Anggap Sidang Paripurna RUU Pilkada Tidak Sah, Poempida Surati Presiden SBY
Selasa, 30 September 2014 | 23:36 WIB
KOMPAS.com/Indra AkuntonoPoempida Hidayatullah
JAKARTA, KOMPAS.com — Poempida Hidayatullah menilai, proses pengesahan RUU
Pilkada dalam sidang paripurna DPR pada 25 September silam tidak sah. Ia pun mengirimkan
surat terbuka kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Berikut adalah surat terbuka yang dibuat oleh Poempida, seperti ditulis dalam
jurnalnya, Nuansa Baru:
Jakarta, 30 September 2014
No : 258/PH/IX/A182/2014
Perihal : Tanggapan Terhadap Pengambilan Keputusan RUU Pilkada
Kepada
Yth. Bapak Soesilo Bambang Yudhoyono
Presiden Republik Indonesia
Di Tempat
Dengan hormat,
Semoga Bapak dalam keadaan baik dan senantiasa dalam lindungan-Nya.
Berkaitan dengan telah dilakukannya pengambilan keputusan melalui voting tentang
RUU Pilkada pada 25 September 2014. Kami memberikan penjelasan bahwa pengambilan
keputusan RUU Pilkada pada Sidang Paripurna DPR tidak sesuai dengan Tata Tertib DPR
terkait pengambilan keputusan melalui suara terbanyak atau voting.
Adapun penjelasan mengenai Tata Tertib tersebut sesuai dengan Pasal 284 ayat 1
bahwa:
“Keputusan berdasarkan suara terbanyak adalah sah apabila diambil dalam rapat yang
dihadiri oleh Anggota dan unsur Fraksi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 251 ayat (1)
dan disetujui oleh lebih dari separuh jumlah Anggota yang hadir”.
Dengan demikian bila jumlah Anggota DPR yang hadir pada saat sidang Paripurna
tersebut adalah 496 sesuai dengan absensi di Sekretariat DPR. Maka pengambilan
keputusan dapat dikatakan sah apabila mendapat 249 suara. Dan mengenai Anggota DPR
yang walkout atau meninggalkan sidang, diatur dalam Pasal 285 ayat 3 dianggap telah hadir
dan tidak mempengaruhi sahnya keputusan.
Pada saat Sidang Paripurna, suara keputusan terkait RUU Pilkada hanya
mendapatkan 226 suara atau hanya memperoleh sebesar 45,56% suara anggota DPR yang
hadir. Artinya bahwa suara anggota DPR yang mendukung Pilkada DPR tidak memenuhi
persyaratan Tata Tertib DPR.
Untuk itu kami berpendapat bahwa pengambilan keputusan terkait RUU Pilkada
pada Sidang Paripurna 25 September 2014 dapat dikatakan tidak sah dan tidak dapat
disetujui sebagai Undang-Undang.
Demikian kami sampaikan sesuai dengan pengamatan dan pemahaman kami sebagai
Anggota DPR. Semoga Bapak mendapatkan pertimbangan yang baik dalam memahami
pengambilan keputusan tersebut.Terima kasih atas segala perhatian dan kerjasama yang
baik.
Hormat kami,
DR. Poempida Hidayatulloh, BEng (Hon), PhD, DIC
Hasil analisis
Top Related