KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB
PEJABAT PERBENDAHARAAN
DASAR HUKUM
1.• UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2.• UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
3.
• UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Tanggung Jawab Keuangan Negara
4.• PP No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah
5.
• PP No. 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan APBN Jo PMK No. 50 Tahun 2018
6.
• PMK No. 190/PMK.05/2012 Tentang Tata Cara Pembayaran DalamRangka Pelaksanaan APBN Jo PMK No. 178/PMK.05/2018
7.
• PMK No. 162/PMK.05/2013 Tentang Kedudukan dan Tanggung JawabBendahara Pada Satker Pengelola APBN Jo PMK No 230/PMK.05/2016
PENDELEGASIAN KEWENANGAN
(Undang-Undang No 17 Tahun 2003 : Pasal 6)
PRESIDEN(CEO)
MENTERI (COO)PENGGUNAANGGARAN
MENTERI KEUANGAN (CFO)BENDAHARA
UMUM NEGARA
SATKERKuasa Pengguna
Anggaran
SATKERKuasa Pengguna
Anggaran
KPPNKuasa BendaharaUmum Negara
KPPNKuasa BendaharaUmum Negara
PEMISAHAN KEWENANGAN
Menteri TeknisSelaku Pengguna Anggaran
Menteri KeuanganSelaku Bendahara Umum Negara
KUASA PENGGUNA ANGGARAN KUASA BUN
Pengurusan Administrasiadministratief beheer
PENGUJIAN &PEMBEBANAN
PERINTAH PEMBAYARAN
PPSPMPPK
PEMBUATANKOMITMEN
SPP
Pengurusan KomtabelComptabel beheer
PENELITIAN &PENGUJIAN
PERINTAH PENCAIRAN
DANASP2D
KPPN
SPM
sesudah reformasi(Kondisi setelah berlaku UU No. 1 Tahun 2004)
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA berwenang: menunjuk kepala Satker yang berstatus Pegawai Negeri Sipil untuk
melaksanakan kegiatan Kementerian Negara/Lembaga sebagai KPA; dan menetapkan Pejabat Perbendaharaan Negara lainnya, yaitu PPK dan
PPSPM
Penunjukan Kepala Satker sebagai KPA bersifat ex-officio.
Kewenangan PA untuk menetapkan PPK dan PPSPM dilimpahkan kepada KPA.
Setiap terjadi pergantian jabatan kepala Satker, setelah serah terima jabatanpejabat kepala Satker yang baru langsung menjabat sebagai KPA.
PERANGKAPAN JABATAN PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA
KPAmengangkat 1 orang PPSPM
dan
dapat mengangkat lebih dari 1 orang PPK untuk setiap DIPA.
Dalam hal terdapat keterbatasan jumlah pejabat/pegawai yang memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai pejabat perbendaharaan negara, dimungkinkan dilakukan perangkapan jabatan dengan memperhatikan prinsip saling uji (check and balance).
KPA dapat merangkap sebagai PPK atau PPSPM.
PPK tidak boleh merangkap sebagai PPSPMdan sebaliknya.
PA dapat menunjuk pejabat lain selain kepala Satker sebagai KPA dlm hal: Satker dipimpin oleh pejabat yang bersifat komisioner; Satker dipimpin oleh pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I; Satker sementara; Satker yang pimpinannya mempunyai tugas fungsional; atau Satker Lembaga Negara.
Dalam hal Satker yang pimpinannya bukan PNS, PA dapat menunjuk :1. Pejabat lain yang berstatus PNS sebagai KPA.2. Kepala Satker sebagai KPA dengan mempertimbangkan efektivitas dalam
pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran, pelaksanaan kegiatan, dan pencapaian output/kinerja yang ditetapkan dalam DIPA, setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Contoh
A. Satker A, Kepala Satkernya bukan PNS, pejabat di bawah kepala Satker adalah PNS. Maka pejabat di bawah Kepala Satker dapat ditunjuk sebagai KPA.
B. Satker B, Kepala Satkernya bukan PNS, terdapat PNS yang jabatan rendah atau dianggap tidak mampu menjadi KPA. Maka Kepala Satker yang bukan PNS dapat ditunjuk sebagai KPA.
Tugas, wewenang dan Tanggung JawabPejabat Perbendaharaan Negara, BendaharaPengeluaran, dan KPPN sebagai Kuasa BUN
a. KPA bertanggungjawab manajerial
b. KPA bertanggungjawab material dan formal
c. PPK bertanggungjawab material
d. PPSPM bertanggungjawab formal
e. Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab atas uang yangdikelolanya.
f. KPPN sebagai Kuasa BUN melakukan fungsi sebagaicomptable beheer (pemegang fungsi pembayaran).
Kejelasan tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk memastikan fungsi check and balance di satker berjalan
dengan baik.
Diatur secara jelas
• KPA menyampaikan surat keputusan penetapan PPK dan/atauPPSPM kepada Kepala KPPN selaku Kuasa BUN beserta spesimentanda tangan PPSPM dan cap/stempel Satker;
• Dalam hal PPK atau PPSPM dipindahtugaskan/pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara, KPAmenetapkan PPK atau PPSPM pengganti dengan surat keputusandan berlaku sejak serah terima jabatan.
• PPK dan PPSPM yang penunjukannya berakhir, bertanggungjawab untuk menyelesaikan seluruh administrasi keuangan.
• Penetapan PPK dan PPSPM tidak terikat periode tahun anggaran,dalam hal tidak terdapat penggantian PPK dan/atau PPSPM, makapada awal tahun anggaran, KPA menyampaikan pemberitahuankepada Kepala KPPN.
1. menyusun DIPA
2. menetapkan PPK untuk melakukan tindakan yang mengakibatkanpengeluaran anggaran belanja Negara;
3. menetapkan PPSPM untuk melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas beban anggaran belanja Negara;
4. menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan pengelola anggaran/keuangan;
5. menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana;
6. memberikan supervisi dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana;
7. mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran; dan
8. menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
a. mengesahkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana;
b. merumuskan standar operasional agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah;
c. menyusun sistem pengawasan dan pengendalian agar proses penyelesaian tagihan atas beban APBN dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
d. melakukan pengawasan agar pelaksanaan kegiatan dan pengadaan barang/jasa sesuai dengan keluaran (output) yang ditetapkan dalam DIPA;
e. melakukan monitoring dan evaluasi agar pembuatan perjanjian/kontrak pengadaan barang/jasa dan pembayaran atas beban APBN sesuai dengan keluaran (output) yang ditetapkan dalam DIPA serta rencana yang telah ditetapkan;
f. merumuskan kebijakan agar pembayaran atas beban APBN sesuai dengan keluaran (output) yang ditetapkan dalam DIPA; dan
g. melakukan pengawasan, monitoring, dan evaluasi atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dalam rangka penyusunan laporan keuangan.
Memastikan kesesuaian antara kontrak dengan target kinerja yang tertuang dalam DIPA
Memastikan kesesuaian antara fisik barang/jasa samadengan yang tercantum dalam kontrak, dan didukungoleh dokumen serah terima barang/pekerjaan
Memastikan tersusunnya rencana kegiatan yang baikdan pelaksanaan rencana kegiatan sesuai rencana;
Memastikan bahwa pembayaran tagihan negaradidukung oleh bukti-bukti yang sah.
1. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA; menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan termasuk rencana penarikan dananya;
menyusun perhitungan kebutuhan UP/TUP sebagai dasar pembuatan SPP-UP/TUP
mengusulkan revisi POK/DIPA kepada KPA
2. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
3. membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa
4. melaksanakan kegiatan swakelola
5. memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/ kontrak yang dilakukannya
6. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;
7. menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara menguji kebenaran materiil dan keabsahan surat-surat bukti mengenai hak tagih kepada
negara; dan/atau
menguji kebenaran dan keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai
8. membuat dan menandatangani SPP
9. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA pelaksanaan kegiatan penyelesaian kegiatan penyelesaian tagihan kepada negara
10. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan
11. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan
12. melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa; memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh
pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara; mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi
kegiatan; memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara; dan menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia
barang/jasa.
a. kelengkapan dokumen tagihanb. kebenaran perhitungan tagihanc. kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban
APBNd. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang
tercantum dalam perjanjian/kontrak dengan barang/jasa yang diserahkan oleh penyedia barang/jasa
e. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak
f. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak mengenai hak tagih kepada negara; dan
g. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak
Penerbitan SPP
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
PEJABAT PENANDATANGAN
SPM
a. menguji kebenaran dan keabsahan permintaan pembayaran (SPP) beserta dokumen pendukung yang diajukan oleh PPK;
b. membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan;
c. menerbitkan perintah pembayaran (SPM);
d. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih.
PPSPM menolak dan mengembalikan permintaan pembayaran (SPP), apabila SPP tidak memenuhi
persyaratan untuk dibayarkan.
1. menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung;
• kelengkapan dokumen pendukung SPP
• kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK
• kebenaran pengisian format SPP
• kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker
• ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker;
• kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai
• kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan pengadaan barang/jasa
• kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP sehubungan dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan
• kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan dari pihak yang mempunyai hak tagih;
• kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara; dan
• kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam perjanjian/kontrak
2. menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;
3. membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan;
4. menerbitkan SPM;
• mencatat pagu, realisasi belanja, sisa pagu, dana UP/TUP, dan sisa dana UP/TUP pada kartu pengawasan DIPA
• menandatangani SPM; dan
• memasukkan Personal Identification Number (PIN) PPSPM sebagai tanda tangan elektronik pada ADK SPM
5. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih;
6. melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA; dan
7. melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
BENDAHARA DAN BENDAHARA
PENGELUARAN PEMBANTU
BENDAHARA
1. Bendahara Penerimaan
2. Bendahara Pengeluaran
3. Bendahara Pengeluaran Pembantu
4. Bendahara Satker BLU
Catatan:
Bendahara Satker BLU juga berkewajiban menyampaikan LPJ dikarenakan
rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU
disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana
kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja K/L.
BENDAHARA PENGELUARAN
• Menteri/Ketua Lembaga menetapkan Bendahara Pengeluaran;
• Penetapan Bendahara Pengeluaran dapat didelegasikan kepada Kepalasatker
• Pengangkatan Bendahara Pengeluaran tidak terikat periode tahun anggaran.
• Surat Penetapan BP disampaikan kepada PPSPM dan PPK, serta kepadaKepala KPPN dalam rangka penyampaian Laporan Pertanggungjawaban(LPJ)
• Bendahara Pengeluaran tidak dapat dirangkap oleh KPA, PPK atau PPSPM.
• Dalam hal tidak terdapat pergantian Bendahara Pengeluaran, penetapan Bendahara Pengeluaran tahun anggaran yang lalu masih tetap berlaku
• Dalam hal Bendahara Pengeluaran dipindahtugaskan/ pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara, Menteri/Pimpinan Lembaga atau kepala Satker menetapkan pejabat pengganti sebagai Bendahara Pengeluaran.
• Bendahara Pengeluaran yang dipindahtugaskan/ pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara bertanggungjawab untuk menyelesaikan seluruh administrasi keuangan.
Jika tidak ada perubahan Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran/BPP pada saat pergantian periode tahun anggaran, Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran/BPP
tahun anggaran yang lalu masih tetap berlaku
Pengangkatan harus:
Memenuhi persyaratan yang ditetapkan BUN
Bendahara Penerimaan dan/atau Pengeluaran tidak boleh dirangkap oleh KPA,
PPSPM, PPK dan Kuasa BUN
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran/BPP tidak boleh saling merangkap
Karena keterbatasan SDM boleh dirangkap seizin
Kuasa BUN
Kepala Kantor/Satker
Menteri/Pimpinan Lembaga berwenang mengangkat:
Bendahara Penerimaan dan/ Pengeluaran
Guna kelancaran dapat mengangkat BPP
Dapat mendelegasikan kepada:
Sekjen
berperan
dalam
pengangkatan
Bendahara
PENGANGKATAN BENDAHARA
SYARAT PENGANGKATAN BENDAHARA
1. Harus memiliki Sertifikat Bendahara
2. Dalam hal proses sertifikasi belum
terlaksana, persyaratan yang harus
dipenuhi sbb:
a) Pegawai Negeri
b) Pendidikan minimal SLTA atau
sederajat
c) Golongan Minimal II/b atau sederajat
1
2
Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)
Dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran, kepala Satker dapat menunjuk beberapa BPP sesuai kebutuhan
BPP harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Bendahara Pengeluaran
Tugas BPP meliputi:1. menerima dan menyimpan UP2. melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan yang dananya bersumber dari
UP;3. melakukan pembayaran yang dananya bersumber dari UP berdasarkan perintah
PPK4. menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk
dibayarkan;5. melakukan pemotongan/pemungutan dari pembayaran yang dilakukannya atas
kewajiban kepada negara6. menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara7. menatausahakan transaksi UP8. menyelenggarakan pembukuan transaksi UP9. mengelola rekening tempat penyimpanan UP
• Terdapat kegiatan yang lokasinyaberjauhan dengan tempatkedudukan BendaharaPengeluaran.
1.
• Beban kerja BendaharaPengeluaran sangat beratberdasarkan penilaian KepalaKantor/Satker.
2.
PENGANGKATAN BPP
• Berfungsi untuk:
• menerima uang dari wajib bayar
• menyampaikan uang yang diterimanya kepada BendaharaPenerimaan atau langsung menyetorkannya ke Kas Negara atasnama Bendahara Penerimaan
1.
• Penyampaian uang oleh petugas ke Bendahara Penerimaan disertai bukti penerimaan
• Format bukti penyampaian dan teknis penyampaiannya ditetapkan oleh Kepala Kantor/Satker
2.
• Lokasi penerimaan berbeda dengan lokasi tempatBendahara Penerimaan berada
• Beban kerja yang berat dan tidak memungkinkan untukdilakukan sendiri oleh Bendahara Penerimaan
3.
Guna kelancaran pelaksanaan penerimaan, Kepala Kantor/Satker
dapat menunjuk “petugas penerima setoran/PPS”
Bendahara dibebaskan sementara dari jabatan Bendahara,
apabila:
a) Terdapat dugaan bahwa Bendahara telah melakukan perbuatan
melawan hukum baik sengaja maupun lalai sehingga
mengakibatkan terjadinya kerugian negara; atau
b) Bendahara tidak dapat melaksanakan tugasnya dalam waktu
paling singkat 3 (tiga) bulan.
Dalam hal bendahara dibebastugaskan sementara,
Menteri/Pimpinan Lembaga menetapkan Pejabat pengganti
sebagai Bendahara.
Menteri/Pimpinan Lembaga dapat mengangkat kembali
Bendahara dimaksud pada jabatannya sebagai Bendahara,
apabila:
1. Tidak ditemukan bukti perbuatan melawan hukum,
2. Pegawai kembali bertugas di satker lingkungannya.
1
2
3
PEMBEBASTUGASAN SEMENTARA DAN
PENGANGKATAN KEMBALI BENDAHARA
PEMBERHENTIAN BENDAHARA DAN
PENETAPAN BENDAHARA BARU
No Pemberhentian Bendahara, jika:
1. Dijatuhi hukuman disiplin sedang atau
berat
2. Dijatuhi hukuman yang sudah
mempunyai kekuatan hukum tetap
3. Diberhentikan sebagai Pegawai
Negeri
4. Sakit berkepanjangan
5. Meninggal dunia; atau
6. Mutasi/berpindah tempat kerja
Menteri/Pimpinan Lembaga
mengganti Bendahara dimaksud
dan mengangkat Bendahara
baru, sesuai mekanisme diawal.
BENDAHARA YANG DIBERHENTIKAN, WAJIB:
Menyerahkan tugas dan tanggung jawabnyabeserta seluruh dokumen kepada Bendahara baru
Penyerahan tugas dan tanggung jawab serta dokumen pelaksanaantugas Bendahara didahului dengan pemeriksaan kas oleh KPA atau
Pejabat yang ditunjuk oleh KPA
Hasil pemeriksaan kas dan serah terima tugas dan tanggung jawab sertadokumen pelaksanaan tugas dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan
Kas dan Serah Terima
Format BAP Kas dan Serah Terima terstandarisasi
1
2
3
4
Batasan Tanggung Jawab Bendahara
Kuasa BUN
Bendahara Pengeluaran
Bendahara Penerimaan
BPP
- Secara fungsional bendahara bertanggung jawab kpd Kuasa BUN
- Secara pribadi bertanggungjawab atas seluruh uang/surat berharga yang dikelolanya.
LPJ
LPJLPJ
BATASAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA
1. Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran secara fungsional bertanggung
jawab kepada Kuasa BUN, secara pribadi
bertanggung jawab atas seluruh uang/surat
berharga yang dikelolanya.
2. BPP bertanggung jawab secara pribadi atas
uang yang dikelolanya dan menyampaikan LPJ
kepada Bendahara Pengeluaran.
BENDAHARA PENGELUARAN
melaksanakan tugas
kebendaharaan atas uang/surat berharga yang berada dalam
pengelolaannya
dan
Pelaksanaan tugas kebendaharaan Bendahara Pengeluaran meliputi:
1. menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan uang/surat berharga dalam
pengelolaannya
2. melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK
3. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK yaitu:
a. pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi: pihak yang ditunjuk untuk menerima
pembayaran, nilai tagihan yang harus dibayar, jadwal waktu pembayaran, dan
menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
b. pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis yang
disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan
dalam dokumen perjanjian/kontrak; dan
c. pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran
pengeluaran (akun 6 digit).
4. menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan
5. melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari pembayaran yang
dilakukannya
6. menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara
7. mengelola rekening tempat penyimpanan UP
8. menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Kepala KPPN
selaku kuasa BUN
PENATAUSAHAAN KAS
Bendahara harus menatausahakan seluruh uang yang dikelolanya
Bendahara wajib menggunakan rekening atas nama jabatannya
pada bank umum/pos dan dilarang menyimpan uang yang
dikelolanya pada rekening atas nama pribadi
Penarikan uang dari rekening Bendahara menggunakan cek yang
ditandatangani oleh Bendahara dan KPA dan/atau PPK atas nama
KPA
Penatausahaan Kas Bendahara Penerimaan
Pentausahaan Kas Bendahara Pengeluaran
Penatausahaan Kas BPP
Melip
uti:
Penatausahaan Kas
Bendahara Penerimaan (1)
Bendahara Penerimaan mengelola uang yang
sudah menjadi hak negara maupun yang belum
menjadi hak negara.
Bendahara Penerimaan menyetorkan penerimaan
negara paling lambat akhir hari kerja. Namun bisa
disetorkan hari berikutnya dalam hal:
a. Terkendala jam operasional bank/pos persepsi,
b. Penerimaan negara diterima pada hari
libur/diliburkan.
1
2
Penerimaan negara dapat disetorkan secaraberkala dalam hal:
a. Tidak tersedia bank/pos persepsi sekota
b. Kondisi geografis tidak memungkinkan
c. Jarak tempuh lokasi bank/pos persepsi >2 jam
d. Biayanya untuk melakukan penyetoranmelebihi penerimaan yang diperoleh
Hal itu harus mendapat izin Kanwil DJPBN
Penatausahaan Kas
Bendahara Penerimaan (2)
3
4
Penatausahaan Kas Bendahara
Pengeluaran/BPP (1)
Uang yang dikelola Bendahara Pengeluaran/BPP meliputi:
a. UP/TUP
b. LS kepada Bendahara Pengeluaran (honor
dan perjalanan dinas)
a. Pajak
b. Uang dari sumber lainnya yang menjadi hak negara, contoh: PNBP yang dikelola Bendahara Pengeluaran
c. Uang lainnya (hibah, bansos, dll)
Bendahara Pengeluaran/BPP dapat membayarkan UP/TUP setelah mendapat SPBy dari PPK
1
2
Penatausahaan Kas Bendahara
Pengeluaran/BPP (2)
Setiap akhir hari kerja, maksimal UP/TUP yang ada di brankas Bendahara Pengeluaran/BPP adalah Rp50.000.000,-
Bila pada akhir hari kerja UP/TUP melebihi Rp50.000.000,- maka dibuat Berita Acara Keadaan Kas.
Bendahara dapat memberikan Uang Muka Kerja(selain UM Perjadin) setelah mendapat SPBy.
Pada akhir tahun anggaran, UP/TUP harus disetorkanke kas negara. Sedangkan sisa LS Bendahara disetorpaling lambat 90 hari kerja dari tanggal SP2D.
3
4
5
6
PEMBUKUAN BENDAHARA
Pembukuan dilakukan pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu dan Buku
Pengawasan Anggaran
Pembukuan mencakup seluruh uang yang ada pada satker tersebut
Dalam hal tidak memungkinkan maka bisa dengan manual tulis
tangan/komputer
Pembukuan Bendahara berdasarkan dokumen sumber
dengan menggunakan aplikasi yang dibangun oleh
DJPBN.
SiLaBISistem Laporan
Bendahara Instansi
New
PEMERIKSAAN KAS BENDAHARA
1• Pemeriksaan dilakukan oleh KPA/PPK atas nama KPA/PPK
2• Pemeriksaan kas dilakukan dalam hal: terjadi pergantian bendahara,
dilakukan rekonsiliasi dan sewaktu-waktu
3
• Hasil pemeriksaan kas dituangkan dalam Berita Acara dan memuat: kesesuaian kas tunai di brankas dan rekening dengan pembukuan, penyetoran penerimaan negara/pajak, penjelasan atas selisih
4• Pemeriksaan Kas dilakukan minimal sekali dalam sebulan
LPJ BENDAHARA
Bendahara harus menyampaikan LPJ Bendahara kepada: Kuasa
BUN (KPPN), Menteri/pimpinan lembaga, BPK
LPJ Bendahara disusun berdasarkan pembukuan yang dilakukan
Bendahara dan ditandatangani olek Bendahara dan KPA/PPK
LPJ Bendahara menyajikan:
a. Keadaan pembukuan;
b. Keadaan kas akhir bulan;
c. Hasil rekonsiliasi internal;
d. Penjelasan atas selisih.
LPJ BENDAHARA (2)
Penyampaian LPJ Bendahara ke KPPN paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya dengan dilampiri:
a. Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi
b. Salinan rekening koran
c. Daftar Saldo Rekening
d. Daftar Hasil Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan Negara
Dalam hal tanggal 10 hari libur maka penyampaiannya pada hari kerja
sebelumnya.
VERIFIKASI LPJ Bendahara
KPPN melakukan verifikasi atas LPJ Bendaharayang diterima dan menyusun Daftar LPJ Bendahara
kemudian menyampaikannya ke Kanwil DJPBN paling lambat 15 hari kerja
Kanwil DJPBN menerima Daftar LPJ Bendahara dariKPPN untuk disusun Rekapitulasi LPJ Bendahara per Bagian Anggaran tingkat Wilayah dan disampaikan ke
Dit. PKN paling lambat 20 hari kerja
Dit. PKN menyusun Rekapitulasi LPJ Bendahara per Bagian Anggaran tingkat
Nasional
ALUR LPJ BENDAHARA
Sekjen K/L LKK/L LKPPRekonsiliasi
Satker KPPNVerifikasi
KanwilKanPus
DJPBN
SiLaBI Sistem Laporan Bendahara Instansi
BPK
Pembinaan
TUJUAN YANG HENDAK DICAPAI
Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara1
BUN memberikan pedoman kerja bagi 27.181 Bendahara 2
Mengamankan uang Negara khususnya yang dikelola oleh Bendahara3
Mendeteksi seluruh rekening pemerintah, LPJ dilampiri rekening koran4
Bendahara menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)
secara patuh dan akurat5
KPPN selaku Kuasa BUN di Daerah memiliki alat kontrol bahwa UP
telah dipertanggungjawabkan dengan benar oleh Bendahara satker6
Kemenkeu menjawab temuan BPK atas Saldo Kas di Bendahara
Pengeluaran dan memiliki tata kelola yang lebih baik7
Dit. PKN-DJPBN memiliki alat analisis dalam rangka strategi
pengelolaan kas8
Terima Kasih
Top Related