KONSEP
DASAR
KEPERAW
ATAN I
•
E T I KA
ME L A
K UK
AN
TI N
DA
KA
N
KE P E R
AWATA
N
•
E T I KA
BE R
KOM
UN
I KA
S I D
E NG
AN
KL I E
N
SKENARIO 1
TN. G UMUR 50 TAHUN DIRAWAT DI RUANG INTERNA DENGAN LUKA KAKI DIABETIC. NERS ANI MELAKUKAN PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT INSTRUMENT YANG TELAH DIPAKAI OLEH PASIEN SEBELUMNYA DAN NERS ANI TIDAK MELAKUKAN STERILISASI TERHADAP ALAT YANG TELAH DIGUNAKAN OLEH PASIEN SEBELUMNYA.
STERILISASI
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 31 / 50. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi. Sedangkan, steril adalah tidak adanya mikroorganisme yang aktif. sterilisasi bertujuan untuk membunuh semua bakteri baik patogen maupun non patogen. Alat yang digunakan dalam proses sterilisasi disebut sterilisator.
Jenis jenis alat instrumen kesehatan yang Steril ReUsable dan Steril Disposible Use
1. Peralatan steril reusable
Peralatan steril reusable maksudnya peralatan steril yang dapat
disterilisasi ulang, meliputi :
Alat kesehatan / berupa instrumen seperti : pisau operasi . guntingoperasi (surgical scissors), pinset operasi, doek klem, kocher,peart, kogel tang.
Linen (kain) untuk keperluan operasi, seperti : baju bedah, kamdoek.
Gloves (sarung tangan)
2. Peralatan steril disposable use
Peralatan steril disposable use merupakan alat kesehatan yang bersifat sekali pakai, contohnya : jarum suntik , alat semprit (spuit /syringes), cateters (iv cateters, foley cateters, stomach tube), alat-alat untuk mengambil / memberikan cairan atau darah (blood administration set, solution administration set).
JENIS JENIS PELANGGARAN KODE ETIK DALAM KEPERAWATAN:
• Tidak memberikan informasi yang sebenarnya tentang keadaan pasien mengingat hak pasien adalah
mendapatkan informasi terbuka tentang status kesehatannya.
• Memaksa pasien untuk menerima atau menyetujui satu tindakan medis dimana sebenarnya hak pasien
memberikan persetujuan atau penolakan terhadap tindakan medis atas dirinya atau keluarganya.
• Sengaja menimbulkan kerugian bagi pasien, contohnya : menjual obat dengan harga tinggi padahal pasien
sebenarnya tak membutuhkan obat tersebut.
• Sengaja tidak memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien contoh : melindungi bagian tubuh dengan
selimut atau pakaian untuk menjaga privasi pasien, memasang side rail (rail penyangga tempat tidur
sehingga pasien jatuh )
• Salah memberikan therapy (obat) pada pasien yang beresiko menimbulkan relasi negatif untuk pasien.
• Membuka atau memberikan informasi medis ( jenis penyakit,penyebab dll) pasien kepada orang lain yang
tidak berkepentingan (selain tenaga medis yang menangani pasien) hak pasien adalah mendapat privasi
dirinya dan kerahasiaan medis dirinya.
• Membedakan pasien atas dasar ras, keyakinan, umur dan faktor
lain hak pasien adalah mendapat perlakuan yang sama.
• Menolak melakukan tindakan emergency yang akan
membahayakan jiwa dikarenakan jaminan pasien belum selesai
• Tidak melakukan dokumentasi pasien dengan benar, catat secara
akurat objektif, dan lengkap tidak boleh ada penghapusan data
ataupun tanpa paraf dan nama disampingtulisannya.
• Perawat melakukan tindakan kriminal : kekerasan pada pasien
ringan hingga berat.
• Perawat melakukan kecerobohan : meliputi memfitnah,mengekang
kebebasan pasien atau mengancam pasien.
PERAWATAN ULKUS/LUKA KAKI PADA PENDERITA DIABETIK
• Untuk perawatan luka biasanya menggunakan antiseptik dan kassa steril. Jika ada jaringan nekrotik
sebaiknya dibuang dengan cara digunting sedikit demi sedikit sampai kondisi luka mengalami granulasi
(jaringan baru yang mulai tumbuh). Lihat kedalam luka, pada pasien diabetes dilihat apakah terdapat sinus
(luka dalam yang sampai berlubang) atau tidak. Bila terdapat sinus, sebaiknya disemprot (irigasi) dengan
NaCl sampai pada kedalaman luka, sebab pada sinus terdapat banyak kuman.
• Lakukan pembersihan luka sehari minimal dua kali (pagi dan sore), setelah dilakukan perawatan lakukan
pengkajian apakah sudah tumbuh granulasi, (pembersihan dilakukan dengan kassa steril yang dibasahi
larutan NaCl).
• Setelah luka dibersihkan lalu tutup dengan kassa basah yang diberi larutan NaCl lalu dibalut disekitar luka,
dalam penutupan dengan kassa jaga agar jaringan luar luka tertutup. Sebab jika jaringan luar ikut tertutup
akan menimbulkan maserasi (pembengkakan).
• Setelah luka ditutup dengan kassa basah bercampur NaCl, lalu tutup kembali dengan kassa steril yang
kering untuk selanjutnya dibalut (Ismayati, 2007). Jika luka sudah mengalami penumbuhan granulasi,
selanjutnya akan ada penutupan luka (skin draw). Penanganan luka diabetik, harus ekstra agresif sebab
pada luka diabetik kuman akan terus menyebar dan memperparah kondisi luka (Hermawati, 2007).
PENYEBAB UMUM LUKA KAKI PADA PENDERITA DIABETES SUSAH SEMBUH
Kadar gula dalam darah yang tinggi, sehingga menyebabkan pembuluh
darah menyempit ( vasokonstriksi ) dan menjadi kaku ( elastisitasnya
menurun ), akibatnya sirkulasi darah menjadi terganggu. Transportasi
nutrisi, oksigen pada luka menjadi terganggu sehingga sangat wajar bila
penyembuhan luka berjalan sangat lambat.
Kerusakan Saraf (Neuropati Diabeticum), keadaan ini akan menimbulkan
gejala perasaan baal atau kebas apda tangan dan kaki, sehingga
kadangkala pasien tidak menyadari adanya perubahan pada kulitnya.
Sistem imunitas terganggu, kadar gula yang cenderung tinggi dapat
merusak dari sistem imunitas itu sendiri, sehingga penyembuhan luka
terganggu, juga akan rentan terhadap infeksi.
Pencegahan Diabetes Intervensi gaya hidup:
1. porsi makan yang cukup
2. Kurangi berat badan
3. Hindari merokok
4. Rajin berolahraga
Intervensi farmasi
Jenis dan gejala penyakit Diabetes
Pada DM tipe 1, gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah polyuria, polyphagia, polydipsia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritis.
Pada DM tipe 2, gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. Jenis DM ini seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM tipe 2 ini umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan memburuk, menderita hipertensi, hyperlipidemia, obesitas dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan saraf.
SKENARIO 2
NS. ANI BERTUGAS DI RUANG PENYAKIT DALAM. PADA JADWAL MINUM OBAT, NS. ANI MEMBERIKAN OBAT KEPADA SALAH SATU PASIEN, AKAN TETAPI OBAT TERSEBUT TIDAK DIMINUM OLEH PASIEN TERSEBUT. OBAT TERSEBUT DISEMBUNYIKAN DI BAWAH BANTAL. MELIHAT KEJADIAN TERSEBUT, NS. ANI MEMANGGIL, MEMBENTAK DAN MEMARAHI PASIEN.
DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPERAWATAN KEPADA INDIVIDU, KELUARGA, ATAU KOMUNITAS, PERAWAT SANGAT MEMERLUKAN ETIKA KEPERAWATAN YANG MERUPAKAN FILSAFAT YANG MENGARAHKAN TANGGUNG JAWAB MORAL YANG MENDASAR TERHADAP PELAKSANAAN PRAKTIK KEPERAWATAN, DIMANA INTI DARI FALSAFAH TERSEBUT ADALAH HAK DAN MARTABAT MANUSIA.
1. Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada tanggung jawab
2. yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.
3. Perawat, dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan, memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adapt istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga, dan masyarakat.
4. Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga, dan masyarakat, senantiasa diladasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.
5. Perawat menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga, dan masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
Hak Perawat1. Memperoleh perlindungan hukum yang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi.
2. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan
dengan tugasnya.
3. Mendapatkan perlakuan adil & jujur oleh Pimpinan sarana kesehatan,
klien/pasien & / keluarganya.
4. Menerima imbalan jasa pelayanan keperawatan yang telah diberikan.
5. Mendapat hak cuti & hak kepegawaian lainnya sesuai peraturan yang
berlaku.
Kewajiban perawat1. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
2. Perawat wajib merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
3. Perawat menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Perawat wajib memberikan informasi kepadapasien / keluarga yang sesuai batas kewenangan perawat
5. Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat sesuai dengan kondisi pasien baik secara tertulis maupun secara lisan
HAK PASIEN1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib &
peraturan yang berlaku di RS
2) Pelayanan yang manusiawi,adil & jujur
3) Memperoleh pelayanan keperawatan & asuhan yang bermutu sesuai dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi
4) Memilih dokter & kelas perawatan sesuai dengan keinginannya & sesuai dengan peraturan yang berlaku di RS
5) Meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di RS tersebut (second opinion), terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter yang menangani
Jenis jenis komunikasi• Verbal: Jenis komunikasi yang paling lazim
digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata kata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang.
• Non-Verbal: Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendeteksi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.
Tujuan berkomunikasi dengan klien
Supaya pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti oleh klienSebagai komunikator, perawat perlu menyampaikan pesannya dengan jelas, lengkap, dan sopan agar pasien bisa mengerti.
Memahami klienSebagai komunikator, proses komunikasi tidak akan berlangsung dengan baik bila perawat tidak dapat memahami kondisi atau perasaan yang diinginkan pasien.
Supaya gagasan dapat diterima oleh klienSelain sebagai komunikator, perawat juga sebagai edukator yaitu memberikan pendidikan kesehatan pada pasien. Peran ini akan efektif dan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh perawat dapat diterima dan dimengerti oleh klien.
Menggerakan klien untuk melakukan atau merubah sesuatuMempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita inginkan bukanlah hal yang mudah, perlu adanya pendekatan-pendekatan yang jitu agar orang lain atau klien percaya dan yakin bahwa apa yang kita harapkan merupakan hal yang bermamfaat untuk klien atau komunikan.
Top Related