i
SKRIPSI
PENGARUH KESEHATAN KERJA DAN KESELAMATAN KERJA
TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS
KEBAKARAN KOTA KENDARI
OLEH :
MERI ANGGRAENI
B1B1 13 047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
v
ABSTRAK
Meri Anggraeni. B1B1 13 047. Pengaruh Kesehatan Kerja Dan Keselamatan
Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Dinas Kebakaran
Kota Kendari. Dibimbing oleh ; Razak Yusuf dan Nofal Nur.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh secara simultan dan
parsial kesehatan kerja dan keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja Pegawai
Dinas Kebakaran Kota Kendari.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Objek penelitian ini
adalah pegawai Dinas Kebakaran Kota Kendari dengan populasi berjumlah 67
pegawai yang sekaligus responden dalam penelitian ini. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner dan wawancara. Tehnik
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa: (1) kesehatan kerja dan
keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, (2), kesehatan
kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. (3) keselamatan
kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai.
Kata Kunci: Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja Kerja, Kepuasan Kerja
Pegawai
vi
ABSTRACT
Meri Anggraeni. B1B1 13 047. The Effect of Occupational Health And Safety
On Job Satisfaction Of Employees Kendari City Fire Service. Suprvisior ;
Razak Yusuf and Nofal Nur.
This study aims to analyze the effect of simultaneous and partial
occupational health and safety to job satisfaction of Kendari City Fire Officer.
This research uses quantitative approach. The object of this research is the
employees of Kendari City Office of Kendari with a population of 67 employees at
the same time respondents in this study. Methods of data collection this study is to
use questionnaires and interviews. The analysis technique used is multiple linear
regression analysis.
The results of this study that: (1) occupational health and occupational
safety have a significant effect on job satisfaction, (2), occupational health has a
significant effect on employee job satisfaction. (3) work safety significant effect on
employee job satisfaction.
Keywords: Occupational Health, Occupational Safety, Employee Job
Satisfaction
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus kristus atas berkat dan pimpinannya yang
telah penulis terima selama melaksanakan skripsi ini. Sehingga pada akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada bapak Abdul Razak Yusuf,SE.,M.Si selaku
pembimbing I dan bapak Dr.Nofal Nur,SE.,MM selaku pembimbing II yang
dengan tulus ikhlas bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kupersembahkan terima
kasih teristimewa dan tak terhingga yang setinggi-tingginya kepada yang tercinta
Ayahanda Heri Susanto dan Ibunda tercinta Sulistiani yang telah
mengasuh,membesarkan,menanamkan nilai-nilai kejujuran,kesabaraan,keberanian
dan motivasi untuk mencapai pendidikan setinggi mungkin.
Penulis menyadari, bahwa skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan moril
maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu kepada yang telah membantu
penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:
1. Bapak Dr. Muhammad Zamrun F. S.Si., M.Si., M.Sc. selaku Rektor
Universitas Halu Oleo.
2. Ibu Dr. Hj. Rostin SE., MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Halu Oleo.
3. Bapak Laode Asfahyaddin Aliddin, SE., MM, selaku Ketua Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.
viii
4. Ibu Dr. Sriwiyati Maharani, SE., M,Si, selaku Sekretaris Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.
5. Bapak Prof.Dr.H.Ibnu Hajar,SE.,M.S selaku penguji I,
ibu Dr. Sriwiyati Maharani, SE., M,Si, selaku penguji II dan bapak
Dr.Nasrul,SE,.M.Si selaku penguji III yang telah meluangkan waktu dan
pemikirannya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
6. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis
khususnya Jurusan Manajemen Universitas Halu Oleo, atas ilmu dan
bantuannya selama ini.
7. Ucapan terima kasih buat Adikku David Prayoga atas doa dan
dukungannya, salam sayang buat adikku tercinta.
8. Ucapan terima kasih buat kakekku Asir dan nenekku Jariaty dengan penuh
cinta kasihnya memberikan perhatian,doa dan dukungannya selama ini.
9. Buat kakekku Alm.Bini dan Nenekku Alm.suyatun yang dengan ikhlas
membimbing,memberikan perhatian dan dukungan sebelum beliau
meningalkan dunia ini.
10. Buat saudara-saudaraku serta omku dan tanteku terkasih yang sudah
memberikan dukungannya dan suportnya.
11. Khusus buat yang tercinta Mansyah Munawar tempat membagi duka
selama menempuh pendidikan,terimakasih atas
perhatian,motivasi,kesabaran dan ketulusannya.
12. Untuk sahabat-sahabatku mahasiswa angkatan 2013, Eriknawati,
Mulgaida, Aslinda, Annisa Fadilla listyaningtyas,SM, lisa Minelia, Eka
ix
Solihati, Eni Fitriani, Hera S, Azzahra radhifa, Debby Anggraeni arif,
LM.Yazid Karimullah, Fatwan Syawal, Ardinsyah Burhan dan yang tidak
sempat saya sebutkan yang telah memberikan semangat dan motivasi
untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
13. Untuk sahabat ku tercinta Yuyun Fatriana,Yayu Aprilia, suci
prabawati,Amd.kep terimakasih atas dukungannya dan suportnya
14. Untuk teman-teman KKN Gusman, syawal, rois, alan, irvan, agus, irul,
ima, ifa, ayu, ija, selvi, nova telah memberikan semangat dan motivasi
untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu.
Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Tuhan Yesus Kristus
berkenan membalas semua kebaikan Bapak,ibu,saudara dan teman-teman
sekalian,Akhir kata,semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak
yang berkepentingan
Kendari, juni 2017
MERI ANGGRAENI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI .....................................................................................................x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................9
2.2 Kesehatan Kerja ..............................................................................13
2.2.1 Pengertian Kesehatan Kerja ..................................................13
2.2.2 Tujuan Kesehatan Kerja ........................................................16
2.2.3 Indikator Kesehatan Kerja .....................................................16
2.2.4 Faktor – Faktor Kesehatan Kerja ..........................................17
2.3 Keselamatan Kerja .........................................................................17
2.3.1 Pengertian Keselamatan Kerja ..............................................17
2.3.2 Unsur dan Prinsip Keselamatan Kerja ..................................20
2.3.3 Mengikuti Prosedur Keselamatan kerja ................................21
2.3.4 Syarat Keselamatan Kerja .....................................................21
2.3.5 Indikator Keselamatan Kerja .................................................23
2.3.6 Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja .................................23
2.4 Konsep Kepuasan Kerja ..................................................................24
2.4.1 Pengertian Kepuasan Kerja ...................................................24
2.4.2 Teori Kepuasan Kerja............................................................26
2.4.3 Dimensi Kepuasan Kerja .......................................................28
2.4.4 Faktor-Faktor Kepuasan Kerja ..............................................30
2.5 Hubungan Antar Variabel ...............................................................33
2.5.1 Hubungan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Pegawai ...33
2.5.2 Hubungan Keselamatan Kerja Terhadap Kepuasan Pegawai34
2.6 Kerangka Pikir ................................................................................35
2.7 Hipotesis Penelitian .........................................................................36
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian .............................................................................38
3.2 Populasi dan Sampel .......................................................................38
3.3 Sumber Data ....................................................................................38
3.4 Metode Pengumpulan Data .............................................................38
3.5 Skala Pengukuran Variabel Penelitian ............................................39
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ..........................................................39
3.6.1 Uji Validitas ..........................................................................39
3.6.2 Uji Reliabiliti Instrumen........................................................40
3.7 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...........................................40
3.7.1 Analisis Data .........................................................................40
3.7.2 Pengujian Hipotesis ...............................................................41
3.8 Defenisi Operasional Variabel ........................................................42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...............................................44
4.2 Karakteristik Responden .................................................................45
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..........45
4.2.2 Umur Responden ...................................................................45
4.2.3 Tingkat Pendidikan ...............................................................46
4.3 Deskripsi Variabel Penelitian ..........................................................46
4.3.1 Deskripsi Variabel Kesehatan Kerja .....................................47
4.3.2 Deskripsi Variabel Keselamatan Kerja .................................49
4.3.3 Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja ......................................51
4.4 Uji Instrumen Penelitian .................................................................54
4.4.1 Uji Validitas ..........................................................................54
4.4.2 Uji Realibilitas.......................................................................55
4.5 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...........................................55
4.5.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ................................55
4.5.2 Koefisien Regresi ..................................................................56
4.5.3 Koefisien Korelasi .................................................................57
4.5.4 Koefisien Determinasi ...........................................................57
4.5.5 Hasil Pengujian Model Regresi Secara Simultan ..................58
4.5.6 Hasil Pengujian Model Regresi Secara Parsial .....................58
4.6 Pembahasan .....................................................................................59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .....................................................................................64
5.2 Saran-Saran .....................................................................................64
DAFTRA PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN .......................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Umur ............................45
Tabel 4.2 Penentuan Kategori Rata-Rata Skor Pernyataan ...............................46
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Kesehatan Kerja...........................................47
Tabel 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Keselamatan Kerja ......................49
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Tentang Kepuasan Kerja Pegawai ...............51
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas Instrumen ................................................54
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Relibilitas Instrumen ..............................................55
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ...........................................56
Tabel 4.9 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi .........57
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir...............................................................................36
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat berperan dalam suatu
organisasi dalam memberikan pelayanan kepada publik. Pembinaan dan
pengembangan profesionalitas SDM menjadi salah satu upaya yang tepat untuk
menghadapi dan merespon segala tantangan yang berkaitan dengan perubahan
lingkungan strategis. Sebagai upaya untuk mewujudkan tuntutan profesionalitas.
Perubahan tersebut membawa konsekuensi bahwa setiap organisasi harus
memiliki Sumber Daya Manusia yang memenuhi persyaratan baik secara
kuantitas maupun kualitas sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsinya
secara profesional.
Industrialisasi dan modernisasi menyongsong pengglobalisasian dunia
pada saat ini telah menimbulkan banyak perubahan dalam kehidupan signifikan.
Manusia adalah merupakan mahluk-mahluk hidup yang lebih sempurna bila
dibandingkan dengan mahluk-mahkluk hidup yang lain. Akibat dari unsur
kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalami
perubahan dalam segi psikologi. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini
dikatakan sebagai salah satu faktor penggerak utama dalam tercapainya tujuan
organisasi (perusahaan). Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh
Hasibuan (2007) Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap
kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penenu
2
terwujudnya tujuan oganisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif
karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya.
Tantangan utama bidang personalia adalah bagaimana mengelola sumber
daya organisasi dengan efektif dan menghapuskan praktek-praktek yang tidak
efektif, manajemen dituntut selalu mengembangkan cara-cara baru untuk menarik
dan mempertahankan para pegawai dan manajer berkaliber tinggi yang diperlukan
organisasi agar dapat mampu bersaing (Handoko, 2008), artiannya SDM
merupakan aset yang sangat bernilai untuk di jaga dan dipertahankan
eksistensinya, sehingga membutuhkan SDM yang dinamis, profesional, yang
mampu bersaing dan berdayaguna.
Masalah Keselamatan Kerja bukan hanya semata-mata tanggung jawab
pemerintah saja melainkan tanggung jawab semua pihak yaitu instansi, tenaga
kerja dan masyarakat. Keselamatan Kerja merupakan hal yang paling penting bagi
instansi, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan
karyawan, tetapi juga merugikan perusahaan. Keselamatan kerja menurut Mondy
(2008) adalah perlindungan pegawai dari cidera yang disebabkan oleh kecelakaan
yang berkaitan dengan pekerjaan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala daya upaya dan
pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah, menanggulangi dan
mengurangi terjadinya kecelakaan dan dampaknya melalui langkah-langkah
identifikasi, analisa dan pengendalian bahaya dengan menerapkan sistem
pengendalian bahaya secara tepat dan melaksanakan perundang-undangan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja
3
Keselamatan kerja menurut Mathias dan Jakson (2002) adalah kondisi
yang merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
Semangat kerja sangat diperlukan dan diharapkan akan dapat bekerja pada
kapasitas penuh, sehingga akan meningkatkan kinerja organisasi. Sebaliknya jika
karyawan tidak merasa puas dalan kinerjanya maka akan terjadi kondisi penuruan
semangat kerja mereka.
Kepuasan kerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui dampak positif dan
negatif dari suatu kebijakan operasional. Semangat kerja menurut Hasibuan
(2007) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasakan atas kecakapan, pengalaman
dan kesungguhan serta waktu. Semangat dalam oganisasi merupakan jawaban dari
berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan, dan merupakan
suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasi kepada pihak tertentu untuk
mengetahui tingkat pencapaian suatu perusahaan yang dihubungkan dengan visi
yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetaui dampak positif
dan negatif dari suatu kebijakan operasional.
Adapun dasar dari pemilihan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari
sebagai objek penelitian ini karena pertimbangan kondisi instansi tersebut dengan
misi meningkatkan kualitas sumber daya aparatur dalam penanggulangan bencana
kebakaran dan menciptakan kondisi yang aman/melindungi masyarakat melalui
pengurangan risiko bencana kebakaran.
4
Kajian empiris yang melandasi pengujian hubungan keselamatan kerja
terhadap semangat kerja yakni penelitian yang dilakukan oleh Doni Yulianto
Triadityo (2013) menemukan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara
keselamatan kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan bagian produksi Cahaya
Timur Offset Yogyakarta. Selanjutnya penelitian yang mendukung dilakukan oleh
Listra Naibaho (2015), yang menyatakan bahwa keselamatan kerja berpengaruh
terhadap semangat kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Doni
Harris Tabrani (2014), riset gap dari 2 peneliti sebelumnya adalah ditinjau dari
segi variabel dependennya, peneliti Doni Yulianto Triadityo dan Listra Naibaho
melihat pengaruh keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja, sedangkan peneliti
oleh Harris Tabrani melihat pengaruh keselamatan kerja dan kesehatan kerja
terhadap produktifitas kerja.
Dinas Pemadam Kebakaran merupakan instansi, dimana petugas pemadam
kebakaran yang langsung turun dilapangan untuk memadamkan api, jika terjadi
bencana kebakaran, sehingga petugas pemadam kebakaran memerlukan kesehatan
dan keselamatan kerja, dan alat-alat bantuan seperti; pompa hydrant yang
berfungsi untuk memompa sumber air yang digunakan untuk memadamkan
kebakara dan selang hydrant yang berfungsi untuk menyalurkan air ke sumber api
yang didukung oleh tekanan dari pompa hydrant.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu masalah yang penting
dalam setiap proses operasional, terutama pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Kendari. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan instrumen yang
memproteksi pekerja dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut
5
merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh instansi. Kesehatan dan
keselamayan kerja bertujuan mencegah dan mengurangi, kecelakaan
kerja . Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja tidak boleh dianggap sebagai
upaya pencegahan kecelakaan kerja bagi pegawai.
Dinas Kebakaran Kota Kendari merupakan salah satu instansi yang
bertugas untuk memadamkan api jika terjadi kebakaran, dalam pelaksanannya
membutuhkan sistem manajemen keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang
baik sehingga mampu mengasilkan pegawai berkualitas dan mampu mendukung
pencapaian tujuan instansi secara optimal.
Pegawai bekerja tergantung kepada kondisi yang bersifat fisiologis dan
psikologis, dan tidak semata-mata untuk mendapatkan uang. Gaji yang tinggi
tidak selalu menjadi faktor utama untuk meningkatkan kerja, Mereka bekerja juga
untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan
memperoleh perhatian pada segi kemanusiaanya. Kesehatan dan keselamatan
kerja di suatu isntansi merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dan
dikondisikan secara baik oleh pihak instansi khususnya Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Kendari. Dengan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja yang
baik dan memadai, pegawai dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan
baik. Sebaliknya, jika kondisi kesehatan dan keselamatan kerja fisik pegawai
kurang sehat, tentu akan mempengaruhi tingkat produktivitas kerjanya.
Berdasarkan hasil kajian empiris dan fenomena yang ada tentang
kesehatan dan keselamatan kerja, maka saya peneliti tertarik, mengambil judul
6
“Pengaruh Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja Tehadap Kepuasan Kerja
Pegawai Pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalah terkait penelitian ini
adalah :
1. Apakah kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari?
2. Apakah keselamatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari?
3. Apakah kesehatan kerja dan keselamatan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Kendari?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja
pegawai pada kerja pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari
2. Untuk mengetahui pengaruh keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja
pegawai pada kerja pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari
3. Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh kesehatan kerja dan keselamatan
kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada kerja pada Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Kendari.
7
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat:
1. Memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya, baik para akademisi
maupun praktisi secara umum mengenai kesehatan kerja, keselamatan
kerja, dan kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Kendari
2. Memberikan kontribusi akademis kepada berbagai pihak yang berminat
dalam pengembangan sumber daya manusia pada umumnya, dan
menciptakan, memperkuat, atau mengembangkan suatu kesehatan kerja
dan keselamatan kerja yang baik dan dapat meningkatkan kepuasan kerja
pegawai pada khususnya.
3. Memberikan masukan bagi pihak Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Kendari, untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam upaya
meningkatkan kepuasan kerja pegawai melalui peningkatan kesehatan
kerja dan keselamatan kerja yang berguna bagi instansi dan masyarakat
umum.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mencakup pengaruh kesehatan kerja dan keselamatan kerja
terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari.
Kesehatan kerja diukur dengan indikator: keadaan dan kondisi pegawai,
lingkungan kerja, perlindungan pegawai. Gary Dessler (1997)
Keselamatan kerja diukur dengan menggunakan indikator-indikator yakni :
(1) Keadaan Tempat Lingkungan Kerja; (2) Kelengkapan peralatan kerja; (3)
8
Pemakaian Peralatan Kerja; (4) Kondisi fisik dan mental pegawai.
Mangkunegara (2011)
Kepuasan kerja pegawai dalam penelitian ini merupakan variabel
dependent, dimana kepuasan kerja diukur dengan indikator; kepuasan terhadap
tugas/pekerjaan, kepuasan terhadap supervisi atasan langsung, kesempatan
promosi dan kepuasan terhadap rekan sekerja. Smith et al (1969)
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai acuan empiris dalam sebuah
penelitian. Berikut ini akan disajikan mengenai beberapa penelitian terdahulu
sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Johana Eka Permanasari (2014), dengan
judul “Analisis Pengaruh Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Terhadap
Kinerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi pada
Karyawan Bagian Produksi PT. Jamu Air Mancur Palur, Karanganyar, Jawa
Tengah”. Jumlah sampel 67 responden dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling. Analisis yang
digunakan meliputi: regresi berganda, uji validitas, uji reliabilitas, uji
asumsi klasik, uji pengaruh mediasi (intervening), uji R2, Uji F dan Uji t.
Hasil analisis yang telah dilakukan peneliti menyatakan bahwa variabel
kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
kepuasan kerja, variabel keselamatan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel kepuasan kerja, variabel kesehatan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap varibel kinerja karyawan,
variabel keselamatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel kinerja karyawan. Hasil analisis yang dilakukan menggunakan uji t
dapat diketahuai variabel kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel kinerja karyawan.
10
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang
variabel keselamatan kerja, sedangkan letak perbedaannya adalah pada
obyek penelitian dan peneliti sebelumnya menambahkan variabel kesehatan
dan variabel kepuasan sebagai variabel interverning.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Doni Yulianto Triadityo (2013), dengan
judul “Hubungan Antara Keselamatan Kerja Dengan Semangat Kerja
Karyawan Bagian Produksi Cahaya Timur Offset Yogyakarta”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara keselamatan kerja
dengan semangat kerja karyawan. Subjek penelitian adalah karyawan bagian
produksi Cahaya Timur Offset Yogyakarta. Metode penelitian
menggunakan metode kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah
simple random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala
yaitu skala keselamatan kerja dan skala semangat kerja. Metode analisis
data dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment.
Hasil penelitian menyatakan bahwa semakin tinggi keselamatan kerja maka
akan semakin tinggi semangat kerja, sebaliknya semakin rendah
keselamatan kerja maka akan semakin rendah pula semangat kerja.
Diperoleh dari hasil penelitian yang menunjukkan nilai korelasi sebesar r=
0, 585 dengan taraf signifikansi sebesar p = 0,000 (p < 0,01). Sumbangan
efektif yang diberikan variabel keselamatan kerja terhadap variabel
semangat kerja sebesar 34,2 %. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan yang sangat signifikan antara keselamatan kerja dengan
semangat kerja pada karyawan bagian produksi Cahaya Timur Offset
11
Yogyakarta. Pelaksanaan keselamatan kerja pada kategori sedang dan
mayoritas subjek mempunyai semangat kerja dengan kategori tinggi.
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang
variable keselamatan kerja dan semangat kerja dan juga alat analisis yang
digunakan, sedangkan perbedaannya terletak pada obyek penelitian.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Harris Tabrani (2014), dengan judul
“Pengaruh Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan
Kerja Pegawai Pada Kantor Wilayah Distrik Navigasi Kelas II Teluk
Bayur”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh
Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Pegawai Pada Kantor Wilayah Distrik Navigasi Kelas II Teluk Bayur
Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa variabel keselamatan kerja
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dengan nilai regresinya 0,417
nilai signifikannya 0,000. Sedangkan variabel kesehatan kerja juga
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dengan nilai regresinya 0,575
dengan nilai signifikan 0,000. Untuk uji t pada varaibel keselamatan kerja
diperoleh t hitung 7,552 dan t tabel 1,988 berarti keselamatan kerja
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, sedangkan kesehatan kerja
diperoleh t hitung < t tabel yaitu 7,040 < 1,988 berarti bahwa kesehatan
kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Pada uji F terlihat
bahwa F hitung > F tabel 107,545 > 3,10 dengan signifikansinya 0,000 atau
dibawah 0,05 akibatnya H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa
variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan
12
secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja pegawai pada Kantor
Wilayah Distrik Navigasi Kelas II Teluk Bayur. Nilai koefisien determinasi
yang disesuaikan (adjusted R2) adalah 0,710 artinya sebesar 71% pengaruh
variabel bebas (keselamatan dan kesehatan kerja) terhadap variabel terikat
(kepuasan kerja kerja) dan sisanya 29 % dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidka diteliti dalam penelitian ini.
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang
variabel keselamatan kerja, sedangkan perbedaannya terletak pada obyek
penelitian, pada penelitian sebelumnya menambahkan variabel kesehatan
kerja sebagai variabel independent.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Listra Naibaho (2015), dengan judul
“Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Semangat Kerja
Petugas Operasional Pada Dinas Pencegahan Dan Penanggulangan
Kebakaran Dinas Kota Bandung”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap
Semangat Kerja Petugas Operasional Pada Dinas Pencegahan Dan
Penanggulangan Kebakaran Dinas Kota Bandung.
Hasil penelitian menyatakan bahwa tanggapan karyawan terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dinas Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran Dinas Kota Bandung adalah baik, yang ditunjukkan dengan nilai
rata-rata secara keseluruhan atas pernyataan karyawan terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerj Dinas Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran adalah sebesar 3,55 dan dari hasil penelitian bahwa semangat
13
kerja karyawan Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Dinas
Kota Bandung adalah baik, yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata secara
keseluruhan atas pernyataan karyawan terhadap semangat kerja adalah
sebesar 3,51.
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang
pengaruh keselamatan kerja terhadap semangat kerja, perbedaannya terletak
pada obyek penelitian, dan perbedaanya juga terletak pada variabel
independen, peneltian terdahulu menambahkan variabel kesehatan kerja.
2.2 Kesehatan Kerja
2.2.1Pengertian Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja menurut Mathias dan Jakson (2002) adalah kondisi yang
merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. Individu
yang sehat adalah individu yang bebas dari penyakit, cidera serta masalah mental
emosi yang bisa menggangu aktivitas.
Adapun unsur kesehatan yang erat berkaitan dengan lingkungan kerja dan
pekerjaan, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
efisiensi dan produktifitas.
Kesehatan kerja menurut Flippo, dalam (Sibarani Mutiara,2012:113),
kesehatan kerja di bagi menjadi dua, yaitu:
1. Physical Health
a. Preplacement physical examinations (pemeriksaan jasmani
prapenempatan)
14
b. Periodic physical examinations for all key personnel(pemeriksan jasmani
secara berkala untuk personalia)
c. Voluntary periodic physical examinations for all key personnel
(pemeriksan jasmani secara berkala secara sukarela untuk personalia)
d. well-equipped and staffed medical dispensary (klinik medis yang
mempunyai staf dan perlengkapan yang baik)
e. Availability of trained industrial hygienists and madecal personnel
(tersedianya personalia medis dan ahli hygiene industry yang terlatih)
f. Systematic and preventive attention devoyed to industrial stresses and
strains (perhatikan yang sistematik dan prefentif yang dicurahkan pada
tekanan dan ketegangan industrial)
g. Periodic and systematic inspections of provisions for propersanitation
(pemeriksaan-pemeriksaan berkala dan sistematis atas ketentuan untuk
sanitasi yang tepat).
2. Mental Health
a. Availability of psychiatric specialist and instructions (tersedianya
penyuluhan kejiwaan dan psikiater)
b. Coorperation with outside psychiatric specialist and instructions (kerja
sama dengan spesialis dan lembaga-lembaga psikiater dari luar
organisasi)
c. Education of company personnel concerning the nature and importance
of the mental health problem (pendidikan personalia perusahaan
sehubungan dengan hakikat dan pentingnya masalah kesehatan mental)
15
d. Development and maintenance of aproper human relations program
(pengembangan dan pemeliharaan program hubungan kemanusiaan yang
tepat).
Kesehatan merujuk pada pengembangan dan aplikasi seperangkat prinsip-
prinsip praktis yang diarahkan kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur
psikologis dan pencegahan dari kemungkinan timbulanya penyakit dan kerusakan
mental. Menurut Yusuf (2009) adapun karakteristik pribadi yang kesehatanya juga
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Fisik, yaitu dapat dijelaskan melalui pengembangannya normal, berpungsi
untuk melakukan tugas-tugasnya, sehat serta tidak sakit-sakitan.
2. Psikis, yaitu respek terhadap diri sendiri dan orang lain, memiliki Insight
dan rasa humor, memiliki respons emosional yang wajar, mampu berpikir
realistik dan objektif, terhindar dari gangguan-gangguan psikologis, bersifat
kreatif dan inovatif, bersifat terbuka dan fleksibel, tidak difensif dan
memiliki perasaan bebas untuk memilih, menyatakan pendapat dan
bertindak.
3. Sosial, yaitu memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang (affection)
terhadap orang lain, serta senang untuk memberikan pertolongan kepada
orang-orang yang memerlukan pertolongan (sikap alturis), mampu
berhubungan dengan orang lain secara sehat, penuh cinta kasih dan
persahabatan dan bersifat toleran dan mau menerima tanpa memandang
kelas sosial, tingkat pendidikan, politik, agama, suku, ras, atau warna kulit.
16
4. Moral-religius, yaitu beriman kepada Allah, dan taat mengamalkan ajaran-
Nya, jujur, amanah (bertanggung jawab), dan ikhlas dalam beramal. Uraian
diatas, menunjukan ciri-ciri mental yang sehat, sedangkan yang tidak sehat
cirinya antara lain perasaan tidak nyaman (inadequacy), perasaan tidak
aman (insecurity), kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence),
kurang memahami diri (self-understanding), kurang mendapat kepuasan
dalam berhubungan sosial, ketidakmatangan emosi, kepribadiannya
terganggu, mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf. (Yusuf (2009).
2.2.2 Tujuan Kesehatan Kerja
Tujuan kesehatan kerja menurut Tarkawa (2008) yaitu :
1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-
tingginya baik fisik, mental dan sosial di semua lapangan kerja.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
lingkungan kerja.
3. Melindungi tenaga kerja dari bahaya kesehatan yang ditimbulkan akibat
pekerjaan.
4. Menempatkan tenaga kerja pada lingkungan kerja yang sesuai dengan
kondisi fisik, tubuh, mental psikologis tenaga kerja yang bersangkutan.
2.2.3 Indikator Kesehatan Kerja
Menurut Gary Dessler (1997) indikator kesehatan kerja terdiri dari :
a. Keadaan dan kondisi pegawai. Keadaaan dan kondisi pegawai adalah
keadaan yang dialami oleh pegawai pada saat bekerja yang mendukung
aktifitas dalam bekerja.
17
b. Lingkungan kerja. Lingkungan kerja adalah lingkungan yang lebih luas dari
tempat kerja yang mendukung aktivitas pegawai dalam bekerja.
c. Perlindungan karyawan. Perlindungan pegawai merupakan fasilitas yang
diberikan untuk menunjang kesejahteraan pegawai.
2.2.4 Faktor – Faktor Kesehatan Kerja
Menurut Gary Dessler (1997) adapun faktor – faktor dari kesehatan kerja
adalah:
a. Lingkungan kerja secara medis Sarana dalam hal ini lingkungan kerja
secara medis dapat dilihat dari sikap perusahaan dalam menangani hal –
hal sebagai berikut : 1. Kebersihan lingkungan kerja. 2. Suhu udara dan
ventilasi ditempat kerja. 3.Sistem pembuangan sampah dan limbah
industri.
b. Sarana kesehatan tenaga kerja Upaya – upaya dari perusahaan untuk
meningkatkan kesehatan dari tenaga kerjanya hal ini dapat di lihat dari : 1.
Penyedia air bersih. 2. Sarana olah raga dan kesempatan rekreasi. 3.
Sarana kamar mandi dan WC. 4. Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja. c.
Sarana pemeliharaan kesehatan kerja 1. Pemeliharaan makanan yang
bergizi. 2. Pelayanan kesehatan tenaga kerja. 3. Pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja.
2.3 Keselamatan Kerja
2.3.1 Pengertian Keselamatan Kerja
Menurut Mangkunegara (2011:161), keselamatan kerja menunjukkan pada
kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di
18
tempat kerja. Sedangkan menurut Suma’mur (2001:1), keselamatan kerja adalah
keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan. Menurut Silalahi dan Rumondang (2000:22), keselamatan
merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak
selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Sedangkan menurut
Mangkunegara (2011:163), ada beberapa indikator keselamatan kerja yaitu :
1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja.
a. Penyusunan dan penyimpangan barang-barang berbahaya kurang
diperhitungkan keamanannya
b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
2. Perlengkapan Peralatan Kerja.
a. Menyediakan fasilitas kerja.
b. Menyediakan alat-alat teknologi canggih
3. Pemakaian Peralatan Kerja.
a. Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpan pengaman yang baik.
4. Kondisi fisik dan mental karyawan.
a. Kerusakan alat indera, stamina karyawan yang tidak stabil
b. Emosi karyawan yang tidak stabil, kepribadian karyawan yang rapuh,
cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja
rendah, sikap karyawan yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang
19
pengetahuan dalam penggunaan fasilitas terutama fasilitas kerja yang
membawa resiko bahaya.
Menurut Dainur (1993:75) Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
keselamatan yang berkaitan dengan hubungan tenaga kerja dengan peralatan
kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan cara – cara
melakukan pekerjaan tersebut.
Keselamatan kerja menurut Mondy (2008) adalah perlindungan karyawan
dari cidera yang disebabkan oleh kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Keselamatan kerja berkaitan juga dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan
proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta caracara melakukan
pekerjaan dan proses produksi.
Dari tahun ke tahun perkembangan industri, mekanisasi, dan modernisasi
semakin pesat, maka dengan sendirinya terjadi peningkatan intensitas kerja
operasional. Akibat dari hal tersebut muncul berbagai dampak, baik yang
menyangkut adanya kelelahan, kehilangan keseimbangan, kekurangan
ketrampilan, dan latihan kerja, kekurangan pengetahuan tentang sumber bahaya
adalah sebagai bagian dari sebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
yang akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara menyeluruh. Melalui
pemenuhan terhadap peraturan perundangan diharapkan akan dicapai keamanan
dan keselamatan kerja untuk memberikan jaminan rasa aman dan tentram,
meningkatkan kegairahan bekerja bagi para tenaga kerja guna
mempertinggi kualitas pekerjaan, meningkatkan produksi dan produktivitas kerja
perusahaan.
20
Keselamatan kerja dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada
tenaga kerja, yang menyangkut aspek-aspek keselamatan, kesehatan, pemeliharan
moral kerja, perlakuan sesuai martabat manusia dan moral agama. Hal tersebut
dimaksudkan agar para tenaga kerja secara aman dapat melakukan pekerjaannya
guna meningkatkan hasil kerja dan produktivitas kerja. Dengan demikian para
tenaga kerja harus memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan kesehatan
di dalam setiap pelaksaan pekerjaannya sehari-hari.
2.3.2 Unsur dan Prinsip Keselamatan Kerja
Untuk dapat menciptakan kondisi yang aman dan sehat dalam bekerja
diperlukan adanya unsure-unsur dan prinsip-prinsip keselamatan kerja. Adapun
unsure-unsur keselamatan kerja menurut Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi
(2007:5) antara lain adalah :
1) Adanya APD (Alat Pelindung Diri) di tempat kerja
2) Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya
3) Adanya peraturan pembagiaan tugas dan tanggungjawab
4) Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (syarat-syarat
lingkungan kerja) antara lain tempat kerja steril dari debu,kotoran, asap
rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan peralatan, kebisingan, tempat
kerja aman dari arus listrik, lampu penerangan cukup memedai, ventilasi
dan sirkulasi udara seimbang, adanya aturan kerja atau aturan keprilakuan.
5) Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja
6) Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja
7) Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja
21
Selain unsur-unsur Keselamatan Kerja di atas, hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kerja. Menurut Sutrisno dan Kusmawan
Ruswandi (2007:54) prinsip-prinsip keselamatan kerja meliputi aspek hiegene,
aspek sanitasi, dan aspek lingkungan kerja.
2.3.3 Mengikuti Prosedur Keselamatan kerja
Cara kerja sangat mempengaruhi tercapainya keselamatan dan kesehatan
dalam bekerja. Jika seorang pekerja tidak bekerja sesuai dengan cara kerja yang
ditentukan maka akan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau gangguan
kerja. Prosedur bekerja dengan aman dan tertib yang berlaku di setiap dunia usaha
atau industry biasanya telah dibuat dalam bentuk tata tertib dan aturan
keperilakuan (Sutrisno dan Kusmawan, 2007:11). Sehingga untuk mencapai
keselamatan dan kesehatan adalah melalui penerapan ergonomi dan pemakaian
APD (Alat Pelindung Diri). Ergonomi adalah peraturan yang mengatur tenaga
kerja, sarana kerja dan pekerjaannya. Ergonomi juga dapat didefinisikan sebagai
rencanana kerja yang memungkinkan manusia bekerja dengan (Sutrisno dan
Kusmawan, 2007). melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya
mengisolasi tubuh dari bahaya ditempat kerja (Sutrisno dan Kusmawan, 2007).
berkemampuan untuk melindungi seseor fungsinya mengisolasi tubuh dari bahaya
di tempat kerja.
2.3.4 Syarat Keselamatan Kerja
Pada dasarnya syarat-syarat keselamatan kerja seperti tersebut pada Pasal
3 (1) UU Keselamatan kerja yang di kutip oleh Tarkawa (2008) dimaksud untuk :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
22
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang membahayakan.
4. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
5. Memberi alat pelindung diri pada para pekerja.
6. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembahan, debu, kotoran, asap, uap, gas, aliran udara cuaca, sinar
radiasi, kebisingan dan getaran.
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik, fisik
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan, memperoleh penerangan
yang cukup dan sesuai.
8. Menyelenggarakan suhu kan kelembahan udara yang baik.
9. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
10. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
11. Menerapkan ergonomi di tempat kerja.
12. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang dan barang.
13. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
14. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
15. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
16. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
23
2.3.5 Indikator Keselamatan Kerja
Menurut Suma’ur (1996) adapun indikator-indikator keselamatan kerja,
meliputi :
a. Tempat Kerja. Tempat kerja merupakan lokasi dimana para karyawan
melaksanakan aktifitas kerjanya.
b. Mesin dan Peralatan. Mesin dan peralatan adalah bagian dari kegiatan
operasional dalam proses produksi yang biasanya berupa alat-alat berat
dan ringan.
2.3.6 Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja
Menurut Bangun Wilson (2012:379) terdapat tiga alasan keselamatan kerja
merupakan keharusan bagi setiap perusahaan untuk melaksanakannya, antara lain
alasan moral, hukum, dan ekonomi.
1. Moral. Manusia merupakan makhluk termulia di dunia, oleh karena itu
sepatutnya manusia memperoleh perlakuan yang terhormat dalam organisasi.
Manusia memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatn dan
kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai dengan
harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai agama (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagankerjaan).Para
pemberi kerja melaksanakan itu untuk membantu dan memperingan beban
pederitaan atas musibah kecelakaan kerja yang dialami para karyawan dan
keluarga.
2. Hukum. Undang-Undang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap
pekerja untuk menghadapi resiko kerja yang dihadapi yang ditimbulkan
24
pekerjaan. Para pemberi kerja yang lalai atas tanggung jawab dalam
melindungi pekerja yang mengakibatkan kecelakaan kerja akan mendapat
hukuman yang setimpal yang sesuai dengan Undang-undang ketenagakerjaan.
Yang tertara pada undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan
dan kesehatan kerja untuk melindungi para pekerja pada segala lingkungan
kerja baik di darat, dalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun di
udara, yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
3. Ekonomi. Alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena
mengelurkan biaya-biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan
kerja yang dialami pekerja. Kebanyakan perusahaan membebankan kerugian
kecelakaan kerja yang dialami karyawan kepada pihak asuransi. Kerugian
tersebut bukan hanya berkaitan dengan biaya pengobatan dan pertanggungan
lainnnya, tetapi banyak faktor lain yang menjadi perhitungan akibat
kecelakaan kerja yang diderita para pekerja.
2.4 Konsep Kepuasan Kerja
2.4.1 Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan salah satu faktor penting dalam
suatu perusahaan karena dapat mempengaruhi produktivitas karyawan. Adapun
yang dimaksud dengan kepuasan kerja adalah keadaan emosional karyawan yang
terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa karyawan dan
perusahaan dengan tingkat nilai balas jasa yang diinginkan oleh karyawan yang
bersangkutan (Martoyo, 2000: 16).
25
Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam
organisasi. Hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja
seseorang seperti malas, rajin, produktif, apatis, dan lain-lain. Sikap puas atau
tidak puas karyawan dapat diukur dari sejauh mana perusahaan atau organisasi
dapat memenuhi kebutuhan karyawan. Bila terjadi keserasian antara kebutuhan
karyawan dengan apa yang diberikan perusahaan, maka tingkat kepuasan yang
dirasakan karyawan akan tinggi, dan sebaiknya. Ketidakpuasan kerja sering
tercermin dari prestasi kerja yang akan rendah, tingkat kemangkiran yang tinggi,
seringnya terjadi kecelakaan kerja, dan bahkan pemogokan kerja yang pada
akhirnya akan sangat merugikan perusahaan.
Kepuasan kerja ini merupakan sikap umum individu yang bersifat individual
tentang perasaan seseorang terhadap pekerjaannya (Robbins, 1998: 27). Sejalan
dengan pandangan tersebut, Luthans (2002: 19) mengemukakan bahwa kepuasan
kerja adalah ungkapan kepuasan karyawan tentang bagaimana pekerjaan mereka
dapat memberikan manfaat bagi organisasi, yang berarti bahwa apa yang
diperoleh dalam bekerja sudah memenuhi apa yang dianggap penting. Kepuasan
kerja itu dianggap sebagai hasil dari pengalaman karyawan dalam hubungannya
dengan nilai sendiri seperti apa yang dikehendaki dan diharapkan dari
pekerjaannya. Pandangan tersebut dapat disederhanakan bahwa kepuasan kerja
merupakan suatu sikap dari individu dan merupakan umpan balik terhadap
pekerjaannya.
Kepuasan kerja merujuk kepada sikap umum seorang individu terhadap
pekerjaannya, seorang yang memiliki kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap
26
positif terhadap pekerjaan, orang yang memiliki kepuasan kerja rendah
menunjukkan sikap negatif terhadap pekerjaan (Robbins, 1998: 27). Kepuasan
kerja merupakan kajian yang telah banyak diulas oleh para peneliti-peneliti
selama puluhan tahun, sebagai sebuah gambaran bahwa masalah kepuasan kerja
cukup penting dalam lingkungan teoritis dan praktis. Kajian kepuasan kerja
memberikan dampak besar dalam kehidupan perusahaan menuju pencapaian
kinerja total dari perusahaan (Jewell dan Siegall, 1998: 32).
2.4.2 Teori Kepuasan Kerja
Di bawah ini dikemukakan teori-teori tentang kepuasan kerja, yaitu teori
keadilan (equity theory), teori nilai (value theory) teori perbedaan (discrepancy
theory), teori pemenuhan kebutuhan (need fulfillment theory), teori pandangan
kelompok (social reference group theory), teori pengharapan (expectancy theory)
dan teori dua faktor Herzberg (Mangkunegara, 2000: 34):
1. Two-factor Theory
Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Ia menggunakan teori
Abraham Maslow sebagai titik acuannya. Menurut Herzberg ada 2 faktor yang
dapat menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas, yaitu hygene factor
dan motivator factor. Hubungan dengan supervisor, penggajian, kebijakan
perusahaan, kondisi fisik perusahaan, relasi rekan kerja dan keamanan dalam
bekerja termasuk dalam hygene factor. Sedangkan motivator factor terdiri
atas, kesempatan dipromosikan, kesempatan untuk mengembangkan diri,
tanggung jawab, serta pencapaian diri. Kedua faktor ini memiliki efek yang
kuat dalam mempengaruhi puas atau tidaknya karyawan dalam perusahaan.
27
2. Value Theory
Kepuasan karyawan tergantung pada hasil yang didapatkan mereka dari
perusahaan dengan hasil yang mereka inginkan. Semakin banyaknya
kesesuaian yang diinginkan dengan hasil yang didapat maka karyawan merasa
semakin puas.
3. Equity Theory
Teori ini dikembangkan oleh Adam. Menurut teori ini, puas atau tidak
puasnya karyawan merupakan hasil dari membandingkan antara input dengan
outcome dirinya dengan perbandingan input dengan outcome karyawan lain.
Jika perbandingan tersebut dirasakan seimbang maka karyawan tersebut akan
merasa puas.
4. Discrepancy Theory
Teori ini pertama kali dipelopori oleh Proter. Ia berpendapat bahwa
mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih antara
apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan karyawan. Yuwono
(2005: 21) mengemukakan bahwa kepuasan kerja karyawan bergantung pada
perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang diharapkan oleh karyawan.
Apabila yang didapat karyawan ternyata lebih besar dari yang diharapkan
maka karyawan tersebut akan menjadi puas. Sebaliknya jika apa yang didapat
karyawan lebih rendah daripada yang diharapkan akan menyebabkan
karyawan tidak puas.
28
5. Need fulfillment Theory
Kepuasan kerja bergantung pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan
karyawan. Karyawan akan merasa puas apabila ia mendapatkan apa yang
dibutuhkan. Makin besar kebutuhan karyawan terpenuhi, makin puas pula
karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, apabila kebutuhan karyawan tidak
dapat terpenuhi, karyawan tersebut akan merasa tidak puas.
6. Social Reference Group Theory
Kepuasan kerja bukanlah bergantung pada pemenuhan kebutuhan saja
tetapi pada pandangan dan pendapat kelompok yang oleh para karyawan
dianggap sebagai kelompok acuan. Kelompok acuan tersebut oleh karyawan
dijadikan tolak ukur untuk menilai dirinya maupun lingkungannya. Jadi,
karyawan akan merasa puas apabila hasil kerjanya sesuai dengan minat dan
kebutuhan yang diharapkan oleh kelompok acuan.
2.4.3 Dimensi Kepuasan Kerja
Dalam konteks penelitian empirik, Smith et al (1969) dalam Price (1997)
mengembangkan dimensi kepuasan kerja sebagai berikut:
1. Kepuasan terhadap tugas/pekerjaan
Kepuasan terhadap tugas atau pekerjaan merupakan kepuasan bagi seorang
karyawan terhadap tugas/pekerjaan yang dilakukan. Kepuasan terhadap
pekerjaan ini terdiri dari 3 (tiga) item indikator yakni: (1) kepuasan terhadap
rutinitas kerja, (2) kepuasan terhadap jenis tugas/pekerjaan yang diemban, dan
(3) kepuasan atas hasil pekerjaan.
29
2. Kepuasan terhadap supervisi atasan langsung
Kepuasan terhadap supervisi atasan langsung merupakan kepuasan karyawan
terhadap supervisi atau penilaian yang dilakukan olah atasannya terhadap
pekerjaan yang dilakukannya. Kepuasan ini terdiri dari 3 (tiga) item indikator
yakni: (1) kesopanan atasan langsung dalam melakukan supervisi atau
pengawasan, (2) pujian atau penghargaan atasan atas hasil pekerjaan yang
baik, dan (3) kewajaran atas penilaian atasan.
3. Kepuasan terhadap penghasilan dari pekerja
Kepuasan terhadap penghasilan merupakan kepuasan seseorang terhadap
penghasilan yang diperoleh atas pekerjaan yang telah dilakukannya. Kepuasan
ini terdiri dari 3 (tiga) item indikator yakni: (1) kecukupan penghasilan yang
diperoleh dari pekerjaan tersebut, (2) keadilan dalam sistem pemberian
intensif yang dilaksanakan perusahaan, dan (3) kelayakan atau kesesuaian
insentif dengan beban kerja yang diberikan.
4. Kesempatan promosi
Kepuasan atas kesempatan promosi merupakan kepuasan seseorang terhadap
kebijakan promosi yang ditetapkan perusahaan. Kepuasan ini terdiri dari 3
(tiga) item indikator yakni: (1) terbukanya kesempatan bagi karyawan dalam
perusahaan untuk memperoleh promosi, (2) adanya keadilan dalam kebijakan
promosi, dan (3) keadilan dalam prosedur promosi.
5. Kepuasan terhadap rekan sekerja
Kepuasan terhadap rekan sekerja merupakan kepuasan karyawan terhadap
hubungan yang terjadi antara sesama karyawan dalam perusahaan. Kepuasan
30
ini terdiri dari 3 (tiga) item indikator yakni: (1) adanya keintiman hubungan
yang terjalin dengan rekan sekerja dalam perusahaan, (2) terjalin rasa kesatuan
tanggung jawab dari rekan kerja, dan (3) adanya kepercayaan dari rekan kerja.
2.4.4 Faktor-Faktor Kepuasan Kerja
Gibson, Ivancevich dan Donnelly (2000: 36) mengungkapkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja antara lain:
1. Lingkungan kerja yang mendukung
Karyawan dalam pekerjaannya pasti membutuhkan lingkungan kerja yang
baik untuk kenyamanan pribadinya maupun kenyamanan serta kemudahan
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.
2. Partner Kerja
Partner kerja yang memiliki karakter yang positif dapat membuat seorang
karyawan untuk dapat lebih bertahan dalam pekerjaannya.
3. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan dalam suatu perusahaan juga dapat mempengaruhi
kepuasan kerja. Sikap manajer yang mendukung anak buahnya bisa
menimbulkan kepuasan kerja bagi anak buah tersebut.
4. Gaji
Karyawan yang mendapatkan gaji sesuai dengan pekerjaannya serta
mendapatkan promosi yang sesuai dengan harapan dapat menambah
kepuasan kerja mereka.
31
5. Tantangan, Karyawan akan menyukai pekerjaan yang dapat memberikan
tantangan bagi mereka dalam menggunakan skill yang mereka miliki
dalam menyelesaikan pekerjaannya.
6. Penghargaan
Karyawan yang mendapatkan penghargaan dari pekerjaan yang telah
dilakukannya bagi perusahaan, akan membuat karyawan tersebut merasa
dihargai dan diakui hasil kerjanya.
7. Fasilitas dari perusahaan
Dukungan fasilitas yang memadai dan lengkap dapat membantu karyawan
untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan efisien.
Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly, (2000: 42), ada 5 (lima)
karakteristik penting yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:
1. Pekerjaan, sampai sejauhmana tugas kerja dianggap menarik dan
memberikan kesempatan untuk belajar dan menerima tanggung jawab.
2. Upah atau gaji, yaitu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan
dari upah atau gaji.
3. Penyelia atau pengawasan kerja yaitu kemampuan penyelia untuk
membantu dan mendukung pekerjaan.
4. Kesempatan promosi yaitu keadaan kesempatan untuk maju.
5. Rekan kerja yaitu sejauhmana rekan kerja bersahabat dan berkompeten
Perilaku yang ditimbulkan karyawan yang tidak memiliki kepuasan kerja,
antara lain:
32
1. Exit, jika karyawan sudah tidak memiliki lagi kenyamanan dalam
pekerjaannya baik itu dikarenakan lingkungannya, partner kerja, gaji,
penghargaan atau tantangan dalam pekerjaan maka karyawan akan
cenderung untuk mengambil keputusan keluar dan mencari pekerjaan yang
lebih baik.
2. Voice, karyawan bertindak aktif untuk meningkatkan kondisi yang terjadi
di perusahaan. Karyawan dengan tipe ini akan lebih cenderung
mendiskusikan apa yang terjadi atau permasalahan yang terjadi dengan
manajer dan memberikan pendapat, solusi bagi perusahaan.
3. Loyalty, Karyawan bertindak secara pasif tapi optimis untuk menunggu
keadaan sampai membaik, mempercayai management bahwa sudah
melakukan hal yang benar.
4. Neglect, Karyawan pada tipe terakhir ini hanya pasrah dengan keadaan
tanpa melakukan hal-hal yang bisa mendukung perusahaan, cenderung
melakukan tindakan absen, datang tidak tepat waktu, dan banyak sekali
melakukan kesalahan.
Tindakan exit dan neglect mempengaruhi performance, produktivitas
(dengan banyaknya tingginya tingkat absen dan turnover) perusahaan. Sedangkan,
tindakan voice dan loyalty lebih cenderung untuk mentoleransi keadaan yang tidak
menyenangkan dan membangkitkan kembali kondisi kepuasan kerja (Gary, 1999:
42).
Menurut Jones (2004: 11), beberapa dampak yang muncul dari
ketidakpuasan kerja karyawan adalah:
33
1. Absenteeism
Ketika seorang karyawan mulai merasakan adanya kebosanan dalam
pekerjaannya dan tidak ada lagi semangat dalam menjalankan tugas-
tugasnya maka karyawan tersebut akan cenderung lebih malas untuk
melakukan pekerjaannya.
2. Turn over
Sebuah perusahaan yang tidak bisa memberikan kepuasan bagi
karyawannya maka akan memiliki tingkat turn over yang tinggi.
Organizational Citizenship Behavior merupakan suatu perilaku yang
dibutuhkan agar suatu organisasi bisa bertahan dan menjadi efektif. Oleh karena
perilaku ini dapat membantu rekan kerja, melindungi perusahaan dari hal-hal yang
merugikan, membantu memberikan masukan bagi perusahaan, dan menyebarkan
hal-hal baik kepada komunitas di organisasi. Dennis Organ dari Indiana
University berpendapat bahwa karyawan yang merasa puas akan memberikan
masukan inovatif yang bermanfaat bagi perusahaan (Jones, 2004: 11-12).
2.5 Hubungan Antar Variabel
2.5.1 Hubungan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Pegawai
Mangkunegara (2009:162) menyatakan bahwa hubungan kesehatan kerja
terhadap kepuasan kerja adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
34
Tujuan kesehatan kerja menurut Kurniawidjaja (2010:112) adalah sebagai
berikut terhindar dari gangguan kesehatan yang berkaitan dengan dengan
pekerjaan maupun tidak berkaitan dengan pekerjaan.
2.5.2 Hubungan Keselamatan Kerja Terhadap Kepuasan Pegawai
Mangkunegara (2005:161) mengemukakan Keselamatan kerja
menunjukkan keadaan aman atau selamat dari penderitaan, dan kerugian di lokasi
kerja. Selanjutnya Mathis dan Jackson (2002:245), mengungkapkan bahwa
“keselamatan mencakup pada perlindungan kesejahteraan fisik pegawai”. Dari
pengertian tersebut dapat diartikan bahwa Keselamatan kerja merupakan
perlindungan fisik pegawai agar aman dari penderitaan dan kerugian di lokasi
kerja.
Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu
akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-
nilai yang berlaku pada dirinya. Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan
pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka (Newstrom,
1996:105). Sedangkan menurut Siagian (2002:295), kepuasan kerja merupakan
suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun yang bersifat
negatif tentang pekerjaannya. Oleh karena itu, tidak sederhana dalam melakukan
analisis terhadap kepuasan kerja karyawan, banyak faktor yang perlu mendapat
perhatian dalam menganalisis kepuasan kerja seseorang. Kepuasan kerja adalah
keadaan emosional pegawai dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara
nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh pegawai yang bersangkutan
(Martoyo, 1998:132). Menurut Robbins (2003:30), kepuasan kerja adalah suatu
35
sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran
yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya
mereka terima. Berdasarkan pendapat mengenai kepuasan kerja di atas dapat
digaris bawahi bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap seorang karyawan
terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Kepuasan kerja seorang pegawai dapat
mewakili sikap secara menyeluruh sehingga berpengaruh terhadap perasaan dalam
bekerja.
2.6 Kerangka Pikir
Semangat kerja yang tinggi akan tampak berupa kesediaan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh, tekun dan bergairah, bekerja
dengan senang dan bertanggung jawab terhadap tugas, adanya hubungan yang
harmonis dan bekerjasama dalam bekerja yang didukung dengan kondisi
kesehatan dan keselamatan kerja untuk para pegawai.
Dari uraian dapat disimpulkan bahwa kesehatan kerja dan keselamatan
kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai. Dalam kenyataannya
kesehatan dan keselamatan kerja tersebut sangat diperngaruhi oleh faktor
manusia, baik sebagai tenaga kerja yang harus melaksanakan tugasnya maupun
yang bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja pegawai pada Dinas
Pemadam Kebakaran Kota Kendari.
Adapun kerangka pikir dalam penyusunan skripsi dapat digambarkan
dalam model sebagai berikut:
36
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
2.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan hasil tinjauan pustaka, dan kerangak pikir diatas maka hipotesis
pada penelitian ini yaitu:
1. Kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
kerja pegawai pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari
Kesehatan Kerja (X1)
Gary Dessler (1997)
1. Keadaan dan kondisi pegawai
2. Lingkungan kerja
3. Perlindungan pegawai
Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Kendari
Keselamatan Kerja (X2)
Mangkunegara (2011)
1. Keadaan Tempat Lingkungan
Kerja
2. Kelengkapan peralatan kerja
3. Pemakaian Peralatan Kerja
4. Kondisi fisik dan mental
pegawai
Kepuasan Kerja (Y)
Smith et al (1969)
1. Kepuasan terhadap
tugas/pekerjaan
2. Kepuasan terhadap supervisi
atasan langsung
3. Kesempatan promosi
4. Kepuasan terhadap rekan sekerja
Regresi Linear Berganda
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
37
2. Keselamatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
kerja pegawai pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari
3. Kesehatan kerja dan keselamatan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Kendari
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan pegawai yang ada pada
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari yang bertugas sebagai unit tanggap
darurat yang berjumlah 67 pegawai. Kerena keterbatasan jumlah populasi
tersebut, maka dalam penelitian ini semua populasi tersebut sekaligus dijadikan
sebagai unit responden (total sampling).
Kriteria responden dalam penelitian ini adalah :
1. Pegawai Dinas Kebakaran Kota Kendari
2. Pegawai yang bertugas dilapangan untuk memadamkan api
3.3 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari pegawai atau responden yang
berupa jawaban dari kuesioner yang diajukan melalui daftar pertanyaan
(angket).
2. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari berbagai bahan referensi
maupun laporan lain yang telah dipublikasi dan relevansi dengan penelitian
ini.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
39
a. Kuesioner; merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2005).
b. Wawancara; merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab dengan bertatap muka langsung antara
peneliti dengan responden dalam mengumpulkan data pendukung
penelitian.
3.5 Skala Pengukuran Variabel Penelitian
Sugiyono (2013) menyatakan bahwa pengukuran variabel dengan skala
interval menggunakan instrumen skala Likert. Kuesioner yang akan disebarkan
dilengkapi dengan 5 alternatif jawaban, masing-masing alternatif diberi skor
yaitu:
SS = Sangat Setuju diberi skor 5
S = Setuju diberi skor 4
TS = Kurang Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
Skala Likert menurut Sugiyono (2013) digunakan sebagai acuan untuk
menentukan interval hasil penelitian.
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
3.6.1 Uji Validitas
Suatu instrumen dapat dikatakan valid dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat ketepatan alat ukur (instrumen) yang digunakan dalam mengukur variabel
yang akan diukur. Dalam penelitian ini, variabel yang akan diukur adalah
40
kesehatan kerja, keselamatan kerja dan kepuasan kerja. Untuk menguji validitas
instrumen dalam penelitian ini digunakan model analisis korelasi Product Moment
Pearson pada tingkat kepercayaan (significance level) sebesar α=0,05. Sedangkan
untuk menghasilkan indeks atau angka koefisien validitas akan digunakan
program SPSS versi 20.0 Suatu instrumen dikatakan valid jika memenuhi syarat r
hitung ≥ 0,3 (Solimun, 2002).
3.6.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kehandalan suatu alat ukur yang digunakan dalam mengukur variabel yang akan
diukur. Dengan kata lain uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah sehubungan
dengan pertanyaan apakah alat ukur (instrument) yang digunakan dalam
mengukur kesehatan kerja, keselamatan kerja dan kepuasan kerja pegawai, dapat
digunakan oleh peneliti lain secara berulang-ulang dengan hasil pengukuran yang
sama pada tingkat kepercayaan (significance level) sebesar α=0,05. Untuk
menghasilkan indeks atau angka koefisien reliabilitas akan digunakan program
SPSS versi 20.0 Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach
sebesar ≥ 0,6 (Sekaran, 2000).
3.7 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.7.1 Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan, maka analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
41
a. Analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu statistik yang
dipergunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul melalui
penggunaan tabel frekwensi (Sugiyono, 2005).
b. Analisis regresi linear berganda, digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel kesehatan kerja dan keselamatan kerja terhadap variabel kepuasan
kerja pegawai. Model persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e (Sumber: Supranto, 1997)
Dimana:
Y = Variabel Kepuasan kerja pegawai
X1 = Variabel Kesehatan Kerja
X2 = Variabel Keselamatan Kerja
b = Koefisien regresi
a = Konstanta
e = Faktor kesalahan
3.7.2 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pengaruh variabel bebas (Xi) secara bersama-
sama terhadap variabel terikat (Y) digunakan uji F. Jika Fsig<α0,05 maka ada
pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Demikian pula
sebaliknya, jika Fsig>α0,05 maka variabel bebas berpengaruh tidak signifikan
terhadap variabel terikat. Sedangkan untuk menguji pengaruh variabel bebas (Xi)
secara parsial digunakan uji t. Apabila tsig<α0,05 maka variabel bebas tersebut
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Demikian pula sebaliknya,
apabila tsig>α0,05 maka variabel bebas tersebut berpengaruh tidak signifikan
terhadap variabel terika t.
42
3.8 Defenisi Operasional Variabel
Agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran terhadap variabel-variabel
yang dibahas dalam penelitian ini, maka diberikan definisi operasional variabel
sebagai berikut:
1. Kesehatan kerja (X1);merupakan tanggapan pegawai atas keadaaan dan
kondisi pegawai, lingkungan kerja, perlindungan pegawai
Variabel kesehatan kerja diukur dengan 5 (lima) item peryataan:
a. Beban kerja yang di kerjakan layak dengan kemampuan dimiliki
b. Instansi tempat bekerja menyediakan obat-obatan untuk pertolongan
pertama apabila terjadi kecelakaan
c. Instansi memberikan jaminan kesehatan kepada setiap pegawai
d. Sering diperintahkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan aman
e. Tidak merasa lelah setelah bekerja
2. Keselamatan Kerja (X2); adalah tanggapan pegawai atas keadaan tempat
lingkungan kerja, kelengkapan peralatan kerja, pemakaian peralatan kerja,
kondisi fisik dan mental pegawai.
Variabel ini diukur dengan 4 (empat) item pernyataan yaitu:
a. Memberikan alat pelindung kerja seperti helm, sepatu boots, sarung
tangan, masker yang dapat menghindarkan dari kecelakaan kerja
b. Semua bagian peralatan yang berbahaya telah diberi tanda
c. Instansi melakukan pengawasan secara intensif terhadap keselamatan
d. Instansi memberikan metode/petunjuk kerja yang dapat menjamin
keselamatan
43
3. Variabel kepuasan kerja dalam penelitian ini adalah tanggapan pegawai atas
merasa puas dengan hasil kerja, merasa puas adanya supervisi atasan
langsung, penghasilan yang diperoleh sebagai imbalan tugas/pekerjaan sucah
cukup memenuhi kebutuhan, pimpinan memberikan kesempatan yang sama
kepada setiap pegawai untuk memperoleh promosi jabatan dan merasa
memiliki hubungan yang akrab dengan rekan kerja
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Tanggal 2 Oktober 1962, Pemerintah Kota Kendari membentuk Urusan
Pemadam Kebakaran ( UPK ) yang dipimpin olah Jainudin Umar yang
menginduk ke Dinas Teknik Penyehatan ( DPT ) yang saat ini dikenal dengan
PDAM dipimpin oleh Bapak Ir.Achmad. Tahun 1972 Urusan Pemadam
Kebakaran berubah status menjadi Barisan Pemadam Kebakaran ( BPK ) yang
menginduk ke Dinas Pekerjaan Umum sampai dengan tahun 1979, pada tahun
yang sama BPK mengalami perubahan lagi menjadi di bawah Sub Direktorat
Ketertiban Umum ( TIBUM) Tahun 1980 sesuai dengan perda No.19 Tahun 1980
Tentang Stuktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebakaran, pengelolaan
Kebakaran statusnya berubah lagi menjadi unit tersendiri yaitu Dinas Kebakaran.
Pada era reformasi penyelaggaraan Pemerintahan Daerah dalam Undang-undang
No. 22 Tahun 1999, maka pengelolaan penanggulangan kebakaran mengalami
lagi perubahan menjadi Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota
Kendari.
Kepala Kantor Pemadam Kebakaran Kota Kendari, Jainudin Umar
mengatakan, jumlah mobil pemadam yang dimiliki saat ini tidak ideal
dibandingkan dengan kondisi wilayah kota setempat. Kantor Pemadam Kebakaran
Kota Kendari memiliki tujuh unit mobil pemadam, sementara idealnya harus
tersedia 10 unit mobil pemadam
45
4.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
menyangkut, jenis kelamin umur dan pendidikan. Lebih jelasnya di urai sebagai
berikut:
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan kepada 67 responden yang merupakan Pegawai Dinas
Kebakaran Kota Kendari yang menjalankan tugas dilapangan untuk memadamkan
api. Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih berperan dalam menajalankan
tugas.
4.2.2 Umur Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 67 responden yang
merupakan Pegawai Dinas Kebakaran Kota Kendari, diperoleh karakteristik
responden berdasarkan umur seperti disajikan pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Umur
No Usia
(Tahun)
Jumlah Responden
(Orang) Persentase (%)
1 <35 31 46.27
2 36 – 40 36 53.73
Jumlah 67 100.00
Sumber : Data Primer (diolah 2017)
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik
responden menurut umur, diketahui bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian ini memiliki tingkatan usia 36-40 Tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
46
Pegawai Dinas Kebakaran Kota Kendari memiliki usia produktif, sehingga masih
besar peluang untuk menjalankan tugas dilapangan.
4.2.3 Tingkat Pendidikan
Penelitian ini melibatkan responden dari berbagai latar belakang jenjang
pendidikan. Adapun tingkat pendidikannya terdiri dari SMA. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menjalankan tugas untuk
memadamkan api.
4.3 Deskripsi Variabel Penelitian
Deskriptif variabel penelitian bertujuan untuk menginterpretasikan
mengenai distribusi frekwensi jawaban responden dari data yang telah
dikumpulkan. Dalam penelitian ini jawaban responden dikategorikan dalam lima
kategori dengan menggunakan skala Likert. Dalam memberikan makna penilaian
secara empiris variabel penelitian ini mengadopsi prinsip dari pembobotan yang
dikemukakan Sugiyono, 2011. Nilai rata-rata pembobotan atau nilai skor jawaban
responden yang diperoleh diklasifikasi ke dalam rentang skala kategori nilai yang
disajikan pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2. Penentuan Kategori Rata-Rata Skor Pernyataan Dan Makna
Penilaian Deskriptif
No
.
Nilai Rata-rata
Skor Jawaban
Makna Kategori/
Interpretasi
Penentuan Interval
1.
2.
3.
4.
5.
1,00 - 1,80
1,80 - 2,61
2,62 - 3,40
3,41 - 4,21
4,22 - 5,00
Sangat Rendah/Tidak Baik
Rendah/Kurang Baik
Cukup Tinggi/Cukup Baik
Tinggi/Baik
Sangat Tinggi/Sangat Baik
I = k
bk - bk minmax
I = 5
1 - 5 = 0,80
Keterangan:
I = Interval
bk = batas kelas
k = jumlah kelas
Sumber: Sugiyono, 2011
47
Tabel 4.2. di atas menunjukkan makna kategorik dalam melakukan
interprestasi hasil penelitian ini berdasarkan skor jawaban responden. Alasan yang
mendasari responden diberikan kebebasan untuk memberikan penilaian secara
obyektif berdasarkan apa yang dilihat, dengar dan rasakan Pegawai Dinas
Kebakaran Kota Kendari. Tanggapan responden dari hasil penelitian mengenai
ketiga variabel yang diteliti dengan menggunakan rata-rata skor jawaban
diuraikan sebagai berikut:
4.3.1 Deskripsi Variabel Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja diukur dengan 5 indikator, dimana masing-masing
pernyataan responden dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Kesehatan Kerja
Variabel
Penelitian Item
Jawaban Responden (skor)
Mean Ket SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1)
f (%) f (%) f (%) f (%) f (%)
Kesehatan
Kerja
X1.1 31 79.49 28 71.79 7 17.95 1 2.56 0 0.00 4.33 SangatBaik
X1.2 31 79.49 18 46.15 18 46.15 0 0.00 0 0.00 4.19 Baik
X1.3 19 48.72 43 110.26 5 12.82 0 0.00 0 0.00 4.21 Baik
X1.4 18 46.15 40 102.56 9 23.08 0 0.00 0 0.00 4.13 Baik
X1.5 11 28.21 46 117.95 8 20.51 1 2.56 1 2.56 3.97 Baik
Rata-rata Variabel 4.17 Baik
Sumber: Data primer diolah, 2017
Pernyataan pertama tentang; memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
tugas, memperoleh rata-rata sebesar 4,33, dikategorikan sangat baik, artinya,
pegawai Dinas Kebakaran dapat memadamkan api dengan kemampuan kerja yang
dimiliki. Walaupun masih ada pegawai memberikan jawaban netral, artinya tujuh
pegawai masih ragu memberikan tanggapan tentang kemampuan untuk
menyelesaikan tugas. Namun satu pegawai tidak memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan tugas.
48
Pernyataan kedua tentang; Instansi tempat bekerja menyediakan obat-
obatan untuk pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan, memperoleh rata-
rata sebesar 4,19, dikategorikan baik, artinya, responden sudah merasakan bahwa
selama mendapat kecelakaan dalam bekerja mereka selalu diberikan obat-obatan.
Walaupun masih ada pegawai memberikan jawaban netral, artinya 18 pegawai
masih ragu memberikan jawaban tentang Instansi tempat bekerja menyediakan
obat-obatan dalam menjalankan tugas.
Pernyataan ketiga tentang; memberikan jaminan kesehatan kepada setiap
pegawai, memperoleh rata-rata sebesar 4,21, dikategorikan baik, artinya,
pimpinan Dinas Kebakaran sudah memberikan jaminan kesehatan kepada setiap
pegawai berupa alat sepatu boots dan pakaian anti panas. Walaupun masih ada
pegawai memberikan jawaban netral, artinya lima pegawai masih ragu
memberikan jawaban tentang jaminan kesehatan kepada setiap pegawai.
Pernyataan keempat tentang; melaksanakan pekerjaan dengan aman,
memperoleh rata-rata sebesar 4,13, dikategorikan baik, artinya, Pimpinan
memerintahkan bawahannya untuk mengerjakan tugas dengan aman pada saat
berada dilapangan. Walaupun masih ada pegawai memberikan jawaban netral,
artinya sembilan pegawai masih ragu memberikan jawaban tentang melaksanakan
pekerjaan dengan aman.
Pernyataan kelima tentang; tidak merasa lelah setelah bekerja,
memperoleh rata-rata sebesar 3,97, dikategorikan baik, artinya, pegawai Dinas
Kebakaran Kota Kendari tidak mengeluh setelah melakukan pekerjaan. Walaupun
masih ada pegawai memberikan jawaban netral, artinya delapan pegawai masih
49
ragu memberikan jawaban tentang tidak merasa lelah setelah bekerja. Namun satu
pegawai beranggapan bahwa merasa lelah setelah bekerja.
Berdasarkan hasil dari tabel 4.3 tanggapan responden akan variabel
kesehatan kerja menunjukkan rata-rata item keseluruhan sebesar 4,17. Hasil
penelitian ini berada pada kategori baik, artinya bahwa kesehatan kerja dapat
dipengaruhi oleh memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas, menyediakan
obat-obatan untuk pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan, memberikan
jaminan kesehatan kepada setiap pegawai, melaksanakan pekerjaan dengan aman
dan tidak merasa lelah setelah bekerja. Kesehatan kerja yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah hak untuk memperoleh perlindungan atas kesehatan kerja
berupa obat-obatan dan perlengakapan kerja.
4.3.2 Deskripsi Variabel Keselamatan Kerja
Variabel keselamatan kerja dalam penelitian ini diukur berdasarkan 4 item
pernyataan. Rekapitulasi jawaban responden atas pernyataan responden diuraikan
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Keselamatan Kerja
Variabel
Penelitian Item
Jawaban Responden (skor)
Mean Ket SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1)
f (%) f (%) f (%) f (%) f (%)
Keselamatan
Kerja
X2.1 22 56.41 35 89.74 8 20.51 1 2.56 1 2.56 4.13 Baik
X2.2 23 58.97 25 64.10 19 48.72 0 0.00 0 0.00 4.06 Baik
X2.3 12 30.77 44 112.82 9 23.08 1 2.56 1 2.56 3.97 Baik
X2.4 11 28.21 48 123.08 8 20.51 0 0.00 0 0.00 4.04 Baik
Rata-rata Variabel 4.05 Baik
Sumber: Data primer diolah, 2017
Pernyataan pertama tentang; Instansi selalu memberikan alat pelindung
kerja seperti helm, sepatu boots, sarung tangan, masker. Yang dapat
50
menghindarkan dari kecelakaan kerja, memperoleh rata-rata sebesar 4,13,
dikategorikan baik. Hal ini menunjukkan bahwa Dinas Kebakaran Kota Kendari
memberikan alat keselamatan kerja dalam menjalankan tugas. Walaupun masih
ada pegawai memberikan jawaban netral, artinya delapan pegawai masih ragu
memberikan jawaban tentang nstansi selalu memberikan alat pelindung kerja.
Namun satu pegawai tidak mendapatkan alat perlindungan pada saat bekerja.
Pernyataan kedua tentang; semua bagian peralatan yang berbahaya telah
diberi tanda, memperoleh rata-rata sebesar 4,06, dikategorikan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa semua peralatan yang berbahaya telah diberi tanda dengan
tujuan keselamatan kerja bagi para pegawai. Walaupun masih ada pegawai
memberikan jawaban netral, artinya sembilan belas pegawai masih ragu
memberikan jawaban tentang bagian peralatan yang berbahaya telah diberi tanda.
Pernyataan ketiga tentang; melakukan pengawasan secara intensif terhadap
keselamatan, memperoleh rata-rata sebesar 3,97, dikategorikan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai selalu diawasi pada saat melakukan tugas.
Walaupun masih ada pegawai memberikan jawaban netral, artinya sembilan
pegawai masih ragu memberikan jawaban tentang melakukan pengawasan secara
intensif terhadap keselamatan. Namun satu pegawai tidak merasakan pengawasan
secara langsung dalam bekerja.
Pernyataan keempat tentang; Instansi memberikan metode/ petunjuk kerja
yang dapat menjamin keselamatan, memperoleh rata-rata sebesar 4,04,
dikategorikan baik, Hal ini menunjukkan pegawai selalu diarahkan atau diajarkan
metode kerja untuk menjamin keselamatan. Walaupun masih ada pegawai
51
memberikan jawaban netral, artinya delapan pegawai masih ragu memberikan
tanggapan tentang memberikan metode/ petunjuk kerja yang dapat menjamin
keselamatan.
Berdasarkan hasil dari tabel 4.4 tanggapan responden akan variabel
keselamatan kerja menunjukkan rata-rata item keseluruhan sebesar 4,05. Hasil
penelitian ini berada pada kategori baik, artinya bahwa keselamatan kerja pegawai
dapat dipengaruhi oleh memberikan alat pelindung kerja seperti helm, sepatu
boots, sarung tangan, masker, Semua bagian peralatan yang berbahaya telah diberi
tanda, melakukan pengawasan secara intensif terhadap keselamatan dan
memberikan metode/ petunjuk kerja yang dapat menjamin keselamatan.
Keselamatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jaminan Keselamatan
Kerja itu diperuntukkan bagi seluruh pekerja yang bekerja di segala tempat kerja.
4.3.3 Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja pegawai diukur dengan lima item pernyataan, dimana
masing-masing pernyataan responden dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Tentang Kepuasan Kerja Pegawai
Variabel
Penelitian Item
Jawaban Responden (skor)
Mean Ket SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1)
f (%) f (%) f (%) f (%) f (%)
Kepuasan
Kerja
Y1.1 30 76.92 30 76.92 7 17.95 0 0.00 0 0.00 4.34 Sangat Baik
Y1.2 26 66.67 25 64.10 16 41.03 0 0.00 0 0.00 4.15 Baik
Y1.3 25 64.10 34 87.18 8 20.51 0 0.00 0 0.00 4.25 Sangat Baik
Y1.4 23 58.97 35 89.74 9 23.08 0 0.00 0 0.00 4.21 Baik
Y1.5 21 53.85 36 92.31 10 25.64 0 0.00 0 0.00 4.16 Baik
Rata-rata Variabel 4.22 Baik
Sumber: Data primer diolah, 2017
52
Pernyataan pertama tentang; merasa puas dengan hasil kerja yang saya
lakukan selama ini, memperoleh rata-rata sebesar 4,33, dikategorikan sangat baik,
artinya, pegawai sudah merasa puas dengan hasil kerja yang telah dilakukan. Hal
ini dapat dilihat dari jawaban yang diberikan menyatakan setuju. Walaupun masih
ada pegawai memberikan jawaban netral, artinya tujuh pegawai masih ragu
memberikan jawaban tentang merasa puas dengan hasil kerja.
Pernyataan kedua tentang; merasa puas terhadap supervisi atasan
langsung, memperoleh rata-rata sebesar 4,15, dikategorikan baik, artinya, pegawai
merasa puas dengan atasan langsung. Hal ini dapat dlihat dari jawaban yang
diberikan menyatakan setuju. Walaupun masih ada pegawai memberikan jawaban
netral, artinya enam belas pegawai masih ragu memberikan jawaban tentang puas
terhadap supervisi atasan langsung.
Pernyataan ketiga tentang; penghasilan yang saya peroleh sebagai imbalan
atas tugas/pekerjaan, memperoleh rata-rata sebesar 4,25, dikategorikan sangat
baik, artinya, pegawai beranggapan bahwa penghasilan yang diterima sudah
sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan. Walaupun masih ada pegawai
memberikan jawaban netral, artinya delapan pegawai masih ragu memberikan
jawaban tentang penghasilan yang diperoleh sebagai imbalan atas tugas.
Pernyataan keempat tentang; memberikan kesempatan yang sama kepada
pegawai dalam menjalankan tugas, memperoleh rata-rata sebesar 4,21,
dikategorikan baik, artinya, pegawai selalu diberikan kesempatan untuk
menjalankan tugas. Walaupun masih ada pegawai memberikan jawaban netral,
53
artinya sembilan pegawai masih ragu memberikan jawaban tentang kesempatan
yang sama kepada pegawai dalam menjalankan tugas.
Pernyataan kelima tentang; merasa memiliki hubungan yang akrab dengan
rekan kerja, memperoleh rata-rata sebesar 4,16, dikategorikan baik, artinya,
hubungan yang akarab antar rekan kerja dapat mempengaruhi produktifitas kerja.
Walaupun masih ada pegawai memberikan jawaban netral, artinya sepuluh
pegawai masih ragu memberikan jawaban tentang memiliki hubungan yang akrab
dengan rekan kerja.
Berdasarkan hasil dari tabel 4.5 tanggapan responden akan variabel
kepuasan kerja pegawai menunjukkan rata-rata item keseluruhan sebesar 4,22.
Hasil penelitian ini berada pada kategori sangat baik, artinya kepuasan kerja
pegawai dapat dipengaruhi oleh puas dengan hasil kerja yang dilakukan selama
ini, merasa puas terhadap supervisi atasan langsung, Penghasilan yang diperoleh
sebagai imbalan atas tugas/pekerjaan, memberikan kesempatan yang sama kepada
dalam menjalankan tugas dan memiliki hubungan yang akrab dengan rekan kerja.
Kepusan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepuasan atas
kesehatan kerja dan keselamatan kerja yang dirasakan pada saat menjalankan
tugas dengan memberikan alat pelindung kerja seperti helm, sepatu boots, sarung
tangan, masker yang dapat menghindarkan dari kecelakaan kerja dan semua
bagian peralatan yang berbahaya telah diberi tanda
54
4.4 Uji Instrumen Penelitian
4.4.1. Uji Validitas
Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan mengkorelasi masing -
masing pertanyaan atau pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing
variabel. Teknik yang digunakan untuk uji validitas ini adalah teknik korelasi
product moment (pearson), dianggap memenuhi syarat minimum kalau nilai r >
0,3, maka data tersebut signifikan (valid) dan layak digunakan dalam pengujian
hipotesis penelitian. Dan sebaliknya, bila skor kurang dari 0,3, berarti data
tersebut tidak signifikan (tidak valid) dan tidak akan sulit diikut sertakan dalam
pengujian hipotesis penelitian.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas Instrumen
Variabel
Penelitian Item Koefisien
korelasi Cut of point Keterangan
Kesehatan
Kerja
X1.1 0,707 0,300 Valid
X1.2 0,736 0,300 Valid
X1.3 0,620 0,300 Valid
X1.4 0,691 0,300 Valid
X1.5 0,498 0,300 Valid
Keselamatan
Kerja
X2.1 0,755 0,300 Valid
X2.2 0,746 0,300 Valid
X2.3 0,703 0,300 Valid
X2.4 0,559 0,300 Valid
Kepuasan
Kerja Pegawai
Y1.1 0,444 0,300 Valid
Y1.2 0,767 0,300 Valid
Y1.3 0,723 0,300 Valid
Y1.4 0,674 0,300 Valid
Y1.5 0,657 0,300 Valid
Sumber: Data Primer, diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.6 tersebut menunjukkan bahwa semua item indikator
yang mengukur masing-masing variabel menghasilkan angka koefisien validitas
55
yang lebih dari 0.30 (r > 0.30). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid.
4.4.2. Uji Realibilitas
Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha (α).
Suatu variabel dikatakan reliabel apabila memberikan nilai Cronbach Alpha >
0,60 (Imam Ghozali, 2011: 48).
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Relibilitas Instrumen
Variabel
Penelitian
Cronbach’s
Alpha
Cut of
point
Keterangan
Kesehatan Kerja 0,657 0,600 Reliabel
Keselamatan Kerja 0,642 0,600 Reliabel
Kepuasan Kerja
Pegawai
0,602 0,600 Reliabel
Sumber: Data Primer, diolah, 2017
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa semua masing-masing variabel memiliki
angka koefisien yang lebih besar dari 0,600. Untuk itu instrumen yang digunakan
dalam mengumpulkan data dinyatakan reliabel pada taraf kepercayaan 95%.
4.5 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
4.5.1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian dan pembuktian secara empiris pengaruh antar variabel
penelitian ini selain menggunakan analisis statistika deskriptif juga digunakan
analisis statistika inferensial yaitu analisis regresi linear berganda untuk
melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukkan dalam penelitian ini.
Untuk menguji pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)
digunakan uji t apabila tsig < α0,05 maka variabel bebas tersebut berpengaruh nyata
56
terhadap variabel terikat. Demikian pula sebaliknya, apabila tsig > α0,05 maka
variabel bebas tersebut berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat.
Hasil analisis regresi linear berganda yang menguji pengaruh variabel
kesehatan kerja dan keselamatan kerja kerja terhadap kepuasan kerja pada Dinas
Kebakaran Kota Kendari dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini.
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Bebas Koefisien
Regresi
t Hitung t Sig
Kesehatan Kerja
(X1) 0,572 6,401 0,000
Keselamatan
Kerja (X2)
0,326
3,652 0,001
R = 0,715
R Square = 0,511
F hitung = 33,377
F signifikan = 0,000
Standar error = 1,716
N = 67
= 0,05
Sumber: Data diolah, 2017 (Lampiran 4)
Berdasarkan hasil-hasil perhitungan seperti pada tabel 4.8 tersebut maka
dapat dikemukakan penjelasan sebagai berikut :
4.5.2. Koefisien Regresi
Koefisien regresi kesehatan kerja sebesar 0,572. Koefisien ini bertanda
positif jika kesehatan kerja baik atau meningkat maka akan semakin baik atau
meningkatkan kepuasan kerja pegawai.
Koefisien regresi keselamatan kerja sebesar 0,326. Koefisien ini bertanda
positif jika keselamatan kerja baik atau meningkat maka akan semakin baik atau
meningkatkan kepuasan kerja pegawai.
57
4.5.3. Koefisien Korelasi
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien korelasi yang diperoleh
sebesar 0,715. Ini menunjukan bahwa keeratan hubungan langsung antara variabel
kesehatan kerja dan keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai adalah
sebesar 0,715. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara kesehatan kerja dan
keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai, maka digunakan tabel 4.9
berikut ini:
Tabel 4.9. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Inteval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, 2011:184
Berdasarkan tabel 4.9 sebelumnya diatas telah ditemukan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,715. Nilai tersebut termasuk pada kategori kuat. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kesehatan kerja dan
keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Kebakaran Kota
Kendari.
4.5.4. Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien determinasi yang diperoleh
sebesar 0,511. Hal ini menunjukan bahwa kesehatan kerja dan keselamatan kerja
terhadap kepuasan kerja yang diberikan oleh Dinas Kebakaran Kota Kendari
kepada pegawai dipengaruhi oleh variabel kepuasan kerja pegawai sebesar 51,1%.
58
Selebihnya yaitu sebesar 48,9% diterangkan oleh faktor lain yang tidak dimasukan
ke dalam model penelitian ini.
4.5.5 Hasil Pengujian Model Regresi Secara Simultan (F)
Hipotesis penelitian yang perlu diuji adalah kepemimpinan situasional dan
disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil uji simultan
dengan menggunakan nilai Fhitung pada taraf = 0,05 sebesar 33,377, dan nilai
signifikan sebesar 0,000 berarti nilai signifikan < 0,05. Karena itu, secara
keseluruhan kesehatan kerja dan keselamatan kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan kerja pegawai. Atas dasar ini, maka hipotesis penelitian yang
diajukan sebelumnya dapat diterima karena terbukti kebenarannya.
4.5.6 Hasil Pengujian Model Regresi Secara Parsial (Uji t)
Hasil analisis regresi yang diringkas seperti pada tabel 4.9 dapat di
interpretasikan sebagai berikut :
1. Signifikan pengaruh kesehatan kerja diperoleh nilai t hitung 6,401 dengan
nilai signifikan = 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
secara parsial kesehatan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja
pegawai. Artinya kesehatan kerja dapat menjadi salah satu variabel penduga
atau variabel prediktor yang kuat bagi kepuasan kerja pegawai. Karena itu,
kesehatan kerja dapat dimasukkan dalam model pendugaan kepuasan kerja
pegawai.
2. Signifikan pengaruh keselamatan kerja diperoleh nilai t hitung 3,652
dengan nilai signifikan = 0,001 < 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa secara parsial keselamatan kerja berpengaruh terhadap kepuasan
59
kerja pegawai. Artinya, keselamatan kerja dapat menjadi salah satu variabel
penduga atau variabel prediktor yang kuat bagi kepuasan kerja pegawai.
Karena itu, keselamatan kerja dapat dimasukkan dalam model pendugaan
kepuasan kerja pegawai.
4.6 Pembahasan
4.6.1 Pengaruh Secara Simultan
Kesehatan kerja dan keselamatan kerja secara simultan berpengaruh
posistif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Hasil ini menunjukkan
bahwa meningkatnya kesehatan kerja dan keselamatan kerja akan meningkatkan
kepuasan kerja pegawai, sebaliknya menurunnya kesehatan kerja dan keselamatan
kerja akan menurunkan kepuasan kerja pegawai. Hasil tersebut konsisten dengan
jawaban responden, dimana kesehatan kerja termasuk dalam kategori tinggi,
keselamatan kerja juga termasuk dalam kategori tinggi, demikian pula dengan
kepuasan kerja pegawai. Secara rasionalisasi bahwa kesehatan kerja dapat
dipengaruhi oleh keadaan dan kondisi pegawai, perlindungan pegawai dan
lingkungan kerja. Keselamatan kerja dapat dipengaruhi oleh keadaan tempat
lingkungan kerja, kondisi fisik dan mental pegawai, pemakaian peralatan kerja
dan kelengkapan peralatan kerja.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Yusuf (2009) yang
menyatakan bahwa kesehatan merujuk pada pengembangan dan aplikasi
seperangkat prinsip-prinsip praktis yang diarahkan kepada pencapaian dan
pemeliharaan unsur psikologis dan pencegahan dari kemungkinan timbulanya
penyakit dan kerusakan mental.
60
Selanjutnya pendapat menurut Dainur (1993:75) Keselamatan Kerja
adalah keselamatan yang berkaitan dengan hubungan tenaga kerja dengan
peralatan kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan cara-
cara melakukan pekerjaan tersebut.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Harris Tabrani, (2014) menyatakan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja
mempengaruhi kepuasan kerja.
4.6.2 Pengaruh Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
Berdasarkan hasil pembahasan maka ditemukan bahwa kesehatan kerja
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Dengan demikian dapat
diinterprestasikan bahwa semakin baik kesehatan kerja yang diberikan, maka
akan semakin tinggi kepuasan kerja pegawai. Kesehatan kerja yang dimaksud
yaitu; memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas, menyediakan obat-
obatan untuk pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan, Memberikan
jaminan kesehatan kepada setiap pegawai, diperintahkan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan aman dan tidak merasa lelah setelah bekerja
Temuan ini sekaligus memperkuat jawaban responden yang menunjukkan
bahwa setiap pernyataan yang berhubungan dengan kesehatan kerja ditanggapi
dengan jawaban baik. Hasil penelitian ini mendukung teori yang disampaikan
oleh Tarkawa (2008) tujuan kesehatan kerja adalah meningkatkan dan memelihara
derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental dan sosial di
semua lapangan kerja mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh kondisi lingkungan kerja melindungi tenaga kerja dari bahaya kesehatan
61
yang ditimbulkan akibat pekerjaan menempatkan tenaga kerja pada lingkungan
kerja yang sesuai.
Selanjutnya teori yang dinyatakan Menurut Gary Dessler (1997) indikator
kesehatan kerja terdiri dari : keadaan dan kondisi pegawai. keadaaan dan kondisi
pegawai adalah keadaan yang dialami oleh pegawai pada saat bekerja yang
mendukung aktifitas dalam bekerja. lingkungan kerja. lingkungan kerja adalah
lingkungan yang lebih luas dari tempat kerja yang mendukung aktivitas pegawai
dalam bekerja. perlindungan pegawai. perlindungan pegawai merupakan fasilitas
yang diberikan untuk menunjang kesejahteraan pegawai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh dari kesehatan kerja
terhadap kepuasan kerja pegawai. Hal ini didukung dengan hasil temuan yang
dilakukan oleh Harris Tabrani (2014) kesehatan kerja berpengaruh positif
terhadap kepuasan kerja
4.6.3 Pengaruh Keselamatan Kerja Terhadap Kepuasan kerja Pegawai
Berdasarkan hasil pembahasan maka ditemukan bahwa keselmatan kerja
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Dengan demikian dapat
diinterprestasikan bahwa semakin baik keselmatan kerja, maka akan semakin
tinggi kepuasan kerja pegawai. Keselamatan kerja yang dimaksud yaitu;
memberikan alat pelindung kerja seperti helm, sepatu boots, sarung tangan,
masker yang dapat menghindarkan dari kecelakaan kerja, Semua bagian peralatan
yang berbahaya telah diberi tanda, melakukan pengawasan secara intensif
terhadap keselamatan memberikan metode/ petunjuk kerja yang dapat menjamin
keselamatan.
62
Temuan ini sekaligus memperkuat jawaban responden yang menunjukkan
bahwa setiap pernyataan yang berhubungan dengan keselamatan kerja ditanggapi
dengan jawaban baik. Hasil penelitian ini mendukung teori yang disampaikan
oleh Mangkunegara, (2011), keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang
aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja,
keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan alat kerja, bahan dan
proses pengolahannya. Selanjutnya Menurut Silalahi dan Rumondang (2000),
keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau
kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Keselamatan kerja menurut Mondy (2008) adalah perlindungan pegawai
dari cidera yang disebabkan oleh kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Keselamatan kerja berkaitan juga dengan alat kerja, bahan dan proses pengolahan,
landasan kerja dan lingkungan kerja serta caracara melakukan pekerjaan dan
proses produksi. Mondy (2008) juga berpendapat bahwa Keselamatan kerja
dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja, yang
menyangkut aspek-aspek keselamatan, kesehatan, pemeliharan moral kerja,
perlakuan sesuai martabat manusia dan moral agama. Hal tersebut dimaksudkan
agar para tenaga kerja secara aman dapat melakukan pekerjaannya guna
meningkatkan hasil kerja dan produktivitas kerja. Dengan demikian para tenaga
kerja harus memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan kesehatan di
dalam setiap pelaksaan pekerjaannya sehari-hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh dari keselamatan kerja
terhadap kepuasan kerja pegawai. Hal ini didukung dengan hasil temuan yang
63
dilakukan oleh Harris Tabrani (2014) keselamatan kerja berpengaruh positif
terhadap kepuasan kerja.
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan tentang pengaruh
kesehatan kerja dan keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas
Kebakaran Kota Kendari, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kesehatan Kerja dan keselamatan kerja secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa
kesehatan kerja dan keselamatan kerja yang baik akan meningkatkan kepuasan
kerja.
2. Kesehatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Hal
ini menunjukkan jika kesehatan kerja yang diberikan baik, maka kepuasan
kerja akan semakin baik.
3. Keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai.
Hal ini menunjukkan bahwa keselamatan kerja yang diberikan baik, maka
kepuasan kerja akan semakin baik.
5.2 Saran-Saran
Dari berbagai permasalahan, hambatan, kendala dan kelemahan dalam
upaya peningkatan kepuasan kerja pegawai Dinas Kebakaran Kota Kendari,
beberapa saran dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Perlu perhatian dari pimpinan Dinas Kebakaran Kota Kendari dalam hal
pemberian kesehatan kerja dan keselamatan kerja, sehingga pegawai dapat
memberikan hasil kinerja yang baik.
65
2. Pada variabel keselamatan dan kesehatan kerja, hasil perhitungan dengan
menggunakan persentase menunjukkan indikator melaksanakan pekerjaan
dengan aman dan pengawasan secara intensif memiliki persentase terendah
dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah
satu upaya untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik
adalah dengan melalui aktivitas berikut:
a. Meningkatkan pertanggung jawaban instansi terhadap program keselamatan
dan kesehatan kerja.
b. Meningkatkan pemberian teguran kepada pegawai yang melanggar
peraturan mengenai program keselamatan dan kesehatan kerja
c. Meningkatkan pemberian pengarahan kepada pegawai mengenai betapa
pentingnya program keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan
pekerjaan
3. Meningkatkan keselamatan kerja yang akan diberikan pegawai pada saat
melaksanakan tugas dilapangan, dengan cara, memberikan alat pelindung kerja
seperti helm, sepatu boots, sarung tangan, masker dan melakukan pengawasan
secara intensif terhadap keselamatan.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan mengembangkan variabel lainnya selain
variabel yang diteliti saat ini agar memperoleh penjelasan yang lebih baik lagi.
.
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Wilson, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Bandung.
Dainur. 1993. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan
Pertama. Penerbit Widya Medika. Jakarta.
Dessler, Gary., (1997), Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Prenhallindo,
Jakarta.
Doni Yulianto Triadityo, 2013, Hubungan Antara Keselamatan Kerja Dengan
Semangat Kerja Karyawan Bagian Produksi. OffsetYogyakarta.
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Gibson, James L., Ivancevich dan Donnelly, 2000, Organisasi Perilaku, Struktur
Proses, Edisi Kedua, Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Harris Tabrani (2014), “Pengaruh Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Kerja
Terhadap Produktifitas Kerja Pegawai Pada Kantor Wilayah Distrik
Navigasi Kelas II Teluk Bayur”. Skripsi
Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Bumi Aksara, Jakarta.
Hani, Handoko T. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
BPFE : Yogyakarta.
Jewell, L.N., Marc Siegall, 1998. Psikologi Industri/Organisasi Modern:
Psikologi Terapan Untuk Memecahkan Berbagai Masalah di Tempat
Kerja, Perusahaan, Industri dan Organisasi. Edisi 2, Jakarta: Arcan.
Johana Eka Permanasari (2014), Analisis Pengaruh Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Terhadap Kinerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening (Studi pada Karyawan Bagian Produksi PT. Jamu Air
Mancur Palur, Karanganyar, Jawa Tengah. Skripsi.
Jones, Gareth R, 2004. Organization Theory Design and Change: Text and Cases,
4th
ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Kurniawidjaja, L.M. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta:
Universitas Indonesia
Listra Naibaho (2015), “Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap
Semangat Kerja Petugas Operasional Pada Dinas Pencegahan Dan
Penanggulangan Kebakaran Dinas Kota Bandung”. Skripsi.
Luthans, 2002. Organizational Behavior. 6th
Edition.Singapore: Mc Grow Hill
International Editions.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Bandung: Penerbit Rosdakarya.
Mangkunegara. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
PT.Remaja Rosda Karya, Bandung.
Mangkunegara. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia perusahaan. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya ofseet.
Mathis, dan Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi pertama,
Cetakan Pertama, Yogyakarta : Salemba Empat
Martoyo, 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga.
Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Martoyo, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE Mondy,
R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Newstrom. 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Ketujuh. Jilid Pertama.
Penerbit Erlangga. Jakarta
Price, James L., 1997. Handbook of Organization Measurement. International
Journal of Manpower, Vol. 18, No. 4/5/6, 1997.
Robbins, S, 1998. Perilaku Organisasi Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo.
Robbins, S, 2003. Perilaku Organisasi, Edisi Kesembilan. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia
Sibarani Mutiara,2012. Pengelolaan Sumber Daya Manusia. Buku 2 Edisi 10,
Salemba Empat, Jakarta.
Siagian. Sondang. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan
Kesembilan. Penerbit Bumi Aksara: Jakarta.
Smith, 1969. Potatoes: production, storing, processing. 2nd ed. The AVI Publ.
Co., Inc., Westport, CT.
Suma’mur. (1996), Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Toko
Gunung Agung.
Suma’mur. 2001. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, jakarta : CV
Haji Masagung.
Supranto. (1997). Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan untuk menaikkan
pangsa pasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Silalahi, Bennet & Silalahi, Rumondang. (2000). Seri Manajemen No. 112 :
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Pustaka
Binaman Pressindo
Sekaran. 2000. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Keempat. Penerjemah:
Kwan Men Yon. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Solimun. 2002, Multivariate Analysis Structural Equation Modelling (SEM) Lisrel
dan Amos. Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya.
Sutrisno, Kusmawan Ruswandi, 2007, Prosedur Keamanan,Keselamatan dan
kesehatan Kerja, Galia, Jakarta.
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfabeta.
Tarwaka. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Manajemen dan implementasi K3 di
tempat kerja. Surakarta: Harapan Press. 2008. Widarto, dkk. 2008.
Teknik Pemesinan. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
Yuwono. 2005. Psikologi Industri dan Organisasi. Surabaya : Universitas
Airlangga.
Yusuf. (2009). karakteristik pribadi yang kesehatan. Bandung: Rizqi Press.
Lampiran 1. Angket Penelitian
DAFTAR PERTANYAAN
Kode Responden : ................. (hanya diisi oleh enumerator)
I. Identitas Responden
a. Umur : ……………… tahun
b. Jenis kelamin : (1) Laki-laki (2) Perempuan
c. Pendidikan terakhir :
(1) SMA (sederajat)
(2) Akademi, Diploma, Sarmud (sederajat)
(3) Universitas
a. S-1 b. S-2 c. S-3
Petunjuk Pengisian!
Cermati setiap pernyataan berikut ini, dan berilah tanda silang (X) dari salah satu
alternatif jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu.
Setiap item pernyataan memiliki 5 (lima) alternatif jawaban, yakni:
STS = Jika ’SANGAT TIDAK SETUJU’
TS = Jika ’TIDAK SETUJU’
N = Jika ’NETRAL’
S = Jika ’SETUJU’
SS = Jika ’SANGAT SETUJU’
Kesehatan Kerja
No. Item Pertanyaan/Pernyataan Alternatif Jawaban
STS TS N S SS
1 Saya memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan tugas
2 Instansi tempat bekerja menyediakan
obat-obatan untuk pertolongan
pertama apabila terjadi kecelakaan
3 Memberikan jaminan kesehatan
kepada setiap pegawai
4 Diperintahkan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan aman
5 Saya tidak merasa lelah setelah
bekerja
Keselamatan Kerja
No. Item Pertanyaan/Pernyataan Alternatif Jawaban
STS TS N S SS
1 Instansi selalu memberikan alat
pelindung kerja seperti helm, sepatu
boots, sarung tangan, masker yang
dapat menghindarkan dari
kecelakaan kerja
2 Semua bagian peralatan yang
berbahaya telah diberi tanda
3 Instansi melakukan pengawasan
secara intensif terhadap keselamatan
4 Instansi memberikan metode/
petunjuk kerja yang dapat menjamin
keselamatan
Kepuasan Kerja
No. Item Pertanyaan/Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S N TS STS
1 Saya merasa puas dengan hasil kerja
yang saya lakukan selama ini
2 Saya merasa puas terhadap supervisi
atasan langsung
3 Penghasilan yang saya peroleh
sebagai imbalan atas tugas/pekerjaan
4 Instansi memberikan kesempatan
yang sama kepada dalam
menjalankan tugas
5 Selama ini saya merasa memiliki
hubungan yang akrab dengan rekan
kerja
Correlations
Reliability
Regression
Mapping penelitian terdahulu
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Variabel
Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian Persamaan & Perbedaan
1. Johana Eka
Permanasari
(2014)
Analisis Pengaruh
Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja
Terhadap Kinerja
Dengan Kepuasan
Kerja Sebagai
Variabel
Intervening (Studi
pada Karyawan
Bagian Produksi
PT. Jamu Air
Mancur Palur,
Karanganyar, Jawa
Tengah
Variabel Bebas:
Kesehatan dan
keselamatan Kerja
Variabel Terikat:
Kinerja
Analisis
Regresi
Berganda
Variabel kesehatan kerja
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel
kepuasan kerja, variabel
keselamatan kerja
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel
kepuasan kerja
Persamaan:
- Meneliti tentang kesehatan
dan keselamatan kerja
- Alat analisis yang digunakan
Perbedaan:
- Penelitian terdahulu
menggunakan variabel
kepuasan kerja sebagai
variabel interverning
2. Yulianto
Triadityo
(2013)
Hubungan Antara
Keselamatan Kerja
Dengan Semangat
Kerja Karyawan
Bagian Produksi
Cahaya Timur
Offset Yogyakarta
Variabel Bebas:
Keselamatan kerja
Variabel Terikat:
Semangat kerja
Analisis
Regresi
Sederhana
Hasil penelitian menyatakan
bahwa semakin tinggi
keselamatan kerja maka akan
semakin tinggi semangat
kerja, sebaliknya semakin
rendah keselamatan kerja
maka akan semakin rendah
pula semangat kerja
Persamaan:
- Meneliti tentang keselamatan
kerja
Perbedaan:
- Penelitian terdahulu hanya
menggunakan satu variabel
bebas
- Penelitian menggunakan
variabel semangat kerja
sebagai variabel bebas
- Alat analisis yang digunakan
3. Harris
Tabrani
(2014)
Pengaruh
Keselamatan Kerja
Dan Kesehatan
Kerja Terhadap
Produktifitas Kerja
Pegawai Pada
Kantor Wilayah
Distrik Navigasi
Kelas II Teluk
Bayur
Variabel Bebas:
Keselamatan kerja,
kesehatan kerja
Variabel Terikat:
Produktifitas Kerja
Analisis
Regresi
Berganda
variabel keselamatan kerja
berpengaruh positif terhadap
produktifitas kerja.
Sedangkan variabel
kesehatan kerja juga
berpengaruh positif terhadap
produktifitas kerja dengan
Persamaan:
- Meneliti tentang keselamatan
kerja dan kesehatan kerja
- Alat analisis yang digunakan
Perbedaan:
- Variabel bebas menggunakan
produktifitas kerja
4 Listra
Naibaho
(2015)
Pengaruh
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
Terhadap
Semangat Kerja
Petugas
Operasional Pada
Dinas Pencegahan
Dan
Penanggulangan
Kebakaran Dinas
Kota Bandung
Variabel Bebas:
Keselamatan kerja,
kesehatan kerja
Variabel Terikat:
Semangat Kerja
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil penelitian menyatakan
bahwa tanggapan karyawan
terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Dinas
Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran
Dinas Kota Bandung adalah
baik
Persamaan:
- Meneliti tentang keselamatan
kerja dan kesehatan kerja
- Alat analisis yang digunakan
Perbedaan:
Penelitian terdahulu
menggunakan variabel
semangat kerja sebagai variabel
bebas
No
Kesehatan Kerja
∑
Keselamatan Kerja
∑
Kinerja
∑ X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5
1 2 4 5 5 4 20 4 4 4 4 16 4 4 5 5 5 23
2 4 3 4 4 4 19 4 3 4 4 15 4 3 4 3 3 17
3 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 20
4 5 3 4 4 3 19 5 3 3 4 15 5 3 4 5 4 21
5 4 3 4 3 4 18 4 3 4 3 14 3 3 3 3 3 15
6 5 4 4 4 4 21 5 4 4 4 17 5 4 4 5 4 22
7 4 3 4 4 4 19 3 3 4 4 14 4 3 3 3 3 16
8 4 5 4 4 3 20 4 4 3 3 14 4 5 4 4 5 22
9 5 5 4 4 3 21 4 4 3 3 14 5 5 4 4 4 22
10 4 3 3 4 2 16 4 3 2 4 13 3 3 3 4 3 16
11 5 5 4 5 4 23 5 5 4 5 19 5 5 5 4 4 23
12 5 5 5 4 5 24 4 4 5 4 17 5 5 5 4 4 23
13 3 3 3 4 4 17 3 4 4 4 15 3 3 3 4 5 18
14 4 4 4 4 5 21 1 4 5 4 14 4 3 4 3 4 18
15 3 4 4 4 1 16 2 4 1 4 11 4 4 4 5 4 21
16 5 5 4 5 4 23 4 4 4 3 15 5 4 4 5 5 23
17 5 4 4 4 4 21 5 5 4 4 18 5 5 4 5 4 23
18 5 5 4 4 4 22 4 4 4 4 16 5 5 5 4 5 24
19 5 5 5 5 4 24 4 3 4 4 15 5 5 4 5 5 24
20 5 4 4 3 4 20 5 4 4 3 16 4 4 4 3 4 19
21 5 5 4 5 4 23 5 5 4 4 18 5 5 5 5 5 25
22 5 5 5 5 4 24 4 5 4 4 17 5 5 5 4 5 24
23 3 3 4 3 4 17 5 5 4 4 18 3 4 4 3 4 18
24 4 5 4 4 5 22 4 5 5 4 18 5 5 5 5 5 25
25 3 4 3 3 4 17 4 5 4 5 18 4 5 5 4 5 23
26 5 5 5 5 4 24 4 4 4 4 16 5 5 5 5 5 25
27 5 5 5 5 4 24 3 3 4 3 13 5 5 5 5 5 25
28 5 5 5 5 4 24 5 5 4 4 18 5 3 5 5 4 22
29 4 4 4 4 4 20 5 5 4 4 18 4 4 5 4 5 22
30 4 3 4 4 5 20 4 3 5 4 16 4 3 5 4 4 20
31 4 5 5 4 5 23 4 5 5 4 18 4 5 5 5 4 23
32 5 3 4 4 5 21 5 4 5 4 18 5 3 4 4 3 19
33 4 5 5 4 4 22 4 5 4 4 17 4 4 5 4 5 22
34 5 4 4 4 5 22 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 25
35 4 3 4 4 5 20 5 5 5 5 20 4 4 5 4 4 21
36 4 5 4 4 4 21 5 5 5 5 20 4 5 5 4 5 23
37 5 5 4 4 4 22 5 5 5 4 19 5 5 5 4 4 23
38 4 3 4 4 3 18 5 4 4 5 18 4 4 3 4 5 20
39 5 5 4 5 3 22 4 4 3 4 15 5 3 4 5 3 20
40 5 5 4 5 5 24 3 3 3 4 13 4 4 5 5 5 23
41 5 5 5 4 4 23 4 3 4 4 15 4 4 4 5 4 21
42 5 5 4 5 4 23 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 20
43 4 4 4 3 4 19 5 3 4 4 16 5 3 4 4 3 19
44 5 5 5 5 4 24 3 3 3 3 12 4 3 4 3 4 18
45 5 5 5 4 4 23 4 3 4 4 15 5 5 4 4 4 22
46 3 5 5 4 4 21 4 3 4 4 15 4 3 4 4 4 19
47 4 4 3 4 4 19 4 5 4 4 17 4 5 4 4 3 20
48 4 4 4 3 4 19 5 5 4 4 18 5 5 4 4 3 21
49 5 4 4 5 3 21 4 4 4 4 16 4 4 4 5 4 21
50 5 5 4 4 4 22 5 5 4 5 19 5 5 4 5 4 23
51 5 3 5 5 5 23 5 5 5 4 19 5 5 5 4 5 24
52 3 3 3 3 3 15 3 3 3 4 13 3 3 3 4 4 17
53 4 3 5 4 4 20 4 4 4 4 16 4 4 4 4 5 21
54 4 4 5 4 4 21 3 4 4 4 15 3 4 4 4 3 18
55 5 5 4 4 5 23 4 4 5 5 18 5 5 4 5 4 23
56 4 5 5 4 4 22 4 5 4 4 17 5 4 4 4 4 21
57 4 5 4 5 4 22 4 4 4 4 16 5 5 4 4 4 22
58 4 4 4 4 4 20 5 3 4 5 17 5 4 4 4 4 21
59 3 3 4 3 4 17 4 5 4 3 16 5 4 4 3 4 20
60 5 5 4 4 4 22 5 4 4 5 18 5 5 4 5 4 23
61 5 5 4 4 4 22 4 3 4 4 15 4 4 5 5 4 22
62 4 3 5 4 4 20 4 5 4 4 17 4 4 5 5 4 22
63 4 4 5 5 4 22 5 5 4 4 18 4 5 4 4 5 22
64 4 3 4 3 3 17 4 3 3 5 15 3 4 3 3 4 17
65 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 4 4 3 4 4 19
66 5 3 4 5 4 21 4 4 4 4 16 4 3 5 4 4 20
67 4 5 4 4 4 21 3 3 3 4 13 4 4 5 4 4 21
Rata-rata 4.33 4.19 4.21 4.13 3.97 20.84 4.13 4.06 3.97 4.04 16.21 4.34 4.15 4.25 4.21 4.16 21.12
Top Related