Download - The Self in interpersonal communication.docx

Transcript
Page 1: The Self in interpersonal communication.docx

1 | C o m m u n i c a t i o n I n t e r p e r s o n a l

T a s k I I . The Self in Interpersonal Communication

Syamsul Arif, 1387241038

Institut bisnis nusantara

Interpersonal Communication

The Self in Interpersonal Communication

Page 2: The Self in interpersonal communication.docx

Tujuan

Untuk membentuk suatu proses komunikasi yang baik, kita harus mempunyai strategi yang baik untuk menciptakan komuniksi yang baik dengan bantuan beberapa aspek penting tentang “The Self in Interpersonal Communication, seperti :

- Self Concept,- Self Awerness, - Self esteem,- Self Disclosure, - Dan untuk membuat proses pencarian konsep diri lebih sempurna dibutuhkan Johari’s

Windows

Permasalahan

Menentukan konsep diri di dalam poses komunikasi adalah hal yang sangat penting demi mencapai tujuan komunikasi yang baik. Berikut ini adalah contoh stategi antara dua orang yang berlawanan sifat serta sikap yang ingin mencoba membuat proses komunikasi yang baik.

Berikut adalah karangan fiktif tentang 2 kepribadian yang berbeda :

• Seorang remaja bernama “ S ”. Dia merasa malu dengan orang yang disekitarnya karena tubuhnya yang pendek dan gemuk walaupun banyak ada temannya yang bilang kalau wajahnya cantik dan mengggemeskan. Tetapi pada dasarnya dia adalah remaja yang baik. Dia salah satu mahasiswi yang rajin dan pintar diantara teman-temannya yang lain.

• Seorang remaja bernama “ H “ , berbeda penampilan fisik dengan remaja “ S “ jadi dia merasa tidak perlu malu kepada teman-temannya. Dia sangat perduli terhadap sekitar walaupun untuk tingkat kepintarannya tidak seperti remaja “S”. Hal yang tidak diketahui oleh teman kampusnya adalah Dia adalah seorang single parents dengan satu anak.

Permasalahannya mereka berdua adalah mahasiswi baru yang sedang dihadapkan kepada situasi dimana mereka harus masuk kedalam suatu kelompok pertemanan. Yang dimana kelompok pertemannya itu tidak mempermasalahkan terhadap hal-hal/keadaan sosial yang ada.

2 | C o m m u n i c a t i o n I n t e r p e r s o n a l

T a s k I I . The Self in Interpersonal Communication

Syamsul Arif, 1387241038

Page 3: The Self in interpersonal communication.docx

Penyelesaian Masalah

- Self Concept

Hal yang pertama dalam menciptakan self concept untuk remaja “S” yaitu perlu diketahui bahwa “s” mempunyai sifat yang baik. Sifat baik itu yang akan siap dibawa kedalam lingkungan sosial. Walapun ada hal yang harus dikurangi sifat kekurang percayaan diri akan kondisi fisik yang dimilikinya.

Sedangkan untuk remaja “H” yang sudah mempunyai sifat yang pandai menempatkan diri dalam lingkungan sosial. Selain itu remaja “H’ ini mempunyai sifat yang perduli akan keadaan sekitar yang dimana dia dapat membantunya lebih mudah masuk kedalam hubungan pertemanan yang akan dijalinnya.

Sehingga keadaan sekitarnya itu (dunia sosial) bisa memberkikan penilain tentang kedua remaja tersebut.

3 | C o m m u n i c a t i o n I n t e r p e r s o n a l

T a s k I I . The Self in Interpersonal Communication

Syamsul Arif, 1387241038

Page 4: The Self in interpersonal communication.docx

- Self Awarness

Dengan adanya Johari Window kita bisa lebih memahami tentang self concept dari masing masih remaja “S” dan remaja “H”.

Johari Window untuk Remaja “S”

1OPEN SELF

2BLIND SELF

3HIDDEN SELF

4UNKNOWN SELF

Dengan membuka posisi Blind Self sedikit lebih besar dibandingkan dengan posisi open self akan tepat menurut saya untuk membantu remaja “S’ dalam memasuki dunia sosial.

Karena sifat baik dan pintar yang dimiliki oleh remaja “S’ adalah hal positifi yang dimiliki dan bisa dimaanfatkat untuk lebih masuk lebih mudah kedalam dunia sosial (Open Self). Sedang kondisi fisik yang dimiliki olehnya bisa menjadi hambatan dalam proses komunikasi, karena yang menurut dia bayangkan tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan. Dengan kondisi fisik yang pendek dan gemuk, orang yang berada disekitarnya menggangap bahawa remaja “S” ini cantik dan menggemaskan (Blind Slef).

4 | C o m m u n i c a t i o n I n t e r p e r s o n a l

T a s k I I . The Self in Interpersonal Communication

Syamsul Arif, 1387241038

Page 5: The Self in interpersonal communication.docx

Johari Window untuk Remaja “H”

1OPEN SELF

2BLIND SELF

3HIDDEN SELF

4UNKNOWN SELF

Dengan membuka sama rata posisi Open Self dan Hidden Self dengan mengecilkan posisi poin Blind dan Unknown Self, bisa memberikan posisi yang sangat mudah untuk masuk terhadap kelompok pertemanan yang akan dia lakukannya. Karena sikap perdulinya akan sesama bisa diandalkan dalam suatu permasalahan yang ada disamping dia memiliki penampilan fisik yang sempurna (Open Self). Keadaan yang dimana dia bisa mengakui bahwa dia adalah single parents dengan satu anak tidak perlu dikhawatirkan karena kelompok pertemanan yang akan dimasukinya itu tidak akan mempermasalahkan kondisi tersebut, walaupun dengan ketidak masalahan teman-teman nya itu dengan keadab single parents, dia juga harus tau situasi untuk menempatkan posisinya didalam lingkungan kampus seperti dalam kelas, ketika ingin bertemu dengan dosen ataupun dengan kawanan kelompok lain. (Hidden Self).

5 | C o m m u n i c a t i o n I n t e r p e r s o n a l

T a s k I I . The Self in Interpersonal Communication

Syamsul Arif, 1387241038

Page 6: The Self in interpersonal communication.docx

- Self Esteem

Dengan yakin akan konsep diri yang sudah dibuat oleh remaja “S” dan “remaja “H”, sehingga bisa memberikan penilaian baik atau buruknya terhadap apa yang sudah di buat atas konsep diri yang sudah dijalankannya.

Untuk kasus remaja “S” self esteem yang bisa dilakukan adalah dengan mengintropkesi lebih jauh tentang hal yang selama ini membebani yaitu tentang penampilan fisik (Pendek dan Gendut). Orang yang berada disekitarnya sudah memberikan penilaian positif terhadap kondisi fisik remaja “S” yaitu cantik dan menggemaskan walau dengan konsisi fisik yang pendek dan gendut.

Sedangkan untuk remaja “H” self esteem bisa dilakukan dengan menjaga sesuatu yang bersifat “hidden self” yaitu remaja “H” ialah single parents. Walaupun dia dan teman-temannya tidak mempermasalahkan akan hal itu, tetapi dia harus memperhatikan atas perbuatan yang pernah dilakukannya itu karena hal itu bertentangan dengan norma dan budaya yang ada.

- Self Disclosure

Membuka diri (Self Disclosure) dalam hal bisa dilakukan apabila remaja “S” dan remaja “H” siap akan membuka tentang konsep diri yang sudah dirancangnya dengan memberikan batasan terhadap hal itu. Artinya, kita harus mempertimbangkan kembali akan self concept yang sudah dibentuk apabila ingin masuk kedalam dunia sosial, karena akan menghasilkan efek positif maupun sebaliknya.

Dengan berhati hati dalam memceritakan kepada siapa dia bercerita tentang apa yang terjadi pada diri remaja “H” merupakan suatu tindakan Self Disclosure yang dilakukan.

Kesimpulan

Dengan tersusunnya semua aspek-aspek penting dalam menciptakan diri yang sesungguhnya dalam proses komunikasi (Self Concept, Self Awarness, Self Esteem, and Self Disclosure) remaja “S” dan remaja “H” siap memasuki dunia sosial yang akan di hadapinya dengan tau dan menyadari akan penilaian yang akan dihadapi terhadap dirinya.

6 | C o m m u n i c a t i o n I n t e r p e r s o n a l

T a s k I I . The Self in Interpersonal Communication

Syamsul Arif, 1387241038

Page 7: The Self in interpersonal communication.docx

7 | C o m m u n i c a t i o n I n t e r p e r s o n a l

T a s k I I . The Self in Interpersonal Communication

Syamsul Arif, 1387241038