KEEFEKTIFAN
MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V
SDN GUGUS LARASATI GUNUNGPATI SEMARANG
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ANISA ROHMAH
1401412133
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
iii
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
v
MOTO:Dengan ilmu kita menuju kemuliaan. (Ki Hajar Dewantara)
Jika orang lain bisa, saya juga bisa. Mengapa pemuda-pemuda kita tidak bisa
jika mau berjuang. (Abdul Muis)
PERSEMBAHAN: Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Ayah (Sugiyo) dan Ibu (Sulistyowati) yang selalu memberi semangat dan motivasi, serta yang senantiasa memberi doa.
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga peneliti mendapat kemudahan menyelesaikan penyusunan
Skripsi “Keefektifan Model Team Assisted Individualization terhadap Hasil
Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Gugus Larasati Gunungpati Semarang ”. Skripsi
ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang.
Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada.
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas
Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan ijin penelitian.
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah membantu memperlancar jalannya penelitian.
4. Arif Widagdo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen penguji utama skripsi yang telah
menguji dengan teliti dan memberikan banyak masukan kepada peneliti.
5. Drs. Mujiyono, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.
vii
6. Dra. Wahyuningsih, M.Pd., Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.
7. Sugeng Setyadi, S.Pd., Kepala SDN Plalangan 01 yang telah memberikan ijin
kepada peneliti untuk mengambil data dan mengadakan penelitian.
8. Hj. Wardiyah, S.Pd., SD., Kepala SDN Plalangan 02 yang telah memberikan
ijin kepada peneliti untuk mengambil data.
9. Dra. Murdiyati, Kepala SDN Plalangan 03 yang telah memberikan ijin
kepada peneliti untuk mengambil data.
10. Isrom Ismail, S.Pd., Kepala SDN Plalangan 04 yang telah memberikan ijin
kepada peneliti untuk mengambil data dan mengadakan penelitian.
11. Wahyu Sri Sejati, S.Pd., M.Pd., Kepala SDN Sumurejo 01 yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk mengambil data.
12. Drs. Suyanto, M.S.I., Kepala SDN Sumurejo 02 yang telah memberikan ijin
kepada peneliti untuk mengambil data dan melakukan uji coba soal.
13. Semua pihak yang telah banyak membantu peneliti dalam penyusunan skripsi
ini.
Hanya kepada Allah SWT bertawakal dan memohon hidayah dan inayah-
Nya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Semarang, 31 Agustus 2016
Peneliti,
Anisa Rohmah
1401412133
viii
ABSTRAK
Rohmah, Anisa. 2016. Keefektifan Model Team Assisted Individualization Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Gugus Larasati Gunungpati Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembmbing I:
Drs. Mujiyono, M.Pd., Pembimbing II: Dra. Wahyuningsih, M.Pd.
Latar belakang penelitian adalah rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas V
SDN Gugus Larasati Gunungpati Semarang. Ditemukan beberapa masalah: ada
kecenderungan guru telah membentuk kelompok-kelompok diskusi dalam
kegiatan belajar tetapi kurang mengetahui model apa yang digunakan, dalam
pembelajaran hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya jawab, kurangnya
pengawasan dalam aktivitas diskusi, kurangnya kerjasama yang baik antar siswa,
dan pemanfaatan media belajar yang kurang optimal. Hal ini menyebabkan masih
banyak siswa yang nilainya di bawah KKM. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui: (1) keefektifan model TAI, (2) keefektifan model GI, (3) model TAI
lebih efektif daripada model GI.
Desain penelitian eksperimen ini nonequivalent control group. Sampel
penelitian adalah 34 siswa kelas V SDN Plalangan 04 sebagai kelompok
eksperimen dan 37 siswa kelas V SDN Plalangan 01 sebagai kelompok kontrol.
Pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan tes. Analisis data
menggunakan uji Liliefors, uji Barlett, kesamaan rata-rata dengan uji t dua pihak,
uji hipotesis 1 dan 2 dengan uji z, hipotesis 3 dengan uji t satu pihak, uji t gain,
dan t gain ternormalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pada kelas eksperimen harga
(2,57438 > 1,64), artinya model TAI efektif terhadap hasil
belajar IPS; (2) pada kelas kontrol harga (2,372895 > 1,64),
artinya model GI efektif terhadap hasil belajar IPS; (3) harga >
(2,254771 > 1,67), artinya model TAI lebih efektif daripada model GI. Simpulan
penelitian adalah (1) model TAI efektif terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V
SDN Gugus Larasati Gunungpati Semarang, (2) model GI efektif terhadap hasil
belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus Larasati Gunungpati Semarang, (3) model
TAI lebih efektif daripada model GI terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN
Gugus Larasati Gunungpati Semarang.
Saran penelitian adalah (1) Guru hendaknya dapat menjadi fasilitator siswa
dalam bekerja kelompok agar satu sama lain dapat aktif dalam berdiskusi, (2) guru
diharapkan dapat memahami sintak model TAI dan dapat menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan baik, (3) guru diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk melaksanakan
bimbingan kelompok.
Kata Kunci: Group Investigation, hasil belajar, Team Assisted Individualization
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PRAKATA ........................................................................................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 9
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 11
2.1 Kajian Teori ....................................................................................... 11
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran .................................................................. 11
2.1.2 Hasil Belajar ...................................................................................... 17
2.1.3 Pendidikan IPS di SD ........................................................................ 20
2.1.3.1 Hakikat IPS ........................................................................................ 20
2.1.3.2 Tujuan IPS ......................................................................................... 20
2.1.3.3 Karakteristik Pendidikan IPS SD ...................................................... 21
2.1.4 Model Pembelajaran .......................................................................... 23
2.1.5 Model TAI .......................................................................................... 24
2.1.6 Model GI ........................................................................................... 26
2.2 Kajian Empiris ................................................................................... 28
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................. 31
x
2.4 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 34
3.1 Jenis dan Desan Penelitian ................................................................ 34
3.2 Prosedur Penelitian ............................................................................ 35
3.3 Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 36
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 36
3.4.1 Populasi Penelitian ............................................................................ 36
3.4.2 Sampel Penelitian .............................................................................. 37
3.5 Variabel Penelitian ............................................................................ 37
3.6 Metode pengumpulan Data ................................................................ 38
3.6.1 Dokumentasi ...................................................................................... 38
3.6.2 Tes ..................................................................................................... 38
3.7 Uji Coba Instrumen, Validitas, Reliabilitas ....................................... 39
3.7.1 Uji Coba Instrumen ........................................................................... 39
3.7.2 Validitas ............................................................................................. 40
3.7.3 Reliabilitas ......................................................................................... 41
3.7.4 Daya Pembeda ................................................................................... 42
3.7.5 Tingkat Kesukaran ............................................................................. 43
3.8 Analisis Data ..................................................................................... 44
3.8.1 Analisis Data Awal ............................................................................ 45
3.8.1.1 Data Nilai UAS .................................................................................. 45
3.8.1.1.1 Uji Normalitas ................................................................................... 45
3.8.1.1.2 Uji Homogenitas ................................................................................ 46
3.8.1.2 Data Tes Awal ................................................................................... 48
3.8.1.2.1 Uji Normalitas ................................................................................... 48
3.8.1.2.2 Uji Homogenitas ................................................................................ 48
3.8.1.2.3 Uji Kesamaan Rata-rata .................................................................... 48
3.8.2 Analisis Data Akhir ........................................................................... 50
3.8.2.1 Uji Normalitas ................................................................................... 50
3.8.2.2 Uji Homogenitas ................................................................................ 50
3.8.2.3 Uji Hipotesis 1 ................................................................................... 50
xi
3.8.2.4 Uji Hipotesis 2 ................................................................................... 51
3.8.2.5 Uji Hipotesis 3 ................................................................................... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 59
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 59
4.1.1 Analisis Data Awal ............................................................................ 59
4.1.1.1 Data UAS ........................................................................................... 59
4.1.1.1.1 Uji Normalitas ................................................................................... 60
4.1.1.1.2 Uji Homogenitas ................................................................................ 61
4.1.1.2 Data Tes Awal ................................................................................... 62
4.1.1.2.1 Uji Normalitas ................................................................................... 63
4.1.1.2.2 Uji Homogenitas ................................................................................ 63
4.1.1.2.3 Uji Kesamaan Rata-rata .................................................................... 64
4.1.2 Analisis Data Akhir ........................................................................... 64
4.1.2.1 Uji Normalitas ................................................................................... 65
4.1.2.2 Uji Homogenitas ................................................................................ 65
4.1.2.3 Uji Hipotesis 1 ................................................................................... 65
4.1.2.4 Uji Hipotesis 2 ................................................................................... 66
4.1.2.5 Uji Hipotesis 3 ................................................................................... 66
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 69
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian .......................................................... 69
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian .................................................................. 77
4.2.2.1 Implikasi Teoretis .............................................................................. 77
4.2.2.2 Implikasi Praktis ................................................................................ 77
4.2.2.3 Implikasi Pedagogis ........................................................................... 78
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 79
5.1 Simpulan ............................................................................................ 79
5.2 Saran .................................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 82
LAMPIRAN ...................................................................................................... 85
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Populasi Penelitian .......................................................................... 36
Tabel 3.2 Hasil Penghitungan Validitas Soal Uji Coba .................................. 41
Tabel 3.3 Hasil Penghitungan Daya Beda Soal ............................................... 43
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Gain ........................................................................ 55
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Gain Ternormalisasi ................................................ 56
Tabel 4.1 Data Nilai UAS ............................................................................... 59
Tabel 4.2 Data Nilai Tes Awal ........................................................................ 62
Tabel 4.3 Data Nilai Tes Akhir ....................................................................... 64
Tabel 4.4 Data Uji t Gain ................................................................................ 64
Tabel 4.5 Data Uji Gain Ternormalisasi .......................................................... 65
Tabel 4.6 Uji t Gain Ternormalisasi ............................................................... 66
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................... 31
Gambar 3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 34
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nilai UAS ............................................................................ 86
Lampiran 2 Uji Normalitas Data UAS ................................................................ 89
Lampiran 3 Uji Homogenitas ............................................................................. 95
Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Uji Coba ................................................................... 97
Lampiran 5 Lembar Validasi ............................................................................. 99
Lampiran 6 Validitas, Reliablitias, Tingkat Kesukaran, Daya Beda ................. 105
Lampiran 7 Penghitungan Validitas ................................................................... 110
Lampiran 8 Penghitungan Reliabilitas ............................................................... 112
Lampiran 9 Uji Taraf Kesukaran ....................................................................... 113
Lampiran 10 Uji Daya Beda .............................................................................. 114
Lampiran 11 Kisi-kisi Soal Tes Awal dan Akhir ............................................... 116
Lampiran 12 Uji Normalitas Data Tes Awal ..................................................... 118
Lampiran 13 Uji Homogenitas Data Tes Awal .................................................. 121
Lampiran 14 Uji Kesamaan Rata-rata ................................................................ 122
Lampiran 15 Silabus Kelas Eksperimen ............................................................ 123
Lampiran 16 Silabus Kelas Kontrol .................................................................... 133
Lampiran 17 RPP Kelas Eksperimen ................................................................. 143
Lampiran 18 RPP Kelas Kontrol ........................................................................ 157
Lampiran 19 Uji Normalitas Data Tes Akhir ...................................................... 174
Lampiran 20 Uji Homogenitas Data Tes Akhir .................................................. 177
Lampiran 21 Uji Hipotesis 1 .............................................................................. 178
Lampiran 22 Uji Hipotesis 2 ............................................................................... 179
Lampiran 23 Uji Hipotesis 3 .............................................................................. 180
Lampiran 24 Uji Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................................... 181
Lampiran 25 Uji Homogenitas Data Gain ......................................................... 184
Lampiran 26 Uji t Data Gain .............................................................................. 185
Lampiran 27 Uji Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen ................................. 186
Lampiran 28 Uji Gain Ternormalisasi Kelas Kontrol ......................................... 187
Lampiran 29 Uji Homogenitas Gain Ternormalisasi .......................................... 188
xv
Lampiran 30 Uji t Gain Ternormalisasi .............................................................. 189
Lampiran 31 Dokumentasi .................................................................................. 190
Lampiran 32 Surat Bukti Penelitian .................................................................... 192
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
suatu negara dalam segala aspek sekaligus berperan dalam membentuk pola pikir,
akhlak dan teknologi yang akan berguna bagi orang banyak. Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 2, pendidikan
nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan
zaman. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pemerintah melaksanakan berbagai srategi dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang, salah satu
strategi yaitu dengan mengembangkan kurikulum pendidikan di
Indonesia.Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
2
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (Pasal 1 Ayat19).
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: 1) pendidikan
agama, 2) pendidikan kewarganegaraan, 3) bahasa, 4) matematika, 5) Ilmu
Pengetahuan Alam, 6) Ilmu Pengetahuan Sosial, 7) seni dan budaya, 8)
pendidikan jasmani dan olah raga, 9) keterampilan, dan 10) muatan lokal. Sesuai
dengan muatan kurikulum tersebut, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah
satu aspek yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah
(Pasal 37 Ayat 1).
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006, mata pelajaran IPS perlu diberikan kepada semua
peserta didik untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan
bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Melalui pembelajaran
IPS siswa didorong secara aktif menelaah interaksi yang ada di lingkungannya,
gejala-gejala lokal, regional dan global serta menelaah nilai-nilai proses
demokratis kehidupan sosial. Melalui kegiatan tersebut siswa diharapkan mampu
memahami dunia yang selalu berubah di sekelilingnya dari waktu ke waktu.
Berbekal pengetahuan dan nilai-nilai tersebut diharapkan dapat mengambil
keputusan sebagai warga yang aktif dan demokratis.
3
Tujuan mata pelajaran IPS di SD/MI juga disebutkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi yaitu: 1)
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya; 2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial; 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan; 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan
global.
IPS memiliki ruang lingkup yang cukup luas. Seperti yang tertuang dalam
Standar Isi (BSNP 2006: 583), ruang lingkup mata pelajaran IPSmeliputi
beberapa aspek yaitu: 1) manusia, tempat, dan lingkungan; 2) waktu,
keberlanjutan, dan perubahan; 3) sistem sosial dan budaya; serta 4) perilaku
ekonomi dan kesejahteraan.Luasnya ruang lingkup mata pelajaran IPS
membutuhkan strategi dan metode khusus dalam penyampaiannya. Namun pada
kenyataannya pelaksanaan pembelajaran IPS masih menemui banyak kendala di
lapangan.
Berdasarkan temuan Depdiknas (2007:6), materi cakupan IPS yang luas
dengan alokasi waktu pembelajaran yang tidak proporsional mengakibatkan guru
menjadi tergesa-gesa dalam menyampaikan materi sehingga kurang
memperhatikan tingkat pemahaman siswa, selain itu adanya kecenderungan
pemahaman yang salah bahwa IPS adalah pelajaran yang cenderung pada hafalan.
Pemahaman seperti ini yang berakibat pada pembelajaran yang menekankan pada
4
verbalisme. Guru dalam pembelajaran lebih menerapkan metode yang lebih
menekankan pada aktivitas guru, bukan aktivitas siswa. Pembelajaran yang
dianggap sebagai proses transfer informasi menempatkan guru sebagai satu-
satunya sumber informasi dan menempatkan siswa sebagai individu yang pasif
sehingga potensi individualnya tidak berkembang secara optimal. Dalam hal ini
guru hendaknya dapat memberi dorongan dan arahan kepada siswa untuk dapat
turut aktif mencari sumber belajar dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Permasalahan juga dijumpai di SD Negeri Gugus Larasati Gunungpati
Semarang. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, ada kecenderungan guru
telah menggunakan model inovatif dalam pembelajaran, tetapi belum
dilaksanakan secara optimal. Awalnya guru membentuk kelompok-kelompok
diskusi dalam kegiatan belajar tetapi kurang mengetahui model apa yang
digunakan. Guru awalnya membentuk kelompok heterogen, kemudian guru
menjelaskan tugas kelompok yang harus dikerjakan. Setelah itu siswa diminta
untuk berdiskusi dan melakukan investigasi untuk menemukan informasi
berkaitan dengan tugas yang diberikan dari berbagai literatur yang dimiliki untuk
selanjutnya dipresentasikan hasilnya di depan kelas.
Secara garis besar langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai
dengan langkah pembelajaran dalam model pembelajaran Group
Investigation(GI), yakni berupa pengerjaan tugas dengan diskusi dan siswa
melakukan investigasi untuk memperoleh informasi berkaitan dengan tugas
masing-masing kelompok dari literatur yang mereka miliki.
5
Beberapa permasalahan lain juga ditemukan oleh peneliti, di antaranya
adalah dalam pembelajaran hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya jawab
di dalam kelas, kurangnya pengawasan dalam aktivitas diskusi membuat siswa
bergantung pada teman sekelompoknya. Hal tersebut juga mengakibatkkan
kurangnya kerjasama yang baik antar siswa yang membuat anak yang malas
maupun kurang pandai tertinggal dalam penyerapan materi. Kurangnya kerjasama
tersebut terjadi karena belum kondusifnya suasana belajar dalam kelompok.
Pemanfaatan media belajar yang kurang optimal juga menghambat pembelajaran.
Pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh guru ternyata belum dibarengi
dengan hasil belajar yang memuaskan, hal tersebut didukung dengan data hasil
belajar berupa niai hasil UAS IPS siswa kelas V SDN Gugus Larasati Gunungpati
Semarang. Data tersebut di antaranya, SDN Plalangan 01 dari 37 siswa sebanyak
18 siswa (49%) siswa telah mencapai KKM yaitu 68, sedangkan sisanya sebanyak
19 siswa (51%) belum mencapai KKM. SDN Plalangan 02 sebanyak 13 siswa
(81%) dari jumlah keseluruhan 16 siswa telah mencapai KKM yaitu 65,
sedangkan sisanya sebanyak 3 siswa (19%) belum mencapai KKM. SDN
Plalangan 03 sebanyak 5 siswa (63%) dari jumlah keseluruhan 8 siswa telah
mencapai KKM yaitu 61, sedangkan sisanya sebanyak 3 siswa (37%) belum
mencapai KKM. SDN Plalangan 04 sebanyak 16 siswa (47%) dari jumlah
keseluruhan 34 siswa telah mencapai KKM yaitu 66, sedangkan sisanya sebanyak
18 siswa (53%) belum mencapai KKM. SDN Sumurejo 01 sebanyak 10 siswa
(50%) dari jumlah keseluruhan 20 siswa telah mencapai KKM yaitu 63,
sedangkan sisanya sebanyak 10 siswa (50%) belum mencapai KKM. SDN
6
Sumurejo 02 sebanyak 12 siswa (45%) dari jumlah keseluruhan 31 siswa telah
mencapai KKM yaitu 67, sedangkan sisanya sebanyak 19 siswa (55%) belum
mencapai KKM. Hal ini membuktikan bahwa masih rendahnya hasil belajar siswa
SDN Gugus Larasati dalam mata pelajaran IPS.
Untuk memecahkan masalah dan memperbaiki proses pembelajaran
tersebut, guru perlu memilih model pembelajaran yang inovatif dan
menerapkannya sesuai sintaks. Banyak model pembelajaran inovatif yang dapat
dipilih, tetapi peneliti membatasi pada penggunaan model Team Assisted
Individualization (TAI). Model TAIdiharapkan mampu meningkatkan kerjasama
antar siswa dan menuntut siswa untuk bertanggungjawab atas diri sendiri dan
kelompoknya. Hal tersebut membuat siswa mandiri sehingga tidak bergantung
kepada siswa lain dalam kelompoknya dan mereka akan dapat berpikir secara
kritis dalam menyelesaikan tugas dan mampu mendiskusikannya dengan teman
satu kelompok.
Adapun langkah-langkah model TAI antara lain: 1) guru memberikan data
awalkepada siswa atau bisa juga dengan mencermati nilai rata-rata harian atau
nilai pada bab sebelumnya; 2) guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok
heterogen; 3) guru memberikan materi secara singkat menjelang pemberian tugas
kelompok; 4) guru menciptakan persepsi bahwa keberhasilan individu bergantung
pada keberhasilan kelompoknya; 5) siswa belajar bersama menyelesaikan tugas,
guru memberikan bantuan dalam penyelesaian tugas dibantu siswa sebagai tutor
sebaya; 6) guru memberikan tes-tes kecil misalnya dengan memberikan kuis; 7)
guru memberikan skor pada hasil kerja kelompok dan memberikan penghargaan.
7
Model TAI memiliki kelebihan dan kelemahan dalam penerapannya.
Menurut Shoimin (2014:202-203), kelebihan yang dimiliki model TAIantara lain:
(1) siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya; (2) siswa
yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya; (3) adanya
tanggungjawab dalam menyelesaikan masalah; (4) siswa diajarkan bekerja sama
dalam kelompok; (5) melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran; (6) mengurangi
kecemasan; (7) melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar; (8)
mengajarkan siswa memiliki rasa peduli terhadap teman lain dalam proses belajar,
dan dapat belajar untuk saling menghargai. Sedangkan kelemahan yang dimiliki
model TAI antara lain: (1) tidak ada persaingan antar kelompok; (2) terhambatnya
cara berpikir siswa yang mempunyai kemampuan lebih terhadap siswa yang
kurang; (3) memerlukan periode yang lama; (4) sesuatu yang harus dipahami dan
dipahami belum seluruhnya dicapai siswa; (5) bila kerja sama tidak dapat
dilaksanakan dengan baik, yang akan bekerja hanyalah beberapa murid saja; (6)
siswa yang pintar akan merasa keberatan karena nilai yang diperoleh ditentukan
oleh pencapaian kelompok.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa model TAI dan GI sesuai
digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPS di
kelas V SDN Gugus Larasati Guunungpati Semarang. Kedua model tersebut
menekankan pada tanggungjawab individu dan kerjasama yang baik di dalam
kelompok yang akan membuat siswa lebih mudah dalam belajar dan memahami
materi.
8
Untuk memperkuat penelitian, peneliti mencantumkan beberapa penelitian
terdahulu, di antaranya yang telah dilaksanakan oleh Gede Elga Pranata (2015)
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang
belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation dan siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional pada siswa kelas V SD gugus IV kecamatan Klungkung Kabupaten
Klungkung Bali Tahun ajaran 2014/2015 (P < 0,05). Hal ini ditunjukkan dengan
data hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa kelompok kontrol.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Merudewi dkk (2015). Hasil
penelitian menunjukkan nilai rerata hasil belajar IPS kelompok eksperimen lebih
tinggi dari kelompok kontrol, yaitu 70,5>58,83.Dapat disimpulkan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI berbasis peta konsep berpengaruh terhadap hasil
belajar IPS siswa kelas V SD Gugus VIII Sukawati Kabupaten Gianyar Tahun
Pelajaran 2013/2014.
Akan tetapi, antara model pembelajaran TAI dan GI belum diketahui
keefektifannya dan belum diketahui mana di antara kedua model tersebut yang
lebih efektif. Oleh karena itu, peneliti ingin menguji keefektifan antara kedua
model tersebut melalui penelitian eksperimen dengan judul Keefektifan Model
Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Hasil Belajar IPS Siswa
Kelas V SDN Gugus Larasati Gunungpati Semarang.
9
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut.
1) Apakah model TAIefektif terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN
Gugus Larasati Gunungpati Semarang?
2) Apakah model GIefektif terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN
Gugus Larasati Gunungpati Semarang?
3) Apakah model TAI lebih efektif daripada model GIterhadap hasil belajar
IPS siswa kelas V SDN Gugus Larasati Gunungpati Semarang?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1) Mengetahui keefektifan model TAIterhadap hasil belajar IPS siswa kelas
V SDN Gugus Larasati Gunungpati Semarang.
2) Mengetahui keefektifan model GI terhadap hasil belajar IPS siswa kelas
VSDN Gugus Larasati Gunungpati Semarang.
3) Membuktikan model TAI lebih efektif daripada model pembelajaran GI
terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN Gugus Larasati Gunungpati
Semarang.
10
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik bersifat teoritis
maupun praktis.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi mengenai
penggunaan model inovatif TAIdan GIdi dalam pembelajaran.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Siswa
Menumbuhkan minat belajar siswa, kekompakan, tanggungjawab dalam
belajar dan menyelesaikan tugas serta membantu siswa memahami materi yang
dipelajari.
1.4.2.2 Bagi Guru
Membantu guru mengenal dan mengaplikasikan model pembelajaran
inovatif untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran sehingga setiap tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
1.4.2.3 Bagi Sekolah
Memberi masukan kepada pihak sekolah untuk senantiasa
mengembangkan dan mengawasi kegiatan belajar mengajar di sekolah terutama
dalam hal penggunaan model-model inovatif oleh guru agar pembelajaran dapat
berjalan secara optimal.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1Kajian Teori
2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan belajar. Setiap orang, baik
disadari ataupun tidak, selalu melaksanakan kegiatan belajar. Dalam proses
pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Diperlukan
perubahan setiap harinya guna menghadapi tantangan era globalisasi seperti
sekarang ini agar tantangan tersebut dapat dihadapi dengan baik sehingga bangsa
Indonesia tidak menjadi bangsa yang tertinggal dibandingkan dengan bangsa-
bangsa lain.
Belajar apabila dikaitkan dengan dunia pendidikan akan merujuk pada
proses pembelajaran. Belajar dan pembelajaran menunjuk kepada aktivitas yang
berbeda, namun keduanya bermuara pada tujuan yang sama. Belajar mungkin saja
terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh aktivitas pembelajaran dalam belajar
hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya lebih mudah diamati
(Aunurrahman, 2014:34).
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2013:2).
Menurut Hamalik (2015:27), belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan
12
dan bukan suatu hasil atau tujuan. Sedangkan menurut pendapat Hamdani (2011:
21), belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan. Misalnya, dengan membaca, mengamati, dan meniru. Selain
itu, belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan proses perubahan perilaku yang berlangsung dalam interaksi individu
dengan lingkungannya melalui serangkaian kegiatan.Perubahan yang terjadi pada
seseorang terjadi secara bertahap.
Belajar memiliki beberapa ciri-ciri yang dapat menandakan suatu kegiatan
atau aktivitas tertentu merupakan suatu proses belajar atau tidak. Menurut
Aunurrahman (2014:36), ciri-ciri belajar di antaranya adalah belajar menunjukkan
suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja, belajar
merupakan interaksi individu dengan lingkungannya, dan hasil belajar ditandai
dengan perubahan tingkah laku.
Hasil dari aktivitas belajar antara satu orang dengan yang lainnya akan
berbeda-beda. Hasil tersebut tidak hanya ditentukan oleh masing-masing individu
saja, tetapi ada banyak hal atau faktor yang turut mempengaruhi proses dan hasil
belajar seseorang.
Menurut Dalyono (2015:55), faktor-faktor yang menentukan pencapaian
hasil belajar antara lain:
1. Faktor Internal
a) Kesehatan
13
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar. Bila seseorang sakit atau rohaninya kurang baik, dapat
mengakibatkan tidak bergairah dalam belajar.
b) Intelegensi dan Bakat
Seseorang yang memiliki intelegensi yang baik umumnya mudah belajar
dan hasilnya pun cenderung baik, begitupun sebaliknya. Bakat juga besar
pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar.
c) Minat dan Motivasi
Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, dan
seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan semua
kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh.
d) Cara Belajar
Seseorang perlu memperhatikan teknik-teknik belajar yang baik. Selain
teknik-teknik tersebut, perlu juga diperhatikan waktu belajar, tempat, fasilitas,
penggunaan media pengajaran dan penyesuaian bahan pelajaran.
2. Faktor Eksternal
a) Keluarga
Faktor orangtua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam
belajar. Selain itu faktor keadaan rumah juga mempengaruhi keberhasilan belajar.
b) Sekolah
Kualitas guru, metode mengajar, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan
anak, keadaan fasilitas sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas,
pelaksanaan tata tertib sekolah turut mempengaruhi hasil belajar anak.
14
c) Masyarakat
Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-
orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan
moralnya baik, hal ini akan mendorong anak agar lebih giat belajar.
d) Lingkungan Sekitar
Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal, juga sangat penting dalam
mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana
sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim.
Pengaruh dari aktivitas belajar atau hasil belajar akan lebih mudah untuk
diketahui dari proses pembelajarannya. Pembelajaran merupakan terjemahan dari
learning. Pembelajaran memiliki arti sebuah proses, cara, atau perbuatan
mempelajari (Suprijono, 2012:13). Pada pembelajaran, guru mengajar diartikan
sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Subjek
pembelajaran adalah peserta didik, sehingga pembelajaran berpusat pada peserta
didik.
Menurut Rusman (2011:1), pembelajaran merupakan suatu sistem, yang
terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi.
Selain itu, pembelajaran juga diartikan sebagai usaha sadar dari seorang
guru untuk membelajarkansiswanya(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber
belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto: 2010).
Berdasarkan uraian mengenai pengertian pembelajaran di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru,
15
lingkungan dan media pembelajaran yang dilakukan dengan sengaja sehingga
memungkinkan seseorang belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan
tingkah laku tertentu.
Pembelajaran dalam prosesnya akan melibatkan berbagai komponen.
Komponen dapat diartikan sebagai unsur atau bagian dari keseluruhan. Menurut
Rifa’i (2012: 159), komponen-komponen pembelajaran meliputi:
1) Tujuan
Tujuan yang diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan pembelajaran
adalah berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dirumuskan eksplisit
dalam TPK.
2) Subyek Belajar
Subyek belajar dalam pembelajaran merupakan komponen utama karena
berperan sebagai subyek sekaligus objek. Sebagai subyek karena siswa adalah
individu yang melakukan proses belajar-mengajar. Sebagai objek karena kegiatan
pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subyek
belajar.
3) Materi Pelajaran
Materi pelajaran yang komprehensif, terorganisasi secara sistematis dan
dideskripsikan dengan jelas akan berpengaruh terhadap intensitas proses
pembelajaran. Materi pelajaran dalam sistem pembelajaran berada dalam silabus,
RPP, dan buku sumber. Maka pendidik hendaknya dapat memilih dan
mengorganisasikan materi pelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung
intensif.
16
4) Strategi Pembelajaran
Dalam penerapan strategi pembelajaran, pendidik perlu memilih model-
model pembelajaran yang tepat, metode mengajar yang sesuai dan teknik-teknik
mengajar yang menunjang pelaksanaan metode mengajar.
5) Media Pembelajaran
Menurut Suparman (dalam Rifa’i, 2012:161), media digunakan dalam
kegiatan instruksional antara lain karena: (1) media dapat memperbesar benda
yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi dapat dilihat dengan jelas,
(2) dapat menyajikan benda yang jauh dari sumber belajar, (3) menyajikan
peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat menjadi sistemik dan
sederhana, sehingga mudah diikuti.
6) Penunjang
Komponen penunjang yang dimaksud dalam sistem pembelajaran adalah
fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran dan bahan pelajaran. Komponen
penunjang berfungsi memperlancar, melengkapi, dan mempermudah terjadinya
proses pembelajaran.
Seperti halnya belajar, pembelajaran juga memiliki ciri-ciri khusus.
Menurut Darsono (dalam Hamdani, 2011:47), ciri-ciri pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis
2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar
17
3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik perhatian dan
menantang siswa
4. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik
5. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa
6. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik
maupun psikologi
7. Pembelajaran menekankan keaktifan siswa
8. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja
Oleh karena itu, pembelajaran pasti mempunyai tujuan yaitu membantu
siswa agar memperoleh berbagai pengalaman, dan dengan pengalaman itu tingkah
laku siswa bertambah baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku ini
meliputi pengetahuan, keterampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai
pengendali sikap dan perilaku siswa.
2.1.2 Hasil Belajar
Menurut Rifa’i (2012: 85), hasil belajar merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh
karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka
perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep, begitu juga
dengan hal lainnya.
Hasil belajar juga diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi
pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
18
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang
dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui
evaluasi (Susanto, 2013:5).Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan
tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap,
fungsional, positif dan disadari (Anitah, 2008:2.19).
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang dialami oleh siswa dari berbagai
aspek sebagai hasil dari proses belajar yang dialaminya.
Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono (2012:6), hasil belajar berupa:
1. informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis
2. keterampilan intelektual,yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang.
3. strategi kognitif,yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah.
4. keterampilan motorik,yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
5. sikap,yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan
eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai
sebagai standar perilaku.
19
Menurut Bloom (dalam Rifa’i, 2012:70) ada tiga taksonomi yang disebut
dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
1. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahan, kemampuan, dan
kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.
2. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori
tujuannya mencerminkan hirarkhi yang bertentangan dari keinginan untuk
menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Kategori tujuan peserta
didikan afektif adalah penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian,
dan pembentukan pola hidup.
3. Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan
motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis
perilaku untuk ranah psikomotorik adalah persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas.
Berdasarkan penggolongan ranah tersebut, yang berkaitan dengan
pengetahuan dan pemahaman siswa adalah ranah kognitif. Ranah kognitif lebih
ditekankan karena pada ranah tersebut tingkat pemahaman siswa dapat diukur dan
diketahui. Oleh karena itu peneliti memfokuskan penelitian pada ranah kognitif
berkaitan dengan hasil belajar IPS siswa.
20
2.1.3 Pendidikan IPS di Sekolah Dasar
2.1.3.1 Hakikat IPS
Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi
atau terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari Ilmu-
Ilmu Sosial yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu
(Sadeli dalam Hidayati dkk., 2008: 1.26).
Selain itu, IPS juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji
berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang
dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang
mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah
(Susanto, 2013: 137).
Hidayati dkk (2008:1.12) mengemukakan tiga rasionalisasi mempelajari
IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Rasionalisasi tersebut adalah
agar siswa dapat: (1) mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan
yang telahdimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna,
(2)lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan
bertanggung jawab, serta (3)mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di
lingkungan sendiri dan antarmanusia.
2.1.3.2 Tujuan IPS
IPS memiliki tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
Mata pelajaran ini bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.(1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir
21
logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosialdan kemanusiaan, serta (4) memiliki kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global (BSNP, 2006:175).
Tujuan utama pengajaran IPS adalah untuk memperkaya dan
mengembangkan kehidupan anak didik dengan mengembangkan kemampuan
dalam lingkungannya dan melatih anak didik untuk menempatkan dirinya dalam
masyarakat yang demokratis, serta menjadikan negaranya sebagai tempat hidup
yang lebih baik (Taneo, 2010:1-27).
2.1.3.3 Karakteristik Pendidikan IPS di SD
IPS mempunyai ciri-ciri khusus atau karakterisitik tersendiri yang
berbedadengan bidang studi lainnya.Untuk membahas karakteristik IPS, dapat
dilihat dari berbagai pandangan. Menurut Hidayati dkk (2010: 1-26),karakteristik
IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya adalah sebagai berikut.
1. Materi IPS
Materi IPS digali darisegala aspek kehidupan praktis sehari-hari di
masyarakat. Pengetahuan konsep, teori-teori IPSyang diperoleh anak di dalam
kelas dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligusditerapkan dalam
kehidupansehari-hari di masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat dan
lingkunganselain menjadi sumber materiIPS sekaligus juga menjadi
laboratoriumnya.
Adalima macam sumber materi IPS, yaitu:
22
a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari
keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan
dunia dengan berbagai permasalahannya.
b. Kegiatanmanusia misalnya:mata pencaharian,pendidikan,
keagamaan,produksi, komunikasi, transportasi.
c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi
danantropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat
sampaiyang terjauh.
d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah
yangdimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang
tokoh-tokohdan kejadian-kejadian yang besar.
e. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan,
pakaian,permainan, keluarga.
2. Strategi Penyampaian IPS
Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan
padasuatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan:anak (diri
sendiri),keluarga,masyarakat/tetangga,kota, region, negara, dan dunia. Tipe
kurikulum tersebut didasarkan pada asumsi bahwa anak pertama-tamadikenalkan
atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkunganterdekat atau
diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan sistematis bergerakdalam lingkungan
konsentrasi keluar dari lingkaran tersebut, kemudianmengembangkan
kemampuannya untuk menghadapai unsur-unsur dunia yanglebih luas.
23
2.1.4 Model Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran dibutuhkan langkah yang inovatif, di
antaranya dengan menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
film, komputer, dan kurikulum (Joyce dalam Trianto, 2009: 22).
Menurut Suprijono (2009:46), model pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arrend dalam
Suprijono, 2009:46).
Menurut Nieveen dalam Trianto (2009:24), suatu model pembelajaran
dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut.Pertama, sahih (valid).
Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal yaitu: 1) apakah model yang
dikembangkan didsasarkan pada rasional teoritik yang kuat; dan 2) apakah ada
konsistensi internal. Kedua, praktis. Aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika:
1) para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan tersebut
dapat diterapkan; dan 2) kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan
tersebut dapat diterapkan. Ketiga, efektif. Berkaitan dengan aspek efektivitas ini,
Nieveen memberikan parameter sebagai berikut. 1) ahli dan praktisi berdasar
24
pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut efektif; dan 2) secara
operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
2.1.5 Model TAI
Menurut Slavin (dalam Huda, 2014:200), TAI merupakan sebuah program
pedagogik yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan perbedaan
individual siswa secara akademik. Tujuan TAI adalah untuk meminimalisasi
pengajaran individual yang terbukti kurang efektif, selain juga ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta motivasi siswa dengan belajar
kelompok.
TAI memiliki dasar pemikiran yaitu untuk mengadaptasi pembelajaran
terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan maupun pencapaian
prestasi siswa. Dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam
kelompok-kelompok kecil yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan
pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Dengan
pemberian kelompok, diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran
kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi (Suyitno dalam
Shoimin, 2014: 200).
Ada beberapa manfaat TAIyang memungkinkannya memenuhi kriteria
pembelajaran efektif. Di antaranya adalah: 1) meminimalisasi keterlibatan guru
dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin, 2) melibatkan guru untuk mengajar
kelompok-kelompok kecil yang heterogen, 3) memudahkan siswa untuk
melaksanakannya karena teknik operasional yang cukup sederhana, 4) memotivasi
25
siswa untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat,
5) memungkinkan siswa untuk bekerja dengan siswa-siswa lain yang berbeda
sehingga tercipta sikap positif di antara mereka (Slavin dalam Huda, 2014: 200).
Menurut Shoimin (2014:200-202), langkah-langkah model TAI antara
lain:
1. guru mencermati nilai data awalatau nilai rata-rata harian atau nilai pada bab
sebelumnya,
2. guru membagi kelas menjadi beberpa kelompok heterogen,
3. guru memberikan materi secara singkat menjelang pemberian tugas
kelompok,
4. guru menciptakan persepsi bahwa keberhasilan individu bergantung pada
keberhasilan kelompoknya,
5. siswa belajar bersama menyelesaikan tugas, guru memberikan bantuan dalam
penyelesaian tugas dibantu siswa sebagai tutor sebaya,
6. guru memberikan tes-tes kecil misalnya dengan memberikan kuis,
7. guru memberikan skor pada hasil kerja kelompok dan memberikan
penghargaan.
Kelebihan model TAI antara lain:
1. siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya,
2. siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya,
3. adanya tanggungjawab dalam menyelesaikan masalah,
4. siswa diajarkan bekerja sama dalam kelompok,
5. melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran,
26
6. mengurangi kecemasan,
7. melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar,
8. mengajarkan siswa memiliki rasa peduli terhadap teman lain dalam proses
belajar, dan dapat belajar untuk saling menghargai.
Kelemahan model TAI antara lain:
1. tidak ada persaingan antar kelompok,
2. terhambatnya cara berpikir siswa yang mempunyai kemampuan lebih
terhadap siswa yang kurang,
3. memerlukan periode yang lama,
4. sesuatu yang harus dipahami belum seluruhnya dicapai siswa,
5. bila kerja sama tidak dapat dilaksanakan dengan baik, yang akan bekerja
hanyalah beberapa murid saja,
6. siswa yang pintar akan merasa keberatan karena nilai yang diperoleh
ditentukan oleh pencapaian kelompok.
(Shoimin, 2014:202-203)
2.1.6 Model GI
Model GI adalah suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada
pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang
kelas. Selain itu juga memadukan prinsip belajar demokratis di mana siswa
terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal sampai
akhir pembelajaran.
Menurut Suprijono (2012), dalam penggunaan model GI, setiap kelompok
akan bekerja melakukan investigasi sesuai dengan masalah yang mereka pilih.
27
Sesuai dengan pengertian tersebut, diketahui bahwa model GIadalah pembelajaran
yang melibatkan aktivitas siswa sehingga tentu akan membangkitkan semangat
serta motivasi mereka untuk belajar.
Menurut Shoimin (2014:81), langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan model GIantara lain:
1. guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok heterogen,
2. guru menjelaskan maksut pembelajaran dan tugas kelompok yang akan
dikerjakan,
3. guru mengundang masing-masing ketua kelompok untuk mengambil materi
tugas secara kooperatif dalam kelompoknya,
4. masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif,
5. perwakilan setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusinya,
6. kelompok lain dapat memberi tanggapan terhadap hasil pembahasan,
7. guru memberikan klarifikasi bila terjadi kesalahan,
8. evaluasi.
Kelebihan model GIantara lain:
1. memberi semangat siswa untuk berinisiatif dan aktif,
2. dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah,
3. meningkatkan belajar bekerja sama,
4. belajar menghargai pendapat oranglain, dan
5. terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan.
Kekurangan model GI antara lain:
1. sedikitnya materi yang disampaikan pada satu kali pertemuan,
28
2. sulitnya memberikan penilaian secara personal,
3. tidak semua topik cocok dengan GI,
4. diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif,
5. siswa yang kurang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami
kesulitan saat menggunakan model ini (Setiawan dalam Shoimin, 2014:82).
2.2 Kajian Empiris
Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh
para peneliti terdahulu dengan menggunakan model TAI dan GI. Adapun hasil
penelitian tersebut antara lain sebagai berikut.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Adnyani dkk (2015) dengan judul
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan Motivasi Berprestasi
terhadap Hasil Belajar IPS Siswa.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)
terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap hasil belajar
IPS pada siswa kelas IV di SD Negeri 4 Manukaya, 2) terdapat pengaruh motivasi
berprestasi tinggi terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas IV di SD Negeri 4
Manukaya.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Pramana dkk (2014) dengan judul
Pengaruh Model Pembelajaran Team Assisted Individualization Berbasis Nilai-
nilai Karakter terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TAI (Team
Assisted Individualzation) berbasis nilai-nilai karakter dan siswa yang mengikuti
29
pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV
semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 3 Dukuh. Adanya
perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan
model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualzation) berbasis nilai-nilai
karakter berpengaruh terhadap hasil belajar IPS dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Asriningsih dkk (2014) dengan judul
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization
(TAI) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Gugus V Kecamatan
Banjar. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap hasil belajar IPA
siswa kelas IV semester ganjil di SD Gugus V kecamatan Banjar kabupaten
Buleleng tahun pelajaran 2013/2014.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Dinata dkk (2014)dengan judul
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)
Berbantuan Multimedia terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus 8 I
Gusti Ngurah Raidengan hasil bahwa model pembelajaran Group Investigation
berbantuan multimedia berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD
Gugus 8 I Gusti Ngurah Rai, Denpasar Selatan Tahun Ajaran 2013/2014.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Aristikawati dkk (2014) dengan judul
Model Pembelajaran Group Investigation Berbasis Multikultural Bernuansa
Kearifan Lokal Berpengaruh terhadap Hasil Belajar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara
30
siswa yang dibelajarkan melalui penerapan model pembelajaran group
investigation berbasis multikultural bernuansa kearifan lokal dengan siswa yang
dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus 7
Kompyang Sujana Denpasar Barat.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Awofala dkk (2013) dengan judul
Effects of Framing and Team Assisted Individualized Instructional Strategies on
Senior Secondary School Students Attitudes Toward Mathematics. Hasil
penelitian menunjukkan efek utama yang signifikan dari perlakuan dan jenis
kelamin pada sikap siswa terhadap matematika dan bahwa 4,2% dan 2,7% dari
varians dalam sikap siswa terhadapmatematika dapat dijelaskan dengan perlakuan
dan jenis kelamin masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan bahwasikap
siswa yang sangat meningkat ketika mereka terkena strategi pengajaranframing
dan TAI bila dibandingkan dengan metode tradisional.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Tarim (2012) dengan judul The Effects
of Cooperative Learning on Turkish Elementary Students Mathematic
Achievement and Attitude Towards Mathematics Using TAI and STAD Methods
yang menunjukkan bahwa model pembelajaran TAI memliliki efek yang lebih
signifikan dibandingkan model STAD pada siswa kelas IV.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Pitoyo dkk (2014) dengan judulThe
Effect of Group Investigation Learning Model, Accelerated Learning Team and
Role Playing on Elementary School Students Writing Skills Viewed from
Cognitive Stylemenunjukkan hasil ada perbedaan dalam keterampilan menulis
antara kelompok mahasiswa Indonesia yang belajar menggunakan Group
31
Investigation dengan sekelompok siswa yang belajar model pembelajaran
Accelerated Learning Team danRole Playing. Perbedaannya adalah dalam bentuk
keterampilan menulis bahwa siswa yang belajar dengan Group Investigation
membuktikan mempunyai keterampilan menulis lebih baik daripada siswa yang
belajar dengan Accelerated Model Team Learning dan Role Playing, sedangkan
siswa yang menggunakan model Accelerated Model Team dan Role Playing
memiliki kemampuan menulis yang sama.
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang dan hasil identifikasi masalah, diperoleh data
bahwa selama ini dalam pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Gugus Larasati
hasilnya kurang maksimal. Hal ini disebabkan adanya beberapa permasalahan
yang ditemukan peneliti di antaranya dalam pembelajaran hanya beberapa siswa
saja yang aktif bertanya jawab di dalam kelas, kurangnya pengawasan dalam
aktivitas diskusi membuat siswa bergantung pada teman sekelompoknya. Hal
tersebut juga mengakibatkkan kurangnya kerjasama yang baik antar siswa yang
membuat anak yang malas maupun kurang pandai tertinggal dalam penyerapan
materi. Kurangnya kerjasama tersebut terjadi karena belum kondusifnya suasana
belajar dalam kelompok. Pemanfaatan media belajar yang kurang optimal juga
menghambat pembelajaran. Guru telah menggunakan model pembelajaran yang
sintaknya sesuai dengan model pembelajaran GItetapi belum sempurna. Data yang
didapat menunjukkan hasil belajar IPS siswa kurang maksimal, sehingga guru
perlu mengambil solusi dengan memilih model pembelajaran inovatif lain, solusi
32
untuk mencari alternatif pemecahan permasalahan tersebut adalah dengan
mengujikeefektifan model pembelajaran TAI dalam pembelajaran IPS siswa kelas
V SDN Gugus Larasati Gunungpati Semarang.
Berikut ini disajikan kerangka berpikir keefektifan model pembelajaran
TAI terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus Larasati Gunungpati
Semarang dalam bentuk bagan.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Data awal
Kelas Kontrol
Model GI
Kelas Eksperimen
Model TAI
Hasil tes kelas kontrol
Pengujian hasil belajar dengan model GI dan model TAI
Data akhir Data akhir
Hasil tes kelas
eksperimen
Pembelajaran IPS oleh guru
33
2.4 HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut.
Ho : Model TAI tidak efektif terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN
Gugus Larasati Gunungpati Semarang.
Ha : Model TAI efektif terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus
Larasati Gunungpati Semarang.
Ho : Model GItidakefektif terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN
Gugus Larasati Gunungpati Semarang.
Ha: : Model GIefektif terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus
Larasati Gunungpati Semarang.
Ho : Model TAItidak lebih efektif daripada model pembelajaran GIterhadap
hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus Larasati Gunungpati
Semarang.
Ha : Model TAI lebih efektif daripada model pembelajaran GI terhadap hasil
belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus Larasati Gunungpati Semarang.
79
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan mengacu pada rumusan masalah yang
telah diuraikan sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model TAI
pada kelas eksperimen efektif terhadap hasil belajar IPS siswa. Keefektifan model
tersebut didukung dengan hasil pengujian terhadap data tes akhir menggunakan
uji proporsi satu pihak yaitu pihak kanan didapat = 2,57438. Pada α=5%
diperoleh = 1,64. Karena > , maka H0 ditolak dan Haditerima,
artinya besar proporsi siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)
adalah lebih dari 75 %. Hal ini dapat diartikan bahwa model TAI efektif terhadap
hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus Larasati Gunungpati Semarang.
Penerapan model GI pada kelas kontrol efektif terhadap hasil belajar IPS
siswa. Keefektifan model tersebut didukung dengan hasil pengujian terhadap data
tes akhir menggunakan uji proporsi satu pihak yaitu pihak kanan didapat =
2,372895. Pada α=5% diperoleh = 1,64. Karena > , maka H0
ditolak dan Ha diterima, artinya besar proporsi siswa yang memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) adalah lebih dari 75 %. Hal ini dapat diartikan bahwa
model GI efektif terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus Larasati
Gunungpati Semarang besar proporsi siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan
minimal (KKM) adalah lebih dari 75 %. Hal ini dapat diartikan bahwa model GI
80
efektif terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus Larasati Gunungpati
Semarang.
Model TAI pada kelas eksperimen dinilai lebih efektif daripada model GI
pada kelas kontrol.Hal tersebut didukung dengan adanya uji t data tes akhir.
Berdasarkan penghitungan diperoleh = 2,254771 dan = 1,67. Karena
> maka ditolak dan Ha diterima, artinya rata-rata hasil tes IPS
kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata hasil tes IPS kelas kontrol. Sehinga
model TAI pada kelas eksperimen lebih efektif daripada model GI pada kelas
kontrol. Hasil tersebut diperkuat dengan uji t gain dan t gain ternormalisasi untuk
mengetahui kenaikan nilai antara tes awal dan tes akhir. Setelah dilakukan
penghitungan uji t diperoleh harga thitunggain3,037265188 lebih besar dari
ttabel1,67. Sedangkan harga thitunggain ternormalisasi 7,3554961 lebih besar dari
ttabel 1,67, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen lebih efektif terhadap
hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus Larasati Gunungpati Semarang.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan, peneliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Model TAI terbukti efektif terhadap hasil belajar IPS siswa. Oleh karena itu,
guru diharapkan dapat menggunakan model TAI untuk diterapkan dalam
pembelajaran IPS selanjutnya maupun diterapkan pada mata pelajaran lain
agar siswa dapat saling bekerjasama dan aktif dalam kelompok.
81
2. Pada proses pembelajaran yang menerapkan model TAI, diharapkan guru
dapat melaksanakan bimbingan kepada setiap kelompok diskusi agar siswa
dapat bekerjasama dengan baik serta saling membantu satu sama lain dalam
memecahkan permasalahan yang diberikan.
3. Pada pelaksanaan model TAI, guru diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model TAI
secara kreatif agar mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan
tidak monoton.
82
DAFTAR PUSTAKA
Adnyani, dkk. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan Motivasi Berprestasi terhadap Hasil Belajar IPS Siswa. e-Journal
Mimbar PGSD Universitas PendidikanGanesha. Vol. 3, No.1.
Asriningsih, Komang, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Gugus V Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2013/ 2014. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha. Vol.2, No.1.
Anitah, Sri W, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Pendidan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.
. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aristikawati. 2014. Model Pembelajaran Group Investigation Berbasis Multikultural Bernuansa Kearifan Lokal Berpengaruh terhadap Hasil Belajar. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Vol.2,
No.1.
Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
BSNP. 2006. Standar Isi: Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarUntuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Dalyono. 2015. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPS. Jakarta: Depdiknas Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum.
Dinata, Dwi Putra Surya, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Multimedia terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus 8 I Gusti Ngurah Rai. Jurnal Mimbar
PGSD Universitas Pendidikan GaneshaVol.2, No.1.
Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
83
Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Lestari dan Yudhanegara. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung:
Refika Aditama.
Merudewi, I.G.A Kencana, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Berbasis Peta Konsep terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus VIII Sukawati. e-Journal Mimbar
PGSD Universitas PendidikanGanesha. Vol. 2, No. 1
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI.Pramana, Nyoman Arya, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Team
Assisted Individualization Berbasis Nilai-nilai Karakter terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV. e-Journal Mimbar PGSD Universitas
PendidikanGanesha. Vol. 2, No.1.
Pranata, Gede Elga. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Sikap Sosial dan Hasil Belajar Siswa. e-Journal
PGSD Universitas PendidikanGanesha. Vol. 3, No. 1.
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rifa’i, Achmad&Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Pusat Pengembangan MKU/ MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
________. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukardi. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media Group.
84
Taneo, Silvester Petrus. 2010. Kajian IPS SD. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.
Tarim, Kamuran, dkk. 2012. The Effects of Cooperative Learning on Turkish Elementary Students Mathematic Achievement and Attitude Towards Mathematics Using TAI and STAD Methods.Vol. 67:77-91.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana.
. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Top Related