Oleh :
1. ISMA KHOIRUL MUCHLISHIN (6107030020)
2. FAISAL ANGGARDA A.R. (6107030029)
Jurusan : Teknik Bangunan Kapal
Program Studi : Teknik Perancangan Dan Konstruksi Kapal
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Tugas Akhir
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam. Dua per tiga negara Indonesia adalah lautan, sehingga banyak penduduk Indonesia yang bergelut di area tersebut tidak terkecuali nelayan. Nelayan Indonesia memanfaatkan kekayaan bahari Indonesia dengan membuat kapal penangkap ikan. Banyak sudah kapal penangkap ikan yang dibuat dengan tangan terampil mereka. Mereka menggunakan material kayu sebagai material kapal.
Akan tetapi, sekarang banyak masalah yang muncul di kalangan nelayan kita. Kayu yang dijadikan sebagai material kapal sudah sulit didapatkan. Akibat hal tersebut, maka para produsen kayu meninggikan harga jual kayu. Tidak hanya itu, harga minyak dunia juga melambung tinggi. Hal ini mengakibatkan banyak nelayan Indonesia yang gulung tikar karena input yang didapat tidak sebanding.
Seiring perkembangan industri, para cendekiawan dunia sudah berhasil memecahkan masalah tersebut. Mereka memanfaatkan potensi bumi akan kandungan aluminium dan menjadikannya sebagai material kapal. Hal ini sangat efektif, berdasarkan perhitungan yang baik, dengan dimensi dan displacement yang sama, muatan ikan yang terdapat pada kapal ikan aluminium meningkat hingga + 2 (dua) kali lipat dari muatan ikan pada kapal ikan kayu.
Hal diatas membuktikan bahwa semakin meningkat muatan ikan kapal ikan yang diangkut dan Ligth Weight Ton (LWT) kapal ikan relatif kecil dibandingkan dengan penggunaan material kayu, tanpa mengurangi kekuatan dan kelayakan kapal ikan tersebut.
Abstrak
Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai potensi maritim yang sangat besar. Namun demikian, kenyataan saat ini menunjukkan bahwa pemanfaatan potensi ini banyak dilakukan oleh kapal-kapal ikan asing secara ilegal.Hal ini karena mereka mampu membangun kapal yang baik dan mempunyai teknologi yang lebih canggih dari pada kapal-kapal ikan Indonesia. Terlebih mereka mampu menyelesaikan pembangunan kapal tepat waktu.
Disamping itu, gencar diberitakan bahwa semakin mahalnya harga kayu di
pasaran dan melambungnya harga bahan bakar. Kesemuanya itu menambah
permasalahan nelayan Indonesia yang mengakibatkan semakin merugi. Dewasa ini,
material aluminium diteliti mampu menggantikan material yang umumnya
digunakan sebagai material pembangunan kapal. Pergantian tersebut dilihat dari
daya angkut, usia kapal, dan cadangan material di bumi. Aluminium yang digunakan
pada pembangunan kapal mempunyai karakteristik berbeda dengan aluminium
pada umumnya. Karakteristik yang mencolok dan diperhitungkan sebagai pengganti
material kayu adalah mempunyai sifat ringan.
Sehingga dengan menjadikan material aluminium sebagai material kapal,
akan mendapat beberapa keuntungan diantaranya, muatan kapal bertambah (Dead
Weight Ton) dan kecepatan kapal meningkat. Terkait hal tersebut dalam tugas akhir
ini, dirancang sebuah inovasi teknologi dengan mengganti material kayu yang
dipakai dalam pembangunan kapal ikan menjadi material aluminium.
Latar Belakang
Permasalahan yang kami angkat dalam tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimanakah perancangan konstruksi aluminium?
2. Apakah kapasitas muat kapal ikan tersebut bertambah?
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Batasan masalah tugas akhir ini antara lain :
1. Perhitungan berat konstruksi kapal aluminium,
2. Prosentase perbandingan kapasitas muat kapal ikan berbahan kayu dan
aluminium
Tujuan
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Meningkatkan jumlah muatan yang mampu diangkut oleh kapal,
2. Meningkatkan kapasitas muat kapal ikan.
Start
Pengumpulan Data
Perhitungan LWT Kapal Aluminium
Metodologi
Penggambaran Konstruksi Kapal
Aluminium
Perbandingan Kapasitas Muat
Kapal Ikan
Penyusunan Laporan
Finish
1. Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan diperoleh dari beberapa literatur-
literatur (misal Aluminium Boats, Boat Building With Aluminium
dll), dari internet, dan studi lapangan di PT. PAL Indonesia
2. Perhitungan LWT Kapal Aluminium
Perhitungan LWT kapal dilakukan dengan metode post per post
(setiap komponen kapal dihitung satu per satu). Rule yang
digunakan yakni Rulefinder Lloyds Register 2007
3. Penggambaran Konstruksi Kapal Aluminium
Penggambaran konstruksi kapal dilakukan untuk mengetahui
kebutuhan profil dan plat.
4. Perbandingan Kapasitas Muat Kapal Ikan
Perbandingan kapasitas muat kapal ikan dititik beratkan pada data
kapal pembanding yaitu kapal ikan kayu dan hasil perhitungan berat
LWT kapal ikan aluminium.
5. Penyusunan Laporan
Laporan disusun secara sistematis, sesuai prosedur / tatacara
penulisan tugas akhir. Dilakukan dengan tujuan merangkum semua
hasil perhitungan yang telah dilakukan.
Dalam pengerjaan tugas akhir ini, perencanaan konstruksi kapal aluminium mengacu pada konstruksi kapal aluminium yang real dan mengacu pada buku-buku
pedoman pembangunan kapal aluminium. Rule yang digunakan dalam perhitungan
konstruksi kapal adalah Rulefinder Lloyds Register Rule and Regulation 2007.
Perhitungan LWT kapal dilakukan dengan cara post per post (setiap komponen
kapal dihitung dan dikalkulasi). Data yang diambil dari kapal ikan kayu adalah:
1. Ukuran utama kapal (L, B, T, H, Vs),
2. Displacement kapal,
3. Berat peralatan kapal (termasuk nilai LWT kecuali Wkonstruksi),
4. Kebutuhan operasional kapal (Woil, Wcrew, Wfuel dll),
5. Wmuatan dan kebutuhan ruang muat,
6. Sistem konstruksi dan jarak frame.
Adapun alur perhitungan LWT kapal aluminium adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan dan perhitungan beban (sisi, alas, geladak, dan machinery)
2. Perencanaan dan perhitungan tebal plat yang diijinkan,
3. Perencanaan dan perhitungan modulus profil,
4. Kalkulasi kebutuhan profil dan plat kapal,
5. Kalkulasi peralatan-peralatan pendukung kapal (yang termasuk LWT kapal)
Hasil dan Pembahasan
LOA = 16,20 m
LWL = 14,50 m
B = 3,40 m
H = 1,70 m
T = 1,10 m
Vs = 8 knots
Me = 1 x 51,5 HP
Fish hold = 13m3
FO tank = 1300 liter
FW tank = 300 liter
Ukuran Utama
Perencanaan Beban
Beban Dasar
PBS = PSS (kN/m2)
PSS = Ph + wp + Pw (kN/m2)
Dimana : wp = faktor desain = 0,472 Ph = beban hidrostatik pada kulit kapal = 10(Tx-(z-zk)) (kN/m2) Pw = beban gelombang = Pm Pm = 10.fz. Hrm (kN/m2) Tx = sarat perencanaan yang diukur diatas baseline (m) z = jarak vertikal diukur dari baseline sampai titik G (m) zk = jarak vertikal dari keel (diatas baseline) ke baseline (m) Hrm = Cwmin = fz = faktor distribusi vertikal = e-u + (1-e-u) ((z-zk)/Tx) = e-((2 Tx)/Lwl) + (1-e-((2 Tx)/Lwl)) ((z-zk)/Tx)
2
2.01min xm
Lwl
xwl
cb
krCw
krkm
Cw 25.2
xm = 0,5-0,6fn = kr = 2,25 km =
5.1481.9
8515.060.0
2.0
5.01
2
Cb
xmkr
Beban Sisi
Pw = Pm = 10.fz. Hrm (kN/m2) Ph = 10(Tx-(z-zk)) (kN/m2) Pwd = Ph + wp + Pwd 0 (kN/m
2) atau Pwd = Pd = 6 + 6fL fhs (kN/m
2)
Beban Geladak
Pwd = Ph + wp + Pwd 0 (kN/m2) atau
Pwd = Pd = 6 + 6fL fhs (kN/m2)
fL = faktor lokasi = = 2 fhs = faktor tinggi gelombang = 1
75.041
Lwl
xwl
Plat keel,
Plat sisi,
Plat geladak,
Plat sekat dan transom,
Center girder,
Wrang plat,
Bracket,
Bar keel,
Main frame,
Balok geladak (deck beam),
Penegar sekat,
Perlengkapan kapal.
Komponen Kapal Aluminium yang Dihitung
No. Bagian Item Formula
1. Plate keel and
bar keel
Plate keel
Bar keel
2. Plate stem
3. Bottom and side shell plating, transom, and sheerstrake
4. Stiffening modulus
Inertia
4. Web area
5. Center girder
Thickness
Face plate
Face plate
outside 0,5LR
6. Floor general
Overall depth at
Cl
B
No. Bagian Item Formula
1. Shell envelope
Bottom shell plating km (0,7LR + 1,0)
4,0
Side shell plating km (0,5LR + 1,4)
3,5
2. Single bottom
structure
Center girder web km (1,1LR + 1,4)
5,0
Floor webs km (0,8LR + 1,1)
4,0
3. Bulkheads
Watertight bulkhead
plating
km (0,43LR + 1,2)
3,0
Deep tank bulkhead
plating
km (0,5LR + 1,4)
3,5
4. Deck plating
and stifferners
Strength/Main deck
plating
km (0,5LR + 1,4)
3,5
Lower deck/Inside
deckhouse
km (0,3LR + 1,3)
3,0
5. Superstructures
and deckhouse
Superstructure side
plating
km (0,4LR + 1,1)
3,0
Deckhouse front
uppertiers
km (0,55LR + 1,5)
3,0
Deckhouse aft. km (0,25LR + 0,7)
2,5
Dimana :
- = koreksi tipe servis (tabel 2.9.2)
- km = 385/(a + u)
- a = nilai minimal tegangan yield / 0,2% tegangan yang diijinkan pada kondisi
belum dilas (N/mm2)
- u = nilai minimal kuat tarik ultimate pada kondisi belum di las (N/mm2)
- Lr = panjang konstruksi (m)
No. Kriteria Kapal Ikan Kayu Kapal Ikan Aluminium
1. DWT (ton) 6,20 12,35
2. LWT (ton) 18,90 12,85
3. Muatan (ton) 4,04 10,19
4. Kapasitas muat + es (m3) 13,00
5. Kapasitas muatan (m3) 10,00
No. Kriteria Kapal Ikan Kayu Kapal Ikan Aluminium
1. DWT (ton) 6,20 12,35
2. LWT (ton) 18,90 12,85
3. Muatan (ton) 4,04 10,19
5. Kapasitas muatan (m3) 10,00 25,22
Prosentase DWT Kapal Ikan
Bahan Aluminium
67%
Bahan Kayu
33%
Prosentase LWT Kapal Ikan
Bahan Kayu
60%
Bahan Aluminium
40%
Prosentase Muatan Kapal Ikan
Bahan Kayu
28%
Bahan Aluminium
72%
Prosentase Kapasitas Ruang Muat
Bahan Kayu
28%
Bahan Aluminium
72%
Alternatif
Fram
e
Luasan
(m2)
Faktor
Simpso
n (fs)
fs luasan
Fr.16 3,2828 1 3,2828
Fr.17 3,2699 4 13,0795
Fr.18 4,4719 2 8,9438
Fr.19 4,0089 4 16,0355
Fr.20 3,8282 2 7,6565
Fr.21 3,9586 4 15,8345
Fr.22 3,9538 2 7,9075
Fr.23 3,9292 4 15,7169
Fr.24 3,8155 2 7,6309
Fr.25 3,7355 4 14,9418
Fr.26 3,7127 2 7,4255
Fr.27 3,4162 4 13,6646
Fr.28 3,2854 2 6,5709
Fr.29 3,1310 4 12,5240
Fr.30 3,0479 2 6,0959
Fr.31 2,8519 4 11,4077
Fr.32 2,5904 1 2,5904
Total 171,3088
h = 360 mm = 0,36 m Volume = 1/3hfx = 1/30,36 171,3088 = 20,56 m3
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dan studi diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Muatan bertambah menjadi 10,19 ton dengan kebutuhan ruang muat
sebesar 25,22 m3,
2. Muatan yang mampu diangkut setelah redesign ruang muat kapal sebesar
8,29 ton dengan kebutuhan ruang muat 20,56 m3,
3. Sehingga sarat kapal ikan berubah, menjadi 1,098 m dari 1,1 m.
Perhitungan sarat kapal dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
= DWT + LWT (ton) T = /(L.B.cb.Bjairlaut) (m)
ATAS SEMUA ARAHAN DAN KRITIKAN
KAMI UCAPKAN
TERIMA KASIH
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penutup
Top Related