1
PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI TERHADAP
HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI SEKTOR
MAKANAN DAN MINUMAN TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
DEWI PURWATI
023 2010 0161
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN AKADEMIK
2014
i
PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI TERHADAP
HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI SEKTOR
MAKANAN DAN MINUMAN TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia
OLEH
DEWI PURWATI
023 2010 0161
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN AKADEMIK
2014
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Dewi Purwati, 2014. Pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap harga
saham pada perusahaan industri sektor makanan dan minuman yang terdaftar
di bursa efek Indonesia.
Pembimbing : Asriani Junaid, SE.,M.SA.,Ak.,CA dan Dr. Suriyanti,SE.,MM
Salah satu indikator keberhasilan pengelolahan perusahaan harga saham.
Harga saham dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap harga saham.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur industri sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) periode 2010-
2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling method, yaitu
teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang di tentukan. Analisis
data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi berganda dengan bantuan
SPSS 16.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap harga saham. Laba tunai berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap harga saham.
Kata kunci : Laba Akuntansi, Laba Tunai, Dan Harga Saham
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Dari lubuk hati yang dalam, tercetus lirih lafadz syukur kehadirat Allah SWT
yang maha berkehendak atas segala sesuatu yang senntiasa memberikan limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya. Peneliti juga bersyukur atas berkah kemudahan serta
kesehatan yang melimpah oleh-Nya dalam melalui segala rintangan dan halangan
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Pengaruh Laba Akuntansi
Dan Laba Tunai Terhadapa Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Makanan
Dan Minuman Terdaftar Bursa Efek Indonesia, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Muslim
Indonesi. Salawat dan salam atas Nabiullah Muhammad SAW, serta para sahabat dan
keluarganya dan para pengikutnya yang sampai saat ini sangat setia mengikuti jejak
beliau.
Selanjutnya penulis haturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada kedua
orang tua saya yaitu Ayahanda Ngatijo dan Ibunda Rusmiati tercinta yang selama ini
banyak berkorban lahir dan batin dalam mendidik, membina dan kakakku Rudi
Wiono selalu memberi semangat, dorongan moral dan mental, kasih sayang dan doa
tulus yang tiada pernah henti kepada penulis.
vii
Penulis juga menyadari bahwa pelaksanaan penulisan ini tidak akan selesai
tanpa dukungan dari partisipasi dari semua pihak, maka izinkanlah penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA selaku Rektor Universitas Muslim
Indonesia.
2. Bapak Prof. Dr. H. Bahar Sinring, SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muslim Indonesia.
3. Ibu Andi Nurwanah, SE.,MSi,Ak.CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Muslim Indonesia.
4. Kepala Perusahan Bursa Efek Indonesia (BEI ) beserta staf-stafnya yang telah
memberikan izin penulis untuk meneliti.
5. Ibu Asriani Junaid,.SE.Msa.Ak.CA selaku penasehat akademik penulis, terima
kasih banyak atas semua bimbingan dan masukan yang telah ibu berikan selama
proses perkuliahan.
6. Ibu Asriani Junaid,.SE.Msa.Ak.CA dan Dr. Suriyanti,.SE.MM selaku
pembimbing I dan pembimbing II, atas segala bantuan dan bimbingannya
7. Ibu Dr. Fadliah Nasaruddin,. SE. Msi. CA dan Bapak Drs. H. Amiruddin,.
M.si,.Ak.CA
8. Kepada para Dosen Akademik Universitas Muslim Indonesia yang telah ikhlas
mendidik, membina dan menambah pengetahuan selama penulis mengikuti
pendidikan. Serta kepada seluruh staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi, Terkhusus
viii
Pak Ahmad, Ibu Jani, Pak Arsyad serta Pak Rasid yang senantiasa membantu
memberikan banyak kemudahan.
9. Sahabat-sabahat saya Rhya, Mayank, Ayla, Farah, Wiya, Nurul, Tendri dan Bunda
Vita Terima kasih atas segala bantuan, kebersamaan, motivasi, dan hari-hari indah
selama dikampus.
11. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, khusunya
Teman-teman AWP 3 dan Teman sengkatan 2010.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
memohon maaf kepada semua pihak yang berkenan memberikan bantuan, baik moril
maupun materil hingga tulisan ini dapat diselesaikan. Semoga kita semua selalu
dalam lindungan-Nya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amiiin..
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. i
KEORISINILAN ................................................................................................. iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah ........................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
BAB II TINJUAN PUSTAKA
A. Laba .......................................................................................................... 7
B. Laba akuntansi ......................................................................................... 8
C. Laba tunai ................................................................................................. 11
D. Saham ....................................................................................................... 13
E. Faktor yang mempengaruhi harga saham ................................................ 19
F. Hasil penelitian terdahulu ........................................................................ 22
G. Hipotesis .................................................................................................. 24
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu penelitian .................................................................... 25
B. Metode pengumpulan data ....................................................................... 25
C. Jenis dan sumber data .............................................................................. 25
D. Populasi dan sampel ................................................................................. 26
E. Definisi operasional dan pengukuran variabel ......................................... 27
F. Metode analisis data ................................................................................. 28
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia ......................................... 32
B. Perusahaan manufaktur ............................................................................ 35
C. Struktur organisasi ................................................................................... 38
D. Visi dan misi ............................................................................................ 38
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian.......................................................................................... 39
B. Pembahsan ................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Nama Hal
Tabel 1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 22
Tabel 2 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ...................................... 27
Tabel 3 Daftar Sampel Perusahaan Penelitian ...................................................... 39
Tabel 4 Deskriptif Variabel Penelitian ................................................................. 40
Tabel 5 Uji Multikolinearitas ................................................................................ 44
Tabel 6 Hasil Uji T (Parsial) ................................................................................. 46
Tabel 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 48
Tabel 8 Hasil Uji F (Silmutan) .............................................................................. 59
xii
DAFTAR GAMBAR
Nama Hal
Gambar 1 ............................................................................................................... 43
Gambar 2 ............................................................................................................... 45
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu tempat alokasi dana yang produktifitas dari
pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak yang mengalami
kekurangan dana (deficit unit/perusahan). Perusahan go publik sebagi pihak yang
mengalami membutuhkan tambahan dana menerbitkan sekuritas untuk dijual kepada
investor. Investor membeli sekuritas tersebut dengan harapan memperoleh deviden
dan capital gain. Perkembangan pasar modal Indonesia mulai dikatakan membaik
sekitar sejak tahun 1989 dimana perkembangannya ditandai dengan meningkatanya
jumlah saham yang ditranksikan mencapai Rp. 3,9 milyar setiap hari dan semakin
tingginya usaha perdagangan setiap tahunnya.
Seiring dengan berkembangan perdagangan saham, maka kebutuhan akan
informasi yang relevan yang di perlukan untuk mengambil keputusan investor juga
semakin meningkat. Dalam transaksi perdagangan dipasar modal. Para pelaku di
pasar modal sangat membutuhkan informasi yang dapat mempengaruhi naik turunnya
harga surat berharga di pasr modal. Salah satu sumber informasi yang banyak
digunakan oleh para investor untuk menilai kinerja suatu perusahaan adalah informasi
yang berasal dari laporan keuangan.
Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini
sebagai alat yang andal bagi para pemakainya untuk mengurangi ketidak pastian
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu upayah untuk mengurangi ketidak
2
pastian tersebut adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan. Penilaian investor akan prospek laba di masa yang akan datang dapat
diperoleh apabila investor memiliki informasi yang berhubungan dengan perusahaan.
Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan adalah salah satu sumber
informasi yang penting bagi para investor. Melalui laporan keuangan, investor dapat
menganalisis hasil kinerja manajemen dan melakukan prediksi perolehan laba di
masa yang akan datang. Selain hal tersebut, para investor juga dapat mengestimasi
harga saham yang akan datang dengan laporan keuangan.
Laba akuntansi dalam laporangan keuangan merupakan salah satu parameter
kenerja suatu perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor.Pentingnya
laba, informasi yang tegas telah disebutkan dalam dalam PSAK ( Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan ) No.25 (revisi 2009) : Laporan laba rugi merupakan laporan
utama untuk melaporkan kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu.Laba atau
rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan dan dapat
memberikan ukuran untuk menilai prestasi perusahaan dan dapat memberikan ukuran
akuntansi terbaik atas kenerja ekonomi sebuah perusahaan.
Kieso dkk (2002), dalam menghitung laba bersih, terdapat 3 subtotal yang
disajikan yaitu pendapatan penjualan bersih, laba kotor, dan laba dari operasi.
Pengungkapan pendapatan penjualan bersih berguna karena pendapatan reguler
dilaporkan sebagai pos terpisah. Pendapatan tidak biasa atau insidentil diungkapkan
dalam bagian laporan laba rugi lainnya. Akibatnya kecenderungan pendapatan dari
operasi berlanjut akan lebih mudah dipahami dan dianalisis.
3
Laba tunai merupakan transaksi non kas, seperti biaya penyusutan, biaya
amortisasi, pembelian kredit, penjualan kredit, utang gaji, utang pajak yang belum
dibayar. Laba tunai merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Laba tunai
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi yang telah di sesuaikan
dengan traksaksi non kas. Selain menggunakan nilai laba akuntansi dalam
menentukan besarnya deviden yang akan dibagikan, seringkali perusahan juga
mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya merupakan laba akuntansi setelah
diperhitungkan dengan beban-beban non kas dalam hal ini, beban penyusutan dan
amortisasi. Depresiasi dan amortisasi merupakan biaya non kas, artinya biaya tersebut
tidak lagi memerlukan pengeluran kas sekarang ataupun di masa depan
Evan (2003:199) laba tunai adalah laba akuntansi setelah diperhitungkan
dengan beban beban non kas seperti baban amortisasi, beban penyusutan, penjualan
kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar, serta
pembelian kredit. Penyusutan merupakan pengalokasian biaya dari aktiva berwujud,
sedangkan amortisasi menyusutkan jumlah dari aktiva yang tidak berwujud.
Untuk mengetahui nilai perusahan yang akan berpengaruh pada harga saham,
investor dapat melakukan pengukuran kinerja. Kinerja perusahan dapat diketahui dari
laporan keuangan yang akan di keluarkan secara priodik. Pengukuran kinerja
perusahan dapat dilakukan dengan metode tradisional maupun dengan metode yang
baru dikembangkan.
Informasi tentang laba atau tingkat return yang diperoleh perusahaan yang
tercermin dalam laporan keuangan akan menimbulkan reaksi terhadap harga saham
4
perusahaan. investor bereaksi terhadap angka laba yang mereka gunakan sementara
belum ada bukti empiris yang membenarkan asumsi mereka. Padahal informasi
tersebut akan hanya bermakna atau memiliki nilai tersendiri bagi investor jika
keberadaan informasi tersebut menyebabkannya melakukan transaksi di pasar modal,
dimana transaksi ini tercermin melalui perubahan harga saham.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Alfioza (2010) Pengaruh
Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Terhadap Deviden Kas, yang menggunakan sampel
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia untuk periode tahun
2008 dan data keuangan tahunan. Pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 memiliki tingkat laba akuntansi dan laba tunai
yang sangat baik sehingga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap deviden kas.
laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan dengan periode
2008 sampai dengan periode 2010. Dengan ini persamaan dalam menggunakan
variabel independen yaitu variabel X adalah laba akuntansi dan laba tunai. sedangkan
perbedaan dalam penelitian Alfioza (2010) dimana variabel dependenya atau Y yaitu
deviden kas sedangkan penelitian ini menggunakan variabel dependenya adalah harga
saham.
Tingkat Laba akuntansi yang tinggi maka kemungkinan investor akan lebih
tertarik menanamkan modalnya sehingga kemungkinan permintaan saham akan kuat
dibandingkan dengan penawaranya. Keadaan ini akan menyebabkan harga saham
perusahan kemungkinan akan mengalami kenaikan. Dengan laba akuntansi dan laba
tunai untuk mengetahui dan membuktikan besarnya pengaruh terhadap harga saham.
5
Perusahan manufaktur dengan spesifikasi jenis industri Makanan dan
Minuman, maka penulisan tertarik menuangkan dalam penelitian ini yang berjudul
Pengaruh Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Terhadap Harga Saham Perusahan
Industry Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI )
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah seperti telah diuraikan sebelumnya,
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap harga saham?
2. Apakah laba tunai berpengaruh signifikan terhadap harga saham?
3. Apakah laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh signifikan terhadap harga
saham?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui terdapat pengaruh laba akuntansi terhadap harga saham.
2. Untuk mengetahui terdapat pengaruh laba tunai terhadap harga saham.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi dan laba tunai
terhadap harga saham.
6
D. Manfaat Penelitian
Sebagai lanjutan dari penelitian diatas, maka diharapkan penelitian ini
bermanfaat :
1. Bagi peneliti, yaitu untuk memambahkan pengalaman dan pengetahuan tentang
pengaruh laba akuntansi dan laba tunai dari suatu perusahaan, dan bagaimana
pengaruhnya terhadap harga saham.
2. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan
atau sumber pemikiran yang berguna bagi investor dan dapat dijadikan
pertimbangan untuk melakukan investasi.
3. Bagi masyarakat ilmiah, yaitu bahwa hasil penelitianpat menggum diharapkan
dapat bergulna untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai
pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap harga saham.
4. Bagi perusahan, penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi perusahaan dalam menetukan return saham dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laba
1. Pengertian laba
Secara umum para pakar dalam bidang akuntansi mendefinisikan pengertian
laba deangan berbagai macam deskripsi seperti, commite on terminology (Sofyan
Syafri H.,2004) dalam Aliyah Azmi (2007:12) mendefinisikan laba sebagai jumlah
yang berasal dari pengurangan harga produksi, biaya lain dan kerugian dari
penghasilan atau penghasilan operasi. Kemudian menurut stice, stice, skousen (2009:
240) laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hak ini mengukur nilai
yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki
kekayaan yang sama deangan posisi awalnya.
Suwardjono (2008:464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upayah perusahan
menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan atas
biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang /
jasa). Soemarso sr (2004 : 227) angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba
bersih (net income). Jumlah ini merupakan kenaikan terhadap modal. Sebaliknya,
apabila perusahan menderita rugi. Angka terakhir dalam laporan laba rugi dalah laba
bersih.
8
B. Laba Akuntansi
1. Pengertian laba akuntansi
Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi
adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari
transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak dibebankan kepadanya
(Muqodim, 2005:111). Suwardjono (2005:455) mendefinisikan laba sebagai
pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara struktural atau sintaktik
karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya.
Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba yang
merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.
Laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa
komponen pokok seperti laba kotor , laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah
pajak (Muqodim, 2005:131). Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi
investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. SFAC No. 1 dalam
Belkaoui (2000:332) mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang
baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk
meramalkan arus kas masa depan. Penulis lain mengasumsikan bahwa laba akuntansi
adalah relevan dengan cara yang biasa untuk model-model keputusan dari investor
dan kreditor
2. Keunggulan Laba Akuntansi
Beberapa keunggulan laba akuntansi yg dikemukakan oleh Muqodim (2005 )
adalah:
9
a. Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para
pemaka dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuj
kebenaran sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti.
c. Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi
memenuhi dasar konservatisme.
d. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dgn
pertanggungjawaban manajemen.
3. Karateristik Laba
Karakteristik laba berkaitan dengan identifikasi sifat laba sehingga
memungkinkan untuk menganalisa transaksi yang dapat mempengaruhi laba.
Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba
akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya, (Chariri, 1997
dalam Oktavia, 2008) mendefinisikan laba sebagai kenaikan modal yang berasal dari
semua transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi
atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama periode kecuali yang
timbul dari pendapatan atau investasi pemilik.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2000) sebagai Badan Penyusun Standar
dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan menjelaskan
bahwa penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebgai ukuran kinerja atau
sebagai dasar bagi ukuran yang lain, seperti imbalan investasi (return on investment)
atau penghasilan per share (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitan
10
dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran
penghasilan dan beban, termasuk juga laba, tergantung sebagian pada konsep modal
dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusuanan laporan
keuangannya. Batas laba menurut konsep tersebut adalah :
a. Konsep pemeliharaan modal
Laba hanya diperoleh jika jumlah financial (atau uang) dari aktiva bersih pada
akhir periode melebihi jumlah financial (atau uang) dari aktiva bersih pada
awal periode, setelah memasukan kembali setiap distribusi kepada dan
mengeluarkan setiap dari pada pemilik suatu periode.
b. Konsep pemeliharaan modal fisik
Laba hanya diperoleh jika kapasitas produksi fisik (atau kemampuan usaha)
pada akhir periode melebihi kapasitas produksi fisik pada awal periode, setelah
memasukan kembali setiap distribusi kepada dan mengeluarkan setiap
kontribusi dari para pemilik selama suatu periode.
4. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan umum laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI,
2004) sebagai berikut :
a. Memberikan informasi keuangan yang dapat terpercaya mengenai aktiva dan
kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat terpercaya mengenai perubahan dalam
aktiva netto ( aktiva dikurangi kewjiban) suat perusahaan yang timbul dari
kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
11
c. Untuk Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan
dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Untuk Memberikan informasi penting lainnya menegenai perubhan dalam
aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi menegenai aktivitas
pembiayaan dan investasi.
e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan uantuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut oleh perusahaan.
Hadi dalam Alfioza (2006:183) laba akuntansi adalah yang didapat
dari penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dan biaya- biaya
operasiperusahan. Sehingga laba akuntansi dapat dihitung dengan rumus :
Laba akuntansi = hasil penjualan (harga pokok penjualan + biaya operasi
perusahan)
C. Laba Tunai
1. Pengertian Laba Tunai
laba tunai adalah laba akuntansi setelah diperhutungkan dengan beban-beban
non kas, seperti biaya penyusutan, biaya amortisasi, pembelian kredit, penjualan
kredit, utang gaji, utang pajak yang belum dibayar. Penyusutan merupakan
pengalokasian biaya dari aktiva berwujud, sedangkan amortisasi menyusutkan jumlah
dari aktiva yang tidak berwujud. Menurut Evan (2003 : 199) (dalam Dini Wahyuni).
12
Fasilitas fisis atau biasa disebut dengan aktiva operasional menghasilkan
pendapatan lebih banyak melalui penggunaannya daripada melalui penjualan kembali
aktiva tersebut. Aktiva ini dapat dipandang sebagai kuantitas jasa ekonomi potensial
yang dikonsumsi selama menghasilkan pendapatan (Dyckman dkk, 1996: 590).
Fasilitas fisis memberi kontribusi jasa ke operasi berupa kapasitas atau daya.
Sehingga kos daya atau kapsitas fasilitas fisis tersebut harus diserap menjadi bagian
kos produksi dan akhirnya menjadi beban pendapatan (Suwardjono, 2005: 437).
Prinsip-prinsip akuntansi menghendaki adanya penandingan biaya dari semua jenis
aktiva operasional dengan pendapatan selama umur manfaatnya.
Depresiasi merupakan suatu proses alokasi kos secara sistematik dan rasional
dan jumlah rupiahnya diukur atas dasar bagian kos potensi jasa yang dianggap telah
dimanfaatkan dalam menciptakan pendapatan. Depresiasi sebagai biaya tidak berbeda
dengan jenis biaya operasi lainnya. Depresiasi merupakan biaya yang benar-benar
terjadi dan dikeluarkan seperti biaya lainnya. Memang benar biaya depresiasi untuk
periode tertentu tidak menunjukan pengeluaran pada periode tersebut. Biaya
depresiasi mengukur bagian pengeluaran masa lalu yang dipandang layak dibebankan
terhadap kegiatan atau pendapatan periode berjalan. Jadi dapat dikatakan bahwa kos
fasilitas fisis merupakan suatu bentuk ekstrem biaya dibayar di muka. Akuntansi
depresiasi merupakan sarana untuk membebankan biaya dibayar di muka tersebut ke
produksi atau periode berjalan (Suwardjono, 2005: 437-438).
Pengertian Depresiasi dan amortisasi sebagi proses sebagai proses akumulasi
dana didasari bahwa untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup, perusahan
13
harus dapat mengganti fasilitas fisik yang habis umurnya. Akibatnya perusahaan
harus menyisihkan dana dari pendapatan yang diperoleh. Dengan memgurangi
pendapatan, laba akan berkurang sebesar depresiasi dan aomortisasi yang dibebankan.
Depresiasi dan amortisasi adalah biaya tidak tunai kerena depresiasi dan amortisasi
tidak memerlukan pengeluaran kas. Dianggap sebagai sumber dana untuk
menghitung sumber dana atau aliran kas masuk (proceeds) dengan cara
menambahkan kembali nilai depresiasi dan amortisasi ke laba akuntansi (suwardjono,
1989 : 349).
Hadi dalam Alfioza (2006:136) laba tunai adalah akuntansi setelah di tambah
dengan beban-beban non kas dalam hal ini; beban penyusutan dan amortisasi.
Sehingga laba tunai dapat dihitung dengan rumus :
Laba tunai = Laba akuntansi + beban non kas
D. Saham
1. Pengertian saham
Saham adalah sebuah surat berharga keuangan yang diterbitkan oleh suatu
oerusahaan sebgai alat untuk meningkatkan modal jangka panjang. Para pembeli
saham membayar uang pada perusahaan dan mereka menerima sebuah sertifikat
saham sebagai tanda bukti kepemilikan mereka atas saham-saham dan kepemilikan
mereka dicatat dalam daftar saham perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah
perusahaan merupakan pemilik-pemelik yang disahkan secara hukum dan berhak
untuk memperoleh bagian laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk deviden.
14
Sebagai surat berharga yang ditransaksikan di pasar modal ,harga saham
selalu berfluktuasi, naik dan turun dari waktu ke waktu.Fluktuasi harga saham
tersebut tergangtung pada kekuatan permintaan dan penawaran .Apabila suatu saham
mengalami kelebihan permintaan, harga akan cenderung naik.Sebaliknya, jika terjadi
kelebihan penawaran, harga saham akan cenderung turun.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga yang
menunjukkan kepemilikan seseorang atas lembaga atau badan hukum terhadap suatu
perusahaan yang sah secara hukum.
Jenis-Jenis Saham
Perdangangan saham dikenal beberapa jenis saham.Menurut Ahmad
(2004:27) saham dibagi menjadi 2 (dua) jenis,yaitu :
a. Menurut cara Peralihannya
Dilihat dari cara peralihannya,saham dibagi menjadi :
1) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks).
Saham atas unjuk saham yang tidak dituliskan identitas kepemilikannya
sehingga pemilik saham tersebut mudah untuk memindahkannya kepada orang
lain.Untuk itu siapa saja yang memegang atau memiliki sertifikat saham atas
unjuk ,maka ia secara hukum sah dianggap sebagai pemilik serta berhak untuk
ikut hadir dan mengeluarkan suara dalam rapat pemegang saham.
2) Saham Atas Nama (Registered Stock)
Saham atas nama yaitu saham yang ditulis dengan jelas siapa nama
pemiliknya.Dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu yaitu
15
dengan dokumen peralihan,lalu nama pemiliknya di catat dalam buku
perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika sertifikat
saham ini hilang, pemilik dapat menerima pergantian karena nama sudah ada
dalam buku perusahaan.
b. Menurut Hak Tagihannya.
Ditinjau dari hak tagihannya saham dibedakan menjadi :
1). Saham Biasa ( Common Stock)
Saham biasa merupakan surat berharga yang paling banyak dan luas
pandangannya.Pemegang surat berharga ini memiliki hak suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) dan disamping memeperoleh pembagian
keuntungan (Deviden) dari perusahaan juga kemungkinan adanya keuntungan
atas kenaikan modal( nilai) surat berharga tersebut atau disebut Capital
gain.Saham biasa membawa resiko terbesar karena pemegang sahanm biasa
menerima deviden saham preferen dibayar.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI:2007),saham biasa adalah instrument ekuitas
yang memeliki hak sisa atas kekayaan (residu) setelah hak instrumen-instrumen
ekuitas lainnya.
Jenis-jenis Saham Biasa antara lain:
a. Saham Unggulan (Blue Chips)
Saham yang diterbitkan perusahaan besar ,yang telah memperlihatkan
kemampuan dalam memperoleh keuntungan dan pembayaran deviden.
1). Growth Stocks
16
Yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang laba dan pangan pasarnya
mengalami perkembangan.
2). Emerging Growth Stocks
Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relative lebih kecil tapi
mempunyai daya tahan yang terkuat dalam kondisi ekonomi yang kurang baik.
3). Income Stocks
Yaitu saham yang membayar deviden melebihi jumlah rata-rata pendapatan.
4). Cylical Stocks
Yaitu saham perusahaan yang mempunyai keuntungan berfuktuasi dan sangan
dipengaruhi oleh siklus usaha.
5). Defensive Stocks
Yaitu saham perusahaan yang dapat bertahan dan tetap stabil dari periode atau
kondisi yang tidak tertentu.
6). Speculative Stocks
Pada prinsipnya semua saha yang diperdagangkan adalah saham
spekulatif,karena pada waktu membeli tidak ada kepastian keuntungan yang
didapat.
b. Saham Preferen (Prefferen Stocks)
Saham Preferen sering juga disebut saham istimewa,karena saham preferen
mendapatkan prioritas dalam pembagian deviden sebelum pembagian deviden
saham biasa. Jika perusahaan dilikuidasi,pemegang saham preferen juga
mendapat prioritas klaim atas asset perusahaan setelah kewajiban kepada
17
pemegang obligasi dan kreditor lainnya dipenuhi dan sebelum klaim oleh
pemegang saham biasa.
Terdapat 3( tiga) jenis saham preferen ,yaitu:
1). Saham Preferen Komulatif
Jika emiten tidak membyar deviden maka akan di perhitungkan pada tahun
barikutnya dan memiliki hak lebih dahulu daripada saham biasa.
2). Saham Preferen Non-Komulatif
Pemegang saham preferen non komulatif mendapatkan prioritas tertentu
,tetapi tidak diperhitungkan pada pembagian deviden tahun berikutnya.
3). Saham Preferen Partisipasi
Disamping saham biasa,pemegangnya berhak atas deviden ekstra yang
dibayarkan perusahaan emisi.Terdapat 3(tiga) jenis saham prefren yaitu Untuk
menarik minat investor terhadap saham preferen dan untuk memberikan beberapa
alternatif yang menguntungkan baik bagi investor atau bagi perusahaan yang
mengeluarkan saham preferen,beberapa macam saham preferen teleh terbentuk.
Macam dari saham pereferen ini diantaranya adalah saham preferen yang
dapat dikonversikan ke saham biasa (Convertible preferren stocks), saham preferen
yang dapat ditebus (Callable preferren stocks),dan saham prefren dengan tingkat
deviden yang mengambang (Floating atau Adjustable-rate prefrren stocks).
a. Convertible preferren stocks (Saham Biasa)
Untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa ,beberapa saham
preferen menambah bentuk dalamnya yang memungkinkan pemegangnya untuk
18
menukar saham ini dengan saham baiasa dengan rasio penukaran yang sudah
ditentukan .
b. Callable preferren stocks (Saham Prefren)
Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak kepada perusahaan
yang mengeluarkan saham untuk membeli kembali saham ini dari pemegang
saham pada tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai tertentu.Harga
tembusan ini basanya lebih tinggi dari nilai nominalnya.
c. Floating atau Adjustable-rate prefrren stocks (Saham Prefren dengan tingkat
deviden yang mengambang)
Saham preferen ini merupakan saham inovasi baru di Amerika yang dekenalkan
pada tahun 1982.Saham preferen ini tidak membayar deviden secara
tetap,tetapi tingkat deviden tergantung dari tingkat return dan sekuritas
Treasure Bill.Saham preferen tipe baru ini cukup populer sebagai investasi
jangka pendek untuk investor yang mempunyai kelebihan kas.
2. Pengertian Harga Saham
Persoalan mendasar bagi setiap investor di pasar modal adalah bagaimana
menentukan harga saham yang seharusnya serta melakukan peramalan (forecasting)
terhadap perubahan harga saham pada masa yang akan datang sehingga dapat
dijadikan dasar untuk melakukan investasi. Ada beberapa konsep dasar nilai atau
harga saham yang akan dibahas disini, yaitu nilai buku per lembar saham, harga
pasar, harga teoritis / intrinsic value, dan harga nominal. Nilai buku persaham adalah
nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar.
19
Kekayaan bersih ekonomis merupakan selisih total aktiva dengan total kewajiban.
Harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Harga teoritis
adalah harga saham yang seharusnya terjadi, sedangkan harga nominal adalah harga
yang tercantum pada saham biasa.
E. Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menurut
Brigham dan Capeland (1997) dalam peenelitian Hernawati dan Setyaningsih (2007)
adalah :
a. Proyeksi Laba saham
Yang dimaksud dengan proyeksi persaham adalah nilai Earning Per Share (EPS)
yang nilai diperoleh dengan membagi jumlah laba yang deperoleh perusahaan
dengan jumlah saham yag beredar.
b. Saat diperolehnya laba
Saat diperolehnya laba sangat menentukan harga saham.Hal ini dikarenakan bila
suatu saham memperoleh laba.
c. Tingkat resiko dengan proyeksi laba
Apabila tingkat resiko terhadap laba yang akan didapat di masa yang mendatang
bernilai kecil,maka hal ini akan memberikan nilai positif terhadap kenaikan harga
saham.Namun jika resiko tidak sebanding dengan laba yang diharapakan
diperoleh dimasa yang akan datang,maka hal ini mengakibatkan penurunan nilai
saham di pasar saham.
20
d. Promosi hutang perusahaan terhadap ekuitas
Apabila promosi hutang perusahaan terhadap ekuitas atau nilai Debt to Eguity
Ratio (DER) adalah kecil, maka ini berarti bahwa peruhaan memiliki
kemampuan unutk membayar hutang.
e. Kebijkan pembagian deviden
Secara umum deviden menggambarkan arus keluar kas perusahaan dengan posisi
likuiditas yang lebih kuat mempunyai kemampuan lebih besar untuk membayar
deviden tunai tetapi untuk mlindungi perusahaan terhadap hal-hal yang tidak
pasti demasa depan,beberpa perusahaan yang memperoleh laba tidak membayar
deviden.
f. Kendala Eksternal seperti tingkat perekonomian pada umumnya,pajak bursa
saham.Apabila kegiatan perekonomian dalam kondisi yang baik ,mmaka hal ini
akan membantu meningkatkan haraga pasar saham,namun jika kondisi kegiatan
perekonomian tidak baik,akan mengakibatkan penurunan harga pasar saham.
Melakukan investasi dipasar modal ,investor harus benar-benar menyadari
bahwa disamping akan memperoleh keuntungan tapi juaga tidak menutupi adanya
kerugian yang akan dialami.Kerugian atau keuntungan tersebut sangat dipengaruhi
oleh kemapuan investor dalam menganalisis keadaan harga saham dan kemungkinan
naik turungnya arga saham tersebut.
Tingkat rendahnya haraga saham merupakan penilaian asset sesaat
dipengaruhi oleh banyak factor.Namun jika dikaji lebih teliti,factor penyebab
penurunangarha pasar saham dan latar belakang fluktuasi harga pasar saham di burasa
21
efek Jakarta,maka penyebabnya dapat dibedakan menjadi Faktor Internal dan faktor
eksternal.
a. Faktor Internal
Terdiri dari pendapatan perusahaan,deviden yang dibagikan ,arus kas
perusahaan ,perubahan mendasar dalam industri atau perusahaan dalam
perilaku investasi.
b. Faktor Eksternal
Terdiri dari tingkat suku bunga,kebijakan moniter dan fiscal,situasi
perekonomian,dan situasi bisnis internasional.
Bersdasarkan berita uang dterbitkan internet disebutkan bahwa ada dua faktor
yang mempengaruhi pergerakan harga saham ,yaitu faktor fundamental.,dan
faketor tehnikal
a. Faktor Fundamental
Faktor fundamental,yang dijadikan dasar pemikiran harga saham sesungguhnya
adalah faktor-faktor seperti laporan keuangan ,corporate action (pembagian
laba,eksapansi usaha,kerjasama usaha,dll).Dan perkembangan ekonomi
makro,politik,social,dan lain-lain yang dianggap penting dan berpengaruh
terhadap kenerja perusahaan.
b. Faktor Teknikal
Faktor teknikal, yang dijadikan dasar untuk penagmbilan keputusan membeli
atau menjual adalah volume perdagangan saham dan harga saham di masa lalu
22
atau sebelumnya yang akan memberikan gambaran mengenai harga saham
dimasa yang akan datang.
Berdasarkan penjelasan diatas tersebut ,disebutkan bahwa pergerakan saham
dalam kenyataannya akan dipengaruhi oleh faktor fundamental dan faktor teknikal
yang telah dijelaskan diatas.Dalam jangkaa pendek ,biasanya faktor teknikal akan
mempengaruhi turun naiknya harga saham,sementara dalam jangkan panjang
biasanya faktor faktor fundamental yang sesunggguhnya menentukan harga
saham.
F. Penelitian terdahulu
Tabel 1 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian yang menguji pengaruh laba akuntansi dan laba tunai
terhadap harga saham. telah banyak dilakukan oleh penelitian terdahulu yang
berkaitan dalam penelitian ini.
NO Nama/ Tahun Judul Persamaan Perbedaan Hasil
1. Alfioza
(2010)
Pengaruh
laba
akuntansi dan
laba tunai
terhadap
deviden kas
pada
perusahaan
pertambanga
n yang
terdaftar di
bursa efek
Indonesia
Menggunakan
laba akuntansi
dan laba tunai
Menggunakan
deviden kas
Terdapat pengaruh yang
signifikan antara laba akuntansi
terhadap deviden kaspada
perusahaan pertambangan di bursa
efak Indonesia tahun 2008-2010
yang ditunjukkan oleh nilai
signifikansi 0,007, hal ini
disebabkan karena 0.007 lebih
kecil dari (0,05). Dan terdapat pengaruh yang signifikan antara
laba tuani terhadap deviden kas,
di tunjukkan oleh nilai
signifikansi 0,006. Karena 0,006
lebih kecil dari (0,05)
23
2. Iswadi dan
Yunina
(2006)
Pengaruh
laba
akuntansi,
financial
leverage, dan
tingkat inflasi
terhadap
harga saham
(studi pada
saham LQ 45
Di bursa efek
indonesia)
Menggunakan
laba akuntansi
dan harga
saham
Financial
leverage dan
tingkat inflasi
Laba akuntansi, financial
leverage, dan tingkat inflasi secara
bersama-sama berpengaruh
terhadap harga saham. Hasil ini
menunujukkan bahwa investor
responsif terhadap laba akuntansi,
financial leverage, dan tingkat
inflasi dalam mengambil
keputusan investasi dalam bentuk
saham di pasar modal. Investor
respontif terhadap ketiga variabel
ini kerena variabel-variabel ini
dapat menggambarkan earning
yang diperoleh dan resiko yang
dihadapi oleh investor.
3. Azilia yocely
dan Yulius
jogi
christiawan
(2012)
Analisi
pengaruh
perubahan
arus kas dan
laba
akuntansi
terhadap
return saham
pada
perusahaan
berkapitalisas
i besar
Menggunakan
laba akuntansi
Penelitian
perubahan
arus kas dan
terhadap
return saham
Informasi perubahan arus kas di
ketiga komponen terbukti tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap retrun saham. Sedangkan
informasi laba akuntansi terbukti
berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham. Hal ini
menunjukkan bahwa informasi
laba akuntansi lebih memiliki
makna bagi investor dibanding
dengan informasi arus kas.
4. Dini wahyuni
(2011)
Analisi
pengaruh
antara laba
akuntansi dan
laba tunai
terhadap
dividen kas
pada
perusahaan
yang go
publik yang
terdaftar di
bursa efek
indonesia
Menggunakan
laba akuntansi
dan laba tunai
Penelitian
menggunaka
n dividen kas
Ada pengaruh signifikan laba
akuntansi dan laba tunai terhadap
deviden kas karena tingkat
signifikannya besar 0.000 < 0.05.
hal ini terjadi karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja dan
mampu memperoleh laba setiap
tahunnya memungkinkan para
investor akan melakukan investasi
pada perusahaan.
24
Berdasarkan penelitan tersebut, peneliti akan menguji kemampuan penerapan laba
akuntansi dan laba tunai terhadap harga saham.
Gambar 1 :
Berdasarkan gambar diatas Pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap harga
saham
G. Hipotesis
Hipotesis dirumuskan untuk menguji pengaruh laba akuntansi dan laba tunai
terhadap harga saham. Hipotesis alternatif (Ha) yang diusulkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Ha1 : Laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Ha2 : Laba tunai berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Ha3 : Laba akuntansi dan laba tuani berpengaruh signifikan terhadap harga
saham
Laba akuntansi
X1 Harga saham
Y
Laba tunai
X2
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini lakukan dibursa efek Indonesia melalui kantor kuasa
perwakilannya di Makassar yaitu Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Makassar
yang berlokasi di ruko alfa Jl.A.P.Petterani Makassar 90231, Sulawesi Selatan.
B. Metode Pengumpulan Data
Dokumentasi yaitu merupakan suatu metode pengumpulan suatu
metode pengumpulan data dengan menelaah dan mengkaji dokumen-dokumen
yang dipublikasikan perusahaan. Studi dokumentsi dilakukan dengan
mengumpulkan seluruh data sekunder dari ICMD, website www.idx.co.id,
perpustakaan, literature.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data :
Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan Penelitian
Kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,
teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dan mempunyai kelelasan unsur.
26
2. Sumber Data :
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan
dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Data sekunder diperoleh melalui : studi kepustakaan.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam
kelompok Food and Beverages yang telah go public dan sahamnya terdaftar di BEI
daritahun 2010 sampai dengan 2012. Alasan pemilihan sektor manufaktur karena
sektor ini memiliki jumlah yang besar daripada sektor lain yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta, sehingga dalam penelitan ini dapat diambil sampel yang mencukupi
untuk dilakukan uji penelitian. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan adalah
metode purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan tujuan - tujuan atau
pertimbangan tertentu.
Beberapa kriteria dalam pemilihan sampel yang dipakai dalam penelitian ini
adalah :
a. Perusahaan go public dalam Sektor minuman dan makanan yang telah tercatat
sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).
b. Perusahaan mengeluarkan Laporan keuangan tahunan setiap tahun dan juga
terdaftar selama periode 2010 2012.
Sampel perusahaan yang digunakan dari tahun 2010-2012 terpilih 11
perusahaan.
27
Tabel 1 : Daftar sampel perusahaan manufaktur pada BEI
No Kode Perusahaan
1 DLTA Delta Djakarta Tbk
2 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
3 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
4 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
5 MYOR Mayor Indah Tbk
6 ULTJ Ultra Jaya Industry & Tranding Tbk
7 STTP Sintara Top Tbk
8 SKLT Sekar Laut Tbk
9 CEKA Cahaya Kalbar Tbk
10 ROTI Nippon Indosari Carpindo Tbk
11 AISA Tiga Pilar Sejahtera Tbk
Sumber : www.idx.co.id
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini perlu diketahui definisi operasional dan pengukurannya dari
tiap-tiap variabel untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran yang berbeda.
Definisi operasional dan pengukuran variabel tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2 : Definisi Operasional dan pengukuran Variabel
Variabel Dimensi Definisi Indakator Skala
Independen
(X)
Laba
akuntansi
Mendefinisikan laba
sebagai pendapatan
dikurangi biaya
merupakan
pendefinisian secara
struktural atau sintatik
karena laba tidak
didefinisika secara
terpisah dari pengertian
pendapatan dan biaya .
pengertian laba yang
dianut oleh struktur
akuntansi sekarang ini
adalalah laba yang
Hasil
penjualan,
harga pokok
penjualan,
biaya operasi
perusahaan
Rasio
28
merupakan selisih
pengukuran pendapatan
dan biaya secara akrual.
(Suwardjono, 2009 :
445)
Laba tunai Laba tunai adalah laba
akuntansi setelah di
perhitungkan dengan
beban-beban non kas
seperti beban amortisasi,
beban penyusutan,
penjualan kredit, beban
gaji, beban pajak, dan
beban bunga yang belum
dibayar, serta pembelian
kredit. (Evan 2003:199)
Laba
akuntansi ,
beban non
kas
Rasio
Dependen
(Y)
Harga
saham
Harga pasar saham
merupakan harga pada
pasar riil, dan
merupakan harga yang
paling mudah ditentukan
karena merupakan harga
dari sesuatu saham pada
pasar yang sedang
berlangsung atau jika
ditutup, maka harga
pasar adalah harga
penutupannya. (Pandji
Anoraga dan Piji Pakari
2003:59)
Harga pasar
saham
Rasio
F. Metode Analisis Data
Untuk menguji hipotesis maka metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis regresi linear berganda, dengan menggunakan
program SPSS sebagai alat untuk menguji data tersebut.
29
1. Uji asumsi klasik
a. Uji Normalitas
Digunakan untuk mengujiapakah sampel didistribusikan secara normal.
Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji one sampel
kolmogrov-smirnow test yang digunakan untuk mengetahui apakah tingkat
signifikan data berdistribusi normal. Jika tingkat signifikansi berada diatas
0,05, maka data berdistribusi normal. Sebaliknya jika tingkat signifikansi
berada dibawah 0,05, maka dikatakan berdistribusi tidak normal.
b. Uji Multikolinearita
Penguji Multikolinearitas menggunakan IVarians Inflation factor (VIF).
Apabila variabel independen (bebas) memiliki angka VIF sekitar angka 10
dan nilai tolerance mendekati angka 10% maka dapat dikatakan bahwa
variabel independen tidak memiliki multikolinearitas dengan variabel lain.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi terjadi ketidak
samaan varian dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap. Jika
terjadi varian berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi ini yang
baik adalah terjadi Heteroskedastisitas.
2. Regresi Linear Berganda
30
Metode analisis yamg digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear
berganda. Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana
dan bagaimana laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap harga saham.
Sebagai Analisis tambahan akan dilengkapi dengan analisis korelasi, analisis
korelasi digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara variabel satu dengan
variable yang lain dalam penelitian.
Model umum analisis regresi tersebut adalah sebagai berikut (Gurajati : 1995)
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Ket:
Y = Variabel Dependen (Harga Saham)
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi Laba Akuntansi
b2 = Koefisien regresi Laba Tunai
X1 = Laba Akuntansi
X2 = Laba Tunai
e = Eror
Selanjutnya, akan menunjukkan reaksi investor terhadap masing-masing laba
akuntansi melalui besaran koefisien respon laba, sehingga akan nampak perbedaan
kekuatan hubungan masing-masing laba akuntansi terhadap harga saham, maka
dilakukan uji t dengan menggunakan taraf signifikan 5 % (=0,05). Uji signifikan
koefisien dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan antara t hitung dan t
tabel atau dengan melihat nilai signifikansinya ( Sig). Pada tabel coefficients hasil
31
regresi. Jika t hitung > t tabel atau nilai Sig < taraf signifikan 5 %, maka
disimpulkan koefisien regresi laba tersebut signifikan terhadap harga saham.
3. Uji T-statistik ( Parsial )
Uji ini di gunakan untuk mengetahui apakah variable independen (X)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Signifikan
berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku populasi. Tingkat signifikan
yang di gunakan 0,05 atau 5%.
4. Uji F ( Simultan )
Menurut Ghozali (2009) uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan significan celevel 0,05(=5%).
32
BAB IV
GAMBARAM UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia (BEI)
Sejarah Bursa Efek Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Belanda di
Indonesia telah dimulai sejak tahun 1912, namun kemudian ditutup karena
Perang Dunia I. Pada tahun 1977, bursa dibuka kembali dan dikembangkan
menjadi bursa modal yang modern dengan menerapkan Jakarta Automoted
Trading Systems (JATS) yang terintegrasi dengan sistem kliring dan
penyelesaian, serta depositori saham yang dimiliki oleh PT. Kustodian
Depositori Efek Indonesia (KDEI). Dengan mengenai Harga Saham Gabungan
(IHSG).
Perdagangan surat berharga dimulai di Pasar Modal Indonesia sejak 3 Juni
1952. Namun tonggak paling besar terjadi pada 10 Agustus 1977, yang dikenal
sebagai kebangkitan Pasar Modal Indonesia. Setelah Bursa Efek Jakarta
dipisahkan dari Institusi Bapepam tahun 1992 dan diswastakan, mulailah pasar
modal mengalami pertumbuhan yang sangat pesar. Pasar modal tumbuh pesat
periode 1992 1997. Krisis di Asia Tenggara tahun 1977 membuat pasar modal
jatuh. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun ke posisi paling rendah.
Bagaimanapun, masalah pasar modal tidak lepas dari arus investasi yang akan
menentukan pertumbuhan ekonomi sebuah kawasan, tidak terkecuali Indonesia
dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya.
33
1. Era Sebelum Tahun 1976
Kegiatan jual beli dan obligasi di Indonesia sebenarnya telah dimulai pada abad
ke-19, yaitu dengan berdirinya cabang Bursa Efek Vereniging Voor de Effectenhandel
di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912. Kegiatan usaha bursa pada saat itu adalah
memperdagangkan saham dan obligasi perusahaan-perusahaan perkebunan Belanda
yang beroperasi di Indonesia. Obligasi Pemerintah Kotapraja dan sertifikat saham
perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh Kantor Administrasi di
Belanda. Selain cabang di Batavia, selanjutnya diikuti dengan pembukuan cabang
Semarang dan Surabaya. Sejak terjadi Perang Dunia Ke-2, Pemerintah Hindia
Belanda menutup ketiga bursa tersebut pada tanggal 17 Mei 1940 dan mengharuskan
semua efek disimpan pada bank yang telah ditunjuk.
Pasar modal di Indonesia mulai aktif kembali pada saat Pemerintah RI
mengeluarkan obligasi pemerintah dan mendirikan bursa efek di Jakarta, yaitu pada
tanggal 31 Juni 1952. Keadaan ekonomi dan politik yang sedang bergejolak pada saat
itu telah menyebabkan perkembangan bursa berjalan sangat lambat yang
diindikasikan oleh rendahnya nilai nominal saham dan obligasi, sehingga tidak
menarik bagi investor.
2. Era Orde Baru
Bursa Efek Jakarta diaktifkan kembali pada tanggal 10 Agustus 1977 pada masa
orde baru sebagai hasil dari Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976. Keputusan ini
34
menetapkan pendirian Badan Pembina Pasar Modal, pembentukan Badan Pelaksana
Pasar Modal (Bapepam) dan PT. Danareksa. PT. Semen Cibinong merupakan
perusahaan pertama yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Jakarta. Periode ini juga
disebut periode tidur panjang, karena sampai dengan tahun 1988 hanya 24 perusahaan
yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Selama tahun 1988 sampai dengan tahun 1990, jumlah perusahaan yang terdapat
di Bursa Efek Jakarta meningkat menjadi 127 perusahaan. Kemudian pada tahun
1966 jumlah perusahaan meningkat menjadi 238. Pada periode ini, terjadi Initial
Public Offering (IPO), yang menjadi peristiwa nasional. Periode ini juga dicatat
sebagai periode kebangkitan Bursa Efek Surabaya (BES) yang diaktifkan kembali
pada tanggal 16 Juni 1989. Semua sekuritas yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
secara otomatis juga diperdagangkan di Bursa Efek Surabaya.
Karena peningkatan kegiatan transaksi dirasakan sudah melebihi kapasitas
manual, Bursa Efek Jakarta memutuskan untuk mengotomatisasi kegiatan transaksi di
bursa. Sistem otomatis yang diterapkan di Bursa Efek Jakarta diberi nama Jakarta
Automated Trade Syste (JATS) dan mulai beroperasi pada tanggal 22 Mei 1995. Dan
pada tanggl 19 September 1996 di Bursa Efek Surabaya jug diterapkan sistem
otomatis, yang disebut Surabaya Market Information and Automated Remote Trading
(S-MART). Sistem S-MART ini diintegrasikan dengan sistem JATS dan sistem
KDEI (Kliring Deposit Efek Indonesia) untuk penyelesaian transaksi.
35
3. Era Krisis Moneter Sampai Dengan Sekarang
Periode ini adalah ketika Indonesia dilanda krisis moneter. Krisis yang terjadi
dimulai dari penurunan nilai mata uang negara-negara Asia, termasuk Indonesia,
terhadap dolar Amerika Serikat. Tahun 2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat
(scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia. Sedangkan tahun
2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).
Kemudian pada tahun 2007 terjadi penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Perusahaan Manufaktur
1. Definisi Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan
produk. Sebuah perusahaan bisa dikatakan perusahaan manufaktur apabila ada tahan
input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu produk.
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan
suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk
dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi
dan integrasi komponen-komponen suatu produk. Beberapa industri, seperti produsen
semikonduktor dan baja juga menggunakan istilah fabrikasi atau pabrikasi. sektor
manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik.
36
2. Gambaran Umum Aktivitas Perusahaan Manufaktur
Karakteristik utama perusahaan manufaktur adalah mengolah sumber daya
menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Aktivitas perusahaan yang
tergolong dalam kelompok industri manufaktur mempunyai tiga kegiatan utama yaitu
(Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal, Pedoman Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, 2002):
a. Kegiatan utama untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku.
b. Kegiatan pengolahan atau pabrikasi atu perakitan atas bahan baku menjadi
bahan baji.
c. Kegiatan menyiimpan atau memasarkan barang jadi.
Ketiga kegiatan utama tersebut harus tercermin dalam laporan keuangan
perusahaan pada perusahaan industri manufaktur. Dari segi produk yang dihasilkan,
aktivitas industri manufaktur mencakup berbagai jenis usahan antara lain :
a. Aneka industri yang terdiri dari :
1) Mesin dan alat berat
2) Otomotif dan komponennya
3) Perakitan (assembling)
4) Tekstil dan Garmen
5) Sepatu dan alas kaki lain
6) Kabel
37
7) Barang Elektronika
b. Industri Barang Konsumsi :
1) Rokok
2) Farmasi
3) Kosmetika
c. Industri Dasar dan Kimia :
1) Semen
2) Keramik
3) Porselen
4) Kaca
5) Logam
6) Kimia
7) Plastik dan Kemasan
8) Pulp dan Kertas
38
C. STRUKTUR ORGANISASI
D. VISI DAN MISI
VISI
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
MISI
Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui
pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi
biaya serta penerapan good governance.
39
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Berdasarkan metode puposive sampling dan kriteria-kriteria pengambilan sampel
yang telah ditetapkan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk tahun
2010 2012, yang mempublikasikan laporan keuangan berturut-turut pada tahun
2010 2012, serta yang memiliki data mengenai laba akuntansi dan laba tunai, serta
data-data yang diperlukan untuk harga saham yang terdaftar di BEI tahun 2010
2012 terpilih 11 perusahaan sampel yang mewakili dalam tiga tahun berturut-turut
sehingga diperoleh sebanyak 11 x 3 periode, maka didapatkan sampel data sebanyak
33 data amatan. Selanjutnya data tersebut digunakan untuk analisis data dan
pengujian hipotesis. Identifikasi harga saham dalam penelitian ini.Sampel Perusahaan
Tabel 1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Pada BEI
No Kode Perusahaan
1 DLTA Delta Djakarta Tbk
2 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
3 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
4 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
5 MYOR Mayor Indah Tbk
6 ULTJ Ultra Jaya Industry & Tranding Tbk
7 STTP Sintara Top Tbk
8 SKLT Sekar Laut Tbk
9 CEKA Cahaya Kalbar Tbk
10 ROTI Nippon Indosari Carpindo Tbk
11 AISA Tiga Pilar Sejahtera Tbk
Sumber : www.idx.co.id
40
1. Hasil Analisis Data
a. Hasil Pengujian Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2006), statistik deskriptif dapat mendeskripsikan suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan
distribusi). Pengujian statistik deskriptif merupakan proses analisis yang
merupakan proses menyeleksi data (screening data), sehingga data yang akan
dianalisis memiliki distribusi normal. Deskripsi dari masing-masing variabel
penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 1 : Deskriptif Variabel Penelitian
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LnY 33 4.94 13.51 8.3764 2.31863
LnX1 33 17.47 27.78 23.7714 2.71961
LnX2 33 20.08 29.02 24.9559 2.70854
Valid N (listwise) 33
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Dari hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel di atas dapat diketahui :
1. Harga saham
harga saham memiliki nilai minimum sebesar 4.,49 dengan demikian
batas bawah nilai harga saham dalam penelitian ini adalah 4,94. harga saham
memiliki nilai maximum sebesar 13,51 dengan demikian batas atas nilai
harga saham dalam penelitian ini adalah 13,51. harga saham memiliki nilai
41
rata-rata sebesar 8.3764 dengan demikian rata-rata laba kotor dalam
penelitian ini adalah 8.3764. harga saham memiliki nilai standar
deviasi sebesar 2.31863 dengan demikian batas penyimpangan laba
kotor dalam penelitian ini adalah 2.31863 yang diperoleh dari perusahan
industri sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek
Indonesia tahun 2010 -2012
2. Laba akuntansi
Laba akuntansi memiliki nilai minimum sebesar 17,47 dengan demikian
batas bawah nilai laba operasi dalam penelitian ini adalah 17,47. Laba
akuntansi memiliki nilai maximum sebesar 27,78 dengan demikian batas
atas nilai laba operasi dalam penelitian ini adalah 27,78. Laba akuntansi
memiliki nilai rata-rata sebesar 23,7714 dengan demikian rata-rata laba
operasi dalam penelitian ini adalah 23,7714. Laba akuntansi memiliki
nilai standar deviasi sebesar 2,71961 dengan demikian batas
penyimpangan laba operasi dalam penelitian ini adalah 2,71961 yang
diperoleh dari perusahan industri sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2010 -2012
3. Laba Tunai
Laba tunai memiliki nilai minimum sebesar 20.08 dengan demikian
batas bawah nilai laba bersih dalam penelitian ini adalah 20,08 Laba tunai
memiliki nilai maximum sebesar 29,02 dengan demikian batas atas nilai
42
laba bersih dalam penelitian ini adalah 29,02.Laba tunai memiliki nilai
rata-rata sebesar 24.9559 dengan demikian rata-rata laba bersih dalam
penelitian ini adalah 24.9559.Laba tunai memiliki nilai standar
deviasi sebesar 2,70854dengan demikian batas penyimpangan laba
bersih dalam penelitian ini adalah 2,70854 yang diperoleh dari perusahan
industri sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek
Indonesia tahun 2010 -2012.
B. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi sederhana yang digunakan.
Pengujiannya ini diantaranya :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel
variabel memiliki distribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan kompeterisasi aplikasi software SPSS versi 17.0.
Secara rinci, hasil penelitian menghasilkan analisis regresi linear yang dapat dilihat
pada grafik 1 berikut:
43
Gambar 1 : Grafik Normal P-P Plot
Sumber : Data sekunder yang di olah
Menurut Singgih Santoso (2005) bahwa jika residual berasal dari distribusi
normal, maka nialai- nilai sebaran data akan terletak disekitar garis lurus. Terlihat
pada grafik 2.2 diatas sebaran data tersebar disekeliling garis lurus atau jauh dari
lurus. Maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data tersebut diatas adalah normal,
dengan demikian syarat untuk pengujian statistik dapat diterima.
b. Uji Multikolinearitas
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk uji Multikolinearitas
adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF),
dari hasil analisis dengan menggunkan SPSS. Apabila nilai tolerance lebih
kecil dari 0,1 atau VIF lebih tinggi dari 10 maka dapat disimpulkan tidak
terjadi Multikolinearitas. Uji Multikolinearitas dapat dilihat pada tabel .3
berikut :
44
Tabel 3 : Uji Multikolinearitas
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel .3 diatas , dapat disimpulkan nilai tolerance lebih tinggi
0,01 dan niali VIF besar dari 10 sehingga model regresi yang digunakan tidak
memenuhi syarat asumsi klasik yaitu terjadi Multikolinearitas.
c. Uji Heterosdikedastitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel tidak bebas (ZPRED) dengan
residualnya (SRESID).
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
LnX1 .254 3.932
LnX2 .254 3.932
45
Dasar analisisnya sebagai berikut :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Grafik scatter plot ini dapat ditunjukkan pada gambar 2 berikut :
Gambar 2 : Hasil Uji Heteroskedestitas
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Gambar uji scatter plot di atas menjelaskan data sampel tersebar secara acak
dan tidak membentuk suatu pola tertentu.data tersebar baik berada di atas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terdapat
heteroskedastisitas dalam regresi yang digunakan.
46
B. Pengujian Hipotesis
1. Metode regresi liniear berganda
Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara keseluruhan
menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik, menguji hipotesis digunakan
untuk mengetahui pengaruh variabel independen laba akuntansi (X1) dan laba tunai
(X2) terhadap variabel dependen Harga saham (Y). Hubungan antara variabel dapat
digambarkan dengan persamaan regresi berganda. Secara statistik dapat diukur dari
nilai koefisien determinasi, nilai statistik f, dan nilai statistik t.
Tabel 4 : Hasil uji parameter individual (Uji statistik T)
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014
Y = -5.699 + 1. 113 laba akuntansi 597 laba tunai + e
Dari persamaan regresi di atas maka dapat disimpulkan bahwa interpretasi
dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
= -5,699 menunjukkan bahwa nilai kostanta negatif menendakan bahwa
harga saham yang dihitung dengan persamaan regresi akan lebih kecil yang
diharapkan. Kostanta tersebut menyebutkan bahwa apabila variabel lain laba
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -5.699 3.334 -1.709 .098
LnX1 1.113 .207 1.306 5.366 .000
LnX2 -.597 .099 -1.466 -6.023 .000
47
akuntansi dan laba tunai di anggap tetap atau nol, Maka konstanta akan
dapat menurun harga saham.
1= 1.113 nilai menunjukan bahwa setiap kenaikan laba akuntansi sebasar
satu poin , maka akan menyebabkan kenaikan harga saham
2= 597 Nilai ini dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan pada lana
tunai sebesar satu poin, maka akan menyebabkan peneurunan harga saham
1.Uji Parsial (Uji T)
Uji T dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas
dalam model regresi berpengaruh secara individu terhadap variabel terikat.
Untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak adalah dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel dan nilai signifikansinya dalam
penelitian ini mengggunakan signifikansi 0,05. Hasil uji parsial (Uji T)
dapat dilihat pada tabel 4. Hasil pengujian signifikan variabel bebas secara
parsial adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis 1 (Ha1) Laba Akuntansi
Dari tabel tersebut dapat di ketahui bahwa laba akuntansi (H1)
mempunyai t hitung sebesar 5.366 dengan probabilitas signifikansi
adalah 0,000 hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikansi
dibawah 0,05 hal ini dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi
48
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Maka hipotesis 1
diterima
2. Hipotesis 2 (Ha2) Laba Tunai
Laba tunai mempunyai t hitung sebesar -6,023 dengan probabilitas
signifikansi 0.000. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya dibawah 0,05. Hal ini dapat di simpulkan bahwa laba
tunai berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Maka
hipotesis 2 diterima
2. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Nilai koefesien determinan yang ditunjukan dengan nilai adjusted
RSquare. Nilai adjusted R-Square dari model regresi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas (independen) dalam
menerangkan variabel terikat (dependen)
Tabel 5 : Hasil Uji koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .740a .548 .518 1.60984 2.104
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014
Koefisien determinasi bertujuan untuk menguji tingkat keeratan atau
keterikatan antara variabel dependen dan variabel independen yang bisa dilihat
49
dari besarnya nilai koefisien determinasi (R2). Nilai R
2 (R-Square) yang kecil
berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu artinya variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi
variabel dependen (Ghozali, 2009).
Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien determinasi (adjusted R
Square) sebesar 0,548 atau 54,8%. Hal ini berarti 54,8% perubahan harga
saham dipengaruhi laba akuntansi dan laba tunai sedangkan sisanya, yaitu
45,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian.
3. Signifikasi Simultan (Uji Statistik f)
Dari hasil pengujian terhadap uji silmutan ANOVA atau F test seperti
yang yang di tampilkan pada tabel 7 dibawah ini diperoleh nilai F hitung
menunjukkan nilai sebesar 18,191 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai f
memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa laba
akuntansi dan laba tunai berpengaruh secara simultan terhadap harga saham
Tabel 6 : Hasil Uji Silmutan (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 94.286 2 47.143 18.191 .000a
Residual 77.748 30 2.592
Total 172.034 32
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014
50
Secara lebih tepat, nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel ini
dimana Fhitung > Ftabel maka secara simultan variabel-variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pada taraf = 0,05 dengan
derajat kebebasan pembimbilang/dfl (k) = 2 (jumlah variabel independen) dan
derajat kebebasan penyebut/df2 (n-k-1) = 33, diperoleh nilai Ftabel. Dengan
demikian, nilai Fhitung tersebut dapat diinterpretasikan bahwa variabel laba
akuntansi dan laba tunai secara bersama-sama mempengaruhi variabel harga
saham.
2. Pembahasan
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya harga
saham pada laporan keuangan dapat dijelaskan oleh kombinasi penggunaan
variabel laba akuntansi dan laba tunai bersama-sama.
Variabel laba akuntansi memperlihatkan hubungan yang positif terhadap
harga saham, sedangkan variabel laba tunai mempunyai pengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan. Pembahasan hasil penelitian dari masing-masing
variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaruh laba akuntansi terhadap harga saham
Hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini sesuai dengan
51
pendapat (Triono dan Hartono, 2000) laba akuntansi berpengaruh positif
terhadap harga saham dapat diterima.
Hasil penelitian Triyono dan Hartono (2000) yang menemukan bukti
bahwa laba akuntansi berpengaruh terhadap harga saham. ( Iswandi dan
Yunita.2006)
Berdasarkan analisis menunjukan bahwa secara laba akuntansi
memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham. Huungan positif
antara laba deangan harga saham dapat di artikan bahwa semakin tinggi nilai
laba akana menimbulkan reaksi positif dari pasar. Hubungan yang positif ini
dapat diartikan bahwa investor merspon positif terhadap perkembangan nilai
laba karena perusahaan yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan
laba, cenderung harga saham juga akan meningkat (Husnan dan Pudjastuti,
1998:134) maksudnya jika perusahaan memperoleh laba yang semakin
besar, maka perusahaan akan mampu membagikan deviden yang semakin
besar dan menghasilkan return saham yang tercermin dalam nilai saham
perusahaan tersebut. (Annisa Amalia Mulya, 2009)
Hasil ini sejalan dengan penelitian Iswadi dan Yunita (2006) yang
menujukan adanya pengaruh positif antara laba akuntansi dengan harga
saham. Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian dan Anissa Amalia
Mulya (2009) yang menyatakan bahwa laba akuntansi berpengaruh positif
terhadap harga saham.
52
2. Pengaruh Laba Tunai Terhadap Harga Saham
Hasil pengelohan data dapat disimpulkan bahwa laba tunai
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham hal ini tidak
sejalan dengan penelitian terdahulu (Alfioza:2010) yang menyatakan bahwa
laba tunai berpengaruh signifikan akan tetapi terdapat perbedaan dalam
pengaruh negatif.
Nilai laba akuntansi tinggi dibandingkan dengan nilai harga saham
karena beban non kas sebagian dari laba tunai, sehingga laba tunai
berpengaruh negatif dan signifikan. Jika laba perusahaan besar tetapi harga
saham menurun maka dipastikan perusahaan tidak membagikan devidennya
kepada pemegang saham melainkan menjadikannya sabagai laba ditahan.
Hal menunjukkan bahwa laba tunai menunjukkan posisi kas pada
suatu perusahaan. Posisi kas perushaan yang baik memberikan kesempatan
kepada laba tunai berpengaruh signifikan negatif hal disebabkan karena
semakin tinggi laba tunai maka harga saham akan turun atau rendah.
Faktor faktor yang mempengaruhi harga saham (Riyanti:2009) laba
per lembar saham, tingkat bunga, jumlah kas deviden yang diberikan, jumlah
laba yang didapat perusahaan dan tingkat resiko dan pengembalian.
3. Pengaruh Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil penelitian dapat di ketahui bahwa laba akuntansi
berpengaruh signifikan positif. Hasil ini sesuai dengan penelian terdahulu
53
Annisa Amelia Mulya (2009). Laba akuntansi berpengaruh positif
disebabkan karena semakin tinggi nilai laba akan menimbulkan reaksi positif
dari pasar, hubungan yang positif ini dapat diartikan bahwa investor
merespon positif terhadap perkembangan nilai laba karena perusahaan yang
memilki kemampuan untuk meningkatkan laba, cenderung harga sahamnya
juga akan meningkat (Husnan dan Pudjastuti, 1998:134).
Laba tunai berpengruh signifakan negatif terhadap harga saham. Hal
ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu (Alfioza:2010) penelitian
menemukan adanya pengaruh negatif antara laba tunai terhadap harga saham
hal ini disebabkan karena semakin tinggi laba tunai maka harga saham
semakin rendah. Jika laba perusahaan besar tetapi harga saham menurun
maka dipastikan perusahaan tidak membagikan devidennya kepada
pemegang saham melainkan menjadikannya sabagai laba ditahan.
54
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan penelitian tentang pengaruh laba akuntansi dan laba
tunai terhadap harga saham adalah sebagai berikut :
1. Laba akuntansi berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham, hal ini
terjadi karena semakin tinggi laba akuntansi maka cenderung harga saham
akan meningkat.
2. Laba tunai terpengaruh signifikan negatif terhadap harga saham, hal ini
terjadi karena semakin tinggi laba tunai maka cendurung harga saham akan
menurun.
3. Laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meningkat kinerjanya dan
mampu memperoleh laba setiap tahun.
B. SARAN
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2012. Untuk penelitian selanjutnya
disarankan beberapa hal sebagai berikut :
55
1. Bagi investor dan pihak berkepentingan lainnya, diharapkan untuk
memperhatikan laba akuntansi dan laba tunai sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan investasi di pasar modal.
2. Bagi peneliti selanjutnya perlu memperpanjang periode pengamatan,
karena semakin tinggi waktu pengamatan dari 3 tahun menjadi 4 sampai
5 tahun. semakin besar kesempatan untuk memberikan gambaran hasil
penelitian yang maksimal.
3. Penelitian ini hanya menggunakan 11 sampel dengan beberapa kriteria
yang ditentukan oleh peneliti, disarankan untk penelitian selanjutnya
memperbesar jumlah sampel.
4. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi dan
laba tunai terhadap harga saham tanpa memperhatikan perubahan
tersebut mengalami kenaikan atau penurunan, sebaiknya dilakukan
penelitian lanjutan pada perusahaan yang perubahannya mengalami
kenaikan atau penurunan agar dapat diketahui apakah investor hanya
merespon perusahaan yang mengalami peningkatan atau penurunan
aktivitas laba akuntansi dan laba tunai saja.
56
DAFTAR PUSTAKA
Alfioza. 2010. Pengaruh Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Terhadap Deviden Kas
Pada Perusahaan Pertamabangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Riau. Pekanbaru
Ariesanti Eva. 2008. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Saham ( Sensus Pada
Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta ).
Jurnal Akuntansi. 3(1). Fakultas Ekonomi. Universitas Siliwangi.
Tasikmalaya.
Belkaoui. Dini Wahyuni. 2011. Analisi Pengaruh Laba Akuntansi Dan Laba Tunai
Terhadap Deviden Kas. Jurnal Akuntansi. Universitas Putra Indonesia.
Padang
Harahap. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba
Empat.
Kieso, Donald E. Dan Jerry J. Weygandt. 2002. Akuntansi Intermediate. Jilid 1.
Jakarta ,Erlangga.
------------------------,2002. Akuntansi Intermediate, Edisi Keduabelas, Jilid 2, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Muqodium., Alfioza. 2010. Pengaruh Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Terhadap
Harga Saham. Jurnal Akuntansi Universitas Riau. Pekanbaru
Sukartaatmadja Iswandi. 2005. Pengaruh Arus Kas Operasi Dan Laba Akuntansi
Terhadap Tingkat Keuntungan Dan Likuiditas Saham Emiten Sektor
57
Keuangan Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ilmiah Ranggagading. 5(2). Oktober.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor.
Wahyuni, D. 2011. Analisi Pengaruh Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai
Terhadap Deviden Tunai Pada Perusahaan Yang Go Public Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Putra Indonesia.
Padang
Yocelyn, A., Christiawan,Y, G. 2012. Analisis Pengaruh Perubahan Arus Kas Dan
Laba Akuntansi Terhadap Return Saham Pada Perusahan Berkapitalisasi
Besar. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan. 14(12). November. Universitas
Kristen Perta. Surabaya
Www.Idx.Co.Id
58
LAMPIRAN
59
Laba Akuntansi dan Laba Tunai ( Tahun 2010)
Untuk Menghitung Laba Akuntansi dapat Menggunakan Rumus:
Untuk Menghitung Laba Akuntansi dapat Menggunakan Rumus:
No Nama Perusahaan Laba Akuntansi Laba Tunai
1 PT. Ultra Milk Industri = 1.880.411.473.916 (1.288.167.519.944 + 406.826.826.113 )
= 185.417.086.859
= 185.417.086.859 + 67,281,662,149
=252,698,749,008
2 PT. Siantar Top Tbk = 762.612.830.093 ( 629.682.082.530 + 91.187.059.165)
= 41.743.688.398
= 41.743.688.398 + 1,140,340,925
= 42,884,029,323
3 PT. Sekar Laut Tbk = 314.145.710.944 (252.082.911.939 + 56.337.786.802 )
= 5.725.012.203
= 5.725.012.203 + 4,130,339,507.00
= 9,855,351,710.00
4 PT. Nippon Indosari
Corpindo Tbk
= 612.192.357.641 -
(323.167.484.228 + 163.643.201.732 )
= 125.381.671.681
= 125.381.671.681 +
1,902,998,723.00
= 127,284,670,404.00
5 PT. Mayor Indah Tbk = 7.224.164.991.859 ( 5.517.178.681.917 + 933.051.178.914)
= 773.335.131.028
= 773.335.131.028 +
7,314,196,015.00
= 780,649,327,043.00
6 PT. Multi Bintang
Indonesia
= 1.709.164 ( 761.988 + 411.888 ) = 616.288
= 616.288 + 6,363.00
= 622,651.00
7 PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk
= 38.403.360 ( 25.916.354 + 6.020.948 ) = 6.466.058
= 6.466.058 + 133,239.00 = 6,599,297.00
8 PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk
= 17.960.120 ( 12.976.664 + 2.563.400 ) = 2.420.056
= 2.420.056 + 133,239.00
= 2,553,295.00
9 PT. Delta Djakarta Tbk = 1.205.482.258 ( 657.665.920 + 180.587.350 )
= 367.228.988
= 367.228.988 + 6,831,920.00
=374,060,908.00
10 PT. Cahaya Kalbar = 718.204.875.108 ( 634.746.201.685 + 37.027.484.270 )
= 46.431.189.153
= 46.431.189.153 + 118,183,470.00
= 46,549,372,623.00
11 PT.
Top Related