Tugas : MODUL Media Pembelajaran
MODUL “ STARATEGI PEMBELAJARAN
BERBASIS WEB
O L E H :
1. WINDA ASTUTI2. NURJAYANTI3. NUNING SAFAAT
KATA PENGANTAR
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2013
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena izin dan ridha-Nya jualah, penulis dapat
menyelesaikan penyusunan modul ini, dengan judul “Media Pembelajaran Berbasis
Web”pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kedamaian dan rahmat untuk semesta alam.
Dalam makalah ini terdapat pembahasan yang kemudian dapat memberikan penjelasan
tentang materi makalah ini yaitu Media Pembelajaran Berbasis Web yang semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Makalah ini disusun dengan segala keterbatasan, namun terkandung harapan semoga
dapat dijadikan masukan dan bahan pemikiran serta renungan untuk diaplikasikan.
Penulis juga menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karena itu diharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Akhirnya kepada Allah jualah penulis mohon ampun, kalau sampai terjadi kesalahan
dalam penulisan modul ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, Amin Ya Rabbal Alamin.
DAFTARA ISI
Daftar pustaka ………………………………………………………………………….. ii
Daftar pustaka ……………………………………………………………………….…. ii
I PENDAHULUAN
A. Deskripsi modul ………………………………………………………………….. 1
B. Tujuan ……………………………………………………………………………. 1
II PEMBAHASAN
A. Uraian Materi …………………………………………………………………… 2
a. Pembelajaran berbasis web……………………………………………………… 2
b. E-Learning (berbasis web)……………………………………………………….. 4
c. Karakteristik E-Learning………………………………………………………… 9
d. Karakteristik E-Learning………………………………………………………… 10
e. Pengembangan model E-Learning (berbasis web)………………………………. 12
B. Kesimpulan …………………………………………………………………….… 16
C. Soal latihan …………………………………………………………………….… 18
III PENUTUP
A. Kunci Jawaban …………………………………………………………………… 20
Dafatar Pustaka
I PENDAHULUAN
A. DESKRITIF MODUL
Mata kuliah : media pembalajaran
Waktu: 180 menit
Jurusan /prodi : tarbiyAh /PAI
Semester : IV /D
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami Pembelajaran berbasis web
2. Untuk mengetahui dan memahami E-Learning (berbasis web)
3. Untuk mengetahui dan memahami Karakteristik E-Learning
4. Untuk mengetahui dan memahami Karakteristik E-Learning
5. Untuk mengetahui dan memahami Pengembangan model E-Learning (berbasis web
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Pembelajaran Berbasis Web
Pembelajaran berbasis web yang populer dengan sebutan web-based training (WBT) atau
kadang disebut web-based education (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknoloogi web
dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa semua pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar
dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran
berbasis web.
Kemudian yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak terbatasnya
pada tempat dan waktu untuk mrngakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah
dilakukan oleh mahasiswa kapan saja dan di mana saja dirasakan aman oleh mahasiswa tersebut.
Batas ruang, jarak dan waktu tidak lagi menjadi masalah yang rumit untuk dipecahkan.
Bagaimana cara belajar melalui web? Ada persyartan utama yang perlu dipenuh yaitu adanya
akses dengan sumber informasi melalui interet. Selanjutnya adanya informasi tentang di mana
letak sumber informasi yang ingin kita dapatkan berada. Ada beberapa sumber data yang dapat
diakses dengan bebas dan gratis, tanpa proses administrasi pengaksesan yang rumit. Ada
beberapa sumber informasi yang hanya dapat diakses oleh pihak yang memang telah diberi
otorisasi pemilik sumber informasi.
Teknologi internet memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk mendapatkan informasi
apa saja dari mana saja dan kapan saja dengan mudah dan cepat. Informasi yang tersedia
diberbagai pusat data diberbagai komputer di dunia. Selama komputer-komputer tersebut saling
terhubung dalam jaringan internet, dapat kita akses dari mana saja. Ini merupakan salah satu
keuntungan belajar melalui internet.
Mewujudkan pembelajaran berbasis web bukan sekedar meletakan materi belajar pada
web untuk kemudian diakses melalui komputer web digunakan bukan hanya sebagai media
alternatif pengganti kertas untuk menyimpan berbagai dokumentasi atau informasi.
Web digunakan untuk mendapatkan sisi unggul yang tadi telah diungkap. Keunggulan
yang tidak dimiliki media kertas ataupun media lain.
Pada sub-bab judul sengaja dikatakan pembelajaran berbasis web itu unik tapi serius.
Kata serius dipakai untuk mengungkapkan bahwa merancang sampai dengan
mengimplementsikan pembelajaran berbasis web tidak semudah yang dibayangkan.
Selain infrastruktur internet, pembelajaran berbasis web memerlukan sebuah model
instruksional yang memang dirancang khusus untuk keperluan itu. Sebuah model instruksional
merupakan komponen vital yang menentukan keefektifan proses belajar. Apapun model
instruksional yang dirancang, interaktivitas antara mahasiswa, dosen, pihak pendukung dan
materi belajar harus mendapatkan perhatian khusuus. Ini bukan merupakan pekerjaan yang
mudah.
Banyak pihak mencoba menggunakan teknologi web untuk pembelajaran dengan
meletakan materi belajar secara online, lalu menugaskan mahasiswa untuk mendaptkan
(downloading) materi belajar itu sebagai tugas baca. Setelah itu mereka diminta untuk
mengumpulkan laporan, tugas dan lain sebagainya kembali ke dosen juga melalui internet. Jika
ini dilakukan tentunya tidaklah menimbulkan proses belajar yang optimal.
Kita dapat membayangkan suasana di ruang kelas ketika sebuah “proses pembelajaran”
sedang berlangsung. Berapa banyak diantara mahasiswa aktif terlibat dalam diskusi dan sesi
tanya-jawab? Apa yang mereka dilakukan di kelas? Dan tentunya masih banyak lagi pertanyaan-
peranyaan lain yang sebenarnya kita sudah mengetahui jawabannya. Monitoring proses dalam
pembelajaran berbasis web lebih sulit daripada di ruang kelas. Menyediakan bahan belajar online
tidak cukup. Diperlukan sebuah desain instruksional sebagai model belajar yang mengundang
sejumlah (sama banyaknya dengan kegiatan di ruang kelas) mahasiswa unuk terlibat dalam
berbagai kegiatan belajar.
Satu hal yang perlu diingat adalah bagaimana teknologi web ini dapat membantu proses
belajar. Untuk kepentingan ini materi belajar perlu dikemas berbeda dengan penyampaian yang
berbeda pula. Sejarah teknologi informasi tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Di
Amerika, TI mulai tumbuh dari lingkungan akademis (NSFNET), (Nerds 2.0.1). Demikian
halnya di Indonesia, TI mulai tumbuh di lingkungan akademis, seperti di, ITB, UPI, UI dan
Perguruan Tinggi lainnya.
Adanya TI atau Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses
terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi.
Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. Adanya
Jaringan TI atau Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan
di Amerika Serikat. Aplikasi telnet (seperti pada aplikasi hytelnet) atau melalui web browser
(Netscape dan Internet Explorer).
Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian pendidikan, tugas
akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet.
Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir, thesis, dan disertasi yang mungkin membutuhkan
waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerjasama antar ahli dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik
dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh
untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat
dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan
dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan
mekanisme file sharring. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Sumatera dapat berdiskusi
masalah kedokteran dengan seorang pakar di universitas terkemuka di pulau Irian. Mahasiswa di
manapun di Indonesia dapat mengakses para ahli atau dosen yang terbaik di Indonesia dan
bahkan di dunia.
Sharring information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian
tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perdosenan tinggi dan lembaga
penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu
dan teknologi.
Distance learning dan virtual campus merupakan sebuah aplikasi baru bagi Internet.
Bahkan tak kurang pakar ekonomi Peter Drucker mengatakan bahwa “Triggered by the Internet,
continuing adult education may wll become our greatest growth industry”. Virtual
university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang
diakses oleh orang banyak.
Jika pendidikan hanya dilakukan dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut
serta dalam satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 50 orang. Virtual university
dapat diakses oleh siapa saja, darimana saja.
Dalam kegiatan pembelajaran berbasis web/e-learning dengan munculnya berbagai
software pendukung yang dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan layanan
pembelajaran, sekarang ini para dosen dapat merancang/mendasain sistem perkuliahan dengan
berbasis pada e-learning,
yaitu dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman baik itu HTML, Pront Page,
MySQL dan lainnya.
Hal ini dapat memberikan variasi dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Seorang
dosen tidak harus selalu menjejali mahasiswa dengan informasi yang membosankan. Dengan
menggunkan Teknologi e-learning, seorang dosen dapat memanfaatkan komputer dan internet
sebagai suplemen, major resources ataupun total teaching, di mana dosen hanya sebagai
fasilitator dan mahasiswa dapat belajar dengan berbasis indiviudal learning baik dengan
menggunakan model web Course, Web Centric Course maupun menggunkan model Web
Enhanced Course.
Dalam penerapan layanan pembelajaran berbasis e-learning seorang dosen dapat
menggunakan model penerapan pembelajaran berbasis e-learning baik itu berupa selective model
(bila jumlah komputer hanya 1 unit), sequential model (bila jumlah komputer hanya 2 atau 3
unit), Static Station Model (jumlah komputer terbatas dan melibatkan penggunaan sumber
belajar lain), dan laboratory model (model ini digunakan jika tersedia sejumlah komputer di lab
yang dilengkapi dengan jaringan internet)
B. E-learning (berbasis web)
Menurut Jaya Kumar C. Koran (2002), e-learning adalah pembelajaran yang
menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Adapula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk
pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet.
Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan
belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar
yang sesuai dengan kebutuhannya.
Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi
internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan
penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning.
Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari
elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan
untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Internet, Intranet,
satelit, tape recorder/audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebahagian dari media
elektronik yang digunakan. Pembelajaran boleh disampaikan secara ‘synchronously’ (pada
waktu yang sama) ataupun ‘asynchronously’ (pada waktu yang berbeda). Materi pembelajaran
yang disampaikan melalui media ini meliputi teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia
juga harus menyediakan kemudahan untuk discussion group dengan bantuan profesional dalam
bidangnya.
Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e-learning yaitu kelas ‘tradisional’, dosen
dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan
kepada mahasiswanya. Sedangkan di dalam pembelajaran berbasis e-learning fokus utamanya
adalah mahasiswa. Mahasiswa belajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk
pembelajarannya. Suasana pembelajaran berbasis e-learning akan ‘memaksa’ mahasiswa
memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Mahasiswa membuat rencana dan
mencari bahan belajari dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran dosen dalam arti
sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil dosen
yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia.
Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut. Pertama, e-learning
merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line. Kedua, e-
learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional
(model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis
komputer), sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam
kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan
teknologi pendidikan.
Keempat, Kapasitas mahasiswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara
penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar conten dan alat penyampai dengan gaya belajar,
maka akan lebih baik kapasitas mahasiswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih
baik.
C. Karakteristik e-learning, antara lain.
Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana dosen dan mahasiswa, mahasiswa
dan sesama mahasiswa atau dosen dan sesama dosen dapat berkomunikasi dengan
relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa kapan saja dan di mana
saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal
yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002)
mensyaratkan tiga
hal yang wajib dipenuhi dalam merancang elearning, yaitu: sederhana, personal, dan
cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi dan
menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan
sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses
belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem e-learning-nya. Syarat personal
berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang dosen yang
berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih
personal, mahasiswa diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang
dihadapinya.
Hal ini akan membuat mahasiswa betah berlama-lama di depan layar komputernya.
Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan
kebutuhan mahasiswa lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan
secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola.
D. Teknologi Pendukung E-Learning
Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu dikenal istilah:
computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer;
dan computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama
komputer.
Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Technology based learning dan Technology based
web-learning. Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri dari Audio Information
Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video Information Technologies
(video tape, video text, video messaging). Sedangkan technology based web-learning pada
dasarnya adalah Data Information Technologies (bulletin board, Internet, e-mail, tele-
collaboration).
Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah
kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video).
Teknologi ini juga sering di pakai pada pendidikan jarak jauh (distance education),
dimasudkan agar komunikasi antara murid dan dosen bisa terjadi dengan keunggulan teknologi
e-learning ini. Di antara banyak fasilitas internet, menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima
aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, Mailing
List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW)”.
Sedangkan Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-
learning. Pertama, e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara
cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan
informasi. Kedua, e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan
menggunakan standar teknologi internet. Ketiga, e-learning terfokus pada pandangan
pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional
dalam pelatihan.
Ada beberapa alternatif paradigma pendidikan melalui internet ini yang salah satunya
adalah system “dot.com educational system” (Kardiawarman, 2000). Paradigma ini dapat
mengitegrasikan beberapa system seperti, Pertama, paradigma virtual teacher resources, yang
dapat mengatasi terbatasnya jumlah dosen yang berkualitas, sehingga mahasiswa tidak haus
secara intensif memerlukan dukungan dosen, karena peranan dosen maya (virtual teacher) dan
sebagian besar diambil alih oleh system belajar tersebut. Kedua, virtual school system, yang
dapat membuka peluang menyelenggarakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang tidak
memerlukan ruang dan waktu. Keunggulan paradigma ini daya tampung mahasiswa tak terbatas.
Mahasiswa dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja, dimana saja, dan darimana saja.
Ketiga, paradigma cyber educational resources system, atau dot com leraning resources system.
Merupakan pedukung kedua paradigma di atas, dalam membantu akses terhadap artikel atau
jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis dalam internet.
Penggunaan e-learning tidak bisa dilepaskan dengan peran Internet. Menurut Williams (1999).
Internet adalah ‘a large collection of computers in networks that are tied together so that many
users can share their vast resources’.
E. Pengembangan Model e-Learning (berbasis web)
Menurut Boulton &Trent (2008), penggunaan e-learning di tingkat pendidikan
menengah dengan siswa usia 14-16 , dapat memberikan dukungan yang lebih baik untuk siswa
yang kemampuannya kurang, meningkatkan respon keterlibatan siswa pada proses pembelajaran,
memberikan kesempatan percepatan (akselerasi) belajar bagi siswa yang cerdas dan berbakat ,
dan mengembangkan kemampuan belajar siswa secara mandiri melalui pengalaman belajar
individual.
Web pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa
diakses karena adanya jaringan yang tersedia di komputer tersebut. Oleh karena itu pembelajaran
berbasis web bisa dilaksanakan karena adanya jaringan internet, dan sering disebut dengan nama
on-line course. Herman Dwi Surjono & Maltby (2003) memberi penegasan bahwa World Wide
Web atau sering disebut web menjadi lingkungan yang kuat untuk mendistribusikan informasi
dan banyak lembaga pendidikan yang menggunakannya untuk mengirim ilmu pengetahuan
kepada stakeholders.
Pendapat tersebut mendukung O’Brien & Ruth Sharratt (2002) yang menganggap inovasi
teknologi informasi dan komunikasi mengubah aturan akademik dalam mengkreasi dan
mengirim sumber-sumber pembelajaran. Secara umum website memiliki beberapa fungsi, yaitu:
fungsi komunikasi, fungsi informasi, fungsi hiburan, dan fungsi transaksi (Asep Herman
Suyanto, 2006: 5).
Berbagai fungsi yang dimiliki oleh website menyebabkan fleksibilitas pengembangannya
untuk berbagai kepentingan terutama untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Pembelajaran
berbasis web adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan
internet, sehingga sering disebut juga dengan e-learning.
Internet merupakan jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di
dalamnya jaringan lokal, yang terhubungkan melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan
jangkauanya mencakup seluruh dunia. Internet memiliki banyak fasilitas yang dapat digunakan
dalam berbagai bidang, termasuk dalam kegiatan pendidikan. Fasilitas tersebut antara lain: e-
mail, Telnet, Internet Relay Chat, Newsgroup, Mailing List (Milis), File Transfer Protocol
(FTP), atau World Wide Web (WWW) (Oos M. Anwas: 2003).
Pendapat Haughey (1998) tentang pengembangan e-learning. Menurutnya ada
tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course,
web centric course, dan web enhanced course.
1) Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta
didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan
ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya
sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak
jauh.
2) Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak
jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui internet, dan sebagian
lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi.
Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi
pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber
lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak
diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.
3) Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan
kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan
pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota
kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal
ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa
mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan
materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui
internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.
C. SOAL LATIHAN
I. Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Anda Anggap Banar
1. Pembelajaran berbasis web biasanya di populerkan dengan sebutan?
a. WEB
b. WEB-BASE training (WBT)
c. WEB pendidikan
d. Tehnologi WEB
e. WEB Tehnologi
2. Kecepatan tiada batasnya pada tempat dan waktu untuk mengakses informasi adalah
a. Tekhnologi
b. Tekhnologi kegiatan
c. Tekhnologi WEB-BASED
d. Mengakses internet
e. Interne kegiatan
3. Selain insfrastruktur internet pembelajaran berbasis WEB memerlukan sebuah model?
a. Model rancangan
b. Model instruksional
c. Model internet
d. Model interaktivitas
e. Model istruktur
4. Pembelajaran e-learning merupakan informasi , komunikasi pemilihan pelatihan secara?
a. On-line
b. Pasti
c. Teks
d. Belajar
e. Internet
5. Technology based e- learning ini pada prinsipnya terdiri dari ?
a. Audio
b. Visual vidio
c. Audio visual
d. Audio, video, informasi, tekhnologi.
e. Informasi
II Jawablah Pertanyaan Berikut Ini.
1. Apa Perbedaan Pembelajaran Tradisional Dengan Pembelajaran E-Learning ?
2. Sebutkan Karakteristik E-Learning Dalam Pembelajaran Berbasis Web?
3. Dalam Prakteknya E-Learning Memerlukan Bantuan Atau Pendukung Tekhnologi
Karena Itu Di Kenal Dengan Istilah?
4. Apa Yang Di Maksud Dengan Pembeajaran Berbasis Web?
5. Sebutkan 3 Pemgembangan E-Learning Menurut Haughey (1998), Dalam System
Pembelajaran Internet Berbasis Web.
Selamat bekerja
BAB III
PENUTUP
A. Kunci Jawaban I
Jawaban
1. B
2. C
3. B
4. A
5. D
jawaban II
1. ‘tradisional’, dosen dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk
menyalurkan ilmu pengetahuan kepada mahasiswanya. Sedangkan di dalam
pembelajaran berbasis e-learning fokus utamanya adalah mahasiswa
2. ● Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana dosen dan mahasiswa, mahasiswa
dan sesama mahasiswa atau dosen dan sesama dosen dapat berkomunikasi dengan relatif
mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
● Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
● Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa kapan saja dan di mana saja
bila yang bersangkutan memerlukannya.
● Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal
yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
3. computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan
komputer; dan computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan
alat bantu utama komputer.
4. Pembelajaran berbasis web adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan
memanfaatkan jaringan internet, sehingga sering disebut juga dengan e-learning.
5. 1) Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana
peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka.
2) Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak
jauh dan tatap muka (konvensional). Dalam model ini pengajar bisa memberikan
petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah
dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang
relevan.
3) Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan
kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Http://Ideguru.Wordpress.Com/2010/05/03/Pembelajaran-Berbasis-Webdavidson,
Herman Dwi Surjono. E-Learning UNY. Modul Pelatihan. Jakarta 2008.H.25
Http://Idarianawaty.Blogspot.Com/2011/02/Pembelajaran-Berbasis-Web-Web-Based.Html
Rasmussen, K.L. Web Based Learning: Designing, Implementation, And Evaluation. Upper
Saddle River, NJ: Pearson Education, Inc.2006.
Top Related