TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISME
Oleh
MOHAMMAD IMAM SYAMRONI LATIF
PASCASARJANA STAIN PAMEKASAN
Teori belajar konstruktivisme ini bertitik tolak dari teori
pembelajaran Behaviorisme yang didukung oleh B.F Skinner
yang mementingkan perubahan tingkah laku pada pebelajar.
kemudiannya beralih kepada teori pembelajaran kognitivisme
yang diperkenalkan oleh Jean Piaget di mana ide utama
pandangan ini adalah mental.
Seterusnya lahirlah teori pembelajaran konstruktivisme yang
merupakan pandangan terbaru di mana pengetahuan akan
dibangun sendiri oleh pembelajar berdasarkan pengetahuan
yang ada pada mereka.
diusung oleh JEAN PIAGET dan VIGOTSKY
Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya,
seperti sebuah kotak-kotak yang masing-masing mempunyai
makna yang berbeda-beda. Pengalaman yang sama bagi
seseorang akan dimaknai berbeda oleh masing-masing individu
dan disimpan dalam kotak yang berbeda.
Pada saat manusia belajar, sebenarnya telah terjadi dua proses
dalam dirinya, yaitu proses organisasi informasi dan proses
adaptasi
Vigotsky, bahwa proses belajar adalah sebuah proses yang
melibatkan dua elemen penting
Pertama, belajar merupakan proses secara biologi sebagai
proses dasar.
Kedua, proses secara psikososial sebagai proses yang lebih
tinggi dan essensinya berkaitan dengan lingkungan sosial
budaya.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), 124.
“PENGETAHUAN DIBENTUK MENJADI
PEMAHAMAN INDIVIDUAL MELALUI INTERAKSI
DENGAN LINGKUNGAN DAN ORANG LAIN”
Perspektif konstruktivisme mempunyai pemahamantentang belajar yang lebih menekankan proses daripadahasil.
Proses belajar, hasil belajar, cara belajar dan strategibelajar akan mempengaruhi perkembangan tata pikir danskema berpikir seseorang, sebagai upaya memperolehpemahaman yang bersifat subjektiv
Jadi, konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaranyang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatumakna dari apa yang dipelajari.
Untuk membangun suatu pengetahuan baru, peserta didik
akan menyesuaikan informasi baru atau pengalaman yang
disampaikan guru dengan pengetahuan atau pengalaman
yang telah dimilikinya melalui berintekrasi sosial dengan
peserta didik lain atau dengan gurunya
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran; Filosofi Teori dan Aplikasi, (Bandung: Pakar Raya,
2004), 53.
Konsep teori belajar konstruktivisme
mempunyai interpretasi perwujudan yang
beragam. Belajar merupakan proses aktif untuk
mengkonstruksi pengetahuan dan bukan proses
menerima pengetahuan. Proses pembelajaran
yang terjadi lebih dimaksudkan untuk
membantu atau mendukung proses belajar,
bukan sekedar untuk menyampaikan
pengetahuan.
Yang terpenting dalam teori konstruktivisme
adalah bahwa dalam proses pembelajaran,
siswa-lah yang harus mendapatkan
penekanan. Merekalah yang harus aktif
mengembangkan pengetahuan mereka, bukan
pembelajar atau orang lain
Belajar lebih diarahkan pada experimental
learning yaitu merupakan adaptasi
kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit
di laboratorium, diskusi dengan teman sekelas,
yang kemudian diaplikasikan dan dijadikan ide
dan pengembangan konsep baru. Karenanya
tujuan dari mendidik dan mengajar tidak
terfokus pada si pendidik melainkan pada
peserta didik.
Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajarankonstruktivistik
Mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyatadalam kontek yang relevan.
Mengutamakan proses
Menanamkan pembelajran dalam kontekspengalaman social
Pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksipengalaman
Fornot mengemukakan aspek-aspek
konstruktivitik sebagai berikut:
adaptasi (adaptation),
konsep pada lingkungan (the concept of
envieronment), dan
pembentukan makna (the construction of
meaning)
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogyakarta: Ar Ruzz Media, 2011),
117.
J. Piaget, adaptasi terhadap lingkungan dilakukan
melalui empat proses yaitu
Skemata,
Asimilasi
Akomodasi ,dan
Equilibrium.
Skemata,
manusia selalu berusaha menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Manusia cendrung mengorganisasikan
tingkah laku dan pikirannya. Hal itu mengakibatkan
adanya sejumlah struktur spikologis yang berbeda
bentuknya pada setiap fase atau tingkatan
perkembangan tingkah laku dan kegiatan berfikir
manusia. Struktur ini disebut dengan struktur pikiran
(intelektual scheme). Dengan demikian, pikiran harus
memiliki suatu struktur yaitu skema yang berfungsi
melakukan adaptasi dengan lingkungan dan menata
lingkungan itu secara intelektual.back
Asimilasi
adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan
persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema
atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang
menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau
rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses
asimilasi ini terus berjalan.
Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian
skemata melainkan perkembangan skemata.
Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam
mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan
lingkungan baru. back
Akomodasi
dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman
baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan
pengalaman yang baru dengan skemata yang
telah dipunyai. Dalam keadaan demikian orang
akan mengadakan akomodasi.
Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru
yang cocok dengan rangsangan yang baru atau
memodifikasi skema yang telah ada sehingga
cocok dengan rangsangan itu.
back
Equilibrium (keseimbangan)
individu berusaha untuk mencapai struktur mental atau
skemata yang stabil, dalam artian adanya keseimbangan
antara proses asimilasi dan proses akomodasi.
Seandainya hanya terjadi asimilasi secara kontinue, maka
yang bersangkutan hanya akan memiliki beberapa skemata
global dan tidak mampu melihat perbedaan antara berbagai
hal.
Sebaliknya jika hanya ada akomodasi saja yang terjadi
secara kontinue, maka individu akan hanya memiliki skemata
yang kecil-kecil saja, dan mereka tidak memiliki skemata
yang umum. Itulah sebabmya, ada keserasian diantara
asimilasi dan akomodasi yang oleh J. Piaget disebut dengan
keseimbangan. next
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yangmengacu kepada teori belajar konstruktivismelebih memfokoskan pada kesuksesan siswadalam mengorganisasikan pengalaman mereka,bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apayang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru
Dengan kata lain siswa lebih diutamakan untukmengkonstruksi sendiri pengetahuan merakamelalui asimilasi dan akomodasi.
LANGKAH-LANGKAH BELAJAR KONSTRUKTIVISME
Brooks dan brooks memberikan perbandingan
menarik antara kelas konstruktivisme dan
tradisional
Konstruktivisme Tradisional
Kegiatan belajar bersandar pada materi
hands-on
Kegiatan belajar bersandar pada tex-books
Presentasi materi dimulai dengan keseluruhan
kemudian pindah ke bagian-bagian
Presentasi dimulai dari bagian-bagian,
kemudian pindah ke keseluruhan
Menekankan pada ide-ide besar Menekankan pada keterampilan-
keterampilan dasar
Guru mengikuti pertanyaan siswa Guru mengikuti kurikulum yang pasti
Guru menyiapkan lingkungan belajar dimana
siswa dapat menemukan pengetahuan
Guru mempresentasikan informasi kepada
peserta didik
Guru berusaha membuat peserta didik
mengungkapkan sudut pandang dan
pemahaman mereka sehingga mereka dapat
memahami pembelajaran mereka
Guru berusaha membuat peserta didik
memberikan jawaban yang benar
Assesmen diintegrasikan dengan belajar
mengajar melalui portopolio dan observasi
Assesmen adalah kegiatan tersendiri dan
terjadi melalui testing
Kelas Konstruktivisme Dan Tradisional
Agus Suprijono, Cooperative Learnig Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), 36-38.
Aspek Behavioristik Konstruktivistik
Sifat
pengetahuan
Pengetahuan bersifat objektif,pasti, tetap,
terstruktur, rapi
Non-objektif, temporer selalu
berubah
Belajar Belajar adalah perolehan pengetahuan Pemaknaan pengetahuan
Mengajar Memindahkan pengetahuan kepada orang
yang belajar
Menggali makna
Fungsi mind Penjiplak struktur pengetahuan Menginterpretasi sehingga
muncul makna yang unik
Pembelajaran Pembelajar diharapkan memiliki
pemahaman yang sama dengan pengajar
terhadap pengetahuan yang dipelajari
Pembelajar bisa memiliki
pemahaman berbeda terhadap
pengetahuan yang dipelajari
Pengelolaan
Pembelajaran
Pembelajar dihadapkan pada aturan yang
jelasyang ditetapkan lebih dahulu secara
ketat
Pembiasaan (disiplin) sangat esensial
Pembelajar dihadapkan pada
lingkungan belajar yang bebas
Kebebasan merupakan sistem
yang sangat esensial
Komparasi Teori Behavioristik dan Konstruktivistik
Lanjutan…..
Aspek Behaviorisme Konstruktivistik
Kegagalan dan
keberhasilan
pembelajaran
• Kegagalan atau ketidakmampuan dalam
menambah pengetahuan dikategorikan
sebagai KESALAHAN, HARUS DIHUKUM.
• Keberhasilan atau kemampuan
dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang
pantas dipuji atau diberi hadiah
Kegagalan atau keberhasilan, kemampuan
atau ketidakmampuan dilihat sebagai
interpretasi yang berbeda yang perlu dihargai
• Ketaatan kepada aturan dipandang sebagai
penentu keberhasilan
• Kontrol belajar dipegang oleh sistem diluar
diri pembelajar
Kebebasan dipandang sebagai penentu
keberhasilan
• Kontrol belajar dipegang oleh pembelajar
Tujuan
pembelajaran
• Tujuan pembelajaran menekankan pada
penambahan pengetahuan.
• Seseorang dikatakan telah belajar apabila
mampu mengungkapkan kembali apa yang
dipelajari
Tujuan pembelajaran menekankan pada
penciptaan pemahaman, yang menuntut
aktifitas kreatif-produktif dalam konteks nyata
Strategi
pembelajaran
Keterampilan terisolasi mengikuti urutan
kurikulum ketat.
Aktivitas mengikuti buku teks.
Menekankan pada hasil
Penggunaan pengetahuan secara bermakna.
Mengikuti pandangan pembelajar.
Aktivitas belajar dalam konteks nyata.
Menekankan pada proses
Evaluasi Respons pasif.
Menuntut satu jawaban benar.
Evaluasi merupakan bagian terpisah dari
belajar.
Penyusunan makna secara aktif.
Menuntut pemecahan ganda.
Evaluasi merupakan bagian utuh dari belajar
Pembelajaran berbasis konstruktivisme merupakan
belajar artikulasi, yaitu proses mengartikulasi ide,
pikiran, dan solusi. Belajar tidak hanya
mengontruksikan makna dan mengembangkan
pikiran, namun juga memperdalam proses-proses
pemaknaan tersebut melalui peng-akspresian ide-ide.
Orientasi, merupakan fase untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik.
Memperhatikan dan mengembangkan motivasi terhadap topik materi
pembelajaran.
Elicitasi, merupakan fase untuk membantu peserta didik menggali ide-ide yang
dimilikinya dengan memberi kesemptan kepada peserta didik untuk
mendiskusikan atau menggambarkan pengetahuan dasar atau ide mereka
melalui poster, tulisan yang dipresentasikan kepada seluruh peserta didik.
Restrukturisasi ide, dalam hal ini peserta didik melakukan klarifikasi ide dengan
cara mengontraskan ide-idenya dengan ide orang lain atau teman lalui diskusi
Aplikasi ide, dalam langkah ini ide atau pengetahuan yang telah dibentuk
peserta didik perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi
Reviu, dalam fase ini memungkinkan peserta didik mengaplikasikan
pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, merevisi gagasannya
dengan menambah suatu keterangan atau dengan cara mengubahnya menjadi
lebih lengkap
Implikasi konstruktivisme dalam pembelajaran
Menurut prinsip konstruktivis, seorang guru
berperan sebagai mediator dan fasilitator
yang membantu agar proses belajar siswa
berjalan dengan baik. Tekanan ada pada
siswa yang belajar dan bukan pada disiplin
atau pun guru yang mengajar.
Fungsi mediator dan fasilitator dapat
dijabarkan dalam beberapa tugas
Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung
jawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian. Karena itu,
memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama seorang guru.
Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang
keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan
gagasan-gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka.
Menyediakan sarana yang merangsang siswa berpikir secara produktif.
Menyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling mendukung proses
belajar siswa. Guru harus menyemangati siswa. Guru perlu menyediakan
pengalaman konflik.
Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran si siswa jalan
atau tidak. Guru menunjukkan dan mcmpertanyakan apakah pengetahuan
siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan. Guru
membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa.
Paulina Pannen, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, (Jakarta: Proyek Pengambangan Universitas Terbuka DirjenDikti Depdiknas, 2001), 24
Dalam menerapkan teori kontruktivisme dalam
belajar dapat digunakan model pembelajaran
yang melibatkan beberapa langkah
Pengenalan
Pembelajaran kompetensi
Pemulihan
Pendalaman
Pengayaan
Tahap pengenalan merupakan pemberian hal-
hal yang konkrit dan mudah dengan contoh-
contoh sederhana yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini, guru
perlu mencermati melalui penilaian prakonsep
atau kompetensi awal yang dimiliki peserta
didik untuk maju ke tahap berikutnya
back
Tahap pembelajaran kompetensi merupakan
tahap di mana peserta didik mulai beranjak
dari mengenali kompetensi baru ke menguasai
kompetensi dasar.
back
Hasil penilaian akan menunjukkan apakah
peserta didik perlu diberi tahapan pemulihan,
yaitu tahap di mana peserta didik memulihkan
prakonsep menjadi suatu konsep/kompetensi
secara benar.
Bila peserta didik telah menguasai kompetensi
secara benar, guru dapat menilai sejauh mana
minat, potensi, dan kebutuhan dalam
penguasaan kompetensi dasar. Apabila
peserta didik cukup berminat dan kompetensi
dasar telah dikuasai secara tuntas, tahap
pemulihan dapat dilewati dan maju ke tahap
berikutnya back
Dalam tahap pendalaman terjadi otomatisasi
berpikir dan bertindak sebagai perwujudankompetensi.
back
Tahap pengayaan agar peserta didik
memperoleh variasi pengalaman belajar.
Berbagai latihan dapat digunakan untuk
mendalami atau memperkaya kompetensi.
next
Penilaian yang dilakukan menunjukkan
apakah suatu kompetensi telah tuntas
dikuasai atau belum. Dari hasil penilaian
dapat diketahui jenis-jenis latihan yang
perlu diberikan kepada peserta didik
sebagai pemulihan, pendalaman, dan
pengayaan.
Strategi pembelajaran perlu mengikuti kaedah
pedagogik, yaitu pembelajaran diawali dari konkret
ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks,
dan dari yang mudah ke sulit. Peserta didik perlu
belajar secara aktif dengan berbagai cara untuk
mengkontruksi atau membangun pengetahuannya.
Suatu rumus, konsep, atau prinsip dalam mata
pelajaran sebaiknya dibangun siswa dalam
bimbingan guru. Strategi pembelajaran perlu
mengkondisikan peserta didik untuk menemukan
pengetahuan sehingga mereka terbiasa melakukan
penyelidikan dan menemukan sesuatu.
Akhiran.……
SEKIAN DULU
Top Related