7/23/2019 Teknik Anestesi Print
1/31
II.1 Nervus Maxillaris
Nervus maxillaris merupakan cabang kedua dari N. trigeminus. Bersifat sensibel dan
melayani kulit bagian medial wajah, palpebra inferior, sisi hidung dan labium superius, juga
mempersarafi nasopharynx, palatum molle, tonsilla, atap cavitas oris, gingiva superior dan
dentes. Berjalan horizontal ke arah rostral dan berada pada dinding lateral sinus cavernosus,
selanjutnya berjalan melalui foramen rotundum meninggalkan cavitas crania. Dari sini saraf
tersebut berjalan menyilang fossa pterygoidea, masuk ke dalam orbita melalui fissur orbitalis
inferior. Berada di dalam sulkus infraorbitalis sebagai nervus infraorbitalis, keluar melalui
foramen infraorbitalis, mempersarafi kulit pada wajah bagian medial.
!ercabangan nervus maxillaris "
a. Di dalam cavitas cranii, yakni nervus meningius medius.
b. Di dalam fossa pterygopalatina ada cabang#cabang, sebagai berikut
$% Nervuszygomatica&nervus orbitalis%, berjalan melalui fissur orbitalis inferior masuk
ke dalam orbita, bercabang dua membentuk ramus zygomaticotemporalis dan ramus
zygomaticofasialis.
'ambar (.$. Nervus maxillaris dan percabangannya.)umber " " http"**www.boddunan.com.+ccessed at Nov rd(--.
http://www.boddunan.com/http://www.boddunan.com/http://www.boddunan.com/7/23/2019 Teknik Anestesi Print
2/31
(% Nervus pterygopalatini, yaitu dua buah saraf pendek yang bergabung dengan ganglion
pterygopalatini.
% /ami orbitalis yang menuju ke orbita dengan melewati fissur orbitalis inferior,
mempersarafi periosteum.0% Nervus palatinus major &nervus palatinus anterior%, berjalan melalui canalis
pterygopalatinus menembusi palatum durum dengan melewati foramen palatinum
majus, dan membentuk beberapa percabangan, salah satu cabang yang terpanjang
berjalan ke anterior sampai sejauh gigi incisivus1 mempersarafi gingiva dan mukosa
pada palatum durum serta bagian dari palatum molle yang berdekatan.
% /ami nasalis posterior superior, berjalan melalui foramen sphenopalatinum masuk ke
dalam pars posterior cavitas nasi, melayani mukosa concha nasalis superior dan
medius, dan pars posterior septum nasi.
2% /amuspharyngeus&nervus pterygopalatinus%, meninggalkan ganglion pterygopalatina
&ganglion sphenopalatina% dari bagian posterior, menuju ke nasopharynx.
3% /ami alveolaris superior posterior, yang dipercabangkan sebelum saraf induk masuk
ke dalam fissur infraorbitalis, mempersarafi mukosa sinus maxillaris dan gigi molar
atas.
c. Di dalam canalis infraorbitalis terdapat cabang#cabang "
$% /amus alveolaris superior medius, dipercabangkan di bagian posterior canalis
infraorbitalis, berjalan ke arah caudo#anterior pada dinding lateral sinus maxillaris,
mempersarafi kedua gigi premolar. 4embentuk plexus dentalis superior bersama#
sama dengan ramus alveolaris superior posterior dan ramus alveolaris superior
anterior.(% /amus alveolaris superior, dipercabangkan sebelum saraf induk meninggalkan
foramen infraorbital, menuju ke dinding anterior sinus maxillaris, mempersarafi gigi
caninus dan incisivus.
% Nervus infraorbitalis, keluar dari foramen infraorbital, memberi percabangan untuk
wajah, seperti rami palpebra inferior, rami nasali externii, dan rami labialis superior
&membentuk plexus infraorbitalis bersama#sama dengan cabang#cabang dari nervus
fasialis%.
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
3/31
II.2 Nervus Mandibularis
Nervus mandibularis merupakan cabang ketiga dari nervus trigeminus dan terbesar
daripada kedua cabang lainnya. 5abang ini dinamakan 6mixed nerve7, oleh karena
mempunyai radiks sensibel &portio major% dan radiks motoris &portio minor%. 4eninggalkan
cavitas crania melalui foramen oval, berada di sebelah lateral ganglion opticum. 8omponen
sensibel mempersarafi kulit pada region temporalis, auricular, meatus austicus externus, pipi,
labium inferius, dan bagian inferior wajah, membran mukosa pipi, lingua, cellulae
ethmoidalis, gingiva dan gigi rahang bawah, mandibula dan articulation
stemporomandibularis1 sebagian dari durameter dan cranium. 8omponen motoris
mempersarafi otot#otot mastikasi, musculus mylohyoideus, musculus digastricus venter
anterior, musculus tendos veli palatine dan musculus tensor tympani.
!ercabangan dari nervus mandibularis "
$. /amus meningeus &nervus spinosus%, berjalan melalui foramen spinosum, masuk ke
dalam cavitas crania, mempersarafi durameter dan cellulaemastoideus.
(. Nervus pterygoideus medialis, berjalan menembusi ganglion oticum, berada pada facies
profunda m. pterygoideus medialis, member cabang untuk m. tensor veli palatine dan m.
tensor tympani.
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
4/31
. Nervus massetericus, berjalan ke lateral di cranialis m. pterygoideus lateralis menyilang
m. messeter dan masuk ke dalam otot ini dekat dengan origonya.
0. Nervi temporalis profundi biasanya berjumlah dua, yakni n. temporalis profundus anterior
dan n. temporalis profundus posterior.. Nervus pterygoideus lateralis, yang memasuki m. pterygoideus lateralis dari sebelah
profundus.
2. Nervus bucalis, berjalan di antara kedua caput m. pterygoideus lateralis sampai pada
permukaannya, mengikuti atau menembusi pars inferior m. temporalis1 mengadakan
anastomose dengan ramus buccalis nervi fasialis, mempersarafi kulit pipi pada daerah
tersebut.
3. Nervus auriculotemporalis, biasanya ada dua cabang yang bersatu setelah melingkari a.
meningea media dekat pada foramen spinosum. Berjalan ke arah posterior pada
permukaan profundus m. pterygoideus lateralis, mengikuti sisi medial collum
mandibulae, lalu mengikuti arteria temporalis superfisialis, berada di antara auricular dan
processuscondyloideus mandibulae, ditutupi oleh glandula parotis. 4ember percabangan
yang berjalan ke anterior mulai dari bagian dorsal collum mandibulae, dan bergabung
dengan nervus fasialis di dalam glandula parotis pada tepi posterior m. masseter.
4engandung komponen sensibel dan berjalan bersama#sama dengan ramus zygomaticus,
ramus buccalis dan ramus mandibularis nervi fasialis, mempersarafi kulit di daerah
tersebut. )erabut#serabut dari ganglion oticum bergabung dengan n. auriculotemporalis
dekat pada pangkalnya. 4engandung serabut postganglioner parasympatis, yang mana
serabut postganglioner untuk ganglion tersebut berasal dari nervus glossopharyngeus1
mempersarafi glandula parotis sebagai serabut secremotoris.
9. Nervus lingualis, pada mulanya berada di sebelah profunda m. pterygoideus lateralis, lalu
berjalan parallel di sebelah anterior nervus alveolaris inferior. 4enerima chorda tympani,
berjalan di antara m. pterygoideus lateralis dan mandibularis, selanjutnya menyilang m.
comstrictor pharyngis superior dan m. styloglossus, mencapai sisi lingua. Berada di antara
m. hyoglossus dan fasies profundus glandula submandibularis, melingkari ductus
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
5/31
submandibularis menuju ke apeks lingua. 5horda tympani sebagai cabang dari nervus
fasialis bergabung dengan nervus lingualis dengan membentuk sudut lancip, kira#kira $#(
cm di sebelah caudal foramen ovale, mengandung serabut sensoris bagi (* bagian
anterior lingua dan serabut secretoris &preganglioner parasympathis% untuk glandula
submandibularis.
. Nervus alveolaris inferior, berjalan bersama#sama dengan arteria alveolaris inferior. !ada
umumnya berada di sebelah profunda m. pterygoideus lateralis, lalu berjalan di antara
ligamentum sphenomandibulare dan ramus mandibulae menuju ke foramen mandibular,
berjalan di dalam canalis mendibularis sampai pada foramen mentale, dan member dua
buah cabang terminal, yakni ramus incisivus dan nervus mentalis.
III.1 Anestesi Infiltrasi
+nestesi infiltrasi merupakan teknik anestesi lokal paling sering digunakan pada
maxilaris. !ada teknik ini, larutan anestesi didepositkan pada permukaan supraperiosteal yang
berhubungan dengan periosteum bukal dan labial.2
:arutan anestesi didepositkan di dekat serabut terminal dari saraf dan akan terinfiltrasi
sepanjang jaringan untuk mencapai serabut saraf dan menimbulkan efek anestesi dari daerah
terlokalisir yang disuplai oleh saraf tersebut. ;eknik infiltrasi dapat dibagi menjadi "
$. )untikan submukosa
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
6/31
(. )untikan supraperiosteal
!ada beberapa daerah seperti maksila, bidang kortikal bagian luar dari tulang alveolar
biasanya tipis dan dapat terperforasi oleh saluran vaskular yang kecil. !ada daerah#daerah
ini bila larutan anestesi didepositkan di luar periosteum, larutan akan terinfiltrasi melalui
periosteum, bidang kortikal, dan tulang medularis ke serabut saraf. Dengan cara ini,
anestesi pulpa gigi dapat diperoleh melalui penyuntikan di sepanjang apeks gigi. )untikan
supraperiosteal merupakan teknik yang paling sering digunakan pada kedokteran gigi dan
sering disebut sebagai suntikan infiltrasi.
. )untikan subperiosteal
!ada teknik ini, larutan anestesi didepositkan antara periosteum dan bidang kortikal.
8arena struktur ini terikat erat, suntikan tentu terasa sangat sakit. 8arena itu, suntikan
hanya digunakan bila tidak ada alternatif lain atau bila anestesi superfisial dapat diperoleh
dari suntikan supraperiosteal. ;eknik ini biasa digunakan pada palatum dan bermanfaat
bila suntikan supraperiosteal gagal untuk memberikan efek anestesi, walaupun biasanya
pada situasi ini lebih sering digunakan suntikan intraligament.0. )untikan intraoseous
)eperti terlihat dari namanya, pada teknik ini larutan di depositkan pada tulang medularis.
!rosedur ini sangat efektif bila dilakukan dengan bantuan bur tulang dan jarum yang di
desain khusus untuk tujuan tersebut. )etelah suntikan supraperiosteal diberikan dengan
cara biasa, dibuat insisi kecil melalui mukoperiosteum pada daerah suntikan yang sudah
ditentukan untuk mendapat jalan masuk bagi bur dan reamer kecil. 8emudian dapat
'ambar .$ )untikan submukosa, suntikan supraperiosteal, suntikansubperiosteal, suntikan interdental papilla, dan suntikan peridental.)umber "www.studentals.net*stu*t99-.html+ccessed at Des $-th(--
http://www.studentals.net/stu/t8830.htmlhttp://www.studentals.net/stu/t8830.htmlhttp://www.studentals.net/stu/t8830.htmlhttp://www.studentals.net/stu/t8830.htmlhttp://www.studentals.net/stu/t8830.html7/23/2019 Teknik Anestesi Print
7/31
dibuat lubang melalui bidang kortikal bagian luar tulang dengan alat yang sudah dipilih.
:ubang harus terletak di dekat apeks gigi pada posisi sedemikian rupa sehingga tidak
mungkin merusak akar gigi geligi.
>arum yang pendek dengan hubyang panjang diinsersikan melalui lubang dan diteruskan
ke tulang, larutan anestesi -,( ml didepositkan perlahan ke ruang medularis dari tulang.
>umlah larutan tersebut biasanya cukup untuk sebagian besar prosedur perawatan gigi.
;eknik suntikan intraoseous akan memberikan efek anestesi yang baik pada pulpa disertai
dengan gangguan sensasi jaringan lunak yang minimal. =alaupun demikian, biasanya
tulang alveolar akan terkena trauma dan cenderung terjadi rute infeksi. !rosedur asepsis
yang tepat pada tahap ini merupakan keharusan. !ada prakteknya, dewasa ini sudah
dipasarkan larutan anestesi yang efektif dan penggunaan suntikan intraligamentum atau
ligamentum periodontal sudah mengurangi perlunya suntikan intraoseous dan karena itu,
teknik suntikan intraoseous sudah makin jarang digunakan.
. )untikan intraseptal
4erupakan versi modifikasi dari teknik intraoseous yang kadang#kadang digunakan bila
anestesi yang menyeluruh sulit diperoleh atau bila akan dipasang geligi tiruan immediet
serta bila teknik supraperiosteal tidak mungkin digunakan. >arum (3 gaugediinsersikan
pada tulang lunak di crestalveolar. :arutan didepositkan dengan tekanan dan berjalan
.(a
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
8/31
melalui tulang medularis serta jaringan periodontal untuk memberi efek anestesi. ;eknik
ini hanya dapat digunakan setelah diperoleh anestesi superfisial.
2. )untikan intraligament
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
9/31
;eknik ini makin popular sejak $9-#an dan dewasa ini dianggap sebagai teknik
pembantu untuk teknik yang lebih canggih. ;eknik ini umumnya menggunakan syringe
konvensional yang pendek dan lebarnya (3 gauge atau syringeyang didesain khusus
untuk tujuan tersebut. ;eknik ini mempunyai beberapa manfaat. ?feknya yang terbatas
dimungkinkan dilakukannya perawatan pada satu gigi dan membantu perawatan pada
kuadran mulut yang berbeda. )untikan ini juga tidak terlalu sakit bagi pasien yang
umumnya tidak menyukai 6rasa bengkak7 yang sering menyertai anestesi lokal. )untikan
ini juga dapat menghindari terjadinya baal pada lidah, pipi dan jaringan lunak lainnya,
jadi mengurangi resiko 6trauma7 pada bibi dan lidah yang baal dan tidak menimbulkan
rasa kurang enak bagi pasien sehingga ia dapat makan, minum dan berbicara secara
normal. ?feknya yang terlokalisir membuat teknik ini dapat digunakan sebagai suntikan
diagnostik untuk mengidentifikasi sumber sakit.
III.2 Anestesi Blok
III.2.1Anestesi Blok pada Maxillaris
$. +nestesi Blok Nervus
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
10/31
Nervus infraorbital merupakan salah satu cabang terminal dari divisi maxillaris nervus
trigeminus. Nervus ini mempersarafi kulit pipi, kulit dan mukosa dari bibir atas dan bagian
hidung. Nervus alveolar superior anterior &+)+% memisahkan nervus infraorbital dalam kanal
infraorbital sekitar mm sebelum foramen infraorbital. Nervus +)+ menyalurkan sensasi ke
gigi incisivus atas dan gigi caninus dan kadang#kadang ke premolar dan jaringan
periodontium bagian bukal, gingival dan mukosa serta tulang yang berhubungan dengan gigi#
gigi ini. Nervus 4)+ mempersafari pulpa dan jaringan yang bersebelahan dari gigi premolar
maxillaris dengan akar mesiobukal dari molar pertama. ;eknik infiltrasi maupun blok dapat
menganestesi cabang terminal dari nervus +)+ dan 4)+. ;eknik anestesi blok nervus
infraorbital bergantung pada deposisi anestesi lokal ke dalam foramen infraorbital yang
memungkinkan larutan anestesi berdifusi di sepanjang kanal infraorbitalis dan di sekitar
tulang untuk mencapai nervus +)+ dan 4)+.0
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
11/31
;eknik "0
$. )ebaiknya menggunakan jarum panjang &mm% tidak kurang dari (3gauge.
(. 4intalah pasien untuk membuka mulut sedikit.
. 4enarik bibir atas dengan ibu jari tangan kiri.
0. 'unakan jari telunjuk untuk meraba foramen infraorbital secara ektraoral. :etakkan
jari telunjuk di titik injeksi.. 4engarahkan jarum pada puncak sulkus bukal maxillaris di antara gigi premolar.
'ambar .2. >arum diarah sejajar dengan long axis gigi dan diinsersikan
pada puncak mucobukal fold di atas premolar pertama.)umber "http"**nysora.com* -9.+ccessed at Nov rd(--.
http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/30897/23/2019 Teknik Anestesi Print
12/31
2. +rahkan jarum sejajar akar gigi premolar menghadap foramen infraorbital sampai
berkontak dengan tulang, sekitar $ sampai (- mm.
3. >arum ditarik sedikit, jika apsirasi negatif , suntikkan secara perlahan#lahan $, ml
larutan anestesi.
(. +nestesi Blok Nervus +lveolaris )uperior 4edial
+nestesi blok nervus alveolar superior medial digunakan pada prosedur dimana gigi
premolar maxillaris atau akar mesiobukal dari molar pertama yang memerlukan anestesi.
4eskipun tidak selalu digunakan, teknik ini berguna apabila anestesi blok nervus alveolar
superior posterior atau anterior atau anestesi infiltrasi supraperiosteal mengalami kegagalan
untuk mencapai anestesi yang adekuat. 8ontraindikasi anestesi ini yaitu inflamasi akut dan
infeksi di daerah suntikan atau prosedur yang hanya melibatkan satu gigi dimana anestesi
yang adekuat dapat diperoleh dengan anestesi infiltrasi. ;eknik ini menggunakan jarum (
atau (3gauge.9
'ambar .3. :okasi nervus alveolar superior medial)umber "http"**nysora.com* -9.+ccessed at Nov rd(--.
http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/30897/23/2019 Teknik Anestesi Print
13/31
;eknik "9
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
14/31
+nestesi blok ini dimaksudkan untuk menganestesi nervus alveolar superior posterior
menembus aspek posterolateral dari tuberositas maxillaris sebelum mencapai tulang. Dengan
demikian, ada hubungan yang erat antara daerah suntikan dengan plexus venous pterygoid di
bawah dan di atas dan dapat dengan mudah dimasuki jarum.3
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
15/31
;eknik " 0
$. 'unakan jarum yang pendek atau panjang, tidak kurang dari (3gauge.
(.
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
16/31
kapas, cari foramen palatinal dengan menempatkan kapas pada jaringan palatal sekitar $ cm
di medial diantara gigi molar kedua dan ketiga.
'ambar .$$. :okasi nervus palatinal
)umber " http"**nysora.com* -9. +ccessed at Nov rd
(--.
http://nysora.com/3089http://nysora.com/30897/23/2019 Teknik Anestesi Print
17/31
Daerah di sekitar satu atau dua millimeter di sebelah anterior foramen merupakan titik
tusukan. 'unakan kapas, berikan tekanan ke daerah foramen sampai percabangan jaringan.
+rah jarum suntik tegak lurus terhadap daerah suntikan hingga satu sampai dua millimeter
dari anterior foramen. )ambil menjaga tekanan pada foramen, suntikkan larutan anestesi
volume kecil sehingga jarum masuk ke jaringan sampai berkontak dengan tulang. >aringan
akan pucat di sekitar daerah suntikan.
8edalaman penetrasi biasanya lebih dari beberapa millimeter. )ekali berkontak
dengan tulang, lakukan aspirasi dan injeksikan larutan anestesi sebanyak seperempat
cartridge &-.0 cc%. /esistensi deposisi larutan anestesi secara normal dapat dirasakan
operator. ;eknik ini menganestesi mukosa palatal dan palatum keras dari premolar pertama
aspek anterior ke posterior dari palatum keras ke garis tengah medial.
'ambar .$(. Daerah insersi untuk anestesi blok nervus palatinal satu cmdari median diantara molar kedua dan ketiga maxillaris.)umber " http"**nysora.com* -9. +ccessed at Nov rd(--.
http://nysora.com/3089http://nysora.com/30897/23/2019 Teknik Anestesi Print
18/31
. +nestesi Blok Nervus Nasopalatinal
+nestesi blok nervus nasopalatinal, yang juga dikenal sebagai anestesi blok incisivum
dan anestesi blok sphenopalatinal, menganestesi nervus nasopalatinal secara bilateral. ;eknik
ini mendepositkan larutan di area foramen incisivum. ;eknik diindikasikan ketika perawatan
memerlukan anestesi aspek lingual dari beberapa gigi anterior. ;eknik ini menggunakan
jarum pendek ( atau (3gauge.9
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
19/31
;eknik "9
!asien harus dalam posisi terlentang dengan dagu miring ke atas untuk
memperlihatkan daerah yang akan dianestesi. Aperator harus berdiri di arah jarum jam pukul
)embilan sedangkan operator yang kidal harus berdiri di arah jarum jam pukul tiga.
4engidentifikasi papilla incisivum. Daerah lateral secara langsung ke papilla incisivum
merupakan daerah injeksi. Dengan kapas, tahan tekanan di atas papilla incisivum.
4enginsersi jarum arah lateral ke papilla dengan bevel berlawanan jaringan.
'ambar .$0.
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
20/31
4asukkan jarum secara perlahan#lahan ke foramen incisivum sambil mendepositkan
sedikit larutan anestesi dan mempertahankan tekanan pada papilla. )etelah berkontak dengan
tulang, retraksi jarum sekitar satu millimeter, lakukan aspirasi, dan suntikkan seperempat
cartridge &-.0cc% dari larutan anestesi selama tiga puluh detik. 8eseimbangan jaringan
sekitar dan pengendapan larutan anestesi adalah normal. +nestesi akan diberikan ke jaringan
lunak dan keras dari aspek lingual gigi anterior dari distal dari gigi kaninus pada satu sisi ke
sisi distal dari gigi kaninus di sisi yang berlawanan.
2. +nestesi Blok Nervus 4axillaris
+da ;iga teknik yang digunakan untuk memblokir nervus maxillaris, salah satunya
secara ekstraoral dan dua teknik secara intraoral. ;eknik ekstraoral jarang digunakan dalam
praktik klinis kedokteran gigi.0
)ecara intraoral, ada dua teknik untuk memblok nervus maxillaris yaitu pada
tuberositas &mirip dengan anestesi blok nervus alveolar superior posterior% dan kanal
palatinal. 4eskipun sulit diprediksi dan cenderung menimbulkan komplikasi, prosedur pada
tuberositas lebih mudah. ;ujuan teknik ini secara langsung untuk mengarahkan jarum ke
superior, medial, dan posterior sepanjang permukaan permukaan zygomatikum dan
infratemporal dari maksilla masuk ke fossa pterygopalatinal. Dengan kedalaman (0 sampai
00 mm.0
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
21/31
wajah, termasuk bagian hidung dan sebagian bibir atas, menjadi mati rasa. >ika palatum mati
rasa, ini merupakan tanda larutan anestesi telah terpenetrasi ke ganglion sphenopalatinal.
Dengan demikian sebagian maxillaris dapat teranestesi, termasuk sinus maxilaris. >ika
palatum tidak mati rasa, dilakukan injeksi tambahan pada palatinal anterior dan foramen
incisivum jika anestesi pada seluruh bagian maxillaris diinginkan.
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
22/31
dengan tulang. )ekarang jarum diarahkan sedikit lebih ke belakang melewati dinding
posterior dari maxillaris. )etelah jarum dimasukkan ( cm lagi, pengendapan tulang kembali
terasa, permukaan anterior menjadi lebih lebar dari sphenoid di bawah foramen rotundum.
>arum telah masuk sedalam cm, ditandai dengan karet disk. Dua millimeter larutan anestesi
diinjeksikan, dan gejala anestesi akan dirasakan seperti yang digambarkan dalam teknik
intraoral. !erlu dicatat bahwa dengan metode okular mengakibatkan gangguan seperti
diplopia, kelopak mata melemah, dan dilatasi dari pupil yang terjadi dalam jangka waktu
pendek dan beberapa pasien mengalami gangguan anestesi pada palatum lunaknya.
III.2.2 Anestesi Blok pada Mandibularis
$. +nestesi Blok Nervus +lveolaris
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
23/31
;eknik direct. 8etika melakukan teknik anestesi blok nervus alveolar mandibula pada
orang dewasa, jarum panjang &mm% tidak lebih kecil dari (3 gaugeyang mesti digunakan.
>arum panjang dianjurkan karena penetrasinya sampai ( mm mungkin diperlukan, jarum
tidak diinsersi sampai hub untuk menghindari patah jarum. !enting untuk mengoreksi
6landmarking7 dan dan melakukan tekniknya secara berurutan.0
ika membutuhkan anestesi lingual, jarum ditarik setengah dan aspirasi diulangi. >ika aspirasi
negatif, larutan pada cartridgediinjeksi pada titik ini, dan jarum kemudian ditarik.0
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
24/31
;eknik direct"0
$. :etakkan ibu jari pada fossa retromolar, raba coronoid notchpada batas anterior ramus.
(. :etakkan jari telunjuk pada batas posterior ramus di tempat yang sama dengan ibu jari.
. Beritahu pasien untuk membuka mulut dengan lebar.
0. ika aspirasi negatif, injeksikan sekitar $. ml larutan anestesi.
;eknik indirect. ;eknik anestesi blok nervus alveolar inferior indirectdapat digunakan
pada awal atau dapat digunakan sebagai alternatif jika teknik directgagal. ;eknik indirect
mengatasi masalah kontak ridge internal oblique mandibula, tetapi pergerakan jarum
diperlukan dalam posisi yang benar. Arientasi pasien, membuka mulut, posisi tangan kiri
operator dan peralatan sama saja dengan teknik direct. ;itik penetrasi mukosa juga sama,
pertengahan antara ramus dan raphe pterygomandibular pada titik tengah ibu jari dokter gigi.
Syringediarahkan secara intraoral sepanjang dataran oklusal dari gigi premolar dan molar
pada daerah yang akan diinjeksi. )etelah penetrasi mukosa, jarum disuntikkan $- mm ke
dalam jaringan. Syringe kemudian berayun di atas gigi premolar yang berlawanan sisi,
kemudian metode selanjutnya seperti yang dijelaskan pada teknik direct.0
(. +nestesi Blok Nervus
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
25/31
dengan teknik ini. 8ontraindikasi teknik ini yaitu inflamasi akut dan infeksi pada daerah
injeksi. ;eknik ini menggunakan jarum pendek ( atau (3gauge.9
;eknik "0
$. 4intalah pasien membuka sebagian mulut, atau ditutup selama injeksi.
(. :ebih baik menggunakan jarum pendek (3 atau -gauge.
. >arum langsung dari belakang apeks premolar kedua.
0. >arum berkontak dengan tulang, lalu tarik jarum sedikit.
. )etelah aspirasi, injeksikan $. ml larutan anestesi secara perlahan#lahan.
2. >angan memasukan jarum ke foramen mentale, karena dapat melukai nervus.
. +nestesi Blok Nervus 4entale
+nestesi blok nervus mentale diindikasikan untuk prosedur yang berhubungan dengan
jaringan lunak bukal anterior ke foramen mentale. 8ontraindikasi teknik ini yaitu inflamasi
dan infeksi akut pada daerah injeksi. ;eknik ini menggunakan jarum pendek ( atau (3
gauge.9
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
26/31
;eknik "9
!asien harus dalam posisi setengah terlentang. Aperator harus berdiri di arah jarum
jam pukul delapan sedangkan operator yang kidal harus berdiri di arah jarum jam pukul
empat. Daerah injeksi terletak di puncak mukobukalfolddi atas foramen mentale. Eoramen
dapat diraba secara manual dengan tekanan jari di daerah mandibula bagian premolar. !asien
akan merasa sedikit tidak nyaman akibat palpasi ke foramen. 'unakan instrumen retraksi
untuk meretraksi jaringan lunak. >arum diarahkan ke foramen mentale dengan bevel
menghadap tulang. 4enembus jaringan lunak dengan kedalaman lima millimeter, aspirasi
dan injeksi sekitar -.2cc larutan anestesi. !elaksanaan teknik ini dikatakan sukses apabila
menghasilkan anestesi jaringan lunak bukal anterior ke foramen, bibir bawah dan dagu pada
daerah injeksi.
0. +nestesi Blok Nervus Buccal
+nestesi blok nervus bukal, atau dikenal dengan anestesi blok bukal panjang atau
buccinators, merupakan tambahan yang berguna pada anestesi blok nervus alveolar inferior
ketika dilakukan manipulasi dari jaringan lunak bukal di regio molar mandibula. ;itik target
teknik ini adalah nervus bukal yang melalui ramus dibagian anterior. 8ontraindikasi prosedur
'ambar .(-.
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
27/31
ini yaitu inflamasi dan infeksi akut pada daerah injeksi. ;eknik ini menggunakan jarum
panjang (gauge.9
Nervus buccinators diblok pada titik tranversal batas anterior ramus. ang muncul
dari dalamprosessus coronoiddari mandibula dan melintasi ramus setinggi molar atas dalam
posisi mulut terbuka. Daerah injeksi terbaik pada tinggi ini dan masuk ke dalam jaringan
yang menutupi tepi anterior coronoid. )ekitar satu ml larutan anestesi diinjeksikan. ?fek
anestesi dicapai setelah menit.
'ambar .($. :okasi nervus bukal.)umber "http"**nysora.com* -9.+ccessed at Nov rd(--.
http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/30897/23/2019 Teknik Anestesi Print
28/31
;eknik "9
!asien berada dalam posisi setengah terlentang. Aperator harus berdiri di arah jarum
jam pukul delapan sedangkan operator kidal harus berdiri di arah jarum jam pukul empat.
4encari sisi yang paling distal gigi molar pada sisi yang dirawat. >aringan di bagian distal
dan bukal di gigi molar terakhir merupakan daerah injeksi. 4enggunakan instrument retraksi
untuk meretraksi pipi. Bevel jarum menghadap tulang dan syringedi arahkan sejajar bidang
oklusal pada daerah injeksi. >arum diinsersi ke dalam jaringan lunak dan beberapa tetes
larutan anestesi disuntikkan. >arum dimasukkan sekitar satu atau dua millimeter sampai
berkontak dengan tulang. )etelah berkontak dengan tulang dan aspirasi negatif, -.( cc larutan
anestesi lokal didepositkan. >arum ditarik dan ditutup kembali. !elaksanaan anestesi
dikatakan sukses apabila menghasilkan efek anestesi pada jaringan lunak bukal dari daerah
molar mandibula.
. +nestesi Blok azirani#+kinosi Closed-Mouth
+nestesi blok nervus mandibula azirani#+kinosi closed mouthmerupakan teknik
yang berguna untuk pasien yang sulit membuka mulut seperti trismus atau ankylosis
temporomandibular joint. 8esulitan membuka mulut merupakan kontraindikasi teknik
anestesi blok nervus alveolar inferior dan teknik 'ow#'ates yang membutuhkan pasien
membuka mulut secara maksimal. 8euntungan lainnya dari teknik ini yaitu resiko trauma
yang minimal dari nervus alveolar inferior, arteri, vena dan otot pterygoid, tingkat komplikasi
'ambar .((. >aringan distal dan bukal dari gigi molar terakhir merupakantargen daerah injeksi.
)umber "http"**nysora.com* -9.+ccessed at Nov rd(--.
http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/3089http://nysora.com/30897/23/2019 Teknik Anestesi Print
29/31
yang rendah dan ketidaknyamanan yang minimal dari injeksi. 8ontraindikasi teknik ini yaitu
inflamasi dan infeksi akut pada ruang pterygomandibular, cacat atau tumor pada regio
tuberositas maxillaris atau ketidakmampuan untuk memvisualisasikan bagian medial ramus.
;eknik ini menggunakan jarum panjang (gauge.9
;eknik "2
$. ika jarum terlalu jauh masuk ke medial, nervus tidak akan teranestesi. !erlu diketahui
bahwa dengan teknik ini, struktur posterior akan teranestesi sebelum struktur anterior.
;anda klasik kram dari bibir bawah akan tertunda.
2. +nestesi Blok 'ow#'ates
;eknik ini menggunakan landmark eksternal yang mengarahkan jarum ke titik
tusukan yang lebih tinggi, sehingga menjamin tinggi yang memadai untuk deposit larutan di
atas lingual. Berikut dua landmark ektraoral yang digunakan "2
$. !ertama, dataran diidentifikasi untuk mengarahkan jarum suntik. Dataran ini memanjang
dari batas bawah ke notchtelinga melalui commisurabibir.
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
30/31
(. 8edua adalah sebuah titik, tragus telinga, yang mengidentifikasi landmark yang
mengarahkan jarum.
;eknik "0
$. 4encari daerah anterior dengan mulut terbuka lebar.
(. 8edalaman blok pada orang dewasa sekitar ( sampai (3 mm.
. 6Landmarking7 gigi cenderung tidak penting1 titik injeksi sekitar cuspdari gigi molar
kedua maxillaris.
0. 4enggunakan garis dari tragal notch ke sudut mulut, membimbing jarum ke leher
condylus
7/23/2019 Teknik Anestesi Print
31/31
. Dengan kepala pasien miring ke belakang dan mulut terbuka lebar, meraba ridgeinternal
obliquedengan jari telunjuk atau ibu jari.
2. +ngulasi dari injeksi ini sejajar dengan pertemuan dua eksternal landmark.
3. ;itik tusukan berada diantara raphe pterygomandibula dan ridge internal oblique,
mendekati anterior leher condylar dari kontralateral premolar.
9. Depositkan seluruh larutan cartridge.
. 4ula kerjanya mungkin lebih lambat tetapi efek anestesinya ( sampai jam.