TUGAS KHUSUS
PEMBUATAN CUKA APEL
Buah apel yang selama ini kita kenal dengan segala kandungan vitamin,
mineral, serta unsurunsur lainnya seperti fitokimian, serat tanin, dll,ternyata dapat
juga diolah menjadi cuka. Cuka apel (apple cider vinegar) berasal dari hasil
fermentasi buah apel segar. Cairan bening kuning keemasan ini memiliki rasa
yang masam dan aroma segar menyengat. Konon, cuka apel sudah digunakan
sejak ratusan tahun yang lalu untuk mengurangi nyeri pada artritis, mengobati
sakit tenggorokan, hipertensi, peningkatan kadar kolesterol, jerawat, dan
gangguan kulit. Cuka apel juga telah dimanfaatkan oleh orang Mesir dan Romawi
zaman dulu sebagai ramuan herbal. Cuka apel tidak menimbulkan keasaman
dalam tubuh, walaupun sebenarnya rasa dari cuka apel tersebut masam. Seperti
kita ketahui, tidak selalu makanan yang rasanya asam memiliki pH asam. Contoh,
jeruk, nanas, mangga, jeruk nipis,atau jeruk lemon termasuk makanan dengan pH
basa. Sebaliknya makanan dengan pH asam tidak selalu rasanya asam. Contoh
makanan dengan pH asam; daging yang dapat meningkatkan keasaman darah,
coklat yang rasanya sama sekali tidak asam, dll. Hal ini disebabkan karena faktor
yang menentukan makanan termasuk pembentuk asam atau basa bukan
berdasarkan rasa atau baunya, melainkan dari jenis kandungan mineralnya, kadar
proteinnya, dan kadar airnya. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan pH
asam, dapat meningkatkan keasaman dalam darah sehingga menimbulkan kondisi
yang disebut asidosis. Asidosis menyebabkan gangguan metabolisme yang diikuti
terjadinya pengentalan atau penggumpalan darah, salah gizi (malnutrisi), serta
munculnya penyakit-penyakit degeneratif, termasuk obesitas. Adapun kandungan
mineral dan vitamin dari cuka apel sebagai berikut. Kalium merupakan salah satu
mineral dalam cuka apel yangberperan dalam proses penyembuhan. Sebagai
elektrolit yang komposisinya hampir sama dengan elektrolit tubuh, kalium
berguna meningkatkan metabolisme tubuh. Asam amino berperan sebagai bahan
untuk membangun protein yang bermanfaat mengganti sel-sel tubuh yang rusak,
sebagai pemberi kalori pada tubuh, membuat protein dalam darah yang berguna
ntuk mempertahankan tekanan osmose darah, menurunkan kadar kolesterol darah,
menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh.Asam amino dalam cuka apel
kadarnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk buah apel segarnya.
Vitamin dan Beta Karoten.Vitamin A berperan untuk menjaga kesehatan mata
juga sebagai antioksidan untuk membersihkan radikal bebas yang membuat
kerusakan sel. Vitamin B1 (tiamin) memelihara sifat permeabilitas dari dinding
pembuluh darah sehingga mencegah terjadinya penumpukan cairan jaringan tubuh
(oedema) seperti pada penyakit beri-beri, memelihara fungsi syaraf sehingga
mencegah terjadinya neuritis, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah
rematik, kanker, arterosklerosis, stroke, dan memperbaiki kontraksi dinding
lambung. Vitamin B2 (riboflavin): berperan untuk memproses asam amino,
lemak, dan karbohidrat hingga menghasilkan energi ATP yang diperlukan sel
tubuh, juga sebagai antioksidan, pemeliharaan jaringan saraf, jaringan pelapis,
kulit, dan kornea mata. Vitamin C berperan dalam pembentukan substansi antar-
sel dan berbagai jaringan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan sebagai zat
antioksidan yang mampu membersihkan tubuh dari radikal bebas. Provitamin
Beta Karoten berperan sebagai antioksidan. Keberadaan beta karoten, vitamin A,
dan bersama antioksidan lain bermanfaat untuk membersihkan radikal bebas
sehingga kualitas darah dan sel lebih sehat. Magnesium: berperan sebagai perekat
yang melekatkan kalsium dan fosfor pada tulangtulang dalam tubuh melawan
osteoporosis, membantu fungsi saraf dan otot, mengatur irama jantung agar tetap
normal, dan sebagai obat penenang alami (magnesium plus kalsium).
Enzim suatu protein yang bertindak sebagai katalis biologi untuk
memperlancar metobolisme zat-zat di dalam tubuh dan sekaligus meningkatkan
daya tahan atau imunitas tubuh terhadap adanya zat asing yang dapat merugikan
tubuh. Serat pectin merupakan senyawa polisakarida yang bisa larut dalam air
yang berfungsi sebagai pelindung yang melindungi dinding lambung dan usus,
sehingga akan terlindungi bila terdapat luka, toksin kuman, atau asam lambung
yangberlebih. Beberapa fungsi lain dari serat pektin.Merangsang gerak peristaltic
usus sehingga pencernaan terhadap makanan menjadi lebih baik. Membentuk
volume makanansehingga memberikan rasa kenyang. Melunakkan dan
memadatkan feses sehingga memudahkandefikasi (buang air besar) dan mencegah
konstipasi (sembelit). Mencegah penyerapan lemak dan kolesterol, karena serat
merangsang sekresi (pengeluaran) getah empedu yang membuat lemak menjadi
emulsi dan terbuang bersama feses (kotoran). Memperlambat penyerapan glukosa
sehingga membantu mencegah kenaikan glukosa (gula darah) pada penderita
diabetes mellitus. Membentuk lapisan gel di dinding lambung sehingga efektif
mengatasi penyakit maag. Mencegah terjadinya kanker usus terutama kanker
colon (usus besar). Sebagai antikolesterol, bila berinteraksi dengan vitamin C
dapat menurunkan kolesterol darah. Selain itu, pectin juga dapat menyerap
kelebihan air dalam usus dan memperlunak feses serta mengikat dan
menghilangkan racun dalam isi usus. Adapun khasiat dan manfaat dari cuka apel
sebagai berikut:
1. Antibakteri dan antiseptik.
2. Hipokolesterolemik yaitu menurunkan lonjakan kadar kolesterol darah.
3. Meningkatkan daya tahan tubuh.
4. Melegakan saluran pernapasan.
5. Meredakan saluran pencernaan yang terganggu, kencing sakit, asma, rematik,
artritis, demam, dan radang hidung. Untuk membantu mengatasi demam, oleskan
cuka apel ke bagian tubuh, terutama dada, punggung, dan lipatan (siku, ketiak,
dan selangkangan).
6. Meredakan rasa letih dan lesu yang diakibatkanoleh miskinnya pasokan darah
yang kaya oksigen sehingga asam urat menumpuk. Jika disertai rasa tidak nyaman
dan gatal, bisa jadi karena toksemia (keracunan dalam darah). Bisa diatasi dengan
membuat ramuan 3/4 cangkir cuka apel, tambahkan 1/4 cangkir madu, aduk.
Minumlah sedikit-sedikit. Agar badan segar sepanjang hari, enak tidur dan daya
tahan tubuh lebih baik, minum setiap pagi setelah sarapan.
7. Campurkan cuka apel dan air hangat dalam jumlah yang sama. Gunakan untuk
berkumur di tenggorokan sambil menengadahkan kepala, lalu buang. Berkhasiat
menyembuhkan batuk dan sakit tenggorokan.
8. Sebagai obat luar, oleskan cuka apel pada lukagoresan, kulit terbakar, atau
tersengat matahari, bengkak, memar, eksim, keseleo, dan gigitan serangga.
9. Minum 2 sendok teh cuka ditambah air hangat sampai menjadi segelas, 2 kali
setiap hari bagi penderita hipertensi dan hiperlipidermia (kadar lemak darah
berlebihan). Dapat mencegah serangan jantung, stroke, katarak, rematik,
alzheimer, osteoporosis (pengeroposan tulang) dan melawan kanker. Boleh
ditambahkan madudalam penyajiannya.
10. Tuang sedikit cuka apel pada kapas/perban, oleskan pada kadas, kurap dan
kutu air. Bagi penderita kutu air dan kaki bau, rendam kaki dalam air hangat yang
dibubuhi cuka apel.
11. Mencegah dan mengobati ketombe dengan cara menghangatkan cuka apel
kemudian oleskan pada kulit kepala.
Untuk dosis pemakaian cuka apel, secara umum cukup dengan ½-1 sdm
cuka apel dicampur dengan segelas air. Minum 2-3 kali sehari beberapa menit
sebelum makan. Dosis ini juga dianjurkan bagi penderita artritis. Bila belum biasa
dengan rasanya, boleh ditambah dengan 1 sdt madu atau jus buah sebagai
pengganti air. Untukanak-anak, cukup 1 sdt cuka apel. Sebagian ahli
menganjurkan minum banyak air, 2-3 gelas setelah beberapa saat meminum cuka
apel. Gunanya untuk lebih mempercepat pengeluaran racun dan lemak dalam
tubuh. Cuka apel juga bisa dicampurkan dalam masakan atau salad. Mengonsumsi
cuka apel tidak menimbulkan efek samping, selama cuka apel tersebut organik
dan digunakan sesuai dosisnya. Ciri cuka apel yang alami adalah adanya ‘mother’,
yaitu endapan cuka di dasar botol dan warna cuka juga lebih keruh. Buah apel
merupakan buah tahunan yang memiliki ciri – ciri, warna hijau muda
kemerahan, rasanya masam manis, serta aromanyakuat. Apel ini dapat
dijadikan sebagai bahan dasar pembuatanminuman kesehatan, misalnya
minuman cuka apel. Cuka apel adalahcairan hasil fermentasi buah apel
segar yang difermentasikan dengan ragi roti (Saccharomycescereviseae). Cuka
apel tidak membuat perut kita asam, karena bukan minuman pembentuk
asam. Cuka apel mengandung zat-zat pembentuk basa sehingga baik
untuk menjaga keseimbangan asam basa tubuh.
Keseimbangan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia adalah 80 %
basa dan 20 % asam. Cuka apelbermanfaat sebagai penambah cita rasa
padamasakan, mengempukkan daging juga bermanfaat sebagai ramuan
tradisional, karena mempunyai unsur – unsur berkhasiat tonik
yangdapat menjaga kelembaban kulit, rambut, mengobati jerawat dan
lukaakibatsengatansinar matahari(Anonymous, 2003).Cuka apel tidak
menimbulkan efek samping selama digunakansesuai aturan. Dosis
umum: ½ -1 sdm cuka apel dicampur dengan segelas air, dan
diminum 2-3 kali sehari beberapa menit sebelum makan. Cuka apel
mengandungCa 250 mg,K 1599 mg, Na 24,15 mg,Mn 45 mg,Fe 9,67
mg,enzim,pektin dan konsentrasi asam asetat ±2- 4 % (Anonymous, 2003).Proses
pembuatan cuka apel ini adalah memfermentasikan sari buah apel dengan
ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) dari hari ke 14 - hari ke 28. Sehingga
perlu dilakukan penelitian penetapan kadar asam asetat pada fermentasi cuka
apel dari hari ke14 – hari ke 28. Cuka apel (apple cider vinegar) merupakan cairan
berwarna coklat yang terbuat dari fermentasi buah apel.Cuka apel sudah
digunakan sejak ribuan tahun yang lalu karena sifat-sifatnya yang dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit dan infeksi, seperti sinusitis, demam,
dan flu.Cuka apel telah digunakan selama ribuan tahun untuk mengobati berbagai
keluhan penyakit.Hipprocates, bapak kedokteran modern, merekomendasikan
penggunaan cuka apel yang dicampur dengan madu untuk mengobati demam dan
flu pada tahun 400 SM.Sejak itu, cuka apel terus digunakan untuk mengobati
berbagai penyakit termasuk nyeri. Cuka apel juga digunakan oleh tentara
Romawi dan para pendekar samurai Jepang sebagai ramuan untuk kesehatan,
kekuatan, dan vitalitas.Cuka apel juga digunakan pada perang saudara Amerika
sebagai antiseptik untuk membersihkan luka tentara dan terus digunakan untuk
tujuan yang sama pada Perang Dunia I.Rasa asam dari cuka apel membuatnya
memiliki sifat membersihkan dan dapat digunakan sebagai antiseptik.Cuka apel
mengandung asam asetat yang membantu menyingkirkan bakteri berbahaya dan
jamur pada saluran pencernaan. Hal ini membantu kerja pencernaan dan
penyerapan nutrisi dari makanan oleh usus.
Cuka apel juga mengandung pektin, merupakan serat yang larut dalam
air, sehingga membantu menyerap air, lemak, racun, dan kolesterol dari saluran
pencernaan dan membuangnya keluar dari tubuh.Cuka apel banyak sekali
kegunaannya. Cuka apel memiliki sifat pembersih yang kuat dan membantu
penyembuhan banyak penyakit. Cuka apel dapat digunakan untuk membersihkan
usus dan saluran pencernaan.Cuka apel juga memiliki kemampuan menurunkan
tekanan darah dan kolesterol, serta mampu membuang lemak dan racun keluar
dari tubuh.Penggunaan yang lain dari cuka apel adalah untuk membersihkan kulit
dan memerangi jerawat. Cuka apel diketahui memiliki sifat antibakteri dan bisa
mengurangi gejala dan tingkat keparahan demam, flu, sinusitis, dan infeksi.Cuka
apel yang dikonsumsi setiap pagi saat perut masih kosong dapat meningkatkan
energi, vitalitas, dan kesehatan secara umum. Rasa sakit akibat penyakit kronis
bisa berkurang bahkan hilang sama sekali.Dengan cuka apel, kulit akan lebih
bersih, pencernaan menjadi lebih lancar, kesehatan jantung, kesehatan sistem
saraf, sehingga taraf kesehatan secara keseluruhan akan meningkat.Cuka apel bisa
dikonsumsi setiap hari. Dua sampai empat sendok makan cuka apel setiap hari
akan meningkatkan vitalitas dan kesehatan.Jika mengonsumsi cuka apel pertama
kali di pagi hari, maka cuka apel akan memiliki efek membersihkan yang kuat
pada tubuh.Bila ingin menggunakan cuka apel untuk menurunkan berat badan,
ambilah tiga sendok makan cuka apel dan campur dengan segelas air, minum tiga
kali sehari.
Cara yang populer mengonsumsi cuka apel adalah meminum satu
sendok makan cuka apel yang dicampur ke dalam satu gelas air putih ditambah
dengan madu dan air perasan lemon. Cuka adalah hasil fermentasi atau peragian.
Fermentasi adalah proses dimana gula dalam makanan dipecah oleh bakteri dan
ragi. Pada tahap awal fermentasi, gula diubah menjadi alkohol. Kemudian, jika
alkohol mengalami fermentasi lebih lanjut akan menghasilkan cuka. Pada
umumnya cuka dibuat dari berbagai bahan seperti buah-buahan, sayuran, atau
butiran misalnya beras. Cuka apel dibuat dari bubuk apel.Seperti cuka pada
umumnya, kandungan utama cuka apel adalah asam asetat. Cuka juga
mengandung asam-asam lainnya, vitamin, garam mineral, dan asam-asam amino.
Beberapa khasiat cuka apel untuk kesehatan yang telah dikenal antara lain,
menurunkan kadar gula darah (glukosa darah) pada penderita diabetes,
menurunkan kadar kolesterol,menurunkan tekanan darah tinggi,mencegah dan
menghambat kanker,menurunkan berat badan.
Secara umum resiko mengkonsumsi cuka apel tidak selalu terjadi,
beberapa sendok cuka apel sepertinya tidak banyak. Namun jika cuka apel
dikonsumsi untuk jangka panjang atau dalam jumlah besar, mungkin dapat
menimbulkan resiko kesehatan. Berikut beberapa hal yang dapat anda
pertimbangkan. Cuka apel adalah asam kuat. Sebaiknya tidak mengkonsumsi cuka
apel yang terlalu asam. Gunakan yang agak encer atau larutkan dengan air
sebelum diminum.Penggunaan cuka apel dapat menyebabkan kadar kalium rendah
dan mengurangi kepadatan tulang. Jika anda mengalami kadar kalium rendah atau
mengalami osteoporosis, jangan menggunakan cuka apel sebelum berkonsultasi
dengan dokter. Cuka apel yang mengandung banyak asam kuat mungkin dapat
bereaksi dengan obat-obatan seperti diuretic dan laxative yang dikonsumsi secara
rutin. Jika anda mengalami diabetes, berkonsultasilah dengan dokter anda sebelum
menggunakannya secara rutin. Cuka mengandung kromium yang dapat
mempengaruhi kadar insulin tubuh anda.Cuka apel memiliki citarasa yang nikmat
serta kaya akan zat yang bermanfaat bagi kesehatan. Jika anda menggunakan cuka
apel untuk menambah cita rasa makanan atau sebagai suplemen dengan jumlah
tertentu tentu saja boleh dan anda akan mendapatkan manfaatnya. Namun jika
anda akan mengkonsumsi cuka apel sebagai obat terhadap penyakit yang anda
derita, anda harus mendapatkan rekomendasi dari dokter yang menangani
penyakit anda. Manfaat apel sebenarnya sudah dikenal sejak zaman Romawi.
Ketika itu, apel diyakini mampu memperlancar pencernaan. Pasalnya, apel
mengandung asam traktat yang bisa menghambat pertumbuhan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri dalam saluran pencernaan.Selain itu, apel juga
mempunyai banyak khasiat dan manfaat, terutama kandungan zat-zat yang bisa
mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Di kalangan masyarakat Amerika
dan Eropa, mengonsumsi apel sudah merupakan kebiasaan sehari-hari. Pasalnya,
bukan hanya penyakit ringan seperti flu dan diare, tapi juga penyakit kanker,
serangan jantung dan stroke, bisa ditangkal dengan buah ini.Hipocrates, seorang
dokter berkebangsaan Yunani, ketika itu menganjurkan kepada orang yang
mengidap lemah jantung dan masalah pencernaan agar rajin mengonsumsi apel. Ia
,meyakini, zat yang berperan besar dalam proses perbaikan metabolisme tubuh
adalah antioksidan yang terdapat dalam apel. Buah mungil ini mengandung
vitamin C yang berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh. Bahkan, sari buahnya
sangat baik untuk menangkal serangan infeksi virus. Dosis apel yang busa
melindungi tubuh dari virus adalah satu buit apel atau segelas jus apel yang
dikonsumsi tiga hari sekali. Di Indonesia, beredar berbagai jenis apel mulai dari
apel local hingga apel impor. Dari sekian banyak apel yang beredar di pasaran,
hanya ada satu jenis apel yang diyakini memiliki khasiat lengkap, yaitu apel
Romebeauty. Berikut klasifikasi dari buah apel. Klasifikasi Ilmiah apel menurut
sistematikanya, tanaman apel diklasifikasikan sebagai berikut:
Devisio : Spermatophyta
Sub Devisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Malus
Spesies : Malus sylvestris Mill
Dari spesies Malus sylvestris Mill ini, terdapat bermacam-macam
varietas yang memiliki ciri-ciri atau kekhasan tersendiri. Beberapa varietas apel
unggulan antara lain: Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess Noble dan
Wangli/Lali jiwo.Dengan demikian, kita diharuskan mengonsumsi kurang dari
satu butir buah apel, agar tidak mudah terkena penyakit dan untuk menjaga kulit
kita. Sebuah jurnal Clinical Nutrition di Eropa, pada edisi Mei tahun 2000 lalu
pernah menuliskan, laki-laki dan perempuan yang makan satu apel setiap harinya
beresiko lebih rendah terkena stroke daripada mereka yang yang jarang
mengonsumsi apel.
Pencegahan terhadap stroke ini dilakukan oleh kandungan asam fenolik
yang terdapat dalam apel yang berfungsi memperlancar peredaran darah ke otak.
Asam fenolik inilah yang bertugas menghilangkan radikal bebas dalam darah dan
menghindari penyumbatan dalam pembuluh darah.Namun, penyakit ini bisa
dicegah dengan sering mengonsumsi apel. Beberapa zat gizi yang terdapat pada
apel seperti kalium, pectin, dan selulosa, mampu mengatasi berbagai penyakit.
Kalium merupakan mineral yang berfungsi meningkatkan keteraturan denyut
jantung, mengaktifkan konstraksi otot, mengatur pengiriman zat gizi ke sel-sel,
mengendalikan keseimbangan cairan dalam jaringan dan sel tubuh, serta
membantu mengatur tekanan darah. Pectin juga dikenal sebagai antikolesterol,
karena dapat mengikat asam empedu yang merupakan hasil akhir metabolism
kolesterol.Para peneliti buah dan sayuran sepakat jika apel layak disebut sebagai
dokter alami. Selain memiliki banyak serat alami, apel juga mengandung berbagai
jenis zat yang mampu mengatasi penyakit ringan maupun berat. Berikut ini
beberapa zat kimia yang terdapat dalam apel. Seperti buah pada umumnya, apel
telah banyak diteliti oleh para ahli gizi baik di Amerika maupun Eropa. Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa apel kaya serat fitokimia dan flavonoid.
Institute Kanker Nasional Amerika Serikat menyatakan, apel paling banyak
mengandung zat flavonoid dibandingkan dengan buah-buahan lainnya. Pasalnya,
zat ini mampu menurunkan resiko terena penyakit kanker paru-paru hingga 50%.
Selain itu, flavonoid ini dinilai dapat melindungi tubuh dari pengaruh radikal
bebas dan polusi lingkungan. Misalnya, polusi asap yang berasal dari rokok,
knalpot kendaraan bermotor dan pabrik.
Apel juga mengandung zat-zat fitokimia yang berfungsi sebagai
antioksidan penghancur kolesterol jahat(Low Density Lipoprotein) dan
meningkatkan kolesterol baik (High Density Lipoprotein). Zat-zat fitokimia
tersebut antara lain asam elagat, asam kafeat, asam klorogenat, dan glutation
(glutathione) Salah satu zat berharga yang terdapat dalam apel adalah pectin,
boron, dan tannin. Pectin merupakan sejenis serat larut yang terkandung pada
buah-buahan dan sayuran. Khasiatnya mampu menurunkan kadar kolesterol dalam
darah. Pectin juga dikenal sebagai antikolesterol yang dapat mengikat asam
empedu berlebih di dalam tubuh. Manfaat lainnya dari pectin adalah mampu
menyerap kelebihan air dalam usus, memperlunak feses, serta mengikat dan
menghilangkan racun dari usus. Sementara itu, kandungan borron yang terdapat
dalam apel berperan langsung membantu wanita mempertahankan kadar estrogen
pada saat menopause. Di samping itu, buah ini juga mengandunng antioksidan
yang berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh.
Apel juga mengandung tannin berkonsentrasi tinggi. Sebuah Journal
American Dental Assosiation pada tahun 1998 menyatakan bahwa tannin dapat
mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi yang disebabkan oleh tumpukan plak.
Tidak hanya itu, tannin juga berfungsi mencegah infeksi saluran kencing dan
menurunkan resiko terkena penyakit jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, Widjaja,Pengaruh Suhu Penyimpanan dan Waktu Fermentasi Terhadap
Kualitas Cuka Apel , www.Batam.go.id.html,Batam: Interaksar.Diakses
pada tanggal 27 Februari 2015.
Priyonggo, “Jus Apel Cegah SARS”, Jakarta: Koran Harian Suara Merdeka, 28
April 2003
Sheps, Sheldon, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi, Mayo Clinic Hipertensi,
Jakarta: Intisari Mediatama, 2005
Sibuea, Posman Kuersetin, “Senjata Pemusnah Radikal Bebas”, Jakarta: Koran
Harian Kompas, 10 Februari 2012
Wirahadikusumah, Emma, “Buah & Sayuran Untuk Terapi”, Jakarta: Penebar
Swadaya, 2003