perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
TINJAUAN TINGKAT KEPATUHAN PENYAMPAIAN SURAT
PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
SURAKARTA
Tugas Akhir
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Disusun Oleh:
DENYANTRI PRADIPTA NINGTYAS
NIM. F3409020
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
A REVIEW ON THE LEVEL OF COMPLIANCE WITH THE ANNUAL NOTIFICATION OF PERSONAL TAXPAYER INCOME TAX IN SURAKARTA
PRATAMA TAX SERVICE OFFICE
Denyantri Pradipta Ningtyas NIM. F3409020
The objectives of research are to find out the Level of Taxpayer’s
Compliance with the Annual Notification, particularly in the Personal Taxpayer Income Tax in Surakarta Pratama Tax Service Office by comparing the SPT (Annual Notification) reporting data per subdistrict area of Surakarta with the type of works and to analyze the compliance level as well as to discuss about the problems frequently rising to get the solution to them.
The procedure used in this research was to determine the research scope so that the sample was obtained to raise a problem. Then, a descriptive approach was used according to the situation and condition of Surakarta city through technique of collecting data including observation, interview, and documentary study.
After the result of research is done, showed that the total mean level of compliance with annual notification reporting in Surakarta city in 2008, 2009, and 2010 was 49.7%, 54% and 31%, respectively. The highest compliance level occurred in Jebres Subdistrict over years. Then the conclusion of research was that the level of compliance with the Annual Notification of Personal Taxpayer Income Tax in Surakarta city was still below the government’s target, it was because of such factors as the Taxpayers’ less awareness of the importance of complying with taxing obligation.
Therefore the recommendation and provide is: the Taxing officers should improve their human resource and service to the Taxpayers so that the taxpayers will not be reluctant to comply with their taxing obligation and the level of compliance with Annual Notification report will increase as the time progresses. Keywords: Level of Compliance with Reporting, Annual Notification of Personal Taxpayer Income Tax
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
§ Apapun yang ingin Anda kerjakan, lakukan sekarang. Akan banyak hal
lain besok yang harus Anda lakukan (Merry Ryna)
§ Ketika Allah SWT menghendaki, semua hal di dunia ini tidak akan penah
ada kata tidak mungkin (Penulis).
§ The greatest pleasure in my life is doing what people say you cannot do!!
(Penulis).
Karya ini dipersembahkan kepada:
o Allah SWT
o Orang Tua ku tercinta
o Adik-adiku tersayang
o Orang terdekat yang selalu menemaniku
o Sahabat-sahabatku yang selalu membantuku
o Pembimbing, dosen, dan staf pengajar
o Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir ini dalam rangka memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Program Studi Perpajakan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Adapun judul yang penulis ambil dalam
penyusunan Tugas Akhir ini adalah “TINJAUAN TINGKAT KEPATUHAN
PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK
PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR
PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA”.
Tugas Akhir ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua yang telah membantu yaitu kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan kesehatan, kemauan, dan kemampuan
dalam hidup penulis.
2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Diploma
III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
4. Bapak Taufiq Arifin, SE., M.SC. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan bimbingan
dan pengarahan yang sangat berguna bagi penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
5. Keluarga besar KPP Pratama Surakarta yang telah membantu penulis dalam
menyediakan data dan memberikan ilmu-ilmu serta pengalaman yang sangat
bernilai.
6. Ibu, bapak, adik-adik, orang terdekat yang selalu mendukung dan
menyayangi penulis tanpa mengenal lelah.
7. Teman-temanal mamater D III Perpajakan angkatan 2009 yang selalu
memberikan kenangan yang berharga bagi penulis.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Dengan segala keterbatasan dan kemampuan, penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dan kelemahan yang perlu diperbaiki dalam Tugas
Akhir ini.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun.
Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan .................................................. 1
B. Struktur Organisasi .................................................................. 6
C. Deskripsi Jabatan ..................................................................... .7
D. Latar Belakang Masalah ........................................................... .17
E. Rumusan Masalah .................................................................... 20
F. Tujuan Penelitian ..................................................................... 21
G. Manfaat Penelitian ................................................................... 22
H. Metode Penelitian .................................................................... 23
BAB II ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
I. Pajak.................................................................................. 26
1. Pengertian Pajak ........................................................... 26
2. Fungsi Pajak ........................................................................ 27
3. Sistem Pemungutan Pajak ............................................ 27
4. Pembagian pajak ........................................................... 29
I. Pajak Penghasilan (PPh) .................................................... 31
1. Pengertian Pajak Penghasilan ....................................... 31
2. Dasar Hukum ................................................................ 31
3. Subjek Pajak ................................................................. 31
4. Tidak Termasuk Subjek Pajak ...................................... 34
5. Objek Pajak................................................................... 34
6. Tidak Termasuk Objek Pajak ....................................... 37
II. Ketentuan Perpajakan Bagi Wajib Pajak Orang Pibadi ... 41
III. Surat Pemberitahuan ......................................................... 42
1. Pengertian surat pemberitahuan.................................... 42
2. Fungsi surat pemberitahuan .......................................... 42
3. Kriteria kepatuhan penyampaian surat pemberitahuan
Tahunan ...................................................................... 43
4. Sanksi-sanksi yang berkaitan dengan surat
Pemberitahuan ............................................................ 45
B. Analisis Data dan pembahasan .......................................... 46
I. Perkembangan Jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama
Surakarta tahun 2008, 2009, 2010 ..................................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
II. Perkembangan Penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP
Pratama Surakarta Tahun 2008, 2009, dan 2010............... 49
III. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Per
Kecamatan Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Pemenuhan
Kewajiban Perpajakandi KPP Pratama Surakarta
Tahun 2008, 2009, dan 2010 ......................................... 50
IV. Masalah-Masalah dan Upaya Dalam Mengatasi
Masalah yang Dihadapi oleh KPP Pratama
Surakarta Dalam Penyampaian SPT Tahunan Pajak
Pengahasilan Wajib Pajak Orang Pribadi .......................... 55
BAB III TEMUAN
A. Kelebihan ................................................................................. 58
B. Kelemahan ............................................................................... 59
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 60
B. Saran dan Rekomendasi ........................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
II. 1 Perkembangan Jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama
Surakarta tahun 2008, 2009, 2010 ................................................ 47
II.2 Perkembangan Penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP
Pratama Surakarta Tahun 2008, 2009, dan 2010 .......................... 49
II.3 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Per
Kecamatan Dalam Penyampaian SuratPemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Pemenuhan
Kewajiban Perpajakan di KPP Pratama Surakarta
Tahun 2008.................................................................................... 51
II.4 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Per
Kecamatan Dalam Penyampaian SuratPemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Pemenuhan
Kewajiban Perpajakan di KPP Pratama Surakarta
Tahun 2009.................................................................................... 52
II.5 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Per
Kecamatan Dalam Penyampaian SuratPemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Pemenuhan
Kewajiban Perpajakan di KPP Pratama Surakarta
Tahun 2010.................................................................................... 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
I.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Surakarta ........................................... ....6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Penulisan Tugas Akhir.
2. Surat Perijinan Magang.
3. Formulir Nilai Magang .
4. Tanda Terima Laporan Kuliah Magang Kerja.
5. SOP Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan SPT Tahunan Pajak
Penghasilan.
6. Formulir – formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang
Pribadi.
7. Surat Edaran Dirjen Pajak SE–18/PJ/2011, Tentang Rasio Kepatuhan
Penyampaian Surat Pemberitauan Pada Tahun 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
TINJAUAN TINGKAT KEPATUHAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA
Denyantri Pradipta Ningtyas NIM. F3409020
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan oleh Wajib Pajak, khususnya Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Surakarta dengan membandingkan data pelaporan SPT perwilayahKecamatan di Surakarta dengan jenis pekerjaan dan menganalisa tingkat kepatuhan tersebut serta mengulas masalah yang masih sering terjadigunamendapatkansolusinya.
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah menentukan ruang lingkup penelitian sehingga diperoleh sampel untuk dapat mengangkat suatu permasalahan. Selanjutnya dilakukan pendekatan secara diskriptif sesuai situasi dan kondisi di Kota Surakarta melalui tehnik pengumpulan data antara lain: observasi, wawancara, dan dokumenter.
Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil bahwa total dari rata-rata tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan di kota Surakarta pada tahun 2008, 2009, 2010 sebesar 49,7%, 54% dan 31%. Tingkat kepatuhan tertinggi dari tahun ke tahun terletak pada Kecamatan Jebres. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi di kota Surakarta masih di bawah target pemerintah, ini terjadi karena beberapa faktor salah satunya karena kurangnya kesadaran Wajib Pajak dalam pentingnya memenuhi kewajiban perpajakannya.
Maka dari itu dapat diberikan Saran dan rekomendasi yaitu: para pegawai Perpajakan harus meningkatkan SDM dan pelayanan terhadap Wajib Pajak sehingga Wajib Pajak tidak enggan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan pun akan naik seiring berjalannya waktu.
Kata kunci : Tingkat Kepatuhan Pelaporan, SPT Tahunan WP OP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
A REVIEW ON THE LEVEL OF COMPLIANCE WITH THE ANNUAL NOTIFICATION OF PERSONAL TAXPAYER INCOME TAX IN SURAKARTA PRATAMA TAX SERVICE
OFFICE
Denyantri Pradipta Ningtyas NIM. F3409020
The objectives of research are to find out the Level of Taxpayer’s Compliance with
the Annual Notification, particularly in the Personal Taxpayer Income Tax in Surakarta Pratama Tax Service Office by comparing the SPT (Annual Notification) reporting data per subdistrict area of Surakarta with the type of works and to analyze the compliance level as well as to discuss about the problems frequently rising to get the solution to them.
The procedure used in this research was to determine the research scope so that the sample was obtained to raise a problem. Then, a descriptive approach was used according to the situation and condition of Surakarta city through technique of collecting data including observation, interview, and documentary study.
After the result of research is done, showed that the total mean level of compliance with annual notification reporting in Surakarta city in 2008, 2009, and 2010 was 49.7%, 54% and 31%, respectively. The highest compliance level occurred in Jebres Subdistrict over years. Then the conclusion of research was that the level of compliance with the Annual Notification of Personal Taxpayer Income Tax in Surakarta city was still below the government’s target, it was because of such factors as the Taxpayers’ less awareness of the importance of complying with taxing obligation.
Therefore the recommendation and provide is: the Taxing officers should improve their human resource and service to the Taxpayers so that the taxpayers will not be reluctant to comply with their taxing obligation and the level of compliance with Annual Notification report will increase as the time progresses. Keywords: Level of Compliance with Reporting, Annual Notification of Personal Taxpayer Income Tax
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
Sejak zaman Kolonial Belanda kantor yang mengelola pajak sudah
ada dengan berbagai perkembangan nama maupun jenis pajak. Setelah
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sektor perpajakan dianggap
sebagai salah satu sumber penghasilan Negara.Pemerintah pada saat itu
mendirikan Kantor Inspeksi Keuangan (KIK) dengan tugas mengelola
pemasukan Negara di bidang perpajakan.
Sebelum tahun 1966, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
berbentuk Kantor Dinas Luar Tingkat I (KDL Tk. I) Surakarta di bawah
wewenang kerja dari Kantor Inspeksi Keuangan Yogyakarta, kemudian
pada tahun tersebut dengan berbagai pertimbangan KDL Tk.I Surakarta
ditingkatkan statusnya menjadi Kantor Inspeksi Keuangan Surakarta (KIK
Surakarta). Pada akhir tahun 1966 semua Kantor Inspeksi Keuangan di
seluruh Indonesia diubah atau diganti namanya menjadi Kantor Inspeksi
Pajak (KIP), termasuk KIK Surakarta berubah menjadi Kantor Inspeksi
Pajak Surakarta dengan type B, dengan wilayah kerja seluruh eks-
Karisidenan Surakarta.
Tahun 1983, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah berinisiatif
melakukan reformasi di bidang administrasi perpajakan untuk
meningkatkan kepercayaan Wajib Pajak melalui pemberian pelayanan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
yang berkualitas.Hal ini ditandaidengan reformasi dimulai dengan
perubahan Kantor Inspeksi Pajak menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Tahun 1989, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun
1988 jo. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 276/ KMK.01/ 1989
tanggal 25 Maret 1989 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat
Jenderal Pajak, KIP Surakarta berubah nama menjadi Kantor Pelayanan
Pajak Surakarta Type B dengan wilayah kerja meliputi Kotamadya
Surakarta, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Organisasi dan
Tata Kerja DJP memecah KPP Surakarta menjadi :
a. KPP Surakarta tipe B dengan wilayah kerja : Kotamadya Surakarta,
Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen.
b. KPP Klaten tipe B dengan wilayah kerja : Kota Administrasi Klaten,
Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri.
c. Unit Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (UPP) Surakarta tipe B,
dengan wilayah kerja seeks-Karisidenan Surakarta (wilayah kerja
Kantor Inspeksi Pajak Surakarta) dengan catatan :
1) Realisasi pemecahan ke KPP Surakarta efektif per 2 Oktober 1989
dengan adanya Nota Dinas Pengadilan Tugas Nomor ND-23/
WPJ.08/ KP.14/ 1989 tanggal 29 September 1989 yang
mengalihtugaskan sejumlah 11 (sebelas) pegawai Inspeksi Pajak
(IP) Surakarta ke UPP Surakarta.
2) Realisasi pemecahan ke KPP Klaten efektif per 1 Desember 1989
dengan adanya Nota Dinas Pengadilan Tugas Nomor : ND-28/
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
WPJ.08/ KP.14/ 1989 tanggal 18 Pebruari 1989 yang
mengalihtugaskan sejumlah 66 pegawai IP Surakarta ke KPP
Klaten.
3) Pegawai eks-Inspeksi Pajak (IP) Surakarta yang masih tersisa
danmenjadi pegawai pada KPP Surakarta keadaan per 1
Desember 1989tinggal 114 orang berstatus pegawai eselon V dan
petugas.
Tahun 1994, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/
KMK.01/ 1994 tanggal 29 Maret 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Surakarta menjadi type
A dengan wilayah kerja meliputi : Kotamadya Surakarta, Kabupaten
Karanganyar, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sragen. Berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/ KMK.01/ 2001 tanggal 23 Juli
2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja, KPP Surakarta membawahi
wilayah kerja :
a. Daerah administrasi : Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar,
Kabupaten Sragen dan Kabupaten Boyolali.
b. Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan Surakarta dan
Sragen.
Tahun 2007, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-141/ PJ/ 2007 tanggal 3 Oktober 2007, KPP Surakarta berubah lagi
menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta sampai saat ini dengan
wilayah kerja meliputi 5 (lima) kecamatan yaitu : Laweyan, Jebres,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Serengan, Pasar Kliwon dan Banjarsari. Lokasi KPP Pratama Surakarta
terletak di Jalan Kyai Haji Agus Salim Nomor 1 Surakarta 57147, telepon
(0271) 717522/ 718400/ 720821, faximile (0271) 728436, Homepage DJP
: www.pajak.go.id.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dilengkapi dengan :
a. Poliklinik yang dibuka setiap hari Senin dan Kamis, dilayani oleh 1
(satu) orang dokter dan 1 (satu) orang tenaga paramedik.
b. Lapangan tennis outdoor di halaman belakang kantor sebagai sarana
olah raga pegawai. Di tempat ini pula setiap hari Jumat dilaksanakan
senam pagi bersama para pegawai pada pukul 06.30 WIB.
c. Aula terletak berdekatan dengan taman bereri KPP Pratama Surakarta,
yang sering digunakan untuk pertemuan-pertemuan resmi atau
kegiatan penyuluhan dan pengarahan kepada masyarakat Wajib Pajak.
d. Ruang rapat khusus digunakan untuk pertemuan-pertemuan khusus.
e. Koperasi Pegawai Negeri guna membantu kesejahteraan dan
kebutuhan para pegawai dengan nama KPN Direktorat Jenderal Pajak
Surakarta “BERSERI TP” yang menyelenggarakan kegiatan simpan
pinjam dengan anggota pegawai KPP Pratama Surakarta dan Kanwil
DJP Jawa Tengah II.
f. Mushola yang terletak di belakang kantor sebagai sarana tempat
beribadah bagi para pegawai yang beragama Islam.
g. Kantin yang berada di belakang kantor dan tempat foto kopi yang
dikelola oleh koperasi dengan menyewa tempat di kantor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Peran KPP Pratama Surakarta
Beberapa peran Kantor Pelayanan Pajak yang sangat strategis, yaitu :
a. Mengamankan dan meningkatkan penerimaan Negara dari pajak, serta
non pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap pinjaman luar
negeri, guna membiayai tugas pemerintah dan pembangunan.
b. Ikut serta dalam pembangunan dunia usaha dan industri dalam negeri
dengan jalan memberikan fasilitas kebijakan fuskal, seperti memberi
kemudahan dalam pengolahan bahan baku impor untuk memproduksi
barang ekspor serta pencegahan dan pemberantasan penyelundupan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. STRUKTUR ORGANISASI
Gambar I.1
Struktur Organisasi KPP Pratama Surakarta
(Sumber : KPP Pratama Surakarta)
Struktur Organisasi KPP Pratama SIE
WASKON I
SIE
WASKON II
SIE
WASKON
III
SIE
WASKON IV
KEPALA KANTOR
SUB BAGIAN
UMUM
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SIE
EKSTENSIFIKASI
PERPAJAKAN
SIE PENGOLAHAN
DATA & INFORMASI
SIEPELAYAN
AN
SIE
PEMERIKSAAN
SIE PENAGIHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
C. DESKRIPSI JABATAN
Sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Pajak, KPP Pratama Surakarta
mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
a. Tugas pokok KPP Pratama Surakarta yaitu melaksanakan pelayanan,
pengawasan administrasi, dan pemeriksaan sederhana lapangan
terhadap Wajib Pajak, biaya Pajak Penghasilan, PPN dan PPnBM,
pajak tidak langsung lainnya dalam wewenangnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Fungsi KPP Pratama Surakarta adalah :
1) Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi
perpajakan, pengamatan potensi perpajakan, dan ekstensifikasi
Wajib Pajak.
2) Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang mewah, dan Pajak
Tidak Langsung lainnya.
3) Penelitian dan penatausahaan Surat Pemberitahuan Tahunan, Surat
Pemberitahuan Masa serta berkas Wajib Pajak.
4) Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian
keberatan, penatausahaan banding, dan penyelesaian restitusi Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang
mewah, dan Pajak Tidak Langsung lainnya.
5) Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
6) Penerbitan Surat Ketetapan Pajak.
7) Pembetulan Surat Ketetapan Pajak.
8) Pengurangan sanksi pajak.
9) Penyuluhan dan konsultasi perpajakan.
10) Pelaksanaan administrasi KPP Pratama Surakarta.
Berdasarkan Standar Prosedur Operasi (SOP) DJP Keputusan
Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-14/ PJ/ 2008 beberapa fungsi dan
tugas pokok dari seksi-seksi di KPP Pratama adalah sebagai berikut :
a. Seksi Sub Bagian Umum
1) Menerima dokumen, memproses dan penatausahaan dokumen
masuk di Sub Bagian Umum serta penyampaian dokumen di
KPP
2) Mengajukan pengujian kesehatan pegawai, pengurusan gaji,
TKPKN, SPJ, pengajuan uang makan PNS, pemberhentian gaji
dan TKPKN.
3) Melaksanakan pelantikan, sumpah dan serah terima jabatan,
serta pengambilan sumpah PNS ( Pegawai Negeri Sipil).
4) Membuat kartu tanda pengenal pemeriksa, menerbitkan izin
melanjutkan pendidikan di luar kedinasan, mengajukan usul
peserta pendidikan di luar negeri
5) Laporan perkawinan pertama pegawai, pengajuan usul
permohonan pension janda/ duda, pengajuan usul permohonan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
berhenti bekerja sebagai PNS atas permintaan sendiri, dan
pengajuan usul pengangkatan bendahara.
6) Menyusun RKAKL, laporan bulanan konversi energi, laporan
berkala, laporan tahunan, laporan atau daftar realisasi anggaran,
laporan SAKPA (Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran)
tingkat satuan kerja atau UAKPA (Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran).
7) Permohonan uang duka meninggal, permohonan karta tanda
asuransi, dan Taspen mekanisme pembayaran anggaran belanja
(pembayaran melalui uang persediaan).
8) Melakukan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung
(LS) kepada rekanan.
9) Permintaan dan pembayaran lembur pegawai.
10) Melaksanakan penutupan buku kas umum, penerimaan
inventaris dari rekanan/ pihak lain, pelaksanaan penghapusan
barang milik Negara dengan lelang pada unit KPP.
11) Pemusnahan dokumen, serta penyusunan tanggapan/ tindak
lanjut terhadap Surat Hasil Pemeriksaan (SHP) atau Laporan
Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Itjen DepKeu/ BPK/ BPKP/
Unit Fungsional Pemeriksa Lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b. Seksi Pusat Data dan Informasi (PDI):
1) Memproses dan penatausahan dokumen masuk serta alat
keterangan seksi PDI.
2) Menyusun rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak,
perkembangan ekonomi dan keuangan.
3) Pembentukan dan pemanfaatan bank data.
4) Membuat dan menyampaikan Surat Perhitungan (SPH) ke KPP
lain.
5) Meminjamkan berkas data atau alat keterangan kepada Seksi
terkait.
6) Penatausahaan penerimaan PBB Non Elektronik.
7) Membuat laporan penerimaan PBB atau BPHTB, serta
menyelesaikan pembagian hasilnya.
c. Seksi Pelayanan :
1) Penatausahaan surat, dokumen masuk, dokumen WP, laporan
WP pada tempat tata cara pendaftaran NPWP, penghapusan
NPWP, perubahan identitas WP, serta pemberitahuan
penggunaan norma penghitungan.
2) Menyelesaikan permohonan pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (PKP) dan pencabutan PKP.
3) Menyelesaikan pemindahan WP dan PKP di KPP lama.
4) Menyelesaikan pemindahan WP dan PKP di KPP baru.
5) Menerima dan mengolah SPT Tahunan PPh dan SPT Masa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
6) Menyelesaikan permohonan perpanjangan waktu penyampaian
SPT Tahunan PPh, cetak salinan dan pembetulan SPPT atau
SKP atau STP.
7) Menerbitkan Surat Teguran penyampaian SPT Masa dan
Tahunan, serta Surat Ketetapan Pajak (SKP).
8) Meneliti hasil keluaran berupa SPPT/ STP/ DHKP/ DHR.
9) Meminjamkan atau mengirimkan berkas.
10) Melaksanakan pemenuhan permintaan konfirmasi dan
klarifikasi.
11) Menyelesaikan permohonan pembukuan dalam bahasa Inggris
dan mata uang dollar Amerika Serikat.
12) Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak untuk
perwakilan Negara asing dan badan-badan Internasional serta
pejabat atau tenaga ahlinya.
13) Menyampaikan permintaan revaluasi aktiva tetap dari WP ke
Kantor Wilayah
14) Melayani permintaan penetapan sebagai daerah terpencil.
15) Menyisihkan anak berkas WP yang tahun / masa pajaknya telah
melampui 10 tahun.
d. Seksi Penagihan :
1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi
Penagihan, Surat Ketetapan Pajak (SKP), Surat Tagihan Pajak
beserta bukti pembayarannya, Surat Keputusan Pembetulan/
Keberatan/ Putusan Banding/ Pengurangan/ Pembatalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Ketetapan Pajak, dan Surat Keputusan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi pada Seksi Penagihan.
2) Menjawab konfirmasi data tunggakan pajak WP.
3) Menyelesaikan permohonan penundaan pembayaran pajak dan
usulanpemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.
4) Penagihan pajak seketika dan sekaligus
5) Menghapus piutang pajak
6) Menerbitkan Surat Teguran Pajak (STP) bunga penagihan, Surat
Teguran Penagihan, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan (SPMP), dan Surat Keputusan Pencabutan Sita.
7) Pemindahan berkas dari KPP ke KPP lainnya.
8) Membuat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap WP
tertentu.
9) Melaksanakan lelang dan menyelesaikan permohonan
pembatalan lelang.
10) Membuat laporan Seksi Penagihan ke Kantor Wilayah.
11) Menyelesaikan permohonan mengangsur pembayaran pajak.
e. Seksi Pemeriksaan :
1) Memprose dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi
Pemeriksaan.
2) Menyelesaikan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan PPh lebih
bayar, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran PPN
dan PPn BM selain WP patuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Menyelesaikan usulan pemeriksaan dan pemeriksaan bukti
permulaan.
4) Melaksanakan pemeriksaan kantor dan lapangan
5) Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) dan Nota
Perhitungan.
f. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan :
1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi
Ekstensifikasi.
2) Pendaftaran obyek pajak baru baik dengan penelitian kantor
maupun lapangan.
3) Menerbitkan Surat Himbauan untuk ber-NPWP, dan daftar
nominatif untuk usulan SP3 PSL Ekstensifikasi.
4) Mencari data dari pihak ketiga dalam pembentukan/
pemutakhiran bank data perpajakan, serta data potensi
perpajakan dalam monografi fiscal.
5) Melaksanakan penilaian individual obyek PBB dan memelihara
data obyek dan subyek PBB.
6) Membuat Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) dan
pembetukan atau penyempurnaan ZNT atau NIR.
7) Menyelesaikan permohonan penundaan pengembalian SPOP,
permohonan surat keterangan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP),
dan mutasi sebagian ataupun seluruh obyek dan subyek PBB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi :
1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi
Pengawasan dan Konsultasi, serta Menyusun estimasi
penerimaan pajak per-WP.
2) Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak
(SPMKP), Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB),
Surat Tagihan Pajak (STP), SKPKB/ SKPKBT/ STB, Surat
Ketetapan Pajak PBB, teguran pengembalian SPOP, surat
himbauan pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT), serta
menerbitkan penggantian SPMKP atau SPMIB karena lewat
waktu atau daluwarsa, rusak atau salah baik yang telah
didistribusikan maupun yang belum didistribusikan.
3) Menyelasaikan permohonan penggunaan nilai buku dalam
penggabungan, pengambilalihan, atau pemekaran usaha.
4) Menyelesaikan permohonan keberatan, pembetulan ketetapan,
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi PPh, PPN
dan PPnBM di KPP.
5) Menyelesaikan permohonan pengurangan atau pembatalan
ketetapan pajak yang tidak benar PPh, PPN, dan PPnBM di
KPP.
6) Menyelesaikan permohonan pengurangan/ penghapusan sanksi
administrasi PBB, perubahan metode pembukuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
7) Menyelesaikan permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh
Pasal 21, SKB PPh Pasal 22 bendaharawan, SKB pemungut PPh
Pasal 22 Impor, SKB pemungut PPh Pasal 22 atas impor untuk
WP yang penghasilannya semata-mata dikenakan PPh Final,
SKB PPh Pasal 22 atas impor emas batangan untuk diekspor
perhiasan emas, SKB pemotong PPh Pasal 23, SKB pemotongan
PPh atas bunga deposito, tabungan, serta diskonto SBI yang
diterima atau diperoleh dana pension yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan.
8) Menyelesaikan permohonan SKB PPh atas pengalihan hak tanah
dan bangunan bagi WP real estate, SKB PPN atas penyerahan
BKP tertentu WP perwakilan Negara asing atau badan
internasional serta pejabat atau tenaga ahlinya, SKB PPnBM
atas Pembelian kendaraan angkutan, Surat Keterangan Bebas
Fiskal Luar Negeri (SKBFLN), SKB PPn BM atas penyerahan
kendaraan bermotor.
9) Melayani permintaan perubahan tahun buku pertama, pemusatan
PPN, permohonan Surat Keterangan Fiskal WP Non Bursa.
10) Menyelesaikan pemberian ijin pembubuhan tanda bea materai
lunas baik dengan mesin teraan materai, teknologi percetakan,
maupun dengan system komputerasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
11) Menyelesaikan permohonan penambahan deposito baik dengan
mesin teraan materai teknologi percetakan, maupun dengan
system komputerasi.
12) Menyelesaikan permohonan pengalihan saldo bea materai baik
dari mesin teraan ke teknologi percetakan, dari teknologi
percetakan ke mesin teraan, dari teknologi percetakan ke system
komputerisasi, dari sistem komputerisasi ke mesin teraan,
maupun dari sistem komputerisasi ke teknologi percetakan.
13) Menyelesaikan permohonan pengurangan angsuran PPh Pasal
25, pengembalian pendahuluan PPh untuk WP patuh, perubahan
metode penilaian persediaan, pengembalian pendahuluan PPN
untuk WP criteria tertentu khusus WP patuh, kelebihan
pembayaran PBB, kelebihan pembayaran BPHTB, pengurangan
PBB terutang, pengurangan BPHTB terutang, kompensasi
(pemindahbukuan) PBB/ BPHTB, keberatan atas penunjukan
sebagai WP, pembetulan STB/ SKPKB/ SKBKBT atas
permohonan WP, pembetulan STB/ SKBKB/ SKBKBT secara
jabatan, pembatalan SPPT/ SKB/ STP, pengurangan/
penghapusan sanksi administrasi dan pengurangan/ pembatalan
SKBKB/ SKBKBT/ STB di KPP, dan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
14) Menetapkan angsuran PPh Pasal 25 WP bank, sewa guna usaha
dengan hak opsi, BUMN, dan BUMD serta menetapkan WP
patuh.
15) Membuat surat pemberitahuan perubahan besarnya angsuran
PPh Pasal 25 (dinamisasi), SPMKP, atau SPMIB yang hilang.
16) Melaksanakan putusan gugatan atau banding, ekualisasi,
penelitian dan analisis kepatuhan material WP.
17) Memberikan bimbingan kepada WP, menjawab surat yang
berkaitan dengan konsultasi teknis perpajakan bagi WP,
menentukan kembali tanggal jatuh tempo pembayaran PBB,
pemutakhiran profil WP, mengusulkan PKP fiktif.
Penatausahaan Surat Keputusan Pembetulan, pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi, serta Surat Keputusan Keberatan atau
Banding atau pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak di
Seksi Pengawasan dan Konsultasi
D. LATAR BELAKANG MASALAH
Pemerintah melakukan PembangunanNasionalberkesinambungan
yaitu pembangunan yang dilakukan secara berlangsung terus-menerus
dengan tujuan untuk meningkatkan dan mewujudkan masyarakat yang
adil dan makmur sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945.
Pembangunan nasional ini tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Dana tersebut tiap tahunnya dituangkan oleh Pemerintah dalam Anggaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Salah satu sumber penerimaan
negara yang paling utama dalam pembiayaan kegiatan penyelenggaraan
negara adalah dari sektor pajak.
Pajak adalah iuran kepada negara (dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan,dan tidak
mendapatkan prestasikembali, yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya
adalah untuk membiayai pengeluran-pengeluaran umum berhubungan
dengan tugas negara yang menyelenggarakan Pemerintahan (Waluyo,
2010), dengan demikian maka pajak sebagai sumber penerimaan dalam
negeri mempunyai porsi dan fungsi yang sangat penting, salah satunya
adalah fungsi penerimaan (budgeter) yaitu fungsi pajak sebagai sumber
dana bagi Pemerintah untuk membiayai pengeluarannya.
Pemerintah telah melakukan beberapa upaya yang dalam
memaksimalkan penerimaan pajak dan menyempurnakan mekanisme
perpajakan dengan jalan modernisasi administrasi perpajakan yang
bertujuan untuk memperbaiki pelayanan kepada masyarakat.Pembaharuan
sistem perpajakan ini yaitu dengan diberlakukannya Undang- Undang
Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan (UU
KUP) dan Undang- Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan (UU PPh)
Menurut Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata cara
Perpajakan yang dulunya menganut official assessment, dimana pegawai
pajak lah yang bertugas menghitung jumlah pajak terutang dari Wajib
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Pajak. Dan sekarang ini menjadi self assessment, dimana Wajib Pajak
diwajibkan untuk mengisi Surat Pememberitahuan (SPT) Tahunan dan
Masa, yaitu Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung dengan
benar sendiri pajak terutangnya, menyetorkan sendiri pajak
terutangnya,dan melaporkan sendiri pajak terutangnya dengan kata lain,
Wajib Pajak tersebut yang terdiri dari Orang Pribadi atau Badan, telah dan
harus memenuhi kewajiban pajak subjektif dan objektif.
Maka dari itu diperlukan berbagai macam pengawasan oleh
Pemerintah untuk mengontrol agar sistem self assessment dilakukan
dengan baik dan benar sesuai aturan yang berlaku, sehingga dapat
meminimalisir kesalahan yang dilakukan oleh Wajib Pajak, baik disengaja
maupun tidak. Salah satu bentukpengawasan yang penting adalah terhadap
kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT).
Surat Pemberitahuan (SPT) memiliki peranan dalam menilai
kepatuhan Wajib Pajak, yaitu sebagai sarana untuk melaporkan
penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang. Pengawasan
penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)diharapkan mampu
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, terutama Wajib Pajak Orang
Pribadi (WP OP). Pengawasan merupakan sarana pemerintah dalam
membina Wajib Pajak agar tingkat kesadaran dan kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan.
Sehubungan dengan itu, penulis ingin mengetahui tingkat
kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan oleh Wajib Pajak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
khususnya Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi di suatu KPP
dengan membandingkan data pelaporan SPT perwilayah Kecamatan di
Surakarta dengan jenis pekerjaan dan menganalisa tingkat kepatuhan
tersebut serta mengulas masalah yang masih sering terjadi guna
mendapatkan solusinya.
Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk
mengangkat topik tersebut untuk diangkat menjadi Tugas Akhir dan
mengambil judul“TINJAUAN TINGKAT KEPATUHAN
PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK
PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR
PELAYANAN PAJAK SURAKARTA”
E. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan jumlah Wajib Pajak di KPP Surakarta
tahun 2008, 2009, dan 2010?
2. Bagaimana perkembangan Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan OrangPribadi di KPP Pratam Surakarta tahun
2008,2009,2010 ?
3. Bagaimana tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi tiap
Kecamatan dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan di KPP
Pratama Surakarta tahun 2008, 2009, dan 2010 ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
4. Apa masalah-masalah yang dihadapi oleh KPP Pratama Surakarta dan
bagaimana cara penyelesaian berguna dalam mengatasi masalah
yang dihadapi oleh KPP Pratama Surakarta dalam penyampaian
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi ?
F. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan ,maka tujuan yang
akan dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perkembangan jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama
Surakarta tahun 2008, 2009, 2010.
2. Untuk mengetahui penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
PenghasilanOrangPribadi di KPP Pratam Surakarta tahun
2008,2009,2010.
3. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi tiap
kecamatan dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
PajakPenghasilan dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan di
KPP Pratama Surakarta tahun 2008, 2009, dan 2010.
4. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh KPP Pratama
Surakarta dan bagaimana cara penyelesaian berguna dalam mengatasi
masalah yang dihadapi oleh KPP Pratama Surakarta dalam
penyampaian SPT Tahunan Pajak PengahasilanWajib Pajak Orang
Pribadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
G. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Penulis
- Tugas Akhir ini bermanfaat untuk memenuhi sebagai
persyaratan utama untuk lulus pendidikan Diploma III
perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakartas dan memperoleh gelar Ahli Madya
- Sebagai media untuk menguji kemampuan mahasiswa
berkaitan tentang perpajakan
- Menambah pengetahuan dan wawasan pengenahi Surat
Pemberitahuan serta tingkat kepatuhan penyampaiannya
2. Bagi pemerintah
- Sebagai bahan masukan, dan pertimbangan dan pengetahuan
bagi pihak-pihak pemerintah daerah Surakarta khususnya yang
berkaitan dengan Surat Pemberitahuan
3. Bagi pembaca
Dapat bermanfaat sebagai sumber informasi,referensi dan sarana
pemahaman pentinganya pajak bagi pemerintah dalam
pembangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
H. METODE PENELITIAN
Karya ilmiah selalu menggunakan cara atau metode – metode
tertentu yang digunakan oleh penulis agar dalam penulisan tersebut dapat
memenuhi syarat dn maksimal dalam suatu metode ilmiah. Metode yang
digunakan penulis terkait dengan hal diatas adalah sebagai berikut
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di KPP Pratama Surakarta yang terletak di
Jl. KH. Agus Salim No.1 Surakarta,Jawa Tengah.
2. Objek penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Surakarta. Hal yang akan di bahas adalah tingkat kepatuhanpelaporan
SPT tahunan di wilayahKecamatan Surakarta
3. Sumber data
a) Data primer
Data primer yaitu teknik ubtuk pengumpulan data dalam suatu
peneliihan atau karya ilmiah yang di perolah dari sumber petama
dan biasanya belum diolah(Ketut, 2009).Data primer yang
digunakan diambil dari KPP Pratama Surakarta .Data ini berupa :
1) Data berupa tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan di
Surakarta tahun 2008, 2009, 2010.
2) Data lain yang di gunakan sebagai acuhan dalam
penyusunan karya tulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b) Data skunder
Data skunder yaitu teknik pengumpula data yang diperoleh dari
sumber lain atau pihak kedua dan data ini biasanya sudah dalam
keadaan diolah(Ketut,2009). Dats sekunder yang digunakan adalah
data yang diperoleh dengan mempelajari buku – buku ,literatur,
Undang – Undang Ketentuan Umum Perpajakan (UU KUP), Surat
Edaran.
4. Teknik pengumpulan data
a) Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh nformasi dari yang terwawancara
(Arikunto Suharsimi, 2002). Penulis melakukan wawancara kepada
orang yang berkomten untuk memperoleh data mengenai tingkat
kepatuhan pelaporan SPT Pajak Penghasilan Orang Pribadi
tahunan
b) Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen, legger, agenda, (Arikunto Suharsimi, 2002). Penulis
mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tingkat
kepatuhan SPT Pajak Penghasilan Orang Pribadi tahunandi KPP
Pratama Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
c) Studi Pustaka
Studi pustaka ialah kegaiatan yang meliputi mencari, membaca dan
menelaah laporan–laporan penelitian dan bahan pustaka yang
memuat teori–teori yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan (Anggoro,2008).Penulis memanfaatkan buku atau
literatur- literatur dari berbagai sumber sebagai menunjang untuk
melakukan analisa yang berkaitan dengan kepatuhan pelaporan
SPT Pajak Penghasilan Orang Pribadi tahunansebagai tema dari
Tugas Akhir.
5. Teknik pembahasan
Pembahasan Deskriptif
Penulis menggunakan Pembahasan deskriptif yaitu teknik untuk
membuat gambaran dekripsi secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai suatu obyek yang diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
I. Pajak
1. Pengertian Pajak
Menurut Pasal 1 UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak
mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Definisi pajak menurut Dr. Rochmat Soemitro, S.H. adalah
iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo,
2008:1).
Pudyatmoko (2002: 3) yang mengutip pendapat P.J.A.
Andriani mendefinisikan pajak sebagai iuran kepada kas Negara
(yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak
mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan
yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
umum berhubung dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.
Dari definisi pajak diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara yang
dipungut oleh pemerintah berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang dapat dipaksakan, tanpa mendapat kontraprestasi
yang langsung dapat ditunjukkan dan untuk membiayai
penegeluaran umum pemerintah
2. Fungsi Pajak
Menurut Mardiasmo (2008: 1) ada dua fungsi pajak, yaitu:
a. Fungsi Budgetair: Pajak sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya
b. Fungsi Regulerend: Pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakasanaan pemerintah dalam bidang
sosial dan ekonomi
3. Sistem Pemungutan Pajak
a. Official Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang
kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang ntuk menentukan besarnya pajak terutang
ada pada fiskus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2) Wajib Pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan
pajak oleh fiskus.
b. Self Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya
pajak terutangnya. Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang
ada pada Wajib Pajak sendiri.
2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang.
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan
Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya
pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak yang
terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib
Pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4. Pembagian Pajak
Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan,
wewenang pemungutan, maupun sifatnya (Prakoso: 2003). Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
a. Pembagian pajak berdasarkan golongannya dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
1) Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya harus
ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan
dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.
2) Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat
dialihkan atau digeser kepada pihak lain sehingga sering
disebut sebagai pajak tidak langsung.
b. Pembagian pajak berdasarkan wewenang pemungutnya dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Pajak Pusat/ Negara adalah pajak yang wewenang
pemungutnya ada pada pemerintah pusat yang
pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan
melalui Direktorat Jenderal Pajak.
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas barang Mewah (PPN &
PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea
Materai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2) Pajak Daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya
ada pada pemerintahan daerah yang pelaksanaannya
dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah.
Pajak Daerah terdiri atas:
i) Pajak Propinsi: Pajak Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di Atas Air, dan Pajak Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
ii) Pajak Kabupaten/ Kota: Pajak Hotel, Pajak Restoran,
Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan
Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C,
Pajak Parkir, Pajak lain-lain.
c. Pembagian pajak berdasarkan sifanya dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1) Pajak Subyektif adalah pajak yang memperhatikan
kondisi atau keadaan Wajib Pajak.
2) Pajak Obyektif adalah pajak yang pada awalnya
memperhatikan obyek yang menyebabkan timbulnya
kewajiban membayar, kemudian baru mencari
subyeknya baik orang pribadi maupun badan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
II. Pajak Penghasilan (PPh)
1. Pengertian Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap
Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam
tahun pajak.
2. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mengatur PPh yang diterima/ diperoleh
Orang Pribadi/ Badan adalah UU No. 7 tahun 1983 sebagaimana
diubah dengan UU No. 17 tahun 2000 dan terakhir kali diubah
dengan UU No. 36 tahun 2008.
3. Subjek Pajak
Adalah orang yang dituju oleh Undang-undang untuk
dikenakan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya
dalam tahun pajak, yang dapat disebutkan sebagai berikut (Suandy,
2002):
a. Orang pribadi
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak.
c. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/
BUMD dengan nama dan bentuk apapun, firma kongsi,
koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi
yang sejenis, lembaga, dan bentuk badan lainnya.
d. Bentuk Usaha Tetap (BUT), yaitu badan usaha yang
dipergunakan oleh Orang Pribadi sebagai Wajib Pajak Luar
Negeri (WPLN), atau badan yang tidak didirikan di Indonesia
untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di
Indonesia.
Subjek Pajak dapat dibedakan menjadi:
1) Subjek Pajak Dalam Negeri yang terdiri dari:
a) Subjek Pajak Orang Pribadi, yaitu:
· Orang Pribadi yang bertempat tinggal/ berada di
Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu
12 bulan.
· Orang Pribadi yang dalam suatu tahun pajak
berada di Indonesia dan mempunyai niat
bertempat tinggal di Indonesia.
b) Subjek Pajak Badan, yaitu:
Badan yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia, melakukan usaha maupun
tidak.
c) Subjek Pajak Warisan, yaitu:
Warisan yang belum dibagi sebagai suatu
kesatuan, menggantikan yang berhak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2) Subjek Pajak Luar Negeri yang terdiri dari:
a) Subjek Pajak Orang Pribadi, yaitu:
Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal
atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan yang:
· Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui BUT di Indonesia.
· Dapat menerima atau memperoleh penghasilan
dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan melalui BUT di
Indoneia.
b) Subjek Pajak Badan, yaitu:
Badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia yang:
· Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui BUT di Indonesia.
· Dapat menerima atau memperoleh penghasilan
dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan melalui BUT di
Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
4. Tidak Termasuk Subjek Pajak (Suandy, 2002)
a. Badan Perwakilan Negara Asing.
b. Pejabat Perwakilan Diplomatik dan Konsulat atau pejabat lain
dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada
mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-
sama mereka, dengan syarat:
1) Bukan WNI dan di Indonesia tidak menerima atau
memperoleh penghasilan lain di luar jabatannya di
Indonesia, dan
2) Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal
balik.
c. Organisasi Internasional yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan dengan syarat tidak menjalankan usaha di Indonesia.
d. Pejabat Perwakilan Internasional yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan dengan syarat bukan Warga Negara Indonesia dan
tidak menjalankan usaha di Indonesia.
5. Objek Pajak (UU No 36 Tahun 2008)
Dalam hal ini objek pajak adalah penghasilan. Penghasilan,
yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh WP, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah
kekayaan WP dengan nama dan bentuk apapun, meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau
jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah,
tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang
pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali
ditentukan lain dalam Undang-undang ini.
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan
penghargaan;
c. Laba usaha.
d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
termasuk:
1) Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,
persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham
atau penyertaan modal.
2) Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang
saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan,
persekutuan, dan badan lainnya.
3) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau
reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
4) Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan,
atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga
sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan
usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang
tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan,
atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.
5) Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian
atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam
pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan
pertambangan.
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah
dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan
pengembalian pajak.
f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena
jaminan pengembalian utang.
g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk
dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan
pembagian sisa hasil usaha koperasi.
h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.
i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta.
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai
dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
l. Keuntungan selisih kurs mata uang asing.
m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
n. Premi asuransi.
o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dar
anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas.
p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang
belum dikenakan pajak.
q. Penghasilan dari usaha yang berbasis syariah.
r. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata
cara perpajakan.
s. Surplus Bank Indonesia.
6. Tidak Termasuk Objek Pajak (UU No 36 Tahun 2008)
a. 1) bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima
oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk
atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh
penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang
sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima
sumbangan yang berhak yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah; dan
2) harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau
orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan
usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara
pihak-pihak yang bersangkutan;
b. Warisan.
c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai
pengganti saham atau penyertaan modal.
d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau
jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau
kenikmatan dari WP atau Pemerintah.
e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,
asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.
f. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh PT
sebagai WPDN, koperasi, BUMN, atau BUMD, dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan
bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
1) Dividen yang berasal dari cadangan laba yang ditahan.
2) Bagi PT, BUMN dan BUMD yang menerima dividen
paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor dan
harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham
tersebut.
g. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang
dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai.
h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun
dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan.
i. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari CV
yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan,
perkumpulan, firma, dan kongsi.
j. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal
venturaberupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang
didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia,
dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:
1) Merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang
menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2) Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.
k. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
l. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga
nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/ atau
bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada
instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali
dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/
atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling
lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut,
yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
m. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu,
yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
III. Ketentuan perpajakan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
Wajib pajak diharuskan melaksanakan kewajiban perpajakanya
dengan carasebagi berikut:
a. Mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak dan Pengusaha Kena Pajak
(pasal 2 (1) & (2) UU KUP)
b. Mengambil Surat Pemberitahuan sendiri ke KPP atau tempat lain
yang telah ditentukan oleg DJP (pasal 3(2) UU KUP)
c. Mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas serta
menandatangani dan melaporkan SPT pasal3 (1) UU KUP)
d. Membayar pajak yang terutang yang telah dihitung sendiri tanpa
menunggun adanya SKP atau STP (pasal 12 (1) UU KUP)
e. Menyelenggarakan pembukuan, kecuali Wajib Pajak yang di
bebaskan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan tetapi
wajib menyelenggarakan pencatatan (paal 28 (1) UU KUP)
f. Menyimpan dokumen sebagai dasar perhitungan pajak selama 10
tahun (pasal 28 (11) UU KUP)
g. Memperlihatkan pembukuan dan memikan keterangan apabila
dilakukan pemeriksaan (pasal 29 (3) UU KUP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
IV. Surat Pemberitahuan
1. Pengertian Surat Pemberitahuan
Menurut Mardiasmo (2008) Surat Pemberitahuan adalah
surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/ atau pebayaran pajak, objek pajak dan/ atau
bukan objek pajak, dan/ atau harta dan kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Surat Pemberitahuan dibagi dua, yaitu Surat Pemberitahuan
Masa dan Tahunan.Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat
Pembertahuan untuk suatu masa pajak. Sedangkan surat
pemberitahuan tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu
tahun pajak atau bagian tahun pajak.
2. Fungsi Surat Pemberitahuan
Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak adalah
sebagai sarana untukmelaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk
melaporkan tentang :
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
sendiridan/ atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak
lain dalam 1(satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/ atau bukan
objek pajak;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
c. Harta dan kewajiban; dan/ atau
d. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang
pemotongan atau pemungutan pajak ornagribadi atau badan
lain dalam 1 (satu) Masa Pajak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan
3. Kriteria Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan
Safri Nurmantu dalam artikelnya yang berjudul
“Kepatuhan Perpajakan” mengatakan bahwa ada dua macam
kepatuhan, yakni kepatuhan formal dan kepatuhan material.
a. Kepatuhan formal.
Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana Wajib
Pajak memenuhi kewajiban perpajakan dengan menitik beratkan
pada nama dan bentukkewajiban saja,tanpa memperhatikan
hakekat kewajiban itu. Dalam kasus penyampaian SPT Tahunan
ini, misalnya, Wajib Pajak Orang Pribadi menyampaikan SPT
Tahunannya sebelum batas waktu 3 (tiga) bulan setelah akhir
tahun pajak dengan mengabaikan apakah isi pelaporannya sudah
benar atau belum.
b. Kepatuhan material.
Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana Wajib
Pajak selain memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan
nama dan bentuk kewajiban perpajakan, juga memenuhi hakekat
kewajiban perpajakannya. Dalam hal penyampaian SPT Tahunan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Wajib Pajak Orang Pribadi selain memperhatikan batas waktu
penyampaian SPT, juga memperhatikan kebenaran yang
sesungguhnya dari isi dan hakekat penyampaian SPT Tahunan
tersebut. Kepatuhan material dalam penyampaian SPT Tahunan
ini secara eksplisit disebutkan dalam Undang-Undang KUPPasal
3 ayat (1).Dalam penjelasan pasal tersebutdisebutkan, bahwa
Surat Pemberitahuan harus diisi dengan benar, lengkap, dan jelas
sesuai dengan petunjuk pengisian yang diberikan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undang perpajakan. Adapun yang
dimaksud dengan :
1) Benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar
dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya;
2) Lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan
dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan; dan
3) Jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek
pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam
Surat Pemberitahuan.
Batas waktu penyampaian untuk SPT Masa adalah paling
lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir masa pajak. Untuk SPT
Tahunan PPh Orang Pribadi, paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
akhir tahun pajak, sedangkan untuk SPT Tahunan PPh Badan
paling lambat 4 bulan setelah akhir tahun pajak.
4. Sanksi-sanksi yang berkaitan dengan Surat Pemberitahuan.
Untuk wajib pajak yang terlambat menyampaikan SPT, akan
dikenakan denda :
a. Rp100.000 untuk SPT Masa PPh,
b. Rp500.000 untuk SPT Masa PPN,
c. Rp100.000 untuk SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
d. Rp1.000.000 untuk SPT Tahunan PPh Badan.
Sedangkan bila diketahui bahwa data yang disampaikan
dalam SPT ternyata tidak benar, wajib pajak dapat mengajukan
pembetulan. Hanya saja, bila ternyata setelah pembetulan pajak
yang masih harus dibayar menjadi bertambah, wajib pajak
dikenakan sanksi bunga sebesar 2% perbulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. PerkembanganJumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Surakarta
Tahun 2008, 2009, dan 2010
Pajak adalah iuran kepada negara (dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan,dan tidak mendapatkan prestasikembali, yang langsung
dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang
menyelenggarakan Pemerintahan (Waluyo, 2010),maka dari itu pajak
merupakan sumber penerimaan negara yang sangat besar di Indonesia.
Pajak bagi Indonesia berguna untuk membiayai pengeluaran–
pengeluaran Negara dalam membangun fasilitas – fasilitas umum
demi kemakmuran rakyat, oleh karena itu dalam usaha peningkatan
penerimaan setoran pajak, pemerintah melakukan kebijakan salah
satunya dengan meningkatkan kepatuhan wajib pajak atas
kewajibannya menyampaikan SPT Tahunan yang diwajibkan untuk
mengisi, menghitung, dan melaporkan SPT dengan benar sesuai
dengan jenis pajak masing - masing.
Pengelompokan jenis pajak meliputi Wajib Pajak Orang Pribadi,
Badan, dan Bendahara.Perkembangan Wajib Pajak terdaftar dan
Wajib Pajak efektif khususnya orang pribadi, badan dan bendahara
pada tahun 2008, 2009, dan 2010 tersebut,dapat diketahui persentase
Wajib Pajak efektif setiap tahunnya dengan cara membagi jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Wajib Pajak efektif dengan jumlah Wajib Pajak terdaftar bila
dijabarkan dengan rumus yaitu :
Prosentase = .
Untuk memberikan gambaran keadaan yang sebenarnya di KPP
Pratama Surakarta tentang jumlah keseluruhan perkembangan jumlah
Wajib Pajak terdaftar maupun Wajib Pajak efektif tiap jenispajak di
KPP Pratama Surakarta pada tahun 2008 sampai dengan Desember
2010 ditampilkan pada tabel II.1
Tabel II.1 Perkembangan Jumlah Wajib Pajak
KPP Pratama Surakarta Tahun Pajak 2008,2009, dan 2010
Jenis Pajak
Tahun Pajak
WP Terdaftar WP Efektif Prosentase (%) Jumlah Kenaikan Jumlah Kenaikan
OP 2008 47.530 0 45.270 0 95.2 2009 65.266 17.736 62.371 17.101 95.6 2010 75.457 10.191 72.372 10.001 95.9
Badan 2008 5.972 0 5.264 0 88.1 2009 6.580 608 5.862 598 89.1 2010 7.242 662 6.856 994 94.7
Bendahara 2008 693 0 484 0 69.8
2009 770 77 559 75 72.6
2010 808 38 687 128 85 Sumber : diolah dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seiring berjalannya waktu
jumlah Wajib Pajak yang tedaftar disertai jumlah Wajib Pajak efektif
semakin meningkat. Bisa dilihat pada tahun 2008 jenis pajak Orang
Priadi diperoleh prosentase perbandingan sebesar 95,2%, pada tahun
2009 sebesar 95,6% naik 0,4% dari tahun lalu dan pada tahun 2010
jumlah prosentase menjadi 95,9%, naik 0,3% dari tahun lalu. Begitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pula pada jenis pajak Badan, pada tahun 2008 prosentasenya sebesar
88,1%, tahun 2009 sebesar 89,1% naik 1% dari tahun sebelumnya dan
pada tahun 2010 jumlah prosentase sebesar 94,7%, naik sebesar 5,8%
dari tahun lalu. Pada jenis pajak Bendahara, tahun 2008 diperoleh
prosentase sebesar 69,8%, dan tahun 2009 sebesar 72,6%, naik 1,8%
dan tahun 2010 sebesar 85% naik drastis sebesar 12,4% dari tahun
sebelumnya. Dapat dilihat setiap tahun tidak terjadi penurunan jumlah
Wajib Pajak, baik Wajib Pajak terdaftar maupun Wajib Pajak efektif
Menurut dari tabel di atas, Wajib Pajak Orang Pribadi lah yang
perkembangannya sangat baik, ini menunjukan fakta bahwa setiap
tahunnya semakin banyak Wajib Pajak terdaftar selalu disertai
dengan meningkatnya Wajib Pajak efektif yang menunjukan Tren
perbandingan menaik secara terus menerus. Maka dari itu menunjukan
bahwa pengawasan dan kesadaran Wajib Pajak sudah terlaksana
terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Surakarta sudah
baik dan akan terus menerus membaik seiring dengan berjalannya
waktu.
2. Perkembangan Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan OrangPribadi di KPP Pratama Surakarta
Tahun2008,2009, dan 2010.
Perkembangan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam
penyampaian SPT Tahunan KPP Pratama Surakarta data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
didapatkan penulis hanya dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Ini
disebabkan karena belum masuknya data tahun 2011 di Sistem
Informasi Direktorat Jendral Pajak (SIDJP), karena saat penulis
melakukan penelitian di KPP Pratama Surakarta, perekaman dan entri
data SPT Tahunan tahun 2011 belum selesai dilakukan, maka bisa
dilihat pada tabel II.2 di bawah ini
Tabel II.2 Perkembangan SPTTahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Di
KPPPratama Surakarta Tahun Pajak 2008,2009, dan 2010
Tahun pajak Kurang Bayar
Lebih Bayar
Nihil Total
2008 4.565 25 18.249 22.839 2009 4.709 77 29.598 34.384 2010 4.523 67 29.589 34.179 Sumber : diolah dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penyampaian SPT
Tahunan Nihil memiliki kuantitas terbanyak di bandingkan SPT
Tahunan yang lain (SPT Tahunan Kurang bayar dan SPT Tahunan
Lebih bayar). Ini disebabkan karena sebagian Wajib Pajak Orang
Pribadi terdaftar di KPP Pratama Surakarta merupakan pegawai dan
karyawan dimana pajak yang terutang telah dipungut oleh pemberi
kerja dan mengakibatkan SPT Tahunan yang disampaikan merupakan
SPT Nihil.
Namun dari segi total penerimaan SPT Tahunan mengalami
penurunan pada tahun 2010, menurut pegawai KPP Pratama Surakarta
seksi PDI hal ini disebabkan karena pada tahun 2010 banyak Wajib
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Pajak Orang Pribadi yang mengajukan Non Efektif sehingga SPT
Tahunan yang disampaikan lebih sedikit.
3. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang PribadiPer Kecamatan
Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
PajakPenghasilan Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan di KPP Pratama Surakarta Tahun 2008, 2009, dan
2010
Kepatuhan formal merupakan alat ukur yang menunjukkan
tingkat penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak dalam suatu tahun.
Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakan pelaporan SPT TahunanPajak
PenghasilanOrang Pribadi, penulis menggunakan perhitungan rasio
kepatuhan.Dengan rumus:
Untuk mengetahui tingkat kepatuhan penyampaian SPT
Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama
Surakarta, penulis akan membandingkan antara jumlah penyampaian
SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan jumlah Wajib Pajak
Orang Pribadi efektif yang terdaftar di KPP Pratama Surakartatahun
2008 hingga tahun 2010 dapat dilihat pada tabel II.3 sampai tabel
II.5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel II.3 Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Per Kecamatan
Tahun 2008 Surakarta
Kecamatan
Jenis pekerjaan Jumlah Wajib Pajak
Jumlah Pelaporan
SPT
Tingkat Kepatuhan
(%) Usahawan Karyawan Swasta
PNS, TNI,
POLRI Terdaftar Efektif
Banjarsari 2.810 12.254 6.218 15.064 14.413 7.032 48,8 Jebres 1.119 8.876 4.478 9.995 9.569 5.440 56,9 Laweyan 964 9.605 5.027 10.569 10.103 4.732 46,8 Pasar Kliwon 2.237 3.425 3.333 5.662 5.332 2.425 45,5 Serengan 1.124 4.107 1.307 5.231 4.920 2.496 50,7 Total 8.254 38.267 20.363 46.521 44.337 22.125 49,7
Sumber : diolah dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Pada Tabel II.3 di atas dapat kita lihat tingkat kepatuhan
penyampaian SPT Tahunan Per Kecamatan di Surakarta pada tahun
2008. Tingkat kepatuhan paling tinggi yaitu sebesar 56,9% pada
KecamatanJebres. Hal ini bisa terjadi karena banyak terdapat sekolah
dan Universitas di Kecamatan tersebut yang berarti banyak terdapat
karyawan swasta maupun PNS yang secara otomatis akan akan
melaporkan SPT Tahunannya, karena pada umumnya setiap instansi
pendidikan akan melakukan pelaporan SPT Tahunannya dengan cara
kolektif sehingga akan mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak
dalam pelaporan SPT Tahunan. Disusul oleh kecamatan Serengan
dengan 50,7% dan Kecamatan Banjarsari sebesar 48,8%, serta
Kecamatan Laweyan sebesar 46,8 %, dan pelaporan SPT Tahunan
paling rendah dicapai oleh Kecamatan Pasar Kliwon sebesar 45,4%.
Rata – rata tingkat kepatuhan Per Kecamatan di Surakarta pada tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2008 adalah sebesar 49,7%. Tingkat Kepatuhan ini tidak begitu tinggi,
masih perlu adanya upaya – upaya yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan tingkat kepatuhan per Kecamatan mengingat
banyaknya jumlah Wajib Pajak efektif.
Tabel II.4 Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Per Kecamatan
Tahun 2009 Surakarta
Kecamatan
Jenis pekerjaan Jumlah Wajib Pajak
Jumlah Pelaporan
SPT
Tingkat Kepatuhan
(%) Usahawan Kayawan Swasta
PNS, TNI,
POLRI Terdaftar Efektif
Banjarsari 3.087 8.907 9.392 21.386 20.529 11.587 56,4 Jebres 1.721 4.202 8.025 13.948 13.382 7.840 58,6 Laweyan 996 8.508 5.056 14.560 13.939 7.491 53,7 Pasar Kliwon 2.506 2.277 2.848 7.631 7.235 3.509 48,5 Serengan 1.089 4.262 1.614 6.965 65.86 3.477 52,8 Total 9.399 28.156 26.935 64.490 61.671 33.904 54,0
Sumber : diolah dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Pada tabel II.4 di atas merupakan tabel tingkat kepatuhan
Penyampaian SPT Tahunan Per Kecamatan di Surakarta pada tahun
2009. Tingkat Kepatuhan paling tinggi yaitu sebesar 58,6% terletak
pada Kecamatan Jebres dan naik 1,7% dari tahun sebelumnya, pada
Kecamatan Banjarsari sebesar 56,4% dan naik sebesar 7,6% dari
tahun sebelumnya, lalu Kecamatan Laweyan dengan tingkat
kepatuhan sebesar 53,7 % naik 6,9% dari tahun lalu serta Kecamatan
Serengan sebesar 52,8%, naik sebesar 2,1% dari tahun sebelumnya
dan tingkat kepatuhan paling rendah terdapat pada Kecamatan Pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Kliwon yaitu sebesar 48,5% naik 3 % dari tahun sebelumnya.Rata –
rata tingkat kepatuhan per Kecamatan di Surakarta pada tahun 2009
yaitu sebesar 54% naik 4,3% dari tahun 2008 yang lalu Ini disebabkan
karena diperlakukannya peraturan Suncet Policy yang memberikan
fasilitas kepada mereka yang dengan suka rela mendaftarkan diri
mereka untuk membuat NPWP yaitu berupa penghapusan sanksi
administrasi bagi Wajib Pajak yang belum menyampaikan SPT Tahun
sebelumnya, sehingga pada tahun ini dengan secara sadar pula Wajib
Pajak yang baru saja mendaftarkan diri untuk mendapatakan NPWP
akan sadar pula terhadap kewajibannya dalam melaporkan SPT
Tahunan, ini menyebabkan tingkat kepatuhan pada tahun ini naik
secara merata ditiap Kecamatan di Surakarta.
Tabel II.5 Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Per Kecamatan
Tahun 2010 Surakarta
Kecamatan
Jenis pekerjaan Jumlah Wajib
Pajak Jumlah
Pelaporan SPT
Tingkat Kepatuhan
(%) Usahawan Karyawan Swasta
PNS, TNI,
POLRI Terdaftar Efektif
Banjarsari 3.747 12.959 8.061 24.767 23.856 7.032 29,5 Jebres 2.202 5.942 8.091 16.235 15.626 5.440 34,8 Laweyan 1.480 11.119 4.322 16.921 16.253 4.732 29,1 Pasar Kliwon 2.506 4.464 1.922 8.892 8.471 2.425 28,6 Serengan 2.035 3.916 1.992 7.943 7.549 2.496 33,1 Total 11.970 38.400 24.388 74.758 71.755 22.125 31,0
Sumber : diolah dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Pada tabel II.5 diatas merupakan tabel tingkat kepatuhan per
Kecamatan di Surakarta pada tahun 2010. Pada tahun ini tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
kepatuhan paling tinggi terletak di Kecamatan Jebres yaitu sebesar
34,8% turun 23,8% dari tahun sebelumnya, di Kecamatan Serengan
yaitu sebesar 33,2% dan turun sebesar 19,7% dari tahun sebelumnya,
Kecamatan Banjarsari juga sebesar 29,5% mengalami penurunan
sebesar 26,9% dari tahun sebelumnya, lalu kecamatan Laweyan
sebesar 29,1% yang juga ikut menurun sebesar 24,6% dari tahun lalu,
serta tingkat kepatuhan terrendah terletak pada Kecamatan Pasar
Kliwon yaitu sebesar 28,6% turun sebesar 19,7% dari tahun
sebelumnya. Rata – rata tingkat kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan
pada tahun 2010 sebesar31% turun drastis sebesar 23% dari tahun
lalu, ini disebabkan karena Wajib Pajak yang sudah terdaftar pada
tahun lalu dan sudah melaporkan kewajiban dalam pelaporan SPT
Tahunan pada tahun lalu yang sudah memanfaatkan fasilitas Sunset
Policy tidak melakukan kewajiban melaporkan SPT Tahunannya
karena pada tahun ini Sunset Policy sudah tidak berlaku lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
4. Masalah-Masalah dan Upaya Dalam Mengatasi Masalah yang
Dihadapi oleh KPP Pratama Surakarta Dalam Penyampaian
SPT Tahunan Pajak Pengahasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Account
Representative (AR) diperoleh keterangan bahwa:
Dari sisi Wajib Pajak
a. Pendidikan yang rendah, banyak Wajib Pajak Orang Pribadi yang
tingkat pendidikanya rendah, sehingga sulit dalam memahami dan
mengisi SPT tahunan.
b. Kurangnya kesadaran Wajib Pajak dalam penyampaian SPT
tahunan, Wajib Pajak kurang mengerti arti penting pajak, karena
pada dasarnya tidak ada satu orangpun yang rela memberikan
kekayaanya kepada Negara.
c. Inisiatif Wajib Pajak kurang karena berita miring tentang fiskus
seperti kasus Gayus Tambunan pada tahun 2009 dan yang paling
baru pada tahun 2012 pada bulan Februari Dhana Widyatmika
yang sama-sama dikenal sebagai koruptor penyelewengan uang
pajak, benar-benar membuat pencintraan dunia perpajakan
tercoreng, maka dari itu masyarakat enggan melaporkan &
membayar pajak terutang mereka karena pencitraan yang buruk,
yang nyatanya KPP Pratama hanyalah tempat melapor dan bukan
tempat pembayaran pajak. Sehingga sosialisasi yang dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
oleh KPP kurang mendapat respon dari Wajib Pajak yang kurang
mendapat informasi mengenai perpajakan.
Dari KPP Pratama Surakarta
a. Teknis Komputer
Wajib Pajak dalam penyampaian E-SPT dalam bentuk soft copy
terkadang tidak sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan oleh
KPP ini mempengaruhi pada saat perekaman atau pemindahan
data Wajib Pajak.
b. Pelaporan SPT
Wajib Pajak cenderung menyerahkan SPT pada batas akhir
penyerahan SPT sehingga merepotkan petugas karena kewalahan
melayani Wajib Pajak.
c. Sedikitnya AR yang hanya berjumlah 28 orang tidak sebanding
dengan jumlah Wajib Pajak yang ada di KPP Pratama Surakarta.
Upaya – upaya yang dapat dilakukan guna penyelesaian masalah yang
terjadi di KPP Pratama adalah :
a. Rajin memberikan sosialisasi peraturan perpajakan.
b. Menerbitkan Surat Teguran Pajak (STP) , bagi Wajib Pajak yang
tidak menyampaikan STP tahunanya sampai batas waktu yang
telah ditentukan yaitu 3 bulan setelah akhir tahun pajak KPP
memberikan himbauan agar Wajib Pajak menyampaikan SPT
tahunannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
c. Pembekalan petugas sebagai bentuk peningkatan kualitas SDM
petugas agar tidak terjadi kasus-kasus yang bisa menambah
buruknya citra perpajakan di mata masyarakat umum.
d. Mengenalkan E-SPT sejak dini kepada Wajib Pajak, agar Wajib
Pajak lebih menyukai pelaporan SPT melalui E-SPT daripada
cara manual. Karena penyampaiannya yang menghemat waktu,
biaya dan kenyamanan kerja.
e. Penambahan jumlah AR agar Wajib Pajak selalu terawasi dengan
baik dan benar sehingga Wajib Pajak tidak melupakan
kewajibanya karena bisa terawasi oleh AR.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
TEMUAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraiakan, maka penulis dapat
menemukan kelebihan dan kelemahan dari Tinjauan Tingkat Kepatuhan
Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
di Kantor Pelayanan Pajak Surakarta. Adapun kelebihan dan kelemahan
tersebut adalah sebagai berikut:
A. KELEBIHAN
1. KPP Pratama berhasil menumbuhkan tren perbandingan naik
secara terus menerus pada jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi baik
yang terdaftar maupun efektif.
2. Pada tahun 2008 ke 2009 perkembangan SPT Tahunan Wajib
Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Surakarta naik drastis.
3. Tingkat kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan di KPP Pratama
Surakarta pada tahun 2008 ke 2009 naik dengan sangat signifikan
karena adanya peraturan Suncet Policy yang sangat mempengaruhi.
4. KPP Pratama telah melakukan berbagai upaya dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaporan
SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan cara memberikan
sosilaisasi, penerbitan STP, dan pembekalan petugas KPP Pratama
itu sendiri.
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
B. KEKURANGAN
1. Pada Tahun 2009 ke 2010 Perkembangan SPT Tahunan Wajib
Pajak Orang Pribadi mengalami penurunan karena banyak Wajib
Pajak yang mengajukan Non Efektif di KPP Pratama Surakarta.
2. Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Orang
Pribadi pada tahun 2009 ke 2010 mengalami penurunan karena
tidak berlakunya lagi peraturan Suncet Policy.
3. Tingkat Penyampaian SPT Tahunan rata-rata di Surakarta selama
tiga tahun berturut-turut masih dibawah 60% yang artinya masih
buruk/kurang dari target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
4. Masalah-masalah yang di hadapi KPP Pratama Surakarta yang
bersangkutan dengan Penyampaian SPT Tahuan Wajib Pajak
Orang Pribadi kebanyakan karena tidak sadarnya Wajib Pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya karena tidak mengerti
arti penting dari pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di KPP
Pratama Surakarta mengenai tinjauan tingkat kepatuhan penyampaian
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di
Kantor Pelayanan Pajak Surakarta maka penulis mengambil kesimpulan
bahwa :
1. Jumlah wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Surakarta
baik Wajib Pajak Orang Pribadi, Badan dan Bendaharawan
terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap
tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya
adalahwilayah kerja KPP yang sebagian besarnya merupakan
daerah berkembang. Jumlah Wajib Pajak terdaftar tahun 2008
sebesar 47.530, tahun 2009 sebesar 65.266, dan tahun 2010
terdaftar sebanyak 75.457.
2. Jumlah wajib pajak yang efektif di KPP Pratama Surakarta
baik Wajib Pajak Orang Pribadi, Badan dan Bendaharawan
juga terus mengalami peningkatan yang cukup baik setiap
tahun. Jumlah Wajib Pajak efektif tahun 2008 sebesar 45.270,
tahun 2009 sebesar 62.371, dan tahun 2010 terdaftar sebanyak
72.378
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
3. Wajib Pajak Orang Pribadi adalah menyumbang jumlah Wajib
Pajakpaling banyakkarena mengalami peningkatan dari tahun
ketahun secara drastis yang menimbulkan tren perbandingan
naik secara terus menerus baik Wajib Pajak efektif maupun
Wajib Pajak terdaftar.
4. Rasio kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak
Orang Pribadi dapatdihitung dengan membandingkan jumlah
penyampaian SPT Tahunan dengan jumlah Wajib Pajak
Efektif, secara keseluruhan tingkat kepatuhan Penyampain
SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surakarta masih
kurang dari target yang diinginkan oleh Pemerintah yaitu
kurang dari 60%
5. Tingkat Kepatuhan tertinggi di wilayah Surakarta secara terus
menerus terletak pada Kecamatan Jebres.
6. Persentase Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyampaikan
SPT Tahunan mengalami peningkatan pada tahun 2008 ke
2009 karena berlakunya peraturan SuncetPolicydan kembali
menurun pada tahun 2010. Karena sudah tidak berlakunya
Suncet Policy.
7. Prosentase tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan tidak
bisa diukur dari jumlah Wajib Pajak terdaftar maupun wajib
pajak efektif di suatu Kecamatan, melainkan kesadaran dari
masing–masing Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajibannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
8. Perkembangan jumlah SPT Tahunan yang disampaikan Wajib
Pajak Orang Pribadi setiap tahunnya sangat berpengaruh
terhadap peningkatan penerimaan pajak di KPP Pratama
Surakarta. Semakin meningkatnya jumlah SPT Tahunan yang
disampaikan, penerimaan pajak pun semakin bertambah
9. Kurangnya pengetahuan Wajib Pajak tentang tata cara
pengisian dan penyampaian SPT Tahunan merupakan faktor
yang menyebabkan ketidakpatuhan Wajib Pajak dalam
menyampaikan SPT Tahunan
10. Jumlah Account Representative di KPP Pratama Surakarta
masih kurang jika dibandingkan dengan Wajib Pajak yang
terdaftar sehingga pengawasan kepatuhan terhadap pelaporan
SPT Tahunan masih belum maksimal.
B. Saran dan Rekomendasi
Berdasarkan pada kesimpulan yang dibuat oleh penulis maka
penulis memberikan saran dan rekomendasi yang diharapkan dapat
memperbaiki dan meningkatkan penyampaian SPT Tahunan di KPP
Pratama Surakarta antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan pelayanan prima sehingga Wajib Pajak tidak
merasa kesulitan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
2. Penyuluhan dalam bentuk seminar maupun pemberian
booklet/ pamflet kepadaWajib Pajak yang berisi informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
mengenai hak dan kewajibannya, terutama dalam
penyampaian dan cara pengisian SPT Tahunan
3. Mengenalkan E-SPT sejak dini kepada Wajib Pajak, agar
Wajib Pajak lebih menyukai pelaporan SPT melalui E-SPT
daripada cara manual. Karena penyampaian nya yang
menghemat waktu, biaya dan kenyamanan kerja
4. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dengan cara
memberikan pelatihan dan pembekalan agar kinerja pegawai di
KPP Pratama Surakarta dapat lebih ditingkatkan lagi.
5. Menambahjumlah pelaksana dan Account Representative di
KPP Pratama Surakarta sehingga dapat meningkatkan kinerja
perekaman SPT Tahunan dan pengawasan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak.
6. Menambah jumlah mobil pajak, dropbox, dan pojok pajak di
setiap kecamatan agar Wajib Pajak tidak perlu pergi jauh ke
KPP Pratama Surakarta dalam pemenuhan kewajiban
perpajaknya, Wajib Pajak akan dipermudah sehingga akan
menumbuhkan kesadaran akan kewajiban perpajakannya.
Top Related