Timah

42
Timah (Tin) adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan normal (13 – 1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Ada 2 macam timah yaitu Sn (stnnum) atau timah putih dan Pb (timbal) atau timah hitam. Timah putih (sn) adalah unsur kimia dengan simbol Sn (Latin : stannum) dan nomor atom 50, adalah logam golongan utama di kelompok 14 dari tabel periodik. Timah menunjukkan kemiripan kimia untuk kedua kelompok 14 elemen tetangga, germanium dan memimpin dan memiliki dua kemungkinan oksidasi, +2 dan sedikit lebih stabil 4. Timah adalah unsur paling melimpah ke-49 dan memiliki, dengan 10 isotop stabil, jumlah terbesar yang stabil isotop dalam tabel periodik. Tin diperoleh terutama dari mineral kasiterit , di mana itu terjadi sebagai timah dioksida. Timah hitam ( Pb ) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada tekanan atmosfer. Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan angka oktan secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110°C dan 200°C. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain diudara seperti senyawa holegen asam atau oksidator. Sumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari endapan timah sekunder (alluvial) yang terdapat di alur-alur sungai, di darat (termasuk pulau-pulau timah), dan di lepas pantai. Endapan timah sekunder berasal dari endapan timah primer yang mengalami pelapukan yang kemudian terangkut oleh aliran air, dan

description

Pengetahuan mengenai timah

Transcript of Timah

Page 1: Timah

Timah (Tin) adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat jenis

7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan

normal (13 – 1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Ada 2 macam timah

yaitu Sn (stnnum) atau  timah putih dan Pb (timbal) atau timah hitam.

Timah putih (sn) adalah unsur kimia dengan simbol Sn (Latin : stannum) dan nomor atom 50,

adalah logam golongan utama di kelompok 14 dari tabel periodik. Timah menunjukkan kemiripan

kimia untuk kedua kelompok 14 elemen tetangga, germanium dan memimpin dan memiliki dua

kemungkinan oksidasi, +2 dan sedikit lebih stabil 4. Timah adalah unsur paling melimpah ke-49

dan memiliki, dengan 10 isotop stabil, jumlah terbesar yang stabil isotop dalam tabel periodik.

Tin diperoleh terutama dari mineral kasiterit , di mana itu terjadi sebagai timah dioksida.

Timah hitam ( Pb ) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu

keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada tekanan atmosfer.

Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting

karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya

meningkatkan angka oktan secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan

dengan titik didih masing-masing 110°C dan 200°C. Karena daya penguapan kedua senyawa

tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin,

maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua

senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa

kimia lain diudara seperti senyawa holegen asam atau oksidator.

Sumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari endapan timah sekunder (alluvial)

yang terdapat di alur-alur sungai, di darat (termasuk pulau-pulau timah), dan di lepas pantai.

Endapan timah sekunder berasal dari endapan timah primer yang mengalami pelapukan yang

kemudian terangkut oleh aliran air, dan akhirnya terkonsentrasi secara selektif berdasarkan

perbedaan berat jenis dengan bahan lainnya. Endapan alluvial yang berasal dari batuan granit

lapuk dan terangkut oleh air pada umumnya terbentuk lapisan pasir atau kerikil.

Page 2: Timah

Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah cassiterite (Sn02). Batuan pembawa

mineral ini adalah batuan granit yang berhubungan dengan magma asam dan menembus lapisan

sedimen (intrusi granit). Pada tahap akhir kegiatan intrusi, terjadi peningkatan konsentrasi

elemen di bagian atas, baik dalam bentuk gas maupun cair, yang akan bergerak melalui pori-pori

atau retakan. Karena tekanan dan temperatur berubah, maka terjadilah proses kristalisasi yang

akan membentuk deposit dan batuan samping.

Proses pembentukan bijih timah (Sn) berasal dari magma cair yang mengandung mineral

kasiterit (Sn02). Pada saat intrusi batuan granit naik ke permukaan bumi, maka akan terjadi fase

pneumatolitik, dimana terbentuk mineral-mineral bijih diantaranya bijih timah (Sn). Mineral ini

terakumulasi dan terasosiasi pada batuan granit maupun di dalam batuan yang diterobosnya,

yang akhirnya membentuk vein-vein (urat), yaitu : pada batuan granit dan pada batuan samping

yang diterobosnya.

Disini saya akan lebih membahas tentang proses penambangan timah di pulau bangka belitung,

Tahap penambangan Timah

1. Tahap pengkajian / Eksplorasi

Tujuan tahap ini untuk mengetahui seberapa besar cadangan logam ini, beberapa komponennya

meliputi pemetaan awal atau surveyo, sumur bor atau small bor berarti menggambil contoh

logam dengan teknik bor tanah dan melakukan analisis di laboraturium. Sehingga pemetaanakhir

geologis (geological map) sangat menentukan.

2. Tahap Operasional Tambang

Meliputi dua tahap yaitu penanmbagan lepas pantai dan darat. Untuk lepas pantai biasanya

perusahaan mengoperasikan dengan armada kapal kruk, bucket(mangkuk) kapal keruk memiliki

ukuran 7cuft sampai 20 cuft, digunakan pada kedalaman 15 sampai 50 meter dibawah

permukaan laut, perbulannya kapal keruk ini mampu menggali lebih dari 3 setengah juta meter

kubik material setiap bulan.

Sedang kan untuk Darat banyak dilakukan ditempat tertentu di kepulauan BangkaBelitung yang

nantinya akan menghasilkan danau/kolong hasil dari penambangan tersebut

3. Tahap peningkatan kadar bijih logam atau pengolahan

Proses ini dilakukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam berkualitas dengan kadar

pengotor rendah dan sn/pb tinggi

4. Tahap peleburan

Proses ini meleburkan bijihnya menjadi logam timah, dan harus dilakukan pemurnian terlebih

dahulu dengan alat pemurnian crystallizer

5. Tahap distribusi pemasaran

Proses ini meliputi kegiatan penjualan atau penyaluran logam timah ke dalam atau luar negeri.

Didalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan yang dikenal di Bangka

Belitung.

a.       Penambangan Lepas Pantai

Page 3: Timah

kapal keruk

 Penambangan Timah Lepas Pantai (laut lepas). Pada kegiatan penambangan lepas pantai,

perusahaan mengoperasikan armada kapal keruk untuk operasi produksi di daerah lepas pantai

(off shore). Armada kapal keruk mempunyai kapasitas mangkok (bucket) mulai dari ukuran 7 cuft

sampai dengan 24 cuft. Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari kedalaman 15 meter sampai 50

meter di bawah permukaan laut dan mampu menggali lebih dari 3,5 juta meter kubik material

setiap bulan. Setiap kapal keruk dioperasikan oleh karyawan yang berjumlah lebih dari 100

karyawan yang waktu bekerjanya terbagi atas 3 kelompok dalam 24 jam sepanjang tahun.

kapal isap

Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di instalasi pencucian untuk mendapatkan

kadar minimal 30% Sn dan diangkut dengan kapal tongkang untuk dibawa ke Pusat Pengolahan

Bijih Timah (PPBT) untuk dipisahkan dari mineral ikutan lainnya selain bijih timah dan

ditingkatkan kadarnya hingga mencapai persyaratan peleburan yaitu minimal 70-72% Sn.

b.   Penambangan Timah Darat - Gravel Pump

 Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan pulau Bangka Belitung, tentunya system

operasional yang digunakan tidaklah sama seperti pada wilayah lepas pantai. Proses

penambangan timah alluvial menggunakan pompa semprot (gravel pump).

Page 4: Timah

(Proses penambangan di Darat )

Setiap kontraktor atau mitra usaha melakukan kegiatan penambangan berdasarkan perencanaan

yang diberikan oleh perusahaan dengan memberikan peta cadangan yang telah dilakukan

pemboran untuk mengetahui kekayaan dari cadangan tersebut dan mengarahkan agar sesuai

dengan pedoman atau prosedur pengelolaan lingkungan hidup dan keselamatan kerja di

lapangan. Hasil produksi dari mitra usaha dibeli oleh perusahaan sesuai harga yang telah

disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja Sama.

Pada daerah tertentu, penambangan timah darat menghasilkan wilayah sungai besar yang

disebut dengan kolong/danau. Kolong/danau itulah merupakan inti utama cara kerja

penambangan darat, karena pola kerja penambangan darat sangat tergantung pada pengelolaan

dan pemanfaatan sumber daya air dalam jumlah besar. Sehingga bila kita lihat dari udara,

penambangan timah darat selalu menimbulkan genangan ari dalam jumlah besar seperti danau

dan tampak berlobang-lobang besar.

Produksi penambangan darat yang berada di wilayah Kuasa Pertambangan (KP) perusahaan

dilaksanakan oleh kontraktor swasta yang merupakan mitra usaha dibawah kendali perusahaan.

Hampir 80% dari total produksi perusahaan berasal dari penambangan di darat mulai dari

Tambang Skala Kecil berkapasitas 20 m3/jam sampai dengan Tambang Besar berkapasitas 100

m3/jam. Produksi penambangan timah menghasilkan bijih pasir timah dengan kadar tertentu.

Kegunaan Timah

Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak dipergunakan untuk

solder(52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%), kuningan & perunggu

(5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam aplikasi lain (11%).

Akibat dari petumbuhan permintaan, kegunaan baru dari timah ditemukan. Masalah lingkungan,

keselamatan dan kesehatan mempengaruhi kegunaan timah. Hasil dari riset yang sedang

dilakukan di Internatioanal Tin Research Institude Ltd., lembaga yang dibiayai industri, banyak

pasar baru untuk timah sedang dikembangkan.

• Timah dalam kimia

Industri kimia adalah konsumen timah yang paling cepat berkembang. Permintaan sangat kuat

untuk peralatan rumah tangga dan cat industri, pada plastik dan lapisan tanpa belerang yang

digunakan industri teknik (tembaga, perunggu dan fosfor perunggu diantara yang lainnya).

Page 5: Timah

Contoh aplikasi komersil adalah pelapisan timah pada kawat dan kabel tembaga dan pembuatan

bentuk-bentuk timah tempa.

sekian pembahasan saya mengenai logam timah , salam damaiku

http://godamaiku.blogspot.com/2013/12/mengenai-timah.html

Page 6: Timah

SEJARAH TIMAHPRASASTI KOTA KAPUR

Prasasti ini didirikan pada masa Sriwijaya di Kota Kapur, yang pada masa itu dikenal

dengan nama Mukha Asin atau dalam bahasa Cina disebut Mo-mo-hsin. Tugu prasasti

yang asli sekarang tersimpan di Museum Pusat Jakarta.

Tugu Prasasti ini dibuat dari batu pasir, yang diperkirakan diambil dari bukit

besar,Penagan, di arah selatan Museum Timah. Prasasti ini adalah prasasti

persumpahan yaitu prasasti yang berisikan ancaman bagi mereka yang menentang

Sriwijaya.

EKSPOLRASI TIMAH DI INDONESIA

Eksplorasi bijih timah dengan pemboran telah dilakukan sekurangnya awal abad 18

sejak itu teknologi pemborantimah berkembang baik peralatan maupun metodenya.

CIAM

Pemboran pada mulanya dilakukan dengan alat bor tusuk yang diperkenalkan oleh

pendatang Cina di awal abad 18.Orang Cina menamakannya Ciam yang berarti ujung

runcing sedangkan orang Belanda menamakanya Chinese Stick. Ciam adalah sebuah

tongkat yang terbuat dari tembaga. Diujungnya terdapat takuk untuk mengambil

contoh lapisan tanah. Kedalaman eksplorasi terbatas.

BOR BANGKA

Sejak tahun 1885, Bor bangka mulai digunakan. Alat ini diciptakan oleh J.E. Akkeringa,

seorang ahli geologi BTW. Peralatan ini berguna untuk pemboran lapisan alluvial

dengan kedalaman kurang dari 40 M. Kesederhanaan dan kemampuan untuk beroprasi

di medan jenis apapun mendorong popularitasnya. Hampir seluruh eksplorasi mineral

berat dari lapisan tanah sekunder pada tahap tertentu menggunakan Bor Bangka.

ALLUVIAL DALAM

Memasuki abad ke 19, mulai ditemukan lapisan alluvial dalam dimana Bor Bangka

sudah tidak mampu menembusnya, maka diciptakanlah berbagai modifikasi alat bor

yang berbasis pada Bor Bangka.

Page 7: Timah

PENGUKURAN

Kegiatan pengukuran adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan eksplorasi

dan penambangan timah. Pengukuran dengan menggunakan sistem optik telah dikenal

sejak tahun 1942, sedangkan pengukuran dengan sinyal radio mulai diterapkan pada

tahun 1966 dalam eksplorasi di laut. Pengukuran mutakhir dengan menggunakan GPS

( Global Positioning System) mulai digunakan sejak tahun 1990.

EKSPLORASI LAUT

Eksplorasi laut diawali pada tahun 1952 sejak diciptakan ponton bor kontiki dan tahiti.

Pada Tahun 1966, dibuat kapal bor pelatuk yang dilengkapi dengan alat bor yang

sanggup menegbor hingga kedalaman 78 meter dan dilengkapi dengan alat geofisik

laut sparker.

Beberapa jenis ponton bor yang dikenal kemudian diantaranya adalah elevated drilling

ring KB Bintang, drilling barge belibis dan drilling barge yang dilengkapi dengan seismic

geomin.

PENAMBANGAN TIMAH DI DARAT.

Penambangan Timah pada awalnya sangat bergantung pada tenaga manusia dengan

peralatan sederhana. Penambangan modren diawali sejak digunakannay mesin uap

pada pertengahan abad ke 19

PENAMBANGAN MEMASUKI MASA MODERN

di awal tahun 1850-an, penambang mencoba menggunakan alat mesin gali untuk

mengganti tenaga kuli sebagai penggali tanah. Mulanya dicoba digunakan eksavatr

seperti pada penambangan batubara di Sumatera, tetapi menemui kegagalan. untuk

penggalian di sungai pada awalnya dicobakan Edax.

Page 8: Timah

Pada pertengahan abad ke 19, penambangan mulai menggunakan mesin uap. Kuda dan

kereta dorong mulai digantikan oleh kereta api pada tahun 1885 dan mobil pada tahun

1910

PENAMBANGAN MODERN

Tambang dalam dan open pit

Tambang primer adalah tambang pada deposit timah primer. dilakukan dengan dua

pilihan tergantung p0ada kondisi batuannya, seperti: sistem Underground ( tambang

dalam ) dan Open Pit ( tambang terbuka).

Tambang primer bangka belitung yang menggunakan sistem open pit terletak di

Merawang ( 1920), Pemali ( 1952-1985_ dan kelapa kampit bagian utara. tambang yang

menggunakan siostem undreground berlokasi di kelapa kampit, belitung.

Page 9: Timah

Monitor ( Mesin Semprot )

Monitor, juga dinamai meriam air atau water gun, adalah alat penting dalam

memisahkan butir-butir timah dari unsur pengikatnya, seperti tanah liat, kaolin dan

unsur lain yang menyertainya, ada tiga macam monitor berdasarkan daya tekan 200

psi, 400 psi dan 600 psi.

PENAMBANGAN TIMAH LEPAS PANTAI DEGAN KAPAL KERUK

Penambangan Timah di lepas pantai Indonesia dengan menggunakan kapal keruk

dimulai tahun 1910 di pantai Dabo Singkep. Kapal pertama yang digunakan adalah

kapal keruk Dabo dengan kedalaman gali 12 M dengan kapasitas mangkok 7 cu-ft.

Sepanjang abad ke 20, sebanyak 42 kapal keruk penggali timah dengan berbagai

ukuran telah beroperasi di daerah ini.

Pada Awal abad ke 21, teknologi kapal keruk

sudah berkembang jauh. PT. Timah kini menggunakan dan mengoperasikan kapal keruk

Kundur 1 dengan kapasitas mangkok 30 cu-ft dan kedalaman gali 50 m. dengan

Page 10: Timah

semboyan ” Go Offshore go Deeper” PT. Timah mengembangkan kapal keruk teknologi

baru. ” Bucket Wheel Dredge” yang menggunakan pendekatan teknis cutter suction.

MUSEUM TIMAH INDONESIA

Info lengkap bisa berkunjung ke Museum Timah Indonesia yang didirikan pada tahun

1958 dengan tujuan mencatat sejarah pertimahan di Bangka belitung dan

memperkenalkan pada masyarakat.

Museum Timah Indonesia menempati sebuah gedung bersejarah yang awalnya adalah

rumah dinas Hoodfdt Administrateur Bangka Tin Winning ( BTW). Pada masa perjuangan

kemerdekaan, Bung Karno, Bung Hatta dan para pemimpin tertinggi Republik Indonesia

diasingkan ke Bangka mengadakan perundingan dengan utusan PBB ( Komisi tiga

Negara ) di Gedung Ini . pertemuan akhirnya mengantarkan penyerahan kedaulatan

Belanda pada Republik Indonesia pada tahunj 1949.

https://beritabangka.wordpress.com/sejarah-timah/

Page 11: Timah

Proses Penambangan Timah di Bangka Belitung

By Bang-Is | October 13, 2012

0 Comment

Timah merupakan sumber daya alam utama pulau Bangka Belitung sejak lama. Besarnya kandungan biji timah di daerah ini merupakan yang terbesar dari beberapa daerah lain di Indonesia. Bahkan untuk di dunia, produksi timah asal Indonesia sangat mempengaruhi harga pasar dunia.

Didalam sejarah penambangan timah, telah banyak mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Proses penambangan timah pun kian efektif dan efesien berkat kemajuan teknologi pertambangan. Sejak dulu telah tercatat berbagai teknik penambangan timah yang terjadi di Bangka Belitung. Proses penambangan timah terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan secara menyeluruh, hal ini oleh PT. TIMAH di sebut dengan Penambangan Timah Terpadu.

1. EKSPLORASI (exploration)Eksplorasi merupakan kegiatan kajian dan analisa sistematis guna mengetahui seberapa besar cadangan biji timah yang terkandung. Didalam operasional kegiatan eksplorasi melibatkan beberapa komponen seperti surveyor (pemetaan awal), sumur bor/small bore ( mengambil sample timah dengan teknik bor tanah), lab analisis, hingga pemetaan akhir geologis (geological map).Proses eksplorasi sangat menentukan berjalannya suatu proses penambangan timah. Karena dari tahap inilah muncul DATA PETA GEOLOGIS secara lengkap sebagai panduan utama dalam kebijakan penambangan timah. Sehingga proses selanjutnya dapat ditempuh dengan berbagai analisa operasional yang baik, termasuk rencana anggaran dan sebagainya.2. OPERASIONAL PENAMBANGAN ( mining )Didalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan yang dikenal di Bangka Belitung.a. Penambangan Lepas Pantai

Page 12: Timah

Penambangan Timah Lepas Pantai (laut lepas)

Pada kegiatan penambangan lepas pantai, perusahaan mengoperasikan armada kapal keruk untuk operasi produksi di daerah lepas pantai (off shore). Armada kapal keruk mempunyai kapasitas mangkok (bucket) mulai dari ukuran 7 cuft sampai dengan 24 cuft.Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari kedalaman 15 meter sampai 50 meter di bawah permukaan laut dan mampu menggali lebih dari 3,5 juta meter kubik material setiap bulan. Setiap kapal keruk dioperasikan oleh karyawan yang berjumlah lebih dari 100 karyawan yang waktu bekerjanya terbagi atas 3 kelompok dalam 24 jam sepanjang tahun.Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di instalasi pencucian untuk mendapatkan kadar minimal 30% Sn dan diangkut dengan kapal tongkang untuk dibawa ke Pusat Pengolahan Bijih Timah (PPBT) untuk dipisahkan dari mineral ikutan lainnya selain bijih timah dan ditingkatkan kadarnya hingga mencapai persyaratan peleburan yaitu minimal 70-72% Sn.

Penambangan Timah Darat – Gravel Pump

 b. Penambangan Darat 

Page 13: Timah

Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan pulau Bangka Belitung, tentunya system operasional yang digunakan tidaklah sama seperti pada wilayah lepas pantai.Proses penambangan timah alluvial menggunakan pompa semprot (gravel pump). Setiap kontraktor atau mitra usaha melakukan kegiatan penambangan berdasarkan perencanaan yang diberikan oleh perusahaan dengan memberikan peta cadangan yang telah dilakukan pemboran untuk mengetahui kekayaan dari cadangan tersebut dan mengarahkan agar sesuai dengan pedoman atau prosedur pengelolaan lingkungan hidup dan keselamatan kerja di lapangan. Hasil produksi dari mitra usaha dibeli oleh perusahaan sesuai harga yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja Sama.Pada daerah tertentu, penambangan timah darat menghasilkan wilayah sungai besar yang disebut dengan kolong/danau. Kolong/danau itulah merupakan inti utama cara kerja penambangan darat, karena pola kerja penambangan darat sangat tergantung pada pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air dalam jumlah besar. Sehingga bila kita lihat dari udara, penambangan timah darat selalu menimbulkan genangan ari dalam jumlah besar seperti danau dan tampak berlobang-lobang besar.Produksi penambangan darat yang berada di wilayah Kuasa Pertambangan (KP) perusahaan dilaksanakan oleh kontraktor swasta yang merupakan mitra usaha dibawah kendali perusahaan. Hampir 80% dari total produksi perusahaan berasal dari penambangan di darat mulai dari Tambang Skala Kecil berkapasitas 20 m3/jam sampai dengan Tambang Besar berkapasitas 100 m3/jam.Produksi penambangan timah menghasilkan bijih pasir timah dengan kadar tertentu.

3. PENGOLAHAN (smelting)

Salah satu proses dalam Pengolahan Timah

Untuk meningkatkan kadar bijih timah atau konsentrat yang berkadar rendah, bijih timah tersebut diproses di Pusat Pencucian Bijih Timah (Washing Plant). Melalui proses tersebut bijih timah dapat ditingkatkan kadar (grade) Sn-nya dari 20 – 30% Sn menjadi 72 % Snuntuk memenuhi persyaratan peleburan. Proses peningkatan kadar bijih timah yang berasal dari penambangan di laut maupun di darat diperlukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam timah berkualitas dengan kadar Sn yang tinggi dengan kandungan pengotor (impurities) yang rendah.

Page 14: Timah

4. PELEBURAN (refining)

Salah satu Proses Peleburan Timah

Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah menjadi logam Timah. Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang lebih tinggi, maka harus dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan suatu alat pemurnian yang disebutcrystallizer.Produk yang dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan dengan skala berat antara 16 kg sampai dengan 26 kg per batang. Produk yang dihasilkan juga dapat dibentuk sesuai permintaan pelanggan (customize) dan mempunyai merek dagang yang terdaftar di London Metal Exchange (LME).5. DISTRIBUSI DAN PEMASARAN (marketing)Kegiatan pemasaran mencakup kegiatan penjualan dan pendistribusian logam timah.Pendistribusian logam timah hampir 95% dilaksanakan untuk memenuhi pasar di luar negeri atau ekspor dan sebesar 5% untuk memenuhi pasar domestik. Negara tujuan ekspor logam Timah antara lain adalah wilayah Asia Pasifik yang meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Cina dan Singapura, wilayah Eropa meliputi Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol dan Italia serta Amerika dan Kanada.Pendistribusian dilaksanakan melalui pelabuhan di Singapura untuk ekspor sedangkan untuk domestik dilaksanakan secara langsung dan melalui gudang di Jakarta. Tipe pembeli logam timah dapat dikelompokkan atas pengguna langsung (end user) seperti pabrik atau industri solder serta industri pelat timah serta pedagang besar (trader).Produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang telah diterima oleh pasar internasional dan terdaftar dalam pasar bursa logam di London (London Metal Exchange). Kualitas setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan dijamin dengan sertifikat produk (weight and analysis certificate) yang berstandar internasional dan berpedoman kepada standar produk yang ditetapkan oleh London Metal Exchange (LME) sehingga dapat diperdagangkan sebagai komoditi di pasar bursa logam.Jenis-jenis produk yang diproduksi oleh PT Tambang Timah dibedakan atas kualitas dan bentuknya.A. Berdasarkan kualitas produk dapat dibedakan atas:

Banka Tin (kadar Sn 99.9%) Mentok Tin (kadar Sn 99,85%)

Page 15: Timah

Banka Low Lead (Banka LL) terdiri atas Banka LL100ppm, Banka LL50ppm, Banka LL40ppm, Banka LL80ppm, Banka LL200ppm

Tin Alloy, dalam bentuk babbit (kadar Sn 80-88 %) dan Pewter (kadar Sn 91-95 %) 

Tin Solder, produk solder (info lebih lanjut dapat dilihat di situs resmi PT.TIMAH.)

B. Berdasarkan bentuk dapat dibedakan atas: Banka Small Ingot Banka Tin Shot Banka Pyramid Banka Anoda

Contoh gambar produk produksi PT Tambang Timah:Banka Tin  

Mentok Tin 

Banka Low Lead 

Tin Alloy

Page 16: Timah

Tin Solder

http://bang-is.web.id/2012/10/13/proses-penambangan-timah-di-bangka-belitung.html

Page 17: Timah

JURNAL PROSES PENAMBANGAN TIMAH ALLUVIAL PADA TAMBANG BESAR NUDUR HILIR PT.TIMAH (PERSERO) TBK KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

 PROSES PENAMBANGAN TIMAH ALLUVIAL PADA TAMBANG BESAR NUDUR HILIR PT.TIMAH (PERSERO) TBK KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

SIGIT ADHIYATMA

JURASAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

SARI

            Tambang   Besar (TB) Nudur   Hilir   berlokasi   di Desa   Bencah, Kecamatan   Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan,   Propinsi   Kepulauan   Bangka   Belitung,  dalam   pengawasan   Produksi   Tambang   Darat Bidang Wasprod  IV  Bangka Selatan.  Penelitian  ini  bermaksud mempelajari  alur  penambangan timah mulai dari proses pengupasan hingga pencucian bijih timah dengan menghasilkan konsentrat bijih timah dengan  kisaran  kadar  yang   telah  ditentukan  sebelumnya  dan  bertujuan  untuk  mengetahui  produksi konsentrat bijih timah dari proses penambangan.

Penelitian ini berdasarkan pada literatur dan berbagai sumber yang ada secara teoritis seperti studi literatur, pengajuan proposal penelitian, dan administrasi persuratan. Data lapangan terbagi atas 2 (dua)   yaitu   data   primer   seperti   Data   alur   proses flowsheet pencucian,   Penggalian   dan   Proses penambangan lainnya, sedangkan data sekunder yaitu Mengenai genesa timah, SOP yang diterapkan perusahaan   serta   referensi   mengnai   timah alluvial,   peta   lokasi   penambangan.   Pengambilan   data lapangan dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan, dengan mewawancarai karyawan, dan ikut langsung turun untuk membantu bekerja dilapangan agar dapat mengetahui proses penambangan secara langsung.

Proses penambangan yang berawal dari pengupasan overburden hingga pada pencucian dengan rangkaian-rangkaian  pencucian  untuk  menghasilkan  konsentrat  bijih  timah,  dimana proses  awal  dari penambangan   adalah   pengupasan overburden,penggalian   lapisan   kaksa,pemuatan   dan pengangkutan kaksa, penumpahan kaksa distockpile.  Berbeda dengan pencucian yang prosesnya mulai dari launder, saring putar, store bak, jig primer sebagai alat pencucian dan pemisahan awal dari kaksa, 

Page 18: Timah

dilanjutkan dengan pencucian jig clean up yaitu tahap selanjutnya dari proses pencucian pada Jig Pan America sebelum pemisahan akhir dari bijih timah dantailling di Shakan atau Sluice box sebagai proses akhir dari pencucian untuk mendapatkan konsentrat timah basah.

Kata kunci : Penambangan Timah, Overburden, hidraulik, konsentrat, mekanik.

ABSTRACT

Large Mines ( TB ) is located in the village of Lower Nudur muddy , Airgegas District , South Bangka , Bangka Belitung Islands Province , under the supervision of Army Mine Production Sector IV Wasprod South Bangka . This study intends to study the flow of tin mining began stripping process to produce tin ore leaching of lead ore concentrate with a range of pre-determined levels and aims to determine the production of tin ore concentrate from the mining process .This study is based on literature and various sources that there are theoretically as literature studies , research proposals , and administrative correspondence . The field data is divided into 2 ( two ) are primary data such as data flow process flowsheet washing , excavation and other mining processes , while secondary data about genesis of tin , the company adopted SOP and reference mengnai alluvial tin , mining location map . Collection of field data by direct observation in the field , interviewing employees , and go straight down to help work in the field in order to determine directly the mining process .Mining process that begins with the stripping of overburden to washing with washing circuits to produce tin ore concentrate , which is the initial process of mining overburden stripping , trenching kaksa layer , loading and transporting kaksa , shedding kaksa in the stockpile . In contrast to the leaching process from the launder , rotary filter , store bath , tool jig primary as washing and initial separation of kaksa , followed by washing jig clean up the next stage of the washing process Jig Pan America before the final separation of tin ore and tailling Sluice Boxes in Shakan or the end of the washing process to get wet tin concentrate.

Keywords : tin minning, overburden, hydraulic, concentrate, mechanic

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.Latar Belakang

        Proses produksi logam timah dari bijihnya melibatkan serangkaian proses yang terbilang 

rumit   yakni  pengolahan  mineral   (peningkatan  kadar  timah/proses  fisik  dan  disebut   juga upgrading), 

Page 19: Timah

persiapan material yang akan dilebur, proses peleburan, proses refining dan proses pencetakan logam 

timah.

Penambangan   darat   dilakukan   di  wilayah   daratan   pulau   Bangka   Belitung,   tentunya   sistem 

operasional  yang  digunakan  tidaklah   sama seperti  pada  wilayah   lepas  pantai.  Proses  penambangan 

timah alluvial menggunakan pompa semprot (gravel pump), Penambangan darat memiliki sebuah dam 

yang disebut kolongdimana ini sebagai tempat sirkulasi air bagi proses pencucian karena penambangan 

timah darat tergolong banyak menggunakan air.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah mempelajari alur penambangan dan pencucian bijih 

timah hingga menghasilkan konsentrat timah basah.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui proses alur penambangan dan pencucian 

selama penelitian berlangsung.

1. 3 Batasan Masalah

Batasan masalah  dari  penelitian   ini  yaitu  pada proses  penambangan timahalluvial di   lokasi 

penelitian mulai dari proses pengupasan, pengangkutan, sampai dengan hasil pencucian.

1.4  Manfaat Penelitian

          Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui proses kerja tambang mekanik dan

jig PA (Pan America) pada penambangan timah serta mengetahui kegunaan dan fungsi

alat yang digunakan pada Tambang besar Nudur hilir dan memberikan solusi terhadap

perusahaan atas permasalahan yang dihadapi  berkaitan dengan penambangan timah.

Page 20: Timah

1.5  Alat dan Bahan

              Untuk kelancaran penelitian tersebut diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :

Penelitian tersebut di atas diperlukan alat dan bahan sebagai berikut:

1.      Alat tulis menulis

2.      Buku lapangan

3.      GPS (Global Positioning System)

4.      Karung sampel

5.      Kamera digital

6.      Komputer/Laptop

7.      Peta Front Penambangan

1.6   Letak Dan Kesampaian Daerah

            PT. Timah   (persero)   tbk terletak   di   Provinsi   Bangka   Belitung   tepatnya   dikota   Pangkal 

Pinang.

Dari  Makassar untuk sampai ke pulau Bangka menggunakan pesawat sebagai  alat transportasi 

yang waktu tempuhnya kurang lebih 3 jam untuk sampai di bandara Depati Amir Pangkal Pinang pulau 

Bangka,  dari  Pangkal  Pinang   lokasi  penelitian  dapat  ditempuh dengan waktu  2   jam ke arah selatan 

dengan menggunakan alat transportasi darat hingga sampai di lokasi penelitian yaitu di desa Bencah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Timah

Page 21: Timah

Timah adalah unsur kimia dengan nomor atom 50 dan nomor massa 118,69. Merupakan unsur 

logam, dengan warna putih keabuan. Timah banyak berada di pulau Bangka dan Belitung. Biji  timah 

terdapat dalam bentuk kasiterit. Penggunaan timah sendiri sering digunakan untuk membuat campuran  

atau paduan logam yaitu kuningan, perunggu, campuran timah putih dan timah hitam, patri,   logam-

logam yang dapat melebur, serta logam untuk lonceng (Azis, 2007).

2.1.1 Genesa Endapan Timah

Endapan   timah alluvial (placer)   adalah   endapan   timah   yang   terbentuk   akibat   proses 

pelapukan pada endapan primer yang kemudian tertransportasi dan terendapkan di tempat lain sebagai 

endapan   sekunder   (alluvial)   dengan   variasi   ukuran   20   –   150  mesh   pada   lingkungan   pengendapan 

tertentu   yang   mempunyai   nilai   ekonomis. Mineral   utama   yang   terkandung   pada   biji   timah 

adalah Cassiterite(SnO2),   sedangkan   pirit, monazite,   zircon,   kuarsa, xenotime,   illmite dan 

jugatourmaline merupakan  mineral   ikutan. Cassiterite yang   terbentuk  merupakan  proses  oksida   yang 

menghasilkan  lapisan oksida sehingga tidak mudah untuk berkarat.Timah merupakan  logam keputih-

putihan, memiliki struktur kristal yang tinggi, timah juga tidak mudah teroksidasi oleh udara sehingga 

tahan karat, namun bila masih dalam proses pencucian timah berwarna hitam kecoklat-coklatan. Sifat 

fisik timah yaitu padat, titik leburnya 505.08 K (449.47 ˚F), titik didihnya 2875 K (4716 ˚F), berat jenis 

timah 7,365 gr/cm3.

2.1.2 Sistem penambangan timah

Berdasarkan SK Direksi Utama PT. Tambang Timah Nomor 127/TT/SK-1000/2005-B1 tentang Tata 

Cara  dan  Penambangan  Timah Darat  di   Lingkungan PT.  Tambang Timah,  objek  penambangan timah 

diklasifikasikan menjadi (Effendi, 2009) :

1.         Tambang Besar (TB)

2.        Tambang Semprot (TS)

Page 22: Timah

3.        Tambang Kapal Isap (TKI)

4.        Tambang Non Konvensional (TN)

2.1.3 Alat Pendukung Penambangan

a. Alat Gali-Muat (Excavator Backhoe)

Backhoe adalah alat   berat   yang   multi   fungsi   yang   mampu   melakukan   pekerjaan 

menggali (digging),   memuat (loading),   dan   memecah (breaking). Backhoemengaplikasikan   hidrolik 

sebagai sistem penggeraknya, yaitu alat yang dapat bekerja karena adanya tekanan hidrolik pada mesin 

dalam pengoperasiannya. Konstruksi utama backhoe terdiri dari boom, arm, dan bucket (Hafid, 2007).

b.   Alat Dorong (bulldozer)

Bulldozer merupakan suatu alat dorong yang   biasa   digunakan   pada   kegiatan   pembersihan lahan 

kerja, pengupasan tanah penutup, meratakan timbunan tanah, membuat jalan kerja di daerah tambang, 

memperkeras jalan pada daerah tambang, mendorong suatu material dan meratakan permukaan bidang 

rata (finishing). Jenis alat ini banyak membantu pekerjaan-pekerjaan alat muat. Bila ditinjau dari roda 

penggeraknya, maka terbagi atas dua jenis, yaitu:

a.         Roda penggerak karet (wheel tired), bulldozer jenis ini memiliki gerakan lebih lincah dan gesit, namun 

hanya cocok untuk daerah kerja yang kering dan landasan yang keras.

b.         Roda  penggerak   rantai   (crawler   tired), bulldozer ini  memiliki   gerakan   lambat   namun  daya   gusurnya 

meyakinkan dan dapat bekerja pada daerah yang kering maupun berlumpur, hal ini dikarenakan roda 

penggeraknya mampu mencengkram landasan kerjanya.

c.       Alat Angkut ( Dumptruck)

       Dumptruck digunakan untuk mengangkut material overburden hasil pengupasan ke area 

penimbunan (dumping area) dan mengangkut kaksa menujustockpile. Ada beberapa 

penggolongan dumptruck  yaitu :

a.  Berdasarkan tenaga penggerak (drive)

1)   Front wheel drive (tenaga penggerak pada roda depan), lambat dan lekas aus bannya.

Page 23: Timah

2)   Rear wheel drive (tenaga penggerak pada roda belakang), merupakan tipe yang paling

umum digunakan.

3)   For wheel drive (tenaga penggerak pada roda depan dan belakang).

4)   Double Rear wheel drive (tenaga penggerak pada dua pasang roda belakang).

b. Berdasarkan cara dumping

1) End – dump : mengosongkan muatan ke belakang.

2) Side – dump : mengosongkan muatan ke samping

3) Bottom – dump : mengosongkan muatan ke bawah.

2.1.4 Alat Pendukung Pencucian

a.    Jig

Jig adalah salah satu alat pemisahan mineral antara konsentrat dengan tailingyang memanfaatkan 

gaya berat jenis mineral dengan menggunakan medium air sehingga membentuk suatu lapisan sesuai 

dengan berat jenis mineral tersebut. Tipe – tipe jig adalah :

1. Pan American Jig (P.A. Jig)

   Pan American Jig memakai saringan tetap disetiap tangki yang berbentuk cone yang berhubungan 

dengan membran. Ukuran setiap kompartemen 1050 x 1050 mm. Air tambahan masuk melalui pipa di 

bawah kerucut dalam tangki dan dapat diatur untuk setiap tangki. Penggeraknya menggunakan esentrik 

dengan motor listrik dan gear box.

2. Yuba Jig

        Pada Yuba jig, gerakan membrannya tegak lurus dengan gerakan isapan. Letak membran melekat 

rapat pada dinding tangki sebelah luar, tipa kompartemen dapat diatur panjang dorongan (stroksinya 

sendiri-sendiri). Penggeraknya menggunakan pulsator dengan motor listrik dangear box.

Page 24: Timah

2.2 Prinsip Kerja jigging

Konsentrat keluar  dari

spigot

Prinsip kerja proses jigging adalah apabila terjadi pulsion pada siklus jigging maka lapisan pemisah (bed) akan terdorong naik, sehingga bijih timah pada lapisan bedakan merenggang karena adanya tekanan. Kesempatan ini akan dimanfaatkan oleh mineral berat untuk menerobos bed masuk ke dalam tangki Pan American Jig dan keluar melalui spigot sebagai konsentrat sedangkan mineral ringan akan terbawa oleh aliran horizontal diatas permukaan bed dan akan terbuang sebagai tailing. Pada saat terjadi suction, bed menutup kembali sehingga mineral berat berukuran besar dan mineral ringan berukuran besar tidak berpeluang masuk ke saringan. Jadi mineral berat berukuran besar akan mengendap di atas bed untuk menunggu kesempatan pulsion berikutnya, sedangkan mineral ringan berukuran besar akan terbawa dengan aliran arus horizontal.

Sakhan (Sluice Box)

Sakhan yang disebut juga sluice box digunakan untuk mencuci bijih timah. Sebagaimana 

pemisahan material dengan prinsip gaya gravitasidengan kemiringan shakan 3-5˚.

Monitor  (Nozzle)

Monitor berfungsi   sebagai   alat   pemberai kaksa pada stockpile dengan   cara   menyemprotkan   air 

berkecepatan tinggi dan bertekanan sekitar 3 – 4 atm.

 Motor Pompa Semprot

Motor pompa semprot (MPS) adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk menghisap air 

sebagai air semprot.

Mesin Pompa Air  (MPA)

Mesin   Pompa Air berfungsi   untuk   memompa   air yang   berasal dari 

kolong (front kerja) menuju bandar untuk underwater.

Motor Pompa Air  (MPA)

Motor pompa Air  (MPA)   ini   berfungsi   untuk   memompa   air yang   berasal dari 

kolong (front kerja) menuju bandar   keliling   yang   dibuat   mengelilingi   daerah   kerja   (kolong)   untuk 

mengamankan kolong dari limpahan air dari luar yang akan menuju ke kolong (front kerja).

Page 25: Timah

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan :

3.1              Tahap Pendahuluan

Tahapan ini merupakan langkah awal untuk mengetahui objek penelitian yang akan dicantumkan 

pada tahapan berikutnya dengan melakukan peninjauan berupa pengamatan terhadap proses – proses 

yang berlaku pada aktivitas penambangan secara langsung.

Tahapan   pendahuluan   ini   adalah   rangkaian   penelitian   yang   berdsarkan   pada   literature   dan 

berbagai   sumber   yang   ada   secara   teoritis.   Beberapa   tahapan   yang   dimaksudkan  pada   tahapan   ini 

diantaranya adalah:

1.      Studi literatur

Merupakan tahapan referensial untuk memahami objek penelitian dengan bantuan

beberapa literature-literatur pendukung yang berkaitan dengan penelitian yang

dimaksud. baik berupa informasi lokasi penelitian, pemahaman mengenai objek

penelitian dan beberapa rangkaian penambangan timah.

2.      Proposal

Bagian ini merupakan tahapan untuk mengevaluasi referensi daripada objek penelitian

yang akan dlilakukan oleh penulis dengan mengajukan rangkaian judul penelitian “studi

proses penambangan timah” dan selanjutnya akan dipaparkan mengenai objek

penelitian.

3.    Administrasi dan Persuratan

Page 26: Timah

Merupakan bagian untuk melengkapi serangkaian aturan-aturan yang berlaku pada

pihak perusahaan dengan mengirimkan proposal penelitian yang dimaksudkan diatas

beserta dengan permohonan melakukan penelitian kepada PT. Timah (persero) Tbk

3.1.            Tahap Pengambilan Data

Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang merupakan gambaran kenyataan yang ada di 

lapangan pada PT. TIMAH (persero) tbk  dengan urutan sebagai berikut :

1. Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di bagian pertambangan PT.TIMAH (persero) tbk.

2. Observasi Lapangan

Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan cara mengamati secara langsung 

proses kegiatan di lapangan dan ikut serta dalam mengerjakan objek penelitian tersebut.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tentang perusahaan secara umum 

baik itu berhubungan dengan penelitian maupun tidak, ini dilakukan untuk memperoleh informasi dari 

arsip-arsip perusahaan demi terlaksananya penelitian dengan menggunakan data-data relevan.

4. Pengumpulan Data di Lapangan

Pengumpulan data di lapangan dilaksanakan dengan rangka mendukung data-data yang sudah ada, 

guna mengetahui secara langsung keadaan di lapangan dan pengaruh lokasi kegiatan lapangan yang akan 

di lakukan dalam penelitian.

5. Wawancara

Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan berinteraksi langsung dengan 

karyawan  dan  membahas   tentang   hal-hal   yang   berhubungan  dengan  objek   penelitian   dan   dari   ini 

diketahui berbagai hal tentang kegiatan yang tidak sesuai dengan prosedur.

Page 27: Timah

3.2   Jenis Data

       Data primer merupakan data pendukung yang didapat langsung dari lapangan dan

dari hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait, diantaranya adalah :

a.          Data tentang proses penambangan

b.         Data tentang proses pencucian

c.          Data Penggalian tanah

 

      Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari data penelitian perusahaan,

literatur-literatur yang dipelajari dan bahan bacaan lain yang berkaitan dengan

permasalahan, diantaranya adalah :

a.           Data tentang Proses terbentuknya timah

b.          Data mengenai SOP PT. Timah

c.           Referensi megenai proses penambangan timah alluvial

Peta lokasi penambangan

3.3 Tahap pengolahan dan Analisis Data

   Pengolahan   data   merupakan   kegiatan   untuk   menghubungkan   antara   data   yang   didapatkan 

sebelumnya selama melakukan penelitian guna menentukan solusi yang tepat untuk diberikan kepada 

perusahaan sebagai bahan masukan kepada perusahaan untuk meningkatkan target perusahaan.

3.4     Tahap Penyajian Data

Page 28: Timah

Dari hasil analisis dan pengolahan data yang ada, selanjutnya data hasil

analisis tersebut kemudian dikumpulkan kembali setelah dievaluasi dan selanjutnya

dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah yang selanjutnya menjadi laporan akhir atau

skripsi. Skripsi yang telah disusun sebagai laporan akhir dipresentasikan dalam bentuk

ujian seminar dan ujian akhir di depan dosen penguji.  Tahap ini dilakukan Jurusan

Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (UMI)

Makassar.

3.4.1        Ujian Seminar

Skripsi yang telah disusun sebagai laporan akhir dipresentasikan dalam bentuk

ujian seminar hasil dan ujian akhir (sidang sarjana) di depan dosen penguji Jurusan

Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (UMI)

Makassar.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Penambangan Bijih Timah

Penambangan bijih timah ditambang besar nudur hilir menggunakan metoda tambang terbuka (open pit 

mining).

4.1.1 Tahan pengupasan OB

Tahap pertama yang dilakukan pada proses penambangan bijih timah adalah mengambil tanah 

penutup yang berada diatas lapisan kaksa (pasir yang mengandung timah). Pengupasan tanah penutup 

ini mutlak diperlukan agar bisa mengambil bijih timah/kaksa yang ada dilapisan tanah penutup tersebut. 

Pengupasan  ini  harus sangat diperhatikan agar  ongkos produksi  tidak terlampau besar  yaitu dengan 

tetap memperhatikan lokasi dumping. Setelah tanah penutup ini telah diangkut olehdumptruck lalu akan 

diletakkan di tempat pembuangan mineral yang tidak berharga (tailing disposal).

4.1.2 Penggalian Lapisan Kaksa

Page 29: Timah

Tahap kedua yang dilakukan adalah kegiatan penggalian lapisan kaksa yang dilakukan untuk memperoleh 

lapisan kaksa di kolong (front kerja) dengan menggunakan alat – alat  berat. Kolong kerja merupakan 

ruang kerja untukpengambilan bahan galian (lapisan kaksa), yang mana kolong kerja harus 

dibuat saluran air terlebih dahulu yang berguna untuk memudahkan aliran air ke tempat yang 

diinginkan (tempat underwater), menyatukan aliran air dari aliran – aliransekitar kolong lain yang tidak 

teratur, mengontrol aliran air ke front kerja,membuang air yang berlebih dengan diarahkan ke pipa 

isap yang dibantu oleh mesin pompa air.

4.1.3 Pemuatan Dan Pengangkutan Kaksa

Tahap selanjutnya adalah kegiatan pemuatan dan pengangkutan kaksa yang dilakukan untuk memuat 

kaksa   dengan   menggunakan backhoe dan   ditumpahkan   ke   dalam   bak   pada dumptruck dimana 

kapasitas bucket 0,8   m3 lalu   kemudian   diangkut   ke stockpile.   Jumlah   bucket   berisi kaksa yang 

ditumpahkan   ke dumptruck adalah   6,   dengan   begitu   dapat   diketahui   jumlah kaksa yang   diangkut 

oleh dumptruck yaitu  4.8  m³/rit,   ini   jauh  dari   kapasitas   asli dumptruck yaitu  ±  49  m³/jam,  dan  pada 

kenyataannya dumptruck biasanya  hanya mengangkut 6 – 7 kali ke stockpile selama 1 (satu) jam.

4.1.4 Penumpahan Kaksa di Stockpile

            Tahap   selanjutnya   adalah kegiatan   penumpahan   dan 

penumpukankaksa di stockpile. Stockpile adalah   sebuah   tempat   penampungan   sementara   untuk 

menampung kaksa (pasir yang mengandung timah) sebelum kaksa tersebut dilakukan proses pencucian. 

Dengan ukuran dimensi stockpile adalah 35 meter x 15 meter x 3 meter.

Di stockpile Tambang  Besar  Nudur  Hilir,   terdapat  2  buah  monitor  dengan  ukuran nozzle atau 

bagian ujung dari monitor yaitu 3 inchi yang berfungsi sebagaialat semprot dengan cara menyemprotkan 

air  berkecepatan  tinggi  yang  bertekanan 3  –  4  atm dan  digunakan  untuk memberai endapan  bahan 

galian agar terlepas (terberai) yang mana diperlukan debit air yang cukup banyak serta untuk melakukan 

pencampuran agar menjadi pulp dan mendorong kaksa menuju launder.

4.2 Pencucian

Page 30: Timah

Pada tahap ini merupakan awal dari proses mekanisme pencucian bijih timah yang dilakukan 

oleh Tambang Besar Nudur Hilir karena kaksa yang diperoleh dari tambang masih memiliki kadar sangat 

rendah sehingga diperlukan pengolahan dalam bentuk pencucian mineral ikutan dengan menggunakan 

sistem jigging yang  berfungsi  untuk  memisahkan  material   pengotor  yang   ikut  bersama  dengan  bijih 

timah yaitu pasir karena bentuk dari lapisannya berupa kaksa (pasir yang mengandung bijih timah).

Pada proses pencucian ini membutuhkan persedian air yang banyak apabila tidak mencukupi 

maka  proses  pencucian  tidak  dapat  berjalan.  Proses  awalnya  yaitu  melalui launder yang  merupakan 

suatu   bak   yang   berfungsi   untuk   menghubungkanstockpile dengan   alat   saring 

putar. Material kaksa (berbentuk pulp) yang telah   mengalir   pada lubang launder selanjutnya akan 

menuju ke saring putar.

4.2.1 Saring Putar

       Kaksa yang berasal  dari   tambang memiliki  ukuran yang tidak seragam, hal   ini  akan mempersulit 

dalam pemisahan mineral di jig. Sehingga diperlukan adanya proses untuk menyeragamkan ukuran butir 

tersebut. Penyeragaman ukuran butir dilakukan dengan menggunakan saring putar atau conical screen. 

Dalam proses ini pengolahan ini diharapkan mendapatkan perolehan yang kadarnya berkisar 20% - 40%. 

Alat   penyaring   Berfungsi   untuk  menyaring   /  memisahkan  material   pengotor   yang   berukuran  besar 

seperti   bongkahan   tanah   liat,   batu   krikil   agar   tidak   mengganggu   proses   selanjutnya dan   batang 

penyaringnya di pasang di ujung luar bak penampung dengan jarak antar batang yaitu 2 cm dan panjang 

sekitar 3 m, sehingga bongkah batuan yang berukuran lebih dari 2 cm tidak akan masuk ke dalam jig, 

sedangkan batuan yang berukuran lebih kecil 2 cm, akan lolos dan langsung masuk ke dalam store bak.

4.2.2 Store Bak

Store bak berfungsi untuk membagi kaksa yang keluar dari pipa penyalur yangberasal dari saring putar 

dan menuju ke tiap unit jig primer. Store bak ini terbuat dari besi dengan panjang bak 4.12 meter, lebar 

5.52   meter,   tinggi   1.21   meter   dengan   kemiringan   10º.   Cara   kerjanya   aliran pulp yang   mengalir 

melewati store bak akan terhambat karena pada bagian akhir dari bak ini terdapat 4 buah lubang pipa 

yang berdiameter 10 inchi sehingga sebagian aliran akan tertahan pada bagian besi dari bak dan yang 

Page 31: Timah

lainnya akan masuk melalui lubang pipa tersebut. Berdasarkan berat jenis, bijih timah mempunyai berat 

jenis lebih berat daripada dari pasir maka pasir akan cenderung untuk mengalir bersama aliran air dan 

bijih   timah   ini   akan   lebih   cepat   mengendap   di   bagian   bawah   dari   bak 

penenang  tersebut.Material kaksa (pulp) selanjutnya akan masuk ke dalam proses jigging yang diawali 

dengan dialirkannya pulp menuju jig primer.

4.2.3 Jig Primer

Jig adalah salah satu alat  pemisahan mineral  antara konsentrat  dengan tailing yang memanfaatkan gaya 

gravitasi yaitu dari berat jenis mineral dengan menggunakan medium air sehingga membentuk suatu 

lapisan yang sesuai dengan berat jenis mineral tersebut. Jig yang dipakai di Tambang Besar Nudur Hilir 

saat ini adalah type Pan American Jig (PA) berkapasitas 120 m3/jam.Keuntungan bila menggunakan Pan 

American Jig yaitu gerakan membran sejajar dengan gerakan tekanan dan isapan sehingga pembagian air 

melalui saringan merata dan dapat memberikan panjang dorongan yang lebih besar sehingga kekuatan 

isapan   akan   lebih   kuat. Kerugian   apabila   menggunakan Pan   American   Jig yaitu mekanik   penggerak 

(mesin esentrik) mudah rusak maka memerlukan perawatan yang lebih serius, dan bila spigot buntu / 

tersumbat, membran akan mudah lepas.

Pada pencucian di jig primer ini terdapat empat unit jig yang beroperasi, dan masing-masing 

menjadi 3 kompartemen setiap jalurnya, yaitu kompartemen A, B,  dan C. Pada satu unit jig terdapat 

6 cell atau mempunyai 6spigot, maka dalam pencucian ini terdapat 24 spigot. Pukulan penggerak jig juga 

perlu diperhatikan jika pukulan penggerak jig terlalu kecil maka material akan sulit untuk turun karena 

materialnya  mengambang   dan  menyebabkan bed   jig(hematite) tersumbat.   Ukuran   panjang   pukulan 

penggerak jig adalah kompartemen A = 10 – 17 mm, kompartemen B = 8 – 10 mm, kompartemen C = 6 – 

8 mm. Panjang pukulan penggerak jig kompartemen A lebih besar karena agar bijih timah yang masuk 

terlebih dahulu ke jig primer akan terhisap oleh kompartemen A sehingga akan mengurangi hanyutnya 

bijih   timah   (losses).   Ukuran   jumlah   pukulan jig adalah   kompartemen   A   =   130   –   140   kali/menit, 

kompartemen BC = 160 – 170 kali/menit.

4.2.4 Jig Clean Up

Page 32: Timah

Proses   pencucian pada Jig Clean   Up Konsentrat   dari   hasil   tahap   pencucian 

sebelumnya dialirkan melalui sebuah pipa terbuka yang merupakan umpan bagi jig clean up. Pada tahap 

pencucian ini digunakan dua unit jig yang mempunyai 2 jalur aliran setiap unitnya dan mempunyai 3 

kompartemen   pada   setiap   unitnya   yaitu   kompartemen   A,   kompartemen   B   dan   kompartemen   C, 

maka Jig ini   mempunyai   jumlah cell sebanyak   12 cell atau   mempunyai   12spigot. Panjang   pukulan 

penggerak jig clean up yaitu kompartemen A = 8 – 10 mm, kompartemen B = 4 – 7 mm, kompartemen C 

= 3 – 5 mm.

Panjang pukulan penggerak jig  clean up, kompartemen A  lebih besar karena agar bijih  timah 

yang   masuk   terlebih   dahulu   ke jig   clean   up akan   terhisap   oleh   kompartemen   A   sehingga   akan 

mengurangi   hanyutnya   bijih   timah   (losses).   Jumlah   pukulan   penggerak jig juga   perlu   dilakukan 

pemeriksaan,  pengukuran dan penyetelan kembali  disesuaikan dengan kebutuhan proses  jika  terjadi 

perubahan   sewaktu jig sedang   beroperasi   maupun   jika   terjadi   perubahan   ukuran   butiran   kasiterit. 

Ukuran jumlah pukulan jig adalah kompartemen A = 140 kali/menit, kompartemen BC = 200 kali/menit.

4.2.5 Jig Clean Up

Proses   pencucian pada Jig Clean   Up Konsentrat   dari   hasil   tahap   pencucian 

sebelumnya dialirkan melalui sebuah pipa terbuka yang merupakan umpan bagi jig clean up. Pada tahap 

pencucian ini digunakan dua unit jig yang mempunyai 2 jalur aliran setiap unitnya dan mempunyai 3 

kompartemen   pada   setiap   unitnya   yaitu   kompartemen   A,   kompartemen   B   dan   kompartemen   C, 

maka Jig ini   mempunyai   jumlah cell sebanyak   12 cell atau   mempunyai   12spigot. Panjang   pukulan 

penggerak jig clean up yaitu kompartemen A = 8 – 10 mm, kompartemen B = 4 – 7 mm, kompartemen C 

= 3 – 5 mm.

Panjang pukulan penggerak jig  clean up, kompartemen A  lebih besar karena agar bijih  timah 

yang   masuk   terlebih   dahulu   ke jig   clean   up akan   terhisap   oleh   kompartemen   A   sehingga   akan 

mengurangi   hanyutnya   bijih   timah   (losses).   Jumlah   pukulan   penggerak jig juga   perlu   dilakukan 

pemeriksaan,  pengukuran dan penyetelan kembali  disesuaikan dengan kebutuhan proses  jika  terjadi 

perubahan   sewaktu jig sedang   beroperasi   maupun   jika   terjadi   perubahan   ukuran   butiran   kasiterit. 

Ukuran jumlah pukulan jig adalah kompartemen A = 140 kali/menit, kompartemen BC = 200 kali/menit.

4.2.6 Komponen Penting pada Pencucian

Page 33: Timah

Sebelum   sampai   pada   tahap   akhir   dari   pencucian,   ada   komponen-komponen   yang   juga 

membantu pada saat proses pencucian, adapun komponen-komponen itu adalah :

1.    Esentrik merupakan salah satu alat penggerak di pencucian yang dipergunakan pada type Pan American 

Jig (PA). Esentrik ini berfungsi untuk merubah gerakan berputar yang ditimbulkan oleh gear box (gear 

motor) menjadi gerakan turun naik (vertikal). Alat ini berfungsi untuk menimbulkan isapan (suction) dan 

tekanan (pulsion) pada permukaan bed jig.

2.    Bed merupakan   lapisan   material   diatas   saring jig,   yang   terdiri   dari hematitedan   dalam 

proses jigging ini bed   material sangat   berperan   penting,   karenabed   material ini   berfungsi   sebagai 

material pemisah antara mineral utama dan mineral pengotornya. Berdasarkan kondisi di atas, maka bed 

material perlu  ditambah  atau  diganti  dengan  butiran bed  material yang  berukuran  1  –   2   cm  sesuai 

dengan   prosedur   yang   ada. Pengisian   batu hematite / bed   jig tidak   boleh   terlalu   penuh   atau 

setinggi rooster atas (100 mm) sebaiknya diisi 70 – 90 mm sehingga menyisakan ruang kosong ± 10 – 30 

mm. Hal ini dilakukan untuk menyediakan ruangan bagi mineral yang belum sempat terhisap menjadi 

konsentrat agar terlindungi  dari  pengaruh kecepatan aliran (crossflow)  diatas permukaan jig sehingga 

tidak terdorong dan hanyut bersama tailing akibat kecepatan aliran (crossflow)

3.       Fungsi kecepatan aliran adalah untuk membawa material ringan baik yang berukuran besar atau 

kecil. Kecepatan aliran diatas permukaan jig perlu dirawat / dikendalikan sesuai dengan standar, karena 

jika kecepatan aliran terlalu deras maka akan mengakibatkan bijih timah dan mineral berharga lainnya 

hanyut bersamatailing. Cara menahan kecepatan aliran bila sudah melebihi standar adalah memasang 

sisir  penahan  (riffles) berfungsi  untuk menjaga agar material  tidak  ikut   terbuang bersama tailing dan 

berfungsi   juga   untuk   mengunci   saringan   agar   tetap   diam di   ujung   kompartemen 

terakhir jig bersangkutan.

5.   Pada Jig primer tipe Pan   American ini   dilengkapi   dengan afsluiter. Terdapat 

24afsluiter pada jig primer   dimana   setiap   1 jig primer   mempunyai   6 afsluiter yaitu   kran   air   yang 

berfungsi untuk mengatur pemasukan air (underwater) ke dalam tangki Jig, yang dihubungkan dengan 

sebuah pipa besi yang dipasang secara permanen. Air (underwater) yang akan dimasukkan ke dalam 

tangki Jig primer berasal  dari  bak penampungan (header tank)  yang berada di atas Jig dan disalurkan 

melalui pipa besi.

Page 34: Timah

6.   Header   tank adalah tempat   penampungan   air   yang   berfungsi   untuk  menampung   air   tambahan 

dari underwater, dimana air   yang   masuk   ke   dalam jig   clean   up 200lt/menit apabila   air   tambahan 

tersebut tidak ditampung terlebih dahulu di dalamheader tank akan berakibat cukup besar kinerja Jig. 

Air tersebut diambil  dari bandar / saluran underwater dengan menggunakan pompa underwater dimana 

bandar ini menjadi satu dengan settling pond sehingga dapat diupayakan air yang berasal dari kolong ini 

dapat terendapkan dan dapat memperoleh air yang bersih untuk proses pencucian tetapi kenyataannya 

berbeda   karena   terlalu   banyaknya tailing padadisposal   tailing  hingga tailing mengotori   aliran   air 

pada underwater maka air yang dihasilkan masih keruh dan terjadi kedangkalan akibat banyak lumpur 

yang terendapkan.

       berikut merupakan proses penambangan yang dilakukan pada TB Nudur Hilir, diantaranya:

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

     Berdasarkan hasil kegiatan lapangan pada penambangan Tambang Besar (TB) Nudur Hilir serta 

uraian  dari   bab-bab   sebelumnya   yang   telah  disampaikan,  maka  penulis   dapat  menarik   kesimpulan 

bahwa target produksi dari Tambang Besar Nudur Hilir tidak sesuai dari apa yang telah direncanakan 

(target), hal ini disebabkan karena seringnya dilakukan rekondisi pada alat yang digunakan untuk proses 

penambangan,   baik   itu   alat   mekanik   maupun   pencucian,   ditambah   lagi   dengan   penempatan-

penempatan alat seperti monitor yang kurang tepat membuat striping pada excavator terganggu, begitu 

juga perawatan alat yang kurang diperhatikan hingga sesering mungkin melakukan rekondisi POP, stock 

tanah kaksa pada stockpile juga kadang habis, yang menyebabkan kerja dari jig berkurang, begitu juga 

pada jam jalan kerja dari karyawan, ini dikarenakan alat berat yang pengoperasiannya kurang maksimal, 

kurangnya   perhatian   pada   alat   dan   pipa   untuk   sirkulasi   dari   semua   kolong   ke   dam   utama   serta 

penempatan alat dan disposal tailing yang kurang tepat menjadikan proses penambangan dan pencucian 

terganggu hingga produksi berkurang karena jam jalan kerja yang terganggu.

Page 35: Timah

5.2 Saran

             Berdasarkan   hasil   pengamatan   kegiatan   lapangan   pada   Tambang   Besar   Nudur 

Hilir, penulis ingin memberikan   masukan   agar   terciptanya   kelancaran   dalam   penambangan   yang 

diakukan   Tambang  besar  Nudur  Hilir,   yaitu   agar   perawatan   pada   alat   kerja   yang  digunakan  dalam 

kegiatan penambangan lebih diperhatikan, agar dapat mengurangi  kerusakan ataupun rekondisi  pada 

alat-alat penambangan, perlunya evaluasi pada alat berat yang kurang mampu untuk berada dimedan 

tambang karena alat berat umurnya tergolong tua, dan juga mengatur kembali main plan pada rencana 

kerja  penambangan  dimana  penempatan-penempatan  alat   seperti  monitor  dan disposal   tailing yang 

dapat  dibilang  kurang   tepat  membuat   jam  jalan  kerja  pada excavator dan  juga  karyawan terganggu, 

pengawasan pada karyawan dilapangan juga perlu ditingkatkan karena terlihat bahwa keseriusan kerja 

pada karyawan sangat kurang.

1.        DAFTAR PUSTAKA

Azis,  V.  2007. Analisis  Kandungan  Sn,   Zn,  dan  Pb  Secara  Spektofotometri   Serapan  Atom.  Universitas   Islam Indonesia. Yogyakarta.

Effendi, Hardi. 2009. Materi Pelatihan Teknis Tingkat Dasar Bidang Penambangan Darat. Timah. Pangkal Pinang

Faldi, N. H. 2013. Aktivitas Penambangan Bijih Timah Di Unit Darat Tambang Besar (Tb) Nudur 4 Desa Bencah, Kecamatan Airgegas, Bangka Selatan DiPt Timah (Persero) Tbk. Politeknik Geologi dan Pertambangan. Bandung.

Hafid, M.D. 2007. Pedoman Tehnis Penambangan Timah Alluvial Di Darat. PT Tambang Timah. Bangka Belitung

Hasibuan, 2005. Dasar-dasar manajemen,  Jakarta : Bumi Aksara

Page 36: Timah

Hasanudin   dkk,   1992. Aliran   Air   Tanah   Dan   Akan   Memberikan   Mineral   –   Mineral   Baru   Pada   Proses Pengendapan Kembali. Jakarta

http://www.timah.com. Diakses pada 10 Oktober 2013.

Peters,   William   C.;   1987, Exploration   and  Mining   Geology,   Second   Edition,   Department   of   Mining   and Geological Engineering, The University of Arizona, John Willey and Sons, New York.

PT. Timah, 2002. Peta Lokasi Tambang Inkonvensional Tahun 2001 Kabupaten Bangka.

Sukandarrumidi. 2006. Bahan Galian Industri. UGM. Yogyakarta

Tim Kamus Pertambangan Umum. 1999. Kamus Pertambangan Umum.UVRI. Makassar

http://kienaar.blogspot.com/2014/03/jurnal-proses-penambangan-timah.html