Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

35
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME Oleh MOHAMMAD IMAM SYAMRONI LATIF PASCASARJANA STAIN PAMEKASAN

Transcript of Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Page 1: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

KONSTRUKTIVISME

Oleh

MOHAMMAD IMAM SYAMRONI LATIF

PASCASARJANA STAIN PAMEKASAN

Page 2: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Teori belajar konstruktivisme ini bertitik tolak dari teori

pembelajaran Behaviorisme yang didukung oleh B.F Skinner

yang mementingkan perubahan tingkah laku pada pebelajar.

kemudiannya beralih kepada teori pembelajaran kognitivisme

yang diperkenalkan oleh Jean Piaget di mana ide utama

pandangan ini adalah mental.

Seterusnya lahirlah teori pembelajaran konstruktivisme yang

merupakan pandangan terbaru di mana pengetahuan akan

dibangun sendiri oleh pembelajar berdasarkan pengetahuan

yang ada pada mereka.

diusung oleh JEAN PIAGET dan VIGOTSKY

Page 3: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya,

seperti sebuah kotak-kotak yang masing-masing mempunyai

makna yang berbeda-beda. Pengalaman yang sama bagi

seseorang akan dimaknai berbeda oleh masing-masing individu

dan disimpan dalam kotak yang berbeda.

Pada saat manusia belajar, sebenarnya telah terjadi dua proses

dalam dirinya, yaitu proses organisasi informasi dan proses

adaptasi

Page 4: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Vigotsky, bahwa proses belajar adalah sebuah proses yang

melibatkan dua elemen penting

Pertama, belajar merupakan proses secara biologi sebagai

proses dasar.

Kedua, proses secara psikososial sebagai proses yang lebih

tinggi dan essensinya berkaitan dengan lingkungan sosial

budaya.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), 124.

Page 5: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

“PENGETAHUAN DIBENTUK MENJADI

PEMAHAMAN INDIVIDUAL MELALUI INTERAKSI

DENGAN LINGKUNGAN DAN ORANG LAIN”

Page 6: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Perspektif konstruktivisme mempunyai pemahamantentang belajar yang lebih menekankan proses daripadahasil.

Proses belajar, hasil belajar, cara belajar dan strategibelajar akan mempengaruhi perkembangan tata pikir danskema berpikir seseorang, sebagai upaya memperolehpemahaman yang bersifat subjektiv

Jadi, konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaranyang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatumakna dari apa yang dipelajari.

Page 7: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Untuk membangun suatu pengetahuan baru, peserta didik

akan menyesuaikan informasi baru atau pengalaman yang

disampaikan guru dengan pengetahuan atau pengalaman

yang telah dimilikinya melalui berintekrasi sosial dengan

peserta didik lain atau dengan gurunya

Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran; Filosofi Teori dan Aplikasi, (Bandung: Pakar Raya,

2004), 53.

Page 8: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Konsep teori belajar konstruktivisme

mempunyai interpretasi perwujudan yang

beragam. Belajar merupakan proses aktif untuk

mengkonstruksi pengetahuan dan bukan proses

menerima pengetahuan. Proses pembelajaran

yang terjadi lebih dimaksudkan untuk

membantu atau mendukung proses belajar,

bukan sekedar untuk menyampaikan

pengetahuan.

Page 9: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Yang terpenting dalam teori konstruktivisme

adalah bahwa dalam proses pembelajaran,

siswa-lah yang harus mendapatkan

penekanan. Merekalah yang harus aktif

mengembangkan pengetahuan mereka, bukan

pembelajar atau orang lain

Page 10: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Belajar lebih diarahkan pada experimental

learning yaitu merupakan adaptasi

kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit

di laboratorium, diskusi dengan teman sekelas,

yang kemudian diaplikasikan dan dijadikan ide

dan pengembangan konsep baru. Karenanya

tujuan dari mendidik dan mengajar tidak

terfokus pada si pendidik melainkan pada

peserta didik.

Page 11: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajarankonstruktivistik

Mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyatadalam kontek yang relevan.

Mengutamakan proses

Menanamkan pembelajran dalam kontekspengalaman social

Pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksipengalaman

Page 12: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Fornot mengemukakan aspek-aspek

konstruktivitik sebagai berikut:

adaptasi (adaptation),

konsep pada lingkungan (the concept of

envieronment), dan

pembentukan makna (the construction of

meaning)

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogyakarta: Ar Ruzz Media, 2011),

117.

Page 13: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

J. Piaget, adaptasi terhadap lingkungan dilakukan

melalui empat proses yaitu

Skemata,

Asimilasi

Akomodasi ,dan

Equilibrium.

Page 14: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Skemata,

manusia selalu berusaha menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Manusia cendrung mengorganisasikan

tingkah laku dan pikirannya. Hal itu mengakibatkan

adanya sejumlah struktur spikologis yang berbeda

bentuknya pada setiap fase atau tingkatan

perkembangan tingkah laku dan kegiatan berfikir

manusia. Struktur ini disebut dengan struktur pikiran

(intelektual scheme). Dengan demikian, pikiran harus

memiliki suatu struktur yaitu skema yang berfungsi

melakukan adaptasi dengan lingkungan dan menata

lingkungan itu secara intelektual.back

Page 15: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Asimilasi

adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan

persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema

atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.

Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang

menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau

rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses

asimilasi ini terus berjalan.

Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian

skemata melainkan perkembangan skemata.

Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam

mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan

lingkungan baru. back

Page 16: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Akomodasi

dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman

baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan

pengalaman yang baru dengan skemata yang

telah dipunyai. Dalam keadaan demikian orang

akan mengadakan akomodasi.

Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru

yang cocok dengan rangsangan yang baru atau

memodifikasi skema yang telah ada sehingga

cocok dengan rangsangan itu.

back

Page 17: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Equilibrium (keseimbangan)

individu berusaha untuk mencapai struktur mental atau

skemata yang stabil, dalam artian adanya keseimbangan

antara proses asimilasi dan proses akomodasi.

Seandainya hanya terjadi asimilasi secara kontinue, maka

yang bersangkutan hanya akan memiliki beberapa skemata

global dan tidak mampu melihat perbedaan antara berbagai

hal.

Sebaliknya jika hanya ada akomodasi saja yang terjadi

secara kontinue, maka individu akan hanya memiliki skemata

yang kecil-kecil saja, dan mereka tidak memiliki skemata

yang umum. Itulah sebabmya, ada keserasian diantara

asimilasi dan akomodasi yang oleh J. Piaget disebut dengan

keseimbangan. next

Page 18: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yangmengacu kepada teori belajar konstruktivismelebih memfokoskan pada kesuksesan siswadalam mengorganisasikan pengalaman mereka,bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apayang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru

Dengan kata lain siswa lebih diutamakan untukmengkonstruksi sendiri pengetahuan merakamelalui asimilasi dan akomodasi.

Page 19: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

LANGKAH-LANGKAH BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Brooks dan brooks memberikan perbandingan

menarik antara kelas konstruktivisme dan

tradisional

Page 20: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Konstruktivisme Tradisional

Kegiatan belajar bersandar pada materi

hands-on

Kegiatan belajar bersandar pada tex-books

Presentasi materi dimulai dengan keseluruhan

kemudian pindah ke bagian-bagian

Presentasi dimulai dari bagian-bagian,

kemudian pindah ke keseluruhan

Menekankan pada ide-ide besar Menekankan pada keterampilan-

keterampilan dasar

Guru mengikuti pertanyaan siswa Guru mengikuti kurikulum yang pasti

Guru menyiapkan lingkungan belajar dimana

siswa dapat menemukan pengetahuan

Guru mempresentasikan informasi kepada

peserta didik

Guru berusaha membuat peserta didik

mengungkapkan sudut pandang dan

pemahaman mereka sehingga mereka dapat

memahami pembelajaran mereka

Guru berusaha membuat peserta didik

memberikan jawaban yang benar

Assesmen diintegrasikan dengan belajar

mengajar melalui portopolio dan observasi

Assesmen adalah kegiatan tersendiri dan

terjadi melalui testing

Kelas Konstruktivisme Dan Tradisional

Agus Suprijono, Cooperative Learnig Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), 36-38.

Page 21: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Aspek Behavioristik Konstruktivistik

Sifat

pengetahuan

Pengetahuan bersifat objektif,pasti, tetap,

terstruktur, rapi

Non-objektif, temporer selalu

berubah

Belajar Belajar adalah perolehan pengetahuan Pemaknaan pengetahuan

Mengajar Memindahkan pengetahuan kepada orang

yang belajar

Menggali makna

Fungsi mind Penjiplak struktur pengetahuan Menginterpretasi sehingga

muncul makna yang unik

Pembelajaran Pembelajar diharapkan memiliki

pemahaman yang sama dengan pengajar

terhadap pengetahuan yang dipelajari

Pembelajar bisa memiliki

pemahaman berbeda terhadap

pengetahuan yang dipelajari

Pengelolaan

Pembelajaran

Pembelajar dihadapkan pada aturan yang

jelasyang ditetapkan lebih dahulu secara

ketat

Pembiasaan (disiplin) sangat esensial

Pembelajar dihadapkan pada

lingkungan belajar yang bebas

Kebebasan merupakan sistem

yang sangat esensial

Komparasi Teori Behavioristik dan Konstruktivistik

Page 22: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Lanjutan…..

Aspek Behaviorisme Konstruktivistik

Kegagalan dan

keberhasilan

pembelajaran

• Kegagalan atau ketidakmampuan dalam

menambah pengetahuan dikategorikan

sebagai KESALAHAN, HARUS DIHUKUM.

• Keberhasilan atau kemampuan

dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang

pantas dipuji atau diberi hadiah

Kegagalan atau keberhasilan, kemampuan

atau ketidakmampuan dilihat sebagai

interpretasi yang berbeda yang perlu dihargai

• Ketaatan kepada aturan dipandang sebagai

penentu keberhasilan

• Kontrol belajar dipegang oleh sistem diluar

diri pembelajar

Kebebasan dipandang sebagai penentu

keberhasilan

• Kontrol belajar dipegang oleh pembelajar

Tujuan

pembelajaran

• Tujuan pembelajaran menekankan pada

penambahan pengetahuan.

• Seseorang dikatakan telah belajar apabila

mampu mengungkapkan kembali apa yang

dipelajari

Tujuan pembelajaran menekankan pada

penciptaan pemahaman, yang menuntut

aktifitas kreatif-produktif dalam konteks nyata

Strategi

pembelajaran

Keterampilan terisolasi mengikuti urutan

kurikulum ketat.

Aktivitas mengikuti buku teks.

Menekankan pada hasil

Penggunaan pengetahuan secara bermakna.

Mengikuti pandangan pembelajar.

Aktivitas belajar dalam konteks nyata.

Menekankan pada proses

Evaluasi Respons pasif.

Menuntut satu jawaban benar.

Evaluasi merupakan bagian terpisah dari

belajar.

Penyusunan makna secara aktif.

Menuntut pemecahan ganda.

Evaluasi merupakan bagian utuh dari belajar

Page 23: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Pembelajaran berbasis konstruktivisme merupakan

belajar artikulasi, yaitu proses mengartikulasi ide,

pikiran, dan solusi. Belajar tidak hanya

mengontruksikan makna dan mengembangkan

pikiran, namun juga memperdalam proses-proses

pemaknaan tersebut melalui peng-akspresian ide-ide.

Page 24: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Orientasi, merupakan fase untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik.

Memperhatikan dan mengembangkan motivasi terhadap topik materi

pembelajaran.

Elicitasi, merupakan fase untuk membantu peserta didik menggali ide-ide yang

dimilikinya dengan memberi kesemptan kepada peserta didik untuk

mendiskusikan atau menggambarkan pengetahuan dasar atau ide mereka

melalui poster, tulisan yang dipresentasikan kepada seluruh peserta didik.

Restrukturisasi ide, dalam hal ini peserta didik melakukan klarifikasi ide dengan

cara mengontraskan ide-idenya dengan ide orang lain atau teman lalui diskusi

Aplikasi ide, dalam langkah ini ide atau pengetahuan yang telah dibentuk

peserta didik perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi

Reviu, dalam fase ini memungkinkan peserta didik mengaplikasikan

pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, merevisi gagasannya

dengan menambah suatu keterangan atau dengan cara mengubahnya menjadi

lebih lengkap

Implikasi konstruktivisme dalam pembelajaran

Page 25: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Menurut prinsip konstruktivis, seorang guru

berperan sebagai mediator dan fasilitator

yang membantu agar proses belajar siswa

berjalan dengan baik. Tekanan ada pada

siswa yang belajar dan bukan pada disiplin

atau pun guru yang mengajar.

Fungsi mediator dan fasilitator dapat

dijabarkan dalam beberapa tugas

Page 26: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung

jawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian. Karena itu,

memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama seorang guru.

Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang

keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan

gagasan-gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka.

Menyediakan sarana yang merangsang siswa berpikir secara produktif.

Menyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling mendukung proses

belajar siswa. Guru harus menyemangati siswa. Guru perlu menyediakan

pengalaman konflik.

Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran si siswa jalan

atau tidak. Guru menunjukkan dan mcmpertanyakan apakah pengetahuan

siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan. Guru

membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa.

Paulina Pannen, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, (Jakarta: Proyek Pengambangan Universitas Terbuka DirjenDikti Depdiknas, 2001), 24

Page 27: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Dalam menerapkan teori kontruktivisme dalam

belajar dapat digunakan model pembelajaran

yang melibatkan beberapa langkah

Pengenalan

Pembelajaran kompetensi

Pemulihan

Pendalaman

Pengayaan

Page 28: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Tahap pengenalan merupakan pemberian hal-

hal yang konkrit dan mudah dengan contoh-

contoh sederhana yang terdapat dalam

kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini, guru

perlu mencermati melalui penilaian prakonsep

atau kompetensi awal yang dimiliki peserta

didik untuk maju ke tahap berikutnya

back

Page 29: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Tahap pembelajaran kompetensi merupakan

tahap di mana peserta didik mulai beranjak

dari mengenali kompetensi baru ke menguasai

kompetensi dasar.

back

Page 30: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Hasil penilaian akan menunjukkan apakah

peserta didik perlu diberi tahapan pemulihan,

yaitu tahap di mana peserta didik memulihkan

prakonsep menjadi suatu konsep/kompetensi

secara benar.

Bila peserta didik telah menguasai kompetensi

secara benar, guru dapat menilai sejauh mana

minat, potensi, dan kebutuhan dalam

penguasaan kompetensi dasar. Apabila

peserta didik cukup berminat dan kompetensi

dasar telah dikuasai secara tuntas, tahap

pemulihan dapat dilewati dan maju ke tahap

berikutnya back

Page 31: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Dalam tahap pendalaman terjadi otomatisasi

berpikir dan bertindak sebagai perwujudankompetensi.

back

Page 32: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Tahap pengayaan agar peserta didik

memperoleh variasi pengalaman belajar.

Berbagai latihan dapat digunakan untuk

mendalami atau memperkaya kompetensi.

next

Page 33: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Penilaian yang dilakukan menunjukkan

apakah suatu kompetensi telah tuntas

dikuasai atau belum. Dari hasil penilaian

dapat diketahui jenis-jenis latihan yang

perlu diberikan kepada peserta didik

sebagai pemulihan, pendalaman, dan

pengayaan.

Page 34: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Strategi pembelajaran perlu mengikuti kaedah

pedagogik, yaitu pembelajaran diawali dari konkret

ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks,

dan dari yang mudah ke sulit. Peserta didik perlu

belajar secara aktif dengan berbagai cara untuk

mengkontruksi atau membangun pengetahuannya.

Suatu rumus, konsep, atau prinsip dalam mata

pelajaran sebaiknya dibangun siswa dalam

bimbingan guru. Strategi pembelajaran perlu

mengkondisikan peserta didik untuk menemukan

pengetahuan sehingga mereka terbiasa melakukan

penyelidikan dan menemukan sesuatu.

Akhiran.……

Page 35: Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

SEKIAN DULU