pemain bergerak ke arah datangnya bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c) Tempatkan tubuh di bawah datangnya bola. Kemudian tekuk lutut
hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola
d) Angkat salah satu kaki yang akan digunakan, kemudian tekuk lutut
hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola.
e) Dengan sedikit sentuhan, bola dihentikan dengan paha
f) Bola jatuh diantara peut
5) Menghentikan bola dengan perut
Menahan bola dengan menggunakan perut dapat dilakukan apabila posisi
bola melayang di atas tanah. Caranya sebagai berikut:
a) Amati pergerakan bola yang melayang
b) Bergerak ke depan menjemput bola
c) Dengan menjaga keseimbangan tahan bola dengan menggunakan perut
dengan sentuhan atau menarik perut ke belakang dan jatuhkan bola
antara kedua kaki.
b. Menggiring Bola
Menggiring bola adalah suatu gerakan membawa bola dengan
menggunakan kaki untuk menuju daerah pertahanan lawan dan untuk
mengelak penjagaan lawan
Ada beberapa cara vmenggiring bola yaitu menggiring bola
menggunakan punggung kaki bagian dalam dan menggiring bola
menggunakan punggung kaki bagian luar.
1) Menggiring bola menggunakan punggung kaki bagian dalam
Cara melakukannya sebagai berikut:
a) Sikap permulaan
Posisi badan agak condong ke depan, punggung kaki bagian dalam
dekat bola, paha sedikit ditekuk dan kaki kiri digunakan bertumpu.
Untuk letak kaki tumpu di samping bola dengan sedikit lutut dan
kedua lengan menjaga keseimbangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b) Gerakan
Pemain bergerak ke depan sambil menggiring bola, kaki dan bola
sekali-kali bersentuhan, dan kaki selalu dekat dengan bola sesuai
irama langkah dengan bola
2) Menggiring bola menggunakan punggung kaki bagian luar
Cara melakukannya:
a) Sikap permulaan
Salah satu kakai ditempatkan di depan pergelangan kaki sedikit
diputar, lutut agak ditekuk dan kaki lainnya sebagai tumpuan. Sikap
badan sedikit condong ke depan dan berat badan berada di kaki
belakang dengan kedua lengan tergantung rileks.
b) Gerakan
Pemain bergerak ke depan dengan kedua kaki selalu berdekatan
dengan bola. Persentuhan bola dengan kaki tepat pada bagian kaki
bagian luar.
c. Menyundul Bola
Menyundul bola adalah saat upaya mengambil bola yang melayang di
udara dengan menggunakan kepala. Daerah pernekaan bola dan kepala pada
saat akan melakukan sebuah sundulan adalah kening, karena kening
merupakan bagian yang terkuat dari kepala. Ada beberapa cara yang
digunakan untuk menyundul bola, yaitu sebagai berikut:
1) Menyundul bola dengan awalan melompat
Cara menyundul dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Sikap permulaan.
Pemain berdiri dari posisi seimbang menghadap sasaran. Pandangan
mengarah dan mengontrol bola yang berada di udara.
b) Gerakan
Bergeraklah mendekati bola setelah berjarak satu meter antara kepala
dan bola, lalu melompat untuk melakukan sundulan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
menggunakan leher. Sundulan bola dilakukan dengan kepala atau
kening. Mendaratlah dengan tumpuan kaki.
2) Menyundul bola tanpa awalan
Cara melakukannya adalah:
a) Sikap permulaan
Pemain berdiri dalam posisi seimbang menghadap ke arah bola yang
datang. Kedua kaki dibuka sejajar dan pandangan ke arah bola. Kedua
lengan terbuka ke samping tetapi rileks
b) Gerakan
Bola kira-kira satu meter di depan kepala dengan melengkungkan
sedikit ke belakang otot leher. Kemudian gerakan bola ke depan
sehingga kepala menyundul bola.
d. Merebut Bola dari Kaki Lawan
Merebut bola adalah usaha untuk menguasai atau menghadang bola dari
penguasaan lawan. Hal itu biasanya dilakukan ketika pemain sedang berada
dalam posisi bertahan. Teknik merebut bola dapat dibedakan menjadi:
1) Merebut bola dari posisi depan
2) Merebut bola dari posisi samping
3) Merebut bola sambil meluncur
4) Merebut bola dengan menggunakan bahu
Ada beberapa hal yang perlu diperhatkan oleh pemain dalam merebut
bola, yaitu:
1) Konsentrasi dan pandangan selalu mengarah pada bola
2) Saat menghadapi bola, dibutuhkan ketenangan dan keseimbangan
3) Dituntut ketepatan dalam merampas bola
4) Ketika melakukan perebutan bola, tidak boleh melakukan pelanggaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3. Teknik Gerakan tanpa Bola
Gerakan tanpa bola, sebenarnya sangat penting dan menentukan dalam
suatu serangan. Dengan gerakannya, pemain tanpa bola dapat menciptakan
berbagai keadaan yang menguntungkan bagi pihaknya. Pemain sepak bola
modern sekarang ini dimainkan dengan cara bermain dengan rajin bergerak.
Pemain yang tidak mampu bergerak dengan cepat dan rajin, tidak akan pernah
dapat menjadi pemain baik.
Membebaskan diri dari lawan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a. Dengan gerak yang tiba-tiba sehingga lawan ketinggalan untuk bertindak dan
menggunakan “saat” yang mengerikan untuk dapat menerima operan dalam
keadaan bebas.
b. Pemain juga dapat menciptakan “posisi bebas” tersebut dengan berhenti tiba-
tiba atau dengan cepat mengubah arah.
c. Atau pemain mencoba “melelahkan” lawan dengan cara terus menerus berlari,
sehingga dapat menerima bola tanpa gangguan lawan.
d. Dapat berpura-pura tidak aktif, seperti kelelahan atau seakan-akan tidak
berminat, sehingga lawan lengah, lalu mengambil kesempatan tersebut.
Berlari ke tempat kosong dapat dilakukan dalam nerbagai bentuk. Setiap
bentuk mengandung makna. Bentuk-bentuk berlari ke tempat kosong sebagai
berikut:
a. Bergerak ke arah teman yang membawa bola
b. Berlari menjauhi “daerah bola” dengan maksud untuk dapat menerima operan
jauh
c. Pemain penyerang depan bergerak mundur, berlari telah melepaskan diri dari
kawalan fisik lawan, untuk dapat menerima operan
d. Pemain yang berlari dengan kencang ke arah pertahanan lawan dan menuju ke
arah tengah lapangan, merupakan ciri ddari serangan balik.
e. Mengikuti teman yang membawa bola juga berarti siap untuk membantu dan
memperkuat penyerangan. Sering dilakukan dalam daerah pertahanan sendiri
atau di lapangan tengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Penyerangan
Pemain yang menguasai bola, sebelum bola tersebut dilaporkan kepada
temannya akan melakukan gerakan dengan bola, baik itu berupa “berlari dengan
bola” dan menggiring bola. Memang terdapat sedikit perbedaan antara “berlari
dengan bola” dan menggiring bola. Berlari dengan bola selalu dalam jangkauan.
Langkah konstan dan tidak terlalu sering menyentuh bola. Sedangkan menggiring
bola adalah mengubah arah dan kecepatan bola dengan sentuhan-sentuhan kaki
yang cepat.
Teknik gerakan dengan bola pada pola penyerangan sebagai berikut:
a. Wall Pass atau Operan Satu-Dua
Wall Pass atau operan satu-dua memang merupakan gerak yang sangat
sederhana dari dua orang pemain. Pemain A mengoper bola pada B, kemuian
lari ke posisi baru. Pemain B tanpa menahan bola mengoper kembali kepada
A yang menerima bola tersebut pada posisi baru. Walaupun sederhana namun
diperlukan latihan yang tekun dan sungguh-sungguh dari pemain. Diperlukan
kecerdikan dari pemberi bola pertama untuk mencari “lobang” kemana dia
bisa berlari untuk menerima operan kedua.
Bagi penerima operan pertama, diperlukan kemahiran untuk
memperhitungkan saat dalam melakukan operan kedua yang akurat, sehingga
pemberi operan pertama dapa “bertemu” bola pada posisi baru saat yang tepat.
Perlu diingat bahwa pemain yang melakukan operan yang pertama kemudian
“pelari” yang harus mencari posisi baru yang kosong untuk menerima operan
kedua dari temannya. Pemain inilah yang menentukan kemana operan kedua
harus dilakukan.
b. Lemparan ke Dalam
Jika dilakukan secara baik, berencana dan dilatih dengan sungguh-
sungguh maka lemparan ke dalam dapat menjadi awal dari serangan yang
berbahaya. Terutama sekali jika lemparan ke dalam ini terjadi di daerah
pertahanan lawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
c. Tendangan Penjuru
1) Ketrampilan pemain penyerang dalam menyundul bola ke gawang lawan
2) Kemampuan pihak bertahan untuk menyapu bola-bola tinggi di daerah
penalti, termasuk kemahiran penjaga gawang dalam memotong dan
menangkap bola-bola tinggi di kotakl pinalti.
5. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Pertahanan
Dalam permainan sepak bola dikenal tiga barisan pemain, yaitu (1),
barisan penyerang (2), barisan pemain lapangan tengah dan (3), barisan
pertahanan (pemain belakang). Pemain belakang atau barisan pertahanan ini
mempunyai “tugas utama”, untuk mempertahankan dan melindungi daerah
berbahaya atau gawangnya dari serangan lawan. Dalam menjalankan tugas
utama ini, terdapat cara-cara, tugas, pola teknik, atau strategi tertentu yang perlu
dipahami.
Bertahan, pertahanan itu terlaksana dengan terkoordinir dan terpola serta
merupakan gerakan bersama bukan tindakan sendiri-sendiri yang lepas satu sama
lain.
a. Penjagaan satu lawan satu (Man to Man Marking)
Prinsip dasar permainan bertahan adalah penjagaan (marking).
Penjagaan yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan adalah
penjagaan orang per orang. yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan
adalah penjagaan di lakikan secarak ketat, dan di minta tidak perlu lawan
dapat di tinggalkan. Dari cara seperti inilah datangknya kemungkinan-
kemungkinan dalam sepak bola modern dimana pemain belakang justru dapat
ikut mmenyerang bahkan mencetak gol.
b. Penjagaan Daerah (Zona Marking)
Dalam pertahanan dalam penjagaan daerah ini, seorang pemain menjaga
daerah (zone) terentu di daerah pertahanan. Setiap lawan yang masuk ke
daerah tersebut menjadi urusan dari men-tackle pemain lawan yang masuk ke
daerahnya. Begitu lawan meninggalkan daerahnya urusan di ambil alih oleh
pihak bertahan lain, ke daerah mana lawan tersebut masuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c. Penjagaan Gabungan
Penjagan gabungan adaah penjagaan terpadu antaa satu lawan dengan
penjagaan daerah. Artinya setiap pemain menjaga lawan tertentu, akan tetapi
jika lawan tersebut tiba-tiba menukar posisinya dengan pemain lawan, maka
jagaanya dapat di serahkan kepada teman lain dan yang satu menjaga pemain
lainya.
Dengan kata lain tidak perlu ‘’mengikuti’’ lawan yang harus dijaganya
terus menerus. Untuk pelaksanaan ini tentu saja diperlukan pengertian dan
kerjasama yang baik sesama pemain bertahan. Sebab sering mengalami
adanya tukar menukar posisi dari lawan, sehingga terjadi tukar menukar
tugas.
d. Latihan Bermain Dengan Teknik Sederhana
Latihan bermain sepak bola mempunyai berbagai tujuan khusus, antara
lain dapat meningkatkan penguasaan keterampilan teknis dalam situasi
bermain, melatih dan menerapkan teknik tertentu, melatih kerja sama yang
baik bagian atau unit tertentu, maupun tim secara keseluruhan dan
meningkatkan kualitas fisik.
Teknik dasar yang telah dipelajari seperti menggiring bola, mengoper
bola, cara menerima bola, menembak dan sebagainya diterapkan lagi dalam
bentuk latihan bermain. Dalam hal ini kita dihadapkan dengan situasi
permainan yang sebenarnya. Artinya dalam mengolah bola akan senantiasa
berhadapan dengan lawan inilah yang menjadi tujuan latihan. Apabila siswa
telah mampu menguasai situasi tersebut, maka dapat dikatakan telah
menguasai teknik sepak bola sebenarnya. Maksudnya siswa tidak saja
menguasai teknik sepak bola konteks latihan teknik tetapi telah menguasai
teknik sepak bola dalam situasi permainan atau pertandingan sesungguhnya.
Selanjutnya berbagai strategi teknik bermain, gerakan tertentu, tidak
akan dapat dikuasai tanpa penerapan lapangan, terutama dalam situasi
permainan. Hal tersebut dilatih dalam bentu-bentuk latihan bermain dengan
tugas-tugas yang ditentukan, sesuai dengan aspek-aspek seperti yang di
kemukakan di atas. Bersamaan dengan melatih unsur-unsur tersebut terbina
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pula kerjasama antara pemain dalam unit-unit tertentu menurut tugas masing-
masing.
Dengan latihan bermain, siswa dilatih dalam menguasai segi teknik,
menerapkan teknik, strategi dan gerakan tertentu serta melatih kerjasama.
Siswa juga dalam waktu yang bersamaan memelihara bahkan dengan
penekanan khusus dapat meningkatkan kondisi fisik yang sesuai dengan
tuntutan permainan sepak bola.
6. Pembelajaran
a. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
dan pengetahuan penugasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku
dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran
baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.
Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai
dan mudah diterima oleh peserta didik. Pembelajaran mengandung arti setiap
kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran merupakan
seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk
menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b. Hakekat Pembelajaran
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut
Purwadinata 1976 yang dikutip H.J. Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan
Sutijan (1998:30) bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan)
mengajar atau mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya
(2006:74) bahwa mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi
dari guru kepada siswa. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang
lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling
hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam
pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara
guru dengan peserta didik.
Pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistematik untuk
memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran
berkaitan erat dengan jenis hakikat dan jenis belajar serta hasil belajar
tersebut. Kegiatan belajar merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan
keseluruhan aspek psikofisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek
neurofisiologis. Oleh karena itu guru harus mengupayakan semaksimal
mungkin penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar terjadi
proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.
Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan
sekolah dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi
sosial kultural melalui media massa. Dalam konteks pendidikan non formal
justru sebaliknya, proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam
lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan lain
sebagainya. Hanya sebagain kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan
lingkungan.
Dalam Undang-Undang Sisdiknas sendiri disebutkan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Jadi kita dapat mengetahui bahwa ciri pembelajaran
yaitu inisiasi, fasilitasi dan peningkatan proses belajar siswa ini menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
bahwa unsur kesengajaan dari pihak diluar individu yang melakukan proses
belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan atau kolektif dalam suatu
sistem, merupakan ciri utama dalam pembelajaran.
Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini
berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas.
Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga
tidak mengandung apa-apa. Oleh karena itu seorang guru harus menyadari
benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode, dan
bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai. Untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka
seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang cocok untuk
mencapai tujuan yang dimaksud.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru bertugas merencanakan program
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran
dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru
mempunyai kemampuan yang baik sesuai dengan bidang yang diajarkan,
maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai
dengan baik jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya
mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan
mengorganisasikan semua aspek kegiatan.
Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam
menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajaran dapat tercapai. Hal yang
terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu guru harus mampu
menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa
menjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu keterampilan adalah hal yang sangat kompleks. Belajar
membawa suatu perubahan pada individu ytang belajar. Menurut Nasution
yang dikutip H.J. Gino dkk (1998:51) bahwa perubahan akibat belajar tidak
hanya mengenai jumlah pengethuan, melainkan juga dalam kecakupan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan,
pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.
Perubahan akibat belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.
Menurut Wina Sanjaya (2006:30) bahwa sejumlah prinsip yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya :
1) Berpusat pada siswa
2) Belajar dengan melakukan
3) Mengembangkan kemampuan sosial
4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah
5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
6) Mengembangkan kreatifitas siswa
7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9) Belajar sepanjang hayat
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatiak
oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar akan memperoleh
hasil belajar yang optimal.
7. Pendekatan Bermain
a. Pengertian Bermain
Seorang guru Pendidikan Jasmani haurs mengetahui karakteristik siswa,
apabila siswa usia Sekolah Dasar, agar apa yang diberikan tidak salah. Menurut
Elizabeth B. Hurlock (1991:159-160), “Bahwa anak-anak usia sekolah dasar
bermain dianggap sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan,
sehingga anak didorong untuk bermain, tanpa memperdulikan status sosial
ekonomi keluarga meraka“. Selanjutnya Abdul Kadir Ateng (1992:116)
Berpendapat bahwa “Pembelajaran Pendidikan Jasmani disekolah dasar
khususnya kelas I dan II, yang paling tepat adalah bermain“. Hal ini dikuatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
oleh Ki Hajar Dewantara (1977:256) “Bahwa anak-anak usia sekolah dasar
pada umumnya sangat menyukai bentuk-bentuk permianan, bahkan apabila
anak tidak tidur atau tidak melakukan aktivitas lainnya, maka anak selalu
bermain-main dengan temannya“.
Telah dikemukakan (Cowell dan Hazelton, 1956:146) “Bahwa untuk
membawa anak kepada tujuan pendidikan secara umum dan pendidikan
secara khusus, maka perlu adanya usia peningkatan keadaan jasmani, sosial,
mental, dan moral yang optimal“. Selanjutnya dinyatakan bahwa untuk
memperoleh peningkatan tersebut, maka anak perlu dibantu dengan permaina
atau bermain. Hal ini karena anak dapat menampilkan dan memperbaiki
keterampilan jasmani, rasa sosial, percaya diri, peningkatan, moral dan
spiritual lewat bermain jujur, sopan, dan berjiwa olahraga.
Sukintaka (1992:2) berpendapat bahwa “Bermain merupakan peristiwa
atau kegiatan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh”. Sedangkan Bruner
(Elizabeth B. Hurlock, 1991:121) berpendapat bahwa “Bermain pada masa
anak-anak merupakan kegiatan pokok pada masa anak-anak tersebut, dan
bermain merupakan sarana untuk improvisasi dan kombinasi melalui kendali-
kendali budaya menggantikan sifat anak yang dikuasai oleh dorongan-
dorongan kekanak-kanakan“.
b. Pembelajaran Bermain
Pembelajaran bermain mengandung pengertian bagaimana mengajarkan
sesuatu kepada anak didik, tetapi juga ada suatu pengertian bagaimana peserta
didik mempelajarinya. Dalam satu peristiwa pembelajaran ada suatu kejadian,
ialah pertama ada satu pihak yang memberi, dan kedua, ada satu pihak yang
menerima. Oleh sebab itu pada satu peristiwa tersebut dapat dikatakan terjadi
proses interaksi edukatif.
Winarno Surrachmad (1976:14) mengutaran ciri-ciri proses interaksi edukatif sebagai berikut : 1) Ada bahan yang menjadi isi proses 2) Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai 3) Ada pelajar yang aktif mengalami 4) Ada guru yang melaksanakan 5) Proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
c. Tujuan Pembelajaran Bermain
Perlu diketahui, bahwa ada pemilihan antara filsafat pendidikan dan
tujuan pendidikan. Meski tujuan pendidikan itu merupakan penjabaran dari
filsafat pendidikan dan filsafat pendidikan sangat dijiwai oleh filsafat Negara.
Pendidikan dapat dikatan baik bila pendidikan itu dapat memberi kesempatan
berkembangnya suatu aspek pribadi manusia, atau dengan kata lain rumusan
tujuan itu berisikan pengembangan aspek pribadi manusia.
Winarno Surrachmad (1976:24) mengutarakan bahwa “Mengajar
merupakan peristiwa yang terkait oleh tujuan, terarah kepada tujuan, dan
dilaksanakan semata-mata untuk mencapai tujuan”.
Oleh sebab itu seorang harus benar-benar memahami tujuan pendidikan,
sehingga guru tersebut mampu menentukan langkah-langkah yang tepat
sehingga pencapaian tujuan akan lebih terjamin.
B. Kerangka Berfikir
Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang mendasar dari gerak
yang dibawa sejak lahir yang bersifat umum atau fundamental yang berperan
untuk melakukan suatu keterampilan. Kemampuan gerak dasar pada dasarnya
bersifat relatif statis dan permanen yang ditentukan oleh faktor bawaan.
Kemampuan gerak dasar berkembang relatif secara otomatis sesuai dengan tingkat
perkembangan,pertumbuhan, dan kematangan anak. Untuk mencapai kemampuan
gerak dasar yang optimal, maka komponen-komponen kemampuan gerak dasar
termasuk gerak dasar dalam sepak bola, perlu dilatih dan dikembangkan melalui
latihan dan pendekatan yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas IV
SD Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara.
2. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan, penulis menentukan penggunaan
waktu penelitian selama 4 bulan; yaitu dari tanggal 20 April sampai 10 Juli 2012.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan Penelitian BULAN
Apr Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi
masalah pembelajaran dan merancang tindakan
c. Menyusun proposal penelitian d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen
penelitian (lembar observasi)
e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I
- perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi
b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi
3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data (hasil tindakan 2 siklus) b. Menyusun laporan/skripsi c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan pengumpulan laporan
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Avction Research) yang dilakukan langsung oleh guru yang bersangkutan atau
peneliti. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang setiap siklusnya
terdiri dari dua pertemuan.
B. Subjek Penelitian
Subjek penilaian adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Gembol Kecamatan
Pejawaran Kabupaten Banjarnegara pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012,
sebanyak 24 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki, dan siswa perempuan.
C. Sumber Data
Dalam penelitian ini data diambil dari: (1) Siswa, untuk mendapat data
teknik passing dengan menggunakan kaki dalam pada permainan sepak bola, (2)
Guru, sebagai kolaborator untuk mendapat data tentang peningkatan hasil belajar
passing dengan menggunakan kaki dalam.
D. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tes dan
observasi.
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa dalam
melakukan shoting dengan menggunakan kaki bagian dalam dalam
permainan sepak bola yang dilakukan siswa kelas IV SD Negeri 2 Gembol
Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Pengamatan atau observasi dipergunakan sebagai tehnik untuk
mengumpulkan data tentang aktifitas siswa selama kegiatan belajar mengajar
pada saat menerapkan cara melakukan shotting dengan menggunakan kaki
dalam pada permainan sepak bola dengan pendekatan bermain siswa kelas
IV SD Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara
Tahun Pelajaran 2011/2012.
Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Tabel 3.2. Teknik dan alat pengumpulan data
No Jenis Data Sumber
Data
Tehnik Pengumpul
an Data Instrumen
1 Teknik shotting dengan menggunakan kaki bagian dalam pada pemainan sepak bola dengan Pendekatan Bermain
Siswa Kelas IV
Tes dan Peragaan Praktik
Tes Ketrampilan shoting dengan menggunakan kaki dalam dengan pendekatan bermain
2 Aktifitas siswa Pelaksanaan Pembelajaran
Pengamatan Observasi
E. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi, dan tes
hasil belajar.
1. Analisis Data Lembar Observasi
Data observasi diperoleh pada setiap tindakan untuk menilai ada
perubahan peningkatan sikap siswa pada setiap siklus. Data ini disajikan
secara deskriptif pada hasil penelitian.
2. Analisis Hasil Tes belajar
Hasil tes belajar yang dilaksanakan pada akhir pertemuan dihitung
nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam batas-batas penilaian yang
didasarkan pada ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan
kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian reflektif yang
dilaksanakan secara siklus (berdaur). Penelitian tindakan kelas terdiri atas
rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan
utama yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan tindakan (Planning),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
pelaksanaan tindakan (acting), melakukan pengamatan (observing), dan
melakukan refleksi (reflecting).
Hubungan keempat kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Diagram Daur Penelitian tindakan kelas Sumber: (Hopkins dalam Suharjono, 2005)
Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses
pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan
ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
Adapun daur untuk masing-masing siklus adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2. Bagan Alur Proses Perbaikan Pembelajaran Sumber: (Hopkins dalam Suharjono, 2005)
Pada tahap perencanaan disusun rancangan tindakan yang menjelaskan
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
Permasalahan Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS II
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Simpulan
Pelaksanaan Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dilakukan. Peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian
khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk merekam
fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam tahap tindakan, rancangan
strategi dan skenario pembelajaran akan diterapkan. Untuk tahap pengamatan atau
observasi sebenarnya berjalan simultan dengan pelaksanaan tindakan, dengan kata
lain pengaatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama. Kemudian berdasarkan data yang terkumpul
dilakukan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, setelah itu dilakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan berikutnya.
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti utama dan kolaborator menyusun skenario
pembelajaran yang terdiri dari:
1) Penentuan waktu tindakan kelas
2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan
3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (games dan materi)
4) Pembuatan RPP
5) Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran
b. Tindakan
1) Kegiatan Awal (10 menit)
Persiapan Guru
a) Siswa dibariskan menjadi 5 bersaf
b) Persensi
c) Penjelasan materi yang akan dilakukan
d) Diadakan pemanasan
XXXXXXXXXX
XXXXXXXXXX
XXXXXXXXXX
G
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Pemanasan
“Permainan Mengambil Bola dalam Lingkaran”
Pelaksanaan
Setiap siswa memegang satu bola plastik kecil warna warni.
Kemudian dikumpulkan dalam lingkaran. Satu siswa menjaga di
tengah lingkaran. Siswa berdiri di lingkaran besar serta diberi
nomor urut. Apabila guru memanggil nomor ganjil maka yang
berlari mengambil bola adalah siswa yang bernomor ganjil. Jika
guru memanggil nomor genap maka yang berlari siswa yang
bernomor genap. Dilakukan bergantian. Pelari berusaha
mengambil bola sebanyak-banyaknya tanpa terpegang oleh
penjaga. Apabila saat mengambil bola terpegang oleh penjaga
maka pengambil mati dan tidak boleh mengambil bola lagi. Siswa
tang terbanyak mengumpulkan bola adalah pemenangnya.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara memegang bola dengan
berbagai variasi dan sasaran, lalu murid mempraktikkan
a) Menendang bola dengan kaki bagian dalam dengan sasaran kardus
Gambar 1. Menendang bola dengan kaki bagian dalam Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan Untuk Kelas SD/MI kelas IV
b) Guru menjelaskan cara menendang bola dengan kaki bagian
dalam dengan dua orang atau lebih, dua orang pemain saling
berhadap-hadapan murid melaksanakan
Gambar 2. Menendang bola dengan kaki bagian dalam Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan Untuk Kelas SD/MI kelas IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c) Guru menjelaskan cara menggiring bola dengan zigzag secara
estafet, dengan cara:
(1) Guru membuat tiang pancang yang terbagi dalam 3 barisan,
masing-masing barisan terdiri dari 3 tiang pancang dengan
jarak antara tiang 2 m
(2) Guru membuat garis star di belakang tiang dengan jarak 15 m
(3) Siswa baris berbanjar di belakang garis star, siswa paling
depan menggiring bola zigzag melalui tiang pancang kembali
ke tempat star dan menyerahkan bola ke siswa lain kemudian
menempatkan diri ke barisan paling belakang.
Gambar 3. Menggiring bola zigzag Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan Untuk Kelas SD/MI kelas IV
d) Menshooting bola menuju gawang, dengan permainan menjadi
“Raja Pinalti”
Pelaksanaan
Siswa berbaris menghadap gawang, guru memilih satu siswa
untuk menjadi penjaga gawang. Anak yang di depan menendang
bola ke gawang, setelah menendang kemudian mengganti posisi
menjadi penjaga gawang, kemudian anak yang menjadi penjaga
gawang berlari ke barisan yang paling belakang
Gambar 4. Menshoting bola menuju gawang Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan Untuk Kelas SD/MI kelas IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3) Penutup (10 menit)
Pembelajaran diakhiri dengan mengadakan refleksi pembelajaran yang
telah dilaksanakan, pendinginan, evaluasi, doa dan penutup
c. Observasi
1) Mengamati siswa
2) Pengisian lembar observasi
3) Mendomonstrasikan pembelajaran
d. Refleksi
Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi. Refleksi ini
dilakukan untuk menilai tindakan yang telah diberikan, selanjutnya
mengadakan evaluasi tentang penelitian tindakan kelas.
2. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti utama dan kolaborator menyusun skenario
pembelajaran yang terdiri dari:
1) Penentuan waktu tindakan kelas
2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan
3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (games dan materi)
4) Pembuatan RPP
5) Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran
b. Tindakan
1) Kegiatan Awal (10 menit)
Persiapan Guru
a) Siswa dibariskan menjadi 5 bersaf
b) Persensi
c) Penjelasan materi yang akan dilakukan
d) Diadakan pemanasan
XXXXXXXXXX
XXXXXXXXXX
XXXXXXXXXX
G
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Pemanasan
“Permainan Mengambil Bola dalam Lingkaran”
Pelaksanaan
Setiap siswa memegang satu bola plastik kecil warna warni.
Kemudian dikumpulkan dalam lingkaran. Satu siswa menjaga di
tengah lingkaran. Siswa berdiri di lingkaran besar serta diberi
nomor urut. Apabila guru memanggil nomor ganjil maka yang
berlari mengambil bola adalah siswa yang bernomor ganjil. Jika
guru memanggil nomor genap maka yang berlari siswa yang
bernomor genap. Dilakukan bergantian. Pelari berusaha
mengambil bola sebanyak-banyaknya tanpa terpegang oleh
penjaga. Apabila saat mengambil bola terpegang oleh penjaga
maka pengambil mati dan tidak boleh mengambil bola lagi. Siswa
tang terbanyak mengumpulkan bola adalah pemenangnya.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
3)
Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara memegang bola dengan
berbagai variasi dan sasaran, lalu murid mempraktikkan
a) Menendang bola dengan kaki bagian dalam dengan sasaran kardus
Gambar 5. Menendang bola dengan kaki bagian dalam Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan Untuk Kelas SD/MI kelas IV
b) Guru menjelaskan cara menendang bola dengan kaki bagian
dalam dengan dua orang atau lebih, dua orang pemain saling
berhadap-hadapan murid melaksanakan
Gambar 6. Menendang bola dengan kaki bagian dalam Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan Untuk Kelas SD/MI kelas IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
c) Guru menjelaskan cara menggiring bola dengan zigzag secara
estafet, dengan cara:
(1) Guru membuat tiang pancang yang terbagi dalam 3 barisan,
masing-masing barisan terdiri dari 3 tiang pancang dengan
jarak antara tiang 2 m
(2) Guru membuat garis star di belakang tiang dengan jarak 15 m
(3) Siswa baris berbanjar di belakang garis star, siswa paling
depan menggiring bola zigzag melalui tiang pancang kembali
ke tempat star dan menyerahkan bola ke siswa lain kemudian
menempatkan diri ke barisan paling belakang.
Gambar 7. Menggiring bola zigzag Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan Untuk Kelas SD/MI kelas IV
d) Menshooting bola menuju gawang, dengan permainan menjadi
“Raja Pinalti”
Pelaksanaan
Siswa berbaris menghadap gawang, guru memilih satu siswa
untuk menjadi penjaga gawang. Anak yang di depan menendang
bola ke gawang, setelah menendang kemudian mengganti posisi
menjadi penjaga gawang, kemudian anak yang menjadi penjaga
gawang berlari ke barisan yang paling belakang
Gambar 8. Menshoting bola menuju gawang Sumber: Edy Sih Mintranto/Slamet. Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan Untuk Kelas SD/MI kelas IV
3) Penutup (10 menit)
Pembelajaran diakhiri dengan mengadakan refleksi pembelajaran yang
telah dilaksanakan, pendinginan, evaluasi, doa dan penutup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
c. Observasi
1) Mengamati siswa
2) Pengisian lembar observasi
3) Mendomonstrasikan pembelajaran
d. Refleksi
Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi. Refleksi ini
dilakukan untuk menilai tindakan yang telah diberikan, selanjutnya
mengadakan evaluasi tentang penelitian tindakan kelas
G. Indikator Capaian Penelitian
1. Secara individu siswa dikatakan tuntas belajar jika telah menguasai 70%
materi atau mendapat nilai sesuai KKM yakni 70.
2. Secara klasikal, penelitian ini dikatakan berhasil meningkatkan pembelajaran
lompat jauh, jika 80% dari jumlah siswa tuntas belajar.
Prosentase indikator pencapaian keberhasialan penelitian pada tabel berikut:
Tabel 3.3. Prosentase Target Capaian
Aspek yang diukur Pecapaian target capaian
Cara mengukur Kondisi Awal Siklus I
Siklus II
Kemampuan
Sepakbola
40% 70% 80% Diamati pada saat guru
memberikan materi
Sepakboa sehoting
menggunakan kaki
bagian dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pratindakan
Kondisi awal penelitian diukur dari observasi dan tes unjuk kerja
ketrampilan gerak dasar Sepak bola shoting dengan menggunakan kaki dalam.
Observasi dan tes unjuk kerja digunakan untuk mengetahui dan mengukur
seberapa besar kemampuan siswa dalam melakukan shoting dengan menggunakan
kaki bagian dalam, baik mengenai ketrampilan maupun mengenai rangkaian
gerakan sebelum diberikan tindakan berupa penerapan pendekatan bermain
dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
Berikut merupakan hasil observasi pada indikator sebelum diberi
tindakan berupa penerapan pendekatan bermain dalam kegiatan belajar mengajar
(pra siklus, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1. Data Hasil Belajar Siswa Pada Studi Pra Tindakan
No Aspek Penilaian Jumlah Siswa Prosentase
1 Nilai ≤ 70 15 62.50%
2 Nilai ≥ 70 9 37.50%
3 Tuntas Belajar 9 37.50%
4 Tidak Tuntas Belajar 15 62.50%
5 Nilai Tertinggi : 78 3 12.50%
6 Nilai Terendah : 53 2 8.33%
7 Nilai Rata-rata 64.29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Berdasarkan hasil pratindakan pada tabel 4.1, diketahui ada beberapa siswa
yang mampu melakukan shoting dengan menggunakan kaki dalam dalam
permainan sepak bola dengan baik atau memperoleh nilai 9 ke atas. Dari hasil
kemampuan siswa dalam melakukan rangkaian gerakan shoting ada 9 siswa
(37.50%) sedangkan siswa lainnya masih mendapat nilai di bawah KKM atau
sebesar 15 siswa (62.50%). Hasil ketuntasan pada pra tindakan juga dapat
digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
Tuntas TidakTuntas
Gambar 4.1. Grafik Ketuntasan Belajar ada Pra Tindakan
Dari data tersebut, menunjukkan bahwa kemampuan sebagian besar siswa
dalam melakukan shoting dengan menggunakan kaki dalam masih rendah. Untuk
memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
shoting, maka dilakukan tindakan berupa penggunaan pendekatan bermain
Dari hasil observasi awal, ada dua siklus yang diterapkan untuk
menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada setiap siklus yang
diterapkan masing-masing menggunakan penggunaan pendekatan bermain dalam
kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui adanya perubahan dari proses yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara
melakukan observasi dan tes unjuk kerja dalam shoting dengan menggunakan
kaki dalam pada setiap siklus yang meliputi aspek afektif, kognitif, dan
psikomotor. Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan serta refleksi terhadap tindakan.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Hasil Tindakan Siklus I
Penelitian Tindakan Kelas terdiri 2 siklus menurut Kemmis dan MC
Taggart tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Diawali
siklus I kemudian hasilnya direfleksikan agar diketahui tingkat keberhasilannya.
Jika siklus I belum menunjukkan hasil yang diinginkan, maka dilanjutkan siklus II
demikian seterusnya sampai dengan tercapainya tujuan penelitian yaitu 80%.
a. Tahap Rancangan Persiapan (Planning)
Kegiatan ini dilaksanakan secara kolaborasi dalam menentukan langkah-
langkah pengembangan yang meliputi :
1) Penentuan waktu dan kelas
2) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (game dan materi)
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4) Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran
a) Bola standar
b) Bola modifikasi
c) Bola karet
d) Bola plastik
e) Peluit
5) Membuat lembar observasi
6) Mendesain alat evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2012 di halaman SD Negeri 2
Gembol Pejawaran Kabupaten Banjarnegara.
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru pada siklus I pertemuan pertama yaitu:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
Persiapan Guru
a) Siswa dibariskan menjadi 5 bersaf
b) Persensi
c) Penjelasan materi yang akan dilakukan
d) Diadakan pemanasan
XXXXXXXXXX
XXXXXXXXXX
XXXXXXXXXX
G
Pemanasan
“Permainan Mengambil Bola dalam Lingkaran”
Pelaksanaan
Setiap siswa memegang satu bola plastik kecil warna warni.
Kemudian dikumpulkan dalam lingkaran. Satu siswa menjaga di
tengah lingkaran. Siswa berdiri di lingkaran besar serta diberi nomor
urut. Apabila guru memanggil nomor ganjil maka yang berlari
mengambil bola adalah siswa yang bernomor ganjil. Jika guru
memanggil nomor genap maka yang berlari siswa yang bernomor
genap. Dilakukan bergantian. Pelari berusaha mengambil bola
sebanyak-banyaknya tanpa terpegang oleh penjaga. Apabila saat
mengambil bola terpegang oleh penjaga maka pengambil mati dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
tidak boleh mengambil bola lagi. Siswa tang terbanyak
mengumpulkan bola adalah pemenangnya.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara memegang bola dengan
berbagai variasi dan sasaran, lalu murid mempraktikkan
a) Menendang bola dengan kaki bagian dalam dengan sasaran kardus
b) Guru menjelaskan cara menendang bola dengan kaki bagian
dalam dengan dua orang atau lebih, dua orang pemain saling
berhadap-hadapan murid melaksanakan
c) Guru menjelaskan cara menggiring bola dengan zigzag secara
estafet, dengan cara:
d) Guru membuat tiang pancang yang terbagi dalam 3 barisan,
masing-masing barisan terdiri dari 3 tiang pancang dengan jarak
antara tiang 2 m
(1) Guru membuat garis star di belakang tiang dengan jarak 15 m
(2) Siswa baris berbanjar di belakang garis star, siswa paling
depan menggiring bola zigzag melalui tiang pancang kembali
ke tempat star dan menyerahkan bola ke siswa lain kemudian
menempatkan diri ke barisan paling belakang.
e) Menshooting bola menuju gawang, dengan permainan menjadi
“Raja Pinalti”
Pelaksanaan
Siswa berbaris menghadap gawang, guru memilih satu siswa
untuk menjadi penjaga gawang. Anak yang di depan menendang
bola ke gawang, setelah menendang kemudian mengganti posisi
menjadi penjaga gawang, kemudian anak yang menjadi penjaga
gawang berlari ke barisan yang paling belakang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3) Penutup (10 menit)
Pembelajaran diakhiri dengan mengadakan refleksi pembelajaran yang
telah dilaksanakan, pendinginan, evaluasi, doa dan penutup.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at 18 Mei 2012. Pada
pertemuan kedua guru menyampaikan pembelajaran sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
Persiapan Guru
a) Siswa dibariskan menjadi 5 bersaf
b) Persensi
c) Penjelasan materi yang akan dilakukan
d) Diadakan pemanasan
XXXXXXXXXX
XXXXXXXXXX
XXXXXXXXXX
G
Pemanasan
“Permainan Mengambil Bola dalam Lingkaran”
Pelaksanaan
Setiap siswa memegang satu bola plastik kecil warna warni.
Kemudian dikumpulkan dalam lingkaran. Satu siswa menjaga di
tengah lingkaran. Siswa berdiri di lingkaran besar serta diberi nomor
urut. Apabila guru memanggil nomor ganjil maka yang berlari
mengambil bola adalah siswa yang bernomor ganjil. Jika guru
memanggil nomor genap maka yang berlari siswa yang bernomor
genap. Dilakukan bergantian. Pelari berusaha mengambil bola
sebanyak-banyaknya tanpa terpegang oleh penjaga. Apabila saat
mengambil bola terpegang oleh penjaga maka pengambil mati dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
tidak boleh mengambil bola lagi. Siswa tang terbanyak
mengumpulkan bola adalah pemenangnya.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara memegang bola dengan
berbagai variasi dan sasaran, lalu murid mempraktikkan
a) Menendang bola dengan kaki bagian dalam dengan sasaran kardus
b) Guru menjelaskan cara menendang bola dengan kaki bagian
dalam dengan dua orang atau lebih, dua orang pemain saling
berhadap-hadapan murid melaksanakan
c) Guru menjelaskan cara menggiring bola dengan zigzag secara
estafet, dengan cara:
(1) Guru membuat tiang pancang yang terbagi dalam 3 barisan,
masing-masing barisan terdiri dari 3 tiang pancang dengan
jarak antara tiang 2 m
(2) Guru membuat garis star di belakang tiang dengan jarak 15 m
(3) Siswa baris berbanjar di belakang garis star, siswa paling
depan menggiring bola zigzag melalui tiang pancang kembali
ke tempat star dan menyerahkan bola ke siswa lain kemudian
menempatkan diri ke barisan paling belakang.
d) Menshooting bola menuju gawang, dengan permainan menjadi
“Raja Pinalti”
Pelaksanaan
Siswa berbaris menghadap gawang, guru memilih satu siswa
untuk menjadi penjaga gawang. Anak yang di depan menendang
bola ke gawang, setelah menendang kemudian mengganti posisi
menjadi penjaga gawang, kemudian anak yang menjadi penjaga
gawang berlari ke barisan yang paling belakang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3) Penutup (10 menit)
Pembelajaran diakhiri dengan mengadakan refleksi pembelajaran yang
telah dilaksanakan, pendinginan, evaluasi, doa dan penutup
c. Tahap Pengamatan Tindakan (Observing)
Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap siswa selama kegiatan
berlangsung. Hasil observasi kemudian dianalisis dan dievaluasi tingkat
keberhasilannya. Selanjutnya ditentukan langkah-langkah perbaikan untuk
tahap pembelajaran pada siklus berikutnya.
1. Aktivitas Siswa
Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan berpedoman
pada instrumen observasi yang telah disusun. Aktivitas belajar siswa pada
siklus I ini belum menunjukkan hasil yang baik. Banyak siswa yang tidak
mempersiapkan diri sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung,
selain itu di dalam pembelajaran banyak siswa yang kurang aktif dan
hanya melihat teman yang mampu menguasai materi pembelajaran.
Akibatnya pada saat guru memberikan pembelajaran banyak siswa yang
enggan mengeluarkan kemampuannya, sebagian siswa saja yang aktif
melaksanakan pembelajaran yang diberikan peneliti.
Secara rinci, berikut ini hasil observasi aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar Siklus I:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 4.2. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus I
No Aktivitas yang diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jml Rata-Rata
Jml Rata-Rata
1 Memperhatikan.penjelasan.guru 54 2.25 61 2.54
2 Ikut.aktif.dalam.pembelajaran 53 2.20 55 2.29
3 Menanyakan yang kurang dimengerti 59 2.45 60 2.50
4 Merespon pertanyaan 55 2.29 62 2.58
5 Mengkomunikasikan gagasan
dengan sesama teman
50 2.08 59 2.45
6 Perilaku yang menyimpang dalam
KBM
53 2.20 55 2.29
Jumlah 324 13.50 352 14.66
Rata-rata Siklus I 14.08 2.34
Kriteria Cukup Baik
Berdasarkan tabel di atas, maka aktivitas siswa dalam
pembelajaran Siklus I diperoleh rata-rata akivitas siswa pada pertemuan I
adalah 13.50, sedangkan pada pertemuan II rata-rata aktivitas siswanya
sebesar 14.66. Meski demikian hasil ini dirasa masih kurang maksimal,
karena masih banyak siswa yang sering ribut sendiri yang dikarenakan
siswa belum terbiasa dengan pembelajaran tersebut, serta peran guru yan
belum optimal dalam mengkondisikan siswa selama proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil pembelajaran siswa yang dilakukan pada akhir Siklus I
sebagai berikut :
Tabel 4.3. Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus I
No Aspek Penilaian Jumlah Siswa Prosentase
1 Nilai ≤ 70 8 33.34%
2 Nilai ≥ 70 16 66.66%
3 Tuntas Belajar 16 66.66%
4 Tidak Tuntas Belajar 8 33.34%
5 Nilai Tertinggi : 82 2 8.33%
6 Nilai Terendah : 57 3 12.50%
7 Nilai Rata-rata 69.62
Nilai ulangan harian tertinggi yang dicapai siswa pada siklus I
adalah 82 dan nilai terendah adalah 57 nilai rata-rata ulangan harian siswa
yang dicapai pada siklus I ini adalah 69.62, siswa yang mengalami
ketuntasan belajar mencapai 16 siswa atau 66.66% dari 24 siswa,
sedangkan yang belum tuntas mencapai 8 siswa atau 33.34% dari 24
siswa.
Dari data pada tabel 4.3, maka ketuntasan belajar siswa dapat
digambarkan dalam bentuk grafik batang sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
0
10
20
30
40
50
60
70
Tuntas TidakTuntas
Gambar 4.2. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I
d. Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data pada tahap observasi dan evaluasi
selanjutnya dilakukan refleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Pada tahap ini, peneliti dapat mengetahui besarnya
partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Berdasarkan refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sehingga dapat digunakan
untuk menentukan pelaksanaan tindakan pada siklus I diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Peneliti harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif,
nyaman dan mengajak siswa untuk berani mempraktikkan gerakan
yang dicontohkan oleh peneliti.
2) Peneliti mengajak siswa untuk lebih mendalami tentang teknik
shoting dengan menggunakan kaki dalam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
1. Hasil Penelitian Siklus II
Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Pada Siklus II, materi
pembelajaran yang disampaikan adalah shoting dengan menggunakan kaki bagian
dalam menggunakan pendekatan bermain dirancang dan tertuang dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Secara rinci, kegiatan pembelajaran yang dilakukan
pada Siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tahap Rancangan Persiapan (Planning)
Kegiatan ini dilaksanakan secara kolaborasi dalam menentukan langkah-
langkah pengembangan yang meliputi :
(1) Penentuan waktu dan kelas
(2) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (game dan materi)
(3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(4) Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran
(a)Bola standar
(b)Bola modifikasi
(c)Bola karet
(d)Bola plastik
(e)peluit
(5) Membuat lembar observasi
(6) Mendesain alat evaluasi
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2012 di halaman SD Negeri 2
Gembol Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara.
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru pada siklus I pertemuan pertama yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
1) Kegiatan Awal (10 menit)
Persiapan Guru
a) Siswa dibariskan menjadi 5 bersaf
b) Persensi
c) Penjelasan materi yang akan dilakukan
d) Diadakan pemanasan
XXXXXXXXXX
XXXXXXXXXX
XXXXXXXXXX
G
Pemanasan
“Permainan Mengambil Bola dalam Lingkaran”
Pelaksanaan
Setiap siswa memegang satu bola plastik kecil warna warni.
Kemudian dikumpulkan dalam lingkaran. Satu siswa menjaga di
tengah lingkaran. Siswa berdiri di lingkaran besar serta diberi nomor
urut. Apabila guru memanggil nomor ganjil maka yang berlari
mengambil bola adalah siswa yang bernomor ganjil. Jika guru
memanggil nomor genap maka yang berlari siswa yang bernomor
genap. Dilakukan bergantian. Pelari berusaha mengambil bola
sebanyak-banyaknya tanpa terpegang oleh penjaga. Apabila saat
mengambil bola terpegang oleh penjaga maka pengambil mati dan
tidak boleh mengambil bola lagi. Siswa tang terbanyak
mengumpulkan bola adalah pemenangnya.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara memegang bola dengan
berbagai variasi dan sasaran, lalu murid mempraktikkan
a) Menendang bola dengan kaki bagian dalam dengan sasaran kardus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
b) Guru menjelaskan cara menendang bola dengan kaki bagian
dalam dengan dua orang atau lebih, dua orang pemain saling
berhadap-hadapan murid melaksanakan
c) Guru menjelaskan cara menggiring bola dengan zigzag secara
estafet, dengan cara:
(1) Guru membuat tiang pancang yang terbagi dalam 3 barisan,
masing-masing barisan terdiri dari 3 tiang pancang dengan
jarak antara tiang 2 m
(2) Guru membuat garis star di belakang tiang dengan jarak 15 m
(3) Siswa baris berbanjar di belakang garis star, siswa paling
depan menggiring bola zigzag melalui tiang pancang
kembali ke tempat star dan menyerahkan bola ke siswa lain
kemudian menempatkan diri ke barisan paling belakang.
d) Menshooting bola menuju gawang, dengan permainan menjadi
“Raja Pinalti”
Pelaksanaan
Siswa berbaris menghadap gawang, guru memilih satu siswa
untuk menjadi penjaga gawang. Anak yang di depan menendang
bola ke gawang, setelah menendang kemudian mengganti posisi
menjadi penjaga gawang, kemudian anak yang menjadi penjaga
gawang berlari ke barisan yang paling belakang
3) Penutup (10 menit)
Pembelajaran diakhiri dengan mengadakan refleksi pembelajaran yang
telah dilaksanakan, pendinginan, evaluasi, doa dan penutup
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at 25 Mei 2012. Pada
pertemuan kedua guru menyampaikan pembelajaran sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
1) Kegiatan Awal (10 menit)
Persiapan Guru
a) Siswa dibariskan menjadi 5 bersaf
b) Persensi
c) Penjelasan materi yang akan dilakukan
d) Diadakan pemanasan
XXXXXXXXXX
XXXXXXXXXX
XXXXXXXXXX
G
Pemanasan
“Permainan Mengambil Bola dalam Lingkaran”
Pelaksanaan
Setiap siswa memegang satu bola plastik kecil warna warni.
Kemudian dikumpulkan dalam lingkaran. Satu siswa menjaga di
tengah lingkaran. Siswa berdiri di lingkaran besar serta diberi nomor
urut. Apabila guru memanggil nomor ganjil maka yang berlari
mengambil bola adalah siswa yang bernomor ganjil. Jika guru
memanggil nomor genap maka yang berlari siswa yang bernomor
genap. Dilakukan bergantian. Pelari berusaha mengambil bola
sebanyak-banyaknya tanpa terpegang oleh penjaga. Apabila saat
mengambil bola terpegang oleh penjaga maka pengambil mati dan
tidak boleh mengambil bola lagi. Siswa tang terbanyak
mengumpulkan bola adalah pemenangnya.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara memegang bola dengan
berbagai variasi dan sasaran, lalu murid mempraktikkan
a) Menendang bola dengan kaki bagian dalam dengan sasaran kardus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b) Guru menjelaskan cara menendang bola dengan kaki bagian
dalam dengan dua orang atau lebih, dua orang pemain saling
berhadap-hadapan murid melaksanakan
c) Guru menjelaskan cara menggiring bola dengan zigzag secara
estafet, dengan cara:
(1) Guru membuat tiang pancang yang terbagi dalam 3 barisan,
masing-masing barisan terdiri dari 3 tiang pancang dengan
jarak antara tiang 2 m
(2) Guru membuat garis star di belakang tiang dengan jarak 15 m
(3) Siswa baris berbanjar di belakang garis star, siswa paling
depan menggiring bola zigzag melalui tiang pancang kembali
ke tempat star dan menyerahkan bola ke siswa lain kemudian
menempatkan diri ke barisan paling belakang.
d) Menshooting bola menuju gawang, dengan permainan menjadi
“Raja Pinalti”
Pelaksanaan
Siswa berbaris menghadap gawang, guru memilih satu siswa
untuk menjadi penjaga gawang. Anak yang di depan menendang
bola ke gawang, setelah menendang kemudian mengganti posisi
menjadi penjaga gawang, kemudian anak yang menjadi penjaga
gawang berlari ke barisan yang paling belakang
3) Penutup (10 menit)
Pembelajaran diakhiri dengan mengadakan refleksi pembelajaran yang
telah dilaksanakan, pendinginan, evaluasi, doa dan penutup
c. Tahap Pengamatan Kegiatan (Observing)
Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap siswa selama kegiatan
berlangsung. Hasil observasi kemudian dianalisis dan dievaluasi tingkat
keberhasilannya. Selanjutnya ditentukan langkah-langkah perbaikan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
tahap pembelajaran pada siklus berikutnya, dan apabila sudah memenuhi
standar keberhasilan maka penelitian dinyatakan berhasil.
1) Aktivitas Siswa
Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan berpedoman
pada instrumen observasi yang telah disusun. Aktivitas belajar siswa pada
siklus II ini sudah menunjukkan hasil yang baik. Banyak siswa yang
sudah mempersiapkan diri sebelum kegiatan belajar mengajar
berlangsung, Dalam pembelajaran banyak siswa yang sudah aktif dan
mampu menguasai materi pembelajaran. Akibatnya pada saat guru
memberikan pembelajaran banyak siswa yang sudah bisa mengeluarkan
kemampuannya, hanya satu, dua siswa saja yang tidak aktif melaksanakan
pembelajaran yang diberikan guru
Secara rinci, berikut ini hasil observasi aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar Siklus II:
Tabel 4.4. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus II
No Aktivitas yang diamati
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jml Rata-
Rata Jml
Rata-
Rata
1 Memperhatikan.penjelasan.guru 66 2.75 78 3.25
2 Ikut.aktif.dalam.pembelajaran 72 3.00 81 3.35
3 Menanyakan yang kurang dimengerti 69 2.87 87 3.62
4 Merespon pertanyaan 73 3.04 69 2.87
5 Mengkomunikasikan gagasan
dengan sesama teman
79 3.29 79 3.29
6 Perilaku yang menyimpang dalam
KBM
82 3.41 88 3.66
Jumlah 441 18.37 482 20.28
Rata-rata Siklus II 19.32 3.22
Kriteria Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Berdasarkan tabel di atas, maka aktivitas siswa dalam
pembelajaran Siklus II diperoleh rata-rata akivitas siswa pada pertemuan
pertama sebesar 18.37, sedangkan pada pertemuan kedua sebesar 20.28.
2) Hasil Belajar Siswa
Hasil pembelajaran siswa yang dilakukan pada akhir Siklus II
sebagai berikut :
Tabel 4.5. Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus II
No Aspek Penilaian Jumlah Siswa Prosentase
1 Nilai ≤ 70 3 12.50%
2 Nilai ≥ 70 21 87.50%
3 Tuntas Belajar 21 87.50%
4 Tidak Tuntas Belajar 3 12.50%
5 Nilai Tertinggi : 93 2 8.33%
6 Nilai Terendah : 57 1 4.16%
7 Nilai Rata-rata 77.62
Dari tabel 4.5 diketahui hasil belajar siswa pada Siklus II
menunjukkan sebagian besar siswa atau 21 siswa berhasil tuntas
(87.50%), dan hanya 3 siswa (12.50%) yang belum tuntas, dengan nilai
rata-rata 77.62, nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 57.
Dari data pada tabel 4.5, maka ketuntasan belajar siswa dapat
digambarkan dalam bentuk grafik batang sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
010
20304050
607080
90
Tuntas TidakTuntas
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II
Berdasarkan tabel di atas, maka terlihat adanya peningkatan baik
pada ketuntasan belajar siswa maupun nilai ulangan harian yang dilakukan
pada akhir Siklus I dan II. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran shoting dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Penjasorkes kelas IV SD Negeri 2
Gununglangit Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil pembelajaran Siklus
II, aktivitas siswa, maupun nilai pembelajaran siswa mengalami
peningkatan. Hal ini disebabkan karena siswa maupun guru telah terbiasa
dengan model pembelajaran yang diterapkan. Ketuntasan belajar siswa
pada Siklus II telah mencapai 87.50% dengan nilai rata-rata pembelajaran
siswa sebesar 77.62. Dengan hasil yang demikian, maka indikator
penelitian ini telah tercapai.
Setelah melihat hasil pembelajaran pada Siklus II dan pengamatan
aktivitas siswa terlihat baik, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian
dihentikan sampai pada Siklus II, karena hasil belajar sudah memenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
target penelitian yaitu mengalami peningkatan baik dari aktivitas belajar
siswa maupun dari hasil pembelajaran yang dilakukan pada akhir setiap
siklus. Untuk itu, penelitian tindakan kelas ini berakhir pada siklus II.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Sklus
Dari hasil deskripsi tiap siklus, maka dapat dilakukan perbandingan
tingkat keberhasilan atau peningkatan yang dicapai dari pratindakan ke siklus I
dan siklus II. Untuk lebih memperjelas deskripsi perkembangan hasil belajar
shoting pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Gembol Kecamatan Pejawaran
Kabupaten Banjarnegara, di bawah ini disajikan tabel dan grafik peningkatan hasil
belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.6. Peningkatan Ketuntasan Siswa pada Pembelajaran Pas bawah dari Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
No Kegiatan
Pembelajaran Tuntas Tidak Tuntas
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
1 Pra Tindakan 9 37.50% 15 62.50%
2 Siklus I 16 16.66% 8 33.34%
3 Siklus II 21 87.50% 3 12.50%
Tabel 4.6 di atas menunjukkan adanya peningkatan tingkat keberhasilan
atau ketuntasan belajar siswa dari hasil pratindakan ke siklus I dan Siklus II. Pada
studi pratindakan siswa yang tuntas hanya 9 siswa (37.50%), belum tuntas 15
anak (62.50%) meningkat pada siklus I siswa yang tuntas menjadi 16 anak
(16.66%), belum tuntas 8 anak (33.34%), dan pada Siklus II meningkat lagi
jumlah siswa yang tuntas menjadi 21 anak (87.50%), belum tuntas 3 anak
(12.50%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dari tabel 4.6 dapat digambarkan lebih jelas tentang peningkatan
ketuntasan siswa pada grafik di bawah ini:
0
20
40
60
80
100
Pratindakan Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4.4. Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Dari Grafik 4.4 di atas dapat dilihat peningkatan siswa tuntas belajar yang
signifikan. Dari studi pratindakan ke siklus I terjadi kenaikan prosentase
ketuntasan belajar siswa sebesar 29.16% atau bertambah 7 anak, sedangkan dari
siklus I ke siklus II terjadi kenaikan sebesar 25% atau bertambah 6 anak yang
tuntas belajar.
Begitu pula pada perolehan nilai masing-masing siswa dari setiap
pembelajaran selalu terjadi peningkatan rata-rata kelas, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.7. Peningkatan Hasil Belajar Shoting siswa dari Pratindakan, Siklus I,
dan Siklus II.
No Kegiatan Pembelajaran
Perolehan Nilai Tertinggi Terendah Rata-Rata
1 Pratindakan 78 53 64.29
2 Siklus I 82 57 69.61
3 Siklus II 93 57 77.62
Dari data tabel 4.7 dapat dilihat perolehan nilai rata-rata kelas yang selalu
meningkat dari tiap kegiatan pembelajaran mulai pratindakan hanya 64.29
meningkat pada siklus I menjadi 69.61 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
77.62 dengan perolehan nilai tertinggi 93 dan terendah 57 yang meningkat pula
pada tiap pembelajaran. Dari studi pratindakan nilai tertinggi yang dicapai 78,
nilai terendah 53, pada siklus I meningkat menjadi nilai tertinggi 82, nilai
terendah 57, dan pada siklus II meningkat lagi nilai tertinggi menjadi 93 nilai
terendah 57.
Peningkatan perolehan nilai rata-rata kelas tersebut dapat digambarkan
dalam grafik berikut ini:
0
20
40
60
80
100
Prasiklus Siklus I Siklus II .
Gambar 4.5. Grafik Peningkatan Perolehan Nilai Rata-Rata Kelas dan Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
D. Pembahasan
Berdasarkan temuan dan refleksi selama siklus pertama dan siklus kedua,
Penggunaan pendekatan bermain pada Pembelajaran shoting dengan
menggunakan kaki bagian dalam ternyata sangat efektif dalam pembelajaran
Penjasorkes pada materi shoting dengan Pendekatan bermain mampu
meningkatkan hasil belajar siswa, serta pemahaman terhadap materi
pembelajaran.
Kenaikan prestasi belajar siswa terhadap materi pembelajaran shoting
dengan pendekatan bermain hingga mencapai tingkat ketuntasan belajar 87.50%
dan peningkatan nilai rata-rata sebesar 77.62. Ini memberikan bukti bahwa
Pembelajaran shoting dengan pendekatan bermain dapat melatih siswa
menghubungkan potensi yang dimilikinya.
Dari 24 siswa hanya ada 3 siswa yang belum tuntas dalam perbaikan
pembelajaran shoting (peningkatan prestasi belajar siswa) terhadap materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
pembelajaran. Peneliti dapat mengungkap ketidakberhasilan perbaikan
pembelajaran itu dikarenakan siswa tersebut mengalami keterbatasan fisik, yaitu
faktor kesehatan yang tidak mendukung.
Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II hal
ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh siswa dalam Observasi terhadap siswa
pada Siklus I dengan nilai yang cukup baik yaitu 14.08, sedangkan pada siklus II
Aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan dengan kriteria nilai Baik dengan
rata-rata penilaian 19.32.
Melihat data tersebut di atas maka Pembelajaran shoting dengan
menggunakan kaki bagian dalam dengan pendekatan bermain mengalami
keberhasilan hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai, baik aktivitas siswa dan
hasil belajar siswa dari Siklus I sampai Siklus II mengalami peningkatan dan
melebihi KKM, yaitu 70.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran
shoting dengan menggunakan kaki dalam dengan pendekatan bermain dapat
meningkakan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Hasil
belajar siswa selama proses pembelajaran Pra tindakan, Siklus I sampai siklus II
mengalami peningkatan. Nilai rata-rata yang dicapai pada Pra Tindakan 64.29,
siswa yang mengalami ketuntasan belajar 37.50% dari 24 siswa, Nilai rata-rata
Siklus I yaitu 69.61, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 66.66%,
sedangkan yang belum tuntas belajar 33.34% dari 24 siswa. Pada siklus II
diperoleh nilai rata-rata 77.62, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai
87.50%, sedangkan yang belum tuntas belajar 12.50% dari 24 siswa. Ketuntasan
belajar siswa 87.50% melebihi indikator keberhasilan, yaitu ketuntasan belajar
80%.
B. Implikasi
Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi
perkembangan pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah-
sekolah pada umumnya dan khususnya di SDN 2 Gembol Guru Pendidikan
Jasmani dapat menerapkan pembelajaran shoying melalui pendekatan bermain,
pendekatan bermain ini juga dapat digunakan untuk pembelajaran cabang dan
nomor yang lainnya, sebagai variasi dari pembelajaran dan daya tarik terhadap
materi sehingga siswa tidak jenuh atau malas dengan pembelajaran permainan
bola besar.
C. Saran
Berikut saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani dalam hal ini untuk cabang
sepak bola shoting dengan menggunakan kaki bagian dalam, antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
1. Bagi Sekolah
Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran ditambah atau
dilengkapi, sehingga guru dalam hal ini dapat mengajar dengan baik dan
siswa dapat menerima materi dengan optimal.
2. Bagi Guru
Sebaiknya pembelajaran shoting dalam penyampaian materinya ditambah
dengan permainan, permainan yang mengarah pada teknik atau materi yang
akan dilaksanakan.
3. Bagi Siswa
Bersikap aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran yang
diikuti akan lebih bermanfaat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta; PT. Rineksa Cipta
Bachrie, Eddy, dkk. 1982. Buku Kerja Pelatih Sepakbola Remaja. Bandung;
Binacipta Betty, C. Eric. 1987. Latihan Sepakbola Metode Baru Pertahanan. Bandung;
Pioner Jaya Coever, Weil, 1982, Sepakbola Pembinaan Pemain Ideal. Jakarta; PT. Gramedia Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta; Erlangga H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 1998. Belajar dan
Pembelajaran II. Surakarta : UNS Pres. Hal. 30. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kristiyanto, Agus, 2010, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan
Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta; UNS Press Pedoman Penulisan Skripsi Universitas FKIP UNS. Tahun 2012 Remmy, Muchtar. 1992. Olah Raga Pilihan Sepakbola. Jakarta; Depdikbud
Dirjen Dikti Roji. 1996. Penjaskes 3. Jakarta ; Tiga Serangkai Sarjono, 1986. Pembinaan dan Kondisi Fisik. Jakarta; Depdikbud Dirjen Dikti Slamet, S.R. 1994. Penjaskes 3. Jakarta; Tiga Serangkai Sukintoko, 1995. Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta: Lembaga Pengabdian pada
Masyarakat IKIP.
Sneyer, J. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi. Jakarta; PT. Rosda karya Suharno, 1986. Ilmu Kepelatihan Olah Raga. Yogyakarta; IKIP Yogyakarta Suwandi, Sarwiji. 2009. Penelitian Tindakan Kelas(PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Panitia Sertifikasi Guru (PSG), Rayon 13. Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Syafi’I, Imam, 1999. Sepakbola Dasar. Surabaya; UM Press IKIP Surabaya Syarifudin, Aib. 1997. Penjaskes 1,2,3. Jakarta; PT. Gramedia Widiasmara
Indonesia Wina Sanjaya. 2006. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Meia Group.
Top Related