PENDAHULUAN
Seiring berjalannya waktu maka semakin besar pula kebutuhan yang diinginkan dan
harus dipenuhi oleh manusia baik berupa barang ataupun jasa. Untuk itulah mulai muncul
industri-industri untuk memenuhi segala keinginan yang muncul itu. Tak hanya industri besar
saja yang tumbuh dan berkembang tetapi juga industri kecil dan industri rumah tangga yang
dapat memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
Dalam membuat industri tertentu pastilah dibutuhkan tekad dan kerja keras dalam
berbagai bidang mulai dari penyediaan modal, tenaga kerja, tenaga ahli, dan lain-lain. Selain itu
juga dibutuhkan adanya persetujuan dan kerjasama dengan pihak pemerintah terkait yang
bertugas untuk mengawasi, menjaga, dan membantu dalam pengembangan industri tersebut. Hal
ini tidak dapat dipungkiri karena saat ini mulai berkembang adanya penyimpangan-
penyimpangan yang ada di masyarakat dan dapat merugikan masyarakat.
Banyak sekali aspek yang harus diperhatikan dalam berjalannya suatu industri terutama
industri makanan dalam hal mengatasi limbah. Salah satu aspek yang penting adalah produksi
bersih, dimana segala sesuatu yang berkaitan dengan meminimasi limbah yang dihasilkan mulai
dari penyiapan bahan baku hingga produk jadi dengan tetap berupaya meningkatkan
produktivitas. Semua ini terkait dengan isu lingkungan yang ada, sehingga tingkat pencemaran
terhadap lingkungan sekitar dapat dikurangi.
Limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena
mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam, mineral, dan sisa-sisa
bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Air buangan (efluen) atau
limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand ( BOD) tinggi dan
mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen
dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan
bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.
1
Pengelolaan limbah industri pangan (cair, padat dan gas) diperlukan untuk meningkatkan
pencapaian tujuan pengelolaan limbah (pemenuhan peraturan pemerintah), serta untuk
meningkatkan efisiensi pemakain sumber daya. Secara umum, pengelolaan limbah merupakan
rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi (reduction), pengumpulan (collection),
penyimpangan (storage), pengangkutan (transportation), pemanfaatan (reuse, recycling),
pengolahan (treatment), dan/ atau penimbunan (disposal).
2
Tinjauan Pustaka
Mie basah adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, garam dan air serta bahan
tambahan pangan lain (Hou and Kruk, 1998). Mie basah adalah salah satu jenis makanan yang
disukai masyarakat Asia, sehingga produk mie basah sangat sesuai jika ditambahkan bahan yang
bersifat baik untuk kesehatan. Pada umumnya mie basah hanya menggunakan subtitusi tepung
umbi-umbian.
Limbah mie basah adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan mie basah.
Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat industri mie belum
dirasakan dampaknya karena limbah padat mie basah bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Air banyak digunakan sebagai bahan pencucian untuk proses produksinya. Akibat dari banyak
nya pemakaian air dalam proses pembuatan mie maka limbah cair yang dihasilkan juga cukup
besar. Air limbah tersebut mengandung bahan organik, bila langsung dibuang kebadan air
penerima tanpa ada nya proses pengolahan maka akan menimbulkan pencemaran, seperti
menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap dan berkurangnya oksigen yang terlarut dalam air
sehingga mengakibatkat organisme yang hidup didalam air terganggu karena kehidupannya
tergantung pada lingkungan sekitarnya. Pencemaran yang dilakukan terus menerus akan
mengakibatkan mati nya organisme yang ada dalam air, menginggat air berubah kondisinya
menjadi anaerob. (Astuti,2007)
Menurunnya kadar oksigen yang terlarut dalam air berati kondisi pencemaran didalam air
semakin meningkat, maka diperlukan pencegahan pencemaran akibat limbah cair industri agar
habitat dan kehidupan air yang ada disekitar lingkungan tetap terlindungi (Farid, 2008). Limbah
cair atau air buangan (waste water) dalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga,
perdagangan, perkantoran, industri maupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan
manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup (Mahida, 1993).
3
Setiap jenis industri mempunyai karakteristik limbah cair yang spesifik, yang berbeda
dengan jenis industri lainnya, walaupun mungkin suatu jenis industri mempunyai beberapa
parameter pencemar yang sama dengan industri lainnya. Perbedaan karakteristik limbah cair
industri akan menyebabkan proses pengolahan limbah cair industri tersebut berbeda antara satu
industri dengan industri lainnya. Limbah cair industri harus diolah sedemikian rupa sehingga
tidak akan mencemari badan air setempat dimana limbah cair tersebut akan dibuang (Ginting,
2006).
Limbah cair industri adalah buangan hasil proses/sisa dari suatu kegiatan/usaha yang
berwujud cair dimana kehadirannya pada suatu saat dan tempat tidak dikehendaki lingkungannya
karena tidak mempunyai nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang. ( Asmadi,2012 ).
4
Pembahasan
Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan mie basah di pasar Rukoh berupa air
limbah hasil pencucian mie, sisa rebusan mie, dan abu sisa dari pembakaran. Dari berbagai
macam limbah yang ditimbulkan tersebut, tidak ada penanganan terhadap limbah tersebut.
Sebagai contohnya, yaitu pada limah cair, tidak ada saluran IPAL yang ada di ini, sehingga
limbah limbah tersebut langsung dibuang ke selelokan, dan jika hal itu tidak ditanggulangi secara
cepat, maka akan membuat kontaminasi pada air sungai.
Selain itu, tidak adanya cerobong asap yang ada di ruang produksi, sehingga membuat
asap – asap sisa hasil dari pembakaran masih ada di ruang produksi. Hal tersebut akan membawa
dampak yang buruk terhadap produk mie yang dihasilkan nantinya dan tentunya berdampak juga
terhadap kesehatan pekerjanya.
Tempat produksi mie di Pasar Rukoh ini terletak dalam pemukiman padat penduduk,
sehingga permasalahan lingkungan utama bagaimana menjaga kondisi lingkungan sekitar supaya
tidak tercemar oleh limbah yang dihasilkan, namun yang terjadi adalah belum adanya instalasi
penanganan limbah sebelum limbah tersebut dibuang ke lingkungan. Industri ini membuang
limbah produksinya langsung dialirkan begitu saja menuju sungai disekitarnya, sehingga ini
berpotensi untuk mencemari lingkungan.
Identifikasi Penyebab Terjadinya Limbah
Dari awal proses yaitu pada saat penggunaan tepung terigu yang akan ditimbang, ada
beberapa yang tercecer, sehingga menyebabkan adanya scrap dan juga pada saat pencampuran
adonan dengan menggunakan molen atau mesin pencampur yang masih terdapat sisa – sisa
adonan yang tertempel dimesin. Limbah mie ini juga dihasilkan dari sisa pemotongan adonan
mie yang tercecer yang juga menyebabkan adanya limbah, hingga pada saat pemasakan yang
banyak terdapat sisa – sisa mie yang sudah matang yang tidak terangkut sehingga mengakibatkan
banyak mie yang tercecer yang jumlahnya tidak sedikit, hal ini yang menyebabkan pada proses
ini kurang efisien dan tentunya menimbulkan limbah.
5
Penggunaan air pada saat proses produksi juga tidak sedikit yang digunakan, pada saat
penggunaan air pengadonan, air sering tersisa di dijirigen yang jumlahnya tidak sedikit, air ini
kadang sudah kotor untuk digunakan pada proses produksi selanjutnya sehingga diperlukan
pergantian air yang menyebabkan pembuangan air yang banyak dari proses sebelumnya,
sedangkan pada saat proses perebusan juga dihasilkan limbah cair sisa perebusan mie, dan pada
proses perebusan ini juga terdapat limbah gas dari pembakaran. Dalam ruangan produksi tidak
dilengkapi cerobong asap yang menyebabkan kurangnya sirkulasi udara yang ada diruang
produksi. Proses perebusan ini menggunakan tungku besar yang berbahan bakar kayu, sehingga
terdapat sisa-sisa bahan bakar kayu berupa abu.
Limbah yang dihasilkan oleh industri ini berupa limbah padat yaitu scrap alat atau
ceceran mi yang jatuh ke lantai dan abu/kayu sisa pembakaran, sedangkan limbah cairnya berupa
air sisa campuran adonan serta air sisa perebusan, dan limbah gasnya berupa asap dari proses
pembakaran kayu. Pada industri ini belum memiliki penanganan limbah yang memadai, seperti
tidak adanya unit pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke sungai, serta belum adanya
cerobong udara untuk menyalurkan asap hasil dari pembakaran. Akan tetapi untuk penanganan
limbah padat berupa abu sisa pembakaran sudah dilakukan, yaitu dimanfaatkan untuk media
tanam ataupun campuran pupuk oleh masyarakat sekitar.
6
Lampiran
Keterangan :
Foto 1, 2 dan 3 adalah produksi rumah tangga yang mengolah mie basah di daerah Rukoh dan
limbah cairnya di buang langsung ke parit.
7
Keterangan :
Foto 4, 5 dan 6 adalah tempat aliran limbah cair yang di buang secara langsung tanpa ada
penanganan sebelumnya.
Daftar Pustaka
8
Asmadi dan Suharno. 2012. Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah. Cetakan Pertama.
Gosyen Publishing, Yogyakarta.
Farid., 2008, Pengaruh Perubahan Kuat Arus Listrik Terhadap Penyisihan Bahan Organik
Limbah Cair Industri Tahu Dengan Proses Plasma, Jurusan Teknik Lingkungan FTSP
UPN.
Ginting,P. 2006. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Wrama Widya, Jakarta.
Hou, Guoquan and Kruk, Mark. 1998. Asian Noodle Technology. Technical Bulletin Volume
XX.
Mahida,U.N. 1993. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. PT.Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
9
Top Related