TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG METODE KONTRASEPSI
VASEKTOMI PADA PRIA USIA 35–40 TAHUN DI DESA
BABADAN KECAMATAN KARANGDOWO
KABUPATEN KLATEN
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
AMBARKUSUMAWATI
NIM : B09003
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Tentang Metode Kontrasepsi
Vasektomi Pada Pria Usia 35-40 Tahun Di Desa Babadan Kecamatan
Karangdowo Kabupaten Klaten 2012”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES
Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi D III Kebidanan Kusuma
Husada Surakarta.
3. Ibu Aprilia Dyah R, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Hartono, selaku Kepala Desa, Desa Babadan yang telah bersedia
memberi ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh dosen dan staff prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Ambar Kusuma Wati
B09 003
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG METODE KONTRASEPSI
VASEKTOMI PADA PRIA USIA 35-40 TAHUN DI DESA
BABADAN KECAMATAN KARANGDOWO
KABUPATEN KLATEN
TAHUN 2012
xiv halaman + 45 halaman + 16 lampiran + 5 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar belakang : Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat berdampak pada
kemiskinan dan masalah kesehatan. Sehingga diperlukan program KB untuk
mengatasinya. Partisipasi pria sangatlah berpengaruh terhadap keberhasilan
program sehingga diperlukan pengetahuan tentang metode kontrasepsi pada pria
terutama vasektomi.
Tujuan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang metode kontrasepsi
vasektomi pada pria usia 35-40 tahun di desa babadan kecamatan karangdowo
kabupaten klaten pada tingkat baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian : jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi
penelitian di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. Waktu
pelaksanaan tanggal 12-27 Mei 2012. Jumlah sampel sebanyak 52 orang dengan
teknik pengambilan sampel jenis kluster. Alat pengumpul data yang digunakan
adalah kuesioner tertutup, analisis data dilakukan dengan sistem komputerisasi
menggunakan program SPSS 16 for windows. Teknik pengumpulan data diperolehdari data primer dan data sekunder.
Hasil Penelitian : pengetahuan pria tentang metode kontrasepsi vasektomi adalah
baik sebanyak 7 responden (13,46%), cukup sebanyak 40 responden (76,92%) dan
kurang sebanyak 5 responden (9,62%).
Kesimpulan : dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan tentang metode
kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40 tahun di desa babadan kecamatan
karangdowo kabupaten klaten paling banyak terdapat pada kategori cukup, yaitu
sebanyak 40 responden (76,92%).
Kata kunci : pengetahuan, kontrasepsi, vasektomi
Kepustakaan : 16 buku (tahun 2004 s/d 2011)
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
MOTTO
Ø Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila dikerjakan tanpa
keengganan (Penulis)
Ø Jangan tunda sampai besuk apa yang bisa engkau kerjakan hari ini
(Penulis)
Ø Akal dan belajar itu seperti jiwa dan raga, tanpa raga jiwa hanyalah hampa,
tanpa jiwa raga adalah kerangka tanpa makna (Kahlil Gibran)
Ø Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS.
Al-insyiroh : 6)
Ø Kegagalan hanya terjadi bila kita menuerah (Leesing)
Ø Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah (Lao Tze)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis
ilmiah ini penulis persembahkan untuk :
1. Ayah dan Bunda tercinta terimakasih
atas doa dan cinta kasihnya selama ini.
2. Kedua adikku tersayang yang selalu
memberi support setiap langkahku.
3. Seseorang yang selalu memberiku
semangat.
4. Teman-teman kos anugrah terkasih.
5. Teman-teman seperjuangan di KH
6. Almamater tercinta
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Ambar Kusuma Wati
Tempat / Tanggal Lahir : Klaten / 02 April 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Babadan, RT 03/02, Karangdowo, Klaten
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD N 01 Babadan Karangdowo Klaten LULUS TAHUN 2003
2. SMP N 01 Karangdowo Klaten LULUS TAHUN 2006
3. SMA N 01 Karanganom Klaten LULUS TAHUN 2009
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2009/2010
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
ABSTRAK .............................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................. vii
CURIKULUM VITAE ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 4
E. Keaslian penelitian .......................................................... 5
F. Sistematika Penulisan ...................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dari Masalah yang Diteliti ...................................... 8
1. Pengetahuan ................................................................ 8
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2. Keluarga Berencana ..................................................... 12
3. Kontrasepsi .................................................................. 12
4. Macam Metode Kontrasepsi ......................................... 14
5. Macam metode kontrasepsi pada pria ........................... 14
6. Metode Kontrasepsi Mantap Pada Pria ......................... 15
B. Kerangka Teori ................................................................ 24
C. Kerangka Konsep ............................................................ 25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................... 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 26
C. Populasi, Sampel, dan Tehnik Pengambilan Sampel ......... 27
D. Instrument Penelitian ...................................................... 29
E. Tehnik Pengumpulan Data ............................................... 32
F. Variabel Penelitian ........................................................... 33
G. Definisi Operasional ....................................................... 33
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data .............................. 34
I. Etika Penelitian ................................................................ 35
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ............................................................. 37
B. Hasil Penelitian................................................................. 38
C. Pembahasan...................................................................... 39
D. Keterbatasan ..................................................................... 41
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................... 43
B. Saran ................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner ................................................................. 32
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner setelah Uji Validitas .................................. 32
Tabel 3.2 Definisi Operasional.................................................................. 33
Tabel 4.1 Mean dan Estándar Deviasi ...................................................... 38
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Tentang Metode Kontrasepsi Vasektomi
Pada Pria Usia 35 – 40 tahun .................................................... 39
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ..................................................................... 24
Gambar 2.2 Kerangka Konsep .................................................................. 25
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan Validitas
Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Responden
Lampiran 9. Informed Consent
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Data Tabulasi Kuesioner
Lampiran 12. Hasil Uji Validitas
Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 14. Mean dan Standar Deviasi
Lampiran 15. Data Hasil Penelitian Tentang Metode Kontrasepsi Vasektomi
Lampiran 16. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat terjadi di negara Asia,
Amerika Latin dan Afrika yang merupakan negara miskin. Banyak masalah
yang dihadapi sebagai dampak pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali,
antara lain semakin meningkatnya kemiskinan yang akan berdampak pada
masalah kesehatan. Manusia sadar akan bahaya pertumbuhan penduduk yang
tidak terkendali, sehingga gagasan pelaksanaan keluarga berencana telah
dipikirkan (Manuaba, 2010).
Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar hingga akhir tahun 2011.
Negara Indonesia berada di urutan ke-4 penduduk terbanyak di dunia setelah
Cina, India dan Amerika. Sensus Penduduk Indonesia 2010 menunjukkan
jumlah penduduk Indonesia 237.641.326 jiwa. Untuk mengatasi terjadinya
ledakan penduduk tersebut maka pemerintah mencanangkan program
keluarga berencana (KB) sejak tahun 1957 (BKKBN, 2011).
Partisipasi pria dalam KB merupakan manifestasi kesetaraan gender.
Ketidaksetaraan gender dalam bidang KB dan Kesehatan Reproduksi sangat
berpengaruh pada keberhasilan program. KB yang bisa digunakan oleh pria
antara lain : kondom, vasektomi dan koitus interuptus. Salah satu metode KB
yang diperuntukkan laki-laki adalah vasektomi atau MOP (Metode Operatif
Pria). Vasektomi telah dikenal kurang lebih 100 tahun yang lalu dan
merupakan jenis kontrasepsi yang dianggap efektif untuk menghentikan
kesuburan pada laki-laki (Murtiningsih, 2010).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa
Tengah mencatat saat ini dari 6.486.379 jiwa pasangan usia subur (PUS),
4.994.220 jiwa (76,99%) di antaranya sudah ikut program KB. Namun, untuk
peserta KB pria masih sangat sedikit, yaitu sebanyak 56.153 jiwa (1,13%)
dari keseluruhan peserta KB, dengan prosentase penggunakan kondom
sebanyak 1,18% dan vasektomi sebanyak 1,08% dari seluruh metode
kontrasepsi yang ada. Kabupaten Klaten merupakan salah satu wilayah di
Jawa Tengah dengan angka pengunaan metode kontrasepsi vasektomi yang
masih sedikit. Pada tahun 2011, di Kabupaten Klaten tercatat PUS sebanyak
203.919 jiwa dengan peserta KB aktif sebanyak 164.544 jiwa (80,69%).
Peserta KB pria hanya sebanyak 5.608 jiwa (3,41%). Angka penggunaan
metode kontrasepsi di Kabupaten Klaten antara lain : suntik 100.535 jiwa
(61,1%), implant 19.751 jiwa (12%), pil 13.692 jiwa (8,4%), MOW 13.733
jiwa (8,3%), IUD sebanyak 11.225 jiwa (6,8%), kondom 4.507 jiwa (2,7%),
MOP jiwa 1.101 (0,7%). Rendahnya keikut sertaan pria dalam KB, terutama
vasektomi disebabkan faktor kultur dan agama, kondisi lingkungan sekitar
tempat tinggal dan sikap sebagian besar masyarakat yang menganggap KB
adalah urusan perempuan (BKKBN, 2011).
Menurut Notoatmodjo (2007), tingkah laku manusia merupakan hasil
dari pengetahuan, jika pengetahuan kurang maka dorongan untuk bertingkah
lakupun kurang. Pengetahuan pria yang kurang mengenai metode kontrasepsi
vasektomi, berpengaruh pada perilaku, yaitu berupa sedikitnya partisipasi pria
dalam pemakaian metode kontrasepsi terutama vasektomi.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan
Desember 2011, di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten
diperoleh data bahwa pengguna vasektomi di Kecamatan Karangdowo
sebanyak 24 akseptor dan desa Babadan sebanyak 1 orang. Desa babadan
terdiri dari 6 Dusun, 6 RW dan 13 RT dengan jumlah penduduk 2113 jiwa.
Jumlah PUS sebanyak 280 pasang dengan peserta KB aktif berjumlah 250
orang. Jumlah penduduk pria yang berusia 35 – 40 tahun berjumlah 262 jiwa.
Berdasarkan data yang diperoleh, hanya sedikit pria yang berpartisipasi
aktif dalam KB, yaitu 12 orang menggunakan KB kondom dan 1 orang
menggunakan metode kontrasepsi vasektomi. Penulis telah melakukan studi
pendahuluan dengan cara memberi sedikit pertanyaan yang berhubungan
dengan metode kontrasepsi vasektomi kepada 10 orang pria yang berusia 35-
40 tahun. Dari 10 orang tersebut 3 orang mempunyai pengetahuan baik dan 7
orang mempunyai pengetahuan kurang tentang vasektomi.
Setelah dilakukan studi pendahuluan, penulis tertarik untuk mengkaji
lebih jauh tingkat pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada
pria usia 35-40 tahun di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten
Klaten.
B. PERUMUSAN MASALAH
“Bagaimana tingkat pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi
pada pria usia 35-40 tahun di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo
Kabupaten Klaten ?”
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang metode kontrasepsi
vasektomi pada pria usia 35-40 tahun di Desa Babadan Kecamatan
Karangdowo Kabupaten Klaten.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi
pada pria di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten
dalam tingkat baik.
b. Untuk mengetahui pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi
pada pria di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten
dalam tingkat cukup.
c. Untuk mengetahui pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi
pada pria di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten
dalam tingkat kurang.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti
Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan
pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.
2. Bagi institusi
a. Bagi Masyarakat di daerah penelitian
Dapat meningkatkan pengetahuan dan partisipasi pria dalam program
KB terutama vasektomi.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
b. Bagi Pendidikan
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian
lebih lanjut tentang metode kontrasepsi vasektomi.
E. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian lain yang sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan adalah :
Penelitian Erna Tri Murni (2004) dengan judul faktor-faktor yang
mempengaruhi rendahnya partisipasi pria dalam memakai kontrasepsi pria di
Kelurahan Wirosari Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. Penelitian ini
menggunakan survey diskriptif, tehnik pengambilan sampel dengan
menggunakan rumus besar sampel (proporsi) dalam populasi yang besar
dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada 97
responden suami PUS. Dengan hasil faktor-faktor yang mempengaruhi
rendahnya partisipasi pria dalam memakai kontrasepsi pria di Kelurahan
Wirosari Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan adalah pengetahuan,
persepsi, keluarga, informasi.
Perbedaan antara keaslian dengan penelitian ini antara lain terletak pada judul
penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, kriteria
sampel dan uji statistik yang dilakukan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memberikan gambaran secara singkat tentang penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini, secara sistematis dapat diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan gambaran tentang isi karya tulis ilmiah secara
keseluruhan. Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi tentang teori dari masalah yang diteliti, antara
lain : pengetahuan, keluarga berencana, kontrasepsi, macam
metode kontrasepsi, macam metode kontrasepsi pada pria, metode
kontrasepsi mantap pada pria, kerangka teori, dan kerangka konsep
penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,
definisi operasional, metode pengolahan dan analisa data serta etika
penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum daerah penelitian,
hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan
penelitian
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI DARI MASALAH YANG DITELITI
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang
melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah perbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali
benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru
dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa dan
aroma masakan tersebut (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang dicakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi
materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Aplication)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4) Analisis (Analysis)
Adalah sesuatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen–komponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian–bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan menurut
Nursalam dan Pariani (2004), antara lain :
1) Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang
terhadap orang lain menuju ke arah suatu cita–cita tertentu. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima
informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya.
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan dan kehidupan keluargannya.
4) Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk
memenuhi kebutuhannya.
5) Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang.
Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV,
radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang.
6) Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang tidak selalu berwujud suatu hal,
pernah dialami oleh seseorang, bisa berasal dari mendengar atau
melihat.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
d. Sumber Pengetahuan
Menurut Nursalam (2003), sumber pengetahuan manusia antara
lain :
1) Tradisi
Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan di mana setiap orang tidak
dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah, sehingga
validitas, manfaat dan kebenarannya tidak pernah dicoba/diteliti.
2) Autoritas
Cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan masyarakat baik formal
atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah dan berbagai
prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan
oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu
atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris
maupun penalaran sendiri.
3) Pengalaman Seseorang
Kita semua memecahkan suatu permasalahan berdasarkan obsesi dan
pengalaman sebelumnya. Ini merupakan pendekatan yang penting
dan bermanfaat. Kemampuan untuk menyimpulkan, mengetahui
aturan dan membuat prediksi berdasarkan observasi adalah penting
bagi pola penalaran manusia.
4) Trial dan Error
Kadang-kadang kita menyelesaikan suatu permasalahan keberhasilan
kita dalam menggunakan alternatif pemecahan melalui coba dan
salah. Meskipun pendekatan ini untuk beberapa masalah lebih
praktis tetapi sering tidak efisien.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
5) Alasan yang Logis
Kita sering memecahkan suatu masalah berdasarkan proses
pemikiran yang logis.
6) Metode Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk
mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang
terstruktur dan sistematis serta dalam mengumpulkan dan
menganalisa datanya didasarkan pada prinsip validitas dan
reliabilitas.
2. Keluarga Berencana
Program keluarga berencana adalah bagian yang terpadu (integral)
dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia
agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dan sejahtera. Sedangkam
sasaran program KB yaitu Pasangan Usia Subur sebagai sasaran langsung,
pelaksana dan pengelola program KB sebagai sasaran tidak langsung
(Handayani, 2010).
3. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau
melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang
matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Tujuan penggunaan alat kontrasepsi adalah untuk menunda
kehamilan atau kesuburan, mengatur kesuburan atau kehamilan, dan untuk
mengakhiri kesuburan supaya tidak hamil lagi.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi
yang baik, menurut Hartanto (2004) adalah :
a. Aman dan tidak berbahaya
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter.
d. Murah
e. Dapat diterima oleh orang banyak
f. Pemakaian jangka lama
Menurut varney, kriebs, carolyn (2006), faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam memilih metode kontrasepsi antara lain :
a. Faktor sosial budaya
b. Faktor pekerjaan dan ekonomi
c. Faktor keagamaan
d. Faktor hukum
e. Faktor fisik
f. Faktor hubungan
g. Faktor psikologi
h. Status kesehatan saat ini dan riwayat genetik
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
4. Macam metode kontrasepsi
Menurut Hartanto (2004), macam-macam metode kontrasepsi antara
lain adalah :
a. Metode sederhana
1) Tanpa alat
a) KB Alamiah : metode kalender, metode suhu badan basal, metode
lendir serviks, metode simpto termal.
b) Coitus interuptus
2) Dengan alat
a) Mekanis : kondom pria, diafragma, kap serviks, spons, kondom
wanita.
b) Kimiawi : spermisid.
b. Metode modern
1) Kontrasepsi hormonal : per-oral, injeksi, sub-kutis
2) Intra uterine devices : IUD / AKDR
3) Kotrasepsi mantap pada wanita
4) Kontrasepsi mantap pada pria
5. Macam metode kontrasepsi pada pria
Menurut Hartanto (2004), terdapat bermacam-macam metode
kontrasepsi, dengan alat maupun tanpa alat (alami) pada pria. Metode
tanpa alat (alami) antara lain :
a. Koitus interuptus, yaitu senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi
intravagina dan ejakulasi dilakukan jauh dari genetalia eksterna wanita.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
b. Pantang berkala, yaitu tidak melakukan hubungan seksual pada saat
ovulasi, dengan menentukam waktu ovulasi dari data haid yang dicatat
selama 6-12 bulan terakhir.
Metode kontrasepsi dengan menggunakan alat, antara lain :
a. Kondom, merupakan selubung karet yang dapat terbuat dari bahan
lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada penis saat hubungan seksual.
b. Vasektomi, adalah oklusi vas deverens sehingga menghambat
perjalanan spermatozoa dan tidak di dapatkan di dalam semen.
6. Metode Kontrasepsi Mantap Pada Pria (Vasektomi)
a. Pengertian
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga
alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi
(Saifuddin, 2006).
Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode
kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan
sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak
memerlukan anestesi umum (Handayani, 2010).
Menurut Saifuddin (2006), hal-hal yang menyebabkan
kontrasepsi mantap pria kurang mendapat minat yaitu :
1) Tersedianya metode kontrasepsi yang lain.
2) Prosedur-prosedur baru yang membuat kotrasepsi mantap wanita
lebih aman dan lebih mudah dikerjakan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
3) Minat yang kurang dari petugas KB, yang umumnya terlatih dalam
bidang kesehatan ibu dan anak.
4) Angka perceraiaan yang meningkat.
b. Keuntungan kontrasepsi mantap pria
Keuntungan dari kontrasepsi mantap pria menurut Handayani
(2010), adalah :
1) Efektif
2) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
3) Sederhana
4) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit.
5) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja.
6) Biaya rendah
7) Secara kultural sangat dianjurkan di Negara-negara dimana wanita
merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia
dokter wanita.
c. Kerugian kontrasepsi mantap pria
Kerugian dari kontrasepsi mantap pria menurut Hartanto (2004),
adalah :
1) Diperlukan suatu tindakan operatif
2) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau
infeksi.
3) Kontrasepsi mantap pria belum memberikan perlindungan total
sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam system
reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens dikeluarkan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
4) Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual
mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang
menyangkut system reproduksi pria.
d. Syarat melakukan vasektomi
Menurut Handayani (2010), syarat untuk melakukan vasektomi
antara lain :
1) Syarat sukarela
Klien benar-benar bersedia memakai kontrasepsi mantap secara
sukarela, tidak ada paksaan dan klien telah mengetahui semua yang
berhubungan dengan kontrasepsi mantap.
2) Syarat bahagia
a) Perkawinan syah dan harmonis
b) Memiliki anak hidup 2 orang, umur anak terkecil > 2 tahun,
keadaan fisik dan mental anak sehat.
c) Mendapat persetujuan istri
d) Umur istri 25-45
3) Syarat sehat
Syarat kesehatan dilakukan melalui pemeriksaan pra-bedah oleh dokter.
e. Indikasi dan kontra indikasi
Indikasi dan kontra indikasi dari kontrasepsi mantap pria adalah
sebagai berikut :
1) Indikasi kontrasepsi mantap pria adalah menghentikan fertilisasi
dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan
ketahanan dan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006).
2) kontraindikasi kontrasepsi mantap pria menurut Hartanto (2004),
adalah :
a) Infeksi kulit local, misalnya scabies.
b) Infeksi traktus genetalia
c) Kelainan skrotum atau sekitarnya (varicocele,hydrocele besar,
filariasis, hernia inguinalis, orchiopexy, luka parut bekas operasi
hernia, skrotum yang sangat tebal).
d) Penyakit sistemik (penyakit-penyakit perdarahan, diabetes
mellitus, penyakit jantung koroner yang baru).
e) Riwayat perkawinan, psikologi atau seksual yang tidak stabil.
f. Prosedur
Vasektomi dapat dilakukan di fasilitas kesehatan umum yang
mempunyai ruang tindakan untuk bedah minor. Ruang yang dipilih
sebaiknya tidak dibagian yang sibuk/banyak orang yang lalu lalang
(Saifuddin, 2006).
Menurut Saifuddin (2006), teknik vasektomi terdiri dari :
1) Teknik vasektomi standar
a) Celana dibuka dan baringkan pasien dalam posisi terlentang.
b) Daerah kulit skrotum, penis, supra pubis, dan bagian dalam
pangkal paha kiri kanan dibersihkan dengan cairan seperti larutan
iodofor (betadine) 75 % atau larutan klorheksidin (hibiscrub) 4%.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
c) Tutup daerah yang telah dibersihkan dengan kain steril berlubang,
skrotum ditonjolkan keluar.
d) Tepat di lenia mediana di atas vas deferens, kulit skrotum diberi
anestesi local (prokain atau novokain atau xilokain 1%) 0,5 ml
sampai daerah distal serta proksimal vas deferens masing-masing
0,5 ml.
e) Kulit skrotum diiris longitudinal 1 – 2 cm, tepat di atas vas
deferens yang telah ditonjolkan ke permukaan kulit.
f) Setelah kulit dibuka vas deferens dipegang dengan klem, sampai
tampak vas deferens mengkilat seperti mutiara. Kemudian fasia
disayat longitudinal sepanjang 0,5 cm. Usahakan tepi sayatan rata
hingga memudahkan penjahitan kembali. Setelah fasia vas
deferens dibuka terlihatlah vas deferens yang berwarna putih
mengkilat seperti mutiara. Selanjutnya vas deferens dan fasianya
dibebaskan dengan gunting halus berujung runcing.
g) Menjepit vas deferens pada dua tempat dengan jarak 1-2 cm dan
diikat dengan benang kedua ujungnya. Tarik benang yang
mengikat kedua ujung untuk mengetahui apakah ada perdarahan
yang tersembunyi.
h) Potong diantara dua ikatan sepanjang 1 cm gunakan benang sutra
nomor 00, 0, atau 1 untuk mengikat vas deferens.
i) Untuk mencegah rekanalisasi spontan yang dianjurkan adalah
dengan melakukan interposisi fasia vas deferens, yaitu menjahit
kembali fasia yang terluka sedemikian rupa, vas deferens bagian
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
distal dibenamkan dalam fasia dan vas deferens bagian proksimal
terletak diluar fasia.
j) Tindakan dilakukan pada vas deferens kanan dan kiri. Setelah
selesai kulit ditutup dengan 1-2 jahitan plain catgut no. 000
kemudian rawat luka operasi sebagaimana mestinya, tutup dengan
kasa steril dan di plester.
2) Teknik vasektomi tanpa pisau
a) Celana dibuka dan baringkan pasien dalam posisi terlentang.
b) Rambut di daerah skrotum dicukur.
c) Penis di plester ke dinding perut
d) Daerah kulit skrotum, penis, supra pubis, dan bagian dalam
pangkal paha kiri kanan dibersihkan dengan larutan iodofor
(betadine) 75 % atau larutan klorheksidin (hibiscrub) 4%.
e) Tutup daerah yang telah dibersihkan tersebut dengan kain steril
berlubang pada tempat skrotum ditonjolkan keluar.
f) Tepat di lenia mediana di atas vas deferens, kulit skrotum diberi
anestesi lokal (prokain atau novokain atau xilokain 1%) 0,5 ml
lalu jarum diteruskan masuk sejajar vas deferens kearah distal
kemudian dideponir lagi masing-masing 3-4 ml, pada daerah
kanan dan kiri.
g) Vas deferens dengan kulit skrotum yang ditegangkan difiksasi di
dalam lingkaran klem fiksasi pada garis tengah skrotum, lalu
klem direbahkan kebawah sehingga vas deferens mengarah ke
bawah kulit.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
h) Kemudian tusuk pada bagian yang paling menonjol dari vas
deferens, tepat di sebelah distal lingkaran klem dengan sebelah
ujung klem diseksi dengan membentuk sudut ±45º.
i) Renggangkan ujung-ujung klem pelan-pelan. Semua lapisan
jaringan dari kulit sampai dinding vas deferens akan dapat
dipisahkan dalam satu gerakan. Setelah itu dinding vas deferens
yang telah telanjang telah terlihat.
j) Dengan ujung klem diseksi menghada ke bawah, tusukkan salah
satu ujung klem ke dinding vas deferens dan ujung klem diputar
menurut arah jarum jam, sehingga ujung klem menghadap ke
atas. Ujung klem pelan-pelan dirapatkan dan pegang dinding
anterior vas deferens. Lepaskan klem fiksasi dari kulit dan
pindahkan untuk memegang vas deferens yang telah terbuka.
Pegang dan fiksasi vas deferens yang sudah telanjang dengan
klem fiksasi lalu lepaskan klem diseksi.
k) Pada tempat vas deferens yang melengkung, jaringan sekitarnya
dipisahkan pelan-pelan ke bawah dengan klem diseksi. Kalau
lubang sudah cukup luas, klem diseksi di masukkan ke lubang
tersebut. Kemudian buka ujung-ujung klem plan-pelan parallel
dengan arah vas deferens yang di ikat.
l) Diantara dua ligasi kira-kira 1-1,5 cm vas deferens dipotong dan
diangkat. Benang pada putung distal sementara tidak dipotong.
Kontrol perdarahan dan kembalikan putung-putung vas deferens
dalam skrotum.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
m) Tarik pelan-pelan pada putung yang distal. Pegang secara halus
pada fasia vas deferens dengan klem diseksi dan tutup lubang
fasia dengan mengikat sedemikian rupa sehingga putung bagian
epididimis tertutup dan puntung distal ada di luar fasia.
n) Lakukan tindakan untuk kedua bagian vas deferens, melalui luka
yang di garis tengah yang sama. Kalau tidak ada perdarahan, luka
kulit tidak perlu dijahit hanya diaproksimasikan dengan band aid.
Menurut Saifuddin (2006), vasektomi dianggap gagal apabila :
1) Pada analisis sperma setelah 3 bulan pasca vasektomi atau setelah
15-20 kali ejakulasi masih dijumpai spermatozoa.
2) Dijumpai sperma setelah sebelumnya azoosperma.
3) Istri (pasangan) hamil.
g. Perawatan post operasi
Menurut Hartanto (2004), perawatan post operasi yang harus
dilakukan antara lain :
1) Istirahat 1-2 jam di klinik
2) Menghindari pekerjaan berat selama 2-3 hari
3) Kompres es / dingin pada skrotum
4) Beri analgetik
5) Memakai penunjang skrotum selama 7-8 hari
6) Luka operasi jangan kena air selama 24 jam
7) Senggama dapat dilakukan secepatnya saat pria sudah menghendaki
dan tidak terasa mengganggu.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
h. Komplikasi
Menurut Hartanto (2004), komplikasi dari vasektomi yang bisa
terjadi antara lain :
1) Komplikasi minor :
a) ecchymosis (karena pecahnya pembuluh darah kecil subkutan,
sehingga terjadi perembesan darah dibawah kulit).
b) Pembengkakan
c) Rasa sakit dan terasa tidak enak
Terapi untuk pembengkakan dan rasa sakit adalah kompres es,
analgetik/NSAID, penunjang skrotum.
2) Komplikasi mayor :
a) Hematoma (terjadi masa bekuan darah dalam kantong skrotum
yang berasal dari pembuluh darah yang pecah), terapi untuk
hematoma kecil adalah kompres es dan istirahat beberapa hari,
untuk hematoma besar skrotum kembali dibuka, ikat pembuluh
darah dan lakukan drainase.
b) Infeksi
c) Sperm granuloma (bocornya spermatozoa kedalam jaringan
sekitarnya), terapi untuk granuloma yang kecil adalah kompres es,
istirahat cukup, dan pemberian NSAID, dan untuk granuloma
besar harus dilakukan eksisi.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
B. KERANGKA TEORI
Sumber: Nursalam (2004), Hartanto (2004) dengan modifikasi
Gambar 2.1. KerangkaTeori
Pengeta Alat Kontrasepsi Mantap pada
Pria (Vasektomi) :
1. Pengertian
2. Keuntungan
3. Kerugian
4. Syarat melakukan vasektomi
5. Indikasi dan kontra indikasi
6. Prosedur
7. Perawatan post operasi
8. Komplikasi yang bisa terjadi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Usia
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Sosial ekonomi
5. Informasi
6. Pengalaman
K KB pada
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
C. KERANGKA KONSEP
Keterangan :
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
Sumber: Riwidikdo (2009)
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
Tingkat Pengetahuan Pria Usia 35
– 40 tahun tentang Metode
Baik
Cukup
Kurang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan:
1. Usia
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Sosial ekonomi
5. Informasi
6. Pengalaman
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kuantitatif
yaitu suatu bentuk penelitian berdasarkan data yang dikumpulkan selama
penelitian, secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek
yang diteliti dengan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif (Sugiyono, 2007).
Penelitian ini menggunakan pendekatan survey yaitu suatu rancangan
yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari pengetahuan, pendapat,
perilaku dan nilai (Nursalam, 2011).
Dalam penelitian ini mendiskripsikan pengetahuan tentang metode
kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35 – 40 tahun.
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Lokasi dan waktu penelitian adalah rancana tentang tempat dan jadwal
yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2010).
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo
Kabupaten Klaten. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 – 27 Mei 2012.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
C. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
1. Populasi
Menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pria
yang berusia 35 – 40 tahun di desa Babadan Kecamatan Karangdowo
Kabupaten Klaten. Populasi pria yang berusia 35-40 tahun sebanyak 262
jiwa.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2010), sampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah
pria yang berusia 35 – 40 tahun di desa Babadan Kecamatan Karangdowo
Kabupaten Klaten. Apabila subjek penelitian < 100 maka dapat diambil
semua, jika populasi > 100 dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25%nya.
Dalam penelitian ini, karena jumlah populasi sebanyak 262 orang maka
peneliti mengambil sampel dari pria yang berusia 35 – 40 tahun di Desa
Babadan sebanyak 20 % yaitu sebanyak 52 orang. Dengan menggunakan
perhitungan jumlah sampel menurut Arikunto (2006) :
? ? ? ? ? ? ?
? ?̄¯
?Ž?Ž?Ž?á?‹?‹?‹?‹ ?‹?‹
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik penganbilan sampel yang digunakan adalah probability
sampling yaitu pengambilan sampel dengan maksud untuk memberikan
peluang yang sama dalam pengambilan sampel, dengan jenis Cluster
sampling. Peneliti menggunakan jenis ini, karena objek yang diteliti sangat
luas dan tidak adanya sampling frame, sehingga mempersulit peneliti dalam
pengambilan data. Maka caranya adalah berdasarkan daerah dari populasi
yang telah ditetapkan (Hidayat, 2008).
Desa babadan terdiri dari 6 RW, kemudian di kluster menjadi 2 RW.
Dari hasil kluster dengan cara acak di dapatkan hasil, yang dijadikan sebagai
sampel penelitian adalah pria usia 35 – 40 tahun di RW 1 dan 3. Jumlah
pria yang berusia 35 – 40 tahun di RW 1 berjumlah 47 orang dan RW 3
berjumlah 39 orang. Maka untuk mendapatkan jumlah sampel yang sesuai
digunakan perhitungan sebagai berikut :
Untuk RW 1 diambil sampel sebanyak
?á?#
?%?%?á?œ?œ?œ?œ?œ
Untuk RW 3 diambil sampel sebanyak
?á?
? ? ?á? ? ? ? ?
Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka
perlu ditentukan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
a. Kriteria inklusi :
1) Pria usia 35 – 40 tahun yang tinggal di desa babadan sekurang-
kurangnya satu tahun.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2) Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca.
3) Sehat jasmani dan rohani
4) Sudah menikah
b. Kriteria eksklusi
1) Istri meninggal (duda)
2) Tidak bersedia menjadi responden
D. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner.
Kuisioner diartikan sabagai daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan
baik, sudah matang, dimana responden hanya memberikan jawaban atau
dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).
Kuisioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kuisioner
tertutup mengenai pengetahuan pria tentang metode kontrasepsi vasektomi.
Responden hanya tinggal memberi tanda chek (vü) saja pada jawaban yang
dipilih. Untuk pernyatan favorable (+) jawaban benar diberi nilai 1 dan
jawaban salah diberi nilai 0. Untuk pernyataan unfavorable jawaban benar
diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1 (Arikunto, 2010).
Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik yang sejenis di luar
lokasi penelitian.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
1. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Rumus korelasi
yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh person yaitu rumus korelasi
product moment dengan angka kasar sebagai berikut
Keterangan :
N = jumlah responden
rxy = koefisien korelasi product moment
x = skor pertanyaan
y = skor total
xy = skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrumen dikatakan valid apabila nilai rhitung>rtabel, yaitu rhitung>0,361 untuk
jumlah responden 30 orang. Penghitungan uji validitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 16 for
windows.
2. Uji realibilitas
Reliabilitas adalah indikasi yang menunjukkan sejauh mana pengukuran
individu-individu pada situasi-situasi yang berbeda memberikan hasil yang
sama (Arikunto, 2010). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dengan
cara mencoba instrumen 1 kali saja, analisa data yang digunakan adalah
dengan menggunakan rumus Spearman-Brown menggunakan teknik ganjil
( ) ( ) }Y-Y{N}XX{
YX.-XY.N
2222 ΣΣΣ−Σ
ΣΣΣ=
Nrxy
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
genap dengan bantuan program komputer SPSS 16 for Windows.
Dinyatakan reliabel apabila nilai rkriteria>0,707 (hidayat, 2008). Rumus
Spearman-Brown adalah sebagai berikut:
21
21
21
21
111
2
r
rxr
+=
Keterangan :
r11 = Reliabilitas Instrument
r½½ = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen.
Dalam penilitian ini telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk
mengetahui apakah kuisioner yang digunakan tersebut valid dan reliabel
atau tidak. Uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan di Desa Karangtalun
Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten, dengan menggunakan
responden sebanyak 30 orang. Sesuai dengan teori yaitu jumlah responden
dalam uji validitas dan reliabilitas minimal 30 orang (Riwidikdo, 2009).
Hasil dari uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan program spss
16 for windows dari 40 soal didapatkan 31 soal yang valid dan 9 soal yang
tidak valid. 31 soal tersebut dinyatakan reliable karena memenuhi
rkriteria>rtable , yaitu 0,911>0,707. Soal yang tidak valid dan reliabel tersebut
dihilangkan dari kuesioner.
3. Kisi-kisi kuesioner
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Adapun kisi-kisi kuesioner :
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner
Jumlah soal Soal F (21 soal) Soal U (19 soal)
Valid Tidak
valid
valid Tidak valid
Pengertian 9 2,4,6 1,7 3,5,8,9
Syarat 7 10, 15 12 11, 13, 14 16
Manfaat 7 17, 19 23 18, 20, 21, 22
Post operasi 6 25, 26, 28 24, 27, 29
Efek 5 31, 32, 34 33 30
Kontra indikasi 3 35 37 36
Tindakan 3 38,40 39
Total soal 40 16 5 15 4
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner setelah uji validitas
Jumlah soal No. Soal F No. Soal U
Pengertian
Syarat
Manfaat
Post operasi
Efek
Kontra indikasi
Tindakan
Total soal
7
5
6
6
4
1
2
31
1, 3, 5
8, 12
13,15
20, 21, 23
25, 26, 28
29
30, 31
16
2, 4, 6, 7
9, 10, 11
14, 16, 17,18
19, 22, 24
27
-
15
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Menurut Arikunto (2010), data adalah hasil pencatatan peneliti, baik
yang berupa fakta ataupun angka. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder. Menurut Riwidikdo (2009), data primer
adalah data yang secara langsung diambil dari subjek/objek penelitian oleh
peneliti, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil
pendokumentasian.
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari responden, yaitu melalui
tanya jawab kuesioner, dengan cara pengisian kuisioner secara langsung oleh
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumentasi kelurahan
yang berupa jumlah penduduk, jumlah PUS, dan jumlah pria usia 35-40 tahun
di desa Babadan.
F. VARIABEL PENELITIAN
Menurut Arikunto (2010), variabel adalah objek penelitian atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel
yang diteliti merupakan variabel tunggal, yaitu pengetahuan tentang metode
kontrasepsi vasektomi.
G.DEFINISI OPERASIONAL
Menurut Setiawan dan Saryono (2010), Definisi operasional dibuat
untuk memudahkan pengumpulan data dan membatasi ruang lingkup variabel.
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah : pengetahuan tentang metode
kontrasepsi vasektomi.
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Variasi Pengukuran Skala Pengukuran
Pengetahuan
pria tentang
metode
kontrasepsi
vasektomi
Hasil dari tahu setelah
melakukan
penginderaan
terhadap metode
yang dapat
mencegah terjadinya
kehamilan dengan
jalan pemotongan
saluran mani pada
pria
a. Baik = ( x ) > mean +1 SD.
b. Cukup = mean – 1 SD
=bx =bmean + 1 SD.
c. Kurang = ( x ) < mean– 1 SD.
(Riwidikdo, 2009)
Ordinal
H.METODE PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
1. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data secara manual
menurut Notoatmodjo (2010), antara lain :
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
a. Editing (penyuntingan data)
Memeriksa hasil data yang diperoleh dan memperjelas pengecekan
terhadap data yang telah dikumpulkan. Jika ada data yang tidak lengkap
dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut
dikeluarkan.
b. Coding sheet (membuat lembaran kode)
Lembaran kode adalah instrument berupa kolom-kolom untuk merekam
data secara manual.
c. Data entry (memasukkan data)
Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan
jawaban masing-masing pertanyaan.
d. Tabulating (tabulasi)
Kegiatan membuat table-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Analisa data
Analisa data yang digunakan dalam pengolahan hasil data ini
menggunakan analisa univariat, yaitu menganalisis variabel yang ada secara
diskriptif dengan menghitung distribusi dan presentasi dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2007).
Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan pria usia 35-
40 tahun maka, ditunjukan dengan keterangan sebagai berikut :
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD.
b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1 SD =¥x =¥
mean + 1 SD.
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean – 1 SD.
(Riwidikdo, 2009)
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
I. ETIKA PENELITIAN
Menurut Notoatmodjo (2010), etika adalah ilmu atau pengetahuan
tentang apa yang dilakukan orang atau pengetahuan tentang adat kebiasaan
orang.
Masalah etika dalam penelitian yang perlu diperhatikan menurut
Hidayat (2008), antara lain :
1. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya adalah supaya subjek
mengerti maksud dan tujuan penelitian.
2. Anonymity (Tanpa Nama)
Dalam penelitian, peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan subjek
penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil riset.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM
Penelitian ini dilakukan di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo
Kabupaten Klaten. Desa Babadan mempunyai luas wilayah 131, 0985 ha/m2.
Desa babadan terdiri dari 6 dusun, 6 RW dan 13 RT. Batas wilayah Desa
Babadan antara lain : sebelah timur berbatasan dengan Desa Tambakboyo,
sebelah utara berbatasan dengan Desa Gondangsari, sebelah barat berbatasan
dengan Desa Tegalampel dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Demangan.
Jarak Desa Babadan menuju Kecamatan ± 6 km dan jarak desa menuju
Kabupaten ± 24 km. Desa Babadan tidak memiliki puskesmas pembantu,
puskesmas berada di wilayah kecamatan. Desa babadan tidak memiliki PKD
dan terdapat 1 bidan desa yang selalu memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat.
Jumlah total penduduk Desa Babadan adalah 2113 jiwa. Jumlah PUS
sebanyak 280 orang dengan peserta KB aktif berjumlah 250 orang. Mayoritas
penduduk berpendidikan SD, bermata pencaharian sebagai petani. Jumlah pria
usia subur 366 jiwa dan jumlah penduduk pria usia 35-40 tahun sejumlah 262
jiwa, yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 52 orang.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
B. HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan tentang
metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35 – 40 tahun dengan jumlah
sampel sebanyak 52 responden, mendapatkan hasil mean 18,31 dan standart
deviasi 4,93.
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi
Variable Mean Standar deviasi
pengetahuan pria
tentang metode
kontrasepsi vasektomi.
18,31 4,93
Sumber : data primer (2012)
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, maka digunakan
perhitungan sebagai berikut :
d. Baik : bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD.
(x) > 18,31 + 1 x 4,93
(x) > 23,24
e. Cukup : bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1 SD =Nx =N
mean + 1 SD.
18,31 – 1 x 4,93 =·(x) =·18,31 + 1 x 4,93
13,38 =D(x) =D23,24
f. Kurang : bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean – 1 SD.
(x) < 18,31 – 1 x 4,93
(x) < 13,38
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Sehingga didapat hasil tingkat pengetahuan tentang metode kontrasepsi
vasektomi pada pria usia 35 – 40 tahun dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Tentang Metode Kontrasepsi Vasektomi Pada
Pria Usia 35 – 40 tahun
No. Pengatahuan Frekuensi Prosentase
1. Baik 7 13,46 %
2. Cukup 40 76,92 %
3. Kurang 5 9,62 %
Jumlah 52 100 %
Sumber : data primer (2012)
Berdasarkan tabel diatas, Tingkat Pengetahuan Tentang Metode Kontrasepsi
Vasektomi Pada Pria Usia 35-40 tahun adalah baik sebanyak 7 responden
(13,46%), cukup sebanyak 40 responden (76,92%) dan kurang sebanyak 5
responden (9,62%).
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 52 responden,
menunjukan hasil, tingkat pengetahuan pria usia 35–40 tahun tentang metode
kontrasepsi vasektomi dengan kategori baik sebanyak 7 responden (13,46%),
kategori cukup sebanyak 40 responden (76,92%) dan kategori kurang sebanyak
5 responden (9,62%).
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan
ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Tingkah laku manusia merupakan
hasil dari pengetahuan. Jika pengetahuan baik, maka seseorang akan
bertingkah laku lebih baik dan langgeng.
Dari hasil pengetahuan baik yang diperoleh dari 7 responden (13,46%)
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, 5 responden tersebut berpendidikan
terakhir SMA dan 2 responden berpendidikan terakhir Perguruan Tinggi.
Tingkat pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada penerimaan hal-hal
baru dan dapat menyesuaikan diri dengan hal baru tersebut
(Notoatmodjo,2007).
Dari pengetahuan cukup pada 40 responden (76,92%), sebagian besar
penduduk berpendidikan terakhir SD, SMP dan SMA. Selain itu, juga
dipengaruhi oleh informasi dan pengalaman yang dialami responden. Meski
telah mendapat informasi dan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
metode kontrasepsi vasektomi sebagian besar penduduk menganggap bahwa
masalah kontrasepsi hanyalah untuk perempuan.
Sedangkan pengetahuan kurang pada 5 responden (9,62%), disebabkan
karena 3 responden tersebut tidak tamat sekolah dan 2 responden
berpendidikan terakhir SD. Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan
merupakan upaya berperilaku dengan cara himbauan, ajakan, memberikan
informasi dan memberikan kesadaran pada sekelompok orang. Proses
pendidikan mencakup pengembangan pengetahuan, sikap dan tindakan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula pengetahuan
yang dimiliki.
Menurut Nursalam dan Pariani (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi,
informasi dan pengalaman. Semakin tua seseorang kematangan berpikir akan
semakin matang. Dalam penelitian ini peneliti mengambil responden pada usia
35-40 tahun, sehingga usia tidak begitu berpengaruh pada hasil penelitian.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima
informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan
informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa (Wordpress, 2009).
Menurut Nursalam dan Pariani (2004) Seseorang yang mempunyai
pekerjaan akan mempunyai lebih banyak informasi dan pengalaman. Dengan
adanya pekerjaan seseorang mempunyai banyak waktu untuk mendapat
informasi yang diperoleh baik dari media maupun dari temannya,
sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak dan pengetahuan yang
dimiliki lebih tinggi.
Apabila status sosial ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi diiringi
dengan tingkat pengetahuannya. Status ekonomi seseorang juga menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga
status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang
(Wordpress, 2009).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Informasi dan pengalaman, informasi yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
sehingga menghasilkan perubahan pengetahuan. Informasi dapat diperoleh
melalui media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain.
Adanya informasi dan pengalaman baru mengenai suatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan (Wordpress, 2009).
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi. Tujuan dari
kontrasepsi vasektomi adalah untuk mengakhiri kesuburan. Keuntungan dari
vasektomi antara lain efektif, aman, morbiditas rendah, sederhana, cepat dan
biaya rendah (Saifuddin, 2006).
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa tingkat pengetahuan tentang
metode kontrasepsi vasektomi pada pria di desa babadan kecamatan
karangdowo kabupaten klaten yang paling banyak adalah kategori cukup yaitu
sebanyak 40 responden (76,92%), sedangkan pengguna metode kontrasepsi
vasektomi hanya 1 orang saja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Erna Tri Murni (2004), selain persepsi, keluarga dan informasi yang
berpengaruh pada tingkah laku penggunaan kontrasepsi vasektomi adalah
pengetahuan. Pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi juga
berpengaruh pada penggunaan metode tersebut.
Pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria perlu
ditingkatkan karena dengan mengetahui tentang kontrasepsi vasektomi pria
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
dapat lebih berpartisipasi dalam program KB, sehingga dapat meningkatkan
cakupan KB vasektomi.
D. KETERBATASAN
1. Kendala penelitian
Kendala dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan responden pria
yang berusia 35-40 tahun peneliti harus mendatangi dari rumah ke rumah,
sehingga waktu yang dibutuhkan lebih lama. Karena data sekunder yang
didapat dari kelurahan hanya mencantumkan jumlah pria usia 35-40 tahun
saja.
2. Kelemahan / keterbatasan selama proses penelitian
a. Variabel pada penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga responden
hanya bisa menjawab ya atau tidak saja dan jawaban responden belum
bisa mengetahui pengetahuan responden secara mendalam.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan tentang metode
kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40 tahun di desa Babadan Kecamatan
Karangdowo Kabupaten Klaten dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40
tahun pada tingkat baik sebanyak 7 responden (13,46%).
2. Pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40
tahun pada tingkat cukup sebanyak 40 responden (76,92%).
3. Pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40
tahun pada tingkat kurang sebanyak 5 responden (9,62%).
4. Pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40
tahun hasil paling banyak terdapat pada tingkat cukup yaitu sebanyak 40
responden (76,92%).
B. SARAN
Berdasarkan simpulan diatas, maka perlu adanya upaya untuk
meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu peneliti
menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Perlu meningkatkan dalam memberikan penyuluhan terhadap masyarakat
tentang KB, khususnya metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia subur.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2. Masyarakat Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten
Perlu lebih keaktifan dalam mencari informasi mengenai metode
kontrasepsi untuk pria, agar dapat lebih berpartisipasi dalam ber-KB yang
bisa diperoleh melalui media massa misalnya TV, radio, Koran,
penyuluhan di puskesmas dan lain-lain.
3. Bagi Peneliti Lain
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian yang
berbeda, variabel yang berbeda, jumlah populasi dan sampel yang lebih
banyak, sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Top Related