Puisi Syaikhul Mujahid Usamah bin Ladin
raahimahullaah...
Aku telah bermigrasi ke barat..... Ke negeri di mana Sungai Nil mengalir.... Untuk Khartoum yang kusukai tabiatnya.... Tapi aku tidak diizinkan untuk tinggal... Maka kemudian aku pergi ke arah timur.... Dimana disana ada orang-orang dengan alis bercahaya..... Kabul mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.... Meskipun kesulitan dan bahaya..... Kabul, dengan wajah yang tersenyum... Menawarkan tempat tinggal tuk semua pendatang dan membantu.....
“Kenapa, ayah, mereka mengirimkan Rudal ini, lebat seperti hujan.... Tiada ampun walaupun pada anak kecil.... Atau untuk seorang pria yang musnah dimakan usia tua....???? Ayah....apa yang telah terjadi.... Hingga engkau laksana piala....??? Apakah penyelamatanmu untuk sebuah rumah kuno... Sebuah kejahatan yang tidak terampuni...??? “
“Ini adalah dunia kejahatan, anakku... Dimana anak-anak, seperti ternak, dibantai.... Sion membantai saudara-saudaraku... Dan bangsa Arab mengadakan kongres..!!! Mereka adalah antek Amerika... Buta dan tanpa pandangan hidup...”
Ini, demi Rabbmu, adalah pertanda besar Akan aib yang terekam... Sebuah pengkhianatan yang disatukan... Apakah pertahanan kami datang dari pengkhianat... Aku bersumpah Demi Alloh Yang Maha Besar... Bahwa Aku akan melawan kaum kafir itu...!!!
Sesungguhnya bila mana seseorang sudah mengerti arti dari Marifat kepada Allah maka di antara
dirinya tidak di dapatkan lagi kegusaran dan ketakutan selain kepada Allah.Swt karena hakikatnya diri
kita semua adalah sebagian dari perwujudan sifat-sifatnya ? Allah.Swt maka berbahagialah para
muslimin yang sudah Syahid di jalan yang benar yang Allah.Swt kehendaki...
MANUSIA SELALU HIDUP DALAM KERAGUAN, KERAGUAN ADALAH BAGIAN DARI KEHIDUPAN, JANGAN
PERNAH BERHENTI UNTUK MENCARI KEBENARAN, SAMPAI KAPANPUN TERUSLAH BERLARI JANGAN
PERNAH BERHENTI....
TEMUKANLAH KEBENARAN DAN DENGAR BISIKAN HATI KECILMU, JANGAN INGKARI APA YANG SUDAH
MENJADI KEBENARANMU, WALAUPUN HARUS HIDUP MENANGGUNG MALU
Syair Untuk Amir Mujahidin
Kudekati napas dalam detak
Kuusap lembut kain putih yang membungkus jasad
Kutatap penuh lekat-lekat sesosok wajah nan teduh
Walau garis-garis ketuaan kian tergurat
Nampak jelas kulihat ketegaran
Nampak jelas kulihat ketenangan
Masih tetap tertancap kuat keteguhan
Masih lekat senyum kedamaian
Ustadz…………. Haruskah kita pedulikan pepohonan yang kini mulai bergoyang
Haruskah kita luruskan dahan-dahan yang mulai berserakan
Ingin rasanya Abdullah ini menemanimu setiap waktu
Ingin rasanya Abdullah ini mengunjungimu setiap kepulan debu
Meski sekedar tuntunkanmu usapkan hati pada air wudhu
Meski sekedar papahkanmu sujudkan wajah pada Rabb-mu \
Ustadz…………. Nampak jelas keteguhan itu
Nampak tegas keberanian itu
Janji Rabb sudah kita hunjamkan Pada seluruh alur darah kita dalam-dalam
Hingga tiada lagi celah kemusyrikan Pada setiap detak napas yang meski tertahan
Ustadz…………. Ingin rasanya Abdullah ini terus bersamamu
Meski sekadar berikanmu semangkuk susu
Atau mengganti kain yang mulai basah oleh linangan air mata tasbihmu
Ustadz…………. Ingin rasanya Abdullah ini terus lekat dalam dekapanmu
Ingin rasanya Abdullah ini kembali bercerita lewati hari-hari bersamamu
Tentang masyarakat jahiliyah yang kini dilanda kepanikan
Tentang sebuah peradaban yang mulai tunjukkan kerapuhan
Tentang ketidakmampuan mengurusi fithrah umat dalam genggaman
Tentang sebuah negeri yang centang perentang
Tentang kezaliman penguasa tiran
Tentang kapitalisme yang tumbang
Tentang demokrasi yang telah usang Dan Islam yang kini mulai bersinar terang
Ustadz…………. Jika takdir itu sudah pasti
Jika syahidmu sudah dicatatkan oleh Rabbi Esok pagi
untuk yang terakhir kali Kuantarkan engkau menuju pertemuan dengan Ilaahi
Pada lembutnya sekeping peluru tirani
Yang menembus ulu hati Abdullah ini
Sebelum melesat ke dalam nuranimu yang suci
Dan Ramadhan ini „kan kita lalui Indahnya malam seribu bulan
Bersama gemericik Salsabila Dan senyuman bidadari di surga Bumi Allah
Ramadhan 1431 H Allahumma Fukka asro ustadzina Abu Bakar Ba’asyir
Ya Allah bebaskan guru kami Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dari segala kezaliman penguasa tiran
REVOLT NEVER AND NEVER DIE
Kau teriakkan Takbir
yang membakar jiwa
dan mengguncang dunia
membuka dan mengupas
Semua fikiran-fikiran Dzalim
Di tengah teriakkan Kuda bermesin
Suaramu Kian lantang
Jeritanmu memecahkan kesunyian
ditengah-tengah keramaian dan kenistaan dunia
Setiap hembusan katamu adalah nasaihat
Kepada orang-orang yang Fasiq
Setiap hembusan nafasmu
adalah hembusan nafas mujahid
Setiap titis darahmu
adalah darah-darah pejuang Khilafah
Yang Senantiasa Mulia dijalan Allah
Wahai Pejuang Khilafah
Wahai para Pejuang allah
Keridhaan allah Senantiasa Mengiringimu
Teruslah berjuang
Wahai engkau para mujahid
Setiap langkahmu adalah mulia
Setuap Perjuanganmu adalah Doa
Allahu Akbar!!
Hancurkan mereka
Kami takkan pernah terima bencana Andalusia terulang sekali lagi di Palestina. Lebih baik dan
lebih ringan bagi kami jika umat ini mengikuti jejak nenek moyang mereka, daripada kami
melihat Masjidil Aqsha dihancurkan dan melihat palestina digadaikan dan diusir penduduknya…
(Ayman Azh-Zhawahiri)
Hancurkanlah mereka … Usirlah mereka … di mana saja berada… dan sembelihlah mereka…
Dan usirlah mereka dari bumi tempat isra‟ Nabi, semuanya… dan singkirkan mereka…
Dan usirlah mereka, jadikanlah bumi(dunia) itu sempit bagi mereka… dan kuasailah mereka…
Sesungguhnya mereka adalah kaum yang menyebar kezhaliman di muka bumi… maka
kepunglah mereka…
Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara babi dan kera… maka campakkanlah mereka…
Hancurkan orang-orang zionis para pelaku perbuatan hina… dan binasakanlah mereka…
Jangan kalian menjalin gencatan senjata dan berdamai dengan mereka… hancurkan mereka…
Al-Aqsha dan anak-anaknya mengatakan, “tolonglah aku.”… maka tolonglah mereka…
Selamatkan mereka dari bangsa zionis, ayolah… selamatkan mereka…
Dan bukalah telinga kalian untuk mereka dengan lemah lembut… dan dengarkanlah mereka…
Sungguh telah kusampaikan suara mereka, janganlah… kalian biarkan mereka…
Maka bangkitlah untuk menuntut balas kepada musuh-musuhmu… dan bunuhlah mereka…
Hancurkan mereka, pecah-belahkan mereka dan tawanlah mereka… sembelihlah mereka…
SYAIR UNTUK SANG MUJAHID CILIK
Bocah-bocah mungil itu… Berlari, melompat dan menyerbu… Lihat sahabat… Beradu dengan tank dan peluru, Hanya dengan segenggam batu, yang tak lebih besar dari tangannya …
Desingan peluru yang termuntahkan… Dentuman bom yang menggelegar… Meluluh lantahkan kota indah mereka, bayi-bayi tanpa kepala, Yang terus memanggilnya tanpa lengan. Seolah menjadi pedang tumpul penyayat hati… Di sana-sini mayat ayah, ibu bergelimpangan, Semerbak wangi, bercampur mesiu menggelitik penciuman.. Menguap dari danau darah yang seketika terbentuk. Ghiroh terlecut, semangat terbakar… Bocah-bocah mungil itu, Menerjang tiada gentar, Memburu tiada ragu, Membalas, atas apa yang terhampar di hadapan matanya. Tak ada paksaan tuk maju memburu, Tak ada pula hadiah pengganti luka, Mereka hanya inginkan surga… Dan bumi Al Quds yang suci merdeka.. Jangan berharap ia kan berhenti, Jangan tunggu ia tuk mengeluh, Karna darah yang tertumpah, Kan tetap terbalas dengan darah, Karna kepala yang terpenggal, Akan terbalas dengan kepala yang terpenggal. Mereka kan selalu kembali… Tuk bebaskan tanah suci, Karna kan selalu terdengar lemparan batu, Dan teriakan Takbir… ALLOHUAKBAR!!! Siapa bilang mereka kalah? Apa kau tak melihat? Lawan berlari ketakutan… Siapa bilang mereka salah? Bukankah langit bertasbih untuknya? Kan selalu ada Alloh bersamanya, Menemani perjuangan dan pengorbanannya, Di setiap desah napasnya, Di relung hatinya…
Kami saudara-saudaramu, Di sini… Kan selalu mendoakanmu,… Walau raga tak sampai menginjak tanah suci Tapi do’a kan tetap sampai di Arsy-Nya… Percayalah saudaraku, Alloh besama kalian… Melihat setiap jengkal langkah jihad kalian, Dan percayalah… Dengan senyuman Ia kan menyambutmu di surga kelak…
Top Related