LAPORAN KEGIATAN TAHUN 2012
LEMBAGA PENGKAJIAN PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN PENGABDIAN
MASYARAKAT
31 JANUARI, 2013
LEMBAGA PENGKAJIAN PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
ITB
1
BAGIAN A. EXECUTIVE SUMMARY
BAGIAN B. PENDAHULUAN
Tujuan penulisan laporan ini adalah dalam rangka akuntabilitas pelaksanaan dan implementasi RENSTRA Lembaga Pengkajian Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP4) pada kurun waktu Tahun pelaporan 2010 s.d 2012 dan melaporkan kinerja LP4 sebagai bahan evaluasi. Upaya perbaikan berkelanjutan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja LP4 disampaikan secara ringkas.
ITB mempunyai Visi Akademik sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, yang berwawasan sangat kuat dalam semua aspek sosial dan kemanusiaan, serta yang menjunjung sangat tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia, dengan objektif keunggulan dalam penyelenggaraan pendidikan keilmuan dan pengembangan kepribadian yang bermakna, keunggulan dalam penelitian dan pengembangan yang berdampak luas pada kemanfaatannya, dan keunggulan dalam pemberdayaan potensi masyarakat yang meningkatkan harkat kehidupan sosial, guna terwujudnya kesejahteraan serta martabat bangsa Indonesia.
Sebagai lembaga pendidikan yang berbasis riset, ITB menempatkan setiap program akademiknya sebagai ujung tombak dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai institusi pendidikan, sekaligus untuk diperolehnya peningkatan serta penguatan pengakuan ITB sebagai perguruan tinggi kelas dunia (World Class University). Dalam kaitan dengan visi ini, kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat memegang peran sentral dan sangat penting dalam upaya mewujudkan cita-cita ITB tersebut di atas. Oleh karenanya kajian, studi, pemikiran, rumusan kebijakan tentang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sangat perlu dilakukan oleh ITB. Suatu kajian yang komprehensif dan cermat tentang perkembangan sains, teknologi dan seni di masa depan perlu dilakukan untuk mengantisipasi secara lebih baik perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan dinamis dewasa ini. Kajian strategis kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dalam lingkup ITB dilaksanakan oleh Lembaga Pengkajian Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP4).
Dokumen ini memaparkan Rencana Strategis LP4 Tahun 2011-2015. Beberapa landasan penting yang digunakan dalam menyusun Renstra ini adalah :
1. Rencana Induk Pengembangan ITB, Tahun 2008-2025
2. Rencana Akademik ITB, Tahun 2011-2015
3. Agenda Akademik ITB Tahun 2008-201
4. Kebijakan Umum Pengembangan ITB Tahun 2007-2011
5. Renstra ITB Tahun 2011-2015
Pendekatan yang digunakan untuk menyusun Renstra pada dasarnya adalah sebagai berikut :
1. Menyusun Visi, Misi LP4 yang disinergikan dengan Visi Misi ITB
2
2. Mengidentifikasi sosok ITB yang diharapkan pada Tahun 2015, yang relevan dengan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
3. Melakukan analisis kondisi saat ini
4. Menyusun sasaran, program strategis dan indikator kinerja
Sebagaimana tertuang dalam Rencana Akademik ITB 2011-2015, “sosok” (profil) ITB pada Tahun 2015 dibandingkan dengan kondisi saat ini, dirumuskan dalam tabel berikut :
Tabel 1.1 Profil ITB yang diharapkan Tahun 2015 dibandingkan dengan kondisi saat ini
Aspek Saat ini (Tahun 2010) Tahun 2015
Status universitas menurut Klasifikasi Carnegie
Doctoral granting/research university;
High activity research university
Internasionalisasi Program (terutama Pascasarjana)
Program studi internasional terbatas;
Jumlah program studi S1, S2 internasional meningkat minimal menjadi 10 prodi.
Jumlah mahasiswa asing; Jumlah mahasiswa asing meningkat sebesar 200%.
Kerjasama internasional dalam pendidikan cukup banyak;
Jumlah kerjasama internasional dalam pendidikan meningkat sebesar 60%.
Jumlah dosen asing (dosen tetap) terbatas, dosen tamu cukup banyak;
Jumlah dosen asing meningkat sebesar 100%.
Kerjasama riset internasional cukup banyak;
Kerjasama riset internasional meningkat sebesar 70%.
Program PostDoc internasional tidak ada;
Program PostDoc internasional dirintis dengan sasaran 20 posisi Postdoc
Belum ada program studi yg terakreditasi oleh lembaga akreditasi internasional.
6 program studi terakreditasi internasional.
Riset Bidang riset unggulan: Energi; Teknologi Informasi dan Komunikasi; Bioteknologi; Infrastruktur dan Kewilayahan; Senirupa dan Desain;
Bidang riset prioritas : Energi; TIK; Pangan, Kesehatan dan Obat-obatan; Infrastruktur dan Kewilayahan; Produk, Budaya dan Lingkungan; Bioteknologi, Nanoteknologi dan Advanced Material, Mitigasi Bencana;
Bidang riset unggulan; Bidang riset unggulan dan bidang riset prioritas
Kelembagaan riset : Pusat Penelitian dan Pusat;
Pusat Penelitian, Pusat, National Center. Penguatan kerjasama riset internasional
dalam bidang yang memiliki kekhasan lokal (local indigenouity)
Program Sarjana Kualitas program sarjana sangat baik.
Kualitas program sarjana dipertahankan sangat baik, mempunyai kemampuan dasar untuk riset, pengembangan soft-skills.
3
Aspek Saat ini (Tahun 2010) Tahun 2015Program Pascasarjana Kualitas Program S2 dan S3
cukup baik; Kualitas Program S2 dan S3 sangat baik;
Program S1 dan S2 terintegrasi (belum langsung).
Program S1 dan S2 terintegrasi langsung, Program S2 dan S3 terintegrasi langsung, Program S1, S2 dan S3 terintegrasi langsung.
Student body S1, S2, S3 : 20.000, rasio S1:S2:S3=29,2:7,4:1.
S1, S2, S3 : 22.000, menuju rasio intake S1:S2:S3 = 6:5:1 (rasio student body 10:4:1).
Rekrutmen Dosen Rasio Dosen : Mhs = 1:18. Rasio Dosen:Mahasiswa = 1: 16.
Pengembangan & Penguatan Bidang Ilmu
Engineering & IT, Natural Sciences sangat baik.
Pengembangan bidang-bidang Life Sciences, Lingkungan Global, Economics, Technology & Policy, Bidang frontier dan multidisiplin (misal: Bioengineering, Nanoteknologi, Konvergensi Info-Nano-Bio-Kogno).
Pengabdian Masyarakat Bersifat individual/kelompok kecil dan monodisiplin.
Bersifat institusional dan multidisiplin untuk mampu memecahkan masalah penting bangsa, misal: banjir, transportasi dengan kasus di Bandung.
Technopreneurships Technopreneurships sangat terbatas dan tidak terprogram.
Peningkatan program inovasi, technopreneurships, technopark.
Peran dalam Pemecahan Masalah bangsa
Masih dirasakan kurang Berperan dalam technology policy, dan pemecahan masalah energi, pangan, kesehatan, dan obat-obatan, TIK, infrastruktur, kemandirian dalam teknologi pertahanan dan keamanan, mitigasi bencana, climate change.
Multikampus Kampus Ganesha untuk seluruh kegiatan akademik.
Kampus Ganesha difokuskan untuk Program S1, S2 & S3 yang beorientasi riset maju.
Kampus Jatinangor difokuskan utk field labs, technopark yang terkait dengan life sciences, dan program studi khususnya yang terkait dengan life sciences & economics, continuing education.
Kampus Bekasi dikembangkan menjadi Kampus Riset Industri, untuk program studi yang berorientasi ke industri (S2 berorientasi terapan), technopark, continuing education yang terkait dengan industri.
Kampus Malaysia difokuskan untuk program yang potensial bagi mahasiswa asing dan kerjasama riset, khususnya dengan Malaysia. Kampus ini berfokus untuk membangun simpul kerjasama internasional, dan untuk
4
Aspek Saat ini (Tahun 2010) Tahun 2015meningkatkan pengakuan kapasitas serta karya-karya ITB pada tingkat internasional.
Sosok lulusan Memiliki ilmu, keahlian dan kompetensi dalam bidang keilmuannya.
Memiliki kepemimpinan dan kreativitas.
Soft-skills dipandang masih lemah.
Memiliki kompetensi utama. Memiliki kompetensi tambahan. Memiliki keskolaran, leaderships,
communication skills, persuasif, jiwa enterpreneurships, berani mengambil risiko, inovatif, dan kreatif, memahami konteks sosial, ekonomi, lingkungan, budaya.
Memiliki sifat cerdas, profesional, jujur, santun, berkarakter kepeloporan, kejuangan, keunggulan dan pengabdian serta siap menghadapi tantangan globalisasi.
Peringkat Dunia ITB ARWU (Academic Ranking of World University) : belum masuk dalam peringkat 500 besar dunia.
QS (Quacquarelli Symonds) : peringkat 80 besar dunia dalam bidang Engineering/Technology, peringkat 153 dalam natural sciences, peringkat 264 dalam bidang life sciences
Webometrics : Terbaik nasional, belum masuk dalam 500 besar dunia
ARWU: masuk dalam peringkat 500 besar dunia.
QS : Mempertahankan peringkat 100 besar dunia dalam bidang Engineering & IT, peringkat 150 dalam natural sciences, memperbaiki peringkat 250 dalam bidang life sciences
Webometrics : Terbaik nasional, 500 besar dunia
1. Visi dan Misi
Visi LP4 adalah menjadi lembaga “think tank” ITB dalam mengkaji dan merumuskan kebijakan ITB di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Berbagai kajian dan rumusan kebijakan yang dihasilkan oleh LP4 diharapkan bukan saja berguna bagi ITB dalam upaya meningkatkan posisinya sebagai WCU berkebangsaan, namun juga bermanfaat bagi pengembangan sains, teknologi dan seni di Indonesia, serta berkontribusi bagi pengembangan pendidikan nasional dalam bidang sains, teknologi dan seni.
Sesuai dengan objektif ITB 2011-2015 yang dinyatakan dalam Rencana Akademik ITB 2011-2015, visi LP4 pada periode 2011-2015 adalah menjadi lembaga “think tank” yang menggodok berbagai pemikiran dan rumusan strategis untuk peningkatan posisi ITB sebagai universitas riset dunia yang berkebangsaan, serta kajian tentang upaya untuk merintis serta meningkatkan riset yang bermuara pada inovasi, inkubasi dan
5
technopreneurships. Dalam periode ini, LP4 juga akan berkontribusi dalam pemikiran kedepan pengembangan sains dan teknologi nasional.
LP4 memiliki misi sebagai lembaga “think-tank” ITB dalam mengkaji dan merumuskan kebijakan Strategis dan inovatif yang terkait dengan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
2. Organisasi, Kepemimpinan dan Tatakelola
Struktur organisasi LP4 diperlihatkan pada gambar berikut.
Catatan :Pejabat LP41. Kepala LP4 : Prof. Dr. Bambang Riyanto Trilaksono2. Sekretaris Bidang Pengkajian Pendidikan : Prof. Dr. Dradjad Irianto3. Sekretaris Bidang Pengkajian Penelitian : Prof. Dr. Mikrajuddin Abdullah4. Sekretaris Bidang Pengkajian Pengabdian kepada Masyarakat : Dr. Asep Kurnia Permadi5. Kepala Pusat Inovasi Pembelajaran : Ahmad Muchlis, Ph.D.
5.1 Bidang Pemberdayaan Mengajar Dosen5.2 Bidang Pemberdayaan Belajar Mahasiswa5.3 Bidang Pengkajian dan Data 5.4 Bidang Teknologi
6
K e p a l a LP4
Kepala Pusat Inovasi
Pembelajaran
Sekretaris Bidang Pengkajian Pendidikan
Sekretaris Bidang Pengkajian Penelitian
Kepala Sekretariat
Sekretaris Bidang Pengkajian Pengabdian
Kepada Masyarakat.
Bidang Pemberdayaan Mengajar Dosen
Bidang Pemberdayaan Belajar Mahasiswa
Sebagai catatan, organisasi pada Butir 5.1 s/d 5.4 belum dapat direalisasi sampai dengan Tahun 2012 oleh karena belum disetujui pembentukannya. Meskipun demikian, beberapa program yang menyangkut inovasi pembelajaran telah dapat dilaksanakan. Untuk mencapai visi sebagai yang dikemukakan di atas, dan menyadari dirinya sebagai lembaga yang baru dibentuk, LP4 menetapkan sasaran sebagai berikut :
1. Melakukan upaya bertahap dan sistematis untuk memposisikan LP4 sebagai lembaga ‘think tank’ yang berkualitas dan dirasakan manfaatnya bagi pengembangan dan peningkatan kualitas ITB sebagai universitas riset berkelas dunia
2. Menjalin kerjasama dengan lingkungan internal ITB maupun lingkungan eksternal3. Melengkapi SDM yang berkualitas dalam melakukan kajian pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat4. Melengkapi infrastruktur fisik dan non-fisik yang diperlukan sebagai lembaga ‘think tank’5. Memperluas akses terhadap informasi dan literatur yang terkait dengan kajian strategis dan masa
depan6. Melaksanakan berbagai macam kajian strategis dalam bidang pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat
Sebagai lembaga baru dengan peran yang lebih difokuskan pada kajian kebijakan akademik, dalam periode 5 tahun kedepan pengembangan LP4 diarahkan pada penguatan secara bertahap SDM, jejaring, akses terhadap informasi/literatur, organisasi dan infrastruktur lembaga. Berbagai kajian dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan diarahkan kepada seluruh aspek/pendekatan pengembangan strategis ITB, yakni
Strategi tumbuh Strategi diversifikasi program dan penguatan sistem Strategi peningkatan efektivitas program dan sistem Strategi perubahan dan peningkatan efisiensi
BAGIAN C. RANGKUMAN PROGRAM KEGIATAN, CAPAIAN DAN EVALUASINYA PADA TAHUN 2012
1. Capaian Utama Tahun 2012
7
Bidang Pengkajian dan Data
Bidang Teknologi Pembelajaran
Capaian utama LP4 pada Tahun 2012 adalah sebagai berikut : 1. Tersusunnya Pedoman Evaluasi Kurikulum 2008-2013 dan terlaksananya evaluasi Kurikulum ITB 2008-2013 yang
mendasarkan pada Kerangka Kerja yang tercantum dalam pedoman ini. 2. Tersusunnya Panduan Penyusunan Kurikulum Baru ITB Tahun 2013.3. Terlaksananya kajian kelayakan usulan Prodi baru4. Terlaksananya kajian kelayakan usulan Pusat baru5. Terlaksananya kajian kelayakan usulan Kelompok Keilmuan baru6. Tersusunnya panduan pelaksanaan beberapa program akademik yang bersifat strategis dalam bentuk SK Rektor
Pedoman Evaluasi Kurikulum yang dilakukan oleh seluruh Prodi di ITB serta Kajian Evaluasi Kurikulum oleh LP4 menjadi landasan bagi penyusunan Panduan Kurikulum Baru ITB 2013. Panduan Kurikulum baru ini disusun dengan mendasarkan kepada prinsip a) outcome based education, b) learner centered education, c) continuous improvement dan d) international accreditation & benchmarking. Panduan Penyusunan Kurikulum baru ITB ini menjadi landasan bagi seluruh Prodi di ITB dalam menyusun Kurikulum Baru ITB 2013. 2. Program Kegiatan 2012 dan Program Strategis(Tuliskan secara ringkas program kegiatan tahun 2012 dan program strategis ITB yang disasar. Sampaikan dasar-dasar penetapan program strategis tersebut dan kaitan antara program strategis lembaga dengan program strategis utama ITB (SK Rektor No. 271/SK.I1.A/PR/2011). Sebagai contoh dapat disampaikan hasil analisis SWOT pada penyusunan RENSTRA dan keputusan atas prioritas yang diambil oleh lembaga.)
Program kegiatan dan program strategis LP4 pada Tahun 2012 diperlihatkan pada Tabel berikut.
Tabel 2.1 Program Pengembangan Bidang Pendidikan Tahun 2012
No. Program Kegiatan Tahun 2012 Program Strategis ITB yang disasar Hasil analisis SWOT pada penyusunan RENSTRA dan
keputuan atas prioritas yang diambil LP4
1 Kajian Evaluasi Kurikulum 2008 Penyusunan Kurikulum 2013 Meningkatkan kualitas Mahasiswa S1, S2 dan S3 dalam bidang Pendidikan
2 Penyusunan Panduan Kurikulum 2013-2018
Penyusunan Kurikulum 2013 Meningkatkan kualitas Mahasiswa S1, S2 dan S3 dalam bidang Pendidikan
3 Kajian Program S1, S2 dan S3 Terpadu Integrasi Pendidikan S1, S2 & S3 Meningkatkan kualitas Mahasiswa S1, S2 dan S3 dalam bidang Pendidikan
4 Kajian Seleksi Masuk mahasiswa S1, S2, dan S3
Meningkatkan kualitas Mahasiswa S1, S, & S3
Menyempurnakan sistem penerimaan dan seleksi masuk S1, S2 dan S3
5 Perumusan program double degree, joint degree, dan kerma pendidikan sejenis dengan luar negeri
Memperkuat posisi keterpandangan di tingkat regional dan global
ITB perlu memiliki pedoman tentang program double degree, joint degree, dan kerma pendidikan sejenis dengan luar negeri
6 Kajian Program Internasional Memperkuat posisi keterpandangan di ITB perlu merintis program
8
tingkat regional dan global internasional dan memiliki pedoman yang terkait
7 Kajian Science & Technology Forecasting untuk Engineering Education
Memperkokoh posisi dan memperluan wilayah keunggulan dalam proses pendidikan dan pembelajaran
8 Kajian Evaluasi Usulan Program Studi Baru Memperkokoh posisi dan memperluan wilayah keunggulan dalam proses pendidikan dan pembelajaran
Pengembangan multi kampus
9 Pengembangan e-learning/blended learning
Pengembangan proses pembelajaran menuju universitas riset
10 Kajian usulan pendirian Pusat baru Meningkatkan kualitas, kapasitas dan produktivitas penelitian
11 Kajian usulan pendirian KK baru Meningkatkan kualitas, kapasitas dan produktivitas penelitian
3. Kinerja Pencapaian Program Kegiatan dan Program Strategis 2012(Dalam bentuk tabel tuliskan target kuantitatif setiap program kegiatan dan program strategis yang ditetapkan serta pencapaiannya. Untuk setiap program berikan penjelasan ringkas implementasinya, hasil yang dicapai, kesulitan yang dihadapi dan faktor yang mendukung pencapaiannya.)
Tabel 5.3.1 Kinerja Pencapaian Program Kegiatan dan Program Strategis 2012
No. Rincian Sub Kegiatan Target Kuantitatif
Implementasi Hasil yang dicapai Kesulitan yg dihadapi & faktor yang mendukung pencapaian
1 Kajian Evaluasi Kurikulum 2008 100% 100% Dokumen Panduan Evaluasi Kurikulum
2 Penyusunan Panduan Kurikulum 2013-2018
100% 100% SK & Panduan Kurikulum 2013-
2018
3 Kajian Program S1, S2 dan S3 Terpadu 100% 100% Dokumen Kajian Program S1-S2
Terpadu
4 Kajian Seleksi Masuk mahasiswa S1, S2, dan S3
100% 100% Dokumen kajian seleksi masuk S1, S2 dan S3
5 Perumusan program double degree, joint degree, dan kerma pendidikan sejenis dengan luar negeri
100% 100% SK Rektor tetang Double Degree dan Joint Degree
6 Kajian Program Internasional 100% 100% Dokumen kajian program internasional
7 Kajian Science & Technology Forecasting untuk Engineering Education
100% 80% Draft Buku Memerlukan waktu untuk melakukan editing dan
9
merangkum berbagai pemikiran/pandangan secara tertulis dalam bentuk buku
8 Kajian Evaluasi Usulan Program Studi Baru
100% 100% Penyempurnaan Proposal dan Rekomendasi Prodi Baru
9 Pengembangan e-learning/blended learning
100% 100% Dokumen kajian pengembangan e-learning & blended learning ITB
10 Kajian usulan pendirian Pusat baru N/A
(tdk ada dlm rencana, mrpk
tugas baru LP4)
100% Rekomendasi kelayakan Pusat Studi Agraria dan Pusat Pemberdayaan Pedesaan
11 Kajian usulan pendirian KK baru N/A
(tdk ada dlm rencana, mrpk
tugas baru LP4)
100% Rekomendasi pembentukan KK Sistem dan Pemodelan Ekonomi
4. Program Kelangsungan Operasi
(Tuliskan dalam bentuk tabel program kelangsungan operasi selama tiga tahun (2010-2012) dan pencapaian kinerja yang diperoleh pada setiap tahunnya. Jelaskan secara ringkas kenaikan/penurunan pencapaian kinerja yang terjadi. Jelaskan pula kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan program kelangsungan operasi.)
4.1 Evaluasi Program Kelangsungan Operasi :
- Kegiatan Pendukung Akademik, kegiatan tersebut antara lain :
Pengembangan Pusat Inovasi Pembelajaran : melakukan Melanggan Jurnal & Majalah,
membeli buku-buku Teks, melakukan kajian tentang pembelajaran, misalnya TPB
Penerbitan Buletin Pembelajaran (tidak dapat direalisasikan karena Tahun 2012 terfokus pada
evaluasi kurikulum dan penyusunan panduan kurikulum ITB).
- Kegiatan : Sarana & Prasarana, antara lain :
Peningkatan Fungsi Sarana & Prasarana Kantor : melakukan pembelian sejumlah peralatan
kantor, seperti : Microwave Oven (1 buah), Kamera Digital SLR (1 buah), Lemari Es (1 buah),
Printer Laserjet (1 buah), Laptop/Notebook Core i5 (5 buah), Laptop/Notebook Core i5
Macbook Air (1 buah), Sepeda Motor (1 buah), penyerapan 100%.
Kegiatan Administrasi dan Umum
o Kegiatan Rutin Administrasi telah berjalan sesuai dengan rencana, penyerapan 100%.
10
Tabel 4.1 Program Kelangsungan Operasi Tahun 2010
No.
1.
Ruang Lingkup Kegiatan RKA 2010
Belanja Pegawai (Rp.)
Belanja Barang(Rp.)
Belanja Jasa(Rp.)
Jumlah(Rp.)
KELANGSUNGAN OPERASI
1.1 Pendukung Akademik Pendidikan dan Latihan Pengembangan Kemampuan Mengajar Efektif 20.600.000 8.000.000 41.580.000 70.180.000
Total KO 2010 20.600.000 8.000.000 41.580.000 70.180.000
Tabel 4.2 Program Kelangsungan Operasi Tahun 2011
No. Uraian RKA Jumlah (Rp)
B. Pegawai B. Barang B. Jasa1 Kelangsungan Operasi
1.1 Pendukung Akademik (1) Melanggan Jurnal & Majalah (2) Penerbitan Buletin Pembelajaran 2x (3) Workshop/FGD Kajian tentang Penerimaan / Seleksi Masuk Mahaiswa S1 (4) Workshop/FGD Evaluasi TPB (5) Lokakarya Evaluasi Kurikulum
10.000.000
7.000.0007.000.000
18.000.000
3.000.0003.000.000
10.000.000
5.000.0005.000.000
18.000.00020.000.000
15.000.00015.000000
1.2 Pemeliharaan Bangunan (1) Perbaikan/Rehabilitasi Ruang Kantor LP4 (2) Kelengkapan Ruang Pusat Inovasi Pembelajaran LP4 di Ruang ex HMIF labtek VI Lt.1
7.000.00025.000.000 5.000.000
7.000.00030.000.000
1.3 Pemeliharaan Inventaris Kantor Mesin FC, Fax & Peinter
1.400.000 1.400.000
1.4. Administrasi Umum (1) Rutin Administrasi 24.558.000 15.642.000 40.200.000 (2) Operasional LP4 45.681.000 45.681.000
(3) Darmawisata Pegawai 4.500.000 4.500.000
(4) Seragam Pegawai 900.000 900.0001.5. Pengembangan Sistem (1) Pengembangan Website LP4 11.000.000 11.000.000
Jumlah 24.000.000 81.458.000 103.223.000 Rp. 208.681.000
Tabel 4.3 Program Kelangsungan Operasi Tahun 2012
No. Rincian sub Kegiatan R K A (Rp.) TotalB. Pegawai B. Barang B. B. Modal B. Jasa
11
1 Pengembangan Pusat Inovasi Pembelajaran : Melanggan Jurnal & Majalah
- - 30.000.000 - 30.000.000
2 Penerbitan Buletin Pembelajaran 3 edisi 15.000.000 - - 12.000.000 27.000.000
3 Pemeliharaan Inventaris Kantor : Mesin FC, Fax & Printer
- - - 1.400.000 1.400.000
4 Administrasi Rutin - 18.000.000 - 42.000.000 60.000.000
5 Darmawisata Pegawai - - - 4.500.000 4.500.000
6 Seragam Pegawai - 900.000 - - 900.000
7 Pengembangan Sistem : Pengembangan Website PIP-LP4
- - - 11.000.000 11.000.000
8 Peningkatan Fungsi Sarana & Prasarana Kantor
- - 87.000.000 - 87.000.000
Jumlah 15.000.000 18.900.000 117.000.000 70.900.000 221.800.000
5. Program Transformasi(Tuliskan program transformasi untuk tahun anggaran 2012, jelaskan hasil yang dicapai. Jelaskan pula kendala yang dihadapi (bila ada) untuk melaksanakan program transformasi yang diajukan.)
Tabel 5.1 Program Kegiatan LP4 Tahun 2012
No KEGIATAN2012
INDIKATOR CAPAIAN INDIKATORVol Sat
1 Kajian Evaluasi Kurikulum 2008-2013 1 kgt Paket Rumusan;FGD
100% dari 50% capaian target 5-tahunan
2 Penyusunan Panduan Kurikulum 2013-2018 1 kgt Paket Rumusan; FGD; Workshop
100% dari 40% capaian target 5-tahunan
3 Kajian Program S1, S2 dan S3 Terpadu 1 Kgt Paket Rumusan; FGD; Workshop
100% dari 60% capaian target 5-tahunan
4 Kajian tentang Sistem Penerimaan/Seleksi Masuk Mahasiswa S1, S2, dan S3
1 KgtPaket Rumusan; FGD; Workshop
100% dari 60% capaian target 5-tahunan
5 Perumusan program double degree, joint degree, dan kerma pendidikan sejenis dengan luar negeri
1 kgtPaket Rumusan; FGD; Workshop
100% dari 60% capaian target 5-tahunan
6 Kajian Program Internasional 1 kgt Paket Rumusan; FGD; Workshop
100% dari 60% capaian target 5-tahunan
7 Kajian Science & Technology Forecasting untuk Engineering Education
1 kgt Draft Buku80%
8 Kajian Evaluasi Usulan Program Studi Baru 6 kgt Paket Rumusan, FGD
100%
9 Pengembangan e-learning/blended learning 1 kgt Paket Rumusan, FGD
100%
10 Kajian kelayakan usulan pendirian Pusat baru 2Usulan Pusat baru
Rekomendasi 100%
11 Kajian kelayakan pendirian Kelompok Keilmuan baru 1
Usulan KK
baru
Rekomendasi 100%
5.1 Evaluasi Program Pengembangan
12
Secara keseluruhan Program Pengembangan telah dapat dilaksanakan dengan baik sesuai target capaian,
kecuali untuk rencana penerbitan Buku tentang Kajian Science & Technology Forecasting. Penyusunan
buku ini memerlukan waktu lebih lama dari yang direncanakan, diperkirakan akan selesai dan diluncurkan
pada Mei 2013. Waktu yang lebih lama diperlukan dalam merangkum dan melakukan editing terhadap
berbagai pandangan dan pemikiran para pakar di ITB yang diundang. Dari sisi penyerapan, program
pengembangan telah memenuhi target capaian.
Perlu disampaikan dalam laporan ini bahwa disamping kegiatan pengembangan yang sudah direncanakan
dan dianggarkan untuk Tahun 2012 (No. 1 s/d 9 pada Tabel 5.1), LP4 juga memperoleh tugas baru yaitu
melakukan kajian kelayakan terhadap usulan Pusat dan Kelompok Keilmuan baru di ITB (no. 10 dan 11
pada Tabel 5.1).
Tabel 5.2 ANGGARAN PROGRAM TRANSFORMASI TAHUN 2010
No.
1.
2.
Ruang Lingkup Kegiatan RKA 2010Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Jasa Jumlah Ket.
TRANSFORMASI (DIPA)Pendukung AkademikDiversifikasi Penguatan AkademikTeaching Grant untuk Inovasi Pembelajaran, DIPA 26.600.000 - 303.400.000 330.000.000
Penulisan Buku Ajar, DIPA 26.600.000 - 443.400.000 470.000.000
S A L D O 53.200.000 - 746.800.000 800.000.000
Tabel 5.3 Program PB Bidang Pendidikan Tahun 2011
No KEGIATANJenis Belanja (Rp.)
Total (Rp.)Pegawai Barang Jasa
1 Evaluasi Kurikulum 2008-2013 15.000.000 5.000.000 20.000.0002 Kajian tentang Sistem Penerimaan/Seleksi Masuk
Mahasiswa S1, S2, dan S38.850.000 4.000.000 5.100.000 17.950.000
3 Kajian Program S1, S2 dan S3 Terintegrasi 17.700.000 4.000.000 5.100.000 26.800.0005 Penyusunan Framework Kurikulum 2013 37.350.000 11.300.000 6.600.000 55.250.0006 Kajian Science & Technology Forecasting untuk
Engineering Education21.300.000 14.500.000 4.200.000 40.000.000
7 Evaluasi Usulan Program Studi Baru 21.240.000 19.140.000 40.380.000
JUMLAH 121.440.000 33.800.000 45.140.000 200.380.000
Tabel 5.4 Program Pengembangan Bidang Pendidikan Tahun 2012
No. Rincian Sub KegiatanJenis Belanja (Rp.)
Total (Rp.)Pegawai Barang Jasa
13
1 Kajian Evaluasi Kurikulum 2008 14.700.000 2.000.000 13.300.000 30.000.000
2 Penyusunan Panduan Kurikulum 2013-2018 8.000.000 2.500.000 34.500.000 45.000.000
3 Kajian Program S1, S2 dan S3 Terpadu - 2.000.000 13.500.000 15.500.000
4 Kajian Seleksi Masuk mahasiswa S1, S2, dan S3
- 2.000.000 7.500.000 9.500.000
5 Perumusan program double degree, joint degree, dan kerma pendidikan sejenis dengan luar negeri
8.400.000 2.000.000 17.600.000 28.000.000
6 Kajian Program Internasional 5.400.000 2.000.000 17.600.000 25.000.000
7 Kajian Science & Technology Forecasting untuk Engineering Education
42.250.000 2.000.000 36.675.000 80.925.000
8 Kajian Evaluasi Usulan Program Studi Baru 33.880.000 - 10.120.000 44.000.000
9 Pengembangan e-learning/blended learning 18.800.000 2.000.000 23.550.000 44.350.000
Total 131.400.000 16.500.000 174.345.000 322.275.000,-
6. Penjaminan Mutu(Jelaskan upaya yang telah dilakukan (bila ada) untuk mengukur persepsi pengguna layanan lembaga terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Bila telah dilakukan ditampilkan hasilnya dan diberikan penjelasan atas hasil tersebut. Bila upaya ini belum dilakukan, sampaikan rencana untuk melakukan pengukuran kualitas pelayanan lembaga.)
Penjaminan mutu terhadap layanan LP4 secara komprehensif belum dapat dilakukan. Secara parsial, penjaminan mutu diterapkan dalam lingkup evaluasi kurikulum yang sedang berjalan, baik yang dilakukan melalui Prodi-Prodi di ITB, maupun yang dilaksanakan secara terpusat oleh LP4. Evaluasi kurikulum di tingkat Prodi ini melibatkan stake holder seperti alumni, industri dan mahasiswa.
BAGIAN D. LAMPIRAN – dapat berisi tabel, grafik, deskripsi detil dari program/capaian atau lainnya, seperti contoh di bawah ini
14
LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 1
DAFTAR SK YANG DIRUMUSKAN OLEH LP4DAFTAR SK YANG DIRUMUSKAN OLEH LP4
15
A.A. SK PEMBENTUKAN TIM ADHOCSK PEMBENTUKAN TIM ADHOC
NO NO. SK TENTANG
1 SKSK WRAM No. 075/SK/K01.1/PP/2010 Penetapan Pemenang 10 (sepuluh) Proposal Hibah Inovasi Pengajaran Tahun 2010
2 SKK Rektor No. 253A/SK/K01/KP/2010 Tim Reviewer Hibah Inovasi Pengajaran ITB Tahun 2010
3 SKSK Rektor No. 274A/SK/K01/KP/2010 Tim Reviewer Hibah Penulisan Buku Ajar Tahun 2010
4 SKSK Rektor No. 346A/SK/K01/KP/2010 Pembentukan Panitia Kegiatan Diskusi Pengembangan Kemampuan Mengajar Efektif melalui Blended Learning
5 SKSK Rektor No. 103A/SK/I1.A/KP/2011Tim Penyusunan Panduan Evaluasi Kurikulum 2008-2013 dan Penyusunan Pedoman Kurikulum ITB Tahun 2013-2018
6 SKSK Rektor No. 105a/SK/I1.A/KP/2011Pembentukan Tim Adhoc Penilai Usulan Program Studi Teknik Infrastruktur Lingkungan ITB
7 SKSK Rektor No. 105b/SK/I1.A/KP/2011Pembentukan Tim Adhoc Penilai Usulan Program Studi Rekayasa Pertanian ITB
8 SKSK Rektor No. 105c/SK/I1.A/KP/2011Pembentukan Tim Adhoc Penilai Usulan Program Studi Rekayasa Kehutanan ITB
9 SKSK Rektor No. 171A/SK/I1.A/KP/2011Pembentukan Tim Adhoc Penilai Usulan Program Studi Sarjana Kewirausahaan ITB
10 SKSK Rektor No. 171B/SK/I1.A/KP/2011Pembentukan Tim Adhoc Penilai Usulan Program Studi Sarjana Ekonomika ITB
11 SKSK Rektor No. 172A/SK/I1.A/KP/2011SK Pembentukan Tim Adhoc Penilai Usulan Program Studi Magister Terapan Logistik ITB
12 SKSK Rektor No. 211a/SK/I1.A/KP/2011Pembentukan Tim Adhoc Penilai Usulan Program Studi Sarjana Teknologi Pasca Panen ITB
13 SKSK Rektor No. 251A/SK/I1.A/KP/2011Pembentukan Tim Adhoc Penilai Usulan Program Studi Sarjana Pengelolaan dan Rekayasa Sumber Daya Air di ITB
14 SKSK Rektor No. 251B/SK/I1.A/KP/2011Pembentukan Tim Adhoc Penilai Usulan Program Studi Teknik Pangan di ITB
15 SKSK Rektor No. 251C/SK/I1.A/KP/2011Pembentukan Tim Adhoc Penilai Usulan Program Studi Magister Farmasi Industri di ITB
16 SKSK Rektor No. 251D/SK/I1.A/KP/2011Pembentukan Tim Adhoc Penilai Usulan Program Studi Magister Terapan Arsitektur Lanskap di ITB
17 SKSK Rektor No. 262/SK/I1.A/KP/2011 Pengangkatan Dewan Redaksi Buletin Pembelajaran ITB
18 SK Rektor No. 272D/SK/I1.A/KP/2011Tim Adhoc Kajian Program Sarjana (S1), Program Magister (S2), dan Program Doktor (S3) Terintegrasi di ITB
19 SK Rektor No. 071A/SK/I1.A/KP/2012 Tim Perumus Panduan Penyusunan Kurikulum ITB Tahun 201320 SK Rektor No. 253/SK/I1.A/PP/2012 Tim Penterjemah untuk SK Rektor ITB SK WRAM No.
098/SK/I1.B01/PP/2011 tentang Pedoman Pengumpulan Kredit dan Alih Kredit Bagi Mahasiswa ITB dan SK Rektor No.
16
197/SK/I1.A/PP/2012 SK Rektor tentang Panduan Penyelenggaraan Program Kembaran ITB dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris
21 SK WRAM No. 106/SK/I1.B01/PP/2012Tim Penyusunan Silabus dan Persiapan Mata Kuliah Dasar Rekayasa dan Desain pada Kurikulum Baru ITB Tahun 2013
22 SK Rektor No 253/SK.I1.A/PP/2012
Tim Penterjemah untuk SK Rektor ITB Nomor 098/SK/I1.B01/PP/2011 tentang Pedoman Pengumpulan Kredit dan Alih Kredit Bagi Mahasiswa ITB dan, Nomor 197/SK/I1.A/PP/2012 tentang Panduan Penyelenggaraan Program Kembaran (Joint Degree dan Double Degree) ITB dari Bahasa Inggris kedalam Bahasa Indonesia
2323 SK Rektor No. 004A/SK/I1.A/PP/2013Tim Penyusunan Kurikulum Pengantar Teknologi Informasi (PTI) ITB Tahun 2013
2424 SK Rektor No. 005A/SK/I1.A/PP/2013Tim Penyusunan Silabus dan Persiapan Mata Kuliah Dasar Rekayasa dan Desain Pada Kurikulum Baru Tahun 2013
255 SK WRSO No. 725A/I1.B03/KP/2013 Tim Persiapan Implementasi Kurikulum ITB Tahun 2013 2626 SK Rektor No. 255/SK/I1.A/KP/2013 Tim E-Learning dan pengembangan Blended Learning ITB
B. SK AKADEMIK
NO NO. SK TENTANG
1.1. SK WRAM No. 150/SK/I1.A/PP/2011 Pedoman Penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) ITB
2.2. SK Rektor No. 024/SK/I1.A/KP/2011 Panduan Kode Etik Untuk Integrasi Riset ITB
3.3. SK WRAM No. 098/SK/I1.B01/PP/2011 Pedoman Pengumpulan Kredit dan Alih Kredit Bagi Mahasiswa ITB
4.4. SK Rektor No. 197/SK/I1.A/PP/2012Panduan Penyelenggaraan Program Kembaran (Joint Degree dan Double Degree) ITB
5.5. SK Rektor No. 284/SK/I1.A/PP/2012 Panduan Penyusunan Kurikulum 2013-2018
6.6. SK Rektor No. 081/Sk/I1.A/PP/2013 Pedoman Penyelenggaraan Jalur Cepat Sarjana-Magister ITB
17
LAMPIRAN 2
DAFTAR USULAN PRODI BARU
18
DAFTAR USULAN PRODI BARU
No PENGUSUL USULAN PRODI STATUS
1 SAPPK Program Magister Terapan Program Magister Terapan Arsitektur LanskapArsitektur Lanskap
SK Rektor No. 208/SK/I1.A/OT/2012 tentang Pendirian Prodi Magister Arsitektur Lanskap pada SAPPK ITB
2 SF Prodi Magister Farmasi Prodi Magister Farmasi Industri (Orientasi Terapan)Industri (Orientasi Terapan)
SK Rektor No. 215/SK/I1.A/OT/2012 tentang Pendirian Prodi Magister Farmasi Industri pada SF ITB
3 FTSL Program Studi Teknik Program Studi Teknik Infrastruktur LingkunganInfrastruktur Lingkungan
SK Rektor No. 207/SK/I1.A/OT/2012 tentang Pendirian Prodi Sarjana Rekayasa Infrastruktur Lingkungan (RIL) pada FTSL ITB
4 SITH Program Studi Rekayasa Program Studi Rekayasa PertanianPertanian
SK Rektor No. 385/SK/I1.A/OT/2011 tentang Rektor Pendirian Prodi Sarjana Rekayasa Kehutanan dan Pendirian Prodi Sarjana Rekayasa Pertanian pada SITH ITB
5 SITH Program Studi Rekayasa Program Studi Rekayasa KehutananKehutanan
SK Rektor No. 385/SK/I1.A/OT/2011 tentang Rektor Pendirian Prodi Sarjana Rekayasa Kehutanan dan Pendirian Prodi Sarjana Rekayasa Pertanian pada SITH ITB
6 FTSL Program Studi Sarjana Program Studi Sarjana Teknik Sumber Daya AirTeknik Sumber Daya Air
SK Rektor No. 209/SK/I1.A/OT/2012 tentang Pendirian Prodi Sarjana Teknik & Pengelolaan Sumber Daya Air (TPSDA) pada FTSL ITB
7 SBM Program Studi Sarjana Program Studi Sarjana KewirausahaanKewirausahaan
SK Rektor No. 236/SK/I1.A/OT/2012 tentang Pendirian Prodi Sarjana Kewirausahaan pada SBM ITB
8 FTI Program Magister Terapan Program Magister Terapan LogistikLogistik
SK Rektor No. 094/SK/I1.A/OT/2012 tentang Pendirian Prodi Magister Terapan Logistik pada FTI ITB
9 SBM Program Studi Sarjana Program Studi Sarjana EkonomikaEkonomika
Keputusan Senat Akademik Program Studi Sarjana Ekonomika belum layak berdiri
10 SITH Program Studi Teknologi Program Studi Teknologi Pasca PanenPasca Panen Usulan Program Studi Teknologi Pasca Panen
11 FTI Program studi Teknik Program studi Teknik PanganPangan
Usulan Program studi Teknik Pangan masih dalam pembahasan
12 FTI Program Studi T. Bioenergi Program Studi T. Bioenergi & Kemurgi& Kemurgi
Usulan Program Studi T. Bioenergi & Kemurgi masih dalam pembahasan
13 SFProgram Studi Magister Program Studi Magister berorientasi Terapan berorientasi Terapan Farmasi Rumah Sakit Farmasi Rumah Sakit
Usulan Program Studi Magister berorientasi Terapan Farmasi Rumah Sakit tidak diterima
19
2010 2011 20120
1
2
3
4
5
6
7PROGRAM STUDI BARU
Tahun
Jum
lah
N/A
20
LAMPIRAN 3
DAFTAR USULAN PUSAT
21
DAFTAR USULAN PUSAT BARU
NNOO USULANUSULAN KETERANGANKETERANGAN
11 PUSAT PEMBERDAYAAN PEDESAAN ITBPUSAT PEMBERDAYAAN PEDESAAN ITB REREKKOMENDASI KOMENDASI KPD PD REKTOR MELALUI REKTOR MELALUI WRAM WRAM
22 PUSAT STUDI AGRARIA REKOMENDASI KPD REKTOR MELALUI REKOMENDASI KPD REKTOR MELALUI WRAMWRAM
DAFTAR USULAN KELOMPOK KEAHLIAN
NNOO USULANUSULAN KETERANGANKETERANGAN
11 KK SISTEM DAN PERMODELAN EKONOMI (SAPPK)KK SISTEM DAN PERMODELAN EKONOMI (SAPPK) DALAM PEMBAHASAN TIM ADHOCDALAM PEMBAHASAN TIM ADHOC
22
LAMPIRAN 4
DATA STATISTIK BLENDED LEARNING/E-LEARNING
23
1. STATISTIK MATA KULIAH DI HOSTING DI SERVER BLENDED LEARNING, KULIAH ITB, PRAKTIKUM PTI ONLINE
NAMA SERVER ALAMAT URL JUMLAH MATA KULIAH
BLENDEDLEARNING HTTP://BLENDEDLEARNING.ITB.AC.ID
415
KULIAH ONLINE HTTP://KULIAH.ITB.AC.ID 606
PRAKTIKUM PTI ONLINE HTTP://PTI.COMLABS.ITB.AC.ID 1
2010 2011 20120
100
200
300
400
500
600
700
STATISTIK MATA KULIAH DG BLENDED E-LEARN-ING
Blendedlearningkuliah online
Tahun
Jum
lah
Mat
a Ku
liah
N/A
2. STATISTIK PESERTA E-LEARNING TERDAFTAR
NAMA SERVER ALAMAT URL JUMLAH USER
BLENDEDLEARNING HTTP://BLENDEDLEARNING.ITB.AC.ID
18987
KULIAH ONLINE HTTP://KULIAH.ITB.AC.ID 12240
PRAKTIKUM PTI ONLINE HTTP://PTI.COMLABS.ITB.AC.ID 1235
24
2010 2011 20120
2000400060008000
100001200014000160001800020000
PESERTA BLENDED/E-LEARNING
Blendedlearningkuliah online
Tahun
Jum
lah
User
N/A
3. JUMLAH DOSEN PENGAMPU KULIAH (USER DENGAN PRIVILEGE COURSE CREATOR)
NAMA SERVER ALAMAT URL JUMLAH USER COURSE CREATOR
BLENDEDLEARNING HTTP://BLENDEDLEARNING.ITB.AC.ID
198
KULIAH ONLINE HTTP://KULIAH.ITB.AC.ID 22
4. KUNJUNGAN BLENDEDLEARNING DAN KULIAH ONLINE 26 AGT S.D 26 DESEMBER 2012 (DATA DARI WEB ANALYTIC)
BLENDEDLEARNING KULIAH ONLINE
JUMLAH KUNJUNGAN (VISITS) 103143 62644
AKSI : KLIK PAGE , VIEW, DOWNLOAD, OUTLINK (ACTIONS)
795628 345162
MAKSIMUM JML AKSI/VISIT (KLIK)
1623 502
WAKTU RATA-RATA VISIT 7 MIN 99 DETIK 5 MIN 33 DETIK
BOUNCE RATE 36% 35%
25
5. SNAPSHOT WEB ANALYTIC
SNAPSHOT WEB ANALYTICS BLENDEDLEARNING.ITB.AC.ID
SNAPSHOT WEB ANALYTICS KULIAH.ITB.AC.ID
DAFTAR SERVER E-LEARNING DI ITB
1. HTTP://COURSES.FMIPA.ITB.AC.ID/ 2. HTTP://KULIAH.TF.ITB.AC.ID 3. HTTP://KULIAH2008.TF.ITB.AC.ID 4. COURSE.LSKK.EE.ITB.AC.ID5. ELEARNING.LSKK.ITB.AC.ID6. LEARN.SBM.ITB.AC.ID
26
LAMPIRAN 5KAJIAN PROGRAM INTERNASIONAL
27
Laporan dan Catatan Hasil Pembahasan Program Internasional ITB
LP4-ITB
Latar Belakang
Program internasional merupakan salah satu indikator world class university (WCU). Dalam hal ini program internasional melambangkan keragaman (diversity) dan menunjukkan adanya kegiatan institusional antar universitas antar bangsa. Kegiatan seperti ini tidak akan terjalin apabila kualitas antar pihak tidak sejajar. Kegiatan ini dapat melibatkan mahasiswa, scholars, dan dosen dari luar negeri.
Program internasional juga merupakan indikator universitas riset. Sejak dicanangkan sebagai universitas riset yang berorientasi internasional, sudah selayaknya program-program internasional dikembangkan. Dengan menarik mahasiswa (pascasarjana) dari luar negeri, maka kampus ITB akan bersifat heterogen dan ada interaksi antar mahasiswa dalam berbahasa, berbudaya, dan berbangsa. Interaksi demikian and memperkaya (enrich) pendidikan yang diselenggarakan di ITB.
Selanjutnya, program internasional juga merupakan indikator penilaian Universitas Unggulan. Ini terlihat misalnya dalam penilaian yang dilakukan oleh Times Higher Education (THE) di mana jumlah dosen dan mahasiswa asing termasuk dalam daftar standar penilaian. Sebagai contoh persentase penilaian staf asing sebanyak 5% dan persentase penilaian mahasiswa asing sebanyak 5%.
Di atas semua itu, program internasional ITB perlu terus diupayakan untuk dikembangkan karena merupakan amanat yang tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan (RENIP) Tahun 2006-2025, SK Senat Akademik ITB No.1/2009, SK Rektor ITB No. 300/2008, Academic Plan 2011-2015, dan Rencana Strategis ITB 2011-2015.
KPI 2015
Berdasarkan ketetapan yang telah diambil ITB, berikut adalah key performance indicators (KPI) untuk dicapai pada Tahun 2015.
• Program studi internasional: Jumlah program studi S1, S2 internasional meningkat menjadi 10 program studi
• Mahasiswa asing: Jumlah mahasiswa asing meningkat sebesar 200% • Kerjasama internasional: Jumlah kerjasama internasional dalam pendidikan meningkat sebesar
60% • Dosen asing: Jumlah dosen asing meningkat 100% • Kerjasama riset internasional: Kerjasama riset internasional meningkat sebesar 70%
28
• Post-Doctoral: Program Post-Doctoral internasional dirintis dg sasaran 20 posisi Post-Doctoral
• Akreditasi internasional: 6 program studi terakreditasi internasional.
Sasaran Pembahasan – Program Pendidikan
Terkait dengan latar belakang dan KPI yang harus dicapai untuk setiap periode (saat ini mengacu pada KPI Tahun 2015), maka Lembaga Pengkajian Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat (LP4) ITB telah dan sedang melakukan kajian terhadap program internasional ITB. Sampat saat laporan ini disusun pembahasan tentang program internasional masih berlangsung. Pembahasan dilakukan dengan sasaran sebagai berikut:
• Pengertian dan cakupan Program Internasional • Tujuan • Skema program• Seleksi dan penerimaan (admission)• Peserta program• Tution fee• Promosi • Pelayanan bagi mahasiswa asing • Visa studi, akomodasi • Beasiswa • Persiapan pembelajaran dalam Bahasa Inggris (dosen, asisten, staf administrasi, dokumen
akademik)
Ide, Kesempatan, dan Tantangan
Program internasional ITB dilaksanakan dengan mendasarkan pada dua pola sasaran, yaitu (1) memberikan atmosfir internasional kepada mahasiswa lokal/nasional dan mendatangkan pendapatan (revenue). Namun, pendapatan ini diproyeksikan untuk sasaran program jangka panjang. Jadi, pada saat ini yang menjadi sasaran utama adalah manfaat (benefit) dan bukan keuntungan finansial (profit). Dalam hal ini, para mahasiswa mendapat pengalaman internasional terkait keragaman budaya, bahasa, dan sebagainya.
Pada saat ini telah dipikirkan oleh ITB tentang sasaran (target) terkait program internasional, yaitu diantaranya: minimum satu program studi pada tiap fakultas/sekolah terakreditasi internasional dan joint research yang menghasilkan produk, yaitu diantaranya berupa publikasi internasional. Sasaran tersebut dapat dicapai melalui kegiatan kerjasama program pendidikan internasional. Di sisi lain, fakta menunjukkan bahwa walaupun saat ini terdapat sekitar 20 Program Double Degree yang tersebar di berbagai fakultas/sekolah, namun pelaksanaannya tidak rutin/tidak permanen.
29
Beberapa program yang dapat dibuat dan/atau ditingkatkan menjadi skala internasional dalam jangka pendek adalah:
• Student mobility (student exchange) program• Faculty member mobility program• Tropical camp program. Tropical camp program dapat disejajarkan dengan summer program.
Saat ini International Relations Office ITB sudah mempunyai brochure dan program promosi melalui website. Terdapat sekitar tujuh program termasuk diantaranya AOTULE (Asia-Oceania Top University League on Engineering). Biasanya program seperti ini dilaksanakan sekitar dua minggu, berkegiatan kombinasi antara kegiatan di kelas dan di lapangan, beban sekitar dua kredit, berupa intermediate program.
• Kelas internasional. Program kelas internasional dapat dilakukan dengan peserta kelas seluruhnya mahasiswa asing atau campuran antara mahasiswa asing dan mahasiswa lokal/nasional atau dilaksanakan secara fleksibel melalui program joint degree, yaitu 2+2, yang berarti 2 tahun di ITB, 2 tahun di universitas mitra, atau 3+1. Kelas internasional juga dapat dikembangkan secara bertahap dengan dimulai dari kelas yang diikuti oleh mahasiswa campuran antara nasional dan mahasiswa internasional. Program ini tidak diragukan lagi dapat memberikan suasana (atmosfir) internasional.
• Program paket (program package). Ada kesempatan dengan cara meniru program yang ada di negara lain, misalnya di Malaysia dan di Cina. Sebagai contoh di UTM (Malaysia). Mereka “berbelanja” mencari mahasiswa dengan menawarkan paket suatu program studi dengan ketentuan yang dapat memberikan manfaat seperti dipaparkan di atas
• Dan lain-lain.
Dalam pelaksanakan program internasional di ITB, tantangan dan konsekuensi harus dihadapi. Ini harus menjadi bahan kajian dan perhatian ITB agar program internasional tersebut dapat dilaksanakan dengan efisien dan tepat sasaran. Beberapa hal di antaranya adalah:
• Tuition fee internasional. SK Rektor tentang tuition fee perlu direvisi. Saat ini yang terjadi adalah adanya tuition waiver apabila ada MOU. Bagaimana sehaiknya untuk waktu yang akan datang. Berapa besaran tuition fee tersebut untuk mahasiswa international dengan mengacu kepada kedua sasaran utama program internasional seperti di atas.
• Program Internasional untuk Program Studi yang sudah terakreditasi internasional. Saat ini terdapat 4 program studi yang terakreditasi internasional. Program studi yang sudah terakreditasii ABET ini selayaknya mampu untu menyelenggarakan program internasional. Program studi lain sebaiknya mengikuti untuk segera dapat terakreditasi internasional.
• Hard infrastructure. Direktorat Sarana dan Prasarana yang harus mampu menyiapkan dan mengadakan infrastruktur yang diperlukan.
• Soft infrastructure. International Relations Office yang harus mampu menyiapkan, mengadakan, dan menyelenggarakan infrastruktur yang dibutuhkan. Demikian pula Direktorat Pendidikan. Ditdik harus mampu menyiapkan, mengadakan, dan menyelenggarakan infrastruktur yang dibutuhkan yang berbasis output.
• Visa. Dimulai pada tahun 1997 yang diselenggarakan pada tingkat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Kemudian Presiden RI mengadakan kesepakatan dengan PM Malaysia yang dilaksanakan pada tingkat Kementrian, namun tidak berjalan. Yang ada saat ini adalah
30
menggunakan VITAS (minimum 1 tahun, maksimum 2 tahun, dan seterusnya dilakukan perpanjangan), VKSB (maksimum 2 bulan dan selanjutnya dengan perpanjangan menggunakan pola 2, 5, 5 bulan), VOA, dan Visa Turis. Sudah pernah disampaikan kepada Pemerintah melalui Dubes RI di Tripoli pada saat Kunjungan Delegasi ITB ke Libya awal tahun 2010.
• Sistem Seleksi/Admission. Pada saat ini ITB menerima mahasiswa melalui SNMPTN baik Undangan maupun Tertulis dengan komposisi (Tahun 2012) Undangan 60% dan Tertulis 40%. Ke depan perlu dipikirkan Sistem Seleksi yang mengakomodasi mahasiswa dari luar negeri/asing. Komposisi yang mungkin dilakukan misalnya melalui SNMPTN Undangan minimal 50%, SNMPTN Tertulis atau melalui Ujian Bersama PTN minimal 30% (SKALU-like, tidak bersifat nasional, volunteer, hanya ujian bersama), dan Mandiri maksimum 20%. Program Internasional melalui Sistem Seleksi Mandiri atau Tertulis dapat dilakukan dengan pola baru atau bisa juga melalui Undangan yang juga dengan pola baru. Yang dilakukan saat ini adalah sistem emergency entrance (S1) untuk WNI yang berada di luar negeri dan Seleksi Khusus (S1) untuk WNA.
• Kompetensi bahasa. Ini menjadi salah satu “obstacle” dalam penyelenggaraan program internasional, khususnya bidang pendidikan. Selama ini untuk mahasiswa asing menggunakan Bahasa Inggris (selain KKNB) dan menggunakan Bahasa Indonesia (KKNB).
• Komposisi peserta program internasional. Berapa sebaiknya jumlah peserta program internasional? Selayaknya “jatah” national tidak terganggu dengan adanya program internasional. Jumlah mahasiswa asing harus “on top of it”. Keberadaan mahasiswa asing juga harus memperhatikan program TPB. Jika mahasiswa asing diterima melalui melalui transfers atau dengan program 2+2, mungkin lebih sederhana untuk dilaksanakan.
• Kelas Berbahasa Inggris. Saat ini tidak ada pedoman pelaksanaan kelas berbahasa inggris. Kelas berbahasa Inggris dipandang memerlukan usaha ekstra dari para dosen pengajar. Dalam kaitan ini mungkin pelaksanaannya memerlukan insentif. Di sisi lain, kebijakan top-down tetap diperlukan. Namun fakta mengatakan bahwa para dosen reluctant untuk mengajar kelas dengan Bahasa Inggris. Untuk mengatasinya, saat ini ada beberapa model yang diselenggarakan oleh beberapa fakultas/sekolah. Di FTMD, misalnya, terdapat dua kelas dengan menggunakan bahasa yang berbeda. Enforcement Program penggunaan Bahasa Inggris dilaksanakan di SBM.
Pengalaman dan Pandangan Fakultas/Sekolah/Program Studi:
Sekolah Farmasi:
• Menyelenggarakan kelas khusus untuk mahasiswa asing • Kualitas dan kuantitas intake terkait beberapa hal berikut:
– Seleksi – Agen – Jumlah intake yang berkurang dari waktu ke waktu. Ada masalah?– Waktu seleksi lebih terlambat daripada universitas lain– Penyediaan beasiswa dipandang perlu – Tuition fee: USD 2200 per semester, entrance fee: USD 3500 – Terselenggara karena kebetulan ada program Pemerintah Malaysia untuk bidang farmasi dan
kedokteran.
31
Fakultas Teknologi Industri:
• Program studi yang terakreditasi ABET atau lainnya – Best practice dipertahankan – Cakupan direncanakan lebih besar
• Kelas internasional dengan mahasiswa nasional/WNI pada tahap awal • Joint degree: 3+1 atau 2+2• Kemudian kelas internasional dengan mahasiswa asing • Selanjutnya akan menggandeng partner, selama program berlangsung
– Dua program studi yang potensial: TK dan TF– Besaran tuition fee masih menjadi masalah– Seleksi kemungkinan menggunakan jalur mandiri
Sekolah Bisnis dan Manajemen:
• Merencanakan kelas internasional, pada tahap awal mahasiswa nasional/WNI• Selanjutnya akan berpartner dengan universitas di luar negeri. Yang potensial dengan
– Aalto University, Finland – Pzhoriem University, Germany– Tokyo University of Science. Sudah berjalan melalui program Double Degree
• Akreditor internasional: ABEST (MM), AACSB (S1)
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara:
• Pekerjaan tidak sampai tuntas/detail, kerma seharusnya dapat dipromosikan secara administratif – infrastruktur ITB harus dibenahi dulu, baik soft maupun hard.
• Administrasi keuangan perlu dibenahi dan pedoman perlu ditetapkan terkait penyelenggaraan program internasional.
• Pelaksana, yg telah berupaya keras, sebaiknya didukung dengan insentive tertentu (misalnya kesempatan/fasilitas).
• ITB harus berupaya mencari dukungan finansial ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi terkait pelaksanaan program internasional.
Pengalaman Internasional Relations Office (IRO)
• IRO selama ini bertindak sebagai order taker, F/S bertindak sebagai “dapur”. Pesanan yang diterima IRO disampaikan ke F/S apakah dapat dipenuhi atau tidak. Sayangnya, menurut pengalaman IRO selama ini, di F/S tidak ada bentuk paket program yg jelas. Ini berbeda dengan Malaysia atau Singapore; setiap ada permintaan, tersedia program yang dapat ditawarkan.
• Tidak ada informasi mata kuliah yang diselenggarakan dalam Bahasa Inggris. Tidak tersedia informasi bagaimana programnya. IRO mengaharapkan sebaiknya ada informasi dan material dalam Bahasa Inggris walau delivery dalam Bahasa Indonesia. Sebagai pembanding, dalam
32
Asean Credit Transfer System (ACTS) terdapat 20.000-an mata kuliah yang dapat diambil oleh mahasiswa asing.
• Terdapat sekitar 90% dari jumlah internasional collaboration antara ITB dengan universitas mitra di luar negeri yang berjalan. Di lain pihak, kerjasama domestik persentasenya tidak setinggi itu. Namun kemungkinan banyak yang tidak diketahui oleh IRO karena tidak selalu dilaporkan oleh F/S.
• Penganggaran program internasional sebaiknya berbasis ke unit yang berkegiatan. Individu/Kelompok Keahlian ke Fakultas/Sekolah, IRO ke Rektor.
• Program Hibah Penguatan Kerjasama Universitas Internasional (Hibah PPKUI) sebaiknya dimanfaatkan.
• Scheme for Academic Mobility and Exchange (SAME) sebaiknya dimanfaatkan. Ini berupa kegiatan yang terkait dengan mobility, post-doctoral-like, sabbatical-like, dan juga dapat digunakan untuk mengundang scholars dari luar negeri.
• Pola di Jepang untuk program pendidikan juga dapat ditiru. Misalnya: individu/unit membuat program, bersifat volunteer, dan dilakukan dalam Bahasa Inggris. Program ini lalu ditampung oleh ITB untuk “dijual”.
• Keanggotaan ITB dalam Global Engineering Education Exchange (GE3, USA) dan juga GE4 (Europe) dapat dimanfaatkan.
• Supaya dibedakan antara Program Internasionalisasi ITB (SK Rektor 300/2008) dengan Program Internasional. Program Internasional adalah bagian dari Program Internasionalisasi ITB.
• Harus ada program yang promoting program internasional. Jadi jelas, professornya ini, course list-nya ini, dan sebagainya. Yang potensial untuk melaksanakan ini adalah SF dan FTMD.
• Hal-hal lain yang mendukung program-program semacam itu, IRO sudah siapkan. Lihat website (www.international.itb.ac.id/). Persyaratan dan bagaimanan mendapatkan visa, misalnya, sudah tersedia. IRO juga mengajar Bahasa Indonesia utk mahasiswa asing pada waktu luang. Dalam kaitan ini IRO dibagi dua yaitu ISS dan IRO. ISS terkait dengan layanan kepada mahasiswa asing.
• Beasiswa Pemerintah RI sebaiknya dimanfaatkan juga walau masih ada masalah dengan standar beasiswa Dikti terhadap tuition fee internasional. Dalam hal ini, ITB menambah beasiswa untuk mahasiswa asing.
33
LAMPIRAN 6KAJIAN PROGRAM S1-S2 TERPADU (DRAFT SK)
34
KEPUTUSAN
REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
NOMOR XXX/SK/I1.A/PP/2012
TENTANG
PENYELENGGARAAN JALUR CEPAT SARJANA-MAGISTER
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG,
Menimbang : a. bahwa bersamaan dengan penerapan kurikulum baru tahun 2013 mahasiswa program sarjana yang diterima di ITB secara default eligible sebagai peserta Jalur Cepat Sarjana-Magister;
b. bahwa Jalur Cepat Sarjana-Magister merupakan pelaksanaan secara berkesinambungan program sarjana dan program magister yang linier untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa berkemampuan tinggi mengembangkan dirinya secara optimal dan dalam waktu yang relatif cepat;
c. bahwa Program Jalur Cepat Sarjana-Magister di ITB telah dijalankan sejak semester I-2006/2007 berdasarkan Keputusan Rektor ITB Nomor 129/SK/K01/PP/2006;
d. bahwa berdasarkan evaluasi yang dilakukan pedoman penyelenggaraan program jalur cepat sarjana-magister tersebut pada butir c. di atas perlu disempurnakan sehingga perlu diterbitkan keputusan ini.
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
35
4. Peraturan Presiden RI Nomor 44 Tahun 2012 tentang Penetapan ITB sebagai Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah;
5. Keputusan Senat Akademik ITB Nomor 11/SK/SA/211 tentang Pedoman Kurikulum 2013-2018 Institut Teknologi Bandung;
6. Keputusan Senat Akademik ITB Nomor 10/SK/SA/212 tentang Harkat Pendidikan di Institut Teknologi Bandung;
7. Anggaran Rumah Tangga ITB;8. Keputusan Rektor ITB Nomor 222/SK/K01/OT/2005 tentang
Pengelolaan Satuan Akademik di lingkungan Institut Teknologi Bandung;
9. Keputusan Rektor ITB Nomor 046/SK/K01/OT/2010 tentang Struktur Organ Pengelola ITB;
10. Kepurusan Rektor ITB Nomor 129/SK/K01/PP/2006 tentang penyelenggaraan Program Jalur Cepat pada Pendidikan Program Magister Institut Teknologi Bandung
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Ketentuan penyelenggaraan Program Jalur Cepat Sarjana-Magister di Institut Teknologi Bandung, secara rinci diatur dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Dengan berlakunya keputusan ini, maka Kepurusan Rektor ITB Nomor 129/SK/K01/PP/2006 tentang penyelenggaraan Program Jalur Cepat pada Pendidikan Program Magister Institut Teknologi Bandung dinyatakan tidak berlaku.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
36
Ditetapkan di Bandungpada tanggal Desember 2012
REKTOR,
Prof. Akhmaloka, Ph.D.
NIP 196102011987031001
Tembusan disampaikan kepada Yth:1. Ketua Senat Akademik;2. Ketua Advisory Board;3. Ketua Majelis Guru Besar;4. Ketua Dewan Audit;5. Para Wakil Rektor; 6. Para Dekan Fakultas/Sekolah;7. Ketua Satuan Penjaminan Mutu;8. Ketua Satuan Pengawas Internal;9. Para Ketua Program Studi.
37
Lampiran Surat Keputusan Rektor Nomor NOMOR xxx/SK/I1.A/PP/2012
Tanggal Desember 2012
Pedoman Penyusunan dan Pelaksanaan
Jalur Cepat Sarjana-Magister
di
Institut Teknologi Bandung
1. Landasan:Surat Keputusan Senat Akademik ITB No 10/2012 tentang Harkat Pendidikan di Institut
Teknologi Bandung dan Surat Keputusan Senat Akademik ITB No 11/2012 tentang Pedoman
Kurikulum 2013-2018 Institut Teknologi Bandung yang antara lain mengatakan bahwa
pendidikan sarjana dan magister dapat dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan
mengikuti skema fast-track tanpa mengubah syarat syarat yang harus dipenuhi oleh masing-
masing kurikulum program pendidikan tersebut.
2. Jalur Cepat Sarjana-MagisterProgram Jalur Cepat Sarjana-Magister merupakan pelaksanaan secara berkesinampungan
program sarjana dan program magister yang linier untuk memberikan kesempatan kepada
mahasiswa berkemampuan tinggi mengembangkan dirinya secara optimal dan dalam waktu
yang relatif lebih cepat. Bersamaan dengan penerapan kurikulum baru tahun 2013 mahasiswa
program sarjana yang diterima di ITB secara default eligible sebagai peserta Program Jalur
Cepat Sarjana-Magister . Walaupun demikian pantauan berkelanjutan harus terus dilakukan
dan pada akhirnya mahasiswa dengan kemampuan akademik dan kemampuan bekerja mandiri
yang tinggi yang diharapkan akan terus melanjutkan studi hingga program magister.
Mahasiswa program sarjana dinyatakan secara efektif menjalankan Program Jalur Cepat
38
Sarjana-Magister mulai semester 5 atau 6 jika yang bersangkutan telah mengisi formulir minat
mengikuti program tersebut dan pengajuannya disetujui oleh ITB yang diwakili oleh Dekan
Fakultas/Sekolah yang bersangkutan.
3. Ketentuan Umum dan Persyaratan:a. Program Jalur Cepat Sarjana-Magister dilaksanakan dalam waktu 10 atau 11 semester (5
atau 5,5 tahun) .
b. Mahasiswa program sarjana dinyatakan sebagai peserta (efektif) Program Jalur Cepat
Sarjana-Magister jika yang bersangkutan mengisi formulir minat mengikuti program tersebut
dan pengajuannya disetujui oleh ITB yang diwakili oleh Dekan Fakultas/Sekolah yang
bersangkutan.
c. Pengisian formulir minat mengikuti Program Jalur Cepat Sarjana-Magister dapat dilakukan
pada akhir semester 5 atau akhir semester 6 waktu studi yang bersangkutan. Syarat
mengikuti Program Jalur Cepat Sarjana-Magister pada saat mengisi formulir minat adalah
sebagai berikut:
Bagi mahasiswa yang mendaftar di akhir semester 5: telah menyelesaikan minimum 90sks
mata kuliah program sarjana dengan nilai minimum C dan NR (nilai rata-rata) 3.
Bagi mahasiswa yang mendaftar di akhir semester 6: telah menyelesaikan minimum 108
sks mata kuliah program sarjana dengan nilai minimum C dan NR (nilai rata-rata) 3.
d. Setelah dinyatakan sebagai peserta Program Jalur Cepat Sarjana-Magister, mahasiswa
diijinkan mengambil mata kuliah magister yang hasilnya akan langsung diperhitungkan
untuk memenuhi persyaratan program magisternya.
e. Selama masih mengambil mata kuliah program sarjana dan yang bersangkutan belum
dinyatakan telah menyelesaikan semua persyaratan program sarjana, status peserta
Program Jalur Cepat Sarjana-Magister adalah sebagai mahasiswa program sarjana.
f. Bagi peserta Program Jalur Cepat Sarjana-Magister yang telah dinyatakan telah
menyelesaikan program sarjana dan diberi ijasah program sarjana, langsung dialihkan
statusnya menjadi mahasiswa program magister.
39
g. Pelaksanaan program magister bagi peserta Program Jalur Cepat Sarjana-Magister adalah
2 semester (1 tahun) sejak yang bersangkutan dinyatakan bersatus mahasiswa magister.
Pelaksanaan program tersebut dapat diperpanjang sampai dengan 5 semester (2,5 tahun)
sejak yang bersangkutan dinyatakan berstatus mahasiswa magister dengan syarat
memenuhi persyaratan akademik yang berlaku.
h. Peserta Jalur Cepat Sarjana-Magister yang diakhir semester 9 belum dapat dinyatakan
telah menyelesaikan dan lulus program sarjana, status yang bersangkutan sebagai peserta
Program Jalur Cepat Sarjana-Magister diberhentikan. Mahasiswa yang dinyatakan
demikian, tetap diberi kesempatan untuk menyelesaikan program sarjananya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Jika setelah menyelesaikan program sarjana yang bersangkutan
tetap berminat mengikuti program magister, yang bersangkutan dipersilahkan mengikuti
proses penerimaan mahasiswa baru program magister yang berlaku.
4. Prosedur:a. Setiap Fakultas/Sekolah, dengan persetujuan Senat Fakultas/Sekolah masing-masing,
memutuskan Program Jalur Cepat Sarjana-Magister yang dilaksanakannya. Hasil
keputusan tersebut disampaikan kepada Wakil Rektor Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan, dengan tembusan Direktur Pendidikan dan Sekolah Pascasarjana,
untuk diketahui dan dikoordinasikan pelaksanaannya.
b. Pengenalan Program Jalur Cepat Sarjana-Magister oleh semua pihak perlu terus
dilakukan kepada mahasiswa program sarjana sejak yang bersangkutan diterima
sebagai mahasiswa baru.
c. Pada akhir semester 5 dan/atau 6, mahasiswa program sarjana yang merupakan bagian
dari Program Jalur Cepat Sarjana-Magister dengan jumlah SKS matakuliah yang telah
diselesaikan dan NR memenuhi persyaratan pada butir 3.c. di atas diundang oleh Ketua
Program Studi masing-masing untuk mengikuti Program Jalur Cepat Sarjana-Magister
dengan mengisi formulir keberminatan.
d. Ketua Program Studi menyampaikan kepada Dekan daftar mahasiswa yang memenuhi
persyaratan dan menyatakan berminat mengikuti Program Jalur Cepat Sarjana-
Magister.
40
e. Dekan, berdasarkan rekomendasi dari tim yang melakukan verifikasi dan evaluasi
peminat Program Jalur Cepat Sarjana-Magister, memutuskan daftar mahasiswa sarjana
peserta Program Jalur Cepat Sarjana-Magister.
f. Dekan melaporkan daftar peserta Program Jalur Cepat Sarjana-Magister kepada WRAM
dengan tembusan Direktur Pendidikan dan Sekolah Pascasarjana untuk pelaksanaan
koordinasi lebih lanjut.
g. Kasubdit Akademik melakukan dokumentasi dan pengaturan situs akademik akan status
baru peserta Program Jalur Cepat Sarjana-Magister.
h. Pada waktu peserta Program Jalur Cepat Sarjana-Magister telah menyelesaikan
Program sarjananya, Dekan mengajukan permohonan kepada WRAM, dengan
tembusan kepada Direktur Pendidikan dan Sekolah Pascasarjana, agar yang
bersangkutan dialihkan stutusnya sebagai mahasiswa magister. Permohonan ini juga
dilengkapi dengan daftar mata kuliah program magister yang telah diselesaikan oleh
mahasiswa.
i. Pengalihan status kemahasiswaan peserta Program Jalur Cepat Sarjana-Magister dari
sebagai mahasiswa sarjana menjadi sebagai mahasiswa magister dilakukan melalui
Surat Keputusan Rektor.
j. Pada akhir semester 9 Dekan melakukan evaluasi mahasiswa peserta Program Jalur
Cepat Sarjana-Magister yang belum menyelesaikan program sarjana dan memutuskan
daftar mahasiswa yang diberhentikan sebagai peserta Program Jalur Cepat Sarjana-
Magister.
k. Dekan melaporkan daftar mahasiswa yang diberhentikan sebagai peserta Program Jalur
Cepat Sarjana-Magister kepada WRAM, dengan tembusan Direktur Pendidikan dan
Sekolah Pascasarjana untuk pelaksanaan koordinasi lebih lanjut.
5. Biaya PendidikanKetentuan biaya pendidikan bagi mahasiswa peserta Program Jalur Cepat Sarjana-Magister
ditetapkan sesuai dengan status kemahasiswaannya. Pada saat yang bersangkutan
berstatus sebagai mahasiswa program sarjana, ketentuan biaya pendidikan bagi yang
bersangkutan sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi mahasiswa program sarjana
tahun yang bersangkutan ditetapkan sebagai mahasiswa ITB. Pada saat yang bersangkutan
berstatus sebagai mahasiswa program magister, ketentuan biaya pendidikan bagi yang
41
bersangkutan sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi mahasiswa program magister
tahun yang bersangkutan dinyatakan sebagai mahasiswa magister.
6. Lain-lainBagi mahasiswa program sarjana angkatan 2009 yang berminat untuk mengikuti Program
Jalur Cepat Sarjana-Magister, pemasukan formulir minat mengikuti Program Jalur Cepat
Sarjana-magister dapat dilaksanakan sampai menjalang proses wisuda sarjananya.
Adapun persyaratan dan ketentuan lainnya bagi mahasiswa angkatan 2009 untuk mengikuti
Program Jalur Cepat Sarjana-Magister adalah seperti yang disebut dalam pedoman ini.
REKTOR,
Prof. Akhmaloka, Ph.D.
NIP 196102011987031001
42
LAMPIRAN 7KAJIAN SELEKSI MASUK S1, S2 DAN S3
43
LAPORAN KEGIATAN
Kajian Sistem dan Mekanisme Seleksi Masuk dan Penerimaan Mahasiswa Baru Tingkat Sarjana ITB
Perundang-undangan yang berlaku tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengharuskan ITB untuk menerima mahasiswa dengan 2 (dua) cara seleksi, yaitu melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) secara (1) Tertulis dan (2) melalui SNMPTN dengan Undangan kepada para siswa Sekolah Menengah Atas berdasarkan prestasi mereka di sekolah yang dinyatakan dalam buku rapor. Sedangkan cara penerimaan mahasiswa di program studi saat ini terbagi menjadi dua, yaitu (1) diterima di fakultas/sekolah untuk kemudian memilih program studi setelah selesai Tahun Pertama Bersama (TPB), dan (2) diterima langsung di program studi yang diminati para mahasiswa sebelum TPB – yaitu pada saat diterima sebagai mahasiswa. Kelebihan dan kekurangan sistem seleksi dan penerimaan mahasiswa tersebut perlu terus dikaji sehubungan dengan keterkaitan mutu dan keberhasilan pelaksanaan pendidikan terhadap para mahasiswa yang dinyatakan dalam sasaran kualitas dengan mutu siswa yang masuk/diterima sebagai mahasiswa. Sedangkan mutu siswa yang masuk sudah barang tentu tergantung kepada sistem seleksi yang dilakukan. Selain itu, program studi tertentu seperti program studi di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) memerlukan sistem dan mekanisme seleksi masuk yang tertentu pula disamping pembukaan beberapa program studi baru di Jatinangor pun memerlukan pertimbangan tersendiri atas cara penerimaan mahasiswa ini.
Kajian ini dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan diantaranya:(1) melaksanakan diskusi internal, (2) menyebarkan kuesioner dan menyelenggarakan focused groud discussion (FGD) dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seleksi dan penerimaan mahasiswa baru diantaranya WRAM dan Staf Ahli WRAM, Direktur Pendidikan, Kasubdit Penjaringan Mahasiswa, Kepala LTPB, Kordinator Perkuliahan TPB, dan para Wakil Dekan Akademik, serta (3) telaah terhadap mutu hasil pendidikan semester pertama Mahasiswa Angkatan 2011 yang merupakan angkatan pertama yang menggunakan sistem seleksi tersebut di atas. Pokok-pokok bahasan dalam kajian ini diantaranya adalah: (1) penentuan proporsi jumlah mahasiswa yang diterima melalui SNMPTN Jalur Tertulis dan Undangan, (2) keperluan sistem seleksi mandiri, dan (3) penentuan cara penerimaan di fakultas atau di program studi secara langsung.
Hasil-hasil yang dicapai diantaranya:
(1) proporsi jumlah mahasiswa yang diterima melalui SNMPTN Jalur Undangan sekurang-kurangnya 50% tapi tidak lebih dari 60% dibandingkan dengan SNMPTN Jalur Tertulis
(2) Seleksi Mandiri direkomendasikan untuk dilaksanakan bagi FSRD. Bilamana FSRD tetap menerima mahasiswa melalui jalur SNMPTN dengan proporsi tertentu, diperlukan upaya-upaya khusus untuk menjaring calon mahasiswa yang sesuai dengan kriteria FSRD, dan
(3) cara penerimaan mahasiswa tetap dilaksanakan melalui fakultas/sekolah kecuali untuk program studi baru di Jatinangor. Kajian lebih lanjut mengenai cara penerimaan mahasiswa
44
akan dilakukan sejalan dengan penyusunan Kurikulum Baru 2013 dengan catatan diperlukan data pendukung yang lebih lengkap dan akurat berkaitan dengan masalah penerimaan ini.
Catatan Pembahasan 28 Januari 2013
Jalur Undangan
Diprediksi IP-nyao IP nyata = 1.02 x IP prediksi
FSRD : 20% dari jalur undanganàkurang baik dibandingkan jalur tertuliso Pd 2012 sistem seleksi FSRD diperbaiki melalui workshopo Jalur tertulis lebih baik dari jalur undangan
Pada F/S favorit jalur undangan punya IP lebih baik dari jalur tertulis, sedang pada F/S lainnya sebaliknya
Perlu data dari counceling, baik dari jalur undangan maupun tertulis Ada sindrom “juara”, tidak dapat menerima kenyataan, punya IQ tinggi tetapi NR jelek
dan sebaliknya Ada psikotest setelah diterima di ITB (EQ)
o Ada pengelompokan : hijau, kuning, meraho Kelompok merah :ada korelasi antara IQ dg NR
Belum mencakup psikotest sbg bagian dari seleksi Pada 2013
o SNPTN (jalurundangan) dg biaya dari Pemerintah Tidak ada batasan akreditasi sekolah, terbuka untuk semua sekolah Data base nilai sekolah dan siswa dari Kelas 10 sd 12 Kuota perguruan tinggi minimal 50% dari SNPTN
o Jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (tertulis) + Jalur Mandirio ITB : 60% SNMPTN + 40% SBMPTN (tidak ada jalur Mandiri)
FSRD :ada portofolio dalam bentuk karya setiap semester yg diupload dan diverifikasi oleh sekolah, selain raport
Kurikuler atau Ko-kurikuler
o Tidak ada uangmuka UKT SBM tetap dg mekanisme lama
o SPS Masih bervariasi antar F/S RasioS1 : S2 hampir mendekati 50-50
Pada 2014o Nilai UN, Maret diharapkan sudahadao Nilai UN masih diperdebatkan, terutama integritas data UNo Korelasi UN dg prestasio Dari kajian : ITB merasa belum cukup mempercayai UN, hanya utk menentukan
lulus atau tidako Pertimbangan
Ada pasal ttg hasil pendidikan sebelumnya yg menjadi dasar bagi pendidikan selanjutnya
Efisiensi
45
Program S2o FTSL : Program Kerma sdh ada saringan di institusi mitrao FTI :Teknik dan Manajemen Industri
TPA + ujian tertuliso SPS perlu memiliki kebijakan ttg seleksi masuk utk Kerma
ITB perlu ikut dalam seleksi seperti di FMIPA Materi prodi + TPA Beberapa F/S tdk melakukan ujian tertulis, hanya desk evaluation +
interview Isu ttg linear extension
FSRD boleh tidak linier (mis dari FTMD melanjutkan ke FSRD) Perlu ada kebijakan dari SPS
o Bridging, matrikulasio Apakah setelah diterima atau sebelumnya
Bisa diminta utkmengambil credit earning (FMIPA) Di Prodi MTI diberlakukan matrikulasi dalam 2 bulan Kelemahan seleksi S2, persayaratan hanya
o Lulus S1o ELPTo TPA
Ujian tertulis prodi hanya diberlakukan di bbrp prodi S2 di FSRD mensyaratkan portofolio Ada prodi yg rigid dlm hal nonlinear extension, ttp ada juga yg
cukup fleksibel Kebijakan sunset policy, kalau tidak ada mhsw S2 selama bbrp
semester dapat ditutup Bhs Inggris : ada persyaratan minimum
46
LAMPIRAN 8PANDUAN EVALUASI KURIKULUM 2008-2013
47
Panduan Evaluasi Kurikulum 2008-2013
PendahuluanSudah merupakan tradisi ITB untuk melakukan peninjauan ulang dan perubahan kurikulum secara berkala setiap 5 tahun. Siklus tersebut didahului dengan proses evaluasi terhadap kurikulum yang sedang berlaku.
Mengingat Kurikulum 2008-2013 sudah berlaku selama tiga tahun, sudah waktunya mulai dilakukan proses evaluasi kurikulum tersebut, sebagai persiapan untuk menetapkan Kurikulum 2013. Untuk mengarahkan proses evaluasi tersebut diperlukan suatu panduan evaluasi sebagai pegangan bagi tim kurikulum di semua tingkatan, baik institut, fakultas/sekolah atau program studi.
Senat Akademik ITB telah memberikan panduan evaluasi melalui surat keputusan nomor 37/SK/K01-SA/2006. SK Senat tersebut merupakan pegangan utama dalam pelaksanaan evaluasi kurikulum. Butir-butir evaluasi yang diminta SK tersebut perlu dipenuhi (lihat Bagian V pada Naskah Akademik SK tersebut). Panduan ini melengkapi panduan Senat tersebut.
Dalam melakukan evaluasi kurikulum, tidak dapat dihindari terjadinya evaluasi terhadap program studi. Hal ini disebabkan eratnya kaitan antara kurikulum dan program studi. Kurikulum adalah alat utama program studi dalam mencapai tujuannya.
Evaluasi ini terutama melakukan penilaian terhadap keterlaksanaan Kurikulum 2008 serta keefektifannya dalam mencapai tujuan program studi. Faktor efisiensi dalam penyelenggaraan kurikulum juga perlu memperoleh perhatian. Akhirnya, untuk keperluan persiapan Kurikulum 2013, evaluasi perlu meninjau relevansi tujuan program studi dengan kebutuhan masyarakat.
Hasil penilaian di atas merupakan masukan untuk penyusunan Kurikulum 2013. Bila ada hal yang dipandang kurang, evaluasi perlu mempertimbangkan tindakan yang patut diambil untuk perbaikan.
Dengan demikian, tujuan evaluasi ini adalah perbaikan berkelanjutan program pendidikan di ITB (yang mencakup arah dan tujuan, serta pelaksanaan proses), dan secara khusus untuk memperoleh masukan guna penyusunan Kurikulum 2013.
LingkupKurikulum yang dievaluasi adalah Kurikulum 2008-2013, yang mencakup program S1, S2 (baik yang berorientasi keilmuan maupun terapan) dan S3. Ada tiga aspek utama pada kurikulum yang perlu dievaluasi: A. rancangan, B. operasionalisasi, dan C. lulusan.
A. Rancangan1. Tujuan program studi: apakah dicantumkan secara eksplisit dalam dokumen kurikulum;
jika ada, apakah tujuan tersebut tercapai dengan kurikulum yang berlaku; apakah tujuan tersebut relevan dan sesuai dengan kebutuhan sampai 5-10 tahun ke depan.
2. Kompetensi atau outcomes lulusan: apakah dicantumkan secara eksplisit dalam dokumen kurikulum; apakah relevan dan menunjang pencapaian tujuan program studi, apakah kompetensi tersebut memperoleh pengakuan dari masyarakat.
3. Isi kurikulum: apakah relevan dan menunjang pencapaian kompetensi lulusan.
B. Operasionalisasi1. Penyelenggaraan perkuliahan: apakah sesuai dengan yang direncanakan (mencakup
48
antara lain silabus, jumlah dan jenis pertemuan, penggunaan sumber belajar); masalah apa saja yang dihadapi, suasana pembelajaran.
2. Tujuan belajar: apakah peserta kuliah mencapai tujuan belajar yang diharapkan (dilakukan dengan pengukuran langsung dan tidak langsung).
3. Sumber, fasilitas dan pendukung belajar lainnya; pertanyaan umum adalah apakah tersedia secara memadai; apakah cukup mutakhir. Komponen-komponen pokok mencakup:
(a) Dosen dan asisten: ketrampilan dalam menyelenggarakan pembelajaran.
(b) Laboratorium dan studio.
(c) Perpustakaan.
(d) Infrastruktur pendidikan dan pengajaran lainnya.
4. Bottleneck: berapa lama rata-rata masa studi lulusan; apakah ada komponen kurikulum yang memperlambat kelancaran studi mahasiswa.
5. Penanganan masalah (khususnya akademis) mahasiswa: apakah mahasiswa siap untuk mengikuti kegiatan akademik di program studi; apakah ada mekanisme dan prosedur untuk membantu penyelesaian masalah.
C. LulusanSekali pun belum ada lulusan S1 yang mengikuti sepenuhnya Kurikulum 2008-2013, mahasiswa angkatan 2007 sudah mengikuti Kurikulum ini di program studinya. Dengan demikian, mereka dapat dianggap sebagai “produk” Kurikulum 2008-2013.
1. Kompetensi atau outcomes lulusan: apakah lulusan yang dihasilkan mencapai kompetensi yang diharapkan, termasuk dalam hal ini soft-skills dan kemampuan berbahasa Inggeris lulusan, bagaimana pengakuan “pemakai” terhadap lulusan.
2. Keterserapan: seberapa mudah/cepat lulusan masuk ke dalam dunia kerja; apakah lulusan sesuai dengan harapan pemangku kepentingan; apakah profesi/pekerjaan yang diambil sesuai dengan bidang program studi.
3. Studi lanjut: seberapa mudah/cepat lulusan (yang berminat) masuk studi lanjut.
4. Efisiensi: berapa banyak lulusan yang dihasilkan; berapa lama masa studi lulusan; bagaimana kualitas lulusan (IPK rata-rata, persentase lulusan cum laude).
PendekatanEvaluasi dapat menggunakan pendekatan kualitatif dan/atau kuantitatif. Tim evaluasi memiliki kebebasan untuk mengembangkan instrumen evaluasi sesuai dengan pendekatan dan keperluan masing-masing. Hasil evaluasi hendaknya dalam bentuk yang jelas, terukur dan berdimensi waktu.
Pihak-pihak pemangku kepentinganKurikulum menyangkut beragam pemangku kepentingan (stakeholders, constituents). Evaluasi dan pengembangan kurikulum merupakan kesempatan yang baik untuk melibatkan semua pihak tersebut, baik yang berada di dalam kampus (khususnya tenaga akademik dan mahasiswa) maupun yang berada di luar kampus (khususnya alumni dan employer). Tim kurikulum memiliki kebebasan untuk menentukan bentuk mekanisme pelibatan pihak-pihak tersebut.
49
Evaluasi khususSekiranya belum tercakup dalam butir-butir di atas, perlu dilakukan evaluasi tentang hal-hal berikut:
1. Pengembangan soft-skills dan karakter: apakah ada komponen ini; jika ya, sebutkan, dan bagaimana keefektifannya.
2. Program major dan minor: seberapa besar minat mahasiswa mengambil minor; seberapa mudah mereka melakukannya.
3. Keterkaitan kuliah dan praktikum: apakah matakuliah yang memerlukan sudah diperlengkapi dengan praktikum; jika ya, apakah dukungan praktikum tersebut sesuai dengan yang diharapkan.
4. Integrasi program S1, S2, dan S3 (fast-track, doktor unggulan); bagaimana efektifitasnya.
5. Kesiapan mahasiswa (sesudah menyelesaikan TPB) untuk mengikuti kegiatan akademik di program studi.
Catatan1. Pengukuran tak langsung untuk butir-butir B.1, B.2, dan B.3 dapat segera dilakukan,
yaitu dengan Senior Exit Survey atau Survei Wisudawan. Sebagai contoh, survei tersebut dapat berisi:
a. Pendapat (nilai 1-5) responden, apakah mereka tahu (memahami) kurikulum dan silabus kuliah secara umum. Bila mereka menjawab cukup tahu hingga sangat tahu dilanjutkan dengan pendapat (nilai 1-5) mereka tentang matakuliah, apakah dijalankan sesuai dengan silabus, waktu dan materinya.b. Pendapat (nilai 1-5) responden, apakah mereka tahu luaran yang diharapkan program studi. Bila mereka menjawab tahu dilanjutkan dengan pendapat (nilai 1-5) meraka tentang pencapaian outcomes program studi (umum bukan per kuliah, setiap outcomes program studi minimal satu pendapat) yang mereka terima. c. Pendapat (nilai 1-5) mereka tentang tujuan praktikum, pencapaian dan pelaksanaannya.
2. Pengukuran langsung dapat dilakukan melalui UTS, UAS, tugas dan instrumen penilaian yang lain. Kinerja kumulatif mahasiswa tercermin dalam NR mahasiswa dan IPK lulusan.
3. Untuk butir B.4, survei berupa pertanyaan pilihan dengan pilihan boleh lebih dari satu dan boleh juga mengisi pendapat mereka tentang bottleneck. Rincian mekanisme evaluasinya diserahkan kepada program studi.
4. Evaluasi untuk program S2 dan S3 dapat disesuaikan dengan karakteristik dari Program Pasca, misalnya menyangkut pelaksanaan Program Fast-track, efektivitas matakuliah Filsafat Ilmu, Ujian Kualifikasi, Pelaksanaan Seminar Kemajuan, Sidang Tertutup, Sidang Terbuka, peran pembimbing dalam membangun keskolaran.
50
LAMPIRAN 9PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM 2013-2018
51
Lampiran Keputusan Rektor Nomor : 284/SK/I1.A/PP/2012Tanggal : 7 Desember 2012
PEDOMAN DAN FORMAT PENYUSUNAN KURIKULUM 2013-2018 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
I. UmumPeninjauan dan penyempurnaan kurikulum secara menyeluruh dilakukan oleh ITB secara berkala setiap 5 tahun sebagai bagian dari proses perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Dengan cara pandang demikian, sesungguhnya peninjauan dan penyempurnaan kurikulum dapat dilakukan setiap saat. Akan tetapi, demi stabilitas dan kepastian hukum, kurikulum perlu memiliki masa berlaku secara formal setidaknya lima tahun. Selama masa itu, perubahan yang terjadi hanyalah dalam hal-hal yang bersifat fine-tuning, termasuk perbaikan yang diperlukan untuk kelancaran implementasi kurikulum.
Kurikulum adalah alat utama untuk mencapai tujuan pendidikan program studi. Oleh karena itu, kurikulum program studi harus mencantumkan secara eksplisit tujuan program studi. Penetapan tujuan program studi perlu memperhatikan tujuan pendidikan ITB dan tujuan pendidikan nasional.
Lulusan yang dibentuk melalui proses kurikuler akan berkiprah di masa yang akan datang, sehingga kurikulum haruslah berorientasi ke masa depan. Oleh karena itu, program studi perlu membuat prediksi tentang tantangan dan peluang dalam profesi dan bidang keilmuannya untuk masa setidaknya 10 sampai 15 tahun ke depan sehingga lulusannya mampu berkarir dan adaptif terhadap perubahan yang terjadi.
Kurikulum juga harus memperhatikan kecenderungan globalisasi. Lulusan perlu dipersiapkan untuk berkiprah tidak hanya di dalam negeri. Mereka harus mampu meraih peluang yang tersedia setidaknya pada tingkat Asia Tenggara. Sekali pun demikian, peluang dan tantangan yang (akan) dihadapi di Indonesia tetap merupakan prioritas pertama dalam pertimbangan penyusunan kurikulum.
Kurikulum ITB 2013-2018 dirancang sebagai kurikulum yang berdasarkan kepada student outcome. Keberhasilan kurikulum diukur berdasarkan pada keberhasilan mahasiswa dan lulusan dalam mencapai outcome yang telah dirancang.
II. Tujuan Pendidikan di ITB
Tujuan pendidikan ITB ini hendaknya menjadi acuan pokok dalam menurunkan tujuan pendidikan di tingkat Fakultas/Sekolah, di tingkat program studi, sampai dengan tujuan pembelajaran setiap matakuliah yang tercantum dalam kurikulum. Berlandaskan pada azas keterbukaan, maka kurikulum, tujuan dan sasaran pendidikan harus dipublikasikan untuk diketahui masyarakat umum secara luas.
Dalam Surat Keputusan Senat Akademik Nomor: 10/SK/I1-SA/OT/2012 tentang Harkat Pendidikan di ITB disebutkan bahwa tujuan pendidikan setiap strata pendidikan di ITB adalah
52
agar para lulusannya mampu berkontribusi positif dalam mewujudkan cita-cita masyarakat, baik dalam masyarakat keilmuan dan masyarakat keprofesian, maupun dalam masyarakat umum, baik dalam masyarakat antara bangsa maupun masyarakat regional dan masyarakat bangsa sendiri.
Sebagai turunan dari tujuan tersebut, Surat Keputusan Senat Akademik Nomor 11/SK/I1-SA/OT/2012 tentang Pedoman Kurikulum 2013-2018 ITB telah menetapkan bahwa setiap lulusan ITB diharapkan dapat:
1. Berperan aktif dan sukses di dalam profesi yang ditekuninya,2. Diterima mengikuti pendidikan lanjut dan menyelesaikannya dengan baik.3. Menunjukkan kepeloporan dan kepemimpinan dalam upaya-upaya perbaikan di
lingkungan komunitasnya.Ketiga butir tersebut diharapkan sudah dapat diperlihatkan lulusan ITB pada masa-masa awal kariernya setelah lulus dari ITB.
Dalam naskah akademik Surat Keputusan Senat Akademik ITB Nomor 09/SK/I1-SA/OT/2011 tentang Visi dan Misi ITB, disebutkan bahwa capaian pendidikan di ITB adalah menghasilkan lulusan yang mempunyai:
a. Ahlak yang baik, berkarakter luhur, mempunyai jiwa kepemimpinan, semangat entrepreneurial, kompeten dan mau membangun Negara dan menjaga keutuhan bangsa,
b. Kemampuan intelektualitas, penguasaan keilmuan dan keahlian tinggi, berwawasan global, peka terhadap kondisi lokal, dan mempunyai potensi untuk berkembang,
c. Daya kreatifitas tinggi dan inovatif,d. Kematangan emosional bercirikan kepercayaan diri yang tinggi, mandiri, mampu
berkerja sama, dapat berkomunikasi dan menyampaikan pendapatnya dengan baik, menghargai perbedaan pendapat, mempunyai empati dan kepekaan sosial, serta dapat dipercaya.
Selain itu, untuk menghadapi tantangan kehidupan abad ke 21 yang sarat dengan kompleksitas dan keragaman, Surat Keputusan Senat Akademik Nomor 11/SK/I1-SA/OT/2012 tentang Pedoman Kurikulum 2013-2018 ITB menyebutkan bahwa lulusan pendidikan di ITB juga harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam hal:
a. Belajar sepanjang hayat, guna melengkapi diri dengan pengetahuan dan informasi yang paling mutakhir.
b. Berfikir sistem (systems thinking), yaitu kemampuan untuk memahami bagaimana suatu sistem bekerja secara utuh sehingga diperoleh perspektif atau gambaran menyeluruh tentang sistem, termasuk kemampuan untuk menilai, menganalisis, mengevaluasi, mengambil keputusan, serta menguraikan bagaimana elemen-elemen dalam suatu sistem saling berinteraksi.
c. Memecahkan masalah non-rutin (nonroutine problem solving), yaitu kemampuan untuk mendiagnosa dan mengembangkan strategi pemecahan masalah yang bersifat non-rutin, dengan mengembangkan kapasitas metakognisi berupa refleksi kreatif dan inovatif tentang ketepatan strategi pemecahan masalah yang dipilih.
53
d. Bekerja dalam tim lintas disiplin dan tanggap terhadap isu-isu kontemporer.Dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan di atas, Surat Keputusan Senat Akademik Nomor 11/SK/I1-SA/OT/2012 tentang Pedoman Kurikulum 2013-2018 ITB menetapkan empat paradigma sebagai pegangan dalam penyusunan kurikulum. Keempat paradigma tersebut adalah:
1. Pendidikan yang berbasiskan capaian (Outcomes based education - OBE),2. Pendidikan yang berpusat pada pembelajar (Learner centered education - LCE),3. Perbaikan berkelanjutan (Continuous improvement), dan4. Akreditasi dan kaji-banding internasional (International accreditation and benchmarking).
III. Jenjang dan Jenis Pendidikan di ITB
Penyusunan kurikulum di tingkat Program Studi di setiap Fakultas/Sekolah mengikuti pedoman berikut sesuai dengan Surat Keputusan Senat Akademik Nomor 10/SK/I1-SA/OT/2012 tentang Harkat Pendidikan di ITB.
1. ITB menyelenggarakan pendidikan akademik dan pendidikan profesi, yang terdiri dari: Program pendidikan sarjana dengan kurikulum 8 (delapan) semester; Program pendidikan magister dengan kurikulum 4 (empat) semester; Program pendidikan doktor dengan kutikulum 6 (enam) semester; Program pendidikan profesi dengan kurikulum 2 (dua) semester.
2. Kurikulum pendidikan sarjana, magister dan doktor yang merupakan suatu kelanjutan linear, merupakan suatu kesinambungan dalam arti tidak bertindihan dan tidak ada kekosongan (gap). Pendidikan sarjana dan magister, atau pendidikan magister dan doktor, dapat dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan mengikuti skema fast-track, tanpa mengubah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh masing-masing kurikulum program pendidikan tersebut.
3. Kurikulum pendidikan sarjana dan magister harus dapat mengakomodasikan minat dan keinginan mahasiswa sebagai pelanggan dan tuntutan kebutuhan masyarakat untuk kurun waktu tertentu, sehingga kurikulum itu harus cukup lentur dengan tetap mempertahankan standar mutu keilmuan yang ditetapkan.
4. Kurikulum program profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
5. Kurikulum pendidikan akademik disusun merujuk pada peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, serta kriteria standar akreditasi internasional dan/atau kriteria standar keprofesian internasional yang relevan. Kurikulum pendidikan profesi disusun berdasarkan kesepakatan bersama antara program studi di ITB dengan asosiasi profesi terkait, dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku di bidang keprofesian tersebut.
6. Pendidikan Sarjana(a) Pendidikan sarjana suatu program studi mencakup dasar ilmu pengetahuan yang
diberikan oleh program studi tersebut, yang merupakan dasar untuk segera terjun ke
54
dunia kerja selaku subjek dalam kegiatan ekonomi dalam masyarakat, ataupun untuk mengikuti pendidikan lanjut.
(b) Dengan bekal dasar ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan, lulusan pendidikan sarjana ini harus mampu mengamati, mengenali dan melakukan pendekatan pemecahan masalah di bidang ilmunya secara ilmiah dan penuh prakarsa, mampu menerapkan ilmunya, serta siap menghadapi perubahan dan mengikuti perkembangan.
7. Pendidikan Magister(a) Program magister adalah kelanjutan linear program sarjana, atau merupakan
interaksi beberapa disiplin ilmu yang terbentuk sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan atau tuntutan kebutuhan.
(b) Lulusan program magister, harus mempunyai kemampuan lebih dari lulusan program sarjana, terutama dalam hal berdaya cipta dalam bidangnya, melakukan sintesis serta mengambil kesimpulan dari suatu kegiatan penelitian, di samping kedalaman dan keluasan penguasaan ilmunya.
(c) Penyusunan kurikulum pendidikan magister perlu memperhatikan bahwa penguasaan ilmu lulusannya yang akan meneruskan ke pendidikan doktor harus sudah berada di sekitar frontier ilmunya.
(d) Mahasiswa yang diterima harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, terutama mencakup latar belakang keilmuannya. Calon mahasiswa yang diperkirakan potensial, tetapi belum memenuhi persyaratan, dapat diterima dengan mengharuskan memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebelum memulai pendidikan formalnya.
(e) Terbuka peluang bagi seorang calon mahasiswa untuk memilih program studi yang berbeda dari program studi yang diikutinya dalam pendidikan sarjana, sesuai dengan ketentuan 5 (d).
8. Pendidikan Doktor(a) Lulusan program doktor harus mampu melakukan penelitian secara mandiri,
memahami etika dan moral dalam pengembangan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya ilmiah yang mencerminkan keahlian khususnya dan memberikan sumbangan orisinil kepada bidang ilmunya. Di samping itu, seorang lulusan program doktor harus mampu melaksanakan pengalihan ilmu kepada masyarakat ilmiah lingkungannya.
(b) Mahasiswa yang diterima harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, terutama yang mencakup latar belakang keilmuannya. Calon mahasiswa yang diperkirakan potensial, tetapi belum memenuhi persyaratan, dapat diterima dengan mengharuskan memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebelum memulai pendidikan formalnya.
(c) Setiap mahasiswa program doktor yang diterima dikenakan masa percobaan selama waktu yang ditentukan, sebagai persiapan melaksanakan penelitian untuk disertasi. Penelitian untuk disertasi baru dapat dimulai bila evaluasi selama masa percobaan memuaskan. Bila hasil evaluasi tidak memuaskan, masa percobaan dapat diperpanjang paling banyak satu periode lagi.
(d) Pendidikan doktor seharusnya dilaksanakan hanya dalam bidang ilmu yang mempunyai kelompok penelitian yang aktif sebagai pendukungnya.
9. Pendidikan Profesi
55
(a) Lulusan program profesi harus menguasai landasan keilmuan dan ketrampilan keahlian profesional yang relevan dengan bidang ilmu yang diperoleh pada program sarjana sebagai landasan yang dibangun.
(b) Mampu mengembangkan pelayanan keahlian profesional berkenaan dengan praktik keahlian khusus profesional dengan penguasaan ketrampilan keahlian tertinggi.
(c) Mampu mengembangkan perilaku pelayanan professional berkenaan dengan berkehidupan dan kegiatan pelayanan profesional berlandaskan dasar keilmuan dan substansi profesi sesuai dengan karier profesi yang dipilih, terutama berkenaan dengan etika profesional, riset dalam bidang profesi dan organisasi profesi.
10. Program-program pendidikan khusus(a) Pada dasarnya terbuka kesempatan bagi seseorang menjadi mahasiswa khusus
yang hanya mengambil satu atau dua mata kuliah, semata-mata untuk menambah pengetahuan atau wawasan. Namun, penerimaan mahasiswa khusus ini tidak boleh mengganggu kelancaran proses pembelajaran mahasiswa biasa.
(b) Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat, ITB dapat menyelenggarakan jenis pendidikan yang bukan program sarjana,
magister, doktor dan profesi, selama tidak mengganggu kelancaran pendidikan program program reguler tersebut dan tetap berpegang teguh pada kaidah kaidah penyelenggaraan pendidikan ITB sebagai Universitas Riset.
Program khusus hanya boleh berjalan dalam waktu terbatas yang ditentukan, dan boleh diperpanjang selama benar-benar dibutuhkan.
Agar tidak mengganggu kelancaran pendidikan reguler, dan agar mutu pendidikan khusus dapat terjaga, maka ITB sebaiknya mengangkat pengajar khusus yang sesuai untuk masing-masing program khusus tersebut.
Pengelolaan program-program pendidikan khusus dilakukan oleh unit-unit khusus di bawah koordinasi dekan fakultas/sekolah.
(c) Ketentuan mengenai penyelenggaraan program pendidikan khusus diatur lebih lanjut melalui peraturan Rektor.
IV. Struktur Kurikulum Setiap Jenjang Pendidlkan
Pendidikan di ITB meliputi 3 jenjang, yaitu Jenjang Sarjana, Jenjang Magister, dan Jenjang Doktor. Untuk Jenjang Sarjana, struktur kurikulum terdiri dari Tahap Persiapan Bersama dan Tahap Sarjana. Struktur setiap jenjang pendidikan diatur mengikuti ketentuan-ketentuan berikut.
(i) Struktur kurikulum mencakup kriteria masuk (yaitu persyaratan yang harus dipenuhi seseorang untuk mulai mengikuti program studi) dan kriteria lulus (yaitu persyaratan yang harus dipenuhi seseorang untuk dapat dinyatakan lulus program studi), serta kegiatan-kegiatan yang disediakan bagi mahasiswa untuk memenuhi kriteria lulus.
(ii) Kriteria lulus mencakup dua kelompok persyaratan yang harus dipenuhi mahasiswa untuk menyelesaikan studinya, yaitu kelompok matakuliah wajib dan pilihan.
56
(iii) Semua persyaratan dalam kelompok matakuliah wajib harus dipenuhi setiap mahasiswa. Termasuk dalam kelompok ini adalah persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ITB. Untuk dapat dimasukkan dalam kelompok wajib program studi, suatu matakuliah haruslah bersifat mendasar dan esensial dalam bidang keilmuan/keahlian atau profesi.
(iv) Persyaratan dalam kelompok pilihan memberikan alternatif kepada mahasiswa untuk menyalurkan minat atau keinginan dirinya, serta melengkapi kemampuan mahasiswa untuk suatu lingkup kompetensi atau profesi tertentu. Pilihan-pilihan yang tersedia mestilah mencerminkan pencabangan dalam bidang keilmuan atau spesialisasi dalam profesi. Pilihan dapat bersifat blok atau customized.
(v) Jika organisasi profesi atau keilmuan/keahlian memiliki kriteria kompetensi, program studi perlu memperhatikan kriteria tersebut.
Selain itu, lima hal berikut harus menjadi pertimbangan dalam menetapkan struktur kurikulum.
Pertama, keterpaduan pelaksanaan program-program sarjana dan magister memungkinkan mahasiswa Program Sarjana untuk mengambil matakuliah Program Pascasarjana. Mengingat perbedaan proporsi beban total sks terhadap masa studi kedua program tersebut, perlu diatur beban kerja nominal mahasiswa per sks. Dengan memperhatikan beban sks maksimal per semester, 1 sks matakuliah Program Sarjana setara dengan 3 jam kerja per minggu, sedangkan 1 sks matakuliah Program Pascasarjana setara dengan 5 jam kerja per minggu. Ini berarti bahwa beban kerja total mahasiswa untuk 1 sks Program Sarjana adalah 48 jam dan beban kerja total mahasiswa untuk 1 sks Program Pascasarjana adalah 80 jam.
Kedua, hendaknya matakuliah-matakuliah yang diberikan tidak semata-mata memberikan pengetahuan, tetapi juga ketrampilan metodologis dan teknis, wawasan dan sikap. Ketrampilan metodologis dan teknis dapat diberikan melalui pengalaman hands-on. Secara khusus, kurikulum hendaknya dapat memuat sejumlah matakuliah terkait praktikum dengan bobot mencukupi.
Ketiga, dalam penyusunan matakuliah, hendaknya beban kerja yang ditanggung mahasiswa menjadi perhatian. Selain dari beban kerja per sks di atas, beban kerja per matakuliah hendaknya sesuai dengan sks matakuliah. Kecenderungan beban kerja yang melampaui sks dapat dihindari jika sks matakuliah tidak terlalu kecil. Di sisi lain, sks matakuliah yang terlalu besar juga membawa resiko ketika mahasiswa tidak lulus atau berkinerja rendah, yang bisa jadi tidak proporsional terhadap kemampuan mahasiswa secara umum. Oleh karena itu, setiap matakuliah sebaiknya diberi bobot 3 atau 4 sks.
Keempat, untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan dan terbangunnya suasana akademik yang sehat, program studi perlu mengembangkan kegiatan-kegiatan ko-kurikuler yang terintegrasi dengan kegiatan-kegiatan kurikuler.
Kelima, jumlah sks matakuliah pilihan yang ditawarkan program studi tidak kurang dari 1½ kali dan tidak lebih dari 3 kali jumlah sks matakuliah pilihan yang harus diambil mahasiswa.
A. Struktur Kurikulum Jenjang Sarjana
57
Struktur kurikulum Jenjang Sarjana diatur mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Kurikulum program studi sarjana dirancang dengan beban 144 sks yang ditempuh dalam waktu 8 semester, dengan beban maksimum 20 SKS tiap semester.
2. Untuk dapat mengikuti Program Sarjana, calon mahasiswa harus merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari program studi yang relevan dapat diterima untuk mengikuti Program Sarjana tertentu. Lulusan dari mancanegara harus merupakan lulusan dari sekolah yang setara dengan SMA atau SMK.
3. Matakuliah untuk Jenjang Sarjana dikelompokkan menjadi Kelompok Matakuliah Tahap Persiapan Bersama dengan beban sebesar 36 sks, dan Kelompok Matakuliah Tahap Sarjana dengan beban 108 sks. Tahap Persiapan Bersama harus diselesaikan dalam waktu paling lama 4 semester. Tahap Sarjana harus diselesaikan dalam waktu paling lama 12 semester sejak mahasiswa memulai pendidikan jenjang sarjananya.
4. Struktur Matakuliah Tahap Persiapan Bersama, meliputi kelompok matakuliah-matakuliah wajib berikut:
(a) llmu Pengetahuan Dasar untuk semua Fakultas/Sekolah. Muatan dan bobot matakuliah llmu Pengetahuan Dasar tersebut diatur sesuai dengan rumpun keilmuan (stream) Fakultas/Sekolah (Sains dan Rekayasa, Seni dan Desain, serta Manajemen). Muatan matakuliah Ilmu Pengetahuan Dasar untuk Fakultas/Sekolah dalam kelompok Sains dan Rekayasa mencakup setidaknya Matematika, Fisika dan Kimia; untuk Seni dan Desain mencakup Gambar, Rupa Dasar, serta Kreativita dan Humanika; dan untuk Manajemen mencakup Manajemen dan Bisnis, Ilmu Kemanusiaan, dan Matematika.
(b) Dasar-dasar Sains, Teknologi, Seni dan Lingkungan, yang terdiri dari matakuliah-matakuliah:
(i) Pengenalan Teknologi Informasi, sebesar 2 sks, dan
(ii) Pilihan antara Dasar-dasar Rekayasa dan Desain I dan II, masing-masing 2 sks, atau Sains Terpadu I dan II, masing-masing 2 sks.
(c) Matakuliah Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Olah Raga, masing-masing 2 sks.
(d) Matakuliah Dasar Fakultas/Sekolah yang menunjang tahap pendidikan selanjutnya sebanyak 2 sks.
5. Matakuliah Wajib ITB, yang terdiri dari Pancasila dan Kewarganegaraan 2 sks, Agama dan Etika 2 sks. Selain itu, kurikulum juga mengandung muatan tentang Manajemen, dan Lingkungan yang dapat terdistribusi ke dalam berbagai matakuliah dengan total masing-masing minimal 2 sks.
Muatan Manajemen harus mencakup pengenalan kepada dasar-dasar manajemen dan pendalaman tentang setidaknya tentang planning dan controlling di antara keempat komponen manajemen yaitu planning, organizing, directing/leading, dan controlling. Sedangkan muatan Lingkungan mencakup pembahasan tentang pembangunan
58
berkelanjutan dan setidaknya dua dari tiga aspek lingkungan berikut: biologis, fisik dan sosial budaya.
6. Matakuliah Major (Matakuliah Wajib) Program Studi dengan jumlah sks minimal 54 sks.
7. Matakuliah Wajib Jalur Pilihan bagi Program Studi yang menyediakan Jalur Pilihan.
8. Matakuliah Pilihan dengan jumlah sks minimal 15 sks dan terdiri dari:
(a) Matakuliah Pilihan Program Studi, dan
(b) Matakuliah Pilihan dari luar Program Studi yang besarnya minimal 3 sks.
9. Matakuliah Minor yang ditawarkan untuk program studi lain, yang besarnya antara 12-18 sks, merupakan paket matakuliah yang dapat memberikan salah satu sub-kemampuan dari kemampuan pokok yang diperoleh lulusan program studi yang menawarkan. Paket Matakuliah Minor tersebut terdiri dari sebagian mata kuliah pada butir 6. Pengambilan minor oleh mahasiswa dapat membuat total sks mahasiswa tersebut melebihi 144 sks. Total sks yang diambil mahasiswa tidak boleh melebihi 160 sks.
B. Struktur Kurikulum Jenjang Magister
Struktur kurikulum Jenjang Magister diatur mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Kurikulum program studi magister dirancang dengan beban 36 sks yang ditempuh dalam waktu 4 semester, dengan beban maksimum 12 SKS tiap semester. Program Magister harus diselesaikan dalam waktu paling lama 6 semester.
2. Untuk dapat mengikuti Program Magister, calon mahasiswa harus merupakan lulusan Program Sarjana terakreditasi yang relevan dengan Program Magister. Lulusan dari mancanegara harus merupakan lulusan dari program terakreditasi di negaranya yang setidaknya setara dengan program sarjana.
3. Untuk dapat menampilkan kekhususannya, maka:
(a) setiap jalur pilihan dari suatu program studi minimal harus berbeda 12 sks untuk matakuliah wajib dengan jalur pilihan lain pada program studi yang sama, dan
(b) program studi dengan jalur pilihan harus memiliki matakuliah wajib (common course) minimal sebanyak 3 sks, di luar Tesis/Proyek Akhir dan Metodologi Penelitian.
4. Agar penyelenggaraan kurikulum dapat mencapai efektivitas yang tinggi, maka:
(a) setiap matakuliah mempunyai bobot minimal 2 sks dan maksimal 4 sks, kecuali untuk matakuliah Seminar, Studio, dan Tesis atau Proyek Akhir,
(b) setiap matakuliah yang disertai praktikum mempunyai bobot minimum 3 sks, yang terdiri dari 2 sks tatap muka dan 1 sks praktikum.
5. Jumlah matakuliah pilihan dalam kurikulum pada setiap program studi berbobot 9-12 sks.
59
6. Setiap program magister berorientasi pada salah satu dari:
(a) penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi atau seni, atau
(b) pemanfaatan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi atau seni melalui keahlian atau profesi tertentu.
7. Kurikulum Program Magister yang berorientasi penguasaan dan pengembangan harus mencakup matakuliah penelitian dan penyusunan Tesis, serta muatan Metodologi Penelitian dengan bobot 3 sks, yang dalam pelaksanaannya dapat menjadi bagian dari persiapan kegiatan penelitian. Bobot matakuliah Tesis adalah 6-12 sks.
8. Kurikulum Program Magister yang berorientasi pemanfaatan dan pendayagunaan harus mencakup matakuliah kajian proyek dan penyusunan laporan kajian Proyek Akhir, serta muatan Etika Keprofesian dengan bobot 3 sks. Bobot matakuliah Proyek Akhir adalah 4-6 sks.
C. Struktur Kurikulum Jenjang Doktor
Struktur kurikulum Jenjang Doktor diatur mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Kurikulum Program Doktor dirancang dengan beban 40 sks, yang ditempuh dalam waktu 6 semester, dengan beban maksimum 12 sks tiap semester. Kurikulum harus mencakup masa mukim (residensi) paling sedikit dua semester.
2. Untuk dapat mengikuti Program Doktor, calon mahasiswa harus merupakan lulusan Program Magister terakreditasi yang relevan dengan Program Doktor. Lulusan dari mancanegara harus merupakan lulusan dari program terakreditasi di negaranya yang setidaknya setara dengan program magister. Lulusan berprestasi tinggi dari Program Sarjana dapat diterima untuk mengikuti Program Doktor tanpa harus menyelesaikan Program Magister terlebih dahulu. Dalam hal terakhir ini, mahasiswa harus menyelesaikan 76 sks.
3. Kurikulum Program Doktor harus memuat Matakuliah Wajib ITB:
(a) Filsafat Ilmu Pengetahuan, sebesar 2 sks.
(b) Metodologi Penelitian, sebesar 3 sks. Jika matakuliah Metodologi Penelitian telah diambil sebelumnya di program magister, maka mahasiswa dapat dibebaskan dari kewajiban mengambil matakuliah ini dan menggantinya dengan matakuliah lain.
(c) Ujian Persiapan, sebesar 3 sks. Melalui ujian kualifikasi, mahasiswa menunjukkan bahwa ia memiliki cukup latar belakang pengetahuan dan kemampuan akademik yang memungkinkannya berhasil menyelesaikan studi doktornya, asalkan diberi waktu yang cukup dan fasilitas yang memadai.
(d) Penyusunan Proposal, sebesar 3 sks. Melalui matakuliah ini, mahasiswa harus menghasilkan sebuah proposal penelitian untuk disetujui oleh tim pembimbing.
60
Kelayakan penelitian untuk keperluan disertasi (mencakup signifikansi dan originalitas kontribusi keilmuan, serta kecukupan masa studi dan fasilitas pendukung) dinilai melalui proposal tersebut.
(e) Penelitian dan Laporan Kemajuan I, II, III dan IV, masing-masing sebesar 5 sks. Kegiatan dalam matakuliah ini ditutup dengan laporan kemajuan secara lisan (dalam seminar terbuka) dan tertulis di akhir semester.
(f) Ujian Disertasi, sebesar 3 sks.
Matakuliah yang diambil mahasiswa untuk memenuhi sisa sks dapat diambil dari Matakuliah Wajib atau Pilihan Program Studi. Matakuliah tersebut dapat berbentuk Studi Independen.
4. Kurikulum Program Doktor harus mencakup persyaratan kelulusan bagi mahasiswa untuk melaporkan hasil penelitiannya dalam setidaknya satu makalah yang diterbitkan di sebuah publikasi ilmiah internasional. Ketentuan mengenai publikasi ilmiah internasional ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana.
5. Kurikulum Program Doktor dilaksanakan dalam empat tahap.
(a) Tahap Pertama. Di tahap ini, mahasiswa program doktor diwajibkan mengikuti sejumlah perkuliahan, termasuk matakuliah Ujian Persiapan. Perkuliahan diambil untuk memenuhi sebagian persyaratan masa mukim dan, jika perlu, sebagai persiapan ujian persiapan. Ujian persiapan baru dapat dilakukan setelah mahasiswa terdaftar dan mengambil matakuliah selama minimum satu semester. Mahasiswa dinyatakan selesai tahap ini jika ia dinyatakan lulus ujian persiapan. Tahap pertama ini harus dapat diselesaikan dalam waktu paling lama dua semester.
(b) Tahap Kedua. Di tahap ini, mahasiswa diwajibkan menyusun sebuah proposal penelitian. Mahasiswa dinyatakan selesai tahap ini jika proposal yang disusunnya disetujui tim pembimbing dan dinyatakan layak sebagai proposal penelitian doktor oleh tim penilai. Tahap kedua ini harus dapat diselesaikan mahasiswa dalam waktu paling lama empat semester sejak ia memulai program doktor.
(c) Tahap Ketiga. Pada tahap ini, mahasiswa melakukan penelitian dan diwajibkan secara rutin melaporkan kemajuannya. Di tahap ini juga, mahasiswa menuliskan hasil penelitiannya ke dalam sebuah disertasi dan ke dalam makalah ilmiah untuk diterbitkan sebagai publikasi ilmiah internasional. Mahasiswa dinyatakan telah menyelesaikan tahap ini jika (1) semua mata kuliah, kecuali mata kuliah Ujian Disertasi, telah dinyatakan lulus, (2) mahasiswa telah memenuhi syarat publikasi ilmiah, dan (3) disertasi yang disusun mahasiswa dan disetujui oleh tim pembimbing dinyatakan layak sebagai disertasi doktor oleh tim penilai.
(d) Tahap Keempat. Pada tahap ini mahasiswa melaksanakan ujian untuk mempertahankan disertasinya serta menyempurnakan penulisan disertasinya. Tahap keempat ini harus sudah diselesaikan dalam waktu paling lama 10 semester.
61
6. Mahasiswa dengan latar belakang yang tidak sebidang dengan bidang keilmuan program doktor harus mengambil matakuliah sekurang-kurangnya 12 sks di luar persyaratan Program Doktor. Dalam hal ini, batas waktu penyelesaian masing-masing tahap pada butir 5 diundurkan satu semester.
7. Untuk mahasiswa yang menempuh Program Doktor tanpa menyelesaikan Program Magister sebagaimana disebutkan pada butir 2, batas waktu penyelesaian masing-masing tahap pada butir 5 diundurkan 4 semester.
D. Struktur Kurikulum Program Pendidikan Profesi
1. Program pendidikan profesi merupakan program pendidikan setelah Program Sarjana.
2. Struktur kurikulum dan matakuliah disusun sesuai dengan ketentuan asosiasi profesi yang terkait.
V. Ketentuan Transisi Kurikulum ITB 2008 ke Kurikulum ITB 2013
A. Aturan Umum
Pada dasarnya setiap mahasiswa harus mengikuti kurikulum yang berlaku. Dengan demikian, mahasiswa yang belum dapat menyelesaikan studinya pada wisuda pertama sesudah Kurikulum 2013 diberlakukan harus menyesuaikan rencana studinya dengan Kurikulum 2013. Aturan ekivalensi memberikan dasar untuk memetakan status seorang mahasiswa yang tengah menjalani studi ketika Kurikulum 2013 diberlakukan. Berdasarkan aturan ekivalensi ini, untuk setiap mahasiswa ditetapkan persyaratan-persyaratan yang masih harus dipenuhinya untuk dapat menyelesaikan studi. Persyaratan-persyaratan tersebut dinyatakan dalam terminologi Kurikulum 2013.
Ekivalensi dilakukan dengan berpegang pada prinsip bahwa mahasiswa tidak boleh dirugikan. Dalam pengertian ini, peralihan ke Kurikulum 2013 tidak boleh membuat mahasiswa harus melakukan kegiatan tambahan melebihi aturan sks dan waktu studi yang ditetapkan dalam Kurikulum 2008-2013. Setiap mahasiswa diperlakukan sebagai kasus khusus dengan memperhatikan tahapan penyelesaian studi. Matakuliah yang sudah lulus akan diperhitungkan dalam rencana studi baru mahasiswa, dengan prinsip bahwa suatu matakuliah tidak dapat dipakai dalam dua tahapan studi atau untuk ekivalensi matakuliah dengan sks yang lebih besar.
Secara lebih rinci, penyesuaian untuk Program Sarjana dapat dirumuskan sebagai berikut:Jika
wT = jumlah sks mata kuliah wajib yang telah lulus pada tahap TPB kurikulum 2008,wS = jumlah sks mata kuliah wajib yang telah lulus pada tahap Sarjana kurikulum 2008,pS = jumlah sks mata kuliah pilihan yang telah lulus pada tahap Sarjana kurikulum 2008,
maka sisa matakuliah yang harus diambil pada kurikulum 2013 adalahTPB 2013: 36 – wT,S1 2013: 108 – wS – pS.
Sedangkan penyesuaian untuk Program Magister dapat dirumuskan sebagai berikut:
62
JikawM = jumlah sks mata kuliah wajib yang telah lulus pada tahap Magister kurikulum 2008,pM = jumlah sks mata kuliah pilihan yang telah lulus pada tahap Magister kurikulum 2008,
maka sisa matakuliah yang harus diambil pada kurikulum 2013 adalahS2 2013: 36 – wM – pM.
Untuk Program Doktor, struktur kurikulum tidak banyak berubah. Untuk menyelesaikan Program Doktor menurut Kurikulum 2013 mahasiswa harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut:
1. Menulis disertasi dan mempertahankannya dalam ujian disertasi.2. Mempublikasikan karya ilmiah dalam publikasi ilmiah internasional.3. Memenuhi masa mukim.4. Lulus ujian kualifikasi.5. Menyusun proposal penelitian yang layak.6. Menyelesaikan matakuliah 40 sks.
B. Aturan Khusus
Bagi mahasiswa yang belum lulus TPB dengan Kurikulum 2008, maka ia diwajibkan untuk mengambil matakuliah sesuai dengan tabel ekivalensi.
C. Prioritas Pengambilan Matakuliah Sisa pada Kurikulum Baru
Untuk Program Sarjana, urutan prioritas pengambilan matakuliah untuk melengkapi sks yang kurang adalah sebagai berikut:
1. Matakuliah TPB hingga mencapai total 36 sks.2. Matakuliah wajib Program Studi.3. Matakuliah wajib ITB.4. Matakuliah pilihan dari luar Program Studi.5. Matakuliah pilihan dari dalam Program Studi.
Untuk Program Magister, urutan prioritas adalah sebagai berikut:1. Matakuliah Tesis atau Proyek Akhir.2. Matakuliah wajib program studi.3. Matakuliah wajib jalur pilihan.4. Matakuliah pilihan.
VI. Pedoman Penomoran Matakuliah
Kode setiap matakuliah dinyatakan dalam 6 (enam) digit, yaitu:
XXABCD
dengan ketentuan alokasi setiap digit nomor mata kuliah sebagai berikut:
XX : Nama Program Studi;
63
jika suatu mata kuliah secara substansi belum dapat dikelompokkan dalam suatu Program Studi, maka dapat digunakan kode KU.
A : Tahun dalam Kurikulum;
A = 1 untuk tahun pertama, Tahap Persiapan Bersama,
A = 2 - 4 untuk tahun kedua sampai keempat, Tahap Sarjana,
A = 5 - 9 untuk Tahap Pascasarjana, dengan perincian
• Untuk matakuliah Program Magister dengan kode A = 5 dan 6,
• Untuk matakuliah Program Doktor dengan kode A = 7 - 9.
B : Semester pelaksanaan mata kuliah, yaitu semester ganjil dan/atau genap;
B = 0 untuk mata kuliah yang dilaksanakan pada semester ganjil dan genap,
B = 1 untuk mata kuliah yang dilaksanakan pada semester ganjil,
B = 2 untuk mata kuliah yang dilaksanakan pada semester genap.
Kode B selain digunakan untuk identifikasi mata kuliah yang terkait dengan semester pelaksanaan, juga digunakan sebagai prioritas penentuan ruang kuliah dan jadwal kuliah. Prioritas dalam penyusunan jadwal adalah sebagai berikut:
• semester ganjil, dengan urutan prioritas kode B = 1,0, dan 2,
• semester genap, dengan urutan prioritas Kode B = 2, 0, dan 1.
CD : Urutan nomor mata kuliah, dari 00 sampai dengan 99;
• CD = 00 - 89 kode umum untuk urutan matakuliah,
• CD = 90 - 99 kode khusus untuk matakuliah-matakuliah yang tidak memerlukan ruang kelas, seperti Tugas Akhir, Tesis, Disertasi, Kerja Praktek dan sejenisnya.
Untuk kode A dan B yang berbeda, kode CD dapat diulang kembali dari 00 – 99.
Matakuliah yang diberikan oleh program studi yang berbeda tetapi mempunyai substansi isi yang sama dapat dinyatakan sebagai matakuliah yang ekivalen/sama (cross-listed). Matakuliah demikian diberi nomor matakuliah yang berbeda.
VII. Format Pelaporan Kurikulum ITB 2013
Surat Keputusan Senat Akademik Nomor 11/SK/I1-SA/OT/2012 tentang Pedoman Kurikulum 2013-2018 ITB telah menetapkan bahwa kurikulum untuk tiap program studi disusun berdasarkan kerangka utama sebagai berikut:
1. Deskripsi Bidang Keilmuan/Keahlian atau Keprofesian.
64
2. Tujuan Pendidikan Program Studi (educational objective).
3. Capaian Lulusan (student outcome).
4. Struktur kurikulum.
5. Roadmap dan capaian mata kuliah (course outcome).
6. Atmosfir akademik (academic atmosphere).
7. Sumber daya manusia.
8. Dukungan sarana dan prasarana.
9. Asesmen Pembelajaran.
Dokumen lengkap kurikulum setiap program studi hendaknya melaporkan hasil-hasil ketetapan dalam butir-butir sesuai dengan kerangka di atas. Selain daripada kesembilan butir di atas, dokumen kurikulum perlu dilampiri dengan silabus lengkap semua matakuliah yang ditawarkan dalam kurikulum. Dokumen kurikulum dibagi ke dalam dua bagian, yaitu (a) dokumen induk, berisikan butir-butir 1-6 dan 9, dan (b) tiga lampiran, berisikan (i) silabus lengkap matakuliah, (ii) ketentuan transisi dari Kurikulum 2008 ke Kurikulum 2013, dan (iii) butir-butir 7 dan 8.
Ketentuan penulisan untuk butir-butir 1-9 diberikan berikut ini, sementara ketentuan tentang transisi diberikan pada Bagian V di atas, dan ketentuan penulisan silabus diberikan pada Bagian VIII.
1. Deskripsi Bidang Keilmuan/Keahlian atau Keprofesian.
Deskripsi tentang bidang keilmuan atau profesi dituangkan sebagai body of knowledge yang memberikan gambaran tentang cakupan bidang keilmuan/keahlian atau profesi. Selain muatan pengetahuan, juga perlu diberikan gambaran tentang (i) ketrampilan dalam teknik dan metodologis yang diperlukan seseorang untuk dapat berkiprah dalam bidang keilmuan/keahlian atau profesi dimaksud, dan (ii) hal-hal yang lazim dilakukan praktisi atau lazim terjadi dalam bidang keilmuan/keahlian atau profesi dimaksud. Sebagai contoh untuk (i), analytical tools atau design tools, beserta deskripsi lebih spesifik dari tools tersebut, misalnya penguasaan software analisis dan penyajian data. Butir (ii) misalnya kesalingbergantungan (inter-dependency) dengan disiplin-displin keilmuan tertentu. Etika keilmuan atau profesi juga tercakup ke dalam butir (ii).
2. Tujuan Pendidikan Program Studi (educational objective).
(i) Tujuan pendidikan program studi adalah pernyataan tentang capaian karier atau profesional lulusan program studi yang teraih dalam masa awal kariernya. Gambaran ini dapat bersifat umum atau sangat spesifik.
(ii) Tujuan pendidikan program studi harus mengacu kepada dan mencerminkan misi ITB.
(iii) Tujuan pendidikan program studi pada dasarnya adalah janji program studi dan ITB kepada masyarakat, khususnya pemangku kepentingan(stakeholders). Oleh karena itu, penyusunan tujuan pendidikan program studi perlu melibatkan pihak-pihak yang mewakili pemangku kepentingan. Pelibatan tersebut adalah untuk
65
memperoleh masukan, khususnya yang menyangkut kebutuhan para pemangku kepentingan.
(iv) Pelibatan wakil-wakil pemangku kepentingan perlu dilakukan secara formal. Kelompok pemangku kepentingan yang terwakili bukan hanya alumni, tetapi setidaknya perlu mencakup juga organisasi profesi atau keilmuan/keahlian, industri, dan pembuat kebijakan.
3. Capaian Lulusan (student outcome).
(i) Capaian (outcome) lulusan adalah deskripsi tentang hal-hal yang perlu dicapai atau dimiliki, beserta kualitasnya, oleh lulusan program studi pada saat ia dinyatakan lulus.
(ii) Capaian lulusan adalah hal-hal yang diperlukan lulusan agar ia bisa meraih pencapaian karier atau profesional sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam tujuan pendidikan program studi.
(iii) Kaitan capaian lulusan dengan tujuan pendidikan perlu dinyatakan secara eksplisit, berupa argumentasi yang menunjukkan bagaimana capaian lulusan menyiapkan lulusan untuk meraih pencapaian yang disebutkan dalam tujuan pendidikan.
(iv) Penyusunan capaian lulusan juga perlu memperoleh masukan dari pemangku kepentingan.
4. Struktur kurikulum.
Lihat Bagian IV di atas.
5. Roadmap dan capaian mata kuliah (course outcome).
(i) Road map adalah peta pada kurikulum yang menunjukkan keterkaitan antara berbagai matakuliah dan persyaratan lain yang disajikan dalam kurikulum.
(ii) Bentuk kaitan dapat bersifat prasyarat awal (prerequisite), prasyarat bersamaan (corequisite), atau larangan (prohibition).
(iii) Setiap matakuliah dan kaitannya dalam road map serta persyaratan lain harus memberikan kontribusi kepada pencapaian outcome lulusan. Kontribusi tersebut tercermin dalam rumusan learning outcome matakuliah atau persyaratan.
(iv) Dokumen kurikulum perlu dilengkapi dengan tabel yang menunjukkan pemetaan antara outcome lulusan dengan matakuliah atau persyaratan yang mendukungnya.
6. Atmosfir akademik (academic atmosphere).
(i) Atmosfer akademik adalah prasyarat dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Dengan atmosfer akademik, mahasiswa akan dapat membangun fokus pada usaha pencapaian capaian lulusan.
(ii) Bagian paling penting pada atmosfer akademik berkaitan dengan interaksi antara para pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran dan pendidikan.
7. Sumber daya manusia.
66
(i) Implementasi kurikulum sangat bergantung kepada ketersediaan sumber daya manusia, khususnya dosen dan asisten akademik termasuk bidang keilmuan dan jenjang pendidikan, dan jenjang (jabatan) keahliannya. Penyusunan kurikulum perlu memperhatikan faktor tersebut.
(ii) Setiap matakuliah dalam kurikulum dilengkapi dengan daftar dosen pengampunya yang dilengkapi dengan penjelasan bidang kelimuan, jenjang pendidikan,dan jenjang keahliannya, serta jumlah dosen sesuai dengan jumlah kelas yang akan diselenggarakan.
(iii) Selain keahlian (jenjang pendidikan dan kesesuaian bidang keilmuan), perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan karakter dosen dan asisten akademik. Secara khusus, dosen diharapkan menjadi contoh figur yang memiliki outcome yang ingin dicapai, paling tidak untuk matakuliah yang diampunya.
8. Dukungan sarana dan prasarana.
(i) Selain sumber daya manusia, implementasi kurikulum juga memerlukan dukungan sarana dan prasarana fisik, seperti laboratorium, studio, perpustakaan, fasilitas TIK, ruang kelas, ruang kerja/belajar beserta perlengkapan dan peralatan di dalamnya. Penyusunan kurikulum juga perlu memperhatikan ketersediaan dukungan tersebut.
(ii) Kurikulum perlu dilengkapi dengan daftar kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan agar kurikulum dapat dilaksanakan dengan efektif, dengan memperhitungkan jumlah mahasiswa yang harus dilayani. Perhatian khusus perlu diberikan kepada peralatan laboratorium/studio dan software. Selain kecukupan, perlu diperhatikan kebaruan peralatan dan software tersebut.
9. Asesmen Pembelajaran.
(i) Asesmen pembelajaran merupakan upaya untuk mengukur ketercapaian tujuan pendidikan program studi, capaian lulusan dan capaian matakuliah. Untuk keperluan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement), upaya ini harus dilakukan secara terencana dan terdokumentasi.
(ii) Program studi perlu menyusun dan menetapkan suatu panduan pelaksanaan asesmen pembelajaran. Panduan ini mencakup dua tingkat, yaitu tingkat program studi dan tingkat matakuliah.
(iii) Pada tingkat program studi, panduan mencakup jadwal (termasuk sampling matakuliah), jenis asesmen, bentuk asesmen, dan pelaksana asesmen. Selain itu panduan juga mengatur tentang tindak lanjut terhadap kesimpulan asesmen.
(iv) Pada tingkat matakuliah, panduan memberikan pedoman kepada dosen dalam mengukur ketercapaian capaian matakuliah. Panduan ini berisikan prinsip asesmen.
VIII. Format Penulisan Silabus Matakuliah dalam Kurikulum ITB 2013
Struktur Kurikulum Program Studi dilengkapi dengan Silabus dan contoh Satuan Acara Perkuliahan (SAP) untuk setiap matakuliah, dengan format seperti ditunjukkan pada Tabel Silabus dan Tabel SAP. Tabel Silabus berisi:
67
1. Informasi dasar tentang matakuliah yang meliputi: Kode dan nama matakuliah dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (paling banyak 5 kata), bobot SKS, sifat (wajib atau pilihan), penempatan dalam kurikulum (semester), dan KK/unit yang bertanggung jawab terhadap mutu matakuliah.
2. Luaran (Learning Outcomes), sebagai landasan pokok dalam menyusun penilaian hasil belajar sehingga kemampuan mahasiswa dapat diukur dengan baik. Luaran ini hendaknya mencerminkan amanat capaian lulusan yang terkait dengan matakuliah sesuai dengan tabel kaitan matakuliah dengan capaian lulusan.
3. Silabus ringkas dan lengkap dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, masing-masing paling banyak 30 kata dan 100 kata.
4. Kaitan matakuliah dengan matakuliah lainnya, ditunjukkan dengan menyebutkan jenis kaitan: pre-requisite atau co-requisite. Keterkaitan ini hendaknya konsisten dengan roadmap perkuliahan.
5. Kegiatan penunjang, seperti praktikum atau kuliah lapangan.6. Pustaka yang terkait langsung dengan materi ajar, dan dapat terdiri dari dua jenis: buku
teks (sebagai sumber belajar) dan referensi (sumber rujukan materi). Hendaknya pustaka yang dicantumkan adalah edisi terbaru, dan sedapat mungkin dapat diakses mahasiswa dengan mudah, baik dengan meminjam di perpustakaan atau membeli.
7. Panduan tentang penilaian yang tepat untuk mengukur luaran pada butir 2.8. Catatan-catatan tambahan tentang penyelenggaraan matakuliah, khususnya yang
menyangkut proses pembelajaran.
Contoh SAP diberikan untuk menunjukkan bahwa matakuliah layak (feasible) untuk dijalankan dalam satu semester. Perkuliahan dirancang untuk 14 minggu dengan tambahan satu minggu dicadangkan untuk ujian tengah semester dan hari libur, sedangkan ujian akhir semester diberikan di luar waktu-waktu tersebut. Tabel SAP dilengkapi dengan:
1. Pembagian materi matakuliah ke dalam 14 minggu.2. Topik materi pada setiap minggu.3. Ekspektasi capaian belajar mahasiswa untuk setiap topik sebagai acuan dalam
menyusun instrumen penilaian.4. Sumber materi ajar dengan merujuk kepada bagian (bab atau subbab) pustaka yang
dicantumkan dalam butir 5 Tabel Silabus.
Tabel Silabus
Kode Matakuliah:
Bobot sks:
Semester: KK / Unit Penanggung Jawab:
Sifat:[Wajib Prodi/Jalur, Pilihan]
Nama Matakuliah
[Nama matakuliah dalam Bahasa Indonesia (maksimum 5 kata)][Nama matakuliah dalam Bahasa Inggris (maksimum 5 kata)]
Silabus Ringkas
[Uraian ringkas silabus matakuliah dalam Bahasa Indonesia (maksimum 30 kata)][Uraian ringkas silabus matakuliah dalam Bahasa Inggeris (maksimum 30 kata)]
68
Silabus Lengkap
[Uraian lengkap silabus matakuliah dalam Bahasa Indonesia (maksimum 100 kata)][Uraian lengkap silabus matakuliah dalam Bahasa Inggris (maksimum 100 kata)]
Luaran (Outcomes)
[Uraian hasil/luaran (kompetensi mahasiswa) yang diharapkan setelah penyelesaian matakuliah ini]
Matakuliah Terkait
[Kode dan Nama Matakuliah] [Prasyarat, bersamaan, terlarang]
[Kode dan Nama Matakuliah] [Prasyarat, bersamaan, terlarang]
Kegiatan Penunjang [Praktikum, kerja lapangan, dsb.]
Pustaka
[Penulis, Judul, Edisi, Penerbit, Tahun terbit] ([Pustaka utama/alternatif/pendukung])[Penulis, Judul, Edisi, Penerbit, Tahun terbit] ([Pustaka utama/alternatif/pendukung])[Penulis, Judul, Edisi, Penerbit, Tahun terbit] ([Pustaka utama/alternatif/pendukung])
Panduan Penilaian [Termasuk jenis dan bentuk penilaian]
Catatan Tambahan
Tabel Satuan Acara Perkuliahan
Mg# Topik Sub Topik Capaian Belajar Mahasiswa Sumber Materi
1Cantumkan Topik bahasan
Uraikan sub-topik bahasan
Uraikan capaian spesifik topik dengan merujuk kepada capaian matakuliah
Uraikan rujukan terhadap pustaka (bab, sub-bab)
23456789
101112131415
69
Dokumen Kurikulum 2013-2018
Program Studi : _____________
Fakultas : ________________________________
Institut Teknologi Bandung
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Institut Teknologi Bandung
Kode Dokumen Total Halaman
Kur2013-S2-MA [JmlhHalaman]
Versi [NomorVersi] 05 Desember 2012
70
KURIKULUM ITB 2013-2018 – PROGRAM SARJANA/MAGISTER/DOKTORProgram Studi __________________Fakultas ____________________________________
1 Deskripsi Umum
1.1 Body Of Knowledge[Berisi gambaran tentang cakupan bidang keilmuan/keahlian atau profesi. Selain muatan pengetahuan, juga perlu diberikan gambaran tentang (i) ketrampilan dalam teknik dan metodologi yang diperlukan seseorang untuk dapat berkiprah dalam bidang keilmuan/keahlian atau profesi dimaksud, dan (ii) hal-hal yang lazim dilakukan praktisi atau lazim terjadi dalam bidang keilmuan/keahlian atau profesi dimaksud.]
1.2 Tantangan yang Dihadapi[Berisi gambaran tentang tantangan yang akan dihadapi bidang ilmu, keahlian atau profesi yang terkait dengan prodi dalam rentang waktu sekitar 10 tahun ke depan. Tantangan yang dimaksud hendaknya tidak hanya pada tataran global, tetapi juga pada tataran nasional.]
1.3 Akreditasi atau Standar Kurikulum Acuan[Berisi nama akreditasi atau organisasi profesi/keilmuan/keahlian yang kriteria atau standarnya ingin diikuti.]
1.4 Referensi[Berisi dokumen dan publikasi yang dirujuk untuk kepentingan penyusunan kurikulum. Rujukan yang bersumber dari internet hendaknya mencantumkan alamat situs dan tanggal diakses.]
2 Tujuan Pendidikan dan Capaian Lulusan
2.1 Tujuan Pendidikan[Berisi pernyataan tentang capaian karier atau profesi lulusannya pada masa awal karier, yaitu masa yang tidak terlalu lama sejak lulus (3-5 tahun). Pernyataan tersebut dapat bersifat umum atau spesifik.]
2.2 Capaian (Outcome) Lulusan[Berisi deskripsi tentang hal-hal yang harus dicapai atau dimiliki oleh lulusan pada saat ia dinyatakan lulus, serta tabel yang menunjukkan kaitan masing-masing capaian dengan tujuan pendidikan.]
71
Tabel kaitan capaian lulusan dengan tujuan program studi
Tujuan prodi 1 Tujuan prodi 2 ... Tujuan prodi n
Capaian 1
Capaian 2
...
Capaian m
[Sel pada tabel setidaknya diisi dengan: T – tidak, Y – ya. Dapat diisi dengan gradasi, misalnya rendah-sedang-tinggi.]
3 Struktur Kurikulum
Program Sarjana
3.1 Program MajorUntuk dapat mengikuti Program Studi Sarjana ________ dengan baik, mahasiswa perlu
memiliki latar belakang kemampuan setara lulusan SMA ____. Mahasiswa dengan latar belakang pendidikan kejuruan jurusan ____________ dengan prestasi baik juga dapat diterima. [Tambahkan persyaratan lain, misalnya bebas buta warna.]
Program Studi __________ memiliki ___ jalur pilihan [jika ada], yaitu _______, _______ dan _______.
Secara garis besar, Kurikulum 2013 Program Studi Sarjana ________ terbagi atas dua tahap, yakni:
Tahun Pertama Bersama : 2 semester, 36 sks
Tahap Sarjana : 6 semester, 108 sks Wajib : __ sks Wajib jalur pilihan [jika ada]: ___ sks Pilihan bebas: __ sks (__ sks dari luar; __ sks dari dalam)
Total : 8 semester, 144 sks Wajib : __ sks Pilihan bebas: __ sks (__ sks dari luar; __ sks dari dalam)
Aturan kelulusan:
Program
Tahap sks Lulus IP minima
l
Lama studi
maksimum
W P Total
Sarjana TPB 36 0 36 2.001 2 tahunSarjana* __ __ 144 2.002 6 tahun
*Kumulatif; 1 Nilai minimal D; 2 Nilai minimal C.
72
Tabel 1 – Struktur Matakuliah TPB
Semester I Semester IIKode Nama Mata Kuliah sks Kode Nama Mata Kuliah sks
1 12 23 34 45 56 67 7
Total Total
Tabel 2 – Struktur Matakuliah Program Studi2a - Matakuliah Wajib
Semester III Semester IVKode Nama Matakuliah sks Kode Nama Matakuliah sks
1 1
2 2
3...
3...
Jumlah Jumlah
Semester V Semester VIKode Nama Matakuliah sks Kode Nama Matakuliah sks
1 1
2 2
3 ... 3...
Jumlah Jumlah
73
Semester VII Semester VIIIKode Nama Matakuliah sks Kode Nama Matakuliah sks
1 1
2...
2...
Jumlah Jumlah
Jumlah sks Matakuliah Major: __ sks
2b - Matakuliah Wajib ITB
Kode Nama Matakuliah sks1 KU____ Agama dan Etika 22 KU____ Pancasila dan Kewarganegaraan 23 Muatan/Matakuliah Manajemen 24 Muatan/Matakuliah Lingkungan 2
Jumlah 8
2c - Matakuliah Wajib ITB – Muatan Manajemen [jika bukan m.k. tersendiri]
Topik dan subtopik Kode dan Nama Matakuliah Jam1234
Jumlah
2d - Matakuliah Wajib ITB – Muatan Lingkungan [jika bukan m.k. tersendiri]
Topik dan subtopik Kode dan Nama Matakuliah Jam1234
Jumlah
Jumlah SKS Matakuliah Wajib ITB: __ sks
74
Matakuliah Pilihan Tahap Sarjana
Matakuliah Pilihan Paket (Blok) [jika ada]
Mahasiswa memilih salah satu dari paket-paket berikut:
1. ________ [nama paket], yang terdiri dari semua matakuliah berikut:[daftar matakuliah dan sks-nya]
untuk memperoleh total __ sks;
2. ________ [nama paket], yang terdiri dari semua matakuliah berikut:[daftar matakuliah dan sks-nya]
untuk memperoleh total __ sks;
3. ...Total bobot matakuliah pilihan paket (blok) adalah __ sks.
Matakuliah Pilihan Bebas
Total bobot matakuliah pilihan bebas adalah __ sks.
Tabel 4a - Daftar Matakuliah Pilihan Dalam Prodi
No Kode Nama Matakuliah sks PT/P No Kode Nama Matakuliah sks PT/P
1 12 23 34 ... 4 ...
PT: matakuliah pilihan terarah P: matakuliah pilihan bebas
Tabel 4b - Daftar Matakuliah Pilihan Luar Prodi yang Dianjurkan
No Kode Nama Matakuliah sks No Kode Nama Matakuliah sks
1 12 23 34 ... 4 ...
75
3.2 Program Khusus[jika ada, misalnya Program Honors]
3.3 Program MinorProgram minor ___________ disediakan untuk mahasiswa program sarjana dari program studi
lain. Peserta program diharuskan mengambil ____ matakuliah berikut dengan bobot ___ sks:
1. 2. 3. ...
Untuk dapat mengikuti program minor, mahasiswa dari luar Program Sarjana _________ harus memenuhi persyaratan berikut: [jika ada, misalnya nilai minimum untuk beberapa matakuliah TPB]
Tabel 7 – Paket Matakuliah Minor Program StudiKode Nama Matakuliah sks
1
2
3 ...
Jumlah
Program Magister
Untuk dapat mengikuti Program Studi Magister ________ dengan baik, mahasiswa perlu memiliki latar belakang pendidikan setara sarjana dalam bidang-bidang ____. Mahasiswa dengan latar belakang pendidikan bidang selain itu dengan prestasi baik juga dapat diterima, asalkan _____________. Dalam hal terakhir ini, mahasiswa harus mengambil matakuliah tambahan sebanyak ___ sks. [Tambahkan persyaratan lain, misalnya bebas buta warna.]
Secara garis besar, Kurikulum 2013 Program Studi Magister ________ terbagi ke dalam:
Total : 4 semester, 36 sks Wajib : __ sks Pilihan bebas: __ sks
76
Aturan kelulusan:
Program
sks Lulus IP minima
l
Lama studi
maksimum
W P Total
Magister __ __ 36 2,751 3 tahun1 Nilai minimal C.
Tabel 8 –Matakuliah Wajib8a – Jalur pilihan __________ [jika ada jalur pilihan]
Kode
Nama Matakuliah sks
123456 ...
Tabel 9 – Struktur Matakuliah Program Studi9a - Matakuliah Wajib
Semester I Semester IIKode Nama Matakuliah sks Kode Nama Matakuliah sks
1 1
2 2
3...
3...
Jumlah Jumlah
Semester III Semester IVKode Nama Matakuliah sks Kode Nama Matakuliah sks
1 1
2 2
3 ... 3...
77
Jumlah Jumlah
9b –Matakuliah Pilihan
Kode Nama Matakuliah sks Kode Nama Matakuliah sks1 12 23 34 ... 4
Program Doktor
Secara garis besar, Kurikulum 2013 Program Studi Doktor ________ terbagi ke dalam:
Total : 6 semester, 40 sks Wajib : __ sks Pilihan bebas: __ sks
4 Roadmap Matakuliah dan Kaitan dengan Capaian Lulusan
4.1 Roadmap Matakuliah
[Roadmap diberikan dalam bentuk diagram yang menunjukkan hubungan pre-requisite dan co-requisite. Matakuliah pre-requisite diletakkan di sebelah bawah. Jika perlu, hubungan pre-requisite dapat dibagi ke dalam pre-requisite “kuat” (harus diikuti sebelumnya) atau pre-requisite “lemah” (sebaiknya diikuti sebelumnya).]
4.2 Peta Kaitan Matakuliah dengan Capaian Lulusan
Kode dan nama matakuliah
Cap
aian
A
Cap
aian
B
Cap
aian
C
Cap
aian
D ...
Cap
aian
Z
[Setiap matakuliah harus memberikan kontribusi kepada satu atau lebih Capaian Lulusan. Kontribusi tersebut hendaknya diberikan dalam gradasi 2 atau 3 tingkatan. Berikan makna
78
untuk masing-masing tingkatan. Perhatikan kewajaran kontribusi, jangan ada matakuliah yang “dituntut terlalu banyak”.]
5 Atmosfer Akademik
[Berisi deskripsi tentang suasana akademik yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan tercapainya capaian lulusan, khususnya yang menyangkut bentuk interaksi antar individu.]
6 Asesmen Pembelajaran
[Berisi panduan pelaksanaan asesmen pembelajaran untuk mengukur ketercapaian capaian lulusan dan capaian matakuliah. Ada dua panduan dalam hal ini, yaitu untuk tingkat program studi dan untuk tingkat matakuliah.]
79
Dokumen Kurikulum 2013-2018
Program Studi : _____________
Lampiran I
Fakultas : ________________________________
Institut Teknologi Bandung
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Institut Teknologi Bandung
Kode Dokumen Total Halaman
Kur2013-S2-MA [JmlhHalaman]
Versi [NomorVersi] 05 Desember 2012
80
KURIKULUM ITB 2013-2018 – PROGRAM SARJANA/MAGISTER/DOKTORProgram Studi __________________Fakultas ____________________________________
Silabus dan Contoh Satuan Acara Pengajaran (SAP)[Disusun untuk setiap matakuliah]
Kode Matakuliah:
Bobot sks:
Semester: KK / Unit Penanggung Jawab:
Sifat:[Wajib Prodi/Jalur, Pilihan]
Nama Matakuliah
[Nama matakuliah dalam Bahasa Indonesia (maksimum 5 kata)][Nama matakuliah dalam Bahasa Inggris (maksimum 5 kata)]
Silabus Ringkas
[Uraian ringkas silabus matakuliah dalam Bahasa Indonesia (maksimum 30 kata)][Uraian ringkas silabus matakuliah dalam Bahasa Indonesia (maksimum 30 kata)]
Silabus Lengkap
[Uraian lengkap silabus matakuliah dalam Bahasa Indonesia (maksimum 100 kata)][Uraian lengkap silabus matakuliah dalam Bahasa Inggris (maksimum 100 kata)]
Luaran (Outcomes)
[Uraian hasil/luaran (kompetensi mahasiswa) yang diharapkan setelah penyelesaian matakuliah ini]
Matakuliah Terkait
[Kode dan Nama Matakuliah] [Prasyarat, bersamaan, terlarang]
[Kode dan Nama Matakuliah] [Prasyarat, bersamaan, terlarang]
Kegiatan Penunjang [Praktikum, kerja lapangan, dsb.]
Pustaka
[Penulis, Judul, Edisi, Penerbit, Tahun terbit] ([Pustaka utama/alternatif/pendukung])[Penulis, Judul, Edisi, Penerbit, Tahun terbit] ([Pustaka utama/alternatif/pendukung])[Penulis, Judul, Edisi, Penerbit, Tahun terbit] ([Pustaka utama/alternatif/pendukung])
Panduan Penilaian [Termasuk jenis dan bentuk penilaian]
Catatan Tambahan
81
Mg# Topik Sub Topik Capaian Belajar Mahasiswa Sumber Materi
1[Cantumkan Topik bahasan]
[Uraikan sub-topik bahasan]
[Uraikan capaian spesifik topik dengan merujuk kepada capaian matakuliah]
[Uraikan rujukan terhadap pustaka (bab, sub-bab)]
23456789
101112131415
82
Dokumen Kurikulum 2013-2018
Program Studi : _____________
Lampiran II
Fakultas : ________________________________
Institut Teknologi Bandung
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Institut Teknologi Bandung
Kode Dokumen Total Halaman
Kur2013-S2-MA [JmlhHalaman]
Versi [NomorVersi] 05 Desember 2012
83
KURIKULUM ITB 2013-2018 – PROGRAM SARJANA/MAGISTER/DOKTORProgram Studi __________________Fakultas ____________________________________
Peraturan Peralihan Kurikulum 2013A. Aturan UmumPada dasarnya setiap mahasiswa harus mengikuti kurikulum yang berlaku. Dengan demikian, mahasiswa yang belum dapat menyelesaikan studinya pada wisuda pertama sesudah Kurikulum 2013 diberlakukan harus menyesuaikan rencana studinya dengan Kurikulum 2013. Aturan ekivalensi memberikan dasar untuk memetakan status seorang mahasiswa yang tengah menjalani studi ketika Kurikulum 2013 diberlakukan. Berdasarkan aturan ekivalensi ini, untuk setiap mahasiswa ditetapkan persyaratan-persyaratan yang masih harus dipenuhinya untuk dapat menyelesaikan studi. Persyaratan-persyaratan tersebut dinyatakan dalam terminologi Kurikulum 2013.
Ekivalensi dilakukan dengan berpegang pada prinsip bahwa mahasiswa tidak boleh dirugikan. Dalam pengertian ini, peralihan ke Kurikulum 2013 tidak boleh membuat mahasiswa harus melakukan kegiatan tambahan melebihi aturan sks dan waktu studi yang ditetapkan dalam Kurikulum 2008-2013. Setiap mahasiswa diperlakukan sebagai kasus khusus dengan memperhatikan tahapan penyelesaian studi. Matakuliah yang sudah lulus akan diperhitungkan dalam rencana studi baru mahasiswa, dengan prinsip bahwa suatu matakuliah tidak dapat dipakai dalam dua tahapan studi atau untuk ekivalensi matakuliah dengan sks yang lebih besar.Secara lebih rinci, penyesuaian untuk Program Sarjana dapat dirumuskan sebagai berikut:Jika
wT = jumlah sks mata kuliah wajib yang telah lulus pada tahap TPB kurikulum 2008,wS = jumlah sks mata kuliah wajib yang telah lulus pada tahap Sarjana kurikulum 2008,pS = jumlah sks mata kuliah pilihan yang telah lulus pada tahap Sarjana kurikulum 2008,
maka sisa matakuliah yang harus diambil pada kurikulum 2013 adalahTPB 2013: 36 – wT,S1 2013: 108 – wS – pS.
Sedangkan penyesuaian untuk Program Magister dapat dirumuskan sebagai berikut:Jika
wM = jumlah sks mata kuliah wajib yang telah lulus pada tahap Magister kurikulum 2008,pM = jumlah sks mata kuliah pilihan yang telah lulus pada tahap Magister kurikulum 2008,
maka sisa matakuliah yang harus diambil pada kurikulum 2013 adalahS2 2013: 36 – wM – pM.
Untuk Program Doktor, struktur kurikulum tidak banyak berubah. Untuk menyelesaikan Program Doktor menurut Kurikulum 2013 mahasiswa harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut:
7. Menulis disertasi dan mempertahankannya dalam ujian disertasi.8. Menyelesaikan matakuliah 40 sks.9. Mempublikasikan karya ilmiah dalam publikasi ilmiah internasional.10. Memenuhi masa mukim.11. Lulus ujian kualifikasi.12. Menyusun proposal penelitian yang layak.
B. Aturan KhususBagi mahasiswa yang belum lulus TPB dengan Kurikulum 2008, maka ia diwajibkan untuk mengambil matakuliah sesuai dengan tabel ekivalensi.
84
C. Prioritas Pengambilan Matakuliah Sisa pada Kurikulum Baru
Untuk Program Sarjana, urutan prioritas pengambilan matakuliah untuk melengkapi sks yang kurang adalah sebagai berikut:
1. Matakuliah TPB hingga mencapai total 36 sks.2. Matakuliah wajib Program Studi.3. Matakuliah wajib ITB.4. Matakuliah pilihan dari luar Program Studi.5. Matakuliah pilihan dari dalam Program Studi.
Untuk Program Magister, urutan prioritas adalah sebagai berikut:1. Matakuliah Tesis atau Proyek Akhir.2. Matakuliah wajib program studi.3. Matakuliah wajib jalur pilihan.4. Matakuliah pilihan.
2. Ekivalensi Matakuliah antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum 2008
Ekivalensi ini disusun untuk dua keperluan. Pertama, untuk menentukan beban matakuliah yang masih harus dipenuhi oleh mahasiswa yang telah menjalani Kurikulum 2008, tetapi masih belum menyelesaikan studinya. Kedua, untuk menghindari duplikasi, yaitu penghitungan dua matakuliah berbeda dari dua kurikulum dengan muatan materi yang sama atau hampir sama untuk memenuhi persyaratan studi.
Kurikulum 2008 Kurikulum 2013Kode Nama MK W/P Taha
pKode Nama MK W/P Tahap
...
85
Dokumen Kurikulum 2013-2018
Program Studi : _____________
Lampiran III
Fakultas : ________________________________
Institut Teknologi Bandung
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Institut Teknologi Bandung
Kode Dokumen Total Halaman
Kur2013-S2-MA [JmlhHalaman]
Versi [NomorVersi] 05 Desember 2012
86
KURIKULUM ITB 2013-2018 – PROGRAM SARJANA/MAGISTER/DOKTORProgram Studi __________________Fakultas ____________________________________
1. Peta Kebutuhan Sumberdaya Manusia
[Berisi tabel kebutuhan dosen dan asisten per matakuliah berdasarkan populasi mahasiswa yang dilayani dan jumlah kelas yang perlu dibuka. Pada tabel lain, diberikan data KK/unit yang bertanggungjawab terhadap isi matakuliah dan dosen yang memenuhi syarat untuk mengajar matakuliah tersebut. Persyaratan mencakup kualifikasi akademik, kompetensi keilmuan, dan jenjang jabatan.]
Tabel Kebutuhan Dosen dan Asisten
No. Kode dan nama matakuliah
Jumlah kelas per penawaran
KebutuhanDosen Asisten
1.2.3.
Tabel Ketersediaan Dosen
No. Nama dosen Bidang
keilmuanKualifikasi pendidikan Jabatan
fungsional[Kode dan nama matakuliah (KK/unit penanggung jawab)]1. [Sarjana/Magister/Doktor] AA/L/LK/GB2.
[Kode dan nama matakuliah (KK/unit penanggung jawab)]1.2.
2. Peta Kebutuhan Sarana dan Prasarana
[Berisi tabel kebutuhan sarana dan prasarana berdasarkan populasi mahasiswa yang dilayani dan jumlah kelas yang perlu dibuka. Sarana dan prasarana mencakup setidaknya ruang kuliah, laboratorium/studio (atau sejenisnya) dan peralatannya, fasilitas TIK.]
87
Tabel Kebutuhan Dosen dan Asisten
No.Kode dan
nama matakuliah
Jumlah kelas per
penawaran
Jumlah ruang kuliah
dan kapasitas
Jumlah set peralatan
laboratorium atau studio
Jumlah set peralatan
TIK
Fasilitas lain
1. [2 x 75 mhs]
[30 set elektronika dasar]
[Jaringan 30 workstation]
2.
88
LAMPIRAN 9
PROGRAM PEMBERDAYAAN ICT UNTUK PEMBELAJARAN / BLENDEDLEARNING
89
PROGRAM PEMBERDAYAAN ICT UNTUK PEMBELAJARAN / BLENDEDLEARNINGINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Pengantar Workshop e-Learning dan Blendedlearning
Bambang Riyanto, LP4 ITB
Salah satu yang menjadi inspirasi pengembangan Blended Learning adalah apa yang telah
dilakukan oleh John Hennessy , President Stanford University. Hennessy kepada IEEE
Spectrum : “I’m a believer in online technology in education. I think we have learned enough
about this to understand that it will be transformative. It’s going to change the world, and it’s
going to change the way we think about education. Institutions like Stanford should be willing to
fund the experiments, to try different things, to think about different models. We can do what
other institutions would be strained financially to do, and they can learn from our experience.”
Pada periode tahun 90-an, Stanford membuka kuliah online melalui internet. Kuliah online ini
terus berkembang, tahun 2009 aplikasi iPhone untuk kuliah Pemrograman diunduh lebih dari 1
juta kali. Menurut Hennessy, pembelajaran online tidak akan berhasil jika orang
mengasumsikan segala hal dapat diautomatisasi. Namun demikian, era pembelajaran online
akan terjadi dan harus kita hadapi.
Blended Learning (BL) memberikan paradigma pembelajaran dengan memberdayakan
teknologi dengan mengintegrasikan kekuatan pembelajaran langsung (tatap muka) dengan
pembelajaran online. Dalam hal ini, BL memerlukan kecermatan dalam merancangkan dan
membuat bahan ajar, serta mensinergikan Pertemuan online dan offline perlu disinergikan.
Workshop ini akan dibagi menjadi 2 sesi utama. Bagian pertama presentasi dari para dosen tentang pengalaman BL. Bagian ke-2 lebih ke usulan-usulan baru untuk pelaksanaan BL.
Sesi 1 Presentasi dari para Dosen
Budi Rahardjo, STEI
Pengalaman selama menggunakan BL ITB:
Useful
90
Sistem BL yang terpusat seperti ini sangat membantu saya, sebelumnya saya
menggunakan web buatan sendiri untuk melaksanakan pembelajaran online. Sistem BL
yang sekarang sangat memudahkan saya, mudah digunakan dan memiliki banyak fitur.
Namun saya belum mengeksplor semua fitur-fitur itu.
Butuh lebih banyak latihan
Saya merasa butuh lebih banyak latihan dalam menggunakan BL, pernah mengalami
salah konfigurasi sehingga mahasiswa dapat mengubah jawaban saat quiz berlangsung.
Sempat bingung juga dengan sistem arsip BL, bagaimana cara menggunakan file lama
untuk kelas baru, bagaimana menyembunyikan kelas lama bagi mahasiswa baru.
Seiring banyaknya course yang saya miliki, saya merasa butuh lebih banyak latihan.
Atau mungkin bisa diusahakan pelatihan BL yang sifatnya advance.
Membutuhkan support
Saya merasa butuh adanya asisten dan technical support untuk mendukung aktivitas BL
saya. Asisten dapat membantu menjalankan course, sedangkan technical support untuk
mengatasi isu-isu yang sifatnya teknis.
Capacity Planning
Saya pernah mengalami server crashed saat ujian, waktu itu ada 120 mahasiswa
pesertanya. Hal-hal seperti ini harus direncanakan, performa server dan infrastruktur.
Kesimpulan
Saya baru menggunakan BL untuk sharing materi dan melaksanakan quiz. Untuk hal-hal
yang sifatnya colaborative seperti chat, diskusi, forum, belum saya gunakan. Saya juga
belum menggunakan BL untuk mencatat kehadiran mahasiswa.
Dalam penggunaan BL ini dibutuhkan peningkatan-peningkatan, latihan, support,
asisten, capacity planning.
Ivonne M. Radjawane, FITB
Pengalaman menggunakan BL untuk matkul Oseanografi Lingkungan.
Mata kuliah ini memiliki bebab 3 SKS, merupakan mata kuliah wajib bagi prodi Oseanografi,
dan mata kuliah pilihan bagi prodi lain. Implementasi BL mata kuliah ini juga dilaksanakan
91
bersama 2 mitra, FMIPA Univ Tanjung Pura, Pontianak, dan FMIPA Univ Mulawarman,
Samarinda. Kuliah online diimplementasikan pada semester II 2011/2012.
Paparan Yang disampaikan Bu Ivone menyampaikan pengalaman pada saat menerapkan
credit earning dengan ketiga perguruan tinggi , serta potensi-potensi yang dapat dikembangkan
dengan pemberdayaan teknologi untuk pembelajaran ini .
Wardono Niloperbowo, SITH
Setelah dilakukan workshop BL di kalangan dosen SITH, terdapat salah paham, kekeliruan
prejudice dosen SITH terhadap BL, menganggap BL sebagai pengganti tatap muka dan
sebagai repositori mata kuliah. Kemudian secara perlahan terjadi perkembangan, terutama
dosen-dosen muda mulai membuat course di BL.
Sempat mengalami crash saat ujian, susah diakses dari luar kampus (jadi alasan mahasiswa
terlambat mengumpulkan tugas). Lama-kelamaan sudah berkembang lebih baik. Dosen-dosen
merasa mudah dalam memberikan dan mengumpulkan ujian, namun kesulitan menilai dan
memberi feedback.
Pak Wardono memanfaatkan Blendedlearning untuk mengampu perkuliahan Tahap Persiapan
Bersama , Sistem Alam Semesta dengan peserta kuliah 3000-an mahasiswa per tahun .
Arief Bahtiar, USDI :
Di tahun-tahun awal kita memang lebih fokus ke pengembangan infrastruktur. Saat ini sudah
dilakukan pemindahan server Blendedlearning ke mesin baru yang lebih powerful . Persoalan
yang masih dihadapi adalah karena listrik yang masih sering terjadi pemadaman . Sosialisasi
penggunaan Blendedlearning sudah dilakukan pada saat Orientasi TIK ITB yang
diselenggarakan setiap tahun ajaran baru kepada mahasiswa baru di ITB program S1,S2,S3
dilanjutkan dengan praktikum PTI yang menggunakan sistem yang sama dengan
Blendedlearning.
Pada saat pelaksanaannya , diperlukan helpdesk yang membantu user saat menemukan kendala pada saat menggunakan sistem Blendedlearning . Statistika Penggunaan blendedlearning
92
Server Jml Mata Kuliah Jumlah Registered UserKuliah Online ITB (kuliah.itb.ac.id) 415 Mata Kuliah 18987
Blendedlearning ITB (blendedlearning.itb.ac.id)
606 Mata Kuliah 12240
Praktikum PTI online (pti.comlabs.itb.ac.id)
1 Mata Kuliah 1235
Isu yang dihadapi,
Finalisasi Landingpage / Frontpage BL-ITB Migrasi ke LMS 2.4 (Major), dengan fitur baru :
o Content groupingo Student Status/Tracking (completion)o Content pre-condition (pra syarat) o Content Tracking o File Management (drag/drop)o Security
ITB E-learning/Distant Learning Governance (permendiknas 12/Tahun 2012) Organisasi E-learning Penjaminan Mutu E-learning di ITB
Diskusi dan Tanggapan:
Pemandu : Dradjad Irianto , FTI
Isu Ujian OnlineFitur ujian / assessmen online merupakan salah satu fitur yang disediakan oleh Blendedlearning
, kemudahan yang diberikan adalah otomatisasi pemeriksanaan hasil ujian serta pemberian
feedback kepada mahasiswa/peserta . Berikut adalah pembahasan mengenai ujian online
Ada yang memilih ujian online dengan kebijakan dilaksanakan di waktu dan tempat yang
sama. Namun, ada kendala ruangan (lab komputer) tidak mencukupi untuk jumlah
mahasiswa banyak (kelas besar). Dibutuhkan tempat yang memiliki terminal / akses
untuk menyelenggarakan ujian bersama-sama dan lebih terawasi.
Jika waktu dan tempat tidak ditentukan dikhawatirkan terjadi kecurangan-kecurangan.
Dosen STEI : Saya pernah melaksanakan quiz tempatnya bebas, tapi waktunya
ditentukan. Saya rasa cukup aman karena soal dan jawaban di-acak, kemudian
keterbatasan waktu juga cukup membuat mahasiswa sibuk.
93
Dosen : Saya pribadi lebih memanfaatkan BL untuk sharing kuliah saja, tidak untuk
melaksanakan ujian.
Pak Aswin , Arsitektur : Tantangan terbesar, jika ujian melibatkan mahasiswa harus
menggambar. Kesulitan memeriksa ujian teks, lebih nyaman pakai kertas. Kalau menilai
gambar juga sulit. Mohon ada aturan ukuran file yang jelas agar bisa diinstruksikan ke
mahasiswa.
Dosen STEI : mengusulkan ada tempat upload lain (selain BL) untuk file besar.
Pak Arief: Batasan upload 100 MB.
Isu Aspek Kesiapan MahasiswaKesiapan user dalam pemanfaatan sistem menjadi satu poin pembahasan . Kesiapan tersebut
menentukan kesukesan penyelenggaraan Blendedlearning di Institut Teknologi Bandung.
Pak Dradjad : Bagaimana dengan fasilitas yang dimiliki mahasiswa?
Pak Budi : Di awal kuliah selalu ditanya siapa yang tidak punya fasilitas (komputer/laptop),
jumlahnya sedikit, saya sarankan menggunakan komputer di labkom.
Pak Wardono : Di awal penggunaan BL ini, dulu sekali, sempat ada mahasiswa yang
keberatan terkait fasilitas. Tapi kesininya sudah tidak ada lagi mahasiswa yang begitu.
pak Armein : kegiatan perkuliahan sifatnya blendedlearning, tidak 100% online , msh ttp
bisa dijalankan . Namun , dengan ada digital , setiap mahasiswa harus py inisiatif kuat.
Pak Ari Setijadi : berpikir ulang dengan konten , bukan hanya ubah M.K menjadi digital tapi
juga membutuhkan pola desain kuliah yang disesuaikan dengan iklim blendedlearning di
mana mahasiswa dapat mengakses bahan 24 jam,
Bu Ivone: di singapur, materi diberikan semua di luar kelas (online), untuk tugas dan
diskusinya semua dilakukan di dalam kelas (offline).
Sesi 2: Inisiatif Baru dan Pengembangan E-Learning dan Blended Learning
Pak Armein Z. Langi , STEI
Potensi Blendedlearning untuk mencerdaskan kehidupan bangsa : ITB-X
Kita harus mengubah pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran online ini. Kalau hanya
sebatas mendigitalkan, sebenarnya apa yang kita lakukan tidak akan memberi pengaruh apa-
94
apa. Ada atau tidak versi online kuliah di ITB, kuliah akan tetap ada. Pendekatan kita ubah
dimulai dengan visi bagaimana memberikan pendidikan yang dapat mencerdaskan seluruh
masyarakat Indonesia berbasiskan kekayaan akademik ITB yang sudah ada.
Rancangan ini saya sebut “ITB-X” (X, extended). Dimana proses kuliah ITB yang sudah
berjalan tetap berjalan, namun secara fungsi ditambah menjadi pusat Digital Education
Bussiness. Di dalamnya terdapat proses bisnis, servis, dan produk knowledge yang berbasis
knowledge assets yang telah ITB miliki. ITB-X ini nantinya akan membentuk knowledge society
yang lebih luas, berupa komunitas belajar masyarakat Indonesia.
Ada 4 layer yang akan dikembangkan:
1. Transformasi masyarakat melalui penyebarluasan manfaat aset intelektual ITB.
1. Nilai-nilai manfaat pendidikan ITB dengan biaya terjangkau dan financially lucrative
(economy of scale). “Pendidikan di ITB itu harus punya nilai sehingga bisa kita jual. Bisa
kepada individu, lembaga atau universitas lain.”
2. Layanan pendidikan (komplementer) berkualitas melalui jaringan sosial.
3. Digital learning products and systems based on existing excellent academic assets.
Pembicara ke-2
Ari Setijadi, STEI
Next-Generation Learning
Penyampaian terjadi mis-konsepsi tentang E-Learning:
- Beranggapan bahwa e-Learning adalah LMS saja
- Beranggapan bahwa e-Learning adalah konten multimedia saja
- Beranggapan bahwa e-Learning hanya untuk terlihat “great and cool”
Pembahasan mengenai Studi Kasus Program LSKK ITB : D1-D3 PVB,
Rencana Credit Earning LSKK-ITB
- Konsorsium S2 TI (ITB-UGM-ITS)- Program D4 4 jenis program D1 + Program 1 tahun D4 - 30 modul + komprehensif tes - D1 (granularisasi biaya dan waktu)
95
Diskusi dan Tanggapan:Pemandu Pak Bambang Riyanto, STEI
Isu credit-earning dan ITB-X
- Isu mengenai Credit Earning, ITB-X
- Blendedlearning selain untuk internal, sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk sosialisasi
pengetahuan ke luar, masyarakat luas yang lebih butuh .
- Ketika kita akan menjalankan bisnis ini, kita harus menunjukan kualitas kuliah online kita
sama dengan kualitas kuliahnya stanford. Biar orang mau untuk bayar.
- Pendidikan ITB harus ditujukan untuk mencerdaskan bangsa. Yang dilakukan selama ini
adalah mendidik calon insinyur, hal ini terbatas sekali.
- mengembangkan blendedleanring harus ditujukan untuk penyebarluasan pengetahuan
itb ke luar (massal) . alternatif , kerjasama dengan kampus lain ; buat paket produk
standar yang didistribusikan untuk semua, untuk kekhususannya bisa ditambahkan
konten lokal.
- Stanford, yang ditawarkan per course, bukan prodi. Kita juga bisa menawarkan course
dengan sertifikat keahlian, bukan ijazah.
- Knowledge society tercipta dari habit/budaya yang dikembangkan ke arah itu.
- Untuk mewujudkan ini, selain aspek sosial, aspek bisnis dan ekonomi juga harus
dimatangkan.
- Ide ITB-X ini menarik sebagai peran aktif ITB untuk memberikan solusi kepada
masyarakat/daerah, selama ini daerah menganggap kita ini sombong, tidak pernah
datang ke daerah. Tapi perlu dan harus dipikirkan tentang masalah quality control.
Rekomendasi
Penyempurnaan Sistem Blended Learning ITB dari aspek fitur untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar
Perbaikan infrastruktur ICT di lingkungan kampus, terutama ketersediaan terminal untuk ujian online
Penambahan dan penyempurnaan konten kuliah di Blended Learning ITB Inisiatif E-learning untuk ditawarkan pada mahasiswa Non-ITB sebagai bagian dari
credit earning activities berdasarkan lessons learned dari beberapa e-learning untuk mahasiswa Non-ITB
PenutupDisampaikan pak Bambang riyanto, pukul 17 : 00
96
97
Top Related