Kuliah Panum Kuliah Panum Dr. Bambang Suyono, Sp.OG(K)Dr. Bambang Suyono, Sp.OG(K)
Bagian-SMF Obsgin Bagian-SMF Obsgin FK Undip / Rs Dr. Kariadi FK Undip / Rs Dr. Kariadi
Semarang Semarang
STADIUM STADIUM TERMINALTERMINAL
Proses Kematian
Dying process
Siklus Kehidupan
Masa konsepsi
Masa kehidupandalam rahim
Masa kehidupananak
Masa kehidupanremaja
Masa kehidupandewasa
Masa kehidupantua
Masa kehidupan dunia lain Alam
Kelahiran
Kematian
ALAM ROH
ALAM FANA
ALAM KUBUR
ALAM AKHERAT
Penderita Stadium Terminal
Keadaan penderita tidak bisa disembuhkan/ diselamatkan jiwanya.
Dalam menghadapi penderita terminal yaitu memberikan “keputusan” harus dibedakan 3 kategori :
I. Kategori 1 : seluruh otak tidak berfungsi
II. Kategori 2 : kehidupan dalam keadaan vegetatif yang tidak dapat diperbaiki lagi
III. Kategori 3 : keadaan kualitas hidup sangat rendah sehingga kematian
adalah lebih baik
Dinamika sehat dan sakit
waktu 0%
100%
1
2
3
4
5
derajat kesehatan
1. Sehat 2. Sakit ringan 3. Sakit Berat4. Sakit gawat – darurat5. Kritis Stadium terminal Dying process
†
SEMBUH
CACAT SEMBUH
CACAT LATEN
LAHIR SAKIT
PALIATIF :
1. Meningkatkan kualitas hidup2. Menunda kematian 3. Menghilangkan rasa nyeri 4. Menjaga aspek psikologi ~ spiritual5. Menolong penderita tetap aktif dan diterima masyarakat
Perawatan penderita terminal
Pengelola Pasien terminal
Dokter
Paramedis
Keluarga
1. Otak fungsi (-)
2. Mati batang otak 3. Kualitas hidup ↓
Masalah
1. Kejiwaan 2. Filosofi 3. Etis 4. Sosio ekonomi
IHububungan
Dokter & Pasien
IIKeadaan pasien
terminal
Pemecahan masalah
Proses kematian dapat dipandang dari berbagai aspek : 1. Aspek keilmuan Medik 2. Aspek etika 3. Aspek hukum 4. Aspek religi
1. Aspek Medik Kematian adalah matinya batang otak
Rekaman EEG Sel otak perlu ATP
(adenosine tri fosfat ) Kematian proses pengurangan ATP sampai habis
* Death is mean the time of the loss of the last ATP in the brain stem nucleus.
Kemajuan tehnologi kedokteran mempertahankan kehidupan :
1. Resusitasi jantung
1. Resusitasi otak
1. Mesin jantung – paru-paru Op jantung terbuka
1. Mesin cuci darah Hemodialise
1. Transplantasi organ-organ JantungGinjal Kornea
Batasan mati
1. Mati suri / klinis
1. Mati batang otak / Biologis
SK. PB. IDI no. 336 / PB / 88Tentang mati1. Seseorang dinyatakan mati apabila :
a. Fungsi spontan pernafasan dan jantung berhenti secara pasti atau “IRREVERSIBLE”
b. Bila terbukti telah terjadi kematian otak . Dengan resusitasi 15 menit tidak timbul :
- Nafas spontan - Kesadaran - Refleks pupil
2. Pada situasi penderita belum “mati” segala tindakan/ tx, yang “tidak ada gunanya”, tindakan tsb dapat
hentikan. Atas kepakatan tindakan tim medis.
Kriteria Harvard1. Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar 2. Tidak ada gerakan / pernafasan spontan 3. Tidak dapat ditimbulkan reflex
Macam keputusan stadium terminal 1. Menghentikan pengobatan utama 2. Menghentikan pemakaian alat-alat vital (ICU)3. Memberitahukan keadaanyapada pasien / keluarga 4. Eutanasia?
Pengambilan keputusan medik berdasarkan etik Berpegang :
1. Nilai-nilai yang diterima umum2. Doktrin-doktrin agamanya3. Prinsip-prinsip filsafat hidup4. Pengetahuan ilmiah
Keputusan hati nurani masing-masing yang bersumber pada pusat kepribadian masing-masing
2. Aspek etika Etika klinik Profesionallisme
Apa yang dikerjakan dokter mengahadapi pasien dalam proses kematian.
1. Menentukan apakah pasien dalam proses kematian (terminal)
2. Apakah perlu upaya resusitasi 3. Menjelaskan kepada keluarga alternative diatas 4. Merpersilakan keluarga mendoakan 5. Berbuat apa yang mungkin dapat dilakukan
Pola pemikiran keluarga :1. Pasrah 2. Terus berusaha
Etika medik para dokter :
1. Kesadaran etis 2. Berperilaku sesuai profesi 3. Moralitas tinggi yang berpedoman :
- Sumpah Hippocrates - Kode etik kedokteran - Keyakinan agama
Hati nurani 4. Tindakan sesuai keputusan hati nurani
Etika medik dalam menghadapi penderita pada Stadium terminal - Etika medik khusus bagian E.M umum - Etika prosfesi kedokteran mengutamakan kepentingan /
keselamatan penderita yang dirawat- Etika medik lebih dekat ke moral daripada hukum
Pelanggaran etika ≠ hukum Pelanggaran hukum ~ etika
Setiap pelanggaran etika bukanya dihukum tetapi dihimbau menyadari kesalahan memperbaiki kelakuan
HATI NURANI
Keputusan hati nurani adalah keputusan dalam pusat kepribadian masing-masing
Tenaga medis memerlukan tindakan yang cepat dan tepat menurut keputusan hari nurani waktu itu
Dan keputusan tersebut tentu sudah didasari oleh pertimbangan pribadi yang dipengaruhi :
• Ajaran agama • Kode etik profesi • Sumpah Hippokrates
Arti Kehidupan, Penyakit dan Kematian pada Manusia
- Kehidupan adalah :• Sesuatu yang suci • Sesuatu yang agung• Anugrah Allah
Oleh karena itu : 1. Setiap pembunuhan dosa besar 2. Setiap orang mengahyati kehidupan ~ kehendak Allah 3. Bunuh diri = pembunuhan Dokter meringankan penderitaan
- Arti penyakit dalam kehidupan Setiap penyakit adalah suatu gangguan dalam kehidupan Penyakit dapat menimbulkan hal-hal yang negatif : rasa cemas, marah, jengkel, manja, frustasi, suatu hukuman, suatu kutukan.
Keputusan hati nurani :
Bukan hanya pendapat ilmiah, atau pandangan sosial melainkan keputusan dalam
pusat kepribadian masing-masing. Keputusan-keptusan yang perlu diambil
sebagai dokter :1. Keputusan melakukan
pemeriksaan 2. Keputusan menegakan diagnosis 3. Keputusan melakukan tindakan 4. Keputusan maengatakan prognosis5. Keputusan menetapkan tarif6. Kerputusan menetapkan
“meninggal”
Penyakit merupakan arti positif dalam kehidupan sebagai katarsis, pembersih hati / bathin. Orang akan menyadari bahwa kehidupan adalah diluar dunia materi
- Arti kematian bagi seseorang Hidup dan mati merupakan sesuatu yang mendasar Persepsi terhadap kematian tidak sama suatu penyakit stadium terminal / akhir dapat menimbulkan / melibatkan
Aspek psikologiAspek fisilosofisAspek etis Aspek sosio ekonomis
• Manusia mahluk sosial• Dalam kehidupan sangat tergantung • Dalam keadaan tidak berdaya ketergantungan ini
sangat terasa
Misal keadaan akan meninggal• Hal-hal yang positif mendukung secara psikologis
Hal-hal yang negatif menambah penderitaan
Sembuh
Sehat Sakit Sembuh + cacat
Tidak bisa sembuh
Kematian
PENGERTIAN HIDUP / MATI Persepsi berbeda tergantung falsah hidup masing-masing - Kematian adalah akhir segala-galanya - Kematian adalah permulaan dari kehidupan di dunia “sana”
Perubahan perilaku orang yang akan meninggal • Dr. Elizabeth Knebler Roos • Dr. Lisa Robinson
Perubahan perilaku penderita pada “Stadium Terminal” yang telah diberi penjelasan tentang penyakitnya
Terdiri beberapa tingkat penerimaan :
Stadium I Stage of denial and isolation
- Pasien tidak percaya bahwa semua itu terjadi pada dirinya - Pasien keadaan syok- Pasien menghindari kontak dengan siapa saja - Semua tidak benar Dokter R.S, Lab → salah diagnosis
Stadium IIStage of anger
- Mengapa terjadi pada saya ?- Kemarahan ditujukan pada dokter, perawat dll
Dokter salah diagnosis - Stadium ini pasien sukar komunikasi dengan dokter, perawat, keluarga dll - Dalam situasi seperti ini pasien sangat memerlukan perawatan
Stadium IIIStage of bargaining
- Biasanya pasien memohon pada Tuhan pertolongan
- Berjanji berbuat baik, amal dll
Stadium IV Stange of depression
- Pasien merasakan penyakit makin parah- Pasien sadar kata-kata dokter benar- Rupanya Tuhan tidak mengabulkan permohonan- Pasien menyerah terhadap terapi, tindakan,
nasehat dokter maupun keluarga - Deprsi pasien ok. Perasaan akan kehilangan “segalanya” → preparatory depression- Kita / petugas Merawat, menyiapkan akan kenyataan kematian yang akan terjadi.
Stadium V Stage of acceptance
- Pasien menerima kenyataan akan tiba saat kematianya. Kadang perlu diskusi
berbagai masalah • Filosofi• Agama • Dunia fana / baka • Tujuan hidup • Tentang keluarga yang akan ditinggalkan
- Pasien apatis tidak tertarik disekitarnya → menghendaki sendiri
- Masih mengharapkan suatu keajaiban Tuhan merubah keadaanya
- Lama-kelamaan pasien menyerah → lemah Kita secara aktif mempersiapkan kerohanian
/agama bersama keluarga
Pemberitaan Akhir Hayat 1. Hal yang sangat sulit 2. Umumnya 90% dokter memilih tidak memberitahukan 3. Pemberitahuan dengan variasi
• Lewat keluarga • Tidak langsung• Tergantung kasus per kasus
4. Dokter Indonesia Diberi kewenangan / keberanian untuk
memberitahu pasien tentang• Semua tindakan medis • Perjalanan penyakit dengan segala
kemungkinan
Walaupun akhirnya Tuhan yang menentukan
Penyakit Stadium MenimbulkanTerminal Syok / Stres
Pasarah
Prognosis “dubia Gelisah sadar Menungguad malam ” akan Kematian
keadaanya
Hilang
Kematian Kepercayaan
Keadaan Penderita Prinsip diberitahu keadaaanya
- Penderita langsung- Keluarga
Resiko pemberitahuan - Positif - Negatif
Masalah - Kapan disampaikan - Siapa yang menyampaikan - Bagaimana cara penyampaian
- Menanggapi resiko pasien / keluarga
Selama berhubungan dengan penderita stadium terminal
1.Sikap manusiawi
2. Ikuti jalan / pembicaraan secara bijaksana
3. Menagarahkan pembaicaraan masa sekarang
4. Berusaha kontak terbuka dengan penderita
5. Saat terakhir beri kesempatan berdoa bersama keluarga / ulama, pendeta dll
6. Menjelang saat terakhir hendaknya menemani / menunggu
3. Aspek Hukum Apakah pandangan masyarakat kepada dokter sudah berubah?
* Dahulu, menolong orang sakit tanpa menomor satukan imbalan
* Sekarang, bekerja mengobati orang sakit untuk mendapatkan uang apabila ini yang benarMaka → dapat dipredeksi bahwa imbalan masyarakat yang semula berbentuk honorium berubah menjadi bayaran untuk suatu jasa medik.Dan sebagai akibatnya :
* Keluarga bisa tidak puas * Tuntutan hukum
- Kelalaian - Kecerobohan
- Mal praktek
Dalam KADEKI → tersirat suatu etika – klinik yang bisa menimbulkan ketidakpuasan
keluarga apabila dilanggar.
Empat pertanyaan yang harus dijawab :
1. Apakah dokter sudah bekerja maksimal sebelum pasien masuk dalam stadium terminal
2. Apakah rumusan diagnosa sudah tepat
3. Apakah pengobatan atau tindakan sudah tepat
4. Apakah sudah berkomunikasi dengan keluarga / pasien
– Tentang keadaanya – Kesempatan mendapatkan pendapat dokter
lain (second opinion)
4. Aspek Religi
– Aspek religi proses kematian sangat ditentukan oleh sudut pandang agama masing-masing
– Apabila kita percaya bahwa setelah kematian akan ada kehidupan baru yaitu kehidupan roh yang abadi, dokter seyogyanya berupaya “menghantarkan” pasien mengahdap Tuhan.
Hal ini bisa diserahkan pada pembimbing agama masing-masing dan keluarga.
Dokter sebagai petugas pelayanan kesehatan harus mengemukakan beberapa segi akhlak :
1. Keyakinan akan kehormatan profesi – Melakukan tugas dengan sungguh-sungguh
dengan penuh keikhlasan – Menjaga akhlak mulia dalam perilaku dan
tindakan sebagai dokter 2. Menjernihkan nafsu / hatinya Yang dimaksud dengan hati disini ialah
nurani dan rasa batin kemudian perilaku dan amal perbuatan
3. Cinta kasih Dalam tugas dan kewajiban 4. Benar dan jujur Merupakan keharusan mutlak agar
memperoleh kepercayaan pasien dan masyarakat.
5. Keadilan dan keseimbangan * Dokter termasuk paling banyak bergesek dalam kehidupan
dan perbuatan dengan manusia * Kehidupana dan amal seorang dokter tergantung dari
hubungan dengan manusia * Faktor yang menarik dalam kehidupan seorang dokter adalah
“pendapatan” dokter tersebut * Apakah ada pembatasan pendapat * Apakah tarif khusus untuk orang miskin * Bagaimana cara yang ditempuh antara tuntutan kebutuhan
dengan kemampuan pasien membayar
Beberapa pentunjuk :1. Mintalah fatwa kepada hati dan nafsumu
Kebajikan menyebabkan jiwa dan hati tenteram 2. Yang halal jelas dan yang haram jelas diantaranya adalah perkara yang kelam 3. Allah mengingatkan bahwa ketenangan dunia akan hilang dan yang kekal adalah kenikmatan & kebahagian akhirat
6. Rendah hati Seorang dokter seringkali cepat angkuh dan membanggakan dirinya, baik karena ilmu, harta maupun pengaruhnya Kesombongannya menandakan :
1. Kelemahan akal pikirnya 2. Kekurangan bijaksanaanya 3. Memperlihatkan keburukan akhlaknya
7. Mawas diri Kesempurnaan hanyalah bagi Allah, adapun manusia bersifat salah. Seorang dokter hendaklah mawas diri dan kontrol secara subyektif dan adil dengan demikian akan sadar akan dirinya.
Top Related