TUGAS AKHIR
ANALISA BIAYA DAN WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN
KANTOR PELABUHAN POMALA, SULAWESI TENGGARA
MENGGUNAKAN KONSEP EARNED VALUE
Disusun Oleh:
MUHAMMAD UMAR DANTO
D111 10 292
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir yang berjudul “Analisis Biaya dan Waktu Proyek Pembangunan Kantor
Pelabuhan Pomala Sulawesi Tenggara Menggunakan Konsep Earned Value”,
sebagai salah satu syarat yang diajukan untuk menyelesaikan studi pada Jurusan
Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Tugas akhir ini disusun
berdasarkan hasil analisis dan survey yang dilakukan pada proyek pembangunan
kantor pelabuhan Pomala berlokasi di Dawi-dawi Kabupaten Kolaka Sulawesi
Tenggara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya tugas akhir ini berkat
bantuan dari berbagai pihak, utamanya dosen pembimbing :
Pembimbing I : Muhammad Asad Abdurrahman, ST.,M.Eng.
Pembimbing II : Subhan Mustari ST, MT
Dengan segala kerendahan hati, penulis juga ingin menyampaikan terima
kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Ibunda tercinta dan kakak–kakakku serta adik–adikku atas dukungan yang
tiada henti-henti dan doanya.
2. Bapak DR. Ing. Ir. Wahyu H. Piarah, MS, ME., selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Dr. Ir. Muhammad. Arsyad Thaha. MT., selaku ketua Jurusan Sipil
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
4. Bapak M. Asad Nur Abdurrahman selaku dosen pembimbing I, yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan.
iv
5. Bapak Subhan Mustari ST, MT.,selaku dosen pembimbing II, yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian penulisan tugas akhir ini.
6. Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas
Hasanuddin.
7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2010 Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang
senantiasa memberikan semangat dan dorongan dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kepada para pembaca, kiranya
dapat memberikan sumbangan pemikiran demi kesempurnaan dan pembaharuan
tugas akhir ini.
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan Rahmat-Nya
kepada kita, dan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
Makassar, Juni 2016
Penyusun
Abstract
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maka kebutuhan masyarakat terhadap proyek
konstruksi semakin meningkat dan banyak proyek yang mengalami suatu masalah, baik masalah
biaya maupun masalah waktu pelaksanaan proyek, sehingga pembangunan proyek konstruksi
tersebut perlu pengelolaan yang serius untuk mencapai hasil yang maksimal. Dalam pelaksanaan
suatu proyek konstruksi, perencanaan dan pengendalian merupakan fungsi yang paling pokok dalam
mewujudkan keberhasilan proyek. Konsep nilai hasil adalah salah satu cara untuk mengetahui
perkembangan proyek dengan membentuk tiga indikator, yaitu BCWS, BCWP, dan ACWP. Metode
konsep nilai hasil adalah suatu metode yang digunakan untuk menghitung besarnya biaya menurut
anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau dilaksanakan (budgeted cost of
works performed). Prosedur penelitian dimulai dengan melakukan studi kepustakaan, pengambilan
data, pengamatan langsung pada proyek, dan merangkum kumpulan data yang ada. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penyimpangan biaya (Cost) dan waktu (Time), menghitung
perkiraan besarnya biaya dan waktu yang diperlukan untuk penyelesaian pengerjaan proyek, dan
menghitung perkiraan keuntungan atau kerugian yang mungkin terjadi dalam penyelesaian proyek.
Variansi yang ditekankan disini adalah untuk menyelidiki penyimpangan biaya atau jadwal
pelaksanaan yang telah direncanakan atau ditentukan. Dari hasil perhitungan berdasarkan
monitoring minggu ke-16, nilai schedule varians (SV) sebesar -11,48 % . Hasil ini menunjukkan
bahwa pelaksanaan pekerjaan terlambat 11,48% dari jadwal rencana. Sedangkan cost varians (CV)
sebesar 2,43 %, hasil ini menunjukkan pekerjaan terlaksana dengan biaya yang digunakan lebih kecil
daripada biaya yang direncanakan yang disebut dengan Cost Underrun. Diperkirakan waktu
penyelesaian proyek ini (ECD) = 26 minggu, berarti perlu penambahan waktu selama 2 minggu,
dimana penyelesaian proyek pada perencanaan hanya memakan waktu selama 24 minggu, sedangkan
biaya total yang diperlukan dalam penyelesaian proyek ini (EAC) = Rp. 18.312.691.122,67 lebih
kecil dari nilai anggaran yaitu sebesar Rp. 18.980.759.000,00 Ketika nilai ACWP < BCWS < BCWP
menunjukkan bahwa biaya aktual yang dikeluarkan lebih kecil dari biaya penyelesaian volume
pekerjaan dan rencana anggaran biaya (RAB), maka terjadi penghematan (Cost Underrun).
Kata Kunci : Metode Nilai Hasil, ACWP, BCWP, BCWS, Cost Underrun, SV,CV,ECD,EAC
Abstract
Along with economic growth in Indonesia, the public demand for construction projects is
increasing and many projects are experiencing a problem, both the cost issue and a
matter of time implementation of the project, so the development of the construction
project needs a serious management to achieve maximum results. In the implementation
of a construction project, planning and control is a function of the most fundamental in
achieving project success. concept earned value of the value of the results is one way to
know the progress of the project by forming three indicators, is BCWS, BCWP, and
ACWP. Method Earned value is a method used to calculate the costs according to the
budget in accordance with the work completed or implemented (budgeted cost of works
performed). The procedure begins by conducting research literature study, data
collection, direct observation of the project, and summarize the existing data set. The
purpose of this study was to evaluate the deviation costs (Cost) and time (Time),
calculates the cost and time required for completion of the project, and calculate the
estimated gains or losses that may occur in the completion of the project. Variance is
emphasized here is to investigate the cost or schedule of the irregularities that have been
planned or determined. From the results of calculations based on monitoring the 16th
week, the value of schedule variance (SV) of -11.48%. These results indicate that the
implementation of the work late 11.48% of the planned schedule. While the cost variance
(CV) of 2.43%, these results suggest the job done at a cost that is used is smaller than the
planned cost is called the Cost underrun. Estimated time of completion of this project
(ECD) = 26 weeks, meaning it needs additional time for 2 weeks, with completion of the
project on planning only takes 24 weeks, while the total cost is required in this project
completion (EAC) = Rp. 18,312,691,122.67 less than the budget is Rp.
18,980,759,000.00 When the value ACWP <BCWS <BCWP showed that the actual cost
incurred is less than the cost of the completion of the volume of work and budget plan
(RAB), then be saving (Cost underrun).
Kata Kunci : Earned Value, ACWP, BCWP, BCWS, Cost Underrun, SV,CV,ECD,EAC
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………. iii
ABSTRAK …………………………………………………………….... v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………….. I-1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………. I-3
1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan ………………………. I-3
1.4 Batasan Masalah ......………………………….....…… I-4
1.5 Metodologi Penulisan………………………….....…… I-5
1.6 Sistematika Penulisan ………………………………… I-6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Proyek ......……………………………….. II-8
2.2 Pengendalian Proyek ………….………….................... II-10
2.3 Pengertian Sistem Pengendalian Proyek .……….......... II-12
2.4 Konsep Biaya dan Jadwal…………............................... II-15
2.5 Konsep Nilai Hasil (Earned Value)…………................ II-19
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir .................………………………...…… III- 35
3.2 Gambaran Umum Proyek (Objek Penelitian).....…….. III- 36
3.3 Metode Pengumpulan Data …………….……….…... III- 37
3.4 Analisa Data .….…..….…..…………….……….…... III- 38
3.5 Tahap Pengolahan Data............................................... III- 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Proyek…..….…..….…..….…..…………......….. IV- 42
4.2 Analisis Data Pelaksanaan Proyek..………….............. IV-46
4.3 Analisis Penyimpangan Pelaksanaan Proyek..………. IV-49
4.4 Analisis Prestasi dan Kinerja Pekerjaan Proyek .…...... IV-53
4.5 Analisa Perkiraan Penyelesaian Proyek ..…........…...... IV-58
4.6 Pembahasan Hasil Analisis ..…........….........…........... IV-62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ………………………………………….. V-63
5.2 Saran …………………………….…………………... V-64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Varians Biaya dan Jadwal ..............………………… II-26
Tabel 3.1 Bobot Nilai BCWS, ACWP, dan BCWP .………………… III-40
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Proyek…………………...... IV-42
Tabel 4.2 Rencana Anggaran Biaya .........................……………… IV-44
Tabel 4.3 Rekapitulasi Perhitungan Nilai BCWS Per Minggu ………. IV-46
Tabel 4.4 Rekaitulasi Perhitungan Nilai ACWP Per Minggu………… IV-47
Tabel 4.5 Rekaitulasi Perhitungan Nilai BCWP Per Minggu………… IV-48
Tabel 4.6 Analisa Penyimpangan Terhadap Waktu (SV)…………….. IV-50
Tabel 4.7 Analisa Penyimpangan Terhadap Biaya (CV)....................... IV-51
Tabel 4.8 Analisa Penyimpangan Terhadap Anggaran (BV)................. IV-52
Tabel 4.9 Indeks Kinerja Waktu (SPI)………………........................... IV-54
Tabel 4.10 Indeks Kinerja Biaya (CPI)...................………………… IV-55
Tabel 4.11 Perbandingan Kritis (CR)....................………………….. IV-57
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grant Chart ..…………….…………. II-17
Gambar 2.2 Target Prestasi Berupa Kurva S ..…………….………....... II-19
Gambar 2.3 Penilaian biaya pekerjaan yang telah diselesaikan............... II-23
Gambar 2.4 Hubungan antara ACWP, BCWS, BCWP........................... II-24
Gambar 2.5 Paket pekerjaan dengan kemajuan yang berbeda..……….. II-25
Gambar 2.6 Analisis Konsep Nilai Hasil Disajikan dengan Grafik “ S.. II-27
Gambar 2.7 Perkiraan jadwal dan biaya ( EAC ) pada akhir proyek..... II-29
Gambar 2.8 Grafik Kinerja Biaya dan Waktu Metode Earned Value 1.. II-31
Gambar 2.9 Grafik Kinerja Biaya dan Waktu Metode Earned Value 2.. II-32
Gambar 2.10 Grafik Kinerja Biaya dan Waktu Metode Earned Value 3.. II-33
Gambar 2.11 Grafik Kinerja Biaya dan Waktu Metode Earned Value 4.. II-34
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian……………………..…………..… III-35
Gambar 3.2 Dokementasi Pelaksanaan Proyek…………………..…… . III-37
Gambar 3.3 Konsep nilai hasil (Earned Value Concept)……………… III-39
Gambar 3.4 Pengolahan Data.........................................……………… III-41
Gambar 4.1 Grafik Schedule Performance Indeks (SPI) ............…..….. IV-54
Gambar 4.2 Grafik Cost Performance Indeks (CPI) ...........……….…... IV-56
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Kritis(CR) .…………………..…….. IV-57
Gambar 4.4 Perbandingan Nilai Anggaran Biaya Proyek.................…. IV-64
I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perusahaan konstruksi bergerak dalam bidang pembuatan proyek-
proyek pembangunan, seperti proyek pembuatan perumahan, gedung-gedung,
jembatan, dan lain sebagainya. Dalam sebuah proyek konstruksi terdapat
berbagai tahapan yang berkaitan dengan manajemen konstruksi, yang di
dalamnya terdapat berbagai permasalahan, baik dalam estetika bangunan
maupun mengenai pengelolaan biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan.
Sehingga dalam pelaksanaanya diperlukan suatu sistem untuk manajemen
biaya (Cost Management) dan manajemen waktu (Time Management) agar
dalam pelaksanaanya, proyek dapat diselesaikan tepat waktu sesuai yang
telah direncanakan serta biaya yang dikeluarkan sesuai kebutuhan proyek
yang dikerjakan.
Manajemen biaya proyek (Project Cost Management) adalah
pengendalian proyek untuk memastikan penyelesaian proyek sesuai dengan
anggaran biaya yang telah disetujui. Sedangkan manajemen waktu proyek
(Project Cost Management) adalah proses merencanakan, menyusun, dan
mengendalikan jadwal kegiatan proyek, di mana dalam perencanaan dan
penjadwalannya telah disediakan pedoman yang spesifik untuk
menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien.
I - 2
Untuk kegiatan manajemen biaya (Cost Management) dan manajemen
waktu (Time Management) dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah
konsep yang biasa dikenal dengan konsep nilai hasil (Earned Value). Konsep
nilai hasil merupakan sebuah konsep yang menyajikan pengelolaan proyek
dengan mengintegrasikan biaya dan waktu. Konsep nilai hasil memiliki tiga
komponen penting diantaranya rencana penyerapan biaya (Budget Cost),
biaya aktual yang sudah dikeluarkan (Actual Cost), dan suatu nilai yang
didapatkan dari biaya yang sudah dikeluarkan atau yang disebut Earned
Value.
Hasil dari evaluasi nilai hasil (Earned Value) tersebut dapat digunakan
sebagai Early Warning jika terdapat inefisiensi kinerja dalam penyelesaian
proyek sehingga dapat dilakukan pencegahan sebelumnya, agar
pembengkakan biaya tidak terjadi dan penyelesaian proyek dapat
dilaksanakan tepat pada waktunya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam tugas akhir ini saya
mencoba untuk mengadakan Analisa tugas akhir dengan judul Analisa Biaya
dan Waktu Proyek Pembangunan Kantor Pelabuhan Pomala Kolaka
Sulawesi Tenggara Konsep Earned Value.
I - 3
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diselesaikan dalam Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengetahui penyimpangan biaya (Cost) dan waktu
(Time) yang mungkin terjadi selama proyek pembangunan Kantor
Pelabuhan Pomala Kolaka dalam periode tertentu?
2. Bagaimana mengetahui besarnya biaya dan waktu yang diperlukan untuk
penyelesaian pengerjaan Waktu Proyek Pembangunan Kantor Pelabuhan
Pomala Kolaka?
3. Bagaimana mengetahui apakah terdapat keuntungan atau kerugian yang
mungkin terjadi dalam penyelesaian Proyek Pembangunan Kantor
Pelabuhan Pomala Kolaka?
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan
1.3.1 Maksud Penulisan
Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memberikan
gambaran bagaimana kondisi biaya dan waktu pada setiap periode
pelaksanaan suatu proyek dan mempelajari bagaimana cara
menggendalikan biaya dan waktu dengan menggunakan konsep nilai
hasil (Earned Value) pada proyek pembangunan Waktu Proyek
Pembangunan Kantor Pelabuhan Pomala Kolaka Sulawesi Tenggara.
I - 4
1.3.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk:
1. Mengevaluasi penyimpangan biaya (Cost) dan waktu (Time) yang
mungkin terjadi selama Pembangunan Kantor Pelabuhan Pomala
Kolaka berlangsung dalam periode tertentu.
2. Menghitung perkiraan besarnya biaya dan waktu yang diperlukan
untuk penyelesaian pengerjaan proyek Pembangunan Kantor
Pelabuhan Pomala Kolaka.
3. Menghitung perkiraan keuntungan atau kerugian yang mungkin
terjadi dalam penyelesaian proyek pembangunan Kantor
Pelabuhan Pomala Kolaka
1.4 Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu luas dan permasalahan yang dikaji
lebih mendetail dan sesuai dengan judul serta tujuan penulisan Tugas Akhir
ini, maka diberikan batasan dalam penulisan sebagai berikut:
1. Tinjauan analisa biaya dan waktu yang dilakukan dimulai pada periode
minggu 1 (pertama) hingga minggu 16 (enam belas) pelaksanaan proyek.
2. Data – data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari
proyek pembangunan Fasilitas Pelabuhan Pomala Kolaka, serta data
primer yang berupa wawancara langsung dengan berbagai pihak di dalam
proyek.
3. Menganalisa perhitungan dengan menggunakan konsep nilai hasil (Earned
Value) pada Schedule dengan batasan waktu dan biaya, dimana analisa
I - 5
perhitungan tersebut didasarkan pada 3 indikator yaitu Budget Cost Work
Schedule (BCWS), Actual Cost Work Performance (ACWP), Budget Cost
Work Performance (BCWP).
4. Penulis akan membahas konsep Earned Value hanya pada pembangunan
Proyek Kantor Pelabuhan Pomala Kolaka.
1.5. Metodologi Penulisan
Metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yaitu contoh soal
dengan meninjau aspek dana yang berupa aplikasi metode perhitungan dan
evaluasi pelaksanaan proyek yang telah ada.
Dalam penulisan tugas akhir ini data yang digunakan diambil dari
beberapa sumber yaitu berupa:
1. Pengumpulan data primer dan sekunder
Penulis memperoleh data primer dengan melakukan wawancara
langsung di lapangan dengan berbagai pihak diantaranya kontraktor dan
konsultan, sedangkan data sekunder dari proyek berupa Time Schedule,
RAB, dan data kemajuan proyek berupa laporan mingguan proyek.
2. Tinjauan kepustakaan
Pengumpulan data ini dilakukan melalui beberapa literatur, karya
ilmiah, hasil penelitian, serta beberapa bahan pustaka lainnya yang
berhubungan dengan penulisan tugas akhir ini.
I - 6
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk pembahasan dan penyusunan laporan Tugas Akhir ini, maka
penyusun menguraikan sistematika penulisan laporan, sehingga dengan
demikian pembahasan tersebut diharapkan akan dapat dipahami secara
menyeluruh dan jelas. Adapun sistematika penulisan laporan Tugas Akhir
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan
tujuan penulisan, batasan masalah, metodologi penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori dasar tentang tinjauan teoritis mengenai konsep
nilai hasil (Earned Value) dan aspek-aspek manajemen dari berbagai
referensi.
BAB III METODOLOGI PENULISAN
Bab ini akan membahas tentang metodologi yang digunakan untuk analisis
dalam penulisan Tugas Akhir, data yang digunakan serta tahapan – tahapan
penulisan.
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang pembahasan mengenai pengendalian biaya dan
waktu proyek dengan menggunakan konsep Earned Value.
I - 7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
analisa dan pembahasan pada bab terdahulu serta memberikan saran dari hasil
penelitian dan pengolahan data tersebut.
II - 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Proyek
2.1.1 Pengertian Proyek Dan Manajemen Proyek
Proyek adalah Rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan, dan
dilaksanakan sampai benar-benar memberikan hasil atau keluaran-keluaran yang
sesuai dengan yang direncanakan (Istimawan 1996). Proyek adalah Kegiatan
sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk mencapai hasil akhir
yang telah ditentukan, misalnya produk atau fasilitas produksi (Soeharto, Imam
1995 ).
Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan
keterampilan, cara teknis yang baik dengan sumber daya terbatas, untuk mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal
dalam hal kinerja biaya, mutu, dan waktu serta keselamtan kerja. Manajemen
Proyek adalah aplikasi dari pengetahuan, keahlian, alat dan teknik pada suatu
aktivitas proyek untuk mendapatkan/memenuhi kebutuhan dan harapan dari pihak
yang terkait dari suatu proyek. (PM-BOK 2000) . Terkadang dideskripsikan
sebagai pendekatan secara organisasi kepada pihak manajemen terhadap
operasi yang sedang berjalan.
2.1.2 Fungsi Manajemen Proyek
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan sebagai acuan dalam
II - 9
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Ada lima fungsi manajemen, yaitu:
Planning, Organizing, Staffing, Actuating, Controlling (Bahan ajar Setiyarto
Djoko, Y).
1. Planning (perencanaan) adalah kegiatan pertama dalam manajemen yang
berupa konsep simpel yang fundamental dengan karakteristik dasar
berupa prosedur dan proses yang dihasilkan dari pemikiran mendalam dan
intuisi yang harus ada dalam setiap organisasi dan bagian organisasi.
2. Organizing (pengorganisasian) adalah kegiatan mengorganisir sumber
daya yang ada secara sistematis agar sesuai dengan rencana yang dibuat.
Suatu proyek harus diorganisir sesuai dengan tugas / pekerjaannya. Work
Breakdown Stucture yang bersistem multi level dibuat agar pekerjaan
yang harus dilakukan tiap unit / bagian terdefinisi dan terukur.
3. Staffing (pengisian staf) adalah kegiatan menyeleksi individu-individu
(yang merupakan sumber daya terpenting) yang benar-benar ahli dalam
bidangnya untuk melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan seperti
desain, kordinasi dan pelaksanaan proyek itu sendiri.
4. Actuating (pelaksanaan) adalah kegiatan penyelesaian proyek dengan
berpedoman pada perencanaan, dilaksanakan oleh setiap individu sesuai
dengan keahliannya dalam suatu struktur organisasi yang jelas dan
terukur.
5. Controlling (pengendalian) adalah sistem pengendalian untuk mengukur,
melaporkan dan meramalkan; ruang lingkup, anggaran dan jadwal proyek.
Tujuan pengontrolan adalah untuk mengetahui pekembangan, besarnya
II - 10
penyimpangan dari tahap actuating sehingga dapat diramalkan untuk
kemudian diputuskan langkah-langkah apa yang harus diputuskan.
2.2 Pengendalian Proyek
Perencanaan dan pengendalian adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan
dalam pelaksanaan proyek, pelaksanaan memerlukan waktu yang lama dan
memerlukan usaha yang sungguh – sungguh dan sangat tergantung pada sistem
pengendalian yang efektif dan sistem informasi yang digunakan. ( Manajemen
Proyek dari konseptual sampai operasional, Imam Soeharto 1995 ). Sedangkan
pengendalian proyek merupakan usaha yang sistematis untuk menentukan standar
yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi,
membandingkan pelaksanaan dengan standar, kemudian mengambil tindakan
pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan
efisien dalam rangka mencapai sasaran. ( R,J,Mocker, 1972 ).
Kegiatan konstruksi yang menggunakan pengendalian proyek dalam
proses pelaksanaannya akan membuat pekerjaan lebih terorganisir sehingga dapat
mencapai hasil sesuai target yang telah direncanakan.
Berdasarkan definisi pengendalian proyek maka pengendalian dapat
dijabarkan menjadi beberapa tahapan , antara lain sebagai berikut :
a. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan yang akan dicapai sangat diperlukan untuk memperjelas
tujuan yang akan dicapai. Lingkup kegiatan ini menyangkut ukuran,
batas, dan jenis pekerjaan.
II - 11
b. Penentuan Standar dan Kriteria
Penentuan standar dan kriteria diperlukan sebagai pedoman untuk
membandingkan rencana dengan hasil yang telah ditetapkan di lapangan.
c. Perancangan Sistem Informasi
Pengerjaan suatu proyek sangat memerlukan pengawasan yang baik
agar pekerjaan yang dilakukan tetap berdasarkan standar teknis yang telah
ditetapkan. Pengawasan standar teknis sangat tergantung pada orang –
orang yang bertugas untuk melakukan pengawasan tersebut. Untuk
mencapai hasil yang maksimal dibutuhkan orang – orang yang mampu
menguasai masalah teknis mengenai proyek tersebut. Pengawas yang
bertugas untuk memantau standar teknis tersebut diharapkan memberikan
laporan yang berfungsi untuk memudahkan pengontrolan penyelesaian
pengerjaan di lapangan, dan hasil ini akan dijadikan bahan evaluasi untuk
mengetahui kemajuan yang dialami oleh proyek tersebut. Laporan dapat
berupa laporan bulanan yang dibuat berdasarkan rangkuman laporan
mingguan, yang merupakan rangkuman dari laporan harian.
d. Analisis Hasil Pekerjaan
Hasil pengawasan kegiatan yang dilakukan di lapangan akan
dibandingkan dengan standar dan kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya. Terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk
menganalisis perbandingan tersebut, oleh karena itu diperlukan metode
yang tepat untuk mengetahui kemungkinan adanya penyimpangan.
II - 12
e. Melakukan Perbaikan Terhadap Penyimpangan
Apabila hasil analisis menunjukkan adanya penyimpangan, maka
diperlukan perbaikan terhadap penyimpangan tersebut dengan cara :
a) Relokasi sumber daya, misalnya memindahkan peralatan ,
tenaga kerja dan kegiatan pembangunan fasilitas pembantu untuk
dipusatkan ke kegiatan konstruksi instalasi dalam rangka mengejar
jadwal produksi.
b) Membantu tenaga kerja dan pengawasan biaya dari kontigensi
c) Mengubah metode, cara, dan prosedur kerja
2.3 Pengertian Sistem Pengendalian Proyek
Sistem pengendalian merupakan usaha yang sistematis untuk menentukan
standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem
informasi,membandingkan pelaksanaan dengan standar menganalisis kemungkinan
adanya penyimpangan antara pelaksanaan dengan standar , kemudian mengambil
tindakan pembentulan yang diperlukan agar sumber daya yang digunakan secara
efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Dalam pelaksanaan suatu proyek pada umumnya dibutuhkan suatu sistem
pengendalian biaya, mutu waktu yang mana sistem pengendalian ini bertujuan
agar proyek pelaksanaan tersebut dapat berjalan sesuai dengan biaya, mutu, dan
waktu yang direncanakan.
2.3.1 Pengendalian Waktu
Pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi memerlukan suatu pengendalian
waktu yang baik karena apabila hal ini terabaikan, maka akan terjadi
II - 13
keterlambatan dalam penyelesaian proyek. Keterlambatan dalam penyelesaian
proyek sangat merugikan bagi pelaksana proyek tersebut, karena seringkali
mengakibatkan pelaksana akan mengeluarkan biaya tambahan sebagai
kompensasi karena proyek yang dikerjakan tidak selesai sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan. Untuk mengendalikan jadwal pelaksanaan, manajemen
proyek harus mendapatkan informasi sebagai berikut :
1. Menganalisa faktor penyebab apabila realisasi waktu pelaksanaan suatu
program kerja terlambat dari rencana.
2. Keterlambatan pelaksanaan biasanya disebabkan oleh pengadaan material
yang tidak tepat waktu, tenaga kerja kurang berkualitas sehingga produktifitas
rendah, atau kemungkinan lain adalah tidak realistisnya di dalam
merencanakan pemakaian tenaga kerja.
3. Mampu mengantisipasi kemungkinan hambatan yang akan terjadi di dalam
rencana pengadaan material berdasarkan pada pengalaman masa lalu.
Demikian juga dalam hal mempertimbangkan kemampuan tenaga kerja,
biasanya produktifitas tenaga kerja suatu daerah berbeda dengan daerah lain.
4. Dalam menyusun rencana waktu pelaksanaan proyek tidak perlu terpaku
pada hasil yang lalu. Apabila diperlukan penyesuaian, maka lakukanlah
penyesuaian. Sesuatu yang telah disusun bukanlah hal yang terbaik apabila
tidak dapat menyesuaikan dengan waktu.
2.3.2 Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dilakukan dengan tujuan agar biaya yang digunakan
dalam pengerjaan suatu proyek tidak melampaui rencana anggaran biaya yang
II - 14
telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian biaya dapat terlaksana dengan baik
apabila orang yang bertugas dapat menguasai masalah teknis, serta tersedia
prosedur dan perangkat penunjang. Selain itu diperlukan sikap sadar anggaran (
semua pihak penyelenggara proyek menyadari dampak kegiatan yang dilakukan
terhadap biaya ) serta selalu mencari alternatif yang dapat
menghasilkan penghematan biaya.
Apabila dirinci lebih jauh elemen – elemen biaya untuk pelaksanaan aktivitas
tersebut, maka akan terlihat suatu pola yang jelas dari hubungan antara biaya yang
dikeluarkan dengan durasi pelaksanaan. Secara garis besar faktor – faktor yang
mempengaruhi biaya pelaksanaan dapat dibagi atas :
a) Biaya Pembelian Material dan Peralatan
Menyusun perkiraan biaya pembelian material dan peralatan amat
kompleks. Mulai dari pembuatan spesifikasi, mencari sumber material
terdekat, mengadakan peralatan untuk kantor direksi, fasilitas
sementara dan lain – lain. Terdapat berbagai alternatif yang tersedia
untuk kegiatan tersebut, sehingga bila menanganinya mudah sekali
membuat biaya proyek menjadi ekonomis.
b) Biaya Penyewaan atau Pembelian Peralatan Konstruksi
Selain peralatan di atas, terdapat juga peralatan konstruksi yang
digunakan sebagai alat bantu konstruksi dan tidak akan menjadi bagian
permanen dari instansi.
II - 15
c) Upah Tenaga Kerja
Hal ini terdiri dari tenaga kerja kantor pusat yang sebagian besar tenaga
ahli engineering dan tenaga konstruksi pengawas lapangan.
Mengidentifikasi biaya tenaga kerja / jam / orang, merupakan penjabaran
lebih jauh dari mengkaji lingkup proyek. Mengingat produktifitas tenaga
kerja yang berbeda antara suatu daerah dengan daerah yang lain.
d) Biaya Subkontraktor
Pekerjaan subkontraktor umumnya merupakan pekerjaan yang terdiri dari
jasa dan material yang disediakan oleh subkontraktor.
e) Biaya Tranportasi
Termasuk seluruh biaya transportasi material, peralatan, tenaga kerja
yangberkaitan dengan penyelenggaraan proyek.
f) Overhead dan Administrasi
Komponen ini meliputi pengeluaran operasi perusahaan yang dibebankan
kepada proyek ( menyewa kantor, membayar listrik, telepon, dan biaya
pemasaran ) dan pengeluaran pajak, asuransi, royalti, uang jaminan, dan
lain - lain.
2.4 Konsep Biaya dan Jadwal
Pelaksanaan suatu proyek sangat memerlukan suatu penjadwalan, dimana
dalam hal ini dalam penetapan jangka waktu pelaksanaan proyek sangat
berhubungan dengan biaya proyek tersebut. Suatu proyek diharapkan dapat
diselesaikan tepat waktu, karena keterlambatan dalam penyelesaian suatu proyek
akan berpengaruh terhadap nilai pembayaran proyek.
II - 16
Perencanaan dan pengendalian waktu dan biaya dalam bentuk struktur
perincian kegiatan dan anggaran biaya pelaksaan merupakan kegiatan utama
dalam pengendalian biaya dan waktu. Kemudian perencanaan tersebut
dikembangkan menjadi jadwal rencana kerja utama yang dilengkapi dengan
batasan – batasan atau titik kontrol dan jadwal rencana anggaran biaya.
2.4.1 Gantt Chart
Gantt chart merupakan suatu diagram yang terdiri dari sekumpulan garis
yang menunjukkan saat mulai dan saat selesai yang direncanakan untuk item-item
pekerjaan dalam proyek.
Keunggulan gantt chart apabila dibandingkan dengan sistem perencanaan
lainnya adalah bentuk grafiknya yang sederhana, yang menghasilkan suatu
pemahaman umum yang relatif sangat mudah. Gantt chart juga merupakan alat
perencana yang penjadwalannya cukup luas sifatnya, sehingga hanya sedikit
memerlukan revisi dan pembaharuan data dibandingkan dengan sistem yang lebih
canggih.
Penggunaan gantt chart memiliki sejumlah keterbatasan yang umum,
berikut ini merupakan beberapa keterbatasan yang ada pada penggunaan gantt
chart :
1. Karena sifat perencanaan yang luas maka diagram ini menjadi sangat
tidak praktis bila jumlah jalur kegiatannya atau balok semakin
meningkat. Bila dibutuhkan beberapa lembar, maka antar hubungan
yang logis itu akan semakin sulit untuk dapat dimengerti.
2. Walaupun pihak perencana mempersiapkan diagram ini dengan
II - 17
penuh kepastian, telah mempertimbangkan hubungan logis dan kendala
dari berbagai aktivitas proyek ini, namun logika ini tidak dapat dinyatakan
dalam program ini. Karena itu, alasan tersebut akan menjadi sangat sulit
untuk individu yang menggunakan rekokstruksi terhadap logika ini,
terkecuali bila sejumlah dokumentasi yang cukup penting telah
dimasukkan dalam diagram ini.
3. Walaupun diagram ini merupakan suatu alat perencana yang baik namun
diagram ini sulit dipergunakan dalam meramalkan pengaruh yang
ditunjukkan oleh perubahan dalam suatu kegiatan tertentu.
Terhadap rencana keseluruhannya, atau bahkan mungkin membuat
proyek mengalami kemajuan pekerjaan dari suatu aktivitas individu.
Karena itu maka bagan ini hanya terbatas sebagai alat untuk pengendalian
saja.
Gambar 2.1 Gantt Chart
II - 18
2.4.2 Kuva “S”
Kurva “S” merupakan pengembangan dan penggabungan dari diagram
balok dan Hannum Curve. Dimana diagram balok dilengkapi dengan bobot tiap
pekerjaan dalam pesen (%).
Kurva “S” digunakan untuk menggambarkan kemajuan volume pekerjaan
yang diselesaikan sepanjang siklus proyek. Kurva “S” sangat tepat untuk
digunakan sebagai laporan bulanan untuk pimpinan proyek karena kurva ini dapat
menunjukkan kemajuan proyek dalam bentuk yang mudah dipahami.
Kurva kemajuan secara grafis dapat memberikan bermacam ukuran
kemajuan pada sumbu tegak dikaitkan dengan satuan waktu di sumbu mendatar.
Kriteria ataupun ukuran kemajuan dapat berupa persentase bobot pelaksanaan
atau produksi, nilai uang yang dibelanjakan, jumlah kuantitas atau volume
pekerjaan, penggunaan berbagai sumber daya, jam-orang atau tenaga kerja yang
digunakan, dan masih banyak lagi ukuran lainnya.
Pada jalur bagian bawah terdapat persentase rencana untuk tiap satuan
waktu dan persentase komulatif dari rencana tersebut. Di samping itu, terdapat
persentase realisasi untuk tiap satuan waktu dan persentase komulatif dari realisasi
tersebut. Persentase komulatif rencana dibuat sehingga membentuk kurva “S”.
Persentase komulatif realisasi adalah hasil nyata di lapangan. Hasil realisasi dari
pekerjaan pada satu waktu dapat dibandingkan dengan rencana. Jika hasil realisasi
berada di atas kurva “S” maka terjadi prestasi, namun jika berada di bawah kurva
“S” maka tidak mencapai prestasi. Untuk itu diperlukan evaluasi secara
menyeluruh sehingga untuk waktu selanjutnya tidak terlambat atau apabila
II - 19
Gambar 2.2 Target prestasi berupa kurva “S”
2.5. Konsep Nilai Hasil (Earned Value)
Metode konsep nilai hasil adalah konsep menghitung besarnya biaya yang
menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau
dilaksanakn (budgeted cost of work performed). Konsep nilai hasil menggunakan
beberapa indicator untuk menentukan status dari proyek yaitu:
1. Budgeted Cost for Work Scheduled (BCWS) merupakan anggaran biaya yang
dialokasikan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun terhadap waktu.
BCWS dihitung dari akumulasi anggaran biaya yang direncanakan untuk
pekerjaan dalam periode waktu tertentu. BCWS juga menjadi tolak ukur
kinerja waktu dari pelaksanaan proyek. BCWS merefleksikan penyerapan
biaya rencana secara kumulatif untuk setiap paket-paket pekerjaan berdasarkan
urutannya sesuai jadwal yang direncanakan.
II - 20
2. Actual Cost for Work Performed (ACWP) adalah representasi dari keseluruhan
pengeluaran yang dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam periode
tertentu. ACWP dapat berupa kumulatif hingga periode perhitungan kinerja
atau jumlah biaya pengeluaran dalam periode waktu tertentu.
3. Budgeted Cost for Work Performed (BCWP) adalah nilai yang diterima dari
penyelesaian pekerjaan selama periode waktu tertentu. BCWP inilah yang disebut
earned value. BCWP ini dihitung berdasarkan akumulasi dari pekerjaan-
pekerjaan yang telah diselesaikan.
Penilaian Kinerja Proyek dengan Konsep Earned Value
Penggunaan konsep earned value dalam penilaian kinerja proyek dijelaskan.
Beberapa istilah yang terkait dengan penilaian ini adalah Cost Variance, Schedule
Variance, Cost Performance Index, Schedule Performance Index, Estimate at
Completion, dan Variance at Completion.
Cost Variance (CV)
Cost variance merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah
menyelesaikan paket-paket pekerjaan dengan biaya aktual yang terjadi selama
pelaksanaan proyek. Cost variance positif menunjukkan bahwa nilai paket-paket
pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk mengerjakan paket-paket pekerjaan tersebut. sebaliknya nilai
negatif menunjukkan bahwa nilai paket-paket pekerjaan yang diselesaikan lebih
rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan.
II - 21
Schedule Variance (SV)
Schedule variance digunakan untuk menghitung penyimpangan antara BCWS
dengan BCWP. Nilai positif menunjukkan bahwa paket-paket pekerjaan proyek
yang terlaksana lebih banyak dibanding rencana. Sebaliknya nilai negatif
menunjukkan kinerja pekerjaan yang buruk karena paket-paket pekerjaan yang
terlaksana lebih sedikit dari jadwal yang direncanakan. Adapun rumus untuk
mendapatkan jenis varians adalah sebagai berikut:
Varians Jadwal ( SV ) = BCWP – BCWS............................. (I)
Varians Biaya ( CV ) = BCWP – ACWP.............................. (II)
Varians Anggaran (BV) = BCWS – ACWP........................... (III)
Sumber : Soeharto, I. 1995, “Manajemen Proyek (Dari Konseptual SampaiOperasional)” , hal. 271.
Cost Performance Index (CPI)
Faktor efisiensi biaya yang telah dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan
membandingkan nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (BCWP)
dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (ACWP). Rumus
untuk CPI adalah :
CPI = BCWP / ACWP................................................... ( IV )Nilai CPI ini menunjukkan bobot nilai yang diperoleh (relatif terhadap nilai
proyek keseluruhan) terhadap biaya yang dikeluarkan. CPI kurang dari 1
menunjukkan kinerja biaya yang buruk, karena biaya yang dikeluarkan (ACWP)
lebih besar dibandingkan dengan nilai yang didapat (BCWP) atau dengan kata
lain terjadi pemborosan.
II - 22
Schedule Performance Index (SPI)
Faktor efisiensi kinerja dalam menyelesaikan pekerjaan dapat diperlihatkan
oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan
(BCWP) dengan rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan berdasar rencana
pekerjaan (BCWS). Rumus untuk Schedule Performance Index adalah :
SPI = BCWP / BCWS................................................... ( V )
Nilai SPI menunjukkan seberapa besar pekerjaan yang mampu
diselesaikan (relatif terhadap proyek keseluruhan) terhadap satuan pekerjaan yang
direncanakan. Nilai SPI kurang dari 1 menunjukkan bahwa kinerja pekerjaan
tidak sesuai dengan yang diharapkan karena tidak mampu mencapai target
pekerjaan yang sudah direncanakan.
Critical Ratio ( CR ) = SPI x CPI.................................... (VI)
Prediksi Biaya Penyelesaian Akhir Proyek/Estimate at Completion
(EAC)
Pentingnya menghitung CPI dan SPI adalah untuk memprediksi secara statistik
biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Ada banyak metode dalam
memprediksi biaya penyelesaian proyek (EAC). Namun perhitungan EAC dengan
SPI dan CPI lebih mudah dan cepat penggunaannya. Ada beberapa rumus
perhitungan EAC, salah satunya adalah sebagai berikut :
EAC = ACWP + ETC................................................... ( VII)
II - 23
2.5.1 Biaya Pekerjaan Berdasarkan Anggaran
Konsep nilai hasil adalah konsep menghitung besarnya biaya yang menurut
anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau dilaksanakan
(budgeted cost of works perfomed).Bila ditinjau dari jumlah pekerjaan yang
diselesaikan maka berarti konsep ini mengukur besarnya unit pekerjaan yang telah
diselesaikan, pada suatu waktu bila dinilai berdasarkan jumlah anggaran yang
disediakan untuk pekerjaan tersebut. Dengan perhitungan ini diketahui hubungan
antara apa yang sesungguhnya telah dicapai secara fisik terhadap jumlah anggaran
yang telah dikeluarkan. Gambar 3.3 menjelaskan hubungan tersebut secara grafis.
Gambar 2.3 Penilaian biaya pekerjaan yang telah diselesaikan
Dari gambar pekerjaan pengecoran pondasi di atas, dapat dilihat bahwa
jumlah yang telah diselesaikan adalah 75 m3 atau = (75/300) (100%) = 25%,
dengan demikian menurut anggaran, pengeluaran adalah sebesar (25%) (Rp.80
juta) = Rp.20 juta. Jadi nilai hasil adalah Rp.20 juta. Dalam hal ini pengeluaran
yang telah dikerjakan dapat lebih kecil dari Rp. 20 juta atau mungkin lebih besar
dari Rp.20 juta atau sama dengan Rp.20 juta, tergantung dari efisiensi pelaksanaan
II - 24
pekerjaan. Bila pekerjaan dilakukan dengan amat efisien dari yang diperkirakan
dalam anggaran sehingga pengeluaran misalnya hanya Rp.15 juta, maka dikatakan
nilai hasil (Rp.20 juta) lebih besar dari pengeluaran. Dan bila yang terjadi adalah
sebaliknya, maka nilai hasil lebih kecil dari pengeluaran (Rp.35 juta). Dari contoh
di atas, rumus nilai hasil adalah sebagai berikut :
Nilai hasil = (% penyelesaian ) X (anggaran) ........................ ( VIII)
Sumber : soeharto,1995, “ manajemen proyek (Dari konseptual sampaioperasional)”
Gambar dibawah ini memperlihatkan hubungan antara ACWP, BCWS, BCWP
terhadap biaya penyelesaian proyek :
II - 25
PEKERJAAN
BCWS100%
Schedule Variance= BCWP - BCWS
BCWP
ACWP
Cost Variance= BCWP - ACWP
75%
50%
25%
0%
DURASI PROYEK
II - 26
2.5.2 Pekerjaan Yang Masih Berlangsung
Pada umumnya, keadaan yang sesungguhnya terjadi di lapangan akan
semakin rumit, dengan terdiri dari berbagai macam item. Misalnya dalam satu
paket yang terdiri dari pekerjaan a, b, c dengan kemajuan sebagai berikut :
1. Pekerjaan a telah selesai 100 %.
2. Pekerjaan b masih dalam proses, sudah dimulai tetapi belum 100 %
selesai.
3. Pekerjaan c belum selesai sama sekali.
Untuk menghitung nilai hasil paket kerja di atas, pendekatan yang
digunakan adalah dengan memperhatikan bobot komponen-komponen pekerjaan
tersebut terhadap total ( a + b + c ), sedangkan nilai hasil komponen-komponen
adalah sebagai berikut :
1. Komponen a telah 100 % selesai = 100.
2. Komponen b = besarnya persentase penyelesaian fisik sesungguhnya.
3. Komponen c belum dimulai = 0.
Gambar 2.5 : Satu paket kegiatan yang terdiri dari 3jenis pekerjaan dengan kemajuan yang berbeda.
Sumber : Soeharto, I. 1995, “Manajemen Proyek (Dari KonseptualSampai Operasional)” , hal. 269.
II - 27
2.5.3 Varians Biaya dan Varians Jadwal Terpadu
Kemajuan proyek yang dianalisis dengan menggunakan metode varians
sederhana dianggap kurang akurat, hal ini disebabkan metode tersebut tidak
mengintegrasikan aspek biaya dan jadwal. Untuk mengatasinya, dapat digunakan
metode konsep nilai hasil dengan indokator ACWP, BCWP, dan BCWS.
Varians yang dihasilkan disebut varians biaya terpadu ( CV ) dan varians
jadwal terpadu ( SV ). Varians jadwal terpadu ( SV ) dipakai untuk menentukan
apakah proyek yang sedang dijalankan masih sesuai jadwal rencana atau tidak.
Selisih jadwal adalah selisih antara BCWP dan BCWS. Sedangkan varians biaya
( CV ) dipakai untuk menentukan apakah proyek yang sedang dijalankan masih
dalam batas anggaran atau melebihi anggaran rencananya. Selisih biaya adalah
selisih antara BCWP dan ACWP. Sebagai contoh terlihat pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1. Data Varians Biaya dan Jadwal
Bulan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8
Anggaran (BCWS) 60 140 280 480 660 870 1020 1080
Pengeluaran (ACWP) 90 210 410 640 840 - - -
Nilai Hasil (BCWP) 40 100 210 380 530 - - -
Varian Biaya (CV) -50 -110 -200 -260 -310 - - -
Varian Jadwal (SV) -20 - 40 -80 -100 -130 - - -
Ketiga indikator Konsep Nilai Hasil yang meliputi ACWP, BCWP, dan
BCWS dapat digambarkan dalam bentuk grafik secara bersama – sama dengan
biaya sebagai sumbu vertikal dan jadwal sebagai sumbu horisontal.
II - 28
Gambar 2.6. Analisis Konsep Nilai Hasil Disajikan dengan Grafik “ S
Tabel 2.2. Analisis Varians Terpadu
(Sumber : Manajemen Proyek (Dari konseptual sampai operasional) , Imamsoeharto, 1997 .
II - 29
2.5.4 Proyeksi Biaya dan Jadwal Akhir Proyek
Perkiraan mengenai biaya dan jadwal akhir dari proyek yang dikerjakan tidak
dapat memberikan angka yang sangat tepat. Meskipun demikian, membuat perkiraan
mengenai biaya dan jadwal akhir sangat diperlukan dengan tujuan mengetahui
kemungkinan adanya penyimpangan yang dapat terjadi di masa yang akan datang
sehingga dapat dilakukan tindakan untuk mencegah penyimpangan tersebut. Dalam
membuat proyeksi digunakan rumus-rumus sebagai berikut :
a. Anggaran proyek keseluruhan = Anggaran ( BAC )
b. Anggaran untuk pekerjaan tersisa = BAC – EAC
c. Indeks kinerja Jadwal ( SPI ) = BCWP / BCWS
d. Indeks kinerja biaya ( CPI ) = BCWP / ACWP
Karena ada indikasi proyek akan terlambat atau lebih cepat dan biaya yang
harus dikeluarkan akan melebihi atau kurang dari yang dianggarkan, maka kemajuan
proyek untuk waktu yang akan datang perlu diramalkan dengan cara sebagai berikut:
ECD = ( ) + Waktu yang telah dilalui................ (IX)
Bila kinerja biaya pada pekerjaan tersisa adalah tetap seperti pada saat
pelaporan, maka perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa ( ETC ) adalah sama besar
dengan anggaran pekerjaan tersisa dibagi indeks kinerja biaya, atau :
ETC =( – )
..................................................... (X)
Sumber : Soeharto, I. 1995, “Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai
Operasional)” , hal. 280.
II - 30
Jadi perkiraan total biaya proyek ( EAC ) adalah sama dengan jumlah
pengeluaran sampai pada saat pelaporan ditambah perkiraan biaya untuk pekerjaan
tersisa, atau :
EAC = ACWP + ETC........................................................... (XI)
Sumber : Soeharto, I. 1995, “Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai
Operasional)” , hal. 280.
Hubungan antara indikator – indikator ACWP, BCWP, dan BCWS terhadap
biaya penyelesaian proyek diperlihatkan oleh gambar 2.5. Dimana garis CB
menunjukkan jumlah kenaikan biaya terhadap anggaran dan garis AB menunjukkan
keterlambatan konstruksi.
Gambar 2.7 Perkiraan ( Forecast ) jadwal dan biaya ( EAC ) pada akhir proyek
Sumber : Soeharto, I. 1995, “Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai
Operasional)” , hal. 279.
Selain menggunakan perhitungan tersebut di atas, berikut ini merupakan cara
ekstrapolasi untuk mendapatkan perkiraan biaya akhir proyek :
II - 31
a. Pekerjaan Sisa Memakan Biaya Sebesar Anggaran
Cara ini menganggap bahwa sisa pekerjaan akan memakan biaya sesuai dengan
anggaran, tidak tergantung dari prestasi yang dicapai sampai saat ini. Total biaya
proyek didapat dari menjumlahkan semua pengeluaran sampai pada saat
pelaporan ditambah sejumlah biaya sesuai anggaran untuk bagian pekerjaan
tersis. Cara ini dianggap baik untuk prestasi fisik di bawah 50%.
b. Kinerja Sama Besar Sampai Akhir Proyek
Analisis dengan cara ini branggapan bahwa angka kinerja pada saat pelaporan
akan tetap bertahan sampai pada akhir proyek, sehingga proyeksi total jam –
orang atau biaya adalah ekstrapolasi dan angka pada saat pelaporan ke masa
akhir proyek. Cara ini dianggap wajar apabila pada saat pelaporan, proyek telah
selesai lebih dari separuh sehingga prestasi yang dicapai cukup realistis untuk
dipakai menganalisa pekerjaan tersisa.
c. Gabungan Cara A dan Cara B
Pendekatan yang dipakai dengan menggunakan cara yang pertama dan kedua
yaitu :
1. Menggunakan cara pertama apabila penyelesaian pekerjaan masih di bawah
fisik 50%.
2. Menggunakan cara kedua apabila penyelesaian pekerjaan di atas 50%.
Ada beberapa contoh kemungkinan kondisi proyek yang bisa terjadi selama
proyek berlangsung yaitu (Husen Abrar, 2009):
II - 32
Kondisi 1
Gambar 2.8 Grafik Kinerja Biaya dan Waktu Metode Earned Value Kondisi 1.
Dari Gambar 2.8 terlihat bahwa nilai BCWP < BCWS. Dapat disimpulkan
bahwa proyek tersebut mengalami penyimpangan waktu (Schedule Variance) pada
Baselin minggu ke 4 sebagai periode waktu yang diukur kinerjanya. Untuk periode
yang sama dengan nilai ACWP < BCWP, menunjukkan bahwa biaya aktual yang
dikeluarkan lebih kecil daripada penyelesaian volume pekerjaannya, berarti tidak
terjadi penyimpangan biaya.
Untuk Nilai Hasil minggu ke 4, BCWP-nya sangat rendah, dibawah yang
seharusnya. Kemudian hingga akhir proyek pada minggu ke 12, kinerja biaya
meningkat, ACWP < BCWP (Cost Underrun), tetapi BCWP < BCWS, yang berarti
progres waktunya tetap terlambat hingga selesai pada minggu ke-15 (Schedule
Overrun).
II - 33
Kondisi 2
Gambar 2.9 Grafik Kinerja Biaya dan Waktu Metode Earned Value Kondisi 2.
Dari Gambar 2.9 pada Baselin minggu ke-4 terlihat bahwa nilai BCWS >
BCWP : dapat disimpulkan bahwa proyek tersebut mengalami keterlambatan
(Schedule Variance). Nilai ACWP > BCWP menunjukkan bahwa biaya aktual lebih
besar daripada penyelesaian volume pekerjaan pada minggu ke-4, dimana terjadi
penyimpangan biaya (Cost Variance). Untuk Nilai hasil minggu ke-4, BCWPnya
sangat rendah dibawah yang seharusnya. Hingga akhir proyek, kinerja biaya tetap
buruk, dengan ACWP > BCWP (Cost Overrun), sedangkan BCWP < BCWS yang
berarti progres waktunya tetap terlambat hingga selesai pada minggu ke-15, yang
seharusnya selesai pada minggu ke-12 (Schedule Overrun).
II - 34
Kondisi 3
Gambar 2.10 Grafik Kinerja Biaya dan Waktu Metode Earned Value Kondisi 3.
Dari Gambar 2.10 pada Baseline minggu ke-4 terlihat bahwa nilai BCWP >
BCWS, ini menunjukkan bahwa proyek tersebut lebih cepat dari rencana (Schedule
Variance). Nilai ACWP > BCWP menunjukkan bahwa biaya aktual yang
dikeluarkan lebih besar daripada biaya penyelesaian volume pekerjaan yang sudah
dilakukan, sehingga terjadi penyimpangan biaya (Cost Variance).
Pada Baseline minggu ke-4 hingga akhir proyek terlihat bahwa ternyata
volume pekerjaan melampaui volume rencana, BCWP > BCWS (Cost Variance),
sehingga proyek mengalami percepatan (Schedule Underrun). Kemudian BCWP =
BCWS minggu ke-10, artinya progres waktunya lebih cepat dari rencana semula
yang selesai pada minggu ke-12 (Schedule Underrun). Nilai ACWP > BCWP hingga
minggu ke-10 menunjukkan bahwa biaya aktual yang dikeluarkan lebih besar dari
biaya penyelesaian volume pekerjaan yang sudah dilakukan (Cost Overrun).
II - 35
Kondisi 4
Gambar 2.11 Grafik Kinerja Biaya dan Waktu Earned Value Kondisi 4.
Gambar 2.11 adalah kondisi paling ideal yang menjadi target dalam suatu
penyelesaian proyek. Dari gambar tersebut, pada Baseline minggu ke-4 hingga
minggu ke-9 terlihat bahwa nilai BCWS < BCWP. Ini menunjukkan bahwa proyek
tersebut lebih cepat dari rencana semula, lebih cepat 2,5 minggu (Schedule
Underrun). Nilai ACWP < BCWS < BCWP menunjukkan bahwa biaya aktual yang
dikeluarkan lebih kecil dari biaya penyelesaian volume pekerjaan dan rencana
anggaran biaya (RAB), sehingga terjadi penghematan (Cost Underrun). Nilai hasil
(Earned Value) pada minggu ke-4 hingga ke-9 sangat baik karena BCWP > ACWP,
atrinya Cashflow proyeknya lancar.
Kondisi paling ideal untuk pelaksanaan proyek adalah kondisi 4 yang selalu
diharapkan untuk hasil monitoring dan evaluasi, sebaliknya kondisi 2 adalah kondisi
paling buruk yang bisa terjadi selama pelaksanaan proyek. Dengan memperhatikan
kondisi-kondisi diatas dan dengan menetukan Baseline pada periode tertentu, maka
penyimpangan dapat terdeteksi sejak awal.
III - 35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir
Secara skematis metodologi penelitian disajikan secara visual
dalam bentuk diagram alir sebagai berikut :
Mulai
Studi Pendahuluano Latar Belakango Rumusan Masalaho Tujuan Penelitiano Batasan Masalaho Tinjauan Pustaka
Data Lapangano RABo Kurva “S”o Laporan Mingguan
Studi Literaturo Buku Penuntuno Karya Ilmiaho Bahan-bahan kuliaho Referensi yang relevan
Penyajian Data
Pengolahan Datao Varians jadwal, biaya dan anggaran (SV, CV dan BV)o Produktivitas dan kinerja proyek (SPI dan CPI)o Memperkirakan biaya dan jadwal penyelesaian proyek
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir
III - 36
3.2 Gambaran Umum Proyek (Objek Penelitian)
3.2.1 Letak dan Gambaran Proyek
Pembangunan kantor Pelabuhan Laut Pomala yang berlokasi di
Dawi-Daei Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara memiliki item-item
pekerjaan yang terdiri dari lanjutan pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut
Pomala. Dimana persentase kemajuan pekerjaan sampai dengan minggu ke
16 untuk masing – masing item pekerjaan adalah:
1. Pekerjaan Persiapan = 1,17 %
2. Pekerjaan Reklamasi Lahan (50X93) M2 = 64,81
3. Pekerjaan Trestle Beton Segen 1-3(3X50X6) M2 = 3,21 %
4. Pekerjaan Lain-lain = 1,65 %
3.2.2 Biaya Proyek
Biaya proyek pembangunan lanjutan lanjutan pembangunan Fasilitas
Pelabuhan Laut Pomala yaitu sebesar Rp. 18.980.759.000,00. (Delapan Belas
Milyar Sembilan Ratus Delapan Puluh Juta Tujuh Ratus Lima Puluh
Sembilan Ribu Rupiah). Biaya ini merupakan biaya yang tertera dalam
kontrak proyek pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Pomala dan sudah
termasuk biaya tambahan pajak sebesar 10%.
Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan
pembangunan proyek ini meliputi pemberi tugas (Owner), konsultan,
kontraktor pelaksana. Pemilik Proyek (Owner) Fasilitas Pelabuhan Laut
Pomala adalah Pemerintah Kabupaten Kolaka dan yang bertindak sebagai
III - 37
konsultan proyek adalah PT. Ramadhan Karya Pratama. Pada proyek ini pihak
yang bertindak sebagai kontraktor pelaksana adalah PT. Sukma Jaya.
Gambar 3.2 Dokementasi Pelaksanaan Proyek
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan mentah
yang akan dipergunakan dalam penulisan. Data yang dikumpulkan berupa
data studi literatur, data primer, dan data sekunder. Pada studi ini, yang
merupakan data studi literatur, data primer, dan data sekunder adalah:
III - 38
1. Data studi literatur yaitu pengumpulan data dengan cara mencari bahan-
bahan dari berbagai literatur yang terkait dengan konsep Earned Value.
Data yang digunakan selain dari literatur buku juga data yang didapat dari
internet.
2. Data primer berupa wawancara langsung di lapangan dengan berbagai
pihak diantaranya kontraktor dan konsultan. Pada proses wawancara, dapat
diketahui hambatan-hambatan yang terdapat pada proyek misalnya
keterlambatan pengiriman material dari luar Sulawesi Tenggara dan
kurangnya tenaga kerja yang tidak sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan.
3. Data sekunder yang diperoleh dari proyek diantaranya berupa Master
Schedule proyek, laporan mingguan proyek, Laporan Analisa Cash Flow
dan rencana anggaran biaya (RAB).
3.4. Analisa Data
Data dan informasi yang telah dikumpulkan dari dari berbagai metode
pengumpulan data kemudian diolah. Metode yang digunakan untuk
menganalisis data mengenai pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan
proyek sehingga dapat efektif dan efisien adalah dengan menggunakan
konsep nilai hasil (Earned Value Concept).
Dalam konsep nilai hasil (Earned Value Concept), ada tiga komponen
dasar dalam menganalisa kinerja dari proyek yaitu BCWS (Budget Cost Work
Schedule), BCWP (Budget Cost Work Performance), dan ACWP (Actual
Cost Work Performance).
III - 39
Analisa data dengan menggunakan konsep nilai hasil menggambarkan
analisa kondisi proyek tiap pekan yang di tinjau kemudian memberikan
gambaran kondisi proyek tersebut.
Selain hal tersebut, dilakukan pula analisa terhadap proyek secara
keseluruhan. Analisa ini dapat menggambarkan kondisi proyek pada saat
ditinjau dan dapat memberikan perkiraan bagaimana kondisi proyek pada
akhir pekerjaan proyek.
Gambar 3.3 konsep nilai hasil (Earned Value Concept)
III - 40
Tabel 3.1 Bobot Nilai BCWS, ACWP, dan BCWP
MingguKe- Tanggal
Bobot BCWS (%) Bobot BCWS (%) Nilai ACWP (Rp)
Mingguan Komulatif Mingguan Komulatif Mingguan Komulatif
1 23-Jun 0,18 0,18 - - - -2 30-Jun 16,73 16,91 0,13 0,13 23.879.217,17 23.879.217,173 07-Jul 17,72 34,63 3,41 3,53 639.330.116,07 663.209.333,244 14-Jul 16,93 51,56 4,01 7,55 751.889.614,19 1.415.098.947,425 21-Jul 1,58 53,15 2,97 10,51 556.014.421,35 1.971.113.368,776 28-Jul 3,83 56,97 9,49 20,00 1.772.509.682,50 3.743.623.051,277 04-Agt 4,07 61,04 10,03 30,03 1.788.540.000,31 5.532.163.051,588 11-Agt 3,62 64,66 9,50 39,53 1.585.140.415,74 7.117.303.467,339 18-Agt 3,62 68,29 5,89 45,42 1.103.433.157,59 8.220.736.624,91
10 25-Agt 2,70 70,99 2,79 48,21 524.267.553,68 8.745.004.178,5911 01-Sep 0,90 71,89 1,79 50,00 336.279.188,58 9.081.283.367,1712 08-Sep 1,60 73,49 1,67 51,67 312.224.000,73 9.393.507.367,9013 15-Sep 1,33 74,82 6,45 58,12 1.216.913.423,44 10.610.420.791,3414 22-Sep 1,23 76,06 7,06 65,18 1.309.940.985,13 11.920.361.776,4615 29-Sep 2,34 78,40 3,02 68,20 564.620.648,03 12.484.982.424,4916 06-Okt 2,18 80,58 0,89 69,09 167.877.486,91 12.652.859.911,40
Sumber : Data Proyek
3.5. Tahap Pengolahan Data
Data-data yang telah dikumpulkan pada penelitian akan dianalisis dalam
kerangka tujuan dan model yang menjadi target utama dalam penelitian ini.
Terdapat dua kegiatan utama yang dilakukan dalam tahapan analisis data, yaitu
analisa Actual Cost for Work Performed (ACWP) dan Budgeted Cost for Work
Performed (BCWP) pada Proyek pembangunan Fasilitas Pelabuhan Pomala.
Pada tahap analisa nilai hasil (Earned Value) pada proyek ini, data-data
dari hasil Survei lansung di lapangan di olah dengan menggunakan Microsoft
Excel di komputer. Pada tahap ini, data akan di olah sampai mendapatkan nilai
hasil proyek tersebut.
III - 41
Adapun proses pengolahan datanya sebagai berikut:
Gambar 3.4 Pengolahan Data
Data Nilai BCWS, BCWP, dan ACWP
Varians Anggaran (BV) = BCWS – ACWP
Varians Jadwal ( SV ) = BCWP – BCWS
Varians Biaya ( CV ) = BCWP – ACWP
CPI = BCWP / ACWP
SPI = BCWP / BCWS
ECD = ( ) + Waktu yang telah dilalui
ETC =( – )
EAC = ACWP + ETC
IV – 42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Proyek
4.1.1 Jadwal Pelaksanaan Proyek
Jadwal pelaksanaan proyek ini dimulai pada tanggal 23 Juni 2014 dengan
waktu pelaksanaan ( 165 hari kalender ), yang kemudian diperjelas dengan durasi
waktu setiap kegiatan pelaksanaan pekerjaan proyek sebagai berikut :
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Proyek
No. Uraian pekerjaan Durasi(minggu)
Bobot( % )
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Papan nama proyek 1 0,003
2 Pembersihan Awal lokasi pekerjaan 2 0,019
3 Pembersihan akhir lokasi pekerjaan 2 0,019
4 Penerangan lokasi pekerjaan, keamanan, dan kes, kerja 20 0,145
5 Pengukuran dan pemasangan titik tetap 2 0,036
6 Pekerjaan Resounding 2 0,435
7 Direksi keet, gudang bahan dan bangsal kerja 3 0,401
8 Air kerja dan P3K 3 0,261
9 Mobilisasi dan demobilisasi 4 3,280
10 Dokumentasi, admin, pelaporan dan as built drawing 24 0,030II PEKERJAAN REKLAMASI LAHAN (50 x 93) M2
1 Pekerjaan Batu 40 - 80 kg 7 6,1242 Pasangan Batu Spesi 1 : 3 8 1,3463 Pekerjaan Plesteran 3 0,2144 Pekerjaan Geotextile 4 0,1615 Pekerjaan Urugan Tanah Padat 15 7,932
IV – 43
III PEKERJAAN TRESTLE BETON SEGEN 1 - 3 ( 3 x 50X 6 ) M2
1 Pengadaan Tiang Pancang Baja Ø 457,2 mm - t = 12 mm 3 45,128
2 Pengangkutan tiang pancang ke titik pancang 3 1,7213 Pemancangan tiang pancang tegak 5 9,0034 Penyambungan tiang pancang 3 0,6945 Pemotongan tiang pancang 2 0,3946 Plat baja stop cor tiang pancang tabal 12 mm 1 0,2667 Pembuatan poer beton ( 100 x100x80 ) cm 3 1,5858 Pekerjaan Beton isi tiang 2 0,7019 Tulangan stek poer dan balok 2 0,556
10 Pengecetan tiang pancang 2 0,08211 Pembuatan balok beton memanjang ( 50x75 )cm 4 2,56212 Pembuatanbalok beton melintang ( 50x75 ) cm 4 1,592
13 Pembuatan lantai beton cor setempet tebal 30 cm 4 10,250
14 Pekerjaan pembuatan kansteen beton 1 0,27315 Pengecatan kansteen 1 0,11416 Perlindungan korosi HDPE ( tinggi 260 Cm ) 5 1,57417 Lampu Penerangan Type Solar Cell 5 1,39118 PDA Test 1 0,13019 Pekerjaan Delatasi 1 0,18920 Perkerasan Beton Plat Injak dan L-Shape 2 0,31621 Lantai Kerja plat injak 1 0,008
IV PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Pekerjaan Boring untuk dermaga 2 1,0142 Test Material dan Uji Kepadatan 5 0,052
Sumber : Data Proyek
IV – 44
4.1.2 Anggaran Biaya Pelaksanaan Proyek
Anggaran biaya pelaksanaan proyek ini sebesar Rp. 18.980.759.000,00
(Delapan Belas Milyar Sembilan Ratus Delapan Puluh Juta Tujuh Ratus Lima
Puluh sembilan Ribu Rupiah), sudah termasuk PPN ( Pajak Pertambahan Nilai )
sebesar 10 %.
Anggaran setiap item pekerjaan dapat dirinci sesuai dengan bobot per
tiap- tiap item pekerjaan sebagai berikut :
Tabel 4.2 Rencana Anggaran Biaya
No. URAIAN PEKERJAAN Jumlah Harga( Rp )
Bobot
I PEKERJAAN PERSIAPAN1 Papan nama proyek 587.500,00 0,0032 Pembersihan Awal lokasi pekerjaan 3.354.000,00 0,0193 Pembersihan akhir lokasi pekerjaan 3.354.000,00 0,0194 Penerangan lokasi pekerjaan, keamanan, dan kes, kerja 25.000.000,00 0,1455 Pengukuran dan pemasangan titik tetap 6.150.000,00 0,0366 Pekerjaan Resounding 75.000.000,00 0,4357 Direksi keet, gudang bahan dan bangsal kerja 69.110.400,00 0,4018 Air kerja dan P3K 45.000.000,00 0,2619 Mobilisasi dan demobilisasi 565.963.000,00 3,28
10 Dokumentasi, admin, pelaporan dan as built drawing 5.107.000,00 0,03II PEKERJAAN REKLAMASI LAHAN (50 x 93) M2
1 Pekerjaan Batu 40 - 80 kg 1.056.749.697,00 6,1242 Pasangan Batu Spesi 1 : 3 232.329.675,00 1,3463 Pekerjaan Plesteran 36.857.857,65 0,2144 Pekerjaan Geotextile 27.792.050,00 0,1615 Pekerjaan Urugan Tanah Padat 1.368.622.500,00 7,932
IV – 45
No. URAIAN PEKERJAAN Jumlah Harga( Rp )
Bobot
Sumber : Data Proyek
III PEKERJAAN TRESTLE BETON SEGEN 1 - 3 ( 3 x 50 X 6 ) M21 Pengadaan Tiang Pancang Baja Ø 457,2 mm - t = 12 mm 7.786.940.616,00 45,132 Pengangkutan tiang pancang ke titik pancang 296.974.080,00 1,7213 Pemancangan tiang pancang tegak 1.553.466.200,00 9,0034 Penyambungan tiang pancang 119.714.400,00 0,6945 Pemotongan tiang pancang 67.938.000,00 0,3946 Plat baja stop cor tiang pancang tabal 12 mm 45.864.000,00 0,2667 Pembuatan poer beton ( 100 x100x80 ) cm 273.545.222,40 1,5858 Pekerjaan Beton isi tiang 120.905.940,00 0,7019 Tulangan stek poer dan balok 95.945.850,00 0,556
10 Pengecetan tiang pancang 14.098.000,00 0,08211 Pembuatan balok beton memanjang ( 50x75 )cm 442.164.150,00 2,56212 Pembuatanbalok beton melintang ( 50x75 ) cm 274.665.819,40 1,59213 Pembuatan lantai beton cor setempet tebal 30 cm 1.768.656.600,00 10,2514 Pekerjaan pembuatan kansteen beton 47.132.658,00 0,27315 Pengecatan kansteen 19.734.000,00 0,11416 Perlindungan korosi HDPE ( tinggi 260 Cm ) 271.524.000,00 1,57417 Lampu Penerangan Type Solar Cell 240.000.000,00 1,39118 PDA Test 22.500.000,00 0,1319 Pekerjaan Delatasi 32.597.640,00 0,18920 Perkerasan Beton Plat Injak dan L-Shape 54.566.331,40 0,31621 Lantai Kerja plat injak 1.324.575,00 0,008
IV PEKERJAAN LAIN-LAIN1 Pekerjaan Boring untuk dermaga 175.000.000,00 1,0142 Test Material dan Uji Kepadatan 9.000.000,00 0,052
1.725.523.576,1918.980.759.338,0418.980.759.000,00
JUMLAHPAJAK PERTAMBAHAN NILAI ( 10 % )
TOTAL ANGGARANDIBULATKAN
17.255.235.761,85
IV – 46
4.2 Analisis Data Kinerja Pelaksanaan Proyek
4.2.1 Analisis BCWS (Budgeted Cost Of Work Schedule)
Analisis jumlah anggaran biaya yang dialokasikan berdasarkan
rencana kerja yang telah disusun terhadap waktu (BCWS).
Nilai BCWS perminggu dapat diperoleh berdasarkan bobot mingguan
dalam Time Schedule anggaran, dihitung sebagai berikut:
Untuk pekerjaan pada minggu ke – 16 pada tanngal 06 Oktober 2014
diperoleh sebagai berikut:
Total anggaran proyek (BAC) = Rp. 18.980.759.000,00
Bobot BCWS = 80.58 % (Lihat pada tabel 4.3)
BCWS = Bobot BCWS x Total Anggaran (BAC)
= 80.58 x Rp. 18.980.759.000,00
= Rp.15.294.275.116,55
Untuk perhitungan minggu sebelum dan selanjutnya ditabelkan sebagai
berikut.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Perhitungan Nilai BCWS Per Minggu
MingguKe– Tanggal BAC
(Rp)Bobot BCWS ( %) BCWS ( Rp )
Mingguan Komulatif Mingguan Komulatif12 08-Sep 18.980.759.000,00
1,60 73,491 303.638.930,24 13.949.086.458,3213 15-Sep 1,33 74,825 253.188.531,14 14.202.274.989,4614 22-Sep 1,23 76,059 234.219.961,85 14.436.494.951,3115 29-Sep 2,34 78,402 444.862.747,49 14.881.357.698,8016 06-Okt 2,18 80,578 412.917.417,75 15.294.275.116,5517 13-Okt 1,65 82,225 312.617.504,66 15.606.892.621,2118 20-Okt 1,76 83,990 334.960.360,45 15.941.852.981,66
Sumber : Data Proyek
IV – 47
4.2.2 Analisis ACWP (Actual Cost Of Work Performanced)
Analisis jumlah biaya aktual yang dikeluarkan sesuai dengan
pekerjaan yang telah diselesaikan (ACWP).
Nilai ACWP perminggu dapat diperoleh berdasarkan data dari jadwal
pelaksanaan kemajuan setiap item pekerjaan, dihitung sebagai berikut:
Untuk pekerjaan pada minggu ke – 16 pada tanngal 06 Oktober 2014.
Total anggaran proyek (BAC) = Rp. 18.980.759.000,00
ACWP = Rp. 12.652.859.911,40 (Lihat pada tabel 4.4)
Bobot ACWP = ( ) x 100
=. . . . ,. . . . , x 100
= 66,66 %
Untuk perhitungan minggu sebelum dan selanjutnya ditabelkan sebagai
berikut.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Perhitungan Nilai ACWP Per Minggu
MingguKe- Tanggal BAC
(Rp)BOBOT ACWP ( % ) NILAI ACWP ( Rp )
Mingguan Komulatif Mingguan Komulatif
10 25-Agt
18.980.759.000,00
2,76 46,07 524.267.553,68 8.745.004.178,5911 01-Sep 1,77 47,84 336.279.188,58 9.081.283.367,1712 08-Sep 1,64 49,49 312.224.000,73 9.393.507.367,9013 15-Sep 6,41 55,90 1.216.913.423,44 10.610.420.791,3414 22-Sep 6,90 62,80 1.309.940.985,13 11.920.361.776,4615 29-Sep 2,97 65,78 564.620.648,03 12.484.982.424,4916 06-Okt 0,88 66,66 167.877.486,91 12.652.859.911,40
Sumber : Data Proyek
IV – 48
4.2.3 Analisis BCWP (Budgeted Cost Of Work Performanced)
Analisis jumlah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan pekerjaan
yang telah diselesaikan (BCWP).
Nilai BCWP perminggu dapat diperoleh berdasarkan data jadwal
pelaksanaan kemajuan pekerjaan atau laporan mingguan proyek, dihitung
sebagai berikut:
Untuk pekerjaan pada minggu ke – 16 pada tanngal 06 Oktober 2014.
Total anggaran proyek (BAC) = Rp. 18.980.759.000,00
Bobot BCWP = 69,09% (Lihat pada tabel 4.5)
BCWP = Bobot BCWP x Total Anggaran (BAC)
= 69,09 x Rp. 18.980.759.000,00
= Rp. 13.114.450.685,49
Untuk perhitungan minggu sebelumnya ditabelkan sebagai berikut.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Perhitungan Nilai BCWP Per Minggu
MingguKe- Tanggal BAC
(Rp)BOBOT BCWP ( % ) NILAI BCWP ( Rp )
Mingguan Komulatif Mingguan Komulatif
10 25-Agt
18.980.759.000,00
2,79 48,21 529.563.176,10 9.150.703.389,4011 01-Sep 1,79 50,00 339.675.942,01 9.490.379.331,4112 08-Sep 1,67 51,67 316.978.675,30 9.807.358.006,7113 15-Sep 6,45 58,12 1.224.258.955,50 11.031.616.962,2114 22-Sep 7,06 65,18 1.340.041.585,40 12.371.658.547,6115 29-Sep 3,02 68,20 573.218.921,80 12.944.877.469,4116 06-Okt 0,89 69,09 169.573.216,08 13.114.450.685,49
Sumber : Data Proyek
IV – 49
4.3 Analisis Penyimpangan Kinerja Pelaksaan Proyek
4.3.1 Penyimpangan Terhadap Waktu (SV)
Untuk mendapatkan nilai SV setiap periode digunakan persamaan (II)
pada Bab II yaitu :
SV = BCWP - BCWS
Berdasarkan rumus di atas, nilai SV dapat dihitung setiap satuan waktu
sebagai berikut :
Penyimpangan untuk minggu ke – 16 pada tanngal 06 Oktober 2014.
BCWS16 = Rp. 15.294.275.116,55
BCWP16 = Rp. 13.114.450.685,49
SV 16 = BCWP 16 - BCWS 16
SV16 = Rp. 13.114.450.685,49 - Rp. 15.294.275.116,55
= Rp. (-2.179.824.431,06)
= ( -11,48 %)
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa sampai dengan
minggu ke 11 penyimpangan jadwal pekerjaan sebesar Rp. ( -11,48 %) . Hasil ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan pekerjaan terlambat 11,48 % dari jadwal
rencana. Untuk perhitungan penyimpangan jadwal (SV) per minggu sebelumnya,
dengan cara yang sama seperti di atas dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini
IV – 50
Tabel 4.6 Analisa Penyimpangan Terhadap Waktu (SV)
MingguKe– Tanggal
BCWS BCWP SV SV(Rp) (Rp) (Rp) (%)
1 23-Jun 33.975.558,61 - -33.975.558,61 -0,185 21-Jul 10.087.338.199,01 1.995.716.476,76 -8.091.621.722,25 -42,636 28-Jul 10.813.669.447,33 3.796.231.275,50 -7.017.438.171,83 -36,977 04-Agt 11.585.875.974,84 5.700.001.403,20 -5.885.874.571,63 -31,018 11-Agt 12.273.494.524,41 7.503.173.508,20 -4.770.321.016,20 -25,139 18-Agt 12.961.113.073,98 8.621.140.213,30 -4.339.972.860,67 -22,8710 25-Agt 13.474.161.579,99 9.150.703.389,40 -4.323.458.190,58 -22,7811 01-Sep 13.645.447.528,08 9.490.379.331,41 -4.155.068.196,67 -21,8912 08-Sep 13.949.086.458,32 9.807.358.006,71 -4.141.728.451,61 -21,8213 15-Sep 14.202.274.989,46 11.031.616.962,21 -3.170.658.027,24 -16,7014 22-Sep 14.436.494.951,31 12.371.658.547,61 -2.064.836.403,70 -10,8815 29-Sep 14.881.357.698,80 12.944.877.469,41 -1.936.480.229,39 -10,2016 06-Okt 15.294.275.116,55 13.114.450.685,49 -2.179.824.431,06 -11,48
Sumber : Data Proyek
4.3.2. Penyimpangan Terhadap Biaya (CV)
Untuk mendapatkan nilai CV setiap periode digunakan persamaan (I)
pada Bab II yaitu :
CV = BCWP - ACWP
Berdasarkan rumus di atas, nilai CV dapat dihitung setiap satuan waktu
sebagai berikut :
Penyimpangan biaya untuk minggu ke – 16 pada tanngal 06 Oktober 2014.
BCWP16 = Rp. 13.114.450.685,49
ACWP16 = Rp. 12.652.859.911,40
CV 16 = BCWP 16 - ACWP 16
CV16 = Rp. 13.114.450.685,49 - Rp. 12.652.859.911,40
= Rp. 461.590.774,09
= 2,43 %
IV – 51
Hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa sampai dengan minggu ke
16 penyimpangan biaya pekerjaan sebesar 2,43 %, hasil ini menunjukkan
pekerjaan terlaksana dengan biaya yang digunakan lebih kecil dari anggaran atau
sesuai dengan yang telah direncanakan.
Untuk perhitungan penyimpangan biaya (CV) per minggu dengan cara
yang sama seperti di atas, dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7 Analisa Penyimpangan Terhadap Biaya (CV)
MingguKe– Tanggal
ACWP BCWP CV CV
(Rp) (Rp) (Rp) (%)
1 23-Jun - - - 0,002 30-Jun 23.879.217,17 24.144.810,08 265.592,91 0,003 07-Jul 663.209.333,24 670.585.776,78 7.376.443,54 0,044 14-Jul 1.415.098.947,42 1.432.378.698,95 17.279.751,53 0,095 21-Jul 1.971.113.368,77 1.995.716.511,88 24.603.143,10 0,136 28-Jul 3.743.623.051,27 3.796.231.342,68 52.608.291,41 0,287 04-Agt 5.532.163.051,58 5.700.001.504,29 167.838.452,70 0,888 11-Agt 7.117.303.467,33 7.503.173.641,40 385.870.174,07 2,039 18-Agt 8.220.736.624,91 8.621.140.366,41 400.403.741,50 2,1110 25-Agt 8.745.004.178,59 9.150.703.551,94 405.699.373,35 2,1411 01-Sep 9.081.283.367,17 9.490.379.500,00 409.096.132,83 2,1612 08-Sep 9.393.507.367,90 9.807.358.180,95 413.850.813,05 2,1813 15-Sep 10.610.420.791,34 11.031.617.158,25 421.196.366,91 2,2214 22-Sep 11.920.361.776,46 12.371.658.767,51 451.296.991,05 2,3815 29-Sep 12.484.982.424,49 12.944.877.699,52 459.895.275,03 2,4216 06-Okt 12.652.859.911,40 13.114.450.918,62 461.591.007,22 2,43
Sumber : Data Proyek
IV – 52
4.3.3. Penyimpangan Anggaran (BV)
Untuk mendapatkan nilai BV setiap periode digunakan persamaan (III)
pada Bab II yaitu :
BV = BCWS - ACWP
Berdasarkan rumus di atas, nilai BV dapat dihitung setiap satuan waktu
sebagai berikut :
Penyimpangan anggaran untuk minggu ke –16 pada tanngal 06 Oktober 2014.
BCWS16 = Rp. 15.294.275.116,55
ACWP16 = Rp. 12.652.859.911,40
BV 16 = BCWS 16 - ACWP 16
BV 16 = Rp. 15.294.275.116,55 – Rp. 12.652.859.911,40
= Rp. 2.641.415.205,16
Hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa sampai dengan minggu ke 16
penyimpangan anggaran pekerjaan sebesar Rp. 2.641.415.205,16 hasil ini
menunjukkan bahwa anggaran yang digunakan lebih kecil daripada anggaran
yang sebelumnya telah direncanakan.
Untuk perhitungan penyimpangan anggaran (BV) per minggu dengan cara
yang sama seperti di atas, dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.8 Analisa Penyimpangan Terhadap Anggaran (BV)
MingguKe– Tanggal
Komulatif ACWP Komulatif BCWS BV(Rp) (Rp) (Rp)
1 23-Jun - 33.975.558,61 33.975.558,612 30-Jun 23.879.217,17 3.209.746.137,08 3.185.866.919,923 07-Jul 663.209.333,24 6.572.834.878,90 5.909.625.545,664 14-Jul 1.415.098.947,42 9.786.635.157,11 8.371.536.209,695 21-Jul 1.971.113.368,77 10.087.338.199,01 8.116.224.830,24
IV – 53
6 28-Jul 3.743.623.051,27 10.813.669.447,33 7.070.046.396,067 04-Agt 5.532.163.051,58 11.585.875.974,84 6.053.712.923,258 11-Agt 7.117.303.467,33 12.273.494.524,41 5.156.191.057,089 18-Agt 8.220.736.624,91 12.961.113.073,98 4.740.376.449,07
10 25-Agt 8.745.004.178,59 13.474.161.579,99 4.729.157.401,4011 01-Sep 9.081.283.367,17 13.645.447.528,08 4.564.164.160,9212 08-Sep 9.393.507.367,90 13.949.086.458,32 4.555.579.090,4213 15-Sep 10.610.420.791,34 14.202.274.989,46 3.591.854.198,1214 22-Sep 11.920.361.776,46 14.436.494.951,31 2.516.133.174,8515 29-Sep 12.484.982.424,49 14.881.357.698,80 2.396.375.274,3116 06-Okt 12.652.859.911,40 15.294.275.116,55 2.641.415.205,16
Sumber : Data Proyek
4.4 Analisis Prestasi dan Kinerja Pekerjaan Proyek
4.4.1 Indeks Kinerja Jadwal (SPI)
Untuk mendapatkan nilai SPI setiap periode digunakan persamaan (V)
pada bab II yaitu : SPI =
Untuk minggu ke –16 pada tanngal 06 Oktober 2014.
BCWS16 = Rp. 15.294.275.116,55
BCWP16 = Rp. 13.114.450.918,62
SPI16 =
SPI16 =. . . ,. . . ,
= 0.857
Nilai ini menunjukkan bahwa nilai SPI < 1, artinya penyelenggaraan
proyek lebih lambat dari perencanaan. Untuk perhitungan SPI minggu
sebelumnya, dengan cara yang sama seperti di atas dapat dilihat pada tabel 4.10
dan grafik indeks kinerja waktu (SPI) pada gambar 4.1.
IV – 54
Tabel 4.9 Indeks Kinerja Waktu (SPI)
MingguKe– Tanggal
BCWS BCWPSPI
(Rp) (Rp)1 23-Jun 33.975.558,61 0,00 0,0002 30-Jun 3.209.746.137,08 24.144.810,08 0,0083 07-Jul 6.572.834.878,90 670.585.765,27 0,1024 14-Jul 9.786.635.157,11 1.432.378.673,87 0,1465 21-Jul 10.087.338.199,01 1.995.716.476,76 0,1986 28-Jul 10.813.669.447,33 3.796.231.275,50 0,3517 04-Agt 11.585.875.974,84 5.700.001.403,20 0,4928 11-Agt 12.273.494.524,41 7.503.173.508,20 0,6119 18-Agt 12.961.113.073,98 8.621.140.213,30 0,66510 25-Agt 13.474.161.579,99 9.150.703.389,40 0,67911 01-Sep 13.645.447.528,08 9.490.379.331,41 0,69512 08-Sep 13.949.086.458,32 9.807.358.006,71 0,70313 15-Sep 14.202.274.989,46 11.031.616.962,21 0,77714 22-Sep 14.436.494.951,31 12.371.658.547,61 0,85715 29-Sep 14.881.357.698,80 12.944.877.469,41 0,87016 06-Okt 15.294.275.116,55 13.114.450.685,49 0,857
Sumber : Data Proyek
Gambar 4.1 Grafik Schedule Performance Index (SPI)
0,000
0,100
0,200
0,300
0,400
0,500
0,600
0,700
0,800
0,900
1,000
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Inde
ks
Waktu (Minggu)
IV – 55
4.4.2 Indeks Kinerja Biaya (CPI)
Untuk mendapatkan nilai CPI setiap periode digunakan persamaan (IV)
pada Bab II yaitu : CPI =
Untuk minggu ke –16 pada tanngal 06 Oktober 2014.
BCWP16 = Rp. 13.114.450.685,49
ACWP16 = Rp. 12.652.859.911,40
CPI16 =
CPI16 =. . . ,. . . ,
= 1.036
Nilai ini menunjukkan bahwa nilai CPI > 1, artinya kinerja
penyelenggaraan proyek lebih baik dari perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih
kecil dari anggaran yang direncanakan. Untuk perhitungan CPI minggu
sebelumnya, dengan cara yang sama seperti di atas dapat dilihat pada tabel 4.11
dan grafik indeks kenerja biaya (CPI) pada gambar 4.2
Tabel 4.10 Indeks Kinerja Biaya (CPI)
MingguKe– Tanggal
ACWP BCWPCPI
(Rp) (Rp)1 23-Jun - - 0,0002 30-Jun 23.879.217,17 24.144.810,08 1,0113 07-Jul 663.209.333,24 670.585.765,27 1,0114 14-Jul 1.415.098.947,42 1.432.378.673,87 1,0125 21-Jul 1.971.113.368,77 1.995.716.476,76 1,0126 28-Jul 3.743.623.051,27 3.796.231.275,50 1,0147 04-Agt 5.532.163.051,58 5.700.001.403,20 1,0308 11-Agt 7.117.303.467,33 7.503.173.508,20 1,0549 18-Agt 8.220.736.624,91 8.621.140.213,30 1,04910 25-Agt 8.745.004.178,59 9.150.703.389,40 1,046
IV – 56
11 01-Sep 9.081.283.367,17 9.490.379.331,41 1,04512 08-Sep 9.393.507.367,90 9.807.358.006,71 1,04413 15-Sep 10.610.420.791,34 11.031.616.962,21 1,04014 22-Sep 11.920.361.776,46 12.371.658.547,61 1,03815 29-Sep 12.484.982.424,49 12.944.877.469,41 1,03716 06-Okt 12.652.859.911,40 13.114.450.685,49 1,036
Sumber : Data Proyek
Gambar 4.2. Grafik Cost Performance Index (CPI)
4.4.3 Rasio Kritis (CR)
Untuk mendapatkan nilai Rasio Kritis (CR) digunakan persamaan (VI)
pada Bab II yaitu :
CR = SPI x CPI
Untuk pekerjaan minggu ke –16 pada tanngal 06 Oktober 2014.
SPI16 = 0.857
CPI 16 = 1.036
CR 16 = SPI x CPI
CR16 = 0.857x 1.036
= 0.889
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Inde
ks
Waktu (Minggu)
IV – 57
Nilai ini menunjukkan bahwa nilai CR berada antara <1 yang artinya
perbandingan kritis penyelenggaraan proyek pada minggu ke 16 memiliki
keterlambatan. Untuk perhitungan CR minggu sebelumnya, dengan cara yang
sama seperti di atas dapat dilihat pada tabel 4.12 dan grafik Perbandingan Kritis
(Critical Ratio/ CR) pada gambar 4.3.
Tabel 4.11 Perbandingan Kritis (Critical Ratio/ CR)
MingguKe– Tanggal SPI CPI CR
1 23-Jun 0,000 0,000 0,0006 28-Jul 0,351 1,014 0,3567 04-Agt 0,492 1,030 0,5078 11-Agt 0,611 1,054 0,6449 18-Agt 0,665 1,049 0,69810 25-Agt 0,679 1,046 0,71111 01-Sep 0,695 1,045 0,72712 08-Sep 0,703 1,044 0,73413 15-Sep 0,777 1,040 0,80814 22-Sep 0,857 1,038 0,88915 29-Sep 0,870 1,037 0,90216 06-Okt 0,857 1,036 0,889
Sumber : Data Proyek
Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Kritis (Critical Ratio/ CR)
0,0000,1000,2000,3000,4000,5000,6000,7000,8000,9001,000
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Criti
cal R
atio
Waktu (Minggu)
IV – 58
4.5 Analisa Perkiraan Penyelesaian Proyek
Dari data – data proyek dan hasil perhitungan sebelumnya, diperoleh data
sebagai berikut :
1. Waktu penyelesaian proyek = 24 minggu
2. Total anggaran biaya proyek (BAC) = Rp. 18.980.759.000,00
3. BCWS (Sampai minggu ke-16) = Rp. 15.294.275.116,55
4. ACWP (Sampai minggu ke-16) = Rp. 12.652.859.911,40
5. BCWP (Sampai minggu ke-16) = Rp. 13.114.450.685,49
Maka berdasarkan data-data tersebut diatas dapat ditentukan nilai prakiraan waktu
dan biaya penyelesaian proyek sebagai berikut:
a. Penyimpangan terhadap jadwal (SV)
SV 16 = BCWP16 - BCWS 16
SV16 = Rp. 13.114.450.685,49 - Rp. 15.294.275.116,55
= Rp. ( -2.179.824.431,06)
(Pelaksanaan terlambat dari jadwal).
b. Penyimpangan terhadap biaya
CV 16 = BCWP 16 - ACWP 16
CV 16 = Rp. 13.114.450.685,49 - Rp. 12.652.859.911,40
= Rp. 461.590.774,09
(Biaya pelaksanaan < dari anggaran yang direncanakan).
IV – 59
c. Penyimpangan terhadap anggaran
BV 16 = BCWS16 - ACWP16
BV16 = Rp. 15.294.275.116,55 – Rp. 12.652.859.911,40
= Rp. 2.641.415.205,16
( Anggaran yang dikeluarkaan lebih kecil dari anggaran
yang direncanakan ) .
d. Indeks Kinerja Waktu
SPI16 =BCWPBCWS
SPI16 =. . . ,. . . ,
= 0.857 < 1 ( Pelaksanaan terlambat dari jadwal ).
e. Indeks Kinerja Biaya
CPI16 =BCWPACWP
CPI16 =. . . ,. . . ,
= 1,036 > 1 ( Pengeluaran lebih kecil dari anggaran ).
f. Critical Ratio ( CR )
CR = SPI x CPI
CR = 0.857 x 1.036
= 0,889 ( Karena nilai nilai CR < 1 mengalami
keterlambatan.)
IV – 60
g. Estimated At Compleation Date ( Prakiraan Waktu Penyelesaian
Proyek)
Untuk mendapatkan Perkiraan Waktu penyelesaian proyek (ECD)
digunakan persamaan (IX) pada Bab II yaitu :
ECD = (Sisa waktuSPI
) + Waktu yang telah dilalui
Waktu yang telah dilalui = 16 Minggu
Sisa waktu pelaksanaan = 8 Minggu
ECD = ( , ) + 16
ECD = 25,33
dibulatkan menjadi 26 Minggu (Berarti perlu penambahan waktu
selama 2 minggu (14 hari kerja), dimana penyelesaian proyek pada
perencanaan hanya memakan waktu selama 24 minggu)
h. Perkiraan Biaya untuk Pekerjaan Tersisa (ETC)
Untuk mendapatkan Perkiraan c. Biaya untuk Pekerjaan Tersisa (ETC)
digunakan persamaan (X) pada Bab II yaitu :
ETC = (BAC BCWP
CPI)
= (. . . , . . . ,, )
= Rp. 5.659.830.885,14
IV – 61
i. Perkiraan Biaya Pada Saat Penyelesaian Proyek (EAC)
Untuk mendapatkan Perkiraan Biaya Saat Penyelesaian Proyek (EAC)
digunakan persamaan (XI) pada Bab II yaitu :
EAC = ETC + ACWP
Dengan menganggap kinerja biaya pada masa yang akan datang
sama dengan kinerja minggu ke 16 sebelumnya.
EAC = Rp. 5.659.830.885,14 + Rp. 12.652.859.911,40
EAC = Rp. 18.312.691.122,671
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa biaya yang
diperlukan untuk penyelesaian proyek adalah sebagai berikut :
Dengan menganggap kinerja biaya pada masa yang akan datang
sama dengan kinerja sebelumnya.
Sisa anggaran = BAC – EAC
= Rp. 18.980.759.000,00 - Rp. 18.312.691.122,671
= Rp. 668.067.877,33
Berdasarkan perhitungan dari indikator – indikator di atas, maka kondisi yang
terjadi pada proyek ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Penyelesaian pekerjaan lebih lambat dari jadwal yang direncanakan yaitu
selama 2 minggu (14 hari kerja)
2. Berdasarkan analisa prakiraan biaya penyelesaian proyek tersebut lebih kecil
dari nilai anggaran yaitu sebesar Rp. 18.312.691.122,671
IV – 62
4.6 Pembahasan Hasil Analisis
Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilihat bahwa tiap pekan progres
pekerjaan proyek mengalami penyimpangan. Penyimpangan yang terjadi dapat
membuat pekerjaan menjadi lebih cepat ataupun dapat membuat pekerjaan lebih
lambat dari jadwal yang direncanakan. Adanya penyimpangan yang terjadi
disebabkan oleh banyak faktor. Baik itu dari alokasi sumber daya, faktor alam,
faktor tenaga kerja, ataupun faktor manajemen perusahaan.
Untuk lebih jelasnya, berikut gambaran proyek untuk tiga minggu pertama
dan minggu ke enambelas :
1. Pekan ke-14 Tanggal 22 september – 29 septemberi 2014.
Nilai Komulatif BCWS = Rp. 14.436.494.951,31
Nilai Komulatif ACWP = Rp. 11.920.361.776,46
Nilai Komulatif BCWP = Rp. 12.371.658.547,61
Dari perbandingan nilai diatas, dapat dilihat bahwa nilai
BCWS>BCWP>ACWP atau dengan kata lain nilai SV = - dan nilai CV = +.
Hal ini berarti bahwa progres pekerjaan yang dilaksanakan lebih lama dari
yang di jadwal rencana. Sedangkan biaya yang dikeluarkan hingga pekan ke-2
menelan biaya lebih kecil dari biaya rencana sebelumnya.
2. Pekan ke-15 Tanggal 29 september – 06 oktober 2014.
Nilai Komulatif BCWS = Rp. 14.881.357.698,80
Nilai Komulatif ACWP = Rp. 12.484.982.424,49
Nilai Komulatif BCWP = Rp. 12.944.877.469,41
IV – 63
Dari perbandingan nilai diatas, dapat dilihat bahwa nilai
BCWS>BCWP>ACWP atau dengan kata lain nilai SV = – dan nilai CV
= +. Hal ini berarti bahwa progres pekerjaan yang dilaksanakan lebih
lama dari yang direncanakan. Sedangkan biaya yang dikeluarkan pada
pekan ke-2 lebih kecil dari biaya perencanaan awal.
3. Pekan ke-16 Tanggal 6 Oktober 2014 – 13 Oktober 2014.
Nilai Komulatif BCWS = Rp. 15.294.275.116,55
Nilai Komulatif ACWP = Rp. 12.652.859.911,40
Nilai Komulatif BCWP = Rp. 13.114.450.685,49
Dari perbandingan nilai diatas, dapat dilihat bahwa nilai
BCWS>BCWP>ACWP atau dengan kata lain nilai SV = – dan nilai CV = +.
Hal ini berarti bahwa progres pekerjaan yang dilaksanakan lebih lama dari
yang direncanakan. Sedangkan biaya yang dikeluarkan pada pekan ke-16 lebih
kecil dari biaya perencanaan awal.
IV – 64
Gambar 4.4. Perbandingan Nilai Anggaran Biaya Proyek
-
2.000.000.000,00
4.000.000.000,00
6.000.000.000,00
8.000.000.000,00
10.000.000.000,00
12.000.000.000,00
14.000.000.000,00
16.000.000.000,00
PEKAN KE-14
PEKAN KE-15
PEKAN KE-16
AN
GG
AR
AN
BIA
YA
PROGRES PROYEK
PERBANDINGAN NILAI PROYEK
BCWSBCWPACWP
V-65
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, pengambilan data dan analisa data
pada proyek pembangunan Pembangunan Kantor Pelabuhan Pomala
Kolaka, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penyimpangan terhadap waktu (SV) yang terjadi sampai pekan ke-16
adalah sebesar Rp. - 2.179.824.431,06 atau sebesar -11,48 % (nilai SV =
- ). Hal ini berarti bahwa pelaksanaan proyek yang terjadi lebih lama dari
jadwal yang telah direncanakan disebabkan proses pengangkutan
material kelokasi proyek kurang lancar karena mobilisasinya yang susah .
Sedangkan penyimpangan terhadap biaya (CV) yang terjadi sampai
pekan ke-16 adalah sebesar Rp. 461.590.774,09 atau sebesar 2,43 %
(nilai CV = +). Hal ini menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan
hingga pekan ke-16 lebih kecil dari pada biaya yang telah direncanakan.
2. Perkiraan besarnya biaya penyelesaian proyek jika produktivitas kerja
tetap adalah Rp. 18.312.691.122,67 dan pada saat proyek ditinjau,
besarnya biaya yang telah dikeluarkan adalah Rp. 12.652.859.911,40.
Sehingga besarnya biaya yang diperlukan untuk penyelesaian proyek
yang tersisa adalah Rp. 5.659.830.885,14. Sedangkan perkiraan waktu
yang diperlukan untuk penyelesaian proyek ini jika tinggkat
produktivitas dianggap tetap adalah 26 minggu. Hal ini berarti proyek
V-66
mengalami keterlambatan sehingga memerlukan penambahan waktu
selama 2 minggu.
3. Keuntungan yang dapat diperoleh hingga akhir proyek diperkirakan
sebesar Rp. 668.067.877,33 Nilai keuntungan ini diperoleh jika tingkat
produktivitas kerja tetap.
5.2. SARAN
1. Pada pelaksanaan suatu proyek sebaiknya dilakukan pengendalian proyek
sehingga dapat diketahui apakah proyek tersebut mengalami
penyimpangan waktu maupun biaya yang dapat menyebabkan
keterlambatan penyelesaian proyek dan biaya yang dikeluarkan lebih
besar dari anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Dengan menggunakan metode Konsep Nilai Hasil (Earned Value
Concept), yang didukung oleh sistem informasi yang baik, data pelaporan
yang akurat, detail, tepat waktu, dan kontinyu serta syarat perencanaan
yang baik.
3. Pengendalian biaya dan waktu sebaiknya dilakukan secara harian
sehingga pengendalian waktu dan biaya lebih efektif sehingga terjadinya
penyimpangan biaya dan waktu dapat dihindari sebelum mengakibatkan
penyimpangan biaya dan waktu yang cukup besar.
4. Untuk menghindari keterlambatan pada pelaksanaan proyek diharapkan
penekanan pada pengawasan pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
diantisipasi hal buruk yang mungkin terjadi pada saat pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA
Clough, Richard H. and Sears, Glenn A. 1991. Construction Project Management.Canada: John Willey and Sons Inc.
Ervianto Wulfram, I. 2004. Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi.Yogyakarta: Andi Offset.
Fleming, Q.W. and Koppelman, J.M. 1994. The Essence and Evolution of EarnedValue. AACE Transactions.
Husen Abrar, MT, Ir. 2009. Manajemen Proyek (Perencanaan, Penjadwalan danPengendalian Proyek). Yogyakarta: Andi Offset.
Kezner, H. 1982. Project Management For Executives. United States: VanNostrand Reinhold Company.
Project Management Institute. 1996. A Guide to the Project Management Body ofKnowledge (PMBOK). United States: PMI Publications.
Setiyarto Djoko, Y. ------. Bahan Ajar Manajemen Konstruksi. Jakarta : Erlangga.
Istimawan, 1996. Pengertian dan Manajemen Proyek. Jakarta : Erlangga.
Soeharto Imam, 1995. Manajemen Proyek( Dari Konseptual Sampai Operasional).Jakarta : Erlangga.
Soemardi, B.W. et al. -------. Konsep Earned Value untuk Pengelolaan ProyekKonstruksi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Top Related