BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Analisis dimulai dengan menganalisis teks dasar melalui penurunan proposisi
dan pengembangan model representasi teks yang menghasilkan struktur global dan
struktur makro mikro. Untuk menperoleh teks masukan dalam hiperteks, penelitian
dimulai dengan menganalisis teks menjadi teks dasar atau sering juga disebut dengan
penghalusan teks dasar. Proses penghalusan tersebut bisa dilakukan dengan dua cara
penghapusan dan penyisipan kata untuk meningkatkan ketepatan dan kejelasan.
penghapusan dilakukan dengan menghilangkan sebagian kata, frase, kalimat ataupun
alinea yang dianggap tidak akan membuat makna dari teks berubah, akan tetapi
membuat teks menjadi lebih efisien.
Dasar prosedur teks hiperteks bergantung pada bagaimana penurunan struktur
makro dari suatu teks. Proses analisis ini dibagi kedalam tiga tahapan yaitu
penghalusan teks, penurunan proposisi makro dan mikro, serta struktur globalnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu struktur makro dan mikro?
1.2.2 Bagaimana penurunan struktur makro dan mikro terhadap buku teks ?
1.2.3 Apa fungsi dari penurunan struktur makro dan mikro?
1.2.4 B agaimana perbedaaan struktur makro dan mikro?
1.3 Tujuan
1.3.1 Agar mahasiswa mampu menganalisi data dalam suatu teks dalam menentukan
struktur makro dan mikro
1.3.2 Memahami penurunan proposisi makro dan mikro dalam teks
1.3.3 dapat membedakan fungsi penurunan struktur makro dan mikro terhadap buku
teks
1
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Struktur Makro dan Struktur Mikro
Struktur makro adalah makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari
topik/tema yang diangkat oleh suatu teks.
Struktur mikro adalah makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari
pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.
Proposisi merupakan konsep dasar atau gagasan pokok nilai kebenaran dari
suatu ucapan. Dari teks dasar dilaukukan analisis untuk menurunkan proposisi yang
dibedakan atas proposisis mikro dan proposisi makro . proposisi mikro dibentuk
langsung dari teks dasar . proposisi ini memiliki tingkat abstraksi paling rendah.
Sedangkan proposisi makro diturunkan dari proposisi mikro, beberapa proposisi
makro dapat menghasilkan proposisi yang lebih makro lagi yang disebut proposisi
utama. Proposisi makro dapat diturunkan berkali-kali seuai dengan tingkat abstraksi
yang di inginkan. Semakin tinggi proposisi maknanya semakin tinggi tingkat
abstraksinya.
Penurunan teks dasar menjadi proosisi diwujudkan melalui aturan makro dari
Dick dan Kintsch (siregar, 1994)
2.2 Penurunan struktur global dan struktur makro
Penurunan struktur makro berkenaan dengan pemetaan proposisi menjadi suatu
frema. Dimana frema merupakan suatu struktur makro di tingkat menengah yang telah
memiliki fungsi wacana tertentu. Dalam hal ini, perlu dibedakan antara struktur global
dan struktur makro secara umum. Struktur global memperhatikan interaksi antara
frema sementara struktur makro memperlihatkan struktur frema.
Dari hasil penurunan proposisi teks dasar di peroleh struktur global dari teks
struktur global selanjutnya di kembangkan menjadi struktur makro. Baik struktur
global maupun struktu rmakro disusun langsung berdasarkan hasil penurunan
2
proposisi mikro dan proposisi makro struktur global dan struktur makro dibentuk
berdasarkan model teoritis yang di kembangkan oleh (siregar, 1994).
Struktur global untuk menyederhanakan materi kedalam suatu struktur agar
lebih memudahkan pemahaman belajar. Penyederhanaan materi tergambar dari
perorganisasian materi berdasarkan dimensi progres dan dimensi elaborasi.
Penyusunan struktur global memperhatikan keterpaduan hubungan antar unit tema
yaitu mengendalikan tindakan makro dalam dimensi elaborasi dan dimensi progres
(siregar, 1998). Struktur global dan struktur makro merujuk pada hubungan retorika
dengan menjaga hubungan hirarkinya baik hirarki materi hirarki subyek maupun
materi hirarki tindakan yang menyertainya.
2.3 Menurunkan proposisi mikro dan makro
Proposisi mikro diperoleh dengan cara menurunkannya secara langsung dari
teks dasar. Selanjutnya penurunan proposisi makro di turunkan dari hasil proposisi
mikro dengan menggunakan 3 aturan makro(siregar, 1995) yaitu
1) Penghapusan proposisi-proposisi yang tidak diperlukan dalam menginterpretasi suatu
teks dapat dihapus.
Tabel 1.1 contoh penghapusan proposisi
Proposisi Mikro Makro I Makro II Makro Utama
1.kajian cahaya meliputi
cahaya tampak dan
radiasi sepanjang
spektrum radiasi
elektromagnetik
2.peristiwa refleksi,
refraksi, polarisasi,
interferensi dan difraksi
hanya dapat dijelaskan
dengan memperlakukan
cahaya sebagai
gelombang
1.Peristiwa Cahaya
sebagai gelombang
elektromagnetik dapat
dijelaskan oleh
persamaan Maxwell.
Pendahuluan
3
elektromagnetik.
3. cahaya sebagai
gelombang
elektromagnetik
ditentukan oleh
persamaan Maxwell.
Dalam tabel 4.2 proposisi 1 nomor 1 dibentuk dalam proposisi mikro nomor 3,
sementara itu, proposisi mikro nomor 2 dan nomor 3 di hapus karena proposisi
tersebut merupakan proposisi pembuka untuk mengarahkan pada cahaya sebagai
gelombang elektromagnetik.
2) Generalisasi beberapa proposisi dapat membentuk suatu proposisi baru dengan
mengacu ke pada salah satu proposisi yang mewakilinya.
Tabel 4.3 contoh generelisasi proposisi
Proposisi Mikro Makro I Makro II Makro Utama
8. Energi pada foton
berbanding lurus
terhadap frekuensi.
9. Energi foton tunggal
menurut einstein E= hf
10. Foton juga memiliki
momentum linier .
11. Hubungan relativistik
antara momentum linier
dan energi.
E2= (pc)2 + (m0 C2)2
4 Energi foton tunggal
bergantung pada
frekuensi.
5. Hubungan relativistik
antara momentum linier
dan energi.
E2= (pc)2 + (m0 C2)2
2. Hubungan
energi dan
momentum pada
foton.
Teori foton
einsten
Proposisi makro II nomor 2 sebagai proposisi mencakup 2 proposisi makro 1 yaitu
proposisi makro I nomor 4 dan 5
3) Konstruksi beberapa proposisi yang memiliki kerangka yang berbeda-beda dapat
membentuk satu proposisi yang mewakilinya
Proposisi mikro Makro I Makro II Makro utama
4
1.Menurut teori gelombang, jika
intensitascahayadi naikkan maka
perubahan vektor medan listrik
E maka akan bertambah
2.Besar gaya yang dimliki sinar
untuk mendesak sebuah elektron
sebanding dengan perubahan
medan listriknya
3.Menurut teori fotton, jika
menaikkan intensitas cahaya,
energi fotton tidak berubah
4.Energi kinetik maksimum Km
di peroleh fotton selama
bertumbukkan
9.Energi
kinetik
maksimum
tidak
tergantung
pada intensitas
cahaya
Kegagalan teori
gelombang
menurut efek
fotolistrik
Efek fotolistrik
Pada tabel 4.4 proposisi makro I nomor 1 berbentuk dari proposisi mikro
nomor 1,2,3,4. Bila diperhatikan keterkaitan antara proposisi mikro nampaknya saling
berdiri sendiri sehingga diperlukan suatu konstruksi untuk memeknai paragraf ini.
Struktur makro di bentuk dengan menggunakan dasar dimensi progresi dan
dimensi elaborasi, dimensi progresi digambarkan dengan memperhatikan
pengembangan wacana menurut tahapan dalam mengorganisasikan pengajaran.
Pengembangan wacana teks dikendalikan oleh tujuan dan motif penulis yang dapat
diketahui dari tindkan wacana yang diterapkannya yaitu motif informing, eliciting,
dan directing artinya dimensi progrsi yang di kembangkan menurut alur dari konsep
yang sederhana menuju konsep yang lebih tinggi atau yang lebih kompleks.
Dimensi elaborasi berhubungan dengan upaya penulis dalam membangkitkan
dan memanipulasi pengetahuan materi subyek dalam suatu organisisi. Dimensi
elaborasi menghendaki keutuhan hubungan hirarki antara unit materi subyek , artinya
dimensi elaborasi dialurkan dari sifat abstrak menuju yang mengatur hubungan
organisasi antara struktur makro dengan mikro. Realisasi dari pengetahuan materi
subyek penulis dapat di ketahui melalui keterampilan intelektual yang di
terapkannya.
5
2.4 Fungsi struktur makro dan struktur mikro
Struktur makro berfungsi sebagai substansi dari eksplanasi yang dibangun dari
konten. Substansi ini sejajar dengan dengan kesimpulan pada model argumentasi
bulmin. Menurut siregar (1998) penurunan struktur makro merujuk pada hubungan
retorika yang di perankan oleh proposisi hasil analisis. Penyatuan antara aturan makro
dan struktur sustansi dengan topik merupakan dasar untuk menurunkan proposisi
mikro dan makrosecara berulang hingga terbentuk struktur makro dan struktur global.
Struktur global merupakan jalinan antara aspek materi subyek dengan aspek pedagogi
secara umum.
2.5 Perbedaan struktur makro dan struktur mikro
Struktur makro dapat diamati dari topik/tema yang diangkat oleh suatu teks.
Sedangkan Struktur mikro dapat diamati daripilihan kata, kalimat dan gaya yang
dipakai oleh suatu teks
Struktur teks Hal yang diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
Tema/topik yang dikedepankan
dalam suatu teks
Judul
Struktur mikro Semantik
Makna yang ingin ditekankan
dalam teks . Misal dengan
memberi detil pada satu sisi
atau
membuat eksplisit satu sisi dan
mengurangi detil sisi lain
Latar, Detil,
maksud,
Praanggapan,
Nomalisasi
6
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Struktur makro adalah makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari
topik/tema yang diangkat oleh suatu teks. Sedangkan Struktur mikro adalah makna
lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang
dipakai oleh suatu teks.
Struktur makro berfungsi sebagai substansi dari eksplanasi yang dibangun dari
konten. Substansi ini sejajar dengan dengan kesimpulan pada model argumentasi
bulmin. Menurut siregar (1998) penurunan struktur makro merujuk pada hubungan
retorika yang di perankan oleh proposisi hasil analisis. Penyatuan antara aturan makro
dan struktur sustansi dengan topik merupakan dasar untuk menurunkan proposisi
mikro dan makrosecara berulang hingga terbentuk struktur makro dan struktur global.
Struktur global merupakan jalinan antara aspek materi subyek dengan aspek pedagogi
secara umum.
7
DAFTAR PUSTAKA
Naution. 1999. Perkembangan Struktur Teks(Online). ( diakses tanggal 18 Oktober
2011).
Sunarto. 2002. Penyusunan Buku Teks. Jakarta : Rineka Cipta.
http://abstrak.digilib.upi.edu/Direktori/TESIS/PENDIDIKAN_ILMU_PENGETAHUAN_ALAM/029626__BURHANUDIN_MILAMA/T_IPA_029626_Table_of_content.pdf (diakses tanggal 23 Oktober 2011)
8
Top Related