BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain...

24
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan dalam penelitian, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Desain yang digunakan adalah Pre Experimental Desains. Sugiyono (2014, hlm. 74) dikatakan pre experimental desains karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variablel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Bentuk pre experimental desains yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bentuk One-group pretest-posttest design, pada bentuk ini Sugiyono (2014, hlm. 74) mengungkapkan dalam bentuk ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut: Tabel 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design Pretest Perlakuan Posttest O 1 X O 2 Sumber: Sugiyono, (2014, hlm. 75) Keterangan : O 1 : pre test (sebelum diberikan perlakuan) X : Perlakuan berupa pemberian aktivitas icebreaking

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuan dalam penelitian, maka metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Desain yang

digunakan adalah Pre Experimental Desains. Sugiyono (2014, hlm. 74) dikatakan

pre experimental desains karena desain ini belum merupakan eksperimen

sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh

terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan

variablel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.

Hal ini dapat terjadi, karena tidak variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara

random.

Bentuk pre experimental desains yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

bentuk One-group pretest-posttest design, pada bentuk ini Sugiyono (2014, hlm.

74) mengungkapkan dalam bentuk ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan,

dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum perlakuan. Desain ini dapat

digambarkan seperti berikut:

Tabel 3.1

One-Group Pretest-Posttest Design

Pretest Perlakuan Posttest

O1 X O2

Sumber: Sugiyono, (2014, hlm. 75)

Keterangan :

O1 : pre test (sebelum diberikan perlakuan)

X : Perlakuan berupa pemberian aktivitas icebreaking

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

31

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

O2 : post test (setelah diberikan perlakuan)

Berdasarkan desain diatas, penelitian ini dilakukan pada satu kelas, dimana

kelas tersebut belajar seperti biasa menggunakan model pembelajaran

konvensional, kemudian pada pertengahan pelajaran akan diberikan perlakuan

berupa aktivitas icebreaking.

B. Variabel dan Paradigma Penelitian

1. Variabel Penelitian

Hartc dan Farhady (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 38) menyatakan bahwa,

“Variabel penelitian adalah atribut seseorang atau obyek yang mempunyai

„variasi‟ antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang

lain”. Penelitian ini pada dasarnya ingin mengungkapkan tentang kontribusi

pemberian aktivitas icebreaking dalam menangani kejenuhan belajar siswa. Maka

dalam penelitian ini secara garis besar dikelompokkan menjadi tiga jenis variabel,

yaitu :

a. Variabel Bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau disebut juga

variabel penyebab yakni pemberian aktivitas icebreaking.

b. Variabel Terikat merupakan variabel akibat yakni hasil belajar siswa.

c. Variabel Moderator merupakan variabel yang mempengaruhi

(memperkuat dan memperlemah) hubungan variabel independen dengan

dependen yakni tingkat kejenuhan belajar siswa.

2. Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 42) mengungkapkan “paradigma dalam

penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variable

yang akan diteliti”. Paradigma penelitian dapat digunakan sebagai panduan dalam

Pemberian Aktivitas Icebreaking

(Variabel Bebas)

Hasil Belajar Siswa

(Variabel Terikat)

Tingkat Kejenuhan Belajar Siswa

(Variabel Moderator)

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

32

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

merumuskan masalah penelitian, merumuskan hipotesis dan menentukan teknik

statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Berikut

ini paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Keterangan:

= Ruang Lingkup Penelitian

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas

istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian, hal ini diperlukan agar tidak

terjadi kesalahan dalam memahami permasalahan dalam penelitian ini. Penulis

dalam penelitian ini memberi batasan pengertian sebagai berikut:

1. Kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar,

tetapi tidak mendatangkan hasil. Kejenuhan dapat terjadi karena proses belajar

siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya karena bosan

Siswa

Kesimpulan dan temuan penelitian

Pretest

Pembelajaran dengan pemberian aktivitas

icebreaking

Posttest

Feed

Back

Angket

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

33

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(boring) dan keletihan (fatigue). Namun, penyebab kejenuhan yang paling

umum adalah keletihan yang melanda siswa, karena keletihan dapat menjadi

penyebab munculnya perasaan bosan pada siswa yang bersangkutan.

2. Icebreaking atau pemecah kebekuan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh fasilitator dalam hal ini guru guna menyegarkan suasana kelas atau

membuat suasana kelas menjadi akrab dan menyenangkan. Icebreaking dalam

pembelajaran pada umumnya dilakukan saat guru mengajar di ruang kelas.

Icebreaking dalam hal ini dimanfaatkan untuk menyegarkan suasana belajar,

menghilangkan kejenuhan, dan rasa kantuk selama proses KBM berlangsung.

D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian pada penelitian ini adalah di ruang kelas siswa kelas XI

Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 8 Bandung Jl. Kliningan no. 31 Kota

Bandung 40295.

Gambar 3.2 SMK Negeri 8 Bandung (tampak depan)

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian menurut Sugiyono (2014, hlm. 80) mengungkapkan

bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan penjelasan di

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

34

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

atas maka yang dijadikan sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

peserta didik SMKN 8 Bandung kelas XI kompetensi keahlian teknik sepeda

motor tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari lima kelompok belajar, yaitu: XI

TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5.

2. Sampel

Sampel penelitian menurut Sugiyono (2014, hlm. 81), mengungkapkan bahwa,

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”. Adanya sampel memudahkan dalam penelitian dan efektif, tujuan dari

pengambilan sampel sendiri adalah menggunakan sebagian objek penelitian yang

akan diteliti untuk memperoleh informasi tentang populasi tersebut.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

sampling purposive. Sugiyono (2014, hlm. 85) mengungkapkan “sampling

purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

Sampel pada penelitian ini diambil dari kelas yang paling mengalami kejenuhan,

penentuan kelas diambil dari hasil observasi kepada guru-guru yang mengajar di

kelas XI TSM 3.

F. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2014, hlm. 102) menyatakan bahwa “instrument penelitian adalah

suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati”. Adapun jenis instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Jenis Instrumen

Jenis Instrumen dibutuhkan untuk pengumpulan dan pengolahan data tentang

variabel-variabel yang diteliti, maka pada kegiatan penelitian ini digunakan

instrumen sebagai berikut:

a. Tes

Penggunaan tes dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data

kemampuan yang dimiliki siswa yang diteliti, karena fungsi dari tes itu sendiri

menurut Sugiyono (2014, hlm. 122) adalah, “mengukur prestasi belajar”. Pada

penelitian ini soal tes tertulis digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

35

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

siswa sebelum dan sesudah pembelajaran, maka tes ini disusun sesuai dengan

indikator yang dikembangkan. Soal terdiri dari 20 butir soal berbentuk pilihan

ganda dengan lima alternatif jawaban pada materi kompetensi perawatan dan

perbaikan roda dan ban sepeda motor.

1) Pre test

Pre Test digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum

pelaksanaan pembelajaran.

2) Post test

Post test digunakan untuk mengukur kemajuan setelah pelaksanaan

pembelajaran.

b. Angket

Teknik angket dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan tanggapan

siswa tentang pemberian aktivitas icebreaking dalam menangani kejenuhan

belajar siswa. menurut Sugiyono (2014, hlm. 121) mengungkapkan bahwa

“angket digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik,

dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia”.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun menurut Skala Likert.

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 93) mengemukakan bahwa “skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial”. Fenomena sosial dalam penelitian ini telah ditetapkan

secara spesifik yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Berdasarkan keperluan analisis

kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skala Jawaban pada Skala Likert

Pernyataan SS ST RG TS STS

Skor Positif 5 4 3 2 1

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

36

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sumber: Sugiyono (2014, hlm.94)

Keterangan:

SS = Sangat setuju

ST = Setuju

RG = Ragu-ragu

TS = Tidak setuju

STS = Sangat tidak setuju

2. Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran

tentang validitas yang dimaksud. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 121)

mengungkapkan bahwa “instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Validitas pada penelitian ini instrumen dilakukan uji validitas isi (content

validity) untuk jenis instrument angket, kemudian melakukan pengujian validitas

dengan cara judgement oleh guru untuk instrumen test.

Pengujian validitas instrument angket dilakukan dengan uji validitas butir

soal, untuk menguji validitas butir soal instrumen, maka harus dihitung

korelasinya, yaitu menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka

kasar :

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Arikunto, S (2012, hlm. 87)

Keterangan:

xyr = Koefisien korelasi

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

37

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

X = Jumlah skor X

Y = Jumlah skor Y

XY = Jumlah skr X dan Y

N = Jumlah responden

Klasifikasi validitas menurut Arikunto, S (2012, hlm. 89) adalah:

Tabel 3.3

Interpretasi Nilai r Validitas

Besarnya Nilai r Interpretasi

0,81 rxy ≤ 1,00

0,61 rxy ≤ 0,80

0,41 rxy ≤ 0,60

0,21 rxy ≤ 0,40

0,00 rxy ≤ 0,20

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

Setelah harga koefisien korelasi ( rxy) diperoleh, kemudian dilanjutkan dengan

taraf signifikansinya dengan menggunakan rumus:

Arikunto, S (2013, hlm. 257)

Keterangan:

t = Uji signifikansi korelasi

r = Koefisien validasi

n = Jumlah responden

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

38

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nilai thitung kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf nyata 0,05

dengan derajat kebebasan (dk)=n-2. Apabila thitung> ttabel, berarti korelasi tersebut

signifikan.

3. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur

memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan

seseorang.

Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden

untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,

yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya

memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil

hasilnya tetap akan sama. Peneliti harus bisa memilih instrumen dengan tepat.

Reliabilitas tes dan angket pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan

teknik Internal Consistency. Sugiyono (2014, hlm. 131) mengungkapkan bahwa

“Pengujian rehabilitas dengan Internal Consistency dilakukan dengan cara

mencobakan instrument sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis

dengan teknik tertentu”, dalam penelitian ini reliabilitas instrument dilakukan

dengan teknik belah dua dari Spearman-Brown, yaitu :

)

2

1

2

11(

2

1

2

12

11

r

xr

r

Arikunto, S (2012, hlm. 107)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

r1/2 ½ = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan

instrumen

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

39

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria

reliabilitas. Menurut Arikunto, S (2012, hlm. 107) kriterianya adalah sebagai

berikut :

r11 ≤ 0,20 : reliabilitas sangat rendah.

0,20< r11 ≤ 0,40 : reliabilitas rendah.

0,40< r11 ≤ 0,60 : reliabilitas sedang.

0,60< r11 ≤ 0,80 : reliabilitas tinggi.

0,80< r11 ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini dapat dilihat pada

gambar 3.3 berikut ini:

Survey

Menyusun rancangan penelitian

Studi pendahuluan

Menetapkan waktu penelitian

Menyusun instrumen

Pelaksanaan pre test

Pengujian instrumen

Treatment/perlakuan aktivitas ice breaking

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

40

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3. Prosedur penelitian

Secara lebih rinci tahapan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Survey pendahuluan untuk menemukan masalah penelitian.

2. Studi pendahuluan untuk lebih memperdalam permasalahan dan mencari

informasi yang diperlukan sehingga penelitian memungkinkan untuk

diteruskan.

3. Menyusun rancangan penelitian yaitu memilih metode penelitian dan tata cara

yang akan dilakukan dalam meneliti.

4. Menetapkan waktu penelitian dan materi pelajaran dengan mempelajari

silabus perawatan dan perbaikan roda dan ban sepeda motor pada kompetensi

keahlian teknik sepeda motor.

5. Menyusun instrument/alat ukur penelitian.

6. Melakukan validitas untuk instrument angket dengan cara uji coba angket

yang diberikan kepada siswa selain sampel penelitian.

7. Judgement instrumen dilakukan oleh guru dan dosen ahli untuk instrument

test.

8. Melakukan eksperimen dengan langkah-langkah sebagi berikut:

Pelaksanaan post test

Analisis data

Pembahasan hasil penelitian

Kesimpulan dan saran

Angket

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

41

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Menentukan sampel penelitian melalui obeservasi kepada guru-guru yang

mengajar di kelas XI TSM

b. Pre test yang diberikan kepada kelas yang dijadikan sampel penelitian.

c. Melaksanakan KBM dengan menggunakan metode pembelajaran

konvensional pada standar kompetensi merawat roda sepeda motor.

d. Memberikan aktivitas icebreaking ditengah-tengah pelajaran pada standar

kompetensi perawatan dan perbaikan roda sepeda motor.

e. Memberikan posttest di kelas.

f. Pengambilan data-data melalui angket setelah pelaksanaan pembelajaran.

9. Analisa data untuk menguji hipotesis.

10. Pembahasan hasil analisa.

11. Menyimpulkan hasil penelitian.

H. Teknik Analisis Data

1. Langkah-Langkah Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul. Secara

garis besar, teknik analisis data menurut Arikunto, S (2013, hlm. 278) menyatakan

bahwa, “secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah yaitu

persiapan, tabulasi dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian”.

Meliputi langkah- langkah sebagai berikut:

b. Persiapan

Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain:

1) Mengecek nama dan jumlah responden yang akan di tes.

2) Mengecek kelengkapan soal tes kepada responden.

3) Menyebarkan soal tes kepada responden.

4) Memeriksa jumlah lembar jawaban tes yang telah diisi responden.

b. Tabulasi

1) Memberikan skor (scoring) terhadap soal.

2) Menjumlah skor yang telah didapat dari setiap responden.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

42

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

1) Mengolah data dengan uji statistika.

2) Analisis datadan pengujian hipotesis merupakan dasar dari penarikan

kesimpulan.

2. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Skor

Pengolahan data dari skor mentah menjadi skor standar, dapat dilaksanakan

melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung skor rata-rata (mean), yaitu dengan rumus:

= ∑

=

Siregar, S (2005, hlm. 22)

Keterangan :

= Mean untuk variabel X

= Mean untuk variabel Y

∑ = Jumlah skor item variabel X

∑ = Jumlah skor item variabel Y

n = Jumlah responden

b. Menghitung harga simpangan baku, yaitu dengan rumus:

SD = √∑

Siregar, S (2005, hlm. 23)

Keterangan :

Xi = nilai tengah kelas interval

Xi - = deviasi data

c. Mengkonversikan skor mentah Z dan skor T, yaitu dengan rumus:

Z =

T = + Zi . 50

Siregar, S (2005, hlm. 24)

Ketarangan :

= rata-rata standar adalah 50

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

43

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

SD = simpangan baku standar (diambil 10)

Hasil perhitungan selanjutnya digunakan hasil perhitungan dari T-skor.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:

a. Menentukan Rentang Skor (R), dengan rumus:

R =

Siregar, S (2005, hlm. 24)

Keterangan:

= Data terbesar

= Data terkecil

b. Menentukan Banyak Kelas Interval (i), dengan rumus:

i = 1 + 3,3 log n

Siregar, S (2005, hlm. 24)

Keterangan:

n = Jumlah sampel

c. Menentukan Panjang Interval (p), dengan rumus:

i

Rp

Siregar, S (2005, hlm. 25)

Keterangan: R = Rentang skor

i = Banyaknya kelas

d. Menentukan Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 3.4

Tabel Distribusi Frekuensi

Interval f iX iZ ol il ie 2

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

44

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jumlah

Siregar, S (2005, hlm. 87)

e. Menghitung nilai Mean (rata-rata) dengan rumus:

Siregar, S (2005, hlm. 26)

Keterangan:

Fi = Jumlah frekuensi

Xi = Data tengah-tengah dalam interval

f. Menentukan Standar Deviasi (S), dengan rumus:

1

2

n

xXifiS

Siregar, S (2005, hlm. 29)

g. Menentukan batas bawah kelas interval (Xi) dengan rumus:

Xi = Bb – 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas.

Siregar, S (2005, hlm. 86)

Dimana : Bb = batas bawah interval

h. Menghitung Harga Baku (Zi), dengan rumus:

S

xxiZ

Siregar, S (2005, hlm. 86)

i. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan peluang pada kolom Lo.

j. Menghitung Luas Interval (Li), dengan rumus:

Li =L1 – L2

Siregar, S (2005, hlm. 87)

k. Menghitung Frekuensi Ekspektasi (ei), dengan rumus:

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

45

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

iii fLe .

Siregar, S (2005, hlm. 87)

l. Menghitung Chi-Kuadrat (2),dengan rumus:

ei

eifi2

2

Siregar, S (2005, hlm. 87)

m. Lakukan interpolasi pada tabel 2, untuk menghitung P-value.

n. Kesimpulan kelompok data normal jika P-value > α = 0,05.

4. Metode Statistik Parametrik

b. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi

1) Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana linier sederhana digunakan untuk mengetahui apakah

terdapat hubungan yang linier antara dua variabel (variabel X dan variabel Y).

model regresi linier sederhana berbentuk sebagai berikut:

Ŷ = a + b.X

Siregar, S (2005, hlm. 197)

Keterangan:

Ŷ = variabel terikat

X = variabel bebas

a dan b = koefisien regresi

Koefisien regresi a dan b dapat dicari berdasarkan metode kuadrat terkecil dari

pasangan dua variabel data X dan Y yang diperoleh dari hasil penelitian dengan

menggunakan rumus:

a = ∑ ∑

∑ ∑

∑ ∑

b = ∑ ∑ ∑

∑ ∑

Siregar, S (2005, hlm. 200)

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

46

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Regresi yang didapat dari perhitungan sederhana tersebut dapat digunakan

untuk menghitung harga Y bila X diketahui, dengan syarat regresi tersebut harus

mempunyai kelinieran dan keberartian regresi pada taraf signifikan (α = 0,05).

2) Analisis Linieritas dan Keberartian Regensi

Uji kekeliruan dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat. Jumlah

kuadrat yang disebut adalah sumber variansi. Sumber variansi yang perlu dihitung

menurut Ridwan (2007: 152) adalah sebagai berikut:

a) Menghitung jumlah kuadrat total (JK(T)) dengan rumus:

JK(T) = Y2

b) Mencari jumlah kuadrat regresi (JK(a)) dengan rumus:

JK(a) = ∑

c) Mencari jumlah kuadrat regresi (JK(b/a)) dengan rumus:

JK(b/a) = b {∑ ∑ ∑

}

d) Mencari jumlah kuadrat residu (JK (r)) dengan rumus:

JK(r) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a)

e) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK(a)) dengan rumus:

RJK(a) = JK(a)

f) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK(b/a)) dengan rumus:

RJK(b/a) = JK(b/a)

g) Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (R JK(r)) dengan rumus:

RJK(r) =

h) Menguji signifikan dengan rumus:

Fhitung =

Kaidah pengujian signifikansi:

Jika: Fhitung ≥ Ftabel, maka terima Ho, artinya tidak signifikan.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

47

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Fhitung ≤ Ftabel, maka tolak Ho, artinya signifikan.

Dengan taraf signifikan (α = 0,05)

Mencari nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus:

Ftabel = F{(1- α)(dk Reg(b/a)), (dk Res)}

f (F)

Ho diterima α Ho ditolak

F

Ftabel

Gambar 3.4 Kurva F Statistik

i) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JK (E)) dengan rumus:

JK(E) = {∑ (∑

)}

Dengan membuat tabel penolong Pasangan Variabel X dan Y untuk

mencari (JK(E)).

Tabel 3.5

Penolong Pasangan Variabel X dan Y untuk Mencari (JK(E))

No Responden X Y

Diurutkan dari

Data X Terkecil

Hingga Data

Terbesar

Kelompok n Y (JK(E))

j) Mencari rata-rata jumlah kuadrat kekeliruan (RJK(E)) dengan rumus:

RJK(E) =

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

48

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

k) Mencari jumlah kuadrat Tuna Cocok (JK(TC)) dengan rumus:

JK(TC) = JK(r) - JK(E)

l) Mencari rata-rata jumlah kuadrat Tuna Cocok (RJK(TC)) dengan rumus:

RJK(TC) =

m) Mencari nilai Fhitung dengan rumus:

Fhitung =

n) Menentukan keputusan pengujian linieritas:

Jika: Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho ditolak artinya data berpola Linier.

Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho diterima artinya data tidak berpola Linier.

Dengan taraf signifikan (α = 0,05)

Mencari Ftabel = F {(1- α)(dkTC), (dkE)}

o) Semua besaran diatas dapat diperoleh dari dalam Tabel Analisis Varians

(ANAVA), langkah berikutnya membuat Tabel ANAVA seperti pada

tabel berikut ini:

Tabel 3.6

Analisis Varians (ANAVA) Regresi

Sumber

Varians

Derajat

Kebebasan

(dk)

Jumlah Kuadrat (JK)

Rata-rata

Jumlah

Kuadrat

(RJK)

Fhitung

Total N JK(T) = Y2 - -

Regresi (a) 1 JK(a) = ∑

RJK(a) = JK(a)

Regresi (b/a)

1 JK(b/a) = b {∑ ∑ ∑

} RJK(b/a) =

JK(b/a)

Residu (r) n – 2 JK(r) = JK (T) – JK (a) – JK

(b/a) RJK(r) =

Tuna k -2 JK(TC) = JK(r) - JK(E) RJK(TC) =

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

49

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Cocok

Kekeliruan/Error (E)

n – k JK(E) = {∑ (∑

)} RJK(E) =

p) Membuat grafik linieritas variabel X dan Y

Y = a + bX

Variabel Y

Variabel X

Gambar 3.5 Grafik Linieritas

c. Analisis Korelasi

1) Perhitungan koefisien korelasi data berdistribusi normal

Apabila hubungan X dan Y linier, maka perhitungan koefisien korelasi dapat

dihitung dengan menggunakan rumus “Pearson Product Moment” di bawah ini:

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Arikunto, S (2013, hlm. 317)

Selanjutnya harga koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh diinterpretasikan

pada indeks korelasi, seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3.7

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai rxy

Interval Koefisien Interpretasi

0,00 ≤ rxy < 0,199 Sangat Rendah

0,20 ≤ rxy < 0,399 Rendah

0,40 ≤ rxy < 0,599 Sedang

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

50

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

0,60 ≤ rxy < 0,799 Tinggi

0,80 ≤ rxy ≤ 1,000 Sangat Tinggi

Sumber: Riduwan (dalam Darmawan, D.E, 2014, hlm. 41)

2) Perhitungan koefisien korelasi data berdistribusi tidak normal

Perhitungan koefisien korelasi untuk data yang berdistribusi tidak normal

menggunakan statistik non parametrik dengan menggunakan rumus korelasi tata

jenjang atau Rank Spearman. Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai

berikut:

a) Buat tabel rangking variabel X dan Y, susun rangking variabel bebas (X)

secara berurutan.

Tabel 3.8

Ranking Korelasi Spearman

No Xi Yi Rxi Ryi bi bi2

1 2

2 - -

- n

X1 X2

X3 - -

- Xn

Y1 Y2

Y3 - -

- Yn

Rx1 Rx2

Rx3 - -

- Rxn

Ry1 Ry2

Ry3 - -

- Ryn

(Rx1 - Ry1) (Rx2 - Ry2)

(Rx3 - Ry3) - -

- (Rxn - Ryn)

(Rx1 - Ry1)2 (Rx2 - Ry2)2

(Rx3 - Ry3)2 - -

- (Rxn - Ryn)2

Jml - - Rxn Ryn - (Rxn - Ryn)2

b) Buat ranking variabel Y sesuai keadaannya.

c) Hitung selisih rangking

b = Rxi – Ryi.

d) Hitung bi2 = (Rxi - Ryi)

2 dan jumlahkan bi2 = (Rxn - Ryn)2

dimana: Rxi = variabel X

Ryi = variabel Y

bi2 = kuadrat selisih ranking

e) Gunakan rumus:

rs = 1 - ∑

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

51

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bila tidak ada ranking yang sama.

rs = ∑

∑ ∑

√∑ ∑

Bila ada ranking yang sama.

Tabel 3.9

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Interpretasi

0,00 ≤ rs < 0,20 Sangat Rendah

0,20 ≤ rs < 0,40 Rendah

0,40 ≤ rs < 0,60 Sedang

0,60 ≤ rs < 0,80 Tinggi

0,80 ≤ rs ≤ 1,00 Sangat Tinggi

Sumber: Riduwan (dalam Darmawan, D.E, 2014, hlm. 42)

5. Uji Hipotesis

a. Tingkat kejenuhan belajar siswa

Berdasarkan landasan teori dan asumsi yang diuraikan sebelumnya, maka

penulis merumuskan hipotesis mengenai pemberian aktivitas icebreaking terhadap

kejenuhan belajar siswa sebagai berikut:

H0 : ρ = 0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan pemberian

aktivitas icebreaking dalam menangani kejenuhan belajar siswa.

HA : ρ ≠ 0 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan pemberian

aktivitas icebreaking dalam menangani kejenuhan belajar siswa.

Uji hipotesis mengenai pemberian aktivitas icebreaking terhadap tingkat

kejenuhan belajar siswa dapat dilakukan cara menguji kebenaran dari hipotesis

yang dilengkapi pada bab dua akan diuji dengan rumus uji t-student, yaitu:

thitung = rxy√

Siregar, S (2005, hlm. 170)

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

52

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dimana: rxy = koefisien korelasi

n = jumlah responden

Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel

untuk distribusi t pada taraf kepercayaan 97,5% (taraf signifikan α = 0,025)

dengan dk = n – 2.

Kriteria pengujian: Jika thitung > ttabel, maka tolak Ho dan terima H1

Jika thitung < ttabel, maka terima Ho dan tolak H1

b. Hasil belajar siswa

Uji hipotesis mengenai hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan

menggunakan statistik uji t, dengan menguji perbedaan rata-rata hasil belajar pada

siklus pre test dan post test. Pengujian perbedaan rata-rata menggunakan

pendekatan t’ yang dihitung dengan rumus:

Karena variabel yang diuji mengalami peningkatan/pertambahan, maka

diajukan hipotesis:

Ho : ρ = 0 : Tidak terdapat hubungan yang positif pemberian aktivitas

icebreaking dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

kompetensi perawatan dan perbaikan roda dan ban sepeda motor.

HA : ρ ≠ 0 : Terdapat hubungan yang positif pemberian aktivitas icebreaking

dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi

perawatan dan perbaikan roda dan ban sepeda motor.

Siregar S. (2004, hlm. 160)

Di mana:

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/28103/6/S_TM_1005251_Chapter3.pdf · TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5. 2. Sampel ... Jenis

53

Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

: Nilai Rata-rata Pre-test

: Nilai Rata-rata Post test

: Varians Pre-test

: Varians Post-test

: Jumlah responden siswa pada Pre-test

: Jumlah responden siswa pada Post-test

: Simpangan baku total

Kriteria pengujian, Ho diterima apabila t’< ttabel pada taraf kesalahan 5%

dan dk=(n-1).