ILMU GIZI
“PENILAIAN STATUS GIZI DAN KEBUTUHAN NUTRISI
PADA ANAK USIA TOODLER”
KELOMPOK 3
Anggota : 1. Feri Adianto
2. Khenia Arini Sekar A.
3. Novika Ana Lely H.
4. Sela Andela
5. Sisca Ayu Vamela
6. Yanti Saputri
Kelas : IIB DIV Keperawatan
Dosen : Hanna Damanik, SKM, M.Kes
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang tidak akan terlepas dari makanan karena
makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, disamping oksigen. Tentunya
makanan yang dimaksud adalah bukan sekedar makanan. Makanan harus mengandung zat-zat
tertentu sehingga memenuhi kebutuhan manusia, dan zat-zat tersebut disebut gizi. Makanan
yang dimakan harus dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat
kesehatan, atau sering disebut status gizi. Ada beberapa kelompok rentan gizi, yaitu suatu
kelompok dalam masyarakat yang rentan sekali menderita gangguan kesehatannya atau rentan
karena kekurangan gizi, salah satunya adalah anak usia toddler. Anak usia toddler berada pada
masa pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang
lebih besar. Oleh sebab itu, jika kekurangan zat gizi maka akan terjadi gangguan gizi atau
kesehatannya.
Oleh karena itulah, sangat penting mengetahui peran gizi pada anak usia toddler,
sehingga memungkinkan tercapainya kecuupan gizi bagi anak usia toddler. Hal tersebut
mendorong kami untuk menulis makalah yang membahas mengenai “ Penilaian status gizi
dan kebutuhan nutrisi pada anak usia toodler”
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui tentang penilaian status gizi
2. Mengetahui tentang status gizi/ nutrisi pada anak usia Toodler
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah metode penilaian status gizi?
2. Bagaimanakah karakteristik usia toodler?
3. Apakah tujuan pemberian nutrisi pada anak usia toodler?
4. Bagaimana kebutuhan gizi anak usia toodler?
5. Bagaimanakah pola dan pilihan makanan pada anak usia toodler?
6. Apakah masalah gizi pada usia toodler?
7. Apakah faktor yang mempengaruhi status gizi pada usia toodler?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Penilaian Status Gizi
1. Istilah Yang Berhubungan dengan Status Gizi
Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan status gizi, yaitu:
a. Gizi ( Nutrition )
Gizi adalah suatu. proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digest, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan uatuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
b. Keadaan gizi
Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan
menggunakan zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi
dalam selluler tubuh.
c. Status gizi ( Nutrition Status )
Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan
dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Contoh : Gondok endemik merupakan keadaan
tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.
d. Malnutrition (Gizi salah, Malnutrisi)
Keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relative maupun absolut
satu atau lebih zat gizi.
Ada 4 bentuk malnutrisi:
1. Under Nutrition : kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut untuk periode
tertentu
2. Spesific_Desienecy: kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan vitamin A,
yodium, Fe, dll
3. Over Nutrition: kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu.
4. Imbalance : karena disproporsi zat gizi, misalnya : kolesterol terjadi karena tidak
seimbangnya LDL ( Low Density Lipoprotein ), HDL ( High Density Lipoprotein ) dan
VLDL (Very Low Density Lipoprotein ).
2. Penilaian Status Gizi Secara Langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Antropometri
Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka
antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
b. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitet ( superficial
epithelial tissues ) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang
dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
c. Biokimia
Adalah pemeriksaan spesimen yang di uji secara laboratoris yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine,
tinja danjuga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
d. Biofisik
Adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya
jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
3. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Survei konsumsi makanan
Adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan
jenis zat gizi yang dikonsumsi
b. Statistik vital
Menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan
umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertetitu dan data lainnya yang
bertiubungan dengan gizi
c. Faktor ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang
tersedia sangat tergantung dari kedaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dll
4. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penilaian status gizi
Dalam menentukan diagnosis suatu penyakit perlu digunakan beberapa jenis metode.
Penggunaan satu metode akan memberikan gambaran yang kurang komprehensif tentang
suatu keadaan. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan
menggunakan metode adalah sebagai berikut:
1. Tujuan
Tujuan perlu diperhatikan dalam memilih metode, seperti tujuan ingin melihat fisik
seseorang, maka metode yang digunakan adalah antropometri.
2. Unit sampel yang akan di ukur
Berbagai jenis unit sampel yang akan diukur sangat mempengaruhi penggunaan
metode penilaian status gizi. Jenis unit sampel yang akan diukur meliputi individual, rumah
tangga/keluarga dan kelompok rawan gizi. Apabila unit sampel yang akan di ukur adalah
kelompok / masyarakat yang rawan gizi secara keseluruhan maka menggunakan metode
antropometri, karena metode ini murah dan dari segi ilmiah bisa dipertanggungjawabkan.
3. Jenis Informasi yang dibutuhkan
Pemilihan metode penilaian status gizi sangat tergantung pula dari jenis informasi
yang diberikan. Jenis informasi antara lain: asupan makanan, berat dan tinggi badan, tingkat
hemoglobin dan situasi sosial ekonomi. Apabila menginginkan informasi tentang asupan
makanan, maka metode yang digunakan adalah survei konsumsi. Jika ingin mengetahui
tingkat hemoglobin maka metode yang digunakan adalah biokimia. Membutuhkan informasi
tentang keadaan fisik (berat badan & tinggi badan) maka metodenya adalah antropometri. Dan
apabila membutuhkan informasi tentang situasi sosial ekonomi, metode yang digunakan
adalah pengukuran faktor ekologi.
4. Tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan
Tiap metode penilaian gizi mempunyai tingkat reliabilitas dan akurasi yang berbeda-
beda. Contoh penggunaan metode klinis dalam menilai tingkatan pembesaran kelenjar gondok
adalah sangat subyektif sekali. Penilaian ini membutuhkan tenaga medis dan paramedis yang
terlatih dan mempunyai pengalaman yang cukup dibidangnya. Berbeda dengan penilaian
secara biokimia yang mempunyai reliabilitas dan akurasi yang sangat tinggi. Oleh karena itu
jika ada biaya, tenaga dan sarana yang mendukung, maka penilaian status gizi dengan
biokimia sangat dianjurkan.
5. Tersedianya fasilitas dan peralatan
Berbagai jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi.
Fasilitas tersebut ada yang mudah didapat ada yang sulit diperoleh. Umumnya fasilitas dan
peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi secara antropometri relatif mudah
didapat dibanding dengan peralatan penentuan status gizi dengan biokimia.
6. Tenaga
Ketersediaan tenaga baik jumlah, maupun mutu sangat mempengaruhi penggunaan
metode penentuan status gizi. Jenis tenaga yang digunakan antara lain ; dokter, ahli kimia dan
tenaga lain. Penilaian status gizi secara biokimia perlu tenaga ahli kimia/analis kimia karena
menyangkut berbagai jenis bahan kimia yang harus dikuasai. Jika menggunakan cara
antropometri tidak perlu tenaga ahli, tetapi tenaga tersebut cukup dilatih sebelum menjalankan
tugasnya. Kader gizi di posyandu adalah tenaga gizi yang tidak ahli tetapi dapat
melaksanakan tugas dengan baik, walaupun disana sini masih terdapat kekurangannya. Tugas
utama kader gizi adalah melakukan pengukuran antropometri seperti mengukur tinngi badan,
berat badan dan umur anak. Setelah mendapat data mereka dapat memasukkan pada KMS dan
langsung dapat menginterpretasikan data tersebut.
Penilaian status gizi secara klinis membutuhkan tenaga medis ( dokter) karena salah satu
tugasnya adalah menginterpretasikan tanda-tanda klinis.
7. Waktu
Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi mempengaruhi metode yang akan
digunakan. Waktu yang ada bisa dalam mingguan, bulanan, tahunan. Apabila kita ingin
menilai status gizi di suatu masyarakat dan waktu yang singkat maka menggunakan metode
antropometri. Jika menggunakan metode biokimia membutuhkan waktu yang lama, biaya,
tenaga dan peralatan yang memadai.
8. Dana
Masalah dana juga mempengaruhi jenis metode yang akan digunakan untuk menilai
status gizi. Umumnya penggunaan metode biokimia relatif mahal dibanding dengan metode
lainnya. Penggunaan metode disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalain penilaian
status gizi.
Jadi penilaian metode status penilaian gizi harus mempertimbangkan faktor tersebut
diatas. Faktor-faktor itu tidak bisa berdiri sendiri tapi saling mengait. Oleh karena itu untuk
menentukan metode penilaian status gizi harus memperhatikan keseluruhan dan mencermati
kelebihan dan kekurangan tiap metode tersebut.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
a. Faktor Langsung
1. Konsumsi Makanan
Faktor makanan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh langsung terhadap
keadaan gizi seseorang karena konsumsi makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh,
baik kualitas maupun kuantitas dapat menimbulkan masalah gizi (Khumaidi,1996).
2. Infeksi
Timbulnya KEP tidak hanya karena makanan yang kurang, tetapi juga karena
penyakit. Anak mendapatkan makanan cukup baik tetapi sering diserang diare atau demam,
akhirnya dapat menderita KEP. Sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya
tahan tubuh dapat melemah. Dalam keadaan demikian mudah diserang infeksi, kurang nafsu
makan, dan akhirnya mudah terserang KEP (Soekirman, 2000)
b. Faktor tidak langsung
1. Tingkat Pendapatan
Pendapatan keluarga merupakan penghasilan dalam jumlah uang yang akan
dibelanjakan oleh keluarga dalam bentuk makanan. Kemiskinan sebagai penyebab gizi
kurang menduduki posisi pertama pada kondisi yang umum. Hal ini harus mendapat
perhatian serius karena keadaan ekonomi ini relatif mudah diukur dan berpengaruh besar
terhadap konsumen pangan.
Golongan miskin menggunakan bagian terbesar dari pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan makanan, dimana untuk keluarga di negara berkembang sekitar dua pertiganya
(Suhardjo, 1996).
2. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi ibu merupakan proses untuk merubah sikap dan perilaku
masyarakat untuk mewujudkan kehidupan yang sehat jasmani dan rohani. Pengetahuan ibu
yang ada kaitannya dengan kesehatan dan gizi erat hubungannya dengan pendidikan ibu.
Semakin tinggi pendidikan akan semakin tinggi pula pengetahuan akan kesehatan dan gizi
keluarganya. Hal ini akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas zat gizi yang dikonsumsi oleh
anggota keluarga ( Soekirman,2000).
3. Sanitasi Lingkungan
Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai
jenis penyakit antara lain diare, kecacingan,dan infeksi saluran pencernaan. Apabila anak
menderita infeksi saluran pencernaan, penyerapan zat-zat gizi akan terganggu yang
menyebabkan terjadinya kekurangan zat gizi. Seseorang kekurangan zat gizi akan mudah
terserang penyakit,dan pertumbuhan akan terganggu (Supariasa dkk,2002).
6. Masalah Gizi Kurang
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau
status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara
efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja,
dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.
Gizi kurang dapat terjadi karena seseorang mengalami kekurangan salah satu zat gizi
atau lebih di dalam tubuh (Almatsier, 2005).
Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi yang banyak dihadapi oleh negara-
negara yang sedang berkembang. Hal ini dapat terjadi karena tingkat pendidikan yang rendah,
pengetahuan yang kurang mengenai gizi dan perilaku belum sadar akan status gizi. Contoh
masalah kekurangan gizi, antara lain KEP (Kekurangan Energi Protein), GAKI (Gangguan
Akibat Kekurangan Iodium), Anemia Gizi Besi (AGB) (Apriadji, 1986).
7. Masalah Gizi Lebih
Status gizi lebih merupakan keadaan tubuh seseorang yang mengalami kelebihan berat
badan, yang terjadi karena kelebihan jumlah asupan energi yang disimpan dalam bentuk
cadangan berupa lemak. Ada yang menyebutkan bahwa masalah gizi lebih identik dengan
kegemukan. Kegemukan dapat menimbulkan dampak yang sangat berbahaya yaitu dengan
munculnya penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner,
hipertensi, gangguan ginjal dan masih banyak lagi (Soerjodibroto, 1993).
Masalah gizi lebih ada dua jenis yaitu overweight dan obesitas. Batas IMT untuk
dikategorikan overweight adalah antara 25,1 – 27,0 kg/m2, sedangkan obesitas adalah ≥ 27,0
kg/m2 (Suyono, 1986).
B. Status gizi pada anak usia Toodler (1-3 Tahun)
1. Karakteristik Usia Toodler
Toddler adalah anak adalah anak anatara rentang usia 12 sampai 36 bulan. Secara
umum pertumbuhan baik dari segi berat maupun tinggi badan berjalan cukup stabil/
lambat.Rata-rata bertambah sekitar 2,3 kg/tahun,sedangkan tinggi badan bertambah sekitar 6–
7 cm / tahun ( tungkai bawah lebih dominant untuk bertambah dibanding anggota tubuh lain ).
Hampir semua fungsi tubuh sudah matang dan stabil sehingga dapat beradaptasi dengan
berbagai perubahan dan stress, sehingga saat ini sudah bisa diajarkan toilet training . Pada
fase ini perkembangan motorik sangat menonjol. Toddler tersebut ditandai dengan
peningkatan kemandirian yang diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik dan kognitif
lebih besar.
2. Tujuan pemberian nutrisi pada anak usia toodler
Usia toddler adalah usia anak dari 1-3 tahun, dimana pada usia tersebut sangat rentan
terganggu kesehatannya. Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa kondisi antara lain:
1. Anak usia toddler baru berada pada masa transisi dari makanan bayi ke makanan anak-
anak.
2. Biasanya ibu dari anak usia toddler sudah mulai kembali ke rutinitasnya secara penuh
sehingga perhatian ibu sedikit berkurang.
3. Anak usia toddler sudah mulai main di tanah, dan sudah dapat main di luar rumahnya
sendiri, sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang
memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit.
4. Anak usia toddler belum dapat mengurus diriya sendiri, termasuk dalam memilih
makanan. Di pihak lain, ibunya sudah tidak terlalu memperhatikan lagi makanan
anaknya, karena sudah kembali ke rutinitasnya.
Dalam melaksanakan pemberian makanan yang sebaik – baiknya kepada anak usia toddler,
bertujuan sebagai berikut :
1. Memberikan nutrient yang cukup untuk kebutuhan dalam:
a. Memelihara kesehatan dan memulihkannya bila sakit.
b. Melaksanakan berbagai jenis aktivitas.
c. Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor.
2. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan
yang diperlukan (FKUI (Edisi 1), 1985).
3. Kebutuhan gizi untuk anak usia toodler
a. Kecepatan pertumbuhan berkurang secara dramatis sehingga kebutuhan anak usia ini
terhadap kalori, protein dan cairan menurun.
b. Kebutuhan kalori 102 kkal/kgBB/hari & Kebutuhan protein 1,2 gr/kgBB/hari.
c. Pemberian susu tidak lebih dari 1 liter / hari untuk membantu menjamin asupan makanan
yang kaya zat besi. Pemeriksaan hematokrit harus dilakuakn untuk screening anemia.
d. Anak toddler dengan diet vegetarian tidak menerima protein yang cukup, harus dirujuk ke
ahli gizi.
Jenis-jenis kebutuhan nutrien yang di perlukan anak usia toddler yaitu sebagai berikut:
1. Air, merupakan nutrien yang berfungsi menjadi medium untuk nutrien lainnya.
Berikut ini adalah tabel kebutuhan anak usia toddler untuk pemenuhan kebutuhan terhadap air
No. Usia Air per kg BB per hari (ml)
1. 1 tahun 120 – 135
2. 2 tahun 135-150
Sekitar 65% dari bobot tubuh adalah air. Air ini merupakan unsur paling penting
diantara semua nutrien dan terdapat baik dalam makanan padat maupun dalam minuman.
Sejumlah kecil air dihasilkan oleh metabolisme. Air merupakan media tempat semua proses
metabolisme berlangsung.
2. Protein, ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Tedapat dua jenis protein, yaitu :
a. Protein hewani : yang didapat dari daging hewan.
b. Protein nabati : yang didapat dari tumbuh – tumbuhan.
c. Lemak, pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali
lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Lemak berfungsi untuk
mempermudah absorsi vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K.
d. Karbohidrat, adalah sumber tenaga pada anak. Pada anak yang mendapatkan asupan
karbohidrat yang memadai untuk menghasilkan energi. Dibawah ini kebutuhan kalori
untuk anak usia toddler (marlow, D.R dan Reeding, B.A, 1988) :
No. Usia Berat badan (kg) Permukaan tubuh (m2) Cal/kg (kg)
1. 6 bln – 12 bln 8 – 12 0,35 – 0,45 50 – 60
2. 12 bln – 24 bln 10 – 15 0,45 – 0,55 45- 50
e. Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang berfungsi untuk
mempertahankan fungsi tubuh (Marlow, D.R dan Reeding, B.A, 1988).
f. Mineral, terdapat di dalam jaringan tulang, gigi dan protein. Mineral merupakan unsur
esensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan sangat penting dalam pengendalian
komposisi cairan tubuh. Unsur – unsur mineral di dalam tubuh kurang lebih 3% dari
keseluruhan bobot tubuh. Sejumlah mineral yang terlibat dalam pelbagai proses tubuh :
kalsium, fosfor, kalium/ potassium, sulfur/ belerang, natrium/ sodium, klor, besi fluor,
tembaga, seng, yodium, kobalt, mangan, magnesium, kromium dan selenium.
4. Pola dan pilihan makanan untuk anak usia toodler
1. Pada usia 12 bulan, kebanyakan toddler makan makanan keluarga.
2. Pada usia 18 bulan, sebagaian besar toddler mengalami anoreksi fisiologis dan
menjadi pemilih dalam hal makanan,menginginkan suatu makanan tertentu, mkan
dalam jumlah besar di suatu hari dan sangat sedikit di hari berikutnya.
3. Toddler memilih makanan sendiri dan lebih menyukai makanan dalam porsi kecil
(makanan yang enak dan mengundang selera).
4. Toddler lebih menyukai satu jenis makanan dalam piring daripada makanan yang
dicampur.
5. Orangtua harus menanjurkan penggunaan alat makan tetapi menyadari bahwa toddler
lebih menyukai mengunakan tangan.
Contoh Menu makanan pada Usia Toodler:
• Pukul 06.00 : Susu
• Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
• Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 14.00 : Susu
• Pukul 16.00 : Makanan selingan
• Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
• Pukul 20.00 : Susu.
e. Masalah gizi pada usia toodler
Kecepatan perkembangan turun ketika usia toddler (1-3 tahun). Kebutuhan anak akan
kalori lebih rendah, tetapi terdapat peningkatan jumlah protein dalam hubungan berat badan.
Kalsium dan fosfor penting untuk perkembangan tulang. Pada usia ini anak lebih tertarik
dalam lingkungan dan meningkatkan keterampilan motorik dibanding dengan makanan.
f. Faktor yang mempengaruhi status gizi pada usia toodler
1. Sulit makan, anak usia 1-3 tahun mencapai suatu fase gemar memproses. Masa ini
dinamakan “berkeras kepala”, apabila anak disuruh makan dia akan menolaknya
apalagi bila dipaksa ia merasa tertekan. Hal inilah yang menyebabkan gizi terganggu.
2. Banyak mengemil atau jajan, anak yang baru tumbuh banyak memerluka aktivitas di
luar rumah, seperti bermain. Ketika di luar rumah makanan tidak terkontrol dan
mereka cenderung lebih menyukai mengemil atau jajan.
3. Mengemut makanan, anak-anak suka mengemut makanan lebih lama dalam mulutnya
karena makanan yang dikunyahnya terutama yang mengandung karbohidrat terasa
semakin manis. Oleh karena itu, makanan yang diberikan tidak cepat habis dan
pemenuhan gizi tidak terpenuhi.
4. Sosial budaya, pengaruh sosial budaya berasal dari keluarga dan masyarakat. Seperti
berbagai makanan yang tabu dikenakan pada anak balita, dan justru menyebabkan
bagian makanan yang diberikan kepada anak-anak jauh dibawah kebutuhannya. Selain
itu, keluarga ayah biasanya lebih berkuasa dan paling banyak mendapat bagian
makanan, sedangkan balita tetap tidak diperhatikan.
PERTANYAAN:
1. Kebanyakan toodler makan makanan keluarga, apakah itu dibatasi atau tdk?
JAWAB :
Anak usia toodler memang harus sudah dikenalkan dengan makanan keluarga. Akan tetapi
syarat makanan yang diberikan itu harus sesuai dengan usia toodler. Adapun syarat
makanannya yaitu:
1. Memenuhi kecukupan zat gizi dan energi sesuai dengan umurnya.
Orang tua harus memberikan makanan kepada anak toodler dengan mempertimbangkan
zat gizi dan energi yang terkandung dalam makanan tersebut, seperti kecukupan
karbohidrat, protein, lemak, dll.
2. Susunan hidangan disesuaikan dengan menu seimbang dengan bahan makanan setempat
yang tersedia.
3. Bentuk dan posisi makanan disesuaikan dengan daya terima dan toleransi.
4. Memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
Atmarita, Tatang S. Fallah. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Makalah
pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta 17-19 Mei 2004
Febry, Ayu Bulan, dkk. 2013. Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan. PT. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Proverawati, Atikah Dan Erna Kusuma Wati. 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan. PT. Nuha
Medika. Yogyakarta.
http://zaebetterhealth.blogspot.co.id/2009/01/tumbuh-kembang-anak-usia-toddler.html
http://makalahlistavanny.blogspot.co.id/2014/10/kebutuhan-nutrisi-pada-berbagai-
tahapan.html
http://www.sinarharapan.co/sehat/read/19801/ketahui-kebutuhan-gizi-di-berbagai-usia-1
http://rizkydhea.blogspot.co.id/2014/03/tugas-idk-v-peran-gizi-pada-usia-toddler.html
Top Related