Timah (Tin) adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat jenis
7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan
normal (13 – 1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Ada 2 macam timah
yaitu Sn (stnnum) atau timah putih dan Pb (timbal) atau timah hitam.
Timah putih (sn) adalah unsur kimia dengan simbol Sn (Latin : stannum) dan nomor atom 50,
adalah logam golongan utama di kelompok 14 dari tabel periodik. Timah menunjukkan kemiripan
kimia untuk kedua kelompok 14 elemen tetangga, germanium dan memimpin dan memiliki dua
kemungkinan oksidasi, +2 dan sedikit lebih stabil 4. Timah adalah unsur paling melimpah ke-49
dan memiliki, dengan 10 isotop stabil, jumlah terbesar yang stabil isotop dalam tabel periodik.
Tin diperoleh terutama dari mineral kasiterit , di mana itu terjadi sebagai timah dioksida.
Timah hitam ( Pb ) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu
keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada tekanan atmosfer.
Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting
karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya
meningkatkan angka oktan secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan
dengan titik didih masing-masing 110°C dan 200°C. Karena daya penguapan kedua senyawa
tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin,
maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua
senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa
kimia lain diudara seperti senyawa holegen asam atau oksidator.
Sumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari endapan timah sekunder (alluvial)
yang terdapat di alur-alur sungai, di darat (termasuk pulau-pulau timah), dan di lepas pantai.
Endapan timah sekunder berasal dari endapan timah primer yang mengalami pelapukan yang
kemudian terangkut oleh aliran air, dan akhirnya terkonsentrasi secara selektif berdasarkan
perbedaan berat jenis dengan bahan lainnya. Endapan alluvial yang berasal dari batuan granit
lapuk dan terangkut oleh air pada umumnya terbentuk lapisan pasir atau kerikil.
Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah cassiterite (Sn02). Batuan pembawa
mineral ini adalah batuan granit yang berhubungan dengan magma asam dan menembus lapisan
sedimen (intrusi granit). Pada tahap akhir kegiatan intrusi, terjadi peningkatan konsentrasi
elemen di bagian atas, baik dalam bentuk gas maupun cair, yang akan bergerak melalui pori-pori
atau retakan. Karena tekanan dan temperatur berubah, maka terjadilah proses kristalisasi yang
akan membentuk deposit dan batuan samping.
Proses pembentukan bijih timah (Sn) berasal dari magma cair yang mengandung mineral
kasiterit (Sn02). Pada saat intrusi batuan granit naik ke permukaan bumi, maka akan terjadi fase
pneumatolitik, dimana terbentuk mineral-mineral bijih diantaranya bijih timah (Sn). Mineral ini
terakumulasi dan terasosiasi pada batuan granit maupun di dalam batuan yang diterobosnya,
yang akhirnya membentuk vein-vein (urat), yaitu : pada batuan granit dan pada batuan samping
yang diterobosnya.
Disini saya akan lebih membahas tentang proses penambangan timah di pulau bangka belitung,
Tahap penambangan Timah
1. Tahap pengkajian / Eksplorasi
Tujuan tahap ini untuk mengetahui seberapa besar cadangan logam ini, beberapa komponennya
meliputi pemetaan awal atau surveyo, sumur bor atau small bor berarti menggambil contoh
logam dengan teknik bor tanah dan melakukan analisis di laboraturium. Sehingga pemetaanakhir
geologis (geological map) sangat menentukan.
2. Tahap Operasional Tambang
Meliputi dua tahap yaitu penanmbagan lepas pantai dan darat. Untuk lepas pantai biasanya
perusahaan mengoperasikan dengan armada kapal kruk, bucket(mangkuk) kapal keruk memiliki
ukuran 7cuft sampai 20 cuft, digunakan pada kedalaman 15 sampai 50 meter dibawah
permukaan laut, perbulannya kapal keruk ini mampu menggali lebih dari 3 setengah juta meter
kubik material setiap bulan.
Sedang kan untuk Darat banyak dilakukan ditempat tertentu di kepulauan BangkaBelitung yang
nantinya akan menghasilkan danau/kolong hasil dari penambangan tersebut
3. Tahap peningkatan kadar bijih logam atau pengolahan
Proses ini dilakukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam berkualitas dengan kadar
pengotor rendah dan sn/pb tinggi
4. Tahap peleburan
Proses ini meleburkan bijihnya menjadi logam timah, dan harus dilakukan pemurnian terlebih
dahulu dengan alat pemurnian crystallizer
5. Tahap distribusi pemasaran
Proses ini meliputi kegiatan penjualan atau penyaluran logam timah ke dalam atau luar negeri.
Didalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan yang dikenal di Bangka
Belitung.
a. Penambangan Lepas Pantai
kapal keruk
Penambangan Timah Lepas Pantai (laut lepas). Pada kegiatan penambangan lepas pantai,
perusahaan mengoperasikan armada kapal keruk untuk operasi produksi di daerah lepas pantai
(off shore). Armada kapal keruk mempunyai kapasitas mangkok (bucket) mulai dari ukuran 7 cuft
sampai dengan 24 cuft. Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari kedalaman 15 meter sampai 50
meter di bawah permukaan laut dan mampu menggali lebih dari 3,5 juta meter kubik material
setiap bulan. Setiap kapal keruk dioperasikan oleh karyawan yang berjumlah lebih dari 100
karyawan yang waktu bekerjanya terbagi atas 3 kelompok dalam 24 jam sepanjang tahun.
kapal isap
Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di instalasi pencucian untuk mendapatkan
kadar minimal 30% Sn dan diangkut dengan kapal tongkang untuk dibawa ke Pusat Pengolahan
Bijih Timah (PPBT) untuk dipisahkan dari mineral ikutan lainnya selain bijih timah dan
ditingkatkan kadarnya hingga mencapai persyaratan peleburan yaitu minimal 70-72% Sn.
b. Penambangan Timah Darat - Gravel Pump
Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan pulau Bangka Belitung, tentunya system
operasional yang digunakan tidaklah sama seperti pada wilayah lepas pantai. Proses
penambangan timah alluvial menggunakan pompa semprot (gravel pump).
(Proses penambangan di Darat )
Setiap kontraktor atau mitra usaha melakukan kegiatan penambangan berdasarkan perencanaan
yang diberikan oleh perusahaan dengan memberikan peta cadangan yang telah dilakukan
pemboran untuk mengetahui kekayaan dari cadangan tersebut dan mengarahkan agar sesuai
dengan pedoman atau prosedur pengelolaan lingkungan hidup dan keselamatan kerja di
lapangan. Hasil produksi dari mitra usaha dibeli oleh perusahaan sesuai harga yang telah
disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja Sama.
Pada daerah tertentu, penambangan timah darat menghasilkan wilayah sungai besar yang
disebut dengan kolong/danau. Kolong/danau itulah merupakan inti utama cara kerja
penambangan darat, karena pola kerja penambangan darat sangat tergantung pada pengelolaan
dan pemanfaatan sumber daya air dalam jumlah besar. Sehingga bila kita lihat dari udara,
penambangan timah darat selalu menimbulkan genangan ari dalam jumlah besar seperti danau
dan tampak berlobang-lobang besar.
Produksi penambangan darat yang berada di wilayah Kuasa Pertambangan (KP) perusahaan
dilaksanakan oleh kontraktor swasta yang merupakan mitra usaha dibawah kendali perusahaan.
Hampir 80% dari total produksi perusahaan berasal dari penambangan di darat mulai dari
Tambang Skala Kecil berkapasitas 20 m3/jam sampai dengan Tambang Besar berkapasitas 100
m3/jam. Produksi penambangan timah menghasilkan bijih pasir timah dengan kadar tertentu.
Kegunaan Timah
Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak dipergunakan untuk
solder(52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%), kuningan & perunggu
(5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam aplikasi lain (11%).
Akibat dari petumbuhan permintaan, kegunaan baru dari timah ditemukan. Masalah lingkungan,
keselamatan dan kesehatan mempengaruhi kegunaan timah. Hasil dari riset yang sedang
dilakukan di Internatioanal Tin Research Institude Ltd., lembaga yang dibiayai industri, banyak
pasar baru untuk timah sedang dikembangkan.
• Timah dalam kimia
Industri kimia adalah konsumen timah yang paling cepat berkembang. Permintaan sangat kuat
untuk peralatan rumah tangga dan cat industri, pada plastik dan lapisan tanpa belerang yang
digunakan industri teknik (tembaga, perunggu dan fosfor perunggu diantara yang lainnya).
Contoh aplikasi komersil adalah pelapisan timah pada kawat dan kabel tembaga dan pembuatan
bentuk-bentuk timah tempa.
sekian pembahasan saya mengenai logam timah , salam damaiku
http://godamaiku.blogspot.com/2013/12/mengenai-timah.html
SEJARAH TIMAHPRASASTI KOTA KAPUR
Prasasti ini didirikan pada masa Sriwijaya di Kota Kapur, yang pada masa itu dikenal
dengan nama Mukha Asin atau dalam bahasa Cina disebut Mo-mo-hsin. Tugu prasasti
yang asli sekarang tersimpan di Museum Pusat Jakarta.
Tugu Prasasti ini dibuat dari batu pasir, yang diperkirakan diambil dari bukit
besar,Penagan, di arah selatan Museum Timah. Prasasti ini adalah prasasti
persumpahan yaitu prasasti yang berisikan ancaman bagi mereka yang menentang
Sriwijaya.
EKSPOLRASI TIMAH DI INDONESIA
Eksplorasi bijih timah dengan pemboran telah dilakukan sekurangnya awal abad 18
sejak itu teknologi pemborantimah berkembang baik peralatan maupun metodenya.
CIAM
Pemboran pada mulanya dilakukan dengan alat bor tusuk yang diperkenalkan oleh
pendatang Cina di awal abad 18.Orang Cina menamakannya Ciam yang berarti ujung
runcing sedangkan orang Belanda menamakanya Chinese Stick. Ciam adalah sebuah
tongkat yang terbuat dari tembaga. Diujungnya terdapat takuk untuk mengambil
contoh lapisan tanah. Kedalaman eksplorasi terbatas.
BOR BANGKA
Sejak tahun 1885, Bor bangka mulai digunakan. Alat ini diciptakan oleh J.E. Akkeringa,
seorang ahli geologi BTW. Peralatan ini berguna untuk pemboran lapisan alluvial
dengan kedalaman kurang dari 40 M. Kesederhanaan dan kemampuan untuk beroprasi
di medan jenis apapun mendorong popularitasnya. Hampir seluruh eksplorasi mineral
berat dari lapisan tanah sekunder pada tahap tertentu menggunakan Bor Bangka.
ALLUVIAL DALAM
Memasuki abad ke 19, mulai ditemukan lapisan alluvial dalam dimana Bor Bangka
sudah tidak mampu menembusnya, maka diciptakanlah berbagai modifikasi alat bor
yang berbasis pada Bor Bangka.
PENGUKURAN
Kegiatan pengukuran adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan eksplorasi
dan penambangan timah. Pengukuran dengan menggunakan sistem optik telah dikenal
sejak tahun 1942, sedangkan pengukuran dengan sinyal radio mulai diterapkan pada
tahun 1966 dalam eksplorasi di laut. Pengukuran mutakhir dengan menggunakan GPS
( Global Positioning System) mulai digunakan sejak tahun 1990.
EKSPLORASI LAUT
Eksplorasi laut diawali pada tahun 1952 sejak diciptakan ponton bor kontiki dan tahiti.
Pada Tahun 1966, dibuat kapal bor pelatuk yang dilengkapi dengan alat bor yang
sanggup menegbor hingga kedalaman 78 meter dan dilengkapi dengan alat geofisik
laut sparker.
Beberapa jenis ponton bor yang dikenal kemudian diantaranya adalah elevated drilling
ring KB Bintang, drilling barge belibis dan drilling barge yang dilengkapi dengan seismic
geomin.
PENAMBANGAN TIMAH DI DARAT.
Penambangan Timah pada awalnya sangat bergantung pada tenaga manusia dengan
peralatan sederhana. Penambangan modren diawali sejak digunakannay mesin uap
pada pertengahan abad ke 19
PENAMBANGAN MEMASUKI MASA MODERN
di awal tahun 1850-an, penambang mencoba menggunakan alat mesin gali untuk
mengganti tenaga kuli sebagai penggali tanah. Mulanya dicoba digunakan eksavatr
seperti pada penambangan batubara di Sumatera, tetapi menemui kegagalan. untuk
penggalian di sungai pada awalnya dicobakan Edax.
Pada pertengahan abad ke 19, penambangan mulai menggunakan mesin uap. Kuda dan
kereta dorong mulai digantikan oleh kereta api pada tahun 1885 dan mobil pada tahun
1910
PENAMBANGAN MODERN
Tambang dalam dan open pit
Tambang primer adalah tambang pada deposit timah primer. dilakukan dengan dua
pilihan tergantung p0ada kondisi batuannya, seperti: sistem Underground ( tambang
dalam ) dan Open Pit ( tambang terbuka).
Tambang primer bangka belitung yang menggunakan sistem open pit terletak di
Merawang ( 1920), Pemali ( 1952-1985_ dan kelapa kampit bagian utara. tambang yang
menggunakan siostem undreground berlokasi di kelapa kampit, belitung.
Monitor ( Mesin Semprot )
Monitor, juga dinamai meriam air atau water gun, adalah alat penting dalam
memisahkan butir-butir timah dari unsur pengikatnya, seperti tanah liat, kaolin dan
unsur lain yang menyertainya, ada tiga macam monitor berdasarkan daya tekan 200
psi, 400 psi dan 600 psi.
PENAMBANGAN TIMAH LEPAS PANTAI DEGAN KAPAL KERUK
Penambangan Timah di lepas pantai Indonesia dengan menggunakan kapal keruk
dimulai tahun 1910 di pantai Dabo Singkep. Kapal pertama yang digunakan adalah
kapal keruk Dabo dengan kedalaman gali 12 M dengan kapasitas mangkok 7 cu-ft.
Sepanjang abad ke 20, sebanyak 42 kapal keruk penggali timah dengan berbagai
ukuran telah beroperasi di daerah ini.
Pada Awal abad ke 21, teknologi kapal keruk
sudah berkembang jauh. PT. Timah kini menggunakan dan mengoperasikan kapal keruk
Kundur 1 dengan kapasitas mangkok 30 cu-ft dan kedalaman gali 50 m. dengan
semboyan ” Go Offshore go Deeper” PT. Timah mengembangkan kapal keruk teknologi
baru. ” Bucket Wheel Dredge” yang menggunakan pendekatan teknis cutter suction.
MUSEUM TIMAH INDONESIA
Info lengkap bisa berkunjung ke Museum Timah Indonesia yang didirikan pada tahun
1958 dengan tujuan mencatat sejarah pertimahan di Bangka belitung dan
memperkenalkan pada masyarakat.
Museum Timah Indonesia menempati sebuah gedung bersejarah yang awalnya adalah
rumah dinas Hoodfdt Administrateur Bangka Tin Winning ( BTW). Pada masa perjuangan
kemerdekaan, Bung Karno, Bung Hatta dan para pemimpin tertinggi Republik Indonesia
diasingkan ke Bangka mengadakan perundingan dengan utusan PBB ( Komisi tiga
Negara ) di Gedung Ini . pertemuan akhirnya mengantarkan penyerahan kedaulatan
Belanda pada Republik Indonesia pada tahunj 1949.
https://beritabangka.wordpress.com/sejarah-timah/
Proses Penambangan Timah di Bangka Belitung
By Bang-Is | October 13, 2012
0 Comment
Timah merupakan sumber daya alam utama pulau Bangka Belitung sejak lama. Besarnya kandungan biji timah di daerah ini merupakan yang terbesar dari beberapa daerah lain di Indonesia. Bahkan untuk di dunia, produksi timah asal Indonesia sangat mempengaruhi harga pasar dunia.
Didalam sejarah penambangan timah, telah banyak mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Proses penambangan timah pun kian efektif dan efesien berkat kemajuan teknologi pertambangan. Sejak dulu telah tercatat berbagai teknik penambangan timah yang terjadi di Bangka Belitung. Proses penambangan timah terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan secara menyeluruh, hal ini oleh PT. TIMAH di sebut dengan Penambangan Timah Terpadu.
1. EKSPLORASI (exploration)Eksplorasi merupakan kegiatan kajian dan analisa sistematis guna mengetahui seberapa besar cadangan biji timah yang terkandung. Didalam operasional kegiatan eksplorasi melibatkan beberapa komponen seperti surveyor (pemetaan awal), sumur bor/small bore ( mengambil sample timah dengan teknik bor tanah), lab analisis, hingga pemetaan akhir geologis (geological map).Proses eksplorasi sangat menentukan berjalannya suatu proses penambangan timah. Karena dari tahap inilah muncul DATA PETA GEOLOGIS secara lengkap sebagai panduan utama dalam kebijakan penambangan timah. Sehingga proses selanjutnya dapat ditempuh dengan berbagai analisa operasional yang baik, termasuk rencana anggaran dan sebagainya.2. OPERASIONAL PENAMBANGAN ( mining )Didalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan yang dikenal di Bangka Belitung.a. Penambangan Lepas Pantai
Penambangan Timah Lepas Pantai (laut lepas)
Pada kegiatan penambangan lepas pantai, perusahaan mengoperasikan armada kapal keruk untuk operasi produksi di daerah lepas pantai (off shore). Armada kapal keruk mempunyai kapasitas mangkok (bucket) mulai dari ukuran 7 cuft sampai dengan 24 cuft.Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari kedalaman 15 meter sampai 50 meter di bawah permukaan laut dan mampu menggali lebih dari 3,5 juta meter kubik material setiap bulan. Setiap kapal keruk dioperasikan oleh karyawan yang berjumlah lebih dari 100 karyawan yang waktu bekerjanya terbagi atas 3 kelompok dalam 24 jam sepanjang tahun.Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di instalasi pencucian untuk mendapatkan kadar minimal 30% Sn dan diangkut dengan kapal tongkang untuk dibawa ke Pusat Pengolahan Bijih Timah (PPBT) untuk dipisahkan dari mineral ikutan lainnya selain bijih timah dan ditingkatkan kadarnya hingga mencapai persyaratan peleburan yaitu minimal 70-72% Sn.
Penambangan Timah Darat – Gravel Pump
b. Penambangan Darat
Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan pulau Bangka Belitung, tentunya system operasional yang digunakan tidaklah sama seperti pada wilayah lepas pantai.Proses penambangan timah alluvial menggunakan pompa semprot (gravel pump). Setiap kontraktor atau mitra usaha melakukan kegiatan penambangan berdasarkan perencanaan yang diberikan oleh perusahaan dengan memberikan peta cadangan yang telah dilakukan pemboran untuk mengetahui kekayaan dari cadangan tersebut dan mengarahkan agar sesuai dengan pedoman atau prosedur pengelolaan lingkungan hidup dan keselamatan kerja di lapangan. Hasil produksi dari mitra usaha dibeli oleh perusahaan sesuai harga yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja Sama.Pada daerah tertentu, penambangan timah darat menghasilkan wilayah sungai besar yang disebut dengan kolong/danau. Kolong/danau itulah merupakan inti utama cara kerja penambangan darat, karena pola kerja penambangan darat sangat tergantung pada pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air dalam jumlah besar. Sehingga bila kita lihat dari udara, penambangan timah darat selalu menimbulkan genangan ari dalam jumlah besar seperti danau dan tampak berlobang-lobang besar.Produksi penambangan darat yang berada di wilayah Kuasa Pertambangan (KP) perusahaan dilaksanakan oleh kontraktor swasta yang merupakan mitra usaha dibawah kendali perusahaan. Hampir 80% dari total produksi perusahaan berasal dari penambangan di darat mulai dari Tambang Skala Kecil berkapasitas 20 m3/jam sampai dengan Tambang Besar berkapasitas 100 m3/jam.Produksi penambangan timah menghasilkan bijih pasir timah dengan kadar tertentu.
3. PENGOLAHAN (smelting)
Salah satu proses dalam Pengolahan Timah
Untuk meningkatkan kadar bijih timah atau konsentrat yang berkadar rendah, bijih timah tersebut diproses di Pusat Pencucian Bijih Timah (Washing Plant). Melalui proses tersebut bijih timah dapat ditingkatkan kadar (grade) Sn-nya dari 20 – 30% Sn menjadi 72 % Snuntuk memenuhi persyaratan peleburan. Proses peningkatan kadar bijih timah yang berasal dari penambangan di laut maupun di darat diperlukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam timah berkualitas dengan kadar Sn yang tinggi dengan kandungan pengotor (impurities) yang rendah.
4. PELEBURAN (refining)
Salah satu Proses Peleburan Timah
Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah menjadi logam Timah. Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang lebih tinggi, maka harus dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan suatu alat pemurnian yang disebutcrystallizer.Produk yang dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan dengan skala berat antara 16 kg sampai dengan 26 kg per batang. Produk yang dihasilkan juga dapat dibentuk sesuai permintaan pelanggan (customize) dan mempunyai merek dagang yang terdaftar di London Metal Exchange (LME).5. DISTRIBUSI DAN PEMASARAN (marketing)Kegiatan pemasaran mencakup kegiatan penjualan dan pendistribusian logam timah.Pendistribusian logam timah hampir 95% dilaksanakan untuk memenuhi pasar di luar negeri atau ekspor dan sebesar 5% untuk memenuhi pasar domestik. Negara tujuan ekspor logam Timah antara lain adalah wilayah Asia Pasifik yang meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Cina dan Singapura, wilayah Eropa meliputi Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol dan Italia serta Amerika dan Kanada.Pendistribusian dilaksanakan melalui pelabuhan di Singapura untuk ekspor sedangkan untuk domestik dilaksanakan secara langsung dan melalui gudang di Jakarta. Tipe pembeli logam timah dapat dikelompokkan atas pengguna langsung (end user) seperti pabrik atau industri solder serta industri pelat timah serta pedagang besar (trader).Produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang telah diterima oleh pasar internasional dan terdaftar dalam pasar bursa logam di London (London Metal Exchange). Kualitas setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan dijamin dengan sertifikat produk (weight and analysis certificate) yang berstandar internasional dan berpedoman kepada standar produk yang ditetapkan oleh London Metal Exchange (LME) sehingga dapat diperdagangkan sebagai komoditi di pasar bursa logam.Jenis-jenis produk yang diproduksi oleh PT Tambang Timah dibedakan atas kualitas dan bentuknya.A. Berdasarkan kualitas produk dapat dibedakan atas:
Banka Tin (kadar Sn 99.9%) Mentok Tin (kadar Sn 99,85%)
Banka Low Lead (Banka LL) terdiri atas Banka LL100ppm, Banka LL50ppm, Banka LL40ppm, Banka LL80ppm, Banka LL200ppm
Tin Alloy, dalam bentuk babbit (kadar Sn 80-88 %) dan Pewter (kadar Sn 91-95 %)
Tin Solder, produk solder (info lebih lanjut dapat dilihat di situs resmi PT.TIMAH.)
B. Berdasarkan bentuk dapat dibedakan atas: Banka Small Ingot Banka Tin Shot Banka Pyramid Banka Anoda
Contoh gambar produk produksi PT Tambang Timah:Banka Tin
Mentok Tin
Banka Low Lead
Tin Alloy
Tin Solder
http://bang-is.web.id/2012/10/13/proses-penambangan-timah-di-bangka-belitung.html
JURNAL PROSES PENAMBANGAN TIMAH ALLUVIAL PADA TAMBANG BESAR NUDUR HILIR PT.TIMAH (PERSERO) TBK KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG
PROSES PENAMBANGAN TIMAH ALLUVIAL PADA TAMBANG BESAR NUDUR HILIR PT.TIMAH (PERSERO) TBK KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG
SIGIT ADHIYATMA
JURASAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SARI
Tambang Besar (TB) Nudur Hilir berlokasi di Desa Bencah, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, dalam pengawasan Produksi Tambang Darat Bidang Wasprod IV Bangka Selatan. Penelitian ini bermaksud mempelajari alur penambangan timah mulai dari proses pengupasan hingga pencucian bijih timah dengan menghasilkan konsentrat bijih timah dengan kisaran kadar yang telah ditentukan sebelumnya dan bertujuan untuk mengetahui produksi konsentrat bijih timah dari proses penambangan.
Penelitian ini berdasarkan pada literatur dan berbagai sumber yang ada secara teoritis seperti studi literatur, pengajuan proposal penelitian, dan administrasi persuratan. Data lapangan terbagi atas 2 (dua) yaitu data primer seperti Data alur proses flowsheet pencucian, Penggalian dan Proses penambangan lainnya, sedangkan data sekunder yaitu Mengenai genesa timah, SOP yang diterapkan perusahaan serta referensi mengnai timah alluvial, peta lokasi penambangan. Pengambilan data lapangan dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan, dengan mewawancarai karyawan, dan ikut langsung turun untuk membantu bekerja dilapangan agar dapat mengetahui proses penambangan secara langsung.
Proses penambangan yang berawal dari pengupasan overburden hingga pada pencucian dengan rangkaian-rangkaian pencucian untuk menghasilkan konsentrat bijih timah, dimana proses awal dari penambangan adalah pengupasan overburden,penggalian lapisan kaksa,pemuatan dan pengangkutan kaksa, penumpahan kaksa distockpile. Berbeda dengan pencucian yang prosesnya mulai dari launder, saring putar, store bak, jig primer sebagai alat pencucian dan pemisahan awal dari kaksa,
dilanjutkan dengan pencucian jig clean up yaitu tahap selanjutnya dari proses pencucian pada Jig Pan America sebelum pemisahan akhir dari bijih timah dantailling di Shakan atau Sluice box sebagai proses akhir dari pencucian untuk mendapatkan konsentrat timah basah.
Kata kunci : Penambangan Timah, Overburden, hidraulik, konsentrat, mekanik.
ABSTRACT
Large Mines ( TB ) is located in the village of Lower Nudur muddy , Airgegas District , South Bangka , Bangka Belitung Islands Province , under the supervision of Army Mine Production Sector IV Wasprod South Bangka . This study intends to study the flow of tin mining began stripping process to produce tin ore leaching of lead ore concentrate with a range of pre-determined levels and aims to determine the production of tin ore concentrate from the mining process .This study is based on literature and various sources that there are theoretically as literature studies , research proposals , and administrative correspondence . The field data is divided into 2 ( two ) are primary data such as data flow process flowsheet washing , excavation and other mining processes , while secondary data about genesis of tin , the company adopted SOP and reference mengnai alluvial tin , mining location map . Collection of field data by direct observation in the field , interviewing employees , and go straight down to help work in the field in order to determine directly the mining process .Mining process that begins with the stripping of overburden to washing with washing circuits to produce tin ore concentrate , which is the initial process of mining overburden stripping , trenching kaksa layer , loading and transporting kaksa , shedding kaksa in the stockpile . In contrast to the leaching process from the launder , rotary filter , store bath , tool jig primary as washing and initial separation of kaksa , followed by washing jig clean up the next stage of the washing process Jig Pan America before the final separation of tin ore and tailling Sluice Boxes in Shakan or the end of the washing process to get wet tin concentrate.
Keywords : tin minning, overburden, hydraulic, concentrate, mechanic
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Proses produksi logam timah dari bijihnya melibatkan serangkaian proses yang terbilang
rumit yakni pengolahan mineral (peningkatan kadar timah/proses fisik dan disebut juga upgrading),
persiapan material yang akan dilebur, proses peleburan, proses refining dan proses pencetakan logam
timah.
Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan pulau Bangka Belitung, tentunya sistem
operasional yang digunakan tidaklah sama seperti pada wilayah lepas pantai. Proses penambangan
timah alluvial menggunakan pompa semprot (gravel pump), Penambangan darat memiliki sebuah dam
yang disebut kolongdimana ini sebagai tempat sirkulasi air bagi proses pencucian karena penambangan
timah darat tergolong banyak menggunakan air.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah mempelajari alur penambangan dan pencucian bijih
timah hingga menghasilkan konsentrat timah basah.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui proses alur penambangan dan pencucian
selama penelitian berlangsung.
1. 3 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini yaitu pada proses penambangan timahalluvial di lokasi
penelitian mulai dari proses pengupasan, pengangkutan, sampai dengan hasil pencucian.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui proses kerja tambang mekanik dan
jig PA (Pan America) pada penambangan timah serta mengetahui kegunaan dan fungsi
alat yang digunakan pada Tambang besar Nudur hilir dan memberikan solusi terhadap
perusahaan atas permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan penambangan timah.
1.5 Alat dan Bahan
Untuk kelancaran penelitian tersebut diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :
Penelitian tersebut di atas diperlukan alat dan bahan sebagai berikut:
1. Alat tulis menulis
2. Buku lapangan
3. GPS (Global Positioning System)
4. Karung sampel
5. Kamera digital
6. Komputer/Laptop
7. Peta Front Penambangan
1.6 Letak Dan Kesampaian Daerah
PT. Timah (persero) tbk terletak di Provinsi Bangka Belitung tepatnya dikota Pangkal
Pinang.
Dari Makassar untuk sampai ke pulau Bangka menggunakan pesawat sebagai alat transportasi
yang waktu tempuhnya kurang lebih 3 jam untuk sampai di bandara Depati Amir Pangkal Pinang pulau
Bangka, dari Pangkal Pinang lokasi penelitian dapat ditempuh dengan waktu 2 jam ke arah selatan
dengan menggunakan alat transportasi darat hingga sampai di lokasi penelitian yaitu di desa Bencah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Timah
Timah adalah unsur kimia dengan nomor atom 50 dan nomor massa 118,69. Merupakan unsur
logam, dengan warna putih keabuan. Timah banyak berada di pulau Bangka dan Belitung. Biji timah
terdapat dalam bentuk kasiterit. Penggunaan timah sendiri sering digunakan untuk membuat campuran
atau paduan logam yaitu kuningan, perunggu, campuran timah putih dan timah hitam, patri, logam-
logam yang dapat melebur, serta logam untuk lonceng (Azis, 2007).
2.1.1 Genesa Endapan Timah
Endapan timah alluvial (placer) adalah endapan timah yang terbentuk akibat proses
pelapukan pada endapan primer yang kemudian tertransportasi dan terendapkan di tempat lain sebagai
endapan sekunder (alluvial) dengan variasi ukuran 20 – 150 mesh pada lingkungan pengendapan
tertentu yang mempunyai nilai ekonomis. Mineral utama yang terkandung pada biji timah
adalah Cassiterite(SnO2), sedangkan pirit, monazite, zircon, kuarsa, xenotime, illmite dan
jugatourmaline merupakan mineral ikutan. Cassiterite yang terbentuk merupakan proses oksida yang
menghasilkan lapisan oksida sehingga tidak mudah untuk berkarat.Timah merupakan logam keputih-
putihan, memiliki struktur kristal yang tinggi, timah juga tidak mudah teroksidasi oleh udara sehingga
tahan karat, namun bila masih dalam proses pencucian timah berwarna hitam kecoklat-coklatan. Sifat
fisik timah yaitu padat, titik leburnya 505.08 K (449.47 ˚F), titik didihnya 2875 K (4716 ˚F), berat jenis
timah 7,365 gr/cm3.
2.1.2 Sistem penambangan timah
Berdasarkan SK Direksi Utama PT. Tambang Timah Nomor 127/TT/SK-1000/2005-B1 tentang Tata
Cara dan Penambangan Timah Darat di Lingkungan PT. Tambang Timah, objek penambangan timah
diklasifikasikan menjadi (Effendi, 2009) :
1. Tambang Besar (TB)
2. Tambang Semprot (TS)
3. Tambang Kapal Isap (TKI)
4. Tambang Non Konvensional (TN)
2.1.3 Alat Pendukung Penambangan
a. Alat Gali-Muat (Excavator Backhoe)
Backhoe adalah alat berat yang multi fungsi yang mampu melakukan pekerjaan
menggali (digging), memuat (loading), dan memecah (breaking). Backhoemengaplikasikan hidrolik
sebagai sistem penggeraknya, yaitu alat yang dapat bekerja karena adanya tekanan hidrolik pada mesin
dalam pengoperasiannya. Konstruksi utama backhoe terdiri dari boom, arm, dan bucket (Hafid, 2007).
b. Alat Dorong (bulldozer)
Bulldozer merupakan suatu alat dorong yang biasa digunakan pada kegiatan pembersihan lahan
kerja, pengupasan tanah penutup, meratakan timbunan tanah, membuat jalan kerja di daerah tambang,
memperkeras jalan pada daerah tambang, mendorong suatu material dan meratakan permukaan bidang
rata (finishing). Jenis alat ini banyak membantu pekerjaan-pekerjaan alat muat. Bila ditinjau dari roda
penggeraknya, maka terbagi atas dua jenis, yaitu:
a. Roda penggerak karet (wheel tired), bulldozer jenis ini memiliki gerakan lebih lincah dan gesit, namun
hanya cocok untuk daerah kerja yang kering dan landasan yang keras.
b. Roda penggerak rantai (crawler tired), bulldozer ini memiliki gerakan lambat namun daya gusurnya
meyakinkan dan dapat bekerja pada daerah yang kering maupun berlumpur, hal ini dikarenakan roda
penggeraknya mampu mencengkram landasan kerjanya.
c. Alat Angkut ( Dumptruck)
Dumptruck digunakan untuk mengangkut material overburden hasil pengupasan ke area
penimbunan (dumping area) dan mengangkut kaksa menujustockpile. Ada beberapa
penggolongan dumptruck yaitu :
a. Berdasarkan tenaga penggerak (drive)
1) Front wheel drive (tenaga penggerak pada roda depan), lambat dan lekas aus bannya.
2) Rear wheel drive (tenaga penggerak pada roda belakang), merupakan tipe yang paling
umum digunakan.
3) For wheel drive (tenaga penggerak pada roda depan dan belakang).
4) Double Rear wheel drive (tenaga penggerak pada dua pasang roda belakang).
b. Berdasarkan cara dumping
1) End – dump : mengosongkan muatan ke belakang.
2) Side – dump : mengosongkan muatan ke samping
3) Bottom – dump : mengosongkan muatan ke bawah.
2.1.4 Alat Pendukung Pencucian
a. Jig
Jig adalah salah satu alat pemisahan mineral antara konsentrat dengan tailingyang memanfaatkan
gaya berat jenis mineral dengan menggunakan medium air sehingga membentuk suatu lapisan sesuai
dengan berat jenis mineral tersebut. Tipe – tipe jig adalah :
1. Pan American Jig (P.A. Jig)
Pan American Jig memakai saringan tetap disetiap tangki yang berbentuk cone yang berhubungan
dengan membran. Ukuran setiap kompartemen 1050 x 1050 mm. Air tambahan masuk melalui pipa di
bawah kerucut dalam tangki dan dapat diatur untuk setiap tangki. Penggeraknya menggunakan esentrik
dengan motor listrik dan gear box.
2. Yuba Jig
Pada Yuba jig, gerakan membrannya tegak lurus dengan gerakan isapan. Letak membran melekat
rapat pada dinding tangki sebelah luar, tipa kompartemen dapat diatur panjang dorongan (stroksinya
sendiri-sendiri). Penggeraknya menggunakan pulsator dengan motor listrik dangear box.
2.2 Prinsip Kerja jigging
Konsentrat keluar dari
spigot
Prinsip kerja proses jigging adalah apabila terjadi pulsion pada siklus jigging maka lapisan pemisah (bed) akan terdorong naik, sehingga bijih timah pada lapisan bedakan merenggang karena adanya tekanan. Kesempatan ini akan dimanfaatkan oleh mineral berat untuk menerobos bed masuk ke dalam tangki Pan American Jig dan keluar melalui spigot sebagai konsentrat sedangkan mineral ringan akan terbawa oleh aliran horizontal diatas permukaan bed dan akan terbuang sebagai tailing. Pada saat terjadi suction, bed menutup kembali sehingga mineral berat berukuran besar dan mineral ringan berukuran besar tidak berpeluang masuk ke saringan. Jadi mineral berat berukuran besar akan mengendap di atas bed untuk menunggu kesempatan pulsion berikutnya, sedangkan mineral ringan berukuran besar akan terbawa dengan aliran arus horizontal.
Sakhan (Sluice Box)
Sakhan yang disebut juga sluice box digunakan untuk mencuci bijih timah. Sebagaimana
pemisahan material dengan prinsip gaya gravitasidengan kemiringan shakan 3-5˚.
Monitor (Nozzle)
Monitor berfungsi sebagai alat pemberai kaksa pada stockpile dengan cara menyemprotkan air
berkecepatan tinggi dan bertekanan sekitar 3 – 4 atm.
Motor Pompa Semprot
Motor pompa semprot (MPS) adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk menghisap air
sebagai air semprot.
Mesin Pompa Air (MPA)
Mesin Pompa Air berfungsi untuk memompa air yang berasal dari
kolong (front kerja) menuju bandar untuk underwater.
Motor Pompa Air (MPA)
Motor pompa Air (MPA) ini berfungsi untuk memompa air yang berasal dari
kolong (front kerja) menuju bandar keliling yang dibuat mengelilingi daerah kerja (kolong) untuk
mengamankan kolong dari limpahan air dari luar yang akan menuju ke kolong (front kerja).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan :
3.1 Tahap Pendahuluan
Tahapan ini merupakan langkah awal untuk mengetahui objek penelitian yang akan dicantumkan
pada tahapan berikutnya dengan melakukan peninjauan berupa pengamatan terhadap proses – proses
yang berlaku pada aktivitas penambangan secara langsung.
Tahapan pendahuluan ini adalah rangkaian penelitian yang berdsarkan pada literature dan
berbagai sumber yang ada secara teoritis. Beberapa tahapan yang dimaksudkan pada tahapan ini
diantaranya adalah:
1. Studi literatur
Merupakan tahapan referensial untuk memahami objek penelitian dengan bantuan
beberapa literature-literatur pendukung yang berkaitan dengan penelitian yang
dimaksud. baik berupa informasi lokasi penelitian, pemahaman mengenai objek
penelitian dan beberapa rangkaian penambangan timah.
2. Proposal
Bagian ini merupakan tahapan untuk mengevaluasi referensi daripada objek penelitian
yang akan dlilakukan oleh penulis dengan mengajukan rangkaian judul penelitian “studi
proses penambangan timah” dan selanjutnya akan dipaparkan mengenai objek
penelitian.
3. Administrasi dan Persuratan
Merupakan bagian untuk melengkapi serangkaian aturan-aturan yang berlaku pada
pihak perusahaan dengan mengirimkan proposal penelitian yang dimaksudkan diatas
beserta dengan permohonan melakukan penelitian kepada PT. Timah (persero) Tbk
3.1. Tahap Pengambilan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang merupakan gambaran kenyataan yang ada di
lapangan pada PT. TIMAH (persero) tbk dengan urutan sebagai berikut :
1. Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di bagian pertambangan PT.TIMAH (persero) tbk.
2. Observasi Lapangan
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan cara mengamati secara langsung
proses kegiatan di lapangan dan ikut serta dalam mengerjakan objek penelitian tersebut.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tentang perusahaan secara umum
baik itu berhubungan dengan penelitian maupun tidak, ini dilakukan untuk memperoleh informasi dari
arsip-arsip perusahaan demi terlaksananya penelitian dengan menggunakan data-data relevan.
4. Pengumpulan Data di Lapangan
Pengumpulan data di lapangan dilaksanakan dengan rangka mendukung data-data yang sudah ada,
guna mengetahui secara langsung keadaan di lapangan dan pengaruh lokasi kegiatan lapangan yang akan
di lakukan dalam penelitian.
5. Wawancara
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan berinteraksi langsung dengan
karyawan dan membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian dan dari ini
diketahui berbagai hal tentang kegiatan yang tidak sesuai dengan prosedur.
3.2 Jenis Data
Data primer merupakan data pendukung yang didapat langsung dari lapangan dan
dari hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait, diantaranya adalah :
a. Data tentang proses penambangan
b. Data tentang proses pencucian
c. Data Penggalian tanah
Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari data penelitian perusahaan,
literatur-literatur yang dipelajari dan bahan bacaan lain yang berkaitan dengan
permasalahan, diantaranya adalah :
a. Data tentang Proses terbentuknya timah
b. Data mengenai SOP PT. Timah
c. Referensi megenai proses penambangan timah alluvial
Peta lokasi penambangan
3.3 Tahap pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data merupakan kegiatan untuk menghubungkan antara data yang didapatkan
sebelumnya selama melakukan penelitian guna menentukan solusi yang tepat untuk diberikan kepada
perusahaan sebagai bahan masukan kepada perusahaan untuk meningkatkan target perusahaan.
3.4 Tahap Penyajian Data
Dari hasil analisis dan pengolahan data yang ada, selanjutnya data hasil
analisis tersebut kemudian dikumpulkan kembali setelah dievaluasi dan selanjutnya
dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah yang selanjutnya menjadi laporan akhir atau
skripsi. Skripsi yang telah disusun sebagai laporan akhir dipresentasikan dalam bentuk
ujian seminar dan ujian akhir di depan dosen penguji. Tahap ini dilakukan Jurusan
Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (UMI)
Makassar.
3.4.1 Ujian Seminar
Skripsi yang telah disusun sebagai laporan akhir dipresentasikan dalam bentuk
ujian seminar hasil dan ujian akhir (sidang sarjana) di depan dosen penguji Jurusan
Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (UMI)
Makassar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses Penambangan Bijih Timah
Penambangan bijih timah ditambang besar nudur hilir menggunakan metoda tambang terbuka (open pit
mining).
4.1.1 Tahan pengupasan OB
Tahap pertama yang dilakukan pada proses penambangan bijih timah adalah mengambil tanah
penutup yang berada diatas lapisan kaksa (pasir yang mengandung timah). Pengupasan tanah penutup
ini mutlak diperlukan agar bisa mengambil bijih timah/kaksa yang ada dilapisan tanah penutup tersebut.
Pengupasan ini harus sangat diperhatikan agar ongkos produksi tidak terlampau besar yaitu dengan
tetap memperhatikan lokasi dumping. Setelah tanah penutup ini telah diangkut olehdumptruck lalu akan
diletakkan di tempat pembuangan mineral yang tidak berharga (tailing disposal).
4.1.2 Penggalian Lapisan Kaksa
Tahap kedua yang dilakukan adalah kegiatan penggalian lapisan kaksa yang dilakukan untuk memperoleh
lapisan kaksa di kolong (front kerja) dengan menggunakan alat – alat berat. Kolong kerja merupakan
ruang kerja untukpengambilan bahan galian (lapisan kaksa), yang mana kolong kerja harus
dibuat saluran air terlebih dahulu yang berguna untuk memudahkan aliran air ke tempat yang
diinginkan (tempat underwater), menyatukan aliran air dari aliran – aliransekitar kolong lain yang tidak
teratur, mengontrol aliran air ke front kerja,membuang air yang berlebih dengan diarahkan ke pipa
isap yang dibantu oleh mesin pompa air.
4.1.3 Pemuatan Dan Pengangkutan Kaksa
Tahap selanjutnya adalah kegiatan pemuatan dan pengangkutan kaksa yang dilakukan untuk memuat
kaksa dengan menggunakan backhoe dan ditumpahkan ke dalam bak pada dumptruck dimana
kapasitas bucket 0,8 m3 lalu kemudian diangkut ke stockpile. Jumlah bucket berisi kaksa yang
ditumpahkan ke dumptruck adalah 6, dengan begitu dapat diketahui jumlah kaksa yang diangkut
oleh dumptruck yaitu 4.8 m³/rit, ini jauh dari kapasitas asli dumptruck yaitu ± 49 m³/jam, dan pada
kenyataannya dumptruck biasanya hanya mengangkut 6 – 7 kali ke stockpile selama 1 (satu) jam.
4.1.4 Penumpahan Kaksa di Stockpile
Tahap selanjutnya adalah kegiatan penumpahan dan
penumpukankaksa di stockpile. Stockpile adalah sebuah tempat penampungan sementara untuk
menampung kaksa (pasir yang mengandung timah) sebelum kaksa tersebut dilakukan proses pencucian.
Dengan ukuran dimensi stockpile adalah 35 meter x 15 meter x 3 meter.
Di stockpile Tambang Besar Nudur Hilir, terdapat 2 buah monitor dengan ukuran nozzle atau
bagian ujung dari monitor yaitu 3 inchi yang berfungsi sebagaialat semprot dengan cara menyemprotkan
air berkecepatan tinggi yang bertekanan 3 – 4 atm dan digunakan untuk memberai endapan bahan
galian agar terlepas (terberai) yang mana diperlukan debit air yang cukup banyak serta untuk melakukan
pencampuran agar menjadi pulp dan mendorong kaksa menuju launder.
4.2 Pencucian
Pada tahap ini merupakan awal dari proses mekanisme pencucian bijih timah yang dilakukan
oleh Tambang Besar Nudur Hilir karena kaksa yang diperoleh dari tambang masih memiliki kadar sangat
rendah sehingga diperlukan pengolahan dalam bentuk pencucian mineral ikutan dengan menggunakan
sistem jigging yang berfungsi untuk memisahkan material pengotor yang ikut bersama dengan bijih
timah yaitu pasir karena bentuk dari lapisannya berupa kaksa (pasir yang mengandung bijih timah).
Pada proses pencucian ini membutuhkan persedian air yang banyak apabila tidak mencukupi
maka proses pencucian tidak dapat berjalan. Proses awalnya yaitu melalui launder yang merupakan
suatu bak yang berfungsi untuk menghubungkanstockpile dengan alat saring
putar. Material kaksa (berbentuk pulp) yang telah mengalir pada lubang launder selanjutnya akan
menuju ke saring putar.
4.2.1 Saring Putar
Kaksa yang berasal dari tambang memiliki ukuran yang tidak seragam, hal ini akan mempersulit
dalam pemisahan mineral di jig. Sehingga diperlukan adanya proses untuk menyeragamkan ukuran butir
tersebut. Penyeragaman ukuran butir dilakukan dengan menggunakan saring putar atau conical screen.
Dalam proses ini pengolahan ini diharapkan mendapatkan perolehan yang kadarnya berkisar 20% - 40%.
Alat penyaring Berfungsi untuk menyaring / memisahkan material pengotor yang berukuran besar
seperti bongkahan tanah liat, batu krikil agar tidak mengganggu proses selanjutnya dan batang
penyaringnya di pasang di ujung luar bak penampung dengan jarak antar batang yaitu 2 cm dan panjang
sekitar 3 m, sehingga bongkah batuan yang berukuran lebih dari 2 cm tidak akan masuk ke dalam jig,
sedangkan batuan yang berukuran lebih kecil 2 cm, akan lolos dan langsung masuk ke dalam store bak.
4.2.2 Store Bak
Store bak berfungsi untuk membagi kaksa yang keluar dari pipa penyalur yangberasal dari saring putar
dan menuju ke tiap unit jig primer. Store bak ini terbuat dari besi dengan panjang bak 4.12 meter, lebar
5.52 meter, tinggi 1.21 meter dengan kemiringan 10º. Cara kerjanya aliran pulp yang mengalir
melewati store bak akan terhambat karena pada bagian akhir dari bak ini terdapat 4 buah lubang pipa
yang berdiameter 10 inchi sehingga sebagian aliran akan tertahan pada bagian besi dari bak dan yang
lainnya akan masuk melalui lubang pipa tersebut. Berdasarkan berat jenis, bijih timah mempunyai berat
jenis lebih berat daripada dari pasir maka pasir akan cenderung untuk mengalir bersama aliran air dan
bijih timah ini akan lebih cepat mengendap di bagian bawah dari bak
penenang tersebut.Material kaksa (pulp) selanjutnya akan masuk ke dalam proses jigging yang diawali
dengan dialirkannya pulp menuju jig primer.
4.2.3 Jig Primer
Jig adalah salah satu alat pemisahan mineral antara konsentrat dengan tailing yang memanfaatkan gaya
gravitasi yaitu dari berat jenis mineral dengan menggunakan medium air sehingga membentuk suatu
lapisan yang sesuai dengan berat jenis mineral tersebut. Jig yang dipakai di Tambang Besar Nudur Hilir
saat ini adalah type Pan American Jig (PA) berkapasitas 120 m3/jam.Keuntungan bila menggunakan Pan
American Jig yaitu gerakan membran sejajar dengan gerakan tekanan dan isapan sehingga pembagian air
melalui saringan merata dan dapat memberikan panjang dorongan yang lebih besar sehingga kekuatan
isapan akan lebih kuat. Kerugian apabila menggunakan Pan American Jig yaitu mekanik penggerak
(mesin esentrik) mudah rusak maka memerlukan perawatan yang lebih serius, dan bila spigot buntu /
tersumbat, membran akan mudah lepas.
Pada pencucian di jig primer ini terdapat empat unit jig yang beroperasi, dan masing-masing
menjadi 3 kompartemen setiap jalurnya, yaitu kompartemen A, B, dan C. Pada satu unit jig terdapat
6 cell atau mempunyai 6spigot, maka dalam pencucian ini terdapat 24 spigot. Pukulan penggerak jig juga
perlu diperhatikan jika pukulan penggerak jig terlalu kecil maka material akan sulit untuk turun karena
materialnya mengambang dan menyebabkan bed jig(hematite) tersumbat. Ukuran panjang pukulan
penggerak jig adalah kompartemen A = 10 – 17 mm, kompartemen B = 8 – 10 mm, kompartemen C = 6 –
8 mm. Panjang pukulan penggerak jig kompartemen A lebih besar karena agar bijih timah yang masuk
terlebih dahulu ke jig primer akan terhisap oleh kompartemen A sehingga akan mengurangi hanyutnya
bijih timah (losses). Ukuran jumlah pukulan jig adalah kompartemen A = 130 – 140 kali/menit,
kompartemen BC = 160 – 170 kali/menit.
4.2.4 Jig Clean Up
Proses pencucian pada Jig Clean Up Konsentrat dari hasil tahap pencucian
sebelumnya dialirkan melalui sebuah pipa terbuka yang merupakan umpan bagi jig clean up. Pada tahap
pencucian ini digunakan dua unit jig yang mempunyai 2 jalur aliran setiap unitnya dan mempunyai 3
kompartemen pada setiap unitnya yaitu kompartemen A, kompartemen B dan kompartemen C,
maka Jig ini mempunyai jumlah cell sebanyak 12 cell atau mempunyai 12spigot. Panjang pukulan
penggerak jig clean up yaitu kompartemen A = 8 – 10 mm, kompartemen B = 4 – 7 mm, kompartemen C
= 3 – 5 mm.
Panjang pukulan penggerak jig clean up, kompartemen A lebih besar karena agar bijih timah
yang masuk terlebih dahulu ke jig clean up akan terhisap oleh kompartemen A sehingga akan
mengurangi hanyutnya bijih timah (losses). Jumlah pukulan penggerak jig juga perlu dilakukan
pemeriksaan, pengukuran dan penyetelan kembali disesuaikan dengan kebutuhan proses jika terjadi
perubahan sewaktu jig sedang beroperasi maupun jika terjadi perubahan ukuran butiran kasiterit.
Ukuran jumlah pukulan jig adalah kompartemen A = 140 kali/menit, kompartemen BC = 200 kali/menit.
4.2.5 Jig Clean Up
Proses pencucian pada Jig Clean Up Konsentrat dari hasil tahap pencucian
sebelumnya dialirkan melalui sebuah pipa terbuka yang merupakan umpan bagi jig clean up. Pada tahap
pencucian ini digunakan dua unit jig yang mempunyai 2 jalur aliran setiap unitnya dan mempunyai 3
kompartemen pada setiap unitnya yaitu kompartemen A, kompartemen B dan kompartemen C,
maka Jig ini mempunyai jumlah cell sebanyak 12 cell atau mempunyai 12spigot. Panjang pukulan
penggerak jig clean up yaitu kompartemen A = 8 – 10 mm, kompartemen B = 4 – 7 mm, kompartemen C
= 3 – 5 mm.
Panjang pukulan penggerak jig clean up, kompartemen A lebih besar karena agar bijih timah
yang masuk terlebih dahulu ke jig clean up akan terhisap oleh kompartemen A sehingga akan
mengurangi hanyutnya bijih timah (losses). Jumlah pukulan penggerak jig juga perlu dilakukan
pemeriksaan, pengukuran dan penyetelan kembali disesuaikan dengan kebutuhan proses jika terjadi
perubahan sewaktu jig sedang beroperasi maupun jika terjadi perubahan ukuran butiran kasiterit.
Ukuran jumlah pukulan jig adalah kompartemen A = 140 kali/menit, kompartemen BC = 200 kali/menit.
4.2.6 Komponen Penting pada Pencucian
Sebelum sampai pada tahap akhir dari pencucian, ada komponen-komponen yang juga
membantu pada saat proses pencucian, adapun komponen-komponen itu adalah :
1. Esentrik merupakan salah satu alat penggerak di pencucian yang dipergunakan pada type Pan American
Jig (PA). Esentrik ini berfungsi untuk merubah gerakan berputar yang ditimbulkan oleh gear box (gear
motor) menjadi gerakan turun naik (vertikal). Alat ini berfungsi untuk menimbulkan isapan (suction) dan
tekanan (pulsion) pada permukaan bed jig.
2. Bed merupakan lapisan material diatas saring jig, yang terdiri dari hematitedan dalam
proses jigging ini bed material sangat berperan penting, karenabed material ini berfungsi sebagai
material pemisah antara mineral utama dan mineral pengotornya. Berdasarkan kondisi di atas, maka bed
material perlu ditambah atau diganti dengan butiran bed material yang berukuran 1 – 2 cm sesuai
dengan prosedur yang ada. Pengisian batu hematite / bed jig tidak boleh terlalu penuh atau
setinggi rooster atas (100 mm) sebaiknya diisi 70 – 90 mm sehingga menyisakan ruang kosong ± 10 – 30
mm. Hal ini dilakukan untuk menyediakan ruangan bagi mineral yang belum sempat terhisap menjadi
konsentrat agar terlindungi dari pengaruh kecepatan aliran (crossflow) diatas permukaan jig sehingga
tidak terdorong dan hanyut bersama tailing akibat kecepatan aliran (crossflow)
3. Fungsi kecepatan aliran adalah untuk membawa material ringan baik yang berukuran besar atau
kecil. Kecepatan aliran diatas permukaan jig perlu dirawat / dikendalikan sesuai dengan standar, karena
jika kecepatan aliran terlalu deras maka akan mengakibatkan bijih timah dan mineral berharga lainnya
hanyut bersamatailing. Cara menahan kecepatan aliran bila sudah melebihi standar adalah memasang
sisir penahan (riffles) berfungsi untuk menjaga agar material tidak ikut terbuang bersama tailing dan
berfungsi juga untuk mengunci saringan agar tetap diam di ujung kompartemen
terakhir jig bersangkutan.
5. Pada Jig primer tipe Pan American ini dilengkapi dengan afsluiter. Terdapat
24afsluiter pada jig primer dimana setiap 1 jig primer mempunyai 6 afsluiter yaitu kran air yang
berfungsi untuk mengatur pemasukan air (underwater) ke dalam tangki Jig, yang dihubungkan dengan
sebuah pipa besi yang dipasang secara permanen. Air (underwater) yang akan dimasukkan ke dalam
tangki Jig primer berasal dari bak penampungan (header tank) yang berada di atas Jig dan disalurkan
melalui pipa besi.
6. Header tank adalah tempat penampungan air yang berfungsi untuk menampung air tambahan
dari underwater, dimana air yang masuk ke dalam jig clean up 200lt/menit apabila air tambahan
tersebut tidak ditampung terlebih dahulu di dalamheader tank akan berakibat cukup besar kinerja Jig.
Air tersebut diambil dari bandar / saluran underwater dengan menggunakan pompa underwater dimana
bandar ini menjadi satu dengan settling pond sehingga dapat diupayakan air yang berasal dari kolong ini
dapat terendapkan dan dapat memperoleh air yang bersih untuk proses pencucian tetapi kenyataannya
berbeda karena terlalu banyaknya tailing padadisposal tailing hingga tailing mengotori aliran air
pada underwater maka air yang dihasilkan masih keruh dan terjadi kedangkalan akibat banyak lumpur
yang terendapkan.
berikut merupakan proses penambangan yang dilakukan pada TB Nudur Hilir, diantaranya:
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan lapangan pada penambangan Tambang Besar (TB) Nudur Hilir serta
uraian dari bab-bab sebelumnya yang telah disampaikan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa target produksi dari Tambang Besar Nudur Hilir tidak sesuai dari apa yang telah direncanakan
(target), hal ini disebabkan karena seringnya dilakukan rekondisi pada alat yang digunakan untuk proses
penambangan, baik itu alat mekanik maupun pencucian, ditambah lagi dengan penempatan-
penempatan alat seperti monitor yang kurang tepat membuat striping pada excavator terganggu, begitu
juga perawatan alat yang kurang diperhatikan hingga sesering mungkin melakukan rekondisi POP, stock
tanah kaksa pada stockpile juga kadang habis, yang menyebabkan kerja dari jig berkurang, begitu juga
pada jam jalan kerja dari karyawan, ini dikarenakan alat berat yang pengoperasiannya kurang maksimal,
kurangnya perhatian pada alat dan pipa untuk sirkulasi dari semua kolong ke dam utama serta
penempatan alat dan disposal tailing yang kurang tepat menjadikan proses penambangan dan pencucian
terganggu hingga produksi berkurang karena jam jalan kerja yang terganggu.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan lapangan pada Tambang Besar Nudur
Hilir, penulis ingin memberikan masukan agar terciptanya kelancaran dalam penambangan yang
diakukan Tambang besar Nudur Hilir, yaitu agar perawatan pada alat kerja yang digunakan dalam
kegiatan penambangan lebih diperhatikan, agar dapat mengurangi kerusakan ataupun rekondisi pada
alat-alat penambangan, perlunya evaluasi pada alat berat yang kurang mampu untuk berada dimedan
tambang karena alat berat umurnya tergolong tua, dan juga mengatur kembali main plan pada rencana
kerja penambangan dimana penempatan-penempatan alat seperti monitor dan disposal tailing yang
dapat dibilang kurang tepat membuat jam jalan kerja pada excavator dan juga karyawan terganggu,
pengawasan pada karyawan dilapangan juga perlu ditingkatkan karena terlihat bahwa keseriusan kerja
pada karyawan sangat kurang.
1. DAFTAR PUSTAKA
Azis, V. 2007. Analisis Kandungan Sn, Zn, dan Pb Secara Spektofotometri Serapan Atom. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Effendi, Hardi. 2009. Materi Pelatihan Teknis Tingkat Dasar Bidang Penambangan Darat. Timah. Pangkal Pinang
Faldi, N. H. 2013. Aktivitas Penambangan Bijih Timah Di Unit Darat Tambang Besar (Tb) Nudur 4 Desa Bencah, Kecamatan Airgegas, Bangka Selatan DiPt Timah (Persero) Tbk. Politeknik Geologi dan Pertambangan. Bandung.
Hafid, M.D. 2007. Pedoman Tehnis Penambangan Timah Alluvial Di Darat. PT Tambang Timah. Bangka Belitung
Hasibuan, 2005. Dasar-dasar manajemen, Jakarta : Bumi Aksara
Hasanudin dkk, 1992. Aliran Air Tanah Dan Akan Memberikan Mineral – Mineral Baru Pada Proses Pengendapan Kembali. Jakarta
http://www.timah.com. Diakses pada 10 Oktober 2013.
Peters, William C.; 1987, Exploration and Mining Geology, Second Edition, Department of Mining and Geological Engineering, The University of Arizona, John Willey and Sons, New York.
PT. Timah, 2002. Peta Lokasi Tambang Inkonvensional Tahun 2001 Kabupaten Bangka.
Sukandarrumidi. 2006. Bahan Galian Industri. UGM. Yogyakarta
Tim Kamus Pertambangan Umum. 1999. Kamus Pertambangan Umum.UVRI. Makassar
http://kienaar.blogspot.com/2014/03/jurnal-proses-penambangan-timah.html
Top Related