STUDI ETNOMETODOLOGI
KOMUNITAS RADIO KARYA BERSAMA
ANTARA IDEALISME DAN PRAKTIK JURNALISTIK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos)
Oleh
Siti Lailatus Sa’idah
NIM. 11140510000065
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
STUDI ETNOMETODOLOGI
KOMUNITAS RADIO KARYA BERSAMA
ANTARA IDEALISME DAN PRAKTIK JURNALISTIK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos)
Oleh
Siti Lailatus Sa’idah
NIM. 11140510000065
Pembimbing
Siti Nurbaya, M. Si
NIP. 19790823 200912 2 002
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “STUDI ETNOMETODOLOGI KOMUNITAS RADIO
KARYA BERSAMA ANTARA IDEALISME DAN PRAKTIK
JURNALISTIK” oleh Siti Lailatus Sa’idah (11140510000065) telah diujikan dalam
sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada 7 Februari 2019 . Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Program Studi Jurnalistik.
Jakarta, 7 Februari 2019
Sidang Munaqasah
Ketua Sekretaris
Kholis Ridho, M. Si Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA
NIP. 19780114 200912 1 002 NIP. 19710412 200003 2 001
Anggota
Penguji I Penguji II
Drs. Jumroni, M. Si Umi Musyarofah, MA
NIP. 19630515 199203 1 006 NIP. 19710816 199703 2 002
Pembimbing
Siti Nurbaya, M. Si
NIP. 19790823 200912 2 002
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Siti Lailatus Sa’idah
NIM : 11140510000065
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “STUDI
ETNOMETODOLOGI KOMUNITAS RADIO KARYA BERSAMA ANTARA
IDEALISME DAN PRAKTIK JURNALISTIK” adalah benar merupakan karya
saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun
kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber
kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau
keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 7 Februari 2019
Siti Lailatus Sa’idah
NIM 11140510000065
i
ABSTRAK
Siti Lailatus Sa’idah
11140510000065
“Studi Etnometodologi Komunitas Radio Karya Bersama Antara Idealisme
Dan Praktik Jurnalistik”
Media massa radio terus mengalami berbagai perkembangan mengikuti zaman
saat ini. Dalam radio maupun media massa lain, tentu terdapat ideologi yang diyakini
kebenarannya untuk diterapkan dalam memenuhi visi dan misi media di tengah
masyarakat. Penerapan ideologi berkaitan dengan pemberian jawaban atas krisis
melawan keterbelakangan dalam berbagai aspek kehidupan terutama mengenai
informasi. Hal inilah yang menjadi sorotan RKB FM sebagai salah satu radio
komunitas untuk menunjang informasi bagi para pendengar dengan menuangkan
berbagai pemikiran dalam bentuk program berita yang diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, bagaimana RKB FM menjalankan
fungsinya sebagai organisasi media antara idealisme dan praktik jurnalistik?
Dalam penerapannya, RKB FM menjalankan seluruh aktivitas keradioan
menggunakan ideologi pancasila yang tentu juga berlaku bagi penyebaran informasi.
Pemenuhan informasi tertuang melalui program berita yang dilandaskan pada nilai-
nilai dalam ideologi pancasila. RKB FM berupaya menerapkan nilai-nilai tersebut ke
dalam praktik jurnalistik yang berlaku bagi wartawan terhadap pemberitaan yang
dikelola dari pengumpulan hingga menjadi berita yang siap mengudara.
Penelitian ini menggunakan Etnometodologi oleh Harold Garfinkel yang
membahas mengenai bagaimana seseorang atau sekelompok orang dalam
memahami, menjelaskan, menggambarkan kemudian menata realitas kehidupan dan
lingkungan sehari-hari. Teori ini menekankan aktor sosial dan interaksi sosial yang
terjadi selama berlangsungnya penelitian. Adapun paradigma yang digunakan dalam
penelitian ini adalah paradigma kritis dan menggunakan pendekatan kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, RKB FM dalam melaksanakan
ideologi pancasila yang menjadi landasan utama dalam menjalankan radio terutama
dalam pemberitaan, hanya menjalankan beberapa poin saja pada praktik
kesehariannya. Idealisme dan praktik jurnalistik yang menggambarkan nilai-nilai
ideologi serta kode etik jurnalistik tidak terpenuhi dalam menghadapi kebutuhan
masyarakat. RKB FM berada dalam posisi tidak dapat menyeimbangkan atau
terdapat perbedaan antara ideologi dan kenyataan praktik dalam mengelola proses
pemberitaan. Hal tersebut dilandasi oleh perubahan zaman dan tekanan masyarakat,
sehingga tanpa disadari pola pikir RKB FM dalam menangani kebutuhan dan
keinginan pendengar berubah menjadi suatu keadaan untuk tetap bertahan di tengah
masyarakat.
Kata Kunci: Ideologi, Praktik Jurnalistik, Berita, RKB FM, dan Etnometodologi
ii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berbagai nikmat dan karunia-Nya serta kemudahan dalam penyusunan
skripsi ini, sehingga penulis dapat menjalankan dan menyelesaikan tahapan-tahapan
penulisan skripsi dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW dan para keluarganya,
sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis dalam menyusun skripsi ini mengambil judul “Studi
Etnometodologi Komunitas Radio Karya Bersama Antara Idealisme Dan
Praktik Jurnalistik” sebagai salah satu syarat yang diajukan untuk memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun dalam penulisan skripsi, tentu masih terdapat banyak kelemahan dan
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan pengarahan agar
kedepannya penulis dapat menyusun karya ilmiah dengan lebih baik.
Selain itu, penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai pihak yang
memberikan dukungan, semangat, serta bantuan baik secara moril dan materi yang
dapat menyempurnakan tugas akhir perkuliahan ini. Pada kesempatan ini, penulis
ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
iii
1. Kedua orangtua yang penulis cintai, Ayahanda Thohir dan Ibunda Rofiqoh,
yang memberikan kasih sayang, dorongan dan doa tanpa mengenal rasa lelah.
2. Saudari tersayang, Putri Zahrotus Syifa yang juga selalu memberikan doa dan
semangat apabila penulis sedang dalam mode down.
3. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA sebagai Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M. Ag. Wakil Dekan I Bidang Akademik,
Suparto, M. Ed, Ph. D. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dr. Hj.
Roudhonah, M. Ag. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan
Kerja sama, Dr. Suhaimi, M. Si.
5. Ketua Jurusan Jurnalistik, Kholis Ridho, M. Si dan Sekretaris Jurusan
Jurnalistik, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA yang telah memberikan
pengetahuan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Dosen Pembimbing Akademik Jurnalistik B angkatan 2014, Rubiyanah, MA
yang memberikan saran dan solusi pada proses penyusunan skripsi.
7. Dosen Pembimbing Skripsi, Siti Nurbaya, M. Si yang telah meluangkan waktu
untuk bimbingan dan memberikan ilmu serta nasihat dalam membantu penulis
menyempurnakan skripsi ini.
8. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah mengajar dan memberikan banyak wawasan
dari awal hingga akhir perkuliahan, serta berbagai pengalaman bagi penulis.
9. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang memberikan banyak referensi dalam penyusunan skripsi ini.
iv
10. Keluarga besar Radio Karya Bersama (RKB FM), Sarkih sebagai Wakil Ketua,
H. Nursad sebagai Penasihat beserta seluruh jajarannya, yang telah
memberikan sambutan hangat dan bantuan selama proses penelitian.
11. Edah Jubaedah sebagai warga sekitar yang berperan aktif menjadi Citizen
Journalism dan Sugiarto S. E yang juga sebagai warga lainnya turut membantu
memberi data tambahan untuk skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan, Minnions, Neneng Heryani, Fitri Noviyanti, Elmy
Tasya, Ratu Aisyah, dan Ria Umala yang memberikan rasa kebersamaan
selama perkuliahan dan memotivasi untuk menyelesaikan skripsi.
13. Keluarga besar RDK FM angkatan 2014, yang memberikan ilmu dan
pengalaman luar biasa dalam organisasi radio. Terutama untuk Desi Eliska dan
Dimas Lazuardy yang memberi canda dan tawa selama kepengurusan.
14. KKN EKAGUNA yang juga memberikan pengalaman dan pertemanan
berharga atas kebersamaan melewati suka dan duka.
15. Seluruh teman-teman Jurnalistik angkatan 2014, yang melewati masa-masa
menyenangkan di bangku perkuliahan.
16. Sahabat semasa sekolah, Sartika, Futri Astuti, Sri Devi dan Eka setiawati, yang
selalu memberikan semangat dan doa dalam masa-masa penyusunan skripsi.
Akhir kata, semoga amal baik menjadi balasan atas semua bantuan yang telah
diberikan dan skripsi ini dapat memenuhi syarat serta bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta, 28 Januari 2019
Siti Lailatus Sa’idah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 4
D. Kerangka Teori ..................................................................... 5
E. Metodologi Penelitian .......................................................... 8
F. Tinjauan Pustaka .................................................................. 12
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Media Massa ......................................................................... 15
B. Radio .................................................................................... 19
C. Berita Radio ......................................................................... 22
D. Ideologi ................................................................................ 25
E. Radio Komunitas .................................................................. 32
F. Praktik Jurnalistik ................................................................ 38
G. Etnometodologi .................................................................... 41
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya RKB FM ................................................. 43
B. Visi dan Misi ........................................................................ 46
C. Logo RKB FM .................................................................... 46
D. Struktur Organisasi RKB FM ............................................. 48
vi
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Ideologi Radio Karya Bersama dalam Organisasi Media ..... 49
B. Praktik Antara Ideologi dan Jurnalistik Radio Karya Bersama
dalam Organisasi Media ....................................................... 56
1. Praktik Nilai-nilai Ideologi Pancasila ............................ 57
2. Kode Etik Jurnalistik ...................................................... 66
C. Prinsip Perubahan dan Pembaruan ....................................... 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 74
B. Saran ..................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 77
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Saluran Informasi ........................................................................... 16
Gambar 3.1 Atensi ............................................................................................. 44
Gambar 3.2 Logo RKB FM ............................................................................... 46
Gambar 3.3 Struktur Organisasi RKB FM ......................................................... 48
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Media Massa Cetak dan Media Massa Elektronik ........... 17
Tabel 2.2 Tipologi Radio Komunitas ................................................................. 37
Tabel 4.1 Ideologi Pancasila dan Praktik Ideologi ............................................. 57
Tabel 4.2 Kode Etik Jurnalistik .......................................................................... 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Radio Karya Bersama atau lebih dikenal dengan sebutan RKB FM
merupakan salah satu radio lokal berbasis komunitas yang masih eksis berdiri
dari tahun 1998 hingga saat ini di kota Tangerang Selatan. Meski dengan skala
kecil, RKB FM mampu bertahan karena tekad para pendirinya dalam
memperjuangkan media komunikasi bagi kelompok atau masyarakatnya yang
terisolir oleh perkembangan teknologi komunikasi.
RKB FM menjadi media yang berupaya menjalankan fungsinya sebagai
sumber informasi bagi warga dalam melawan krisis keterbelakangan informasi.
Dalam data UNESCO tahun 2000, pencapaian pendidikan di Indonesia sangat
memprihatinkan dan mengalami penurunan hingga berada pada status angka
pendidikan rendah. Indonesia berada pada urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997),
ke-105 (1998) dan ke-109 (1999) diantara 174 negara di dunia.1
Keadaan penduduk yang cenderung terbatas mengenai pendidikan dan
masih bersifat tradisional inilah yang menjadi tujuan awal berdirinya RKB FM
untuk merubah tatanan kehidupan warganya dalam menjangkau setiap aspek
melalui informasi yang dapat disebarluaskan dengan media massa radio.
RKB FM menyajikan berbagai konten yang berisi hiburan dan informasi
bagi para pendengarnya yang bersifat ringan, berat hingga up to date. Namun,
disisi lain pemenuhan penyampaian informasi tersebut tidak lepas dari ideologi
yang mempengaruhi jalannya aktivitas media penyiaran.
1 https://www.suara.com/yoursay/2018/01/01/172632/ada-apa-dengan-pendidikan diakses pada
13 Agustus 2018
2
Ideologi media adalah aturan dan nilai yang dibangun oleh kelompok
dominan dengan tujuan untuk mereproduksi dan melegitimasi dominasi mereka.
Kelompok dominan membuat khalayak memiliki kesadaran dalam menerima
dominan yang telah dibuat atau taken for granted.2
Hadirnya ideologi memang menjadi tonggak bagi suatu organisasi atau
perusahaan media dalam menjalankan dan bertahan di industri media massa.
Ideologi merupakan kekuatan yang mampu memberikan dampak pada
keseluruhan organisasi media.
Organisasi media berkaitan dengan tata cara pengelolaan dan produksi
media yang terstruktur dan penuh tanggung jawab pada setiap kewenangan
untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, organisasi media yang
ditetapkan akan mengikuti ideologi yang ditetapkan oleh pemilik media.
Kedua hal tersebut baik ideologi dan organisasi media mampu
mempengaruhi RKB FM dalam menjalankan praktiknya terutama pada sistem
pemberitaan yang berkaitan dengan kegiatan jurnalistik untuk menentukan
penilaian suatu peristiwa layak atau tidak disiarkan kepada pendengar.
Sedangkan, di sisi lain berkaitan dengan kebutuhan pasar untuk bertahan atau
tidak ditengah-tengah masyarakat.
Masyarakat dewasa ini, berkembang dan mengikuti arus sesuai dengan
perubahan zaman. Semakin canggih teknologi, maka pola pikir individu juga
akan menyertainya. Masyarakat dengan cepat mengakses informasi yang dapat
memuaskan kebutuhannya.
Digambarkan Thomas A. Stewart lewat bukunya Intellectual Capital (1997)
yang dikutip Majalah Fortune, mengatakan,
2 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001), h. 13
3
“Orang-orang yang berkomunikasi lewat jaringan elektronik tidak terlalu
mementingkan perbedaan posisi mereka dan cenderung lebih terbuka dalam
mengeluarkan pemikirannya, bahkan seringkali tanpa ada batasan.”3
Radio memang salah satu media massa yang masih berkembang hingga
sekarang. Sifatnya yang murah, mudah, serta dapat digunakan kapan saja
menjadi pilihan yang diminati masyarakat. Selain itu, isi konten siaran yang
dibawakan oleh penyiar menggunakan bahasa yang tidak baku, menjadi salah
satu faktor yang disenangi karena pendengar merasa memiliki hubungan yang
dekat dengan penyiar.
Media massa memang sangat diperlukan oleh semua kalangan.
Perkembangan tersebut jangan sampai disalahgunakan sehingga akan
memberikan dampak buruk baik secara pribadi maupun semua pihak.
Marshall McLuhan mengemukakan dalam pendapatnya mengenai Global
Village, dimana media membuat jutaan orang bisa “melihat dunia” secara
langsung dan serentak.4
Hal ini membuktikan, media massa merupakan alat komunikasi yang
sangat penting dalam menyampaikan berbagai informasi kepada masyarakat
yang tersebar dengan cepat ke berbagai belahan dunia hanya dengan waktu yang
sangat singkat.
Dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Studi Etnometodologi Komunitas Radio Karya
Bersama Antara Idealisme Dan Praktik Jurnalistik.”
3 Idi Subandy Ibrahim, Budaya Populer Sebagai Komunikasi : Dinamika Popscape dan
Mediascape di Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta: Jalasutra Anggota IKAPI, 2007), h. 39 4 Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005),
h. 151
4
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan permasalahan pada penelitian ini, maka peneliti
membatasi permasalahan pada ideologi dan praktik jurnalistik yang
diterapkan oleh Radio Karya Bersama (RKB FM) dalam menjalankan
fungsinya sebagai organisasi media.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
RKB FM menjalankan fungsinya sebagai organisasi media antara idealisme
dan praktik jurnalistik?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana RKB FM
menjalankan fungsinya sebagai organisasi media antara idealisme dan
praktik jurnalistik.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan
ataupun wacana tambahan khususnya dalam berbagai disiplin ilmu
jurnalistik dan menjadi referensi lebih lanjut mengenai ideologi dan
praktik jurnalistik yang diterapkan di dalam radio lokal berbasis
komunitas dalam menjalankan fungsinya sebagai organisasi media.
5
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baik bagi
peneliti maupun untuk pembaca atau mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
mengenai ideologi dan praktik jurnalistik di suatu media massa
terutama radio lokal. Selain itu, sebagai panduan bagi media massa
untuk selalu memperhatikan setiap keputusan yang akan menjadi
pedoman hidup bagi perusahaan medianya dalam memenuhi setiap
kebutuhan terutama berita atau informasi dan kesejahteraan baik dari
perusahaan itu sendiri (pihak dalam dan luar) maupun masyarakat.
D. Kerangka Teori
1. Media Massa
Media massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan komunikasi
disebarluaskan secara bersamaan dengan kurun waktu yang sangat singkat
tanpa mengenal batasan kepada penerima pesan (komunikan) yang luas dan
beragam.5
Media massa merupakan tuntutan yang berasal dari masyarakat atas
hak mendapatkan dan mengetahui informasi. Media massa mampu menjadi
penghubung antar elemen dengan produk berupa informasi dan berita agar
mendapatkan umpan balik dari komunikan. Adapun bentuk dari media
massa adalah radio, koran, film, televisi, seminar, diskusi, dan lain
sebagainya.
5 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 9
6
2. Radio
Radio adalah salah satu media massa elektronik bersifat audio yang
digunakan dalam penyampaian informasi melalui gelombang
elektromagnetik. Radio bersifat murah, mudah, dan dapat digunakan
dimana saja. Radio memiliki kelemahan karena frekuensi terjangkau dan
tidak bisa diulang, tetapi radio masih menjadi pilihan publik dalam
memenuhi berbagai kebutuhan informasi.
Radio merupakan “kekuatan kelima” setelah lembaga eksekutif
(pemerintah), lembaga legislatif (parlemen) lembaga yudikatif (peradilan)
dan pers.6 Perkembangan radio dari radio penyiaran publik, radio penyiaran
swasta dan radio siaran komunitas, membuktikan radio terus-menerus
berkembang mengikuti zaman.
3. Berita Radio
Berita radio adalah suatu peristiwa berisi fakta dan opini yang terjadi,
disiarkan kepada masyarakat dengan segera serta memenuhi standar
pemberitaan dan kode etik jurnalistik. Berita radio menyajikan informasi
dan berita yang menjadi kebutuhan masyarakat secara konsisten dan
kontinu.
Berita yang disiarkan melalui radio mengandung unsur 5W+1H,
berimbang, adil, jujur, terbuka dan tidak memihak. Berita radio
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami (formula easy
listening) oleh pendengar sehingga feedback yang diinginkan dapat diterima
dengan cepat dan radio memiliki kredibilitas dalam penyajian pemberitaan.
6 Asep Syaiful Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter dan Script
Writer, (Bandung: Nuansa, 2010), h. 19
7
4. Ideologi
Ideologi adalah kumpulan konsep yang bersistem yang dijadikan asas
pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup yang
akan dicapai dan sesuai dengan yang diharapkan.7
Pentingnya ideologi sebagai tolak ukur yang akan dicapai dalam suatu
media perlu diperhatikan dan dipertimbangkan karena menyangkut
kesejahteraan bagi organisasi media. Tanpa ada suatu ideologi yang
diterapkan pada suatu media, maka media akan kehilangan arah dan tujuan
sehingga berakibat media akan terpuruk dengan sendirinya.
5. Radio Komunitas
Radio komunitas merupakan suatu sistem yang dibuat dan
diperuntukkan untuk masyarakat tertentu dalam upaya memenuhi maksud
dan tujuan yang sama dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam
produksinya. Radio komunitas berprinsip “dari, oleh, dan untuk komunitas.”
Radio komunitas didasari oleh semangat para perintis dan pengelola
untuk memiliki radio komunitas serta dipengaruhi oleh masyarakat yang
menularkan semangat bebas berekspresi melalui radio. Tujuan berdirinya
radio komunitas adalah melayani kebutuhan informasi masyarakat atau
warga komunitas dan sebagai pemecah masalah yang terjadi di dalam
komunitasnya.
6. Praktik Jurnalistik
Jurnalistik tidak lepas dari paham atau aliran yang dinamakan
jurnalisme. Dalam jurnalisme menggambarkan kegiatan kejurnalistikan
7 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, “Ideologi”, pengertian diakses pada 5 April
2018 dari http://kbbi.web.id/ideologi
8
mulai dari mencari, mengelola hingga pada tahap menyiarkan pemberitaan
kepada masyarakat luas melalui media massa.
Dalam praktik jurnalistik, berita yang ditulis harus memperhatikan
nilai-nilai kelayakan yang menjadi acuan para jurnalis. Adapun nilai-nilai
tersebut diantaranya, keakuratan, universal, jujur, adil, terdapat sisi
kemanusiaan dan segera.8
Wartawan harus pandai memilih dan menulis berita tanpa
menyinggung pihak terkait ataupun masyarakat. Hal ini berkaitan dengan
aturan-aturan pemberitaan yang disebut kode etik jurnalistik. Kode etik
jurnalistik merupakan aturan-aturan tertulis yang harus ditaati dan dipatuhi
bagi para wartawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Kode etik bagi jurnalis banyak dikeluarkan oleh organisasi wartawan
Indonesia seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Kode Etik Wartawan
Indonesia (KEWI), dan lain sebagainya.
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan suatu kerangka berfikir yang terdiri
atas kumpulan dari sejumlah asumsi dan konsep mengenai cara berfikir atau
sudut pandang yang dimiliki oleh seorang peneliti dalam melakukan suatu
penelitian. Paradigma yang digunakan adalah kritis yang memandang
realitas merupakan kenyataan yang tidak nampak. Paradigma kritis
menggali suatu data terhadap realitas yang tidak terlihat guna menemukan
sesuatu yang terjadi dibalik itu.
8 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), h. 77
9
Paradigma kritis beranggapan apa yang dianggap nyata dan dapat
diketahui dalam dunia sosial adalah produk interaksi antara struktur (aturan,
norma dan kepercayaan), agensi (perilaku dan interaksi dengan dunia),
dialektika (perebutan dan perdebatan).9 Dalam hal ini, beberapa aspek dari
dunia sosial benar-benar keliru dan tidak terkontrol sehingga membutuhkan
suatu perubahan.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian adalah suatu cara pandang yang digunakan
dalam melihat suatu permasalahan yang terjadi untuk dijadikan bahan
penelitian oleh peneliti. Pendekatan yang digunakan untuk penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif deskriptif.
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjelaskan suatu peristiwa
secara lebih mendalam dengan adanya data yang diperoleh dari berbagai
sumber terpercaya. Data tersebut berupa ucapan maupun tulisan mengenai
perilaku orang-orang yang akan diteliti dan nantinya akan dideskripsikan
secara sistematis dalam penelitian.10
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode
etnometodologi oleh Harold Garfinkel tahun 1955. Hal ini dilakukan guna
mengungkap sistem ideologi dan praktik jurnalistik yang diterapkan oleh
RKB FM dalam upaya menjawab dan melakukan perubahan dalam konten
pemberitaan yang disajikan melalui siaran langsung.
9 Stanley J. Baran dan Dennis K. Davis, Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan dan
Masa Depan, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 16 10
Basrowi Sukidin, Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro, (Surabaya: Insan Cendikia,
2002), h.1
10
Pemikiran Harold Garfinkel mengenai etnometodologi menekankan
“aktor sosial” yang sangat menentukan karena tidak pernah dibatasi oleh
struktur dan pranata sosial serta menekankan pada kekuatan pendengaran
dan eksperimen melalui simulasi.11
Etnometodologi berupaya memahami bagaimana cara seseorang atau
sekelompok orang dalam memandang, kemudian menjelaskan dan
menggambarkan realitas kehidupan sehari-hari dengan mengamati setiap
interaksi sosial. Adapun hasil dari etnometodologi dapat berupa program
atau prinsip perubahan dan pembaruan.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Radio Karya Bersama (RKB FM),
sedangkan obyek dari penelitian ini adalah seputar ideologi dan praktik
jurnalistik yang diterapkan oleh RKB FM dalam menjalankan fungsinya
sebagai sarana informasi pada organisasi media.
5. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu Penelitian
Penelitian ini sudah dilakukan sejak bulan Juli hingga Desember
2018.
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan secara langsung di studio Radio
Karya Bersama (RKB FM) yang beralamat di Jalan Mujair III RT
003/04, Bambu Apus, Pamulang – Tangerang Selatan.
11
Ellys Lestari Pambayun, One Step Qualitative Research Methodology in Communication
Konsep, Panduan dan Aplikasi, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2013), h. 142
11
6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik pengumpulan data
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah penelitian dengan metode pengamatan untuk
melacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi
terkait dengan persoalan sosial, politis dan kultural masyarakat.12
Peneliti melakukan penelitian secara langsung ke RKB FM agar
mendapat data yang dapat memenuhi tujuan dari penelitian.
b. Studi Pustaka
Peneliti melakukan studi pustaka terhadap skripsi, tesis, atau
jurnal ilmiah yang membahas mengenai penerapan ideologi dan
pelaksanaan praktik kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh media
massa radio.
c. Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang melibatkan
manusia sebagai subjek sehubungan dengan realitas atau gejala yang
dipilih untuk diteliti. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan
Sarkih sebagai Wakil Ketua, H. Nursad sebagai Penasihat Radio Karya
Bersama (RKB FM), Edah Jubaedah sebagai warga sekitar sekaligus
citizen journalism, dan Sugiarto S. E sebagai warga biasa.
12
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2007), h.
111
12
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis deskriptif. Whitney mengemukakan bahwa teknik analisis
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.13
Teknik analisis data deskriptif dalam penelitian kualitatif berguna
untuk mengembangkan teori yang telah dibangun dari data yang sudah
didapatkan. Penulis melakukan langkah-langkah bersifat deskriptif dalam
menganalisis data.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, penulis meninjau beberapa tulisan, buku hasil
penelitian, maupun skripsi-skripsi yang ada di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menemukan beberapa skripsi yang terkait dengan
permasalahan yang sedang diteliti yaitu sebagai berikut:
1. “Etika Pers dan Kerja Jurnalistik Dalam Surat Kabar (Studi Etnometodologi
Wartawan Surat Kabar Lampu Hijau Jawa Pos)” ditulis oleh Atika Suri
(1112051100009) Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Persamaan permasalahan yang diteliti menggunakan analisis data
etnometodologi bertujuan untuk mengungkap ideologi media yang
diterapkan oleh pemilik media dalam memberikan pengaruh terhadap
jalannya aktivitas pada media. Adapun perbedaannya, terletak pada objek
permasalahan yang diteliti dan subjek penelitian media massa. Peneliti di
atas melakukan penelitian terhadap etika pers dan kinerja jurnalistik pada
13
Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media,
2011), h. 201
13
media massa surat kabar, sedangkan pada penelitian ini, peneliti melakukan
penelitian mengenai organisasi media yang meliputi idealisme dan praktik
jurnalistik dalam memproduksi suatu pemberitaan melalui media massa
radio.
2. “Kebijakan Redaksional Detik.com Pada Penentuan Isu Di Kanal Hoax or
Not” ditulis oleh Eva Agustina Ariastiarini (1113051000076) Mahasiswa
Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada penelitian ini, persamaan yang diteliti merujuk kepada sistem
kebijakan redaksi yang diterapkan pada suatu media. Sedangkan
perbedaannya terletak pada fokus pembahasan kebijakan redaksi mengenai
sasaran dan target yang ditentukan, peneliti di atas memfokuskan pada
program kanal “Hoax or Not” Detik.com, disisi lain penelitian ini mengarah
pada praktik jurnalistik pemberitaan di RKB FM.
3. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (CeQDA) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
G. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan tentang latar belakang
masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan kepustakaan, teknik penulisan dan
sistematika penulisan.
14
Bab II Landasan Teori
Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan tentang teori-teori yang
berkaitan dengan permasalahan ideologi media dan praktik jurnalistik
pada organisasi media.
Bab III Gambaran Umum
Dalam bab ini, peneliti membahas tentang gambaran umum mengenai
sejarah, visi dan misi dan profil tentang Radio Karya Bersama (RKB)
FM.
Bab IV Analisis Hasil Temuan
Dalam bab ini, peneliti mengemukakan hasil temuan dan analisis data
penelitian yang diperoleh serta dipaparkan secara deskriptif.
Bab V Penutup
Dalam bab ini, berisi kesimpulan dan saran dari penelitian dalam
rangka memenuhi tujuan dan manfaat dari penelitian ini.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Massa
Media massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan komunikasi
disebarluaskan secara bersamaan dengan kurun waktu yang sangat singkat tanpa
mengenal batasan kepada penerima pesan (komunikan) yang luas dan beragam.1
Media massa memegang peranan penting dalam masyarakat informasi yang
berkaitan dengan kebijakan politik, sosial, ekonomi, dan pertahanan keamanan
di banyak negara.
Media massa semakin berkembang mengikuti arus perubahan zaman
merupakan tuntutan dari masyarakat atas hak mendapatkan dan mengetahui
informasi. Informasi yang memiliki dampak langsung maupun tidak langsung
merambat menjadi suatu produk dan kebutuhan masyarakat secara signifikan.
Media massa adalah medium yang sangat efektif dan efisien bagi
masyarakat dalam menyampaikan makna atau isi pesan. Media massa memiliki
fungsi secara universal, diantaranya:2
1. Fungsi menyiarkan informasi (to inform), menyiarkan berita dan
informasi secara aktual yang berisi data, gambar, fakta, opini dan komentar
yang dapat memberikan wawasan baru bagi masyarakat.
2. Fungsi mendidik (to educate), pesan yang disampaikan dapat menambah
pengembangan intelektual, pembentukan kepribadian, penambahan
keterampilan, dan menjadi solusi pemecah masalah bagi masyarakat.
1 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, h. 9
2 Diah Wardhani, Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2008), h. 25
16
3. Fungsi menghibur (to entertain), menyampaikan pesan yang mampu
menghibur dan memberikan kesan santai untuk masyarakat.
4. Fungsi mempengaruhi (to influences), disinilah kekuatan media yang
mampu mempengaruhi opini masyarakat terhadap apa yang disampaikan,
sehingga masyarakat mengikuti pola pikir dari media massa tersebut.
Dalam penyampaian informasi dengan media dapat dibedakan menjadi
media massa dan non media massa. Kemudian media massa dibagi lagi atas dua
yaitu media massa periodik (surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain)
yang terbit secara rutin serta teratur pada waktu-waktu yang telah ditentukan dan
media massa nonperiodik atau sementara (rapat, seminar, dan lain-lain) yang
pelaksanannya hanya pada saat peristiwa tersebut diselenggarakan. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini:3
Gambar 2.1 Saluran Informasi
3 Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Jakarta:
Kencana, 2008), h. 13
Saluran Komunikasi
Langsung
Forum, diskusi,
dan seminar
Media
Media Massa
Periodik
Elektronik
Media Penyiaran
(radio, televisi)
Media Non
Penyiaran (film,
internet)
Cetak (surat kabar,
majalah)
Non Periodik
Manusia (juru
kampanye)
Benda (spanduk)
Non Media Massa
Manusia Benda
Elektronik (telepon,
faks)
Non Elektronik
17
Pada umumnya, masyarakat lebih mudah memahami pengaplikasian
media massa jika dibedakan menjadi dua jenis yaitu media massa cetak dan
elektronik. Adapun letak perbedaan yang antar keduanya adalah sebagai
berikut:4
Tabel 2.1 Perbedaan Media Massa Cetak dan Media Massa Elektronik
Media Massa Cetak Media Massa Elektronik
Radio Televisi
Proses percetakan Proses pemancar Proses pemancar
Pesan tercetak, dapat
dibaca dimana saja
Pesan berupa audio dan
didengar sekilas saat siaran
Pesan audio visual dapat
didengar dan dilihat sekilas
saat siaran
Pesan dapat dibaca
berulang-ulang
Tidak dapat diulang Tidak dapat diulang
Menyajikan peristiwa yang
telah terjadi
Dapat menyajikan peristiwa
yang sedang terjadi
Dapat menyajikan peristiwa
yang sedang terjadi
Tidak dapat menyajikan
pendapat narasumber
secara langsung (audio)
Dapat menyajikan pendapat
narasumber secara langsung
berbentuk audio
Dapat menyajikan pendapat
narasumber secara langsung
berbentuk audio visual
Penulisan dibatasi oleh
kolom dan halaman
Penulisan dibatasi oleh
detik, menit dan jam
Penulisan dibatasi oleh detik,
menit dan jam
Makna berkala dibatasi
oleh hari, minggu, dan
bulan
Makna berkala dibatasi oleh
detik, menit dan jam
Makna berkala dibatasi oleh
detik, menit dan jam
Distribusi dikirim melalui
darat atau laut atau udara
Distribusi melalui pemancar Distribusi melalui pemancar
Bahasa formal Bahasa formal dan non
formal
Bahasa formal dan non
formal
Kalimat dapat panjang dan
terperinci
Kalimat singkat, padat, jelas
dan sederhana
Kalimat singkat, padat, jelas
dan sederhana
4 J. B. Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, (Jakarta: PT Pustaka Utama
Grafiti, 1996), h. 8
18
Tabel diatas menggambarkan media massa yang hadir dalam berbagai
bentuk mampu menarik perhatian masyarakat dengan ciri khasnya sehingga
masih tetap bertahan dalam tujuan dan fungsinya untuk menyampaikan pesan
secara aktual dan akurat.
Pesan yang dikonsumsi oleh masyarakat sangatlah banyak dan beragam.
Oleh karena itu, diperlukan profesi yang berperan penting dan paham terhadap
isi pesan agar masyarakat tidak salah dalam menerima pesan yang akan
disiarkan. Profesi tersebut dikenal dengan nama gatekeeper.
Gatekeeper memiliki wewenang memilah informasi dan berita yang layak
untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Gatekeeper adalah seorang pemimpin
perusahaan, pemimpin redaksi dan editor.
Peran media massa dalam fungsi sosialnya sebagai ruang sosialisasi,
pendidikan dan kontrol sosial menjadi elemen penting yang mampu
menghubungkan antara satu elemen dengan elemen lainnya yaitu komunikator
dan komunikan dengan produk yang dihasilkan agar mendapatkan umpan balik
dari komunikan.
Media massa merupakan suatu institusi yang meliputi lima hal diantaranya:5
1. Sebagai saluran produksi dan distribusi konten simbolis.
2. Sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada.
3. Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima sukarela.
4. Menggunakan standar profesionalitas dan birokrasi.
5. Media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan.
5 Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, ( Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 13
19
Media memiliki kekuatan dalam mempengaruhi opini atau pendapat
masyarakat luas dalam menghadapi dunia sosial, karena hal tersebut terkadang
menyimpang dan dapat disalahartikan sehingga mengakibatkan perpecahan atau
masalah sosial. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan melalui media massa
harus mencapai efektifitas yang tinggi agar hasil komunikasi memadai, dalam
hal ini diperlukan masyarakat yang selektif, cerdas dan bijak untuk mengubah
tatanan sosial menuju ke arah yang lebih baik.
B. Radio
Radio adalah salah satu media massa elektronik tertua yang bersifat
murah, merakyat dan bisa diperdengarkan dimana saja. Kelebihan lainnya radio
mampu menyampaikan isi pesan dengan cepat yang otomatis langsung diterima
oleh pendengar, pesan yang disampaikan melalui radio memiliki kekuatan
mempengaruhi secara emosional, isi pesan mudah dipahami dan dimengerti
karena menggunakan bahasa tutur, proses produksinya sederhana dan fleksibel,
khalayaknya khusus, serta dapat menjangkau pelosok-pelosok wilayah tanpa
mengenal batas dan waktu.6
Disisi lain, radio sebagai media massa juga memiliki kelemahan
diantaranya sebagai berikut:7
1. Selintas, informasi atau berita yang disampaikan penyiar kepada pendengar
hanya bisa didengar sepintas atau sesaat. Informasi atau berita yang telah
diperdengarkan, tidak bisa diulang kembali seperti koran atau televisi.
2. Global, informasi atau berita yang disiarkan oleh penyiar menekankan garis
besar suatu informasi yang perlu diketahui masyarakat.
6 Diah Wardhani, Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi, h. 31
7 Asep Syaiful Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter dan Script
Writer, h. 25
20
3. Batasan waktu, radio hanya bisa mengudara kurang lebih 24 jam sehari
dan tidak bisa menambah waktu siaran sesuai dengan aturan keradioan yang
berlaku.
4. Beralur linier, sajian informasi sebelum disiarkan sudah diatur terlebih
dulu alurnya sehingga pendengar harus menunggu hingga akhir siaran.
5. Mengalami gangguan, radio rentan terhadap sinyal dan kendala teknis saat
siaran langsung seperti microfon mati, suara penyiar timbul tenggelam, dan
sebagainya.
Meski memiliki kekurangan, radio terus berupaya menunjukkan perannya
sebagai media publik. Radio mampu menjadi sarana ekspresi, komunikasi,
informasi, pendidikan dan hiburan bagi masyarakat.
Peran sosial radio sebagai media publik, dikenal dengan konsep radio for
society. Peran tersebut akan berjalan lancar jika radio menjaga konsistensi dan
terus melakukan optimalisasi dengan baik. Adapun konsep radio for society
dijabarkan sebagai berikut:8
1. Radio sebagai media penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain.
2. Radio sebagai sarana mobilisasi pendapat publik untuk mempengaruhi
kebijakan.
3. Radio sebagai sarana untuk melakukan diskusi untuk mencari solusi
bersama agar saling menguntungkan.
4. Radio sebagai sarana untuk mengikat kebersamaan dalam semangat
kemanusiaan dan kejujuran.
8 Masduki, Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta:
LKiS, 2001), h. 3
21
Menurut Dominick (2002) dalam Najib Husain yang ditulis dalam
bukunya, mengatakan,
“Radio adalah media yang sangat luas, radio telah beradaptasi dengan
perubahan dunia dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan
melengkapi dengan media lainnya.”9
Perkembangan radio dari radio penyiaran publik, radio penyiaran swasta
dan radio siaran komunitas, membuktikan radio terus berkembang mengikuti
zaman. Radio merupakan “kekuatan kelima” setelah lembaga eksekutif
(pemerintah), lembaga legislatif (parlemen) lembaga yudikatif (peradilan) dan
pers.10
Radio disebut sebagai kekuatan kelima karena sifatnya yang langsung
dalam menyebarkan berbagai macam informasi tanpa mengenal jarak, waktu,
batasan dan rintangan.
Radio mampu mempengaruhi sikap dan perilaku pendengar dengan ciri
khas penggunaan bahasa santai dan intens yang dibawakan oleh penyiar selama
siaran. Penyiar mengikuti perkembangan bahasa kekinian yang banyak disukai
pendengar dengan tujuan isi pesan yang disampaikan dapat dipahami. Selain itu,
bahasa santai berguna menjalin kedekatan antara penyiar dan pendengar. Hal ini
menggambarkan penyiar melakukan komunikasi tatap muka dengan pendengar
tanpa merasa dibatasi sehingga komunikasi yang dilakukan tidak monoton.
Radio mampu menawarkan serta menyajikan program-program yang
menarik dan kreatif bagi para pendengar. Program seperti ini merupakan salah
satu cara yang digunakan untuk menarik perhatian konsumen dan mendapatkan
keuntungan.
9 M. Najib Husain, dkk, Literasi Media: Aplikasi dan Konsep, (Salatiga: Aspikom, Universitas
Kristen Satya Wacana, dan United Board for Christian Higher Education in Asia, 2013), h. 107 10
Asep Syaiful Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter dan Script
Writer, h. 19
22
Menurut Dominick, format program atau acara pada radio dibagi dalam
empat kategori dasar yaitu 1) Music, 2) Talk, 3) News, dan 4) Black and Etnic.11
Pada umumnya, radio lebih menekankan dua format program atau acara dalam
siaran langsung yaitu acara music dan news.
Acara music merupakan hal utama dalam radio yang paling mendominasi
selama siaran berlangsung, biasanya membahas tangga lagu teratas, album
hingga penyanyi favorit. Acara ini yang banyak disukai pendengar dan memiliki
rating yang cukup tinggi untuk bertahan di industri media.
Berbagai studi budaya youth culture dan social movement melakukan
penelitian bahwa sasaran utama radio agar mampu bertahan hingga saat ini
adalah kaum muda atau remaja.12
Oleh karena itu, kalangan muda menjadi aspek
yang paling diperhatikan oleh radio dalam memperbaiki dan meningkatkan
segmentasi siaran untuk mencapai rating yang tinggi.
Acara news lebih menekankan pada aspek informasi dan berita bagi
pendengar, mengingat masyarakat cenderung kritis dan membutuhkan
informasi. Radio harus mampu menyajikan berbagai macam informasi dan
berita aktual berisi fakta dari berbagai aspek kehidupan manusia. Maka dari itu,
radio dan jurnalistik radio memiliki peranan penting untuk saling bekerja sama
dalam menjawab tantangan tersebut.
C. Berita Radio
Paul D. Maessenner dalam bukunya Here’s The News berpendapat bahwa
berita radio adalah apa yang terjadi saat ini, apa yang segera terjadi, dan apa
yang akan terjadi. Sedangkan pandangan Prof. Mitchel V. Charnley dalam
11
Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006),
h. 14 12
M. Najib Husain, dkk, Literasi Media: Aplikasi dan Konsep, h. 107
23
bukunya Reporting mengatakan, berita radio sebagai laporan tentang suatu
peristiwa, opini, kecenderungan situasi kondisi, interpretasi yang penting,
menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak.13
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berita radio adalah
peristiwa atau kejadian yang sedang terjadi kemudian diuraikan dan diproduksi
berdasarkan dengan fakta dan atau opini yang tidak lepas dari kode etik
jurnalistik untuk disebarkanluaskan kepada masyarakat melalui radio.
Berita radio harus mampu menyajikan berbagai macam berita dan
informasi secara singkat, padat, jelas dan cepat termasuk perkembangan setiap
peristiwa yang sedang terjadi hingga menit kedepannya. Hal tersebut juga harus
memperhatikan beberapa aspek lainnya seperti jujur, adil, terbuka, ketepatan,
berimbang, tidak memihak, tidak dicampuradukkan antara fakta dan opini, serta
tidak melanggar asas praduga tak bersalah.14
Disisi lain, Masduki menekankan persyaratan berita radio yang dilihat
berdasarkan sifat auditifnya yaitu a) Lokal-emosional, berita yang dihasilkan
tergantung pada efektivitas kedekatan dan keterlibatan aktif pendengar, b)
Personal, kesan akrab komunikasi berita radio yang ditimbulkan seolah sedang
berbicara satu sama lain, c) Selintas, penggunaan lead yang menarik perhatian
pendengar agar pesan yang disampaikan meskipun ditangkap sekali namun
mudah dipahami, d) Fokus dan antidetil, laporan berita radio berdurasi terbatas
tetapi tetap memperhatikan data, struktur kalimat, dan kejelasan, e) Imajinasi,
menciptakan theater of mind seolah pendengar benar-benar merasakan kejadian
tersebut, dan f) Fleksibel, penyampaian berita radio tergantung kreatifitas
pembawaan penyiar yang membacakannya.15
13
Masduki, Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, h. 10 14
J.B. Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, h. 35 15
Masduki, Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, h. 12
24
Sedangkan Andrew Boyd dalam bukunya Broadcast Journalism:
Techniques of Radio and TV News, menambahkan bahwa berita radio harus
memiliki beberapa elemen diantaranya, a) Relevansi, pemberitaan yang
memiliki pengaruh bagi kehidupan masyarakat, b) Interest, penyesuaian
pemberitaan yang disiarkan sesuai dengan kebutuhan pendengar, dan c)
Entertainment, unsur hiburan yang disisipkan dalam berita namun tidak
mengubah isi pemberitaan yang akan disampaikan kepada pendengar.16
Jika syarat di atas terpenuhi dalam kalimat berita untuk disiarkan otomatis
berita memenuhi formula easy listening yaitu susunan kalimat yang lembut
didengar dan mudah dimengerti saat mendengar pertama kalinya.
Penjelasan di atas juga dilengkapi dengan pernyataan Irving E. Fang
dalam Wahyudi yang mengatakan,
“Susunan kalimat agar memenuhi formula easy listening, perlu diusahakan
tiap kalimat tidak menggunakan lebih dari 20 kata. Di dalam bahasa Inggris, ada
ketentuan yang berbunyi “three word in one second,” yang artinya tiga kata
dalam bahasa Inggris jika diucapkan akan memakan waktu satu detik.”17
Dalam radio, jenis berita yang harus dikuasai sebagai modal utama adalah
berita tulis dan berita sisipan yang akan menghasilkan kredibilitas suatu radio.
Berita tulis merupakan berita yang memasuki proses penyuntingan sebelum
disiarkan kepada pendengar, sedangkan berita sisipan merupakan berita yang
dilengkapi dengan kutipan suara narasumber.
Prinsip penulisan struktur berita radio adalah seringkas mungkin,
memenuhi unsur kelayakan informasi menggunakan 5W+1H.18
Adapun urutan
penyajian berita radio adalah sebagai berikut:
16
Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2013), h. 59 17
J.B. Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, h. 23 18
Masduki, Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, h. 16
25
1. Lead in, fakta berita paling penting (siapa, apa, dimana, dan kapan).
2. Kronologi peristiwa (kenapa dan bagaimana).
3. Penguat data lain sebagai pendukung berita jika diperlukan.
D. Ideologi
Ideologi secara etimologis berasal dari kata Greek, terdiri atas kata idea
dan logia. Idea berarti idein yang artinya melihat. Idea adalah sesuatu yang ada
di dalam pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran atau rencana.
Sedangkan logis berasal dari kata logos yang berarti word. Kata ini berasal dari
kata legein yang berarti berbicara. Selanjutnya kata logia berarti pengetahuan
atau teori.19
Jadi, ideologi adalah pengucapan dari yang terlihat atau pengutaraan
apa yang terumus didalam pikiran sebagai hasil dari pemikiran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ideologi adalah
kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat dalam memberikan
arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup yang akan dicapai.20
Ideologi juga
bisa diartikan sebagai kerangka berfikir tertentu yang digunakan oleh individu
untuk melihat suatu realitas dan bagaimana cara untuk menghadapinya.
Ideologi lahir atas pandangan hidup dan sangat terikat dengan nilai-nilai,
peraturan dan gagasan yang memiliki suatu makna serta dapat direalisasikan
dalam kehidupan nyata untuk memperbaiki berbagai aspek dan tatanan hidup
masyarakat yang telah diyakini mengenai kebenarannya.
Ideologi cenderung lebih banyak dikaitkan dengan permasalahan sosial,
politik, budaya, agama, etnis, dan ras dalam suatu negara. Pemikiran ideologi
19
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 64 20
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, “Ideologi”, pengertian diakses pada 5 April
2018 dari http://kbbi.web.id/ideologi
26
berupa hasil yang positif atau negatif, sehingga mencerminkan dinamika dalam
kehidupan suatu bangsa. Dari sinilah tumbuh sub-ideologi yang bersumber dari
kelompok-kelompok kepentingan karena terdapat perbedaan di berbagai bidang.
Menurut Jorge Larrain dalam Sunarto, secara positif, ideologi dianggap
sebagai pandangan dunia yang menyatakan nilai-nilai kelompok sosial tertentu
untuk membela dan memajukan kepentingan-kepentingan kelompok tersebut.
Sedangkan secara negatif, ideologi dilihat sebagai suatu kebutuhan untuk
melakukan penipuan dengan cara memutarbalikkan pemahaman orang mengenai
realitas sosial.21
Istilah ideologi sendiri muncul dan diperkenalkan oleh Destutt de Tracy
seorang politisi dan filsuf berpendapat ideologi merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang eksistensi ide.22
Ide yang dimaksud
merupakan hasil yang dibangun individu atau sekelompok orang yang memiliki
kuasa untuk mempengaruhi kelompok dan membentuk citra diri kelompok.
Dengan kata lain, dominasi secara langsung diterima begitu saja karena telah
dianggap benar dan wajar.
Hal ini juga sependapat dengan pemikiran yang dikemukakan oleh Teun
A. van Dijk yang mengatakan,
“Fenomena yang disebut sebagai “kesadaran palsu”, bagaimana kelompok
dominan memanipulasi ideologi kepada kelompok yang tidak dominan melalui
kampanye disinformasi (seperti agama tertentu yang menyebabkan suatu
kerusuhan, orang kulit hitam selalu bertindak kriminal), melalui kontrol media
dan sebagainya.”23
21
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik dan Analisis Framing, h. 61 22
Anwar Arifin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011),
h. 46 23
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 13
27
Media sebagai alat utama yang digunakan oleh kelompok dominan dalam
merealisasikan ideologi bersama, menghasilkan berita dan informasi aktual yang
membentuk dan mengarahkan opini publik terhadap realitas yang sedang terjadi.
Strategi ini menarik perhatian masyarakat dalam pemenuhan aspek pemasaran
produk berita untuk mempertahankan dan mensejahterahkan perusahaan media.
Dasar pertimbangan media massa menyiarkan atau tidak ditentukan oleh sifat
media massa yang bersangkutan.
Ideologi telah memasuki dunia komunikasi pada 1945-1966. Ideologi yang
kuat dan terus mengalami perkembangan, mampu menghasilkan pola pikir yang
beraneka ragam dan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam berbagai
dimensi media penyiaran sehingga tidak memungkinkan akan terciptanya kelas
kapitalis di suatu negara atau wilayah.
Pada perkembangan ideologi seiring perubahan zaman, terbagi ke dalam
empat jenis yang sesuai dengan konteks historis, kultural, sosial, politik,
ekonomi, dan teknologi, diantaranya sebagai berikut:24
1. Ideologi Otoritarian
Ideologi ini berkembang pada akhir masa Renaisans yang melahirkan
sistem politik sistem komunikasi dan sistem pers otoritarian. Sistem
otoritarian menggambarkan tidak adanya kebebasan dalam menyatakan
pikiran dan pendapat bagi masyarakat. Rakyat hanyalah bagian kecil dari
negara yang tidak memiliki daya terhadap kekuatan penguasa, sehingga
posisi rakyat harus patuh dan taat terhadap setiap kebijakan yang
dikeluarkan, jika melanggar maka sanksi akan diberikan.
24
Anwar Arifin, Sistem Komunikasi Indonesia, h. 48
28
Dampak ideologi ini paling berpengaruh pada lahirnya sistem pers
otoritarian dalam menyebarkan informasi publik. Semua informasi yang
disebarluaskan kepada masyarakat diatur langsung oleh pemerintah atau
penguasa.
Para penguasa menggunakan pers untuk memberikan informasi yang
hanya dianggap penting bagi penguasa untuk diketahui rakyat. Selain itu,
pers juga digunakan untuk menyebarluaskan kebijakan-kebijakan yang
dibuat oleh penguasa untuk didukung oleh rakyat.25
Kebenaran dianggap bukanlah hasil dari publik, melainkan milik
orang yang berkuasa, sehingga kebijakan yang berlaku berasal dari “atas”
ke “bawah”. Dalam dunia penerbitan, pers harus memiliki izin khusus dan
pembredelan bisa terjadi kapan saja jika penerbit tidak mendukung
kebijakan penguasa. Fungsi pers sebagai alat pengawas pelaksanaan
pemerintah dihilangkan dan diganti dengan konsep pers yang menjadi
pelayan negara.
2. Ideologi Libertarian
Ketidakpuasan terhadap ideologi otoritarian yang tidak memiliki
kebebasan membuat para filsuf mengembangkan ideologi dengan konsep
berbeda yaitu ideologi libertarian pada abad ke-18 dan berkembang pesat
abad ke-19, menganggap manusia memiliki kedudukan sama, berakal,
mandiri dan memiliki kebebasan dalam menentukan hal apapun yang
menurut pribadi sendiri benar atau salah.
25
Fred S. Siebert, Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm, Empat Teori Pers, (Jakarta: PT.
Intermasa, 1986), h. 2
29
Ideologi libertarian menghasilkan sistem politik, sistem ekonomi,
sistem komunikasi dan sistem pers libertarian. Informasi pada zaman ini
dapat disebarluaskan secara bebas tanpa batasan bagi masyarakat atau
media karena tidak ada tekanan dari pemerintah. Pers dianggap sebagai
mitra dalam mencari kebenaran.26
Pers pada teori libertarian mengembalikan fungsi pers yang
sebenarnya yaitu sebagai alat pengawas pemerintah dan menentukan
bagaimana rakyat mengambil sikap terhadap setiap kebijakan yang
dikeluarkan oleh penguasa.
Teori ini berhubungan dengan pandangan “pasar bebas.” Kebebasan
pers disamakan dengan kepemilikan media secara privat dan bebas dari
campur tangan pihak manapun. Berkaitan dengan hal ini, para pemiliki
media berkompetensi ke “pasar”, yang dimana menjual dan membeli
produk berbentuk “informasi.”27
3. Ideologi Komunis Soviet
Ideologi komunis merupakan pemikiran Karl Marx yang menentang
kapitalisme. Pandangan kaum komunis, kapitalisme yang dibiarkan terus
berkembang, menghadapi kesenjangan sosial dalam pasar bebas.
Komunisme berupaya mewujudkan keadilan sosial dalam sudut pandang
alirannya. Sistem yang dihasilkan mengubah ideologi libertarian dengan
menghasilkan sistem politik, sistem komunikasi, sistem pers komunis-
soviet.
26
Fred S. Siebert, Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm, Empat Teori Pers, h. 3 27
Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer, h. 225
30
Pada ideologi komunis soviet, sistem pers yang berpengaruh kembali
pada sistem kerja pada masa ideologi otoritarian. Media massa dengan
ideologi komunis dimiliki oleh rakyat melalui partai komunis berkuasa,
tidak adanya kebebasan informasi karena media massa hanya milik dan
dikendalikan partai komunis, sehingga media massa berperan sebagai alat
menyebarkan ideologi komunis dan propaganda kepada masyarakat.
Ideologi ini meniadakan motif dalam mencari keuntungan, namun
konsep kebebasan positif diganti dengan yang negatif. Komunis soviet
menganggap pers yang diterapkan mendapakan kebebasan karena para
kelompok partai memang bebas mengatakan “apa itu kebenaran” menurut
kepercayaan yang dianut.28
4. Ideologi Pancasila
Munculnya ideologi Pancasila adalah buah hasil dari ketiga ideologi
yang belum sepenuhnya mampu mengimbangi bangsa Indonesia. Ideologi
Pancasila memiliki alur berbeda dengan ideologi yang pernah berlaku
sebelumnya.
Ciri khas ideologi Pancasila berakar dari pandangan hidup dan
kebudayaan masyarakat serta ajaran agama Islam yang dianut hampir
seluruh penduduk Indonesia. Dalam pandangan Pancasila, seluruh
kehidupan berpusat pada Tuhan Yang Maha Esa bukan pada manusia.
Manusia hanya mampu menemukan kebenaran dengan wahyu, tidak pada
akal yang sifatnya terbatas dalam mencapai kebenaran sesungguhnya bagi
manusia.
28 Fred S. Siebert, Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm, Empat Teori Pers, h. 6
31
Hadirnya ideologi Pancasila menggambarkan kondisi rakyat
Indonesia yang menjunjung nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan
keadilan sosial menuju kedaulatan dan kesejahteraan. Hal ini merupakan
manifestasi dalam bentuk sistem politik, ekonomi, komunikasi, dan pers.
Sistem ideologi Pancasila menghargai kemerdekaan dan kebebasan
dalam mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tulisan. Ideologi
Pancasila ini juga diberlakukan terhadap sistem pers karena tidak
seimbangnya sistem kerja pers sebelumnya. Masyarakat menginginkan
adanya sebuah tanggung jawab sosial untuk media massa. Kekuasaan dan
kedudukan yang memonopoli media harus dilandasai dengan tanggung
jawab kepada masyarakat serta mampu menjamin kebutuhan masyarakat
dalam mendapatkan informasi tercukupi.29
Hal ini dapat diwujudkan dengan
menekankan setiap perbuatan disertai dengan rasa tanggung jawab kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Kepentingan rakyat
3. Moral dan tatasusila
4. Kepribadian bangsa
Ragam ideologi yang berkembang membuktikan bahwa ideologi memiliki
sejarah panjang dan kaitan dengan media massa pada zamannya. Hal ini
mencerminkan bagaimana kebebasan informasi yang akan diperoleh oleh
masyarakat luas.
Pentingnya ideologi sebagai tolak ukur yang akan dicapai suatu media
massa perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, tidak bisa dilihat hanya dari
29
Fred S. Siebert, Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm, Empat Teori Pers, h. 5
32
perseorangan karena menyangkut pada kesejahteraan organisasi media. Tanpa
ada suatu ideologi yang digunakan dan diterapkan pada suatu media, maka
media tersebut akan kehilangan arah dan tujuan sehingga berakibat media akan
terpuruk dengan sendirinya.
E. Radio Komunitas
Komunitas dalam Kamus Besar bahasa Indonesia berarti kelompok
organisme yang hidup dan saling berinteraksi di daerah tertentu.30
Istilah ini
muncul pada pembahasan media massa yang terfokus membahas media
komunitas yaitu radio komunitas.
Menurut Charles A. Arnaldo, radio komunitas adalah sebuah proses atau
peristiwa sosial dimana para anggota dari sebuah komunitas bergabung
bersama-sama untuk merancang berbagai program, memproduksi dan
menyiarkannya.31
Sedangkan menurut Gazali, radio komunitas merupakan lembaga
penyiaran yang didirikan untuk melayani komunitas tertentu saja, baik dalam
konteks suatu batasan geografis maupun dalam konteks rasa identitas atau minat
yang sama.32
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa radio komunitas
merupakan suatu sistem yang dibuat dan diperuntukkan untuk masyarakat
tertentu dalam upaya memenuhi maksud dan tujuan yang sama dengan
melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam produksinya.
30
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, “Komunitas”, pengertian diakses pada 25
April 2018 dari http://kbbi.web.id/komunitas 31
C. Fraser and S. R. Estrada, Buku Panduan Radio Komunitas, (Jakarta: UNESCO, 2001) 32
Atie Rachmiatie, Radio Komunitas Eskalasi Demokratisasi Komunikasi, (Bandung:
Simbiosa rekatama Media, 2007), h. 42
33
Radio komunitas di Indonesia muncul akibat hasil reformasi tahun 1998
yang ditandai dengan bubarnya menteri penerangan. Radio ini mulai banyak
berkembang tahun 2000 dan diperkuat dengan disahkannya UU No.32 tahun
2002 tentang penyiaran.
Dalam UU Penyiaran No.32 tahun 2002 pasal 21 ayat 1 menyebutkan
radio komunitas sebagai lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum
Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak
komersil, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta
untuk melayani kepentingan komunitasnya.33
Radio komunitas didasari oleh semangat para perintis untuk memiliki
radio komunitas dan pengaruh masyarakat yang menularkan semangat bebas
berekspresi melalui radio. Terdapat dua faktor yang melatarbelakangi berdirinya
radio komunitas yaitu sebagai berikut:34
1. Mayoritas penduduk Indonesia adalah penduduk pedesaan yang
umumnya menempati wilayah relatif miskin dengan kualitas SDM
rendah dan potensi yang belum tergali secara optimal.
2. Media komunitas berasal dari kebutuhan warga, oleh warga dan untuk
warga komunitas sehingga tidak ada campur tangan dari luar yang
memasukkan ideologi dan kepentingan apapun.
Masduki dalam Redi Panuju berpendapat mengenai pendirian radio
komunitas berdasarkan urgensinya, antara lain:35
33
Redi Panuju, Sistem Penyiaran Indonesia: Sebuah Kajian Strukturalisme Fungsional,
(Jakarta: Kencana, 2015), h. 135 34
Atie Rachmiatie, Radio Komunitas Eskalasi Demokratisasi Komunikasi, h. 79 35
Redi Panuju, Sistem Penyiaran Indonesia: Sebuah Kajian Strukturalisme Fungsional, h.
140
34
1. Jaminan keberadaan komunitas secara permanen di lingkup batas
geografis tertentu yang bersedia aktif dalam mengelola radio.
2. Peluang partisipasi tiap individu di komunitas secara baik dalam
kepemilikan, produksi siaran maupun pihak pendengar yang harus
terlayani hak dan kepentingannya. Semakin kecil cakupan geografis
radio semakin banyak individu yang terlayani sebagai subjek siaran,
covering isu-isu lokal secara merata.
Prinsip radio komunitas adalah “dari, oleh, dan untuk komunitas.” Tujuan
berdirinya radio komunitas adalah melayani kebutuhan informasi masyarakat
atau warga komunitas dan sebagai pemecah masalah yang terjadi di dalam
komunitasnya.
Radio komunitas berada di bawah kekuatan badan hukum yang
menaunginya. Sejauh ini pemerintah telah memberikan tiga pilihan badan
hukum yang dapat digunakan oleh radio komunitas yaitu yayasan, perhimpunan
dan koperasi. Konsep badan hukum perhimpunan dan koperasi, wewenang
tertinggi berada pada anggota, sedangkan konsep badan hukum yayasan,
wewenang tertinggi terletak pada dewan pendiri.36
Modal awal radio komunitas diperoleh dari kontribusi komunitasnya yang
berasal dari tiga orang atau lebih yang selanjutnya menjadi milik komunitas.
Stasiun komunitas akan terwujud jika terdapat persetujuan tertulis paling sedikit
51% dari jumlah penduduk dewasa atau paling sedikit 250 orang dewasa dan
dikuatkan persetujuan tertulis dari pemerintah.37
36
Agus Sudibyo, Ekonomi Politik Media Penyiaran, (Yogyakarta: LkiS, 2004), h. 255 37
Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi, h. 105
35
Untuk menghidupkan radio komunitas yang bersifat non komersil,
dilakukan upaya memperoleh pemasukan dari sumbangan hibah, sumbangan
anggota komunitas, sponsor, iklan lokal dan sumber lain yang sah dan tidak
mengikat.
Radio komunitas dapat berkembang berdasarkan pada hubungan intens
yang terjadi antara lembaga penyiaran dan komunitasnya. Masyarakat
diperlakukan sebagai subjek dan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan
pembangunan dan kemajuan radio komunitas.
Fungsi radio komunitas sebagai sumber informasi dan berita utama bagi
masyarakat di pedesaan. Hal ini mampu memberikan nuansa yang rill bagi para
pendengar meski dengan muatan lokal dalam mengangkat isu-isu yang
berkembang di dalam komunitas tersebut.
Oleh karena itu, radio komunitas memiliki peran penting bagi masyarakat
diantaranya sebagai sarana perjuangan rakyat, pengemban komunitas, promosi
budaya lokal dan sebagai kontrol pembangunan serta pemberdayaan masyarakat
di setiap tatanan kehidupan dalam meningkatkan mutu kualitas masyarakat.
Disisi lain, meski keberadaan radio komunitas sangat dijunjung tinggi
tetapi fakta yuridisnya justru mengeliminasi peran radio komunitas dalam
kehidupan sosial. Menurut Agus Sudibyo, radio komunitas diibaratkan sebagai
“Suku Aborigin,” dimana kehadirannya terisolasi dari hak-haknya sehingga
timbul penolakan dan diskriminasi oleh kalangan radio swasta. Keberadaan
radio komunitas dianggap memperumit pengaturan jaringan frekuensi yang
sangat terbatas.38
38
Redi Panuju, Sistem Penyiaran Indonesia: Sebuah Kajian Strukturalisme Fungsional, h.
136
36
Peraturan mengenai alokasi frekuensi radio telah ditentukan dan diplot-
plot yang diperuntukkan bagi pihak penguasa dominan dalam pemenuhan
tujuannya masing-masing. Keadaan ini menimbulkan ketimpangan krusial
dalam segi kepemilikan yang akan mempengaruhi produksi isi siaran bagi
masyarakat.
Adapun dilihat dari kondisi sosiologis, radio komunitas dikelola secara
tidak terikat dan sangat bergantung pada tokoh setempat atau pemilik rumah
yang dijadikan tempat studio atau perintis radio. Apabila tidak ada orang-orang
tersebut akan berpengaruh pada jalannnya sistem manajemen penyiaran.
Meskipun radio komunitas memiliki keterbatasan yuridis maupun
sosiologis, namun dengan terus mengikuti perkembangan teknologi, radio
komunitas masih menjadi jawaban yang tepat untuk menangani situasi dan
kondisi di Indonesia. Radio komunitas mampu menumbuhkan semangat
keikutsertaan yang menjadi sumber kekuatan bagi komunitas dan memberi
kekuatan pada kaum-kaum yang terisolir dari informasi.
Menurut hasil riset Combine Resources Institution (CRI) tahun 2002
dalam Rachmiatie, radio komunitas memiliki empat tipologi yang ditinjau
berdasarkan pendekatan kepemilikan dan tujuan berdirinya, antara lain:39
a. Community Based (Radio berbasis komunitas)
Radio yang didirikian oleh komunitas yang menempati wilayah
geografis tertentu sehingga basisnya adalah komunitas yang menempati
suatu daerah dengan batas-batas tertentu seperti kecamatan, kelurahan,
dan desa.
39
Atie Rachmiatie, Radio Komunitas Eskalasi Demokratisasi Komunikasi, h. 83
37
b. Issue / Sector Based (Radio berbasis masalah / sektor tertentu)
Radio yang didirikan oleh komunitas yang terikat kepentingan dan
minat yang sama sehingga basisnya adalah komunitas yang
berkepentingan sama dan terorganisasi, seperti petani dan buruh.
c. Personal Initiative Based (Radio berbasis inisiatif pribadi)
Radio didirikan oleh perorangan karena hobi atau tujuan lain seperti
hiburan, informasi, dan mengacu pada kepentingan warga komunitas.
d. Campus Based (Radio berbasis kampus)
Radio yang didirikan oleh warga perguruan tinggi dengan berbagai
tujuan seperti sarana laboratorium dan belajar bagi mahasiswa.
Tabel 2.2 Tipologi Radio Komunitas
Berbasis
Komunitas
Berbasis
Isu/Sektor
Berbasis Inisiatif
Perorangan
Berbasis
Kampus
Pendiri Warga
komunitas
Perorangan atau
kelompok petani
Perorangan Kelompok legalisasi
otoritas kampus
Lembaga
Institusi
Penyiaran
komunitas
Kelompok petani Pemerintah Di bawah naungan
kampus
Format
program &
monitoring
Partisispasi
warga
komunitas
Campuran
partisipasi petani,
diformulasikan
pengurus
Diformulasikan
kelompok
masyarakat
profesional
Diformulasikan oleh
kelompok masyarakat
profesional
Program/isi
siaran
Berdasarkan
kebutuhan
lokal
komunitas,
musik lokal,
dialog tentang
pertanian,
kebudayaan,
isu demokrasi,
reportase/berita
lokal
Berdasarkan pada
kebutuhan lokal
komunitas, musik
lokal, dialog
tentang pertanian,
kebudayaan, isu
demokrasi,
permintaan lagu,
reportase/berita
lokal
Berdasarkan pada
kebutuhan lokal
komunitas, musik
lokal, dialog
tentang pertanian,
kebudayaan, isu
demokrasi,
permintaan lagu,
reportase/berita
lokal
Berdasarkan pada
segmen pasar, variasi
musik, informasi tentang
pendidikan, kebudayaan,
isu demokrasi, lagu-lagu,
dan berita
Daerah
jangkauan
Sekitar 2,5 km Variasi Variasi Kota
Kualitas
manajemen
Miskin Miskin Medium Berkualitas
38
Dari tabel diatas dapat dilihat, radio komunitas dikelompokkan
berdasarkan jenisnya dengan parameter yaitu pendiri atau perintis radio
komunitas, lembaga yang menaungi radio komunitas, program dan monitoring,
program atau isi siaran, daya jangkau siaran, dan kualitas manajemen. Dengan
adanya pembagian tersebut, awal mula pertumbuhan radio komunitas di
Indonesia dapat terus-menerus berkembang dengan baik hingga saat ini.
F. Praktik Jurnalistik
Jurnalistik tidak lepas dari paham atau aliran yang dinamakan jurnalisme.
Dalam jurnalisme menggambarkan kegiatan kejurnalistikan mulai dari mencari,
mengelola hingga pada tahap menyiarkan pemberitaan kepada masyarakat luas
melalui media massa. Jurnalisme dilakukan oleh para wartawan dan orang-orang
yang paham dengan ilmu jurnalistik seperti pemimpin redaksi dan editor.
Dalam praktik jurnalistik, berita yang ditulis harus memperhatikan nilai-
nilai kelayakan yang menjadi acuan para jurnalis dalam memilah suatu berita
sebelum disebarluaskan kepada masyarakat. Adapun nilai-nilai tersebut
diantaranya, keakuratan, universal, jujur, adil, terdapat sisi kemanusiaan dan
segera.40
Wartawan yang berpegang teguh pada nilai-nilai ini, lalu dipraktikkan
dengan melakukan observasi, wawancara dan riset secara langsung, tentu
wartawan tersebut memahami prinsip dasar kinerja dan etika jurnalisme.
Profesi sebagai wartawan, meski bebas berpendapat namun penuh dengan
kehati-hatian. Pada pelaksanaan liputan, wartawan harus pandai memilih dan
menulis berita tanpa menyinggung pihak terkait ataupun masyarakat. Hal ini
berkaitan dengan aturan-aturan pemberitaan yang disebut kode etik jurnalistik.
40
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik, h. 77
39
Kode etik jurnalistik diberlakukan dalam setiap media untuk
memenuhi fungsi sebagai sarana informasi bagi masyarakat. Kode etik
jurnalistik merupakan aturan-aturan tertulis yang harus ditaati dan dipatuhi
bagi para wartawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Penerapan kode etik jurnalistik ini bertujuan untuk membangkitkan
rasa persatuan dan kesatuan para insan pers. Cara ini ditunjukkan dengan
upaya pers yang turut andil mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
penyampaian berita berkualitas sesuai dengan nilai dan norma yang
dipercaya oleh masyarakat untuk tatanan kehidupan yang lebih baik.
Kode etik bagi jurnalis banyak dikeluarkan oleh organisasi wartawan
Indonesia seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Kode Etik Jurnalistik
Persatuan Wartawan Indonesia (KEJ-PWI), Kode Etik Wartawan Indonesia
(KEWI), dan lain sebagainya.
Pada dasarnya, meski banyak kode etik jurnalistik yang berlaku,
keadaan tersebut mampu menciptakan keselarasan terhadap kode etik
penyiaran di Indonesia, seperti yang terdapat dalam rumusan Kode Etik
Wartawan Indonesia (KEWI) yang terbagi menjadi tujuh butir, yaitu:41
1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar.
2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk
memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas
kepada narasumber.
41
Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi dan
Regulasi, Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 47
40
3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak
mencampurkan fakta dan opini, berimbang, dan selalu meneliti
kebenaran informasi serta tidak melakukan plagiat.
4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta,
fitnah, sadis, cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban
kejahatan susila.
5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak
menyalahgunakan profesi.
6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan
embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai
kesepakatan.
7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam
pemberitaan dan melayani hak jawab.
Kode etik jurnalistik pada dasarnya memerlukan pengawasan karena
penerapannya yang dirasa belum optimal hingga saat ini. Kesalahan kode
etik jurnalistik yang dilakukan oleh para wartawan masih terjadi berupa
pelanggaran-pelanggaran tugas dan fungsi jurnalistik dalam meliput suatu
berita.
Dalam kode etik jurnalistik, terdapat lembaga pengawas yang
berwenang memantau kinerja jurnalis yaitu Dewan Pers dan Majelis Kode
Etik. Keduanya berperan menetapkan dan mengawasi pelaksanaan kode etik
jurnalistik bagi wartawan, termasuk pada peliputan dan penulisan berita
yang menyimpang dengan memberikan teguran dan sanksi bagi pelanggar.42
42
Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 116
41
G. Etnometodologi
Etnometodologi adalah salah satu metode yang dapat digunakan oleh
peneliti dalam melakukan suatu penelitian yang diperkenalkan oleh Harold
Garfinkel tahun 1955. Etnometodologi lahir pada masa modernis atau zaman
keemasan untuk menyuarakan dan mewujudkan keyakinan masyarakat dalam
bertahan pada gagasan-gagasan emansipatoris.43
Etnometodologi membahas tentang bagaimana seseorang atau sekelompok
orang mempelajari dan memandang realitas kehidupan serta lingkungan
sekitarnya. Penelitian etnometodologi mengacu pada penggambaran interaksi
sosial berbagai jenis perilaku dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hasil yang
diperoleh memiliki ragam yang berbeda.
Adapun pemikiran Harold Garfinkel mengenai etnometodologi
menekankan dua hal yaitu sebagai berikut:44
1. Tataran teoretis bahwa “aktor sosial” yang sangat menentukan karena tidak
pernah dibatasi oleh struktur dan pranata sosial.
2. Tataran praktis yang menekankan pada kekuatan pendengaran dan
eksperimen melalui simulasi.
Menurut Garfinkel, metode etnometodologi merupakan terjemahan
metode pengorganisasian masyarakat yang memiliki pandangan dalam beberapa
aspek kebutuhan seperti pencerahan dan pemberdayaan. Etnometodologi
memiliki tujuan utama yang harus dipahami dan dimengerti, diantaranya:45
43
Ellys Lestari Pambayun, One Step Qualitative Research Methodology in Communication
Konsep, Panduan dan Aplikasi, h. 143 44
Ellys Lestari Pambayun, One Step Qualitative Research Methodology in Communication
Konsep, Panduan dan Aplikasi, h. 142 45
Ellys Lestari Pambayun, One Step Qualitative Research Methodology in Communication
Konsep, Panduan dan Aplikasi, h. 142
42
1. Memahami bagaimana anggota masyarakat selama berlangsungnya
interaksi sosial.
2. Berusaha memahami bagaimana orang-orang mulai melihat, menerangkan,
dan menguraikan keteraturan dunia sehari-hari di tempat orang-orang
tersebut berada.
3. Hasil dari etnometodologi dapat berupa program atau prinsip perubahan dan
pembaruan.
Penelitian menggunakan metode etnometodologi membutuhkan waktu
yang lama untuk mampu memahami dengan baik interaksi yang dilakukan oleh
para aktor sosial terhadap permasalahan yang diteliti. Etnometodologi
menerapkan pengambilan data secara langsung dari lapangan bagi peneliti
kepada aktor sosial. Hal tersebut dilakukan dengan wawancara secara mendalam
dan menggali setiap permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Wawancara yang dilakukan peneliti dapat menimbulkan asumsi bahwa
narasumber akan menjawab dengan jujur pertanyaan dan menceritakan motif-
motif tersembunyi dibalik setiap perilaku maupun tindakannya. Namun, pada
kenyataannya tidak semua jawaban narasumber benar adanya, apapun yang
dibicarakan belum tentu sama dengan kejadian yang sebenarnya. Oleh karena
itu, etnometodologi menambahkan poin penting yaitu “nuansa” yang terjadi saat
melakukan proses wawancara dengan aktor sosial.
Dengan memperhatikan dan memahami nuansa dari setiap jawaban
narasumber, peneliti dapat melakukan analisis terhadap perkataan yang
diberikan untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Setelah itu, peneliti akan
memberikan solusi yang berbentuk program ataupun pembaruan kedepannya.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya RKB FM
Radio Karya Bersama atau RKB FM adalah radio komunitas yang berada
di wilayah Kota Tangerang Selatan, tepatnya berada di Desa Bambu Apus,
Kecamatan Pamulang. RKB FM menjadi radio komunitas yang bertahan selama
kurang lebih 20 tahun meski baru mendapat izin secara legal mengudara pada 18
Juni 2012.
RKB FM dibangun berdasarkan pada musyawarah enam orang pendirinya
yang tertarik menyalurkan hobi pada bidang penyiaran. Enam orang tersebut
yaitu Bapak Marwan (Alm.), Sarkih, H. Jayadi, Nursad, Ambon, dan Saidi.
Nama RKB FM berasal dari pemikiran yang dihasilkan oleh Bapak
Nursad. RKB FM berarti radio yang berada karena karya dan jalan pikiran yang
sama oleh enam pendiri radio, sehingga kepemilikannya bersifat kebersamaan
dan tidak diperuntukkan untuk menunjukan ego tiap individu.
RKB FM memiliki tagline “Radio Karya Bersama, Ajangnya
Silaturahmi.” Radio komunitas ini berada pada frekuensi 93.0 FM. Sebelumnya
RKB FM pernah berada pada frekuensi 98.1 FM, namun dirubah karena
mengalami tumpang tindih dengan radio komunitas dan radio swasta lainnya.
RKB FM beroperasi selama kurang lebih 15 jam yang dimulai pukul
07.00-17.00 WIB dan dilanjutkan kembali pukul 20.00-24.00 WIB, dengan
menyajikan segmen seperti hiburan, informasi, dan sosial budaya. Adapun
segmen tersebut dirumuskan ke dalam enam program, diantaranya, Selamat Pagi
44
Tangerang Selatan, Goyang Pagi, Gado-gado, Lepas Lelah, Curhat Santai, Bantu
Ronda dan hari libur yang dikhususkan menyiarkan Citizen Journalism.
Pada masanya, RKB FM terus berkembang secara perlahan dengan
merekrut masyarakat sekitar yang ingin bergabung menjalankan radio ini.
Kemajuan RKB FM sama dengan radio pada umumnya yang dinilai berdasarkan
rating pendengar. Hal ini dibuktikan dengan penyebaran survei berupa atensi
selama siaran berlangsung yang dilakukan oleh anggota RKB FM kepada
“Fans” atau sebutan bagi pendengar setia RKB FM tanpa batasan usia, jenis
kelamin dan status.
Gambar 3.1 Atensi
Berjalannya atensi memberikan dampak positif dengan hasil jaringan RKB
FM yang mulai menyebar ke berbagai wilayah, sehingga otomatis akan
menambah pendengar dan penghasilan yang akan diperoleh RKB FM. Sejauh
ini pendengar RKB FM telah menjangkau kisaran wilayah Tangerang Selatan,
Gunung Kapur, Cisauk, Karang Tengah, Pondok Aren dan Pondok Kacang.
45
RKB FM berperan sebagai perekat masyarakat yang merupakan
perwujudan untuk menjawab segala permasalahan atau solusi yang terjadi di
radio dalam menjalankan fungsinya di tengah-tengah masyarakat.
Adapun fungsi dari RKB FM lebih menekankan pada aspek pemenuhan
kebutuhan masyarakatnya seperti hiburan dan informasi atau berita yang
mengandung nilai ringan, berat, hingga berita yang paling ter up to date yang
diperoleh baik dari anggota radio maupun warga. Aspek tersebut dipilih sebagai
pondasi awal dalam mengembangkan jangkauan penyiaran radio dan menarik
minat serta perhatian masyarakat.
Selain itu, RKB FM merupakan radio lokal yang aktif dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan sosial dan banyak melibatkan warga sekitar. Kegiatan sosial
yang dilaksanakan yaitu:
1. Aspek keagamaan seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’
Mi’raj, Muharram, dan pengajian bulanan.
2. Bantuan sosial untuk orang sakit, orang meninggal ataupun korban bencana
alam.
3. Perayaan 17 Agustus, peringatan sumpah pemuda, dan lomba-lomba yang
diadakan oleh RW atau antar RT.
Dalam menjalankan berbagai kegiatan sosial dan program keradioan, tentu
tidak terlepas dari orang-orang yang mencintai RKB FM. Selain pemerintah,
dukungan penuh diperoleh dari para anggota dan warga, baik dalam bentuk
tenaga, pikiran, maupun materi. Hal inilah yang menunjukan RKB FM sebagai
media sekaligus tempat untuk ajang silaturahmi bagi banyak orang yang ingin
menjadi bagian dari radio.
46
B. Visi dan Misi
RKB FM memiliki visi dan misi yang dapat dilihat dan dijabarkan sebagai
berikut:
a. Visi
Mencerdaskan dan memberdayakan seluruh lapisan masyarakat
Tangerang Selatan melalui transformasi informasi yang seimbang dengan
musik dan lagu tanpa mengesampingkan sisi edukasi dan agama.
b. Misi
1. Sebagai wadah dan ajang silaturahmi dan kekeluargaan bagi
masyarakat kota Tangerang Selatan.
2. Menumbuh kembangkan minat masyarakat dalam melestarikan budaya
kearifan lokal Betawi Tangerang Selatan.
3. Sebagai penyeimbang bagi masuknya budaya-budaya negatif dengan
selalu menjadi alat penyampai informasi budaya baik itu seni dan lagu-
lagu dangdut dan melayu Indonesia.
C. Logo RKB FM
Gambar 3.2 Logo RKB FM
47
Logo di atas menggambarkan RKB FM tidak membedakan status sosial
dan derajat antar sesama masyarakat baik karena semua memiliki kedudukan
yang sama. Hal ini sejalan dengan Q.S. Al-Hujarat ayat 13 yang berbunyi:
كر وأن ثى وجعلناكم شعوبا وق بائل لت عارفوا إن أكرمكم عند اللو يا أي ها الناس إنا خلقناكم من ذ
۞أت قاكم إن اللو عليم خبير
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya, orang yang paling mulia
diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang."
Selain itu, prinsip lain yang dipegang teguh oleh RKB FM
menggambarkan persatuan dan kesatuan serta kebersamaan yang dibangun
melalui media radio. Prinsip ini pun berdasarkan dengan Q.S. Ali-Imran ayat
103, yaitu:
ب ين فألف ء آأعد كنتم إذ عليكم ٱللو نعمت ٱذكروا و ت فرقوا ل و جميعا ٱللو بحبل وٱعتصموا
نا ۦ بنعمتو فأصبحتم ق لوبكم ها فأنقذكم ٱلنار من حفرة شفا على وكنتم إخو لك من ٱللو ي ب ين كذ
۞ كم ت هتدون لعل ۦءايتو لكم
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai-berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu jadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara
dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayatayat-ayat-Nya kepadamu,
agar kamu mendapatkan petunjuk.”1
1 http://khalifahcenter.com/q3.103 diakses pada 15 Agustus 2018
48
D. Struktur Organisasi RKB FM
RKB FM memiliki struktur organisasi yang masih dikatakan sangat
sederhana dalam upaya pengoperasian radio. Hierarki dan wewenang tertinggi
dipegang secara langsung oleh penanggung jawab RKB FM, yang disusul oleh
ketua dan wakil ketua.
Berlakunya sistem organisasi air terjun ini, mengharuskan bawahan
melakukan segala aktivitas keradioan di bawah pengawasan pemilik. Sedangkan
pemilik yang akan menentukan arah radio berjalan dan bertahan di masyarakat.
Adapun struktur organisasi RKB FM digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.3 Struktur Organisasi RKB FM
H. Nursad
Penanggung Jawab dan Penasihat
M. Sanen
Penasehat
H. Napah
Ketua
Rizal
Koordinator Siaran
Kesih
Bendahara
Suhendi
Sekretaris
Seksi
Humas
1. Adella
2. Mala
3. Mayang
Seksi Seni
1. Nadin
2. Juriah
3. Shinta
4. Lia
Sarkih
Wakil Ketua
Seksi
Kerohanian
1. Ust. Fendi
2. Ust. Ardi
3. Ust. Mawardi
Seksi
Olahraga
1. Anton
2. Anis
Seksi
Perlengkapan
1. Andi
2. Adi
3. Ruslan
49
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Ideologi Radio Karya Bersama dalam Organisasi Media
Radio Karya Bersama (RKB FM) merupakan radio berbasis komunitas
yang menjalankan dua fungsi utama diantara empat fungsi umum sebagai media
massa yaitu sarana hiburan dan sarana informasi bagi kelompok organisasi atau
masyarakat. RKB FM berupaya memaksimalkan setiap kegiatan keradioan dan
selalu memperbaharui agenda dengan mengikuti perkembangan dari masyarakat
terutama dalam pemenuhan akses informasi dan berita.
RKB FM melangkah untuk menjawab kebutuhan atau persoalan dari
masyarakat yang membutuhkan informasi dan kritis dalam menanggapi berbagai
isu atau permasalahan yang terjadi di sekitar. RKB FM menyajikan berbagai
konten informasi dan berita yang mencakup lingkungan, kelurahan sampai pada
tingkat walikota Tangerang Selatan, meskipun dilakukan dengan sumber daya
manusia dan peralatan yang sangat terbatas.
Berdasarkan hasil wawancara, RKB FM dapat bertahan melalui proses
yang panjang dengan menerima banyak kritik dan saran dari anggota maupun
masyarakat sekitar dalam menjalankan fungsinya sebagai sarana informasi yang
disiarkan secara luas dan langsung kepada seluruh lapisan masyarakat.
”Alhamdulillah, adanya RKB FM karena hobi berubah menjadi media yang
sangat membantu bagi warga dalam mengekspresikan pendapatnya yang
bersifat membangun. Ini merupakan kontribusi nyata yang diperlukan bagi
suatu radio untuk terus bertahan di kalangan media meski dalam lingkup
kecil.”1
1 Hasil Wawacara dengan Sarkih, Wakil Ketua di Radio Karya Bersama pada 12 September
2018
50
RKB FM memiliki satu program radio yang khusus menyiarkan berita
bernama “Selamat Pagi Tangerang Selatan” dengan jadwal siar pada hari Sabtu
dan Minggu yang mengudara pukul 07.00-08.30 WIB. RKB FM banyak meliput
isu-isu sosial yang terjadi di sekitar masyarakat karena berkaitan dengan sesuatu
yang banyak ingin diketahui oleh publik.
Salah satu peristiwa yang disiarkan RKB FM pada 15-18 September 2018
adalah kasus penjambretan handphone anak-anak berumur enam sampai dengan
delapan tahun yang terjadi di wilayah Tangerang Selatan tepatnya daerah
Pamulang Barat. Korban rata-rata mengalami rasa takut berkepanjangan akibat
kejadian tersebut. Hal ini, banyak mendapat respon dari masyarakat dan menjadi
perhatian bagi para orang tua yang harus mengawasi anak-anaknya saat
beraktifitas di luar rumah.
Dalam menentukan peristiwa yang layak siar, tentunya setiap perusahaan
atau organisasi media memiliki visi, misi dan penilaian tersendiri, begitu pun
dengan RKB FM yang memiliki hak mutlak terhadap proses produksi
pemberitaan. Berita dan informasi merupakan cerminan dari ideologi yang
dihasilkan oleh pemilik organisasi yang ikut merumuskan pemikirannya dan
menetapkan landasan-landasan serta nilai-nilai yang harus dipatuhi oleh
kelompok organisasi RKB FM.
Pemberitaan RKB FM berpegang pada ideologi pancasila yang
mengutamakan aspek kebudayaan, tradisi dan demokrasi serta kebebasan
informasi bagi masyarakat. Ideologi pancasila menggambarkan elemen-elemen
yang merujuk pada Tuhan Yang Maha Esa, kepentingan rakyat, moral dan tata
susila serta kepribadian bangsa Indonesia.
51
RKB FM menjunjung tinggi nilai-nilai yang tertanam dalam ideologi
pancasila dan diyakini kebenarannya sesuai dengan kondisi masyarakat sekitar.
Oleh karena itu, pemberitaan yang disiarkan oleh RKB FM tidak terlepas dari
nilai-nilai ideologi pancasila yang telah ditanamkan kepada para wartawan
dalam pemenuhan visi dan misi organisasi.
Dalam penulisan berita yang dimuat oleh wartawan RKB FM, ideologi
pancasila sebagai landasan memuat bagaimana penerapan nilai-nilai yang
dituangkan dalam pemberitaan RKB FM.
1. Tuhan Yang Maha Esa
Pemberitaan RKB FM berpondasi pada keyakinan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dengan menjunjung tinggi nilai ajaran agama melalui
penerapan kode etik jurnalistik Islam dan rasa percaya yang ditanamkan
untuk masyarakat dalam penyebaran berita.
Pemilik RKB FM memiliki keyakinan terhadap wartawan yang
mampu menjalankan tugas dan kewajiban berdasarkan pada Tuhan dengan
mengedepankan norma agama, maka wartawan tidak akan menulis berita
bohong dan berhati-hati dalam memilah setiap informasi sebelum
disebarluaskan kepada masyarakat.
Dalam persoalan ini, wartawan dibekali dengan pendirian yang kuat
terhadap segala situasi dan kondisi yang dihadapi saat berada di luar
organisasi. Selain itu, pihak media terus memberikan pengarahan dan
pengawasan kepada wartawan agar berita yang dihasilkan sesuai dengan
nilai ketuhanan dan keagamaan, sehingga tetap terkontrol dan tidak
menyinggung perasaan orang lain.
52
“Yang paling mendominasi adalah sikap dari wartawan itu
sendiri. Jika wartawan tidak memiliki sikap percaya pada keputusan
yang diambil saat mengelola berita yang ditulis, maka berita yang
dihasilkan akan ambigu dan tidak dapat dipertanggung jawabkan
kepada pendengar. Oleh karena itu, wartawan dirasa harus berbekal
dengan pribadi yang dilandasi nilai-nilai pancasila agar tidak mudah
goyah terhadap keadaan yang mengharuskan diri mengambil
keputusan saat di lapangan.2
2. Kepentingan Rakyat
RKB FM sebagai radio lokal berupaya mengedepankan kepentingan
warga sekitar dengan memenuhi setiap kebutuhan terutama dalam segi
informasi dan hiburan melalui program-program dan kegiatan-kegiatan
keradioan. Hal ini tentunya menggambarkan fungsi RKB FM sebagai alat
komunikasi yang berguna dalam memuaskan setiap keinginan pendengar.
Pemenuhan program dan kegiatan RKB FM dimulai dengan
melakukan survei terhadap pendengar setia maupun warga sekitar
menggunakan atensi yang nantinya akan masuk tahapan rapat umum
seluruh pengurus radio. Survei ini berguna untuk melihat kebutuhan dan
keinginan pendengar yang dituangkan dalam perencanaan RKB FM baik
untuk jangka waktu dekat, menengah dan panjang.
Prinsip “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” diterapkan RKB
FM terutama dalam memenuhi fungsi informasi. Berita yang disiarkan
bertujuan membangun sikap kritis masyarakat agar lebih peka terhadap
keadaan sekitar. RKB FM mengharapkan timbulnya kerja sama antar
organisasi dan masyarakat dalam mempertahankan eksistensi radio. Hal ini
diwujudkan dengan mendukung setiap kebijakan RKB FM melalui
2 Hasil Wawacara dengan H. Nursad, Penasihat di Radio Karya Bersama pada 12 Oktober
2018
53
partisipasi aktif kedua belah pihak yang mengarah pada pembangunan radio
menuju arah yang lebih baik.
“Fokus utamanya membangun radio ini memang untuk warga,
jadi sebisa mungkin segala sesuatunya berhubungan buat warga lagi.
Kalau sudah terpenuhi yang diinginkan warga, pasti akan
menghasilkan dampak positif entah itu buat warga atau buat RKB.”3
3. Moral dan Tata Susila
Masyarakat saat ini adalah orang-orang dari berbagai status sosial
yang haus informasi menginginkan kebutuhan dipenuhi oleh media.
Kebebasan informasi yang didapat dari berbagai sumber, membuat RKB
FM turut andil dalam memberikan informasi dan berita sesuai dengan nilai-
nilai dan norma-norma yang berlaku agar masyarakat tidak tersesat melalui
pengetahuan moral dan tata susila.
Pemberitaan RKB FM mempertimbangkan berbagai aspek terutama
pemberitaan yang dibarengi dengan nilai adat istiadat dalam penulisan
wartawan dan pembawaan penyiar. Hal ini bertujuan membimbing
masyarakat memiliki pemikiran selaras dan tidak menyinggung pihak
manapun yang terkait dengan berita yang disiarkan.
Dalam ideologi pancasila yang diterapkan oleh RKB FM,
dicantumkan nilai moral dan tata susila sebagai landasan awal wartawan
menulis suatu berita. Moral dan tata susila berjalan beriringan dengan nilai
ketuhanan dan keagamaan.
Berita yang ditulis berdasarkan nilai moral dan tata susila akan
menghasilkan berbagai berita yang berkualitas dalam memenuhi fungsi
3 Hasil Wawacara dengan H. Nursad, Penasihat di Radio Karya Bersama pada 12 Oktober
2018
54
informasi dan layak untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Adanya nilai
moral dan tata susila yang dituangkan dalam setiap pemberitaan
menunjukkan bahwa wartawan RKB FM mengetahui bagaimana
menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik sesuai dengan aturan
dan norma-norma yang berlaku di dalam organisasi dan masyarakat.
“Dengan penerapan nilai moral dan tata susila sebagai
landasan berita, diharapkan RKB FM meski dalam skala kecil mampu
mewujudkan kinerja wartawan yang memiliki bobot dan kualitas
melalui tulisan dari berbagai konten berita ataupun informasi yang
setara seperti radio swasta yang memang menyiarkan konten
berita.”4
4. Kepribadian Bangsa
Ideologi pancasila menggambarkan kepribadian bangsa dalam yang
tertuang dalam wujud persatuan dan kesatuan bangsa. RKB FM sebagai
media massa radio berupaya menunjukkan citra yang baik dan berguna
sebagai alat komunikasi yang mampu mewujudkan harapan masyarakat.
Dalam membangun citra tersebut, RKB FM memulai prosesnya dari
dalam organisasi dengan menunjukkan solidaritas antar anggota. Hal itu
dilakukan dalam menjalankan sistem keradioan yang dimulai dari
perencanaan, persiapan hingga pelaksanaan tiap kegiatan.
Pembangunan citra baik ini mempengaruhi pemberitaan RKB FM
dengan adanya tuntutan menghasilkan berita yang akurat, berimbang,
terbuka, jujur, adil, dan dapat dipercaya. Masyarakat menginginkan RKB
FM memiliki jati diri dalam menarik minat banyak orang, organisasi lain,
4 Hasil Wawacara dengan H. Nursad, Penasihat di Radio Karya Bersama pada 12 Oktober
2018
55
maupun pemerintah. Dari sinilah RKB FM akan memiliki ciri khas dan
mampu menempatkan radio di tengah masyarakat.
Setiap organisasi yang dibentuk dengan meningkatkan kekuatan
dalam organisasi, maka organisasi dinilai mampu membawa nama media
untuk lebih dikenal publik. RKB FM mempersiapkan dan memperhitungkan
setiap langkah dalam memberikan berbagai program dan kegiatan yang
sesuai dan berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dari ideologi
pancasila yang dianut.
Faktor terpenting dalam membentuk kerpibadian RKB FM adalah
membentuk relasi dengan organisasi radio lain dan masyarakat. Adanya
hubungan RKB FM dengan dunia luar menggambarkan kepribadian RKB
FM yang terus-menerus berkembang dalam menanggapi berbagai persoalan
yang dihadapi.
”Radio ini kan lingkupnya kecil, kalau dari orang-orang yang
ditunjuk jadi pengurus hanya numpang nama, tidak menunjukkan
motivasi dalam membuat radio berkembang, lebih baik mundur.
Radio harus hidup dan bisa dikenal orang luar, caranya harus bisa
komunikasi sama keadaan luar organisasi yaitu masyarakat atau
rival dari RKB. Kalau sudah bisa memahami jalan pikir keduanya,
dari situ RKB bisa melihat celah dimana letak kurang dan lebihnya
radio ini.”5
Dari penjelasan di atas, RKB FM menerapkan elemen-elemen dalam
ideologi pancasila untuk menjalankan keseluruhan sistem radio termasuk
pemenuhan visi misi, fungsi sarana informasi, pendidikan maupun hiburan.
Hal ini dimulai dari jalan pikir pemilik yang mempengaruhi sistem kerja
5 Hasil Wawacara dengan Sarkih, Wakil Ketua di Radio Karya Bersama pada 12 September
2018
56
dan sudut pandang seluruh pengurus yang bersifat terbuka mengarah pada
setiap program keradioan yang disajikan bagi pendengar.
RKB FM pada dasarnya tidak memahami dengan baik mengenai
ideologi pancasila secara teori, namun RKB FM berupaya membuktikan
bahwa ideologi sebagai pemikiran terbuka dan bertujuan memenuhi
kepentingan masyarakat dapat diterapkan sesuai visi dan misi meskipun
dalam ruang lingkup yang kecil. Hal ini diwujudkan dengan kerja sama dan
rasa solidaritas antar anggota yang berpegang pada prinsip ukhwah
Islamiyyah untuk dituangkan dalam berbagai program dan kegiatan
keradioan yang berkualitas.
B. Praktik Antara Ideologi dan Jurnalistik Radio Karya Bersama dalam
Organisasi Media
Dalam pengoperasian sistem keradioan, RKB FM menerapkan aturan
sederhana dalam mengelola setiap sub sistem yang terdapat dalam struktur
organisasi. Salah satunya adalah setiap divisi dalam struktur RKB FM mampu
menempatkan diri dalam setiap tugas dan tanggung jawab yang mencerminkan
ideologi pancasila sebagai landasan awal dalam menjalankan radio ini.
Dalam praktiknya, RKB FM sebagai radio komunitas yang mengemban
visi dan misi terutama sebagai alat pemenuhan sarana informasi bagi para
pendengarnya, diharapkan mampu menjalankan radio yang seimbang dan sesuai
dengan ideologi maupun nilai-nilai jurnalistik yang menjadi pedoman bagi
komunitas RKB FM.
57
Seiring perkembangan zaman hingga saat ini, praktik RKB FM dalam
penyajian berita yang disesuaikan dengan nilai-nilai ideologi pancasila, nampak
tidak berjalan dengan semestinya. Perbedaan ini jelas terlihat baik dari pihak
wartawan maupun pemilik RKB FM dalam kecenderungan pola pikir dan
mengambil setiap tindakan terhadap persoalan yang dihadapi secara langsung .
1. Praktik Nilai-nilai Ideologi Pancasila
Praktik ideologi pancasila yang berlaku di RKB FM hanya berjalan
pada sebagian sistem organisasi atau hanya berlaku pada waktu-waktu
tertentu saja. Kenyataan praktik di lapangan menunjukkan semakin adanya
kemerosotan sistem ideologi pancasila pada sumber daya manusia yang
telah menganggap ideologi ini sebagai kode etik dan landasan dasar yang
disetujui dalam kesepakatan bersama.
Praktik ideologi pancasila yang berjalan tidak seimbang ini jelas
terlihat, terutama pada fungsi radio sebagai sarana informasi bagi
masyarakat. Adapun penjelasan mengenai penerapan ideologi pancasila dan
praktik dalam pemberitaan di RKB FM dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Ideologi Pancasila dan Praktik Ideologi
Ideologi Pancasila Praktik Ideologi
Sesuai Tidak Sesuai
Tuhan Yang Maha Esa √
Kepentingan Rakyat √
Moral dan Tata Susila √
Kepribadian Bangsa √
58
a. Praktik Nilai Ketuhanan
Dalam agama Islam, terdapat pembahasan mengenai jurnalistik
Islam yang tidak lepas dari kode etik yang sesuai dengan syariat Islam.
Wartawan RKB FM masih memegang nilai ketuhanan dan keagamaan
dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Praktik dalam memenuhi kode etik jurnalistik Islam yaitu
wartawan RKB FM berupaya untuk selalu menggunakan bahasa santun
dan bijaksana dalam menyampaikan pendapat melalui berita yang
ditulis.6 Hal ini sesuai dengan Q.S An-Nisa/4:148 yang berbunyi:
ء من القول ال من ظلم و و الجهر بالس و وكان ل يحب الل عا الل ۞عليم سمي
“Allah tidak menyukai perkataan buruk (yang diucapkan)
secara terus terang kecuali oleh yang dizalimi. Dan Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui.”7
Wartawan RKB FM menjauhi penulisan dan penyiaran berita
yang menggunakan bahasa kotor, mengandung hal-hal sensitif,
menyinggung perasaan orang lain, menyinggung agama, ras, suku,
ataupun bangsa lain. Selain itu, wartawan RKB FM berupaya selalu
berpikir positif dan menjauhi prasangka negatif dalam menulis berita
yang disiarkan kepada masyarakat.
”Kebijakan tidak terlalu mengikat, informasi dan berita bisa
disampaikan dengan pertanggung jawaban yang terpenting
apapun yang disampaikan kepada pendengar jangan
menggunakan bahasa yang kotor dan menyinggung orang lain.”8
6http://ejurnal.stainparepare.ac.id/index.php/komunida/article/download/61/22/ diakses pada
6 Januari 2019 7 https://litequran.net/an-nisa diakses pada 6 Januari 2019
8 Hasil Wawacara dengan H. Nursad, Penasihat di Radio Karya Bersama pada 12 Oktober
2018
59
Kode etik jurnalistik islam secara garis besar menggambarkan
ukhwah Islamiyyah.9 Wartawan RKB FM tidak hanya ditugaskan
meliput berita, tetapi juga ikut serta dalam mewujudkan rasa persatuan
dan kesatuan dalam organisasi. Hal ini diwujudkan melalui aktifitas
sosial yang bermanfaat bagi umat. Aktifitas ini berupa penyelenggaraan
kegiatan keagamaan seperti pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad,
Peringatan Isra’ Mi’raj, penggalangan dana sosial, dan pengajian
bulanan. Prinsip ukhwah Islamiyyah ini berlandaskan pada Q.S Al-
Hujarat/13:10 yang berbunyi:
و لعلكم ت رحمون انما ۞المؤمن ون اخوة فاصلحوا ب ين اخويكم وات قوا الل
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena
itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan
bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”10
Ayat di atas juga diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim tentang persaudaraan terhadap sesama muslim.
يث عبداهلل بن عمر رض اهلل عنهما. أن رسول اهلل صلي اهلل عليو حد
المسلم أخوالمسلم ، ل يظلمو ، ول يسلمو . ومن كان فىوسلم ، قال :
حاجة أخيو . كان اهلل فى حاجتو . ومن ف رج عن مسلم كربة ، ف رج اهلل
ا ، ست ره اهلل ي وم القيامة عنو كربة من كربات ي وم القيامة. ومن ست رمسلم
المسلم المسلم .باب ليظلم –كتاب المظالم: –اخرجو البخاري فى :
وليسلمو
9http://ejurnal.stainparepare.ac.id/index.php/komunida/article/download/61/22/ diakses pada
6 Januari 2019 10
https://litequran.net/al-hujurat diakses pada 6 Januari 2019
60
“Abdullah bin Umar r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda:
Seorang muslim saudara terhadap sesama muslim, tidak
menganiayanya dan tidak akan dibiarkan dianiaya orang lain.
Dan siapa yang menyampaikan hajat saudaranya, maka Allah
akan menyampaikan hajatnya. Dan siapa yang melapangkan
kesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan
kesukarannya di hari kiamat, dan siapa yang menutupi aurat
seorang muslim maka Allah akan menutupinya di hari kiamat.”
(HR. Bukhari dan Muslim)11
Poin inilah yang menjadi nilai tambahan bagi RKB FM di mata
masyarakat karena mampu menghadirkan konsep radio dan kinerja
kewartawanan yang sesuai dan seimbang dalam menjalankan media
dengan mempertahankan syariat Islam di tengah kemajuan teknologi
dan informasi.
Selain itu, pentingnya nilai agama yang perlu ditanamkan kepada
masyarakat terutama generasi muda yang tidak stabil menjadi acuan
atau motivasi RKB FM agar pemuda dan pemudi tidak tersesat dalam
mengambil setiap keputusan dan tindakan.
b. Praktik Pemenuhan Kepentingan Rakyat
Dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai radio
komunitas yang bertujuan memenuhi kepentingan rakyat, RKB FM
menekankan informasi sebagai faktor yang harus dipenuhi untuk
menjawab keinginan masyarakat. Oleh karena itu, RKB FM berupaya
memberikan informasi dan berita yang berguna agar dapat
disebarluaskan kepada masyarakat yang tidak mengetahui peristiwa di
sekitarnya melalui kinerja para wartawan.
11
https://wakidyusuf.wordpress.com/2018/04/07/kumpulan-hadits-37-persaudaraan/ diakses
pada 6 Januari 2019
61
Namun, fakta yang terjadi adalah kurangnya hampir sebagian
besar partisipasi warga untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas dan
kritis terhadap pemberitaan yang dihasilkan oleh wartawan RKB FM.
Kecenderungan warga lebih menyukai sesi hiburan dari berbagai
program yang telah disajikan. Faktor tersebut tentunya dilatarbelakangi
oleh kepenatan dan rasa lelah masyarakat setelah bekerja sehingga
fokus hanya mengarah untuk memulihkan pikiran dengan unsur
hiburan.
“Untuk program berita sendiri, sampai saat ini berjalan apa
adanya. Hal ini tentu berkaitan dengan pendanaan, sumber daya
manusia, dan pendengarnya. Program berita di RKB sendiri
sebenarnya kurang mendapat perhatian lebih dari pendengar.
Dari survei atensi, warga lebih menyukai program hiburan
meskipun juga ada sebagian yang mendengarkan berita.12
Pernyataan di atas, didukung pula oleh pendengar RKB FM
melalui wawancara via WhatsApp, yang mengatakan,
“Secara pribadi, saya seorang pekerja yang hanya memiliki
waktu di rumah saat hari libur. Pada hari libur, biasanya
berkumpul dengan keluarga dan mengisi waktu dengan berbagai
hal, salah satunya mendengarkan radio. Pekerjaan yang padat,
banyak menimbulkan tekanan. Jujur saja, saya memfilter tekanan
itu dengan mendengarkan musik di radio. Saya menyukai RKB FM
karena saya sendiri menyukai musik dangdut dan melayu serta
program yang dihadirkan bersifat ringan dan dapat menghibur.”13
Di sisi lain, keadaan seperti ini membuat wartawan hilang kendali
atas ideologi pancasila yang diterapkan oleh RKB FM. Wartawan RKB
FM memandang situasi ini pada dasarnya tidak sesuai dengan harapan,
12
Hasil Wawacara dengan H. Nursad, Penasihat di Radio Karya Bersama pada 12 Oktober
2018 13
Hasil Wawacara dengan Sugiarto, S. E, warga sekitar Radio Karya Bersama pada 28
Desember 2018
62
namun para wartawan juga tidak bisa berbuat banyak dan seolah harus
menerima keadaan pasar yang lebih menuntut pada segmentasi hiburan.
Kinerja wartawan RKB FM menurun dalam mencari dan
mengumpulkan berita berkualitas. Wartawan tanpa sadar mulai
merubah cara berfikir dan menganggap tugas serta kewajibannya
hanyalah sekedar pemenuhan tanggung jawab sebagai seorang
wartawan tanpa memperhatikan nilai-nilai dasar kelayakan berita, salah
satunya seperti pemenuhan unsur 5W+1H yang minimal harus ada
dalam suatu pemberitaan.
“Tidak ada, selama ini cari informasi dan berita bebas saja dan
enggak ada aturan.”14
Menurut Mahi M. Hikmat, pemenuhan indikator berita
berdasarkan fakta, para ilmuan sepakat bahwa berita harus memenuhi
jawaban dari 5W+1H. Maka hal ini dianggap fakta dasar berita sudah
terpenuhi.15
Jika salah satu unsur berita tidak ada, maka berita tidak
akan sempurna dan berakibat informasi yang disampaikan kepada
masyarakat menjadi tidak jelas.
Berita dan informasi berubah menjadi sesuatu yang tidak
memiliki dampak terhadap perkembangan RKB FM. Fungsi sebagai
sarana informasi tertutup oleh banyaknya program hiburan yang lebih
menguntungkan pihak RKB FM maupun masyarakat. Pada akhirnya,
tuntutan dana menjadi fokus utama RKB FM yang tidak bisa
terhindarkan dalam mempertahankan radio ini.
14
Hasil Wawacara dengan Edah Jubaedah, warga sekitar sekaligus Citizen Journalism pada
19 September 2018 15
Mahi M. Hikmat, Jurnalistik: Literary Journalism, (Jakarta: Kencana, 2018), h. 150
63
Dalam pemenuhan fungsi untuk kepentingan rakyat yang tertera
dalam visi dan misi RKB FM, hal ini dinilai tidak seimbang hanya
dengan pemenuhan satu fungsi dari ketiga fungsi yang ada. Keadaan ini
berkaitan dengan cara berpikir pemilik RKB FM yang berubah dan
mengarahkan seluruh sistem pada situasi dan kondisi untuk bertahan
dan bersaing di industri media lokal yang ada di wilayah Tangerang
Selatan.
“Dilihat dari pasarnya juga, berita cuma didengar sama
orang-orang yang paham dan suka, sedangkan RKB banyak yang
dengar dari orang-orang awam yang kurang antusias, jadi RKB
ikut arus yang ada. Makanya, berita enggak terlalu berpengaruh
dan sekedar jadi selingan saja.”16
c. Praktik Nilai Moral dan Tata Susila
Moral dan tata susila dalam praktik pemberitaan RKB FM tidak
lepas dari pandangan terhadap nilai moral dan tata susila yang
merupakan landasan radio ini untuk menyebarkan informasi. Bagi RKB
FM, moral dan tata susila merupakan jantung dari diri tiap individu
yang mencerminkan setiap sikap dan perilaku dalam menghadapi
berbagai situasi dan kondisi.
Berita dan informasi yang disebarkan oleh wartawan RKB FM,
telah memenuhi nilai moral dan tata susila serta aturan-aturan yang
telah ditetapkan oleh RKB FM dalam standar mencari berita. Wartawan
RKB FM berupaya tidak menyinggung dan tidak merugikan pihak
manapun, sehingga pemberitaan yang disiarkan tidak menimbulkan
perpecahan di kalangan masyarakat atau golongan tertentu.
16
Hasil Wawacara dengan Sarkih, Wakil Ketua di Radio Karya Bersama pada 12 September
2018
64
“Informasi dan berita itu penting karena tujuannnya kan
untuk warga yang tadinya tidak tahu ada apa di sekitarnya
menjadi tahu apa yang sedang terjadi. Kalau sudah tahu informasi
dan berita, warga akan punya sikap peka dan haus informasi
apalagi untuk zaman sekarang. Itu sebabnya, wartawan RKB FM
dibekali sikap dan nilai yang ada dalam moral dan susila di
masyarakat sehingga wartawan memiliki pedoman dalam menulis
setiap pemberitaan agar masyarakat tidak menerima kesalahan
informasi.”17
Pedoman moral dan tata susila tersebut berupa ketetapan pemilik
kepada wartawan RKB FM dengan memperhatikan dan melarang
secara tegas terkait konten pemberitaan yang mengandung kontroversi
seperti perbedaan keyakinan, suku, perselingkuhan, perceraian dan
korban asusila.
“Tiap pendengar memiliki pendapat yang berbeda-beda, bagi
saya, berita RKB FM sudah memenuhi nilai keagamaan serta
moral dan tata susila. Nilai keagamaan disiarkan dalam berita
yang diselipkan siraman rohani seperti membahas maraknya
bencana alam yang dikaitkan dengan ayat Al-qur’an dan hadits
oleh penyiar yang memiliki ilmu keagamaan seperti ustad
setempat, sedangkan nilai moral dan tata susila disampaikan
dengan mematuhi aturan adat istiadat setempat dengan maksud
mencegah terjadinya perpecahan antar pihak manapun yang
terkait dalam pemberitaan.”18
d. Praktik Pencerminan Kepribadian Bangsa
RKB FM merupakan radio yang berdiri atas inisiatif orang-orang
yang memiliki hobi dalam berbicara. Pemikiran ini tentu tidak dapat
dijadikan alasan kuat dalam membentuk jati diri RKB FM yang
berbeda dari radio lokal lainnya.
17
Hasil Wawacara dengan H. Nursad, Penasihat di Radio Karya Bersama pada 12 Oktober
2018 18
Hasil Wawacara dengan Sugiarto, S. E, warga sekitar Radio Karya Bersama pada 28
Desember 2018
65
Dalam membentuk karakter dari RKB FM, diperlukan kerja sama
antar pihak radio dan masyarakat. Interaksi sosial disini adalah
memperkuat ikatan dengan masyarakat untuk mendukung setiap
kebijakan yang diterapkan RKB FM. Hal ini dapat terwujud apabila
memadukan saran dari tiap pengurus atau masyarakat.
RKB FM merupakan radio yang sudah lama berdiri di tengah
masyarakat. Namun, sebagai alat yang berfungsi melawan krisis
keterbelakangan informasi, RKB FM dirasa belum mampu
menempatkan diri sesuai dengan keberadaannya sampai saat ini.
Program RKB FM terkait penyiaran berita yang harusnya
disiarkan secara up to date tertunda karena program yang khusus
menyiarkan berita di tempatkan pada hari libur. Jadi, jika terdapat
peristiwa yang terjadi di hari Senin dan harus segera disebarluaskan,
RKB FM tidak akan menyiarkannya, akan tetapi ditunda untuk
disiarkan pada program berita di hari libur tersebut, sehingga
masyarakat mengalami keterlambatan penerimaan informasi.
“Sebagai pendengar, saya lebih banyak mendengarkan
segmen hiburan, bukan berarti saya tidak mendengarkan berita.
Berita di RKB FM sendiri bisa dibilang seadanya saja, dalam
artian meski cara penyampaian kepada masyarakat sudah benar,
namun konten berita yang disajikan terkadang peristiwa yang
telah terjadi kemarin atau dua hari lalu. Selain itu, berita yang
dihadirkan, bisa dikategorikan wajar-wajar saja dan apa adanya,
sehingga terkesan biasa.”19
Situasi tersebut tentu tidak efektif dan efisien. Perkembangan
RKB FM dalam segi pemberitaan baik pada wartawan maupun
19
Hasil Wawacara dengan Sugiarto, S. E, warga sekitar Radio Karya Bersama pada 28
Desember 2018
66
pengelolaan hingga menjadi berita yang berkualitas dan layak untuk
diperdengarkan, tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
Pemilik RKB FM mempraktikkan ideologi pancasila sebagai
suatu sistem fleksibel yang berarti nilai-nilai pancasila dengan
kebijakan yang dikeluarkan untuk pemberitaan tidak memiliki
pengaruh antar satu sama lain sehingga bisa berubah-ubah sesuai
dengan tuntutan dan situasi yang dihadapi. Berita bukanlah prioritas,
disisi lain pemenuhan visi misi RKB FM sebagai sarana informasi tidak
berjalan dengan semestinya.
RKB FM bukan sebagai media informasi melainkan menjadi
media hiburan yang menempati posisi atas. Hal ini tentu menimbulkan
kesan bahwa adanya media lokal di tengah masyarakat, tidak selalu
berjalan dengan baik dalam membantu kehidupan masyarakat
menghadapi era globalisasi dan teknologi.
2. Kode Etik Jurnalistik
Pada praktik penyiaran media yang memiliki segmentasi berita tentu
berpegang pada aturan yang menjadi pedoman bagi wartawan dalam
mencari dan menulis suatu berita. Dalam pelaksanaannya, harus ditaati dan
dipatuhi wartawan. Pedoman tersebut adalah kode etik jurnalistik.
Dalam penerapan proses pemberitaan, RKB FM hanya melaksanakan
beberapa poin dari ketentuan yang tertulis di dalam kode etik jurnalistik.
Adapun penjelasan terkait kode etik jurnalistik yang dilaksanakan oleh
RKB FM dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:
67
Tabel 4.2 Kode Etik Jurnalistik
No Kode Etik Jurnalistik Penerapan Pelanggaran
1. Wartawan Indonesia menghormati hak
masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar
√
2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara
yang etis untuk memperoleh dan
menyiarkan informasi serta memberikan
identitas kepada narasumber
√
3. Wartawan Indonesia menghormati asas
praduga tak bersalah, tidak
mencampurkan fakta dan opini,
berimbang, dan selalu meneliti kebenaran
informasi serta tidak melakukan plagiat
√
4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan
informasi yang bersifat dusta, fitnah,
sadis, cabul, serta tidak menyebutkan
identitas korban kejahatan susila
√
5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap
dan tidak menyalahgunakan profesi
√
6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak,
menghargai ketentuan embargo, informasi
latar belakang, dan off the record sesuai
kesepakatan
√
7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan
meralat kekeliruan dalam pemberitaan
dan melayani hak jawab
√
68
Dari tabel di atas menggambarkan bahwa wartawan RKB FM tidak
melaksanakan kode etik jurnalistik pada poin dua dan tiga. Adapun
mengenai pelanggaran kode etik jurnalistik tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pada poin dua, wartawan RKB FM menempuh tata cara yang etis
untuk memperoleh informasi, namun dalam pengelolaan dan
penyampaian informasi belum memenuhi standar pemberitaan.
Wartawan RKB FM memperoleh hampir sebagian besar berita
dari teman dekat, teman radio lain atau media sosial, sehingga
wartawan RKB FM terbilang jarang untuk turun langsung ke lapangan.
Dalam perolehan suatu berita, memang tidak disalahkan
memperoleh informasi dari manapun. Namun, proses pengelolaan
setelah memperoleh dan menyiarkan berita, RKB FM belum memenuhi
standar pemberitaan.
Pada proses pengelolaan tersebut, wartawan RKB FM menulis
hanya berdasarkan untuk memenuhi tugas dan kewajiban sebagai
seorang wartawan. Masalah ini dipicu oleh berbagai faktor yang
melatarbelakangi seperti sikap egois wartawan RKB FM cenderung
lebih mengutamakan kepentingan pribadi menjadi alasan terkuat yang
mendorong hasil berita RKB FM tidak sepenuhnya maksimal untuk
masyarakat.
“Kalau dari wartawan karena sibuk dengan urusan lain jadi cari
beritanya paling maksimal satu tetap harus ada.”20
20
Hasil Wawacara dengan Sarkih, Wakil Ketua di Radio Karya Bersama pada 12 September
2018
69
Masyarakat yang tidak peduli terhadap konten berita yang
disiarkan, turut menjadi faktor lainnya yang menyebabkan wartawan
RKB FM menurunkan kinerja diri untuk kepentingan masyarakat. Oleh
karena itu, berita hanya sekedar ada untuk mengisi program berita di
RKB FM.
Di samping itu, pola pikir ini tanpa sadar juga telah didukung
oleh pemilik media yang lebih mementingkan unsur hiburan karena
disukai oleh para pendengar RKB FM.
Sedangkan dalam menyiarkan program berita di RKB FM,
penyiar menyampaikan pemberitaan yang dihasilkan oleh wartawan.
Penyampaian berita tersebut, terkadang mengalami kritik dari para
pendengar, seperti kurang jelasnya penyampaian berita yang disiarkan,
sehingga masyarakat meminta penjelasan lebih lanjut terkait
pemberitaan. Kejadian ini tidak hanya sekali tetapi beberapa kali dalam
penyiaran RKB FM.
Permasalahan ini disebabkan karena minimnya sumber daya
manusia dan dana yang dimiliki oleh RKB FM, sehingga setiap
masukan berupa kritik atau saran dari masyarakat hanya dapat
ditampung dan baru beberapa masukan yang dapat direalisasikan.
“Pernah waktu itu, saya mendengarkan berita mengenai
pencurian hp anak sekolah, karena saya punya anak yang
sekolah jauh dan membutuhkan handphone untuk memesan
kendaraan online, jadi saya cukup khawatir. Tapi, berita yang
disiarkan RKB FM hanya memberitakan dari sudut pandang
korban saja, tidak ada penjelasan lain seperti tanggapan pihak
kepolisian. Saya meminta kejelasan berita tersebut, namun tidak
ada tanggapan berkelanjutan dari sana.” 21
21
Hasil Wawacara dengan Sugiarto, S. E, warga sekitar Radio Karya Bersama pada 28
Desember 2018
70
2. Poin tiga, wartawan menjalankan kode etik jurnalistik untuk
menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan
fakta dan opini, serta tidak melakukan plagiat. Namun, mengenai
pemberitaan yang berimbang dan selalu meneliti kebenaran
informasi, setelah ditinjau kembali RKB FM tidak memenuhi kode
etik tersebut.
Wartawan RKB FM dalam mengelola berita yang ditulis, tidak
berupaya memverifikasi kembali berita yang diperoleh terutama berita
yang berasal dari media sosial atau teman dekat. Hal ini disebabkan
oleh sikap wartawan RKB FM yang menginginkan sistem kerja selesai
cepat dan tidak memahami dengan baik mengenai kode etik jurnalistik
serta bagaimana menerapkan penulisan berita dengan rumus 5W+1H.
Di sisi lain, wartawan RKB FM saat ini adalah wartawan yang
tidak memiliki latar belakang pendidikan jurnalistik. Kebanyakan
wartawan berlatar belakang ilmu keagamaan atau tamatan SMK.
Faktor ini dipicu oleh keadaan radio yang berbasis komunitas
tanpa ada penunjang dana dari pihak manapun, sehingga pihak RKB
FM hanya mampu mempekerjakan orang-orang yang memang
mencintai radio ini.
“Semua kembali lagi ke dana. Meskipun ada sumbangan
pengurus, warga atau donatur tidak bisa menutup biaya itu
semua. Selain itu, cari orang yang mau kerja tanpa mikir harus
dibayar dulu susah. Prioritas lebih ke berjalannya radio seperti
listrik atau peralatan.”22
22
Hasil Wawacara dengan Sarkih, Wakil Ketua di Radio Karya Bersama pada 12 September
2018
71
Wartawan RKB FM pada dasarnya hanya dibekali dengan
pengetahuan dasar oleh pemilik organisasi seperti berita harus jelas,
singkat dan benar. Wartawan tidak dikirim untuk mengikuti pendidikan
atau pelatihan jurnalistik karena wartawan diberikan pengertian bahwa
yang telah diberikan oleh pemilik RKB FM mengenai nilai dasar yang
harus ada dalam berita, sudah lebih dari cukup untuk diterapkan.
Keseluruhan permasalahan ini saling berkaitan dengan faktor
terbesar yaitu dana yang sangat kurang sehingga tidak memungkinkan
mengirim wartawan keluar atau mengundang orang yang paham ilmu
jurnalistik. Maka dari itu, berita yang dihasilkan oleh wartawan RKB
FM masih diragukan dalam penilaian berita yang seimbang untuk
disiarkan kepada masyarakat atau pendengar.
Dari penjelasan di atas, terdapat perbedaan antara idealisme RKB
FM dalam upaya menerapkan ideologi pancasila sebagai landasan
dalam pemenuhan visi misi keradioan dengan praktik jurnalistik yang
terjadi setiap hari. Perbedaan ini secara garis besar dilatarbelakangi
oleh perubahan zaman, terpaan teknologi dan tekanan masyarakat yang
menyebabkan RKB FM berubah menjadi radio komunitas industrialis.
Masyarakat yang menjadi tujuan RKB FM dalam menyiarkan
berbagai program sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi,
pendidikan dan hiburan, hanya tertarik pada aspek hiburan saja.
Keadaan inilah yang tanpa disadari memicu perubahan pola pikir
pemilik dan pengurus RKB FM untuk tetap bertahan di tengah
masyarakat.
72
Posisi radio sebagai sarana hiburan yang lebih tinggi dalam
praktiknya mampu menggulingkan informasi dan pendidikan hingga
sistem-sistem yang mewadahinya termasuk wartawan, produksi
pemberitaan dan divisi yang mengurus konten pendidikan. Visi Misi
RKB FM yang disetujui berperan sebagai media informasi dan
pendidikan berubah menjadi media pemenuhan kepentingan individu.
C. Prinsip Perubahan dan Pembaruan
Dalam penelitian etnometodologi, berlaku prinsip perubahan dan
pembaruan. Adanya perbedaan penerapan antara ideologi pancasila yang dengan
praktik jurnalistik keseharian RKB FM merupakan suatu hal yang harus
diperbaiki untuk manajemen penyiaran radio ke arah lebih baik. Adapun prinsip
mengenai perubahan dan pembaruan RKB FM dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Merubah pola pikir yang dimulai dari pemilik media. Pemilik harus
menetapkan bahwa sarana informasi dan pendidikan tetap menjadi fokus
utama bagi masyarakat dalam melawan krisis ketertinggalan pengetahuan
dan tidak membeda-bedakan latar belakang pendidikan masyarakat meski
rata-rata pendengar RKB FM merupakan orang awam. Perubahan pola pikir
pemilik sebagai penguasa akan berdampak besar untuk keseluruhan
jalannya sistem keradioan dan ideologi pancasila sebagai landasan RKB FM
dalam pemenuhan visi misi sebagai media informasi dan pendidikan.
2. Pembaruan pada manajemen produksi pemberitaan RKB FM yang awalnya
tidak memiliki divisi yang membawahi para wartawan. Untuk
melaksanakan hal tersebut, RKB FM perlu melakukan kerja sama dengan
73
pemerintah terkait kepentingan komunitas yang belum tercapai. RKB FM
harus memiliki kemampuan dalam memilih orang-orang yang memiliki
latar belakang jurnalistik atau paham dengan ilmu jurnalistik. Hal tersebut
dapat dilakukan melalui hubungan RKB FM dengan radio lain atau
membuat pertemuan dengan orang-orang yang berada pada bidang tersebut.
Dengan begitu, RKB FM dapat memulai strategi untuk menjalankan dan
mengelola divisi pemberitaan meski dalam ruang lingkup yang kecil.
3. RKB FM memiliki kekhawatiran terhadap permasalahan dana yang sangat
minim dalam menjalankan radio. Hal itu dapat diatasi dengan kerja sama
dari dalam organisasi dan pemerintah. Adanya RKB FM sejauh ini sudah
mampu beradaptasi di tengah masyarakat yang sebagian sangat suka radio.
Oleh karena itu, kesempatan ini dijadikan RKB FM sebagai cara untuk
memperluas jangkauan dengan memenuhi kebutuhan pendengar. Jika
pendengar puas dengan kinerja RKB FM, maka pendengar tidak akan ragu
untuk membantu setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
RKB FM baik itu berupa tenaga maupun dana.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai Studi Etnometodologi Komunitas
Radio Karya Bersama antara Idealisme dan Praktik Jurnalistik dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara idealisme RKB FM dengan praktik
jurnalistik yang terjadi. Contoh perbedaan antara idealisme dan praktik
jurnalistik dapat dilihat pada penyajian berita yang hanya memenuhi beberapa
nilai-nilai dalam ideologi pancasila dan kode etik jurnalistik. Perbedaan ini
secara garis besar dilatarbelakangi oleh perubahan zaman, terpaan teknologi dan
tekanan masyarakat yang menyebabkan RKB FM berubah menjadi radio
komunitas industrialis.
Masyarakat yang menjadi tujuan RKB FM dalam menyiarkan berbagai
program sehingga dapat memenuhi kebutuhan terutama dalam informasi,
pendidikan dan hiburan, hanya tertarik pada pemenuhan aspek hiburan saja.
Keadaan inilah yang tanpa disadari mempengaruhi perubahan pola pikir pemilik
dan pengurus RKB FM untuk tetap bertahan di tengah masyarakat.
Posisi radio sebagai sarana hiburan yang lebih tinggi mampu
menggulingkan informasi dan pendidikan hingga sistem-sistem yang
mewadahinya termasuk wartawan, produksi pemberitaan dan divisi yang
mengurus konten pendidikan. Visi Misi RKB FM yang disetujui berperan
sebagai media informasi dan pendidikan berubah menjadi media pemenuhan
kepentingan individu.
75
B. Saran
1. Merubah sudut pandang bahwa berita dan informasi hanya sekedar selingan
dari hiburan. Sebagai radio yang berfungsi menjadi sarana informasi dan
hiburan, baiknya penyampaian kedua fungsi tersebut kepada pendengar
seimbang. Meski pendengar RKB FM lebih banyak orang yang kurang
berpendidikan, hal tersebut bisa disiasati dengan penyampaian berita yang
mudah dipahami dan semenarik mungkin, sehingga tanpa disadari
masyarakat awam juga akan merubah pola pikir bahwa pemenuhan
informasi dan berita sangatlah penting.
2. Wartawan RKB FM yang tidak memiliki latar belakang jurnalistik dan tidak
paham bagaimana tata cara penulisan berita bisa diatasi dengan melakukan
pendidikan dan pelatihan dengan orang yang paham ilmu jurnalistik, seperti
mengundang wartawan lokal media setempat, bukan pendidikan dan
pelatihan yang dibuat oleh RKB FM sendiri. RKB FM setidaknya
memposisikan diri sebagai fasilitator agar pendidikan dan pelatihan
wartawan tersebut dapat tercapai.
3. Memperbaiki sistem ideologi pancasila yang sebenarnya, terutama
menyangkut pemberitaan di RKB FM. Berita yang disajikan tidak bisa
disebarluaskan secara bebas, berita harus melalui tahapan dan proses terlebih
dulu sehingga kredibilitasnya terwujud dan dapat dipercaya oleh pendengar.
4. Memperbaiki struktur organisasi RKB FM dengan menambahkan divisi
pemberitaan. Adanya divisi tersebut mampu mengontrol pemberitaan
sebelum disebarluaskan kepada pendengar. Tentunya RKB FM harus
melakukan penyeleksian dan memilih orang-orang yang mampu mengisi
76
divisi pemberitaan tersebut. Terkait anggaran biaya yang terbatas, RKB FM
bisa melakukan rapat bersama dan mengagendakan hal ini dengan
pembuatan proposal bantuan kepada para donatur dan bekerja sama dengan
dukungan pemerintah.
77
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar. Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
2011.
Astuti, Santi Indra. Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media. 2013.
Baran, Stanley J., Dennis K. Davis. Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan
dan Masa Depan. Jakarta: Salemba Humanika. 2010.
Djamal, Hidajanto, Andi Fachruddin. Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi
dan Regulasi. Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. 2011.
Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.
2001.
Fraser, C., S. R. Estrada, Buku Panduan Radio Komunitas. Jakarta: UNESCO. 2001.
Hikmat, Mahi M. Jurnalistik: Literary Journalism. Jakarta: Kencana. 2018.
Husain, M. Najib, dkk. Literasi Media: Aplikasi dan Konsep. Salatiga: Aspikom,
Universitas Kristen Satya Wacana, dan United Board for Christian Higher
Education in Asia. 2013.
Ibrahim, Idi Subandy. Budaya Populer Sebagai Komunikasi: Dinamika Popscape
dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra Anggota
IKAPI. 2007.
K., Septiawan Santana. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
2005.
Masduki. Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar.
Yogyakarta: LkiS. 2001.
Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi.
Jakarta: Kencana. 2008.
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Press. 2013.
Pambayun, Ellys Lestari. One Step Qualitative Research Methodology in
Communication Konsep, Panduan dan Aplikasi. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia.
2013.
78
Panuju, Redi. Sistem Penyiaran Indonesia: Sebuah Kajian Strukturalisme
Fungsional. Jakarta: Kencana. 2015.
Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara. 2007.
Prastowo, Andi. Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
2011.
Rachmiatie, Atie. Radio Komunitas Eskalasi Demokratisasi Komunikasi. Bandung:
Simbiosa rekatama Media. 2007.
Romli, Asep Syaiful. Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar. Reporter
dan Script Writer. Bandung: Nuansa. 2010.
Siebert, Fred S., Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm. Empat Teori Pers.
Jakarta: PT. Intermasa. 1986.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004.
Sudibyo, Agus. Ekonomi Politik Media Penyiaran. Yogyakarta: LkiS. 2004.
Sukidin, Basrowi. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan
Cendikia. 2002.
Suprapto, Tommy. Berkarier di Bidang Broadcasting. Yogyakarta: Media Pressindo.
2006.
Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik, Bogor: Ghalia
Indonesia. 2011.
Tamburaka, Apriadi. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Rajawali Press. 2012.
Wahyudi, J. B. Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Jakarta: PT Pustaka
Utama Grafiti. 1996.
Wardhani, Diah. Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008.
Yunus, Syarifudin. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.
79
Internet:
http://khalifahcenter.com/q3.103 diakses pada 15 Agustus 2018
https://litequran.net/an-nisa diakses pada 6 Januari 2019
https://litequran.net/al-hujurat diakses pada 6 Januari 2019
https://wakidyusuf.wordpress.com/2018/04/07/kumpulan-hadits-37-persaudaraan/
diakses pada 6 Januari 2019
https://www.suara.com/yoursay/2018/01/01/172632/ada-apa-dengan-pendidikan
diakses pada 13 Agustus 2018
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, “Ideologi”, pengertian diakses pada
5 April 2018 dari http://kbbi.web.id/ideologi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, “Komunitas”, pengertian diakses
pada 25 April 2018 dari http://kbbi.web.id/komunitas
Jurnal:
http://ejurnal.stainparepare.ac.id/index.php/komunida/article/download/61/22/
diakses pada 6 Januari 2019
Ibu Edah Jubaedah sebagai warga sekitar sekaligus citizen journalism
Bapak Sugiarto S. E sebagai warga sekitar
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN PENASIHAT
RADIO KARYA BERSAMA 93.0 FM
(12 OKTOBER 2018 PUKUL 13.00 S/D 13.45 WIB)
NARASUMBER: BP. H. NURSAD
Dalam struktur RKB FM, bapak berperan sebagai penasihat. Apa yang dilakukan
oleh penasihat?
Penasihat memiliki peran untuk membantu pengurus mencari solusi, memberi saran,
dan menengahi kalau ada perbedaan pada anggota. Biasanya terjadi pada saat
musyawarah bersama terkait masalah yang ada di radio atau pembuatan program
baru dan kegiatan-kegiatan sosial di luar radio.
Menurut bapak bagaimana sejauh ini perkembangan RKB FM?
Untuk saat ini menurut bapak, sudah lebih baik meskipun masih terdapat banyak
kekurangan. RKB FM sedang melakukan perbaikan walau perlahan semoga selesai
sesuai dengan waktu yang direncanakan.
RKB FM itu radio apa?
RKB FM adalah radio yang mengedepankan agama (ukhwah islamiyyah) dan
pendidikan bagi warga sekitar. Tetapi dalam fungsinya, RKB FM adalah media radio
sebagai sarana informasi dan pendidikan di samping hiburan. Fokus utamanya
membangun radio ini memang untuk warga, jadi sebisa mungkin segala sesuatunya
berhubungan buat warga lagi. Kalau sudah terpenuhi yang diinginkan warga, pasti
akan menghasilkan dampak positif entah itu buat warga atau buat RKB.
Berkaitan dengan fungsinya sebagai sarana informasi, RKB FM mewujudkan
melalui satu program berita. Bagaimana penyiaran berita di RKB FM?
Untuk berita, programnya “Selamat Pagi Tangerang Selatan” dan konten siaran
sudah mencoba semaksimal mungkin. Tapi karena ada batasan biaya harus gimana?
Sedangkan banyak faktor-faktor lain yang harus dipenuhi untuk menunjang berita
menjadi lebih baik. Jadi sementara ini, untuk program berita sendiri, berjalan apa
adanya. Hal ini tentu berkaitan dengan pendanaan, sumber daya manusia, dan
pendengarnya. Program berita di RKB sendiri sebenarnya kurang mendapat
perhatian lebih dari pendengar. Dari survei atensi, warga lebih menyukai program
hiburan meskipun juga ada sebagian yang mendengarkan berita.
Bagi bapak, seberapa pentingkah informasi dan berita bagi warga komunitas?
Informasi dan berita itu penting karena tujuannnya kan untuk warga yang tadinya
tidak tahu ada apa di sekitarnya menjadi tahu apa yang sedang terjadi. Kalau sudah
tahu informasi dan berita, warga akan punya sikap peka dan haus informasi apalagi
untuk zaman sekarang. Itu sebabnya, wartawan RKB FM dibekali sikap dan nilai
yang ada dalam moral dan susila di masyarakat sehingga wartawan memiliki
pedoman dalam menulis setiap pemberitaan agar masyarakat tidak menerima
kesalahan informasi. Dengan penerapan nilai moral dan tata susila sebagai landasan
berita, diharapkan RKB FM meski dalam skala kecil mampu mewujudkan kinerja
wartawan yang memiliki bobot dan kualitas melalui tulisan dari berbagai konten
berita ataupun informasi yang setara seperti radio swasta yang memang menyiarkan
konten berita.
Adakah kebijakan yang diterapkan dalam pemberitaan RKB FM?
Setahu bapak, kebijakan tidak terlalu mengikat, informasi dan berita bisa
disampaikan dengan pertanggung jawaban tiap wartawan. Hal yang terpenting dan
perlu diingat adalah apapun berita dan informasi yang disampaikan kepada
pendengar jangan menggunakan bahasa yang kotor dan menyinggung perasaan
orang lain. Sebenarnya disamping semua itu, yang paling mendominasi adalah sikap
dari wartawan itu sendiri. Jika wartawan tidak memiliki sikap percaya pada
keputusan yang diambil saat mengelola berita yang ditulis, maka berita yang
dihasilkan akan ambigu dan tidak dapat dipertanggung jawabkan kepada pendengar.
Oleh karena itu, wartawan dirasa harus berbekal dengan pribadi yang dilandasi nilai-
nilai pancasila agar tidak mudah goyah terhadap keadaan yang mengharuskan diri
mengambil keputusan saat di lapangan.
Bagaimana respon para pendengar terhadap pemberitaan yang telah disiarkan?
Responnya baik, bagi para pendengar yang mendengarkan selama berlangsungnya
siaran berita tersebut. Ada juga yang ikut berpartisipasi memberi informasi dan
berita kepada penyiar melalui panggilan interaktif ataupun pesan teks.
Mengenai struktur RKB FM yang berkaitan dengan sistem pemberitaan, apakah
tidak ada masukan untuk menambah divisi yang khusus menangani masalah
pemberitaan?
Hal ini kembali lagi kepada masalah dana yang dimiliki, baik penasihat maupun
pengurus tidak berani mencari orang yang memang paham soal berita. Sistem saat
ini, diserahkan kepada ketua, wartawan yang memang bertugas untuk memperoleh
berita, dan penyiar yang membawakan program berita.
Menurut bapak, dimanakah letak kekurangan terbesar yang ada di RKB FM?
Tentu pada bagian manajemen, terutama mengelola berita dan sistem siaran serta
program yang berkaitan dengan pendidikan. Hal itu yang masih menjadi fokus
perbincangan di antara para pengurus dalam rapat umum. Selain itu, sumber daya
manusia yang belum bisa bekerja secara maksimal sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab yang diperoleh dalam tiap divisi karena masih banyaknya kekurangan yang
terdapat dalam radio ini.
Apa langkah kedepannya yang akan diambil oleh RKB FM?
Tentunya banyak rencana-rencana RKB FM yang akan dikerjakan dan sekarang
sudah ada dalam bentuk list-list. Saat ini, sedang mengurus izin operasional ke
pemerintah. Kalau sudah selesai, masukan dan saran baik dari pengurus maupun
warga yang telah dicatat sedikit demi sedikit akan dijalankan dan Insya Allah RKB
FM akan memperlebar jaringan, supaya banyak yang tahu dan mengenal radio ini.
H. NURSAD
Penasihat RKB FM
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN WARGA SEKALIGUS
CITIZEN JOURNALISM
(19 SEPTEMBER 2018 PUKUL 06.30 S/D 07.00 WIB)
NARASUMBER: IBU EDAH JUBAEDAH
Sudah berapa lama Ibu tinggal di wilayah Pamulang ini?
Ibu tinggal disini sudah lumayan lama bisa di bilang asli warga sini.
Apakah Ibu mengetahui adanya radio komunitas di wilayah Pamulang bernama
Radio Karya Bersama?
Ibu tahu ada RKB FM waktu itu hanya sekedar tahu aja belum secara mendalam,
baru cari tahu dengan pastinya radio ini apa dan gimana jalanin aktifitasnya sekitar
lima tahun lalu.
Apakah Ibu aktif mendengarkan RKB FM?
Di bilang aktif mendengarkan tidak juga, hanya sekedar saja kalau ada waktu luang.
Ibu bisa di bilang cukup aktif sama kegiatan atau acara sosial yang diadakan RKB,
kalau libur kerja sambung silaturahminya dengan ikut bergabung sama pengurus
RKB dan warga lain.
Apa Ibu tahu program apa saja yang disajikan oleh RKB FM?
Untuk programnya sendiri secara spesifik kurang memahami, tapi kalau dari yang
Ibu dengar saat siaran, seperti radio pada umumnya, ada bincang-bincang biasa
dengan para pendengar lalu pemutaran musik.
Apakah Ibu mengetahui ada program berita “Selamat Pagi Tangerang Selatan”
yang mengudara pada Sabtu dan Minggu pagi?
Tahu, Ibu juga pernah mendengar beberapa kali mengenai siaran berita tersebut.
Menurut Ibu, bagaimana program berita yang disajikan oleh RKB FM?
Ya seperti siaran berita pada umumnya saja, tetapi kadang berita yang disampaikan
tidak banyak untuk mengisi waktu dua jam siaran. Apalagi terkadang berita yang
disampaikan kejadian lalu yang seharusnya disampaikan hari itu juga, tetapi baru
disiarkan pada saat siaran.
Seberapa pentingkah warga membutuhkan informasi atau berita dan warga juga
ikut andil dalam memberi informasi atau berita?
Seharusnya informasi dari radio itu perlu dan penting. Radio kan media yang tidak
modern lagi karena sudah ada sejak lama, apalagi kalau dibandingkan dengan
internet sekarang. Tidak semua orang paham internet untuk cari berita, apalagi orang
yang sudah tua terkadang masih pakai kebiasaan zaman dulu karena dianggap lebih
mudah untuk tahu situasi dan kondisi sekitar atau daerah yang jauh. Makanya, ada
RKB FM ini perlu dijaga dan dilestarikan bersama baik dari orang RKB juga dari
warga.
Menurut Ibu, apakah RKB FM sudah menjalankan fungsinya sebagai radio yang
dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat?
RKB FM kalau dilihat memang hanya sebagai radio hiburan, namun kalau melihat
zaman sekarang hiburan saja tidak cukup, informasi harus bisa jadi penunjang radio.
Jadi RKB FM itu harus menyampaikan suatu berita yang sifatnya cepat dan tepat
sehingga berita yang disampaikan kepada pendengar punya kualitas. Pendengar
butuh berita, RKB FM harus mampu menjadi salah satu media komunikasi yang
dapat bersaing dengan media lain dalam menyajikan berita dan informasi dengan
cepat sehingga radio mampu memikat masyarakat baik dari pendengar sekitar radio
maupun pendengar yang jauh dari radio.
Menurut informasi dari RKB FM, Ibu menjadi salah satu warga yang aktif dalam
memberikan berbagai informasi dan berita. Biasanya informasi dan berita apa
yang ibu berikan ke RKB FM?
Kalau kasih berita biasanya yang berhubungan sama warga sekitar, misal tentang
berita kesehatan yang dicari dari puskesmas, wabah penyakit DBD, perayaan
kampung cantik tiap RT, pesta olahraga sepak bola antar RT, lalu lintas atau
kemacetan, beritanya yang gitu-gitu aja.
Pernahkah ibu memberikan berita terkait kriminalitas atau semacamnya?
Tidak, bukan enggak mau menyampaikan tapi kalau di lingkungan sendiri tentang
kriminalitas masih jarang terjadi. Kriminalitas yang terjadi seperti pencurian sekitar
1%. Tetapi kalau nanti terjadi kriminalitas, enggak menutup kemungkinan untuk
dilaporkan supaya menjadi perhatian warga.
Ibu memperoleh berita tersebut sendiri atau mendapat dari orang lain?
Biasanya sendiri, lagi jalan kalau ada yang menarik dan bisa diinfokan, langsung
kabarin ke RKB FM biar orang banyak yang tahu. Kalau dari orang belum pernah.
Bagaimana cara ibu menyampaikan berita ke RKB FM? Apakah dengan bentuk
tulis atau yang lainnya?
Lebih sering lewat telepon karena ibu sibuk kerja di luar jadi kalau buat nulis
waktunya enggak ada.
Untuk penyampaian berita, adakah persyaratan yang diberikan RKB FM kepada
ibu terkait berita yang layak siar atau tidak?
Tidak ada, selama ini cari informasi dan berita bebas saja dan enggak ada aturan.
Bagaimana seharusnya berita yang baik dan layak untuk disampaikan kepada
masyarakat?
Berita yang baik pastinya berita yang disampaikan secara langsung dan dibutuhkan
masyarakat biar tidak tertinggal informasi. Disisi lain, tetap memperhatikan sumber
yang memberi berita yang dapat dipertanggungjawabkan.
Adakah kritik dan saran untuk segi pemberitaan ataupun keseluruhan RKB FM?
Soal kritik, meskipun saat ini pihak RKB sudah semaksimal mungkin yang namanya
radio komunitas pasti masih banyak kurangnya seperti sering mendengar kalau dari
individunya lebih mementingkan ego, saling iri, emosi, merasa tidak dihargai, dan
yang lebih tidak menyenangkan adalah radio komunitas dijadikan alat untuk individu
tersebut menjadi lebih terkenal. Hal seperti itu harus segera diatasi, salah satunya
dengan pembicaraan terbuka, tidak hanya untuk membahas radio melainkan juga
para anggota sebagai penggerak radio. Dengan keterbukaan tersebut, diharapkan
setiap anggota mampu meredam ego pribadi untuk mewujudkan keinginan bersama.
Untuk berita, masyarakat saat ini hidup di zaman teknologi yang berkembang.
Dibanding radio, gadget lebih utama dalam hal kecepatan menyampaikan berita.
Oleh karena itu, agar radio memiliki peningkatan harus mampu membuat berita
semenarik mungkin dan mudah dipahami maksudnya bagi pendengar. Hal itu
dibarengi pula dengan niat dan tekad yang kuat serta manajemen yang baik, memang
semua butuh proses dan memerlukan kerja sama dari berbagai pihak. Jika tidak
dibarengi hal tersebut, maka dikhawatirkan radio ini tidak berjalan dan berkembang
dengan semestinya atau bisa dibilang hanya diam di tempat. Insya Allah dimana ada
kemauan, baik pemerintah, organisasi lain maupun pendengar mau membantu
mewujudkan radio ke arah yang lebih baik.
EDAH JUBAEDAH
Citizen Journalism
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN WAKIL KETUA
RADIO KARYA BERSAMA 93.0 FM
(12 SEPTEMBER 2018 PUKUL 18.30 S/D 19.00 WIB)
NARASUMBER: BP. SARKIH
Bagaimana awal terbentuknya RKB FM?
Alhamdulillah, adanya RKB FM karena hobi mengisi waktu luang dari enam orang
pendiri yaitu Bapak Marwan (Alm.), Sarkih, H. Jayadi, Nursad, Ambon, dan Saidi.
RKB berubah menjadi media yang sangat membantu bagi warga dalam
mengekspresikan pendapatnya yang bersifat membangun. Ini merupakan kontribusi
nyata yang diperlukan bagi suatu radio untuk terus bertahan di kalangan media meski
dalam lingkup kecil.
Apa yang membuat RKB FM bertahan sampai saat ini selain dalam hal
membantu warga dalam mengekspresikan pendapat?
Radio ini kan lingkupnya kecil, kalau dari orang-orang yang ditunjuk jadi pengurus
hanya numpang nama, tidak menunjukkan motivasi dalam membuat radio
berkembang, lebih baik mundur. Radio harus hidup dan bisa dikenal orang luar,
caranya harus bisa komunikasi sama keadaan luar organisasi yaitu masyarakat atau
rival dari RKB. Kalau sudah bisa memahami jalan pikir keduanya, dari situ RKB
bisa melihat celah dimana letak kurang dan lebihnya radio ini. Selain itu, cara paling
efektif untuk bertahan adalah meningkatkan rasa solidaritas antar pengurus dalam
menjaga RKB FM dan sifat radio yang fleksibel mengikuti arus zaman.
Bagaimana RKB FM menempatkan diri di tengah masyarakat?
RKB ini radio yang berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat, maka diwujudkan
dalam bentuk informasi, pendidikan dan hiburan. Memang bisa dibilang lebih
banyak hiburannya, tapi enggak lupa sama informasi dan pendidikan.
Apa saja program yang ada di RKB FM untuk menarik minat masyarakat? Apa
yang paling banyak didengar?
Selamat Pagi Tangerang Selatan, Goyang Pagi, Gado-gado, Lepas Lelah, Curhat
Santai, Bantu Ronda dan hari libur yang dikhususkan menyiarkan Citizen
Journalism. Kalau untuk program yang paling banyak antusias warga biasanya
program berita dan goyang pagi.
Bagaimana caranya tahu bahwa program mana di RKB FM yang paling banyak
didengar?
Pakai Atensi, sistemnya sama kaya survei, anggota nyebar atensi kepada pendengar
nantinya akan kelihatan program mana yang baik dan program mana yang masih
perlu perbaikan.
Untuk pemberitaan di RKB, bagaimana proses produksi hingga sampai pada
tahap siar?
Pemberitaan di RKB FM ada di program “Selamat Pagi Tangerang Selatan.” Berita
atau informasi dicari oleh wartawan ke berbagai wilayah mulai dari yang paling
dekat sama radio sampai pada tingkat walikota. Biasanya, berita yang paling banyak
didapat masih kategori ringan mulai dari lalu lintas, ramalan cuaca, kebersihan kota,
dan lain-lain, sedangkan untuk berita berat agak jarang didapat. Berita dikumpulkan
selama lima hari sebelum mengudara pada hari Sabtu dan Minggu. Setelah
terkumpul dilaporkan semua ke bapak, lalu bapak susun untuk disiarkan saat lagi on
air besoknya.
Adakah kriteria berita yang layak siar dan diterapkan RKB FM?
Berita RKB FM bisa diliput dari berbagai peristiwa, bebas saja, yang terpenting
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Beritanya juga dapat memenuhi apa yang
dibutuhkan serta bermanfaat bagi warga atau masyarakat.
Berapa banyak wartawan RKB FM dalam mengumpulkan berita perorangnya?
Itu enggak terlalu ditentuin. Kadang satu orang bisa ngelaporin dua sampai tiga
berita, kadang malah cuma lapor satu berita dan ada juga yang tidak dapat sama
sekali berita.
Selain dari wartawan, apakah RKB FM juga mencari berita dari sumber lain?
Kalau sumber berita karena program ini mengudara di hari libur, banyak warga yang
interaktif lewat telepon buat kasih informasi ke penyiar dan pendengar lainnya saat
on air. Selain itu, RKB langganan koran Pos Tangsel dan kadang juga ambil berita
dari internet.
Pernahkah dalam jangka waktu lima hari sebelum siar tidak ada berita apapun?
Pernah. Kalau sudah begitu, gimana pintarnya penyiar mengatur segmen dan harus
cari berita di sela-sela waktu siaran karena program enggak boleh sampe kosong.
Memangnya berapa banyak wartawan yang ada di RKB FM?
Wartawan di RKB masih sangat minim cuma ada empat orang.
Bisakah empat orang itu menjangkau seluruh wilayah yang telah ditentukan RKB
FM?
Pastinya tidak, tapi dengan luasnya tempat untuk mencari berita memudahkan satu
wartawan memperoleh lebih dari satu berita.
Adakah kendala selama proses produksi pemberitaan?
Kalau kendala pasti ada apalagi radio ini basisnya komunitas. Kalau dari wartawan
karena sibuk dengan urusan lain jadi cari beritanya paling maksimal satu tetap harus
ada. Belum lagi masalah proses pengumpulan apalagi kadang penyiar pengganti
yang engga bisa jadi penyiar berita, dan masalah-masalah lainnya.
Kenapa program berita tidak jadi program reguler mengingat fungsi radio ini
menjadi sarana informasi?
Kalau berita jadi program reguler, banyak yang harus dibenahi sedangkan dana
terbatas. Dilihat dari pasarnya juga, berita cuma didengar sama orang-orang yang
paham dan suka, sedangkan RKB banyak yang denger dari orang-orang awam yang
kurang antusias, jadi RKB ikut arus yang ada. Makanya, berita enggak terlalu
berpengaruh dan sekedar jadi selingan saja.
Berarti fungsi RKB FM sebagai sarana informasi masih sangat minim?
Iya bisa dibilang begitu, tetapi RKB tetap usahakan kasih yang terbaik walau sedikit.
Dalam proses produksi berita, adakah bagian khusus yang paham mengenai hal
tersebut seperti pemimpin redaksi atau redaktur?
Tidak ada karena semua kembali lagi ke dana. Meskipun ada sumbangan pengurus,
warga atau donatur tidak bisa menutup biaya itu semua. Selain itu, cari orang yang
mau kerja tanpa mikir harus dibayar dulu susah. Prioritas lebih ke berjalannya radio
seperti listrik atau peralatan.
Apakah kedepannya ada rencana perbaikan struktur agar kedepannya berita RKB
FM lebih baik?
Rencana mengenai itu sudah ada, tapi sepertinya enggak bisa dilakukan dalam waktu
yang dekat ini. Mungkin nanti dibicarakan lagi di forum, saat waktunya pas.
Mengenai wartawan, sebelum masuk RKB FM, ada semacam tes terlebih dulu
tidak?
Pasti, ada tes tulis dan pertanyaan-pertanyaan terkait wartawan. Lebih ke pertanyaan
dasar, sampai sejauh mana orang tersebut tahu mengenai tugas wartawan. Terdapat
juga pelatihan dan evaluasi yang dilakukan langsung oleh ketua atau wakil ketua
tentang kinerja wartawan.
Sebelumnya adakah pemeriksaan latar belakang seperti pendidikan dan
pengalaman bagi wartawan yang bekerja di RKB FM?
Ada tapi tidak terlalu rinci, selama tes dan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
sesuai dengan yang diharapkan, tidak ada masalah.
Berarti tidak ada wartawan RKB FM yang memang memiliki latar belakang
bidang wartawan atau jurnalistik?
Ya, mau bagaimana lagi, semua balik lagi karena dana dan susahnya mencari orang
yang mau bekerja tanpa dibayar dulu. Makanya, RKB FM adakan terus pelatihan dan
evaluasi setiap bulan untuk meningkatkan kemampuan wartawan itu sendiri.
Kalau begitu, sebelumnya juga tidak ada pembahasan mengenai nilai-nilai
kelayakan berita dan kode etik jurnalistik bagi wartawan RKB FM?
Awalnya mereka hanya tahu berita itu harus fakta, tetapi selama ada pelatihan dan
evaluasi, RKB berupaya terus-menerus memperbaiki. Kalau kode etik, kurang tahu
pastinya seperti apa, yang terpenting selalu ada fakta dan tidak menyinggung orang
lain.
Pelatihan dan evaluasi itu dilakukan oleh siapa?
Sama ketua atau bapak sendiri.
Kapan pelatihan dan evaluasi itu dilaksanakan?
Ya kalau itu, lagi ada waktu luang aja. Kesibukan kita kan bukan cuma radio, ada
yang kerja juga. Jadi, bikin janji dulu kapan ada waktu luang buat bahas hal ini.
Kenapa wartawan RKB FM tidak diikut sertakan pendidikan dan evaluasi di luar
radio seperti adanya diskusi atau seminar mengenai berita yang diadakan oleh
wartawan media lain? atau mengapa RKB FM tidak mengundang orang yang
paham berita seperti wartawan media lokal untuk berbagi pengalaman?
Secara pribadi, RKB jarang dapat informasi kaya gitu, kalau dapat belum tentu ada
yang bisa hadir karena ada urusan lain. Soal undang orang yang paham berita,
kembali lagi ke dana dan ngurus prosesnya panjang, dari RKB belum ada yang bisa
handle.
Berarti manajemen RKB FM sejauh ini masih pada tahapan perlu perbaikan
secara keseluruhan tidak hanya pada berita tapi juga divisi-divisi lain?
Bisa dibilang seperti itu, bapak dan pengurus juga banyak inginnya biar radio ini
tambah baik, tapi situasi dan kondisi yang tidak mendukung. Jadi kami hanya bisa
memperbaiki secara bertahap.
SARKIH
Wakil Ketua RKB FM
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN WARGA SEKITAR
RADIO KARYA BERSAMA 93.0 FM
(28 DESEMBER 2018 PUKUL 20.30 S/D 21.30 WIB)
NARASUMBER: BP. SUGIARTO S.E
Sudah berapa lama bapak menjadi pendengar RKB FM?
Saya menjadi pendengar RKB FM kurang lebih delapan tahun
Apa saja program yang sering didengar di RKB FM?
Program siaran yang didengar saya secara pribadi kebanyakan berisi lagu atau
hiburan, namun sama seperti radio pada umumnya terdapat selipan informasi dan
obrolan penyiar dengan pendengar.
Dalam sehari, berapa lama biasanya bapak mendengarkan siaran RKB FM?
Dalam sehari mendengarkan RKB FM kurang lebih tiga jam, tetapi lebih pada situasi
dan kondisi, jika sedang santai dengarkan radio dan terkadang sebelum berangkat
kerja, saya memantau karena terdapat informasi tentang lalu lintas.
Apa hal yang membuat bapak mendengarkan RKB FM ?
Secara pribadi, saya seorang pekerja yang hanya memiliki waktu di rumah saat hari
libur. Pada hari libur, biasanya berkumpul dengan keluarga dan mengisi waktu
dengan berbagai hal, salah satunya mendengarkan radio. Pekerjaan yang padat,
banyak menimbulkan tekanan. Jujur saja, saya memfilter tekanan itu dengan
mendengarkan musik di radio. Saya menyukai RKB FM karena saya sendiri
menyukai musik dangdut dan melayu serta program yang dihadirkan bersifat ringan
dan dapat menghibur. Selain itu, RKB merupakan radio yang paling dekat dan perlu
dilestarikan oleh warga sekitar dalam melihat perkembangan kedepannya, terdapat
juga konten informasi dan keagamaan, terakhir berbagai kegiatan sosial yang
membuat banyak warga ikut andil didalamnya.
Apakah hal-hal yang disebutkan sebelumnya telah dirasa sudah memenuhi
kebutuhan yang bapak diinginkan?
Kalau dalam aspek hiburan dan keagamaan, saya bisa katakan iya.
Apa bapak mengetahui adanya program berita di RKB FM?
Saya tahu, hanya saja saya bukan pendengar aktif namun beberapa kali pernah
mendengarkan berita yang disiarkan.
Apa saja berita yang pernah bapak dengar dari siaran tersebut?
Beritanya seperti maraknya DBD, perayaan 17 Agustus di berbagai desa, kecelakaan
lalu lintas, dan pencurian.
Bagaimana penyiaran berita di RKB FM?
Sebagai pendengar, saya lebih banyak mendengarkan segmen hiburan, bukan berarti
saya tidak mendengarkan berita. Berita di RKB FM sendiri bisa dibilang seadanya
saja, dalam artian meski cara penyampaian kepada masyarakat sudah benar, namun
konten berita yang disajikan terkadang peristiwa yang telah terjadi kemarin atau dua
hari lalu. Selain itu, berita yang dihadirkan, bisa dikategorikan wajar-wajar saja dan
apa adanya, sehingga terkesan biasa. Pernah waktu itu, saya mendengarkan berita
mengenai pencurian hp anak sekolah, karena saya punya anak yang sekolah jauh dan
membutuhkan handphone untuk memesan kendaraan online, jadi saya cukup
khawatir. Tapi, berita yang disiarkan RKB FM hanya memberitakan dari sudut
pandang korban saja, tidak ada penjelasan lain seperti tanggapan pihak kepolisian.
Saya meminta kejelasan berita tersebut, namun tidak ada tanggapan berkelanjutan
dari sana. Sebagai media massa jika menyiarkan berita seperti ini secara terus-
menerus, saya khawatir RKB FM akan tertinggal jauh dengan media lain terlebih
dengan keadaan manusia dan zaman sekarang, yang selalu mengharapkan sesuatu
dengan serba cepat rinci, dan dapat dipercaya terutama dalam berita dan informasi.
Menurut bapak, apakah pemberitaan RKB FM sudah memenuhi nilai-nilai berita
seperti keagamaan, kepentingan rakyat, moral dan tata susila, dan kepribadian
bangsa yang mereka anggap sebagai landasan berdirinya radio ini?
Tiap pendengar memiliki pendapat yang berbeda-beda, bagi saya, berita RKB FM
sudah memenuhi nilai keagamaan serta moral dan tata susila. Nilai keagamaan
disiarkan dalam berita yang diselipkan siraman rohani seperti membahas maraknya
bencana alam yang dikaitkan dengan ayat Al-qur’an dan hadits oleh penyiar yang
memiliki ilmu keagamaan seperti ustad setempat, sedangkan nilai moral dan tata
susila disampaikan dengan mematuhi aturan adat istiadat setempat dengan maksud
mencegah terjadinya perpecahan antar pihak manapun yang terkait dalam
pemberitaan. Untuk kepentingan rakyat dan kepribadian bangsa saya pribadi
mengatakan bahwa saya belum cukup merasakan kedua hal tersebut dalam hal
pemberitaan.
Adakah saran bagi RKB FM dalam rangka membangun radio ke arah lebih baik?
Saran saya, untuk program pemberitaan masih perlu diperbaiki, caranya dengan
mensurvei sistem pemberitaan yang ada di radio lain, yang dirasa bisa jadi contoh
nyata bagi perkembangan berita RKB FM. Sedangakan untuk manajemen, saya rasa
RKB FM harus lebih bisa memanajemenkan organisasi yang ada baik dari segi
sumber daya manusia, sistem penyiaran, informasi, dan izin operasional untuk
langkah kedepan yang lebih baik.
Sugiarto S. E.
Warga Sekitar
Top Related